Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Dasar Konversi
Energi Listrik

Sistem Distribusi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Teknik Teknik Elektro MK14025 Ir. Badaruddin, MT

Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template  Mempelajari prinsip dasar konversi
Modul Standar untuk digunakan
dalam modul perkuliahan
energy listrik
Universitas Mercu Buana  Mempelajari aplikasi alat – alat
konversi energy listrik
 Di harapkan mahasiswa
mempunyai kemampuan
memahami prinsip kerja alat
konversi energi listrik

Sistem Distribusi
Umum

Pada system energy listrik jaringan distribusi merupakan yang tak terpisahkan dan
berhubungan langsung ke pelanggan. Pusat – pusat beban di layani langsung melalui
jaringan distribusi. Dengan demikian secara umum kata distribusi mempunyai arti
penyaluran/pengiriman dan pembagian ke beberapa tempat. Sehingga pengertian distribusi
energy listrik adalah pengiriman dan pembagian energy listrik melalui suatu jaringan dan
perlengkapannya kepada pelanggan.
Selama ini ada sebagian orang yang mendefinisikan distribusi berdasarkan besar
tegangannya. Bertolak dari pengertian tersebut tentulah hal tersebut tidak benar sebab
menentukan bentuk distribusi adalah pelayanan secara langsung ke pelanggan. Dalam
memnuhi kebutuhan tegangan listrik haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan/konsumen. Tegangan yang disalurkan lewat jaringan transmisi tegangannya
sangat tinggi berkisar 70 KV, 150 KV dan 500 KV, sedangkan kebutuhan tegangan pada
pelanggan yang lebih kecil dari nilai tersebut, oleh sebab itu tegangan harus diturunkan
melalui transformator step down biasanya menjadi tegangan 20 KV. Dari tegangan 20 KV ini
langsung di salurkan ke pelanggan melalui jaringan distribusi primer selanjutnya jaringan
distribusi sekunder disalurkan ke pelanggan dengan tegangan 220/380 V, proses ini terjadi
jika beban yang di butuhkan pelangan kurang 30 MVA. Utuk beban diatas 30 MVA
pelayanannya melalui jaringan distribusi tegangan tinggi sehingga harus mempunyai gardu
induk sendiri.

Sistem Kelistrikan

Pada umumnya dalam saluran distribusi menggunakan system arus bolak balik
(ABB) tiga fase. Distribusi primer yaitu tegangan menengah, biasanya menggunakan tiga
fasa kawat, sedangan distribusi sekunder, yaitu tegangan rendah, menggunakan tiga fasa
empat kawat.

Sistem ABB Tiga Fasa Tiga kawat

System ABB tiga fasa tiga kawat banyak dipakai pada saluran primer, yaitu pada
penggunaaan tegangan menengah bahkan system ini juga dipakai untuk saluran transmisi

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


2 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tegangan ekstra tinggi. Gambar 10.1 memperlihatkan system ABB tiga fasa tiga kawat
sederhana.

Gambar 10.1 Sistem ABB Tiga Fasa Tiga Kawat


Beban dapat berbentuk bintang ataupun delta dengan masing – masing fasa diberi
suatu tanda, yaitu R, S, dan T. beban dapat juga di pasang antara fasa dan fasa, akan tetapi
hal ini akan banyak berpengaruh pada keseimbangan system secara meyeluruh. Pada
beban seimbang maka seluruh daya adalah sama dengan tiga kali daya tiap fasa. Begitu
pula rugi – rugi keseluruhan adalah tuiga kali rugi – rugi tiap fasa.

Sistem ABB Tiga Fasa Empat Kawat

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, system ABB tiga fasa empat kawat banyak
di pakai pada distribusi sekunder, yaitu pada tegangan rendah, seperti yang di perlihatkan
gambar 10.2. selain fasa – fasa R, S dan T, terdapat pula kawat netral atau fasa 0. Karena
langsung berhubungan dengan pelanggan, yaitu masyarakat, maka untuk keamanan
manusia system ini dibumikan pada fasa 0.
Beban pada pemakai kecil biasanya satu fasa, yaitu antara fasa dan nol. Beban
dapat pula dihubungkan antara dua fasa, ataupun tiga fasa. Pada gambar 10.2
memperlihatkan tiga fasa berbentuk bintang dengan titik nol atau dibumikan.

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


3 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 10.2 Sistem ABB Tiga Fasa Empat Kawat
Sebagaimana juga berlaku pada system tiga fasa tiga kawat, bila beban seimbang,
maka daya seluruh system adalah tiga kali daya per fasa. Disebabkan distribusi sekunder
para pemakai terbanyak merupakan pelanggan satu fasa, maka beban biasanya tidak begitu
seimbang dan perusahaan listrik harus senantiasa berusaha untuk secara berkala
menyesuaikan penyambungan para pelanggan agar mendekatu seimbang.

Sistem Jaringan Distribusi

Pada dasarnya dalam system tenaga listrik, di kenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada
gambar 10.3 yaitu
 Pusat – pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana terdapat mesin –
mesin yang membangkitkan tenaga listrik, dilengkapi dengan gardu induk penaik
tegangan dimana tegangan rendah yang dihasilkan generator dinaikkan menjadi
tegangan tertentu dengan transformator tertentu dengan transformator penaik
tegangan.
 Saluran – saluran transmisi / saluran udara tegangan tinggi (SUTT) berfungsi
menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk pusat pembangkit ke gardu induk yang
lain dengan jarak yang jauh.
 System distribusi

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


4 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 10.3 Sistem Tenaga Listrik

Fungsi system jaringan distribusi adalah menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik
dari pusat suplai (gardu induk) ke pusat – pusat / kelompok beban (gardu trafo/distribusi)
dan konsumen dengan mutu yang mamadai.
Pada bagian berikut akan diberikan penjelasan lebih detail mengenai system
jaringan distribusi.

Sistem Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap posisi gardu distribusi


dibedakan manjadi 2 (dua) yaitu
 Jaringan distribusi primer (jaringan distribusi tegangan menengah)
 Jaringan distribusi sekunder (jaringan distribusi tegangan rendah)
Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum
gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan menengah (misalnya 6KV
atau 20 KV). Hantaran dapat berupa kabel dalam tanah atau saluran/kawat udara yang
menghubungkan gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung
(sisi primer trafo distribusi).
Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan jaringan yang letaknya setelah
gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan rendah (misalnya 220
V/380 V). hantaran berupa kabel listrik atau kawat udara yang berhubungan dari gardu
distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya
industry atau rumah – rumah).

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


5 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan untuk gardu distribusi sendiri adalah suatu tempat/sarana, dimana terdapat
transformator step down yaitu trafnsformator yang menurunkan tegangan dari tegangan
menengah manjadi tegangan rendah (sesuai kebutuhan konsumen). Dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) macam yaitu system jaringan radial, loop dan spindle

Sistem Jaringan Distribusi Radial

Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, banyak digunakan
dan murah. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang
merupakan sumber dari jaringan itu dan di cabang – cadangkan ke titik – titik beban yang
dilayani, seperti terlihat pada gambar 10.4

Gambar 10.4 Jaringan Distribusi Radial


Catu daya berasal dari satu titik sumber dan karena adanya pencanangan –
pencanangan tersebut, maka arus beban yang mengalir disepanjang saluran menjadi tidak
sama sehingga luas penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak
sama karena arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan
gardu induk. Sehingga saluran yang paling dekat dengan gardu induk ini ukuran
penampangnya relative besar dan saluran cabang –cabangnya makin keujung dengan arus
beban yang lebih kecil mempunyai ukuran konduktornya lebih kecil pula. Spesifikasi dari
jaringan bentuk radial ini adalah:
a. Bentuknya sederhana
b. Biaya investasinya murah.
c. Kontinuitas pelayanan daya kutang terjaminsebab antara titik sumber dan titik beban
hanya ada satu alternative saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami
gangguan maka akan mengalami black out secara total.
Untuk melokalisir gangguan pada bentuk radial ini biasanya di lengkapi dengan
peralatan pengaman, fungsinya untuk membatasi daerah yang mengalami pemadaman
total, yaitu daerah saluran sesudah atau di belakang titik gangguan selama gangguan belum
teratasi.

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


6 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sistem Jaringan Distribusi Loop

Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ring. Susunan
rangkaian saluran membentuk ring, seperti terlihat pada gambar 10.5 yang memungkinkan
titik beban terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin
serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya saluran lebih
kecil.

Gambar 10.5 Jaringan Distribusi Loop


a. Bentuk open loop, bila dilengkapi dengan normally open switch yang terletak pada
salah satu bagian diantara gardu distribusi, dalam keadaan normal rangkaian selalu
terbuka.
b. Bentuk close loop, bila dilengkapi dengan normally close switch yang terletak pada
salah satu bagian diantara gardu distribusi, dalam keadaan normal rangkaian selalu
tertutup.
Struktur jaingan ini merupakan gabungan daru dua buah struktur jaringan radial,
dimana pada ujung daru dua buah jaringan di pasang sebuah pemutus (PMT) atau pemisah
(PMS). Pada saat terjadi gangguan, setelah gangguan dapat diisolir, maka pemutus atau
pemisah ditutup sehingga aliran daya listrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak
terhenti. Pada umumnya penghantar dari struktur ini mempunyai struktur yang sama, ukuran
konduktor tersebut dipilih sehingga dapat menyalurkan seluruh daya listrik beban struktur
loop, yang merupakan jumlah daya listrik beban dari kedua struktur radial.
Jaringan distribusi loop mempunyai kualitas dan kontinuitas pelayanan daya yang
lebih baik, tetapi biaya investasinya lebih mahal dan cocok digunakan pada daerah yang
pada dan memrlukan keandalan tinggi.

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


7 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sistem Jaringan Distribusi Spindel

Jaringan distribusi spindle (seperti gambar) merupakan saluran kabel tanah


tegangan menengah (SKTM) yang penerapannya sangat cocok di kota – kota besar.

Gambar 10.6 Jaringan Distribusi Spindel


Adapun operasi system jaringan spindle sebagai berikut :
a. Dalam keadaan normal saluran di gardu hubung (GH) terbuka sehingga semua
SKTM beroperasi radial.
b. Dalam keadaan normal saluran ekspress tidak di bebani dan dihubungkan dengan
rel di gardu hubung dan digunakan sebagai pemasok cadangan dari gardu hubung.
c. Bila salah satu seksi dari SKTM mengalami gangguan, maka saklar beban di kedua
ujung seksi yang terganggu dibuka. Kemudian sekdi – seksi sisi gardu induk (GI)
mendapat suplai dari GI, dan seksi – seksi gardu hubung mendapat suplai dari gardu
hubung melalui saluran ekspress.
System jaringan distribusi spindle sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan antara lain:
a. Peningkatan keandalan atau kontinuitas pelayanan system.
b. Menurunkan atau menekan rugi – rugi akibat gangguan
c. Sangat baik untuk mensuplai daerah beban yang memiliki kerapatan beban yang
cukup tinggi.
d. Perluasan jaringan mudah dilakukan.

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


8 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Struktur jaingan ini merupakan gabungan daru dua buah struktur jaringan radial,
dimana pada ujung daru dua buah jaringan di pasang sebuah pemutus (PMT) atau pemisah
(PMS). Pada saat terjadi gangguan, setelah gangguan dapat diisolir, maka pemutus atau
pemisah ditutup sehingga aliran daya listrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak
terhenti. Pada umumnya penghantar dari struktur ini mempunyai struktur yang sama, ukuran
konduktor tersebut dipilih sehingga dapat menyalurkan seluruh daya listrik beban struktur
loop, yang merupakan jumlah daya listrik beban dari kedua struktur radial.
Jaringan distribusi loop mempunyai kualitas dan kontinuitas pelayanan daya yang lebih baik,
tetapi biaya investasinya lebih mahal dan cocok digunakan pada daerah yang pada dan
memrlukan keandalan tinggi
Adapun operasi system jaringan spindle sebagai berikut :
 Dalam keadaan normal saluran di gardu hubung (GH) terbuka sehingga semua
SKTM beroperasi radial.
 Dalam keadaan normal saluran ekspress tidak di bebani dan dihubungkan dengan
rel di gardu hubung dan digunakan sebagai pemasok cadangan dari gardu hubung.
 Bila salah satu seksi dari SKTM mengalami gangguan, maka saklar beban di kedua
ujung seksi yang terganggu dibuka. Kemudian sekdi – seksi sisi gardu induk (GI)
mendapat suplai dari GI, dan seksi – seksi gardu hubung mendapat suplai dari gardu
hubung melalui saluran ekspress.

System jaringan distribusi spindle sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan –


kebutuhan antara lain:
 Peningkatan keandalan atau kontinuitas pelayanan system.
 Menurunkan atau menekan rugi – rugi akibat gangguan
 Sangat baik untuk mensuplai daerah beban yang memiliki kerapatan beban yang
cukup tinggi.
 Perluasan jaringan mudah dilakukan

Daftar Pustaka
1. Hamzah ibrahim,Teknik Tenaga Listrik, andi offset Jogjakarta
2. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Gramedia
3. Electric machinery 4 th edision AE fitzgerald

‘13 Dasar Konversi Energi listrik


9 Ir. Badaruddin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai