BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu organisasi nirlaba dalam pelaksanaan organisasinya, membutuhkan
anggaran yang dikategorikan sebagai suatu hal yang krusial. Perencanaan
anggaran tidak hanya sistematis, tetapi juga harus teliti mengingat anggaran
memfasilitasi keseluruhan program dan aktivitas organisasi.
Salah satu instrumen yang berperan penting dalam organisasi sektor
publik adalah anggaran. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat
partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar
aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam anggaran. Anggaran
sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana program dan
kegiatan yang dilaksanakan serta masa depan yang ingin diwujudkan.
Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya
dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan
rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan
kerja (controling). Oleh karena itu anggaran hanyalah sebagai alat bagi
manajemen, maka dari itu meskipun suatu anggaran telah disusun dengan
begitu baik dan sempurna, namun kehadiran manajer masih mutlak
diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak menjamin bahwa
pelaksanaan serta realisasinya nanti juga manjadi baik dan sempurna tanpa
dikelola oleh tangan-tangan manajer yang terampil dan berbakat.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft
planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
dimasa yang akan datang.
Penganggaran merupakan gambaran kuantitatif dari rencana yang
mencirikan pendapatan dan pengeluaran dalam periode tertentu, dan ekuitas
yang perlu ditarik mencapai tujuan yang direncanakan. Item anggaran
digunakan untuk merencanakan keuangan untuk transaksi di masa depan,
misalnya anggaran dibuat sebelum menyelesaikan tindakan yang diharapkan.
Juga menentukan peran anggaran sebagai dasar untuk penilaian pengendalian
dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, seorang pemimpin perusahaan
bersama dengan anggota perusahaan, diharapkan dapata menyusun anggaran
perusahaan bisnis dengan realistis, luwes dan tidak kaku serta kontinyu,
sehingga kendala-kendala dalam penyususnan anggaran perusahaan dapat
diatasi manakala manajer menginginkan sebuah rencana berkualitas yang
tersusun.
Analisis penganggaran dibutuhkan untuk mengevaluasi kegiatan yang
telah diprogramkan apakah telah sesuai dengan proses penyusunan anggaran
perusahan sehingga membuat kinerja perusahaan semakin meningkat karena
adanya proses analisis, evaluasi dan perbaikan penganggaran di dalam suatu
perusahaan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran perusahaan?
2. Bagaimanakan analisis penganggaran perusahaan?
3. Apa sajakah jenis-jenis penganggaran perusahaan?
4. Bagaimanakah contoh kasus dalam analisis penganggaran perusahaan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dalam Penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi penganggaran perusahaan.
2. Untuk mengetahui analisis penganggaran perusahaan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penganggaran perusahaan.
4. Untuk mengetahui contoh kasus dalam analisis penganggaran perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penganggaran Perusahaan
1. Pengertian Penganggaran
Penganggaran merupakan proses penciptaan anggaran bersama
sebagai satu set fungsional yang saling berhubungan (misalnya
operasional dan keuangan) yang memungkinkan menggambarkan dan
menyusun kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dalam konteks
mencapai tujuan keuangan. Dalam penganggaran aspek informasi
mewakili sistem yang mengintegrasikan hasil dari proses perencanaan,
akuntansi, kontrol dan analisis indikator biaya aktivitas perusahaan.
Penganggaran merupakan gambaran kuantitatif dari rencana yang
mencirikan pendapatan dan pengeluaran dalam periode tertentu, dan
ekuitas yang perlu ditarik mencapai tujuan yang direncanakan. Item
anggaran digunakan untuk merencanakan keuangan untuk transaksi di
masa depan, misalnya anggaran dibuat sebelum menyelesaikan tindakan
yang diharapkan. Juga menentukan peran anggaran sebagai dasar untuk
penilaian pengendalian dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan 1.
Penganggaran adalah analisis kuantitatif sebelum periode waktu
tertentu, dari kebijakan yang harus ditempuh untuk periode tersebut
untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk
membantu dalam pencapaian tujuan dan upaya manajerial langsung
(melalui perencanaan, koordinasi, pengukuran dan penghargaan) di
seluruh organisasi menuju tujuan global. Penganggaran merupakan
pemetaan sumber dan penggunaan dana untuk periode mendatang. Aspek
teknis dan perilaku dalam penganggaran yang dapat menguntungkan
semua perusahaan jika dipahami dan dikoordinasikan dengan benar 2.
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses
menyusun anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam memperoleh laba 3.
2. Metode Pembuatan Anggaran
Pembuatan anggaran dapat dilakukan dengan cara :
a. Top down
Manajemen senior yang menetapkan anggaran bagi tingkat yang
lebih rendah. Manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak dilibatkan
dalam penyusunan anggaran, hanya melaksanakan.
b. Bottom up
Manajer pada tingkat yang lebih rendah ikut berpartisipasi dalam
menentukan besarnya anggaran. Semua unit kerja diberikan kesempatan
untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran.
c. Campuran (top down dan bottom up)
Campuran antara top down dan bottom up. Pembuat anggaran
mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab
dengan pendekatan bottom up. Tetapi mereka melakukan hal tersebut
berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi
dengan pendekatan top down 4.
3. Tujuan Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan perusahaan.
Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat
aktivitas operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan
utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak
manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan lain yang terkait dengan
penyusunan anggaran.
a. Perencanaan: anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan
kebijakan perusahaan.
b. Koordinasi: anggaran dapat mempermudah koordinasi antar
bagianbagian di dalam perusahaan.
c. Motivasi: anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-
target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan.
d. Pengendalian: keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan
manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitasaktivitas
yang dilaksanakan di dalam perusahaan 5.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran dikelompokan
menjadi dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal dalam perusahaan meliputi data, informasi, dan
pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor
internal tersebut antara lain berupa:
1) Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas,
harga, waktu maupun tempat penjualannya.
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan
media-media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
4) Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan
dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu
yang akan datang.
5) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor eksternal tersebut antara
lain berupa:
1) Keadaan persaingan dipasar.
2) Posisi perusahaan dalam persaingan.
3) Tingkat pertumbuhan penduduk.
4) Tingkat penghasilan masyarakat.
5) Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam
merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
6) Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7) Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, maupun keamanan.
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
9) Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya 6.
5. Tantangan dalam Penyusunan Penganggaran
Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua
tingkatan manajemen. Manajer puncak menginginkan manajer pada
tingkat yang lebih rendah untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran
karena mereka lebih memahami kegiatan operasional sehari-hari.
Partisipasi juga menciptakan komitmen dan tanggung jawab yang lebih
besar menyangkut anggaran di antara manajer tingkat di tingkat yang lebih
rendah. Hal ini merupakan aspek bottom up dalam proses penganggaran.
Manajemen pada semua tingkat harus memahami dan mendukung
anggaran serta semua aspek sistem pengendalian manajemen agar
mendapat partisipasi aktif dari semua pihak dan demi suksesnya
penyusunan anggaran. Anggaran tidak boleh disusun secara kaku.
Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan perubahan rencana 7.
6. Fungsi Penggaran Perusahaan
Penganggaran perusahan mempunyai fungsi yaitu :
a. Alat Perencanaan
Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran
merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota
organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang
diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran dan
arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu
periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran memiliki
beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
1) Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada
seluruh anggota organisasi
2) Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan
umum, yaitu pencapaian laba usaha.
3) Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4) Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang
paling menguntungkan.
5) Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh
anggota organisasi.
b. Alat Pengendalian
Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran
berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi sesuai
dengan rencana atau tidak. Anggaran berfungsi sebagai suatu standar
atau tolak ukur manajemen. Sebagai standar, anggaran digunakan untuk
menilai aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah
sesuai standar atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian
manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian
tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk
fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling
terkait, yaitu :
1) Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan organisasi.
2) Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek organisasi.
3) Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang
dihadapi 8.
7. Keunggulan Penyusunan Penganggaran Perusahaan
a. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk
memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti
terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat
bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak
melanjutAnggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat
dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang
diperoleh.
c. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga
setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya.
d. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam
penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut
berperan serta (sense of participation) kan keputusan tersebut 9.
8. Kelemahan Penyusunan Penganggara Perusahaan
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif,
kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik
kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan
menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang
luwes 9.
9. Tahap Perencanaan Anggaran
Terdapat empat tahap perencanaan anggaran menyeluruh dalam
perusahaan, yaitu:
a. Penetapan filosofi dan misi
b. Penetapan tujuan (goals) dan strategi
c. Penyusunan program (programming)
d. Penyusunan anggaran (budgeting)
Syarat-syarat dalam penyusunan anggaran perusahaan, yaitu realistis,
yang artinya sangat mungkin untuk dicapai, luwes yang artinya tidak kaku
sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi, serta kontinyu, yang artinya bahwa anggaran perusahaan
memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu
usaha yang bersifat insidental 10.
B. Analisis Penganggaran Perusahaan
Dalam suatu organisasi baik bisnis maupun nirlaba sama-sama memiliki
suatu siklus yang dikenal dengan istilah Siklus Anggaran (Budget cycle).
