Dasar Sistem
Kontrol
Model Matematika
03
Fakultas Teknik Teknik Elektro Fina Supegina, ST, MT
Abstract Kompetensi
Untuk dapat memahami dan Mahasiswa dapat mengetahui Model
mengamati lebih mendalam Sistem Elektrik dan Mekanik Translasi
mengenai apa yang terjadi pada pada Sistem Kontrol
sebuah sistem kontrol, biasanya
sistem tersebut digambarkan dalam
sebuah konfigurasi blok diagram,
seperti yang telah dibahas pada
Modul 2. Namun, pada modul
tersebut, isi dari setiap blok hanya
disimbolkan dalam bentuk
konstanta.
MODEL MATEMATIKA
Untuk dapat memahami dan mengamati lebih mendalam mengenai apa yang terjadi
pada sebuah sistem kontrol, biasanya sistem tersebut digambarkan dalam sebuah
konfigurasi blok diagram, seperti yang telah dibahas pada Modul 2. Namun, pada modul
tersebut, isi dari setiap blok hanya disimbolkan dalam bentuk konstanta.
Sebenarnya, setiap blok mewakili sebuah proses fisik dari sistem kontrol tersebut.
Kemudian, proses fisik tersebut diturunkan persamaan matematikanya. Lalu, berdasarkan
persamaan matematika inilah, pengamatan, analisa dan perancangan sistem kontrol
dilakukan. Proses penurunan persamaan matematika sebuah sistem fisik dikenal dengan
istilah model matematika.
Modul ini akan membahas 2 (dua) sistem fisik yang akan diturunkan persamaan
matematikanya, yaitu sistem elektrik dan sistem mekanik. Penyelesaian matematika dari
persamaan tersebut tidak dilakukan pada modul ini, namun akan dibahas pada modul
berikutnya dengan menggunakan metoda Transformasi Laplace.
Hukum Tegangan Kirchoff (KVL) dan Hukum Arus Kirchoff (KCL), yaitu
Inode 0
(3.1)
Vloop 0
jumlah arus pada setiap titik percabangan aadalah nol, dan jumlah tegangan pada setiap
loop adalah nol. Hukum-hukum ini merupakan dasar dari prosedur proses pemodelan
matematika sistem elektrrik. Sebenarnya, terlalu banyak jenis-jenis komponen elektrik yang
biasar digunakan. Namun, bab ini hanya akan membahas model matematika dari
v iR , atau
dq
v R (3.2)
dt
1
C
v i dt , atau
1
v q (3.3)
C
di
vL , atau
dt
d 2q
vL (3.4)
dt 2
Sebagai contoh, sebuah rangkaian elektrik lup tunggal digambarkan pada Gambar
3.4 di bawah ini:
+
V C
- i
dq 1 d 2q
R q L 2 V
dt C dt
Jika rangkaian elektrik tersebut mempunyai 2 lup, seperti tampak pada Gambar 3.5:
R1 R2
C1 C2
+
V
-
i2
i1
L1 L2
v R1 vC1 v L1 V 0
1 1 di
i1 R1
C1 i1 dt
C1 i2 dt L1 1 V ,
dt
atau
(3.6)
2
dq1 1 1 d q1
R1 q1 q 2 L1 V
dt C1 C1 dt 2
v R 2 vC 2 v L 2 v C1 0
1 di 1 1
i 2 R2
C2 i2 dt L2 2
dt C1 i2 dt
C1
i1 dt 0, atau
(3.7)
2
dq 2 1 d q2 1 1
dt
R2
C2
q 2 L2
dt 2
C1 i2 dt
C1
i1 dt 0
Sistem mekanik adalah sistem yang berkaitan erat dengan masalah posisi (jarak),
kecepatan dan percepatan. Kaidah umum yang dipakai pada sistem mekanik adalah
Hukum-Hukum Gerak Newton. Komponen sistem mekanik translasi yang akan dibahas
adalah komponen pasif dan linear, yaitu: massa (M), pegas (K) dan komponen gesek atau
serap (D).
F Ma, atau
dv
F M , atau
dt (3.8)
d 2x
F M
dt 2
F Kx (3.9)
dx
FD (3.10)
dt
Berdasarkan ketiga komponen pasif itulah, dapat dirancang sebuah sistem mekanik
translasi.
D K
M
x
FD FM FK
M
x
F 0
FM FK FD F 0
(3.10)
d 2x dx
M 2 Kx D F
dt dt
M1
x1
K2
M2 x2
F
D2 K3
maka, terdapat 2 free body diagram, seperti tampak pada Gambar 3.11 di bawah ini:
M1 M2
x1 x1 x2
F
FK2 FK2
(a) (b)
Lup pertama:
FM 1 FK 1 FD1 FK 2 0
d 2 x1 dx (3.11)
M 1 2 K 1 x1 D1 1 K 2 x1 K 2 x 2 0
dt dt
FM 2 FK 2 FD 2 FK 3 F
d 2 x2 dx (3.12)
M2 2
K 2 x 2 K 2 x1 D2 2 K 3 x 2 F
dt dt
Secara umum, sistem mekanik memiliki bentuk persamaan yang sama dengan
sistem mekanik. Karakteristik ini dikenal dengan istilah Analogi Elektrik-Mekanik.
Penyelesaian lengkap model-model matematika ini, akan dibahas pada modul berikutnya.
Turunkan model matematika (dalam bentuk persamaan matematika) (a) sistem elektrik dan
(b) sistem mekanik di bawah ini:
R1 R2
V +
L1 L2
-
C1 C2
(a)
D1 K1
M1
x1
D2
M2 x2
F
D3 K2
(b)