Acara Ii - Delvi Eka Rahayu - Laporan Mingguan Sfi
Acara Ii - Delvi Eka Rahayu - Laporan Mingguan Sfi
ACARA II
UJI SKORING
OLEH
DELVI EKA RAHAYU
J1A018032
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia.
Dalam produk pangan sendiri mempunyai berbagai sifat yang dapat dinilai
berdasarkan respon secara objektif dan subyektif. Dikatakan bersifat objektif
karena dari instrumen fisik saat membedakan dan mendeskripsikan produk serta
bersifat subyektif karena penilaiannya melibatkan manusia sebagai objek analisis
dan penentu hasil yang biasa disebut sebagai sifat organoleptik atau evaluasi
sensoris. Dalam penilaiannya, organoleptik didasarkan pada rangsangan saraf
sensorik pada alat indra manusia berupa penglihatan, pengecap, pembau dan
pendengar. Penggunaan uji inderawi sendiri yaitu untuk berbagai keperluan
industri pangan yang telah meluas dan berkembang.
Evaluasi sensoris atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang
menggunakan indra manusia untuk mengukur tekstur, kenampakan, aroma dan
flavor untuk produk pangan. Uji organoleptik dengan menggunakan panelis
dianggap yang paling peka sehingga sering digunakan untuk menilai mutu
berbagai jenis makanan. Tujuan dari analisa sensori adalah untuk mengetahui
respon yang diperoleh panca indra. Analisis sensori umumnya digunakan untuk
menjawab pertanyaan mengenai kualitas suatu produk, membedakan,
mendeskripsikan, penerimaan dan kesukaan. Pada prinsipnya ada 3 jenis uji
oganoleptik, salah satunya ada uji Skoring (Pastiniasih, 2011).
Uji skoring menjadi sangat penting dilakukan oleh para produsen khususnya
yang bergerak dalam industri pangan yaitu sebagai bahan evaluasi yang nantinya
akan berguna sebagai bahan pembelajaran untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan yang ada pada produk dan dapat menciptakan sebuah inovasi baru dan
meningkatkan kualitas. Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk
memang berbeda-beda. Untuk mengatasi hal itu dapat dilakukan dengan cara uji
skoring terhadap produk yang akan dipasarkan yang berguna sebagai gambaran
akan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk. Oleh karena itu, praktikum uji
skoring ini perlu dilakukan untuk mempelajari tentang uji skoring.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara melakukan
uji skoring dalam menilai mutu spesifik dari produk pangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Uji Skoring Tekstur Keripik Kentang
Tekstur Jumlah
No Nama Panelis
558 394 815
1 A 4 5 4 13
2 B 4 4 5 13
3 C 3 4 5 12
4 D 4 5 4 13
5 E 4 4 4 12
6 F 5 4 4 13
7 G 3 4 5 12
8 H 4 4 5 13
9 I 5 4 5 14
10 J 4 3 3 10
11 K 4 4 5 13
12 L 5 4 4 13
13 M 4 5 3 12
14 N 5 4 4 13
15 O 5 5 4 14
16 P 5 4 4 13
17 Q 5 5 4 14
18 R 5 4 4 13
19 S 5 4 4 13
20 T 4 5 4 13
21 U 4 3 3 10
22 V 4 4 3 11
23 W 5 4 3 12
24 X 4 5 3 12
25 Y 4 4 4 12
26 Z 5 4 4 13
27 AA 5 4 3 12
28 AB 4 4 5 13
29 AC 5 4 4 13
30 AD 4 4 4 12
31 AE 4 5 3 12
32 AF 5 4 3 12
33 AG 4 4 3 11
34 AH 4 4 3 11
Jumlah 148 142 132 422
Rata-rata 4,3 4,17 3,88
5
= 1.749.764 - 1.745,921
= 3, 843
ΣP 12+ ΣP 22+ ΣP 3 2+ … ΣP ²
JK Panelis = – FK
Σsampel
13 ²+13 ²+ Σ 12 Σ +… Σ 11 ²
= - 1.745,921
3
5.270
= – 1.745,921
3
= 10, 7457
JK Total = (X12+X22+ X32+…X342) - FK
= 42,079
JK Galat = JKT –JK Sampel –JKP
= 42,079–10, 7457–3, 843
= 27,4903
dbsampel= S –1 = 3 –1 = 2
dbpanelis = P –1 = 34 –1 = 33
db total = ( P x S ) –1= ( 34 x 3 ) –1= 101
dbgalat= dbt –dbs –dbp= 101 – 2 – 33 = 66
JKS
KTS =
dbs
3,843
=
2
= 1,9215
JKP
KTP =
dbp
10,7457
=
33
= 0,325
JKG
KTG =
dbg
27,4903
=
66
= 0,416
KTS
F hitungSampel =
KTG
1.9215
=
0,416
= 4.61
JKG
F hitungPanelis =
dbg
0,325
=
0,416
= 0,78125
Table Anova
Sampel Rerata
558 4,35 1
394 4,17 2
815 3,88 3
NilaiKrisisJarak Duncan
Rp 1 = 0
Rp 2 = r(5%,2,66) x 0,1095= 0,309
Rp 3 = r(5%,3,66) x 0,1095= 0,3723
KTG
Sy =
√ r
0,416
=
√ 34
= 0,1095
Kesimpulan :
1) Tingkat kerenyahan pada keripik kentangs ampel 815 berbeda
nyata dengan sampel 394 dan558.
2) Tingkat kerenyahan pada keripik kentang sampel 394 berbeda
nyata dengan sampel 558 dan815.
3) Tingkat kerenyahan pada keripik kentang yang paling tinggi pada
sampel 558 dan berbeda nyata dengan sampel 815 dan 394.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Martiyanti, M dan Vania, V., 2018. Sifat Organoleptik Mi Instan Tepung Ubi
Jalar Putih Penambahan Tepung Daun Kelor. Jurnal Teknologi. 1(1):5.
Rihanz. 2010. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan Hasil Pertama.
Jakarta. Bharata Karya Aksara.