PENDAHULUAN
Stroke menurut WHO (World Health Stroke hemoragik berkontribusi sebesar
Organization) adalah perkembangan tanda 10-20% terhadap serangan stroke setiap tahun.
klinis yang cepat akibat gangguan fungsi otak Stroke jenis ini merupakan stroke yang terjadi
fokal ataupun global yang terjadi secara akibat ruptur pembuluh darah sehingga terjadi
mendadak yang berlangsung ≥24 jam atau perdarahan di otak (intraserebral atau ruang
kurang dari 24 jam jika pasien meninggal yang subaraknoid).4,5 Subarachnoid haemorrhage
diakibatkan oleh gangguan aliran darah ke (SAH) memiliki frekuensi kejadian yang
otak.1,2 Stroke telah ditetapkan sebagai sedikit namun merupakan suatu peristiwa
penyebab utama kecacatan dan penyebab neurologis yang paling ditakutkan karena
kematian nomor dua. Pada tahun 2016, Global tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi
Burden of Disease, Injury and Risk Factors serta dampak ekonomi dua kali lipat lebih
Study menunjukkan bahwa stroke besar dari perkiraan untuk stroke iskemik.
menyebabkan 5,5 juta kematian dan 116,4 juta Prevalensi SAH mencapai 5% dari semua
kecacatan di dunia.1 Di Indonesia, prevalensi stroke dengan angka kejadian mencapai 9
stroke pada usia ≥15 tahun menurut Riset kasus per 100.000 penduduk per tahun dan
Kesehatan Dasar pada tahun 2018 sebesar mengalami peningkatan persentase dalam 30
10,85% dan sedikit lebih tinggi pada laki-laki tahun terakhir.5 Oleh karena itu, pengetahuan
serta derah perkotaan.3 terkait diagnosis awal dan tatalaksana SAH
sangat penting.
338
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
339
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
mempertahankan fisiologi dan menentukan pembuluh darah pial di pembuluh darah otak.
keseluruhan proses remodeling.6 Endothelin-1 (ET-1) yang bekerja pada
Inflamasi memainkan peran penting pada reseptor endotelium A sel otot polos vakular
pembentukan dan pecahnya aneurisma. menyebabkan masuknya Ca2+ intraseluler
Aktivasi proinflamasi terjadi selama (peningkatan kadar Ca2+ intraseluler setelah
remodeling vaskular pada daerah dengan shear SAH melalui voltage-dependent Ca2+ channels
stress yang tinggi. Aktivasi proinflamasi and neurotransmitter-receptor-operated Ca2+
termasuk aktivasi endotel menginduksi sintesis channels) dan vasokonstriksi dengan aktivasi
nitrit oksida (NO) dan down-regulasi kaskade multiple termasuk protein kinase C.6
endothelial constitutional equivalent (eNOS),
induksi matrix metalloproteinases (MMP)
seperti MMP-2, MMP-9, dan sitokin
proinflamasi lain seperti interleukin (IL)-10,
IL-1 , IL-6, tumor necrosis factor (TNF)-
serta kaskade komplemen dan koagulasi.
Sistem komplemen berkaitan dengan
aneurisma intrakranial dan degenerasi dinding
pembuluh darah.6
Segera setelah aneurisma pecah, akan
terjadi transient global cerebral ischemia dan
patologi lainnya yang disebut EBI.6 EBI
didefinisikan sebagai perkembangan kerusakan
otak pada 72 jam pertama setelah perdarahan.9
Stress oksidatif memainkan peran penting pada
pekembangan EBI setelah SAH dengan
memproduksi radikal reactive oxygen species
(ROS) termasuk superoxide anion (O2 ),
hydroxyl radical (OH ), hydrogen peroxide
(H2O2), NO, and peroxynitrate (ONOO ). Gambar 1. Mekanisme patofisiologi Subarachnoid
Hemorrhage/ SAH6
Hipoksia dan kekurangan oksigen akan
menganggu fungsi mitokondria. Sementara itu, Pelepasan oksihemoglobin setelah
vasospasme serebral dianggap berkonstribusi hemolisis akan menginduksi pelepasan ET-1,
pada DCI. Vasospasme serebral merupakan merusak permeabilitas endotel, menghambat
penurunan difus dan reversible caliber eNOS dan apoptosis neuronal dengan stimulasi
pembuluh darah karena konstriksi otot polos pembentukan ROS, peroksidasi lipid dan jalur
arteri setelah SAH (Gambar 1).6 Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK)
Dinamika vaskular selama vasospasme yang menghambat influks kanal K+ (Gambar
termasuk konstriksi pembuluh darah kecil yang 2). Depolarisasi otot polos vaskular yang
menyebabkan disfungsi endotel, berkelanjutan merupakan faktor penting
neuroinflamasi intramural, kontraksi otot polos selama vasospasme. Namun, pemicu terpenting
340
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
KLASIFIKASI DERAJAT
Hunt and Hess Scale (Tabel
1) serta World Federation of
Neurosurgeons Scale (Tabel 2)
merupakan skala yang
memungkinkan menilai tingkat
keparahan keadaan klinis pasien.
Fisher Scale yang didasarkan pada
Gambar 2. Mekanisme patofisiologi SAH menginduksi vasospasme 6 kuantitas dan distribusi perdarahan
digunakan untuk memprediksi
terjadinya vasospasme dan DCI adalah jumlah, risiko terjadinya vasospasme (Tabel 3).5,8
kepadatan, klot dan produk degradasi eritrosit Skala Fisher yang telah dimodifikasi dapat
di ruang subarakhnoid. Terdapat hubungan memberikan nilai kualitatif adanya perdarahan
yang kuat antara vasospasme serebral dengan intraventrikel bilateral, cisternal cloth yang
jumlah darah subarakhnoid pada computed menunjukkan risiko vasospasme yang lebih
tomography (CT)-scan.6 tinggi.5
341
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
alert, usia >15 tahun dengan keluhan baru, pada CSF akan menegakkan diagnosis
berat, nyeri kepala nontrauma yang mencapai SAH.5,78
intensitas maksimal dalam 1 jam. Kriteria Magnetic resonance imaging (MRI)
eksklusi mencakup: defisit neurologis baru, merupakan studi pilihan untuk
riwayat aneurisma sebelumnya, hematoma mengidentifikasi sumber perdarahan
subaraknoid atau tumor otak atau riwayat nyeri sedangkan angiografi digunakan pada
kepala berulang (≥3 episode dalam ≥6 bulan).8 kecurigaan aneurisma. MRI dan CT
Pemeriksaan CT-scan tanpa kontras Angiography (CTA) sangat sensitif untuk
merupakan tahap diagnosis pertama SAH.7,8 mendeteksi anuerisma pada circle of willis
Sensitivitas CT-scan hampir mendekati 100% yang berdiameter >5 mm. CTA pada saat ini
pada 3 hari pertama setelah onset gejala, dapat digunakan untuk mendeteksi aneurisma
namun menurun hingga 50% pada hari ke-5 berukuran 2 mm.5,6 Pemeriksaan ulang dalam 2
hingga ke-7 setelah onset gejala.5,7 Apabila minggu direkomendasikan apabila hasil
CT-scan menunjukkan hasil negatif namun angiografi pertama negatif.5 Doppler
kecurigaan klinis SAH tinggi, maka dapat ultrasonography berperan untuk diagnosis dan
dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal. monitor vasospasme sekunder. Transcranial
Pemeriksaan pungsi lumbal dianjurkan antara doppler ultrasound (TCD) merupakan metode
6-12 jam setelah onset gejala (sensitivitas non-invasif yang cukup baik untuk
mendekati 99%) karena cairan serebrospinal mendiagnosis, follow-up vasospasme dan
(CSF) kembali normal setelah 3 minggu.5,8 mendeteksi vasospasme pada arteri besar circle
Penemuan sel darah merah (2,000x106 pada of willis terutama arteri serebral tengah.5
tabung CSF terakhir) dan/atau xanthochromia
Tabel 1. Hunt and Hess Scale5,12
Derajat Keterangan Survival
I Asimptomatik, nyeri kepala ringan, nuchal rigidity minimal 70%
II Nyeri kepala sedang-berat, nuchal rigidity, tidak ada defisit neurologis, kemungkinan
60%
defisit saraf kranial
III Drowsiness/confusion, defisit motorik ringan 50%
IV Stupor, hemiparesis sedang-berat, kekakuan deserebrasi awal atau gangguan
20%
neurovegetatif
V Koma, kekakuan deserebrasi 10%
342
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
343
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
344
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
(perkiraan risiko 9-17% pada jam-jam awal) terutama karena adanya perdarahan
yang dikaitkan dengan prognosis buruk dan intraventrikular.9
skala Fisher yang lebih tinggi.13 Hidrosefalus
merupakan komplikasi awal yang muncul PROGNOSIS
beberapa jam setelah kejadian.5 Hidrosefalus Prognosis SAH bervariasi secara
akut (tipe noncommunicating/obstruksi) yang signifikan, dari sembuh sempurna hingga
berkontribusi terhadap EBI disebabkan oleh kecacatan berat atau kematian yang tergantung
efek massa atau bekuan darah di dalam pada tingkat keparahan perdarahan awal dan
ventrikel dan aqueduct menghalangi aliran potensi komplikasi yang terjadi dalam 2
CSF normal. Inflamasi juga diyakini sebagai minggu pertama setelah perdarahan. Pasien
mekanisme biomolekular penting yang dengan tingkat kesadaran normal memiliki
menginduksi hidrosefalus akut melalui risiko kematian yang rendah sedangkan
gangguan BBB.14 penurunan tingkat kesadaran memiliki risiko
Vasospasme merupakan komplikasi kematian dan kecacatan yang lebih tinggi.9
paling umum pada perdarahan subaraknoid Angka kematian SAH yang tidak ditatalaksana
fase sub-akut. Risiko vasospasme terjadi lebih mencapai 65% sedangkan berkurang hingga
lambat daripada risiko perdarahan ulang dan 18% pada SAH yang didiagnosis dan
dikaitkan dengan luasnya perdarahan awal. ditatalaksana dengan tepat.8
Oksihemoglobin (hasil proses lisis bekuan
darah di ruang subaraknoid) diduga kontribusi KESIMPULAN
terhadap terjadinya vasospasme. Namun SAH merupakan stroke hemoragik yang
mekanisme efek vasospasmenya belum disebabkan oleh perdarahan pada ruang
diketahui secara pasti, tetapi diduga melalui subaraknoid yang paling sering disebabkan
kemampuannya untuk menekan aktivitas kanal oleh ruptur aneurisma. Prevalensi kejadian
K+, meningkatkan masuknya Ca2+, stroke tipe ini sangat jarang namun memiliki
meningkatkan aktivitas protein kinase C, dan morbiditas dan mortilitas yang sangat tinggi.
juga Rho kinase.13 Oleh karena itu, diagnosis awal yang segera
Hidrosefalus kronik merupakan dan tatalaksana yang tepat berperan dalam
komplikasi lanjut pada perdarahan subaraknoid menentukan prognosis jenis stroke ini.
yang disebabkan oleh partisi dalam ruang
araknoid mencegah reabsorpsi CSF yang DAFTAR PUSTAKA
normal dan menyebabkan dilatasi sistem 1. Patel A R., Patel A R., Desai S. The Underlying
Stroke Etiology: A Comparison of Two
ventrikel.13 Komplikasi lain yang dapat terjadi Classifications in a Rural Setup. Cureus
pada SAH, yaitu hiponatremia (Na<135 2019;11(7):2-3.
mEq/dl) yang diduga akibat mekanisme 2. Abbott, A. L., Silvestrini, M., Topakian, R.,
Golledge, J., Brunser, A. M., de Borst, et al.
cerebral salt wasting (CSW) dan syndrome of Optimizing the Definitions of Stroke, Transient
inappropiate secretion of antideuretic hormone Ischemic Attack, and Infarction for Research and
Application in Clinical Practice. Front.Neurol.
(SIADH). Komplikasi demam pada SAH
2017;8:2-3.
biasanya merupakan demam noninfeksius 3. Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas
2018 [internet]. 2019, Cited 16 Oktober 2020 ,
Available from:
345
Jurnal Kedokteran 2021,10(1):338-346
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
346