Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan yaitu hasil pengindraan manusia/hasil seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dsb).
Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh pancra
indera. (Notoatmodjo dalam Yuliana 2017).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Dari kutipan buku Notoatmodjo 2012, Pengetahuan kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu :
a. Tahu ( Know )
Tahu merupakan proses mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya
b. Memahami ( Comprehension )
Proses memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan materi secara
benar. orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari
c. Aplikasi ( Application )
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil ( sebenarnya ) aplikasi diartikan aplikasi
atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsif, dan sebagainya, dalam
konteks atau situasi lain
d. Analisis ( Analysis )
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masi ada kaitannya satu sama lain
e. Sintesis ( Synthesis )
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
dengan kata lain sitesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi- formulasi yang ada.
f. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kreteria-kreteria
yang telah ada.
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi
pengetahuan meliputi :
1. Faktor Presdiposisi
a. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman & Riyanto, 2013).
b. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh
juga akan semakin membaik dan bertambah (Rudi Haryono,2016).
c. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri
sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman. Pengalaman
seseorang tentang suatu permasalahan akan membuat orang tersebut
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari
pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang
didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila mendapatkan
masalah yang sama.
d. Faktor Pendukung
1) Informasi/ Media Massa
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
meyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu
informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengamh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin
bekembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media
massa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
2) Sosial Budaya dan Ekonomi
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah
pengetahuannya walaupun tidak meakukan. Status ekonomi juga
akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk
kegiatan tertentu sehingga ekonomi akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial
buadaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial
budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik.
Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan
karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata rata
maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan
kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.
Lingkungan yang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan
kurang baik.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012)


Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden.
1. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar >76-100 % dari
seluruh pertanyaan.
2. Cukup : Bila subjek mampu menjawab denga benar 56-76 % dari seluruh
pertanyaan
3. Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar <56 % dari seluruh
pertannyaan,

2.2 Konsep Ibu


2.2.1 Definisi Ibu
Menurut kamu besar Bahasa Indonesia (KBBI) ibu adalah seorang
wanita yang sudah melahirkan anak dan anak harus menyayangi ibunya
atau sebutan wanita yang sudah bersuami.
Ibu adalah sesorang yang memiliki banyak peran, peran sebagai
istri, sebagai ibu dari anak-anak, dan seseorang yang melahirkan dan
merawat anak-anaknya. ( Santoso Dalam Farid, 2016).
2.3 Konsep Diare
2.3.1 Definisi diare
berdasarkan depkes RI (2011) diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dan lebih dari tiga kali dalam sehari.
2.3.2 Penyebab Diare
Penyebab diare menurut Ngastiyah (2014) antara lain :
a. Faktor infeksi
1. Infeksi eksternal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada balita. Diantaranya:
a) Infeksi bakteri : vibrio’ E coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas, dll.
Infeksi virus : enterovirus, adeno-virus, astrovirus, dll.
b) Infeksi parasit : cacing ( ascaris, thrichuris, ocyuris, strongyloides)
protozoa, dan jamur.
2. Faktor malaborsi
a) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b) Malabsorbsi lemak
c) Malabsornsi protein
3. Faktor makanan, makanan basi,beracun, alergi, terhadap makanan
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar).
2.3.3 Gejala diare
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan balita menjadi
cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir
dan tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus lecet,
dehidrasi (bila terjadi dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi
cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan
menurun diakhiri dengan syok), berat badan menurun, turgor kulit
menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering
(Octa dkk, 2014).
2.3.4 Dampak diare
Beberapa akibat diare baik akut maupun kronis:
1. Kehilangan air dan elektrlit (dehidrasi) menyebabkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hypokalemia,
dan sebagainya).
Mekanisme kekurangan cairan pada diare dapat terjadi karena:
a) Pengeluaran usus yang berlebihan, disebabkan karena sekresi
mukosa usus yang berlebihan atau difusi cairan tubuh akibat
tekanan osmotik intra lumen yang tinggi.
b) Asupan cairan yang kurang, disebabkan karena muntah, anoreksia,
pembatasan makan dan minum, keluaran cairan tubuh yang
berlebihan (demam atau sesak napas).
2. Gangguan gizi
Gangguan gizi pada diare dapat terjadi karena:
a) Kurangnya asupan makanan
b) Gangguan penyerapan makanan
c) Katabolisme
d) Kehilangan langsung
3. Perubahan ekologi dan ketahanan usus
Kejadian diare pada umumnya disertai dengan kerusakan mukosa usus,
keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena deplesi
enzim.
2.3.5 Cara pencegahan diare
Untuk mencegah penyebaran diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun sampai bersih pada lima
waktu penting:
a) Sebelum makan.
b) Sesudah buang air besar (BAB).
c) Sebelum menyentuh balita anda.
d) Setalah membersihkan balita anda setelah buang air besar.
e) Sebelum proses menyediakan atau menghidangkan makan untuk
siapapun.
2. Mengkonsumsi air yang bersih dan sehat atau air yang sudah melalui
proses pengolahan. Seperti air yang sudah dimasak terlebih dahulu.
3. Pengolahan sampah yang baik dengan cara pengalokasiannya ditempatkan
ditempat yang sudah sesuai, supaya makanan anda tidak dicemari oleh
serangan (lalat, kecoa, kutu, dll)
2.3.6 Cara penanganan diare
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
2. Dietik ( cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan ( obat anti sekresi, obat spasmolitik, antibiotik)

Anda mungkin juga menyukai