Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Rekayasa
Akuakultur
Disusun oleh :
Farhan M 230110170065
Fajarudin hayat 230110170075
Selita pasaribu 230110170083
Erna nurhayati 230110170084
Naufal M Rizmi 230110170088
Kelas :
Perikanan B/Kelompok 7
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
hidah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan tugas ini. Tidak lupa shalawat
serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para
sahabatnya, keluarganya dan kita semua sebagai umatnya.
Tugas proposal rekayasa akuakultur mengenai Rancang Bangun Budidaya
ikan lele yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum dan tiket
Ujian akhir praktikum rekayasa akuakultur .
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.yang telah
bekerjasama dalam menyelesaikan laporan ini. Sehingga pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam proses praktikum maupun penyusunan laporan ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menilai laporan ini, guna membangun dalam membuat laporan bilamana kami
buat selanjutnya. Kami harap laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi kami selaku pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Gambaran Umum Lokasi ..................................................................... 2
1.4 Kerangka Pemikiran Komoditas yang Dikembangkan ........................ 3
ii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Kualitas Air Untuk Budidaya Lele ................................................................. 4
2 Kualitas Air Ciparanje.................................................................................. 10
3 Keterangan Layout Balai.............................................................................. 15
4 Matriks Pemijahan dan Maturasi ................................................................. 25
5 Matriks Penetasan dan Pendederan .............................................................. 25
6 Matriks pembesaran bulan ke 1-5 ................................................................ 27
7 Matriks pembesaran bulan ke 7-12 .............................................................. 28
iii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Lokasi Ciparanje ............................................................................................ 3
2 Produksi Perikanan Tahun 2011-2016 ........................................................... 5
3 Produksi Ikan Budidaya ................................................................................. 6
4 Layout Balai Budidaya Ikan Lele di Kawasan Ciparanje ............................ 15
5 Kolam Induk Lele ........................................................................................ 16
6 Kolam Pembenihan ...................................................................................... 17
7 Kolam Pendederan ....................................................................................... 17
8 Kolam Pembesaran....................................................................................... 18
9 Aula Bersama ............................................................................................... 19
10 Kantor........................................................................................................... 19
11 Rumah jaga................................................................................................... 20
12 Mushola ........................................................................................................ 20
13 Ruang Mesin dan Gudang Barang ............................................................... 21
14 Gudang pakan............................................................................................... 22
15 Pos penjaga .................................................................................................. 23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
organik cukup tinggi, kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi,
produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka tanah Ciparanje sangat cocok untuk dijadikan area budidaya karena
tingginya unsur hara dalam tanah yang nantinya akan berpengaruh terhadap unsur
hara alami kolam.
Dalam melakukan rancangan balai budidaya, harus memiliki fasilitas yang
memadai yang dapat menunjang seluruh aktivitas yang akan dilakukan. Setelah
ditentukan lokasi, dilanjutkan dengan membangun fasilitas yang mendukung
kegiatan budidaya ikan diantaranya untuk kegiatan pembenihan, pembesaran,
maupun pengelolaan limbah. Dalam pembangunan fasilitas tersebut perlu
dipikirkan dengan matang berbagai faktor seperti salah satunya yaitu lokasi
penempatan fasilitas yang sesuai dan teratur.
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam
ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan
dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang
menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias spp.
yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam
bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan
walking catfish
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal berdasarkan latar belakang sebagai berikut :
1. Menentukan rancang bangun lokasi budidaya ikan lele
2. Menentukan infrastruktur yang tepat untuk budidaya ikan lele
1.3 Gambaran Umum Lokasi
Ciparanje (Gambar 1.) merupakan salah satu daerah yang terletak di
desa Cileles, Jatinangor. Ciparanje berada pada ketinggian sekitar 700 m
dpl, dengan jenis tanah Inceptisol, pH 6,22 serta tipe iklim C (Schmidt dan
Fergusson 1951). Titik koordinat Ciparanje yaitu 6°54'40.3" lintang selatan dan
107°46'12.1" lintang utara. Ciparanje berbatasan dengan desa Cilayung.
Ciparanje telah menjadi darerah tangkapan air yang sangat penting untuk kawasan
Jatinangor. Saat ini Ciparanje dikelola oleh Ciparanje Fish Farm yang
3
dikepalai oleh Rioaldy. Kondisi perairan di Ciparanje yaitu suhu berkisar 25oC,
kecerahan 38 hingga 45 cm, parameter kimia untuk oksigen terlarut 6.4 hingga
7.9, derajat keasaman atau pH sekitar 5.72 hingga 6.69, dan kadar amoniak 0.00
mg/l hingga 0.02 mg/l.
