Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346

ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

PERDARAHAN SUBARAKHNOID (PSA)

Dwi Astuti Wulandari1, Ester Sampe2, Ilsa Hunaifi2*


Abstrak
Sekitar 10-20% serangan stroke setiap tahunnya disebabkan oleh stroke hemoragik. Stroke
hemoragik yang paling ditakutkan terjadi adalah subarachnoid hemorrhage (SAH) karena
memiliki dampak ekonomi, morbiditas, dan mortilitas yang lebih tinggi dibandingkan jenis
stroke lainnya meskipun prevalensi kejadiannya cukup rendah. Sekitar 80% subarachnoid
hemorrhage (SAH) nontrauma disebabkan oleh pecahnya aneurisma intrakranial yang akan
mendorong darah mengisi ruang subarakhnoid dan merangsang struktur-struktur disekitarnya
sehingga menimbulkan gejala khas berupa kaku kuduk dan thunderclap headache. Meskipun
terdapat gejala khas, tingkat kesalahan dalam diagnosis stroke ini masih cukup tinggi. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap segala aspek yang berkaitan dengan subarachnoid
hemorrhage sangat penting dalam mengoptimalkan kemampuan dan pelayanan terhadap
pasien.

Kata Kunci: stroke, subarachnoid hemorrhage, anuerisma intrakranial


1
Peserta Didik Neurologi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
2
Staf Pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram/RSUD Provinsi NTB
*email: ilsahunaifi@unram.ac.id

PENDAHULUAN
Stroke menurut WHO (World Health Stroke hemoragik berkontribusi sebesar
Organization) adalah perkembangan tanda 10-20% terhadap serangan stroke setiap tahun.
klinis yang cepat akibat gangguan fungsi otak Stroke jenis ini merupakan stroke yang terjadi
fokal ataupun global yang terjadi secara akibat ruptur pembuluh darah sehingga terjadi
mendadak yang berlangsung ≥24 jam atau perdarahan di otak (intraserebral atau ruang
kurang dari 24 jam jika pasien meninggal yang subaraknoid).4,5 Subarachnoid haemorrhage
diakibatkan oleh gangguan aliran darah ke (SAH) memiliki frekuensi kejadian yang
otak.1,2 Stroke telah ditetapkan sebagai sedikit namun merupakan suatu peristiwa
penyebab utama kecacatan dan penyebab neurologis yang paling ditakutkan karena
kematian nomor dua. Pada tahun 2016, Global tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi
Burden of Disease, Injury and Risk Factors serta dampak ekonomi dua kali lipat lebih
Study menunjukkan bahwa stroke besar dari perkiraan untuk stroke iskemik.
menyebabkan 5,5 juta kematian dan 116,4 juta Prevalensi SAH mencapai 5% dari semua
kecacatan di dunia.1 Di Indonesia, prevalensi stroke dengan angka kejadian mencapai 9
stroke pada usia ≥15 tahun menurut Riset kasus per 100.000 penduduk per tahun dan
Kesehatan Dasar pada tahun 2018 sebesar mengalami peningkatan persentase dalam 30
10,85% dan sedikit lebih tinggi pada laki-laki tahun terakhir.5 Oleh karena itu, pengetahuan
serta derah perkotaan.3 terkait diagnosis awal dan tatalaksana SAH
sangat penting.

338
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

DEFINISI (18%), dan arteri karotis interna (10%).5,6


Stroke hemoragik merupakan stroke Penyebab lain SAH termasuk vascular
yang terjadi karena adanya darah di dalam otak malformation dan penyakit vaskular seperti
akibat ruptur pembuluh darah.4 Subarachnoid vaskulitis.7
hemorrhage (SAH) merupakan salah satu jenis
stroke hemoragik dan merupakan penyakit FAKTOR RISIKO
cerebrovaskular yang bersifat merusak setelah Faktor risiko ruptur aneurisma dibagi
pecahnya aneurisma intrakranial, mendorong menjadi dua, yaitu faktor yang dapat
darah masuk kedalam ruang subarakhnoid dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat
sehingga menyebabkan gangguan perfusi dan dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat
fungsi otak.6 dimodifikasi antara lain: hipertensi, kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, diabetes melitus
EPIDEMIOLOGI berkaitan dengan SAH tipe perimesensefalik,
SAH merupakan jenis stroke yang paling dan penggunaan obat simpatomimetik.5,7,8
jarang terjadi, namun memiliki angka Faktor risiko SAH yang tidak dapat
morbiditas dan mortalitas yang paling tinggi dimodifikasi antara lain: usia (terbanyak pada
serta beban perawatan kesehatan yang lebih usia 40-60 tahun), jenis kelamin (wanita>pria),
berat. Angka kejadian SAH berdasarkan riwayat aneurisma sebelumnya, riwayat
European Registers of Stroke (EROS) dan The keluarga pada kerabat tingkat pertama
Spanish Society of Neurology mencapai 9 (meningkatkan risiko 3-4 kali lipat), penyakit
kasus/100.000 orang dan mengalami genetik (autosomal dominant polycystic kidney
peningkatan kejadian setelah usia 50 tahun diasease, type IV Ehlers-Danlos syndrome).5-8
dengan persentase lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria.5 Di Amerika Serikat,
prevalensi SAH mencapai 5% hingga 10% dari PATOFISIOLOGI
semua jenis stroke.6,7 Insiden SAH yang Mekanisme patofisiologi SAH
disebabkan oleh ruptur aneurisma sangat melibatkan early brain injury (EBI) dan
bervariasi di seluruh dunia dari 2 delayed cerebral ischemia (DCI) termasuk
kasus/100.000 orang di Cina hingga 22,5 vasospasme serebral. Pembentukan aneurisma
kasus/100.000 orang di Finlandia.7 terjadi dengan lesi vaskuler awal setelah
interaksi faktor biologis, fisik, dan eksternal
ETIOLOGI tertentu. Gaya tangensial (shear stress) pada
Sekitar 80% SAH nontrauma disebabkan dinding pembuluh darah akibat aliran darah
oleh ruptur aneurisma intrakranial. Jenis menyebabkan aneurisma atau dilatasi dan
aneurisma yang paling umum terjadi pada degenerasi dinding pembuluh darah.
individu dalam dekade kelima kehidupan, yaitu Endotelium merupakan struktur yang pertama
aneurisma sakular.6 Aneurisma pada arteri kali mengalami kerusakan. Struktur ini
komunikans anterior (36%) merupakan lokasi berperan dalam sensitivitas perubahan tekanan
aneurisma tersering, diikuti arteri serebral dinding vaskuler dan menyesuaikan diameter
tengah (26%), arteri komunikans posterior lumen sesuai dengan tingkat shear stress untuk

339
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

mempertahankan fisiologi dan menentukan pembuluh darah pial di pembuluh darah otak.
keseluruhan proses remodeling.6 Endothelin-1 (ET-1) yang bekerja pada
Inflamasi memainkan peran penting pada reseptor endotelium A sel otot polos vakular
pembentukan dan pecahnya aneurisma. menyebabkan masuknya Ca2+ intraseluler
Aktivasi proinflamasi terjadi selama (peningkatan kadar Ca2+ intraseluler setelah
remodeling vaskular pada daerah dengan shear SAH melalui voltage-dependent Ca2+ channels
stress yang tinggi. Aktivasi proinflamasi and neurotransmitter-receptor-operated Ca2+
termasuk aktivasi endotel menginduksi sintesis channels) dan vasokonstriksi dengan aktivasi
nitrit oksida (NO) dan down-regulasi kaskade multiple termasuk protein kinase C.6
endothelial constitutional equivalent (eNOS),
induksi matrix metalloproteinases (MMP)
seperti MMP-2, MMP-9, dan sitokin
proinflamasi lain seperti interleukin (IL)-10,
IL-1 , IL-6, tumor necrosis factor (TNF)-
serta kaskade komplemen dan koagulasi.
Sistem komplemen berkaitan dengan
aneurisma intrakranial dan degenerasi dinding
pembuluh darah.6
Segera setelah aneurisma pecah, akan
terjadi transient global cerebral ischemia dan
patologi lainnya yang disebut EBI.6 EBI
didefinisikan sebagai perkembangan kerusakan
otak pada 72 jam pertama setelah perdarahan.9
Stress oksidatif memainkan peran penting pada
pekembangan EBI setelah SAH dengan
memproduksi radikal reactive oxygen species
(ROS) termasuk superoxide anion (O2 ),
hydroxyl radical (OH ), hydrogen peroxide
(H2O2), NO, and peroxynitrate (ONOO ). Gambar 1. Mekanisme patofisiologi Subarachnoid
Hemorrhage/ SAH6
Hipoksia dan kekurangan oksigen akan
menganggu fungsi mitokondria. Sementara itu, Pelepasan oksihemoglobin setelah
vasospasme serebral dianggap berkonstribusi hemolisis akan menginduksi pelepasan ET-1,
pada DCI. Vasospasme serebral merupakan merusak permeabilitas endotel, menghambat
penurunan difus dan reversible caliber eNOS dan apoptosis neuronal dengan stimulasi
pembuluh darah karena konstriksi otot polos pembentukan ROS, peroksidasi lipid dan jalur
arteri setelah SAH (Gambar 1).6 Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK)
Dinamika vaskular selama vasospasme yang menghambat influks kanal K+ (Gambar
termasuk konstriksi pembuluh darah kecil yang 2). Depolarisasi otot polos vaskular yang
menyebabkan disfungsi endotel, berkelanjutan merupakan faktor penting
neuroinflamasi intramural, kontraksi otot polos selama vasospasme. Namun, pemicu terpenting

