PENDAHULUAN
1
Euro Eropa (dengan symbol €) adalah mata uang yang relatif baru, diperkenlkan tahun
1999 kepada anggota negara-negara Uni Eropa (UE) yang ingin bergabung bersama dengan
menggunakan satu mata uang. Uni Eropa sendiri adalah organisasi negara-negara demokratis
dari benua Eropa. Uni Eropa menjadi kekuatan ekonomi baru yang menjadi pesaing Amerika
Serikat. Hingga saat ini Euro telah digunakan oleh perusahaan- perusahaan yang melakukan
transaksi usaha internasional sebagaimana Dolar Amerika. Dolar AS dapat dikenali hampir
diseluruh dunia karena telah menjadi salah satu mata uang yang paling luas diperdagangkan.
Dalam transaksi mata uang asing ini sering kali terdapat permasalahan, akuntan harus
dapat mencatat dan melaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran Dolar AS misalnya dengan
mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions) perusahaan
Indonesia meliputi penjualan, pembelian, dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan
mata uang asing atau pencatatan piutang dalam suatu mata uang asing.
Prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi dalam mata uang asing
diatur dalam PSAK 10 mengenai “Transaksi Mata Uang Asing” diterbitkan tahun 1994,
mengatur prosedur akuntansi untuk piutang dan utang dagang dengan mata uang asing yaitu
transaksi yang membutuhkan pembayaran atau menerima pembayaran dalam mata uang asing.
PSAK 50 mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Dalam makalah ini
kami akan mencoba memaparkan prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi
dalam mata uang asing.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan:
1. Mengetahui tentang Kurs Mata Uang Asing.
2. Mengetahui tentang Transaksi Mata Uang Asing.
3. Mengetahui pengelolaan risiko Mata Uang Asing dengan Instrumen Keuangan
pertukaran masa depan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum tahun 1972, sebagian besar mata uang ditentukan dengan nilai standar logam
emas yang mempunyai nilai tetap secara internasional disetiap onsnya. Setelah tahun 1972,
sebagian besar negara menandatangani suatu perjanjian yang membolehkan nilai mata uang
mereka “mengambang (float)” berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap mata uang
tersebut. Kurs mata uang asing ditentukan tiap hari oleh pedagang mata uang asing yang
bertindak sebagai agen untuk individu atau negara yang memperdagangkan mata uang asing.
Beberapa negara seperti Cina menetapkan kurs tetap resmi dan kurs tetap untuk deviden yang
dikirimkan ke luar negeri. Kurs resmi ini sewaktu-waktu dapat berubah dan perusahaan yang
beroperasi di luar negeri perlu berkomunikasi dengan pemerintah negara tersebut untuk
memastikan bahwa perusahaannya telah memenuhi setiap ketentuan pembatasan pertukaran mata
uang.
Penentuan Kurs
Dalam Backer dll (2010:4) nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang yang lain
dapat dinyatakan dalam dua cara yang berbeda, yaitu:
4
DER = nilai setara rupiah
1 FCU
Contoh: Rp. 9.200 = Rp. 9.200
$1
b) Kurs tidak langsung (indirect exchange- IER)
Adalah kebalikan dari kurs langsung. Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs tidak
langsung adalah:
IER = 1 FCU
Nilai setara rupiah
Contoh: 1 = $0,0001087
Rp. 9200
Oleh karena itu kurs tidak langsung sebesar $ 0,0001087 = Rp. 1 menunjukkan
banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah. Surat kabar
bisnis dan yang orang bepergian ke luar Indonesia seringkali menggunakan kurs tidak
langsung.
Beberapa pihak mengidentifikasi kurs langsung sebagai terminologi Indonesia,
untuk menunjukkan kurs yang berdasarkan rupiah dan mencerminkan kurs dari
perspektif orang di Indonesia. Kurs tidak langsung kadang kala diidentifikasikan sebagai
terminologi Amerika, untuk menunjukkan kurs langsung dari perspektif orang di
Amerika, yang menunjukkan banyaknya unit mata uang dolar AS per satu rupiah.
5
Perubahan Kurs
Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang
fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing
diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yaitu PSAK No.10 tentang transaksi
dalam mata uang asing dan PSAK No.11 tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing yang meliputi penentuan kurs.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang digunakan :
1. Kurs Spot (spot rate)
Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.
2. Kurs Sekarang (current rate)
Kurs dimana 1 unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal
neraca atau tanggal transaksi.
