1. Pengertian korupsi
2. Pendidikan anti korupsi
3. Motif dan alasan korupsi
4. Jenis-jenis korupsi dan dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi, masyarakat
dan agama
5. Nilai-nilai pendidikan anti korupsi dalam
islam
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu
corruptio atau corruptus atau corrumpere,
corrupt (Inggris), corruption (Prancis) dan
corruptive atau corruptie (Belanda) yang
berarti keburukan, kebejatan, kebusukan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral
dan penyimpangan dari kesucian.
Dalam bahasa arab kata korupsi dipakai kata
Risywah atau Resuah yang berarti suap atau
menyuap.
Secara terminologi korupsi berarti: pemberian
yang diberikan seseorang kepada hakim atau
lainnya yang bertujuan untuk memenangkan
perkaranya dengan cara yang tidak
dibenarkan atau untuk memperoleh
kedudukan.
Para ulama sepakat mengharamkan korupsi,
bahkan perbuatan ini dikatagorikan dosa
besar sebagaimana disebutkan dalam ayat
berikut: Mereka itu adalah orang-orang yang
suka mendengar berita bohong, banyak
memakan yang haram (QS. Almaidah: 42).
Imam al Hasan, Said bin Jubair, Ibnu Mas’ud
dan Ali bin Abi Talib menginterpretasikan
“akkaaluna lissuhti” dengan risywah (suap).
Pendidikan anti korupsi secara umum dapat
diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya
yang bertujuan untuk mengenalkan cara berfikir
dan nilai-nilai baru kepada peserta didik.
Pendidkan arti korupsi dapat pula diartikan
sebagai usaha sadar dan sistematis yang
diberikan kepada peserta didik berupa
pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan
yang dibutuhkan agar mereka mau dan mampu
mencegah dan menghilangkan peluang
berkembangnya korupsi.
Pendidikan anti korupsi penting untuk
disosialisasikan dikalangan mahasiswa
Karena:
a. Mahasiswa sebagai generasi penerus dalam
melanjutkan kepemimpinan bangsa.
b. Mahasiswa sebagai agen perubahan baik di
lingkungan keluarga maupun sosial
kemasyarakatan.
c. Membentuk mahasiswa yang berkarakter
unggul: baik karakter intelektual, emosional,
spiritual maupun moral, Juga pembinaan
terhadap jiwa muda dan idealisme.
d. Memberi bekal pengetahuan sekaligus
mentranspormasikan mahasiswa sebagai
agen anti korupsi yang memiliki kompetensi
dan komitmen moral yang tinggi.
Moral awareness (kesadaran moral)
Knowing moral velues (kesadaran nilai-nilai
moral)
Moral reasoning (alasan moral)
Decision making (mengambil keputusan
moral)
Self knowledge (pengetahuan diri)
Concince (kesadaran)
Self esteem (kepercayaan diri)
Empathy (merasakan penderitaan orang lain)
Loving the good (cinta terhadap kebaikan)
Self control (kontrol diri)
Humility (kerendahan hati)
Secara umum terjadinya korupsi disebabkan
oleh beberapa faktor;
A. Faktor kebutuhan (Needs)
B. Faktor tekanan (Pressure)
C. Faktor kesempatan (Opportunity)
D. Faktor rasionalisasi (Rationalize)
Selain faktor-faktor diatas perbuatan korupsi
terjadi erat kaitannya dengan kecurangan
atau penipuan. Berbuat curang atau menipu
berarti orang tersebut tidak jujur, dalam
kenyataanya tidak semua orang jujur dalam
kehidupan sehari-harinya.
1. Sejumlah orang jujur untuk setiap saat
2. Sejumlah orang tidak jujur untuk setiap
saat
3. Sebagian besar orang jujur untuk setiap
saat
4. Sejumlah orang jujur hampir setiap saat
……
1. Melawan hukum untuk memperkaya diri
dan dapat merugikan keuangan negara
2. Menyalahgunakan kewenangan untuk
kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan negara
3. Menyuap pegawai negeri
4. Memberi hadiah kepada pegawai negeri
karena jabatannya
5. Pegawai negeri menerima hadiah karena
jabatannya
6. Pegawai negeri menerima suap
7. Menyuap hakim
8. Menyuap advokat
9. hakim dan advokat menerima suap
10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau
membiarkan penggelapan
11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk
pemeriksaan administrasi
12. Pegawai negeri merusakkan bukti
13. Pegawai negeri membiarkan orang lain
merusakkan bukti
14. Pegawai negeri membantu orang lain
merusakkan bukti
15. Pegawai negeri memeras
16. Pegawai negeri memeras pegawai yang lain
17. Pemborong berbuat curang
18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan
curang
19. Rekanan TNI atau POLRI berbuat curang
20. Pengawas TNI atau POLRI membiarkan
perbutan curang
26. Tersangka tidak memberi keterangan
mengenai kekayaannya
27. Bank yang tidak memberi keterangan
rekening tersangka
28. Saksi atau ahli yang tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan palsu
29. Orang yang memegang rahasia jabatan
tidak memberi keterangan atau memberi
kerangan palsu
30. Saksi yang membuka identitas pelapor
31. Penerima barang TNI atau POLRI
membiarkan perbuatan curang
32. Pegawai negeri menyerobot tanah negara
sehingga merugikan orang lain
33. Pegawai negeri turut serta dalam
pengadaan barang yang diurusnya
34. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan
tidak lapor KPK
35. Merintangi proses pemeriksaan
1. Korupsi biasanya melibatkan lebih dari
satu orang
2. Korupsi pada umumnya melibatkan
keserbarahasiaan
3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan
keuntungan timbal balik
4. Korupsi biasanya berusaha untuk
menyelubungi perbuatannya dengan
berlindung dibalik pembenaran hukum
5. Setiap tindakan korupsi mengandung
penipuan, biasanya pada badan publik atau
masyarakat umum
6. Setiap bentuk korupsi adalah suatu
penghianatan kepercayaan
7. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi
ganda yang kontradiktif
8. Perbuatan korupsi melanggar norma-
norma tugas dan pertanggungjawaban dalam
tatanan masyarakat
Terhadap pertumbuhan ekonomi:
a. Investasi menjadi rendah, termasuk
investasi langsung dari luar negeri
b. Mengurangi pertumbuhan ekonomi
c. Mengubah komposisi belanja pemerintah
dari aktivitas sangat produktif menjadi
aktivitas kurang produktif
d. Ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi
lebih besar
e. Mengurangi efisiensi bantuan
f. Negara mengalami krisis
Terhadap masyarakat:
a. Rakyat harus membayar mahal untuk jasa
pelayanan publik yang buruk dan ekonomi
biaya tinggi
b. Pencemaran dan kerusakan lingkungan
c. Penumpukan aset negara disegelintir orang
d. Ketimpangan dalam pemerataan hasil-hasil
pembangunan ekonomi, diskriminasi hukum,
demokratisasi tertunda dan kehancuran
moral.
Terhadap Agama:
a. Terjadinya kemerosotan akhlak, moral,
integritas dan religiusitas bangsa
b. Terjadinya kriminal merajalela
c. Kemiskinan semakin meningkat
d. Tidak diterima do’anya
e. Harta tidak akan menjadi berkah
f. Masyarakat akan terkena dampak musibah
Kejujuran (QS. Al Maidah: 119)
Kepedulian (QS. Al Maidah: 2)
Kemandirian (QS. Ar Ra’d: 11)
Kedisiplinan (QS. Al Jumuah: 9-10)
Tanggung Jawab (QS. Al Mudtastsir: 38)
Kerja keras (QS. At Taubah: 105)
Sederhana (QS. Al Israa: 27)
Keberanian (QS. Ali Imron: 139)
Keadilan (QS. Al Maidah: 8)
Handoyo Eko, “Pendidikan Anti Korupsi”, Edisi Revisi,
Penerbit Ombak, 2013
Lembaga Administrasi Negara RI, “Anti Korupsi”,
Modul Pendidikan dan Pelatihan Golongan I, II dan III,
2015
Supriyanta, “ Pendidikan Anti Korupsi Di Indonesia,
Jurnal Fakulta Hukum UNISRI, 2012
Badan Pemeriksa Keuanagan RI, “Empat alasan
mengapa orang melakukan korupsi”, Republika.com
21 November 2011
“Penyebab Korupsi”, Liputan 6.com, 24 April 2019
“Hukum Korupsi Dalam Islam”, Dalamislam.com, 19
Agustus 2017