PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung dan napas (kematian klinis) ke fungsi yang optimal (Muttaqin, 2009).
RJP terdiri dari pemberian bantuan sirkulasi dan napas, dan merupakan terapi
umum, diterapkan pada hampir semua kasus henti jantung atau napas.
RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatan pun dapat
henti jantung dan henti nafas. (Hardisman, 2014). Tujuan bantuan hidup dasar
adalah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan
jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung
darurat bagi para korban, sebelum pertolongan yang lebih mantap dapat
Data WHO tahun 2017 menyebutkan setiap tahun tercatat 1,35 juta orang
hanya dalam kurun waktu tiga tahun jumlah korban tewas di jalan raya
1
bertambah 100.000 orang. Kini, kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh
utama manusia dengan rentang usia lima hingga 29 tahun. Provinsi Sulawesi
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dengan angka 3,5 % dan untuk
prevalensi dengan angka terendah ada di provinsi Jambi (1,1 %). (Riksesdas,
2018)
Berdasarkan data satuan lalu lintas polresta manado, sejak tahun 2016
sampai dengan tahun 2018, banyak korban yang meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2016 ada 555 kasus kecelakaan, 78 orang
diantaranya meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2017 dan tahun 2018
korban yang meninggal dunia akibat kecelakan berkurang, pada tahun 2017
ada 62 orang dengan 491 kasus kecelakaan sedangkan pada tahun 2018 bulan
Januari sampai dengan bulan Mei, korban yang meninggal dunia akibat
terendah di provinsi Nusa Tenggara Timur (0,7%). Terdapat 3910 kasus pada
penyakit jantung coroner dan 3494 kasus pada penyakit gagal jantung.
Kondisi kegawardaruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sudah
2
Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan
dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka
Sartono, 2011).
musibah sehari-hari yang biasa dijumpai (Fajarwati, 2012). Setiap orang harus
untuk orang lain atau diri mereka sendiri (Thygerson, 2009), termasuk siswa-
sebanyak 100% tidak terampil dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar
bantuan hidup dasar. Dari 28 siswa yang ditanya tentang bantuan hidup dasar,
3
Dasar Pada Orang Awam Terhadap Keterampilan Siswa-Siswi SMAN 2
Pineleng.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
keterampilan.
2. Tujuan Khusus
SMAN 2 Pineleng.
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti yang akan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada seseorang yang mengalami henti jantung. Aspek dasar pada bantuan
et all, 2010).
jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi
penderitaan.
6
c. Mendorong pemulihan
efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi
bantuan hidup dasar sangat penting terutama pada pasien dengan cardiac
arrest karena fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar rumah sakit, pasien di
rumah sakit dengan fibrilasi ventrikel primer dan penyakit jantung iskemi,
vital lainnya secara mendadak dan dapat balik normal, jika dilakukan
terminal akibat usia lanjut atau penyakit kronis tertentu tidak termasuk
7
dan terakhirnya oleh disosiasi elektro-mekanik. Dua jenis henti jantung
pupil karena bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar.
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tidak teraba (a.
8
tercekik (suffocation), trauma dan lain-lain (Latief, Kartini dan
Rusman, 2009).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
Berikut ini adalah langkah CPR untuk orang awam atau penolong tidak
a. Keamanan (Safety)
9
b. Mengenali Serangan
menepuk bahunya.
1) Respon korban
a) Memanggil korban
b) Menggoyangkan bahunya
area sternum)
2) Pola nafas
meliputi
a) Ketersediaan nafas
b) Keadekuatan nafas
c) Gangguan nafas
10
3) Sirkulasi
masyarakat.
d. Kompresi (Compresion)
terlatih dan dapat dipandu secara lebih efektif oleh operator melalui
dewasa terkait etiologi jantung baik dengan CPR hanya kompresi maupun
11
CPR dengan kompresi dan napas adalah sama bila diberikan sebelum
a. Kecepatan Kompresi
b. Kedalaman Kompresi
1) Dewasa
atau 2 inci.
2) Anak
3) Bayi
4cm.
12
c. Penempatan tangan pada saat kompresi
kompresi pada pasien karena jika tidak tepat akan menimbulkan akibat
1) Dewasa
2) Anak
3) Bayi
puting susu.
c. Penolong lelah atau sudah lebih dari 30 menit tidak ada respon
13
B. Penyuluhan Kesehatan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam
komunikasi, sasaran yang dicapai dan indera penerima dari sasaran promosi
(Depkes, 2008)
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka
b. Metode Didaktik
14
diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya
penyuluhan yang terjadi bersifat satu arah (one way method). Contoh
c. Metode Sokratik
1) Diskusi
ditunjuk.
2) Curah pendapat
3) Demonstrasi
15
teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu
dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh
kelompok.
5) Simposium
berhubungan
6) Seminar
7) Studi kasus
berupa rekaman.
16
C. Keterampilan
1. Definisi Keterampilan
tersebut.
para ahli:
a. Gordon
17
b. Nadler
pengembangan aktivitas.
berikut :
a. Pengetahuan
b. Pengalaman
c. Keinginan/motivasi
tersebut.
18
BAB III
A. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Garis penelitian
B. Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang bantuan hidup dasar
Pineleng.
Ha: Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang bantuan hidup dasar pada
Pineleng.
19
C. Definisi Operasional
Alat Skala
Variabel Definisi Parameter Skore
ukur Ukur
Independen:
siswa-siswi di orang
SMA N 2 awam
Pineleng.
Dependent:
ikan prosedur 0
sebelum dan
sesudah
penyuluhan
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperiment
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
akan diteliti. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka
berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10%-15% atau
21
n = 15% × N
n = 0,15 × 136
n = 20,4
n = 20 sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
tempat
D. Instrumen Penelitian
22
audiovisual. Alat bantu audiovisual meliputi slideshow, powerpoint,
leaflet.
2. Lembar observasi
bantuan hidup dasar. Jika dilakukan diberikan nilai 1 dan tidak dilakukan
diberikan nilai 0
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer yaitu data yang secara langsung dari
penyuluhan.
2. Data Sekunder
didapatkan langsung dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMAN
2 Pineleng.
1. Pengolahan Data
23
a. Pengeditan data (editing)
dianalisis.
2. Analisa Data
Pineleng.
a. Analisis univariat
24
untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variable
f
P= ×100
n
Keterangan :
n: Jumlah sampel
b. Analisis bivariate
dengan menggunakan uji t jika syarat uji t dipenuhi. Jika tidak, maka
akan dilakukan uji alternatif lain dari uji t yaitu Wilcoxon Signed
95%.
G. Etika Penelitian
25
Lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang akan mengisi
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
4. Keadilan (Justice)
pribadi.
H. Jadwal Penelitian
No Agenda Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
26
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA). 2010. Adult Basic Life Support: Guidelines
for CPR and Emergency Cardiovascular Care.
American Heart Association (AHA). 2015. Adult Basic Life Support: Guidelines
Update for CPR and Emergency Cardiovascular Care.
Berg, R.A., Hemphill, R., Abella, B.S., Aufderheide, T.P., Cave, D.M., Hazinski,
M.F., et al. 2010. Part 5: Adult basic life support: 2010 American Heart
Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency
cardiovascular care. Circulation. Research Journal: 122.
Bertnus. (2009). Faktor yang mempengaruhi Keterampilan. Semarang.
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Dawangi, H. (2018, 13 Juni). Data Polresta Manado Tahun ini. Dikutip 21
Februari 2019 dari Manado Tribun News
DEPKES RI. 2008. Modul Pelatihan Bagi Tenaga Promosi Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta. Departmen Kesehatan Republik Indonesia
Fajarwati, D. 2012. Basic Life Support Tim Bantuan Medis FK UII. Yogyakarta.
Universitas Islam Indonesia. Vol: 6
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta. Gosyen Publishing.
Kaliammah, G 2013. Indikasi dan Keterampilan Resusitasi Jantung Paru. Bali.
Universitas Udayana, Vol: 6 (1-7)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2019. Pengertian Keterampilan. Diakses
15 Mei 2019. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Jakarta
Balitbang Kemenkes RI.
Latief, A. Kartini, A. S. dan Rusman, D. 2009. Petunjuk Praktis Anastesiologi
Edisi Dua. Jakarta Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif FK UI.
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kliendengan Gangguan
system Kardiovaskular dan Hematodologi. Jakarta. Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. RinekaCipta
Richo, dkk. 2009. Redaksi Best Pubisher-Undang-Undang Kesehatan dan Praktik
Kedokteran. Jakarta. Galangpress
27
Sudiatmoko, A. 2011. Tindakan Awal Sebelum Medis. Kalasan: Rona Pancaran
Ilmu.
Sudiharto dan Sartono. 2011. Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta.
CV.Sagung Seto.
Sumber Pengertian. (2018, 18 Maret). Pengertian Keterampilan Menurut Para
Ahli. Dikutip 15 Mei 2019 dari Sumber Pengertian
Syamsuddin, A. R. dan Vismaia S. D. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung. Remaja Rosdakarya
Thygerson, A. 2009. First Aid: Pertolongan Pertama Edisi Kelima. Jakarta.
Erlangga.
Turambi, D. 2016. Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Siswa Kelas XI dan XII SMA
Negeri 2 Langowan. Tomohon. Universitas Sariputra Tomohon. Vol: 6 (56-
62)
World Health Organization (WHO). 2017. Road Traffic Injuries.
28