Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENGGUNAKAN

TANAMAN TYPHA LATIFOLIA DAN ECENG GONDOK DENGAN


METODE FITOREMEDIASI

Toto Heri Sungkowo1), Shinta Elystia2), Ivnaini Andesgur3)


1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2)Dosen Teknik Lingkungan
Laboratorium Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293
*Email : totoheris@gmail.com

ABSTRACT

Tahu industry is a domestic industry largely do not have sewage treatment units. Wastewater
of tahu industry if directly discharged into sewers or water bodies without prior treatment
can lead environmental pollution. This study aims to look at the ability of phytoremediation
system with a combination of plants Typha latifolia and eceng gondok to determine pollutant
removal efficiency parameters, there are: COD of the water eceng gondok plant weight
variation, and Hydraulic Loading Rate (HLR), in this study used a plastic tub the size of
50cm x 36cm x 31cm, the soil media with a thickness of 10cm, thickness 5cm media sand and
gravel media 5cm thick. Typha latifolia plant density of 1 g / cm2, the weight variation of the
water hyacinth plant (0.5 kg; 1 kg; and 1 kg), and variations HLR (500, 750 and 1000 L /
m2.hr). Optimal results were obtained in plants Typha latifolia 1 g / cm2, 1.5 kg heavy water
eceng gondok and HLR 500 L / m2.hari COD 200 mg / l with an efficiency of 92.42%.

Keywords: Eceng gondok, Hydraulic Loading Rate (HLR), Phytoremediation, Typha


latifolia, Wastewater tahu

1. PENDAHULUAN
Industri tahu banyak terdapat di Limbah cair yang dihasilkan jumlahnya
Indonesia dan kebanyakan menyatu dengan cukup banyak dan kebanyakan berasal dari air
pemukiman penduduk, sehingga muncul proses pencucian, perendaman serta
permasalahan dengan warga sekitar. Industri pembuangan cairan dari campuran padatan
tahu menghasilkan limbah cair yang dapat tahu dan cairan pada proses produksi.
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Limbah cair tersebut mengandung kadar
Kegiatan industri tahu di Indonesia chemical oxygen demand (COD) dan
didominasi oleh usaha-usaha skala kecil biological oxygen demand (BOD) yang
dengan modal yang terbatas, sehingga tinggi. Dampak dari limbah cair yang
sebagian besar industri tahu tidak memiliki langsung dibuang dapat menyebabkan
unit pengolahan limbah, dimana limbah cair timbulnya bau yang menyengat dan polusi
langsung dibuang ke selokan atau badan air air yang dapat menyebabkan kematian
tanpa pengolahan terlebih dahulu. Limbah ikan serta biota lainnya (Nugraha, 2011).
cair tahu mengandung zat organik yang Air limbah tahu memiliki kandungan
dapat menyebabkan pesatnya pertumbuhan BOD 5643-6870 mg/l, COD 6870-10.500
mikroba dalam air. Hal tersebut akan mg/l, P-Tot 80,5-82,6 mg/l jika
mengakibatkan kadar oksigen dalam air dibandingkan dengan PERMEN LH Nomor
menurun tajam. Limbah industri cair tahu 15 Tahun 2008 ‘Tentang baku mutu air
mengandung zat tersuspensi, sehingga limbah bagi usaha atau kegiatan pengolahan
mengakibatkan air menjadi kotor atau keruh kedelai’. Dengan batas kandungan BOD 100
(Subekti, 2011). mg/l, COD 300 mg/l maka perlu adanya

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


pengolahan limbah cair karena air limbah dihasilkan dapat dibuang ke perairan.
tahu sudah melampaui baku meutu yang Tujuan dari tugas akhir ini sebagai berikut:
telah ditetapkan (Alimsyah, 2013). 1. Menentukan efisiensi penyisihan
Ada beberapa proses yang sudah banyak parameter pencemar COD pada limbah
digunakan untuk mengolah limbah cair tahu cair industri tahu dengan metode
agar tidak mencemari lingkungan, antara fitoremediasi.
lain proses menggunakan reaktor aerob- 2. Mengetahui pengaruh faktor variasi
anaerob, biofilter aerob, dan fitoremediasi. berat tanaman dan variasi HLR
Pada penelitian ini penulis memilih proses terhadap efisiensi penyisihan parameter
fitoremediasi, dimana fitoremediasi pencemar.
(phytoremediation) merupakan suatu sistem
dimana tanaman tertentu yang bekerjasama 2. TINJAUAN PUSTAKA
dengan mikroorganisme dalam media Limbah industri tahu adalah limbah
(tanah, koral dan air) dapat mengubah zat yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu.
kontaminan (pencemar) menjadi kurang atau Limbah yang dihasilkan terdiri dari dua
tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang jenis, yaitu limbah padat dan cair. Limbah
berguna secara ekonomi. Fitoremediasi padat belum dirasakan dampaknya terhadap
memiliki keuntungan dibandingkan dengan lingkungan, karena limbah padat atau yang
proses lainnya yaitu murah dari segi biaya, sering kita sebut ampas tahu dapat diolah
pengoperasian dan perawatan lebih mudah, kembali menjadi oncom atau dapat
mempunyai efisiensi yang cukup tinggi, dimanfaatkan sebagai makanan ternak,
dapat menghilangkan logam-logam berat, seperti ayam, bebek, sapi, dan kambing.
serta dapat memberikan keuntungan yang Akan tetapi limbah cairlah yang merupakan
tidak langsung seperti mendukung fungsi bagian terbesar dan berpotensi untuk
ekologis. mencemari lingkungan. Sebagian besar
Industri tahu mampu menghasilkan ±700 limbah cair yang dihasilkan bersumber dari
kg/hari tahu dengan pemakaian air bersih cairan kental yang terpisah dari gumpalan
±6000 l/hari dan menghasilkan limbah cair tahu pada tahap proses peggumpalan dan
±4800 l/hari. Limbah cair diperoleh dari penyaringan yang disebut air dadih atau
beberapa proses, antara lain proses whey (Nurhasmawaty, 2008).
pencucian, proses perendaman, proses Karakteristik limbah cair industri tahu
penggumpalan, dan proses pengepressan. meliputi dua hal, yaitu karakteristik fisika
Pada proses penggumpalan dan dan kimia. Karakteristik Fisika meliputi
pengepressan menghasilkan buangan air padatan total, padatan tersuspensi, suhu,
limbah yang memiliki polutan tinggi. Untuk warna, dan bau. Karakteristik kimia meliputi
mengatasi limbah tersebut agar aman bahan organik, bahan anorganik dan gas.
dibuang ke lingkungan diperlukan suatu Suhu buangan industri tahu berasal dari
pengolahan limbah cair, agar nantinya dapat proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair
mengurangi beban limbah yang masuk ke tahu pada umumnya lebih tinggi dari air
dalam badan air. bakunya, yaitu 40°C sampai 46°C. Suhu
Pada penelitian pengolahan limbah cair yang meningkat di lingkungan perairan akan
industri tahu, penulis akan mempengaruhi kehidupan biologis,
mengkombinasikan tanaman Typha latifolia kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan
dan eceng gondok untuk mengolah limbah air, viskositas, dan tegangan permukaan.
cair inddustri tahu. Diharapkan dengan Sebagai usaha atau kegiatan pembuatan
adanya kombinasi tanaman Typha latifolia tahu yang berpotensi menimbulkan
dan eceng gondok mampu meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
efisiensi pengolahan dan konsentrasi hidup wajib melakukan upaya pencegahan
pencemar di bawah baku mutu yang pencemaran air dengan menetapkan baku
ditetapkan, sehingga limbah cair yang mutu limbahnya, maka diperlukan suatu

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


standar yang mengatur buangan limbah cair industri UD. Dika Putra yang beralamat di
dari usaha pabrik tahu. Adapun standar yang Jalan Sukajadi, Kubang Pekanbaru dan
mengatur buangan limbah cair industri tahu bahan pendukung seperti tanaman Typha
mengacu kepada Peraturan Menteri latifolia, eceng gondok, kerikil, pasir kasar,
Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 tanah.
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Dan/ Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai melakukan proses fitoremediasi ini adalah
dan, Peraturan Pemerintah Republik pemasangan serta pengkondisian reaktor.
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Alat utama yang digunakan dalam penelitian
Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian ini adalah sebuah reaktor yang terdiri dari
Pencemaran Air. sebuah bak berbahan plastik yang berukuran
Phyto asal kata Yunani “phyton” yang P x L x T = 50 cm x 36 cm x 31 cm. Berikut
berarti tumbuhan atau tanaman (plant), adalah peralatan yang digunakan dalam
remediation asal kata latin remediare (to pembuatan reaktor:
remedy) yaitu memperbaiki atau 1) Pipa pvc ½ inchi;
membersihkan sesuatu. Jadi fitoremediasi 2) Kran (Gate Valve);
(hytoremediation) merupakan suatu sistem 3) Ember plastik yang berfungsi sebagai
dimana tanaman tertentu yang bekerjasama bak influen 20 liter, dan effluen;
dengan micro-organisme dalam media Reaktor yang digunakan dalam
(tanah, koral dan air) dapat mengubah zat penelitian ini berjumlah 7 unit. Tiga unit
kontaminan (pencemar atau polutan) reaktor berisi tanaman Typha latifolia, tiga
menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan reaktor berisi tanaman eceng gondok dan 1
menjadi bahan yang berguna secara reaktor lagi sebagai (kontrol) dengan
ekonomi (Eka, 2010). menggunakan tanaman Typha latifolia.
Tanaman Typha latifolia dan eceng Reaktor ini menggunakan pola aliran
gondok ini banyak di jumpai disekitar lahan kontinu. Gambar rangkaian reaktor dapat
basah alami di Indonesia. Typha latifolia dilihat sebagai berikut.
dan eceng gondok mempunyai daya tahan
yang cukup kuat dan tidak mudah mati serta
mempunyai akar serabut yang sangat lebat
sehingga penyerapan terhadap bahan
pencemar terhadap unsur hara yang
dibutuhkan relative besar.
Hydraulic loading rate (HLR)
merupakan kecepatan aliran limbah didalam
reaktor pengolahan yang berbanding lurus Gambar 3.1 Reaktor Fitoremediasi Tampak
dengan debit dan berbanding terbalik Samping Tumbuhan Typha latifolia
dengan luas penampang reaktor. Pemberian
variasi HLR sangat berpengaruh terhadap
persentase penyisihan parameter pencemar.
Persentase penyisihan tersebut berbanding
terbalik dengan HLR yang diberikan,
dimana semakin tinggi nilai HLR maka
semakin rendah persentase penyisihan yang
didapatkan atau sebaliknya (Salmariza,
2003).
Gambar 3.2 Reaktor Fitoremediasi Tampak
3. METODE PENELITIAN Samping Tumbuhan Eceng Gondok
Limbah cair yang digunakan adalah
limbah cair industri tahu yang berasal dari

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


cair, dan metode pengolahan limbah industi
tahu.
3.2 Persiapan Percobaan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
penelitian ini adalah pemasangan reaktor,
Gambar 3.3 Instalasi Reaktor meliputi konstruksi reaktor, media reaktor,
instalasi reaktor, aklimatisasi tanaman
Pada penelitian ini menggunakan Typha latifolia dan eceng gondok.
variabel tetap yaitu : 3.3 Percobaan Utama
1. Ukuran reaktor, dimana P = 50 cm, Variasi yang dilakukan pada penelitian
L = 36 cm, T = 31 cm; ini adalah variasi berat tanaman eceng
2. Kerapatan tanaman Typha latifolia gondok dan hidraulic loading rate (HLR).
1,0 g/cm2 Dimana dengan penambahan tanaman
Variabel yang berubah pada penelitian enceng gondok pada effluen tanaman Typha
ini yaitu : latifolia diharapkan mendapatkan
1. Berat tanaman eceng gondok 0,5 penyisihan polutan yang besar.
kg, 1,0 kg, dan 1,5 kg
2. Hidraulic loading rate (HLR 500, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
750 dan 1000 L/m2.hr). 4.1 Hasil Uji Sampel Limbah Cair
Tahapan penelitian dalam, tugas akhir Industri Tahu
ini, sebagai berikut: Karakteristik influen limbah cair
3.1 Studi Literatur industri tahu sebelum diolah menggunakan
Studi literatur bertujuan untuk metode fitoremediasi dilakukan untuk
memberikan informasi yang berkaitan mengetahui kualitas dari limbah cair
dengan penelitian ini. Adapun yang menjadi tersebut. Kualitas awal limbah cair tahu
referensi dalam penelitian ini adalah dapat dilihat pada Tabel 4.1.
fitoremediasi, industri tahu, tanaman Typha
latifolia, eceng gondok baku mutu limbah

Tabel 4.1 Kualitas Awal Limbah Cair Industri Industri Tahu


No. Parameter Satuan Hasil Analisa *Baku Mutu
1 COD mg/L 2640 300
*Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008

Berdasarkan hasil uji parameter pada fitoremediasi dengan menggunakan


Tabel diatas dapat diketahui bahwa limbah kombinasi tanaman Typha latifolia dan
cair industri tahu tidak layak dibuang eceng gondok.
langsung ke lingkungan, karena nilai COD
telah melampaui baku mutu yang telah 4.1 Penurunan Chemical Oxygen Demand
diperbolehkan sesuai dengan Peraturan (COD) dalam Pengolahan Limbah
Menteri Lingkungan Hidup nomor 15 tahun Cair Tahu
2008 tentang “Baku Mutu Air Limbah Bagi Hasil penelitian penyisihan konsentrasi
Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan COD pada sampel limbah cair industri tahu
Kedelai”. Untuk itu perlu adanya metode fitoremediasi menggunakan
pengolahan limbah cair tahu sebelum Tanaman Typha latifolia dan eceng gondok
dibuang ke lingkungan yaitu dengan metode pada variasi HLR adalah sebagai berikut.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Tabel 4.1 Konsentrasi dan Efisiensi Penyisihan Parameter COD
Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Perlakuan IV
Baku
HLR
Konsentrasi Efisiensi Konsentrasi Efisiensi Konsentrasi Efisiensi Konsentrasi Efisiensi Mutu
L/m2.h
(mg/L) (%) (mg/L) (%) (mg/L) (%) (mg/L) (%) (mg/L)

500 520 75,93 360 82,69 240 88,89 200 92,42

700 560 74,55 480 80,33 364 82,83 272 86,12 300

1000 560 74,07 480 78,18 360 80,00 304 82,33


Ket: Perlakuan I = Tanaman Typha latifolia 1 g/cm2 (Kontrol)
Perlakuan II = Tanaman Typha latifolia 1 g/cm2 dan eceng gondok 0,5 kg
Perlakuan III = Tanaman Typha latifolia 1 g/cm2 dan eceng gondok 1 kg
Perlakuan IV = Tanaman Typha latifolia 1 g/cm2 dan eceng gondok 1,5 kg

100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00 HLR 500 L/m2.hari
40,00
HLR 750 L/m2.hari
30,00
HLR 1000 L/m2.hari
20,00
10,00
E 0,00

4.1.1 Pengaruh
0

Berat
Terhadap Penyisihan COD

COD yang signifikan dikarenakan pada


perlakuan tersebut penggunaan Typha
latifolia 1 g/cm2 dengan kombinasi eceng
0,5
Berat Tanaman (kg)

Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 tingkat


penurunan konsentrasi terbesar terjadi pada
perlakuan IV dengan HLR 500 L/m2.hari
yaitu sebesar 200 mg/L dengan efisiensi
92,42%. Tingkat penurunan konsentrasi

gondok lebih banyak yaitu sebanyak 1,5 kg.


