Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu keadaan di mana bersatunya sperma dan ovum yang tertanam
(umumnya di dinding rahim) dan mengalami tahapan-tahapan perkembangan sehingga
terbentuk janin yang sempurna. Kehamilan aterm berkisar 37-42 minggu. Selama kehamilan
terjadi perubahan baik secara psikologis maupun fisiologis. Perubahan secara psikologis
adanya perubahan identitas dan peran bagi setiap orang (Hamilton, 1995).
Menurut Farrer (2001) kehamilan juga menimbulkan perubahan fisiologis di seluruh
sistem organ. Beberapa perubahan fisiologis tersebut berupa amenore, keletihan, perubahan
payudara, adanya tanda hegar, ballottement, adanya bunyi denyut jantung janin, merasakan
adanya gerakan janin (Bobak, 2004). Selain menjaga diet selama kehamilan, salah satu upaya
untuk mempertahankan kehamilan yaitu dengan melakukan kunjungan antenatal. Antenatal
care adalah salah satu upaya untuk mendeteksi secara dini keadaan yang membahayakan
kehamilan (Jones, 2001).
Pelaksanaan antenatal care dilakukan 4x selama kehamilan, yaitu 1x pada trimester I
dan trimester II, serta 2x pada trimester III (Rochjati, 2003). Rendahnya kesadaran ibu-ibu
hamil untuk memeriksakan kandungannya ke pelayanan kesehatan,sehingga faktor-faktor
yang sesungguhnya dapat dicegah atau komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta
diobati tidak segera dapat ditangani. Mereka datang setelah keadaanya buruk (Mochtar,
1998).
Berdasarkan sumber dari Riskesdas 2010 di Indonesia kunjungan antenatal masih
belum tercapai dengan cakupan K1 92,7% dan cakupan K4 61,4%. Sedangkan, di Sumatera
Utara juga masiih belum tercapai dengan cakupan K1 88% dan cakupan K4 51,5%
(Hernawati, 2011). Dampak ibu hamil yang tidak melaksanakan perawatan antenatal meliputi
tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan pada ibu, kelainan fisik yang terjadi pada
saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini, meningkatnya angka mortalitas dan
morbiditas pada ibu (Saifudin, 2006). Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih
merupakan masalah yang besar, berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes,
2010).

1
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia 50% disebabkan oleh perdarahan dan
eklamsia (Hernawati, 2011). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan
obstetric belum menyentuh masayarakat dengan cakupan bermutu dan menyeluruh
(Manuaba, 2008). Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan,
dokter, bidan, dan perawat (Depkes, 2010).

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam pemenuhan
kegiatan selama kepaniteraan klinik senior di Departemen Osbtetri di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan serta memperdalam pengetahuan tentang pentingnya antenatal care selama kehamilan.

1.3. Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan mampu member informasi kepada penulis maupun
masyarakat luas tentang pentingya antenatal care selama kehamilan guna mencegah
komplikasi-komplikasi selama kehamilan maupun pencegahan terhadap penyakit-penyakit
yang dapat mempersulit proses kehamilan atauapun persalinan nantinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemeriksaan Antenatal Care


2.1.1. Definisi
Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdillah, 2009)
Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal Care


Ada beberapa tujuan Antenatal Care menurut (Kusmiyati,et al.,2008) yaitu
mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan menatalaksanakan
komplikasi medis, bedah ataupun obstetric selama kehamilan, mengembangkan persiapan
persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk
menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,
psikologi dan sosial.

2.1.3. Manfaat Antenatal Care


Menurut (Mufdlilah, 2009) manfaat Antenatal Care yaitu Memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alas an menegakkan hubungan
kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis
kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai
dengan standard minimal pelayanan Antenatal Care yaitu (Mufdlilah, 2009) :
- Penimbangan badan
Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur mempunyai arti klinis penting,
karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan

3
berat badan lahir anak. Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat
badan lahir anak yang lebih rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR
dan kematian bayi. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan
ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil (Kardjati, 1985).
Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20 % dari berat badan ibu sebelum hamil
(Cunningham dkk, 1997), jika berat badan tidak bertambah, menunjukkan ibu mengalami
kurang gizi.

- Pengukuran tinggi badan


Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara mengukur tinggi badan
(dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa menggunakan sepatu dan dilakukan
pengukuran. Tinggi badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya
proses persalinan dengan cara operasi. Karena tinggi badan berkaitan dengan kemungkinan
panggul sempit, bila tinggi kurang dari 150 cm. Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat
menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi.

- Pengukuran tekanan darah


Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan
tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Apabila pada
kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu
kemungkinan menyebabkan terjadinya odema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan
darah dan tekanan diastolik yang mencapai >140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15
mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklams
mempunyai dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan
berlanjut menjadi eklamsi. Dimana eklamsi salah satu faktor penyebab terjadinya kematian
maternal (saefuddin, 2000 ).

- Pemberian imunisasi TT
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

4
Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama %
minimal) perlindungan perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal - -


Pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun * 80


TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur 99
hidup
Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum)
sumber: (Prawirohardjo,2006).

- Pengukuran tinggi fundus uteri


Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat
badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion dimana ketiganya dapat
mempengaruhi terjadinya kematian maternal.

- Temu wicara
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan (Depkes RI, 2001).

- Pemberian tablet Fe
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir masa
kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi
pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama
kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat

5
bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir
prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia,
tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab
yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini
dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia.
Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada
ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari

selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram
besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan,
diminum setiap hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.

2.1.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care


Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat
satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan, pemeriksaan ulang 2x
sebulan sampai kehamilan 9 bulan, periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan,
periksa khusus bila ada keluhankeluhan. Namun berdasarkan Depkes RI (2009), setidak-
tidaknya ANC dilakukan sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester I,
satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III.

2.1.6. Tempat Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta,
Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga
kesehatan dan bukan dukun bayi(Meilani, et al., 2009)

2.2 Edukasi perawatan dalam kehamilan


a. Nutrisi dalam kehamilan
wanita hamil dan menyusui harus mendapatkan makanan yang bergizi ,terutama
mengenai jumlah kalori ,protein guna pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan aemia ,abortus partus prematurius ,
perdarahan pasca persalinan dan lain lain, sedangkan makan yang berlebihan dapat
menyebabkan komplikasi seperti ; gemuk, preeklamsi ,janin besar .zat- zat yang diperlukan :
protein ,karbohidrat,zat lemak,mineral dan bermacam macam garam terutama kalsium, fosfor
dan zat besi atau fe . Semua zat tersebut diperoleh dari makanan yang kita makan sehari.
6
hendaknya selalu memakan buah- buahan yang berwarna dan sayur –sayuran karena nilai gizi
nya tinggi untuk kesehatan .
Makanan di perlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus ,payudara dan
kenaikan metaabolisme . anak aterm memerlukan 400 gr protein ,220 gram lemak, 80 gram
kalori ,40gram mineral . uterus dan plasenta membutuhkan masing- masing 500gram dan 55
gram protein .kebutuhan total protein 950 gram ,kalsium 30 gram,Fe 0.8 gram, asam folat 3µ
gram/hari selama 12 minggu kehamilan.
Sebagai pengawasan ,kecukupan gizi ibu amil dan pertumbuhan kandungannya dapat
diukur berdasarkan kenaikan berat badannya . kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5- 16
kg(10- 12). Kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun setelah
kehamilan trimester ke II haruslah menjadi perhatian.

b. Merokok, Alkohol dan Narkotika selama kehamilan


- wanita hamil yang merokok dapat mengakibatkan gangguan pada janin seperti BBLR,
preterm ,KPD , plasenta previa dan kematian janin
-alkohol (ETANOL) pada wanita hamil dapat menembus pasenta dan peredaran darah janin
yang berakibat kecacatan bagi janin
Kokain pada ibu hamil dapat sebagai zat teratogen , opiat dan ampetamin menyebabkan
kamatian janin dalam kandungan.

c. Gerakan badan
kegunaan nya :nsirkulasi darah menjadi baik ,nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik,
tidur lebih nyenyak, gerak badan yang melelahkan di larang , dianjurkan berjalan di pagi hari.
Gerak di tempat :
- Berdiri / jongkok
- Telentang/ angkat kaki
- Melatih pernafasan
- Kondisi dimana olah raga di larang untuk wanita hamil : Hipertensi ,KPD,
inkompetensi cervix, perdarahan berkepanjangan

7
d. Berpergian selama hamil
- jangan terlalu lama dan melelahkan
- hindari dalam jangka waktu yang lama
- waktu hamil dapat mengendarai mobil selama 6 jam sehari

e. Pakaian
pakaian harus longgar, bersih , tidaak ada ikatan yang ketat padda daerah perut
pakailah bra yang menyokong payudara
memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
pakaian dalam selalu bersih

f. Mandi
mandi diperlukan untuk kebersihan terutama perawatan kulit, karena fungsi eksaserbasi dan
keringat bertambah di anjurkan menggunakan sabun yang lembut

g. Berhubungan dalam
koitus tidak di halangi kecuali ada riwayat :
- Abortus/ premature
- Perdarahan pervaginam
- Pada minggu terakhir kehamilan ,koitus harus berhati- hati
- Bila ketuban sudah pecah ,koitus di larang
- Beberapa kepustakaan mengatakan agar koitus di hentikan 3- 4minggu menjelang
perkiraan tanggal persalinan

h. Perawatan gigi
pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness).
Keadaan ini menyebabkan gigi tidak di perhatikan deengan baik, sehingga tumbuh karies,
gingivitis dan sebagainya ,seperti nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya ,pulpitis yang
menahun dapat di serang infeksi yang dapat menyebar kemana- mana. Maka dari itu bila
kemungkinan tiap hamil harus memeriksa gigi secara teratur sewaktu hamil.

8
i.Perawatan payudara
perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi
,karena itu sebelumnya harus sudah dirawat . kutang yang di pakai harus sesuai dengan besar
nya payudara , yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari
depan . dua bulan sekali di lakukan massage, kolostrum di keluarkan untuk mencegah putting
susu kering dan mudah pecah, maka putting sussu dan aerola payudara di rawat baik-baik
dengan cara di bersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putting susu masuk
kedalam perbaiki dengan cara menaarik- narik putting keluar.

9
BAB III
KESIMPULAN

Antenatal care adalah usaha untuk membatu kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan
ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu serta
tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik , mental da
social ibu:
Di samping tujuan diatas ,antenatal care juga bertujuan untuk:
- Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil termasuk riwayat penyakit secara umum
- Memelihara peningkatan fisik , mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan
pendidikan, suplemen dan imunisasi
- Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan melahirkan dengan selamat baik ibu maupun
bayi nya dengan trauma seminimal mungkin , serta masa nifas berjalan ormal
- Mempersiapkan peran ibu dalam pemberian Asi ekslusif dan meraawat kesehatan bayi agar
dapat tumbuh dan berkembag secara optimal

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin, (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta :


2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pradihardjo
3. Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebiidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan (cetakan 1). Jakarta : EGC
4. Mufdlilah (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta : Nuha Offset
5. Mochtar R, synopsis obstetri: obstetric Fisiologi .obstetri Patologi edisi ke 2 jakarta
:EGC. 1998
6. Wahyudi Nugroho, 2000) kesehatan wanita Jakarta Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai