PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia. Oleh sebab itu
maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah salah satu
badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa,
Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat
mulai 8 November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat
yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh,
memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap
pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja didirikan untuk memajukan
kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena
tuntutan masyarakat serta kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan
beradaptasi terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu
dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan
yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan
sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah
etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsepadalah
suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi
kurang absolut atau bukti secara langsung.
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perawat dapat
mempraktekan teori menurut jean Watson?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui pengetian keperawatan
c. Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d. Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan teori keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI MENURUT JEAN WATSON.
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan hasil
dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson 1979;
Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat,
sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta
penegahan penyakit.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah
kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri.
Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul Hidayat 2002).
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and
human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human
sciencekeperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art
(Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing".
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan
merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JWini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan,
Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat,
serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi
dan Berorganisasi
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan
Aktualisasi Diri.
Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its
also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, such
a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical, social, esthetic and
moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara
badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri
yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat
fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat
berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan
baik internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah
tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena
keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).
C. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan
pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai
kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang
atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-
tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada
pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan
bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian
dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan
keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan hasil
dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan (Watson 1979;
Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai kesempurnaan,
manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani. Untuk mencapai keadaan tersebut
manusia harus memprioitaskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
B. Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Dengan
berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhannya, manusia
harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan / perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan
manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan /
perawatan diri, manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia
dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html.