Perlakuan I (kontrol) dengan hanya
menggunakan tanaman Typha latifolia 1
g/cm2 pada HLR 1000 L/m2.hari merupakan
tingkat penurunan terkecil yaitu sebesar 560
mg/L dengan efisiensi 74,07%.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


1 1,5

Gambar 4.1 Efisiensi Penyisihan COD Terhadap Variasi Berat Tanaman dan HLR

Tanaman Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat


bahwa dari semua perlakuan, kombinasi
tanaman dengan penggunaan eceng gondok
yang lebih banyak merupakan kombinasi
terbaik dengan tingkat penyerapan yang
tinggi. Telah dilakukanm penelitian
penggunaan tanaman eceng gondok dalam
mengolah limbah cair tahu dalam
menurunkan COD oleh (Ratnani, 2010)
didapatkan penyisihan COD berkisar 9,4%-
74%, sedangkan pada penelitian ini,
perlakuan dengan adanya kombinasi
tanaman Typha latifolia dan eceng gondok
mampu menyisihkan COD berkisar antara
74,07% – 92,42%. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh efek kombinasi telah
mampu meningkatkan penurunan

5
konsentrasi COD pada air limbah tahu proses metabolismenya. Berdasarkan
dibandingkan dengan hanya menggunakan penelitian yang telah dilakukan, diketahui
tanaman Typha latifolia saja. Hal ini bahwa semakin banyak eceng gondok maka
membuktikan bahwa eceng gondok dapat kadar COD semakin turun begitu juga
meningkatkan efisiensi penyisihan sebaliknya.
kandungan COD dari air limbah tahu. Pada variasi kontrol yaitu hanya
Berat eceng gondok yang tinggi dengan tanaman Typha latifolia saja juga
memberikan kontribusi yang tinggi untuk dapat menurunkan konsentrasi COD karena
menurunkan konsentrasi COD, karena akar menurut (Heers, 2006) tanaman mencuat
tanaman pada berat eceng gondok 1,5 kg seperti Typha latifolia menyediakan area
lebih banyak dan panjang pula permukaan bagi mikroorganisme dan punya
dibandingkan dengan berat yang lain, kemampuan untuk mentransfer oksigen dari
disekitar akar eceng gondok akan terdapat daun ke akarnya. Heers menambahkan,
mikroorganisme yang akan mendegradasi oksigen yang dilepaskan ke zona perakaran
senyawa organik yang terkandung dalam digunakan bakteri aerobik untuk
limbah, senyawa organik tersebut dijadikan mengoksidasi karbon organik. Apriadi
sebagai sumber nutrisi bagi mikroba dan (2008) menguatkan pendapat ini
selanjutnya diubah menjadi senyawa yang berdasarkan hasil penelitiannya, bahwa
lebih sederhana. Menurut Hayati (1992) bakteri akan mengubah bahan organik
proses penurunan pencemar dalam limbah menjadi lebih sederhana serta menghasilkan
cair dengan menggunakan tumbuhan air energi untuk sintesis sel bakteri itu sendiri.
merupakan kerjasama antara tumbuhan dan Greenway dan Woolley dalam Al-Asad dkk
mikroba yang berada pada tumbuhan .(2011) menjelaskan aktivitas
tersebut. Brahmana dan Hidayat (2008) mikroorganisme yang mempengaruhi
menjelaskan bahwa bahan-bahan pencemar berkurangnya kadar pencemar antara lain
tersebut akan diserap oleh akar tanaman memetabolisme, mendegradasi, kemudian
setelah didegradasi oleh mikroorganisme memineralisasi bahan kimia pencemar untuk
menjadi senyawa yang lebih sederhana kemudian dapat diserap tanaman. Hal ini
Penurunan nilai COD juga menunjukkan bahwa keberadaan
dikarenakan proses fotosintesis tanaman mikroorganisme dan tumbuhan air memiliki
yang menghasilkan suplai oksigen yang pengaruh yang besar dalam penurunan
cukup bagi mikroorganisme, rhizosphere kadar COD dalam limbah cair tahu.
untuk mendegradasi limbah menjadi lebih
efektif. Dengan semakin berat tanaman 4.1.2 Pengaruh HLR Terhadap
sehingga jumlah lebih banyak akan Penyisihan COD
memberikan kontribusi terjadinya Penurunan konsentrasi COD memiliki
fotosintesis Menurut (Haberl 2002 dalam pola yang sama dengan penurunan
penelitian Mika 2013), bahwa proses konsentrasi BOD, dimana didapatkan
fotosintesis pada tanaman Typha latifolia semakin rendah HLR, maka efisieni
dan eceng gondok memungkinkan adanya penyisihan akan semakin besar, sedangkan
pelepasan oksigen pada daerah sekitar semakin besar HLR maka efisiensi
perakaran (zona rhizosphere). Kondisi zona penyisihan COD akan semakin kecil dapat
rhizosphere yang kaya akan oksigen, dilihat pada HLR 500 L/m2.hari dengan
menyebabkan perkembangan bakteri aerob berat tanaman eceng gondok 1,5 kg sebesar
dalam menguraikan senyawa organik lebih 92,42% dan HLR 1000 L/m2.hari pada
baik, sehingga dapat menurunkan reaktor kontrol dimana hanya berisi tanaman
konsentrasi COD, kemudian sebagian dari Typha latifolia 1 gr/cm2 sebesar 74,07%.
senyawa organik telah diuraikan menjadi Efisiensi penyisihan kandungan air
senyawa lain yang lebih sederhana limbah bergantung pada konsentrasi dan
kemudian diserap oleh tumbuhan untuk lamanya waktu penahanan di reaktor,

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


semakin lama waktu tinggal dalam dengan berat tanaman eceng gondok
fitoremediasi semakin tinggi pula tingkat 1,5 kg pada HLR 500 l/m2.hari.
penyerapan kandungan COD dalam air 5. Tingginya efisiensi penyisihan
limbah. Waktu tinggal yang cukup akan parameter pencemar yang didapatkan
memberikan kesempatan kontak antara dalam penelitian ini membuktikan
mikroorganisme dengan air limbah. Bahan bahwa metode fitoremediasi
organik yang terdapat didalam air limbah menggunakan Typha latifolia dan
akan dirombak oleh mikroorganisme eceng gondok layak dijadikan sebagai
menjadi senyawa lebih sederhana dan akan salah satu alternatif pengolahan
dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai limbah cair industri tahu.
nutrient, sedangkan sistem perakaran
tumbuhan air akan menghasilkan oksigen DAFTAR PUSTAKA
yang dapat digunakan sebagai sumber
energi/katalis untuk rangkaian proses Apriadi, T. 2008. Kombinasi Bakteri dan
metabolisme bagi kehidupan Tumbuhan Air sebagai
mikroorganisme (Supradata, 2005). Bioremediator Dalam Mereduksi
Kandungan Bahan Organik Limbah
4. KESIMPULAN Kantin. Diperoleh dari IP
Berdasarkan hasil penelitian dan Repository.
pembahasan yang telah dilakukan maka Alimsyah, 2013. Penggunaan Arang
dapat disimpulkan sebagai berikut : Tempurung Kelapa Dan Enceng
1. Penambahan tanaman eceng gondok Gondok Untuk Pengolahan Air
setelah effluen reaktor tanaman Typha Limbah Tahu Dengan Variasi
latifolia, memberikan pengaruh dalam Konsentrasi.ortalgaruda.org/downlo
penyisihan COD. Nilai efisiensi ad_article.php?article=54295&val=
penyisihan COD berkisar antara 418 ,Diakses 8 oktober 2014, Pkl
74,07-92,42. 13.16 WIB
2. Variasi berat tanaman eceng gondok Al-Asad, M.H., A.I. Elaibi., dan I.S.
memberikan pengaruh dalam Mageed. 2011. Improving
penyisihan parameter pencemar. NutrientRemoval in Constructed
Semakin berat tanaman semakin tinggi Wetland Wastewater treatment.
efisiensi penyisihan parameter Journal of Petroleum Researchand
pencemar yang diolah. Efisiensi Studies, vol 3, 44-64.
penyisihan terbaik diperoleh pada Brahmana, S.S., dan Hidayat, R. 2008.
variasi berat tanaman eceng gondok Pengendalian Pencemaran Air
1,5 kg. dengan Ekoteknologi (wetland
3. Variasi HLR berpengaruh terhadap buatan). JSDA vol 4 (2), 111-124.
efisiensi penyisihan parameter Eka Dharma Putra, 2010. Toksisitas dan
pencemar. Semakin kecil HLR maka Akumulasi Logam Berat Seng (Zn)
semakin tinggi efisiensi penyisihan Terhadap tumbuhan Obor (Typha
parameter pencemar yang diolah. latifolia) Pada Proses Fitoremediasi.
Efisiensi penyisihan terbaik diperoleh Skripsi, Universitas Serambi Mekah,
pada HLR 500 l/m2.hari. Banda Aceh.
4. Hasil pengolahan limbah cair industri Hayati N, 1992. Kemampuan Eceng Gondok
tahu dengan metode fitoremediasi dalam Mengubah Sifat Fisik-Kimia
menggunakan tanaman Typha latifolia Limbah Cair Pabrik Pupuk Urea dan
dan eceng gondok yang memenuhi Asam Formiat. Bandung:
baku mutu limbah cair pada kombinasi Pascasarjana Biologi Institut
tanaman Typha latifolia 1 g/cm2 Teknologi Bandung.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


Heers, Martin. 2006. Constructed Wetlands Usaha dan/ atau Kegiatan
under Different Geographic Pengolahan Kedelai’.
Condition: Evaluation Of the Ratnani Rita Dwi, 2010. Pemanfaatan
Suitability and Criteria for the Enceng Gondok (Eichoernia
Choice of Plants Including Crassipes) Untuk Menurunkan
Productive Species. Diperoleh 5 mei Kandungan COD (Chemical Oxygen
2014, Pkl 1.16 WIB Demand), pH, Bau, dan Warna Pada
Mika Septiawan, 2013. Penurunan Limbah Limbah Cair Tahu. Fakultas Teknik,
Cair BOD dan COD Pada Industri Universitas Wahid Hasyim
Tahu Menggunakan Tanaman Cattail Semarang.
(ThyphaAngustifolia) Dengan Sistem Subekti Sri, 2011. Pengolahan Limbah Cair
Constructed Wetland. Skripsi, Tahu Menjadi Biogas sebagai Bahan
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Bakar Alternatif. Skripsi, Program
Semarang, Semarang. Studi Ilmu Lingkungan, Universitas
Nugraha, Happy., Hari, S.2011. Padjajaran, Semarang.
Pengukuran Produktivitas dan Salmariza, 2003. Minimalisasi Pencemaran
Waste Reduction dengan Pendekatan Industri Tahu dengan Metode
Productivity. Jurusan Teknik MSL. Laporan Penelitian. Baristand
Industri Institut Teknologi Sepuluh Indag: Padang.
Nopember. Supradata, 2005. Pengolahan Limbah
Nurhasmawaty Pohan, 2008. Pengolahan Domestik Menggunakan Tanaman
Limbah Cair Industri Tahu Dengan Hias Cyperus Alternifolius L. Dalam
Proses Biofilter Aerobik. Tesis, Sistem Lahan Basah Buatan Aliran
Pasca Sarjana. Universitas Sumatra Bawah Permukaan (SSF-Wetlands).
Utara, Medan. Tesis, Program Studi Magister Ilmu
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Lingkungan, Semarang.
Hidup Nomor 15 Tahun 2008
Tentang BakuMutu Air Limbah Bagi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8

Anda mungkin juga menyukai