Anda di halaman 1dari 5

Bank merupakan badan usaha yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan,

bantuan kredit, dan lain sebagainya. Di Indonesia banyak terdapat bank


negara, bank swasta, maupun bank asing. Materi berikut memberikan
pengetahuan akan perbankan yang ada Indonesia.

A. SEJARAH PERBANKAN DI INDONESIA


Bank berasal dari bahasa Yunani, Banco yang artinya “meja” (meja yang
dimaksud di sini adalah tempat untuk melakukan tukar-menukar uang).
Sedangkan Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 menerangkan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Setelah Indonesia merdeka, sebagian besar bank di Indonesia berasal dari
lembaga keuangan Belanda. Bank-bank Indonesia baru mulai didirikan pada
tahun 1950-an dengan menasionalisasikan perusahaan dan lembaga
keuangan milik Belanda atau negara-negara sekutu.
Pada tahun 1968, Bank Indonesia selaku bank sentral menghentikan fungsi
komersilnya dan sepenuhnya beroperasi sebagai Bank Sentral yang
mengawasi industri perbankan. Selain itu Bank Indonesia juga berfungsi
sebagai fasilitator pembayaran, mengatur industri perbankan dan menjaga
kestabilan keuangan.
Dengan situasi ini muncullah bank-bank swasta dan joint venture yang
mendapat fasilitas khusus dari pemerintah untuk membantu pemerintah
memberikan pembiayaan di sektor-sektor ekonomi. Sedangkan bank
pemerintah hanya dijadikan sebagai kepanjangan pemerintah untuk
mendistribusikan dana pemerintah tanpa berlaku efisien, efektif dan
kompetitif secara strategis. Dualisme ini telah memperlemah industri
perbankan secara umum sehingga pada saat krisis ekonomi tahun 1997
banyak bank-bank di Indonesia bertumbangan karena tidak memiliki
fundamental yang baik. Hingga saat ini beberapa bank masih menjalankan
restrukturisasi dan reorientasi besar-besaran.
Dengan dibantu Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), pemerintah
berusaha mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat pada industri
perbankan dengan merestrukturisasi, menjual aset dan memulihkan dana
bantuan yang diberikan untuk mencegah keterpurukan dan menutup defisit
anggaran negara. Saat ini BPPN telah berhasil menginvestasikan atau
memprivatisasi bank-bank pemerintah yang selama ini dikenal sebagai
fondasi industri perbankan di Indonesia.

B.FUNGSI DAN PERANAN BANK


Fungsi utama kegiatan perbankan Indonesia adalah sebagai lembaga
penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada 2 tugas utama bank, yaitu:
1. Sebagai penyalur kredit
Bank menerima simpanan dari masyarakat, kemudian memberikan pinjaman
kepada masyarakat lain yang membutuhkannya.
2. Sebagai pencipta kredit
Bank dalam hal ini menciptakan alat pembayaran (uang kartal dan giral) yang
nantinya dipergunakan masyarakat dalam kegiatan ekonomi.
Peranan bank di dalam negeri menyangkut kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan perekonomian nasional.
Kegiatan-kegiatan perbankan dalam hal ini, meliputi kegiatan administrasi,
penggunaan uang, perkreditan, pengiriman uang (transfer), penciptaan uang,
dan pengawasannya.
Sedangkan peranan bank dalam kegiatannya dengan luar negeri adalah
sebagai perantara lalu lintas keuangan (devisa) dalam rangka hubungan
moneter dan perdagangan internasional.
C.JENIS-JENIS BANK
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, membagi
perbankan berdasarkan fungsinya, badan hukum, dan kepemilikannya.
1. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, jenis bank terdiri atas bank sentral, bank umum,
bank perkreditan rakyat, dan bank syariah.
2. Jenis Bank Berdasarkan Bentuk Badan Hukum
Berdasarkan bentuk hukumnya bank dibedakan atas bank perorangan, bank
persekutuan, dan bank koperasi.
3. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dibedakan atas bank pemerintah,
bank swasta, bank campuran, bank pemerintah daerah, dan bank syariah.
• Bank Pemerintah, Bank pemerintah adalah bank yang modalnya dan
keuntungannya dimiliki oleh pemerintah. Contohnya, Bank Negara Indonesia
46 (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).
• Bank Swasta Nasional, Bank milik swasta nasional seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional dan keuntungannya untuk
swasta pula. Contohnya, Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA), Bank
Lippo, dan sebagainya.
• Bank Milik Koperasi, Bank jenis ini kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya, Bank Umum
Koperasi Indonesia.
• Bank Milik Asing, Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri. Contohnya, ABN Amro, Bank of America.
1. Prinsip Kepercayaan ( fiduciary relation
principle )
    Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan
antara bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat
yang disimpan berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap bank perlu
menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat. Prinsip kepercayaan
diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU No 10 Tahun 1998.

2. Prinsip Kehatihatian ( prudential principle )


    Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa
bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan
terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat
berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank
selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan
mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang
berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam Pasal
2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No 10 tahun 1998.

3. Prinsip Kerahasiaan ( secrecy principle)


Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal
47 A UU No 10 Tahun 1998. Menurut Pasal 40 bank wajib
merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya. Namun dalam ketentuan tersebut kewajiban
merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian. Kewajiban
merahasiakan itu dikecualikan untuk dalam hal-hal untuk
kepentingan pajak, penyelesaian utang piutang bank yang sudah
diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang / Panitia Urusan
Piutang Negara (UPLN/PUPN), untuk kepentingan pengadilan
perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah,
dan dalam rangka tukar menukar informasi antar bank.

4. Prinsip Mengenal Nasabah ( know how costumer principle )


Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank
untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau
kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi
yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah nasabah diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No.3/1 0/PBI/2001 tentang Penerapan
Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran
lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang
praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan
lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas
illegal yang dilakukan nasabah, dan melindungi nama baik dan
reputasi lembaga keuangan

Anda mungkin juga menyukai