340
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

memberikan hasil yang normal


atau terdapat neck rigidity. Tanda
ini mungkin tidak ditemukan pada
kondisi awal, kasus ringan atau
pasien dalam keadaan koma.5

KLASIFIKASI DERAJAT
Hunt and Hess Scale (Tabel
1) serta World Federation of
Neurosurgeons Scale (Tabel 2)
merupakan skala yang
memungkinkan menilai tingkat
keparahan keadaan klinis pasien.
Fisher Scale yang didasarkan pada
Gambar 2. Mekanisme patofisiologi SAH menginduksi vasospasme 6 kuantitas dan distribusi perdarahan
digunakan untuk memprediksi
terjadinya vasospasme dan DCI adalah jumlah, risiko terjadinya vasospasme (Tabel 3).5,8
kepadatan, klot dan produk degradasi eritrosit Skala Fisher yang telah dimodifikasi dapat
di ruang subarakhnoid. Terdapat hubungan memberikan nilai kualitatif adanya perdarahan
yang kuat antara vasospasme serebral dengan intraventrikel bilateral, cisternal cloth yang
jumlah darah subarakhnoid pada computed menunjukkan risiko vasospasme yang lebih
tomography (CT)-scan.6 tinggi.5

MANIFESTASI KLINIS DIAGNOSIS


Gejala awal yang umum dan merupakan Penegakan diagnosis perdarahan
ciri khas gejala SAH aneurisma, yaitu the subaraknoid dapat dilakukan dengan
worst headache of my life . Nyeri kepala parah anamnesis, pemeriksaan fisik, neurologis dan
yang biasanya muncul mendadak dan penunjang. Skor Siriraj dapat digunakan untuk
mencapai intensitas maksimum dalam hitungan membedakan stroke iskemik dan stroke
detik atau menit (thunderclap headache).5,78 perdarahan (Tabel 4).11 Ottawa subarachnoid
Sekitar 10-40% pasien, didahului oleh nyeri hemorrhage decision rule dapat membantu
kepala sentinel 2-8 minggu sebelum mendiagnosis SAH (sensitivitas 100%), namun
perdarahan subaraknoid yang nyata.7 masih dalam perdebatan karena memiliki
Perdarahan biasanya terjadi selama masa stress spesifisitas rendah (15%).8
fisik atau psikologis, namun lebih sering Ottawa subarachnoid hemorrhage
terjadi selama aktivitas sehari-hari.7,10 decision rule meliputi: kriteria inklusi dan
Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu eksklusi, usia ≥ 40 tahun, nyeri atau kaku leher
penurunan kesadaran, mual dan/ atau muntah, (neck stiffness), penurunan kesadaran, onset
fotofobia, defisit neurologis fokal atau kejang, dengan aktivitas, nyeri kepala yang memuncak
retinal hemorrhage.5,78 Pemeriksaan fisik secara tiba-tiba (thunderclap headache) serta
neurologis pada >50% kejadian SAH fleksi leher terbatas. Kriteri inklusi mencakup:

