Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Balai Perikanan Budidaya Air
Payau (BPBAP) Ujung Batee, sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) BPBAP Ujung
Batee TriwulanI III Tahun 2020 ini dapat terlaksana dengan baik.
LKj ini disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang merupakan wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi, misi yang dibebankan kepada
BPBAP Ujung Batee dalam kurun waktu sampai dengan Triwulan III Tahun 2020. Selain itu,
laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka
mewujudkan penyelenggaran pemerintah yang baik dan bersih (good governance and
clean government), serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan ke depan.
Semoga laporan ini dapat menjadi tolak ukur peningkatan kinerja bagi BPBAP Ujung Batee
dan menjadi motivasi untuk meningkatkan pembangunan perikanan budidaya yang
berkelanjutan di masa mendatang.
Kepala
M. Tahang, S.St.Pi
i
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................vi
IKHTISAR EKSEKUTIF..............................................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan..................................................................................................1
1.3. Tugas dan Fungsi......................................................................................................2
1.4. Sumber Daya Manusia.............................................................................................3
1.5. Potensi dan Permasalahan Pembangunan Perikanan Budidaya.............................5
1.6. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja....................................................................6
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA.................................................................8
2.1. Rencana Strategis Tahun 2020-2024........................................................................8
2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2020..............................................................................10
2.3. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2020.............................................................13
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA...........................................................................................15
3.1. Capaian Kinerja Organisasi.....................................................................................15
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA...................................................................................16
1. SS-1: Ekonomi sektor perikanan budidaya meningkat lingkup BPBAP Ujung Batee
16
2. SS-2: Pengelolaan kawasan perikanan budidaya yang berkelanjutan..................18
3. SS-3: Peningkatan produksi perikanan budidaya lingkup BPBAP Ujung Batee......19
4. SS-4: Terselenggaranya pengawasan sumber daya perikanan budidaya air payau
wilayah kerja BPBAP Ujung Batee yang secara profesional dan partisipatif.................23
ii
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
5. SS-5: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang
efektif, efisien, dan berorientasi layanan prima............................................................25
3.3. Kinerja Anggaran....................................................................................................31
BAB 4. PENUTUP..................................................................................................................32
iii
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
DAFTAR TABEL
iv
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
v
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
DAFTAR GAMBAR
vi
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja BPBAP Ujung Batee Triwulan III Tahun 2020 merupakan pelaksanaan dari
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. BPBAP Ujung Batee telah menetapkan peta strategis Tahun 2020 dengan 5
Sasaran Strategis (SS) dan 17 indikator kinerja. Pada Triwulan III Tahun 2020, capaian Nilai
Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) BPBAP Ujung Batee sesuai “kinerjaku” adalah sebesar
97,07. Dari 17 indikator kinerja yang telah ditetapkan, terdapat 5 telah mencapai target
yaitu:
Kemudian indikator kinerja belum dapat tidak mencapai target yang telah ditentukan
sebanyak 5 indikator kinerja yaitu:
Sementara itu indikator kinerja belum ada capaian karena tidak ada target di Triwulan III
2020 yaitu:
vii
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB RI No. 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa setiap kementerian berkewajiban
menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun
Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk
menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung
jawab (good governance) dapat diwujudkan.
BAB 4. PENUTUP 1
kesimpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam
menetapkan kebijakan pembangunan perikanan budidaya kedepan.
Susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau terdiri atas: a) Seksi Uji Terap
Teknik dan Kerja Sama; b) Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis; c) Subbagian Tata Usaha;
dan d) Kelompok Jabatan Fungsional.
Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan
pelayanan sistem informasi, serta publikasi perikanan budidaya air payau.
Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan
dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta
bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.
BAB 4. PENUTUP 2
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran,
pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga, dan
ketatausahaan.
Kepala
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee
Sub Bagian
Tata Usaha
Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis
BAB 4. PENUTUP 3
Jumlah
No Jabatan Nama/Jenjang Jabatan Keterangan
(orang)
4 Pengawas Perikanan Pertama 1
5 Pengawas Perikanan Pelaksana Lanjutan 2
6 PHPI Muda 2
7 PHPI Pertama 1
8 PHPI Pelaksana Lanjutan 1
9 Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 2
10 Teknisi Litkayasa Pelaksana 3
3 Pelaksana 1 Teknisi Listrik dan Jaringan 1
2 Teknisi Mesin 1
3 Teknisi Instalasi Budidaya 8
4 Pengelola Laboratorium 1
5 Pengadministrasi Persuratan 1
6 Analis Tata Usaha 1
7 Pengadministrasi Keuangan 4
8 Pengelola Barang Milik Negara 2
Jumlah 49
Pemangku Jabatan
Struktural
6%
Pelaksana
41%
Fungsional
53%
Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi sumber daya manusia BPBAP Ujung
Batee adalah sebagai berikut: (i) S2 sejumlah 10 orang (20%); (ii) S1/D4 sejumlah 24 orang
(49%); (iii) D3 sejumlah 3 orang (6%); dan (iv) SLTA sejumlah 12 orang (25%).
BAB 4. PENUTUP 4
Pendidikan
S2 SLTA
20% 24%
D3
6%
D4/S1
49%
SLTA D3 D4/S1 S2
Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 11,32 persen untuk budidaya air
tawar, 22,74 persen pada budidaya air payau dan 2,28 persen untuk budidaya laut. Tingkat
pemanfaatan ini masih rendah terutama untuk budidaya laut sehingga diperlukan upaya
pemanfaatan agar produksi perikanan budidaya dapat terus ditingkatkan. Peningkatan
BAB 4. PENUTUP 5
produksi perikanan budidaya harus disertai dengan peningkatan serapan pasar baik ekspor
maupun konsumsi dalam negeri.
Permasalahan yang dihadapi dalam perikanan budidaya secara umum dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu permasalahan internal dan eksternal.
a. Permasalahan internal yang dihadapi meliputi : (i) terbatasnya ketersediaan benih dan
induk yang bermutu dan berkualitas (ii) harga pakan masih dikontrol oleh pasar karena
ketersediaan pakan yang berkualitas dan bermutu dengan harga terjangkau masih
terbatas, (iii) potensi bahan baku pakan lokal untuk pembuatan pakan ikan di
masyarakat (kelompok GERPARI) belum optimal dimanfaatakan sehingga masih
bergantung pada impor; (iv) keterbatasan pengetahuan SDM pelaku usaha perikanan
budiadya, (v) keterbatasan akses permodalan untuk usaha perikanan budidaya; (vi)
manajemen pengelolaan lingkungan dan penyakit ikan yang belum optimal;(vi)
implementasi cara berbudidaya ikan yang baik (pembesaran, pembenihan dan
pembuatan pakan mandiri) belum optimal diimplementasikan oleh pelaku usaha
perikanan budidaya; dan (vii) kondisi infrastruktur yang belum optimal mendukung
pengembangan usaha perikanan budidaya secara efisien.
b. Permasalahan eksternal yang dihadapi dalam pengembangan perikanan budidaya
meliputi: (i) tidak adanya kepastian ruang untuk usaha perikanan budidaya, (ii) adanya
asimetrik regulasi dan perizinan inter dan intra sektoral yang menghambat
pengembangan usaha perikanan budidaya, (iii) adanya perubahan iklim dan penurunan
kualitas lingkungan, dan (iv) belum adanya harmonisasi kebijakan, program dan
anggaran antara pusat dan daerah serta inter dan intra sektoral.
BAB 4. PENUTUP 6
ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi
anggaran termasuk pula penjelasan tentang kinerja anggaran.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,
kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan
saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya berupa
perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
BAB 4. PENUTUP 7
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
1. Misi ke-1: Peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui peningkatan daya saing
SDM dan pengembangan inovasi dan riset kelautan dan perikanan;
2. Misi ke-2: Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui
peningkatan kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan terhadap
perekonomian nasional;
3. Misi ke-4: Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui peningkatan
kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan; dan
4. Misi ke-8: Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui
peningkatan tata kelola pemerintahan di KKP.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menjalankan Misi ke-2, yaitu “Struktur ekonomi
yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui peningkatan kontribusi ekonomi sub-
sektor perikanan budidaya terhadap perekonomian sektor perikanan nasional”. Misi utama
DJPB di atas didukung dengan Misi ke-8, yaitu pengelolaan pemerintahan yang bersih,
efektif, dan terpercaya melalui peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik yang
dilakukan oleh seluruh unit kerja DJPB di pusat dan daerah.
Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang telah disebutkan di atas, BPBAP Ujung Batee
menetapkan tujuan pokok dalam kegiatannya yaitu:
BAB 4. PENUTUP 8
1. Melaksanakan uji terap teknik perikanan budidaya air payau;
2. Melaksanakan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air payau;
3. Melaksanakan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau;
4. Melaksanakan kerja sama teknis perikanan budidaya air payau;
5. Mengelola pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya air payau;
6. Melaksanakan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan
budidaya air payau;
7. Melaksanakan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air payau;
8. Melaksanakan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi perikanan
budidaya air payau;
9. Melaksanakan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.
Untuk melakukan pengukuran atas pencapaian tujuan yang ditetapkan maka harus
ditetapkan pula sasaran strategis yang menjadi indikator keberhasilan ataupun kegagalan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan tersebut. Sasaran peningkatan produktivitas dan
daya saing berbasis pengetahuan disusun berdasarkan identifikasi potensi dan
permasalahan yang berkembang. BPBAP Ujung Batee telah menetapkan Sasaran Strategis
dalam kurun waktu 5 tahun yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategi BPBAP Ujung
Batee 2020 - 2024.
Sasaran strategis berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam masing-masing
indikator kinerja sebagai berikut:
BAB 4. PENUTUP 9
9) Jumlah layanan sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan yang sesuai standar (sampel)
10) Monitoring kawasan dan kesehatan budidaya ikan (kab/kota)
5. Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif,
efisien, dan berorientasi layanan prima. Diukur dengan indikator kinerja:
11) Indeks profesionalisme ASN lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
12) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar (%)
13) Nilai rekon pengelolaan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
14) Prosentase jumlah rekomandasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
15) Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee (%)
16) Nilai Kinerja Anggaran lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
17) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran BPBAP Ujung Batee (%)
Penetapan Kinerja BPBAP Ujung Batee tahun 2020 dilakukan revisi pada Juli 2020 karena
adanya perubahan kegiatan penganggaran. Secara rinci penetapan kinerja revisi Tahun
2020 sebagai berikut:
BAB 4. PENUTUP 10
Gambar 5. Perjanjian Kinerja BPBAP Ujung Batee Tahun 2020
BAB 4. PENUTUP 11
BAB 4. PENUTUP 12
Gambar 6. Perjanjian Kinerja BPBAP Ujung Batee Tahun 2020 (indikator)
BAB 4. PENUTUP 13
Gambar 7. Schreenshoot NPSS Kinerjaku BPBAP Ujung Batee Triwulan III Tahun 2020
BAB 4. PENUTUP 14
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja BPBAP Ujung Batee Triwulan III Tahun 2020
Realisasi Realisasi
Target
Target s.d Realisasi Terhadap Terhadap
No Indikator Kinerja Tahun
Tw III s.d Tw III Target s/d Target
2020
Tw III (%) 2020 (%)
1 Nilai PNBP dari perikanan budidaya 1.034.278 620.566 462.198 74,48 44,69
(Rp 000)
2 Jumlah percontohan pengelolaan 1 0
kluster kawasan perikanan
budidaya berkelanjutan (kawasan)
3 Jumlah tenaga teknis binaan 250 163 75 46,15 30,00
(orang)
4 Jumlah produksi induk unggul 49.400 34.580 56.328 162,89 114,02
(ekor)
5 Jumlah paket teknologi hasil 1 0
perekayasaan (paket)
6 Jumlah benih ikan bantuan ke 7.110.000 4.977.000 7.922.950 159,19 111,43
masyarakat (ekor)
7 Jumlah percontohan produksi dan 7 0
usaha perikanan budidaya di
masyarakat (paket)
8 Jumlah produksi pakan mandiri 100.000 60.000 39.300 65,50 39,30
untuk bantuan dan operasional
budidaya (kg)
9 Jumlah layanan sampel yang diuji 3.350 2.513 3.389 134,89 101,16
dalam rangka pelayanan
laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan (sampel)
10 Jumlah monitoring kawasan dan 5 4 2 53,33 40,00
kesehatan budidaya ikan (kab/kota)
11 Indeks profesionalisme ASN 72 0 -
lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
12 Persentase unit kerja yang 82 80 100,00 125,00 121,95
menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar (%)
13 Nilai rekon pengelolaan kinerja 85 0
lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
BAB 4. PENUTUP 15
Realisasi Realisasi
Target
Target s.d Realisasi Terhadap Terhadap
No Indikator Kinerja Tahun
Tw III s.d Tw III Target s/d Target
2020
Tw III (%) 2020 (%)
14 Persentase pemenuhan 60 45 100 222,22 166,67
rekomendasi hasil pengawasan
lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
15 Persentase penyelesaian LHP BPK 100 0
atas BPBAP Ujung Batee (%)
16 Nilai Kinerja Anggaran lingkup 85 0
BPBAP Ujung Batee (%)
17 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan 88 87 82,50 94,83 93,75
Anggaran BPBAP Ujung Batee (%)
Capaian target indikator kinerja pada Triwulan III Tahun 2020 ada beberapa yang tidak
tercapai, yaitu:
1. Nilai PNBP dari perikanan budidaya hanya tercapai 74,48 % dari target triwulan III.
2. Jumlah tenaga teknis binaan hanya tercapai 46,15 % dari target triwulan III.
3. Jumlah produksi pakan mandiri untuk bantuan dan operasional budidaya hanya
tercapai 65,5 % dari target triwulan III.
4. Jumlah monitoring kawasan dan kesehatan budidaya ikan hanya tercapai 53,33 % dari
target triwulan III.
5. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran BPBAP Ujung Batee hanya tercapai 94,83
% dari target triwulan III.
Sementara capaian target indikator kinerja pada Triwulan III Tahun 2020 yang mencapai
dan melebihi target sebanyak 5 indikator dan sebanyak 7 indikator kinerja tidak ada
capaian karena tidak ada target di Triwulan III dan akan dihitung pada di akhir tahun.
Secara umum indikator kinerja BPBAP Ujung Batee telah tercapai, karena hanya 5 dari 17
indikator yang tidak tercapai. Begitu pun pada capaian secara keseluruhan terlihat capaian
target mencapai 97,07 % (dapat dilihat pada nilai NPSS).
Analisis capaian kinerja dilakukan pada setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis dan –
indikator kinerja untuk setiap Perspektif sebagai berikut:
BAB 4. PENUTUP 16
jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Sumber PNBP BPBAP Ujung Batee berasal dari:
1) Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) yaitu PNBP yang berasal dari pungutan
perikanan. Pungutan perikanan adalah pungutan negara atas hak pengusahaan
dan/atau pemanfaatan sumberdaya ikan yang harus dibayar kepada pemerintah oleh
perusahaan perikanan Indonesia yang melakukan usaha perikanan atau oleh
perusahaan perikansan asing yang melakukan usaha budidaya Perikanan.
2) PNBP Non SDA yaitu PNBP yang berasal dari penjualan hasil usaha budidaya dan
imbalan jasa UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. PNBP ini terdiri dari:
(i) Penjualan hasil Perikanan Budidaya; (ii) Imbal Jasa Teknologi; (iii) Jasa Desiminasi; (iv)
Jasa Penggunaan Laboratorium; (v) Jasa Penggunaan fasilitas; (vi) Jasa Fasilitas Lainnya;
dan (vii) Jasa Kerjasama dengan Pihak Ketiga.
Target nilai PNBP Triwulan III Tahun 2020 adalah sebesar Rp 93.085.000 dengan realisasi
mencapai Rp 94.777.000 atau 101,82 % dari target Triwulan III dan 9.16% dari target Tahun
2020. Nilai PNBP Triwulan III Tahun 2020 telah melampaui target yang telah ditetapkan,
walaupun nilainya lebih rendah dari capaian pada Triwulan III Tahun 2019. Rincian PNBP
dapat dilihat pada tabel berikut.
PNBP terbesar bersumber dari penjualan hasil perikanan (Rp 39 juta). Kemudian bersumber
dari Penerimaan Kembali Belanja Modal TA 2019 yang diakibatkan oleh denda kepada
pelaksana pekerjaan. Rencana tindak lanjut periode berikutnya yaitu meningkatkan
penerimaan PNBP yang bersumber dari penjualan hasil perikanan dan pengujian sampel.
Kemudian Evaluasi progres kegiatan produksi pembudidayaan untuk meningkatkan
penerimaan PNBP.
BAB 4. PENUTUP 17
2. SS-2: Pengelolaan kawasan perikanan budidaya yang berkelanjutan
IK-2: Jumlah percontohan pengelolaan kluster kawasan perikanan budidaya
berkelanjutan
Indikator kinerja utama (IKU) berupa percontohan pengelolaan kluster kawasan perikanan
budidaya berkelanjutan lingkup merupakan indikator baru yang disebabkan adanya
Penambahan Anggaran sesuai Surat Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor
3809/DJPB/IV/2020 tanggal 21 April 2020 perihal: Penyesuaian Pagu Alokasi Satker Tahun
2020. DIPA Revisi telah disahkan oleh DJA tanggal 29 April 2020 dan menyebabkan adanya
perubahan Perjanjian Kinerja pada Triwulan 3 tahun 2020.
Kendala dalam pencapaian IKU ini adalah singkatnya pelaksanaan kegiatan hanya sekitar 6
bulan, dan banyak bagian-bagian kegiatan yang harus dilaksanakan mulai dari
pembangunan kolam-kolam yang dimulai dari awal. Sehingga pengelolaan percontohan
kluster budidaya hanya sampai penebaran benih belum sampai pada panen hasil budidaya.
Menanggapi kendala ini BPBAP Ujung Batee akan melakukan koordinasi dengan berbagai
pihak. Dalam pelaksanaan pembangunan fisik sebagian besar dilakukan dengan swakelola
dengan memanfaatkan alat berat yang dimiliki.
BAB 4. PENUTUP 18
3. SS-3: Peningkatan produksi perikanan budidaya lingkup BPBAP Ujung
Batee
IK-3: Jumlah Tenaga Teknis Binaan
Persaingan global yang terjadi saat ini, didasari oleh tingginya kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM). menghadapi hal tersebut, dibutuhkan SDM bidang perikanan yang
memenuhi standar mutu dan berkualitas. Perlu adanya standar kompetensi terhadap SDM
untuk dapat mendukung keberhasilan usaha produksi perikanan sehingga dapat menjamin
kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi. BPBAP Ujung Batee sebagai salah satu institusi
pemerintah di bidang perikanan budidaya berperan dalam membina tenaga teknis
khususnya budidaya air payau. BPBAP Ujung Batee berupaya ikut memberikan sumbangsih
dalam bentuk pelayanan magang, Praktek Kerja Lapang dan kegiatan Penelitian yang
berasal dari seluruh Indonesia.
Pada Triwulan III Tahun 2020, BPBAP Ujung Batee telah melakukan pembinaan terhadap 75
orang tenaga teknis. Capaian tersebut telah melampaui target yang telah ditetapkan untuk
Triwulan III Tahun 2020 yaitu 75 orang. Pada TW III Tahun 2019 IKU ini tidak mempunyai
target sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan. Tenaga teknis yang dibina adalah
siswa yang melakukan praktek dan mahasiswa yang melakukan penelitian di BPBAP Ujung
Batee. Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan IKU ini adalah adanya wabah Covid-19
yang menyebabkan terhentinya kegiatan praktek dan penelitian di lingkup BPBAP Ujung
Batee. Langkah yang diambil oleh BPBAP Ujung Batee untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanaan IKU ini adalah menggunakan media online sebagai instrumen pembinaan.
BAB 4. PENUTUP 19
Induk unggul yang diproduksi di BPBAP Ujung Batee berupa ikan kakap putih, bandeng,
kobia, mujair hibrid dan udang windu. Pada Triwulan III Tahun 2020 BPBAP Ujung Batee
jumlah benih yang akan dijadikan produksi induk unggul sebanyak 1.350 ekor yang terdiri
dari Kakap putih 168 ekor, Kobia 700 ekor, dan Mujair Hibrid 482 ekor dari target 4.940
ekor. Pada TW III Tahun 2019 IKU ini tidak mempunyai target sehingga tidak dapat
dilakukan perbandingan. Hal yang menjadi kendala pada pencapaian IKU ini pada Triwulan
III adalah kurangnya sarana bak pemeliharaan calon induk yang menyebabkan tidak
maksimalnya hasil produksi calon induk di BPBAP Ujung Batee. Menanggapi kendala ini
BPBAP Ujung Batee akan melakukan evaluasi kegiatan pemeliharaan calon induk untuk
melakukan percepatan proses produksi menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia,
serta melakukan perencanaan untuk menambah sarana bak pemeliharaan yang diharapkan
akan meningkatkan produksi calon induk sehingga dapat mencapai target yang telah
ditetapkan.
Jumlah paket teknologi hasil perekayasaan pada Triwulan III Tahun 2020 belum
mempunyai capaian dikarenakan tidak ada target pada Triwulan III dan pada TW III Tahun
2019 IKU ini juga tidak mempunyai target sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan.
Perekayasaan yang sudah dimulai hanya WBS2 yaitu Pembesaran Ikan Kakap Putih dalam
IPRS. Sedangkan WBS1 (Kultur Massal Mikroalga dengan Tabung Transparan Akrilik) dan
WBS3 (Pembesaran Udang Vannamei dengan Teknologi Bioflok) masih pada tahap
persiapan. BPBAP Ujung Batee akan mematangkan proses persiapan yang diperlukan agar
kegiatan perekayasaan WBS1 dan WBS3 dapat segera dimulai.
BAB 4. PENUTUP 20
IK-6: Jumlah benih ikan bantuan ke masyarakat
Guna pencapaian target kebutuhan bahan baku industri pengolahan dari sektor hulu
terutama dari komoditas budidaya unggulan, maka sub sektor perbenihan memegang
peranan sangat penting untuk menyediakan benih bermutu yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi, efisiensi dan efektivitas kegiatan budidaya.
Jumlah benih ikan bantuan ke masyarakat pada Triwulan III Tahun 2020 ditargetkan
sebanyak 4.977.000 ekor dan realisasi sebanyak 7.922.950 ekor. Capaian realisasi sebesar
159,19 % jauh melampui target yang ditetapkan bahkan juga sudah melampui target
tahunan. Tetapi jika dibandingkan dengan realisasi Triwulan III tahun 2019 masih dibawah
yaitu hanya tercapai 67,86 %.
Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan indikator ini adalah serangan virus VNN pada
benih ikan kakap putih serta pada kualitas telur bandeng yang kurang baik sehingga
menyebabkan produksi benih belum maksimal. Langkah yang akan ditempuh untuk
mencapai target IKU ini adalah meningkatkan kualitas pakan yang diberikan serta
peningkatan biosecurity untuk menekan serangan penyakit sehingga produksi benih bisa
maksimal.
BAB 4. PENUTUP 21
Tabel 10. Jumlah percontohan produksi dan usaha perikanan budidaya di masyarakat
Nama SS: Peningkatan produksi perikanan budidaya lingkup BPBAP Ujung Batee
Nama Indikator: Jumlah percontohan produksi dan usaha perikanan budidaya di masyarakat (paket)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
- - - - - 7 -
1. Kelompok Gurami Jaya Yayasan Darul Ulum, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh.
2. Yayasan Nurul Islam, Kutamakmur, Aceh Utara, Aceh.
3. Kelompok Mandiri Usaha, Lapang, Aceh Utara, Aceh.
4. Yayasan Pendidikan Uswatun Hasanah, Samudera, Aceh Utara, Aceh.
5. Kelompok Mandiri Usaha, Jambo Aye, Aceh Utara, Aceh.
6. Kelompok Tiara Jaya, Birem Bayeun, Aceh Timur, Aceh.
7. SMK Multi Karya, Sitirejo II, Medan, Sumatera Utara.
Percontohan produksi dan usaha perikanan budidaya di masyarakat dimulai tahun 2020
dengan pengadaan sarana prasarana produksi budidaya perikanan dengan sistem bioflok.
Hingga September 2020 pengadaan sarana prasarana tersebut belum selesai
Kendala dalam pencapaian indikator ini adalah singkatnya pelaksanaan kegiatan hanya
sekitar 6 bulan, dan banyak bagian-bagian kegiatan yang harus dilaksanakan mulai dari
nol. Sehingga pengelolaan percontohan hanya sampai penebaran benih belum sampai
pada panen hasil budidaya. Menanggapi kendala ini BPBAP Ujung Batee akan melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak.
Produksi pakan mandiri BPBAP Ujung Batee bertujuan untuk menyediakan pakan buatan
untuk bantuan ke masyarakat pembudidaya dan untuk operasional budidaya di BPBAP
BAB 4. PENUTUP 22
Ujung Batee. Pakan buatan yang dihasilkan adalah pakan terapung untuk ikan air payau
dan pakan tenggelam untuk ikan air payau.
Tabel 11. Jumlah produksi pakan mandiri untuk bantuan dan operasional budidaya
Nama SS: Peningkatan produksi perikanan budidaya lingkup BPBAP Ujung Batee
Nama Indikator: Jumlah produksi pakan mandiri untuk bantuan dan operasional budidaya (Kg)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
60.000 39.300 65,50 36.060 108,99 100.000 39,30
Jumlah produksi pakan mandiri Triwulan III Tahun 2020 hanya sebanyak 39,3 ton atau
tercapai 65,5 % dari target 60 ton, dan hanya tercapai 39,3 % dari target tahunan. Produksi
pakan mandiri pada Triwulan III Tahun 2020 mengalami peningkatan dibanding Tahun
2019 yang hanya 36,06 ton. Rendahnya capaian target Triwulan III Tahun 2020 terjadi
karena adanya kenaikan harga bahan baku pakan sehingga mempengaruhi volume
produksi. Selain itu adanya kendala terbatasnya penyedia bahan baku sesuai kualitas yang
diharapkan sehingga ketersediaan bahan baku tidak tepat waktu.
Walaupun target produksi Triwulan III Tahun 2020 belum tercapai tetapi distribusi bantuan
pakan mandiri lumayan tinggi hingga mencapai 61,58 ton dan hanya menyisakan 400 kg
untuk operasional budidaya.
Sasaran strategis yang ke empat dari BPBAP Ujung Batee ini merupakan wujud kepedulian
balai terhadap pembudidaya ikan wilayah kerja dalam menjaga dan memelihara
lingkungan budidaya ikan. Dalam sasaran ini BPBAP Ujung Batee telah menyediakan
pelayanan dan fasilitas dalam bentuk laboratorium penguji. Dalam mengelola
BAB 4. PENUTUP 23
laboratorium, analis melakukan uji sampel penyakit, parameter air dan analisa proksimat.
Dalam indikator kinerja jumlah pelayanan pengujian sampel produk perikanan budidaya,
BPBAP Ujung Batee Triwulan III Tahun 2020 telah menetapkan target analisa sampel
sebanyak 1.920 sampel uji, dan capaian sampai dengan Triwulan III Tahun 2020 sebagai
berikut.
Tabel 13. Jumlah layanan sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan yang sesuai standar
Nama SS: Terselenggaranya pengawasan sumber daya perikanan budidaya iar payau wilayah kerja BPBAP Ujung
Batee yang secara profesional dan partisipatif
Nama Indikator: Jumlah layanan sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan (sampel)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
2.513 3.389 134,89 7.385 45,89 3.350 101,16
Triwulan III Tahun 2020 jumlah pelayanan pengujian sampel telah tercapai sebanyak 3.389
sampel atau tercapai 134,89 % dari target Triwulan III Tahun 2020. Sampel internal dan
sampel kualitas air masih mendominasi capaian sampel uji. Meskipun realisasi pada TW III
telah mencapai target yang telah ditetapkan, realisasi pada TW III Tahun 2020 jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan realisasi TW III Tahun 2019. Kendala pencapaian IKU ini
yaitu mewabahnya pandemi Covid-19 yang menyebabkan jumlah sampel eksternal dari
stakeholder terkait menurun drastis. Menyikapi hal ini BPBAP Ujung Batee akan
meningkatkan sosialisasi dan publikasi jasa pengujian sampel pada stakeholder terkait
sebagai upaya untuk meningkatkan kembali jumlah sampel eksternal.
Monitoring kawasan dan kesehatan budidaya ikan mempunyai target pada TW III sebanyak
4 kab/kota dan realisasi hanya 2 kab/kota atau tercapai hanya 50 % dari target. Jika
dibandingkan target tahunan hanya tercapai 40 % dari target. Indikator kinerja ini belum
BAB 4. PENUTUP 24
ada pada tahun 2019 sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan Progress IKU ini baru
pada tahap rencana identifikasi lokasi. Pencapaian IKU ini terkendala pada kunjungan ke
lapangan untuk memonitoring Kawasan dan Kesehatan akibat dampak dari pandemi
Covid-19. Rekomendasi atas pelaksanaan IKU ini mengidentifikasi kawasan pembudidaya
yang bebas dari wabah Covid-19 dan melakukan kunjungan pada kawasan tersebut.
Rencana aksi pada periode pengukuran selanjutnya adalah melakukan monitoring
Kawasan budidaya setelah wabah Covid-19 mereda.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya dalam hal pencapaian Indeks
Profesionalitas dengan cara memberikan kesepatan ASN untuk meningkatkan
kompetensinya sesuai dengan kebutuhan organisasi melalui: tugas belajar, izin belajar,
Diklat, seminar/workshop/magang, dan sejenisnya. Selain itu didukung pula dengan
capaikan kinerja individu melalui penilaian prestasi kerja PNS dan pembinaan terhadap
setiap PNS agar menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik.
SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap
(attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin
pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan diharapkan sesuai
dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat
terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural
berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM menggambarkan
jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan
tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu nilai kompetensi dan
BAB 4. PENUTUP 25
integritas merupakan angka yang menunjukkan agregasi dari nilai kompetensi
(membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/assessment dari
asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014), persentase capaian output SKP,
persentase tingkat kehadiran dan kepatuhan terhadap penyampaian LHKPN/LHKASN.
Indeks profesionalitas ASN lingkup BPBAP Ujung Batee merupakan target tahunan
sehingga pada Triwulan III belum dihitung realisasinya. Begitu juga pada Triwulan III Tahun
2019 belum ada data capaian karena indikator ini dihitung pada tahun. Berdasarkan
monitoring pembentuk indeks profesionalisme ASN yaitu komponen kompetensi bahwa
perencanaan peningkatan kompetensi seperti diklat, seminar, dan workshop yang
rencananya digelar tahun 2020 dibatalkan akibat pandemic Covide-19. Melihat kondisi
seperti ini ada kekhawatiran akan berpengaruh pada indeks profesionalisme ASN. Maka
rencana aksi untuk kendala tersebut diambil kebijakan dan menginstruksikan kepada
pegawai untuk mengikuti diklat, seminar, maupun workshop secara daring.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya dalam hal pengelolaan SDM
dan teknologi informasi untuk mendukung pencapaian IKU dimaksud yaitu dengan
menggunakan aplikasi Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai)
memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi, sehingga diharapkan
setiap individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang
dibagikan. Pengukuran dilaksanakan melalui penghitungan jumlah Unit Kerja lingkup KKP
BAB 4. PENUTUP 26
yang telah mengintegrasikan user manajemen pengetahuan dalam penggunaan aplikasi
berbagi informasi dan data.
Tabel 16. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar
Nama SS: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif, efisien, dan berorientasi
layanan prima
Nama Indikator: Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
80 100 125 87,94 113,71 82 121,95
Capaian IKU ini pada Triwulan III tahun 2020 adalah sebesar 125 % dari target Triwulan III
sebesar 80. Realisasi sudah melebihi target, bahkan sudah mencapai target tahun 2020.
Bila dibandingkan dengan TW III Tahun 2019, Realisasi TW III Tahun 2020 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan IKU ini adalah
dokumentasi pencapaian kegiatan melalui aplikasi Bitrix dan media sosial. Rekomendasi
atas kegiatan ini adalah melakukan peningkatan keaktifan dalam menggunakan aplikasi
Bitrix dan media sosial untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan prioritas KKP. Rencana
aksi yang akan dilakukan pada periode pengukuran selanjutnya adalah mengintensifkan
keaktifan dalam menggunakan aplikasi Bitrix serta media sosial untuk menginformasikan
kegiatan-kegiatan prioritas KKP.
Nilai rekon kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee merupakan penilaian kinerja dengan
mempertimbangkan tiga aspek, antara lain: Kepatuhan (Bobot 30%), Kesesuaian (30%),
Ketercapaian (40%). Adapun selain pemenuhan dokumen SAKIP juga dilakukan sinkronisasi
data antara Aplikasi Kinerjaku, Perjanjian Kinerja, Rincian Target IKU, Manual IKU, Rencana
Aksi, Lembar Capaian Kinerja.
Tabel 17. Nilai rekon pengelolaan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee
Nama SS: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif, efisien, dan berorientasi
layanan prima
Nama Indikator: Nilai rekon pengelolaan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Target 2020 Realisasi Terhadap
BAB 4. PENUTUP 27
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
- - - - - 85 -
Nilai rekon pengelolaan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee merupakan indikator kinerja
tambahan yang diturunkan pada awal bulan Juni 2020. Indikator kinerja ini merupakan
target tahunan sehingga sampai dengan September 2020 belum ada penilaian
pengelolaan kinerja lingkup BPBAP Ujung Batee. Indikator kinerja ini belum ada pada
tahun 2019 sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan.
Tabel 18. Persentase pemenuhan rekomendasi hasil pengawasan lingkup BPBAP Ujung
Batee
Nama SS: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif, efisien, dan berorientasi
layanan prima
Nama Indikator: Persentase pemenuhan rekomendasi hasil pengawasan lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
45 45 100 - - 60 75
Persentase pemenuhan rekomendasi hasil pengawasan Triwulan III Tahun 2020 tercapai
100 % dari target sebesar 85 %. Hal ini terjadi karena semua rekomendasi yang
kelengkapan dokumennya sudah dipenuhi. Indikator kinerja ini belum ada pada tahun
2019 sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan. Kendala pencapaian indikator ini
ketidaktepatan waktu dalam memenuhi rekomendasi berupa dokumen yang harus
dilengkapi. Rencana aksi untuk peningkatan pemenuhan rekomendasi hasil pengawasan
yaitu (i) segera mungkin melakukan pemenuhan rekomendasi dengan melengkapi
dokumennya; dan (ii) meningkatkan relevansi dan kesesuaian antara angka-angka capaian
dengan dokumen data dukungnya. Pada periode pengukuran selanjutnya adalah
meningkatkan sistem pengawasan internal dan tetap mengacu pada aturan ketentuan
yang berlaku agar hasil maksimal.
BAB 4. PENUTUP 28
IK-15: Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee
Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee merupakan persentase
penyelesaian tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) atas BPBAP Ujung Batee sebagai pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang
telah ditindaklanjuti/diselesaikan oleh BPBAP Ujung Batee. Kewajaran informasi keuangan
yang dilaporkan didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee merupakan indikator baru yang
ditetapkan pada Triwulan 3 tahun 2020. Capaian indikator dihitung berdasarkan hasil
dokumen tindak lanjut yang telah tuntas diselesaikan dan telah dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja dibandingkan dengan jumlah temuan hasil pengawasan yang dilakukan.
Tabel 19. Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee
Nama SS: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif, efisien, dan berorientasi
layanan prima
Nama Indikator: Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee (%)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
- - - - - 85 -
Persentase penyelesaian LHP BPK atas BPBAP Ujung Batee merupakan target tahunan
sehingga sampai dengan September 2020 belum dihitung data capaian persentase
penyelesaian LHP BPK. Indikator kinerja ini belum ada pada tahun 2019 sehingga tidak
dapat dilakukan perbandingan.
BAB 4. PENUTUP 29
Tabel 20. Nilai Kinerja Anggaran lingkup BPBAP Ujung Batee
Nama SS: Terwujudnya tata kelola pemerintah lingkup BPBAP Ujung Batee yang efektif, efisien, dan berorientasi
layanan prima
Nama Indikator: Nilai Kinerja Anggaran lingkup BPBAP Ujung Batee (%)
TW III 2020 Realisasi III Perbandingan Realisasi TW Realisasi Terhadap
Target 2020
Target Realisasi Capaian % 2019 III 2020 thd TW III 2019 (%) Target Tahunan (%)
- - - - - 85 -
Nilai kinerja anggaran BPBAP Ujung Batee merupakan target tahunan sehingga sampai
dengan September 2020 belum dihitung data capaiannya. Indikator kinerja ini belum ada
pada tahun 2019 sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan.
Nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran BPBAP Ujung Batee terealisasi sebesar 82,5 %
atau tercapai 94,83 % dari target, dan tercapai 93,75 % dari target tahunan. Realisasi
indikator ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan realisasi pada Trriwulan III
Tahun 2019. Kendala yang terjadi dalam pencapaian indikator ini ada pada realisasi
anggaran yang belum maksimal dikarenakan adanya beberapa paket pengadaan yang
belum terlaksana. Rekomendasi atas kendala yang terjadi pada IKU ini adalah melakukan
percepatan pada proses tender pengadaan barang/jasa yang belum terlaksana. Rencana
BAB 4. PENUTUP 30
aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya adalah melaksanakan kontrak dan
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksaan kontrak barang/jasa.
Alokasi anggaran APBN 2020 pada BPBAP Ujung Batee awalnya hanya sebesar Rp
29.705.957.000, kemudian berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor
3809/DJPB/IV/2020 tanggal 21 April 2020 perihal: Penyesuaian Pagu Alokasi Satker Tahun
2020. DIPA Revisi telah disahkan oleh DJA tanggal 29 April 2020 dan menyebabkan adanya
penambahan pagu anggaran sehingga menjadi Rp 30,950,669,000. Pagu anggaran tahun
2020 mengalami peningkatan dibanding Tahun anggaran 2019 yang hanya sebesar Rp
24.458.296.000. Berdasarkan data dari Online Monitoring Sistem Perbendaharan dan
Anggaran Negara (OM-SPAN) sampai dengan Triwulan III Tahun 2020 realisasi anggaran
BPBAP Ujung Batee dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 22. Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan III Tahun 2020 dan 2019
2020 2019
Total
Kegiatan Total Pagu Realisasi Triwulan Realisasi Triwulan
% Pagu (Rp %
(Rp juta) III (Rp juta) III (Rp juta)
juta)
Pengelolaan Perbenihan Ikan 8.605 1.854 21,55 11.014 3.668 33,30
Pengelolaan Kawasan dan 8.675 1.033 11,91 409 260 63,57
Kesehatan Ikan
Pengelolaan Produksi dan 1.400 10 0,75
Usaha Pembudidayaan Ikan
Dukungan Manajemen dan 11.678 7.290 64,31 11.004 7.998 72,68
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya DJPB
Pengelolaan Pakan dan Obat 934 537 57,51 1.028 426 41,44
Ikan
Total 30.950 10.726 34,66 23.458 12.354 52,67
Realisasi anggaran Triwulan III Tahun 2020 tercapai sebesar Rp 10,72 milyar (34,66 %) dari
total pagu sebesar Rp 30,95 milyar. Realisasi masih terlihat rendah mengingat tahun
anggaran sudah berjalan 3 bulan tetapi anggaran terealisasi hanya 34,66 %. Hal ini terjadi
karena ada beberapa pekerjaan konstruksi maupun pengadaan barang yang belum
dilakukan tender dan pelaksanaan kontrak hanya sebagian kecil yang sudah selesai
sehingga pembayarannya belum dapat direalisasikan. Berdasarkan estimasi sekitar bulan
November semua pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang akan selesai dikerjakan,
sehingga pada periode tersebut akan terlihat lonjakan realisasi anggaran.
BPBAP Ujung Batee di sisa tahun anggaran akan terus berupaya senantiasa konsisten
dalam penggunaan dan pengajuan pembayaran sesuai rencana anggaran yang telah
ditetapkan. Selain itu akan lebih optimal memonitoring dan mengevaluasi progress
pekerjaan di lapangan sehingga keterlambatan penyelesaian pekerjaan tidak terjadi.
BAB 4. PENUTUP 31
BAB 4. PENUTUP
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee merupakan salah satu unit pelaksana
teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan uji terap teknik dan kerja
sama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan
teknis perikanan budidaya air payau.
Laporan Kinerja (LKj) BPBAP Ujung Batee Triwulan III Tahun 2020 menyajikan capaian
indikator kinerja selama Januari s.d September 2020. Terhadap capaian tersebut dilakukan
analisis dan evaluasi serta pembandingan terhadap capaian indikator kinerja tahun
sebelumnya pada Triwulan III sebagai bahan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk menilai
keberhasilan.
Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi BPBAP Ujung Batee Tahun 2020, dari total
17 indikator kinerja pendukung sasaran strategis, sebanyak 5 indikator kinerja telah
memenuhi target yang telah ditetapkan pada Triwulan III, dan terdapat 5 indikator kinerja
yang belum tercapai, serta sejumlah 7 indikator kinerja tidak ada capaiannya karena tidak
ditarget pada Triwulan III 2020.
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja BPBAP Ujung Batee Tahun 2020 ini
antara lain adanya pelaksanaan pengadaan barang/jasa belum terlaksana masih dalam
proses konsultasi karena adanya perubakan peraturan perundang-undangan terkait
pengadaan barang/jasa.
Dalam rangka peningkatan kinerja BPBAP Ujung Batee, informasi capaian dan
permasalahan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja akan menjadi bahan perbaikan di
triwulan berikutnya. Untuk itu, rencana aksi yang akan dilakukan antara lain adalah:
1. Memperkuat koordinasi dengan instansi pusat maupun instansi lain, khususnya pada
pelaksanaan kegiatan yang akan berpengaruh pada capaian indikator kinerja;
2. Monitoring dan evaluasi pada setiap minggu pertama bulan berjalan (Januari –
Desember 2020; Setiap Triwulan Tahun 2020; Setiap Semester Tahun 2020; Akhir Tahun
2020);
3. Rapat Pengendalian rutin.
BAB 4. PENUTUP 32
BAB 4. PENUTUP 33