PUSKESMAS WAIMITAL
FITRIA TUBAKA
NPM. 1490120015
A. Konsip penyakit
Penderita tekanan darah tinggi tidak menyadari kondisi kesehatannya. Hipertensi pada
lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik diatas 160 MmHg atau tekanan diatas 90
MmHg (Fatmah, 2016).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana tekanan darah
distoliknya diatas 140 MmHg dan diastol diatas 90 MmHg. Pada populasi lansia, hipertensi,
didefinisikan sebagai tekanan distolik 160 MmHg dan tekanan distolik 90 MmHg (Smeltzer,
2017).
Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160/90 MmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Tingkat hipertensi, dan anjuran kontrol (Join National Committee, 2015).
b. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:
1. Elastisitas pada dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% sesudah umur 20 tahun.
Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan penurunan
kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer meskipun hipertensi primer
belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa factor yang terjadi hipertensi. Factor tersebut adalah
sebagai berikut:
Factor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi hipertensi adalah:
a. Umur (jika umur bertambah maka ID meningkat)
b. Jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari perempuan
c. Ras (ras kulit hitam lebh banyak dari kulit putih)
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup sering menyebabkan terjadinya hipertensi
adalah:
- Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
- Kegemukan atau makan berlebihan
- Stress
- Merokok
- Minum alcohol
- Minum obat-obatan (ephedrine, prednisone, epeniprin)
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medulla di otak dari pusat vesomotor, ini bermula jenis saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganlion melepaskan asetlikoton,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noropineprin mengakibatkan kontraksi pembuluh darah, berbagai factor
sepertikecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokontraksi individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
noropineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas. Pada saat bersamaan dimana sisrem
sarafsipatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsangan emosi, kelenjar
adreml juga teransang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontraksi. Medulla adreml
mensekresi epeneprim, yang menyebabkan vasokontraksi , korteks adreml mensekresi
koatisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokontraksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensm I yang kemudian diubah menjadi angiotensi II
suatu vasokontraktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal horman ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkam peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
menetukan keadaan hipertensi (Smeltzer, 2016).
d. Manifestasi klinis
Factor-faktor resiko terjadinya hipertensi adalah riwayat (hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, diabetes melitus, dan dislipedemia) pada pasien ataupun keluarganya,
kebiasaan merokok, obesitas, pola makan (tinggi lemak dan garam, al kitol) kurang
aktifitas fisik, dan kepribadian tertentu. Komplikasi yang tidak terkontrol dari hipertensi
adalah adanya kerusakan organ target yaitu jantung, otak, mata, ginjal dan pembuluh
darah arteri perifer.
1. Lama dan derajat hipertensi sebelumnya
2. Tanda-tanda hipertensi sekunder
3. Factor resiko
4. Gejala-gejala kerusakan organ
f. Komplikasi
Penyebab hipertensi masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus, ketika
usia bertambah, kemungkinan menderita tekanan darah tinggi akan semakin meningkat.
Tidak diketahui dengan jelas, tapi resika anda akan meningkat jika anda: berusia diatas
65 tahun maka banyak garam, kelebihan berat badan, memiliki keluarga dengan tekanan
darah tinggi. Kurang makan buah dan sayuran, kurang berolahraga, terlalu banyak minum
kopi (minuman lain yang mengandung kafein) terlalu banyak menkonsumsi minuman
keras biasanya keluhan yang umum yang dikeluhkan oleh pasien darah tinggi adalah
pusing, sakit kepala, tegang dileher atau pundak, terkadang juga disertai mual dan
muntah. Komplikasi yang dapat timbul jika hipertensi tidak terkontrol. Bahaya
komplikasi yang dapat timbul akibat hipertensi yaitu:
1. Struke
2. Poenyakit pembuluh darah perifer
3. Disfungi sexual
4. Kerusakan pada ginjal
5. Kerusakan pada mata
6. Kerusakan pada otak
7. Kerusakan pada pembuluh dara arter
g. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin/ hematokrit
Untuk mengkaji hubungan darah dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengidentifikasikan factor-faktor seperti hiperkoagulabilitas. Anemia.
2. Bun
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal glukosa hiperglikimia (diabetes melutes
adalah pencetus hipertensi didapat dari akibatnya oleh peningkatan hipertensi).
3. Kalium serum
Hipokalemin dapat mengidentifikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi di erutik.
4. Kaslium serum
Tingkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengidentifikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
6. Pemeriksaan tiroid
Thpertiriodisme dapat menimbulakan vasokontraksi dan hipertensi.
7. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mensleksi aldosteronimse primer (penyebab)
8. Urinalisa
Darah potein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes asam
urat.
9. Asam urat
Hiperurismemin telah menjadi implikasi factor resiko hipertensi.
10. Steroid urin
Kenalkan dapat mengidentifikasikan hiperadrenalrisme.
11. EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang pada salah satu tanda dini penyakit jantung.
h. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbitas dan mortolitas akibat
komplikasi kartiofaskuler yang berhunbungan dengan pencapaian dan pemeriksaan
tekanan darah dibawah 140 / 90 MMHG, prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:
Terapi obat
Terapi obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi:
a. Diet
Diet yang dianjurkan unuk penderita hipertensi adalah:
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan BB
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
i. Pencegahan
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga terhadap hipertensi
pada umumnya. Orang akan berusaha mengenali hipertensi jika dirinya tau keluarganya
sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi.
Usan pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakit tidak lebih
mudah parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang harus disertai yang
harus ditentukan oleh dokter agar terhindar dari komplikasi vatal hipertensi, harus
diambil tindakan pencegahan yang baik (stop high blood pressure).
B. Konsep Lansia
Lanjut usia adalah bagian proses tumbuh kembang, manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua, tetapi perkembangan dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua.
Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi
pada semua orang pada saat mereka mencapai tahap perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan massa tua merupakan massa hidup
manusia yang terakhir. Dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social
secara bertahap (Lilik Ma’rifatul Azizah, 2016).
Perubahan system kardoivaskular pada lansia meliputi massa. Jantung bertambah,
ventrikal kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan pergerakan jantung kekurangan karena
perubahan pada jaringan ikat konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga
kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk menguatkan Vog maksimum, mengurangi
tekanan darah dan berat badan.
Menurut WHO, di Jawa Tengah penderita hipertensi pada lansia terdapat 15,2% dan
perempuan lebih banyak ditemui menderita hipertensi dari pada laki-laki.
Evaluasi Keperawatan
No Tanggal/jam Evaluasi
1. 10/8/2020 S: pasien mengatakan tidak bias berjalan, aktifitas dibantu oleh
10.00 keluarga.
0: respons abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas.
A: intoleransi aktifitas belum teratasi.
P: intervensi dilanjtkan.
2. S: paien menyatakan nyeri pada kepala sudah 1 minggu.
O: pasien tampak lemas, gangguan aktifitas, anorexia, perubahan pola
tidur, atropti otot.
TTU: ND: 170/100 MMHG
N : 90 x/m
S : 36 °C
RR: 18 x/m
A: nyeri kronis belum teratasi.
P: intervensi dilanjutkan.
B. Pengkajian Staatus Fungsional, Kognitif, Afektif Dan Sosial
Mandiri:
Tergantung:
Mandiri:
Tergantung:
Mandiri:
Tergantung:
Mandiri:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung:
Mandiri:
Tergantung:
Mandiri:
Bergantung:
Keterangan: Beri tanda (v) pada pola yang sesuai kondisi klien.
Analisis hasil:
Nilai A: kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK atau BAB), berpindah, ke kamar kecil,
mandi dan berpakaian.
Nilai B: kemandirian dalam semua hal kecuali dari satu fungsi tersebut.
Nilai C: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungssi tambahan.
Nilai D: kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
Nilai E : kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan.
Nilai F: kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
satu fungsi tambahan.
Nilai G: ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
b. Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Menggunakan Shart Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) untuk mendeteksi adanya
dan tingkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10 hal yang mengetes orientasi, memori dalam
hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemampuan matematis.
Penilaian SPMSQ
(a) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya berpendidikan
sekolah dasar.
(b) Bias dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai
pendidikan diatas sekolah menengah atas.
Selain itu depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi Geriatric Yesavage
dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1 (nilai 1 poin untuk setiap
respons yang cocok dengan jawabannya atau tidak setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat
menandakan depresi.
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 1
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu seseuatu menyusahkan saya.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (taman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas dengan cara keluarga (taman-teman) 2
saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas atau arah baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (taman-teman) 1
saya mengekpresikan efek dan berespon terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau, mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga saya 2
menyediakan wakt bersama-sama.
No Langkah
1 MINTA PASIEN BERDIRI DISISI TEMBOK DENGAN TANGAN
DIRENTANGKAN KEDEPAN
2 BERI TANDA LETAK TANGAN 1
3 MINTA PASIEN CONDONG KEDEPAN TANPA MELANGKAH SELAMA 1-2
MENIT, DENGAN TANGAN DIRENTANGKAN KEDEPAN
4 BERI TANDA LETAK TANGAN KE II PADA POSISI CONDONG
5 UKUR JARAK ANTARA TANDA TANGAN I & KE II
NO LANGKAH
1 POSISI PASIEN DUDUK DIKURSI
2 MINTA POASIEN DUDUK DARI KURSI, BERJALAN 10 LANGKAH (3
METER) KEMBALI KE KURSI, UKUR WAKTU DALAM DETIK
INTERPRETASI:
Score:
≤ 10 detik : low risk of falling
11-19 detik: low to moderate risk for falling
20-29 detik: moderate to high risk for falling
≥ 10 detik: impaired mobility and is at high risk of falling
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai fikiran-fikkiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri Dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang minat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-Raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya dan
ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tanbahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
Lampiran
1. Riwayat Alergi
Obat-obatan :
Makanan :
Alergi :
Faktor lingkungan :
2. Nutrisi
Uraikan jenis makanan untuk pagi, siang & malam :
BB saat ini :
Riwayat Peningkatan/penurunan BB:
Frekuensi makan:
Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (mis: pendapatan tidak
adekuat, kurang transportasi, masalah menelan / mengunyah, stress emosional :
Kebiasaan sebelum, saat atau setelah makan :
4. Tinjauan Sistem
Tanda-Tanda Vital :
P: .......................... x/m N: ....... ...........x/m T: ...............oC TD:.................mmHg
Beri tanda cek (√) untuk setiap tanda-gejala yang ditemukan, disertai keterangan jika Ya.
Hemopoetik Ya
Perdarahan / memar
Pembengkakan elenjar limfe
Anemia
Riwayat transfusi darah
Kepala Ya
Sakit kepala
Trauma masa lalu
Pusing
Gatal kulit kepala
Leher Ya
Kekakuan
Nyeri / nyeri tekan
Benjolan / massa
Keterbatasan gerak
Mata Ya
Perubahan penglihatan
Kacamata / lensa kontak
Nyeri
Air mata berlebihan
Pruritus
Bengkak sekitar mata
Floater
Diplopia
Kabur
Fotofobia
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan mata Terakhir
Dampak pada aktivitas seharihari
Telinga Ya
Perubahan pendengaran
Rabas
Tinitus
Vertigo
Sensitivitas pendengaran
Alat-alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan paling akhir
Kebiasaan perawatan telinga
Dampak pada aktivitas seharihari
Payudara Ya
Benjolan / massa
Nyeri/ nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairan dari putting susu
Perubahan pada putting susu
Pola pemeriksaan payudara Sendiri
Tanggal dan hasil mamogram Terakhir
Kardiovaskuler Ya
Nyeri dada
Palpitasi
Sesak nafas
Dipsnea pada aktivitas
Dipsnea noktural paroksimal
Murmur
Edema
Varises
Kaki timpang
Parestesia
Perubahan warna kaki
Pernafasan Ya
Batuk
Sesak napas
Hemoptisis
Sputum
Mengi
Asma / alergi pernapasan
Tanggal & hasil pemeriksaan
dada terakhir
Gastrointestinal Ya
Disfagia
Tidak dapat mencerna
Nyeri ulu hati
Mual muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Intoleran makanan
Ulkus
Nyeri
Ikterik
Benjolan / massa
Perubahan kebiasaan defekasi
Diare
Konstipasi
Melena
Hemoroid
Perdarahan rektum
Pola defekasi biasanya
Perkemihan Ya
Disuria
Menetes
Ragu-ragu
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemih
Batu
Infeksi
Genotioreproduksi Wanita Ya
Lesi
Rabas
Dispareunia
Perdarahan pasca sanggama
Nyeri pelvic
Sistokel/ rektokel /prolaps
Penyakit kelamin
Infeksi
Masalah aktivitas seksual
Riwayat menopause (usia, gejala, masalah
pascamenopause)
Tanggal dan hasil pap paling akhir
Muskuloskeletal Ya
Nyeri
Persendian
Kekakuan
Pembengkakan sendi
Deformitas
Spasme
Kram
Kelemahan otot
Masalah cara berjalan
Nyeri punggung
Protesa
Kebiasaan latihan/olahraga
Dampak pada Aktivitas sehari2
Saraf Ya
Sakit kepela
Kejang
Sinkope/serangan jantung
Paralisis
Paresis
Masalah koordinasi
Tie/tremor/spasme
Parestesia
Cedera kepala
Masalah memori
Psikososial Ya
Cemas
Depresi
Insomnia
Menangis
Gugup
Takut
Masalah dalam pengambilan keputusan
Kesulitan berkonsentrasi
Mekanisme koping
Stres saat ini
Persepsi tentang kematian
Dampak pada aktivitas seharihari
........................., ...................2020