30 12001 1 SM
30 12001 1 SM
e-mail: g.a.sintadewi@gmail.com,
sap.sriasih@yahoo.com, sudiana1957234@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aimed at describing (1) the forms of speaking skill assessment, (2) the aspects
of speaking skill assessment, (3) the obstacles of speaking skill assessment, and (4) the
teacher’s solution in solving the obstacles of speaking skill assessment in Indonesian
Language in SMA Negeri 4 Denpasar. The design of study was descriptive qualitative.
The subjects of this study was two Indonesian Language Teachers teaching students at
grade X and XI in SMA Negeri 4 Denpasar. The object of this study was speaking skill
assessment in learning Indonesian Language. The methods of data collection were
observation, interview, and documentation. The result of this study denotes the
techniques of speaking skill assessment in Indonesian Language in SMA Negeri 4
Denpasar uses test and non-test. The discussion test is in debate and retelling test is in
1
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
short story. Non-test uses observation and portfolio. The aspects assessed are linguistic
and non linguistic. The linguistic aspects are pronunciation, intonation, structure, and
vowel. Non-linguistic aspects are attitude, fluency, expression, and mastering topic.
There are three obstacles discovered by teachers in assessing speaking skill which are
(1) the difficulty in preparing student to speaking, (2) the difficulty to assess 38 students in
one class, and (3) the difficulty in managing the time. There are three solutions offered by
teachers in order to solve obstacle of speaking skill assessment, namely (1) repeating the
material, (2) making the systematic assessment plan, (3) delivering the system or
speaking test procedure.
2
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
langsung dan bersifat ekspresif jika pada Kurikulum 2013 menjadi penekanan
dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang serius bagi guru. Dalam
lainnya sehingga cukup sulit menerapkan melaksanakan penilaian hasil belajar
keterampilan ini dalam proses peserta, harus benar-benar diperhatikan
pembelajaran. penilaian autentik. Dengan adanya
Keterampilan berbicara dikatakan penilaian autentik guru dapat melakukan
sebagai alat komunikasi yang refleksi dan evaluasi terhadap kualitas
menguntungkan. Melalui keterampilan pembelajaran yang telah dilakukan dan
berbicara seseorang dapat meningkatkan sekaligus mendapatkan informasi tentang
penghasilannya sehingga mampu tingkat pencapaian kompetensi peserta
menunjang perekonomian keluarga, seperti didik yang meliputi kompetensi sikap,
menjadi seorang motivator, pembicara pengetahuan, dan keterampilan (Kunandar,
dalam sebuah seminar atau sebagai 2015). Meskipun sesuai untuk menilai
pembawa acara. Hal ini tentu tidak mudah kemampuan peserta didik terutama pada
dilakukan. Sebelum mencapai target aspek keterampilan, penilaian autentik
tersebut, seseorang harus tekun dan dalam keterampilan berbicara belum dapat
pelatihan secara terstruktur agar mampu dikatakan berhasil dengan baik karena
memperoleh keuntungan dalam berbicara. masih banyak guru merasa kebingungan
Hal ini diperjelas oleh Supriyadi (2005:178), mengenai cara pelaksanaannya yang harus
“Apabila seseorang memiliki keterampilan proporsional atau seimbang. Secara umum
berbicara yang baik, dia akan memperoleh berbagai fenomena mengenai penilaian
keuntungan sosial maupun profesional”. membuat guru semakin sulit dalam
Keuntungan sosial berkaitan dengan melaksanakan penilaian. Kesulitan yang
kegiatan interaksi sosial antarindividu. paling dirasakan oleh guru adalah
Keuntungan profesional diperoleh sewaktu mengenai pemahaman tentang kebaruan
menggunakan bahasa untuk membuat penilaian, dalam menerapkan dan
pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan menyesuaikannya di lapangan masih
fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan terdapat kerancuan.
dan mendeskripsikan. Pengertian dan cara mengukur hasil
Kemampuan berbicara siswa akan belajar yang valid dan reliabel, masih
dapat dilihat dan sesuai dengan kenyataan kiranya menjadi bahan perbincangan yang
jika teknik penilaian yang digunakan tepat. tidak berkesudahan. Hal ini dikarenakan
Penilaian merupakan bagian yang sangat proses penilaian autentik dilakukan
penting di dalam proses pembelajaran bersamaan dengan proses belajar-
termasuk pada pembelajaran berbicara. mengajar. Selama ini guru telah berupaya
Aries (2011:98) menyatakan, “Penilaian menerapkan semaksimal mungkin dengan
berbicara bertujuan untuk memahami dan cara yang berbeda namun masih saja
memperoleh informasi tentang siswa dalam mengalami kesulitan. Penilaian yang
perkembangan keterampilan berbicaranya”. dilakukan oleh beberapa guru hanya
Dengan dilakukannya penilaian, berfokus pada penilaian sikap dan
pendeteksian kesulitan berbicara siswa pengetahuan saja sebagai hasil akhir.
akan dapat diketahui lebih awal dan dapat Penilaian pada pengetahuan mendapatkan
segera diatasi. Selain itu, siswa dapat perhatian paling tinggi, namun penilaian
termotivasi untuk lebih bersemangat karena keterampilan sangat jarang dilakukan.
merasa diperhatikan oleh guru. Hal tersebut Banyaknya jenis penilaian yang diterapkan
dimaksudkan bahwa keterampilan dalam Kurikulum 2013 membuat kurang
berbicara dianggap sebagai keterampilan maksimalnya penilaian dalam proses
yang sulit untuk diukur keberhasilannya, belajar-mengajar. Kurangnya perhatian
karena belum ada penilaian yang spesifik, dalam penilaian proses belajar-mengajar
yaitu kriteria atau standar yang pasti. dan kurangnya sosialiasai atau informasi
Pada Kurikulum 2013 ini, evaluasi mengenai pelaksanaan penilaian
pembelajaran dilakukan berbasis keterampilan dalam pembelajaran menjadi
pencapaian kompetensi, sehingga penilaian salah satu penyebab sulitnya guru dalam
harus bersifat autentik. Penilaian autentik melaksanakan penilaian.
3
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
4
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
bidang pengetahuan tetapi juga unggul penelitian pertama oleh Kadek Desy Indah
dalam bidang keterampilan. Hal ini dapat Sari (2016) yang berjudul “Pelaksanaan
dimanfaatkan dengan baik oleh para guru Evaluasi Pembelajaran Keterampilan
untuk menggali ilmu dalam hal mengelola Berbicara (Bercerita) dengan Materi Cerpen
pembelajaran yang berimbas baik pada pada Siswa Kelas IXD di SMP Negeri 3
pembelajaran keterampilan berbahasa Singaraja”. Penelitian ini menggunakan
Indonesia di sekolah, seperti keterampilan metode deskriptif dengan pendekatan
berbicara yang merupakan bagian dari kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah
bahasa. Penilaian yang diterapkan oleh mendeskripsikan cara pelaksanaan,
guru di SMA Negeri 4 Denpasar adalah hambatan dan upaya guru dalam
penilaian autentik sesuai dengan aturan mengatasi hambatan pelaksanaan evaluasi
Kurikulum 2013. Teknik penilaian pembelajaran keterampilan berbicara
menggunakan berbagai cara agar dapat (bercerita) dengan materi cerpen pada
memperoleh hasil akhir yang dapat siswa kelas IXD di SMP Negeri 3 Singaraja.
dipertanggungjawabkan. Dari tahun Penelitian kedua dilakukan oleh Laili
sebelumnya, pemerolehan nilai siswa Mukarromah (2016) yang berjudul
dalam pembelajaran bahasa Indonesia “Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa
tidak ada yang berada di bawah KKM Indonesia Keterampilan Berbicara Siswa
nasional. Hal tersebutlah yang menarik Kelas XI SMA Negeri 5 Yogyakarta”.
peneliti untuk melakukan kegiatan Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian di SMA Negeri 4 Denpasar agar deskriptif kualitatif. Penelitian ini
hasil penelitian dapat berguna dan menjadi mendeskripsikan perencanaan,
cerminan bagi sekolah lain. pelaksanaan, dan faktor-faktor yang
Guru sebelum mengajar selalu memengaruhi pelaksanaan pembelajaran
membuat perencanaan pembelajaran, guna keterampilan berbicara pada siswa kelas XI
membuatnya lebih siap dalam proses SMA Negeri 5 Yogyakarta.
belajar-mengajar. Selain itu, dalam Kedua penelitian di atas memiliki
pembelajaran guru selalu berpedoman persamaan dengan penelitian yang
pada RPP yang dibuatnya. Hal ini terbukti dilakukan peneliti. Persamaan tersebut
ketika peneliti melakukan observasi awal. adalah sama-sama mengaji penilaian
Guru mengajar sangat runtut sesuai keterampilan berbicara. Walaupun memiliki
dengan kriteria pelaksanaan pembelajaran persamaan, terdapat pula perbedaannya,
Kurikulum 2013 mulai dari tahap yaitu kedua penelitian di atas membahas
mempersiapkan peserta didik dalam penilaian keterampilan berbicara mengenai
belajar, mengetahui keterampilan siswa perencanaan, pelaksanaan, faktor-faktor,
melalui kegiatan mengamati, menanya, kendala dan upaya yang diberikan dalam
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan penilaian keterampilan berbicara
mencipta, hingga pada tahap refleksi dan sedangkan pada penelitian yang dilakukan
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan guru ini peneliti terdapat dua rumusan yang
sangat bervariasi guna mendapatkan hasil berbeda mengenai bentuk-bentuk penilaian
yang memuaskan, hanya saja yang digunakan dan aspek-aspek yang
pelaksanaannya belum tergambar dengan dinilai dalam keterampilan berbicara.
jelas. Untuk mengetahui teknik penilaian Penelitian yang peneliti lakukan berfokus
secara lebih rinci peneliti mencoba untuk pada bentuk dan aspek yang dinilai oleh
menelusuri hal tersebut dengan melakukan guru ketika menilai keterampilan berbicara
sebuah penelitian. Peneliti akan melakukan siswa dalam pembelajaran bahasa
penelitian dengan guru bahasa Indonesia Indonesia secara umum. Penelitian
yang berbeda. Hal tersebut dilakukan mengenai penilaian keterampilan berbicara
sebagai bandingan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini
dalam penerapan pelaksanaan penilaian berbeda dan belum pernah diteliti. Untuk
keterampilan berbicara yang dilakukan oleh itulah, peneliti melakukan penelitian yang
guru yang berbeda. berjudul Teknik Penilaian Keterampilan
Adapun penelitian sejenis yang Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa
relevan dengan penelitian ini, yaitu Indonesia di SMA Negeri 4 Denpasar.
5
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
6
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
7
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
pada kelas X dan tes menceritakan kembali kumpulan informasi yang menujukkan
dalam pembelajaran teks cerpen pada perkembangan kemampuan peserta didik
kelas XI. Teknik penilaian nontes dilakukan dalam satu periode tertentu. Isi dan hasil
melalui teknik pengamatan terhadap kinerja produk peserta didik yang dapat dinilai
atau performansi siswa di dalam melakukan dengan portofolio adalah hasil kerja yang
keterampilan berbicara dan teknik diperoleh dengan menggunakan alat rekam
portofolio. video, alat rekam audio, dan komputer
Teknik penilaian yang pertama (Kunandar, 2015).
adalah teknik tes lisan berupa tes diskusi Penilaian yang dilakukan guru
dan tes menceritakan kembali. Lee (dalam bahasa Indonesia di SMA Negeri 4
Saddhono dan Slamet, 2014:93) Denpasar telah sesuai dengan penilaian
menyatakan bahwa terdapat beberapa pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang
teknik penilaian yang dapat digunakan mengarah pada penilaian autentik. Rosalin
untuk mengukur keterampilan berbicara. (dalam Supardi, 2015:94) menyatakan
Teknik tersebut diantaranya tes bercerita bahwa penilaian autentik merupakan
dan tes diskusi. Hal ini sudah diterapkan penilaian yang sebenarnya terhadap
oleh guru bahasa Indonesia di SMA Negeri perkembangan belajar peserta didik
4 Denpasar. Teknik tes lisan ini berupa sehingga penilaian tidak dilakukan dengan
penugasan. Siswa ditugaskan berdiskusi satu cara, tetapi bisa menggunakan
dalam pembelajaran teks debat dan tes berbagai cara.
menceritakan kembali dalam pembelajaran Aspek yang dinilai dalam
teks cerpen. Bentuk penugasan berupa tes keterampilan berbicara bergantung pada
diskusi dan tes menceritakan kembali jenis materi berbicara yang ingin diukur.
digunakan oleh guru untuk memperoleh Data mengenai aspek-aspek yang menjadi
informasi mengenai kemampuan siswa penilaian dalam keterampilan berbicara
dalam memahami materi keterampilan diperoleh melalui metode observasi,
berbicaranya. Pengetahuan siswa dalam wawancara dan metode dokumentasi.
berbicara dapat diketahui melalui Berdasarkan hasil observasi, wawancara
penampilan siswa dalam mengaplikasikan dan dokumentasi yang telah peneliti
teori dasar mengenai keterampilan lakukan dalam pembelajaran keterampilan
berbicara dalam tugas-tugas yang berbicara di kelas X (debat) dan XI
diberikan. (cerpen), aspek-aspek yang menjadi
Teknik penilaian yang kedua yaitu penilaian oleh guru yaitu sesuai dengan
teknik nontes berupa observasi dan rancangan penilaian yang termuat dalam
portofolio. Teknik observasi dilakukan oleh RPP guru yaitu aspek kebahasaan dan
guru dengan mengamati siswa nonkebahasaan.
menggunakan rubrik penilaian saat siswa Aspek kebahasaan meliputi lafal,
menampilkan atau menunjukkan aksinya intonasi, struktur bahasa, dan gaya bahasa.
dalam berbicara secara individu. Teknik Aspek nonkebahasaan meliputi hubungan
portofolio dilakukan dengan pemberian isi topik, struktur isi, kuantitas isi, kualitas
tugas dengan patokan waktu yang cukup isi, gerak-gerik, mimik, hubungan dengan
panjang kemudian siswa menunjukkan pendengar, volume suara, dan jalannya
hasilnya kehadapan guru dan teman-teman pembicaraan. Banyaknya unsur penilaian
sekelasnya. Penilaian portofolio ini dalam penilaian keterampilan berbicara
dilakukan dengan menggunakan rubrik sering kali membuat guru kesulitan dalam
penilaian. Penerapan teknik portofolio ini memberikan penilaian. Namun hal ini
dilakukan karena dianggap paling tidaklah dapat dipermudah oleh guru
komphrehensif mencakup berbagai teknik dengan cara menyiapkan rubrik penilaian
penilaian lainnya. Pernyataan bahwa teknik yang dibuat sendiri sesuai dengan materi
portofolio dianggap komprehensif berbicara yang akan diajarkan. Guru
diungkapkan oleh Kunandar (2015:293) menggolongkan aspek kebahasaan dan
yang menyatakan bahwa penilaian nonkebahasaan dalam kolom-kolom kecil
portofolio merupakan penilaian kemudian menyesuaikannya dengan materi
berkelanjutan yang didasarkan pada keterampilan berbicara yang diajarkan.
8
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
9
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
10
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
siswa yang memang perlu untuk melakukan kebahasaan dan nonkebahasaan yang
atau memerlukan nilai tambahan. Dalam digunakan dalam menilai melainkan guru
hal ini guru menganggarkan waktu menggolongkannya sesuai dengan materi
cadangan pada bulan Januari-Februari yang akan diajarkan. Walaupun penilaian
akhir. Sedangkan Juli-Desember guru telah dilakukan secara autentik dengan
memfokuskan untuk menjelaskan semua menilai setiap aspek kebahasaan dan
materi. Setelah materi selesai guru tinggal nonkebahasaan, penilaian tersebut
mereview dan pengambilan nilai bagi yang berlangsung kurang maksimal karena
belum tuntas. Tidak meutup kemungkinan memiliki kendala-kendala dalam
guru juga melakukan diskusi dengan rekan- pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh
rekan sejawatnya untuk menentukan ketidak merataan penilaian dari
alokasi waktu yang sesuai untuk materi keseluruhan aspek yang telah digolongkan
berbicara yang memerlukan waktu yang sesuai dengan materi yang diajarkan oleh
lama untuk melakukan praktik berbicara guru.
secara langsung. Misalnya dengan Adapun kendala-kendala penilaian
memberikan waktu lebih lama untuk materi keterampilan berbicara dalam pembelajaran
berbicara dibandingkan pelajaran lainnya. bahasa Indonesia di SMA Negeri 4
Guru telah menyadari dalam proses Denpasar antara lain: (1) kesulitan dalam
penilaian tidak semua berjalan lancar. Pasti menyiapkan siswa dalam menghadapi
saja terdapat hambatan diluar dugaan atau pembelajaran keterampilan berbicara, (2)
rencana guru. Hal tersebut terjadi karena kesulitan dalam melaksanakan penilaian
keterampilan berbahasa (berbicara) mengingat jumlah siswa yang terlalu
tidaklah mudah untuk dikuasai. Hal ini banyak dalam satu kelas, (3) keterbatasan
terlihat dari penelitian sejenis yang waktu.
dilakukan oleh Kadek Desy Indah Sari Selain itu ada tiga solusi guru dalam
(2016). Dalam penelitiannya, peneliti mengatasi kendala penilaian keterampilan
menemukan tiga hambatan dalam berbicara yaitu, (1) memberikan
mengevaluasi keterampilan berbicara yaitu kesempatan siswa untuk menyiapkan diri
(a) kesulitan dalam mempersiapkan dari jauh hari agar penampilan memuaskan,
kesiapan siswa dalam mengikuti (2) membuat perencanaan yang sitematis
pembelajaran, (b) kesulitan mengatur jam dan belajar bersama dengan guru lainnya,
pelajaran, (c) kesulitan mengatur kelas (3) memberikan teknis atau prosedur dalam
besar. Selain itu, dalam penelitian yang menghadapi tes berbicara.
dilakukan oleh Laili Mukarromah (2016) Bagi guru bahasa Indonesia hasil
terdapat persamaan yaitu sama-sama penelitian ini dapat digunakan sebagai
meneliti tentang cara guru melaksanakan salah satu cara dalam melaksanakan
penilaian keterampilan berbicara, hanya penilaian keterampilan berbicara. Guru
saja tidak terdapat kendala atau hambatan. bahasa Indonesia dalam melaksanakan
penilaian keterampilan berbicara
PENUTUP seharusnya memperhatikan setiap aspek
Ada beberapa hal yang menjadi yang dinilai. Aspek penilaian yang dibuat
simpulan dalam penelitian ini. Pertama, sebaiknya disertakan dengan deskripsi di
bentuk-bentuk penilaian keterampilan setiap aspek. Dengan deskripsi tersebut
berbicara dalam pembelajaran bahasa kejadian menduga-duga kemampuan siswa
Indonesia di SMA Negeri 4 Denpasar dalam memberikan penilaian dapat
menggunakan bentuk tes (diskusi dan dihindari karena sudah dilengkapi dengan
menceritkan kembali), nontes (observasi deskripsi di masing-masing aspek baik
dan portofolio). Ini berarti penilaian kebahasaan dan nonkebahasaan.Dengan
keterampilan berbicara sudah dilakukan memberikan uraian pada setiap aspek pada
secara autentik. kolom penilaian akan lebih mudah dalam
Terdapat dua aspek yang digunakan melaksanakan penilaian. Mengenai kendala
dalam menilai keterampilan berbicara siswa yang dihadapi oleh guru sebaiknya guru
yaitu aspek kebahasaan dan bahasa Indonesia terlebih dahulu
nonkebahasaan. Tidak keseluruhan aspek menginformasikan kepada siswa agar
11
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
belajar di rumah mengenai materi yang Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsi-prinsip dan
akan dipelajari selanjutnya, guru juga dapat Teknik: Evaluasi Pengajaran.
memberikan batasan waktu kepada siswa Bandung: Remaja Rosdakarya.
saat berbicara sehingga siswa dapat lebih Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet.
serius dalam mempersiapkan diri untuk 2014. Pembelajaran Keterampilan
tampil berbicara. Kesulitan dalam menilai Berbahasa Indonesia: Teori dan
siswa sebaiknya guru harus lebih aktif Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
mencari informasi pelaksanaan penilaian Sari, Kadek Desy Indah. 2016.
keterampilan berbicara dan melakukan “Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
diskusi dengan rekan sesama guru bahasa Keterampilan Berbicara (Bercerita)
Indonesia lainnya sehingga dapat membuat dengan Materi Cerpen pada Siswa
sistem atau prosedur penilaian yang kelas IXD SMP Negeri 3 Singaraja”.
sistematis dan terencana. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Bagi peneliti lain penelitian ini hanya Pendidikan Bahasa dan Sastra
terbatas pada teknik penilaian keterampilan Indonesia, FBS Universitas
berbicara saja. Dengan keterbatasan dan Pendidikan Ganesha.
kekurangan ini, peneliti lain hendaknya Solihah, Atikah dkk. 2007. Studi Komparatif
mengkaji penilaian dari aspek-aspek lain, Kompetensi Berbicara Siswa SMA
khususnya dari aspek keterampilan dan Siswa SMK. Jakarta: Pusat
berbahasa lainnya. Bahasa.
Suandi, I Nengah. 2008. Pengantar
DAFTAR PUSTAKA Metodelogi Penelitian Bahasa.
Aries, Erna Febru. 2011. Asesmen dan Singaraja: Universitas Pendidikan
Evaluasi. Malang: Aditya Media Ganesha.
Publishing. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Arikunto, Suharsimi 2009. Dasar-dasar Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Kualititatif, dan R&D. Bandung:
Jakarta: Bumi Aksara. Alfabeta.
Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter Guru Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode
Profesional: Melahirkan Murid Unggul Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Menjawab Tantangan Masa Depan. Remaja Rosdakarya.
Jakarta: Al-Mawardi Prima. Supardi. 2015. Penilaian Autentik:
Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan
Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Psikomotor (Konsep dan Aplikasi).
Bumi Aksara Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hidayah, Laila Fitri Nur. 2016. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Berbicara
“Implementasi Penilaian Autentik Sebagai Suatu Keterampilan
Kompetensi Berbicara Kelas VII di Berbahasa. Bandung: Angkasa.
SMP Negeri 1 Teras”. Skripsi (tidak Wendra, I Wayan. 2013. Buku Ajar
diterbitkan). Jurusan Pendidikan Keterampilan Berbicara. Singaraja:
Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Universitas Pendidikan Ganesha.
Muhammadiyah Surakarta.
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik.
(Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu
Pendekatan Praktis disertai dengan
Contoh. Ed. Rev. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muzamiroh, M.Latifatul. 2013. Kupas
Tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan
dan Kekurangan Kurikulum 2013.
Surabaya: Kata Pena.
12