Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN KEUANGAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN

“Analisis Penganggaran Pemerintah dan Perusahaan”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi nirlaba dalam pelaksanaan organisasinya, membutuhkan
anggaran yang dikategorikan sebagai suatu hal yang krusial. Perencanaan
anggaran tidak hanya sistematis, tetapi juga harus teliti mengingat anggaran
memfasilitasi keseluruhan program dan aktivitas organisasi.
Salah satu instrumen yang berperan penting dalam organisasi sektor
publik adalah anggaran. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat
partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar
aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam anggaran. Anggaran
sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana program dan
kegiatan yang dilaksanakan serta masa depan yang ingin diwujudkan.
Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya
dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan
rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan
kerja (controling). Oleh karena itu anggaran hanyalah sebagai alat bagi
manajemen, maka dari itu meskipun suatu anggaran telah disusun dengan
begitu baik dan sempurna, namun kehadiran manajer masih mutlak
diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak menjamin bahwa
pelaksanaan serta realisasinya nanti juga manjadi baik dan sempurna tanpa
dikelola oleh tangan-tangan manajer yang terampil dan berbakat.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft
planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
dimasa yang akan datang.
Penganggaran merupakan gambaran kuantitatif dari rencana yang
mencirikan pendapatan dan pengeluaran dalam periode tertentu, dan ekuitas
yang perlu ditarik mencapai tujuan yang direncanakan. Item anggaran
digunakan untuk merencanakan keuangan untuk transaksi di masa depan,
misalnya anggaran dibuat sebelum menyelesaikan tindakan yang diharapkan.
Juga menentukan peran anggaran sebagai dasar untuk penilaian pengendalian
dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, seorang pemimpin perusahaan
bersama dengan anggota perusahaan, diharapkan dapata menyusun anggaran
perusahaan bisnis dengan realistis, luwes dan tidak kaku serta kontinyu,
sehingga kendala-kendala dalam penyususnan anggaran perusahaan dapat
diatasi manakala manajer menginginkan sebuah rencana berkualitas yang
tersusun.
Analisis penganggaran dibutuhkan untuk mengevaluasi kegiatan yang
telah diprogramkan apakah telah sesuai dengan proses penyusunan anggaran
perusahan sehingga membuat kinerja perusahaan semakin meningkat karena
adanya proses analisis, evaluasi dan perbaikan penganggaran di dalam suatu
perusahaan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran perusahaan?
2. Bagaimanakan analisis penganggaran perusahaan?
3. Apa sajakah jenis-jenis penganggaran perusahaan?
4. Bagaimanakah contoh kasus dalam analisis penganggaran perusahaan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dalam Penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi penganggaran perusahaan.
2. Untuk mengetahui analisis penganggaran perusahaan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penganggaran perusahaan.
4. Untuk mengetahui contoh kasus dalam analisis penganggaran perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penganggaran Perusahaan
1. Pengertian Penganggaran
Penganggaran merupakan proses penciptaan anggaran bersama
sebagai satu set fungsional yang saling berhubungan (misalnya
operasional dan keuangan) yang memungkinkan menggambarkan dan
menyusun kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dalam konteks
mencapai tujuan keuangan. Dalam penganggaran aspek informasi
mewakili sistem yang mengintegrasikan hasil dari proses perencanaan,
akuntansi, kontrol dan analisis indikator biaya aktivitas perusahaan.
Penganggaran merupakan gambaran kuantitatif dari rencana yang
mencirikan pendapatan dan pengeluaran dalam periode tertentu, dan
ekuitas yang perlu ditarik mencapai tujuan yang direncanakan. Item
anggaran digunakan untuk merencanakan keuangan untuk transaksi di
masa depan, misalnya anggaran dibuat sebelum menyelesaikan tindakan
yang diharapkan. Juga menentukan peran anggaran sebagai dasar untuk
penilaian pengendalian dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan 1.
Penganggaran adalah analisis kuantitatif sebelum periode waktu
tertentu, dari kebijakan yang harus ditempuh untuk periode tersebut
untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk
membantu dalam pencapaian tujuan dan upaya manajerial langsung
(melalui perencanaan, koordinasi, pengukuran dan penghargaan) di
seluruh organisasi menuju tujuan global. Penganggaran merupakan
pemetaan sumber dan penggunaan dana untuk periode mendatang. Aspek
teknis dan perilaku dalam penganggaran yang dapat menguntungkan
semua perusahaan jika dipahami dan dikoordinasikan dengan benar 2.
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses
menyusun anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam memperoleh laba 3.
2. Metode Pembuatan Anggaran
Pembuatan anggaran dapat dilakukan dengan cara :
a. Top down
Manajemen senior yang menetapkan anggaran bagi tingkat yang
lebih rendah. Manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak dilibatkan
dalam penyusunan anggaran, hanya melaksanakan.
b. Bottom up
Manajer pada tingkat yang lebih rendah ikut berpartisipasi dalam
menentukan besarnya anggaran. Semua unit kerja diberikan kesempatan
untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran.
c. Campuran (top down dan bottom up)
Campuran antara top down dan bottom up. Pembuat anggaran
mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab
dengan pendekatan bottom up. Tetapi mereka melakukan hal tersebut
berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi
dengan pendekatan top down 4.
3. Tujuan Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan perusahaan.
Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat
aktivitas operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan
utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak
manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan lain yang terkait dengan
penyusunan anggaran.
a. Perencanaan: anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan
kebijakan perusahaan.
b. Koordinasi: anggaran dapat mempermudah koordinasi antar
bagianbagian di dalam perusahaan.
c. Motivasi: anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-
target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan.
d. Pengendalian: keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan
manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitasaktivitas
yang dilaksanakan di dalam perusahaan 5.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran dikelompokan
menjadi dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal dalam perusahaan meliputi data, informasi, dan
pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor
internal tersebut antara lain berupa:
1) Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas,
harga, waktu maupun tempat penjualannya.
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan
media-media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
4) Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan
dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu
yang akan datang.
5) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor eksternal tersebut antara
lain berupa:
1) Keadaan persaingan dipasar.
2) Posisi perusahaan dalam persaingan.
3) Tingkat pertumbuhan penduduk.
4) Tingkat penghasilan masyarakat.
5) Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam
merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
6) Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7) Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, maupun keamanan.
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
9) Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya 6.
5. Tantangan dalam Penyusunan Penganggaran
Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua
tingkatan manajemen. Manajer puncak menginginkan manajer pada
tingkat yang lebih rendah untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran
karena mereka lebih memahami kegiatan operasional sehari-hari.
Partisipasi juga menciptakan komitmen dan tanggung jawab yang lebih
besar menyangkut anggaran di antara manajer tingkat di tingkat yang lebih
rendah. Hal ini merupakan aspek bottom up dalam proses penganggaran.
Manajemen pada semua tingkat harus memahami dan mendukung
anggaran serta semua aspek sistem pengendalian manajemen agar
mendapat partisipasi aktif dari semua pihak dan demi suksesnya
penyusunan anggaran. Anggaran tidak boleh disusun secara kaku.
Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan perubahan rencana 7.
6. Fungsi Penggaran Perusahaan
Penganggaran perusahan mempunyai fungsi yaitu :
a. Alat Perencanaan
Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran
merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota
organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang
diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran dan
arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu
periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran memiliki
beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
1) Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada
seluruh anggota organisasi
2) Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan
umum, yaitu pencapaian laba usaha.
3) Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4) Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang
paling menguntungkan.
5) Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh
anggota organisasi.
b. Alat Pengendalian
Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran
berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi sesuai
dengan rencana atau tidak. Anggaran berfungsi sebagai suatu standar
atau tolak ukur manajemen. Sebagai standar, anggaran digunakan untuk
menilai aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah
sesuai standar atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian
manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian
tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk
fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling
terkait, yaitu :
1) Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan organisasi.
2) Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek organisasi.
3) Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang
dihadapi 8.
7. Keunggulan Penyusunan Penganggaran Perusahaan
a. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk
memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti
terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat
bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak
melanjutAnggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat
dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang
diperoleh.
c. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga
setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya.
d. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam
penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut
berperan serta (sense of participation) kan keputusan tersebut 9.
8. Kelemahan Penyusunan Penganggara Perusahaan
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif,
kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik
kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan
menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang
luwes 9.
9. Tahap Perencanaan Anggaran
Terdapat empat tahap perencanaan anggaran menyeluruh dalam
perusahaan, yaitu:
a. Penetapan filosofi dan misi
b. Penetapan tujuan (goals) dan strategi
c. Penyusunan program (programming)
d. Penyusunan anggaran (budgeting)
Syarat-syarat dalam penyusunan anggaran perusahaan, yaitu realistis,
yang artinya sangat mungkin untuk dicapai, luwes yang artinya tidak kaku
sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi, serta kontinyu, yang artinya bahwa anggaran perusahaan
memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu
usaha yang bersifat insidental 10.
B. Analisis Penganggaran Perusahaan
Dalam suatu organisasi baik bisnis maupun nirlaba sama-sama memiliki
suatu siklus yang dikenal dengan istilah Siklus Anggaran (Budget cycle).
Siklus anggaran ini merupakan jangka waktu/masa mulai direncanakannya
suatu anggaran hingga saat perhitungan anggaran. Perencanaan ini ditetapkan
oleh dewan pendiri/pembina, pimpinan lembaga, disertai dengan adanya
dokumentasi lengkap mengenai pencapaian angaraan, sumber daya yang
dmiliki, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menetapkan besaran
maksimum yang diserap oleh organisasi 3.
Proses penganggaran umumnya dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap retifikasi, tahap implementasi, tahap pelaporan serta
tahap evaluasi.

