Anda di halaman 1dari 5

TANTANGAAN PKH DI SEKOLAH

1. Masalah pertemanan di sekolah


Berteman dengan anak yang tidak baik perilakunya, misal malas,dll. Akhirnya anak
tersebut ikut malas yang semula rajin.
2. Komunikasi dengan orang tua.
Masalah hp, padahal hp sangat dibutuhkan siswa saat ini tapi orang tua tidak
mengijinkan bawa hp ( hpnya ditarik ) karena si anak sering menggunakan hp yang tidak
penting, misal : pacaran, main game dsb, sehingga tidak ada waktu untuk belajar.
3. Menyelesaikan masalah.
Siswa sering tidak masuk (apalagi daring) tugas tidak pernah dikerjakan kalau ditanya
tidak pernah menjawab, diam saja.
TANTANGAN DAN SOLUSI PKH DI SEKOLAH

No TANTANGAN SOLUSI
1 Masalah pertemanan di sekolah Anak tersebut diajak bicara baik-baik,
Berteman dengan anak yang tidak baik boleh berteman dg siapa saja namun
perilakunya, misal malas,dll. Akhirnya jangan mengikuti kejelekan teman justru
anak tersebut ikut malas yang semula teman yg berperilaku kurang baik
rajin.
mestinya bisa diajak kedlm kebaikan.
2 Komunikasi dengan orang tua.
Masalah hp, padahal hp sangat
dibutuhkan siswa saat ini tapi orang tua
tidak mengijinkan bawa hp ( hpnya
ditarik ) karena si anak sering
menggunakan hp yang tidak penting,
misal : pacaran, main game dsb,
sehingga tidak ada waktu untuk belajar.

TANTANGAN MEMPELAJARI PKH di SEKOLAH


Sekolah tempat saya mengajar adalah di SMKN 1 Banyuwangi, sekolah tersebut
sudah mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata sejak tahun 2012. Sekolah
Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang
indah.Dengan adanya program Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah
agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi
kesehatan tubuh kita dan sekolah sebagai taman belajar.

Segala penjuru di sekolah kami sangat bersih, yang setiap hari dibersihkan oleh
petugas kebersihan sekolah yang berjumlah 4 orang. Di setiap sudut selalu tersedia tempat
sampah untuk membuang sampah, yaitu tempat sampah khusus organik dan anorganik.
Dan semua warga baik KS, Waka, Guru, maupun siswa dll yang berada di Kawasan sekolah
SMKN 1 Banyuwangi harus membuang sampah pada tempatnya. Dengan kata lain
walaupun petugas kebersihan selalu membersihkan halaman setiap hari tanda dukungan
dari semua pihak warga sekolah maka kebersihan sekolah tidak mungkin terwujud. Ternyata
masih banyak, utamanya siswa – siswa yang membuang sampah sembarangan, ini terbukti
di kelas-kelas masih banyak sampah berserakan, utamanya di kolong meja siswa (pada
saat tatap muka).

Inilah tantangan saya (yang pertama) setelah mempelajari PKH tentang modul 4
mengenai “Kepedulian terhadap Lingkungan” untuk bisa menerapkan di sekolah agar siswa-
siswa tidak seenaknya membuang sampah disembarang tempat. Padahal setiap upacara
bendera sudah selalu diingatkan agar membuang sampah pada tempatnya. Kemudian
tantangan saya (yang ke-2) adalah mau dibuang kemana sampah-sampah tersebut, baik
sampah organik (sampah ramah lingkungan jika dikelola dengan baik, contoh : ranting,
daun, dll) maupun sampah anorganik (sampah yang sulit terurai, contoh : plastik, besi, kaca
dll). Memang sepengetahuan saya untuk sampah anorganik seperti sejenis plastik dipilah
oleh petugas kebersihan untuk dijual. Sedangkan sampah organik dijadikan pupuk.
Nah..tantangan ke-2 ini menantang saya untuk mengajak beberapa siswa membuat pupuk,
tapi bagaimana caranya ? Apakah guru IPA perlu dilibatkan ?

SOLUSI
Tantangan 1 :

Harus ditanamkan pada diri sendiri dulu, artinya diri sendiri harus bertekad untuk
membuang sampah pada tempatnya, diri sendiri harus menjadi contoh untuk orang
lain, baik teman rekan kerja maupun siswa-siswa. Dan selalu mengingatkan pada
siswa-siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.
Apalagi kalau ada siswa kebetulan membuang sampah seenaknya, harus langsung
ditegur. Dan setiap mengajar selalu diselipkan kebiasaan peduli lingkungan.

Tantangan 2 :
Dibentuk beberapa siswa dan guru IPA dilibatkan. Kemudian guru IPA
mendemonstrasikan pembuatan sampah. Jika sampah sudah berhasil (jadi) bisa
dijualbelikan di warga sekolah tersebut, hasilnya bisa untuk pemasukan kas.

Soal RPP :
1. Seorang petani ingin memberikan pupuk pada tanaman palawija. Pupuk yang diberikan
harus mengandung sekurang-kurangnya 600g fosfor dan 720g nitrogen. Pupuk I
mengandung 30g fosfor dan 30g nitrogen per bungkus. Pupuk II mengandung 20g fosfor
dan 40g nitrogen per bungkus. Petani ingin mencampur kedua pupuk tersebut. Satu
bungkus pupuk I harganya Rp 17.500,00 dan pupuk II Rp 14.500,00 per bungkus.
Tentukan biaya minimum yang harus dikeluarkan oleh petani tersebut !

Jawab :
Mis : x = Banyak pupuk I yang dibeli sebanyak x gram
y = Banyak pupuk II yang dibeli sebanyak y gram
Fungsi obyektif : Z min = 17.500x + 14.500y
Kalimat matematika : 30x + 20y ≥ 600
30x + 40y ≥ 720
y,x≥0
1. 30x + 20y

Anda mungkin juga menyukai