Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN ME-

LALUI KEGIATAN MENGGUNTING TERBIMBING DI PAUD AL FATIH KOTA


LUBUKLINGGAU TAHUN 2017

Mansyur Romadon Putra


STKIP PGRI Lubuklinggau
JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti, Kota Lubuklinggau
Email: mansyurromadonputra@rocketmail.com

Abstract: The purpose of this study is to improve the fine motor skills of children aged 5-6 Years through guid-
ed cutting activities in PAUD AL FATIH city of Lubuklinggau ", is expected with this research can improve the
fine motor ability of children. This research uses classroom action research method. Subjects used are group B
PAUD AL FATIH Lubuklinggau with a total of 20 students, consisting of 8 men and 12 women. The study was
conducted in 2 cycles each cycle consisting of 5 meetings. In the first cycle the motor ability of children in-
creased 69.23% while in the second cycle increased to 92.31%. So it can be concluded that guided cutting activi-
ties can help improve the fine motor skills of children. Thus the results of research conducted showed that the
motor ability of children increased significantly.
Keywords: fine motor, Children, Cutting.

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun
melalui kegiatan menggunting terbimbing di PAUD AL FATIH kota Lubuklinggau”, diharapkan dengan
penelitian ini dapat kemampuan motorik halus anak meningkat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas. Subjek yang digunakan yaitu kelompok B PAUD AL FATIH Lubuklinggau dengan jumlah 20
orang siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus setiap siklusnya
terdiri dari 5 kali pertemuan. Pada siklus pertama kemampuan motorik anak meningkat 69,23 % sedangkan pada
siklus kedua meningkat menjadi 92,31 % . Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan menggunting terbimbing
dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dengan demikian hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan motorik anak meningkat secara signifikan.
Kata Kunci : Motorik halus, Anak, Menggunting.

Individu merupakan makhluk yang mendapat respon yang positif dari guru dan
bersifat dinamis dan memiliki dorongan ingin orang tua. Gejala tersebut merupakan modal
tahu tentang segala sesuatu, baik yang dasar dan momentum awal yang baik bagi
berhubungan dengan makhluk hidup lain, suatu proses belajar, karena belajar
kebendaan, kejadian maupun perbuatan. Sifat hakikatnya adalah proses aktivitas yang ter-
dinamis dan rasa ingin tahu merupakan po- encana dan sadar tujuan. Namun demikian
tensi dasar yang harus dikembangkan secara kenyataan yang dilakukan pada umumnya
terarah dan optimal. olehguru dan orang tua justru bersifat kon-
Dunia anak merupakan tahap usia tradiktif dengan dasar-dasar kependidikan.
bermain, sering dijumpai anak-anak berek- Realitanya bahwa guru TK atau
splorasi dengan benda-benda yang ada orang tua justru melarang murid dan anak-
disekitarnya. Kondisi ini merupakan indikasi anak mereka untuk memegang dan
objektif yang membenarkan bahwa setiap menggunakan gunting, tanpa memberi pen-
manusia bersifat dinamis dan memiliki rasa jelasan kepada anaknya. Sikap perilaku ter-
ingin tahu, misalnya tentang benda-benda sebut semata-mata hanya karena kek-
tajam seperti pisau, silet, cutter, gunting dan hawatiran guru dan orang tua yang takut
lain-lain. anaknya terluka karena tergunting. Sikap
Gunting sebagai salah satu dari sekian semacam itu bukan hanya tidak bijaksana,
banyak benda tajam sering anak-anak tetapi juga sekaligus dapat mematikan poten-
temukan, baik di rumah maupun di sekolah. si positif dalam diri anak.
Aktivitas yang dilakukan anak-anak dengan Hal yang serupa di jumpai di PAUD
menggunakan gunting merupakan gejala AL FATIH kota Lubuklinggau. Masih
awal yang positif dapat meningkatkan dijumpai anak yang belum bisa memegang
kemampuan motorik halus anak, semestinya pensil dengan benar, kemudian belum bisa

