Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.

2, Juli 2012

HUBUNGAN SIKAP DAN POSISI KERJA DENGAN LOW BACK PAIN


PADA PERAWAT RSUD PURBALINGGA

Himawan Fathoni 1, Handoyo 2, Keksi Girindra Swasti 3

1,2 Politeknik
Kesehatan Semarang
3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Low back pain is the pain suffered in under side of waist and able to spread into the leg,
specifically in its backsides and outer parts. One of its causes is musculoskeletal problems
caused by not well body activities done. The purpose of this research is for seeing whether the
correlation of job posture and position with low back pain suffered by the nurses in Purbalingga
Hospital. 32 respondents fulfilling inclusion criteria who are chosen through purposive sampling.
The research instrument implements the use of Ovako Working Posture Analysis System
(OWAS) for testing job posture and position and laseque test for testing low back pain. Its data
processing implements the use of frequency distribution through Chi Square statistic test. From
32 respondents researched, 10 respondents have job posture and position that is possible for
causing musculoskeletal injuries and 6 respondents suffering low back pain. That isn’t
correlation between job attitude and position with low back pain.

Key words: Job posture and position, Low back pain, Nurses

ABSTRAK
Perawat sering mengangkat dan mendorong pasien. Posisi yang tidak ergonomis dapat
menimbulkan low back pain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan posisi
kerja dengan low back pain. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional di RSUD
Purbalingga. Instrumen penelitian yang digunakan adalah OWAS dan Laseque. Berdasarkan
hasil uji statistic menggunakan chi squere diperoleh nilai p value > 0,05 yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara sikap dan posisi kerja dengan low back pain. Namun dari 32
responden, ditemukan 6 perawat mengalami low back pain. Meskipun secara statistic tidak ada
hubungan, posisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan low back pain. Perawat agar selalu
memperhatikan sikap ergonomis dalam melakukan pekerjaannya.

Kata kunci : sikap dan posisi tubuh, perawat, low back pain.

PENDAHULUAN merupakan keluhan nomor dua yang sering


Low back pain merupakan salah muncul setelah keluhan pada gangguan
satu gangguan muskuloskletal yang sistem pernafasan (Borenstein, 1997). Low
disebabkan oleh aktivitas tubuh yang back pain dapat disebabkan oleh berbagai
kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, penyakit muskuloskeletal, gangguan
2002). Hampir dari 80 % penduduk pernah psikologis dan mobilisasi yang salah.
mengalami low back pain dalam siklus Menurut Smeltzer (2001)
kehidupannya dan low back pain kebanyakan nyeri punggung bawah

