Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
a = jarak gandar,
h = tinggi total,
b = depan tergantung,
B = lebar total,
c = belakang tergantung,
L = panjang total,
d = lebar
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)
Luas Area Total ( 100m2 ) Kebutuhan Luas Area Total Kebutuhan ( SRP )
( SRP ) ( 100m2 )
10 59 500 415
20 67 1000 777
50 88 1500 1140
100 125 2000 1502
Sumber : ( Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996 )
Perlengkapan untuk area parkir diantaranya adalah :
1. Marka parkir
Marka pada area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk parkir kendaraan
yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir bersudut. Marka jalan yang
digunakan dalam perencanaan ruang parkir. Khusus untuk parkir disabilitas harus
dilengkapi dengan marka simbol difabel dan dilengkapi dengan rambu yang
menunjukkan bahwa ruang parkir tersebut khusus untuk difabel.
Pada suatu tempat parkir membutuhkan marka pada permukaan jalan untuk
mempermudah aktifitas parkir itu sendiri. tempat tambahan sangat diperlukan untuk
melakukan alih gerak, dimana hal tersebut bergantung dari sudut parkirnya.
Adapun penggunaan marka terbagi menjadi dua sesuai dengan jenis kendaraan, yaitu
sebagai berikut:
a. Marka parkir mobil
Sehingga ketetapan marka parkir untuk sepeda motor yang mengacu pada
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir 1996 oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat memiliki lebar garis 12 cm dengan panjang 2,00 m dan jarak
antar garis 0,70 m.
2. Stopper
Stopper Berfungsi untuk menahan roda mobil agar tidak kebablasan maju atau
mundur karena keterbatasan pandangan pengemudi.
Stopper
Stopper sangat diperlukan untuk area parkir yang berada dilantai atas gedung agar
mobil tidak menabrak dinding dan menghindari terjunnya mobil ke bawah.
2.5. Sistem Pengelolaan Parkir
Fasilitas parkir adalah fasilitas umum, merupakan faktor yang sangat penting dalam
sistem transportasi pada daerah perkotaan, dimana dari sudut pandang teknik lalu lintas
aktivitas parkir yang ada saat ini umumnya mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
mengingat besarnya parkir yang dilakukan pada badan jalan[CITATION PER20 \l 1033 ].
Pengaturan Pengelolaan Tempat Parkir bertujuan :
1. Mengatur kendaraan yang parkir dengan memperhatikan dampak parkir terhadap
lingkungan sekitar;
2. Menjamin keteraturan, ketertiban dan kenyamanan lingkungan di sekitar tempat
parkir;
3. Mengantisipasi dan menekan seminimal mungkin tindak kejahatan pada
kendaraan ditempat parkir;
4. Memberikan perlindungan kepada masyarakat yang mermarkir kendaraannya
terhadap bahaya, kerugian dari tindak kejahatan ditempat parkir yang telah
ditentukan.
2.5.1 Tata cara parkir
Dalam melaksanakan parkir, baik pengemudi maupun juru parkir harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Batas parkir yang dinyatakan dengan marka pembatas.
2. Keamanan kendaraan dengan mengunci kendaraan dan memasang rem parkir.
Sesuai dengan fasilitasnya, dapat diketahui tata cara parkir sebagai berikut:
1. Fasilitas parkir tanpa pengendalian parkir
a. Dalam melakukan parkir, juru parkir dapat memandu pengemudi kendaraan.
b. Juru parkir memberikan karcis bukti pembayaran sebelum kendaraan
meninggalkan ruang parkir.
c. Juru parkir harus menggunakan seragam dan identitas.
2. Fasilitas parkir dengan pengendalian parkir
a. Pada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu otomatis,
pengemudi harus mendapat karcis tanda parkir, yang mencantumkan jam
masuk (bila diperlukan, petugas mencatat plat nomor kendaraan).
b. Dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan kendaraan sesuai
dengan tata cara parkir.
c. Pada pintu keluar, petugas harus memeriksa kebenaran karcis tanda parkir,
mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir sesuai dengan ketentuan, dan
menerima pembayaran dari pengemudi.
Dalam tata cara parkir juga ada beberapa sistem pengelolaan parkir yang
harus diketahui adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian parkir
Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan kegiatan
parkir. Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir di pinggir jalan
yang ditetapkan terutama di jalan-jalan utama pusat kota. Kebijakan ini akan
sangat efektif untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan jalan atau
untuk menyeimbangkan antara permintaan dan pembayaran kembali atas
investasi keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan fasilitas
yang ada (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996).
Aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan orientasi
komersil, sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu sendiri adalah
(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996):
a. Mengurangi kecelakaan.
b. Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif.
c. Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan.
Saat ini pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode untuk
membatasi pergerakan kendaraan yang dapat dilakukan oleh seorang
perencana sistem transportasi yang komperhensif dan terintegrasi.
Pengendalian parkir diterapkan terutama untuk mengurangi hambatan
kendaraan dan untuk memungkinkan jalan menjadi lebih baik dalam
memenuhi permintaan lalu lintas, dengan mengganti parkir di jalan (on street
parking) menjadi parkir di luar jalan (off street parking).
2. Pengendalian permintaan
Pengendalian dengan waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk
menyeimbangkan penawaran, permintaan dan pembayaran kembali atas
investasi keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan.
Pembatasan-pembatasan yang dapat dilakukan adalah (Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat,1996).
a. Pembatasan lokasi/tempat parkir kendaraan, terutama dimaksudkan untuk
mengendalikan arus lalu lintas kendaraan untuk membebaskan satu
daerah/koridor tertentu kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena alasan
kelancaran lalu lintas.
b. Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu, misalnya pada koridor
pada jam sibuk pagi harus bebas parkir karena tempat parkir tersebut
digunakan untuk mengalirkan arus lalu lintas.
c. Penetapan tarif parkir optimal sehingga pendapatan asli daerah dapat
dioptimalkan, sedangkan arus lalu lintas tetap dapat bergerak dengan lancar.
d. Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan tarif
progresif menurut lamanya waktu parkir.
e. Pembatasan-pembatasan pengeluaran ijin penggunaan parkir.
f. Pembatasan waktu terhadap akses parkir.
Kurniawan, Analisis Untuk mengetahui Untuk memenuhi kebutuhan jumlah 510 Perbandingan penulis dengan Karakteristik parkir, analisa
Surandono Kebutuhan dan Analisis penggunaan Motor (R2) dan 53 Mobil (R4) kendaraan penelitian ini adalah tingkat pelayanan,
( 2017 ) Penataan Ruang ruang parkir ditinjau dari pada kampus II Fakultas Teknik UM. Metro Penulis fokus pada analisa Indeks parkir
Parkir pemodelan parker pada maka harus adanya penambahan lahan baru karakteristik parkir, analisa Konsep alternative penataan
Kendaraan Lahan Parkir Kampus II atau dengan pola ruang parkir bertingkat. tingkat pelayanan, deskriptif
Fakultas Teknik komparatif dan analisa tapak
Universitas yang selanjutnya diketahui
Muhammadiyah Metro konsep penataan yang bisa
menjadi alternative,
Sedangkan pada penelitian
terdahulu lebih focus pada
simulasi pada penerapan
sistem lalu lintas serta kinerja
dari lahan parkir di pasar
tersebut dengan penambahan
area parkir.
Listifadah, Studi Penataan merumuskan Penataan parkir dapat diatur dengan Perbandingan penulis dengan Karakteristik parkir
Hartono Parkir di rekomendasi terkait menggunakan pola parkir paralel hanya di penelitian ini adalah Akumulasi parkir
( 2019 ) Wilayah Central penataan dan salah satu sisi badan jalan seperti pada Jalan mengenai analisis penataan Durasi parkir
Bussines District pengelolaan parkir on Penjawi dan Jalan Jenderal Sudirman. kembali lahan parkir, dan
Kabupaten Pati street kawasan Central Namun, konsekuensinya areal parkir yang ada solusi alternatif yang sesuai
Business District (CBD) menjadi berkurang dan Pemerintah harus dengan kapasitas parkir.
Kabupaten Pati. menyiapkan alternatif berupa kantong parkir Sedangkan pada penelitian
ataupun memindahkan (relokasi) fasilitas terdahulu lebih focus pada
parkir di badan jalan, dari ruas jalan yang analisis penataan lahan parkir
ramai pengunjung ke ruas jalan yang tidak khusus di area badan jalan
terlalu ramai. Artinya, pengguna kendaraan sebagai kawasan parkir
dipaksa untuk memarkir kendaraannya jauh mobil.
dari lokasi yang dituju. Walaupun pada
kenyataannya, pengguna kendaraan pribadi
cenderung memilih tempat parkir yang
sedekat mungkin dengan tujuan perjalanan.
Widiyanti D. Penataan Untuk Mengetahui Karakteristik parkir di Kota Sekayu Perbandingan penulis dengan Kebutuhan ruang parkir
( 2016 ) Perparkiran Di sistem penataan parkir berdasarkan di dua (2) lokasi pengamatan penelitian ini adalah penulis Volume Kendaraan
Sekayu yang sesuai dengan area yaitu pada lokasi Pasar Perjuangan, dengan membahas mengenai Durasi parkir
Kabupaten Musi di Kota Sekayu. jumlah parkir tertinggi sekitar pukul 08.30 permodelan lahan parkir, dan Indeks parkir
Banyuasin sampai dengan pukul 09.30. Hal ini solusi alternative unruk
dikarenakan banyak masyarakat yang penambahan lahan parkir
berbelanja ke pasar untuk memenuhi yang sesuai dengan kapasitas
kebutuhan ekonomi. Sedangkan pada Petro parkir.
Mall, jumlah parkir tertinggi sekitar pukul Sedangkan pada penelitian
09.30 sampai dengan pukul 11.30. hal ini terdahulu penulis membahas
dikarenakan banyaknya masyarakat yang tentang penataan ruang parkir
berbelanja ke mal untuk memenuhi dan penanganan ruang parkir
kebutuhan pribadi maupun hanya sekedar khususnya pada ruas jalan
untuk refreshing. Pada lokasi Pasar atau badan jalan.
Perjuangan dengan pengamatan selama 8 jam
(08.00-16.00 WIB) terdapat 369 sepeda
motor dan 136 mobil yang parkir.
Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28,
Nomor 5, September-Oktober 2016322
masuk dan keluar dan juga menggunakan
software parkir dengan mekanisme otomatis,
serta dispenser tiket otomatis, yakni dengan
jaringan server sistem software yang berada
pada pos masuk, pos keluar yang
dioperasikan oleh operator ddengan cara
menerima tiket parkir dari pemilik kendaraan
dan memasukannya pada sistem software,
sehingga software parkir akan menghitung
jumlah jam dan biaya parkir.
Jurista, Farida Penataan Dan Menganalisis Untuk volume kendaraan parkir diperoleh Perbandingan penulis dengan Karakteristik parkir
( 2016 ) Penanganan karakteristik parkir volume puncak kendaraan parkir pada badan penelitian ini adalah penulis Satuan ruang perkir
Parkir Pada meliputi volume jalan yaitu terjadi di hari Sabtu pada waktu membahas mengenai Kebutuhan parkir
Badan Jalan kendaraan parkir, dan sore hari antara pukul 16:00-17:00 WIB, besarnya nilai tarikan Penataan parkir
Sepanjang Ruas kebutuhan ruang parkir dengan total kendaraan parkir berjumlah 424 pergerakan yang ditimbulkan
Jalan Cimanuk pada ruas Jalan kendaraan. Sedangkan kebutuhan ruang oleh Pasar Flamboyan,
Kabupaten Cimanuk. parkir kendaraan ringan untuk kondisi saat ini kinerja lalu lintas serta
Garut. sebanyak 228 petak, sedangkan untuk sepeda menata dan menghitung area
motor sebanyak 246 petak. parkir yang dibutuhkan
terhadap jumlah kendaraan
yang
mengalami tarikan
pergerakan oleh Pasar
Flamboyan.
Sedangkan pada penelitian
terdahulu penulis membahas
tentang penataan ruang parkir
dan penanganan ruang parkir
khususnya pada ruas jalan
atau badan jalan.
Sumber: Hasil pemikiran 2021
2.8. Kerangka Teori
Kerangka teori dibutuhkan dalam penelitian ini agar penulis dapat lebih mudah
mengkonsepkan berbagai permasalahan dari awal penelitian hingga akhir penelitian
dengan mudah. Adapun kerangka penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tujuan Penelitian