Anda di halaman 1dari 6

REKOMENDASI

MAJELIS ULAMA INDONESIA


PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
Nomor : 61 Tahun 2021
Tentang
PEMBAYARAN ZAKAT FITRI DAN FIDYAH DAN PENYALURANNYA

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah :


MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional penarikan dan penyaluran zakat
dan fidyah dimungkinkan adanya inovasi dan pengembangan
tata cara seiring dengan dinamika sosial masyarakat
sepanjang sesuai dengan ketentuan;
b. bahwa di tengah masyarakat muncul pertanyaan mengenai
ketentuan penarikan dan penyaluran harta zakat dan
fidyah, mulai dari penyaluran dari amil zakat kepada amil
zakat berikutnya, penyaluran dari amil zakat kepada lembaga
sosial, penyaluran harta zakat muqayyadah, serta sumber
biaya operasional untuk kepentingan penarikan dan
penyaluran zakat dan fidyah;
d. bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan
fatwadan fidyah tentang penarikan dan penyaluran harta
zakat dan fidyah guna dijadikan pedoman.
MENGINGAT : 1. Firman Allah SWT

ْ‫ُخ ْذ م ْن َأ ْم َواله ْم َص َد َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكيه ْم ب َها َو َص ِّل َع َل ْيهم‬


ِ ِ ِ ٌ َ ٌ َ ُ ‫َّ َ ِ َ َ َ ِ َ ِ َ ٌ َ ُ ْ َ ه‬
‫ِإن صَلتك سكن لهم واَّلل س ِميع ع ِليم‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)

َ‫ْ َه‬ َ َ َ‫ن‬ ْ ‫َّ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ن‬


‫ي عل ْي َها َوال ُمؤلف ِة‬ ‫ي َوال َع ِام ِل‬
ِ ‫ِإنما الصدقات ِللفقر ِاء والمس ِاك‬
‫يل‬ ‫ب‬ ‫الس‬ ْ ‫ه‬
َّ ‫ي َوف َسبيل اَّلل َوابن‬ ‫ن‬ َ‫الر َقاب َو ْال َغارم ن‬ ُ ‫ُق ُل‬
ِّ ‫وب ُه ْم َو نف‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫َ َ ً ِ َ ي ه َ ِ ه ُ َ ٌِ ِ َ ِ ٌ ي‬
‫اَّلل واَّلل ع ِليم ح ِكيم‬ ِ ‫ف ِريضة ِمن‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Taubah : 60).
ۚ ‫سفَ ٍر فَ ِع َّدة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر‬َ ‫ضا أَ ْو َعلَ َٰى‬ ً ‫ت ۚ فَ َمن َكانَ ِمن ُكم َّم ِري‬ ٍ ‫أَيَّا ًما َّم ْعدُو َٰ َد‬
‫ع َخي ًْرا فَ ُه َو َخي ٌْر‬ َ َ‫ين ۖ فَ َمن ت‬
َ ‫ط َّو‬ ٍ ‫ط َعا ُم ِم ْس ِك‬ َ ٌ‫َو َعلَى ٱلَّذِينَ يُ ِطيقُونَهُۥ فِ ْديَة‬
۟ ‫صو ُم‬
َ‫وا َخي ٌْر لَّ ُك ْم ۖ ِإن ُكنت ُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ ُ َ‫لَّهُۥ ۚ َوأَن ت‬
Tausiyah tentang Penarikan dan Penyaluran Harta Zakat 2

Artinya: ” (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka


barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-
hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

2. Hadis Rasulullah SAW, antara lain:

“Nabi Muhammad SAW ketika mengutus Muadz ke Yaman


bersabda : … … … Dan beritahukan kepada mereka bahwa
Allah SWT mewajibkan zakat yang diambil dari harta orang
kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada para
orang-orang fakir di antara mereka “. (HR Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Abbas)

“Rasulullah SAW menugaskan seorang laki-laki dari bani Al-


Asdi yang bernama Ibnu Al-Lutbiyyah sebagai Amil zakat di
daerah bani Sulaim, kemudian Rasulullah SAW melakukan
evaluasi atas tugas yang telah ia laksanakan”. (HR Bukhari
dan Muslim dari Abi Humaid Al-Saa’idy)

“Umar RA telah menugaskan kepadaku untuk mengurus


harta zakat, maka tatkala telah selesai tugasku, beliau
memberiku bagian dari harta zakat tersebut, aku berkata :
sesungguhnya aku menlakukan ini semua karena Allah SWT,
semoga Allah kelak membalasnya. Beliau berkata : Ambillah
apa yang diberikan sebagai bagianmu, sesungguhnya aku
juga menjadi amil zakat pada masa Rasulullah SAW dan
beliau memberiku bagian (dari harta zakat), saat itu aku
mengatakan seperti apa yang kau katakan, maka Rasulullah
SAW bersabda : Apabila engkau diberi sesuatu yang engkau
tidak memintanya maka ambillah untuk kau gunakan atau
sedekahkan. (HR Muslim dari seorang Tabi’in yang bernama
Ibnu Al-Sa’di)
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Tausiyah tentang Penarikan dan Penyaluran Harta Zakat 3
3. Qaidah fiqhiyyah

“Hukum sarana adalah mengikuti hukum capaian yang akan


dituju “

“Sesuatu kewajiban yang hanya bisa diwujudkan dengan


melakukan sesuatu perkara, maka perkara tersebut
hukumnya menjadi wajib

“Tindakan pemimpin [ pemegang otoritas ] terhadap rakyat


harus mengikuti kemaslahatan “
MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat Ibnu Qosim dalam Kitab Fathul Qorib ( Syarah
Bajuri 1/543 ) yang menjelaskan tentang definisi Amil
sebagai berikut :

“Amil zakat adalah seseorang yang ditugaskan oleh imam


(pemimpin negara) untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan harta zakat “
2. Pendapat Al-Syairazi dalam kitab Al-Muhadzzab (Al-Majmu’
Syarah Al-Muhadzzab 6/167 ) yang menerangkan mengenai
distribusi zakat, salah satunya kepada Amil sebagai
berikut:

“Apabila yang melakukan distribusi zakat adalah Imam


[pemerintah] maka harus dibagi kepada delapan golongan
penerima zakat. Bagian pertama adalah untuk Amil, karena
Amil mengambil bagian harta zakat sebagai upah,
sementara golongan lainnya sebagai dana sosial. Apabila
bagian Amil sesuai dengan kewajaran sebagai upah
pengelola zakat, maka akan diberikan kepadanya bagian
tersebut. Namun bilamana bagian Amil lebih besar dari
kewajaran sebagai upah pengelola zakat, maka kelebihan –
di luar kewajaran tersebut – dikembalikan untuk golongan-
golongan yang lain dari mustakhiq zakat secara
proporsional. Jika terjadi defisit anggaran, di mana bagian
Amil lebih kecil dari kewajaran upah pengelola zakat maka
akan ditambahkan. Ditambahkan dari mana? Imam Syafi’I
berpendapat: “ditambahkan dengan diambil dari bagian
kemashlahatan [ fi sabilillah ]”. Sekiranya ada yang
berpendapat bahwa bagiannya dilengkapi dari bagian

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia


Tausiyah tentang Penarikan dan Penyaluran Harta Zakat 4
golongan-golongan mustahiq yang lain maka pendapat
tersebut tidak salah “
3. Pendapat Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah
Al-Muhadzzab ( 6/168 ) mengenai orang-orang yang dapat
masuk kategori sebagai Amil sebagai berikut:

“Para pengikut madzhab Syafi’i berpendapat : Dan diberi


bagian dari bagian Amil yaitu ; Pengumpul wajib zakat,
orang yang mendata, mencatat, mengumpulkan, membagi
dan menjaga harta zakat. Karena mereka itu termasuk
bagian dari Amil Zakat. Tegasnya, mereka mendapatkan
bagian dari bagian Amil sebesar 1/8 dari harta zakat karena
mereka merupakan bagian dari Amil yang berhak
mendapatkan upah sesuai dengan kewajarannya.
4. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam
Sidang Komisi Fatwa pada Rapat-Rapat Komisi Fatwa yang
terakhir pada tanggal 29 maret 2021 dan tanggal 17 April
2021
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PEMABAYARAN ZAKAT FITRI DAN
FIDYAH DAN PENYALURANYA
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam FATWA ini yang dimaksud dengan:
1. Pembayaran zakat dan fidyah dan pembayaran adalah
kegiatan pengumpulan harta zakat dan fidyah yang meliputi
pendataan wajib zakat, penentuan objek wajib zakat,
besaran nishab zakat, besaran tarif zakat, dan syarat-syarat
tertentu pada masing-masing objek wajib zakat dan
pembayaran fidyah bagi orang yang tidak berpuasa karena
udzur syar’i
2. Penyaluran zakat adalah kegiatan mentasyarufkan harta
zakat kepada mustahiq. Adapaun pmebyaran fidyah adalah
penyaluran harta dari pembayaran fidyah kepada fakir dan
mskin.
3. Besarnya zakat adalah ketentaun harta yang wajib
dikeluarkan berdasarkan perhitungan haul ata nishab bagi
zakat mal dan terpenuhinya wajib zakat fitri bagi seseorang.
4. Waktu pembayaran zakat atau fidyah adalah waktu
penyaluran zakat atau fidyah.
5. Muzaki adalah orang menurut hokum syara ditetapkan
sebagai piihak yang harus mengeluarkan zakat.
6. Mustahiq adalah orang yang menurut hokum syara wajib
7. Penyaluran zakat adalah kegiatan pendistribusian harta
zakat agar sampai kepada para mustakhiq zakat secara
benar dan baik.

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia


Tausiyah tentang Penarikan dan Penyaluran Harta Zakat 5
8. Zakat muqayyadah adalah zakat yang telah ditentukan
mustahiqnya oleh muzakki, baik tentang ashnaf, orang
perorang, maupun lokasinya.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Besarnya zakat Fitri dan Fidyah
Besarnya zakat fitri jika beras sama dengan 2.5 kg, jika
dibayar dengan uang sana dengan Rp 30.000.
2. Besar membayar fidyah dikeluarkan berdasarkan standar
kemampuan ekonomi keluarga yang bersangkutan, yakni
berapa anggaran yang biasa dikeluarkan untuk 1x makan,
Klaster Gol I, minimal Rp. 15.000
Klaster Gol II , minimal Rp. 10.000
Klaster Gol III . minimal Rp. 7.500

3. Waktu Pembayaran Fidyah:


Fidyah bisa dibayarkan pada ketentauan waktu sbb:
a. Pada hari ketika ia tidak berpuasa
b. Diakhirkan pada akhir bulan Romadhan
c Setelah ramadhan, baik dibayar sekaligus mapun dicicil
setiap hari sesuai hari puasa yang ditinggalkan

4. Ketentuan Zakat Profesi .


Jika ada pegawai yang penghasilanya sampai 1 nishob, yakni
setara dengan nilai 85 Gram emas murni maka
menegeluarkan wajib zakat .
Hitungannya: pendapatan tetap tiap bulan dikurangi UMP,
jika seseorang berpenghasilan Rp,10.000.000
Dikurang UMK (kota Yogyakarta) Rp.2.069.530 berdasar SK
Gubernur nomor 340/KEP/2020 .
Maka seseorang take home pay memperoleh Rp.
10.000.000-2.069.530= Rp. 7.930.470 x 12 bulan =
Rp.95.165.640
Nishab zakat profesi adalah setara dengan emas murni 85
gram..24 karat. 1 gram mas murni nilai sekarang harga
emas batangan Semar Rp. 829.000. jadi nishabnya
829.000x85= 70.465.000.
Jika seseorang berpenghasilan Rp. 10.000.000 maka ia wajib
zakat sebesar 2.5% dari Rp. 95.165.640 = Rp. 2.379.141.
5. Anak yatim dan pekerja lepas atau harian tidak berhak
menerima zakat, kecuali termasuk dalam kategori fakir
miskin.
6. Penarikan zakat menjadi kewajiban amil zakat yang
dilakukan secara aktif.
7. Pemeliharan zakat merupakan tanggung jawab amil
sampai didistribusikannya dengan prinsip yadul amanah.
8. Apabila amil sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,
namun di luar kemampuannya terjadi kerusakan atau
kehilangan maka amil tidak dibebani tanggung jawab
penggantian.
9. Penyaluran harta zakat dari amil zakat kepada amil zakat
lainnya belum dianggap sebagai penyaluran zakat hingga
harta zakat tersebut sampai kepada para mustahiq zakat.
10. Dalam hal penyaluran zakat sebagaimana nomor 9, maka
pengambilan hak dana zakat yang menjadi bagian amil
hanya dilakukan sekali. Sedangkan amil zakat yang lain
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Tausiyah tentang Penarikan dan Penyaluran Harta Zakat 6

hanya dapat meminta biaya operasional penyaluran harta


zakat tersebut kepada amil yang mengambil dana.
11. Yayasan atau lembaga yang melayani fakir miskin boleh
menerima zakat atas nama fi sabilillah. Biaya operasional
penyaluran harta zakat tersebut mengacu kepada
ketentuan angka 10.
12. Penyaluran zakat muqayyadah, apabila membutuhkan
biaya tambahan dalam distribusinya, maka Amil dapat
memintanya kepada mustahiq. Namun apabila penyaluran
zakat muqayyadah tersebut tidak membutuhkan biaya
tambahan, misalnya zakat muqayyadah itu berada dalam
pola distribusi amil, maka amil tidak boleh meminta biaya
tambahan kepada muzakki.
Ketiga : Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan
dapat mengetahuinya, semua pihak dihimbau untuk
menyebarluaskan fatwa ini.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 5 Ramadhan 14 42 H
17 April 2021 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA


PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KOMISI FATWA
Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Drs. H.Makhrus Munajat, SH.M,Hum Dr. Oman Fathurahman, MA

Mengetahui,
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA DIY

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

DRS.KH.M.THOHA ABDURRAHMAN KRT.DRS.H.A.M.KAMALUDININGRAT

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Anda mungkin juga menyukai