86
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

disebabkan oleh salah satu dari berbagai kesehatan dan rujukan dari pelayanan
masalah muskuloskeletal (misal: regangan kesehatan dasar di Puskesmas dan fasilitas
lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen kesehatan dasar lainnya di Kabupaten
lumbosakral dan kelemahan otot, stenosis Purbalingga (Visi RSUD Purbalingga,
tulang belakang, masalah diskus 2004). Perawat yang berada di RSUD
invertebralis, ketidaksamaan panjang Purbalingga sejumlah 157 orang yang
tungkai). Low back pain diklasifikasikan ke terdiri dari 147 orang berlatar belakang
dalam dua kelompok yaitu kronik dan akut. pendidikan D III Keperawatan, 5 orang
Low back pain akut terjadi dalam waktu Sarjana Keperawatan, 2 orang SPK dan 3
kurang dari 12 minggu. Sedangkan low orang PK (Penjenang Kesehatan). Untuk
back pain kronik terjadi dalam waktu 3 status ketenagaan, dari 157 Perawat, 132
bulan (Rogers, 2006). adalah PNS dan 25 orang tenaga kontrak
Faktor risiko terjadinya low back (Profil Seksi Keperawatan, 2008).
pain antara lain usia, obesitas, indeks Dari hasil survei awal yang
massa tubuh, kehamilan dan faktor dilakukan peneliti dengan wawancara pada
psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan 10 orang perawat RSUD Purbalingga
mengalami low back pain karena didapatkan hasil yang menunjukkan 5 dari
penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama 10 perawat pernah mengalami low back
tulang, sehingga tidak lagi elastis seperti pain setelah bekerja. Umumnya mereka
diwaktu muda. Sedangkan postur mengeluh low back pain setelah melakukan
merupakan faktor pendukung low back tindakan mengangkat pasien, merawat luka
pain. Kesalahan postur seperti kepala dan mendorong pasien. Berdasarkan
menunduk ke depan, bahu melengkung ke gambaran tersebut peneliti tertarik untuk
depan, perut menonjol ke depan dan mengetahui adakah hubungan antara sikap
lordosis lumbal berlebihan dapat dan posisi kerja dengan low back pain pada
menyebabkan spasme otot (ketegangan perawat RSUD Purbalingga.
otot). Hal ini merupakan penyebab Tujuan umum penelitian ini adalah
terbanyak dari low back pain. Aktivitas yang untuk mengetahui apakah ada hubungan
dilakukan dengan tidak benar, seperti salah sikap dan posisi kerja dengan low back
posisi saat mengangkat beban yang berat pain pada perawat RSUD Purbalingga.
juga menjadi penyebab low back pain. Sedangkan tujuan khususnya adalah
Perawat merupakan tenaga mengidentifikasi karakteristik responden
kesehatan di rumah sakit, memiliki tugas (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi
yang sangat bervariasi, antara lain badan, masa kerja), menganalisis sikap
mengangkat dan mendorong pasien. Posisi dan posisi kerja perawat RSUD
yang salah atau tidak ergonomis dalam Purbalingga, menganalisis kejadian low
melakukan pekerjaan sering menimbulkan back pain yang dialami perawat RSUD
ketidaknyamanan yang salah satunya Purbalingga, mengetahui hubungan antara
adalah low back pain. Seorang perawat usia dengan low back pain pada perawat
yang mengalami low back pain akan RSUD Purbalingga, mengetahui hubungan
terganggu produktivitas kerjanya. antar indeks massa tubuh dengan low back
Produktivitas kerja yang menurun pada pain pada perawat RSUD Purbalingga,
akhirnya akan berdampak pada kualitas mengetahui hubungan antara masa kerja
pelayanan pasien. dengan low back pain pada perawat RSUD
Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga.
(RSUD) Purbalingga merupakan rumah
sakit tipe C milik Pemerintah Daerah sejak
tahun 1986 yang menjadi pusat pelayanan
87
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

