Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa alasan mengapa umat Islam
mundur atau terpuruk :
1. Ummat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam
Al-Qur'an dan Hadits. Padahal itu adalah sumber pedoman hidup kita agar
bahagia dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua
perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat
selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadits). Ditambah lagi
Al-Qur’an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an itu sesuatu yang tidak
diacuhkan”. Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Barang siapa
yang tidak membaca Al-Qur'an maka dia telah menjauhi Al-Qur'an, dan barang
siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah
menjauhi Al-Qur’an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya
tapi tidak pernah mengamalkan nya maka dia telah menjauhi Qur’an pula”. Tapi
hal ini ditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya
terhadap Al-Qur'an.
2. Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah. Padahal ummat Islam
diperintahkan untuk bersatu. Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali
Imran : 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang- orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
3. Saat ini mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan
umat Islam saat ini lebih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan akherat.
Padahal jelas jelas kehidupan dunia ini hanya fatamorgana dan telah dicontohkan
oleh generasi pendahulu Islam mereka ikhlas betul dalam menjalankan misi
sebagai hamba Allah SWT tanpa melupakan kewajibannya untuk beribadah
kepada Allah SWT. : ”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan
membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun
anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri
ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau.” (An Nisaa:75)
4. Kemunduran Umat Islam adalah karena tidak mandiri di bidang ekonomi. Saat ini
secara ekonomi umat Islam dikuasai oleh orang-orang non-Muslim. Umat Islam
bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika
orang-orang non-Muslim mengembargo, maka umat Islam akan kesulitan.
5. Kemunduran umat Islam adalah karena bisa menentukan prioritas (Tertib/urutan
kepentingan) bersama yang harus dikerjakan bersama. Sering umat Islam
mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak segera ketimbang hal yang
sangat penting dan mendesak. Padahal berbagai ajaran Islam seperti shalat, haji,
wudlu, dan sebagainya merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu
menurut urutan yang benar/tertib. Umat Islam harus bisa menentukan mana
pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan
kemudian. Umat Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang
harus dilawan sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian.
6. Mundurnya ummat Islam adalah karena umat Islam gagal menemukan hal yang
bermanfaat. Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah
ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits Hasan,
diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya).
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang
Salib, yang terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an.
“Perang Salib”, menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.” Sedangkan tentara Mongol menyerang
negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm, dilanjutkan ke
Persia (1220-1221). Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan
serangan ke Syria dan Mesir. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah
berakhir.
Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian.
Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di
awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1803
M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah
bayang-bayang kekuasaan Inggris. Pada tahun 1842M, Keamiran Muslim Sind di India
dikuasai. Tahun 1857M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir
dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris yang
menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879M, Inggris berusaha menguasai
Afghanistan dan pada tahun 1899M, Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah
kekuasaan India-Inggris.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah
penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan negara-negara
Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu
mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara
lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan. Kerajaan Islam Malaka yang berdiri
pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam
kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M.
Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku
yang sangat kaya akan rempah-rempah.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil
menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan
Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris,
Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak
berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda
dating tahun 1592 M dan dengan segera dapat memonopoli perdaganagn di kepulauan
Nusantara. Sedangkan kekuasaan Inggris tertancap di Semenajung Malaya, termasuk
Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat
menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19
M. Sebagaimana di India, di Asia Tenggara politik negara-negara Eropa itu berlanjut terus
sampai pertengahan abad ke-20 M.
Ekspansi Barat ke Timur Tengah
Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami
kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk.
Peperangan-peperangan melawan Barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan dan
menguras tenaga, yang berakhir dengan kekalahan di pihak Turki. Di pihak lain, satu demi
satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan
diri dari Konstantinopel. Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Turki
Usmani itu, yang tak kalah pentingnya ialah timbulnya perasaan nasionalisme pada
bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Bangsa Armenia dan Yunani yang
beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah
airnya. Bangsa Kurdi di pegunungan dan Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga
bangkit untuk melepaskan diri dari cengkeraman penguasa Turki Usmani.
Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke19 M, sementara Eropa sudah jauh
meninggalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka
rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat.
Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh
dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai
Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya
mendapat bagiannya dari warisan itu.Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis, yang
memang sudah bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India. Perancis
merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur.
Oleh Karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya.
Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1987M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir
adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari
Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki,
Syiria hingga ke timur jauh.
Persaingan antara Inggris dan Perancis di Timur Tengah memang sudah lama dan terus
berlangsung. Persaingan ini terlihat dari penaklukkan wilayah Islam di Timur Tengah dan
Afrika, yakni:
1820M : Oman dan Qatar, oleh Inggris
1830-1857M : Aljazair, oleh Perancis
1839M : Aden, oleh Inggris
1881-1883M : Tunisia, oleh Perancis
1882M : Mesir, oleh Inggris
1898M : Sudan, oleh Inggris
1900M : Chad, oleh Perancis
Pada abad ke-20M, Italia dan Spanyol ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan
wilayah-wilayah di Afrika, yaitu:
1906M : Kesultanan Muslim Nigeria Utara, oleh Inggris
1912-1913M : Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica, oleh Italia
1912M : Maroko, oleh Perancis dan Spanyol
1912-1915M : Maroko, oleh Spanyol
1914M : Kuwait, oleh Inggris
1919-1921M : Sisilia, oleh Perancis
1920M : Irak, oleh Inggris
1920M : Syiria dan Libanon, oleh Perancis
1926-1927M : Somalia, oleh Italia
Sedangkan negeri-negeri muslim yang jatuh ke tangan Rusia, diantaranya:
1834-1859M : Kaukasus, oleh Rusia
1853-1865M : Khoakand dan jatuhnya Tashkent, oleh Rusia
1866-1872M : Daerah sekitar Samarkand dan Bukhara, oleh Rusia
1873-1887M : Uzbekistan, oleh Rusia
1941-1946M : Pendudukan Anglo-Rusia di Iran
Dari sisi ekonomi, kedatangan bangsa Barat bertujuan untuk berdagang, menjual produk yang
mereka hasilkan, selain mencari bahan-bahn mentah yang sebagin besar terdapat di
negara-negara Islam di Timur. Tapi lama-kelamaan, tujuan mereka berubah, yang merambah
pada masalah politik. Perubahan orientasi ini disebabkan adanya persaingan di anatar
bangsa-bangsa Barat itu sendiri yang ingin memonopoli sistem perdagangan. Selain itu
terdapat pula motif lain yakni Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen.
Portugis membawa tiga misi, yaitu: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), dan
Gospel (menyebarkan agama Kristen).
Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim
adalah ekonomi dan politik. Kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya
membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan
negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian
tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat
dalam proses politik penjajahan barat atas negeri-negeri muslim. Trauma Perang Salib masih
membekas pada sebagian orang barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara
ini dalam jangka waktu lama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam.
Menurut Fatah Syukur motif utama Eropa menjelajah dan menjajah wilayah Islam, yaitu:
· Menyebarkan Kristen dan sekaligus untuk menghambat serta menaklukkan Islam sebagai
kekuatan yang dapat mengancam Eropa
· Membuka lahan baru untuk memasarkan komoditi mereka dengan cara memonopoli
perdagangan
· Mengambil aset negara jajahan, untuk memberikan devisa kepada Eropa
· Mengeksploitasi rakyat negara jajahan untuk kepentingan mereka
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Al ‘Aqdul Farid jilid I, hlm. 101; Kitab Nihayatul Arab jilid VI, hlm. 168
Kitab Ikhbarul Umar wa Ikhbaru Abdullah bin Umar jilid I, hlm. 241-242
Wahyu dan Nurlailah. 2013. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Yrama Widya