341
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

alert, usia >15 tahun dengan keluhan baru, pada CSF akan menegakkan diagnosis
berat, nyeri kepala nontrauma yang mencapai SAH.5,78
intensitas maksimal dalam 1 jam. Kriteria Magnetic resonance imaging (MRI)
eksklusi mencakup: defisit neurologis baru, merupakan studi pilihan untuk
riwayat aneurisma sebelumnya, hematoma mengidentifikasi sumber perdarahan
subaraknoid atau tumor otak atau riwayat nyeri sedangkan angiografi digunakan pada
kepala berulang (≥3 episode dalam ≥6 bulan).8 kecurigaan aneurisma. MRI dan CT
Pemeriksaan CT-scan tanpa kontras Angiography (CTA) sangat sensitif untuk
merupakan tahap diagnosis pertama SAH.7,8 mendeteksi anuerisma pada circle of willis
Sensitivitas CT-scan hampir mendekati 100% yang berdiameter >5 mm. CTA pada saat ini
pada 3 hari pertama setelah onset gejala, dapat digunakan untuk mendeteksi aneurisma
namun menurun hingga 50% pada hari ke-5 berukuran 2 mm.5,6 Pemeriksaan ulang dalam 2
hingga ke-7 setelah onset gejala.5,7 Apabila minggu direkomendasikan apabila hasil
CT-scan menunjukkan hasil negatif namun angiografi pertama negatif.5 Doppler
kecurigaan klinis SAH tinggi, maka dapat ultrasonography berperan untuk diagnosis dan
dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal. monitor vasospasme sekunder. Transcranial
Pemeriksaan pungsi lumbal dianjurkan antara doppler ultrasound (TCD) merupakan metode
6-12 jam setelah onset gejala (sensitivitas non-invasif yang cukup baik untuk
mendekati 99%) karena cairan serebrospinal mendiagnosis, follow-up vasospasme dan
(CSF) kembali normal setelah 3 minggu.5,8 mendeteksi vasospasme pada arteri besar circle
Penemuan sel darah merah (2,000x106 pada of willis terutama arteri serebral tengah.5
tabung CSF terakhir) dan/atau xanthochromia
Tabel 1. Hunt and Hess Scale5,12
Derajat Keterangan Survival
I Asimptomatik, nyeri kepala ringan, nuchal rigidity minimal 70%
II Nyeri kepala sedang-berat, nuchal rigidity, tidak ada defisit neurologis, kemungkinan
60%
defisit saraf kranial
III Drowsiness/confusion, defisit motorik ringan 50%
IV Stupor, hemiparesis sedang-berat, kekakuan deserebrasi awal atau gangguan
20%
neurovegetatif
V Koma, kekakuan deserebrasi 10%

Tabel 2. World Federation of Neurosurgeons Scale5


Derajat GCS Defisit motorik
I 15 Tidak ada
II 13-14 Tidak ada
III 13-14 Iya
IV 7-12 Mungkin ada atau mungkin tidak
V 3-7 Mungkin ada atau mungkin tidak

Tabel 3. Fischer Scale5


Derajat Keterangan
I Tidak ada darah pada sisterna
II Diffuse deposition atau lapisan vertikal darah tipis dengan ketebalan <1 mm
III Clots terlokalisasi atau lapisan vertikal setebal >1 mm
IV Perdarahan difus ± perdarahan intraventrikular atau perluasan parenkim

342
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

Tabel 4. Skor Stroke Siriraj11


Gejala/tanda Penilaian Indeks
Derajat kesadaran 0 = kompos mentis
1 = somnolen X 2,5
2 = sopor/koma
Muntah 0 = tidak ada
X2
1 = ada
Nyeri kepala 0 = tidak ada
X2
1 = ada
Tekanan darah Diastolik X 0,1
Ateroma 0 = tidak ada
1 = salah satu atau lebih: DM, angina, penyakit X3
pembuluh darah
Rumus: (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x distol) (3 x ateroma) 12
Interpretasi skor Siriraj
Skor > 1 : stroke hemoragik
Skor < -1 :stroke non-hemoragik

TATALAKSANA mg/jam).8 Terapi antifibrinolitik (epsilon-


Tatalaksana pada kasus SAH aminocaproic acid: dosis inisial 1 gr iv
dikelompokkan menjadi tatalaksana umum dan kemudian dilanjutkan 1 gr setiap 6 jam hingga
tatalaksana terkait komplikasi.12 Tatalaksana anuerisma tertutup atau disarankan 72 jam)
umum pada SAH meliputi stabilisasi jalan dianjurkan pada pasien risiko rendah
napas (intubasi endotrakeal untuk mencegah vasospasme dan dikontraindikasikan pada
aspirasi) dan pernapasan (O2 2-3 L/menit), pasien dengan koagulopati, stroke iskemik,
stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid), emboli paru, atau trombosis vena dalam karena
pengendalian tekanan intrakranial (head up dikaitkan dengan peningkatan angka kejadian
30°, manitol, furosemide jika diperlukan), iskemik serebral.12
mengatasi keluhan nyeri, gastroprotektor jika Operasi clipping atau endovascular
diperlukan, manajemen nutrisi serta istirahat coiling sangat direkomendasikan untuk
total.10,12 Tatalaksana khusus SAH dikaitkan mengurangi perdarahan ulang setelah ruptur
dengan komplikasi yang timbul, seperti aneurisma.7,12 American Stroke Association
pencegahan rebleeding, vasospasme, dan serta European Stroke Organization
kejang serta tatalaksana tambahan lainnya Guidelines for the Management of Intracranial
(Tabel 5). Aneuriysms and Subarachnoid Haemorrhage
Kontrol dan monitor tekanan darah merekomendasikan agar dilakukan sedini
merupakan salah satu tatalaksana dalam mungkin, yaitu dalam 72 jam setelah
mencegah risiko perdarahan ulang. Tekanan timbulnya gejala pertama untuk mencegah
darah sistolik dipertahankan sekitar 140-160 terjadinya rebleeding.9 Operasi clipping
mmHg.8,12 Anti-hipertensi yang dapat dilakukan dengan craniotomy sedangkan
digunakan: nicardipine (5 mg/jam iv maksimal tatalaksana endovaskular menggunakan kateter
15 mg/jam), labetalol (40-80 mg iv setiap 10 dengan panduan fluoroskopi.7
menit mulai 20 mg iv, maksimal 300 mg/dosis Pencegahan vasospasme dilakukan
total, alt 2 mg/menit iv), dan clevidipine (4-6 dengan pemberian nimodipine dimulai dengan
mg/jam iv, mulai 1-2 mg/jam iv, maksimal 32 dosis 1-2 mg/jam iv pada hari ke-3 atau secara

