Anda di halaman 1dari 6

ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK NON AKADEMIK DALAM


PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP DI MADRASAH
BINAAN ( PENELITIAN TINDAKAN MADRASAH PADA SEMESTER GENAP DI
MADRASAH/SEKOLAH BINAAN KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT TAHUN
PELAJARAN 2017/2018 )

Dra. MUSLIHAT, M.Pd.


Pengawas MTs /Kemenag Kab.Ciamis Jawa Barat

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kompetensi pedagogik guru-guru di 3 MTs
Wilayah Binaan Kabupaten Ciamis yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan. Dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi masing-masing
pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu
mencapai kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan,
pelaksanaan, refleksi dan dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini ditujukan kepada guru-guru
semua mata pelajaran yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang berjumlah 5
orang yaitu: 1 orang guru mata pelajaran Bahasa Inggris, IPS, SBK,IPA, dan bahasa Indonesia. Hasil
dari penelitian tindakan sekolah adalah 1) Pada komponen perumusan indikator tujuan pembelajaran,
terlihat peningkatan dari 40% pada kemampuan awal, menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat
menjadi 70% pada akhir kegiatan. Pada komponen perumusan indikator tujuan pembelajaran, terlihat
peningkatan dari 40% pada kemampuan awal, menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 70%
pada akhir kegiatan, 2) Pada komponen penentuan bahan dan materi pembelajaran, terdapat
peningkatan kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80%, 3)
Dalam komponen pemilihan strategi dan metode pembelajaran, yang didalamnya memuat langkah-
langkah pembelajaran dan penentua alokasi waktu yang digunakan, terlihat adanya peningkatan yang
signifikan dari yang semula hanya 42% menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 75%
setelah siklus 2, 4) Meskipun tidak terlihat adanya peningkatan yang cukup tajam, dalam komponen
pemilihan media dan alat pembelajaran juga terdapat adanya peningkatan dari 60% pada awal kegiatan
dan setelah siklus 1 masih 60%, dan menjadi 80% setelah siklus 2, 5) Peningkatan yang cukup
signifikan juga dapat kita lihat pada komponen perencanaan evaluasi pembelajaran. Dari yang semula
hanya 40% pada awal kegiatan, menjadi 60% pada akhir siklus 1 dan berhasil mencapai 70% pada
akhir siklus 2. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam penelitian tindakan sekolah/madrasah ini,
dapat disimpulkan bahwa workshop yang dilakukan oleh Pengawas sekolah/madrasah terhadap 5
orang guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan tersebut, berhasil meningkatkan
kompetensi pedagogik mereka dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, RPP

PENDAHULUAN mi tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Hal


Reformasi pendidikan tidak cukup hanya itu berarti sebagai pelaksana kegiatan pembela-
dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik jaran menjadi kunci atas keterlaksanaan
struktur maupun prosedur penulisannya. kurikulum di sekolah.
Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna Dalam kurikulum 2013, guru diberi
bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran kebebasan untuk mengubah, memodifikasi,
di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai
implementasi kurikulum sangat dipengaruhi dengan kondisi sekolah dan daerahnya, dan
oleh kemampuan guru yang akan menerapkan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar
dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. yang siap dijadikan pedoman pembentukan
Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum kompetensi peserta didik.
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, kete- Upaya perwujudan pengembangan
rampilan, dan kemampuan guru dalam memaha- silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang
Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020
71
ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005
implementatif memerlukan kemampuan yang kompetensi Pedagogik guru yang tidak memiliki
komprehensif. Kemampuan itulah yang dapat latar belakang pendidikan keguruan dalam
mengantarkan guru menjadi tenaga yang penyusunan rencana pembelajaran dapat
profesional. Guru yang profesional harus ditingkatkan melalui workshop ?
memiliki 5 (lima) kompetensi yang salah Workshop adalah suatu kegiatan di mana
satunya adalah kompetensi profesional dalam dalam kegiatan tersebut terdapat orang-orang
menyusun rencana pembelajaran. Namun dalam yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu,
kenyataannya masih banyak guru yang belum berkumpul untuk membahas permasalhan
mampu menyusun rencana pembelajaran tertentu dan memberikan pengajaran atau
sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada pelatihan kepada para peserta. Dalam kata lain
kualitas output yang dihasilkan dalam proses workshop itu suatu kegiatan dimana dalam
pembelajaran. kegiatan tersebut memberikan pengajaran atau
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelatihan kepada peserta mengenai teori juga
guru kesulitan dalam menyusun rencana praktek pada suatu bidang tertentu. Dalam kata
pembelajaran, diantaranya adalah: lain bahwa workshop itu latihan untuk peserta
1). Guru tidak memiliki dasar pendidikan yang bekerja secara perorangan atau secara
keguruan sehingga tidak dibekali dengan kelompok untuk menyelesaikan masalah yang
pengetahuan tentang perencanaan berkaitan dengan pekerjaan atau tugas yang
pelaksanaan pembelajaran. sebenarnya untuk memperoleh sebuah
2). Guru belum pernah mengikuti pelatihan pengalaman.
penyusunan RPP sehingga mereka hanya Manfaat workshop adalah berkumpulnya
copy paste pada temannya, padahal orang-orang yang memiliki minat dan keahlian
seringkali RPP hasil copy paste tidak relevan yang sama dalam bidang tertentu.mereka akan
dengan situasi dan kondisi di sekolahnya berkumpul untuk dapat mengikuti arahan ahli
sehingga RPP yang ada tidak bisa dijadikan untuk membahas suatu permasalahan. Dalam
acuan dalam proses pembelajaran. melaksanakan workshop memiliki rangkaian
3). Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tapi kegiatan dalam pelaksanaannya.
belum mampu menerapkannya di sekolah. Upaya peningkatan kemampuan guru-
Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan guru yang tidak memiliki latar belakang
terus menerus, tetapi harus ada solusi dan pendidikan keguruan dalam menyusun rencana
tindakan dari Pengawas Wilayah binaannya pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
sebagai salah satu tupoksi pengawas dalam cara diantaranya melalui pelatihan, seminar,
supervisi akademik. Para guru tersebut harus workshop, menyediakan berbagai panduan
mendapatkan pembinaan agar mampu modul. Namun setelah mempertimbangkan
meningkatkan kemampuannya dalam menyusun berbagai kelebihan dan kekurangannya, maka
rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas, pembinaan yang terencana dan
terutama bagi guru-guru yang memang tidak berkesinambungan dalam supervisi akademik
memiliki latar belakang pendidikan keguruan, melalui “workshop” dianggap lebih efektif
sebelum mereka menempuh pedidikan karena setiap permasalahan yang ditemukan
tambahan agar memiliki akta IV sebagai bukti bisa langsung dicarikan solusi bersama dan
kewenangan mengajar. Pengawas wilayah waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan
binaan perlu melakukan suatu tindakan melalui masing-masing guru. Dalam pelaksanaannya
pembinaan dalam bentuk workshop untuk Pengawas sekolah akan dibantu oleh beberapa
membantu meningkatkan kemampuan mereka guru atau Wakasek yang dianggap telah
dalam menyelesaikan permasalahan yang memiliki pengetahuan yang cukup dan
dihadapinya. kemampuan yang baik dalam menyusun rencana
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembelajaran.
masalah penelitian penulis rumuskan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah METODE PENELITIAN

Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020


72
ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, refleksi Pembahasan
dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Dari awal yang diperoleh pada kegiatan
Pada tahap persiapan dibuat skenario penelitian, terlihat bahwa 40% guru masih
kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana memiliki kesulitan dalam merumuskan indikator
pendukung lainnya seperti lembar observasi tujuan pembelajaran yang efektif sesuai dengan
serta angket. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Penelitian dilakukan di 3 (tiga) MTs di masing-masing mata pelajaran. Selain itu guru
wilayah binaan sejak bulan Januari 2018 juga masih menemukan kesulitan dalam
sampai dengan Maret 2018. memilih materi pembelajaran sudah dikuasai
Penelitian ini ditujukan kepada guru- 65%. Metode dan Strategi Pembelajaran untuk
guru semua mata pelajaran yang tidak memiliki mengukur pencapaian tujuan pembelajaran
latar belakang pendidikan keguruan yang sudah dikuasai 42%. Media pembelajaran
berjumlah. Ada 5 (lima) orang yaitu: 1 orang mendapat kesulitan baru dikuasai 60%. Dan
guru mata pelajaran Bahasa Inggris, IPS, evaluasi pembelajaran baru dikuasai 45%.
SBK,IPA, dan bahasa Indonesia. Langkah- Berdasarkan pada data tersebut, maka
langkah PTS/M yaitu perencanaan, pelaksanaan, dilakukan tindakan pada siklus 1 dengan titik
pengamatan, dan refleksi. berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi,
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan penjelasan contoh-
dengan cara pengisian lembar observasi selama contoh yang relevan. Pada akhir kegiatan siklus
proses tindakan penelitian oleh peneliti sehingga I diperoleh peningkatan kemampuan guru
akan diperoleh data kualitatif sebagai hasil sebagai berikut: pada perumusan indikator
penelitian. tujuan pembelajaran sudah ada peningkatan
Instrumen penelitian yang digunakan hingga mencapai 60%, penentuan bahan/materi
adalah lembar observasi yang digunakan oleh pelajaran tetap pada 70%, kemampuan
peneliti untuk mencatat perkembangan kemam- menentukan strategi/metode pembelajaran yang
puan masing-masing guru yang dibinanya relevan meningkat menjadi 60%, perencanaan
selama proses penelitian (siklus 1 dan siklus 2). penggunaan media pembelajaran pada level
60% tetapi ada peningkatan pada variasi media
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang digunakan, dan dalam penentuan rencana
Hasil Penelitian evaluasi pembelajaran juga mengalami
Melihat data perolehan hasil penelitian peningkatan hingga 60% dan sudah terlihat
dalam kegiatan penelitian tindakan gambaran bentuk dan jenis evaluasi yang
sekolah/madrasah ini, dapat disimpulkan bahwa digunakan.
pembinaan melalui workshop yang dilakukan Melihat hasil yang diperoleh pada
oleh peneliti terhadap 5 orang guru yang tidak refleksi kegiatan siklus 1, maka dilakukan
memiliki latar belakang pendidikan keguruan tindakan penelitian pada siklus 2 dengan
tersebut, berhasil meningkatkan kompetensi menggunakan hasil tindakan siklus 1 sebagai
pedagogik mereka dalam menyusun bahan masukan dalam perencanaan kegiatan
perencanaan pembelajaran. Hal ini siklus ini dengan tujuan untuk lebih
dimungkinkan karena adanya kerja sama yang meningkatkan dan menguatkan kemampuan
baik antara Pengawas sekolah bina sebagai guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
supervisor dengan para guru tersebut, yang Pembelajaran (RPP) hingga bisa mencapai hasil
didukung oleh adanya motivasi dan bimbingan minimal 70%.
dari Pengawas dan Kepala sekolah sehingga Pada akhir kegiatan siklus diperoleh
para guru memiliki antusiasme yang besar untuk hasil yang cukup menggembirakan yang
dapat meningkatkan kemampuan mereka memberikan indikasi tercapainya tujuan
masing-masing dalam menyusun Rencana penelitian tindakan ini. Hasil yang diperoleh
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang efektif. dapat kita lihat sebagai berikut: perumusan

Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020


73
ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005
tujuan pembelajaran hasil rata-rata
menunjukkan angka 70%. Pada penentuan
bahan ajar diperoleh hasil 80%, penentuan
strategi/metode pembelajaran dan alat mencapai
75%, dengan variasi yang semakin beragam.
Pada penentuan media dan alat pembelajarn ada
peningkatan hingga 80%. Dan perencanaan
kegiatan evaluasi bisa mencapai 70% dan sudah
mencantumkan, bentuk, jenis dan bahkan soal
yang digunakan beserta kunci jawaban atau 3. Dalam komponen pemilihan strategi dan
pedoman penilaiannya, serta mencantumkan metode pembelajaran yang didalamnya
alokasi waktu yang dibutuhkan. memuat langkah-langkah pembelajaran dan
Dari data yang dikumpulkan sebelum penentuan alokasi waktu yang digunakan,
dan selama proses penelitian tindakan, kita terlihat adanya peningkatan yang signifikan
dapat melihat adanya peningkatan kemampuan dari yang semula hanya 40% menjadi 60%
guru pada masing-masing komponen pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi
perencanaan pembelajaran, sebagai berikut: 75% setelah siklus 2. Gambarannya dapat
1. Pada komponen perumusan indikator tujuan kita lihat pada grafik berikut ini:
pembelajaran, terlihat peningkatan dari 40%
pada kemampuan awal, menjadi 60% pada
siklus 1 dan meningkat menjadi 70% pada
akhir kegiatan, seperti yang tampak pada Grafik 3
grafik berikut: Peningkatan kemampuan dalam Penentuan
Grafik 1 strategi dan metode pembelajaran
Peningkatan kemampuan dalam Perumusan
Tujuan Pembelajaran

4. Meskipun tidak terlihat adanya peningkatan


yang cukup tajam, dalam komponen
pemilihan media dan alat pembelajaran juga
2. Pada komponen penentuan bahan dan materi yang semula hanya 60% dalam siklus 1
pembelajaran, terdapat peningkatan masih 60% , menjadi 80% setelah siklus 2.
kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah Gambarannya bisa kita lihat pada grafik
siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80% berikut ini:
setelah siklus 2, untuk lebih jelasnya dapat Grafik 4
kita lihat pada grafik berikut: Peningkatan Kemampuan dalam
Grafik 2 Pemilihan Media dan Alat
Peningkatan Kemampuan dalam Penentuan Pembelajaran
Bahan dan Materi Pembelajaran

Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020


74
ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005
Dari proses penelitian tindakan sekolah
yang dilakukan di MTs Wilayah Binaan Ciamis
Kabupaten Ciamis tentang “Upaya
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru non
Akademik dalam Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran melalui Workshop di
Madrasah Wilayah Binaan “ dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1). Pada komponen perumusan indikator tujuan
pembelajaran, terlihat peningkatan dari 40%
pada kemampuan awal, menjadi 60% pada
5. Peningkatan yang cukup signifikan juga siklus 1 dan meningkat menjadi 70% pada
dapat kita lihat pada komponen perencanaan akhir kegiatan.
evaluasi pembelajaran. Dari yang semula 2). Pada komponen penentuan bahan dan materi
hanya 40% pada awal kegiatan, menjadi 60% pembelajran, terdapat peningkatan
pada akhir siklus 1 dan berhasil mencapai kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah
70% pada akhir siklus 2. Kita dapat melihat siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80%.
gambarannya dalam grafik berikut ini: 3). Dalam komponen pemilihan strategi dan
Grafik 5 metode pembelajaran, yang didalamnya
Peningkatan kemampuan dalam memuat langkah-langkah pembelajaran dan
Perencanaan Evaluasi Pembelajaran penentua alokasi waktu yang digunakan,
terlihat adanya peningkatan yang signifikan
dari yang semula hanya 42% menjadi 60%
pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi
75% setelah siklus 2.
4). Meskipun tidak terlihat adanya peningkatan
yang cukup tajam, dalam komponen
pemilihan media dan alat pembelajaran juga
terdapat adanya peningkatan dari 60% pada
awal kegiatan dan setelah siklus 1 masih
60%, dan menjadi 80% setelah siklus 2.
Melihat data perolehan hasil penelitian 5). Peningkatan yang cukup signifikan juga
dalam kegiatan penelitian tindakan dapat kita lihat pada komponen perencanaan
sekolah/madrasah ini, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran. Dari yang semula
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala hanya 40% pada awal kegiatan, menjadi 60%
sekolah terhadap 5 orang guru yang tidak pada akhir siklus 1 dan berhasil mencapai
memiliki latar belakang pendidikan keguruan 70% pada akhir siklus 2.
tersebut, berhasil meningkatkan 6). Melihat data perolehan hasil penelitian dalam
Hal ini dimungkinkan karena adanya penelitian tindakan sekolah/madrasah ini,
kerja sama yang baik antara Pengawas sekolah dapat disimpulkan bahwa workshop yang
bina sebagai supervisor dengan para guru dilakukan oleh Pengawas seklah/madrasah
tersebut, yang didukung oleh adanya motivasi wilayah binaan terhadap 5 orang guru yang
dan bimbingan dari kepala sekolah sehingga tidak memiliki latar belakang pendidikan
para guru memiliki antusiasme yang besar untuk keguruan tersebut, berhasil meningkatkan
dapat meningkatkan kemampuan mereka kompetensi pedagogik mereka dalam
masing-masing dalam menyusun Rencana menyusun perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang efektif.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020
75
ISSN CETAK 2615-4595 ISSN ONLINE 2655-9005
1. Berkaitan dengan penelitian ini, maka untuk 2. Melakukan penelitian serupa pada konsep
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Non lain dan populasi yang berbeda.
Akademik Dalam Penyusunan Rencana 3. Untuk Peneliti lain disarankan untuk
Pembelajaran disarankan untuk mengembangkan dari hasil penelitian ini
menggunakan strategi Workshop. untuk lebih dikembangkan kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2008.Petunjuk Teknis pembuatan
laporan Penelitian Tindakan Sekolah
Sebagai karya Tulis Ilmiah Dalam
kegiatan Pengembangan Profesi
Pengawas Sekolah.Jakarta.
Sudjana.Nana.2009. Standar Kompetensi
Pengawas Dimensi dan Indikator.
Jakarta.Bina Putra Publishing.
Suparlan, 2005. Menjadi Guru Efektif.
Yogyakarta.Hikayat Publishing.

Jurnal Revolusi Pendidikan Vol. III No. 3 Th. 2020


76

Anda mungkin juga menyukai