Desain Reinkarnasi Sistem Perkaderann
Desain Reinkarnasi Sistem Perkaderann
Sistem perkaderan yang selama ini menjadi sebuah acuan organisasi dalam tata kelola kinerja
perkaderan menemui beragam permasalahan yang dikarenakan over-lapping dalam menjalankan
peran dan fungsi perkaderan. Hal ini disebabkan sistem perkaderan yang dipergunakan belum
memiliki presisi tinggi dalam merencanakan dan mengelola perkaderan menuju sistem yang
tidak tembus dengan kepentingan politik apalagi pemaksaan ego sepihak dari pemangku
kebijakan tertinggi didalam tubuh internal HMI.
Sistem perkaderan yang ada di HMI sekarang hanya memandang kapasitas kader untuk
direncanakan menjadi kader umat dan kader bangsa dipandang belum menjawab persoalan pada
hari ini karena dipandang hanya terlalu kaku dalam mengarahkan kadernya. Belum ada pemikiran
sistem perkaderan yang mengarahkan pada pencapaian kualitas di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi semisalnya membuktikan bahwa sistem perkaderan HMI harus didesain ulang untuk
menjawab tantangan abad 21 bukan hanya menjadi penyumbang para politikus-politikus baru yang
saleh akan tetapi lebih jauh menjadi penyumbang Nabi-Nabi baru yang membawa pencerahan
dalam pemikiran dan pembaharuan desain perkaderan.
HMI UII terlalu banyak membicarakan romantisme sejarah gemilang peran dan fungsinya
zaman dahulu yang terlalu romantic. Mengakibatkan kreativitas kader dalam menjalankan
perkaderan kader pada hari ini menjadi stagnan karena tidak berani memunculkan pemikiran baru.
Dinamisasi system perkaderan membutuhkan ide-ide yang mampu menerabas ruang hampa
pemikiran yang cenderung fanatic terhadap kegemilangan pencapaian masing-masing komisariat.
HMI UII adalah milik kita bukan milik komisariat apalagi perseorangan karena tidak mengenal
karakter split. HMI UII di desain pada karakter kekeluargaan dan pada nalar anti structural yang
cenderung tidak berdasar pada melanggengkan status quo. Maka desain perkaderannya harus
dinamis dan bisa diperbaharui jika tidak cocok lagi dengan tantangan zaman.
Sistem perkaderan yang rapi dan sistematis harus mampu dipahami oleh setiap kader secara
mudah. Dalam system tersebut mengandung strategi dan taktik organisasi dijalankan disertai
aturan-aturan implementasi yang disesuaikan dengan kebutuhan kader-kader komisariat. Sistem
perkaderan ini tidak lari dalam wilayah politik praksis akan tetapi berdasarkan pada perkaderan
yang berbasis nilai. Tentunya nilai luhur intelektual dan pembebasan sesuai dengan nilai dasar
perjuangan HMI yang mengarahkan seorang kader menjadi cedikiawan muslim atau muslim
cendekia yang berpikiran progresif dan konstruktif.
Realitas yang menyesakkan dalam tubuh HMI UII: (1) Pragmatisme dalam tubuh kader-kader
HMI (harus diperkuat dalam pemikiran ideologis). (2) kepekaan sosial yang lemah (pembunuhan
ego, perasaan senasib seperjuangan). (3) independensi yang menurun (perkuat nilai etis dan nilai
organisatoris). (4) ke-islam-an yang cenderung kering (penanaman nilai-nilai islam melalui diskusi
pewacanaan, gerakan membaca Al-quran dan Al-Hadits). (5) kualitas intelektual yang menurun
(pengkajian massif melalui forum FGD, pengkajian literatur ke-HMI-an). Pada hari ini HMI UII
mengalami pergeseran dikarenakan ketidakjelasan ideologi yang dianut, sistem perkaderan yang
rusak, manajemen organisasi lemah. Dalam realitas perkaderan yang dialami oleh HMI UII ketidak
adanya kepatuhan kader untuk mematuhi aturan sistem perkaderan serta tidak adanya sistem
evaluasi yang komprehensif.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh HMI UII dalam mengatasi problem perkaderannya
adalah:
(1) Membangun kontrak sosial ideologis yang baru.
(2) Mengevaluasi secara total sistem perkaderan HMI UII.
(3) Mengevaluasi konstitusi dan pedoman organisasi lainnya secara total.
Internalisasi ideologi HMI adalah proses dimana organisasi mencoba memperbaiki pola
perkaderannya untuk membangun kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Dalam proses
perbaikan diri atau internalisasi HMI UII ini perlu kiranya di desain TCQM (total control quality
management) yaitu upaya peningkatan kualitas perkaderan organisasi kader:
Kebutuhan dasar mahasiswa/kader HMI UII yang harus diperhartikan oleh pengkader:
A. Student need
B. Student interest
C. Student welfare
1. Input Function
2. Maintenance Function
3. Output Function
(1). Competency
(2). Outcomes
(3). Action
(4). Checking