1. Kenapa sifat Adil tidak termasuk dalam sifat wajib bagi Allah yang dua puluh?
bukankah Allah itu mempunyai nama Al-‘Adlu yang artinya Adil dalam Asmaul husna
kenapa tidak dimasukkan ke dalam sifat wajib bagi Allah ?
Jawaban :
Perlu kita definiskan terlebih dahulu keduanya, Sifat wajib adalah sifat yang
melekat pada dzat Allah yang wajib adanya bila sifat itu tidak ada maka Allah mustahil
contoh Allah wajib bersifat Wujud atau Ada. Sifat wujud atau ada merupakan sifat wajib
sebab jika Allah tidak mempunyai sifat ini maka mustahil dunia ini ada karena ada yang
membuat, oleh karena nya Allah wajib bersifat ada sebab ada dalil dan bukti nyata
sedangkan Adil adalah salah satu hak preogratif Allah mau Adil atau tidak itu urusan
Allah.
Allah memang maha Adil tapi Allah tidak wajib bersifat Adil terkadang Allah
pilih kasih di dalam mengasihi dan menyayangi hamba-Nya orang yang ahli shalat belum
tentu dimasukkan surga oleh Allah, sebab bisa saja Allah merubah di akhir hayat,
sebagaimana Kyai Barsisa, Naudzubillah juga orang yang ahli maksiat belum tentu
dimasukkan ke neraka oleh Allah bisa saja Allah mengampuninya sebelum meninggal
sebagaimana Pelacur di zaman Bani Israil yang memberi minum seekor anjing Allah
kadang pilih kasih. Contoh hak preogratif Allah lain adalah Maha pengampun. Allah
mempunyai nama Al-Ghaffar , maha pengampun, tapi tidak ada di sifat wajib bagi Allah,
apakah sifat wajib nya kurang? bukan begitu sebab Allah tidak wajib mengampuni
hamba-Nya mau mengampuni atau tidak itu terserah Allah, mutlak hak preogratif Allah.
Allah memang Maha Pengampun bagi hamba-Nya namun bagi yang
dikehendakinya. Kalau hubungannya dengan sifat wajib kedua ini baik maha Adil dan
maha pengampun ada kaitannya dengan sifat wajib iradat atau Allah maha berkehendak
terserah Allah semua mau mengasihi dan menyayangi si fulan atau tidak mau
mengampuni si fulan atau tidak itu kehendak Allah mutlak hak preogratif Allah hak
preogratif Allah yang lain adalah: Allah memang Al-Kholiq maha menciptakan, tapi
Allah tidak wajib menciptakan, terserah Allah menciptakan atau tidak Allah Maha
memberi rezeki, tapi Allah tidak wajib memberi rezeki, terserah memberi rezeki atau
tidak Allah Maha Menyiksa, tapi Allah tidak wajib menyiksa, terserah Allah menyiksa
atau tidak semua mutlak kehendak Allah.
2. Bagaimana kita meyakini bahwa allah itu ada padahal tidak bisa di lihat oleh mata
manusia?
Jawaban :
Kita dapat meyakini bahwa Allah SWT itu memang ada, walaupun tidak bisa dilihat oleh
mata manusia, yaitu dengan mengetahui bukti-buktinya. Beberapa bahwa bukti Allah itu
memang ada, antara lain :
Adanya keberadaan manusia dan alam semesta di dunia ini, dimana setiap
keberadaan suatu hal pasti ada Sang Pencipta.
Doa-doa kita yang dapat terkabul walaupun kita tidak pernah mengutarakan
kepada orang lain maupun bersuara ketika berdoa.
Ada rasa cinta kita terhadap Allah SWT walaupun kita belum pernah melihatnya.
Adanya rasa takut akan balasan dan pertanggung jawaban atas seluruh dosa kita.
3. Apa yang dimaksud dengan Sifat Wajib Allah dan Sifat Mustahil Allah?
Jawaban :
Sifat wajib bagi Allah swt adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt
yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai pencipta alam seisinya. Sedangkan sifat
mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat wajib bagi Allah, yakni sifat yang tidak
mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada zat-Nya sebagai pencipta alam semesta.
Keterangan:
Allah bersifat Al-Mukholafatu lil Hawaditsi artinya berbeda dengan makhluk apapun.
Ada tiga perbedaan pokok antara Allah dan MakhlukNya, yaitu:
1. Tentang Dzat
2. Tentang Sifat
3. Tentang Af’al (Perbuatan)
a. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat nafsiyah ini ada
satu, yaitu Wujud.
b. Sifat salbiyah
Sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah SWT, sebab
Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Yang termaksud sifat salbiyah
yaitu qidam, baqa’, Mukholafatuhu lil hawadis (tidak menyerupai makhlukNya),
Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri).
c. Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat
ma’ani ada tujuh yaitu Al-Qurdrah:Allah Maha Kuasa mustahil lemah, Irodat, Al-‘ilm
(Allah Maha Tahu), Hayat, Sama’, Kalam, Bashar.
d. Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat Ma’nawiyah tidak dapat
berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Jumlah sifat
Ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu Qadiran (maha Kuasa), Muridan
(maha Berkehendak), ’alimann (maha Mengetahui), Hayyan (maha hidup), Sami’an
(maha mendengar), Takliman (maha berbicara).
10. Jelaskan yang dimaksud dengan makna Esa Allah pada zat, sifat dan perbuatan
Jawaban :
Artinya : Esa Allah Ta’ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan
pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang
munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat
( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta’ala tersusun
daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat
( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Ta’ala )seperti tiada zat yang lain
menyamai zat Allah Ta’ala.
Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat
( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah
Ta’ala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat
( menafikan bilangan –bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain
menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.
Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada
perbuatan ( menafikan bilangan yang bercerai–cerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada
perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di
dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan
hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur
dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan
Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya
pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Ta’ala
bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :
1. Kam Muttasil pada zat.
2. Kam Munfasil pada zat.
3. Kam Muttasil pada sifat.
4. Kam Munfasil pada sifat.
5. Kam Munfasil pada perbuatan.
Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai
dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-
kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Ta’ala dan perkara-perkara
yang menjejaskan serta merusakkan iman.
Dalil Naqli:
Seandainya di langit dan bumi ada tuhan-tuhan selain Allah , niscaya langit dan
bumi akan rusak . ( QS. Al Anbiya [21] : 22)
PERTANYAAN
1. Kenapa sifat Adil tidak termasuk dalam sifat wajib bagi Allah yang dua puluh?
bukankah Allah itu mempunyai nama Al-‘Adlu yang artinya Adil dalam Asmaul husna
kenapa tidak dimasukkan ke dalam sifat wajib bagi Allah ?
2. Bagaimana kita meyakini bahwa allah itu ada padahal tidak bisa di lihat oleh mata
manusia?
3. Apa yang dimaksud dengan Sifat Wajib Allah dan Sifat Mustahil Allah?
4. Apakah kegunaan mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah?
5. Apakah perbedaan antara nama Allah dan sifat-Nya?
6. Apa yang dimaksud dengan sifat Mukhalafatul lilhawadis?
7. Bagaimana sikap kita terhadap sifat mustahil Allah?
8. Sebutkan dan Jelaskan 4 aspek sifat-sifat Allah?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sifat Jaiz bagi Allah?
10. Jelaskan yang dimaksud dengan makna Esa Allah pada zat, sifat dan perbuatan?