Konstruksinya untuk budidaya kolam air tenang yaitu tanah atau tembok
dengan luas minimal 200 m2 , kedalaman air : 1,2 m sampai 1,5 m ; penggantian
air : minimal 10 % hari. Pemeliharaan dan pemanenan dilakukan dalam dua
tahap: tahap pertama selama 1,5 tahun dan tahap kedua selama 1 tahun; pada
tahap pertama, padat tebar maksimum 10 ekor/m2 dengan ukuran 6 g/ekor. Pakan
diberikan 2 % sampai dengan 5 % biomassa per hari diberikan 2 kali sampai 3
kali per hari; hasil panen tahap pertama kemudian dipilih yang pertumbuhan
cepat sebanyak maksimal 50 % dari jumlah populasi untuk dipelihara lebih lanjut
pada tahap kedua. Sintasan minimal 75 %; pada tahap kedua, hasil ikan terseleksi
dipelihara dengan padat tebar maksimum 2 ekor/m2. Pakan diberikan 1 % sampai
dengan 2 % biomassa per hari diberikan 2 kali sampai 3 kali per hari. Bobot ikan
akhir minimal 2.200 g/ekor. Sintasan minimal 85 %; ikan jantan hasil panen sudah
dapat dijadikan induk, sedangkan ikan betina dipelihara lebih lanjut selama 6
bulan untuk mencapai bobot minimum 3 kg/ekor.
BAB II
ANALISIS KELAYAKAN LOKASI
5
6
Berikut ini merupakan klasifikasi dari ikan lele menurut Soetomo (2007) :
Kingdom : Animalia
Phylum: Chordata
Class : Pisces
Subclass: Telostei
Ordo : Ostariophysi
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias sp
Ikan lele merupakan ikan yang tergolong kedalam omnivora, di alam
ataupun di lingkungan budidaya, ikan lele dapat memanfaatkan plankton, cacing,
insekta, udang-udang keci dan moluska sebagai makanannya. Penggunaan pakan
komersil (pellet) dapat juga digunakan dalam pemberian pakan dalam budidaya
ikan lele, karena pakan komersil ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan
efisiensi dan produktivitas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2006).
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah
masuknya jenis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) ke Indonesia pada tahun
1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat,
dan lebih tahan penyakit. Namun demikian, perkembangan budidaya yang pesat
tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo
mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat
(inbreeding), seleksi induk yang salah dan penggunaan induk yang berkualitas
rendah. Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Pengembangan
Benih Air Tawar (BPBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik
dengan cara silang balik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi
nama lele sangkuriang (Nasrudin, 2010).
Faktor yang mempengaruhi suksesnya pembudidayaan ikan lele adalah
kualitas air dalam kolam budidaya, kualitas air yang baik untuk budidaya ikan lele
adalah sebagai berikut :
1. Oksigen terlarut (DO): ikan lele dapat hidup pada perairan yang nilai
oksigen terlarutnya rendah karena memiliki alat pernafasan tambahan yang
8
adalah: dekat dengan sumber air, tetapi bukan merupakan daerah banjir; air
mengalir secara kontinu sepanjang musim; jenis tanah yang baik (tanah lempung
berpasir/tanah liat karena tanah mengandung pasir 30% sehingga mudah dibuat
kolam dengan pematang yang kokoh dan konsisi tanahnya subur); luas lahan
disesuaikan dengan jumlah produksi.
Padat tebar yang baik dalam budidaya ikan lele ini menurut (SNI 6484 :
2014) adalah:
1. Proses pemijahan semi buatan dan alami pada bak diisi dengan induk
perbandingan satu bak terapat induk jantan : betina adalah 1:1 atau 1:2.
2. Padat tebar telur pada pembuahan buatan pada hapa dengan aerasi dan air
mengalir sekitar 50.000-100.000 butir/m2.
3. Pendederan I dengan ukuran benih 0,5-0,7 cm, padat tebar pada kolam tanah
dan terpal sekitar 2000-2500 ekor/m2.
4. Pendederan II dengan ukuran benih 1-3cm, pada kolam terpal dan tanah
sekitar 1000-1500 ekor/m2.
5. Pendederan III dengan ukuran benih 3-5 cm pada kolam terpal sekitar 500-
1000 ekor/m2 dan pada kolam tanah 300-500 ekor/m2.
6. Pendederan IV dengan ukuran benih 6-7 cm pada kolam terpal sekitar 500-
1000 ekor/m2 dan pada kolam tanah 300-500 ekor/m2.
luas lahan sekitar 6,1 Ha dengan ketinggian 800-900 m dpl. Jenis tanah di
ciparanje ini adalah liat berpasir dengan kontur lembah. Sumber air Ciparanje
adalah kaki Gunung Manglayang dan reservoir. Dengan debit air sebesar 0,015
m3/s. Selain karakteristik lahan Ciparanje, adapula kualitas air yang dapat menjadi
data acuan sebelum melakukan kegiatan budidaya ikan lele di Ciparanje ini, yaitu:
Tabel 2. Kualitas Air Ciparanje
No Parameter Keterangan
1 Salinitas 0 ppt
2 DO 4 mg/l
3 pH 7
0
4 kH 6 dkh
5 Fe 0,25 mg/l
6 NO2 0 mg/l
7 NO3 10 mg/l
8 NH4 0 mg/l
9 NH3 0,003 mg/l
10 PO4 1 mg/l
11 Cu 0 mg/l
12 Alkalinitas 0 mg/l
13 Suhu Perairan 270C
Sesuai dengan hasil analisis lokasi, ciparanje ini memiliki kualitas perairan,
tanah, dan kontur yang baik, sehingga dapat dijadikan sebagai tempat budidaya
ikan lele, karena ciparanje memiliki karakteristik lokasi yang sesuai untuk
budidaya ikan lele sesuai dengan SNI 6484 : 2014
BAB III
RANCANGAN RENCANA SITE PLAN
2. Kontruksi Kolam
Kolam petakan yang ada dalam budidaya ikan lele ini terdiri dari:
a. Petakan kolam induk yang terdiri 1 unit 2 buah
b. Petakan kolam pemijahan yang terdiri dari 1 unit 1 buah
c. Petakan kolam pendederan I yang terdiri dari 1 unit 4 buah
d. Petakan kolam pendederan II yang terdiri dari 1 unit 4 buah
e. Petakan kolam pendederan III yang terdiri dari 1 unit 4 buah
f. Petakan kolam pembesaran yang terdiri dari 1 unit 2 buah
3. Kolam Pemijahan
Beberapa merupakan hal merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan
dalam kontruksi kolam pemijahan antara lain:
a. Bentuk dan ukuran kolam bervareasi tergantung selera pemilik dan
lokasinya.
11
12
6. Kolam Pembesaran
Kolam pembesaran yang akan digunakan terdiri dari 1 unit 2 buah
dengan ukuran masing-masing kolamnya kurang lebih sekitar 34,09 x 11,81 x
1,5 meter serta dengan lebar pematang 1 meter. Kolam yang nantinya
akandibangun yaitu kolam semen. Menurut SNI 6484.3:2014 tahap
pembesaran ikan lele ada tiga yang mana berarti ada 3 jenis kolam
pembesaran dengan bervariasi ukuran antara lain :
14
7. Kolam Induk
Kolam induk yang akan digunakan dalam pembudidayaan ikan lele
sebanyak 1 unit 2 buah kolam dengan ukuran kolam masing-masingnya kurang
lebihnya dengan panjang 10,80 meter, lebar 6,31 meter serta tinggi kolam yaitu
1,8 meter dengan lebar pematang 0,40 meter. Kolam indukan ini berisikan
indukan lele umur 7 bulan untuk jantan sedangkan betina dengan umur 1 tahun.
Menurut jurnal penelitian Ardyanti dkk (2017) menyatakan bahwasanya
induk jantan dipelihara secara terpisah dengan induk betina. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan dalam pengelolaan, pengontrolan dan yang paling penting
dapat mencegah terjadinya pemijahan diluar kehendak. Pernyataan tersebut di
perkuat oleh Sunarma (2004) induk ikan lele mutiara sebaiknya dipelihara secara
terpisah dalam kolam tanah atau bak tembok dengan padat tebar 5 ekor/m² dapat
dengan air mengalir ataupun air diam. Kolam yang digunakan dapat berupa
kolam tanah maupun kolam beton. Tidak ada ketentuan khusus tentang ukuran
kolam untuk pemeliharaan induk. Setiap kolam dilengkapi dengan inlet dan outlet,
dikedua saluran ini dipasang saringan agar hewan liar (hama) tidak masuk dan
induk yang dipelihara tidak keluar atau kabur. Saluran inlet digunakan sebagai
saluran pemasukan air dan saluran outlet digunakan untuk pengeluaran air.Saluran
inlet dan outlet terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 cm
3.2 BANGUNAN POKOK
3.2.1 Tata Letak Balai Budidaya
Tata letak balai budidaya merupakan salah satu hal yang sangat
mempengaruhi proses budidaya. Tata letak masing-masing kolam dirancang
sedemikian rupa agar tiap tahapan proses budidaya lele dapat berlangsung
seefektif mungkin serta letak dari bangunan pendukung budidaya ditempatkan
15
pada tempat yang strategis sehingga pelaksanaan budidaya ikan dapat berjalan
dengan lancar. Tata letak balai budidaya yang kami rancang dapat terlihat sebagai
berikut :
2. Kolam Pembenihan
Kolam ini berfungsi sebagai media pembenihan ikan lele, mulai dari
pemijahan ikan, penetasan telur, hingga pemeliharaan larva sampai berumur 3
hari. Sesuai dengan SNI (2014), kolam ini berupa kolam/bak beton dengan diberi
atap. Bentuk kolamnya ialah sebagai berikut :
4. Kolam Pembesaran
Kolam ini sesuai namanya berfungsi sebagai media pembesaran lele dari
ukuran benih hingga siap panen. Kolam yang digunakan merupakan kolam beton
yang dapat dilihat sebagai berikut :
2) Kantor
Kantor merupakan bangunan pendukung yang wajib ada dalam unit
kegiatan sebuah dinas. Kantor pada umumnya berupa bagunan atau kamar-kamar
kecil dimana fungsi utama dari kantor adalah tempat memproses dalam
penyelenggaraan kegiatan seperti pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan
pendistribusian data. Kantor balai (Gambar 10) memiliki luas sebesar 284,29 m²,
kantor tersebut didisain dekat dengan pintu masuk agar memudahkan,
mempercepat akses pegawai balai serta menambah nilai estetik.
(Gambar 11) memiliki luas sekitar 68,15 m2 yang dilengkapi dengan 2 kamar
tidur, 1 ruang utama, 1 dapur dan 1 kamar mandi.
4) Mushola
Mushola dibalai ini digunakan untuk kegiatan peribadahan seperti solat,
mengaji bersama dan sebagainya. Musola (Gambar 12) diletakan di dekat area
kantor dan rumah jaga agar memudahkan akses pegawai balai untuk peribadahan.
Mushola balai memiliki luas 70,77m2.
6) Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu prasarana yang harus disediakan oleh
balai. Laboratorium adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian
ilmiah, eksperimen, pengujian, dll. Salah satu fungsi laboratorium pada balai
adalah untuk fasilitas dalam uji kualitas air. Laboratorium balai (Gambar 14)
memiliki luas 539,9m2.
22
7) Gudang Pakan
Gudang adalah suatu tempat penyimpanan yang berfungsi untuk
menyimpan persediaan sebelum diproses lebih lanjut. Gudang pakan dalam balai
digunakan sebagai tempat penyimpanan pakan. Tata letak Gudang pakan harus
diperhatikan, diusahakan cukup jauh dari kantor karena dikhawatirkan akan
mengganggu kegiatan didalamnya dengan bau dari pakan tersebut. Lokasi Gudang
pakan juga tersebar secara merata ditempat-tempat strategis dekat dengan kola
mikan. Gudang pakan balai (Gambar 15) memiliki luas 21,9 m2.
8) Pos Penjaga
Keamanan balai tentunya harus diutamakan. Salah satu prasarana yang
menunjang dalam mningkatkan keamanan adalah pos penjaga. Pos penjaga
meruapakn tempat penjaga/security berada. Pos penjaga (Gambar 16)
berlokasikan di depan/di pintu masuk balai dengan begitu tamu yang ingin masuk
kedalam balai akan ditanya terlebih dahulu tujuannya. Pos penjaga memiliki luas
sebesar 4,57 m2 Diharapkan dengan adanya pos penjaga ini, keamanan balai akan
terjaga.
24
25
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
III III III
Pendederan
III III III III
III III III
IV IV IV
Pendederan
IV IV IV IV
IV IV IV
Keterangan :
Induk 1
Induk 2
Induk 3
27
29
30
Nuryani. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Ilmu
Pertanian. Vol. 10. No. 2, 2003 : 63-69.
SNI 6484. 2014. Ikan Lele (Clarias sp). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta
SNI 6484.3.2014. IkanLele Dumbo (Clarias sp.) bagian 4: produksi benih.
Jakarta:BSN
SNI 6484.4.2014. IkanLele Dumbo (Clarias sp.) bagian 4: produksi
benih.Jakarta:BSN
Soetomo, M. 2007. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru Algasindo.
Bandung
Subasinghe R, Soto D. 2009Global aquaculture and its role in sustainable
development. Reviews in Aquacultur. 1:1-2.
Sudirja R, Solihin MA, Rosniawaty S. 2006. Pengaruh kompos kulit buah kakao
dan kascing terhadap perbaikan beberapa sifat kimia fluventic eutrudepts.
Jurnal Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran.
Sunarma, A. 2004. Peningkatan Produktivitas Usaha Lele Sangkuriang (Clarias
gariepinus). Makalah disampaikan pada Temu Usaha Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya Dinas Kelautan Perikanan, Bandung 4-7 Oktober 2004.
Bandung, 13 hal
Susanto. 2004. Budidaya Mas. Kanisius, Jakarta.
Wardiningsih Sri. Prasarana dan Sarana Pembenihan Ikan: Modul. LUHT4434