METODE PENELITIAN satu kali masa pengamatan. Perawat


Penelitian ini dilakukan dengan dikatakan memiliki sikap dan posisi kerja
metode cross sectional study dimana yang tidak beresiko apabila jumlah tindakan
seluruh variabel baik variabel terikat yang memiliki nilai sikap OWAS kategori 2,
(dependent) maupun variabel bebas 3 dan 4 < 50% dari seluruh total tindakan
(independent) diamati secara bersama yang dilakukan dalam satu kali masa
pada waktu penelitian berlangsung. pengamatan. Waktu pengamatan untuk tiap
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah responden adalah 4 jam dengan satu nilai
sikap dan posisi kerja perawat sedangkan OWAS memiliki rentang waktu 10 menit.
variabel terikatnya adalah low back pain. Untuk pengumpulan data low back
Lokasi penelitian adalah RSUD Purbalingga pain peneliti menggunakan tes laseque
dan waktu penelitian adalah pada bulan (stright leg raising test). Responden
Januari 2009. Subyek dalam penelitian ini dikatakan mengalami low back pain apabila
adalah perawat RSUD Purbalingga yang hasil tes laseque bernilai positif yaitu
memiliki usia 20 – 40 tahun, memiliki apabila gerakan dalam tes laseque ini
Indeks Massa Tubuh (IMT) 18,50 – 24,99 menghasilkan nyeri pada tungkai pasien
kg/m2, memiliki masa kerja 0–20 tahun dan terutama di betis. Untuk mengetahui
bersedia menjadi responden. Subyek akan hubungan antara karakteristik responden
dikeluarkan dari penelitian ini apabila berdasarkan usia, indeks masssa tubuh
ternyata subyek memiliki penyakit yang dan masa kerja dengan low back pain
dapat menyebabkan low back pain dilakukan uji korelasi point biserial yang
(Rheumathoid, HNP, Osteoporosis, termasuk satu koefisien product moment
Fibromyalgia, Scoliosis, Osteoartritis), dari Pearson, sedangkan untuk mengetahui
sedang hamil dan mengalami obesitas. hubungan antara sikap dan posisi kerja
Dalam pengumpulan data sikap dengan low back pain dilakukan pengujian
dan posisi kerja peneliti menggunakan dengan uji chi square.
metode OWAS (sebuah softwere komputer
yang digunakan untuk mengevaluasi dan HASIL DAN BAHASAN
menganalisis sikap gerak tubuh Mayoritas responden berusia
pekerja/operator pada saat bekerja). Hasil antara 26–30 tahun sebanyak 14
dari metode OWAS dapat dikategorikan responden (43,75%). Hal ini berarti sifat-
menjadi 4 kategori, dimana secara umum sifat fisiologis otot seperti kelenturan, daya
kategori 1 merupakan indikator sikap dan kontraksi, refleks dan daya hantar rangsang
posisi kerja yang ergonomis sedangkan masih cukup baik. Sifat-sifat otot yang baik
kategori 2, 3 dan 4 merupakan indikator sangat diperlukan dalam mendukung kerja.
sikap dan posisi kerja yang tidak Dalam penelitian ini peneliti membatasi usia
ergonomis. Dalam penelitian ini penilaian 20–40 tahun sebagai inklusi. Pembatasan
dilakukan dengan melihat persentase ini dimaksudkan karena usia merupakan
jumlah tindakan yang memiliki nilai sikap salah satu faktor resiko low back pain
OWAS kategori 2, 3 dan 4 dibandingkan (Idyan, 2007). Dengan semakin
dengan seluruh jumlah tindakan yang bertambahnya usia akan terjadi penurunan
dilakukan dalam satu kali masa fungsi sistem tubuh manusia yang salah
pengamatan. satunya adalah sistem muskuloskeletal. Hal
Perawat dikatakan memiliki sikap ini akan berakibat pada meningkatnya
dan posisi kerja yang beresiko apabila keluhan muskuloskeletal yang didalamnya
jumlah tindakan yang memiliki nilai sikap termasuk keluhan low back pain.
OWAS kategori 2, 3 dan 4 ≥ 50% dari Pembatasan rentang usia 21–40 tahun
seluruh total tindakan yang dilakukan dalam sesuai dengan pendapat Muslim dalam
88
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