Siklus anggaran ini merupakan jangka waktu/masa mulai direncanakannya
suatu anggaran hingga saat perhitungan anggaran. Perencanaan ini ditetapkan
oleh dewan pendiri/pembina, pimpinan lembaga, disertai dengan adanya
dokumentasi lengkap mengenai pencapaian angaraan, sumber daya yang
dmiliki, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menetapkan besaran
maksimum yang diserap oleh organisasi 3.
Proses penganggaran umumnya dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap retifikasi, tahap implementasi, tahap pelaporan serta
tahap evaluasi.
Tahap Persiapan
(Preparation)
Tahap
Tahap Pelaporan
Implementasi
(Reporting)
(Implementation)
Anggaran
Perusahaan
Musrenbang KUA/PPAS
Dokumen
Perencanaan
Jangka Menengah
RUPS RAPBD
DPA
E. Contoh Kasus dalam Analisis Penganggaran Perusahaan
1. Anggaran Penjualan
Contoh soal:
PT. Izath Sentosa adalah sebuah perusahaan yang membuat dan
memproduksi topi, berikut adalah data awal penjualan perusahaan pada 3
bulan terakhir.
Tentukanlah penjualan pada bulan April.
Penjualan
Bulan
(Kuantitas)
Januari 2000
February 2300
Maret 2450
2. Anggaran Produksi
Contoh soal:
PT. Izath Sentosa menggunakan kebijakan stabilisasi tingkat produksi
dalam membuat anggaran produksinya, berikut adalah data yang
bersangkutan:
Bulan Unit Terjual
Januari 2500
Februari 3000
Maret 3250
Langkah 2:
PT Izath Sentosa
Anggaran Produksi
Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 4800 4200 3000 12000
Ditambah: Persediaan Akhir 400 500 600 600
Total Barang jadi yang
5200 4700 3600 12600
dibutuhkan
Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300
Jumlah Barang Jadi yg akan
4900 4300 3100 12300
diproduksi
Ket:
a. Seperti sebelumnya persediaan awal bulan maret menjadi persediaan akhir
bulan februari dan demikian juga pada persediaan awal bulan februari yang
menjadi persediaan akhir bulan januari.
b. Jumlah barang yang diproduksi didapat dari (penjualan+persediaan akhir-
persediaan awal).
Jadi PT Izat Sentosa akan memproduksi produk jadi sebanyak:
Januari = 4900 unit
Februari = 4300 unit
Maret = 3100 unit
Total = 12.300 unit selama kuartal pertama tahun 2012.
Berikut disajikan estimasi jumlah persediaan bahan baku awal dan akhir
januari 2013:
1 januari 2013 31 januari 2013
Kain 2.000 3.000
Manik 4.000 3.000
PT Izath Sentosa
Anggaran BTKL
Januari 2013
Nama Produk : “DS001”
Departemen Penjahitan
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 2
(1)
Jumlah Jam TKL 20.000
Upah perjam Rp.10.000
(2)
Anggaran BTKL Dept.Penjahitan Rp.200.000.000,-
Departemen Obras
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 0.5
(1)
Jumlah Jam TKL 5.000
Upah perjam Rp.8.000
(2)
Anggaran BTKL Dept.Obras Rp.40.000.000,-
(3)
Total Biaya TKL Rp.240.000.000,-
Ket:
(1) Jumlah Jam TKL = Jumlah Produksi x Standar penggunaan jam TKL
(2) Anggaran BTKL Dept. = (1)Jumlah Jam TKL x Upah Perjam
(2) (2)
(3) Total BTKL = Anggaran BTKL Dept.Penjht x Anggaran BTKL
Dept.Obras.
6. Anggaran Overhead Produksi
Berikut ini adalah data yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh PT.
Izath Sentosa untuk bulan maret 2013:
a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp.4.000.000,- per bulan.
Biaya gaji pengawas produksi yang dialokasikan ke Departemen
Perakitan dan Departemen Penyelesaian dibagi secara merata.
b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp.2.000.000,- perbulan
dialokasikan berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di tiap departemen.
Biaya variable untuk perawatan mesin untuk kedua departemen sebesar
Rp.1.000,- perjam.
c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp.6.000.000,- perbulan
dialokasikan berdasarkan luas bangunan yang dipakai oleh tiap
departemen.
d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin perjam
adalah Rp.3.000,-. Tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap
departemen ditentukan oleh waktu pekaian mesin. Biaya listrik yang
bersifat tetap sebesar Rp.4.000.000,- dialokasikan ke tiap departemen
dengan proporsi 60% untuk Dep.Perakitan dan 40% untuk Dep.
Penyelesaian.
e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sbesar Rp.5.000.000,- perbulan
dialokasikan ke tiap departemen berdasarkan BTKL per departemen
perbulanya.
Berikut adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan BOP
untuk Dep. Perakitan dan Dep. Penyelesaian untuk bulan maret 2013:
Departemen Departemen
Keterangan
Perakitan Penyelesaian
Jumlah mesin 5 15
Jumlah jam mesin 1.500 2.000
Jumlah luas pabrik 1.000 m2 2.000 m2
Biaya tenaga kerja
Rp.1.380.000,- Rp.522.000,-
langsung
Keterangan:
1) Biaya gaji dibagi secara merata
a) Biaya gaji Dep. Perakitan 4.000.000:2 = 2.000.000
b) Biaya gaji Dep Penyelesaian 4.000.000:2 = 2.000.000
2) Biaya Perawatan mesin berdasar jumlah mesin yang ada tiap departemen
3) Biaya sewa pabrik tetap berdasarkan luas setiap departemen
4) Biaya Listrik Tetap
a) Dep. Perakitan = 60% x 4.000.000 = Rp. 2.400.000
b) Dep. Penyelesaian = 40% x 4.000.000 = Rp.1.600.000
5) Biaya Listrik Variabel
a) Dep. Perakitan = Rp.3.000 x Rp.1.500 = Rp.4.500.000
b) Dep. Penyelesaian = Rp.3.000 x Rp.2.000 = Rp.6.000.000
6) Biaya asuransi berdasarkan BTKL
7. Anggaran Laba Rugi
Contoh soal:
Dari data-data berikut ini, susunlah anggaran laba rugi PT.Izath Sentosa
untuk 3 bulan yang berakhir pada 31 maret 2006.
a. Anggaran penjualan bulan januari, februari, maret adalah sbb:
1) Januari : 500.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,-
2) Februari : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,-
3) Maret : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.125.000,-
b. Informasi dari anggaran produksi adalah sbb:
1) Persediaan barang jadi 1 januari 2006 adalah 47.500 unit dengan nilai
persediaan awal Rp.2.375.000.000,-
2) Persediaan akhir barang jadi setiap bulan adalah 10% dari penjualan
tiap bulan
c. Anggaran biaya produksi memperlihatkan data-data sbb:
1) Harga beli bahan baku sebesar Rp.30.000,-/unit
2) Upah tenaga kerja langsung sebesar Rp.15.000,-/unit
3) Biaya overhead produksi sebesar Rp.5.000,-/unit dan
Rp.1.000.000.000,-
d. Asumsi arus biaya yang digunakan untuk persediaan barang dagang
adalah metode rata-rata
e. Berikut informasi tentang beban operasi yang diperoleh dari anggaran
beban operasi:
1) Beban Operasi Variable
a) Beban penjualan : 2 % dari nilai penjualan tiap bulannya
b) Beban administrasi : 0,075% dari penjualan tiap bulannya
2) Beban Operasi Tetap
a) Beban penjualan Rp.1.260.000.000,-
b) Beban Administrasi Rp.1.500.000.000,-
f. Pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan perusahaan sebesar
30%.
Penyelesaian dan Cara Perhitungan:
PT. IZATH SENTOSA
Anggaran Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir pada 31 maret 2006
(1)
Penjualan 173.750.000.000
Beban Pokok Penjualan
Saldo Awal Persediaan Barang
2.375.000.000
jadi
Biaya Produksi
(4)
BBB 51.375.000.000
(4)
BTKL 25.687.500.000
(4)
BOP 9.562.500.000
Psd. Barang jadi tersedia dijual 89.000.000.000
(2)
Psd. Akhir Barang Jadi (17.375.000.000)
Beban Pokok Penjualan (71.625.000.000)
Laba Kotor yang Dianggarkan 102.125.000.000
Beban Operasi
(5)
Beban Penjualan 4.735.000.000
(6)
Beban Administrasi 1.630.312.500 (6.365.312.500)
Laba Sebelum Pajak
95.759.000.000
Dianggarkan
(7)
Perkiraan Beban PPh (28.727.906.250)
Laba Bersih yang dianggarkan 67.031.781.250
Keterangan:
(1) Penjualan : Januari : 500.000 x 100.000 = 50.000.000.000
Februari : 550.000 x 100.000 = 55.000.000.000
Maret : 550.000 x 125.000 = 68.750.000.000
Penjualan total : 173.750.000.000
(2) Persediaan akhir
Januari = 50.000 x 100.000 = 5.000.000.000
Februari = 55.000 x 100.000 = 5.500.000.000
Maret = 55.000 x 125.000 = 6.875.000.000
Psd akhir 160.000 unit Rp.17.375.000.000,-
(3) Penjualan = Psd.Awal + Unit yang diproduksi – Psd. Akhir
Unit yang diproduksi = Penjualan – Psd.Awal + Psd.Akhir
Unit yang diproduksi = 1.600.000 – 47.500 + 160.000
= 1.712.000 unit
(4) Biaya Produksi
BBB :1.712.500 x 30.000 = 51.375.000.000
BTKL :1.712.500 x 15.000 = 25.687.500.000
BOP :1.712.500 x 5.000 = 8.562.500.000
BOP : 1.000.000.000+
Total biaya produksi: 86.625.000.000
(5) Beban Penjualan
Januari : 50.000.000.000 x 2% = 1.000.000.000
Februari : 55.000.000.000 x 2% = 1.100.000.000
Maret : 68.750.000.000 x 2% = 1.375.000.000+
Beban Penjualan Variabel 3.475.000.000
Beban Penjualan Tetap 1.260.000.000+
Total Beban Penjualan 4.735.000.000
(6) Beban Administrasi
Januari : 50.000.000.000 x 0,075% = 37.500.000
Februari : 55.000.000.000 x 0,075% = 41.250.000
Maret : 68.750.000.000 x 0,075% = 51.562.000+
Beban Administrasi Variabel 130.312.500
Beban Administrasi Tetap 1.500.000.000+
Total Beban Administrasi 1.630.312.500
(7) Perhitungan Beban PPh
95.759.000.000 x 30% = 28.727.906.250
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ulasan terkait Analisis Penganggaran Perusahaan di atas, maka dapat
dibuat beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Penganggaran Perusahaan
Penganggaran merupakan proses penciptaan anggaran bersama
sebagai satu set fungsional yang saling berhubungan (misalnya
operasional dan keuangan) yang memungkinkan menggambarkan dan
menyusun kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dalam konteks
mencapai tujuan keuangan.
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses
menyusun anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam memperoleh laba.
2. Analisis Penganggaran Perusahaan
Dalam suatu organisasi baik bisnis maupun nirlaba sama-sama
memiliki suatu siklus yang dikenal dengan istilah Siklus Anggaran
(Budget cycle). Siklus anggaran ini merupakan jangka waktu/masa mulai
direncanakannya suatu anggaran hingga saat perhitungan anggaran.
Proses penganggaran umumnya dapat dibagi menjadi lima tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap retifikasi, tahap implementasi, tahap
pelaporan serta tahap evaluasi.
Analisis penganggaran perusahaan dibutuhkan untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah diprogramkan apakah telah sesuai dengan proses
penyusunan anggaran perusahan sehingga akan membuat kinerja
perusahaan semakin meningkat karena adanya proses analisis, evaluasi
dan perbaikan penganggaran di dalam suatu perusahaan tersebut .
3. Jenis-Jenis Penganggaran Kesehatan
Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai
anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran kas dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan
kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan,
produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan
dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
4. Contoh Kasus dalam Analisis Penganggaran Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki proses dalam penyusunan anggaran
untuk menjalankan program dan rencana kerja suatu perusahaan tersebut
untuk mencapai tujuan nya. Proses penyusunan anggaran perusahaan
dimulai dari penyusunan Anggaran Penjualan, Anggaran Produksi,
Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku, Anggaran Biaya
Tenaga Kerja Langsung, Anggaran Biaya Overhead Produksi, Anggaran
Biaya Produksi, Anggaran Beban Operasi, Anggaran Laba Rugi,
Anggaran Kas, Anggaran Neraca.
B. Saran
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, seorang pemimpin perusahaan
bersama dengan anggota perusahaan, diharapkan dapata menyusun anggaran
perusahaan bisnis dengan realistis, luwes dan tidak kaku serta kontinyu,
sehingga kendala-kendala dalam penyususnan anggaran perusahaan dapat
diatasi manakala manajer menginginkan sebuah rencana berkualitas yang
tersusun. Analisis penganggaran dibutuhkan mengevaluasi kegiatan yang
telah diprogramkan, akan membuat kinerja perusahaan semakin meningkat
karena adanya proses evaluasi dan perbaikan perencanaan program dan
anggaran di dalam suatu perusahaan tersebut.
Demikianlah makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan penjelasan semata-mata karena kekurangan penulis. Kami
sadar dalam penyajian masih belum menyajikan pembahasan secara
menyeluruh, masih banyak yang harus dibahas mengenai pemahaman terkait
Alalisis Penganggaran Perusahaan, untuk itu kritik dan saran yang sangat
kami harapkan guna untuk kesempurnaan dan pemahaman materi, sehingga
kedepannya menjadi lebih baik. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA