Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 9 No.

3 Desember 2010, 99-105

DINAMIKA TETES EKSTRAKSI CAIR-CAIR


SISTEM AIR-METIL ETIL KETON (MEK)-HEKSAN
DALAM KOLOM ISIAN

Agus Mirwan*1 dan Danu Ariono2


1Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Jend. A. Yani Km.36 Banjarbaru 70714
2Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,

Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132


Email: agusmirwan@yahoo.com

Abstrak

Proses perpindahan massa ekstraksi cair-cair dalam kolom isian terjadi akibat adanya
kontak antara fase kontinu dan fase dispersi yang dialirkan secara berlawanan. Berbagai
macam ukuran dan jenis isian yang digunakan dalam kolom, menyebabkan luas permukaan
kontak menjadi lebih besar dan waktu kontak makin lama sehingga terjadi peningkatan
proses perpindahan massa. Penelitian ini bertujuan mengamati dinamika pergerakan tetesan
dengan cara mengelompokkan ukuran diameter tetesan berdasarkan pada rezim aliran yang
diwakilkan dengan Bilangan Reynold (Re) dan mempelajari perpindahan massa pada
ekstrasi cair-cair dalam kolom isian yang didasarkan ukuran diameter tetesan yang
dipengaruhi laju alir dan jenis isian. Pengamatan perilaku tetesan dilakukan dengan
menggunakan kolom persegi panjang yang transparan sehingga secara visual dinamikanya
dapat diamati dan direkam pada tiap segmen ketinggian kolom menggunakan kamera digital.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan sistem air-MEK (metil etil keton)-n-heksan. Hasil
penelitian untuk jenis isian bola padat dan raschig ring menunjukkan bahwa makin besar
laju alir fase dispersi dan ketinggian dari bagian bawah (distributor), maka tetesannya makin
kecil dengan jumlah yang makin banyak. Hal ini menyebabkan kenaikan yang signifikan
terhadap koefisien perpindahan massa keseluruhan.

Kata kunci: distribusi tetesan, bola, raschig ring, diameter tetesan.

Abstract

Mass transfer process occurs as effect of contact between continuous phase from above and
dispersed phase from underside column. With existence of size and type of packing in
column, that caused interfacial area to become bigger and residence time more and older so
that improvement of mass transfer process. The aim of this research is to observe drop
dynamics or movement behavior of drop in which the drop diameter size grouped based on
current regime deputizing with Reynolds Number (Re) and to study mass transfer liquid-
liquid extraction in packed column based on drop diameter size influenced by flow rate and
packing type. Observation of drop behavior is done by using length square column
transparent so that visually drop dynamics can be observed and recorded at every segment
of column height using digital camera. This research will be done by varying packing type
and flow rate of the dispersed phase and continuous phase to know behavior of drop. The
research will be done by using water–MEK (methyl ethyl ketone)–n-hexane system. The
result of this research for packing type of sphere and raschig ring show that more and more
big dispersed phase flow rate and height from under side column (distributor), hence drop is
more and more small with number of which more and more many. This caused significant
increase on overall mass transfer coefficient.

Keywords: drop distribution, sphere, raschig ring, drop diameter.


*korespondensi

99
Dinamika Tetes Ekstraksi Cair-Cair (Agus Mirwan dan Danu Ariono)

Pendahuluan Peristiwa perpecahan terjadi akibat tetesan


Salah satu proses pemisahan yang tersebut menabrak isian yang berada didalam
terkenal dan banyak digunakan dalam kolom. Pecahnya tetesan dalam kolom sangat
industri kimia adalah proses ekstraksi. Proses menguntungkan karena dapat meningkatkan
ekstraksi merupakan metode pemisahan luas bidang kontak antar cairan serta
campuran yang didasarkan atas perbedaan memperbesar waktu kontak antara kedua
kelarutan suatu solut dalam pelarut. Ekstraksi cairan dalam kolom (Mirwan dan Ariono,
solvent atau yang lebih dikenal dengan 2009; Putranto, 2004).
ekstraksi cair-cair merupakan proses Beberapa kemungkinan perilaku
pemisahan fase cair yang memanfaatkan tetesan yang terjadi dalam kolom isian
perbedaan kelarutan zat yang akan diantaranya adalah tetesan bergerak tanpa
dipisahkan antara larutan asal dan pelarut halangan melewati celah isian; tetesan
pengekstrak (solvent) (Laddha dan bergabung dengan bagian isian dan pecah
Degaleesan, 1976). Prinsip dasar dari menjadi dua tetesan yang lebih kecil; tetesan
ekstraksi cair-cair ini melibatkan bergabung dengan bagian isian tanpa disertai
pengontakan suatu larutan dengan pelarut dengan pecahnya tetesan; tetesan terdistorsi
(solvent) lain yang tidak saling melarut pada saat melewati celah isian dan tetesan
(immisible) dengan pelarut asal yang terjebak pada celah isian dan bergabung
mempunyai densitas yang berbeda sehingga dengan tetesan berikutnya (Putranto, 2004).
akan terbentuk dua fase beberapa saat setelah Dengan demikian ukuran tetes akan
penambahan solvent (Ariono dkk., 2006). Hal mengalami perubahan pada saat tetesan
ini menyebabkan terjadinya perpindahan bergerak disela-sela bahan isian disepanjang
massa dari pelarut asal ke pelarut kolom. Perubahan ukuran tetesan senantiasa
pengekstrak (solvent). akan diikuti dengan perubahan jumlah tetesan
Sebagai unit operasi pemisahan pada ukuran tersebut. Perubahan ukuran dan
alternatif disamping distilasi dan adsorbsi, jumlah tetesan menyebabkan luas kontak
ekstraksi cair-cair ini pada kondisi tertentu perpindahan massa antara fase kontinu dan
memiliki beberapa kelebihan diantaranya fase dispersi berubah. Sehingga pada
dapat beroperasi pada kondisi ruang, dapat gilirannya akan menyebabkan perubahan
memisahkan sistem yang memiliki sensitivitas harga koefisien perpindahan massanya
terhadap temperatur, dapat memisahkan (Ariono dan Mirwan, 2008; Mirwan dan
sistem dengan perbedaan titik didih relatif Ariono, 2009; Putranto, 2004).
kecil dan kebutuhan energinya juga relatif Adanya isian menyebabkan
kecil (Nababan, 2006; Ariono dkk., 2008). perpindahan massa meningkat 2 sampai 3 kali
Aplikasi ekstraksi cair-cair ini telah banyak bila dibandingkan dengan perpindahan massa
digunakan pada sektor industri diantaranya dalam kolom kosong, misalnya kolom
pada pemprosesan kembali bahan bakar semprot; sifat sistem yang digunakan
nuklir, pemisahan logam-logam, pemisahan mempunyai pengaruh yang signifikan dan
senyawa-senyawa aromatik pada industri diameter tetesan merupakan fungsi laju alir
petroleum, industri obat-obatan, petrokimia, dan jenis isian (Seibert dan Fair, 1988). Hal ini
pengolahan air limbah industri, juga didukung oleh pernyataan Hashem dan
hydrometallurgy dan industri makanan El-Bassuoni (2007) bahwa ukuran tetes yang
(Mirwan dan Ariono, 2009). kecil dan laju fase dispersi dan fase kontinu
Pada proses pemisahan ekstraksi cair- memberikan pengaruh yang signifikan
cair yang terjadi dalam kolom isian, larutan terhadap perpindahan massa. Makalah ini
umpan sebagai fase kontinu dialirkan dari menjelaskan perilaku tetes dalam kolom isian
bagian atas kolom. Sedangkan pelarut yang ditampilkan dalam bentuk kurva
pengekstrak sebagai fase dispersi dialirkan distribusi ukuran tetesan di sepanjang kolom
dari bagian bawah kolom. Karena adanya isian pada berbagai laju alir fase dispersi, fase
perbedaan densitas di kedua cairan tersebut kontinu dan jenis isian serta koefisien
serta kedua cairan tidak saling melarut, maka perpindahan massa keseluruhan terhadap
salah satu cairan dapat membentuk tetesan diameter rata-rata tetes.
dalam cairan lainnya sehingga terjadi kontak
yang intim antara kedua cairan tersebut. 2. Metodologi
Tetesan yang bergerak naik di dalam kolom Pengamatan untuk mempelajari
dapat mengalami peristiwa perpecahan perilaku/dinamika tetesan dilakukan dalam
dan/atau penggabungan antar tetesan. kolom berpenampang persegi panjang

100
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 9 No. 3 Desember 2010

(4,5×10 cm) yang tembus pandang. Model menggunakan skala milimeter yang
campuran yang digunakan adalah air–metil diletakkan pada bagian tertentu di kolom.
etil keton (MEK)–n-heksan, dimana MEK Dalam eksperimen ini, perhitungan dilakukan
sebagai solut mula-mula berada dalam air dengan cara meletakkan grid skala milimeter
kemudian diekstraksi dengan pelarut n- pada gambar digital.
heksan. Dua jenis isian yang digunakan ialah Tetesan yang diamati dihitung
bola padat berdiameter 1 cm dan raschig ring luasannya kemudian dikonversikan ke bentuk
berukuran 1×1 cm setinggi 60 cm. bola yang proyeksinya memiliki luas yang
Pengamatan dilakukan pada tiga laju alir fase sama dengan luasan tetesan yang teramati.
dispersi, yaitu 0,14 mL/detik (Qd-1), 2,00 Kemudian tetesan tersebut dikelompokan
mL/detik (Qd-2), dan 4,27 mL/detik (Qd-3). berdasarkan rentang diameter tetesan
Fase kontinu dilakukan juga tiga laju alir berikut: kelompok d0 berdiameter <0,5 mm;
yaitu: 2,67 mL/detik (Qc-1), 12,33 mL/detik d1 berdiameter 0,5-1,49 mm; d2 berdiameter
(Qc-2) dan 22,67 mL/detik (Qc-3). Umpan 1,5-2,49 mm; d3 berdiameter 2,5-3,49 mm; d4
yang diekstraksi mengandung MEK yang berdiameter 3,5-4,5 mm dan d5 berdiameter
konsentrasinya 2 M. Pengamatan dinamika >4,5 mm. Selain itu dilakukan perhitungan
tetes dalam kolom isian dilakukan secara koefisien perpindahan massa keseluruhan
visual dan direkam dengan menggunakan alat untuk masing-masing kelompok ukuran
bantu perekam gambar berupa kamera digital. tetesan menggunakan gabungan korelasi
Pengamatan dinamika tetes dilakukan dengan model Handlos-Baron (HB) dan Garner-
membagi kolom dalam berbagai segmen Foord-Tayeban (GFT) yang memerlukan data
ketinggian. Kolom dibagi menjadi enam kesetimbangan dan laju alir sistem serta data
segmen ketinggian, masing-masing segmen hasil pengukuran konsentrasi MEK dalam n-
tingginya 10 cm. Hal ini dilakukan untuk heksan di aliran masuk dan keluar kolom yang
mengetahui perubahan dinamika tetes dalam dianalisis dengan menggunakan Gas
kolom (lihat Gambar 1). Chromatography (Nababan, 2006; Ariono dan
Hasil rekaman gambar tetesan yang Mirwan, 2008; Mirwan dan Ariono, 2009;
diperoleh kemudian dilakukan perhitungan Kumar dan Harland, 1996).
jumlah dan ukuran atau diameter tetes
dengan metoda yang dikembangkan oleh
(Hamilton, 1984). Metode tersebut adalah

Gambar 1. Perangkat eksperimen ekstraksi cair-cair dalam kolom isian

101
Dinamika Tetes Ekstraksi Cair-Cair
Cair (Agus Mirwan dan Danu Ariono)

3. Hasil dan Pembahasan 1.0


Pada tiap variasi pengamatan akan Z0

Fraksi Volume Tetes


diperoleh 17 (tujuh belas) kurva distribusi 0.8 Z1
ukuran tetes yaitu untuk dimasing
dimasing-masing Z2
0.6
Z3
segmen ketinggian yang dalam hal ini
0.4 Z4
disimbolkan dengan Z0 hingga Z5. Segmen
Z5
ketinggian paling bawah adalah Z0, segmen di 0.2
atasnya adalah Z1 dan seterusnya hingga Z5.
0.0
Dan 3 (tiga) kurva koefisien
0 1 2 3 4 5
perpindahanmassa
massa keseluruhan untuk Kelompok Diameter Tetes
masing-masing
masing laju fase kontinu. Gambar 2 Gambar 4. Distribusi ukuran tetes dengan
sampai 10 merupakan hasil asil pengamatan jenis isian bola padat,, pada Qc-1
Qc dan Qd-3
dinamika tetes dalam kolom berisi bola kaca
pada tiga variasi laju alir fase kontinu dan tiga
1.0 Z0
variasi laju alir fase dispersi. Gambar 11

Fraksi Volume Tetes


Z1
sampai 19 adalah hasil pengamatan dalam 0.8
Z2
kolom berisi raschig ring.
0.6 Z3
Gambar 2 sampai 10 menunjukkan
Z4
pada rentang laju fase kontinu dan rentang 0.4
Z5
laju fase dispersi yang diamati, tetesan
0.2
cenderung mengecil dengan makin jauhnya
dari nosel tempat tetesan terbentuk. Hal ini 0.0
menunjukkan bahwa tetesan yang bergerak 0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes
disela-sela
sela isian bola padat cenderung pecah,
Gambar 5. Distribusi ukuran tetes dengan
walaupunun ada juga tetesan yang bergabung
jenis isian bola padat,, pada Qc-2
Qc dan Qd-1
menjadi ukuran yang lebih besar. Namun
jumlah tetesan yang pecah jauh lebih banyak
dibandingkan dengan yang bergabung 1.0 Z0
(Mirwan dan Ariono, 2009; Putranto, 2004;
Fraksi Volume Tetes

Z1
0.8
Kumar dan Harland, 1996). Z2
0.6 Z3

0.4 Z4
1.0 Z0
Fraksi Diameter Tetes

Z5
Z1 0.2
0.8
Z2
0.6 Z3 0.0

Z4 0 1 2 3 4 5
0.4 Kelompok Diameter Tetes
Z5
0.2 Gambar 6. Distribusi ukuran tetes dengan
jenis isian bola padat,, pada Qc-2
Qc dan Qd-2.
0.0
0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes 1.0
Z0
Fraksi Volume Tetes

Gambar 2. Distribusi ukuran tete tetes dengan 0.8 Z1


jenis isian bola padat,, pada Qc
Qc-1 dan Qd-1 Z2
0.6
Z3

1.0 0.4 Z4
Z0
Z5
Fraksi Volume Tetes

0.8 Z1 0.2
Z2
0.0
0.6 Z3
0 1 2 3 4 5
0.4 Z4 Kelompok Diameter Tetes
Z5 Gambar 7. Distribusi ukuran tetes dengan
0.2
jenis isian bola padat,, pada Qc-2
Qc dan Qd-3
0.0
0 1 2 3 4 5 Berdasarkan pengamatan visual,
Kelompok Diameter Tetes
pecahnya tetesan disebabkan adanya
Gambar 3. Distribusi ukuran tetes dengan pergesekan antara permukaan isian dengan
jenis isian bola padat,, pada Qc
Qc-1 dan Qd-2 tetesan yang melintas disela-selanya
disela sehingga

102
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 9 No. 3 Desember 2010

tetesan pecah menjadi tetesan yang jenis isian bola padat dimana ukuran diameter
ukurannya lebih kecil (Putranto, 2004 2004). tetesan menjadi lebih kecil pada segmen
Kenaikan laju alir fase dispersi memberi ketinggian yang makin jauh dari nosel tempat
pengaruh makin kecilnya ukuran tetes, namun tetes terbentuk. Namun distribusi ukuran
menuju ke kelompok diameter d1 (rentang tetesan pada isian raschig ring lebih menyebar
ukuran 0,5-1,49
1,49 mm) dan d2 (rentang ukuran dibandingkan dengan pada isian bola padat.
1,5-2,49
2,49 mm) dengan simpangan baku dari
0,05% sampai 0,45%. Dalam hal ini, tetesan 1.0 Z0
pada kelompok diameter d2 sul
sulit mengalami Z1
0.8
peristiwa perpecahan. Pada kelompok d2, Z2

Fraksi Volume Tetes


gesekan tetes dengan dinding isian makin 0.6 Z3
Z4
berkurang sehingga sebagian besar tetes 0.4
Z5
hanya melintas disela-sela
sela isian tanpa ada
0.2
perubahan ukuran yang berarti.
0.0
1.0 Z0
0 1 2 3 4 5
Z1
Fraksi Volume Tetes

0.8 Kelompok Diameter Tetes


Z2
0.6 Z3 Gambar 11. Distribusi ukuran tetes dengan
Z4 jenis isian raschig ring,, pada Qc-1
Qc dan Qd-1
0.4
Z5
0.2 1.0 Z0
Fraksi Volume Tetes

Z1
0.0 0.8
Z2
0 1 2 3 4 5 0.6
Kelompok Diameter Tetes Z3
0.4 Z4
Gambar 8. Distribusi ukuran tetes dengan
Z5
jenis isian bola padat,, pada Qc
Qc-3 dan Qd-1 0.2

0.0
1.0 Z0 0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes
Fraksi Volume Tetes

0.8 Z1
Z2 Gambar 12. Distribusi ukuran tetes dengan
0.6 Z3 jenis isian raschig ring,, pada Qc-1
Qc dan Qd-2
Z4
0.4 1.0
Z5 Z0
Fraksi Volume Tetes

0.2 0.8 Z1
Z2
0.0 0.6
Z3
0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes 0.4 Z4

0.2 Z5
Gambar 9. Distribusi ukuran tetes dengan
jenis isian bola padat,, pada Qc
Qc-3 dan Qd-2 0.0
0 1 2 3 4 5
1.0 Z0 Kelompok Diameter Tetes
Z1 Gambar 13. Distribusi ukuran tetes dengan
Fraksi Volume Tetes

0.8
Z2 jenis isian raschig ring,, pada Qc-1
Qc dan Qd-3
0.6 Z3
1.0 Z0
Z4
0.4 Z1
Fraksi Volume Tetes

Z5 0.8
Z2
0.2
0.6 Z3
0.0 Z4
0.4
0 1 2 3 4 5 Z5
Kelompok Diameter Tetes 0.2
Gambar 10. Distribusi ukuran tetes dengan 0.0
jenis isian bola padat,, pada Qc
Qc-3 dan Qd-3
0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes
Gambar 11 sampai 19 secara
Gambar 14. Distribusi ukuran tetes dengan
keseluruhan juga menunjukkan perilaku
jenis isian raschig ring,, pada Qc-2
Qc dan Qd-1
tetesan yang sama dengan yang terjadi pada

103
Dinamika Tetes Ekstraksi Cair-Cair
Cair (Agus Mirwan dan Danu Ariono)

Walaupun distribusinya menyebar, kenaikan


laju fase kontinu dan laju fase dispersi juga 1.0 Z0
cenderung menuju ukuran tetes pada

Fraksi Volume Tetes


Z1
kelompok d1 (rentang ukuran 0,5 0,5-1,49 mm) 0.8
Z2
dan d2 (rentang ukuran 1,5-2,49
2,49 mm) dengan 0.6 Z3
simpangan baku dari 0,20% sampai 1,60%. 0.4 Z4
Z5
0.2
1.0 Z0
0.0
Fraksi Volume Tetes

0.8 Z1
0 1 2 3 4 5
Z2
0.6 Kelompok Diameter Tetes
Z3
Z4
Gambar 19. Distribusi ukuran tetes dengan
0.4
Z5 jenis isian raschig ring,, pada Qc-3
Qc dan Qd-3
0.2

0.0 Gambar 20 sampai 22 menunjukkan


0 1 2 3 4 5
bahwa adanya pengaruh laju alir fase kontinu
Kelompok Diameter Tetes dan laju fase dispersi serta jenis isian
Gambar 15. Distribusi ukuran tetes dengan terhadap laju perpindahan massa yang
jenis isian raschig ring,, pada Qc
Qc-2 dan Qd-2 dinyatakan dengan koefisien perpindahan
1.0
massa keseluruhan. Hal ini ditunjukan
Z0
koefisien perpindahan massa yang besar
Fraksi Volume Tetes

0.8 Z1
terjadi pada kelompok ukuran diameter
Z2
0.6 tetesan yang kecil.
Z3
0.4 Z4
sphere_Qd-1
0.2 Z5 0.20
sphere_Qd-2
0.18
Koefisien Perpindahan Massa

0.0
Keseluruhan (Kod), mol/m2.s

sphere_Qd-3
0.16
0 1 2 3 4 5 0.14 raschig_Qd-1
Kelompok Diameter Tetes 0.12 raschig_Qd-2

0.10 raschig_Qd-3
Gambar 16. Distribusi ukuran tetes dengan
0.08
jenis isian raschig ring,, pada Qc
Qc-2 dan Qd-3 0.06
0.04
0.02
1.0 Z0 0.00
Fraksi Volume Tetes

0.8 Z1 0 1 2 3 4 5
Z2 Kelompok Diameter Tetes
0.6
Z3 Gambar 20. Hubungan koefisien
0.4 Z4 perpindahan massa keseluruhan dengan
0.2 Z5 kelompok diameter pada Qc-1
Qc
0.0
0.20 sphere_Qd-1 sphere_Qd-2
0 1 2 3 4 5
Koefisien Perpindahan Massa
Keseluruhan (Kod), mol/m2 s

0.18 sphere_Qd-3 raschig_Qd-1


Kelompok Diameter Tetes
raschig_Qd-2 raschig_Qd-3
0.16
Gambar 17. Distribusi ukuran tetes dengan 0.14
jenis isian raschig ring,, pada Qc
Qc-3 dan Qd-1 0.12
1.0 Z0 0.10
Fraksi Volume Tetes

Z1 0.08
0.8
Z2 0.06
0.6 0.04
Z3
0.4 0.02
Z4
0.00
0.2 Z5
0 1 2 3 4 5
0.0 Kelompok Diameter Tetes
0 1 2 3 4 5 Gambar 21. Hubungan koefisien
Kelompok Diameter Tetes
perpindahan massa keseluruhan dengan
Gambar 18. Distribusi ukuran tetes dengan kelompok diameter pada Qc-2
Qc
jenis isian raschig ring,, pada Qc
Qc-3 dan Qd-2

104
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 9 No. 3 Desember 2010

0.20 sphere_Qd-1 sphere_Qd-2 Hamilton, J. A.; Pratt, H.R.C., Droplet


0.18 sphere_Qd-3 raschig_Qd-1 Coalescence and Breakage in a Packed Liquid
Koefisien Perpindahan Massa
Keseluruhan (Kod), mol/m2 s

0.16 raschig_Qd-2 Raschig_Qd-3 Extraction Column, AIChe Journal, 1984, Vol.


0.14 30(3), 442-450.
0.12
0.10
Hashem, M.A.; El-Bassuoni, A. A., Drop
0.08
0.06
Formation Mass Transfer Coefficients in
0.04 Extraction Columns, Theoretical Foundations
0.02 of Chemical Engineering, 2007, Vol. 41(5),
0.00 530-535.
0 1 2 3 4 5
Kelompok Diameter Tetes Kumar, A.; Harland, S., Unified Correlations for
Gambar 22. Hubungan koefisien Prediction of Drop Size in Liquid-Liquid
perpindahan massa keseluruhan dengan Extraction Columns, Industrial & Engineering
kelompok diameter pada Qc-3. Chemistry Research, 1996, Vol. 35(8), 2682-
2695.
Sedangkan pada kolompok diameter
tetesan yang makin besar menyebabkan harga Laddha, G. S.; Degaleesan, T. E. , Transport
koefisien perpindahan massa keseluruhannya Phenomena in Liquid Extraction, Tata Mc-Graw
mengecil. Pengecilan ukuran tetesan akan Hill Publishing Co. Ltd, New Delhi, 1976, 131-
menghasilkan peningkatan harga koefisien 145.
perpindahan massa keseluruhannya, akibat
makin tingginya turbulensi tetesan (Hashem Mirwan, A.; Ariono, D., Dinamika Tetes
dan El-Bassuoni, 2007; Slater dkk., 1988). Ekstraksi Cair-Cair dalam Kolom Isian dan
Tanpa Isian, Prosiding Seminar Nasional
4. Kesimpulan Teknik Kimia Indonesia, 19-20 Oktober 2009,
Dari eksperimen yang telah dilakukan PPO02, Bandung, 2009.
dapat diambil beberapa kesimpulan. Jenis
isian, laju alir fase kontinu dan laju alir fase Nababan, R. F., Penerapan Model HB-GFT
dispersi (Qd) memberikan pengaruh yang Proses Ekstraksi Cair-Cair Sistem MEK – Air –
signifikan pada perubahan bentuk ukuran n-Heksan Dalam Kolom Isian, Tugas Akhir
atau diameter tetesan di tiap segmen Sarjana, Program Studi Teknik Kimia, Institut
ketinggian kolom. Ukuran diameter tetesan Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia,
yang kecil dengan jumlah yang banyak 2006.
menyebabkan kenaikan yang signifikan pada
proses perpindahan massa yang dinyatakan Putranto, A.; Kajian Hidrodinamika Ekstraksi
dengan koefisien perpindahan massa Cair-Cair Pada Kolom Isian, Tesis Program
keseluruhan. Magister, Program Studi Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Institut
Daftar Pustaka Teknologi Bandung, Indonesia, 2004.

Ariono, D.; Mirwan, A., Dinamika Tetes dan Seibert, A. F.; Fair, J. R., Hydrodynamics and
Koefisien Pindah Massa Pada Ekstraksi Cair- Mass Transfer in Spray and Packed Liquid-
Cair Dalam Kolom Isian, Prosiding Seminar Liquid Extraction Columns, Industrial &
Nasional Rekayasa Kimia & Proses, 2008, Engineering Chemistry Research, 1988, Vol.
A096, Semarang, 2008. 27(3), 470-481.

Ariono, D.; Sasongko, D.; Kusumo, P., Dinamika Slater, M. J.; Baird, M.H.I.; Liang, T.B., Drop
Tetes Dalam Kolom Isian, Prosiding Seminar Phase Mass Transfer Coefficients For Liquid-
Nasional Teknik Kimia Indonesia, 2006, Liquid System And The Influence of Packing,
FPUO14, Palembang, 2006. Chemical Engineering Science, 1988, Vol.
43(2), 233-245.

105

Anda mungkin juga menyukai