Tahap Persiapan
(Preparation)

Tahap Evaluasi Tahap Retifikasi


(Evaluation) Siklus (Retification)
Penganggaran

Tahap
Tahap Pelaporan
Implementasi
(Reporting)
(Implementation)

Sumber: OECD Journal on Budgeting (2011) 4


Gambar 1. Siklus Penganggaran
Berdasarkan siklus anggaran (budget cycle) tersebut, memungkinkan
organisasi nirlaba untuk menyusun anggaran dengan memperhatikan
tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap Pesiapan (Preparation)
a. Pemberian Arahan berdasarkan Rencana Strategis Organisasi
Hal ini dapat disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan
pembina organisasi dengan memberikan pandangannya mengenai
berbagai peluang serta kemungkinan/arahan stategis terkait kegiatan
yang akan dilakukan.
b. Usulan/Masukan dari Tingkatan Unit Kerja/Program
Arahan dari pimpinan organisasi/dewan pembina akan
ditindaklanjuti oleh unit kerja/program melalui pengajuan disain
program yang dilengkapi dengan estimasi biaya yang diperlukan.
Selain itu, dibutuhkan juga indikator pencapaian untuk memudahkan
proses monitoring dan evaluasi.
Dalam mengembangkan anggaran dibutuhkan pula sifat
fleksibiltasnya, yang dikenal dengan Anggaran Fleksibel. Anggaran
yang menyesuaikan (flexes) untuk perubahan volume aktivitas
dengan jumlah rupiah yang dianggarakan. Anggaran ini sangat
bermanfaat untuk mengendalikan biaya produksi dan beban operasi.
Fleksibilitas anggaran ini disusun berdasarkan pola perilaku
biaya berupa biaya tetap dan biaya variable sehingga dapat
membantu dalam membuat perbandingan dengan lebih valid karena
besarnya tingkat pengeluaran dan pendapatan dapat teridentifikasi
dengan baik dengan analisis yang terperinci terkait bagaimana setiap
biaya dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kegiatan organisasi.
Anggaran fleksibel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu
tingkat aktivitas saja.
2) Memberikan dasar yang dinamis untuk membuat perbandingan-
perbandingan, karena mereka secara otomatis akan memberikan
informasi yang menyangkut tingkatan volume yang berbeda-beda.
Dalam penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah
adanya kegiatan prioritas. Kegiatan ini dikategorikan sebagai
kegiatan yang menempati urutan teratas untuk segera dilakukan
sebelum melakukan kegiatan lainnya.
2. Tahap Retifikasi (Retification) atau Kompilasi Usulan Anggaran
Proses selanjutnya adalah pengumpulan/kompilasi seluruh usulan
anggaran dan mendiskusikannya bersama. Hal ini penting dilakukan,
karena pada tahapan ini usulan dari berbagai pihak unit kerja/program
akan digabungkan menjadi rencana anggaran organisasi. Dengan
dilakukannya penggabungan ini, sinkronisasi antar program dapat
terjalin satu sama lain.
Namun perlu diingat, setiap masukan/usulan yang diberikan dan
sinkronisasi program yang diajukan senantiasa harus memperhitungkan
kepentingan organisasi dan realitas yang ada dilapangan. Oleh karena
itu pengkategorian& skala prioritas usulan anggaran penting dilakukan
5
.
3. Tahap Implementasi (Implementation)
a. Anggaran Penerimaan
Tahapan terpenting dalam proses penyusunan anggaran
organisasi adalah memprediksi sumber dana untuk membiayai
kegiatan yang direncanakan. Padahal sumber dana dikenal sebagai
bagian dari anggaran yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi.
Oleh karena itu, penting untuk melihat dan menghitung kembali
besaran perkiraan dengan menggunakan data historis yang dimiliki
karena perkiraan pendapatan akan mempengaruhi secara langsung
tingkat kegiatan yang akan dilakukan.
Hal ini tidak lepas dari peran bagian keuangan sebagai penyusun
dan pengelola anggaran kas organisasi. Anggaran ini akan
menunjukkan rencana dan penggunaan kas dalam satu tahun
anggaran. Dalam penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas
masuk dan juga rencana aliran kas keluar.
Sifat dari aliran kas tersebut baik aliran kas masuk maupun
aliran kas keluar maka akan bersifat dengan terus menerus. Dengan
membuat anggaran kas yang juga menjadi aktivitas dalam
manajemen keuangan tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan
pengelolaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adanya
anggaran kas juga bisa digunakan sebagai dasar kebijakan untuk
mendapatkan modal. Yang lebih penting bahwa dalam pembuatan
anggaran kas ini maka bisa dijadikan penilaian terhadap realisasi
pengeluaran kas yang sebenarnya.
b. Skenario Anggaran
Untuk mengantisipiasi sulitnya memprediksi besaran anggaran
penerimaan, dapat dibuat anggaran penerimaan dalam berbagai
skenario yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu konservatif,
moderat, dan agresif.
Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana diprediksi
berdasakan pada sumber dana dengan tingkat kepastiannya yang
tinggi, yaitu dari sumber dana yang sudah pasti didapatkan.
Tingkatan moderat, artinya anggaran ini mempertimbangkan sumber
dana yang relatif lebih rendah tingkat kepastiannya. Dengan
demikian, sumber dana suatu organisasi akan lebih besar
diperhitungkannya dibandingkan dengan tingkatan konservatif.
Sedangkan anggaran dengan tingkat agresif, mempersepsikan
sumber dana yang akan diperoleh termasuk dana yang lebih kecil
kepastian perolehannya. Dengan demikian, pada tingkatan ini
anggaran suatu organisasi memiliki sumber dana lebih dibandingkan
konservatif maupun moderate.
Berdasarkan skala prioritas, skenario konservatif menunjukkan
bahwa kegiatan yang dimiliki mempunyai priortas utama dengan
mementingkan hal-hal esesnsial yang mempengaruhi periode yang
bersangkutan. Lain halnya dengan moderate maupun agresif,
skenario ini cenderung memiliki kegiatan-kegiatan yang berada pada
prioritas yang lebih rendah dalam pengerjaannya dapat dilakukan
kemudian disesuaikan dengan ketersediaan sumber dana.
c. Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Setelah menentukan skenario yang digunakan, langkah
selanjutnya adalah menentukan besaran biaya yang akan
dianggarkan, yaitu identifikasi biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya
yang harus dikeluarkan tidak tergantung pada tingkat kegiatan yang
dilakukan organisasi atau dengan kata lain ada atau tidak ada
kegiatan biaya-biaya tersebut harus dikeluarkan. Misalnya, biaya
sewa kantor, gaji pegawai keuangan dan administrasi, gaji pimpinan
dan overhead lainnya bersifat tetap dan terus menerus.
4. Tahap Pelaporan (Reporting)
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, tahapan akhir adalah
menyusun anggaran menggunakan komponen anggaran penerimaan
yang terdiri dari tiga skenario yang tersedia, pengeluaran per unit
kerja/program dengan menggunakan skenario yang sama, menetapkan
biaya tetap (fixed cost) pengelolaan organisasi sebagai minimum
pendapatan yang harus diperoleh.
Apabila sudah disepakati bersama, maka bagian keuangan dapat
membuat proyeksi arus kas. Proyeksi arus kas ini bertujuan untuk
memperhitungkan jadwal kegiatan dari masing-masing program.
Proyeksi arus kas ini juga penting untuk melihat adanya kemungkinan
organisasi menghadapi periode defisit anggaran akan terjadi.
Dikuatirkan hal ini menyebab tidak adanya alternatif pendanaan
pendanaan lainnya sehingga pilihan yang akan diambil adalah
pengunduran jadwal kegiatan atau bahkan pengurangan kegiatan.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan terhadap anggaran yang
telah disusun dan mengetahui seberapa besar penyimpangan yang telah
terjadi dapat ditelusuri sampai kepada para pelaksana anggaran yang
bertanggung jawab. 
Evaluasi anggaran menunjuk pada luasnya perbedaan anggaran yang
digunakan kembali oleh individu pimpinan dan digunakan dalam
evaluasi kinerja suatu perusahaan. Dalam menyiapkan anggaran,
melakukan evaluasi kegiatan yang telah diprogramkan, akan membuat
kinerja perusahaan semakin meningkat karena adanya proses evaluasi
dan perbaikan perencanaan program dan anggaran di dalam suatu
perusahaan tersebut.
Analisis penganggaran perusahaan dibutuhkan untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah diprogramkan apakah telah sesuai dengan proses
penyusunan anggaran perusahan sehingga akan membuat kinerja perusahaan
semakin meningkat karena adanya proses analisis, evaluasi dan perbaikan
penganggaran di dalam suatu perusahaan tersebut 6.
Adapun skema penganggaran pada perusahaan adalah sebagai berikut:

