Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
DisusunOleh :
IRDA MAULANA RINDHANA
1910306187
PENDAHULUAN
monoton dan berulang. Tidak semua laundri merupakan lingkungan kerja yang
memenuhi syarat. Proses kegiatan di laundri setidaknya ada enam tahap kerja,
keenam proses kegiatan tersebut seringkali dilakukan dengan posisi yang tidak
alamiah (OHSAH,2003)
Proses pemilahan. Pada proses kerja ini pekerja menimbang pakaian yang
akan dicuci, memisahkan pakaian berwarna dan tidak berwarna. Proses ini
dilakukan secara manual. Potensi bahaya yang timbul pada proses ini berasal dari
pakaian ke tempat pencucian dengan posisi yang tidak alamiah, jatuh, tergelincir.
Proses kedua adalah pencucian. Pada proses ini potensi bahaya yang timbul
adalah penggunaan deterjen, pewangi dan pelembut pakaian. Zat kimia yang
terkandung pada deterjen, pewangi dan pelebut pakaian dapat berinteraksi dengan
kulit, mata, saluran pernafasan dan pencernaan. Proses ketiga adalah proses
adalah penyetrikaan.
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan
sampai saat ini tergolong masih kurang, akibatnya gangguan kesehatan seperti
nyeri punggung bawah akibat kerja sering terjadi baik di perkebunan teh maupun
di pabrik pengolahan teh. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan oleh kurangnya
dan mekanis). Maka dari itu salah satu bentuk pelayanan fisioterapi dalam
saat bekerja.
bertujuan untuk mengetahui sebab akibat dari posisi dan postur kerja yang salah
serta memperbaiki dan memberikan edukasi berupa postur dan posisi kerja yang
kesehatan agar terhindar dari gangguan kesehatan salah satunya adalah nyeri
punggung bawah.
Tingkat kesadaran pekerja terkait kesehatan keselamatan kerja sering
dianggap tidak begitu penting, maka dari itu sering terjadi postur dan posisi kerja
para pekerja kurang tepat dan tidak ergonomis. Sehingga para pekerja sering
mengangkat beban yang berlebihan dengan durasi yang cukup lama, dilakukan
hampir setiap hari, dan dengan postur dan posisi kerja yang kurang tepat atau
tidak ergonomis, serta kurangnya edukasi terkait postur dan posisi kerja yang
ergonomis.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana peran fisioterapi terhadap nyeri punggung bawah akibat posisi kerja
C. Tujuan Penulisan
Sebaya.
D. Manfaat Penulisan
kerja (K3).
aspek K3, informasi tentang kondisi lingkungan kerja terbaru dan penerapan
dengan nyeri punggung bawah akibat posisi kerja yang tidak ergonomis dan
memberikan edukasi pada pekerja mengenai posisi kerja yang ergonomis, agar
4. Terhadap Penulis
PEMBAHASAN
Assessment (RULA) sebagai penilaian postur tubuh dan analisis beban kerja.
tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki potensi bahaya
suatu pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap faktor
analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko pekerja yang
pembebanan.
dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing
optimum yang ada dikedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda
beban kerja :
a. Beban Kerja karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja .yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas
(task), organisasi dan lingkungan ketiga aspek ini sering disebut sebagai
stressor.
Faktor internal beban kerja adalah factor yang berasal dari dalam
tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.
Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringan strain dapat
perilaku.
Berat ringan beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja
maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa
1. Definisi
yang berupa nyeri akut maupun kronik yang dirasakan di daerah punggung
bawah dan biasanya merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau
mereka yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah. Kekakuan dan
spasme otot punggung akibat aktivitas tubuh yang kurang baik serta
(IMT), tinggi badan, stres kerja, masa kerja, posisi kerja dan beban angkat.
Berat beban yang diangkat, frekuensi angkat serta cara atau teknik
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
punggung tidak normal pada saat bekerja mempunyai risiko 2,5 kali lebih
C. Peran Fisioterapi
tidak cepat lelah dalam melakukan pekerjaan. Status kesehatan dan nutrisi
masa kerja yang melebihi kemampuan lama kerja seseorang dapat berakibat
penurunan kualitas dan hasil kerja serta timbulnya kelelahan, gangguan
tubuh semakin jauh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula
menyebabkan keluhan otot karena otot menerima tekanan akibat beban kerja
kursi kerja harus terintegrasi dengan gaya yang dibutuhkan untuk merubah
posisi, arah visual dan tinggi meja agar sesuai dengan posisi ergonomis
1) Berdiri dekat dengan benda dan Perkirakan berat beban yang akan
diangkat.
tetap tegak.
bawah.
2. Stretching
ataupun karena sikap kerja yang salah. Stretching akan melatih otot untuk
pelebaran pembuluh kapiler di otot, sehingga sirkulasi darah yang lebih baik
akan mengurangi penumpukan sampah metabolisme dan iritan,
waktu: (1) saat bekerja untuk melepaskan ketegangan syaraf, (2) pada saat
badan merasa tegang, kaku dan lelah, (3) sebelum dan sesudah berjalan
kaki, dan (4) pada pagi hari, setelah bangun tidur, dan di malam hari
dalam sehari yaitu pada pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari
sebelum tidur dengan intensitas waktu kurang lebih 10-15 menit. Berikut
bawah :
e. Cobra Stretch
f. Restful Pose
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
punggung bawah yang dialami oleh pekerja RSUD Panglima Sebaya dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah postur dan posisi kerja
Assessment (RULA) dan analisis beban kerja, sehingga potensi bahaya dan
Fisioterapi dapat berperan dalam kasus potensi kecelakaan kerja seperti nyeri
posisi kerja yang ergonomis dan stretching atau peregangan otot pada pekerja
B. Saran
Afia F.N, Oktaria D. 2018. Pengaruh Stretching terhadap Pekerja yang Menderita
Low Back Pain. J Agromedicine. 5 (1)
Sulaeman Y.A, Kunaefi T.D. 2015. Low Back Pain (LBP) pada Pekerja di Divisi
Minuman Tradisional. Jurnal Teknik Lingkungan. 21 (2)
Syuhada A.D, Suwondo A, Styaningsih Y. 2018. Faktor Resiko Low Back Pain
pada Pekerja Pemetik Teh di Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia . 13 (1)