50
ISSN Cetak 2528-3359
ISSN Online 2528-3367
Jurnal AUDI, Volume 2, Nomor 1, hlm 50 - 55
menggerakan jari dengan tepat, hal demikian ness (tidak berdaya) pada bulan-bulan
mendoroang peneliti untuk meningkatkan pertama kehidupannya.
keterampilan motorik halus anak dengan c. Melalui keterampilan motorik, anak
kegiatan menggunting terbimbing. dapat menyesuaikan dirinya dengan
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS lingkungan sekolah.
ANAK Karakter Perkembangan Motorik Halus
Menurut Nursalam (2005) Anak
perkembangan motorik halus adalah Karakter perkembangan motorik ha-
“kemampuan anak untuk mengamati lus menurut Walkay dalam Mudjito (2007)
sesuatu dan melakukan gerak yang dapat disimpulkan bahwa keterampilan mo-
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu torik halus yang paling utama adalah:
dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi a. Pada saat anak usia 3 tahun,
yang cermat serta tidak memerlukan banyak kemampuan gerak halus anak belum
tenaga.” berbeda dari kemampuan gerak halus
Sedangkan menurut Moelichatoen anak bayi.
(2004) motorik halus adalah “merupakan b. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik
kegiatan yang menggunakan otot-otot halus halus anak secara substansial sudah
pada jari dan tangan. Gerakan ini ket- mengalami kemajuan dan gerakannya
erampilan bergerak”. sudah lebih cepat, bahkan cenderung
Kemampuan Motorik Halus Anak sempurna.
Anak Usia 3-4 Tahun c. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik
1) Menggunting kertas menjadi dua anak sudah lebih sempurna lagi tangan,
bagian lengan, dan tubuh bergerak di bawah
2) Mencuci dan mengelap tangan koordinasi mata.
sendiri d. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6
3) Mengaduk cairan dengan sendok tahun ia belajar bagaimana
4) Menuang air dari teko menggunakan jemari dan pergelangan
5) Memegang garpu dengan cara tangannya untuk menggunakan ujung
menggenggam pensil.
6) Membawa sesuatu dengan penjepit Faktor – Faktor Perkembangan Motorik
8) Membuka kancing dan melepas ikat Anak
pinggang Faktor-faktor yang membantu
Anak Usia 4-5 Tahun meningkatkan motorik anak yang dapat dil-
1) mengikat tali sepatu akukan oleh guru TK adalah :
2) memasukan surat ke dalam amplop a. Menyediakan peralatan atau ling-
3) memoleskan selai di atas roti kungan yang memungkinkan anak
4) membentuk berbagai objek dengan melatih keterampilan motoriknya.
tanah liat b. Setiap anak memiliki jangka waktu
5) mencuci dan mengeringkan muka sendiri dalam menguasai suatu
tanpa membasahi baju keterampilan.
6) memasukan benang ke dalam lubang c. Aktivitas fisik anak yang bervariasi,
jarum (Sujiono, 2007:1.15-1.16) yaitu aktivitas fisik untuk bermain
Fungsi Perkembangan Motorik Halus dan bergembira sambil
Menurut Mudjito (2007: ) mencatat menggerakkan anggota tubuh.
beberapa alasan tentang fungsi perkem- d. Aktivitas fisik anak dapat mencapai
bangan motorik halus yaitu: kemampuan yang diharapkan sesuai
a. Melalui keterampilan motorik, anak dengan perkembangannya.
dapat menghibur dirinya dan mem- Meningkatkan Kemampuan Motorik
peroleh perasaan senang. Halus Anak PAUD
b. Melalui keterampilan motorik, anak Motorik adalah semua gerakan yang
dapat beranjak dari kondisi helpess- mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh,

51
Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Menggunting…
sedangkan gerakan motorik dapat disebut peroleh keterampilan dan pola gerakan yang
sebagai perkembangan dari unsur dapat dilakukan anak. Dalam mempelajari
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. kemampuan motorik halus anak belajar
Perkembangan motorik ini erat kaitannya ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak
dengan pusat motorik di otak. Perkembangan juga belajar menggerakan pergelangan tan-
motorik berkembang sejalan dengan gan agar lentur dan anak belajar berkreasi
kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, dan berimajinasi.
setiap gerakan yang dilakukan anak Semakin baiknya gerakan motorik
sesederhana apapun, sebenarnya merupakan halus anak membuat anak dapat berkreasi,
hasil pola interaksi yang kompleks dari seperti menggunting kertas, menyatukan dua
berbagai dan sistem dalam tubuh yang lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak
dikontrol otak, otaklah yang berfungsi semua anak memiliki kematangan untuk
sebagai bagian dari susunan syaraf yang menguasai kemampuan pada tahap yang
mengatur dan mengontrol semua aktivitas sama. Dalam melakukan gerakan motorik
fisik dan mental seseorang. halus anak juga memerlukan dukungan
Aktivitas anak terjadi di bawah keterampilan fisik serta kematangan mental (
kontrol otak. Secara simultan dan Sujiono, 2007: 1.14).
berkesinambungan, otak terus mengolah Untuk meningkatkan kemampuan
informasi yang ia terima. Bersamaan dengan motorik halus anak TK sudah barang tentu
itu, otak bersama jaringan syaraf yang memerlukan bantuan guru. Disini guru
membentuk sistem syaraf pusat yang dituntut untuk dapat menjalankan perannya
mencakup lima pusat kontrol, akan sebagai guru PAUD sehingga anak benar-
mendiktekan setiap gerak anak. Dalam benar dapat berkembang secara optimal.
kaitannya dengan perkembangan motorik HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN
anak, perkembangan motorik berhubungan Istilah media berasal dari bahasa latin
dengan perkembangan kemampuan gerak yang merupakan bentuk jamak dari
anak. Gerak merupakan unsur utama dalam “medium”. Secara harfiah berarti perantara
perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, atau pengantar. Pengertian umumnya adalah
perkembangan kemampuan motorik anak segala sesuatu yang dapat menyalurkan
akan dapat terlihat secara jelas melalui informasi dari sumber informasi kepada
berbagai gerakan dan permainan. penerima informasi.
Perkembangan motorik anak terbagi Media menurut AECT adalah segala
menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik sesuatu yang digunakan orang untuk
kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne
motorik kasar adalah kemampuan yang mengartikan media sebagai jenis komponen
membutuhkan koordinasi sebagian besar dalam lingkungan siswa yang dapat
bagian tubuh anak. Seperti meloncat, merangsang mereka untuk belajar. Briggs
memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri mengartikan media sebagai alat untuk
dengan satu kaki dan sebagainya. Gerakan memberikan perangsang bagi siswa agar
motorik halus adalah bila gerakan hanya terjadi proses belajar
melibatkan bagian-bagin tubuh tertentu saja Media pembelajaran adalah media
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu
keterampilan menggunakan jari jemari tan- meliputi alat bantu guru dalam mengajar
gan dan gerakan pergelangan tangan yang te- serta sarana pembawa pesan dari sumber
pat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
mata dan tangan yang cermat. Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
Gerakan motorik halus yang terlihat belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili
saat usia dini, antara lain adalah anak mulai guru menyajiakan informasi belajar kepada
dapat menyikat giginya, menyisir, memakai siswa.
sepatu sendiri, menggunting dan sebagainya. Peran media dalam komunikasi
Pengembangan motorik pada anak pembelajaran di TK sangat penting artinya
usia dini adalah merupakan proses mem- mengingat perkembangan anak saat itu

52
Jurnal AUDI, Volume 2, Nomor 1, hlm 50 - 55
berada pada masa konkrit. Oleh karena itu, f. Guru memperbaiki beberapa anak yang
salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah kurang mampu cara menggunting
kekonkritan. Dengan demikian pembelajaran kertas yang baik dan benar
di TK harus menggunakan sesuatu yang g. Guru membagikan kertas berpola
memungkinkan anak dapat belajar secara gambar yang sudah disiapkan
konkret. Prinsip kekonkritan tersebut sebelumnya
mengisyaratkan perlunya digunakan media h. Guru memperagakan cara menggunting
sebagai saluran penyampai pesan dari guru kertas berpola gambar yang baik dan
kepada anak agar pesan tersebut dapat benar
diserap anak dengan baik. Dengan demikian i. Anak mempraktekan cara menggunting
diharapkan terjadi perubahan-perubahan kertas berpola gambar seperti yang
perilaku berupa kemampuan dalam telah diperagakan guru
pengetahuan, sikap dan keterampilan. j. Guru dan anak melakukan refleksi
Banyak hasil penelitian menunjukan terhadap proses pembelajaran yang
bahwa proses pembelajaran akan lebih telah dilaksanakan
berhasil bila anak turut aktif dalam proses k. Guru memberikan penilaian hasil
pembelajaran tersebut. Dengan kata lain yang pekerjaaan anak
menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran SUBJEK PENELITIAN
bukanlah guru melainkan anak. Hal ini 1. Lokasi
berarti perlunya beragai fasilitas belajar, Penelitian dan perbaikan dilaksanakan
termasuk media pembelajaran. di PAUD AL FATIH Kota Lubuklinggau,
Hasil penelitian British Audio-Visual yang berlokasi di Jalan Nanas No.53 Rt.06
Association menghasilkan temuan bahwa kelurahan Megang Kec. Lubuklinggau Utara
rata-rata jumlah informasi yang diterima II
indra adalah : Kondisi PAUD AL FATIH menurut
75 % melalui indra penglihatan pengamatan peneliti cukup baik, dengan
13 % melalui indra pendengaran letak yang strategis juga sarana dan
6 % melalui indra sentuhan dan prasarana gedung yang memadai.
perabaan 2. Waktu Pelaksanaan Perbaikan
6 % melalui indra penciuman dan Perbaikan dilaksanakan sebanyak 2
lidah. siklus, siklus I dilakukan pada tanggal 20, 21,
Gunting 22, 23, 24 Februari 2017, sedangkan siklus
Dalam Kamus Bahasa Indonesia ke II dilaksanakan pada tanggal 27, 28, 29
Untuk Pendidikan Dasar hal 249 dituliskan Februari 2017 1, 2, 3 Maret 2017.
“Gunting” kb 1 alat perkakas untuk 3. Tema
memotong kain (rambut dan sebagainya) 2 Tema yang peneliti angkat pada siklus
menggunting kk memotong (memangkas dan I dan siklus ke II adalah tema makanan dan
sebagainya) dengan memakai gunting. pakaian, adapun sub temanya adalah macam-
Langkah-langkah Penggunaan Media macam makanan dan macam-macam
Gunting pakaian. Tema tersebut peneliti angkat
a. Guru menyediakan peralatan gunting karena disesuaikan dengan tema yang sedang
sesuai dengan jumlah anak di bahas di PAUD AL FATIH
b. Guru menyediakan lembaran kertas 4. Kelompok
kosong sesuai dengan jumlah anak Jumlah seluruh siswa kelompok B
c. Guru menjelaskan kepada anak cara adalah 20 orang, terdiri dari 8 orang anak
memegang gunting yang benar laki-laki dan 12 orang anak perempuan.
d. Guru menjelaskan kepada anak cara Kemampuan masing-masing anak di PAUD
menggunting kertas yang baik dan AL FATIH berbeda satu sama lainnya. Hal
benar ini dianggap wajar karena memang mereka
e. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak berasal dari latar belakang yang berbeda
dalam menggunting kertas

53
Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Menggunting…
seperti latar belakang keluarga dan tempat akan dapat terlihat secara jelas melalui
tinggal. berbagai gerakan dan permainan yang
Secara umumnya tumbuh kembang mereka lakukan.
semua anak di sekolah terlihat baik, karena Gerakan motorik halus adalah bila
guru memberikan pembelajaran sesuai gerakan hanya melibatkan bagian-bagin
dengan kebutuhan dan karakteristik tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
perkembangan anak PAUD. otot kecil, seperti keterampilan menggunakan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
Penelitian ini menggunakan alat tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan
pengumpulan data berupa: koordinasi mata dan tangan yang cermat.
1. Observasi Gerakan motorik halus yang terlihat
Observasi pada penelitian ini saat usia TK, antara lain adalah anak mulai
dilakukan oleh seorang observer yaitu teman dapat menyikat giginya, menyisir, memakai
sejawat. Penelitian ini merupakan penelitian sepatu sendiri, menggunting dan sebagainya.
tindakan kelas maka dilakukan kolaborasi Pengembangan motorik pada anak
dengan guru kelas, bila diperlukan, guru TK adalah merupakan proses memperoleh
kelas juga dapat menjadi observer untuk keterampilan dan pola gerakan yang dapat
mengamati berlangsungnya proses dilakukan anak. Dalam mempelajari kemam-
pembelajaran. puan motorik halus anak belajar ketepatan
koordinasi tangan dan mata. Anak juga bela-
HASIL DAN PEMBAHASAN jar menggerakan pergelangan tangan agar
Motorik adalah semua gerakan yang lentur dan anak belajar berkreasi dan
mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, berimajinasi.
sedangkan gerakan motorik dapat disebut Semakin baiknya gerakan motorik
sebagai perkembangan dari unsur halus anak membuat anak dapat berkreasi,
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. seperti menggunting kertas, menyatukan dua
Perkembangan motorik ini erat kaitannya lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak
dengan pusat motorik di otak. Perkembangan semua anak memiliki kematangan untuk
motorik berkembang sejalan dengan menguasai kemampuan pada tahap yang
kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, sama. Dalam melakukan gerakan motorik
setiap gerakan yang dilakukan anak halus anak juga memerlukan dukungan
sesederhana apapun, sebenarnya merupakan keterampilan fisik serta kematangan mental (
hasil pola interaksi yang kompleks dari Sujiono, 2007: 1.14).
berbagai dan sistem dalam tubuh yang Secara umum menurut pengamatan
dikontrol otak, otaklah yang berfungsi penulis kemampuan motorik halus anak TK
sebagai bagian dari susunan syaraf yang Qanitah sebelum dilakukan perbaikan sangat
mengatur dan mengontrol semua aktivitas lemah, kemampuan motorik halusnya baru
fisik dan mental seseorang. mencapai di bawah 15 % dari jumlah siswa
Aktivitas anak terjadi di bawah kelompok B yang berjumlah 13 orang anak.
kontrol otak. Secara simultan dan Lemahnya kemampuan motorik halus anak
berkesinambungan, otak terus mengolah terlihat ketika guru menyuruh anak untuk
informasi yang ia terima. Bersamaan dengan melakukan menggunting kertas, menyatukan
itu, otak bersama jaringan syaraf yang dua lembar kertas, dan menganyam kertas,
membentuk sistem syaraf pusat yang Pada umumnya mereka masih kurang
mencakup lima pusat kontrol, akan terampil dalam menggerakan otot halusnya.
mendiktekan setiap gerak anak. Dalam Perhatian mereka masih tidak focus dalam
kaitannya dengan perkembangan motorik pembelajaran dan anak kurang berani dalam
anak, perkembangan motorik berhubungan melakukan tindakan atau melakukan
dengan perkembangan kemampuan gerak gerakan-gerakan yang menuntut otot ha-
anak. Gerak merupakan unsur utama dalam lusnya. Hal ini dapat dimengerti karena me-
perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, mang banyak foktor yang mempengaruhinya.
perkembangan kemampuan motorik anak

54
Jurnal AUDI, Volume 2, Nomor 1, hlm 50 - 55
Selain factor kematangan anak itu sendiri ju- gori kurang mereka sudah tidak ada lagi pada
ga cara mengajar guru. akhir tampilan siklus ke II. Hal berbalik
Dari temuan-temuan dan hasil diskusi dengan data sebelum dilakukan perbaikan
dengan teman sejawat tentang penggunaan keberhasilan anak menurut pengamatan
gunting dalam pembelajaran untuk meing- penulis sebelum dilakukan perbaikan
katkan kemampuan motorik halus anak perlu menunjukan hanya kurang lebih 15 % anak
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan yang berhasil dalam belajar. Berikut grafik
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan prosentase peningkatan hasil belajar anak da-
tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebe- lam meningkatkan motorik halus dengan
lumnya. Di samping pemberian kesempatan menggunakan gunting.
waktu belajar yang lebih panjang dan
fleksibel. Artinya waktu belajar diperpanjang SIMPULAN
durasinya dan waktu kegiatannya dapat Berdasarkan temuan-temuan selama
dilaksanakan sebelum masuk, waktu istirahat proses perbaikan pembelajaran dengan
maupun waktu siswa hendak pulang. kegiatan menggunting terbimbing se-
Untuk meningkatkan kemampuan bagaimana telah dipaparkan, maka dapat
motorik halus anak TK sudah barang tentu disimpulkan bahwa : sebelum dilakukan
memerlukan bantuan guru. Disini guru perbaikan kemampuan motorik halus anak
dituntut untuk dapat menjalankan perannya PAUD AL FATIH secara umum masih perlu
sebagai guru TK sehingga anak benar-benar ditingkatkan.
dapat berkembang secara optimal. Peningkatan kemampuan motorik ha-
Berdasarkan data-data penelitian di lus tidak terlapas dari peran guru sebagai
atas yang diperoleh dari temuan-temuan pembimbing dalam kegiatan menggunting.
selama melakukan perbaikan pembelajaran Setelah dilakukan tindakan perbaikan ke-
dapat dilihat bahwa penggunaan gunting mempuan motorik halus anak menunjukan
dapat meningkatkan kemampuan motorik peningkatan yang signifikan, Hal ini ditandai
halus pada anak TK Qanitah Kecamatan Ci- dari persentase peningkatan kemampuan mo-
patat Kabupaten Bandung Barat Tahun torik anak dari siklus I meningkat sebesar
2011/2012. Peningkatan dapat kita lihat dari 46,15% menjadi 92,31% pada siklus II.
hasil belajar anak yang berkategori baik terus Selain itu anak terlihat lebih antusias dalam
meningkat dari setiap tampilan sementara itu belajar. Kegiatan menggunting terbimbing ini
anak yang berkategori sedang dan kurang dirasa mampu meningkatkan keterampilan
mengalami penurunan hampir di setiap motorik halus anak.
tampilan. Bahkan untuk anak dengan kate-

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha, 2008. “Kurikulum dan Bahan Belajar TK” Universitas Terbukaa Jakarta.
Bambang Sujiono, dkk, 2007, “Metode Pengembangan Fisik”, Universitas Terbuka, Jakarta
IGAK Wardhani, dkk, 2008,”Penelitian Tindakan Kelas”, Universitas Terbuka, Jakarta
Tim PKP PG-PAUD, 2009, “Panduan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar
(PKM) Program D-II PGTK”, Universitas Terbuka, Jakarta
Tim PKP PG-PAUD, 2010, “Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional”, Universitas
Terbuka, Jakarta
Tim TAP FKIP UT, 2011, “Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP”, Universitas
Terbuka, Jakarta

55

Anda mungkin juga menyukai