343
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

oral 60 mg setiap 6 jam setiap 21 hari.12 Tabel 5. Rekomendasi tatalaksana


Nimodipine merupakan golongan calcium aneurisma subarachnoid haemorrhage5
channel blocker yang berperan dalam Rebleeding
mengurangi risiko DCI dan memperbaiki - Menghilangkan aneurisma dari sirkulasi
direkomendasikan pada fase awal setelah pecahnya
keadaan neurologis.7,12 Tatalaksana pada
anuerisma. Menghilangkan aneurisma dapat
delayed vasospasm meliputi: 1) penghentian dilakukan dengan teknik endovaskular atau clipping.
nimodipine, anti-hipertensi, dan diuretika, 2) - Bed rest, analgetik, dan agen antihipertensi berguna
pemberian 5% albumin 250 ml iv, 3) sebagai koadjuvan perawatan. Posisi kepala
pemasangan swangans bila memungkinkan dan ditinggikan 30° untuk memfasilitasi drainase vena.
- Agen antifibrinolitik, bila digunakan pada tahap
usahakan wedge pressure 12-14 mmHg, 4)
awal untuk waktu singkat, mungkin dapat
menjaga cardiac index sekitar dipertimbangkan sebagai cara untuk mencegah
4L/min/sg.meter, 5) pemberian dobutamine 2- perdarahan ulang pada pasien dengan untreated
15 ug/kg/min. Pengobatan pada vasospasme anuerisma untuk beberapa waktu dan tidak berisiko
serebral dimulai dengan mempertahankan tinggi vasospasme.
Mencegah vasospasme
volume darah sirkulasi yang normal dan
- Pemberian nimodipine dini secara oral atau intravena
menghindari hipovolemia. Pasien SAH dengan untuk meningkatkan gambaran klinis dan prognosis.
tanda-tanda vasospasme perlu Nimodipine memiliki efek melindungi
dipertimbangkan terapi hiperdinamik triple H neurovaskular. Dosis perfusi intravena 0,2 mg/mL
(Hypervolemic-Hypertensive-Hemodilution) pada 10 mL/jam atau terapi oral dengan 2 tablet dari
30 mg/4 jam.
dengan tujuan mempertahankan tekanan
Tatalaksana vasospasme
perfusi serebral (Tabel 5).12 - Rekomendasi: tatalaksana awal anurisma dan
Tatalaksana kejang pada SAH mempertahankan normovolemia dengan pemberian
direkomendasikan apabila hasil pemeriksaan kristaloid.
neurologis buruk atau jumlah perdarahan - Tatalaksana hipertensi dengan atau tanpa
hipervolemia dapat dipertimbangkan sebagai
signifikan yang menunjukkan risiko kejang
tatalaksana alternatif untuk vasospasme.
klinis/subklinis. Belum terdapat studi yang - Intervensi neurovaskular dapat dilakukan pada
merekomendasikan agen antiepilepsi tertentu vasospasme resisten atau pasien yang mengalami
dalam penanganan kejang pada SAH. Agen efek samping sistemik karena peningkatan volemia
yang paling umum digunakan yaitu phenytoin dan tekanan darah.
Komplikasi neurologis
(10-20 mg/kg iv maksimal 50 mg/menit),
- Drainase ventrikel dengan ventriculostomy
fosphenytoin (10-20 phenytoin sodium bermanfaat pada pasien dengan gejala akut
equivalent (PE)/kg iv, infus perlahan selama hidrosefalus.
30 menit maksimal 150 mg PE/menit) dan - Pemberian profilaksis agen antiepilepsi tidak
levetiracetam (15-20 mg/kg selama 30 menit).8 diindikasikan secara umum pada semua pasien SAH.
Tatalaksana tambahan yang dapat diberikan
pada kasus SAH, yaitu laksansia (pencahar KOMPLIKASI
untuk melunakan feses secara regular), Komplikasi SAH dibagi menjadi tiga,
analgetik, dan pada kondisi psikiatri seperti yaitu fase akut, fase sub-akut, dan fase lanjut.
rasa gelisah dengan pemberian haloperidol Komplikasi fase akut SAH yang paling serius
atau midazolam.15 adalah perdarahan ulang yang umumnya terjadi
pada 3 hari pertama setelah perdarahan awal

344
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

(perkiraan risiko 9-17% pada jam-jam awal) terutama karena adanya perdarahan
yang dikaitkan dengan prognosis buruk dan intraventrikular.9
skala Fisher yang lebih tinggi.13 Hidrosefalus
merupakan komplikasi awal yang muncul PROGNOSIS
beberapa jam setelah kejadian.5 Hidrosefalus Prognosis SAH bervariasi secara
akut (tipe noncommunicating/obstruksi) yang signifikan, dari sembuh sempurna hingga
berkontribusi terhadap EBI disebabkan oleh kecacatan berat atau kematian yang tergantung
efek massa atau bekuan darah di dalam pada tingkat keparahan perdarahan awal dan
ventrikel dan aqueduct menghalangi aliran potensi komplikasi yang terjadi dalam 2
CSF normal. Inflamasi juga diyakini sebagai minggu pertama setelah perdarahan. Pasien
mekanisme biomolekular penting yang dengan tingkat kesadaran normal memiliki
menginduksi hidrosefalus akut melalui risiko kematian yang rendah sedangkan
gangguan BBB.14 penurunan tingkat kesadaran memiliki risiko
Vasospasme merupakan komplikasi kematian dan kecacatan yang lebih tinggi.9
paling umum pada perdarahan subaraknoid Angka kematian SAH yang tidak ditatalaksana
fase sub-akut. Risiko vasospasme terjadi lebih mencapai 65% sedangkan berkurang hingga
lambat daripada risiko perdarahan ulang dan 18% pada SAH yang didiagnosis dan
dikaitkan dengan luasnya perdarahan awal. ditatalaksana dengan tepat.8
Oksihemoglobin (hasil proses lisis bekuan
darah di ruang subaraknoid) diduga kontribusi KESIMPULAN
terhadap terjadinya vasospasme. Namun SAH merupakan stroke hemoragik yang
mekanisme efek vasospasmenya belum disebabkan oleh perdarahan pada ruang
diketahui secara pasti, tetapi diduga melalui subaraknoid yang paling sering disebabkan
kemampuannya untuk menekan aktivitas kanal oleh ruptur aneurisma. Prevalensi kejadian
K+, meningkatkan masuknya Ca2+, stroke tipe ini sangat jarang namun memiliki
meningkatkan aktivitas protein kinase C, dan morbiditas dan mortilitas yang sangat tinggi.
juga Rho kinase.13 Oleh karena itu, diagnosis awal yang segera
Hidrosefalus kronik merupakan dan tatalaksana yang tepat berperan dalam
komplikasi lanjut pada perdarahan subaraknoid menentukan prognosis jenis stroke ini.
yang disebabkan oleh partisi dalam ruang
araknoid mencegah reabsorpsi CSF yang DAFTAR PUSTAKA
normal dan menyebabkan dilatasi sistem 1. Patel A R., Patel A R., Desai S. The Underlying
Stroke Etiology: A Comparison of Two
ventrikel.13 Komplikasi lain yang dapat terjadi Classifications in a Rural Setup. Cureus
pada SAH, yaitu hiponatremia (Na<135 2019;11(7):2-3.
mEq/dl) yang diduga akibat mekanisme 2. Abbott, A. L., Silvestrini, M., Topakian, R.,
Golledge, J., Brunser, A. M., de Borst, et al.
cerebral salt wasting (CSW) dan syndrome of Optimizing the Definitions of Stroke, Transient
inappropiate secretion of antideuretic hormone Ischemic Attack, and Infarction for Research and
Application in Clinical Practice. Front.Neurol.
(SIADH). Komplikasi demam pada SAH
2017;8:2-3.
biasanya merupakan demam noninfeksius 3. Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas
2018 [internet]. 2019, Cited 16 Oktober 2020 ,
Available from:

345
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

https://www.kemkes.go.id/resources/download/info subarachnoid haemorrhage. Crit Care.


-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf. 2016;20(21):1-14.
4. Unnithan A K, Mehta P. Hemorrhagic Stroke 10. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
[Internet]. 2020 Cited 17 Oktober 2020 , Panduan Praktik Klinis Neurologi [Internet]. 2016.
Available from: Cited 16 Oktober 2020 . Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559173/. http://snars.web.id/ppkneurologi/ppkneurologi.pdf.
5. Vivancos, J., Gilo F., Frutos R., Maestre J., Pastor 11. Widiastuti P, Nuartha A.Sistem Skoring Diagnosis
G A., Quintana F. Clinical Management Guidelines untuk Stroke: Skor Siriraj. CDK 2015; 42(10):776-
for Subarachnoid Hemorrhage, Diagnosis and 777.
Treatment. Neuroglia 2017;29(6):353-370. 12. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
6. Reis, C., Ho, W. M., Akyol, O., Chen, S., Guideline Stroke Tahun 2011 [Internet]. 2011.
Applegate, R., Zhang, J. Pathophysiology of Cited 17 Oktober 2020 . Available from:
Subarachnoid Hemorrhage, Early Brain Injury, and https://kupdf.net/downloadFile/590748afdc0d6068
Delayed Cerebral Ischemia. Primer on 0d959ea5.
Cerebrovascular Diseases 2nd edition: Elsevier. 13. Danière, F., Gascou, G., Champfleur, N., Machi,
2017;125–130. P., Leboucq, N., Riquelme, et al Complications and
7. Lawton, M. T., & Vates, G. E. Subarachnoid follow up of subarachnoid hemorrhages.
Hemorrhage. N ENGL J MED 2017; 377(3):257 Diagnostic and Interventional Imaging: Elsevier
266. Masson SAS. 2015; 96(7 8):677 686.
8. Marcolini, E., & Hine, J. Approach to the 14. Chen, S., Luo, J., Reis, C., Manaenko, A., &
Diagnosis and Management of Subarachnoid Zhang, J. Hydrocephalus after Subarachnoid
Hemorrhage. West J of Emerg Med 2019; Hemorrhage: Pathophysiology, Diagnosis, and
20(2):203 21. Treatment. BioMed Research International.
9. De Oliveira Manoel, A. L., Goffi, A., Marotta, T. 2017:1–8.
R., Schweizer, T. A., Abrahamson, S., Macdonald,
R. L. The critical care management of poor-grade

346

Anda mungkin juga menyukai