(AHU/HVAC)
Sistem Tata Udara atau yang lebih sering dikenal dengan AHU (Air handling Unit) atau HVAC
(Heating, Ventilating and Air Conditioning), memegang peran penting dalam industri
farmasi. Hal ini antara lain disebabkan karena :
AHU merupakan cerminan penerapan CPOB dan merupakan salah satu sarana penunjang
kritis yang membedakan antara industri farmasi dengan industri lainnya.
Pengertian
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan
‘fumes’).
Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem
tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan,
pola aliran udara serta jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan
persyaratan ruangan yang telah ditentukan.
Tujuan dari desain Sistem Tata Udara adalah untuk menyediakan sistem sesuai dengan
ketentuan CPOB untuk memenuhi kebutuhan perlindungan produk dan proses sejalan
dengan persyaratan GEP (Good Engineering Practices), seperti keandalan, perawatan,
keberlanjutan, fleksibilitas, dan keamanan.
Desain Sistem Tata Udara memengaruhi tata letak ruang berkaitan dengan hal seperti posisi
ruang penyangga udara (airlock) dan pintu. Tata letak ruang memberikan efek pada
kaskade perbedaan tekanan udara ruangan dan pengendalian kontaminasi silang.
Pencegahan kontaminasi dan kontaminasi silang merupakan suatu pertimbangan desain
yang esensial dari sistem Tata Udara. Mengingat aspek kritis ini, desain Sistem Tata Udara
harus dipertimbangkan pada tahap desain konsep industri farmasi.
Masalah yang biasanya dikaitkan dengan desain Sistem Tata Udara adalah : .
Parameter kritis dari tata udara yang dapat memengaruhi produk adalah :
suhu
kelembaban
partikel udara (viabel dan non viabel)
perbedaan tekanan antar ruang dan pola aliran udara
volume alir udara dan pertukaran udara
sistem filtrasi udara
Pertimbangan :
Klasifikasi ruang
Produk/bahan yang digunakan
Jenis proses, padat, cairan/semi padat atau steril
Proses terbuka atau tertutup
Pengkajian risiko digunakan sebagai suatu proses untuk mengevaluasi dampak sistem atau
komponen terhadap mutu produk. Penilaian risiko dilakukan dengan membagi sistem
menjadi komponen-komponen dan mengevaluasi dampak dari sistem/komponen tersebut
pada Parameter Proses Kritis (Critical Process Parameters/ CPPs) yang diturunkan dari Atribut
Mutu Kritis (Critical Quality Attributes/CQAs). Karena komponen yang ada dalam sistem dapat
secara signifikan berdampak pada kemampuan untuk menjaga CPPs tetap dalam batas
keberterimaan, penetapan batas sistem merupakan langkah yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pengkajian risiko.
Risiko dan dampak potensial suatu kegagalan sistem hendaklah dikaji oleh ahli tata udara
dengan mempertimbangkan semua moda kegagalan yang potensial, misal:
Demikian sekilas mengenai Sistem Tata Udara (AHU/HVAC) yang diatur dalam Petunjuk
Teknis Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi, sebagai bagian dari Pedoman CPOB 2012.
Semoga bermanfaat
Industri farmasi dituntut untuk menghasilkan obat yang berkualitas, aman,
dan memiliki efek yang sesuai. Sehingga dalam proses pemuatan harus
dikendalikan dengan udara yang ada dalam ruangan. Oleh sebab itu hal ini
dapat memberikan kenyamanan, keseragaman kerja, serta keamanan
dalam semua proses. Pengendalian udara diperlukan untuk memenuhi
kondusi ruangan yang dipersyaratkan oleh CPOB. Dalam peraturan POPP
jilid 1 disebutkan bahwa udara di ruangan pengolahan yaitu area dengan
kondisi lingkungan spesifik yang ditetapkan, dikendalikan dan dipantau
untuk mencegah kontaminasi silang (dalam fasilitas produk multi produk)
atau degradasi ke lingkungan ruangan, serta ruang kunci alat dan ruang
penyimpnan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk yang
disirkulasi balik, akan dilewatkan susunan sistem terdiri dari filter EN 889
G4 + F8 + HEPA Filter EN 1822.
Sistem tata udara adalah sistem penanganan tata udara yang
disyaratkan CPOB pada saat pabrik melakukan aktivitas. Persyaratan
tersebut meliputi, kualitas, udara, suhu, kelembapan, dan pergantian
udara/jam. Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua
golongan yaitu untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan
mengendalikan suhu, kelembapan dari udara yang dipergunakan dalam
proses produksi, penyimpanan, dan lingkungan kerja dari mesin. Di industri
Farmasi biasanya menggunakan sistem tata udara Air Handling Unit (AHU)
dengan sistem HVAC. Sistem pengaturan tata udara menggunakan AHU
dengan Air Condition (AC) sentral. AHU merupakan cerminan CPOB dan
merupakan salah satu sarana penunjang kritis yang membedakan antara
industri farmasi dengan industri lainnya. Penyebutan sistem disini
disebabkan oleh AHU, yang terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-
masing memiliki fungsi berbeda, serta terintegrasi sedemikian rupa,
sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol
suhu, kelembapan, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara,
serta jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan
persyaratan ruangan yang telah ditentukan.
Persyaratan ukuran partikel di ruang pembuatan obat
Sistem tata udara untuk kelas kebersihan
Sistem pengaturan udara (AHU) merupakan unit terpenting yang
beroperasi untuk menghasilkan udara udara bersih ke ruanga produksi,
dimana temperatur RH, jumlah partikel, jumlah mikroba, pola aliran udara,
dan perputaran udara dapat terkontrol dengan baik. AHU dilengkapi
dengan baik. AHU dilengkapi dengan filter yang digabungkan dengan AC.
Khusus untuk ruang steril digabungkan dengan HEPA filter. Dalam AHU
diperhatikan tentang:
A. Evaporator
Alat untuk mengontrol suhu (temperatur) dan kelembapan (RH)
udara yang akan didistribusikan ke ruang produksi dimaksudkan agar
dapat menghasilkan output udara sesuai spesifikasi ruangan yang
telah ditetapkan. Proses udara yang dilakukan dengan cara
mengalirkan udara yang berasal dari campuran udara baluk dan
udara luar melalui kisi-kisi evaporator yang bersuhu rendah. Proses
tersebut menyebabkan terjadinya kontak antar udara dan permukaan
kisi evaporator yang akan menghasilkan udara dengan suhu yang
lebih rendah, proses ini juga akan menyebabkan jalur yang berada
dalam uap air yang terdapat dalam udara ikut berpindah ke kisi
evaporator sehingga uap air akan mengalami kondensasi
menyebabkan udara yang keluar dari evaporator, berkurang.
C. Filter
Filter untuk kontrol jumlah partikel dan mikro organisme yang dapat
mengkontaminasi udara yang masuk ke ruangan produksi. Bagian
filter terbagi menjadi 3, yaitu
G. Dust Collector
Setiap ruangan produksi dilengkapi dengan dust collector unit
sehingga sistem sirkulasi udara dapat menyaring partikel, terutama
debu dalam ruangan selalu dipertahankan steril dari konaminasi yang
dapat mempengaruhi kestabilan suatu produk.
H. Dumper
Dumper merupakan bagian dari ducting, yang mengatur jumlah
udara yang dipindahkan ke dalam ruang produksi.
Sistem HVAC yang biasa diterapkan adalah sistem udara full fresh air dan
sistem resirkulasi. Pada dasarnya ada 3 kategori untuk sistem tata udara,
yakni sistem udara full fresh air, sistem resirkulasi, dan sistem ekstraksi.
1. Sistem full fresh air
Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga memenuhi
persyaratan kondisi suatu ruangan. Kemudian diekstrak dan dibuang ke
atmosfer. Sistem ini digunakan pada fasilitas yang menangani
produk/pelarut beracun untuk mencegah udara tercemar disirkulasikan
kembali.
2. Sistem Resirkulasi
3. Sistem ekstraksi/ekshaust