Santoso (2004) bahwa keluhan nyeri memiliki kaitan yang erat dengan low back
pungung bawah mulai dirasakan pada usia pain. Pada orang yang memiliki berat
20–40 tahun yang diperkirakan disebabkan badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri
oleh faktor degenerasi dan beban statik pinggang lebih besar, karena beban pada
serta osteoporosis. sendi penumpu berat badan akan
Jenis kelamin responden dalam meningkat, sehingga dapat memungkinkan
penelitian ini mayoritas berjenis kelamin terjadinya low back pain.
perempuan yang berjumlah 18 responden Tinggi badan berkaitan dengan
(56,25%) sedangkan responden yang panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 beban anterior maupun lengan posterior
responden (43,75%). Hal ini sesuai dengan untuk mengangkat beban tubuh (Mubarak,
jumlah perawat RSUD Purbalingga dimana 2008). Menurut WHO nilai normal indeks
94 perawat (60%) berjenis kelamin massa tubuh untuk orang Asia antara
perampuan sedangkan 63 perawat (40%) 18,50–24,99 kg/m2. Nilai indeks massa
berjenis kelamin laki-laki (Profil Seksi tubuh 25,00 – 29,99 kg/m2 menurut WHO
Keperawatan, 2008). Laki-laki dan sudah digolongkan menjadi obesitas tingkat
perempuan memiliki risiko yang sama pertama, sedangkan nilai indeks massa
terhadap keluhan low back pain sampai tubuh >30,00 kg/m2 digolongkan sebagai
umur 60 tahun (Nusdwinuringtyas, 2007), obesitas tingkat kedua (WHO, 2000).
namun pada kenyataannya jenis kelamin Obesitas merupakan salah satu faktor risiko
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya terjadinya low back pain (Mansjoer, 2007).
keluhan nyeri pinggang, karena pada Mayoritas responden memiliki
wanita keluhan ini lebih sering terjadi masa kerja 0–10 tahun yaitu sejumlah 19
misalnya pada saat mengalami siklus responden (59,38%), responden dengan
menstruasi, selain itu proses menopause masa kerja 11–20 tahun sejumlah 13
juga dapat menyebabkan kepadatan tulang responden (40,62%). Peneliti membatasi
berkurang akibat penurunan hormon masa kerja 0–20 tahun sebagai inklusi
estrogen sehingga memungkinkan dalam penelitian ini sesuai dengan
terjadinya nyeri pinggang. pendapat Santoso (2004) yang
Dalam penelitian ini dari jumlah 32 menyebutkan ada korelasi sebesar 0,515
responden, 17 responden (53,12%) antara masa kerja dan low back pain.
memiliki indeks massa tubuh 23,00 – 24,99 Pendapat yang lain dikemukakan oleh
kg/m2, sedangkan 15 responden (46,88%) Hasyim (2000) yang menyebutkan masa
memiliki indeks massa tubuh 18,50 – 22,99 kerja menyebabkan beban statik yang terus
kg/m2. Peneliti membatasi indeks massa menerus apabila pekerja tidak
tubuh 18,50 – 24,99 kg/m2 sebagai kriteria memperhatikan faktor-faktor ergonomi akan
inklusi dalam penelitian ini. Indeks massa lebih mudah menimbulkan keluhan low
tubuh yang merupakan hasil dari berat back pain.
badan dibagi dengan kuadrat tinggi badan

Tabel 1. Sikap dan posisi kerja responden pada perawat RSUD Purbalingga 2009
No Sikap dan posisi kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Beresiko cedera 10 31,25
2 Tidak beresiko cedera 22 68,75
32 100,00
Sumber = primer

89
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa mengakibatkan kemungkinan timbulnya


perawat RSUD Purbalingga dalam keluhan low back pain adalah kegiatan
melakukan pekerjaannya beresiko cedera memandikan, mengangkat pasien,
atau tidak ergonomik hanya sebagian kecil melakukan ganti balutan luka, merubah
saja. Posisi yang tidak ergonomis dan posisi pasien dan melakukan pengukuran
aktivitas tubuh yang kurang baik urine.
merupakan salah satu penyebab terjadinya Posisi kerja yang statis juga
low back pain (Maher, Salmond & Pellino, merupakan penyebab low back pain.
2002). Adnan (2002) menjelaskan ada Menurut Grandjean (1988) dan Pheasant
hubungan yang bermakna antara faktor (2001) sikap kerja yang statis dalam jangka
risiko sikap tubuh membungkuk dengan waktu yang lama lebih cepat menimbulkan
sudut 20-45 derajat (fleksi sedang) dengan keluhan pada sistem muskuloskeletal.
low back pain. Salah satu sikap perawat Seorang perawat yang sedang merawat
yang peneliti observasi dan berisiko untuk luka akan cenderung dalam posisi
terjadinya low back pain bila dilakukan tidak membungkuk dan statis. Apabila hal ini
secara ergonomis adalah waktu dibiarkan terus menerus dan tidak
mengangkat pasien. Hal ini sejalan dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi akan
yang dikemukakan oleh Rahayu (2004) lebih mudah menimbulkan keluhan low
bahwa pekerjaan perawat yang dapat back pain.

Tabel 2. Jumlah responden penelitian yang mengalami low back pain 2009

No Low Back Pain Jumlah (Orang) Persentase (%)


1. Ya 6 18,75
2. Tidak 26 81,25
Jumlah 32 100,00
Sumber = primer

Tabel 2 dapat kita lihat bahwa sistem pernafasan. Hal ini bisa saja
hanya 6 perawat yang mengalami low back dimungkinkan karena metode penelitian
pain. Temuan ini tidak sejalan dengan yang peneliti pakai adalah cross-sectional
pendapat Borenstein (1997) yang dimana dalam penelitian ini variabel bebas
menyebutkan hampir dari 80% penduduk dan terikatnya diamati dalam satu waktu
pernah mengalami low back pain dalam sedangkan sikap dan posisi kerja
siklus kehidupannya dan low back pain merupakan sesuatu yang bisa berubah
merupakan keluhan nomor dua yang sering dengan berjalannya waktu.
muncul setelah keluhan pada gangguan

Tabel 3. Hubungan usia responden dengan low back pain perawat RSUD Purbalingga 2009

No Variable rhitung rtabel p


1. Usia
0,353 0,349 0,048
2. Low Back Pain
Sumber = primer

90
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

Faktor usia yang diketahui sebagai low back pain. Berdasarkan Tabel 4. diatas
salah satu faktor yang mungkin bisa didapatkan p < 0,05 sehingga dalam
mempengaruhi hasil penelitian oleh peneliti penelitian ini faktor usia responden memiliki
dilakukan uji korelasi point-biserial dengan hubungan dengan low back pain.

Tabel 4. Hubungan indeks massa tubuh dengan low back pain RSUD Purbalingga 2009

No Variable rhitung rtabel p


1. Indeks massa tubuh
0,225 0,349 0,215
2. Low Back Pain
Sumber = Primer

Tabel 4 dapat dilihat bahwa dalam didapatkan p > 0,05 sehingga dalam
penelitian ini antara indeks massa tubuh penelitian ini faktor indeks massa tubuh
dengan low back pain tidak terdapat responden tidak memiliki hubungan dengan
hubungan karena dari hasil uji korelasi low back pain.

Tabel 5. Hubungan masa kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga 2009

No Variable rhitung rtabel p


1. Masa kerja
0,406 0,349 0,021
2. Low Back Pain
Sumber = Primer

Sebagai salah satu faktor risiko hasil uji korelasi didapatkan p < 0,05
terjadinya low back pain yang mungkin bisa sehingga dalam penelitian ini faktor masa
mempengaruhi hasil penelitian, peneliti kerja responden memiliki hubungan dengan
melakukan uji korelasi Pearson antara low back pain.
masa kerja dengan low back pain. Dari

Tabel 6. Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain perawat RSUD Purbalingga
Tahun 2009
Low back pain
Variabel Total χ2hit. χ2tab. p
Ya Tdk
Beresiko cedera 3 7 10
1,208 3,841 0,272
Tidak beresiko cedera 3 19 22
Total 6 26 32
Sumber = Primer

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa SIMPULAN DAN SARAN


nilai p > 0,05 dengan demikian dapt Sebanyak 31,25% perawat RSUD
disimpulkan secara statistik tidak ada Purbalingga melakukan sikap dan posisi
hubungan antara sikap dan posisi kerja kerja yang beresiko cedera
dengan low back pain pada perawat RSUD muskuloskeletal. Perawat yang mengalami
Purbalingga pada bulan Januari 2009. low back pain sebanyak 18,75 %. Terdapat

91
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012

hubungan antara usia dan masa kerja Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta
dengan low back pain. Tidak ada hubungan Kedokteran, edisi III. Jakarta: Media
antara indeks massa tubuh dengan low Aesculapius
back pain. Tidak ada hubungan yang Nusdwinuringtyas, N. 2008. Kala Nyeri
bermakna antara sikap dan posisi kerja ―Harus Terukur‖. Diakses dari
dengan low back pain pada perawat RSUD http://www.wikimu.com/News/Display
Purbalingga. Untuk mengurangi keluhan News
low back pain pada perawat dapat Pheasant, S. 2001. Ergonomics, Work and
dilakukan tindakan seperti proteksi kerja Health. London : Macmillan
dengan alat pelindung diri/APD, olahraga Academic Profesional Ltd.
khusus untuk memelihara kelenturan dan Rahayu, S. 2004. Analisis Risiko Ergonomi
kekuatan otot pinggang untuk mengurangi pada Pekerjaan Perawat Terhadap
keluhan low back pain. Rumah sakit Kemungkinan Timbulnya
hendaknya melakukan standarisasi alat Musculoskeletal Disorders Akibat
penunjang pelayanan keperawatan. Postur Janggal di Unit ICU, RSU
Serang. Diakses dari
http://www.digilib.ui.edu/opac/themes
DAFTAR PUSTAKA Rakel D. 2003. Low Back Pain. Diakses
Adnan, S. 2002. Hubungan antara Sikap dari http://www.clinicalevidence.com
Tubuh Waktu Bekerja dengan Nyeri Rice, C.A. 2002. Low Back Pain . Health In
Punggung Bawah pada Perajin Pelat Hints Journal 6(3)
Logam di Bogor. Diakses dari Rogers, R.G. 2006. Research-Based
http://www. digilib.ui.edu Rehabilitation of The Lower Back.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Strength And Conditioning Journal
Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: 8(3).
Rineka Cipta Santoso, T.B. 2004. Pengaruh Posisi Kerja
Grandjean, E. 2008. Fitting The Task to Terhadap Timbulnya Nyeri
The Man, A Text book of Punggung Bawah Pada Pengrajin
Occupational Ergonomics, 4 th Rotan Di Sukoharjo. Infokes 8 (1)
edition. London : Taylor and Francis. Sidharta, P. 2004. Neurologi Klinis Dalam
Hasyim, H. 2000. Low Back Pain pada Praktik Umum, edisi III, cetakan
Operator Komputer. Temu Ilmiah kelima. Jakarta: PT Dian Rakyat
Tahunan Fisioterapi TITAFI XV. Smeltzer, SC 2001. Buku Ajar
Hidayat, A, A, 2007, Metode penelitian Keperawatan Medikal – Bedah.
keperawatan dan tekanan analisis Brunner & Suddarth, Volume 1.
data, Salemba Medika, Jakarta. Terjemahan. Jakarta: EGC
Idyan, Z. 2007. Hubungan Lama Duduk Suhardi, B. 2008. Perancangan Sistem
Saat Perkuliahan Dengan Keluhan Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta:
Low Back Pain. Diakses dari: Direktorat Pembinaan Sekolah
http://www.innappni.or.id Menengah Kejuruan
Kuntono, HP. 2002. Penggunaan Korset Susilowati, S.Y. 1999. Pengaruh Posisi
Lumbal dan Back exercise untuk kerja terhadap produktifitas dan
mengurangi Keluhan Low Back Pain keluhan karyawan. Surabaya :
Karyawati Garmen di PT Sritek Solo. Lembaga Penelitian Ubaya.
Thesis UGM Yogyakarta. Tampere University of Technology
Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low Back Occupational Safety Engineering.
Pain Syndroma. Philadelpia: FA 1996. winOwas Module. Diakses dari
Davis Company. http://ergoblog.com
92

Anda mungkin juga menyukai