3. Kurs Historis (historical rate)
Kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4. Forward Rate
Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi kontrak berjangka. Selisih
antara kurs masa depan dengan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread. Sebagai
contoh, diasumsikan bahwa kurs tunai euro adalah Rp 14.860 dan kurs masa depan yang jatuh
tempo 30 hari adalah Rp 13.870. Spread adalah selisih dari kedua nilai tersebut yaitu Rp990.
Oleh karena kurs masa depan nilainya lebih rendah dari kurs tunai, maka hal ini memberikan
ekspektasi bahwa rupiah akan menguat terhadap euro dalam 30 hari kedepan.
6
Menguatnya Rupiah
Perlu diingat bahwa menguatnya rupiah berarti:
Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit uang asing.
Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Dapat dicontohkan sebagai berikut:
Impor dari Amerika akan lebih murah untuk konsumen Indonesia pada tanggal 1 Juli
dibandingkan 1 Januari karena menguatnya rupiah. Sebagai contoh asumsikan bahwa suatu
perusahaan manufaktur Amerika menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000. untuk
menetukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari, digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Antara tanggal 1 Juli dan 1 Januari, kurs langsung turun saat dolar menguat relatif terhadap euro.
Pada tanggal 1 Juli, nilai setara rupiah dari US $ 25.000 adalah:
7
Pada tanggal 1 juli 2005
Nilai setara rupiah = Unit mata uang asing x Kurs langsung
Rp.1 = $ 0,0001087 x Rp. 9.200
Selama akhir 1970-an, rupiah secara konsisten melemah terhadap mata uang utama lain
karena beberapa faktor, termasuk inflasi tinggi yang dialami Indonesia. Pada pertengahan
pertama 1900-an (sebelum 1997) rupiah secara konsisten melemah terhadap mata uang lain
tetapi nilainya relatif stabil. Tetapi pada tahun 1997, rupiah melemah secara signifikan terhadap
mata uang dunia akibat krisis ekonomi yang terjadi di Asia. Pada awal tahun 2000-an, rupiah
kembali menguat walaupun nilai tukarnya relatif tinggi sebelum tahun 1997. Melemahnya rupiah
berarti bahwa perjalanan luar negeri menjadi lebih mahal karena penurunan daya beli rupiah.
Oleh karena itu, pengelolaan nilai rupiah yang dilaksanakan pemerintah Indonesia adalah dengan
melakukan tindakan penyeimbangan untuk memenuhi kebutuhan, baik kalangan pengusaha
maupun konsumen Indonesia.
8
d) Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:
1. Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs
spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering
digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan
untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun,
jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunakan kurs rata-rata untuk satu periode tidak
dapat diandalkan.
2. Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia
sebagai indikator yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca
tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.
Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana Pensiun),
mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat ditentukan
berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta asing
dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.
3. Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.
Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang
9
sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan
diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs
harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk
masing-masing periode.
10
Perlakuan Alternatif yang Diizinkan
Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata
uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak
terselesaikan akibat perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata
uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying
amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang Transaksi Dalam Mata Uang Asing
PSAK No. 10 telah disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya
pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali(amount
recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif yang dipilih harus
diungkapkan secukupnya.
Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia
fasilitashedging hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat
perubahan kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan
aktiva jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis
untuk hedging, contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing, terdapat penundaan
dalam memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva
termasuk selisih kurs.
11
Contoh: :
Tanggal 31 Januari, sebuah perusahaan di Indonesia membeli barang dagangan dari
Amerika dengan nilai invoice USD 1,000.00, Tutup buku fiskal pada tanggal 20 Maret,
dan pembayaran akan jatuh tempo pada tanggal 30 April, dan
Sementara itu situasi nilai tukar pada saat itu digambarkan sebagai berikut :
Pembelian Rp 9.000.000,-
Hutang Dagang Rp 9.000.000,-
( USD 1.000 x Rp 9.000 = Rp. 9.000.000,-)
12
Sedangkan pada saat hutang jatuh tempo:
Rupiah terdepresiasi Rp 200,-/ US $1 dibandingkan saat pembelian dilakukan, Jurnal atas
pelunasan hutang ini menjadi :
Di akhir tahun buku, secara konsep sesungguhnya perusahaan memiliki 3 (tiga) pilihan :
1). Mengabaikan fluktuasi nilai tukar (akan tetapi, pilihan ini adalah pilihan berbahaya)
2). Melakukan penyesuaian (membuat adjustment) atas nilai pembelian, yang biasa
disebut Pendekatan Satu Transaksi (akan tetapi tindakan ini, akan membuat laporan
menjadi tidak mencerminkan kejadian ekonomi yang sesungguhnya).
3) Atas perubahan nilai tukar mata uang fungsional (Rupiah) kepada mata uang asing,
disamping mengakui adanya utang, juga diakui adanya keuntungan atau kerugian
(selisih) kurs, yang biasa disebut sebagai Pendekatan Dua Transaksi. (Pilihan inilah yang
paling relevan).
13
Pelaporan Keuntungan Kerugian (Selisih Kurs).
Dimanakah keuntungan atau kerugian (Selisih Kurs) akan dikelompokkan. Karena dalam
hal ini, keuntungan atau kerugian kurs terjadi akibat adanya fluktuasi nilai tukar mata uang
fungsional (Rupiah) terhadap mata uang asing (dalam contoh di atas adalah USD), dimana atas
keuntungan atau kerugian kurs tersebut mempengaruhi arus kas masuk atau keluar, maka
Keuntungan atau Kerugian (Selisih) Kurs dikelompokkan kedalam Pendapatan Lain-lain (other
revenue). Keuntungan atau Kerugian (Selisih) Kurs menjadi elemen penambah atau pengurang
atas Pendapatan Bruto, yang akan menghasilkan Pendapatan netto.
Contoh : Bank Devisa (dimana rekening perusahaan) menyetujui perusahaan untuk hedging nilai
Tukar Rupiah terhadap USD adalah Rp 9000,- sampai dengan tanggal 30 April, Jika saja pada
contoh kasus pembelian barang dagangan diatas perusahaan melakukan hedging, maka kerugian
kurs sebesar Rp 200,000 tersebut tidak akan terjadi. Pengakuan currency gain lost pun tidak
perlu terjadi.
Disatu sisi hedging akan meminimalisasi atau bahkan mengeliminasi kemungkinan
terjadinya kerugian kurs, di sisi lainnya, perusahaan juga kehilangan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan kurs. Jika Fluktuasi nilai tukar benar-benar menjadi masalah bagi
perusahaan, lakukanlah hedging Jika :
14
IMPORTER : nilai tukar uang fungsional (Rupiah) cenderung melemah, Lakukanlah
hedging, jika sebaliknya, maka jangan lakukan.
Contoh Soal:
ABC Corporation sebuah perusahaan export & import yang berdomisili di United Stated of Amerika (USA)
memiliki piutang (Receivable) dan hutang (Payable) dalam unit mata uang asing (foreign currency units).
Berikut ini data sebelum dilakukan penyesuaian (adjustment) pada akhir tahun (31 Desember 2013), sebagai berikut:
15
0,000 0.8500
30
Swedish Krona 0,000 0.6650 199,500 0.6500
10,00
Japanese Yen 0,000 0.0080 80,000 0.0085
$ 439,500
Diminta:
2. Hitung gains & losses individual untuk masing-masing Receivable dan
Payables serta net exchange gains / losses yang akan dilaporkan pada
Laporan Laba Rugi (Income statement) ABC Corporation tahun 2005.
Jawab:
Per Books Balance Sheet Exchange Gain
or (Loss)
Account Receivable
British Pound (200.000 x 1.6300) $ 326,000 $ 328,000 $ (2,000)
Euros (300.000 x 0.6700) 201,000 202,500 (1,500)
Swedish Krona (400.000 x 0.6800) 272,000 276,000 (4,000)
Japanese Yen (5.000.000 x 0.0009) 45,000 42,500 2,500
$ 844,000 $ 849,000 -5000
Account Payable
Canadian Dollars (200.000 x 0.8500) $ 160,000 $ 170,000 $ (10,000)
Swedish Krona 199,500 195,000 4,500
Japanese Yen 80,000 85,000 (5,000)
$ 439,500 $ 450,000 $ (10,500)
Net Exchange Gain $ 5,500
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang yang lain dapat dinyatakan dalam dua
cara yang berbeda, yaitu:
a. Kurs langsung
b. Kurs tidak langsung
17
2. Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang
fungsional dari suatu entitas. Yang diatur dalam PSAK 10 dan 11
3. Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu
perusahaan:
a) Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu
mata uang asing;
b) Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam
suatu mata uang asing;
c) Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;
atau
d) Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban
yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
4. Hedging dapat diartikan sebagai tindakan untuk memindahkan resiko akibat dari fluktuasi
kurs (atau suku bunga, atau harga).
18
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E dkk. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat
http://akuntansilanjutan1.blogspot.com/2012/02/transaksi-mata-uang-asing.html