Rencana RBA Belanja Modal


Operasional (Masing-Masing dan Belanja
Departemen) Operasional

Anggaran
Perusahaan

C. Jenis-Jenis Penganggaran Perusahaan


Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai
anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran kas dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan
operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran,
dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran
yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri dari:
1. Anggaran Penjualan
Menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang
diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Anggaran penjualan ditentukan dengan cara mengalikan harga jual per
unit dengan penjualan dalam unit yang diharapkan.
2. Anggaran Produksi
Memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh
perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan
diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan tingkat penjualan
dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi.
Anggaran produksi dilakukan dengan cara menambahkan antara
anggaran penjualan dalam unit dengan unit persediaan akhir produksi
selesai yang diinginkan kemudian dikurangi unit persediaan awal produk
selesai.
3. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku
Anggaran biaya bahan baku dilakukan dengan cara mengalikan
kualitas bahan baku per unit yang dianggarkan.
Anggaran pemakaian dan pembelian menyajikan dua informasi berikut :
a. Jumlah Kebutuhan Pemakaian Bahan Baku
Jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran
ditentukan oleh jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar
kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi.
b. Nilai Pembelian Bahan Baku dalam Rupiah
Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran
diperoleh dengan persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan
persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai
pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan
jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraanharga beli bahan
baku per unitnya.
4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi.
Selain itu, juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan
diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya.
5. Anggaran Biaya Overhead Produksi
Memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
6. Anggaran Biaya Produksi
Memperlihatkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan pada
suatu tahun anggaran. Hanya mengumpulkan informasi-informasi yang
terdapat pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja
langsung, dan anggaran overhead.
7. Anggaran Beban Operasi
Memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum, dibagi dalam 2
kelompok, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban
administrasi (administrasi expenses).

8. Anggaran Laba Rugi


Memberikan informasi kepada manajemen tentang jumlah laba atau
rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode anggaran.
9. Anggaran Kas
Disusun perusahaan agar pihak manajemen memperoleh informasi
tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran
kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan
pengeluaran kas pada suatu periode anggaran.
10. Anggaran Neraca
Menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari
seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan
sampai anggaran kas). Juga memperlihatkan kepada manajemen tentang
pengaruh kebijakan yang diambil manajemen terhadap aset, kewajiban,
dan ekuitas perusahaan dalam suatu periode anggaran 5.
Adapaun alur penganggaran perusahan dapat dilihat melalui gambar di
bawah ini:

Sumber: Anggaran Keuangan10


Gambar 2. Alur Penganggaran Perusahaan

D. Analisis Anggaran Pemerintah


Analisis anggaran pemerintah dimulai dengan membuat acuan yang
kemudian membuat rencana anggaran 5 tahun (Renstra/RPJPM) yang
kemudian dibuat RENJA OPD/RKPD. Kemudian dibuat sebagai acuan utama
dengan KUA/PPAS menuju RKA, kemudian RAPBD dan DPA. Selain itu,
untuk menyusun rencana anggaran pemerintah, dibuat juga dokumen
perencanaan jangja menengah dengan Musrenbang yang berbentuk RUPS
dengan jangka waktu satu tahun sebelum atau satu tahun sesudahnya.
Adapun alur penganggaran keuangan di pemerintahan adalah sebagai
berikut:

Renstra/RPJMD RKPD/Renja OPD KUA/PPAS

Musrenbang KUA/PPAS
Dokumen
Perencanaan
Jangka Menengah

RUPS RAPBD

DPA
E. Contoh Kasus dalam Analisis Penganggaran Perusahaan
1. Anggaran Penjualan
Contoh soal:
PT. Izath Sentosa adalah sebuah perusahaan yang membuat dan
memproduksi topi, berikut adalah data awal penjualan perusahaan pada 3
bulan terakhir.
Tentukanlah penjualan pada bulan April.
Penjualan
Bulan
(Kuantitas)
Januari 2000
February 2300
Maret 2450

Penyelesaian dan Cara Perhitungan:


Penjualan
Bulan
(Kuantitas)
Januari 2000
February 2300
Maret 2450
April *2250
*2250 diperoleh dari (rata-rata 3 bulan sebelumnya)

2. Anggaran Produksi
Contoh soal:
PT. Izath Sentosa menggunakan kebijakan stabilisasi tingkat produksi
dalam membuat anggaran produksinya, berikut adalah data yang
bersangkutan:
Bulan Unit Terjual
Januari 2500
Februari 3000
Maret 3250

Nama Persediaan Akhir Persediaan Awal


Produk (Maret) (Januari)
Sepatu Sneakers 150 200
Penyelesaian dan Cara Perhitungan:
Langkah 1:
PT Izath Sentosa
Anggaran Produksi
Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 4800 4200 3000 13000
Ditambah: Persediaan Akhir 600 600
Total Barang jadi yang
dibutuhkan
(2) (1)
Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300
Jumlah Barang Jadi yg akan
diproduksi
Ket:
a. 600 adalah persediaan akhir bulan terakhir yg menjadi persediaan akhir
kuartal
b. 300 adalah persediaan awal bulan yg menjadi persediaan awal kuartal
c. (persediaan akhir – persediaan awal) = 600 – 300 = 300
d. kemudian 300 : 3 = *100
e. (2)400 = 300 + *100
f. (1)500 = (2)400 + *100

Langkah 2:
PT Izath Sentosa
Anggaran Produksi
Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 4800 4200 3000 12000
Ditambah: Persediaan Akhir 400 500 600 600
Total Barang jadi yang
5200 4700 3600 12600
dibutuhkan
Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300
Jumlah Barang Jadi yg akan
4900 4300 3100 12300
diproduksi
Ket:
a. Seperti sebelumnya persediaan awal bulan maret menjadi persediaan akhir
bulan februari dan demikian juga pada persediaan awal bulan februari yang
menjadi persediaan akhir bulan januari.
b. Jumlah barang yang diproduksi didapat dari (penjualan+persediaan akhir-
persediaan awal).
Jadi PT Izat Sentosa akan memproduksi produk jadi sebanyak:
Januari = 4900 unit
Februari = 4300 unit
Maret = 3100 unit
Total = 12.300 unit selama kuartal pertama tahun 2012.

3. Anggaran Pemakaian Bahan Baku


Contoh soal:
PT. Izath Sentosa adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi,
pada akhir bulan desember manajemen PT. Izath Sentosa hendak menyusun
anggaaran pemakaian bahan baku untuk produksi Dress wanita “DS001”
untuk bulan januari 2013. Berikut adalah anggaran produksi Dress wanita
“DS001” untuk bulan januari 2013:
Anggaran Produksi
PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013
Nama Produk “DS001”
Penjualan (unit) 8.000
Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000
Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000
Jumlah Barang jadi yang akan
10.000
diproduksi

Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat dress adalah 2


m kain dan 3 buah manik. Harga kain per meter adalah Rp.60.000,-
sedangkan satu buah manik adalah Rp.3.000,-
Penyelesaian dan Cara Perhitungan:
Anggaran Pemakaian Bahan Baku
PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013
Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000
Standar Kebutuhan Bahan baku per 2
3
unit
(1)
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk 20.000 (1)
30.000
produksi
Harga bahan baku per unit 60.000 3.000
(2)
Total biaya bahan baku untuk 1.200.000.000 (2)
90.000.000
produksi
(1) (2)
20.000 = 10.000 x 2 1.200.000.000=20.000 x 60.000
(1) (2)
30.000 = 10.000 x 3 90.000.000 = 30.000 x 3.000
Jadi total biaya untuk pemakaian bahan baku adalah 2.000 m kain seharga
Rp.1,2 M dan 30.000 buah manik seharga Rp.90.000.000,-

4. Anggaran Pembelian Bahan Baku


Setelah melakukan penyusunan anggaran pemakaian bahan baku PT.
Izath Sentosa menyusun anggaran pembelian bahan baku untuk bulan
januari 2013. Berikut adalah data yang bersangkutan:
Anggaran Pemakaian Bahan Baku
PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013
Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000
Standar Kebutuhan Bahan baku per unit 2 3
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 20.000 30.000
Harga bahan baku per unit 60.000 3.000
Total biaya bahan baku untuk produksi 1.200.000.000 90.000.000

Berikut disajikan estimasi jumlah persediaan bahan baku awal dan akhir
januari 2013:
1 januari 2013 31 januari 2013
Kain 2.000 3.000
Manik 4.000 3.000

Penyelesaian dan Cara Perhitungan:


Anggaran Pembelian Bahan Baku
PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013
Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah kebutuhan BB untuk diproduksi 20.000 30.000
Persediaan Akhir BB 3000 3000
(1) (1)
Jumlah kebutuhan BB untuk produksi 23.000 33.000
Persediaan Awal BB 2.000 4.000
(2) (2)
Jumlah BB yang harus dibeli 21.000 29.000
Harga BB per unit 60.000 3.000
(3) (3)
Total Biaya Pembelian BB 1.260.000.000 87.000.000
(1) (3)
23.000 = 20.000 + 3.000 1.260.000.000 = (2)21.000 x 60.000
(1)
(2.21.0 23.000 – 2.000
5. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Contoh soal:
PT Izath Sentosa hendak menyusun anggaran BTKL untuk bulan Januari
2013 sebagai berikut:
Anggaran Produksi
PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013
Nama Produk “DS001”
Penjualan (unit) 8.000
Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000
Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000
Jumlah Barang jadi yang akan
10.000
diproduksi

Produksi Dress Wanita “DS001” dilakukan oleh dua departemen.


a. Departemen Penjahitan
Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 Dress wanita adalah 2 jam.
Honor pegawai departemen penjahitan per jam nya sebesar Rp.10.000.
b. Departemen Obras
Diperlukan waktu 30 menit untuk mengobras satu dress wanita. Honor
untuk pegawai departemen obras perjam nya sebesar Rp.8.000.

Penyelesaian dan Cara Perhitungan:


Susun Format anggaran seperti tabel berikut dan masukkan nilai data yang
sudah diketahui:
*0,5 jam = 30 menit
PT Izath Sentosa
Anggaran BTKL
Januari 2013
Nama Produk : “DS001”
Departemen Penjahitan
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 2
Jumlah Jam TKL
Upah perjam Rp.10.000
Anggaran BTKL Dept.Penjahitan
Departemen Obras
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL *0.5
Jumlah Jam TKL
Upah perjam Rp.8.000
Anggaran BTKL Dept.Obras
Total Biaya TKL

PT Izath Sentosa
Anggaran BTKL
Januari 2013
Nama Produk : “DS001”
Departemen Penjahitan
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 2
(1)
Jumlah Jam TKL 20.000
Upah perjam Rp.10.000
(2)
Anggaran BTKL Dept.Penjahitan Rp.200.000.000,-
Departemen Obras
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 0.5
(1)
Jumlah Jam TKL 5.000
Upah perjam Rp.8.000
(2)
Anggaran BTKL Dept.Obras Rp.40.000.000,-
(3)
Total Biaya TKL Rp.240.000.000,-
Ket:
(1)   Jumlah Jam TKL = Jumlah Produksi x Standar penggunaan jam TKL
(2)   Anggaran BTKL Dept. = (1)Jumlah Jam TKL x Upah Perjam
(2) (2)
(3) Total BTKL = Anggaran BTKL Dept.Penjht x Anggaran BTKL
Dept.Obras.
6. Anggaran Overhead Produksi
Berikut ini adalah data yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh PT.
Izath Sentosa untuk bulan maret 2013:
a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp.4.000.000,- per bulan.
Biaya gaji pengawas produksi yang dialokasikan ke Departemen
Perakitan dan Departemen Penyelesaian dibagi secara merata.
b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp.2.000.000,- perbulan
dialokasikan berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di tiap departemen.
Biaya variable untuk perawatan mesin untuk kedua departemen sebesar
Rp.1.000,- perjam.
c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp.6.000.000,- perbulan
dialokasikan berdasarkan luas bangunan yang dipakai oleh tiap
departemen.
d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin perjam
adalah Rp.3.000,-. Tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap
departemen ditentukan oleh waktu pekaian mesin. Biaya listrik yang
bersifat tetap sebesar Rp.4.000.000,- dialokasikan ke tiap departemen
dengan proporsi 60% untuk Dep.Perakitan dan 40% untuk Dep.
Penyelesaian.
e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sbesar Rp.5.000.000,- perbulan
dialokasikan ke tiap departemen berdasarkan BTKL per departemen
perbulanya.
Berikut adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan BOP
untuk Dep. Perakitan dan Dep. Penyelesaian untuk bulan maret 2013:
Departemen Departemen
Keterangan
Perakitan Penyelesaian
Jumlah mesin 5 15
Jumlah jam mesin 1.500 2.000
Jumlah luas pabrik 1.000 m2 2.000 m2
Biaya tenaga kerja
Rp.1.380.000,- Rp.522.000,-
langsung

Penyelesaian dan Cara Perhitungan:


PT. IZATH SENTOSA
ANGGARAN BOP
Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2013
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen
Perakitan
(1)
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan (2)
1.500.000 500.000 2.000.000
mesin
(3)
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
(5)
Biaya listrik 4.500.000 (4)2.400.000 6.900.000
(6)
Biaya asuransi 3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 10.471.430 16.471.430
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen
Penyelesaian
(1)
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan (2)
2.000.000 1.500.000 3.500.000
mesin
(3)
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
(5) (4)
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
(6)
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570

Keterangan:
1) Biaya gaji dibagi secara merata
a) Biaya gaji Dep. Perakitan 4.000.000:2 = 2.000.000
b) Biaya gaji Dep Penyelesaian 4.000.000:2 = 2.000.000
2) Biaya Perawatan mesin berdasar jumlah mesin yang ada tiap departemen
3) Biaya sewa pabrik tetap berdasarkan luas setiap departemen
4) Biaya Listrik Tetap
a) Dep. Perakitan = 60% x 4.000.000 = Rp. 2.400.000
b) Dep. Penyelesaian = 40% x 4.000.000 = Rp.1.600.000
5) Biaya Listrik Variabel
a) Dep. Perakitan = Rp.3.000 x Rp.1.500 = Rp.4.500.000
b) Dep. Penyelesaian = Rp.3.000 x Rp.2.000 = Rp.6.000.000
6) Biaya asuransi berdasarkan BTKL
7. Anggaran Laba Rugi
Contoh soal:
Dari data-data berikut ini, susunlah anggaran laba rugi PT.Izath Sentosa
untuk 3 bulan yang berakhir pada 31 maret 2006.
a. Anggaran penjualan bulan januari, februari, maret adalah sbb:
1) Januari : 500.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,-
2) Februari : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,-
3) Maret : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.125.000,-
b. Informasi dari anggaran produksi adalah sbb:
1) Persediaan barang jadi 1 januari 2006 adalah 47.500 unit dengan nilai
persediaan awal Rp.2.375.000.000,-
2) Persediaan akhir barang jadi setiap bulan adalah 10% dari penjualan
tiap bulan
c. Anggaran biaya produksi memperlihatkan data-data sbb:
1) Harga beli bahan baku sebesar Rp.30.000,-/unit
2) Upah tenaga kerja langsung sebesar Rp.15.000,-/unit
3) Biaya overhead produksi sebesar Rp.5.000,-/unit dan
Rp.1.000.000.000,-
d. Asumsi arus biaya yang digunakan untuk persediaan barang dagang
adalah metode rata-rata
e. Berikut informasi tentang beban operasi yang diperoleh dari anggaran
beban operasi:
1) Beban Operasi Variable
a) Beban penjualan : 2 % dari nilai penjualan tiap bulannya
b) Beban administrasi : 0,075% dari penjualan tiap bulannya
2) Beban Operasi Tetap
a) Beban penjualan Rp.1.260.000.000,-
b) Beban Administrasi Rp.1.500.000.000,-
f. Pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan perusahaan sebesar
30%.
Penyelesaian dan Cara Perhitungan:
PT. IZATH SENTOSA
Anggaran Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir pada 31 maret 2006
(1)
Penjualan 173.750.000.000
Beban Pokok Penjualan
Saldo Awal Persediaan Barang
2.375.000.000
jadi
Biaya Produksi
(4)
        BBB 51.375.000.000
(4)
        BTKL 25.687.500.000
(4)
        BOP 9.562.500.000
Psd. Barang jadi tersedia dijual 89.000.000.000
(2)
Psd. Akhir Barang Jadi (17.375.000.000)
Beban Pokok Penjualan (71.625.000.000)
Laba Kotor yang Dianggarkan 102.125.000.000
Beban Operasi
(5)
        Beban Penjualan 4.735.000.000
(6)
        Beban Administrasi 1.630.312.500 (6.365.312.500)
Laba Sebelum Pajak
95.759.000.000
Dianggarkan
(7)
Perkiraan Beban PPh (28.727.906.250)
Laba Bersih yang dianggarkan 67.031.781.250

Keterangan:
(1)   Penjualan : Januari : 500.000 x 100.000 = 50.000.000.000
Februari : 550.000 x 100.000 = 55.000.000.000
Maret : 550.000 x 125.000 = 68.750.000.000
Penjualan total : 173.750.000.000
(2)   Persediaan akhir
Januari = 50.000 x 100.000 = 5.000.000.000
Februari = 55.000 x 100.000 = 5.500.000.000
Maret = 55.000 x 125.000 = 6.875.000.000
Psd akhir 160.000 unit Rp.17.375.000.000,-
(3)   Penjualan = Psd.Awal + Unit yang diproduksi – Psd. Akhir
Unit yang diproduksi = Penjualan – Psd.Awal + Psd.Akhir
Unit yang diproduksi = 1.600.000 – 47.500 + 160.000
= 1.712.000 unit
(4)   Biaya Produksi
BBB :1.712.500 x 30.000 = 51.375.000.000
BTKL :1.712.500 x 15.000 = 25.687.500.000
BOP :1.712.500 x 5.000 = 8.562.500.000
BOP : 1.000.000.000+
Total biaya produksi: 86.625.000.000
(5)   Beban Penjualan
Januari : 50.000.000.000 x 2% = 1.000.000.000
Februari : 55.000.000.000 x 2% = 1.100.000.000
Maret : 68.750.000.000 x 2% = 1.375.000.000+
Beban Penjualan Variabel 3.475.000.000
Beban Penjualan Tetap 1.260.000.000+
Total Beban Penjualan 4.735.000.000
(6)   Beban Administrasi
Januari : 50.000.000.000 x 0,075% = 37.500.000
Februari : 55.000.000.000 x 0,075% = 41.250.000
Maret : 68.750.000.000 x 0,075% = 51.562.000+
Beban Administrasi Variabel 130.312.500
Beban Administrasi Tetap 1.500.000.000+
Total Beban Administrasi 1.630.312.500
(7)   Perhitungan Beban PPh
95.759.000.000 x 30% = 28.727.906.250
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari ulasan terkait Analisis Penganggaran Perusahaan di atas, maka dapat
dibuat beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Penganggaran Perusahaan
Penganggaran merupakan proses penciptaan anggaran bersama
sebagai satu set fungsional yang saling berhubungan (misalnya
operasional dan keuangan) yang memungkinkan menggambarkan dan
menyusun kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dalam konteks
mencapai tujuan keuangan.
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses
menyusun anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam memperoleh laba.
2. Analisis Penganggaran Perusahaan
Dalam suatu organisasi baik bisnis maupun nirlaba sama-sama
memiliki suatu siklus yang dikenal dengan istilah Siklus Anggaran
(Budget cycle). Siklus anggaran ini merupakan jangka waktu/masa mulai
direncanakannya suatu anggaran hingga saat perhitungan anggaran.
Proses penganggaran umumnya dapat dibagi menjadi lima tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap retifikasi, tahap implementasi, tahap
pelaporan serta tahap evaluasi.
Analisis penganggaran perusahaan dibutuhkan untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah diprogramkan apakah telah sesuai dengan proses
penyusunan anggaran perusahan sehingga akan membuat kinerja
perusahaan semakin meningkat karena adanya proses analisis, evaluasi
dan perbaikan penganggaran di dalam suatu perusahaan tersebut .
3. Jenis-Jenis Penganggaran Kesehatan
Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai
anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran kas dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan
kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan,
produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan
dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
4. Contoh Kasus dalam Analisis Penganggaran Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki proses dalam penyusunan anggaran
untuk menjalankan program dan rencana kerja suatu perusahaan tersebut
untuk mencapai tujuan nya. Proses penyusunan anggaran perusahaan
dimulai dari penyusunan Anggaran Penjualan, Anggaran Produksi,
Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku, Anggaran Biaya
Tenaga Kerja Langsung, Anggaran Biaya Overhead Produksi, Anggaran
Biaya Produksi, Anggaran Beban Operasi, Anggaran Laba Rugi,
Anggaran Kas, Anggaran Neraca.
B. Saran
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, seorang pemimpin perusahaan
bersama dengan anggota perusahaan, diharapkan dapata menyusun anggaran
perusahaan bisnis dengan realistis, luwes dan tidak kaku serta kontinyu,
sehingga kendala-kendala dalam penyususnan anggaran perusahaan dapat
diatasi manakala manajer menginginkan sebuah rencana berkualitas yang
tersusun. Analisis penganggaran dibutuhkan mengevaluasi kegiatan yang
telah diprogramkan, akan membuat kinerja perusahaan semakin meningkat
karena adanya proses evaluasi dan perbaikan perencanaan program dan
anggaran di dalam suatu perusahaan tersebut.
Demikianlah makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan penjelasan semata-mata karena kekurangan penulis. Kami
sadar dalam penyajian masih belum menyajikan pembahasan secara
menyeluruh, masih banyak yang harus dibahas mengenai pemahaman terkait
Alalisis Penganggaran Perusahaan, untuk itu kritik dan saran yang sangat
kami harapkan guna untuk kesempurnaan dan pemahaman materi, sehingga
kedepannya menjadi lebih baik. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kovalena, Tatiana, et.all. (2016). The Budgeting Mechanism in Development


Companies. International Journal of Environmental & Science Education,
11(15), 7726-7744.
2. Raghunandan, M., Ramgulam, N., Mohammed, K.R. (2012). Examining the
Behavioural Aspects of Budgeting with Particular Emphasis on Public
Sector/Servis Budgets. International Journal of Business and Social Science,
3(14), 110-117.
3. Saeed, M, Z., Jun Qi, L., Aziz Jalloh, A., A. (2016). The Effect of Budgets in
the Implementation of Operational Activities in Private and Public
Corporation. International Journal of Management Sciences and Business
Research, 5(3), 2226-8235.
4. Darofit, Devitana. (2011). Analisis Anggaran Operasional Pada PT. Hadinata
Brothers (Ligna Furniture). Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
5. Sasongko, C., S.R. Parulian. 2010. Anggaran. Jakarta: Salemba Empat.
6. Putrayasa, I. & Saputra M. (2018). Penganggaran dan Analisis Penganggaran
Penjualan. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 14(1), 24-33.
7. Horngren, C.T., S.M. Datar, G. Foster. Alih Bahasa P.A. Lestari. (2008).
Akuntansi Biaya Dengan Penekanan Manajerial. Jakarta: Erlangga.
8. Nafarin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
9. Kurniawati, D., Jamiyla & Pratiwi, T. (2017). Analisis Anggaran Penjualan
Sebagai Alat Perencanaan Laba pada PT Wahana Persada Karton Palembang.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 8(1), 61-66.
10. Herlianto, Didit. (2015). Anggaran Keuangan. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
11. Widayanti, Cornelia. (2012). Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Produksi.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai