1.2 Mikroskopik
Bagian lobulus hati antara vena sentral (9) dan jaringan ikat perifer septum interlobular
(1, 6) dari area portal diilustrasikan secara lebih rinci. Di septum interlobular (1, 6) adalah bagian
melintang dari vena portal (4), arteri hepatik (3), saluran empedu (5), dan pembuluh limfatik (2).
Penampang banyak arteri hepatik (3) dan saluran empedu (5) disebabkan oleh percabangannya di
septum atau jalurnya ke dalam dan keluar dari septum.
Cabang vena portal (4) dan arteri hepatik (3) menembus septum interlobular (1, 6) dan
membentuk sinusoid (8, 10). Sinusoid (8, 10) terletak di antara pelat sel hati (7) dan mengikuti
percabangan dan anastomosisnya. Sel endotel yang terputus-putus (10) melapisi sinusoid (8, 10)
dan vena sentral (9). Sel darah (eritrosit dan leukosit) di sinus (8) mengalir ke vena sentral (9)
dari setiap lobulus. Hadir di sinusoid (10) juga makrofag tetap yang disebut sel Kupffer.
Mayoritas sel yang melapisi sinusoid hati (5) adalah sel endotel (2). Sel-sel kecil ini
memiliki sitoplasma yang dilemahkan dan inti kecil. Untuk mendemonstrasikan sel fagositik di
sinusoid hati (5), seekor hewan disuntik secara intravena dengan tinta India. Sel Kupffer
fagositik (3, 7) mencerna partikel karbon dari tinta, yang mengisi sitoplasma mereka dengan
endapan gelap. Akibatnya, sel Kupffer (3, 7) menjadi menonjol di sinusoid (5) di antara lempeng
hati (6). Sel Kupffer (3, 7) adalah sel besar dengan beberapa proses dan garis besar tidak teratur
atau seperti bintang yang menjorok ke dalam sinusoid (5). Inti sel Kupffer (3, 7) dikaburkan oleh
partikel karbon yang tertelan. Di pinggiran lobulus terlihat bagian jaringan ikat septum
interlobular (1) dan bagian dari saluran empedu (4) yang dilapisi dengan sel kuboid.
2. Fisiologi
2.1 Fungsi Hepar
Daftar Pustaka
Prometheus
Atlas difiore
Robert L. Sorenson and T. Clark Brelje. 2014. A Guide to Microscopic Structure of Cells, Tissues and
Organs 3rd Ed. Minnesota. https://histologyguide.com/