Anda di halaman 1dari 774

LAPORAN PPL PPG PASCA SM3T

(Individu)

LAPORAN AKHIR PPL PPG SM3T


PADA SMA NEGERI 2 BANDUNG

Oleh : Marlinda Damayanti Nifu, S.Pd.


NIM : 1708898
Jurusan : Pendidikan Kimia
Fakultas : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PASCA SM3T


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2018

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : Marlinda Damayanti Nifu, S.Pd.


NIM : 1708898
Jur/Fak : Pendidikan Kimia / FPMIPA
Tempat PPL PPG : SMA Negeri 2 Bandung

menyatakan bahwa lapporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan pengungkapa nnya
memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan penjiplakan dan
penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan dan HAKI (hak atas keayaan intelektual).
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam laporan saya ini, atau
ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 31 Oktober 2018


Yang membuat pernyataan

Marlinda Damayanti Nifu, S.Pd.


NIM. 1708898

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat sehat, kekuatan dan ketabahan hati kepada Praktikan dalam
meyelesaikan penulisan laporan program pengalaman lapangan (PPL) pendidikan profesi
guru (PPG) pasca SM3T. Praktikan menyadari penulisan laporan program pengalama n
lapangan ini tidaklah mudah, banyak rintangan dan hambatan yang silih berganti sehingga
Praktikan menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak yang perlu
diperbaiki.

Laporan program pengalaman lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL PPG)
pasca SM3T yang akan diselenggarakan oleh pihak UPI, dalam hal itu jurusan pendidikan
Kimia UPI dan UPT PPL PPG Universitas Pendidikan Indonesia.

Laporan ini merupakan hasil pengamatan, orientasi, dan adaptasi selama pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL PPG) di SMA Negeri 2
Bandung. Laporan ini berisi tentang berbagai kegiatan yang dilakukan dan berbagai
permasalahan yang dialamipraktikan selama mengikuti PPL PPG, faktor penyebab
permasalahan dan upaya pennggulangan permsalahan tersebut.

Praktikan mendapatkan banyak pengalaman dalam pelaksanaan PPL PPG yang berupa
nasehat, bimbingan, ide, dan ilmu yanga bermanfaat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, praktikan ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Paed Sjaeful Anwar selaku ketua program studi Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada
Praktikan untuk melaksanakan PPL PPG.
2. Bapak Momo Rosbiono, selaku koordinator PPG pasca SM3T jurusan Pendidikan
Kimia yang telah memberikan bekal dalam berbagai kegiatan baik itu di kampus, di
asrama, maupun di lokasi PPL PPG.
3. Staf UPT PPL PPG Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang telah memberika n
pengarahan dan bekal kepada praktikan berupa pedoman administrasi mengajar di
SMA Negeri 2 Bandung.

iv
4. Bapak Yayan Supriatna, R.S., S.Pd., selaku kepala SMA Negeri 2 Bandung yang
telah memberikan kesempatan kepada praktikan untuk melaksanakan PPL PPG.
5. Ibu Hj. Tita Puspita, S.Pd. selaku wakil kepala bidang kurikulum SMA Negeri2
Bandung yang telah banyak membantu dan memberikan kemudahan dalam
melakukan PPL PPG.
6. Ibu Dr. Sri Mulyani, M.Si. selaku dosen pembimbing PPL PPG Pendidikan Kimia
yang telah membimbing praktikan selama melaksanakan kegiatan PPL di SMA
Negeri 2 Bandung.
7. Ibu Dra. Hj. Iis Saomah selaku guru pamong Pendidikan Geografi yang telah
membimbing, mengarahkan, mengevaluasi, serta memberikan saran, dan juga
memberikan petunjuk yang membangun dari berbagai pengalaman yang dimilik i
sebagai acuan dan pengalaman praktikan selama melaksanakan PPL PPG.
8. Teman–teman PPL PPG Kimia SMA Negeri 2 Bandung, Hanif dan Tata yang selalu
memberikan bantuan barupa pemikiran dan argumen kepada praktikan untuk lebih
baik lagi serta saling membantu dalam melaksanakan tugas-tugas.
9. Teman-teman PPL PPG SMA Negeri 2 Bandung yang selalu memberi dukungan dan
semangat.
10. Siswa siswi SMA Negeri 2 Bandung terkhusus untuk siswa siswi kels X MIPA 1 dan
XI MIPA 9 atas kerjasama dan dukungannya sehingga kegiatan pembelajaran dikelas
dapat terlaksana dengan baik.
11. Keluarga dirumah Bapa Nifu, Mama Fin, Alm. Mama Martha, Ka Jemsi, Ka Ein, Ka
Risal, K Iwan, Adik Ono, Adik Elin dan juga Vander yang selalu memberika n
support dan semangat serta do’a yang tiada hentinya demi kesuksesanku.

Bandung, 31 Oktober 2018


Praktikan PPL PPG SMA Negeri 2 Bandung

Marlinda Damayanti Nifu,S.Pd.


NIM. 1708898

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................................ i


Lembar Persetujuan ............................................................................................................ii
Pernyataan ......................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ..................................................................................................................iv
Surat Keterangan ...............................................................................................................vi
Daftar isi ........................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Tujuan PPL PPG .............................................................................................. 4
1.3. Manfaat PPL PPG ............................................................................................ 5
BAB II DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN PROSES DAN HASIL KEGIATAN
PPL PPG ................................................................................................................. 7
2.1. Deskripsi Kegiatan PPL PPG .......................................................................... 7
2.2. Pembahasan Hasil Kegiatan PPL dan Permasalahan Kegiatan PPL ............. 16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 24
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 24
3.2. Saran .............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27
LAMPIRAN

vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidik merupakan salah satu jabatan profesional yang mengimplikasikan


pada pengakuan dari masyarakat dan pemerintah bahwa kegiatan guru
merupakan layanan keahlian yang ditujukan bukan hanya wadah transfer ilmu
semata, namun sebuah profesi yang diharapkan mampu membentuk dan
mengarahkan kepribadian peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia.
Keahlian pendidik tersebut selalu didasarkan pada keahlian yang dipelajari
secara sistematis dan sungguh-sungguh serta membutuhkan waktu yang cukup
panjang dipendidikan tinggi. Pendidik juga harus memiliki pengetahuan yang
layak dan telah melalui ujian yang ditentukan guna melindungi kemaslahatan
pengguna, otoritas publik dan organisasi profesi, dengan bantuan para pendidik
dan penanggung jawab profesi, untuk kedepannya hanya guru yang kompeten
dibidangnyalah yang diijinkan melaksanakan pembelajaran dan pendidikan di
sekolah.

Salah satu upaya guna mengembangkan potensi manusia adalah melalui


pendidikan formal. Pendidikan formal sangat lah baik untuk meningkatkan
sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang tangguh dan berkarakter. Di
lingkungan sekolah atau pendidikan formal ini guru yang profesional yang akan
memegang peranan penting mewujudkan cita-cita tersebut. Guru yang
profesional seyogyanya akan menampilkan perangai yang baik, melakukan
tugas pokok dan fungsi meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
peserta didik menjadi generasi emas Indonesia.

Proses pendidikan yang dimaksudkan untuk menyiapka tenaga prosfessional


umumnya dilakukan dalam 2 tahap pendidikan yang dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan profesi.
Pendidikan akademik ini bertujuan untuk membentuk kompetensi akademik
melalui penguasaan landaasan-landasan keilmuan, teori-teori, konsep-konsep
kependidikan dan bidang ilmu yang berujung pada pemberian gelar kepada
lulusannya. Keahlian yang diabdikan oleh guru harus selalu merupakan
pengalaman praktis dan pengejawantahan seni yang berpijak pada landasan

1
akademik yang kokoh. Sedangkan pendidikan profesi bertujuan untuk
membentuk kompetensi profesionali berupa penguasaan kiat-kiat dan
mempertajam penerapan kompetensi akademik yang telah dikuasai dalam
situasi otentik dan riset di lapangan, dipadukan dengan penguasaan kompetensi
sosial dan personal.

Ditegaskan dalam UU sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 15


bahwa Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus. Demikian pula dalam Permendiknas Nomor 8
tahun 2009 bahwa Pendidikan Profesi Guru adalah program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV
Non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar meguasai
kompetensi guru secara utuh sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
sehingga memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia
dini, pendidikadn dasar, dan pendidikan menengah.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu lembaga


pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki kredibilitas tinggi
menciptakan tenaga pendidik yang profesional. Selain itu UPI juga merupakan
salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk oleh Kementrian Riset, Teknologi,
dan pendidikan tinggi (Dikti) untuk menciptakan guru atau tenaga kependidikan
yang profesional atau berpengetahuan dan mempunyai pengalaman
dibidangnya. Maka dari itu untuk menjalankan pendidikan profesi kepada
peserta didik lulusan baik melalui Program Pasca SM3T, Pra-Jabatan, Dalam
Jabatan ataupun Reguler. Oleh karena itu UPI harus memiliki program yang
tersusun untuk mewujudkan hal tersebut. Dari uraian tersebut maka disusunlah
kurikulum pembelajaran PPG yang salah satu harus ditempuh sebagai syarat
kelulusan adalah praktek pengalaman lapangan (PPL).

Praktek pengalaman lapangan pendidikan profesi guru (PPL-PPG) merupakan


wadah untuk membentuk dan mengasah kiat profesional berupa latihan
menerapkan perangkat pembelajaran dalam praktik nyata secara sistematis dn
sistemik yang berlangsung dalam setting otentik dengan supervisi yang efektif.
PPL-PPG dimaknai sebagai program latihan penerapan dan penajaman
kompetensi pembelajaran yang mendidik bagi peserta didik calon guru dalam
praktek nyata di sekolah mitra atau SPPG yang dilaksanakan secara bertahap
dan berkelanjutan di bawah supervisi yang efektif untuk menghasilkan sosok
guru profesional.

Keberhasilan PPL-PPG adalah pertumbuhan dan perkembangan kompetensi


peserta didik dalam: (1) merencanakan pembelajaran bidang studi yang
mendidik, (2) mengembangkan bahan ajar dan media proses serta hasil
pembelajaran, (3) melaksanakan pendidikan dalam setting otentik di SPPG, (4)
menilai proses dan hasil pembelajaran, (5) melakukan perbaikan pembelajaran
yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik, (6) mendalami
karakteristik peserta didik dalam rangka memotivasi belajar, (7)
mengidentifikasi permasalahan yang menghambat proses pembelajaran di kelas
dan mengatasi secara konseptual, (8) menerapkan pembelajaran inovatif yang
bertolak dari permasalahan pembelajaran, (9) menindak lanjuti hasil penilaian
dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik, (10) melakukan
penelitian dan pengembangan pembelajaran bidang studi, (11) melakukan
pemantapan kemampuan profesional guru secara berkelanjutan.

Untuk tercapainya keberhasilan tersebut kegiatan PPL-PPG dilaksanakan


dibawah supervisi oleh Guru Pamong PPL-PPG (GP), dan dari pihak universitas
dari program studi Pendidikan Kimia atau disebut Dosen Pembimbing (DP).
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada semester ganjil 2018-2019
kembali melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi
Guru (PPL-PPG). Program ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan
Oktober 2018. Pelaksanaan PPL di sekolah mitra pada jenjang dasar, menengah
pertama dan menengah atas. Salah satu sekolah mitra yang ditunjuk sebagai
lokasi PPL adalah SMA Negeri 2 Bandung yang terletak di jalan Cihampelas.
PPL-PPG ini diharapkan mampu menjadi wadah atau tempat bagi calon guru
untuk mengembangkan dan mendapatkan pengalaman–pengalaman baru
khususnya di bidang pendidikan.
1.2 Tujuan PPL-PPG

Tujuan umum penyelenggaraan PPL-PPG adalah menyediakan pengalaman


belajar dalam konteks pekerjaan profesi pendidik, baik hard skill maupun soft
skill agar mahasiswa memiliki pengalaman nyata dan kontekstual dalam
penerapan perangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal ini dapat
menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan akademik untuk menampilkan diri sebagai guru profesional secara utuh
yang mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Secara operasional, tujuan PPL-PPG adalah untuk menumbuhkembangkan dan


mempertajam kemampuan guru yang profesinal dalam melaksanakan
pembelajaran yang mendidik sesuai karakteristik bidang studi atau mata
pelajaran masing-masing. Dengan kata lain peserta didik diharapkan mampu:

1. Menerapkan kompetensi profesional merencanakan pembelajaran sesuai


karakteristik bidang studi dalam setting otentik dan kurikulum yang berlaku.
2. Menerapkan pengembangan bahan ajar sesuai kurikulum dan
perkembangan IPTEK.
3. Melaksanakan pembelajaran dalam setting otentik dan mengembangkan
pembelajaran dalam konteks pembelajaran HOTS, inovatif, dan kreatif
sesuai tingkat perkembangan dan potensi peserta didik.
4. Menerapkan kemampuan mengelola kelas dalam menumbuhkembangkan
motivasi.
5. Menilai proses dan hasil belajar.
6. Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
potensi peserta didik.
7. Mendalami karakteristik peserta didik dalam rangka memotivasi belajarnya.
8. Mengidentifikasi permasalahan yang menghambat proses pembelajaran di
kelas dan mengatasinya secara konsepsional, baik individu maupun
kelompok.
9. Menerapkan pembelajaran inovatif yanng bertolak dari permasalahan
pembelajaran.
10. Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan
pelatihan bagi peserta didik.
11. Melakukan penelitian dan pengembangan pembelajaran bidang studi.
12. Melakukan pemantapan kemampuan profesional guru secara berkelanjutan
dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
13. Melakukan perbaikan dan pengayaan pembelajaran bagi peserta didik yang
membutuhkan.
14. Mendalami kegiatan non-mengajar, meliputi : manajemen pendidikan
sekolah, kultur sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, layanan bimbingan dan
konseling bagi peserta didik.

1.3 Manfaat PPL-PPG

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan PPL-PPG antara lain:

1. Manfaat bagi peserta didik


a. Dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang
diperoleh selama kuliah.
b. Dapat melihat dan merasakan fisik serta psikologis dari proses
pendidikan disuatu lembaga pendidikan yang sesungguhnya
sehingga dapat memberikn pengalaman yang bermanfaat.
c. Dapat menigkatkan mutu dan profesionalisme dibidang pendidikan
yang akan ditekuninya.
d. Dapat lebih memahami arti penting pendidikan karena telah
mengetahui rung lingkup pendidikan.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Memberikan masukan kepada sekolah atas hal-hal atau ide-ide baru
dalam perencanaan program pendidikan yang akan datang.
c. Mempererat kerjasama antara sekolah dengan pergurusn tinggi yang
bersangkutan yang bermanfaat bagi para lulusannya kelak.
3. Manfaat bagi Universitas Pendidikan Indonesia
a. Memperoleh masukan tentang kasus pendidikan yang dipakai
sebagai bahan penelitian.
b. Memperluas dan meningkatkan jaringan kerja sama dengan sekolah-
sekolah mitra.
c. Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan PPL-
PPG, sehingga kurikulum dan metode yang dipakai dapat
disesuaikan dengan tuntutan yang ada dilapangan.
BAB II DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN PROSES DAN
HASIL KEGIATAN PPL

2.1 Deskripsi Kegiatan PPL


1. Hasil Observasi
Sebelum melaksanakan praktik mengajar, peserta PPL-PPG melaksanakan
observasi terhadap kondisi sekolah. Pelaksanaan observasi dimulai sejak
tanggal 16-20 Juli 2018. Observasi tersebut dilakukan agar praktikan
mengetahui kondisi awal yang ada disekolah seperti kondisi guru, perserta
didik, sarana dan prasarana yang dapat membantu proses kegiatan mengajar.

Pada pelaksanaan tahap observasi, praktikan harus mampu mengenal


lingkungan sekolah beserta elemennya. Selama praktikan mengadakan
observasi hubungan interaksi antara peserta didik cukup harmonis, interaksi
tersebut tidak hanya terjadi di dalam kelas saja namun juga di luar kelas.
Hubungan antara senior dengan junior yang baru saja diterima di SMA Negeri
2 Bandung juga cukup baik. Hubungan antara peserta didik dengan pendidik
juga sangat baik terjalin. Melalui observasi ini praktikan dapat mengetahui
hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran yang akan di
laksanakan di SMA Negeri 2 Bandung.

Saat pelaksanaan observasi, praktikan diikutsertakan oleh guru pamong untuk


melihat kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal itu dilakukan untuk
memberikan gambaran umum kepada praktikan tentang bagaimana proses
pembelajaran yang biasa dilakukan di SMA Negeri 2 Bandung. Selain itu juga
praktikan diharapkan mampu nengidntifikasi kekurangan dan kelebihan
pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 2 Bandung. Setelah praktikan
melihat kondisi peserta didik di kelas, praktikan akan lihai dalam
merencanakan metode, teknik serta strategi mengajar yang tepat untuk
menghadapi peserta didik di SMA Negeri 2 Bandung.
2. Proses pengembangan perangkat pembelajaran pada PPL-PPG
Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan suatu fenomena yang
kompleks, dimana terdapat peristiwa didalamnya dan segala aspek
pendukungnya. Segala sesuatu dalam setiap kata, pikiran dan tindakan serta
asosiasi dan juga sampai sejauh mana guru dapat mengubah lingkungan kelas,
presentasi dan rancangan atau rencana pembelajaran, selama proses belajar
mengajar berlangsung (Lazanov dalam Redy 2017:6)

Seorang praktikan diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan penampilan di lapangan.
Perencanaan akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Untuk mencapai kelancaran suatu proses pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, maka seorang guru seharusnya dituntut mahir dalam
mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran sebagai salah satu
pedoman keberhasilan pembelajaran didalam kelas secara runtut dan
terencana. Selain RPP, praktikan juga dituntut untuk mampu mlengkapi
perangkat pembelajaran lainnya seperti bahan ajar, media pembelajaran,
sumber belajar, dan alat evaluasi agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai secara maksimal.

Pada pembelajaran tahun 2018-2019 ini, SMA Negeri 2 Bandung sudah


memberlakukan Kurikulum Nasional yang telah dilaksanakan beberapa tahun
kebelakang. Hal ini sangat mendukung praktikan dalam menerapkan
perangkat pembelajaran yang telah disusun pada saat workshop di kampus.
Sebelum terjun ke lapangan, praktikan telah dituntut untuk menyelesaikan
perangkat pembelajaran pada kegiatan workshop yang diberikan oleh prodi
pendidikan Kimia di UPI. Selain itu, guru pamong Kimia SMA Negeri 2
Bandung juga telah menyelesaikan perangkat pembelajaran untuk tahun
2018-2019. Hal tersebut sangat memudahkan praktikan yang hanya
menyesuaikan perangkat yang telah disusun dengan perangkat yang dimiliki
oleh guru pamong. Guru pamong Kimia di SMA Negeri 2 Bandung sudah
berkompeten dalam menyusun perangkat dan memberikan bimbingan kepada
praktikan karena sudah kesekian kalinya SMA Negeri 2 Bandung menerima
praktikan PPL-PPG. Guru pamong Kimia pun senantiasa memberikan ruang
bimbingan yang maksimal dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang
telah disusun praktikan dalam workshop di kampus.

Namun dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang baik,


diperlukan proses analisis yang cukup panjang dan berkesinambungan.
Setelah adanya hasil workshop dan juga perangkat yang dimiliki guru
pamong, akan menghasilkan perangkat pembelajaran baru yang
komprehensif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta strategi yang
tepat dalam menghadapi peserta didik. Proses pengembangan perangkat
pembelajaran dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1) Menganalisis standar isi dan standar kompetensi kelulusan
2) Analisis kurikulum dan silabus yang dikembangkan oleh sekolah dengan
mengacu pada kurikulum yang berlaku (kurikulum 2013 yang telah
direvisi)
3) Menyusun materi-materi esensial yang harus dikuasai oleh peserta didik
dengan berusaha mengaitkannya kepada isu-isu kontekstual
4) Menyiapkan media pembelajarn untuk mempermudah pemahaman
peserta didik terhadap materi yang diajarkan
5) Menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
mengacu pada materi, metode dan media yang telah dibuat sebelumnya
dengan bantuan bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong
6) Pengembangan bahan ajar dari materi esensial yang telah ditentukan
7) Memberikan evaluasi pembelajaran
8) Memberikan pembelajaran remedial untuk peningkatan kemampuan
pemahaman peserta didik dalam kesulitan pembelajaran
9) Melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan melihat permasalahan
yang timbul pada peserta didik
3. Proses latihan membuat RPP dan penampian mengajar
1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP merupakan suatu bagian terpenting dalam
melaksanakan praktik lapangan. Dikatakan penting, karena RPP tersebut
merupakan acuan atau skenario yang harus dilalui tahap demi tahap
dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Dalam praktik
lapangan di SMA Negeri 2 Bandung, praktikan mengajar mata pelajaran
kimia di kelas X MIPA 1 dan XI MIPA 9 dengan menggunakan
Kurikulum 2013 (Kurikulum Nasional).

Untuk peserta PPL-PPG proses latihan pembuatan RPP ini telah


dilakukan pada saat workshop, tetapi juga dilakukan penyesuaian dengan
ketentuan yang berlaku disekolah. Selain itu RPP dibuat dengan
bimbingan dan pengawasan guru pamong. Pada tahap ini praktikan
membuat program tahunan, program semester, dan juga RPP yang
mengacu kepada RPP hasil dari workshop dan juga pegangan yang
dimiliki guru pamong. Sebelum RPP itu diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran, praktikan selalu berkonsultasi dengan guru
pamong untuk memperoleh perbaikan dan juga kelayakan RPP tersebut
sebagai perangkat di kelas.

Sistematika penyusunan RPP yang disepakati di SMA Negeri 2 Bandung


sesuai dokumen buku II adalah:
a. Satuan pendidikan
b. Mata pelajaran
c. Kelas/Semester
d. Pertemuan
e. Alokasi waktu
f. Materi pokok
g. Sub materi pokok
h. KI
i. KD dan IPK
j. Tujuan
k. Materi Pembelajaran
l. Pendekatan/model/metode
m. Bahan ajar
n. Rincian kegiatan
o. Sumber belajar
p. Instrumen penilaian

Adapun keuntungan yang diperoleh dari pembuatan RPP adalah sebagai


berikut:

a. Praktikan akan lebih percaya diri dalam menyampaikan materi


pembelajaran kepada peserta didik, karena telah dipersiapkan
sebelumnya.
b. Praktikan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan alur yang
telah direncanakan.
c. Praktikan dapat menggunakan RPP tersebut untuk mengatur durasi
penyampaian materi pembelajaran

2) Proses Penampilan Mengajar

Tugas seorang guru bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari buku ke


dalam otak peserta didik (transfer of knowledge), lebih dari itu, seorang guru
harus bisa menginspirasi peserta didiknya. Penilaian juga dilangsungkan sesuai
format yang telah diberikan oleh pihak universitas. Beberapa hal yang termasuk
kedalam penilaian penampilan mengajar, antara lain:

a) Kemampuan membuka pelajaran


b) Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
c) Penguasaan materi pembelajaran
d) Implementasi langkah-langkah pembelajaran (skenario pembelajaran)
e) Penggunaan media pembelajaran
f) Evaluasi
g) Kemampuan menutup pembelajaran
Pada pelaksanaan PPL PPG di SMA Negeri 2 Bandung, praktikan diberikan
tanggung jawab untuk melakukan pembelajaran di kelas X MIPA 1 dan XI
MIPA 9. Setiap kelas memiliki jam pembelajaran masing-masing 2-4 jam
pelajaran dalam seminggu. Jadwal mengajar praktikan, dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Jadwal Mengajar

No Hari Jam ke Kelas


1. Rabu 5-6 XI MIPA 9
8-10 X MIPA 1
2. Jumat 1-2 XI MIPA 9

Setiap kelas tentu memilki karakteristik yang berbeda-beda dalam KBM. Hal
ini berdampak pada proses penampilan mengajar di kelas/lapangan. Terdapat
berbagai permasalahan yang dialami oleh praktikan karena dalam proses ini
praktikan langsung berinteraksi dengan peserta didik yang memiliki banyak
sekali keunikan dan perbedaan.

4. Proses Latihan Non Mengajar

Salah satu tujuan PPL Kependidikan adalah menimba ilmu dan mendapatkan
pengalaman kependidikan sebanyak-banyaknya di lapangan secara faktual,
sebagai cara terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Ilmu dan
pengalaman yang ingin didapat tidak hanya dari pengalaman mengajar saja
tetapi juga kegiatan lain diluar mengajar. Proses latihan non mengajar
dilakukan untuk membantu sosialisasi peserta PPL dengan guru maupun
dengan staf sekolah. Sehingga dalam hal ini praktikan turut dalam beberapa
kegiatan yang dilaksakan sekolah, antara lain:

1. Upacara Bendera
Setiap hari Senin pada minggu ganjil setiap bulannya dan juga pada hari
besar SMA Negeri 2 Bandung mengadakan upacara bendera. Upacara
bendera atau apel pagi dilaksanakan pada pukul 06.45 WIB sampai
dengan pukul 07.30 WIB. Apabila dilaksanakan upacara bendera di
SMA Negeri 2 Bandung, setiap guru, staf dan jajarannya serta praktikan
PPL-PPG wajib hadir. Selain jadwal tersebut, praktikan yang harus
melasanakan bimbingan tidak wajib hadir karena disekolah hanya
diadakan pembinaan wali kelas pada jam 6.45 sampai jam 7.30. Secara
umum tidak ada masalah yang berarti selama pelaksanaan upacara
bendera.

2. Piket KBM
Piket KBM merupakan kegiatan di luar mengajar yang wajib dilakukan
oleh seluruh praktikan PPL PPG di SMA Negeri 2 Bandung. Kegiatan
piket ini dilaksanakan secara bergilir dengan peserta PPL PPG lainnya
dan bersifat tetap seminggu sekali yang disesuaikan dengan jadwal
mengajar yang kosong. Dalam melaksanakan kegiatan piket setiap
minggunya bergantian dalam melaksanakan kegiatan piketnya di piket
tata tertib, piket perpustakaan, dan piket Bimbingan Konseling. Ketika
pertama kali bertugas sebagai pendidik piket, praktikan masih belum
mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Akan tetapi setelah mulai
terbiasa praktikan mulai mengerti dengan mengamati dan mendapat
penjelasan dari rekan praktikan yang sudah melaksanakan piket pada
hari sebelumnya dan penjelasan pendidik tetap SMA Negeri 2 Bandung
yang juga melaksanakan piket pada hari tersebut. Dalam kegiatan piket
ini, secara keseluruhan tidak mengalami hambatan yang berarti.

3. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan di SMA Negeri 2 Bandung
sangat beragam baik dibidang seni, olahraga, musik, bahkan
keagamaan. Sehingga kegiatan ekstrakulikuler ini dapat menjadi wadah
peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakatnya selain
dibidang akademik. Kegiatan ekstrakulikuler banyak dilaksanakan di
hari sabtu, yang menyulitkan bagi peserta PPL PPG mengikutinya
karena berbentrokan dengan kegiatan yang dilaksanakan diasrama.
Oleh karena itu atas kebijakan dari sekolah, praktikan PPL PPG tidak
diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan Ekstrakurikuler agar tidak
terjadi kesulitan dalam membagi jadwal.

4. Berpartisipasi dalam Kegiatan yang Dilaksanakan Oleh SMA


Negeri 2 Bandung
Selama melaksanakan PPL PPG di SMP Negeri 2 Bandung, praktikan
juga ikut berpartisipsi dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
SMA Negeri 2 Bandung. Adapun kegiatan-kegiatan yang dimaksud
antara lain: a. Lomba peringatan Hari Kemerdekaan RI, b. Pemotongan
hewan qurban saat iedul adha. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tersebut, praktikan tidak mengalami permasalahan yang berarti. Semua
kegiatan berjalan lancar sebagaimana mestinya.

5. Proses Bimbingan
Kegiatan PPL PPG ini merupakan hal yang baru dilakukan oleh praktikan
sehingga kegiatan bimbingan ini merupakan hal yang sangat penting
dilakukan para praktikan dalam rangka mengetahui sejauh mana kegiatan
PPL PPG terlaksana. Dalam proses pelaksanaan PPL PPG membutuhkan
banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak khususnya oleh
guru pamong dan dosen pembimbing. Adapun tujuan dari adanya
bimbingan selama kegiatan PPL PPG ini adalah untuk mencari penyelesaian
dari segala macam kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh praktikan.
1. Bimbingan dengan Guru Pamong (Supervisor Lapangan)
Guru pamong memiliki peran penting bagi praktikan, mulai dari
sebelum melaksanakan proses pembelajaran sampai refleksi setelah
melakukan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan bimbingan
dilakukan baik secara formal maupun non formal. Guru pamong
selalu memberikan pengarahan kepada praktikan sebelum mengajar
dan ikut masuk kedalam kelas.

Bimbingan dengan pendidik pamong PPL PPG meliputi:


a. Pemberian saran atau masukan mengenai penampilan di kelas.
b. Konsultasi mengenai materi yang akan disampaikan.
c. Konsultasi tentang tugas dan ulangan yang diberikan kepada
peserta didik.
d. Bimbingan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.
e. Konsultasi kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar
f. Kelengkapan dan pembuatan administrasi.
g. Refleksi setelah proses pembelajaran.

Dalam proses bimbingan dan konsultasi dengan guru pamong


dirasakan tidak ada kendala karena guru pamong PPL PPG yang
bersangkutan selalu memperhatikan kegiatan PPL PPG sehingga
konsultasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan praktikan dapat dilakukan secara lancar.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL PPG (Supervisor


Universitas)
Dosen pembimbing yang membimbing praktikan selama kegiatan
PPL PPG adalah Dr. Sri Mulyani. Beliau adalah salah seorang dosen
dari Departemen Pendidikan Kimia UPI. Beliau aktif memonitor
perkembangan kami melalui komunikasi via telpon atau Whatsapp
untuk menanyakan kendala-kendala apa saja yang dihadapi di
sekolah serta progres dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
kami lakukan.

Dalam proses bimbingan, dosen pembimbing akademik membantu


praktikan dalam hal, antara lain:
a. Memonitor aktivitas praktikan sehingga dapat terlaksana
dengan baik
b. Memberi masukan dalam kegiatan pembelajaran
c. Merefleksi kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan praktikan
d. Membantu dalam tugas akhir PPL yaitu penelitian tindakan
kelas
6. Proses Pemahaman Lingkungan Fisik dan Sosial Sekolah
Sekolah sebagai mitra pelaksaan PPL PPG telah memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh program studi dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
SMA Negeri 2 Bandung yang merupakan salah satu sekolah mitra yang
dipercaya oleh program studi Pendidikan Kimia tentunya sudah memiliki
empat pengembangan karakteristik, yaitu fokus pada mutu pembelajaran
peserta didik, mendukung praktek professional, mendukung terhadap
pendidikan professional yang memiliki komitmen terhadap program induksi
guru yang berkualitas tinggi, dan mendukung inquiri berbagai pembelajaran
yang mendidik.

SMA Negeri 2 Bandung merupakan salah satu sekolah yang memiliki


banyak penghargaan baik dibidang akademik maupun non akademik.
Bukan hanya dikenal sebagai sekolah ramah anak, sekolah SMAN 2
Bandung juga merupakan salah satu sekolah berbasis digital. Fisik sekolah
yang memang terpelihara dengan baik serta lingkungan yang bersih dan
indah menambah kenyamanan sekolah. Dibeberapa sudut sekolah terdapat
gazebo yang bisa digunakan untuk belajar bersama atau hanya untuk
bersantai pada jam istirahat. Dengan lingkungan yang bersih dan indah pula
membuat lingkungan sosial juga nyaman.

2.2 Pembahasan Hasil Kegiatan PPL dan Permasalahan Kegiatan PPL

Dalam perjalanannya kegiatan PPL PPG ini tidak terlepas dari permasalahan yang
terjadi baik dalam proses mengajar, non mengajar maupun dalam kegiatan
bimbingan. Beberapa permasalahan yang muncul dan harus dihadapi oleh praktikan
seperti dibawah ini.

a. Permasalahan Yang Muncul


1. Proses Kegiatan di dalam Kelas

Kesulitan atau permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan di dalam


kelas baik dalam permasalahan melakukan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sampai dengan penampilan. Beberapa permasalahan
yang muncul, antara lain:

a) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


 Tujuan pembelajaran
Praktikan merasa mendapat kesulitan ketika menentukan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan kondisi SMA Negeri 2 Bandung. Praktikan
merasa selalu lebih menekankan tujuan pembelajaran pada aspek
kognitif.
 Penentuan Indikator
Kesulitan dalam menentuan indikator dari pengembangan kompetensi
dasar. Dengan indikator yang ingin dicapai setelah pembelajaran
berlangsung.
 Penggunaan metode pembelajaran yang cocok
Penggunaan metode pembelajaran seringkali tidak cocok digunakan.
Keterbatasan menganalisis situasi kelas, jam pelajaran, dan kondisi
peserta didik.
 Media pembelajaran
Kelemahan praktikan dalam menampilkan dan membuat media yang
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar peserta didik
agar maksimal
 Evaluasi Permasalahan pengaturan waktu yang seringkali menjadi PR
bagi praktikan, sehingga beberapa kali evaluasi pembelajaran tidak
terlaksana sesuai dengan RPP yang sebelumnya telah dibuat.

b) Penampilan
 Kemampuan membuka pelajaran
Kesulitan dalam mengkondisikan kelas setelah pergantian jam
pelajaran sebelumnya untuk mengembalikan peserta didik fokus
untuk belajar.
 Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan kesulitan mengatasi peserta didik yang tidak
memperhatikan proses pembelajaran (memainkan hp) walaupun
sudah seringkali ditegur.
 Implementasi langkah-langkah pembelajaran (scenario)
Masih sering terjadi ketidaksesuaian antara Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) dengan yang terjadi didalam kelas. Dan
seringkali kesulitan dalam pembagian waktu, sehingga masih banyak
ketidaksesuaian dengan rencana yang telah dibuat.
 Penggunaan media pembelajaran
Media yang digunakan seringkali kurang meningkatkan motivasi dan
ketertarikan peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan.
 Evaluasi Praktikan masih belum dapat membagi waktu dengan baik.
Sehingga, seringkali tidak terlaksana dan jika terlaksana, banyak
peserta didik yang mengeluh dilakukan kegiatan evaluasi tersebut
karena waktu yang tersedia sedikit lagi.
 Kemampuan menutup pembelajaran
Sebelum jam pelajaran selesai, dan guru belum menyampaikan
refleksi dan informasi materi selanjutnya, sudah banyak peserta didik
yang tidak kondusif. Sehingga informasi tidak tersampaikan dengan
baik.

2. Proses Kegiatan Non Mengajar


Tugas praktikan bukan hanya sebatas mengajar tetapi juga terdapat
kegiatan non mengajar yang harus dilaksanakan. Beberapa masalah yang
muncul dalam kegiatan non mengajar, antara lain:
 Upacara Bendera
Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan upacara bendera adalah
kehadiran praktikan yang tidak selalu lengkap.
 Piket
Jumlah praktikan dalam PPL PPG yang terbatas sehingga membuat tugas
piket tidak dikerjakan dengan baik. Kadangkala ketika piket ada praktikan
yang harus mengajar sehingga tidak dapat melaksanakan piket. Selain itu
hambatan kurang pahaman praktikan dalam jobdesk piket guru,
perpustakaan, dan BK.

3. Proses Bimbingan
Proses bimbingan dengan guru pamong tidak terdapat kendala, karena
praktikan saat masuk kelas selalu ditemani dengan guru pamong.
Permasalahan yang muncul adalah kesulitan bimbingan dengan dosen
pembimbingan yang terbatas karena waktu antara praktikan dengan jadwal
mengajar dosen pembimbing.

b. Faktor Penyebab Masalah yang Dihadapi


1. Proses Kegiatan di Dalam Kelas
Kesulitan atau permasalah yang muncul dalam proses kegiatan di dalam
kelas baik dalam permasalahan melakukan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sampai dengan penampilan. Beberapa faktor yang
menyebabkan permasalahan muncul, antara lain:
a) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
 Tujuan pembelajaran
Kurangnya pengetahuan praktikan dalam menentukan tujuan
pembelajaran yang baik dan tidak hanya terfokus pada aspek kognitif
saja.
 Penentuan indikator
Ketidakmampuan mengembangkan kompetensi dasar dan
menentukan kata kerja operasional (KKO) yang tepat digunakan
untuk mewakili tujuan yang ingin dicapai oleh guru setelah peserta
didik mendapat pembelajaran.
 Penggunaan metode pembelajaran yang cocok
Keterbatasan menganalisis situasi kelas, jam pelajaran, dan kondisi
peserta didik merupakan faktor yang menyebabkan penggunaan
metode tidak cocok digunakan dikelas tersebut.
 Media pembelajaran
Penguasaan pemilihan media yang masih belum mumpuni menjadi
faktor kurang meningkatnya motivasi dan ketertarikan peserta didik
untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu juga ketersediaan
proyektor sebagai pendukung media didalam kelas juga sangat berperan
untuk ketidak berhasilan pembelajaran dikelas.
 Evalusi Permasalahan pengaturan waktu yang menjadi kesulitan, faktor
yang menyebabkan hal tersebut adalah kelemahan dalam manajemen
waktu.

b) Penampilan
 Kemampuan membuka pelajaran
Faktor penyebab permasalahan kondisi kelas saat membuka pelajaran
adalah kurang tegas dan menguasai kelas dengan baik
 Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan masih belum tegas dalam mengkondisikan peserta didik, masih
belum tegasnya praktikan membuat peserta didik menjadi santai dan
kurang sopan.
 Implementasi langkah-langkah pembelajaran (scenario)
Faktor penyebab seringkali pembelajaran tidak sesuai dengan skenario
dalam RPP karena kurangnya manajemen waktu yang baik dr praktikan
dan kondisi kelas yang berbeda dengan yang diharapkan
 Penggunaan media pembelajaran Praktikan kurang menggali dan
memanfaatkan media yang ada dan dapat memotivasi peserta didik dalam
setiap materinya.
 Evaluasi Praktikan masih sangat kurang dalam melakukan manajemen
waktu untuk dapat melaksanakan kegiatan evaluasi.
 Kemampuan menutup pembelajaran
Faktor penyebab dari permasalahan saat menutup pembelajaran adalah
menarik perhatian peserta didik agar tetap focus pada saat penyampain
infomasi sehingga dapat tersampaikan.
2. Proses Kegiatan Non mengajar
Tugas praktikan bukan hanya sebatas mengajar tetapi juga terdapat
kegiatan non mengajar yang harus dilaksanakan. Beberapa faktor
penyebab masalah yang muncul dalam kegiatan non mengajar, antara lain:
 Upacara Bendera Faktor yang menyebabkan rendahnya kehadiran
praktikan dalam upaca bendera adalah kurangnya kesadaran dan tanggung
jawab dalam melakukan kegiatan non mengajar.
 Piket Kurangnya kesadaran praktikan dalam melaksanakan tanggung
jawab piket. Serta hambatan kurang pahaman praktikan dalam
jobdesk piket guru, perpustakaan, dan BK.

3. Proses Bimbingan.
Permasalahan proses bimbingan kepada dosen pembimbing terhambat
karena jadwal praktikan dan dosen pembimbing yang berbenturan.
Sehingga seringkali tidak dapat bertemu untuk berkonsultasi mengenai
proses PPL praktikan di sekolah.

c. Upaya Pemecahan masalah


1. Proses Kegiatan di Dalam Kelas
Permasalahan yang timbul dan analisis penyebab timbulnya masalah
tersebut, sehingga praktikan mencoba melakukan usaha untuk
menanggulanginya. Adapun usaha yang dilakukan praktikan untuk
menanggulangi masalah-masalah diatas, antara lain:
a) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
 Tujuan pembelajaran
Meminta bantuan kepada guru pamong dalam bimbingan untuk
menentukan tujuan pembelajaran yang meliputi semua aspek, baik
kognitif, efektif dan psikomotorik.
 Penentuan indikator
Untuk menentukan indikator praktikan juga meminta bimbingan
dari guru pamong dan berdiskusi dengan teman dalam penggunaan
KKO yang sesuai dengan kompetensi dasar
 Penggunaan metode pembelajaran yang cocok
Masalah penggunaan metode pembelajaran yang cocok seringkali
praktikan meminta pendapat dan berdiskusi dengan praktikan lain
metode yang cocok dan mencari metode yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa
 Media pembelajaran
Menjadi guru kreatif dengan media yang ada untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik. Dan memanfaatkan media sekitar yang
nyata.
 Evalusi
Manajemen waktu yang dilakukan agar terlaksananya evaluasi
yang telah dirancang dalam RPP dengan melakukan bimbingan
dengan guru pamong dan juga belajar mengatur waktu dengan
baik.

b) Penampilan
 Kemampuan membuka pelajaran
Praktikan untuk dapat membuat kondusif diawal pembelajaran
dengan menayangkan video motivasi atau gambar-gambar
motivasi. Sehingga peserta didik dengan sigap ingin melihat
ataupun menonton video tersebut. Sehingga pembelajaran dapat
segera dilakukan
 Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan mencoba dalam pelaksanaan pembelajaran tegas dengan
peraturan yang telah dibuat sebelumnya melalui kesepakatan kelas.
Sehingga mengantisipasi permasalah sebelumnya terulang
kembali.
 Implementasi langkah-langkah (scenario) pembelajaran
Praktikan sangat berusaha agar pembelajaran disesuaikan dengan
rancangan RPP yang sebelumnya sudah di diskusikan dengan guru
pamong dengan membagi waktu dengan baik dan sesuai scenario
pembelajaran
 Penggunaan media pembelajaran
Praktikan memanfaatkan media yang ada, baik bersifat IT maupun
dengan contoh langsung yang biasa dilihat peserta didik.
 Evaluasi Praktikan berusaha dalam pembagian waktu untuk tetap
melaksanakan kegiatan evaluasi di akhir pembelajaran
 Kemampuan menutup pembelajaran
Menarik perhatian peserta didik dengan tambahan suara yang lebih
lantang agar peserta didik tetap memperhatikan informasi yang
akan disampaikan, sehingga tidak adanya miss komunikasi pada
saat pertemuan berikutnya.

2. Proses Kegiatan Non mengajar


Beberapa usaha pemecahan masalah yang muncul dalam kegiatan
non mengajar, antara lain:
 Upacara Bendera Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran praktikan lain adalah dengan memberikan saran
dan teguran
 Piket Upaya untuk meningkatkan tanggung jawab praktikan
dengan memberikan teguran dan untuk mengetahui jobdesk
dari piket diadakan pembekalan dan evaluasi mengenai
kegiatan piket yang telah dilakukan secara rutin.

3. Proses Bimbingan
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong dapat dilaksanakan
kapan saja karena guru pamong senantiasa selalu mendampingi
praktikan, sedangkan dengan dosen pembimbing praktikan pada saat
tidak mengajar datang untuk bimbingan.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dalam mempersiapkan tenaga pendidik yang profesional serta dapat memenuhi


kebutuhan dan tuntutan didunia kerja, diperlukan pendidik yang berkemampuan
memadai baik secara teoritis dan maupun praktek kependidikannya. Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) dalam Program Profesi Guru (PPG) yang dilakukan
oleh UPI merupakan sarana yang tepat untuk melatih peserta PPG dalam
pengembangan keterampilan mengajar dan mendidik. Dengan demikian peserta
didik dapat melaksanakan dan mengembangkan teoriteori yang didapat selama
menjalani workshop dalam perkuliahan.

Dalam pelaksanaan PPL, praktikan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

 Pelaksanaan PPL merupakan bagian dari seluruh proses pembinaan


mahasiswa UPI sebagai calon pendidik dan profesi keguruan yang
profesional.
 Pelaksanaan PPL mampu melibatkan mahasiswa kependidikan untuk
menghadapi dunia kerja yang akan dihadapi nantinya.
 PPL memberikan manfaat dalam pembentukan dasar-dasar keguruan
bagi calon tenaga edukatif yang profesional.
 Secara garis besar kesimpulan yang dapat praktikan dapatkan selama
PPL yaitu bahwa seorang pendidik memiliki tanggung jawab moril
yang cukup besar terhadap peserta didiknya.
 Kegiatan mengajar adalah kegiatan yang sulit dilakukan apabila kurang
persiapan, baik persiapan fisik maupun mental, keilmuan kita serta
membutuhkan wawasan luas dan keterampilan yang memadai agar
semua tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sehingga proses
persiapan baik administrasi maupun yang lainya menduduki peran yang
sangat penting.
3.2 Saran
1. Untuk UPT PPL UPI
 Koordinasi Hubungan kerjasama antara UPT PPL UPI dengan pihak
sekolah perlu ditingkatkan, agar terjadi saling pengertian antara kedua
belah pihak..
 Memberikan pengarahan yang lebih komprehensif dan aplikatif
kepada calon mahasiswa PPL agar lebih percaya diri ketika memasuki
wilayah sekolah, khususnya di dalam kelas.
 Pihak PPL UPI hendaknya lebih memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah yang dialami praktikan selama Program PPL
berlangsung.
 Hubungan kerjasama antara UPT PPL UPI dengan pihak sekolah
perlu ditingkatkan, agar terjadi saling pengertian antara kedua belah
pihak.
 Memfasilitasi dosen pembimbing dan supervisor agar secara lebih
intensif melakukan bimbingan dan monitoring kepada praktikan
secara berkelanjutan.
 Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja
sama yang baik dengan UPT PPL UPI sehingga terjalin kerjasama
yang lebih baik.

2. Untuk Pihak Sekolah (SMA Negeri 2 Bandung)


 Memberikan pemahaman kepada Koordinator piket KBM, piket tatib,
piket perpustakaan, dan piket BK tentang tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh praktikan saat piket di lini tugas yang bersangkutan
 Memperbaiki koordinasi dengan guru-guru yang bertugas mengawasi
kegiatan literasi agar ketika praktikan ditugaskan sebagai pengganti
tidak terjadi salah paham
 Meningkatkan kesadaran guru dan peserta didik mengenai pentingnya
gerakan hemat energi karena beberapa kali praktikan mengajar di
kelas di waktu siang lampu ruangan belum dimatikan
 Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan
demi kelancaran proses pendidikan.
 Memberikan sosialisasi yang lebih rinci terkait apa yang harus
dilaksanakan praktikan selama menjalani PPL

3. Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan datang


Persiapan dalam proses pembelajaran sangat menunjang keberhasilan
pembelajaran yang efektif sehingga setiap peserta PPG yang melaksanakan
PPL hendaklah selalu mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung. Saya menghimbau bagi praktikan yang akan datang, yang harus
di siapkan antara lain:
 Praktikan hendaknya mempersiapkan segala sesuatu dan membekali
diri dalam segi penguasaan materi, penyusunan rencana pengajaran,
penggunaan metode dan pendekatan, pengelolaan kelas dan
sebagainya.
 Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah
agar lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan Program PPL.
 Praktikan harus berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dengan cara
terlibat langsung pada aktivitas baik di dalam maupun di luar
pengajaran yang berlangsung di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI.2018.Panduan


Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL PPG)
Pasca SM-3T dan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Bersubsidi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
DOKUMENTASI KEGIATAN PPL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok/ Sub Materi Pokok : Perkembangan Teori Atom/ teori atom Dalton,
Thomson dan Rutherford
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator sikap
3.2 Menganalisis 3.2.1 Menjelaskan model atom Dalton Menunjukkan sikap
perkembangan 3.2.2 Menganalisis kelemahan model atom kerja sama dan
model atom dari Dalton terampil ketika
model atom Dalton, 3.2.3 Menjelaskan model atom Thomson berdiskusi mengenai
Thomson, 3.2.4 Menganalisis kelemahan model perkembangan
Rutherford, Bohr, Thomson model atom
dan Mekanika 3.2.5 Menjelaskan model atom Rutherford
Gelombang 3.2.6 Menganalisis kelemahan model atom
Rutherford
4.2 Menggunakan 4.2.1 Mengkomunikasikan model atom
model atom untuk Dalton untuk menjelaskan fenomena
menjelaskan alam atau hasil percobaan
fenomena alam 4.2.2 Mengkomunikasikan model atom
atau hasil Thomson untuk menjelaskan fenomena
percobaan alam atau hasil percobaan
4.2.3 Mengkomunikasikan model atom
Rutherford untuk menjelaskan fenomena
alam atau hasil percobaan

C. Materi Pembelajaran
Indikator Fakta Konseptual
3.2.1 Menjelaskan Bagaimana wujud dan Teori Atom Dalton :
model atom bentuk dari kapur tulis yang 1. Materi tersusun dari partikel –
Dalton ada di ruang kelasmu? partikel terkecil yang disebut atom
Apakah yang terjadi jika 2. Unsur adalah materi yang tersusun
kapur tulis dipotong terus- dari atom-atom sejenis dengan
menerus? massa dan sifat yang sama
Kapur tulis merupakan salah 3. Unsur yang berbeda mempunyai
satu contoh materi yang ada massa dan sifat yang berbeda
di kehidupan sekitar kita. 4. Senyawa adalah materi yang
tersusun dari setidaknya 2 jenis
Materi ada yang berwujud
atom dari unsur-unsur berbeda,
padat, cair, dan gas. dengan perbandingan tetap dan
tertentu. Dalam senyawa, atom-
atom tersebut berikatan melalui
ikatan antar atom
5. Atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnakan. Reaksi kimia
hanyalah penataan ulang atom-
atom yang bereaksi

3.2.2 Menganalisis Kelebihan:


kelemahan • Mendorong para ilmuwan
model atom untuk melakukan penyelidikan
lebih lanjut tentang rahasia
Dalton
atom.
• Dapat menerangkan Hukum
Kekekalan Massa dan
Perbandingan Tetap.
Kelemahan:
• Tidak dapat menjelaskan
perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan unsur yang
lain.
• Tidak dapat menjelaskan sifat
listrik materi.
• Tidak dapat menjelaskan cara
atom saling berikatan.
3.2.3 Menjelaskan  Tahun 1897 Joseph John Menurut Thomson, model atomnya
model atom Thomson menyatakan adalah :
Thomson keberadaan partikel 1. Atom merupakan suatu materi
bermuatan di dalam atom berbentuk bola pejal bermuatan
melalui percobaan tabung positif dan di dalamnya tersebar
sinar katode. elektron-elektron (dianalogikan
Percobaan ini seperti roti kismis, sehingga
menghasilkan penemuan sering disebut Teori Atom
sifat sinar katode, antara Kismis);
lain: 2. Atom bersifat netral, jumlah
1. merambat tegak lurus dari muatan positif sama dengan
permukaan katode menuju jumlah muatan negatif.
anode;
2. merupakan radiasi partikel
sehingga terbukti dapat
memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif
sehingga dibelokkan ke
kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan
berbagai jenis zat,
termasuk gelas.
Dari hasil percobaan tersebut,
J.J. Thomson menyatakan
bahwa sinar katode
merupakan partikel
penyusun atom yang
bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut
elektron.

 Pada tahun 1909, peneliti


dari Universitas Chicago,
Robert Milikan mendesain
eksperimen untuk
mengukur muatan elektron
yang dikenal dengan
percobaan tetes minyak
Milikan.

3.2.4 Menganalisis Kelebihan :


kelemahan • Dapat menerangkan partikel
model Thomson yang lebih kecil dari atom
• Dapat menerangkan sifat
listrik atom
Kelemahan:
• Tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom
tersebut
• Tidak dapat menerangkan efek
penghamburan cahaya pada
lempeng tipis emas
3.2.5 Menjelaskan  Rutherford dengan  Sebagian besar massa dan
model atom bantuan Hans Geiger dan muatan positif atom
Rutherford Ernest Marsden, terkonsentrasi pada bagian
melakukan percobaan pusat atom yang selanjutnya
dengan menggunakan disebut inti atom.
partikel α untuk  Elektron mengelilingi inti
mengetahui struktur atom. atom pada jarak yg relative
Berdasarkan percobaan sangat jauh dengan lintasan
tersebut disimpulkan tertentu pada keadaan
bahwa: stationer.
a. Atom bukan merupakan  Jarak antara inti hingga kulit
bola pejal, karena hampir atom dinamakan jari-jari atom
semua partikel α
diteruskan (panah A).
Berarti, sebagian besar
volume atom merupakan
ruang kosong;
b. Di dalam atom terdapat
suatu bagian yang sangat
kecil dan padat yang
disebut inti atom; partikel
α dipantulkan kembali oleh
inti atom (panah C).
c. Sebagian kecil partikel α
dibelokkan (panah B).Hal
tersebut disebabkan
keduanya (Muatan inti
atom dan partikel α)
sejenis yaitu positif;

3.2.6 Menganalisis Kelemahan teori atom Rutherford:


kelemahan a. Teori atom Rutherford hanya
model atom mampu menjelaskan bahwa
elektron-elektron yang beredar
Rutherford
mengelilingi inti atom berada
dalam ruang hampa, tetapi belum
mampu menjelaskan distribusi
elektron-elektron secara jelas.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa
atom bersifat stabil. Teori atom
Rutherford bertentangan dengan
Hukum Fisika Max-well.
c. Tidak dapat menjelaskan bahwa
spektrum atom hidrogen berupa
spektrum garis
(diskrit/diskontinu).

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Pendekatan saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi dan tanya jawab

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media Pembelajaran yang digunakan adalah video tentang:
1. Percobaan tabung sinar katoda
2. Tetes minyak Milikan
3. Penghamburan sinar alfa

F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Siswa
Sudarmono, U. (2013). Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
 Siswa menjawab salam dari guru
 Siswa dan guru berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
 Siswa diperiksa kehadirannya
 Siswa diberi apersepsi 5 menit
- Siswa diingatkan kembali mengenai materi SMP tentang materi dan
partikel penyusunnya.
- Siswa melihat tayangan slide yang menampilkan berbagai macam
campuran dan zat murni yang ada terdapat dalam kehidupan sehar-
hari
- Siswa ditanya tentang bagian terkecil dari senyawa air dan
diharapkan siswa bias menjawab bagian terkecilnya adalah molekul
H2 dan O2
- Siswa ditanya kembali tentang bagian terkecil dari unsur emas.
 Siswa diberi motivasi 5 menit
- Siswa ditanya mengenai materi dan penyusunya yang ada di sekitar
mereka
- Siswa melihat tayangan slide sambil mendengar penjelasan guru
mengenai materi dan unsur penyusunnya berdasarkan pandangan
para filsuf pada zaman dahulu. Pada zaman dahulu kala para filsuf
menganggap bahwa unsur yang ada di alam adalah air, api, tanah
dan udara.
- Siswa mencoba menjawab pertanyaan (motivasi)yang diberikan
mengenai kemungkinan yang terjadi ketika kertas dipotong menjadi
dua bagian, lalu potongan tersebut dipotong lagi secara terus-
menerus. “Bagaimana bentuk dari kertas yang tak bisa lagi
dipotong/dibagi tersebut?”

Kegiatan Inti
1. Stimulus 5 menit
 Siswa dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 4 orang
 Setiap kelompok diberi LKS dan arahan untuk mengerjakannya
 Siswa membaca mengenai sejarah atom yang ada di dalam LKS
2. Identifikasi Masalah
Setelah membaca sejarah atom diharapkan siswa dapat bertanya tentang
apa itu atom. Apakah atom itu bagian terkecil dari unsur.? 5 menit
3. Mengumpulkan dan Memproses Data
 Di bagian awal siswa membaca cerita tentang Dalton dan fenomena-
fenomena yang diamati Dalton hingga dia dapat mengemukakan 45 menit
model Atomnya.
 Siswa diminta untuk mengungkapkan model atom Dalton
berdasarkan pengamatan yang diamati Dalton
 Setelah itu siswa mengamati video tentang percobaan tabung sinar
katoda yang dilakukan oleh Thomson
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan Thomson
 Siswa mengamati percobaan tetes minyak Milikan
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan percobaan
tetes minyak Milikan
 Siswa menjawab soal berkaitan dengan sifat elektron dan kelemahan
model atom Dalton
 Siswa menjelaskan model atom Thomson
 Siswa mengamati percobaan penghamburan sinar alfa
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan penghamburan sinar alfa
 Siswa menjelaskan kelemahan model atom Thomson berdasarkan
percobaan yang dilakukan oleh Rutherford
 Siswa menjelaskan model atom Rutherford
4. Memverfikasi Data
 Ada perwakilan dari tiga kelompok yang menggambarkan model
atom Dalton, Thomson dan Rutherford untuk melihat perbedaan 10 menit
ketiganya
5. Generalisasi
 Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Dalton
 Ada satu siswa yang menjelaskan kelemahan model atom Dalton 10 menit
 Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Thomson
 Ada satu siswa yangt menjelaskan kelemahan model atom Thomson
 Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Rutherford
Kegiatan Penutup 5 menit
 Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan bahwa atom itu sangat
kecil. Apalagi inti atom. Kalau diibaratkan atom itu sebesar gereja, maka
inti atom itu hanya sekecil debu.
 Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan bahwa pada pertemuan
selanjutnya masih akan terkait dengan model atom.
 Siswa ditugaskan untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
 Siswa dan guru berdoa bersama
 Siswa menjawab salam guru

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Penilaian Aspek Jenis Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Uraian
Keterampilan Nontes Observasi Lembar observasi
Sikap Nontes Observasi Lembar observasi dan
jurnal

I. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian
Lampiran 2 : bahan ajar
Lampiran 3 : media pembelajaran
Lampiran 4 : lembar kerja peserta didik
Lampiran 1: PENILAIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN

PENILAIAN PENGETAHUAN

Level
Indikator Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
3.2.1 Menjelaskan C3 Democritus adalah seorang filsuf Yunani yang pertama kali a. Bagian terkecil dari suatu 5
model atom mengemukakan bahwa bagian terkecil dari suatu materi unsur disebut
Dalton disebut atom. Hingga tahun 1803 Dalton mengamati b. Sifat atom dalam suatu unsur 15
fenomena ketika suatu unsur di potong terus-menerus, suatu itu sama. Sifat atom dari
saat akan ditemuakan suatu bagian yang tidak dapat dibagi unsur berbeda akan berbeda
lagi. Selain itu, Dalton juga mengamati bahwa sifat unsur juga
satu dengan unsur lainnya itu berbeda. Dia juga
menghubungkannnya dengan bagian terkecil penyusunnya.
Berdasarkan hal tersebut jelaskan model atom menurut
Dalton!
3.2.2 Menganalisis C4 Pada awal tahun 1900an, Thomson melakukan percobaan a. Elektron bermuatan 5
kelemahan dengan menggunakan tabung sinar katoda. Ketika suatu negatif 20
model atom listrik bervoltase tinggi diberikan pada katoda logam b. Menurut Dalton atom
Dalton (bermuatan negatif), logam tersebut memancarkan sinar merupakan bagian
yang disebut sinar katoda. Sinar tersebut akan berbelok terkecil dari suatu unsur,
mendekati medan magnet positif dan menjauhi medan namun ternayta Thomson
magnet negative. Sinar itu merupakan elektron.Berdasarkan menemukan bahwa di
hal tersebut, dalam atom masih ada
a. Sebutkan sifat-sifat elektron! bagian lainnya yaitu
b. Menurut Thomson, elektron merupakan bagian dari elektron
atom. Berdasarkan hal itu, jelaskan kelemahan
model atom Dalton!
3.2.3 Menjelaskan C3 Berdasarkan percobaan tabung sinar katoda, Thomson Menurut Thomson, atom adalah 15
model atom menemukan elektron sebagai bagian dari atom. Jelaskan bola positif dengan elektron
Thomson model atom menurut Thomson tersebar di setiap bagiannya seperti
roti kismis atau buah semangka
3.2.4 Menganalisis C4 Perhatikan gambar berikut. Menurut Thomson di dalam 10
kelemahan atom terdapat elektron
model atom bermuatan negatif yang
Thomson menyebar merata di dalamnya.
10
Namun berdasarkan penelitian
Rutherford sebagian besar
volume atom adalah ruang
kosong (sebagian besar sinar alfa
diteruskan). 10

Adanya elektron di dalam atom


tidak terlalu berpengaruh
terhadap volume atom. 10

Selain itu ada partikel inti di


dalam pusat atom yang sangat
kecil bermuatan positif yang
bersifat kuat karena dapat
memantulkan sinar alfa

Pedoman Penilaian
Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan kelemahan model
atom Rutherford!
3.2.6 Menjelaskan C3 Berdasarkan hasil percobaan penghamburan sinar alfa yang Menurut model atom 15
model atom dilakukan Rutherford, dia mengemukakan model atom. Rutherford, atom terdiri dari
Rutherford Jelaskan model atom berdasarkan Rutherford! elektron yang berukuran sangat
kecil dan inti atom yang kecil
terletak ditengah atom yang
bersifat kuat dan positif.
5
Sebagian volume atom adalah
ruang atom.

Pedoman Penilaian
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Nilai = × 100
120
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu

Kerja Percaya Kerja Percaya


No Nama Skor No Nama Skor
sama diri sama diri

1. 19
2. 20
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17
18
Nilai
Pedomaan penskoran : A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
B (Baik) 2,01 - 3,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 C (Cukup) 1,01 - 2,00
16
D (Kurang) < 1,00
RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT DISKUSI

No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)

Nama Satuan pendidikan : SMAN 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / I (satu)

Aspek yang dinilai


No Nama Siswa Kelompok a b c d e Total skor
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dst
Keterangan:
a = Mengemukakan pendapat pada saat diskusi Pemberian Skor:
b = Mengajukan pertanyaan 0 = Jika siswa tidak melakukan aspek yang dinilai
c = Menjawab pertanyaan 1 = Jika siswa jarang melakukan aspek yang dinilai
d = Menghargai pendapat orang lain 2 = Jika siswa sering melakukan aspek yang dinilai
e = Mempresentasikan hasil diskusi

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎
Lampiran 2 : BAHAN AJAR

A. MODEL ATOM DALTON


Pada tahun 460-370 SM seorang filsuf Yunani bernama Democritus mendeskripskan materi terdiri dari
partikel tak kecil tak kasat mata yang dinamakan atomos yang berarti “tak terlihat” dan “tak dapat di
bagi”. Namun pendapat tersebut ditolak olah para filsuf lainnya seperti Plato dan Aristoteles yang kala itu
merupakan tokoh yang berpengaruh.
Ide tentang atom kembali muncul di Eropa pada abad ke 17 M. Para ahli kimia mulai belajar mengenai
reaksi yang melibatkan sejumlah unsur dan menghasilkan zat baru. Pada tahun 1803, seorang guru dan
saintis bernama John Dalton merumuskan model tentang atom. Model tersebut terdiri dari beberapa
postulat, yaitu sebagai berikut.
1. Masing-masing unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil sekali yang disebut atom
2. Semua atom dalam unsur itu sama dalam massa dan sifat tetapi atom dari unsur yang berbeda
memiliki massa dan sifat yang berbeda
3. Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan, penggabungan, atau penyusunan ulang atom-atom. Atom
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
4. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua atau lebih unsur yang bergabung secara kimia dengan
proporsi tertentu

PENEMUAN ELEKTRON
Pada tahun 1834 Michael Faraday menemukan ketika listrik dialikan ke larutan dapat menyebabkan reaksi
kimia. Hal ini merupakan tanda pertama bahwa materi meengandung listrik secara alami. Pada pertengahan
abad 18 M saintis mulai melakukan percobaan dengan menggunakan tabung gas bertekanan rendah hampa
udara yang dialiri listrik. Tabung tersebut memiliki dua elektroda yang terbuat dari logam. Ketika listrik
bervoltase tinggi dialirkan melalui elektroda, dihasilkan radiasi di antara kedua kedua elektroda. Radiasi
yang dihasilkan disebut sinar katoda karena sinar yang dihasilkan berasal dari katoda yang mengalir ke
anoda. Walaupun sinar tidak dapat terlihat, namun sinar dapat diamati dengan meletakkan material
berfluorosens atau mematikan lampu.

Sumber : Ebbing dan Darrel, General Chemistry 9th edition)


Gambar 1. Sinar katoda ketika diberikan medan magnet disekitarnya
Hasil eksperimen menunjukan bahwa sinar katoda akan mengalir lurus dari katoda ke anoda. Namun ketika
medan magnet didekatkan, sinar tidak lagi lurus. Ketika kutub negatif didekatkan, sinar menjauhi medan
magnet, namun ketika kutub positif didekatkan, sinar mendekati medan magnet. Hal ini tetap terjadi
walaupun material katoda berbeda. Pada tahun 1897, J.J Thomson dalam papernya menjelaskan bahwa
sinar katoda merupakan partikel bermuatan negatif yang disebut elektron. Lebih jauh, karena elektron
diemisikan dari elektroda yang terbuat dari berbagai jenis logam, semua logam pasti mengandung elektron.
Thomson juga melakukan pengukuran kuantitatif untuk mengetahui sifat sinar katoda. Menurut Thomson,
jumlah pembelokan sinar dalam tabung sinar katoda yang disebabkan medan magnet/listrik dipengaruhi
oleh tiga factor, yaitu:
1. Kekuatan medan magnet/listrik dalam membelokkan sinar. Semakin besar medan magnet/listrik
maka pembelokkan akan semakin besar.
2. Ukuran muatan negatif elektron. Semakin besar muatan partikel, maka semakin besar pula
interaksinya dengan medan magnet/listrik sehingga semakin besar pula sudut pembelokkannya
3. Massa elektron. Semakin ringan partikel, pembelokkan akan semakin besar.
Thomson mempelajari dengan hati-hati jumlah pembelokkan sinar katoda yang disebabkan medan
magnet/listrik hingga dia dapat menemukan rasio muatan elektron (e) terhadap massanya (m).
𝑒⁄ = 1,758 820 × 108 C/g
𝑚
Pada tahun 1909, peneliti dari Universitas Chicago, Robert Milikan mendesain eksperimen untuk mengukur
muatan elektron yang dikenal dengan percobaan tetes minyak Milikan.

Sumber : Mc Murry dan Fay, Chemistry 6th edition


Gambar 2 Percobaan tetes Minyak Milikan
Dalam percobaan Milikan, setetes kecil minyak dijatuhkan ke dalam lubang kecil yang melewati dua plat
bermuatan. Pengamatan dilakukan melalui teleskop untuk menentukan laju jatuhnya minyak. Tetes minyak
yang jatuh melalui lubang kemudian diberi muatan negatif melalui penyinaran sinar X. Milikan mengukur
bagaimana pengaruh berbagai voltase yang diberikan dikedua plat terhadap laju jatuhnya minyak. Karena
muatan setiap tetes selalu merupakan bentuk integral dari 1,602 x 10 -19 C, dia berkesimpulan bahwa angka
tersebut merupakan muatan elektron.
Dengan menggunakan rasio muatan terhadap massa dari Thomson, massa elektron dapat ditentukan
𝑒⁄ = 1,758 820 × 108 C/g
𝑚
𝑒 1,602 x 10−19 C
𝑚= =
1,758 820 × 108 C/g 1,758 820 × 108 C/g
𝑚 = 9.109 382 × 10−28 g
Massa tersebut 2000 kali lebih kecil dari massa atom hidrogen (atom paling ringan). Hal ini menjelakskan
bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom.

B. MODEL ATOM THOMSON


Thomson mengemukakan karena massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa atom, maka
elektron hanya bagian kecil dari atom. Secara umum atom bermuatan netral. Thomson mengusulkan model
atom. Dalam model atom menurut Thomson, atom adalah bola positif dengan elektron tersebar di setiap
bagiannya seperti roti kismis atau buah semangka.

Sumber : Zumdhal dan Zumdhal, Chemistry 7 th edtion


Gambar 3 Model Atom menurut Thomson
C. MODEL ATOM RUTHERFORD
Pada tahun 1910 seorang ahli fisika dari New Zealand bernama Ernest Rutherford yang bekerja dengan
Thomson di Universitas Chicago memilih menggunakan sinar alfa untuk meneliti struktur atom. Rutherford
bersama rekannya Hans Geiger dan Ernest Marsden menggunakan lempeng emas tipis dan logam lainnya
sebagai target sinar alfa dengan menggunakan zat radioaktif sebagai sumber sinar alfa. Sebelumnya telah
diketahui bahwa sinar alfa bermuatan positif. Mereka menemukan bahwa hampir semua partikel melewati
lapisan emas. Namun sejumlah kecil partikel dibelokkan dengan sudut yang bervariasi dan ada beberapa
pula yang dipantulkan kembali ke arah sinar datang.
Sumber : Whitten dkk, Chemistry 10th edition
Gambar 4 Percobaan Rutherford Penghamburan Sinar Alfa
Rutherford mengintrepretasikan penemuannya bahwa sebagian besar volume atom adalah adalah ruang
kosong. Hal tersebut terlihat ketika sebagian besar sinar alfa dengan lurus menembus lapisan emas. Selain
itu ketika sinar mengalami pembelokkan dengan berbagai sudut, sinar tersebut menyinggung inti yang
sangat kecil ditengah atom yang sifatnya massif dan bermuatan positif karena dapat memantulkan sinar alfa
ketika tepat menabrak inti. Rutherford mengatakan bahwa setiap atom mengandung sesuatu yang kecil,
massif dan bermuatan positif yang disebut inti atom. Sebagian besar sinar alfa yang tidak dibelokkan karena
volume atom yang sebagian besar kosong hanya terdapat elektron yang massanya sangat kecil.
Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA


MODEL ATOM
(DALTON, THOMSON, DAN RUTHERFORD)
Lampiran 4

MODEL ATOM
(DALTON, THOMSON, RUTHERFORD)

Pernahkah kita berpikir jika benda-benda tersebut


dipotong terus menerus sampai tidak dapat
dipotong lagi maka apa yang kita dapatkan?

Gambar 1. Contoh materi: Keju, Jeruk nipis, Krayon dan Kapur tulis

 Apakah yang akan terjadi bila kalian memotong benda-benda pada Gambar 1 menjadi dua
bagian? Lalu satu bagian yang sudah terpotong dipotong lagi terus menerus?
 Akankah suatu saat kalian akan mendapatkan bahwa benda-benda tersebut tersebut tidak dapat
dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil?

A. Stimulasi
Seorang filsuf, Democritus (460-370 SM) mengamati ketika suatu materi dipotong secara terus
menerus hingga menemukan suatu bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Democritus
menamainya atom atau dalam Bahasa Yunani atomos yang artinya “tak terlihat” dan “tak dapat
di bagi”. Namun pendapat tersebut ditolak olah para filsuf lainnya seperti Plato dan Aristoteles
yang beranggapan bahwa suatu materi akan selalu bisa dipotong tanpa adanya bagian terkecil.
Pendapat Plato dan Aristoteles ini diterima oleh masyarakat pada saat itu karena Democritus
tidak dapat membuktinya secara ilmiah, selain itu Plato dan Aristoteles merupakan filsuf yang
terkenal di zamannya sehingga pendapatnya lebih diterima. Konsep tentang atom masih terus
berkembang

B. Identifikasi Masalah
1. Setelah membaca teks di atas, tuliskan pertanyaan yang mucul di benak kalian!
Jawab
Lampiran 4

2. Buatlah jawaban sementara dari pertanyaan yang telah kalian tuliskan!


Jawab

C. Mengumpulkan dan Memproses Data

Pada tahun 1803-1807 John Dalton yang merupakan seorang guru dan
saintis melihat beberapa fenomena dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi
untuk menyimpulkan teorinya tentang atom. Berikut ini merupakan
beberapa fenomena yang diamati oleh John Dalton.
1. Perhatikan gambar berikut

Dalton mengamati benda yang dipotong terus menerus hingga suatu


saat menemukan bagian paling kecil. Dari peristiwa tersebut
merumuskan pendapatnya tentang atom. Bagaimana postulat model
atom Dalton berdasarkan hal tersebut?
Jawab

2. Gambar di samping merupakan gambar unsur emas dan tembaga.


Dalton mengamati emas sebagai logam mulia, memiliki warna
berkilau dan tahan terhadap korosi. Sedangkan tembaga merupakan
logam yang mudah mengalami korosi, berwarna merah-oranye.
Keduanya merupakan dua unsur yang berbeda. Dari fenomena
tersebut Dalton menyusun pendapatnya tentang atom.
Berdasarkan hal tersebut, bagaimana postulat model atom menurut
Dalton?
Jawab
Lampiran 4
Ilmu pengetahuan terus berkembang, Perkembangan mengenai reaksi kimia yang
melibatkan energi listrik mulai terjadi pada tahun 1830. Pada tahun 1879 William
Crooks melakukan percobaan konduksi listrik melalui gas. Pada percobaan ini listrik
bervoltase tinggi diberikan pada elektroda di dalam tabung, radiasi yang dihasilkannya
dinamakan sinar katoda. Simaklah percobaan tabung sinar katoda yang dilakukan oleh
J.J Thomson dalam video!

Simaklah video yang memperlihatkan percobaan tabung sinar katoda!

Setelah menyaksikan video, jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Jelaskan perbedaan arah sinar katoda ketika ada medan magnet dan ketika tidak ada
medan magnet!
Jawab

2. Muatan apa yang dimiliki sinar katoda?


Jawab

3. Mengapa sinar yang dihasilkan dinamakan sinar katoda?


Jawab

Karakteristik sinar yang dihasilkan tidak bergantung pada bahan elektroda dan gas
yang ada di dalam tabung. Sinar yang dihasilkan diberi nama elektron (e) oleh
Stoney. Elektron merupakan bagian dari atom.
Thomson juga berhasil menentukan rasio muatan elektron (e) per massanya (m),
yaitu 1.75882 x 108 coulomb (C) /g.
Pada tahun 1906-1914 R.A Milikan melakukan percobaan untuk menentukan massa
elektron. Percobaan tersebut dikenal dengan nama percobaan tetes minyak.
Simaklah video yang memperlihatkan percobaan tetes minyak Milikan!

Simaklah video yang memperlihatkan percobaan tetes minyak Milikan!

Setelah menyaksikan video, jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Apa fungsi dari sinar X dalam percobaan Milikan?


Jawab
Lampiran 4

2. Apa fungsi dari teleskop?


Jawab

3. Dari data hasil percobaan dia menghitung muatan negatif pada tetes. Karena muatan
setiap tetes selalu merupakan kelipatan integral 1.602 x 10 -19 C, hitunglah massa elektron
berdasarkan hasil percobaan Milikan?
Jawab

4. Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan, bagaimana sifat-sifat elektron?


Jawab:

5. Berdasarkan penemuan elektron, jelaskan kelemahan model atom Dalton!


Jawab:

Selama awal tahun 1900-an, Thomson mengemukakan bahwa elektron


hanya berkontribusi sedikit dalam massa atom. Model atom Thomson
dikenal dengan model atom roti kismis atau buah semangka. Jelaskan model
atom menurut Thomson!
Jawab

Pada tahun 1909 Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar alfa merupakan partikel
bermuatan positif. Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan
penghamburan sinar alfa.

Simaklah video yang memperlihatkan percobaan penghamburan sinar alfa!

Setelah menyaksikan video, jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!


1. Apa yang terjadi dengan sinar alfa ketika ditembakan ke lempeng emas? Jelaskan
penyebabnya!
Jawab
Lampiran 4

2. Jelaskan kelemahan model atom menurut Thomson jika dihubungkan dengan percobaan
penghamburan sinar alfa oleh Rutherford?
Jawab

3. Bagaimana model atom menurut Rutherford?


Jawab

D. Memverifikasi Data

1. Gambarkan model atom menurut Dalton!


Jawab:

2. Gambarkan model atom menurut Thomson!


Jawab:

3. Gambarkan model atom menurut Rutherford!


Jawab:
Lampiran 4

D. Menyimpulkan Data
1. Jelaskan model atom menurut Dalton dengan menggunakan kalimat kalian sendiri!
Jawab

2. Jelaskan kekurangan model atom Dalton!


Jawab:

3. Model atom menurut Thomson dengan menggunakan kalimat kalian sendiri!


Jawab

4. Jelaskan kekurangan model atom Thomson!


Jawab:

5. Jelaskan model atom menurut Rutherford dengan menggunakan kalimat kalian sendiri!
Jawab
MODEL ATOM
DALTON – THOMSON - RUTHERFORD
Campuran

Campuran Campuran
Homogen Heterogen
MATERI
Zat Murni

Unsur

Senyawa
Pernahkah kita berpikir
jika benda-benda
tersebut dipotong
terus menerus sampai
tidak dapat dipotong
lagi maka apa yang kita
dapatkan?

Partikel
Penyusun
Materi
Air dapat dipisahkan
menjadi gas H2 dan O2
melalui elektrolisis

Partikel
Penyusun
Materi
 ?
Sekitar 2500 tahun
lalu para filsuf
Yunani
menganggap
bahwa materi
tersusun atas empat
elemen dasar. Yaitu,
api, udara, air dan
Materi Pada tanah.
Zaman Dulu

Pada tahun 460-370 SM seorang filsufYunani bernama Democritus


mendeskripskan materi terdiri dari partikeal tak kecil tak kasat mata
yang dinamakan atomos yang berarti“tak terlihat” dan“tak dapat di
bagi”. Namun pendapat tersebut ditolak olah para filsuf lainnya
seperti Plato dan Aristoteles
MODEL ATOM DALTON
 Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan,
penggabungan, atau penyusunan ulang atom-
Postulat dalam atom. Atom tidak dapat diciptakan atau
Model Atom dimusnahkan.
 Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua atau
Dalton lebih unsur yang bergabung secara kimia dengan
proporsi tertentu
Kelebihan:

• Mendorong para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan lebih


lanjut tentang rahasia atom.
Kelebihandan
Kelemahan Atom • Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa dan Perbandingan
Tetap.
Dalton
Kelemahan:

 Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu


dengan unsur yang lain.
 Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
 Tidak dapat menjelaskan cara atom saling berikatan.
Percobaan Tabung Sinar
Katoda
Percobaan Tetes Minyak
Milikan
Menurut Thomson, atom adalah bola positif dengan
Model atom elektron tersebar di setiap bagiannya seperti roti kismis
atau buah semangka
Thomson
Kelebihan :

 Dapat menerangkan partikel yang lebih kecil dari atom


 Dapat menerangkan sifat listrik atom
Kelemahan:
Kelebihandan  Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
Kelemahan Atom bola atom tersebut
Thomson  Tidak dapat menerangkan efek penghamburan cahaya pada
lempeng tipis emas
Percobaan Penghamburan
Sinar Alfa
 Menurut model atom Rutherford, Sebagian besar
massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada
bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti
atom.

 Elektron mengelilingi inti atom pada jarak yg relative


sangat jauh dengan lintasan tertentu pada keadaan
Model atom stationer.
 Jarak antara inti hingga kulit atom dinamakan jari-
Rutherford jari atom
Penghamburan sinar alfa lempeng emas tipis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
 Sebagian besar partikel sinar alfa dapat tembus karena melalui daerah
hampa
 Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami
gaya tolak inti.
 Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan
positif dan sangat pejal.
Kelebihan : Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti
atom dan elektron yang mengelilingi inti atom.
Kelemahan:
 Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.

Kelebihandan  Menganggap elektron memancarkan energi ketika berputar


KelemahanAtom mengelilingi inti sehingga lama-kelamaan jari-jari lintasannya
mengecil sebelum akhirnya menyatu dengan inti atom.
Rutherford
 Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti.
 Tidak dapat menerangkan spektrum atom hidrogen berupa
sprektrum garis.
Partikel Penyusun Atom
 Penemuan Elektron
 Pada tahun 1897, Joseph JohnThomson (1856–1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron. Thomson membuktikan
bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom.

 Penemuan Proton
 Pada tahun 1886, Goldstein melakukan sebuah percobaan dengan tabung sinar katode.
Hasil percobaannya menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif.
 Penemuan Neutron
 Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan pencobaan penembakan atom berilium
dengan sinar alfa. Percobaan ini menghasilkan penemuan partikel tidak bermuatan yang
disebut neutron.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok/ Sub Materi Pokok : Perkembangan Teori Atom/ partikel penyusun
atom dan teori atom Bohr
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator sikap
(IPK)
3.2 Menganalisis 3.2.7 Menentukan jumlah partikel- Menunjukkan sikap
perkembangan model partikel penyusun atom (elektron, kerja sama dan
atom dari model atom proton, dan neutron) berdasarkan terampil ketika
Dalton, Thomson, nomor atom dan nomor massa. berdiskusi
Rutherford, Bohr, dan 3.2.8 Mengelompokkan atom-atom mengenai
Mekanika Gelombang suatu unsur ke dalam isotop, isobar perkembangan
dan isoton. model atom
3.2.9 Menjelaskan model atom Bohr
4.2 Menggunakan model 4.2.9 Mengkomunikasikan model atom
atom untuk Bohr untuk menjelaskan fenomena
menjelaskan alam atau hasil percobaan
fenomena alam atau
hasil percobaan

C. Materi Pembelajaran
A. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
 Model atom Dalton
 Model atom Thomson
 Model atom Rutherford
2. Materi Inti
Indicator Fakta Konseptual
3.2.7 Menentukan  Nomor Atom
jumlah partikel- Jumlah proton pada inti atom suatu unsur
partikel disebut nomor atom (Z). Pada atom netral,
penyusun atom jumlah proton sama dengan jumlah
(elektron, proton, elektron, sehingga nomor atom juga
menyatakan jumlah elektron pada atom.
dan neutron)
 Nomor Massa
berdasarkan
Nomor massa (A) adalah jumlah total
nomor atom dan proton dan neutron yang ada dalam inti
nomor massa. atom (nukleon) suatu unsur. Kecuali untuk
Hidrogen yang memiliki nomor atom 1 dan
nomor massa 1, Hidrogen hanya
mempunyai 1 proton dan tidak mempunyai
neutron.
3.2.8 Mengelompok-  Isotop
kan atom-atom Isotop adalah atom-atom dari unsur yang
suatu unsur ke sama tetapi memiliki nomor massa (A)
dalam isotop, yang berbeda. Atom-atom tersebut
isobar dan isoton. mempunyai jumlah proton yang sama
tetapi jumlah neutronnya berbeda.
 Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang
berbeda, tetapi memiliki nomor massa
yang sama.
 Isoton
Isoton adalah atom yang berbeda (nomor
atom dan nomor massa berbeda) akan
tetapi mempunyai jumlah neutron yang
sama.
3.2.9 Menjelaskan o Teori kuantum Max Planck. “Menurut
model atom Bohr Planck, radiasi elektromagnetik tidak
bersifat kontinu, melainkan diskontinu.
Suatu benda hanya dapat memancarkan atau
menyerap radiasi elektromagnetik dalam
ukuran atau paket-paket kecil dengan nilai
tertentu yang ia sebuat sebagai kuantum”.
o Spektrum emisi atom hidrogen. “Spektrum
garis yang dihasilkan oleh atom hidrogen
menunjukkan bahwa elektron hanya boleh
mengalami eksitasi ke orbit-orbit atau
lintasan dengan tingkat energi tertentu.
Energi yang dipancarkan elektron dari tiap
orbit yang berbeda akan menghasilkan
spektrum yang berbeda pula. Spektrum garis
yang dihasilkan menunjukkan tingkat-
tingkat energi pada orbit dalam atom.”
o Model atom Bohr, dinyatakan dalam bentuk
postulat-postulat sebagai berikut.
a. Dalam mengelilingi inti atom, elektron
berada pada orbit tertentu yang sering
disebut sebagai kulit. Kulit ini merupakan
lintasan tetap dari elektron dalam
mengelilingi inti atom dengan jarak tertentu.
b. Selama elektron berada pada lintasan
tertentu, energi elektron tetap sehingga tidak
ada energi yang diemisikan atau diserap.
c. Energi dilepas atau diserap oleh elektron
hanya ketika elektron berpindah dari satu
tingkat energi ke tingkat energi yang lain.

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Model : Cooperative Learning – Tipe TGT
Sintak :
 Fase 1 : Menyampaikan Tujuan dan Motivasi
 Fase 2 : Menyajikan Informasi
 Fase 3 : Mengorganisasikan peserta didik diskusi dalam
kelompok
 Fase 4 : Game Turnamen
 Fase 5 : Memberikan Penghargaan
Pendekatan : Konsep
Metode : Diskusi

E. Media, Alat, dan Bahan Pembelajaran


Media :  Power Point Nomor Atom, Nomor massa, Isotop, Isoton dan
Isobar
 Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)
 Kartu unsur
 Video 1 Motivasi (berat badan dan tinggi badan)
 Video 2 Sifat Isotop pada H2O dan D2O (materi pengayaan)
Bahan : Papan tulis, ATK, LCD & Proyektor, Laptop.

F. Sumber Belajar
1.  Pegangan peserta didik:
Sudarmo, U. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Surakarta: Penerbit Erlangga.
G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


Pendahuluan  Peserta didik menjawab salam; 10 menit
 Peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai;
 Peserta didik dicek kehadirannya;
 Peserta didik memposisikan diri agar suasana belajar kondusif;
 Peserta didik diberikan apersepsi mengenai materi prasyarat; (partikel-partikel penyusun atom)
P : Masih ingatkah kalian apa saja partikel penyusun atom?
PD : Proton, elektron, dan neutron. Coba perhatikan video berikut!

Gambar 1. Penayangan video partikel penyusun atom.


P : Dimana letak partiket tersebut?
PD : Proton dan neutron terletak pada inti atom sedangkan elektron berputar mengelilingi inti
atom.
Fase 1 : Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Peserta didik
 Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian;

Gambar 2. Penayangan video tinggi dan berat badan ideal.


Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
P : Berdasarkan video yang telah ditayangkan tadi, kalian tahu bahwa manusia dapat diidentifikasi
berdasarkan tinggi badan dan berat badannya. Begitupun dengan Atom, atom memiliki nomor
atom dan nomor massa yang menjadi identitas dari setiap atom suatu unsur. Setiap atom dari
suatu unsur memiliki identitas yang berbeda dengan atom dari unsur lainnya.
 Peserta didik mendengarkan Penyampaian tujuan pembelajaran;
P : Untuk lebih jelasnya hari ini kita akan mempelajari tentang nomor atom, nomor massa,
menentukan jumlah proton, elektron dan neutron, serta menggolongkan atom-atom ke dalam
isotop, isobar dan isoton.
Kegiatan Inti Fase 2 : Menyajikan Informasi 15 menit
 Peserta didik menyimak penyampaian materi partikel penyusun atom (proton, elektron, neutron),
lambang atom, nomor atom, nomor massa, isotop, isoton dan isobar;
(terlampir dalam power point)
P : Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan nomor atom dan nomor massa?
PD : Tidak Bu.
P : (Kalian dapat membaca pada buku definisi nomor atom dan nomor massa).
Nomor atom dan nomor massa merupakan identitas yang spesifik untuk setiap atom suatu
unsur.

Gambar 3. Identitas Unsur


Jawaban yang diharapkan :
PD : Nomor atom merupakan jumlah proton yang terdapat pada inti atom suatu unsur.
P : Jumlah proton di dalam inti atom dari setiap unsur berbeda-beda dan spesifik, sehingga jumlah
proton dalam inti dijadikan sebagai nomor atom.
Sesuai dengan hasil percobaan Moseley (1912) Ia menemukan adanya keteraturan antara
frekuensi sinar X unsur dengan jumlah muatan positif inti atom dari unsur, oleh karena itu Ia
menggunakan istilah nomor atom (Z) untuk menyatakan jumlah muatan positif dalam inti
atom.
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
P : Sedangkan nomor massa merupakan jumlah proton ditambah jumlah neutron yang terdapat
pada inti atom.
PD : Lalu elektron dalam atom tidak dianggap Bu?
P : Pertanyaan yang bagus, ada yang bisa menjawab, Kenapa elektron tidak diperhitungkan?
PD : Tidak tahu Bu, kasihan elektron tidak dianggap.
P : Baiklah, coba kalian perhatikan tabel berikut ini
Tabel 1. Perbandingan massa dan muatan, proton, elektron, dan neutron.
Muatan
Partikel Massa (g)
Coulomb Satuan muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1
Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0
Chang, R. (2005). Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi 1 jilid 3 : 36
P : Pada pembelajaran model atom, kalian tahu, bahwa elektron mempunyai massa yang sangat
kecil jika dibandingkan dengan proton dan neutron, sehinggga dalam penentuan nomor massa
absolut elektron tidak diperhitungkan. Akan tetapi untuk atom netral, nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron dalam atom.Coba kalian perhatikan gambar berikut!

Gambar 4. Beberapa foto manusia yang kembar


P : Apa yang kalian lihat?
PD : Orang-orang yang kembar Bu.
P : Apakah semua orang yang kembar itu identik?
PD : Tidak bu.
P : Ya benar, pada manusia ada beberapa fenomena orang-orang yang kembar. Begitu juga atom
dari suatu unsur, ada tiga istilah untuk atom-atom kembar yang memiliki persamaan disebut
dengan Isotop, Isoton dan Isobar.
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu

Gambar 5. Contoh Isotop, Isobar dan Isoton


P : Untuk lebih memahami tentang isotop, isobar dan isoton. Silahkan kalian berdiskusi dalam 15 menit
kelompok.
Fase 3 : Mengorganisasikan peserta didik diskusi dalam kelompok
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 6 orang;
 Setiap kelompok diberi LKPD yang harus dikerjakan;
 Peserta didik mengkaji literatur tentang jumlah partikel penyusun suatu atom, lambang atom,
nomor massa, nomor atom, isotop, isobar dan isoton.
 Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok;
 Pekerjaan setiap kelompok diawasi oleh pendidik.
30 menit
Fase 4 : Game Turnamen
 Peserta didik mendengarkan penjelasan aturan game dan cara pengerjaan LKPD; (terlampir pada
lampiran 7)
 Setiap kelompok diberikan satu set kartu unsur yang akan digunakan untuk bermain game;
 Sebelum memulai game peserta didik diminta untuk mengisi tabel 1 yang ada pada LKPD;
Tabel 1. Jumlah Proton, Elektron dan Neutron
Lambang Nama Nomor Jumlah Jumlah Nomor Jumlah
No
Unsur Unsur Atom Proton Elektron Massa Neutron
1.

2.

dst. 10 menit

Fase 5 : Memberikan Penghargaan


Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
 Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk memaparkannya hasil diskusi di depan
kelas;
P : Silahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan dari kelompoknya.
 Peserta didik dibimbing untuk mengoreksi jawaban yang dipresentasikan dari masing-masing
kelompok;
P : Kelompok yang memiliki jawaban berbeda dapat memberikan tanggapan, meminta konfirmasi
ataupun memberikan masukkan terhadap kelompok yang presentasi.
 Masing-masing kelompok diberi nilai dan kelompok terbaik diberi penghargaan;
P : Tuliskan dengan jujur, skor yang diperoleh kelompok kalian pada kolom skor di LKPD,
kemudian kumpulkan LKPDnya ke Ibu.
Penutup  Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan materi yang 10 menit
telah dipelajari;
P : Jadi apa yang kita pelajari hari ini,
Nomor atom diperoleh dari jumlah proton pada setiap inti atom, dan untuk atom netral nomor
atom sama dengan jumlah elektronnya.
Nomor massa menunjukkan jumlah total proton ditambah neutron.
Cara menuliskan lambang atom berdasarkan nomor atom dan nomor massa
Isotop merupakan atom-atom dari unsur yang sama (Nomor atom sama) tetapi memiliki nomor
massa (A) yang berbeda.
Isobar merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi memiliki nomor massa yang
berbeda.
Isoton merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang
sama.
 Peserta didik diberi materi pengayaan; (Menayangkan video sifat isotop dari H2O dan D2O)
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu

Gambar 6. Penayangan video sifat isotop dari H2O dan D2O


 Peserta didik mendengarkan informasi materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya;
P : Untuk pertemuan selanjutnya kita akan mempelajari teori atom mekanika gelombang dan
bilangan kuantum. Kalian dapat mempelajarinya terlebih dahulu sebelu kita bertemu lagi
minggu depan.
 Peserta didik berdo’a untuk menutup pembelajaran.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
1. Penilaian sikap
Teknik penilaian : Jurnal
Bentuk penilaian : Catatan tertulis
2. Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian : LKPD & Tes tulis (diakhir BAB)
Bentuk penilaian : Soal PG (pilihan ganda) untuk tes formatif
3. Penilaian keterampilan
Teknik penilaian : Unjuk kerja (Presentasi)
Bentuk penilaian : Lembar penilaian diskusi & presentasi
PROSEDUR GAME DAN TURNAMEN

1. Masing-masing siswa duduk perkelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang.


2. Masing-masing kelompok diberi 20 kartu unsur. Di dalam kartu unsur terdapat informaasi
mengenai lambang unsur, nomor atom dan nomor massa.
3. Setiap kartu unsur yang di peroleh masing-masing kelompok dituliskan pada LKS, dan
melengkapi tabel 1 yang ada pada LKS.
4. Setelah selesai mengisi tabel 1, games dimulai.
5. Perwakilan kelompok secara bergantian harus menempelkan satu per satu kartu unsur yang
mereka peroleh pada karton yang disediakan oleh guru. Karton berisi tabel pengelompokkan
isotop, isobar dan isoton.
Tabel 2. Pengelompokkan unsur-unsur ke dalam Isotop, Isobar dan Isoton.
Penggelompokkan Unsur-unsur
Isotop Isobar Isoton

6. Waktu penyusunan kartu ± 10 menit.


7. Penyusunan kartu unsur yang sesuai, hingga membentuk pasangan isotop, isobar atau isoton
akan diberi poin +10.
Sedangkan penyusunan kartu unsur yang tidak sesuai akan diberi nilai -5.
8. Kelompok dengan skor tertinggi akan diberi reward.
LEMBAR PENSKORAN
(GAME & TURNAMEN)

Materi : Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, Isobar dan Isoton

Skor Total
No Nama Siswa Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor
1.
2.
3.
1
4.
5.
6.
7
8
9
2
10
11
12
13
14
15
3
16
17
18
19
20
21
4
22
23
24
25
26
27
5
28
29
30
31
32
33
6
34
35
36
Lampiran 1
PENILAIAN PENGETAHUAN (TES TULIS)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu

KD 3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang.
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
1. Menentukan C3 1. Seorang siswa sedang mengamati unsur dengan Jawab : 1
jumlah partikel- identitas 197
79 𝐴𝑢 diketahui Au adalah lambang
197
79 𝐴𝑢
partikel penyusun unsur emas. Berdasarkan data tersebut, Nomor atom = Jml proton
atom (elektron, pertanyaan yang benar berkaitan dengan jumlah = 79
proton, dan partikel-partikel penyusun atom emas adalah ... Karena atom netral, maka
neutron) A. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah Nomor atom = Jml elektron
berdasarkan neutron 197. = 79
nomor atom dan B. Jumlah proton 79, jumlah elektron 118,
nomor massa. jumlah neutron 118. Nomor massa = Jml Proton + Jml
C. Jumlah proton 79, jumlah elektron 118, Neutron
jumlah neutron 179. Jml Neutron = 197-79 = 118
D. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah
neutron 118. D. Jumlah proton 79, jumlah elektron
E. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah 79, jumlah neutron 118.
neutron 79.
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
1. Menentukan C2 2. Sebuah atom X memiliki jumlah proton sebanyak Jawab: 1
jumlah partikel- 26, elektron 26, dan neutron 29. Berdasarkan data e = 26
partikel penyusun tersebut, penulisan identitas atom X yang benar p = 26
atom (elektron, adalah ... n = 29
proton, dan A. 26
29𝑋 Nomor atom = jumlah proton
neutron) 29 = 26
berdasarkan B. 26𝑋 Nomor massa
nomor atom dan C. 55
26𝑋
= jml proton + jml neutron
nomor massa. = 26 + 29 = 55
D. 55
29𝑋 C. 55
26𝑋
E. 52
26𝑋

C3 3. Pada inti atom Oksigen terdapat 8 buah proton Jawab : 1


dan 8 buah neutron. Berikut ini merupakan Jumlah proton menunjukkan nomor
pernyataan yang sesuai dengan atom Oksigen, atom.
adalah ... Untuk oksigen, nomor atom =8
A. Atom Oksigen mempunyai nomor atom 8
dan nomor massanya juga 8. Jumlah proton + neutron
B. Atom Oksigen mempunyai nomor atom 8 menunjukkan nomor massa
dan nomor massa 16. Untuk oksigen, nomor massa = 8 + 8
C. Atom Oksigen mempunyai nomor atom 16 + 16
dan nomor massa 8.
D. Atom Oksigen mempunyai nomor atom 16 B. Atom Oksigen mempunyai nomor
dan nomor massa 16. atom 8 dan nomor massa 16.
E. Semua pernyataan salah.
C3 4. Diketahui isotop 26 56
Fe maka ion Fe3+ D 1
mempunyai....
a. 26 elektron di sekitar inti
b. 29 proton di dalam inti
c. 29 elektron di dalam inti
d. 23 elektron di sekitar inti
e. 56 neutron di dalam inti
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
C3 5. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, C. 1
neutron, dan elektron. Muatan listrik partikel
dasar tersebut berturut-turut adalah …
a. –1; +1; 0
b. +1; –1; 0
c. +1; 0; –1
d. –1; 0; +1
e. 0; –1; +1
6. Diketehui isotop 15 - D. 1
17 Cl , maka ion Cl mempunyai
a. 18 proton di dalam inti
b. 35 elektron di dalam inti
c. 17 elektron di sekitar inti
d. 18 elektron di sekitar inti
e. 17 neutron di dalam inti
2. Mengelompokkan C3 7. Sebuah atom memiliki identitas sebagai berikut: Jawab : 1
unsur-unsur ke 24 Isotop
11 𝑋
dalam isotop, Berdasarkan data tersebut, pasangan isotop yang - Memiliki nomor atom yang sama
isobar dan isoton. tepat untuk atom tersebut adalah ... (atom dari unsur yang sama)
A. 24 - Memiliki nomor massa berbeda
12𝑋
B. 23 (jumlah neutron berbeda)
11𝑋
C. 27
13𝑋
D. 28 B. 23
11𝑋
14𝑋
E. 27
14𝑋
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
C3 8. Berikut ini terdapat data beberapa atom: Jawab: 1
I. I. 55
25𝑀𝑛
29
II. 27𝐶𝑜 Isobar
56 55 - Memiliki Nomor massa yang
II. III. 26𝐹𝑒 IV. 26𝐹𝑒
Berdasarkan data di atas, pasangan atom unsur sama, tetapi memiliki nomor
yang tergolong ke dalam Isobar adalah ... atom yang berbeda (atom dari
A. I dan II unsur yang berbeda).
B. II dan III
C. III dan IV E. I dan IV
D. I dan III
E. I dan IV
9. Pasangan atom unsur di bawah ini yang D 1
merupakan isoton adalah….
a. 146C dan 28 24 40
14Si d. 12Mg dan 20Ca
b. 147N dan 73Li e. 40 39
20Ca dan 19K
14 16
c. 7C dan 8O

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒂𝒏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)

Nama Satuan pendidikan : SMAN 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / I (satu)

Aspek yang dinilai


No Nama Siswa Kelompok a b c d e Total skor
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dst
Keterangan:
a = Mengemukakan pendapat pada saat diskusi Pemberian Skor:
b = Mengajukan pertanyaan 0 = Jika siswa tidak melakukan aspek yang dinilai
c = Menjawab pertanyaan 1 = Jika siswa jarang melakukan aspek yang dinilai
d = Menghargai pendapat orang lain 2 = Jika siswa sering melakukan aspek yang dinilai
e = Mempresentasikan hasil diskusi

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu

Kerja Percaya Kerja Percaya


No Nama Skor No Nama Skor
sama diri sama diri

1. 19
2. 20
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17
18
Nilai
Pedomaan penskoran : A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
B (Baik) 2,01 - 3,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 C (Cukup) 1,01 - 2,00
16
D (Kurang) < 1,00
RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT DISKUSI

No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
Lampiran 2 : BAHAN AJAR

NOMOR ATOM, NOMOR MASSA,


ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON

Apakah yang dimaksud dengan nomor


atom dan nomor massa?

Kedua nomor tersebut menyatakan identitas suatu atom untuk membedakan


dengan atom-atom lain.

Nomor Atom (Z)


Pada Tahun 1912, Henry Moseley dari inggris melakukan
penelitian tentang spektrum sinar X dari unsur-unsur kimia. Ia
menembakkan sinar katode (elektron) ke masing-masing unsur
yang dijadikan sebagai anode dan mengamati frekuensi sinar X
yang dipancarkan. Setiap unsur menghasilkan rangkaian panjang
gelombang tersendiri. Pada tahun 1913 Moseley menunjukkan
Gambar 1. Henry Moseley
bahwa panjang gelombang sinar X bisa lebih berkorelasi dengan
(1887–1915)
nomor atom.
Ia menemukan adanya keteraturan antara frekuensi sinar X unsur dengan jumlah muatan positif
inti atom dari unsur tersebut. Ia menggunakan istilah nomor atom (Z) untuk menyatakan
jumlah muatan positif dalam inti atom.
Gambar 2.
Penggambaran sederhana dari
percobaan Moseley

Sumber :
Whitten, et.all.(2014). Chemistry 10th edition.
Dalam suatu atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektron, sehingga nomor atom juga menandakan jumlah elektron
yang ada dalam atom.

Nomor Massa (A)


Atom tersusun dari sejumlah proton, neutron dan elektron. Telah dijelaskan, massa
proton dan massa neutron jauh lebih besar dibandingkan massa elektron.

Tabel 1. Perbandingan massa dan muatan, proton, elektron, dan neutron.


Muatan
Partikel Massa (g)
Coulomb Satuan muatan
-28 -19
Elektron 9,10939 x 10 -1,6022 x 10 -1
-24 -19
Proton 1,67262 x 10 +1,6022 x 10 +1
-24
Neutron 1,67493 x 10 0 0
Sumber: Chang, R. 2005. Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi 1 jilid 3.

Oleh karena itu, massa suatu atom dapat dianggap sama dengan total massa proton dan massa
neutronnya.
Nomor massa (A) adalah jumlah total proton dan neutron yang ada dalam inti atom
(nukleon) suatu unsur. Kecuali untuk Hidrogen yang memiliki nomor atom 1 dan nomor massa
1, Hidrogen hanya mempunyai 1 proton dan tidak mempunyai neutron.
Nomor atom dan nomor massa adalah karakteristik untuk setiap atom unsur. Jika X adalah
lambang kimia unsur, maka nomor atom (Z) dan nomor massa (A) dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan
X = tanda atom unsur
Z = nomor atom
A = nomor massa

Nomor atom = jumlah proton


Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= nomor atom + jumlah neutron
Tabel 2. Contoh Penentuan Jumlah proton, elektron dan neutron berdasar notasi atom.
Nomor Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah neutron
Unsur Notasi atom massa
unsur proton elektron (A-Z)
(Z) (A)
1
Hidrogen H 1𝐻 1 1 1 1 0
12
6𝐶
Karbon C 6 6 6 12 6
56
26𝐹𝑒
Besi Fe 26 26 26 56 30

Isotop, Isobar,
dan Isoton

Atom-atom dari unsur yang sama selalu mempunyai nomor atom (Z) yang sama. Akan tetapi,
ada beberapa kasus dimana terdapat atom-atom dengan nomor atom yang sama mempunyai
nomor massa (A) yang berbeda. Hal tersebut dapat diamati dengan alat spektrofotomeri massa.
Berdasarkan hasil percobaan spektrofotometri massa, diketahui bahwa satu macam unsur
terdiri dari beberapa atom dengan massa berbeda.

Gambar 3. Penggambaran sederhana alat spektrofotometri massa dan contoh hasil


analisisnya.
Sumber : Glencoe Science. 2005. Science level Red.

Oleh karena itu diperlukan suatu istilah untuk menyatakan hubungan nomor atom dan nomor
massa atom-atom. Istilah yang digunakan yaitu:
Isotop
Isotop merupakan atom-atom dari unsur yang sama (Nomor atom sama) tetapi memiliki nomor
massa (A) yang berbeda.
Contoh
Unsur karbon terdiri atas atom-atom dengan massa: 12, 13, 14. Ketiga bilangan ini dinamakan
nomor massa dari atom karbon (nomor atomnya sama, yaitu 6). Atom karbon memiliki nomor
massa berbeda, sedangkan nomor atomnya sama.
12 13 14
Isotop karbon dapat ditulis sebagai 6𝐶 , 6𝐶 , 6𝐶 .

Gambar 4. Isotop-isotop Karbon


www.google.com

Isobar
Isobar merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi memiliki nomor massa yang
berbeda. Jadi, isobar merupakan kebalikan dari isotop.
Contoh:

14
C dan 14N kedua atom tersebut memiliki nomor massa sama yakni 14, tetapi nomor atomnya
berbeda. unsur C memiliki nomor atom 6, sedangkan unsur N memiliki nomor atom 7.

Isoton
Isoton merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang
sama. Isoton suatu atom memiliki sifat fisika dan kimia berbeda.
Contoh:

13
C dan 14N kedua atom tersebut memiliki jumlah neutron sama, yakni 7 buah neutron, tetapi
jumlah protonnya berbeda. Masing-masing C = 6 dan N = 7.
REFERENSI

Brown, T. et.al.2012.Twelfth edition chemistry the central science. United States: Pearson.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Glencoe Science. 2005. Science level Red. United States:The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kurniawati, D. dan A. Haris W. 2014. Kimia SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
Whitten, et.all. 2014. Chemistry 10th edition. USA: Brooks/Cole.
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK

Nomor Atom, Nomor Massa,


Proton, electron, neutron

Kelompok : ............................................................
Anggota : 1. .......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
Kelas : ...........................................................
Hari/Tanggal : ...........................................................
Petunjuk Belajar
1. Bacalah LKS ini dengan baik dan jawablah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Tanyakan pada Guru jika tidak ada hal-hal yang dimengerti.

Informasi

Apakah yang dimaksud


dengan nomor atom dan
nomor massa?

Nomor atom dan nomor massa menyatakan identitas suatu atom untuk membedakan dengan
atom-atom lain. Setiap unsur memiliki identitas sebagai berikut:

Keterangan:
X = Lambang atom unsur
Z = nomor atom
A = nomor massa

Nomor atom = jumlah proton


Nomor atom = jumlah elektron (untuk atom netral)
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= nomor atom + jumlah neutron

Contoh: Atom Karbon (C)


Nomor atom = 6
- Jumlah proton = 6
- Jumlah elektron = 6

Nomor massa = 12
- Jumlah neutron = Nomor massa – jumlah proton
= 12 – 6
= 6
Coba lengkapi tabel berikut!

Tabel 1. Jumlah Proton, Elektron dan Neutron

Lambang Nomor Jumlah Jumlah Nomor Jumlah


No Nama Unsur
Unsur Atom Proton Elektron Massa Neutron
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.
TABEL PENGISIAN NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA UNSUR

Lambang Nomor Jumlah Jumlah Nomor Jumlah


No Nama Unsur
Unsur Atom Proton Elektron Massa Neutron
1. 35 Klorida 17 17 17 35 18
17𝐶𝑙

37 Klorida 17 17 17 37 20
2. 17𝐶𝑙

32 Belerang 16 16 16 32 16
3. 16𝑆

33 Belerang 16 16 16 33 17
4. 16𝑆

16 Oksigen 8 8 8 16 8
5. 8𝑂

17 Oksigen 8 8 8 17 9
6. 8𝑂

14 Nitrogen 7 7 7 14 7
7. 7𝑁

15 Nitrogen 7 7 7 15 8
8. 7𝑁

3 Hidrogen 1 1 1 3 2
9. 1𝐻

2 Hidrogen 1 1 1 2 1
10. 1𝐻

3 Helium 2 2 2 3 1
11. 2𝐻𝑒

12. 55 Mangan 25 25 25 55 30
25𝑀𝑛

13. 55 Besi 26 26 26 55 29
26𝐹𝑒

14. 56 Besi 26 26 26 56 30
26𝐹𝑒

15. 59 Nikel 28 28 28 59 31
28𝑁𝑖

16. 58 Nikel 28 28 28 58 30
28𝑁𝑖

40 Argon 18 18 18 40 22
17. 18𝐴𝑟

42 Kalsium 20 20 20 42 22
18. 20𝐶𝑎

59 Kobalt 27 27 27 59 32
19. 27𝐶𝑜

39 Kalium 19 19 19 39 20
20. 19𝐾
Nomor atom, Nomor massa
Isotop, Isobar, dan Isoton
Masih ingatkah
kalian apa saja
partikel penyusun
Atom?
Apersepsi
Proton
Inti Atom
Atom

Neutron
Elektron
Motivasi
Tujuan Pembelajaran

Menentukan jumlah partikel-partikel penyusun


atom (elektron, proton, dan neutron)
berdasarkan nomor atom dan nomor massa.

Mengelompokkan unsur-unsur ke dalam isotop,


isobar dan isoton melalui diskusi.
Nomor Atom &
Nomor Massa
Apakah yang
dimaksud dengan
nomor atom dan
nomor massa?
Nomor Atom &
Nomor Massa

Keterangan
• X = Lambang unsur
• Z = Nomor atom
• A = Nomor massa
Nomor Atom &
Nomor Massa

Nomor atom = jumlah proton


Nomor atom = jumlah elektron (untuk atom netral)
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
Massa & Muatan
Partikel Sub Atom

Muatan
Partikel Massa (g) Satuan
Coulomb
muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1
Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0
Chang, R. (2005). Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi 1 jilid 3 : 36
Perhatikan gambar berikut!
Carilah informasi
mengenai Isotop,
Isobar & Isoton
Isotop, Isobar, dan Isoton
DISKUSI
KELOMPOK
GAMES
PRESENTASI
KELOMPOK
KESIMPULAN

Nomor atom diperoleh dari jumlah proton pada setiap


inti atom, dan untuk atom netral nomor atom sama
dengan jumlah elektronnya.

Nomor massa menunjukkan jumlah total proton


ditambah neutron dari suatu inti atom.
KESIMPULAN

Isotop merupakan atom-atom dari unsur yang sama


(Nomor atom sama) tetapi memiliki nomor massa (A)
yang berbeda.

Isobar merupakan atom-atom dari unsur yang


berbeda tetapi memiliki nomor massa yang berbeda.

Isoton merupakan atom-atom dari unsur yang


berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang sama.
Pengayaan
Sampai Jumpa ....
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok/ Sub Materi Pokok : Bilangan kuantum, Konfigurasi elektron subkulit
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat Menganalisis perkembangan model atom dari model Dalton, Thomson,
Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator sikap

3.2 Menganalisis 3.2.11 Menjelaskan model atom Menunjukkan


perkembangan model mekanika gelombang sikap kerja sama
atom dari model Dalton, 3.2.12 Menjelaskan macam-macam dan terampil
Thomson, Rutherfod, bilangan kuantum.
ketika berdiskusi
Bohr, dan mekanika 3.2.13 Menentukan bilangan kuantum
gelombang utama (n), mengenai
azimuth (l), magnetik(m) dan bilangan perkembangan
kuantum spin (s) model atom
3.2.14 Menggambarkan bentuk orbital
3.2.15 Menuliskan konfigurasi
elektron mengguna-kan prinsip
aufbau, larangan Pauli dan prinsip
Hund
4.2 Menggunakan model atom 4.2.1 Menerapkan model atom
untuk mekanika gelombang untuk menjelaskan
menjelaskan fenomena fenomena alam atau hasil percobaan.
alam atau hasil
percobaan

D. Materi Pembelajaran
1. Materi prasyarat
Teori atom Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr
2. Materi Inti

No Pengetahuan Materi Pembelajaran

1 Faktual -
 Teori kuantum Max Planck
Suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap
radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket-paket
kecil dengan nilai tertentu yang ia sebuat sebagai
kuantum.
 Hipotesis de Broglie
Elektron dapat memiliki dualisme sifat yaitu sebagai
partikel dan sebagai gelombang
 Asas Ketidakpastian Heisenberg
Tidak mungkin menentukan posisi dan kecepatan elektron
di saat yang bersamaan
 Model atom mekanika gelombang menyatakan bahwa
elektron tidak dapat ditentukan secara pasti lintasan/
orbitnya, tetapi yang dapat ditentukan hanya daerah yang
memiliki kerapatan elektron, yaitu daerah dengan
kebolehjadian yang besar untuk menemukan elektron di
dalam atom yang disebut sebagai orbital.
 Penyelesaian dari fungsi gelombang Schrodinger
2 Konsep menghasilkan 3 bilangan kuantum yaitu:
 Bilangan kuantum utama (n), menyatakan ukuran
orbital. Nilai bilangan kuantum utama (n) adalah
bilangan bulat dari satu sampai tak terhingga (n = 1,
2, 3…)
 Bilangan kuantum azimuth (l), menyatakan bentuk
orbital. Nilai l adalah dari 0 sampai dengan (n – 1)
untuk setiap n.
 Bilangan kuantum magnetik (m l), menyatakan
orientasi orbital. Untuk nilai l tertentu, nilai m adalah
– l sampai + l.
 Bilangan kuantum s menyatakan arah rotasi elektron
terhadap sumbunya. Nilai untuk bilangan kuantum spin
1
adalah + 2 (kemungkinan berputar searah jarum jam) dan
1
- (kemungkinan berputar berlawanan dengan arah jarum
2
jam)
 Orbital s memiliki bentuk seperti bola,sedangkan orbital
p mempunyai bentuk seperti bola terpilin.

Aturan penulisan konfigurasi electron:

1. Prinsip aufbau : Pengisian elektron selalu dimulai dari


subkulit dengan tingkat energi yang lebih rendah
kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
2. Prinsip larangan Pauli : Tidak ada electron-elektron dalam
satu atom yang mempunyai keempat bilangan kuantum
yang sama.
3. Prinsip Hund : susunan electron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlaah spin paralel
terbanyak.

3 Prosedural -

E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Cooperatif Learning Tipe TGT
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi
peserta didik
Fase 2: Menyajikan materi pembelajaran.
Fase 3: Pembentukan kelompok
Fase 4: Game turnamen
Fase 5: Penghargaan
2. Pendekatan pembelajaran : Konsep
3. Metode pembelajaran : Diskusi

F. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN


PPT, Kartu soal, LKPD, video ilustrasi model atom mekanika
1. Media
gelombang
2. Alat ATK, LCD dan Proyektor, Laptop

G. SUMBER BELAJAR
Pegangan Sudarmo, U. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Peserta Didik Erlangga.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
(menit)
Pendahuluan a. Peserta didik menjawab salam.
b. Peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran
c. Peserta didik dicek kehadirannya.
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
d. Pendidik memberikan apersepsi dengan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya, yaitu teori atom Bohr dan bertanya
4
mengenai kedudukan elektron dalam atom menurut teori
atom Bohr melalui video yang ditampilkan.
P : minggu lalu kita telah mempelajari teori-teori atom dari
beberapa ahli.masih ingatkah kalian bagaimana kedudukan
elektron dalam atom menurut teori atom Bohr?
PD : Menurut teori atom Bohr, elektron mengelilingi inti dalam
orbit tertentu yang disebut kulit .(jawaban yang diharapkan)
P : dalam teori Bohr, elektron terus bergerak pada suatu orbit
tertentu. Apakah kalian bisa menyatakan posisi pasti dari
sebuah elektron didalam atom?
PD :Tidak pak !
e. Peserta didik diberi motivasi dengan mengamati deret angka
berikut pada power point.
7°47'59.1"S 110°21'09.0"E
P : Apakah makna dari deretan angka dan huruf tersebut?
PD : Angka tersebut adalah sebuah koordinat untuk
menyatakan lokasi”.
Jika peserta didik belum bisa menjawab dengan benar,
pendidik memasukkan angka tersebut pada kolom search
Google Maps sehingga muncul gambar berikut.
P : Letak suatu tempat dapat dinyatakan dalam angka-angka
tersebut. Lalu apakah letak suatu elektron juga dapat
dinyatakan dengan deratan angka dan huruf seperti
gambar tersebut?
P : baik, untuk menjawab hal tersebut mari kita belajar materi
pada hari ini dengan sungguh-sungguh.
f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada point C.

Inti Kegiatan Fase 2 : Penyampaian informasi


g. Peserta didik dibimbing untuk mengumpulkan data tentang
teori kuantum Max Planck, hipotesis de Broglie, prinsip
ketidakpastian Heisenberg
h. Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan tentang teori
23
atom mekanika gelombang
P : Nah, kalau begitu adakah diantara kalian yang sudah
mengetahui tentang macam-macam bilangan kuantum ?
PD : belum pak!! (kemungkinan menjawab)
P : baik, bilangan kuantum yang kita kenal sekarang ini
merupakan hasil dari persamaan Schrondinger.
Persamaan tersebut mampu menjelaskan sifat dualisme
elektron yang tidak dapat dijelaskan oleh teori atom Bohr.
Baiklah, sekarang coba kalian cari dari berbagai
literatur tentang macam-macam bilangan kuantum,
kemudian sebutkan pengertian dari masing-masing
bilangan kuantum yang dikenal sampai saat ini!
PD : (Jawaban yang diharapkan)
Terdapat lima macam bilangan kuantum, yaitu :
a. Bilangan kuantum utama (n), menyatakan ukuran
orbital.
b. Bilangan kuantum azimuth (l), menyatakan bentuk
orbital.
c. Bilangan kuantum magnetik (ml), menyatakan orientasi
orbital.
d. Bilangan kuantum s menyatakan arah rotasi elektron
terhadap sumbunya.

Fase 3 : Mengorganisasikan peserta didik dalam diskusi


kelompok
e. Peserta didik diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri
atas 4-5 orang. Setiap kelompok difasilitasi dengan sebuah
LKS.
f. Peserta didik mencari informasi dari berbagai literatur
mengenai, macam-macam bilangan kuantum dan harga dari
setiap bilangan kuantum serta konfigurasi elektron subkulit.
g. Peserta didik berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan
berikut:
1. Tentukan nilai bilangan kuantum utama n, azimuth l,
magnetic ml dan bilangan kuantum spin s pada orbital
4p!
2. Gambarkan bentuk orbital s, p, d, dan f pada tabel
berikut! (tabel terlampir pada LKPD)

h. Perhatikan diagram orbital berikut:


↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑

Dari diagram tersebut tentukanlah:


Berapa nomor atom : 7N
Konfigurasi elektron menurut aufbau : 7N : 1s2 2s2 2p3
 Apakah pengisian elektron tersebut sesuai prinsip
larangan Pauli? Jelaskan!
“Sesuai, karena dalam pengisian elektron dalam
orbital s dan p tersebut mempunyai bilangan
kuantum yang berbeda. Pada orbital 1s satu
elektron akan mempunyai bilangan kuantum (1, 0, 0,
+1/2); dan satu lagi mempunyai bilangan kuantum
(1, 0, 0, -1/2), orbital 2s satu elektron akan
mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, +1/2); dan
satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, -
1/2), dan orbital 2p satu elektron akan mempunyai
bilangan kuantum (2, 1, -1, +1/2); satu elektron
mempunyai bilangan kuantum (2, 1, -1, -1/2), dan
satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 1, 0,
+1/2). Jadi dalam pengisian elektron dalam orbital
tersebut sesuai prinsip larangan Pauli yang
berbunyi “tidak ada elektron-elektron dalam satu
atom yang mempunyai keempat bilangan kuantum
yang sama”.

 Apakah pengisian elektron tersebut sesuai prinssip


Hund? Jelaskan!
“untuk pengisian elektron pada orbital 2p tidak
sesuai prinsip Hund karena masih ada orbital yang
kosong sedangkan menurut prinsip Hund elektron-
elektron pada orbital yang memiliki tingkat energi
yang sama akan mengisi orbital secara paralel (satu
persatu) baru kemudian berpasangan.” Jadi
seharusnya yang benar adalah

↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑

 Buatlah konfigurasi elektron dari atom-atom berikut,


kemudian tentukan berapa orbital yang terisi electron
dan berapa elektron yang tidak berpasangan!
a. 19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1, orbital yang terisi
elektron ada 10 orbital dan elektron yang tidak
berpasangan ada 1 elektron.

b. 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d7, orbital yang terisi
elektron ada 15 orbital dan elektron yang tidak
berpasangan ada 3 elektron.

 Buatlah diagram orbital dari unsur Cr (Z = 24) dan


tentukan bilangan kuantum n,l,m, s dari elektron
terakhir unsur tersebut!
24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s13d5
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
4s 3d

Bilangan Kuantum (n, l, m, s) 4s = (4, 0, 0,+1/2), 3d = (3,


2, 2, +1/2)

Fase 4 : Game turnamen


P : Baik, waktu untuk diskusi telah selesai.sekarang kita
memasuki sesi games Tournament. Perhatikan Aturan main
berikut !
Aturan Game Tournamen
“ChemCard”
Perangkat tournamen:
– Satu set lembar tournament (soal dan jawaban)

– Satu set skor tournamet

– Satu set kartu nomor yang bersesuaian dengan nomor soal

Pelaksanaan tournament
– Melakukan pengundian untuk menentukan pembaca pertama
(pembaca pertama adalah yang memperoleh nomor terbesar
dari nomor undian)

– Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan mengambil


kartu teratas

– Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor


yang terambil

– Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen


diberikan kepada pembaca, selanjutnya giliran menjawab
bagi anggota kelompok yang lain searah putaran jarum jam.
Penantang pertama punya opsi untuk menantang dan
memberikan jawaban yang berbeda. Kalau tidak menjawab
boleh diliwati.

– Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai


jawaban yang berbeda, kalau tidak menantang boleh
melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena
mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan
ke dalam kotak (jika ada) apabila jawaban mereka salah.

– Jika semua penantang telah lewat, penantang kedua


mengecek jawaban dan membacanya dengan keras. Pembaca
atau penantang yang memperoleh jawaban yang benar dapat
menyimpan kartunya.

– Putaran berikutnya, posisinya berubah, penantang pertama


menjadi pembaca, penantang kedua, menjadi penantang
pertama dst.

– Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis

– Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang diperoleh

– Penghargaan diberikan kepada kelompok yang memiliki skor


tertinggi

P : Baik, sampai disini ada pertanyaan?kalau tidak ada


pertanyaan, turnamen dimulai dari sekarang..

-----PESERTA DIDIK MEMULAI TURNAMEN-----


P : baik anak-anak ! waktu sudah habis,sekarang
silahkan diskusikan kembali jawaban pada kartu
soal yang telah kalian kumpulkan.
i. Peserta didik mendiskusikan pertanyaan pada kartu yang telah
dikumpulkan pada sesi turnamen.
j. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Presenter diambil dari kelompok yang berhasil meyelesaikan
pertanyaan terbanyak.
k. Pendidik memberikan skor untuk pertanyaan yang
diselesaikan pada sesi turnamen. Skor yang diperoleh
dituliskan pada lembar karton yang telah disediakan.
Fase 5. Penghargaan
l. Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan score tertinggi.
Kegiatan a. Pendidik membimbing peserta didik untuk membuat 3
Akhir kesimpulan terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi selanjutnya
tentang konfigurasi elektron
c. Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam penutup

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


Teknik Penilaian : Observasi
1. Penilaian sikap
Bentuk Penilaian : Skala Penilaian
Teknik Penilaian : LKPD, Test tertulis
2. Penilaian Pengetahuan
Bentuk Penilaian : Soal Uraian (Test Formatif)
Teknik Penilaian : Unjuk Kerja (Presentasi)
3. Penilaian Keterampilan
Bentuk Penilaian : Lembar Penilaian Diskusi & presentasi

H. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian
Lampiran 2 : bahan ajar
Lampiran 3 : media pembelajaran
Lampiran 4 : lembar kerja peserta didik
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)

Nama Satuan pendidikan : SMAN 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / I (satu)

Aspek yang dinilai


No Nama Siswa Kelompok a b c d e Total skor
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dst

Keterangan : Pemberian Skor:


a = Mengemukakan pendapat pada saat diskusi
b = Mengajukan pertanyaan 0 = Jika siswa tidak melakukan aspek yang dinilai
c = Menjawab pertanyaan 1 = Jika siswa jarang melakukan aspek yang dinilai
d = Menghargai pendapat orang lain 2 = Jika siswa sering melakukan aspek yang dinilai
e = Mempresentasikan hasil diskusi

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏00
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu

Kerja Percaya Kerja Percaya


No Nama Skor No Nama Skor
sama diri sama diri

1. 19.
2. 20.
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17 35
18 36
Pedomaan penskoran :
Nilai
A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 B (Baik) 2,01 - 3,00
16
C (Cukup) 1,01 - 2,00
D (Kurang) < 1,00

RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT DISKUSI

No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
BILANGAN KUANTUM DAN BENTUK ORBITAL

A. Bilangan Kuantum

Postulat tentang bilangan kuantum pertama kali di kemukakan oleh bohr melalui percobaan
tentang spektrum atom hidrogen.

Gambar 1 Percobaan spektrum emisi Hidrogen

Bohr mengemukakan bahwa setiap garis spektrum diasosiasikan dengan transisi elektron
dari tingkat energi satu ke tingkat energi yang lain yang masing-masing dinyatakan dengan harga
n (yang kemudian disebut bilangan kuantum). Dengan menggunakan alat spektrofotometer yang
lebih canggih terlihat bahwa spectrum garis yang semula teramati oleh Bohr sebagai garis
tunggal, ternyata terdiri atas beberapa garis majemuk yang sangat dekat dengan satu sama lain.

Gambar 2 Ilustrasi beberapa garis majemuk yang berasal dari garis tunggal
Hal ini kemudian diasosiasikan bahwa setiap garis spectrum yang sangat halus tersebut
akibat transisi elektron antar tingkat energi yang jauh lebih kecil dibandingkan tingkat energi
utama. Munculnya garis halus tambahan pada spektrum garis tersebut tidak dapat dijelaskan
oleh bohr, kemudian dijelaskan oleh sommerfeld melalui asumsi bahwa orbit elektron tidak
selalu berbentuk lingkaran seperti asumsi bohr melainkan berbentuk elips juga dapat memnuhi
rumusan momentum sudut elektron. berdasarkan rumusan sommerfeld diperoleh harga untuk
bilangan kuantum l adalah 0, 1, 2, 3,…(n-1) yang sering dikaitkan dengan energy sub-kulit
elektron.

Pada tahun 1926 Postulat tentang bilangan kuantum utama oleh bohr, dan bilangan kuantum
azimuth telah berhasil dibuktikan secara meyakinkan oleh persamaan Schrondinger. Persamaan
tersebut mampu menjelaskan sifat dan energi yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh Bohr
yang kemudian menghasilkan tiga bilangan kuantum sebagai konsekwensi dari persamaan
tersebut. Bilangann kuantum tersebut yaitu bilangan kuantum utama n, bilangan kuantum
azimuth l, dan bilangan kuantum magnetic m.

1. Bilangan kuantum utama (n)

Bilangan kuantum utama (n) dapat bernilai bilangan bulat 1, 2, 3 dan seterusnya. Dalam atom
hidrogen, nilai n menentukan energy orbital. Orbital adalah sebuah ruang/ dimana kemungkinan
terbesar elektron untuk ditemukan. Bilangan kuantum utama juga berhubungan dengan jarak
rata-rata elektron dari inti dalam orbital tertentu. Semakin besar n, semakin besar jarak rata-rata
elektron dalam orbital tersebut dari inti, dan oleh karena itu, semakin besar pula orbitalnya.

2. Bilangan kuantum Azimuth

Bilangan kuantum Azimuth memberikan informasi mengenai bentuk orbital. Nilai l


bergantung pada nilai bilangan kuantum utama, n. Untuk nilai n tertentu, l mempunyai nilai
bilangan bulat yang mungkin dari 0 sampai (n - 1). Bila n = 1, hanya ada satu nilai l yang
mungkin, yakni l = n - 1 = 1 - 1 = 0. Bila n = 2, ada dua nilai l, yaitu 0 dan 1. Bila n = 3, ada 3
nilai l, yaitu 0, 1, 2. Nilai-nilai l biasanya ditandai dengan huruf s , p, d,… sebagai berikut:

l 0 1 2 3 4 5
Nama orbital s p d f g h
Jadi bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s; bila l = 1kita mempunyai orbital p; dan
seterusnya. Sekumpulan orbital-orbital dengan nilai n yang sama seringkali disebut kulit. Satu
atu lebih orbital dengan nilai n dan l yang sama dirujuk selalu subkulit. Misalnya kulit n = 2
terdiri atas 2 subkulit, l = 0 dan 1(nilai l yang dizinkan untuk n = 2). Subkulit-subkulit ini disebut
subkulit 2s dan subkulit 2p di mana 2 melambangkan nilai n, dan s dan p melambangkan nilai l.

3. Bilangan kuantum magnetic (m)

Bilangan kuantum magnetic menggambarkan orientasi orbital dalam ruang. Di dalam


satu subkulit, nilai m bergantung pada nilai kuantum Azimuth l. Untuk nilai l tertentu, nilai m
adalah – l sampai + l.

Contoh:

Untuk n = 3 maka harga l = 0, 1, dan 2.

l = 0 (orbital s), harga m = 0 berarti mempunyai 1 tingkat energi atau 1 orbital.

l = 1 (orbital p), harga m = –1, 0, +1, berarti mempunyai 3 tingkat energi setingkat atau 3
orbital yaitu: px, py,dan pz.

l = 2 (orbital d), harga m = –2, –1, 0, +1, +2 berarti mempunyai 5 tingkat energi yang
setingkat atau 5 orbital yaitu: dx – y, dy – z, dx – z, d x2-y2, d z2

l = 3 (orbital f), harga m = –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 berarti, dan setrerusnya.

4. Bilangan kuantum magnetik spin (ms)

Terlepas dari persamaan Schrondinger , bilangann kuantum spin muncul karena teramatinya
beberapa percobaan. Bilangan kuantum spin s memberikan gambaran tentang arah perputaran
elektron pada sumbunya sendiri. Percobaan terhadap spectrum pancar atom hydrogen dan
natrium menunjukkan bahwa garis-garis dalam spectrum pancar dapat dipecah dengan
memberikan medan magnetik luar.
Gambar 3 Ilustrasi percobaan penembakan berkas uap atom perak melaui medan magnet

Satu-satunya cara fisikawan menjelaskan hasil-hasil ini adalah dengan mengansumsikan


bahwa elektron berperilaku seperti magnet kecil. Bila elektron dianggap berputar mengelilingi
sumbunya sendiri, seperti rotasi bumi, maka sifat magnetiknya dapat dijelaskan . menurut teori
elektromegnetik, muatan yang berputar pada sumbunya akan menghasilkan medan magnetik, dan
gerakannya itulah yang menyebabkan elektron berperilaku seperti magnet. Nilai untuk bilangan
1 1
kuantum spin adalah + (kemungkinan berputar searah jarum jam) dan - (kemungkinan
2 2

berputar berlawanan dengan arah jarum jam).

B. Bentuk Orbital
Setiap orbital memiliki bentuk yang berbeda, tergantung pada bilangan kuantum azimut l. orbital
dengan bilangan kuantum azimut yang sama, memiliki bentuk yang sama. Meskipun demikian, ukuran
dan arah orientasi bias berbeda tergantung dari harga bilangan kuantum utama dan magnetik.
1. Orbital s
Orbital s memiliki kerapatan elektron yang sama pada setiap jarak tertentu dari inti. Oleh
karenanya orbital s digambarkan berbentuk bola. Ukuran orbital s semakin besar dengan bertambahnya
harga bilangan kuantum utama n.

Sumber: Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti

Gambar 4. Ukuran orbital s ditentukan dari harga n


2. Orbital p
Orbital p digambarkan seperti bola terpilin. Ukuran orbital p bertambah besar dengan
bertambahnya harga n. ada tiga jenis p yang berbeda orientasinya, sesuai dengan harga m, yaitu px, py,
dan pz . kerapatan tiap orbital p terpusat pada dua daerah yang terletak pada dua sisi inti yang berlawanan.

Sumber: Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti

Gambar 5. Bentuk orbital p

3. Orbital d

Terdapat lima jenis orbital d yang berbeda orientasinya sesuai dengan lima harga m , yaitu dxy,
dyz, dxz, dx2-y2, dz2.

Gambar 6. Lima bentuk orbital d


DAFTAR PUSTAKA

Brown, T. et.al.2012.Twelfth edition chemistry the central science. United States: Pearson.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Glencoe Science. 2005. Science level Red. United States:The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kurniawati, D. dan A. Haris W. 2014. Kimia SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Sudarmo, U. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Whitten, et.all. 2014. Chemistry 10th edition. USA: Brooks/Cole.


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
“KONFIGURASI ELEKTRON”

KIMIA SMA
HARI/TANGGAL :…………………………………...
KELAS :…………………………………...
KELOMPOK :…………………………………...
NAMA ANGGOTA :
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

X
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………..
Konfigurasi elektron
Indikator : Menuliskan konfigurasi elektron suatu unsur menggunakan prinsip Aufbau, azas
larangan Pauli dan prinsip Hund.

Ayo
Membaca

KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu atom.. Aturan-aturan
penulisan konfigurasi elektron:

a. Prinspi aufbau
Pengisian elektron selalu dimulai dari subkulit dengan tingkat energi yang lebih rendah
kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi subkulit atau
urutan pengisian subkulit adalah sebagai berikut.

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d, …. dan seterusnya.

Contoh: Konfigurasi elektron untuk atom 6C adalah

Penyelesaian: 6C : 1s2 2s2 2p2

b. Prinsip larangan Pauli


Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada elektron-elektron dalam satu atom yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Bila dua elektron dalam satu atom
mempunyai nilai 𝑛, 𝑙, dan ml yang sama (yakni, kedua elektron ini berada dalam orbital atom yan
sama), maka kedua elektron tersebut harus mempunyai nilai ms yang berbeda.

Contoh : atom Li (Z=3) dengan konfigurasi 1s2 2s1 memiliki 3e dengan masing-masing elektron
mempunyai 1 set bilangan kuantum:
 Elektron 1 : n = 1; l = 0; m = 0; s = +½
 Elektron 2 : n = 1; l = 0; m = 0; s = -½
 Elektron 3 : n = 2; l = 0; m = 0; s = +½

c. Aturan Hund

Prinsip Hund menyatakan bahwa susunan electron yang paling stabil dalam subkulit adalah
susunan dengan jumlaah spin paralel terbanyak.

Contoh : Tuliskan konfigurasi elektron dari 6C beserta diagram orbitalnya !

Konfigurasi untuk 6C yaitu 1s2 2s2 2p2 dengan diagram orbital:

↑↓ ↑↓ ↑ ↑
Lebih stabil

↑↓ ↑↓ ↑↓
Kurang stabil
Diskusikanlah
Petunjuk: Bacalah dengan teliti, Anda dapat mencari dari berbagai sumber untuk
menjawab pertanyaan berikut.

1. Perhatikan diagram orbital berikut:


↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑

Dari diagram tersebut tentukanlah:


a. Berapa nomor atom
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……
b. Konfigurasi elektron menurut aufbau
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
c. Apakah pengisian elektron tersebut sesuai prinsip larangan Pauli? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………
d. Apakah pengisian elektron tersebut sesuai prinsip Hund? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………

2. Buatlah konfigurasi elektron dari atom-atom berikut, kemudian tentukan berapa orbital yang
terisi elektron dan berapa elektron yang tidak berpasangan!

a. 19K :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b. 27Co :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

3. Buatlah diagram orbital dari unsur Cr (Z = 24) dan tentukan bilangan kuantum n,l,m, s dari
elektron terakhir unsur tersebut!

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kerjakan
dengan teliti
Ayo kita bermain sambil belajar!

Nilai Mengetahui
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. a. 7N (skor 1)
b. 7N : 1s2 2s2 2p3 (skor 2)
c. Sesuai, karena dalam pengisian elektron dalam orbital s dan p tersebut mempunyai
bilangan kuantum yang berbeda. Pada orbital 1s satu elektron akan mempunyai
bilangan kuantum (1, 0, 0, +1/2); dan satu lagi mempunyai bilangan kuantum (1, 0, 0,
-1/2), orbital 2s satu electron akan mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, +1/2); dan
satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, -1/2), dan orbital 2p satu electron
akan mempunyai bilangan kuantum (2, 1, -1, +1/2); satu elektron mempunyai
bilangan kuantum (2, 1, -1, -1/2), dan satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 1, 0,
+1/2). Jadi dalam pengisian electron dalam orbital tersebut sesuai prinsip larangan
Pauli yang berbunyi “tidak ada electron-elektron dalam satu atom yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama”. (skor 10)

d. dalam pengisian elektron pada subkulit 2p tidak sesuai prinsip Hund karena masih
ada orbital yang kosong sedangkan menurut prinsip Hund elektron-elektron pada
orbital yang memiliki tingkat energi yang sama akan mengisi orbital secara paralel
(satu persatu) baru kemudian berpasangan.” Jadi seharusnya yang benar adalah

↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
(skor 5)

2. a. 19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1, orbital yang terisi elektron ada 10 orbital dan elektron
yang tidak berpasangan ada 1 elektron. (skor 4)

b. 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d7, orbital yang terisi elektron ada 15 orbital dan elektron
yang tidak berpasangan ada 3 elektron. (skor 4)

3. 24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s13d5

↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
4s 3d

Bilangan kuantum (n, l, m, s) adalah 4s = (4, 0, 0,+1/2), 3d = (3, 2, 2, +1/2) (skor 6)


KOMPOSISI SETIAP MEJA TURNAMEN DAPAT DIILUSTRASIKAN SEBAGAI
BERIKUT:

Team A Team B

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

MEJA MEJA MEJA MEJA


TURNAMEN TURNAMEN TURNAMEN TURNAMEN

Tinggi Sedang Rendah


Tinggi Sedang Rendah

Team C
Team D
Aturan Game Tournamen
“ChemCard”
Perangkat tournamen:

– Satu set lembar tournament (soal dan jawaban)

– Satu set skor tournamet

– Satu set kartu nomor yang bersesuaian dengan nomor soal

Pelaksanaan tournament

– Melakukan pengundian untuk menentukan pembaca pertama (pembaca pertama


adalah yang memperoleh nomor terbesar dari nomor undian)

– Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan mengambil kartu teratas

– Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor yang terambil

– Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen diberikan kepada pembaca,


selanjutnya giliran menjawab bagi anggota kelompok yang lain searah putaran jarum
jam. Penantang pertama punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang
berbeda. Kalau tidak menjawab boleh diliwati.

– Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai jawaban yang berbeda, kalau
tidak menantang boleh melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena
mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan ke dalam kotak (jika ada)
apabila jawaban mereka salah.

– Jika semua penantang telah lewat, penantang kedua mengecek jawaban dan
membacanya dengan keras. Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban yang
benar dapat menyimpan kartunya.

– Putaran berikutnya, posisinya berubah, penantang pertama menjadi pembaca,


penantang kedua, menjadi penantang pertama dst.

– Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis

– Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang diperoleh

– Penghargaan diberikan kepada kelompok yang memiliki skor tertinggi


7°47'59.1"S 110°21'09.0"E

Apa arti deretan diatas?


MISTERI RUMAH ELEKTRON

Detektif Conan ditugasi untuk mencari alamat elektron pada suatu atom. Entah
“kesalahan” apa yang elektron ini lakukan, namun kamu harus membantunya
untuk menemukan alamat elektron. Pepatah mengatakan malu bertanya, sesat di
jalan, agar tidak tersesat di jalan, maka Conan banyak bertanya. Kamu bisa
membantu Conan untuk mencari tahu ciri-ciri atau sifat elektron dan menanyakan
kepada beberapa saksi mata dimana elektron tersebut berada.

Menurut cerita, elektron biasanya tinggal di sebuah atom. Setiap atom


memiliki jumlah elektron yang berbeda. Elektron tinggal tidak jauh dari pusat
atom. Atom berukuran sangat kecil sehingga hanya orang-orang tertentu yang
bisa mengamati dan mengetahui dimana kemungkinan elektron tersebut
tinggal.
Pada tahun 1897 berangkatlah detektif Conan ke Negara Inggris menemui Thomson di Trinity College.
Menurut Thomson elektron bermuatan negatif karena tertarik kutub positif pada sinar katoda.
Tidak puas dengan keterangan tersebut, tahun 1913 Conan pergi ke Negara Denmark menemui
Bohr di Universitas Copenhagen. Bohr menyatakan bahwa elektron beredar mengelilingi inti atom
pada lintasan tertentu dan dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain ketika
menyerap atau melepas energi.

Tidak lama kemudian, tahun 1925 muncul berita di negara Prancis bahwa elektron
dapat bersifat partikel dan gelombang. Hal tersebut diungkapkan oleh Louis de Broglie
dari Universitas Paris. Pada tahun yang sama, di Universitas Leipzig Jerman, ternyata
Heisenberg memberikan pernyataan lain yaitu elektron sulit ditemukan secara pasti,
namun tempat nongkrongnya bisa ditemukan.

Karakteristik Elektron :
“Bermuatan negatif, beredar mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu, dapat berpindah dari satu lintasan ke
lintasan yang lain ketika menyerap / melepas energi, bersifat partikel-gelombang, dan sulit ditemukan secara pasti
posisinya dalam atom”
Sebelum meninggal, detektif Conan berpesan bahwa “siapa pun yang dapat menemukan keberadaan
posisi elektron pada suatu atom, maka dia dapat mengubah dunia”. Setelah kabar tersebut
beredar, Schrodinger termotivasi untuk mengidentifikasi sifat elektron tersebut. Schrodinger akan
membantumu untuk menemukan alamat elektron dengan bantuan persamaan gelombangnya
untuk menentukan posisi elektron. Hasil dari persamaan gelombang tersebut muncullah bilangan,
yang disebut bilangan kuantum. Akan tetapi, Schrodinger tidak memberikan informasi secara
langsung tentang bilangan kuantum tersebut.

Sumber:
Kumacheva, Eugenia. 2010. Nelson Chemistry 12. Singapura: Prectic Hall. Hal: (178-179).
BILANGAN KUANTUM
Untuk menyatakan kedudukan elektron dalam suatu atom digunakan 4
bilangan kuantum

 Bilangan kuantum utama (n)


Erwin Schrodinger
 Bilangan kuantum azimuth atau angular (l)
(1926)
 Bilangan kuantum magnetic (m)

 Bilangan Kuantum spin (s)


Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan kuantum utama menyatakan ukuran orbital


nilai n adalah 1 sampai dengan 

Nilai n 1 2 3 4 5 dst.

Lambang K L M N O dst.
Bilangan Kuantum Azimuth (l)

Bilangan kuantum azimuth menyatakan bentuk orbital


nilai l adalah 0 sampai dengan (n-1)

Nilai l 0 1 2 3 dst.

Lambang s p d f dst.
Bilangan kuantum magnetik (ml)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan orientasi orbital


Nilai m adalah berkisar dari –l, 0 hingga +l

Jumlah
Nilai n Nilai l Nilai m Orbital
Orbital
1 0 0 1s 1
2 0 0 2s 4
1 -1, 0, +1 2px, 2py, 2pz
3 0 0 3s 9
1 -1, 0, +1 3px, 3py, 3pz
2 -2, -1, 0, +1, 3dxy, 3dxz, 3dyz, 3𝑑𝑥 2 −𝑦2 ,
+2 3𝑑𝑧 2
Bilangan Kuantum Spin (s)

• Bilangan kuantum spin menyatakan arah rotasi


elektron
• Spin elektron dilambangkan dengan anak panah 
dan 
Anak panah  menyatakan rotasi elektron searah jarum jam, 𝑠 =
𝟏
+
𝟐
 Anak panah  menyatakan rotasi elektron berlawanan arah jarum
𝟏
jam, 𝑠 = −𝟐
Bentuk Orbital s
Bentuk Orbital p
Bentuk Orbital d
Bentuk Orbital f
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : X/1
Materi Pokok : Tabel Periodik
Sub-Materi Pokok : Perkembangan Tabel Periodik dan Penentuan Letak Unsur dalam Tabel
Periodik berdasarkan Konfigurasi Elektron Valensi
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar
untuk setiap golongan dalam tabel periodik melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator sikap

3.3Menjelaskan 3.3.1 Menuliskan dasar pengelompokkan Menunjukkan sikap


konfigurasi elektron unsur menurut Döbereiner, kerja sama dan
dan pola konfigurasi Newlands, Mendeleev, Moseley terampil ketika
elektron terluar 3.3.2 Menjelaskan kelebihan dan/atau
berdiskusi
untuk setiap kekurangan pengelompokkan unsur
golongan dalam menurut Döbereiner, Newlands, mengenai
tabel periodik Mendeleev, Moseley perkembangan
3.3.3 Menjelaskan dasar table periodik
pengelompokkan unsur pada Tabel
Periodik Modern
3.3.4 Menjelaskan pola konfigurasi
elektron valensi untuk setiap
golongan dalam tabel periodik

4.3 Menentukan letak 4.3.1 Menentukan letak suatu unsur


suatu unsur dalam dalam tabel periodik berdasarkan
tabel periodik konfigurasi elektron valensinya.
berdasarkan 4.3.2 Mempresentasikan hasil penentuan
konfigurasi electron letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron
valensinya.
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
a. Materi prasayarat untuk pembelajaran perkembangan tabel periodik adalah
1) Hakikat ilmu kimia
2) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
b. Materi prasyarat untuk pembelajaran penentuan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi adalah
1) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
2) Pengertian golongan dan periode dalam tabel periodik modern
3) Konfigurasi elektron dan konfigurasi elektron valensi
4) Pengertian elektron valensi dan kulit valensi
2. Materi Inti
a. Perkembangan Tabel Periodik
1) Pengelompokan Unsur oleh Döbereiner
Konsep : Pada tahun 1829, Johann Wolfgang Döbereiner mengelompokkan unsur ke
dalam kelompok tiga unsur yang disebut Triad. Döbereiner menemukan bahwa
apabila setiap unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifatnya, untuk
setiap tiga unsur yang sifatnya mirip, maka massa atom unsur kedua (tengah)
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga.
Pengelompokkan unsur menurut Döbereiner memiliki kekurangan dan
kelebihan.

2) Pengelompokkan Unsur oleh Newlands


Konsep : Pada tahun 1865, John Newlands mengemukakan pengelompokkan unsur
dengan menggunakan hukum Oktaf. Newlands membuat daftar unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom. Newlands menemukan bahwa unsur pertama
menunjukkan kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki
kemiripan sifat dengan unsur kesembilan dan seterusnya. Pengelompokkan
unsur menurut Newlands memiliki kekurangan dan kelebihan.

3) Pengelompokkan Unsur oleh Mendeleev


Fakta : Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleev mempublikasikan tabel
mengenai pengelompokkan unsur pertama-nya. Mendeleev mengelompokkan
unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat unsur. Tabel
pengelompokkan unsur Mendeleev terus berkembang sejalan dengan penemuan
unsur-unsur yang baru dikenal saat itu. Pengelompokkan unsur menurut
Mendeleev juga memiliki kekurangan dan kelebihan.

4) Pengelompokkan Unsur oleh Moseley


Konsep : Pada tahun 1913, Henry Gwynn Jeffreys Moseley berhasil menemukan
hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari
penembakan unsur oleh elektron berkekuatan tinggi. Dengan beberapa
pengecualian Moseley menemukan bahwa urutan kenaikan massa atom sama
dengan urutan kenaikan nomor atom. Moseley mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur menurut Moseley
memiliki kelebihan. Penyempurnaan pengelompokkan unsur dari Mendeleev
menjadi Moseley inilah yang menjadi dasar lahirnya tabel periodik modern yang
kita kenal saat ini.

5) Pengelompokkan Unsur oleh Moseley


Fakta : Tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Pada tabel periodik modern terdapat lajur vertikal (kolom) yang
disebut dengan golongan dan lajur horizontal (baris) yang disebut dengan
periode. Golongan berjumlah 18 (golongan 1 sampai dengan 18) yang terdiri atas
8 golongan utama (IA-VIIIA) dan 8 golongan transisi (IB-VIIIB). Periode
berjumlah 7 (periode 1 sampai dengan 7).

D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : discovery learning
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : papan tulis, LCD dan proyektor
Media : LKPD tentang Perkembangan Tabel Periodik, Powerpoint tentang
Perkembangan Tabel Periodik, Powerpoint tentang Perkembangan Tabel
Periodik.

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Peserta Didik
Sudarmo, U. (2013). Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Etika Pembuka: 10 menit
Pendahuluan - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Peserta didik berdoa.
Apersepsi:
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi pertemuan
hari ini.
P:“pada pembelajaran sebelumnya kalian telah mengenal
beberapa unsur. Coba sebutkan unsur yang telah kalian
ketahui ! untuk unsur oksigen, berapakah nomor atom dan
nomor massanya? dan berapakah jumlah proton,
electron, neutron dan electron valensinya ?”

Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
Motivasi
- Peserta didik diberikan motivasi dengan menyampaikan
tentang penemuan unsur hingga saat ini
P: “Pada awal masa pencatatan sejarah, hanya baru dikenal
10 unsur. Ilmu pengetahuan berkembang, hingga tahun
2018 ini telah dikenal 118 unsur. Apakah ke semua unsur
tersebut memiliki sifat yang sama?”

- Peserta didik mengamati tayangan mengenai dua buah tabel


berisi unsur-unsur beserta sifat dan kegunaannya
P: “Menurut kalian manakah yang lebih mudah diamati?”
- Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran hari ini
P: “Agar lebih mudah dipelajari, maka unsur-unsur harus
dikelompokkan. Pada pembelajaran hari ini kita akan
mempelajari mengenai perkembangan pengelompokkan
unsur”
Kegiatan - Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara 70 menit
Inti heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6
orang.
- Peserta didik diberikan LKPD untuk selanjutnya
didiskusikan bersama dengan kelompoknya.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
- Peserta didik mengamati tabel periodik unsur (modern).
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
- Peserta didik diarahkan oleh pendidik untuk menanya
mengenai gambar tabel periodik yang diamati.
“Apakah kalian mengetahui tabel apakah yang ada pada
tayangan?”
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik :
“Tabel Periodik Unsur/Sistem Periodik Unsur bu”.
“Apakah tabel tersebut langsung ada begitu saja?”
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik : “Tidak”
“Benar sekali, ilmu pengetahuan berkembang”.
Data collection (pengumpulan data)
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan
masalah-masalah yang terdapat pada LKS.
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
mengumpulkan data mengenai pengelompokkan unsur
menurut Lavoisier, Döbereiner, Newlands, Mendeleev, dan
Moseley.
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menemukan istilah “golongan” dan “periode” dalam tabel
periodik modern.
Data Processing (pengolahan data)
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
menganalisis dasar pengelompokkan unsur menurut
Döbereiner, Newlands, Mendeleev, Moseley, dan dasar
pengelompokkan unsur pada tabel periodik modern.
Alokasi
Tahapan Langkah-Langkah
Waktu
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
menganalisis kelebihan dan/atau kekurangan
pengelompokkan unsur menurut Lavoisier, Döbereiner,
Newlands, Mendeleev, dan Moseley.
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menjelaskan istilah golongan dan periode yang terdapat
dalam tabel periodik modern.
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menentukan jumlah golongan dan periode dalam tabel
periodik modern.
Verification (pembuktian)
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menganalisis keperluan adanya pengelompokkan unsur
menurut Lavoisier, Döbereiner, Newlands, Mendeleev, dan
Moseley.
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menjelaskan
poin penting mempelajari dasar pengelompokkan unsur
menurut Lavoisier, Döbereiner, Newlands, Mendeleev, dan
Moseley.
- Peserta didik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Peserta didik mengikuti diskusi kelas (memberikan
tanggapan terhadap presentasi yang telah dilakukan).
- Peserta didik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep
yang dilakukan oleh pendidik.
Generalization (menyimpulkan)
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan
konsep-konsep yang telah dipelajari.
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk
mengungkapkan manfaat pembelajaran mengenai
perkembangan tabel periodik.
Kegiatan - Pendidik melakukan kegiatan tindak lanjut dengan 10 menit
Penutup memberikan tugas atau latihan individu terkait dengan materi
perkembangan tabel periodik.
- Pendidik menginformasikan mengenai materi selanjutnya
yaitu mengenai penentuan letak unsur dalam tabel periodik.
Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam
KISI-KISI SOAL FORMATIF
Level
Indikator No Soal Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif
3.3.5 Menuliskan dasar 1 Tuliskanlah dasar C1  Dasar a. Döbereiner mengelompokkan 2 poin
pengelompokkan pengelompokkan unsur pengelompokkan unsur dalam Triad (kelompok)
unsur menurut menurut tiga unsur yang memiliki
Döbereiner, a. Döbereiner kesamaan sifat.
Newlands, b. Newlands b. Newlands mengelompokkan 2 poin
Mendeleev, c. Mendeleev unsur berdasarkan kenaikan
Moseley d. Moseley massa atom yang dijelaskan
dengan menggunakan hukum
Oktaf.
c. Mendeleev mengelompokkan 2 poin
unsur berdasarkan kenaikan
massa atom dan kemiripan
sifat.
d. Moseley mengelompokkan 2 poin
unsur berdasarkan kenaikan
nomor atom dan kemiripan
sifat.
3.3.6 Menjelaskan 2 Jelaskanlah kelebihan C2  Kelebihan  Kelebihan: adanya keteraturan 2 poin
kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan setiap unsur yang sifatnya mirip,
dan/atau pengelompokkan unsur unsur menurut dimana massa atom (Ar) unsur
kekurangan menurut: Dobereiner yang kedua (tengah) merupakan
pengelompokkan a. Döbereiner  Kekurangan rata-rata massa atom unsur
unsur menurut b. Newlands pengelompokkan pertama dan ketiga.
Döbereiner, c. Mendeleev unsur menurut
Newlands, d. Moseley Doberneiner
Mendeleev,
Moseley
Level
Indikator No Soal Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif
 Kekurangan:
1) Pengelompokkan unsur 2 poin
kurang efisien dengan
adanya beberapa unsur lain
yang tidak termasuk dalam
kelompok triad padahal
sifatnya sama dengan unsur
dalam kelompok triad
tersebut.
2) Dobereiner hanya berhasil 2 poin
menerapkan prinsip triad
untuk beberapa kelompok
tiga unsur.
 Kelebihan  Kelebihan : Newlands 2 poin
pengelompokkan merupakan pelopor
unsur menurut penempatan unsur-unsur
Newlands dengan sifat yang mirip dalam
 Kekurangan kolom (periode).
pengelompokkan  Kekurangan :
unsur menurut 1) Dalam kenyataannya masih 2 poin
Newlands ditemukan beberapa oktaf
yang berisi lebih dari tujuh
unsur.
2) Hukum Oktaf Newlands 2 poin
hanya berlaku untuk unsur-
unsur ringan. Hukum Oktaf
Newlands tidak dapat
digunakan untuk unsur-
unsur setelah kalsium (Ca).
 Kelebihan  Kelebihan pengelompokkan
pengelompokkan unsur menurut Mendeleev adalah
unsur menurut sebagai berikut.
Mendeleev 1) Unsur-unsur yang terletak 2 poin
 Kekurangan dalam satu golongan
pengelompokkan memiliki sifat kimia dan
unsur menurut sifat fisik yang mirip dan
Mendeleev berulang secara teratur.
2) Mendeelev lebih 2 poin
mengutamakan
pengelompokkan
berdasarkan kemiripan sifat
unsur dibandingkan
kenaikan massa atom
(dengan asumsi terdapat
ketidakakuratan pada data
massa atom yang telah
diketahui).
3) Mendeleev mampu 2 poin
meramalkan sifat-sifat unsur
yang belum ditemukan,
sehingga dalam tabel
Mendeleev terdapat
beberapa tempat kosong
Level
Indikator No Soal Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif
2 poin
4) Unsur-unsur gas mulia yang
ditemukan kemudian dapat
diletakan dalam tabel
susunan mendeleev tanpa
mengubah susunan yang
sudah ada.
 Kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Mendeleev
sebagai berikut.
2 poin
1) Panjang baris tidak sama dan
tidak dapat menjelaskan
mengapa demikian.
2 poin
2) Ada unsur yang tidak
disusun berdasarkan
kenaikan massa atom.
Contohnya Te (massa atom
128) diletakkan sebelum I
(massa atom 127).
2 poin
3) Tidak dapat menjelaskan
anomali (penyimpangan)
unsur hidrogen
dibandingkan dengan unsur
lainnya.
 Kelebihan  Berhasil menjelaskan 2 poin
pengelompokkan ketidaksesuaian urutan unsur-
unsur menurut unsur yang ada pada tabel
Moseley pengelompokkan unsur
Mendeleev
 Sifat keperiodikan menjadi jelas 2 poin
dan dapat ditentukan secara pasti
3.3.7 Menjelaskan 3 Jelaskanlah mengenai C2  Dasar Pada tabel periodik modern unsur- 2 poin
dasar dasar pengelompokkan pengelompokkan unsur dikelompokkan berdasarkan
pengelompokkan pada tabel periodik unsur kenaikan nomor atom dan
unsur pada Tabel modern!  Golongan dan kemiripan sifat. Unsur-unsur
Periodik Modern periode dikelompokkan dalam golongan
dan periode.
Golongan merupakan susunan 4 poin
unsur pada arah menurun
sedangankan periode merupakan
susunan unsur pada arah mendatar
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF

NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

A.1 Antusiasme/partisipasi Peserta didik dalam


proses pembelajaran
Skor Kriteria
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan
seksama selama PBM berlangsung dan spontan
melaksanakan tugas yang diberikan
3 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan
seksama selama PBM berlangsung tetapi kurang
spontan melaksanakan tugas yang diberikan
2 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran
dengan seksama selama PBM berlangsung tetapi
spontan melaksanakan tugas yang diberikan
1 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran
dengan seksama selama PBM berlangsung dan
tidak spontan melaksanakan tugas yang diberikan
NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

A.2 Penilaian Perorangan dalam diskusi kelompok


Skor Kriteria
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, tidak
4
mengganggu jalannya diskusi dan bertanggung
jawab terhadap hasil diskusinya.
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, bertanggung
3
jawab terhadap hasil diskusi tetapi mengganggu
jalannya diskusi
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, namun kurang
2
bertanggung jawab dan mengganggu jalannya
diskusi
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
namun tidak berani mengemukan pendapat,
1
kurang betanggung jawab dan mengganggu
jalannya diskusi.
0 Peserta didik tidak berpartisipasi dalam diskusi
JURNAL

No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRESENTASI

Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
2.
namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak singkat
dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik
Hari/Tgl :

Kelas :

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
2. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
3. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Mendeleev melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
4. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley melalui diskusi
berbantuan LKS dengan benar.
5. Siswa mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur pada Tabel Periodik Modern
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
6. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Döbereiner melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
7. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Newlands melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
8. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Mendeleev melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
9. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Moseley melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
10. Siswa mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur dalam tabel periodik modern
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.

Litium : digunakan pada pembuatan baterai. Logam lunak, sangat mudah bereaksi dengan air.
Iodin : digunakan pada disinfektan. Dapat bereaksi dengan logam untuk menghasilkan
garam.
Natrium : unsur penyusun garam dapur. Logam lunak, sangat mudah bereaksi dengan air
Tembaga : digunakan pada pembuatan uang koin. Dapat menghantarkan arus listrik dan panas,
tidak bereaksi dengan air.
Klor : digunakan pada disinfektan. Dapat bereaksi dengan logam untuk menghasilkan
garam.
Perak : digunakan pada pembuatan perhiasan. Dapat menghantarkan arus listrik dan panas,
tidak bereaksi dengan air.

Amatilah kedua tabel berikut!


Tabel 1. Tabel 2.
Nama dan Nama dan
Sifat Sifat
Lambang Unsur Lambang Unsur
Litium (Li) Logam lunak, sangat Litium (Li) Logam lunak, sangat mudah
mudah bereaksi bereaksi dengan air.
Natrium (Na) dengan air. Perak (Ag) Dapat menghantarkan arus
Tembaga (Cu) Dapat menghantarkan listrik dan panas, tidak
arus listrik dan panas, bereaksi dengan air.
Perak (Ag) tidak bereaksi dengan Dapat bereaksi dengan
air. Iodin (I) logam untuk menghasilkan
Klor (Cl) Dapat bereaksi dengan garam.
logam untuk Dapat menghantarkan arus
Iodin (I) menghasilkan garam. Tembaga (Cu) listrik dan panas, tidak
bereaksi dengan air.
Logam lunak, sangat mudah
Natrium (Na)
bereaksi dengan air.
Dapat bereaksi dengan
Klor (Cl) logam untuk menghasilkan
garam.
Stimulasi
Amatilah gambar berikut!

Gambar 1. Tabel Pengelompokkan Unsur

Identifikasi Masalah
Secara individu, tuliskanlah hal-hal yang kalian ketahui mengenai gambar tabel
pengelompokkan unsur di atas!

Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Masihkah kalian ingat mengenai model atom? Mengapa bisa muncul banyak model atom hingga
...............................................................................................................................
yang digunakan sekarang ini yaitu model mekanika gelombang?

Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Menurut kalian, apakah pengelompokkan unsur sesuai yang terdapat pada gambar 1 tersebut
.......................................................................................................................................................
langsung ada begitu saja? Menurut kalian, apakah ada yang mendahului pengolompokkan unsur
.......................................................................................................................................................
tersebut? Jelaskan alasan kalian (tinjaulah dari sejarah penemuan unsur yang kalian ketahui)!
.......................................................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawab:...........................................................................................................................................
berkembang
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Bersama dengan kelompokmu, tuliskanlah rumusan masalah terkait dengan pengelompokkan
unsur pada gambar 1 jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran!

Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
.

Tuliskanlah hipotesis (jawaban sementara) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kalian


tuliskan di atas!

Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Bacalah bahan ajar yang diberikan dengan seksama kemudian diskusikanlah hal-hal berikut ini
bersama kelompokmu!

1.
A Pengelompokkan Unsur menurut Döbereiner
1. Rangsangan)
Pengumpulan Data
Döbereiner mengelompokkan unsur dalam tiga unsur yang berurutan.

Li (Ar = 7) Ca (Ar = 40) Cl (Ar = 35,5)


Na (Ar = 23) Sr (Ar = 89) Br (Ar = 80)
K (Ar = 39) Ba (Ar = 137) I (Ar = 127)

Menurut Döbereiner terdapat hubungan matematis antara massa atom relatif (Ar) ketiga
unsur yang dikelompokkannya. Dengan melihat kedua data pengelompokkan unsur di atas,
coba temukanlah bersama dengan kelompokmu mengenai hubungan tersebut!

Jawaban yang diharapkan dari siswa:


𝐴𝑟 𝐿𝑖 +𝐴𝑟 𝐾 𝐴𝑟 𝐿𝑖 +𝐴𝑟 𝐾
Ar Na = Ar Na =
2 2
7 + 39
=
2
= 23

Pengolahan Data
Apakah kalian menemukan kemiripan sifat antara unsur-unsur dalam pengelompokkan
Döbereiner?
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Döbereiner?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Jawab:.....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Döbereiner, menurut kalian
.................................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
2. Pengelompokkan Unsur menurut Newlands
2. Rangsangan)
Pengumpulan Data
Lengkapilah tabel berikut sesuai dengan yang terdapat pada tabel pengelompokkan unsur
menurut Newlands!

No Lambang Unsur Massa Atom Sifat


1 1
2 7
3 9
4 11
5 12
6 14
7 16
8 19
9 23
10 24
11 27
12 28
13 31
14 32
15 35,5
16 39
17 40
19 52
18 48
20 55
21 56
22 59
23 63,5
24 65
25 89

Pengolahan Data
Pada tabel pengelompokkan unsur menurut Newlands, unsur-unsur hanya disusun hingga 7
baris saja. Mengapa demikian?

Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada baris yang sama?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands?
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah
................
aturan yang menjadi dasar pengelompokkan tersebut berlaku untuk setiap unsur dalam
.................................................................................................................................................
tabel pengelompokkan oleh Newlands? Berikan alasannya!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Newlands?

Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kekurangan pengelompokkan unsur menurut Newlands?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Jawab:.....................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.........
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Newlands, menurut kalian
................................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
........................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
.................................................................................................................................................
3. Rangsangan)
.................................................................................................................................................
Pengumpulan Data
.................................................................................................................................................
Lengkapilah Tabel Periodik oleh Mendeleev berikut sesuai dengan bahan ajar yang telah
.................................................................................................................................................
kalian baca!
................

0 I II III IV V VI VII VIII


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Pada tabel pengelompokkan unsur menurut Mendeleev, unsur-unsur dikelompokkan dalam 8


grup yang diberi nama gruppe I-VIII. Mengapa demikian?
Jawab:....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Apakah terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada grup yang sama?
................................................................................................................................................
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Mendeleev?
Jawab:....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Apakah aturan yang menjadi dasar pengelompokkan tersebut berlaku untuk setiap unsur dalam
................................................................................................................................................
tabel pengelompokkan oleh Mendeleev? Berikan alasannya!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawab:..................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
........................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
................................................
Apakah yang menjadi kekurangan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev?

Jawab:.................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev, menurut kalian


perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
4. Pengelompokkan Unsur menurut Moseley
4. Rangsangan)
Pengumpulan Data
Jelaskanlah mengenai hasil penemuan Henry Moseley pada tahun 1931!

Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................
Pengolahan Data
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley?
Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Moseley?
..................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.........
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kekurangan pengelompokkan unsur menurut Moseley? Jelaskanlah!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..................................................
...............................................................................................................................................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Moseley, menurut kalian
...............................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
...............................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. Tabel Periodik Modern
.................................................................................................................................................
5. Rangsangan)
.................................................................................................................................................
Amatilah tabel periodik modern kemudian temukanlah hal-hal berikut!
.................................................................................................................................................
Apakah kalian mengetahui istilah kolom dan baris pada tabel?
................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah yang dimaksud dengan kolom pada tabel?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah yang dimaksud dengan baris pada tabel?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah terdapat istilah berbeda yang kalian temukan untuk “kolom” dalam tabel periodik
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
modern? Tuliskanlah mengenai istilah tersebut!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “kolom” tersebut, berapakah jumlah kolom yang
terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan kalian
tersebut!

Jawab:.......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada “kolom” yang sama?
..................................................................................................................................................
Apakah
..................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
........
...................................................................................................................................................
Apakah terdapat istilah berbeda yang kalian temukan untuk “baris” dalam tabel periodik
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
modern? Tuliskanlah mengenai istilah tersebut!
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “baris” tersebut, berapakah jumlah baris yang
..................................................................................................................................................
terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan kalian
..................................................................................................................................................
tersebut!
..................................................................................................................................................
........
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada “baris” yang sama?
.................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Pengolahan Data
...................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur pada tabel periodik modern?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “kolom” dalam tabel periodik, berapakah jumlah
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
kolom yang terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan
..................................................................................................................................................
kalian tersebut!
..................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
........
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “baris” dalam tabel periodik, berapakah jumlah
baris yang terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan
kalian tersebut!

Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Verifikasi
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah kalian lakukan, diskusikanlah
hal-hal berikut.
Tabel pengelompokkan unsur manakah yang kita gunakan sekarang?
Jawab:.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Mengapa sampai muncul dasar pengelompokkan unsur menurut beberapa ilmuan? Tidak bisakah
........................................................................................................................................................
hanya dengan satu dasar pengelompokkan saja? Jelaskan!
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Jawab:............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Apakah pentingnya kita mempelajari pengelompokkan unsur-unsur oleh para ilmuan ini?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Dengan bahasa kalian sendiri, buatlah kesimpulan sementara mengenai perkembangan tabel
..............................................................................................................................
periodik!

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Presentasikanlah hasil
diskusi kelompok
kalian!
1
PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK

Sejak awal tercatatnya sejarah, manusia telah mengenal 10 unsur yaitu karbon (C),
tembaga (Cu), besi (Fe), timbal (Pb), merkuri (Hg), perak (Ag), antimony (Sb), timbal (Pb),
dan timah (Sn). Pada pertengahan tahun 1700, kurang lebih 20 unsur telah dikenal. Pada masa
Revolusi Amerika tahun 1776 hanya ada 24 unsur yang baru dikenal. Semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan menyebabkan semakin banyaknya unsur yang ditemukan oleh ilmuan di
seluruh dunia. Kimiawan jaman dahulu meyakini bahwa terdapat hubungan diantara kesemua
unsur yang telah ditemukan pada jamannya masing-masing. Berbekal keingintahuan dan
keinginan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mereka melakukan percobaan dan
mengumpulkan data dengan tak henti-hentinya untuk mencari keterkaitan antara ke-semua
unsur tersebut. Mereka mulai pengelompokkan terhadap unsur-unsur yang telah ditemukan
pada masa-nya masing-masing. Adapun beberapa pengelompokkan unsur oleh kimiawan
dijelaskan sesuai urutan sejarah sebagai berikut.
Pada tahun 1789, Antoine Laurent Lavoisier seorang
kimiawan Perancis menerbitkan hasil kerjanya yang berjudul
“Traite Elementaire de Chimie”. Tulisan ini memuat beberapa hal
yang salah satunya merupakan tabel zat-zat sederhana. Lavoisier
mengelompokan 33 unsur kimia berdasarkan sifat kimianya.
Unsur-unsur dibagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah,
Antoine Laurent Lavoisier
logam dan non logam. Sumber: google image

Adapun tabel pengelompokkan unsur menurut Lavoiser adalah sebagai berikut.

Tabel Pengelompokkan unsur Menurut Lavoisier


Sumber: Peter van der Krogt’s Elementymology & Elements Multidict website

1
Pengelompokkan unsur yang dilakukan oleh Lavoisier memiliki kekurangan dan kelebihan
sebagai berikut.

 Kelemahan: dasar pengelompokkannya masih terlalu umum.


 Kelebihan : Lavoisier telah mengelompokkan unsur-unsur yang ada pada saat itu
berdasarkan sifat kimianya. Hal ini menjadi referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.

1. Pengelompokan Unsur menurut Döbereiner


Pada tahun 1829, Johann Wolfgang Döbereiner seorang kimiawan
Jerman, mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifatnya.
Dobereiner menemukan bahwa untuk setiap tiga unsur yang memiliki
kemiripan sifat, maka massa atom relatif (Ar) unsur yang kedua (tengah)
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga.
Döbereiner menemukan beberapa unsur yang dapat dikelompokan ke
dalam kelompok-kelompok tiga unsur. Johann Wolfgang Dobereiner
Sumber: google image
Döbereiner menyebut kelompok tiga unsur ini sebagai triade.
Adapun unsur-unsur yang termasuk triade Döbereiner beserta dengan perhitungan massa atom
relatifnya adalah sebagai berikut.

Li Ca P S Cl
Na Sr As Se Br
K Ba Sb Te I

Pengelompokkan unsur yang dilakukan oleh Dobereiner ini memiliki kekurangan dan
kelebihan, diantaranya sebagai berikut.
 Kelebihan: adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip, dimana massa atom (Ar)
unsur yang kedua (tengah) merupakan rata-rata massa atom unsur pertama dan ketiga.
 Kekurangan:
1) pengelompokkan unsur kurang efisien dengan adanya beberapa unsur lain yang tidak
termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok
triad tersebut.
2) Dobereiner hanya berhasil menerapkan prinsip triad untuk beberapa kelompok tiga
unsur.

2
2. Pengelompokkan Unsur menurut Newlands
Pada tahun 1865, John Alexander Reina Newlands seorang
kimiawan Inggris, mempublikasikan hasil pikirannya tentang
pengelompokkan unsur-unsur yang disebut dengan Hukum Oktaf.
Newlands menemukan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atomnya maka ditemukan kemiripan sifat unsur yang
berulang setiap delapan unsur, misalnya kemiripan sifat antara unsur John A.R Newlands
Sumber: google image
pertama dengan unsur kedelapan, unsur kedua dengan unsur kesembilan
dan seterusnya. Newlands membandingkan hasil temuannya dengan notes piano yang dibagi ke
dalam periode atau delapan oktaf oleh sebab itu Newlands menamakan temuannya dengan
Hukum Oktaf. Adapun tabel pengelompokkan unsur menurut Newlands adalah sebagai berikut.

Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Newlands


Sumber: http://www.meta-synthesis.com

Pengelompokkan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands ini memiliki kekurangan dan
kelebihan sebagai berikut.
 Kelebihan : Newlands merupakan pelopor penempatan unsur-unsur dengan sifat yang
mirip dalam kolom (periode).
 Kekurangan :
1) Dalam kenyataannya masih ditemukan beberapa oktaf yang berisi lebih dari tujuh unsur.
2) Hukum Oktaf Newlands hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Hukum Oktaf
Newlands tidak dapat digunakan untuk unsur-unsur setelah kalsium (Ca).
3) Jika pengelompokkan diteruskan dengan menggunakan hukum Oktaf ternyata
kemiripan sifatnya terlalu dipaksakan. Misalnya, Cr mempunyai sifat yang cukup
berbeda dengan Al maupun B.

3
3. Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleev seorang kimiawan Rusia,
mempublikasikan hasil kerjanya selama bertahun-tahun mengenai pengelompokkan unsur.

Tabel Pengelompokkan
Unsur pertama oleh
Mendeleev (1869)

sumber: http://www.meta-
synthesis.com

Mendeleev mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan


kemiripan sifatnya. Mendeleev menemukan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atomnya maka unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat akan berada pada
satu kolom. Mendeleev terus mengembangkan penemuannya ini, dimana pada tahun 1871,
Mendeleev kembali mengeluarkan Tabel pengelompokkan unsur-unsur. Pada tabel ini unsur-
unsur dikelompokkan menjadi delapan kelompok yang diberi nama Gruppe I-Gruppe VIII.

Tabel periodik Mendeleev (1871)


sumber: http://www.meta-synthesis.com

4
Pada awalnya tabel pengelompokkan Mendeleev tidak diterima dengan baik oleh para
ilmuan pada jaman tersebut namun hal ini cepat berubah dengan penemuan Germanium. Pada
tabel yang dikeluarkan tahun 1871 Mendeleev meramalkan adanya 3 unsur yang pada waktu
itu belum ditemukan beserta dengan massa atom serta sifat-sifatnya. Ketiga unsur ini, oleh
Mendeleev diberi nama “Eka-Boron, Eka-Aluminium, dan Eka-Silica”. Pada tahun 1875 Paul
Emile Lecoq berhasil menemukan unsur yang diberi nama Gallium. Unsur ini memiliki massa
atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Aluminium yang diprediksi oleh Mendeleev. Pada
tahun 1879, Lars Fredrick Nilson berhasil mengisolasi unsur yang diberi nama Scandium.
Unsur ini memiliki massa atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Boron yang diprediksi
oleh Mendeleev. Pada tahun 1886, Lars Fredrick Nilson berhasil mengisolasi unsur yang diberi
nama Germanium. Unsur ini memiliki massa atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Silica
yang diprediksi oleh Mendeleev.
Pada tahun 1892, William Ramsay seorang kimiawan Jerman berhasil menemukan 2
unsur sangat tidak reaktif yang diberi nama Argon dan Helium. Setelahnya Ramsay
menemukan 3 unsur lagi yang memiliki kemiripan sifat dengan kedua unsur yang telah
ditemukan sebelumnya. Dengan penemuan ini, maka harus dilakukan perubahan pada tabel
yang telah dibuat oleh Mendeleev. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya sifat unsur-unsur yang
telah ditemukan ini dengan sifat unsur pada Gruppe yang telah dikemukakan oleh Mendeleev.
Tabel berikut merupakan penggambaran tabel yang dibuat oleh Mendeleev pada tahun 1905,
tabel terakhir sebelum ia meninggal dunia pada tahun 1906.

Tabel periodik Mendeleev (1906)


sumber: http://www.meta-synthesis.com
5
Kelebihan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev adalah sebagai berikut.
1) Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan memiliki sifat kimia dan sifat fisik yang
mirip dan berulang secara teratur.
2) Mendeelev lebih mengutamakan pengelompokkan berdasarkan kemiripan sifat unsur
dibandingkan kenaikan massa atom (dengan asumsi terdapat ketidakakuratan pada data
massa atom yang telah diketahui).
3) Mendeleev mampu meramalkan sifat-sifat unsur yang belum ditemukan, sehingga
dalam tabel Mendeleev terdapat beberapa tempat kosong.
4) Mendeleev mengoreksi beberapa nilai massa atom seperti berilium, dari 13 menjadi 9
dan uranium, dari 120 menjadi 240.
5) Unsur-unsur gas mulia yang ditemukan kemudian dapat diletakan dalam tabel susunan
mendeleev tanpa mengubah susunan yang sudah ada.
Kekurangan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev sebagai berikut.
1) Panjang baris tidak sama dan tidak dapat menjelaskan mengapa demikian.
2) Ada unsur yang tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atom. Contohnya Te (massa
atom 128) diletakkan sebelum I (massa atom 127).
3) Tidak dapat menjelaskan anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dibandingkan
dengan unsur lainnya.

4. Pengelompokkan Unsur menurut Moseley

Henry G. J. Moseley
Sumber: google image

Pada tahun 1913, Henry Gwynn Jeffreys Moseley seorang fisikawan Inggris berhasil
menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari
penembakan unsur oleh elektron berkekuatan tinggi. Dengan beberapa pengecualian Moseley
menemukan bahwa urutan kenaikan massa atom sama dengan urutan kenaikan nomor atom,
contohnya kalsium (Ca) adalah unsur ke-20 pada urutan kenaikan massa a tom dan mempunyai
nomor atom 20. Dengan penemuan konsep nomor atom ini, ketidaksesuaian yang mengganggu
pikiran para ilmuan pada susunan Tabel periodik Mendeelev menjadi masuk akal dan dapat
diterima. Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom menghasilkan pola-pola
sifat periodik yang jelas. Dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley inilah yang nantinya
digunakan dalam mengembangkan Tabel Periodik Modern hingga yang kita kenal saat ini.

6
PERKEMBANGAN
TA B E L P E R I O D I K
1. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
2. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
3. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Mendeleev
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
4. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
5. Peserta didik mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur pada Tabel
Periodik Modern melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
6. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Döbereiner melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
7. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Newlands melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
8. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Mendeleev melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
9. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Moseley melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
10. Peserta didik mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur dalam tabel
periodik modern melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
Bagaimanakah
perkembangan
tabel periodik?
1829
Mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifatnya

Menemukan bahwa untuk setiap tiga unsur yang memiliki kemiripan


sifat, maka massa atom relatif (Ar) unsur yang kedua (tengah)
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga.

Johann Wolfgang Döbereiner


Döbereiner menyebut kelompok tiga unsur ini sebagai triade

Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Döbereiner

Li Ca P S Cl

Na Sr As Se Br

K Ba Sb Te I
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Döbereiner

Li Ca P S Cl

Na Sr As Se Br

K Ba Sb Te I

 Kelebihan: adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip,


Johann Wolfgang Döbereiner
dimana massa atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan rata-
rata massa atom unsur pertama dan ketiga.
Mengelompokan unsur-
unsur berdasarkan  Kekurangan:
kemiripan sifatnya 1) pengelompokkan unsur kurang efisien dengan adanya beberapa unsur
lain yang tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama
dengan unsur dalam kelompok triad tersebut.
2) Dobereiner hanya berhasil menerapkan prinsip triad untuk beberapa
kelompok tiga unsur.
1865
Mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya

Menemukan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan


kenaikan massa atomnya maka ditemukan kemiripan sifat
unsur yang berulang setiap delapan unsur
Membandingkan
Hukum Oktaf
dengan notes piano
John A.R. Newlands

Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Newlands


Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Newlands

John A.R. Newlands  Kelebihan :


Newlands merupakan pelopor penempatan unsur-unsur dengan sifat
yang mirip dalam kolom (periode).
Mengelompokkan
unsur-unsur  Kekurangan:
1) Dalam kenyataannya masih ditemukan beberapa oktaf yang berisi
berdasarkan
lebih dari tujuh unsur.
kenaikan massa
2) Hukum Oktaf Newlands hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan.
atomnya
Hukum Oktaf Newlands tidak dapat digunakan untuk unsur-unsur
setelah kalsium (Ca).
3) Jika pengelompokkan diteruskan dengan menggunakan hukum Oktaf
ternyata kemiripan sifatnya terlalu dipaksakan. Misalnya, Cr
mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Al maupun B.
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev

1871

Dmitri Ivanovich Mendeleev

Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom
dan kemiripan sifatnya
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev

1869

Dmitri Ivanovich Mendeleev

1869-
1905
Mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa
atom dan kemiripan sifatnya
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev

1905

Dmitri Ivanovich Mendeleev

Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom
dan kemiripan sifatnya
Kelebihan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev adalah sebagai
berikut.
1) Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan memiliki sifat kimia
dan sifat fisik yang mirip dan berulang secara teratur.
2) Mendeelev lebih mengutamakan pengelompokkan berdasarkan
kemiripan sifat unsur dibandingkan kenaikan massa atom (dengan
asumsi terdapat ketidakakuratan pada data massa atom yang telah
diketahui).
Dmitri Ivanovich Mendeleev
3) Mendeleev mampu meramalkan sifat-sifat unsur yang belum
Mengelompokkan unsur- ditemukan, sehingga dalam tabel Mendeleev terdapat beberapa
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom tempat kosong.
dan kemiripan sifatnya 4) Mendeleev mengoreksi beberapa nilai massa atom seperti berilium,
dari 13 menjadi 9 dan uranium, dari 120 menjadi 240.
5) Unsur-unsur gas mulia yang ditemukan kemudian dapat diletakan
dalam tabel susunan mendeleev tanpa mengubah susunan yang sudah
ada.
Kekurangan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev sebagai
berikut:
1) Panjang baris tidak sama dan tidak dapat menjelaskan
mengapa demikian.
2) Ada unsur yang tidak disusun berdasarkan kenaikan massa

Dmitri Ivanovich Mendeleev atom. Contohnya Te (massa atom 128) diletakkan sebelum I
(massa atom 127).
Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan 3) Tidak dapat menjelaskan anomali (penyimpangan) unsur
kenaikan massa atom hidrogen dibandingkan dengan unsur lainnya.
dan kemiripan sifatnya
1913
Menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi
sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur oleh elektron
berkekuatan tinggi.

Dengan beberapa pengecualian Moseley menemukan bahwa urutan


kenaikan massa atom sama dengan urutan kenaikan nomor atom
Henry G Moseley

Mengelompokkan unsur- Kelebihan:


unsur berdasarkan Menjelaskan ketidaksesuaian penyusunan unsur pada Tabel periodik
kenaikan nomor atom Mendeelev.
dan kemiripan sifatnya Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom
menghasilkan pola-pola sifat periodik yang jelas.
ILMU PENGETAHUAN BERKEMBANG
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : X/1
Materi Pokok : Tabel Periodik
Sub-Materi Pokok : Penentuan Letak Unsur dalam Tabel Periodik berdasarkan
Konfigurasi Elektron Valensi
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 x 45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar
untuk setiap golongan dalam tabel periodik melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator sikap

3.3 Menjelaskan konfigurasi 3.3.1 Menjelaskan pola konfigurasi Menunjukkan sikap


elektron dan pola elektron valensi untuk setiap kerja sama dan
konfigurasi elektron golongan dalam tabel periodik terampil ketika
terluar untuk setiap
berdiskusi mengenai
golongan dalam tabel
periodik perkembangan table
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi periodik
4.3 Menentukan letak suatu 4.3.1 Menentukan letak suatu unsur
unsur dalam tabel dalam tabel periodik
periodik berdasarkan berdasarkan konfigurasi
konfigurasi electron elektron valensinya.
4.3.2 Mempresentasikan hasil
penentuan letak unsur dalam
tabel periodik berdasarkan
konfigurasi elektron
valensinya.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
a. Materi prasayarat untuk pembelajaran perkembangan tabel periodik adalah
1) Hakikat ilmu kimia
2) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
b. Materi prasyarat untuk pembelajaran penentuan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi adalah
1) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
2) Pengertian golongan dan periode dalam tabel periodik modern
3) Konfigurasi elektron dan konfigurasi elektron valensi
4) Pengertian elektron valensi dan kulit valensi
2. Materi Inti
Penentuan Letak Suatu Unsur dalam Tabel Periodik berdasarkan Konfigurasi
Elektron Valensi

Fakta : Letak suatu unsur dalam tabel periodik (golongan dan periode).
Konsep :1) Letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan dengan
menentukan konfigurasi elektron valensi unsur tersebut. Jumlah
elektron valensi menggambarkan golongan letak unsur tersebut,
sedangkan nilai bilangan kuantum utama (n) terbesar/kulit valensi
menggambarkan periode letak unsur tersebut.
2) Setiap golongan memiliki pola konfigurasi elektron valensi yang khas.
Unsur yang terletak pada golongan utama memiliki pola konfigurasi
elektron valensi ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6, sedangkan unsur yang terletak
pada golongan transisi memiliki pola konfigurasi elektron valensi ns 1s/d2
(n-1)d1s/d6.
Prosedur: Penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan konfigurasi elektron dari unsur yang akan ditentukan
letaknya.
2) Menentukan konfigurasi elektron valensi.
3) Menentukan golongan dan periode dengan melihat pola konfigurasi
elektron valensi unsur tersebut.

D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : discovery learning
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi
E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Alat pembelajaran : papan tulis, LCD dan proyektor
Media : LKPD tentang Penentuan Letak Unsur dalam Tabel Periodik,
Powerpoint tentang Perkembangan Tabel Periodik.

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Peserta Didik
Sudarmo, U. (2013). Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Alokasi
Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Etika Pembuka: 10 menit
- Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Peserta didik berdoa.

Apersepsi:
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi pertemuan
hari ini.
P: “Apakah masih ada yang ingat mengenai cara
menentukan konfigurasi elektron? Informasi apakah yang
kita perlukan untuk menentukan konfigurasi elektron suatu
unsur? Apa manfaat kita mengetahui konfigurasi elektron
suatu unsur?”

Motivasi
- Peserta didik diberikan motivasi dengan menampilkan tabel
periodik modern.
P: “Bagaimanakah dasar pengelompokkan unsur pada tabel
periodik modern? Masihkah kalian ingat mengenai yang
dimaksud dengan golongan dan periode pada tabel periodik
modern? Bagaimanakah cara menentukan golongan dan
periode suatu unsur pada tabel periodik?”

- Peserta didik diberikan informasi mengenai tujuan


pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini.
P: “Pada pembelajaran hari ini, kita akan mempelajari
mengenai penentuan letak suatu unsur pada tabel periodik.”
Inti - Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara 30 menit
heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6
orang.
- Peserta didik diberikan LKPD untuk selanjutnya
didiskusikan bersama dengan kelompoknya.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
- Peserta didik menuliskan konfigurasi elektron dan
konfigurasi elektron valensi dari beberapa unsur yang
diberikan.
- Peserta didik mengamati letak unsur-unsur tersebut pada
tabel periodik.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
- Peserta didik secara individu menuliskan hasil
pengamatannya mengenai letak unsur-unsur tersebut dalam
tabel periodik.

Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
- Peserta didik menjawab pertanyaan arahan dari pendidik
mengenai hubungan antara letak unsur dengan konfigurasi
elektron valensi.
P: “Apakah yang dimaksud dengan elektron valensi? Apakah
unsur-unsur yang terletak pada golongan yang berbeda
memiliki pola konfigurasi elektron valensi yang sama?
Apakah terdapat kemiripan antara konfigurasi elektron
valensi unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan dan
satu periode?”
- Peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkaitan pola
konfigurasi elektron setiap golongan dalam tabel periodik
dan penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi.
- Peserta didik menuliskan hipotesis (jawaban sementara)
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah dituliskan.
Data collection (pengumpulan data)
- Peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menentukan konfigurasi elektron, konfigurasi elektron
valensi serta menentukan golongan dan periode unsur-unsur
yang diminta sesuai dengan letaknya pada tabel periodik.
- Peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk
menyelesaikan tiruan tabel periodik modern
- Peserta didik mengamati tabel periodik tiruan yang telah
dilengkapi untuk menganalisis hubungan antara letak unsur
dalam tabel periodik dengan konfigurasi elektron valensinya.
Data processing (pengolahan data)
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan
kemiripan dan perbedaan antara konfigurasi elektron valensi
dari unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan.
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan
kemiripan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-
unsur yang terletak dalam satu periode.
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan
pola konfigurasi elektron valensi dari setiap golongan dalam
tabel periodik.
Verification (pembuktian)
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menentukan letak unsur-unsur yang diberikan dalam tabel
periodik dengan menggunakan pola konfigurasi elektron
yang telah mereka rumuskan sebelumnya.
- Peserta didik membuat kesimpulan mengenai pola
konfigurasi elektron untuk setiap golongan dalam tabel
periodik dan cara menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi elektron valensi.

Tahapan Alokasi
Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Waktu
- Peserta didik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Peserta didik mengikuti diskusi kelas (memberikan
tanggapan terhadap presentasi yang telah dilakukan).
- Peserta didik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep
yang dilakukan oleh pendidik.
P: “Setiap golongan dalam tabel periodik mempunyai pola
konfigurasi elektron yang berbeda. Unsur yang terletak pada
golongan utama memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6, sedangkan unsur yang terletak pada
golongan transisi memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1s/d2 (n-1)d1s/d6”
P: “Letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan
dengan menggunakan konfigurasi elektron valensi. Jumlah
elektron valensi menggambarkan golongan letak unsur
sedangkan nilai bilangan kuantum utama terbesar (n)/kulit
terluar menggambarkan periode letak suatu tersebut.”
- Peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan

Generalization (menyimpulkan)
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan
konsep-konsep yang telah dipelajari.
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk
mengungkapkan manfaat pembelajaran mengenai penentuan
letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi
elektron valensi.

Penutup - Peserta didik mengkuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan 5 menit
pendidik berupa pemberian tugas atau latihan individu terkait
materi penentuan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi.
- Peserta didik diinformasikan mengenai materi pada
pembelajaran selanjutnya yaitu sifat keperiodikan unsur.

Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian
1. Sikap : observasi dan jurnal
2. Pengetahuan : tes tertulis
3. Keterampilan : unjuk kerja
b. Bentuk Penilaian
1. Sikap : lembar observasi sikap kerjasama
2. Pengetahuan : soal objektif
3. Keterampilan : soal objektif

c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
KISI-KISI SOAL FORMATIF
Level
Indikator No Soal Jawaban Indikator Soal Skor
Kognitif
3.3.5 Menjelaskan pola 4 Jelaskanlah mengenai C2 Setiap golongan dalam tabel  Pola konfigurasi 15 poin
konfigurasi pola konfigurasi elektron periodik mempunyai pola elektron valensi
elektron valensi valensi untuk setiap konfigurasi elektron yang berbeda golongan utama 5 poin
untuk setiap golongan pada tabel bergantung pada sub-kulit  Pola konfigurasi
golongan dalam periodik! elektron valensinya. Unsur yang elektron valensi
tabel periodik terletak pada golongan utama golongan transisi 5 poin
memiliki pola konfigurasi  Golongan 5 poin
elektron valensi ns , ns2 atau ns2
1
 Periode
np1s/d6, sedangkan unsur yang
terletak pada golongan transisi
memiliki pola konfigurasi
1s/d2
Skor
elektron valensi ns (n-1)d1s/d6. total =
Jumlah elektron valensi 30
menunjukkan golongan letak
unsur sedangkan nilai bilangan
kuantum utama (n) terbesar/kulit
terluar menunjukkan periode letak
unsur.
4.3.1 Menentukan 5 Tentukanlah letak unsur- C3 a. 16S : [Ne] 3s2 3p4 Skor
golongan dan unsur berikut ini pada Konfigurasi Elektron Valensi: untuk 1
periode suatu tabel periodik! 3s2 3p4 soal:
unsur dalam tabel a. 16S Golongan : VIA  Konfigurasi Elektron 5 poin
periodik b. 20Ca Periode : 3  Konfigurasi Elektron
berdasarkan c. 27Co Valensi 1 poin
konfigurasi d. 31Ga b.20Ca : [Ar] 4s2  Golongan
e. 47Ag  Periode 2 poin
elektron Konfigurasi Elektron Valensi: 2 poin
valensinya 4s2 Total:
Golongan : IIA 10 poin
Periode : 4

c. 27Co : [Ar] 4s2 3d7


Konfigurasi Elektron Valensi:
4s2 3d7
Golongan : VIIIB
Periode : 4
d.31Ga : [Ar] 4s2 3d10 4p1 Skor
Konfigurasi Elektron Valensi: total =
4s2 4p1 50
Golongan : IIIA
Periode : 4
e. 47Ag: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s1 4d10
Konfigurasi Elektron Valensi:
5s1 4d10
Golongan : IB
Periode : 5
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF

NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

A.1 Antusiasme/partisipasi Peserta didik dalam


proses pembelajaran
Skor Kriteria
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan
seksama selama PBM berlangsung dan spontan
melaksanakan tugas yang diberikan
3 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan
seksama selama PBM berlangsung tetapi kurang
spontan melaksanakan tugas yang diberikan
2 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran
dengan seksama selama PBM berlangsung tetapi
spontan melaksanakan tugas yang diberikan
1 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran
dengan seksama selama PBM berlangsung dan
tidak spontan melaksanakan tugas yang diberikan
NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

A.2 Penilaian Perorangan dalam diskusi kelompok


Skor Kriteria
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, tidak
4
mengganggu jalannya diskusi dan bertanggung
jawab terhadap hasil diskusinya.
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, bertanggung
3
jawab terhadap hasil diskusi tetapi mengganggu
jalannya diskusi
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
berani mengemukan pendapat, namun kurang
2
bertanggung jawab dan mengganggu jalannya
diskusi
Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,
namun tidak berani mengemukan pendapat,
1
kurang betanggung jawab dan mengganggu
jalannya diskusi.
0 Peserta didik tidak berpartisipasi dalam diskusi
JURNAL

No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRESENTASI

Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
2.
namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak singkat
dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik
Mengingat

KONFIGURASI ELEKTRON
 Penentuannya dengan menggunakan nomor atom
 Pada atom netral
nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
KONFIGURASI ELEKTRON
Penentuannya dengan menggunakan nomor atom
 Pada atom netral
nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

TABEL PERIODIK MODERN


Kenaikan Nomor Atom Golongan
Kemiripan sifat Periode
1. Peserta didik mampu menjelaskan pola konfigurasi
TUJUAN elektron valensi untuk setiap golongan dalam tabel
PEMBELAJARAN periodik melalui diskusi berbantuan LKPD dengan benar.
2. Peserta didik mampu menentukan letak suatu unsur dalam
tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron
valensinya melalui diskusi berbantuan LKPD dengan benar.
3. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil penentuan
golongan dan periode suatu unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensinya melalui
diskusi berbantuan LKPD dengan baik.
PENENTUAN
LETAK SUATU
UNSUR PADA
TABEL PERIODIK
Stimulasi

Tentukanlah
1s2 2s1 1s2 2s2 2p1
Konfigurasi
Elektron dari [He] 2s1 [He] 2s2 2p1
Unsur-Unsur
berikut! 1s2 2s2 2p6 3s1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
[Ne] 3s1 [Ne] 3s2 3p1

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1


[Ar] 4s2 3d1

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1
[Kr] 5s2 4d1
Stimulasi [He] 2s1 [Ne] 3s1 [He] 2s2 2p1 [Ne] 3s2 3p1

Perhatikanlah
letak unsur-
unsur tersebut
pada tabel
periodik!

[Ar] 4s2 3d1 [Kr] 5s2 4d1


Identifikasi Masalah [He] 2s1 [Ne] 3s1 [He] 2s2 2p1 [Ne] 3s2 3p1

Apa sajakah
yang kalian
dapat amati
mengenai letak
unsur-unsur
tersebut?

[Ar] 4s2 3d1 [Kr] 5s2 4d1


Identifikasi Masalah

Apakah yang
dimaksud
dengan
elektron
valensi?

Elektron valensi adalah elektron yang terletak


pada kulit terluar
Identifikasi Masalah

Buatlah
pertanyaan!

Buatlah
hipotesis
(jawaban
sementara)!
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Verifikasi

19K:[Ar] 4s1
Konfigurasi elektron valensi: 4s1
Golongan IA, Periode 4

33As:[Ar] 4s2 3d10 4p3


Konfigurasi elektron valensi: 4s2 4p3
Golongan VA, Periode 4

78Pt:[Xe] 6s2 4f14 5d8


Konfigurasi elektron valensi: 6s2 5d8
Golongan VIIIB, Periode 6
Generalisasi
Kesimpulan:
Letak unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan dengan
dengan menggunakan konfigurasi elektron valensi. Jumlah
elektron valensi menggambarkan golongan letak suatu unsur
sedangkan nilai bilangan kuantum utama terbesar (n)/kulit
valensi menggambarkan periode letak suatu unsur.

Setiap golongan dalam tabel periodik mempunyai pola


konfigurasi elektron yang berbeda. Unsur yang terletak pada
golongan utama memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6, sedangkan unsur yang terletak pada
golongan transisi memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1s/d2 (n-1)d1s/d6.
Latihan Soal
▹Tentukanlah golongan dan periode dari unsur berikut:

[Kr] 5s2 4d10 5p4


Konfigurasi elektron valensi: 5s2 5p4
Golongan VIA, Periode 5
Tabel Periodik Modern
Tabel Periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
Sifat unsur-unsur pada tabel periodik modern merupakan fungsi periodik dari nomor atom.
Letak suatu unsur dalam tabel periodik digambarkan dalam arah mendatar (horizontal) dan
menurun (vertikal). Periode dan golongan dalam tabel periodik dapat dilihat pada gambar tabel
periodik unsur di bawah ini.

Gambar 1. Tabel Periodik Unsur


sumber gambar: https://sciencenotes.org/periodic-table-pdf-2/

Tabel periodik modern terdiri atas 7 periode (periode 1-7) dan 18 golongan (golongan 1-
18). Urutan nomor periode dimulai dari baris yang paling atas dan urutan nomor golongan
dimulai dari kolom yang paling kiri. Penomoran golongan lain yang dikenal adalah dengan
menggunakan angka romawi dan huruf. Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama,
sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan transisi dimulai dari golongan IA
hingga VIIIA. Sedangkan golongan transisi dimulai dari golongan IB hingga VIIIB atau pada
golongan 3 sampai golongan 12.
Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi
dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Semua unsur-unsur transisi dalam termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB dan unsur-unsur aktinida
pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik
adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.
Sistem periodik modern dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan kenaikan nomor atom
(periode) dan berdasarkan kemiripan sifat (golongan) berikut penjelasannya:
A. Golongan
Golongan ditempatkan pada lajur vertikal dalam sistem periodik modern. Penentuan
golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu
golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Beberapa golongan diberi nama khusus, yaitu :
1) Golongan IA ( kecuali H ) disebut golongan alkali;
2) Golongan IIA disebut golongan alkali tanah;
3) Golongan VIIA disebut golongan halogen;
4) Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia;
5) Golongan IIIA, IV, VA, dan VIA disebut sesuai dengan unsur yang terdapat dalam
golongan tersebut, yaitu :
 Golongan IIIA disebut golongan boron aluminium;
 Golongan IVA disebut golongan karbon-silikon;
 Golongan VA disebut golongan nitrogen-fosforus;
 Golongan VIA disebut golongan oksigen-belerang;
6) Golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan golongan transisi

B. Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode
suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan
konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran elektron dalam kulit-kulit
atomnya. Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
periode ke-1 : terdiri atas 2 unsur;
periode ke-2 : terdiri atas 8 unsur;
periode ke-3 : terdiri atas 8 unsur;
periode ke-4 : terdiri atas 18 unsur;
periode ke-5 : terdiri atas 18 unsur;
periode ke-6 : terdiri atas 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau
periode 5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida; dan
periode ke-7 : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini
terdapat deret aktinida.
Penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat dilakukan dengan menggunakan
konfigurasi elektron valensi unsur tersebut. Jumlah elektron valensi menggambarkan golongan
letak unsur sedangkan nilai bilangan kuantum utama (n) terbesar/kulit terluar menggambarkan
periode letak unsur. Setiap golongan dalam tabel periodik memiliki pola konfigurasi elektron
valensi yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat sub-kulit elektron valensi dari
unsur-unsur yang terdapat dalam satu golongan. Pola konfigurasi elektron valensi unsur-unsur
dalam satu golongan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Unsur-unsur yang terletak pada golongan utama (A) memiliki konfigurasi elektron
valensi ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6.
2. Unsur-unsur yang terletak pada golongan transisi (B) memiliki konfigurasi elektron
terakhir ns1s/d2 (n-1)d1s/d10.

Secara lebih rinci, pola konfigurasi elektron valensi pada tabel periodik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Pola Konfigurasi Elektron Valensi
Konfigurasi
Golongan Periode Contoh
Elektron Valensi
ns1 IA n 3Li : [He] 2s1
ns2 IIA n 4Be : [He] 2s
2

ns2 np1 IIIA n 2


13Al: [Ne] 3s 3p
1

ns2 np2 IVA n 2


14Si : [Ne] 3s 3p
2

ns2 np3 VA n 2
15P : [Ne] 3s 3p
3

ns2 np4 VIA n 2


16S : [Ne] 3s 3p
4

ns2 np5 VIIA n 2


17Cl : [Ne] 3s 3p
5

ns2 np6 VIIIA n 2


18Ar : [Ne] 3s 3p
6

ns2 (n-1)d1 IIIB n 2


21Sc : [Ar] 4s 3d
1

ns2 (n-1)d2 IVB n 2


22Ti : [Ar] 4s 3d
2

ns2 (n-1)d3 VB n 2
23V : [Ar] 4s 3d
3

ns1 (n-1)d5 VIB n 1


24Cr : [Ar] 4s 3d
5

ns2 (n-1)d5 VIIB n 2


25Mn: [Ar] 4s 3d
5

ns2 (n-1)d6 VIIIB n 2


26Fe : [Ar] 4s 3d
6

ns2 (n-1)d7 VIIIB n 2


45Rh : [Kr] 5s 4d
7

ns2 (n-1)d8 VIIIB n 2


46Pd : [Kr] 5s 4d
8

ns1 (n-1)d10 IB n 1
47Ag : [Kr] 5s 4d
10

ns2 (n-1)d10 IIB n 2


48Cd : [Kr] 5s 4d
10
Hari/Tgl :
Kelas :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pola konfigurasi elektron valensi untuk setiap
golongan dalam tabel periodik.
2. Peserta didik mampu menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan
konfigurasi elektron valensinya.

Stimulasi (Pemberian Rangsangan)


 Amatilah gambar tabel periodik modern berikut!

sumber gambar: https://sciencenotes.org/periodic-table-pdf-2/

 Tentukanlah konfigurasi elektron dan konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur


berikut!
Konfigurasi elektron:
[He] 2s1 [He] 2p1 [Ar] 4s2 3d1

[Ne] 3s1 [Ne] 3s2 3p1 [Kr] 5s2 4d1

Konfigurasi elektron valensi:

 Amatilah konfigurasi elektron valensi unsur-unsur di atas kemudian amatilah letak unsur-
unsur tersebut dalam tabel periodik!
Identifikasi Masalah
Secara individu, tuliskanlah hal-hal yang kalian dapatkan dari pengamatan letak unsur-unsur
tersebut dalam tabel periodik! Terletak di golongan dan periode manakah unsur-unsur
tersebut?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….

Apakah yang dimaksud dengan elektron valensi?


Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap letak unsur-unsur tersebut dalam tabel
………………………………………………………………………………………….….
periodik, apakah unsur-unsur yang terletak pada golongan yang berbeda memiliki pola
………………………………………………………………………………………….….
konfigurasi elektron valensi yang sama? Jelaskan secara singkat!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap letak unsur-unsur tersebut dalam tabel
………………………………………………………………………………………….….
periodik, apakah terdapat kemiripan antara konfigurasi elektron valensi unsur-unsur yang
………………………………………………………………………………………….….
terletak dalam satu golongan dan satu periode?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Bersama dengan kelompokmu, tuliskanlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
………………………………………………………………………………………….….
penetuan letak unsur dalam tabel periodik (kaitkanlah dengan tujuan pembelajaran)!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Bersama dengan kelompokmu, tuliskanlah hipotesis (jawaban sementara) terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian tuliskan di atas!

Jawab:……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….
1.
Pengumpulan Data
 Bersama dengan kelompokmu, tentukanlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut,
kemudian amatilah tabel periodik untuk menentukan letak unsur tersebut pada tabel
periodik!

Konfigurasi
Nama Lambang Nomor Konfigurasi
Elektron Golongan Periode
Unsur Unsur Atom Elektron
Valensi
Litium Li 3
Berilium Be 4
Boron B 5
Karbon C 6
Nitrogen N 7
Oksigen O 8 [He] 2s2 2p4
Flor F 9
Neon Ne 10 [He] 2s2 2p6
Natrium Na 11
Magnesium Mg 12 [Ne] 3s2
Aluminium Al 13
Silikon Si 14
Fosfor P 15 [Ne] 3s2 3p3
Belerang S 16
Klor Cl 17
Argon Ar 18 [Ne] 3s2 3p6

Konfigurasi
Nama Lambang Nomor Konfigurasi
Elektron Golongan Periode
Unsur Unsur Atom Elektron
Valensi
Skandium Sc 21
Titanium Ti 22 [Ar] 4s2 3d2
Vanadium V 23
Krom Cr 24
Mangan Mn 25 [Ar] 4s2 3d5
Besi Fe 26
Kobalt Co 27 [Ar] 4s2 3d7
Nikel Ni 28
Tembaga Cu 29 [Ar] 4s1 3d10
Seng Zn 30
Yttrium Y 39
Zirkonium Zr 40
Niobium Nb 41 [Kr] 5s2 4d3
Molibdenum Mo 42
Technetium Tc 43
Ruthenium Ru 44 [Kr] 5s2 4d6
Rhodium Rh 45
Paladium Pd 46 [Kr] 5s2 4d8
Perak Ag 47
Kadmium Cd 48 [Kr] 5s2 4d10
 Amatilah tabel periodik unsur kemudian lengkapilah tiruan tabel periodik di bawah ini dengan nomor golongan, nomor periode, serta konfigurasi
elektron valensi dari masing-masing unsur yang telah kalian tentukan pada langkah sebelumnya!

Golongan
IA IIA IIB IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

2 2s1 2s2 2s2 2s2 2s2 2s2 2s2 2s2


2p1 2p2 2p3 2p4 2p5 2p6
Periode

3 3s1 3s2 3s2 3s2 3s2 3s2 3s2 3s2


IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB 3p1 3p2 3p3 3p4 3p5 3p6

4 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2
3d1 3d2 3d3 3d5 3d5 3d6 3d7 3d8 3d10 3d10

5 5s2 5s2 5s2 5s1 5s2 5s2 5s2 5s2 5s1 5s2
4d1 4d2 4d3 4d5 4d5 4d6 4d7 4d8 4d10 4d10
Pengolahan Data
Amatilah tiruan tabel periodik yang kalian telah lengkapi kemudian diskusikanlah hal-hal
berikut!
Apakah kalian menemukan kesamaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
yang terletak dalam satu golongan? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
disertai dengan contoh unsur-unsur beserta nomor golongannya!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Apakah kalian menemukan perbedaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
………………………………………………………………………………………….….
yang terletak dalam satu golongan? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….…
……………………………………………………………………………………….….……
…………………………………………………………………………………….….………
Apakah kalian menemukan kesamaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
………………………………………………………………………………….….…………
yang terletak pada satu periode? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
……………………………………………………………………………….….……………
disertai dengan contoh unsur-unsur beserta nomor periodenya!
…………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Unsur dalam golongan dan periode memiliki pola yang khas.
………………………………………………………………………………………….….
Perhatikan kembali konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur yang telah kalian tuliskan
pada tahap pengumpulan data! Coba tentukanlah pola konfigurasi elektron valensi untuk
masing-masing golongan dalam tabel periodik!
Jawaban yang diharapkan dari siswa:
Letak Unsur dalam Letak Unsur dalam
Pola Konfigurasi Pola Konfigurasi
Tabel Periodik Tabel Periodik
Elektron Valensi Elektron Valensi
Golongan Periode Golongan Periode
IA IIIB
IIA IVB
IIIA VB
IVA VIB
VA VIIB
VIA
VIIA VIIIB
VIIIA
IB
IIB
Verifikasi (Pembuktian)
Dengan menggunakan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron yang telah kalian
tuliskan pada tabel di tahap pengolahan data, tentukanlah golongan dan periode dari unsur-
unsur berikut!

a.
Jawab:……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
……….….………………………………………………………………………………
b. ………….….……………………………………………………………………………
Jawab:……………………………………………………………………………………
…………….….
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
……….….………………………………………………………………………………
c.
………….….……………………………………………………………………………
Jawab:……………………………………………………………………………………
…………….….
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
 Amatilah letak unsur-unsur di atas pada tabel periodik!
……….….………………………………………………………………………………
………….….……………………………………………………………………………
Apakah…………….….
letak unsur (golongan dan periode) yang kalian peroleh dengan menggunakan pola
konfigurasi elektron sama dengan letak unsur tersebut pada tabel periodik?

Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan periode jika dikaitkan
………………………………………………………………………………………….….
dengan konfigurasi elektron!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan golongan jika
………………………………………………………………………………………….….
dikaitkan dengan konfigurasi elektron!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, buatlah kesimpulan mengenai hubungan antara konfigurasi
elektron valensi dengan letak unsur dalam tabel periodik dan pola konfigurasi elektron untuk
setiap golongan dalam tabel periodik!

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...….
….…………………………………………………………………………………...…
……….….……………………………………………………………………………..
…………….….……………………………………………………………………..…
………………….….………………………………………………………………..…
……………………….….…………………………………………………………..…
…………………………….………………………………………………………...…
…..

Presentasikanlah
hasil diskusi
kelompok kalian!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester :X/1
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Sub Topik : Ikatan Ion
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat.melalui diskusi berbantuan LKS untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan proses sains.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5. Membandingkan ikatan ion, 3.5.1. Menggambarkan susunan elektron valensi


ikatan kovalen, ikatan atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron
kovalen koordinasi, dan valensi atom bukan gas mulia dengan simbol
ikatan logam serta kaitannya Lewis
dengan sifat zat. 3.5.2. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilannya
3.5.3. Menjelaskan hubungan antara susunan elektron
valensi dengan simbol Lewis
3.5.4. Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
3.5.5. Meramalkan rumus suatu senyawa ion yang
terbentuk
3.5.6. Mendeskripsikan sifat senyawa ion
4.5. Merancang dan melakukan 4.5.1. Menganalisis perbedaan fenomena kestabilan
percobaan untuk unsur dengan senyawa ion
menunjukkan karakteristik 4.5.2. Menyimpulkan proses pembentukan ikatan ion
senyawa ion atau senyawa berdasarkan kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilan
kovalen berdasarkan 4.5.3. Menganalisis sifat fisik senyawa ion
beberapa sifat fisika. 4.5.4. Mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai
proses pembentukan ikatan ion
4.5.5. Mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai
proses sifat fisis senyawa ion

C. Materi Pembelajaran
a. Materi prasyarat :
 Konfigurasi elektron
b. Materi pokok
Fakta :
 Gas mulia tidak adalah unsur yang stabil di alam serta tidak bereaksi dengan
unsur lain. Gas mulia banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya helium (He) yang dimanfaatkan sebagai pengisi balon udara, neon
(Ne) digunakan sebagai lampu neon, dan sebagainya.
 Atom-atom unsur selain gas mulia sulit ditemukan dalam keadaan unsur
bebasnya, lebih banyak ditemukan dalam keadaan senyawanya. Contoh: logam
natrium (Na) bersifat reaktif dan tidak stabil sehingga penyimpanannya harus di
dalam minyak tanah.
 Lelehan dan larutan suatu senyawa ion dapat menghantarkan listrik

Konsep :
 Kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan
Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai konfigurasi elektron
yang stabil (sama seperti konfigurasi elektron gas mulia). Hal tersebut dapat
dilakukan dengan berikatan dengan unsur lain. Pada saat berikatan, suatu atom
dapat melepaskan elektron, menerima elektron atau pemakaian bersama
pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom sehingga mencapai
konfigurasi yang sama dengan gas mulia. Unsur-unsur yang terdapat dalam satu
golongan memiliki elektron valensi yang sama, sehingga unsur-unsur tersebut
memiliki cara yang sama untuk mencapai kestabilan.
Adapun konfigurasi elektron gas mulia adalah sebagai berikut:
2He : 2 elektron valensi 2
10Ne : 2 8 elektron valensi 8
18Ar : 2 8 8 elektron valensi 8
36Kr : 2 8 18 8 elektron valensi 8
54Xe : 2 8 18 18 8 elektron valensi 8
86Rn : 2 8 18 32 18 8 elektron valensi 8

Dari konfigurasi elektron gas mulia di atas dapat kita lihat bahwa keistimewaan
unsur gas mulia adalah mempunyai delapan elektron valensi (oktet), kecuali
Helium mempunyai 2 elektron valensi (duplet). Hal itu telah diteliti pada tahun
1916 oleh Walter Kossel dan Gilbert N. Lewis yang menghasilkan konsep ikatan
kimia. Menurut Lewis dan Kossel, unsur-unsur gas mulia sangat sulit
membentuk senyawa kimia karena konfigurasi elektronnya merupakan
konfigurasi elektron yang stabil. Sebaliknya, unsur-unsur yang memiliki
konfigurasi elektron yang tidak stabil, relatif mudah membentuk senyawa kimia.
Hal tersebut disebabkan oleh konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut belum
mencapai oktet atau duplet sehingga cenderung berinteraksi dengan unsur lain
melalui serah terima atau pemakaian bersama pasangan elektron untuk
membentuk konfigurasi elektron yang stabil.

Untuk mencapai kestabilan atom mungkin akan menggabungkan, melepas atau


berbagi elektron, proses ini secara umum digambarkan dengan simbol Lewis.
Atom dari suatu unsur dituliskan dengan lambang unsurnya kemudian elektron-
elektron di kulit terluar digambarkan dengan titik di sekeliling atom tersebut.
Contoh :
 Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif dalam
pembentukan suatu persenyawaan yang disebabkan oleh adanya gaya
elektrostatis.
Contoh: ikatan dalam senyawa NaCl

Na + Cl Na + Cl -

Persamaan rekasi:
Na (s) Na+ + 1e
Cl (g) + 1e Cl-
Na (s) + Cl (g) NaCl (s)

 Ion positif
Ion positif terbentuk ketika suatu atom melepaskan elektron. Atom yang
cenderung mudah melepaskan elektron adalah atom-atom yang terletak pada
golongan IA (kecuali H) dan golongan IIA.
Contoh:
23
11𝑁𝑎 , mempunyai konfigurasi elektron adalah: 2 8 1, sedangkan elektron
valensinya adalah 1. Jadi, Na melepaskan 1 elektron valensi.
23
11𝑁𝑎 → 23 +
11𝑁𝑎 + e : dengan jumlah proton 11, neutron 12, dan
jumlah elektron 10.
 Ion negatif
Ion negatif terbentuk ketika suatu atom menerima elektron. Atom-atom yang
mudah menerima elektron terletak pada golongan VIIA dengan VIA karena
atom-atom golongan VIIA dan VIA mempunyai afinitas elektron besar.
Contoh:
35
17𝐶𝑙 , mempunyai konfigurasi elektron adalah: 2 8 7, sedangkan elektron
valensinya adalah 7. Jadi Cl menerima 1 elektron valensi.
35
17𝐶𝑙 + e → 35
17𝐶𝑙
-
: dengan jumlah proton 17, neutron 18 dan jumlah
elektron 18.
 Sifat-Sifat Senyawa Ion
1. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
2. Kristalnya keras tapi rapuh
3. Mudah larut dalam air
4. Dalam larutan atau lelehanya dapat menghantarkan arus listrik

Prosedural :
Langkah-langkah penentuan simbol Lewis suatu atom:
1. Merumuskan konfigurasi elektron dari nomor atom yang diketahui.
2. Menentukan elektron valensi.
3. Menggambarkan simbol Lewis atom dari elektron valensinya.
Langkah-langkah proses proses pembentukan dan meramalkan senyawa ion:
1. Merumuskan konfigurasi elektron dari nomor atom yang diketahui.
2. Menentukan elektron valensi.
3. Menggambarkan simbol Lewis atom dari elektron valensinya.
4. Menentukan atom yang melepaskan elektron membentuk ion positif dan atom
yang menerima elektron membentuk ion negatif.
5. Meramalkan rumus senyawa ion yang terbentuk.
D. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
b. Pendekatan : Scientific
c. Metode : Diskusi dan presentasi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


a. Media : LKS Ikatan Ion, video video pembentukan NaCl dari logam natrium dan gas
klorida
b. Alat : ATK, LCD dan Proyektor, Laptop
F. Sumber Belajar
Pedoman siswa : Buku Kimia untuk SMA kelas X kurikulum 2013
 Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
Pendahuluan  Siswa menjawab salam pembuka dari guru 10 menit
 Siswa diperiksa kehadirannya oleh guru sebagai sikap disiplin.
 Siswa diberikan apersepsi terkait materi sebelumnya yaitu materi konfigurasi elektron yang
berkaitan dengan materi pertemuan hari ini.
Guru: “Pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari tentang konfigurasi elektron.
Dari konfigurasi elektron yang kita pelajari, kita dapat menentukan jumlah elektron
valensi atom tersebut.”
 Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan menampilkan slide fenomena unsur Na dalam 4.5.1
air, dengan senyawa NaCl dalam air
Guru: “Apa yang terjadi ketika Na dimasukan ke dalam air?”
Siswa: “terjadi ledakan”.
Guru: “bagaimana dengan senyawa NaCl. Apakah juga terjadi ledakan sama seperti Na
tadi?”
Siswa: “Tidak. NaCl tidak menyebabkan ledakan seperti Na”
Guru; “Apa artinya jika terjadi ledakan pada saat logam Na dimasukkan ke dalam air?”
Siswa: “Artinya logam Na tersebut bereaksi”
Guru : “Mengapa demikian? Padahal keduanya sama-sama memiliki unsur Na. Jika kita
lihat, Na mudah bereaksi sedangkan NaCl tidak . bereaksi atau bisa dikatakan
cenderung stabil karena telah berikatan unsur Cl. Nah, bagaimana caranya Na
berikatan dengan Cl membentuk NaCl? karena itu lah kita akan mempelajarinya
sekarang.”
 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Guru: “Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pada hari ini kita akan mempelajari
tentang ikatan kimia.”
 Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang heterogen yang terdiri dari 6 orang dan
berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
Mengamati Stimulasi 5 menit
 Masing-masing kelompok siswa diberikan LKS beserta yang digunakan
 Siswa menyimak video yang berisi fenomena pembentukan NaCl dari logam Na dan 4.5.1
gas Cl
 Siswa membaca bagian stimulasi pada LKS
Merumuskan  Siswa diminta untuk mencermati permasalahan dari fenomena yang ditampilkan dalam 10 menit
Masalah video tersebut.
Guru : “Dari video tersebut apa yang bisa kalian amati? Unsur apa saja yang ditampilkan
pada video?”
Siswa : “Logam Na dan gas Cl”
Guru : “Termasuk golongan berapakah kedua unsur tersebut?”
Siswa : “Na merupakan unsur golongan I A, sedangkan Cl merupakan unsur golongan VII
A”.
Guru : “Benar. Bagaimana bentuk Na dan Cl sebelum bereaksi?”
Siswa : “Na berupa padatan berwarna putih, sedangkan Cl berupa gas berwarna kuning
hijau”
Guru : “Apa yang terjadi pada keduanya didekatkan?”
Siswa : “Terjadi reaksi”
Guru :“Bagaimana hasil reaksinya? Apakah bentuk senyawa NaCl yang dihasilkan sama
dengan bentuk Na dan Cl sebelum bereaksi?
Siswa : “NaCl yang dihasilkan berupa serbuk putih, berbeda dengan bentuk Na sebelum
bereaksi dengan Cl”
Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
 Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah tentang fenomena
dalam video dengan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan.
Guru: “Setelah kalian mengamati fenomena yang terjadi pada video tersebut, buatlah
rumusan masalah yang ingin kalian ketahui jawabannya.”
Siswa diharapkan menjawab:
1. Bagaimana proses pembentukan NaCl dari unsur Na dan Cl?
2. Mengapa Na dan Cl reaktif sedangkan NaCl tidak?

Mengumpulkan  Siswa mengumpulkan data konfigurasi elektron atom-atom gas mulia 3.5.1 10 menit
data  Siswa menentukan elektron valensi gas mulia
 Siswa menggambarkan simbol Lewis atom-atom gas mulia
 Siswa menentukan kestabilan atom-atom unsur gas mulia berdasarkan simbol Lewisnya 3.5.2
dengan mengisi data-data dalam tabel pada LKS
 Siswa mengumpulkan data konfigurasi elektron unsur Na dan Cl
 Siswa menentukan elektron valensi unsur Na dan Cl
 Siswa menggambarkan simbol Lewis atom Na dan Cl dengan mengisi data-data dalam
table pada LKS.
Mengolah data  Siswa menganalisis pola konfigurasi unsur gas mulia terhadap kestabilan gas mulia 3.5.3 70 menit
berdasarkan aturan octet dan duplet
 Siswa menganalisis pola konfigurasi elektron unsur gas mulia dengan simbol Lewisnya
 Siswa menganalisis pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl
 Siswa membandingkan pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl dengan pola konfigurasi
elektron unsur gas mulia
 Siswa menganalisis kecenderungan unsur Na dan Cl untuk mencapai kestabilan seperti
unsur gas mulia dengan cara melepaskan elektron (membentuk kation) dan menangkap
elektron (membentuk anion).
 Siswa menuliskan konfigurasi ion Na+ dan Cl-
 Siswa menentukan kestabilan ion Na+ dan Cl- dengan cara membandingkan konfigurasi dan 3.5.4
elektron valensi ion-ion dengan unsur gas mulia
 Siswa menggambarkan proses pembentukan ikatan ion Na+ dan Cl- menghasilkan senyawa
NaCl menggunakan simbol Lewis
Na + Cl Na + Cl -

Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
 Siswa menggambarkan proses pembentukan ikatan ion Na+ dan Cl- dan meramalkan rumus 3.5.5
senyawa ion yang terbentuk menggunakan persamaan reaksi dengan menentukan atom- 4.5.2
atom yang melepaskan dan menerima elektron
Na  Na+ + e-
Cl + e  Cl-
-

Na + Cl  Na+ + Cl-  NaCl


 Siswa menganalisis kestabilan senyawa NaCl
 Siswa menganalisis sifat senyawa ion berdasarkan video daya hantar listrik senyawa NaCl
3.5.6
dalam bentuk larutan dan lelehan
4.5.3
 Siswa menganalisis sifat kelarutan senyawa ion dalam air berdasarkan ilustrasi gambar
susunan ion-ion NaCl dalam air yang diberikan pada LKS
 Siswa menganalisis sifat kerapuhan senyawa ion berdasarkan ilustrasi yang diberikan pada
LKS
 Siswa menganalisis sifat titik didih dan titik leleh senyawa ion berdasarkan data percobaan
yang diberikan pada LKS

Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
Menyimpulkan Siswa meramalkan rumus senyawa yang terbentuk dari 20Ca dengan 17Cl berdasarkan 3.5.4 15 menit
proses ikatan antara kation dan anion untuk membentuk senyawa ion CaCl 2
 Salah satu perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
membandingkan dengan hasil diskusi kelompok lain. 4.5.4
 Siswa dari kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi dan bertanya pada kelompok 4.5.5
penyaji
 Siswa membuat kesimpulan terkait dengan materi ikatan ion
 Siswa membuat kesimpulan terkait dengan sifat-sifat senyawa ion.
Konsep yang telah dipelajari oleh siswa dipertegas kembali oleh guru dan memberikan
informasi yang benar serta terus memberikan motivasi agar siswa dapat memahami konsep
dengan baik

Penutup  Siswa mengumpulkan LKS 15 menit


 Siswa mengikuti kegiatan tes
 Siswa berdo’a dan menjawab salam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
BAHAN
AJAR
STRUKTUR LEWIS, IKATAN ION, DAN
SIFAT SENYAWA ION
Unsur-unsur yang ada di alam ada
yang mudah bereaksi dan sulit
bereaksi, hal ini dipengaruhi oleh
kestabilannya. Berdasarkan tabel
sistem periodik unsur, atom-atom
unsur yang stabil berasal dari golongan
gas mulia, yaitu Helium (He), Neon
(Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon
(Xe), dan Radon (Rn).
Sumber: www.google.com
Gambar 1. Balon udara

Gas helium dimanfaatkan pada balon udara karena


ringan dan tidak meledak jika dipanaskan. Neon banyak
dimanfaatkan pada bola lampu, dan sebaginya.

Unsur-unsur lainnya cenderung tidak stabil dan sangat


mudah bereaksi. Salah satu contohnya adalah logam
natrium (Na) yang menimbulkan letupan saat
ditambahkan air (H2O). Di sisi lain garam dapur
(Natrium klorida) dengan rumus kimia NaCl saat
ditambahkan air tidak menimbulkan letupan seperti saat Sumber: www.google.com
masih dalam bentuk logam Na. Gambar 1. Bola lampu

Pertanyaan yang muncul adalah apa yang menyebabkan gas mulia stabil. Hal ini
bisa dijawab oleh Lewis. Lewis mengemukakan bahwa pada dasarnya sifat unsur
ditentukan oleh susunan elektron dalam atom. Gas mulia memiliki konfigurasi elektron
yang memenuhi aturan oktet dan duplet Lewis, yaitu memiliki elektron valensi 8 dan 2.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah Bagaimanakah cara atom-atom dari unsur
selain gas mulia mencapai kestabilannya? Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas
mulia dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron
bersama.
A. Kecenderungan Unsur untuk Mencapai Kestabilan
Kossel dan Lewis mengemukakan bahwa atom-atom unsur bereaksi dengan
atom unsur lain untuk mencapai kestabilan elektron seperti gas mulia (memenuhi
aturan oktet atau duplet). Untuk mencapai kestabilan atom mungkin akan
membentuk ikatan dengan atom dari unsur lain. Pembentukan ikatan kimia dapat
terjadi karena adanya perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Atom yang
melepas elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron
membentuk ion negatif. Ikatan antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion.
Pembentukan ikatan kimia juga dapat terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron. Ikatan kimia yang terjadi disebut ikatan kovalen.
Untuk mencapai kestabilan atom mungkin akan menggabungkan, melepas
atau berbagi elektron, proses ini secara umum digambarkan dengan simbol Lewis.
Atom dari suatu unsur dituliskan dengan lambang unsurnya kemudian elektron-
elektron di kulit terluar digambarkan dengan titik di sekeliling atom tersebut.
Contoh :
Gol Gol Gol
Gol IA Gol IIA Gol VA Gol VIIA Gol VIIIA
IIIA IVA VIA

Periode
2
Li Be B C N O F Ne

Periode
3
Na Mg Al Si P S Cl Ar

B. Ikatan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepaskan atau mengikat elektron.
Hal ini dipengaruhi oleh energi ionisasi dan afinitas dari atom tersebut. Energi
ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat
paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas. Semakin besar energi
ionisasi maka semakin sukar elektron lepas dari atom. Sebaliknya, semakin kecil
energi ionisasi maka semakin mudah elektron terlepas dari atom. Tidak semua atom
unsur mudah melepaskan elektron tetapi ada sebagian atom-atom unsur yang
cenderung lebih mudah menarik elektron. Afinitas elektron adalah besarnya energi
yang dihasilkan atau dilepaskan apabila satu atom menarik sebuah elektron. Afinitas
elektron dapat digunakan sebagai ukuran kemudahan suatu atom menangkap
elektron. Semakin besar energi yang dilepaskan (semakin negatif) maka semakin
besar kecenderungan atom tersebut menarik elektron dan menjadi ion negatif.
Atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan melepaskan elektron
sedangkan atom-atom yang afinitas elektronnya tinggi akan mengikat elektron.
Atom-atom yang memiliki energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur
golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan
untuk melepaskan elektronnya. Hal ini disebabkan karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluarnya tidak terlalu kuat sehingga untuk melepaskan elektron
terluarnya memerlukan energi yang kecil (energi ionisasi kecil).
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion
positif dengan ion negatif. Contoh pembentukan ikatan ion pada senyawa NaCl:
Atom natrium mempunyai nomor atom 11 dengan konfigurasi elektron:
11Na :281
Atom klorin mempunyai nomor atom 17 dengan konfigurasi elektron:
17Cl :287
Untuk mencapai kestabilan, atom natrium melepaskan sebuah elektron, sehingga
mempunyai konfigurasi elektron gas mulia Ne.
Na(g)  Na+(g) + e-
(2 8 1) (2 8)
Atom Cl akan mengikat sebuah elektron yang dilepaskan oleh atom Na, sehingga
akan mempunyai konfigurasi elektron sesuai dengan gas mulia Ar.
Cl(g) + 1e-  Cl-(g)
(2 8 7) (2 8 8)
Terjadi tarik-menarik antara sebuah ion Na+ dengan sebuah ion Cl- membentuk
membentuk gabungan ion NaCl.
Na+(g) + Cl-(g)  NaCl(s)

Na + Cl Na + Cl -

C. Sifat Fisika Senyawa Ion


1. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Senyawa ion mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena kuatnya
gaya elektrostatis yang ditimbulkan antara ion positif dan ion negatif.
2. Kristalnya keras tapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran ion positif dan ion
negatif, dari yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal
ini menyebabkan ion positif bertemu dengan ion positif dan terjadi gaya tolak-
menolak.

3. Mudah larut dalam air


Air mengandung molekul-molekul H2O yang pada ujungnya ada yang
bermuatan parsial positif dan ujung yang lain bermuatan parsial negatif. Pada
saat kristal senyawa ion dimasukkan ke dalam air maka molekul-molekul air
akan mampu memutuskan gaya tarik elektrostatis antara ion positif dan ion
negatif. Bagian yang bermuatan parsial positif dari molekul air akan menarik
ion negatif dari senyawa ion. Bagian yang bermuatan parsial negatif dari
molekul air akan menarik ion positif dari senyawa ion.

4. Dalam larutan atau lelehanya dapat menghantarkan arus listrik


Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik.
Apabila senyawa ion terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta dapat
bergerak secara bebas, maka senyawa ion dalam keadaan lelehan dan larutannya
dapat menghantarkan listrik karena ion-ion dapat bergerak secara bebas. Dalam
keadaan padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-
ionnya tidak dapat bergerak bebas.
LEMBAR KERJA SISWA

IKATAN ION

Petunjuk Penggunaan LKS

Amatilah video yang ditampilkan dan bacaan


“Stimulasi” yang ada pada LKS.
Identifikasilah masalahnya dan kerjakan
soal-soal secara runut, serta gunakanlah
media yang diberikan untuk mempermudah
menjawab pertanyaan.

Hari/Tanggal :
Kelas : ___
Kelompok :
Nama Anggota :
1. _________________________________
2. _________________________________
3. _________________________________
4. _________________________________
5. _________________________________
6. _________________________________
A. Stimulasi (menampilkan video pembentukan NaCl)

Perhatikan fenomena di bawah ini!

Logam natrium (Na) merupakan salah satu unsur GOLONGAN IA (Golongan


Alkali) yang mudah bereaksi (reaktif). Sedangkan gas klorin (Cl) adalah unsur
GOLONGAN VIIA namun mudah bereaksi sama seperti Na. Ketika unsur Na
direaksikan dengan unsur Cl akan menghasilkan senyawa baru yaitu senyawa NaCl.
Hal ini dikarenakan unsur Na dan Cl adalah unsur yang tidak stabil.

Berbeda dengan unsur gas mulia. Unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe dan
Rn) adalah unsur yang stabil di alam sehingga unsur gas mulia cenderung tidak
bereaksi dengan unsur lain.

B. Mengidentifikasi
Masalah

Buatlah rumusan masalah yang ingin kalian ketahui berdasarkan tampilan fenomena pada
video dan stimulasi yang diberikan!
C. Mengumpulkan
Data

1. Tentukanlah konfigurasi elektron dari gas mulia dan elektron valensinya!


Atom Konfigurasi elektron Elektron
valensi

2He

10Ne

18Ar

36Kr

54Xe

86Rn

Simbol Lewis menyatakan jumlah elektron valensi suatu unsur yang


digambarkan menggunakan simbol (titik) atau dot symbol di sekeliling lambang
unsur tersebut.
Gambarkanlah simbol Lewis unsur Gas mulia!

He : Kr :

Ne: Xe:

Ar : Rn :

2. Diketahui beberapa atom unsur berikut, tuliskanlah konfigurasinya dan tentukan


jumlah elektron valensinya!
Atom Konfigurasi elektron Elektron
valensi

11Na

17Cl

Gambarkan simbol Lewis unsur Na dan Cl!

Na : Cl :
D. Pengolahan
Data

1. Gunakanlah data pada tabel nomor 1(pengumpulan data) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut!
a. Bagaimanakah pola Konfigurasi elektron yang dimiliki oleh unsur-unsur gas
mulia? Apakah ada perbedaan atau persamaan?

Apabila susunan elektron yang dimiliki unsur-unsur gas mulia adalah susunan
elektron atom stabil karena telah memenuhi aturan oktet (elektron valensi 8) dan
duplet (elektron valensi 2), simpulkan bagaimana ciri-ciri susunan elektron atom
stabil!

Atom yang stabil dengan aturan duplet hanya atom Hidrogen dan Helium

b. Apakah ada kesamaan pola konfigurasi elektron gas mulia dan simbol Lewis?

2. Gunakanlah data pada tabel nomor 2 (pengumpulan data) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut!
a. Bagaimana pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl? Apakah kedua unsur
tersebut memiliki elektron valensi yang sama dengan gas mulia?
b. Bagaimanakah kecenderungan atom Na untuk mencapai kestabilannya (memiliki
konfigurasi yang sama dengan atom gas mulia), manakah yang lebih mudah bagi
Na, apakah melepas atau menerima elektron?

Berapakah jumlah elektron yang harus dilepas atau diterima untuk mencapai
kestabilan?

c. Bagaimanakah kecenderungan atom Cl untuk mencapai kestabilannya (memiliki


konfigurasi yang sama dengan atom gas mulia), apakah melepas atau menerima
elektron?

Berapakah jumlah elektron yang harus dilepas atau diterima untuk mencapai
stabil?

Ion positif disebut kation, Ion negatif disebut anion

d. Tuliskanlah konfigurasi ion dan tentukan jumlah elektron valensinya serta


kestabilannya!
Ion Konfigurasi elektron Elektron Kestabilan
valensi
+
11Na

-
17Cl

3. Gambarkanlah proses pembentukan ikatan ion antara Na+ dan Cl- dengan simbol
Lewisnya, serta tuliskan persamaan reaksinya dengan menentukan atom-atom yang
melepaskan dan menerima elektron!
Persamaan reaksi:

+ e- ……Na membentuk kation

+ e …………………..Cl membentuk anion


-
+
Gaya yang menyebabkan ion Na+ (ion positif) dan ion Cl- (ion negatif) dapat berikatan
disebut gaya elektrostatis

4. Berdasarkan proses pembentukan senyawa NaCl diatas, simpulkanlah bagaimana


caranya suatu atom yang tidak stabil dapat mencapai kestabilannya?

5. Tersusun atas ion apa sajakah senyawa NaCl? Mengapa senyawa NaCl tidak lagi
bereaksi lagi ketika dilarutkan dalam air?

6. Lengkapilah tabel dibawah ini untuk berdasarkan kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilan!

Melepas /
Elektron Konfigurasi Lambang
Atom Susunan Elektron menerima
valensi elektron baru ion
elektron
11Na 1s2 2s2 2p6 3s1 1 Melepas 1 e 1s2 2s2 2p6 Na+

12Mg Mg2+

13Al Al3+

15P N3-

16S O2-

17Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 7 Menerima 1 e 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Cl-

7. Berdasarkan tabel kegiatan di atas,


a) bagaimana kecenderungan unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi 1, 2, dan
3 untuk mencapai kestabilan?

b) Berdasarkan tabel kegiatan di atas, bagaimana kecenderungan unsur-unsur yang


mempunyai elektron valensi 5, 6, dan 7 untuk mencapai kestabilan?
8. Berdasarkan soal nomor 2, bagaimanakah proses pembentukan ikatan ion antara atom
20Ca dengan 17Cl. Gambarkanlah proses pembentukan ikatan ion, tentukan atom mana
yang melepas dan menerima elektron, tuliskan persamaan reaksinya, dan tentukan
rumus senyawa ion yang terbentuk!

Sifat-Sifat Senyawa Ion

1. Simaklah tayangan video tentang sifat daya hantar listrik senyawa NaCl dan jawablah
pertanyaan berikut.

Gambar 3. Daya hantar listrik senyawa ion


a. Bagaimana pergerakan ion-ion penyusun NaCl dalam kristal, lelehan dan larutan
NaCl berdasarkan gambar di atas?

b. Mengapa larutan dan lelehan NaCl dapat menghantarkan arus listrik sedangkan
padatannya tidak?

2. Perhatikan video yang ditampilkan ketika suatu kristal senyawa ion dilarutkan dalam
air

Gambar 4. Ion-ion NaCl dalam air

Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, mengapa NaCl dapat larut dalam air?

3. Perhatikan gambar struktur Kristal ion berikut:

Gambar 5. Susunan ion-ion dalam kristal senyawa ionik


Senyawa ion mempunyai sifat yang keras tetapi jika di pukul atau terkena goresan akan
hancur. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan sesuai dengan gambar struktur
Kristal di atas!

4. Berikut hasil pengamatan pada percobaan titik didih dan titik lebur Garam dapur (a) dan
gula (b)

(a) Titik didih = 1465 °C (b) Titik didih = 160 °C


Titik leleh = 801° C Titik leleh = 160
Berdasarkan hasil percobaan di atas, bagaimana kecenderungan titik didih dan titik lebur
senyawa ionik dibandingkan senyawa bukan ionik?

-.

F. Menyimpulkan

Suatu atom unsur akan mencapai kestabilan seperti gas mulia jika
memenuhi aturan dan

Untuk mencapai kestabilan atom unsur yang tidak stabil membentuk ikatan
dengan atom unsur lainnya, salah satunya adalah ikatan ion. Berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa ikatan ion adalah…

Sifat senyawa ionik adalah:

.
IKATAN ION
APERSEPI
1. Bagaimana konfigurasi elektron
unsur 10Ne?

2. Berapakah elektron valensi unsur


tersebut?
Masih Ingat???
MOTIVASI
POTONGAN LOGAM Na DALAM AIR
TUJUAN PEMBELAJARAN

• MENJELASKAN KONSEP IKATAN ION


• MENJELASKAN PROSES PEMBENTUKAN
IKATAN ION.
• MENYIMPULKAN SIFAT-SIFAT SENYAWA
ION
DISKUSI KELOMPOK
STIMULASI

REAKSI Na DENGAN Cl
Garam Natrium
klorida (NaCl)
MERUMUSKAN PERTANYAAN

Tuliskanlah pertanyaan pada kolom


yang telah disediakan dalam LKS!
MENGUMPULKAN DATA
MENGOLAH DATA
Sifat Senyawa Ionik
KESIMPULAN
LATIHAN SOAL
Ikatan Ion Senyawa Ionik

NaCl, MgCl2, MgO, KI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI/1
Materi Pokok : Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Pesertadidik dapat menganalisis hubungan struktur dan sifat senyawa hidrokarbon
(sifat fisika, sifat kimia, dan isomer) berdasarkan kekhasan atom karbon dan
penggolongan senyawanya (alkana, alkena, dan alkuna) melalui diskusi berbantuan LKP
untuk mengembangkan sikap aktif dan ingin tahu dan keterampilan merancang,
melakukan, dan menyimpulkan suatu percobaan, keterampilan berkomunikasi, serta
keterampilan menggambar.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
3.1 Menganalisis struktur dan 3.1.1 Mengidentifikasi unsur Karbon Menunjukkan
sifat senyawa hidrokarbon (C) dan Hidrogen (H) dalam sikap aktif dan
berdasarkan kekhasan atom senyawa hidrokarbon. ingin tahu ketika
karbon dan golongan 3.1.2 Menjelaskan pembelajaran
senyawanya. kekhasan/keistimewaan atom mengenai
karbon. senyawa
3.1.3 Membedakan atom karbon hidrokarbon
primer, sekunder, tersier, dan
kuartener dalam senyawa
hidrokarbon.
3.1.4 Menentukan nama senyawa
alkana.
3.1.5 Menentukan nama senyawa
alkena.
3.1.6 Menentukan nama senyawa
alkuna.
3.1.7 Membedakan isomer rangka,
isomer posisi.
3.1.8 Membedakan isomer geometri
cis dan trans.
3.1.9 Menerapkan struktur senyawa
alkana dalam kecenderungan
titik didihnya.
3.1.10 Menganalisis data
kecenderungan titik didih
senyawa alkana.

1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
3.1.11 Menganalisis hubungan
struktur dan sifat senyawa
alkena dan alkuna.
3.1.12 Menganalisis reaksi-reaksi
yang terjadi pada alkana,
alkena, dan alkuna.
4.1 Membuat model visual 4.1.1 Terampil merancang,
berbagai struktur molekul melakukan, dan
hidrokarbon yang memiliki mengkomunikasikan hasil
rumus molekul yang sama. percobaan identifikasi unsur
C dan H dalam senyawa
hidrokarbon.
4.1.2 Terampil
mengkomunikasikan hasil
diskusi mengenai tata nama
dan sifat senyawa
hidrokarbon alkana, alkena,
dan alkuna.
4.1.3 Terampil menggambar isomer
suatu senyawa hidrokarbon
(alkana, alkena, alkuna).

2
C. Materi Pembelajaran
Pertemuan 2 (Tata Nama Senyawa Alkana, Alkena, Alkuna)
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Kekhasan atom karbon
b. Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner

2. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.4 Menentukan Senyawa hidrokarbon merupakan  Aturan tata nama senyawa - Langkah-langkah
nama senyawa senyawa yang hanya mengandung alkana, alkena, dan alkuna menentukan nama
alkana. unsur C dan H. Di dunia ini banyak menurut IUPAC senyawa alkana,
3.1.5 Menentukan sekali senyawa hidrokarbon, salah  Rumus umum senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
nama senyawa satunya adalah minyak bumi. alkena, dan alkuna.
alkena. Minyak bumi jika di destilasi akan
3.1.6 Menentukan menghasilkan fraksi-fraksi minyak
nama senyawa bumi, dari mulai C1 sampai C>70.
alkuna. setiap fraksi memiliki nama
tersendiri.

3
Pertemuan 3 (Isomer Hidrokarbon – Alkana, Alkena, Alkuna)
3. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adala
a. Ikatan Kimia
b. Kekhasan atom karbon
c. Tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna)

4. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.7 Membedakan  Terdapat senyawa yang  Isomer adalah a. Isomer rantai terjadi Langkah-Langkah
isomer rangka, memiliki rumus molekul senyawa-senyawa pada senyawa-senyawa Membuat Isomer
isomer posisi, dan sama tetapi rumus struktur berbeda yang yang memiliki rumus
isomer fungsional. berbeda contohnya adalah memiliki rumus molekul sama, namun
3.1.8 Menentukan n-butana dan 2-metil- molekul sama. berbeda bentuk rantai
isomer optik suatu propana yang memiliki  Jenis-jenis isomer: karbonnya lurus atau
senyawa rumus molekul C4H10. 1. Isomer Struktur bercabang
hidrokarbon. 2. Isomeri ruang b. Isomer posisi terjadi
3.1.9 Membedakan pada senyawa-senyawa
isomer geometri cis yang memiliki rumus
dan trans. molekul sama, namun
berbeda letak atau
posisi gugus fungsi atau
substituennya.
c. Isomer gugus
fungsional terjadi pada
senyawa dengan rumus
molekul sama, namun

4
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
berbeda gugus
fungsinya.
d. Isomeri geometri
(dalam konteks bidang
dua-dimensi)
e. Isomeri optik (dalam
konteks ruang tiga-
dimensi).

 Secara umum senyawa


hidrokarbon dapat
mengalami dua reaksi
utama, yaitu adisi dan
substitusi. Reaksi adisi
adalah reaksi yang disertai
dengan penambahan gugus.
Reaksi substitusi adalah
reaksi penggantian gugus.

5
Pertemuan 4 (Sifat Senyawa Hidrokarbon – Alkana, Alkena, Alkuna)
5. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adala
a. Ikatan Kimia
b. Gaya Antar Molekul
c. Kekhasan atom karbon
d. Tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna)

6. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.10 Menerapkan Alkana merupakan senyawa Titik didih suatu senyawa Titik didih senyawa alkana -
struktur senyawa kovalen yang mempunyai menggambarkan besarnya dipengaruhi oleh dua faktor,
alkana dalam beberapa sifat fisik. Seperti energi yang dibutuhkan untuk yaitu massa molekul relatif
kecenderungan yang telah kita ketahui, sifat mengatasi gaya tarik menarik (Mr) dan struktur rangka
titik didihnya. fisik merupakan sifat yang antar molekul. Semakin besar dari suatu senyawa.
3.1.11 Menganalisis data dapat diukur dan diamati tanpa gaya tarik menarik tersebut,
kecenderungan mengubah komposisi suatu zat. maka semakin besar energi
titik didih Adapun sifat fisik alkana yang yang diperlukan. Dengan
senyawa alkana. akan dibahas yaitu titik didih. demikian, titik didihnya
semakin tinggi.

3.1.12 Menganalisis Senyawa alkana, alkena, dan 1. Reaksi Alkana :  Reaksi substitusi
hubungan alkuna dapat mengalami reaksi  Subtitusi (halogenasi) merupakan reaksi
struktur dan sifat kimia.  Pembakaran penggantian.
senyawa alkena  Pirolisis  Reaksi pembakaran
dan alkuna. 2. Reaksi Alkena/Alkuna : alkana dengan bantuan
gas oksigen, jika

6
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.13 Menganalisis  Reaksi adisi (halogenasi, sempurna akan
reaksi-reaksi hidrogenasi, menghasilkan gas karbon
yang terjadi pada hidrohalogenasi, dioksida dan uap air.
alkana, alkena, hidrasi).  Reaksi adisi merupakan
dan alkuna reaksi
pengurangan/penjenuhan
yang hanya terjadi pada
alkena dan alkuna.

7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
Model : Discovery learning
dengan sintaks
 Stimulus
 Identifikasi Masalah
 Hipotesis
 Mengumpulkan Data
 Memproses Data
 Verifikasi
 Simpulan
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi
Pertemuan 3 dan 4
Model : inquiry terbimbing
dengan syntax (langkah-langkah):
 mengamati
 merumuskan masalah
 menyusun hipotesis
 mengumpulkan data
 menyimpulkan
Pendekatan : saintifik
Metode : tanya jawab dan diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : ATK, papan tulis, LCD dan proyektor, laptop
Media : LKP (Lembar Kerja Pesertadidik) tentang tata nama senyawa alkana,
alkena, dan alkuna; LKP tentang Keisomeran senyawa alkana, alkena,
dan alkuna; LKP tentang Sifat senyawa alkana, alkena, dan alkuna;
powepoint tentang tata nama, isomer, dan sifat senyawa alkana,
alkena, dan alkuna; molymod

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Pesertadidik
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Watoni, A. H., Kurniawati, D., & Juniastri, M. (2017). Kimia untuk Siswa SMA/MA Kelas
XI. Bandung: Yrama Widya.

8
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai materi tata
nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
P: Anak-anak, masih ingat mengenai senyawa hidrokarbon?Ada
berapa unsur pembentuk hidrokarbon?
PD: Masih Bu.. ada 2, unsur C dan unsur H.

Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi dengan menampilkan gambar contoh
kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari.
- Pesertadidik diberi informasi mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai tata nama senyawa
alkana, alkena, dan alkuna.
2. Inti - Pesertadidik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 70 menit
dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6 orang.
- Pesertadidik diberikan LKP untuk selanjutnya didiskusikan bersama
dengan kelompoknya.
Stimulus - Peserta didik mengamati beberapa struktur rangka senyawa alkana,
alkena, dan alkuna beserta nama-namanya.

9
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Identifikasi - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur
masalah alkana, alkena, alkuna yang telah dilihatnya.
Diharapkan peserta didik bertanya:
1. Bagaimana menentukan nama alkana?
2. Bagaimana menentukan nama alkena?
3. Bagaimana menentukan nama alkuna?

Menyusun hipotesis - Pesertadidik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menuliskan jawaban


sementara terhadap pertanyaan yang diajukan pada LKPnya.

Mengumpulkan - Peserta didik diarahkan untuk mempelajari kartu informasi tentang tata
nama senyawa yang telah dilampirkan dalam LKPD.
data
P : “Baiklah, setelah kita mengetahui hipotesisnya, mari kita
mengumpulkan data dengan mempelajari kartu informasi
tentang tata nama senyawa yang telah dilampirkan dalam LKPD
lembar terakhir sehingga kita memperoleh suatu
kesimpulannya”.

Memproses data - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk 3.1.4
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai
tata nama alkana. 3.1.5
- Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai 3.1.6
tata nama alkena.
- Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai
tata nama alkuna.

10
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Verifikasi - Peserta didik memverifikasi pengetahuan yang telah dimilikinya
mengenai penamaan alkana, alkana dan alkuna dengan memberikan
nama senyawa dari suatu struktur molekul alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik membuat model visual struktur molekul berdasarkan
nama senyawa yang telah diberikan di dalam LKP bagian nomor 2 pada
LKPD dengan mengunakan molymod.
- Peserta didik mengomunikasikan model visual yang telah dibuatnya
kepada teman sekelasnya.
Menyimpulkan - Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan dengan menjawab
pertanyaan yang telah dituliskan pada awal pembelajaran dalam LKP
dan didukung oleh data-data yang ditemukan pada saat mengumpulkan
data.
3. Penutup Konfirmasi
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep mengenai tata
nama alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan manfaat dari
pembelajaran mengenai tata nama alkana, alkena, dan alkuna.

Evaluasi
- Pesertadidik diberikan pertanyaan mengenai tata nama alkana, alkena,
15 menit
dan alkuna oleh pendidik.
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan pendidik
berupa pemberian tugas mengenai tata nama alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Isomer.

Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam

11
Pertemuan 2 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai alkana,
alkena, dan alkuna.

P: “Anak-anak, apakah masih ada yang ingat, apa perbedaan


dari alkana, alkena, alkuna? Berikan contoh senyawa yang
termasuk golongan alkana beserta nama dan rumus
strukturnya!”

Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi oleh pendidik dengan menanyakan
pertanyaan mengenai struktur senyawa hidrokarbon.
P: “Apakah kalian tau cairan apa yang terdapat dalam pematik
api gas? Pada umumnya pematik api berisi gas n-butana
dan 2-metil-propana yang diberikan tekanan hingga
berbentuk cair. Jika dilihat dari strukturnya apakah n-
butana dan 2-metil-propana itu senyawa yang sama?”

Pesertadidik diberi informasi mengenai tujuan pembelajaran yang


akan dicapai pada pembelajaran hari ini yaitu keisomeran pada
alkana, alkena, dan alkuna.
-

12
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
2. Inti - Pesertadidik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara 70 menit
heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6
orang.
- Pesertadidik diberikan LKP untuk selanjutnya didiskusikan
bersama dengan kelompoknya.
Mengamati - Peserta didik membaca artikel yang telah diberikan dalam LKP.
- Peserta didik mengamati 2 struktur senyawa alkana yaitu n-
butana dan 2-metilpropana kemudian membaca keterangan yang
tertera dalam LKP.
Merumusakan - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah keisomeran alkana, alkena, dan alkuna.
Diharapkan peserta didik bertanya:
- Mengapa n-butana dan 2-metilpropana disebut sebagai isomer
struktur (rangka)?
- Bagaimana menentukan isomer rangka, posisi, dan geometri
dari senyawa hidrokarbon (alkana,alkena, dan alkuna)?

Menyusun hipotesis - Pesertadidik membuat jawaban sementara dari pertanyaan yang


telah diajukan di bagian menanya (tanpa melihat sumber belajar)

Mengumpulkan data - Pesertadidik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya


untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan isomer pada alkana (isomer struktur-isomer rangka) yang
terdapat dalam LKP.
- Pesertadidik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
isomer pada alkena (isomer struktur-isomer rangka dan isomer
posisi serta isomer geometri cis trans) yang terdapat dalam LKP.

13
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Pesertadidik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
isomer pada alkuna (isomer struktur-isomer rangka dan isomer
posisi) yang terdapat dalam LKP.
Menyimpulkan - Pesertadidik membuat kesimpulan mengenai pembelajan yang
telah dilakukan.
- Pesertadidik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Pesertadidik mengikuti diskusi kelas (memberikan tanggapan
terhadap presentasi yang telah dilakukan).
3. Penutup Konfirmasi 15 menit
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep
mengenai keisomeran pada alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan
manfaat dari pembelajaran keisomeran pada alkana, alkena, dan
alkuna.

Evaluasi
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan
pendidik berupa pemberian tugas atau latihan individu mengenai
keisomeran.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai sifat senyawa alkana,
alkena, dan alkuna.

Etika Penutup
Peserta didik berdoa dan menjawab salam

14
Pertemuan 3 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai materi pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai alkana, alkena, dan alkuna.
P: “Anak-anak, apakah masih ada yang ingat, apakah yang dimaksud
dengan isomer? Siapa yang bisa menggambarkan bentuk isomer
dari 2-butena?

Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi oleh pendidik dengan menampilkan
gambar kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan
dalam slide PPT.

- Pesertadidik diberi informasi mengenai tujuan pembelajaran yang akan


dicapai pada pembelajaran hari ini yaitu sifat alkana, alkena, dan
alkuna).
2. Inti - Pesertadidik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 70 menit
dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6 orang.
- Pesertadidik diberikan LKP untuk selanjutnya didiskusikan bersama
dengan kelompoknya.
Mengamati 1. Pesertadidik mengamati tabel data titik didih beberapa senyawa
alkana.
2. Pesertadidik mengamati contoh senyawa hidrokarbon dalam
kehidupan sehari-hari

15
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
P: “Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sering dimanfaatkan
adalah minyak tanah. Nyala api pada minyak tanah berwarna merah,
sedangkan pada gas elpiji berwarna biru. Jika dibandingkan proses
memasak dengan menggunakan minyak tanah dan gas elpiji, wajan yang
digunakan memasak dengan minyak tanah bagian bawahnya terlihat
hitam, sedangkan dengan menggunakan gas elpiji tidak terlihat hitam.
Apakah yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?
Merumusakan - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sifat
masalah senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
Diharapkan peserta didik bertanya:
1. Mengapa titik didih semakin bertambah dengan bertambahnya
massa molekul relatif?
2. Mengapa titik didih berbeda-beda untuk senyawa dengan rumus
molekul yang sama?
3. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa
alkana?
4. Bagaimanakah reaksi-rekasi yang dapat terjadi pada senyawa
alkena?
5. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa
alkuna?
Menyusun hipotesis - Pesertadidik bersama dengan kelompoknya berdiskusi untuk membuat
jawaban sementara dari pertanyaan yang telah diajukan di bagian
menanya (tanpa melihat sumber belajar).
Mengumpulkan data - Peserta didik diarahkan untuk menguji hipotesis dengan cara
mengumpulkan data yang dibantu dengan LKP.
- Peserta didik diingatkan kembali mengenai gaya antar molekul yang
dapat mempengaruhi sifat fisik suatu senyawa dengan cara tanya jawab
bersama pendidik dan mengerjakan LKP bagian mengumpulkan data
no.1.

16
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
- Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP
(bagian mengumpulkan data no. 2) dengan berdiskusi bersama teman
sekelompok dan dibimbing oleh pendidik.
- Peserta didik menganalisis data titik didih yang ada pada tabel bagian
mengamati untuk mengetahui hubungan titik didih dengan massa
molekul relatif dan menjawab LKP bagian mengumpulkan data no. 3-5.
- Peserta didik diminta untuk menggambarkan beberapa struktur dari
senyawa alkana yang ada pada tabel dalam LKP bagian mengamati
dengan cara menjawab LKP bagian mengumpulkan data no. 6.
- Peserta didik membandingkan beberapa senyawa alkana yang telah
digambar strukturnya pada LKP dihubungkan dengan gaya antar
molekul dan data titik didihnya dengan cara menjawab LKP bagian
mengumpulkan data no. 7-9.
- Pesertadidik bekerjasama dalam kelompok untuk mencari informasi
yang relevan dan membaca literatur tentang reaksi-reaksi yang terjadi
pada alkana, alkena, dan alkuna untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKP.
Menyimpulkan - Pesertadidik membuat kesimpulan mengenai pembelajan yang telah
dilakukan.
- Pesertadidik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Pesertadidik mengikuti diskusi kelas (memberikan tanggapan terhadap
presentasi yang telah dilakukan).
3. Penutup Konfirmasi 15 menit
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep mengenai
sifat alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan manfaat dari
pembelajaran mengenai sifat alkana, alkena, dan alkuna.

17
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Evaluasi
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan pendidik
berupa pemberian tugas atau latihan individu mengenai sifat senyawa
alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai pembentukan minyak bumi.

Etika Penutup
Peserta didik berdoa dan menjawab salam

18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Soal Uraian dan
Pengetahuan Tes Tes Tertulis
Soal Objektif
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan Non Tes Observasi
Berkomunikasi

19
LAMPIRAN 1
PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
KISI-KISI POST TES

Pertemuan 2

Indikatorn Level
Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kompetensi Kognitif
3.4 Menentukan C3 Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 2,3-dimetilheptana 10
nama alkana b. 2,4-dimetil-5-propildekana 10
c. 2,5,5-trimetil-4-isopropilheptana 10

a.

b.

c.

3.5 Menentukan C3 Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 3-etil-2,6,6-trimetil -3-oktena 10
nama alkena b. 4-etil-2-heptena 10
c. 4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena 10
a.

b.

20
Indikatorn Level
Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kompetensi Kognitif

c.
3.6 Menentukan Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 4-etil-2-heptuna 10
nama alkuna b. 2,2-dimetil-3-heptuna 10
c. 3-etil-4-metil-1-pentuna 10

a.

b.

c.

𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟+10
NA = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

21
Pertemuan 3
Level
Indikator Kompetensi Soal Jawaban Skor
Kognitif
3.1.7 Membedakan isomer C3 1. Struktur di bawah ini yang bukan merupakan pasangan isomer adalah…. D 1
rantai dan isomer CH3
posisi. H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3

A. H3C dan CH3

CH3
H3C C CH3

B. H3C CH2 CH2 CH2 CH3 dan CH3

C. H3C CH2 CH2 CH CH2 dan H3C CH2 CH CH CH3

CH3
H3C C CH3

D. H3C CH2 CH CH CH3 dan CH3

H3C CH2 C CH2

E. CH3 dan H3C CH2 CH2 CH CH2


C3 2. Termasuk jenis isomer apakah kedua senyawa berikut! B 1
H3C C C CH3 dan H3C CH2 C CH
A. Isomer rantai
B. Isomer posisi
C. Isomer geometri
D. Isomer gugus fungsi
E. Isomer ruang

22
C3 H3C CH CH CH2 A 1
3. H3C dan H3C CH2 CH2 CH CH2
Senyawa di atas memiliki isomer….
A. Isomer rantai
B. Isomer posisi
C. Isomer geometri
D. Isomer gugus fungsi
E. Isomer ruang
C3 4. Senyawa yang bukan merupakan isomer gugus fungsi dari 1-heptuna E 1
adalah….
A. 2,4-heptadiena
B. Sikloheptena
C. 3-heptuna
D. 3-metil-1-sikloheksena
E. 3-metil-2-sikloheptana
C3 5. Struktur di bawah ini yang merupakan pasangan isomer dari C5H12 adalah…. A 1
CH3
H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3

A. H3C dan CH3

B. H3C CH2 CH2 CH2 CH3 dan H3C CH2 CH CH CH3

H3C CH CH2 CH3

C. H3C CH2 CH CH CH3 dan H3C

D. H3C CH2 CH2 CH CH2 dan H3C CH2 CH CH CH3

23
CH3
H3C C CH3

E. CH3 dan H3C CH2 CH2 CH CH2


C3 6. Senyawa n-heptana memiliki isomer sejumlah…. B 1
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8
3.1.8 Membedakan isomer C3 7. Pasangan struktur di bawah ini yang merupakan isomer geometri adalah…. B 1
geometri cis dan trans. H5C2 H H H
C C C C
H C2 H5
A. H dan H

H3C H H3C CH3


C C C C
H CH3 H H
B. dan

H3C H H CH3
C C C C
CH3 CH3
C. H dan H

H H H CH3
C C C C
H C2 H5 CH3
D. dan H

H3C H H5C2 H
C C C C
H CH3 H H
E. dan

24
3.1.11 Menganalisis reaksi- C3 9. Gas-gas CH4, C2H2, C2H4, dan C2H6 dialirkan ke dalam air brom secara B 1
reaksi yang terjadi terpisah. Pasangan gas yang dapat menghilangkan warna air brom adalah….
pada alkana. A. CH4 dan C2H2
3.1.12 Menganalisis reaksi- B. C2H2 dan C2H4
reaksi yang terjadi C. C2H4 dan C2H6
pada alkana, alkena, D. C2H6 dan C2H4
dan alkuna. E. C2H2 dan C2H6
C3 10. Pernyataan yang tepat untuk kedua alkena berikut ini: D 1
CH3—CH2—CH=CH2 dan
CH3—CH2=CH—CH2 adalah….
A. Keduanya mempunyai isomer geometri.
B. Keduanya dapat berpolimerisasi.
C. Keduanya bereaksi dengan brom untuk membentuk 1,4-dibromobutana.
D. keduanya bereaksi dengan hydrogen membentuk butana.
E. Keduanya bereaksi dengan KMnO4 dalam suasana alkali membentuk diol.

Pertemuan 4
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
3.1.9 Menerapkan C3 Tentukan kecenderungan 1. Menggambarkan struktur a. CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2- 5
struktur titik didih untuk keempat dengan tepat. Menuliskan CH2-CH3
senyawa alkana senyawa berikut: kecenderungan titik didih b. CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2- 5
dalam a. n-oktana CH2-CH2-CH3
kecenderungan b. n-nonana 2. Menentukan kecenderungan titik
titik didihnya. c. 2,3-dimetil heksana didih 5
d. 2,3-dimetil heptana c.
3. Menjelaskan pengaruh Massa 5
molekul relatif (Mr) terhadap d.
gaya antar molekul dan titik 10
didih

25
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif

4. Menjelaskan pengaruh struktur Kecenderungan titik didih :


terhadap gaya antar molekul dan n-nonana>2,3-dimetil heptana>n- 10
titik didih oktana>2,3-dimetil heksana.

Semakin besar jumlah massa


molekul relatif, maka akan
semakin tinggi titik didihnya. Hal
ini disebabkan karena dengan
bertambahnya ukuran maka
bertambah pula jumlah awan
elektron sehingga gaya antar
molekul tersebut akan semakin
kuat dan mengakibatkan semakin
besar energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya tersebut. Dengan
demikian, titik didih semakin tinggi. 10

Senyawa alkana yang memiliki


struktur lurus memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan
dengan senyawa yang memiliki
struktur bercabang. Hal ini
dikarenakan alkana rantai
bercabang tersusun lebih renggang
dibandingkan alkana rantai lurus.
Akibatnya, interaksi antar
molekul alkana rantai bercabang
akan berkurang atau gaya antar

26
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
molekulnya menjadi lemah.
Sedangkan untuk alkana rantai
lurus, interaksi antar molekulnya
semakin rapat sehingga gaya antar
molekulnya semakin kuat. Jadi
dapat dikatakan bahwa, untuk
senyawa-senyawa alkana dengan
nilai Mr yang sama, senyawa
dengan rantai bercabang memiliki
titik didih yang lebih rendah
dibandingkan senyawa dengan
rantai lurus .
3.1.10 Menganalisis C4 Diketahui Massa molekul 1. Menjelaskan pengaruh Massa Semakin besar jumlah massa 20
data relatif (Mr) dan titik didih molekul relatif (Mr) terhadap molekul relatif, maka akan
kecenderunga dari molekul alkana gaya antar molekul dan titik semakin tinggi titik didihnya. Hal
n titik didih sebagai berikut. didih ini disebabkan karena dengan
senyawa Mr C4H10 = 58, Td = -0,5 bertambahnya ukuran maka
o
alkana. C bertambah pula jumlah awan
Mr C5H12 = 72, Td = 36 oC elektron sehingga gaya antar
o
Mr C6H14 = 86, Td = 69 C molekul tersebut akan semakin
Berdasarkan data kuat dan mengakibatkan semakin
tersebut, mengapa titik besar energi yang dibutuhkan untuk
didih butana (C4H10) lebih mengatasi gaya tersebut. Dengan
rendah daripada titik demikian, titik didih semakin tinggi.
didih pentana (C5H12) dan
heksana (C6H14)?

27
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
3.1.9 Menerapkan Diketahui data titik didih 1. Menggambarkan struktur n- n-heptana 15
struktur untuk beberapa senyawa heptana dan 3-metil heksana CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
senyawa alkana sebagai berikut: 3-metil heksana
alkana dalam Td n- heptana = 98,42 oC
kecenderungan Td 3-metil heksana = 92 2. Menjelaskan pengaruh struktur
o
titik didihnya. C terhadap gaya antar molekul dan
Mengapa titik didih n- titik didih 15
heptana lebih besar Walaupun keduanya memiliki Mr
dibandingkan dengan titik yang sama, n-heptana memiliki
didih 3-metil heksana? struktur rangka rantai lurus
sedangkan 3-metil heksana rantai
bercabang, sehingga titik didih n-
heptana lebih besar dibandingkan
dengan 3-metil heksana. Hal ini
dikarenakan alkana rantai bercabang
tersusun lebih renggang
dibandingkan alkana rantai lurus.
Akibatnya, interaksi antar
molekul alkana rantai bercabang
akan berkurang atau gaya antar
molekulnya menjadi lemah.
Sedangkan untuk alkana rantai
lurus, interaksi antar molekulnya
semakin rapat sehingga gaya
antar molekulnya semakin kuat.

Teknik penskoran
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
NA = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

28
LAMPIRAN 2
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Hidrokarbon
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.1 Antusiasme/partisipasi Peserta didik


dalam proses pembelajaran

Skor Kriteria

4 Peserta didik memperhatikan


pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung dan spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
3 Peserta didik memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung tetapi kurang
spontan melaksanakan tugas yang
diberikan.
2 Peserta didik tidak memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung tetapi spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
1 Peserta didik tidak memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung dan tidak spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
29
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.2 Penilaian Perorangan dalam diskusi


kelompok

Skor Kriteria

Peserta didik melakukan diskusi


dengan aktif, berani mengemukan
4 pendapat, tidak mengganggu
jalannya diskusi dan bertanggung
jawab terhadap hasil diskusinya.
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, berani mengemukan
3
pendapat, bertanggung jawab
terhadap hasil diskusi tetapi
mengganggu jalannya diskusi .
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, berani mengemukan
2 pendapat, namun kurang
bertanggung jawab dan
mengganggu jalannya diskusi.
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, namun tidak berani
1 mengemukan pendapat, kurang
betanggung jawab dan mengganggu
jalannya diskusi.

30
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.3 Antusiasme/partisipasi peserta didik


dalam menjawab pertanyaan

Skor Kriteria

4 Peserta didik menaikkan tangan


sebelum imbauan pendidik, jawaban
benar.

3 Peserta didik menaikkan tangan


setelah imbauan pendidik, jawaban
benar.

2 Peserta didik menaikkan tangan


sebelum imbauan pendidik, jawaban
salah.

1 Peserta didik menaikkan tangan


setelah imbauan gurur, jawaban
salah.

Peserta didik tidak berpartisipasi


0
dalam menjawab pertanyaan.

31
LAMPIRAN 2
JURNAL

No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut

32
LAMPIRAN 3

33
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI

Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V VI
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan
jelas, serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan
2.
jelas, namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak
singkat dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik

34
LEMBAR KERJA Peserta didik
ISOMER SENYAWA HIDROKARON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA)

Mari Mengamati

n-butana 2-metilpropana

n-butana dan 2-metilpropana merupakan senyawa hidrokarbon golongan


alkana. Kedua senyawa tersebut merupakan isomer. Selain hidrokarbon
golongan alkana, alkena dan alkuna juga memiliki isomer. Terdapat beberapa
jenis isomer yaitu isomer struktur dan isomer geometri. Isomer struktur
dibedakan lagi menjadi isomer rangka dan isomer posisi. n-butana dan 2-
metilpropana adalah contoh dari isomer struktur (rangka).

Buatlah pertanyaan dari hasil pengamatan diatas!


1. Mengapa n-butana dan 2-metilpropana disebut sebagai isomer struktur
(rangka)?
2. Bagaimana menentukan isomer rangka, posisi, dan geometri dari senyawa
hidrokarbon (alkana,alkena, dan alkuna)?

Tuliskan Jawaban sementara dari pertanyaan yang kalian buat!


1. Karena kedua senyawa tersebut memilikijulah atom C dan H yang sama (rumus molekul
sama) tetapi penyusunan atom-atom dalam ikatannya berbeda.
2. Menentukan senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi strukturnya
berbeda.

1
Untuk menguji kebenaran jawaban sementara yang telah kamu tuliskan,
jawablah pertanyaan dibawah ini dan cari informasi tambahan dari kajian
literatur (bahan ajar dan buku paket).

A. Isomer pada Alkana

Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur n-butana dan 2-metilpropana dibawah!

n-butana
2-metilpropana

Berdasarkan hasil pengamatan gambar struktur diatas,

1. Tuliskan rumus molekul untuk n-butana dan 2-metilpropana!


Rumus molekul untuk n-butana dan 2-metilpropana sama yaitu C4H10
2.
2. Apa perbedaan dari rumus struktur kedua molekul tersebut? Jelaskan!
Susunan atom C yang terikat pada n-butana dan 2-metilpropana berbeda.

3. n-butana dan 2-metilpropana termasuk isomer struktur (rangka). Jelaskan dengan menggunakan
kalimatmu sendiri apa yang dimaksud dengan isomer struktur (rangka)!
Isomer rangka adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi susanan atom
C yang terikat dalam molekulnya berbeda.

2
B. Isomer pada Alkena

I. Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur senyawa golongan alkena dibawah ini!

a. CH2 CH CH2 CH3 b. CH2 C CH3 c. CH3 CH CH CH3


Nama: 1-butena CH3 Nama: 2-butena
Nama: 2-metilpropena

Berdasarkan hasil pengamatan gambar struktur diatas,

1. Tuliskan rumus molekul untuk ketiga senyawa tersebut!


C4H8

2. Apa berbedaan dari rumus struktur a dan rumus struktur b?


Susunan atom C nya berbeda

3. Berdasarkan persamaa dan perbedaan dari senyawa a dan b, kedua senyawa tersebut termasuk
isomer rangka

4. Apa perbedaan dari rumus struktur a dan rumus struktur c?


Posisi ikatan rangkap berbeda

5. Berdasarkan persamaan dan berbedaan senyawa a dan c, kedua senyawa tersebut merupakan
isomer struktur (posisi). Jelaskan dengan kalimatmu sendiri apa yang dimaksud dengan isomer
struktur (posisi)!
Isomer posisi merupakan senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi ikatan (gugus
fungsi) dalam molekulnya berbeda.

II. Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar geometri 2-butena dibawah ini!

Cis-2-butena trans-2-butena

3
Berdasarkan hasil pengamatan geometri molekul di atas,

1. Tuliskan rumus molekul untuk kedua senyawa tersebut!


C4H8

2. Bagaimana urutan penggabungan atom-atom dalam molekul (rumus struktur) dari cis-2-butena
dan trans-2-butena? Apakah sama atau berbeda? Jelaskan!
Urutan penggabungan atom-atom dalam molekul cis-2-butena dan trans-2-butena sama
rumus struk
3. Pada cis-2-butena dan trans-2-butena, atom karbon yang berikatan rangkap mengikat dua gugus
yang berbeda yaitu gugus metil (-CH3) dan gugus hidrogen (-H)

4. Bagaimana penataan atom-atom yang terikat pada atom karbon yang berikatan rangkap dalam
ruangnya?
Penataan atom-atom yang terikat pada atom karbon yang berikatan rangkap dalam ruangnya
berbeda.

5. Cis-2-butena dan trans-2-butena merupakan isomer geometri (cis-trans). Jelaskan dengan


menggunakan kalimatmu sendiri apa yang dimaksud dengan isomer geometri?
Isomer geometri adalah senyawa yang memiliki rumus molekul dan urutan penggabungan atom-
atom dalam molekulnya sama tetapi penataan atom-atom dalam ruangnya berbeda.

6. Isomer geometri (cis-trans) terjadi pada senyawa hidrokarbon golongan alkena yang memiliki
atom karbon yang berikatan rangkap dan mengikat dua gugus yang berbeda

C. Isomer pada Alkuna

Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur senyawa golongan alkuna dibawah ini!

a. b. c.CH C CH CH3
CH3
Nama: 1-pentuna Nama: 2-pentuna
Nama: 3-metil-1-butuna

1. Dari ketiga senyawa golongan alkuna diatas, manakah yang termasuk isomer struktur (rangka)?
1-pentuna dan 3-metil-1-butuna

2. Dari ketiga senyawa golongan alkuna diatas, manakah yang termasuk isomer struktur (posisi)?
1-pentuna dan 2-pentuna

4
Berdasarkan analisis data diatas, kesimpulan yang diperoleh yaitu

Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama. Isomer yang terjadi

pada alkana adalah isomer rangka. Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer rangka,

isomer posisi, dan isomer geometri. sedangkan pada alkuna terjadi isomer rangka dan

posisi.

Isomer rangka adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi urutan

penataan atom-atom dalam ikatannya pada molekul berbeda.

Isomer posisi yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus

fungsinya berbeda.

Isomer geometri yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul dan urutan penataan

atom-atom dalam molekulnya sama tetpai penataan atom-atom dalam ruangnya berbeda.

5
Lembar Kerja Sifat Alkana

Amatilah tabel titik didih di bawah ini.

Tabel 1.1 Titik didih senyawa alkana rantai lurus Tabel 1.2 Titik didih senyawa alkana rantai
cabang

Buatlah rumusan masalah (dalam bentuk pertanyaan) yang ingin kalian ketahui berdasarkan tabel 1.1
yang telah di amati.

1. Mengapa titik didih semakin bertambah dengan bertambahnya


massa molekul relatif?
2. Mengapa titik didih berbeda-beda untuk senyawa dengan rumus
molekul yang sama.?

1
Lembar Kerja Sifat Alkana

INFO: Nama suatu senyawa


menunjukkan struktur. Struktur
alkana ada yang rantai lurus dan
bercabang.

Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah kalian buat.

1. Semakin banyak jumlah C, maka titik didih semakin tinggi.


2. Dengan rumus molekul yang sama, nama dari senyawa tersebut
berbeda-beda, sehingga struktur dari senyawa tersebut akan berbeda
pula.

Mari kita kumpulkan data untuk membuktikan hipotesis yang telah di buat!

1. Jelaskan pengaruh gaya antar molekul terhadap titik didih.

Titik didih menggambarkan besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya antar
molekul. Semakin besar gaya tarik menarik tersebut, maka semakin besar energi yang
diperlukan. Dengan demikian, titik didihnya semakin tinggi.

2. Tentukan massa molekul relatif (Mr) untuk senyawa-senyawa berikut ini jika diketahui massa
atom relatif H = 1 dan C = 12.

Rumus Massa molekul


Nama IUPAC
Molekul relatif (Mr)
Metana CH4 16
Etana C2H6 30
Propana C3H8 44
Butana C4H10 58
Pentana C5H12 72
Heksana C6H14 86
Heptana C7H16 100
Oktana C8H18 114
Nonana C9H20 128
Dekana C10H22 142
3. Berdasarkan data titik didih pada tabel 1.1, bagaimana hubungan titik didih dengan Massa Molekul
relatif (Mr)?

Semakin besar massa molekul relatif, titik didih semakin tinggi.

2
Lembar Kerja Sifat Alkana

4. Bagaimana hubungan Massa Molekul relatif (Mr) dengan gaya antar molekul?

Semakin besar massa molekul relatif, maka gaya antar molekul yang terjadi semakin kuat.

5. Bagaimana hubungan energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya antar molekul serta
pengaruhnya terhadap titik didih.

Semakin kuat gaya antar molekul, maka energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut
semakin besar, sehingga titik didihnya semakin tinggi.

6. Gambarkan struktur dari senyawa-senyawa di bawah ini.

Nama IUPAC Rumus Struktur Titik Didih (℃)

n-pentana 36,1

2-metil butana 27,8

2,2-dimetil 9,5
propana

n-hexana 68,7

2-metil pentana 60,3

2,2-dimetil butana 49,7

7. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
pentana dengan n-heksana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap titik didih.

Struktur rangka senyawa n-pentana dan n-heksana adalah lurus, sehingga gaya antar molekul
nya kuat, namun jumlah C pada pentana lebih sedikit dibandingkan pada heksana.
Bertambahnya jumlah C sejalan dengan bertambahnya Mr juga bertambah pula jumlah
elektron yang dimiliki senyawa, sehingga menyebabkan senyawa tersebut semakin mudah
membentuk dipol sesaat dan dipol terinduksi. Akibatnya, gaya gaya antar molekul yang
terbentuk semakin kuat dan titik didihnya akan semakin tinggi.

3
Lembar Kerja Sifat Alkana

8. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
pentana, 2-metil butana, dan 2,2-dimetil propana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap
titik didih.

Molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami dipol sesaat atau lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan dengan
struktur bercabang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai
bidang yang lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur bercabang.
Semakin luas bidang awan elektron, artinya semakin sedikit cabang maka gaya antar molekul
akan semakin kuat sehingga titik didih n-pentana>2-metil butana>2,2-dimetil propana

9. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
heksana, 2-metil pentana, dan 2,2-dimetil butana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap
titik didih.

Molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami dipol sesaat atau lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan dengan
struktur bercabang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai
bidang yang lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur bercabang.
Semakin luas permukaan bidang awan elektron, artinya semakin sedikit cabang maka gaya antar
molekul akan semakin kuat sehingga titik didih n-heksana>2-metil pentana>2,2-dimetil butana

Buatlah kesimpulan berdasarkan pertanyaan dan data yang kalian peroleh.

Titik didih dipengaruhi oleh dua hal, yaitu massa molekul relatif dan struktur
rangka senyawa.
Semakin tinggi massa molekul suatu senyawa, gaya antar molekul akan
semakin kuat sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut
semakin besar. Hal ini menyebabkan titik didih akan semakin tinggi.
Semakin banyak cabang dalam struktur rangka suatu senyawa, gaya antar
molekul akan semakin lemah, sehingga energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya tersebut semakin kecil. Hal ini menyebabkan titik didih akan
semakin rendah.

4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

Gambar 1. Pemanfaatan gas metana Gambar 2. Gas metil klorida dulu


dalam biogas sebagai bahan bakar digunakan untuk pendingin pada
alternatif kulkas

Gambar 3. Butana merupakan salah


satu fraksi minyak bumi yang Gambar 4. Gas asetilena atau etuna
mengalami destilasi digunakan untuk bahan bakar las

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari senyawa


hidrokarbon.
1. Pada gambar 1, gas metana dalam biogas sebagai bahan bakar alternatif
menghasilkan panas, karbon dioksida, dan uap air.
2. Pada gambar 2, gas metil klorida dulu pernah digunakan sebagai pendingin
dalam kulkas, terbuat dari reaksi metana dengan gas klorin pada suhu 400°C.
3. Pada gambar 3, proses destilasi minyak bumi mengolah fraksi-fraksi minyak
bumi menjadi lebih lebih pendek rantai C-nya, contohnya butana menjadi
metana dan propena.

1
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
REAKSI-REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

PEREAKSI LAIN YANG


DIBUTUHKAN
PEREAKSI HASIL REAKSI REAKSI NAMA REAKSI
(Sertakan jumlah molekul
pereaksi yang dibutuhkan)
Alkana
Gas propana Gas karbon C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(l) 5 molekul O2 (Reaksi Oksidasi)
dioksida dan air Pembakaran sempurna

Gas propana Gas karbon 7 7 (Reaksi Oksidasi)


C3H8(g) + 2 O2(g)  3 CO(g) + 4 H2O(g) molekul O2
2
monoksida dan air Pembakaran tidak
sempurna
Gas propana Jelaga karbon dan C3H8(g) + 2 O2(g)  3 C(g) + 4 H2O(l) 2 molekul O2 (Reaksi Oksidasi)
air Pembakaran tidak
sempurna
Gas metana metilklorida dan CH4 (g) + Cl2(g)  CH3—Cl + HCl 1 molekul Cl2 Substitusi halogenasi
asam klorida
Alkena
1-butena dan n-butana 1 molekul H2 Adisi dengan hidrogen
H2C CH CH2 CH3 + H2 Pt
katalis Pt (hidrogenasi)
H3C CH2 CH2 CH3

1-butena 1,2-diklorobutana H2C CH CH2 CH3 +Cl 2 1 molekul Cl2 Adisi dengan halogen
Cl (halogenasi)
H2C HC CH2 CH3
Cl

2
1-butena 2-bromobutana H2C CH CH2 CH3 + HBr 1 molekul Br2 Adisi dengan asam
Br halida
H2C HC CH2 CH3 (hidrohalogenasi)
H
1-butena (dalam 2-butanol H+
1 molekul Air Adisi dengan air
suasana asam) H2C CH CH2 CH3 + H2O (Hidrasi)
OH
H2C HC CH2 CH3
H
Alkuna
1-butuna dan n-butana HC C CH2 CH3 + 2 H2 2 molekul H2 Adisi dengan hidrogen
katalis Pt H3C CH2 CH2 CH3 (hidrogenasi)

1-butuna 1,1,2,2- HC C CH2 CH3 + 2 Cl 2 2 molekul Cl2 Adisi dengan halogen


tetraklorobutana Cl Cl (halogenasi)
HC C CH2 CH3
Cl Cl
1-butuna 2,2-diklorobutana HC C CH2 CH3 + 2 HCl 2 molekul HCl Adisi dengan asam
H Cl halida
(hidrohalogenasi)
HC C CH2 CH3
H Cl
1-butuna (dalam 2,2- 2 molekul H2O Adisi dengan air
H+
suasana asam) dihidroksibutanol HC C CH2 CH3 + 2 H2O (hidrasi)
OH

H3C C CH2 CH3

OH

3
Berdasarkan data yang dikumpulkan di atas, jawablah pertanyaan berikut!

1. Reaksi apakah yang dialami alkana jika bereaksi dengan oksigen?


Reaksi oksidasi (pembakaran)
2. Apakah yang terjadi jika alkana direaksikan dengan kadar oksigen yang kurang dan
berlebih?
.
Jika alkana bereaksi dengan sedikit oksigen, reaksi yang terjadi adalah
pembakaran tidak sempurna, produk yang dihasilkan adalah CO dan H2O atau
C dan H2O.

Jika alkana bereaksi dengan oksigen berlebih, reaksi yang terjadi adalah
pembakaran sempurna, produk yang dihasilkan adalah CO2 dan H2O.

3. Reaksi apakah yang terjadi jika alkana, alkena, dan alkuna direaksikan dengan halogen?

Reaksi substitusi
4. Apakah yang dimaksud dengan reaksi substitusi?

Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian suatu gugus atom atau molekul
dengan gugus atom atau molekul yang lain.
5. Alkana dapat disintesis dari alkena dan alkuna, reaksi apakah yang dapat dilakukan?
Reaksi hidrogenasi, reaksi adisi dengan hidrogen.

6. Untuk mengubah ikatan rangkap pada alkena dan alkuna dapat dilakukan dengan reaksi
adisi. Berdasarkan data di atas pereaksi-pereaksi apakah yang dapat digunakan?
Hidrogen, halogen, asam halida, air

Kesimpulan

7. Secara umum reaksi yang terjadi pada alkana adalah Reaksi Pembakaran dan Reaksi
Substitusi
8. Secara umum reaksi yang terjadi pada alkena dan alkuna adalah Reaksi Adisi oleh air,
halogen, asam halida.

4
BAHAN AJAR

TATA NAMA
ALKANA, ALKENA, DAN
ALKUNA
ALKANA

Alkana pertama kali dikenal dengan nama latinnya yaitu paraffin. Hal ini
disebabkan karena alkana terpisah dari reaksi pembakaran dan tidak reaktif.
Alkana ditemukan pada minyak mentah dan gas alam yang digunakan
secara luas sebagai bahan bakar. Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon
alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal
sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom
hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada.
Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n=1) adalah metana (CH4),
yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-
tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dari
rawa, metana dikenal juga sebagai gas rawa. Empat anggota pertama dari
alkana, yang semuanya adalah gas pada suhu 25°C, ditunjukkan pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Empat Anggota Pertama Alkana
No Nama Rumus Molekul Rumus Struktur
1 Metana CH4

2 Etana C2H6

3 Propana C3H8

4 Butana C4H10

1
Nama alkana yang lain diturunkan dari nama Latin yang menunjukkan
jumlah atom karbon penyusun senyawa tersebut, dan diberikan akhiran –
ana. Dengan demikian, nama senyawa-senyawa golongan alkana, mulai
dari jumlah atom C lima secara berturut-turut adalah pentana, heksana,
heptana, oktana, nonana, dekana, undekana, dan seterusnya. Nama dan
struktur senyawa alkana dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Deret Homolog Alkana


Nama Rumus
Alkana Molekul
Metana CH4
Etana C2H6
Propana C3H8
Butana C4H10
Pentana C5H12
Heksana C6H14
Heptana C7H16
Oktana C8H18
Nonana C9H20
Dekana C10H22
Undekana C11H24
Dodekana C12H26
Tridekana C13H28
Tetradekana C14H30
Pentadekana C15H32
Heksadekana C16H34
Heptadekana C17H36
Oktadekana C18H38
Nonadekana C19H40
Ikosana C20H42

Berdasarkan deret homolog di atas, dapat disimpulkan bahwa Alkana


memiliki rumus umum CnH2n+2.

Gambar 1.1 Representatif molekul metana (CH4)

2
TATA NAMA SENYAWA ALKANA

Tata nama menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied


Chemistry) terdiri dari tiga bagian, yaitu awalan, induk, dan akhiran.
Awalan menunjukkan posisi gugus fungsi yang terikat pada induk (jika ada).
Induk menunjukkan banyaknya atom karbon dalam rantai terpanjang.
Sementara akhiran menunjukkan golongan rantai karbon tersebut.
1. Semua nama alkana mempunyai akhiran “ana”
Contoh :
CH3-CH3 = etana
CH3-CH2-CH3 = Propana
2. Jika rantai karbon lurus, maka:
a. Nama alkana tergantung dari jumlah atom C dalam rantai karbon.
b. Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom C atau lebih maka nama
alkana diberi awalan n-(normal).
Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH3 = n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 = n-pentana
3. Jika rantai karbon bercabang, maka :
a. Jika satu atom H dari alkana dilepaskan maka akan membentuk
gugus alkil (R= CnH2n+1) dimana gugus alkil berfungsi membentuk
rantai bercabang dari alkana. Penamaan alkil sama dengan deret
homolog, hanya akhiran –ana diganti dengan –il. Beberapa gugus
alkil yang penting :
Tabel 1.3 Beberapa Gugus Alkil
Alkana (R-H) Gugus Alkil (R-) Nama Alkil
Metana (CH3- CH3 - metil
H)
Etana (CH3- CH3-CH2- etil
CH2-H)

3
Propana (CH3- CH3-CH2-CH2- propil
CH2-CH2-H) isopropil

CH3-CH2-CH2-CH2- butil
sekunder butil

isobutil
Butana (CH3-
CH2-CH2-CH2-
H)
tersier butil

b. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang. Beri nomor


pada rantai induk dimulai dari nomor terkecil yang mempunyai
cabang paling banyak dan paling dekat. Penamaan disusun
berdasarkan abjad.
c. Jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka:

Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, atom C yang
mengikat alkil yang sama diberi nomor berulang dan jumlah alkil
yang sama ditunjukkan dengan awalan Yunani berupa di, tri, tetra
dan seterusnya.
d. Untuk penomoran rantai karbon yang mengandung banyak
cabang:
Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai maka atom C
dengan jumlah cabang terbanyak harus mendapatkan nomor
terkecil.

4
e. Tuliskan namanya sebagai satu kata. Gunakan tanda hubung (-)
untuk memisahkan nomor dan huruf serta koma (,) untuk
memisahkan nomor.

No. Cabang – nama cabang – nama rantai utama (induk)

Contoh :

3-etil-4,7-dimetil-nonana

ALKENA DAN ALKUNA

Alkena dan alkuna secara fisik memiliki sifat hampir sama dengan alkana
yang memiliki jumlah atom karbon sama, namun sifat kimianya jauh
berbeda. Perbedaan sifat tersebut disebabkan oleh adanya ikatan C=C pada
alkena dan ikatan CC pada alkuna. Alkena sering disebut olefin karena
ditemukan pada minyak-minyak nabati. Ikatan rangkap dua dan tiga
masing-masing merupakan gugus fungsional pada alkena dan alkuna,
sehingga menentukan sifat kimia senyawanya. Rumus umum senyawa
tersebut adalah CnH2n untuk alkena, dan CnH2n-2 untuk alkuna. Anggota
pertama kedua golongan senyawa tersebut terdiri dari dua atom karbon,
masing-masing dikenal sebagai gas etena (etilena) dan gas etuna (asetilena).
Gas asetilena dalam kehidupan sehari-hari dikenal pula sebagai gas karbit.
Alkena dan alkuna bersifat reaktif karena memiliki gugus fungsional.
Rumus struktur kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut.

5
TATA NAMA SENYAWA ALKENA DAN ALKUNA

Tata nama menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied


Chemistry) terdiri dari tiga bagian, yaitu awalan, induk, dan akhiran.
Awalan menunjukkan posisi gugus fungsi yang terikat pada induk (jika
ada). Untuk tata nama alkana dan alkena memiligi gugus fungsi yaitu ikatan
C=C pada alkena dan ikatan CC pada alkuna.
Penamaan anggota homolog alkena diturunkan dari nama alkana yang
sesuai dengan menggantikan akhiran –ana menjadi –ena. Sedangkan untuk
alkuna menggantikan akhiran -ana menjadi -una.

Contoh:

H2C=CH2 etena

CH3CH=CH2 propena

HCCH etuna

HCCCH3 propuna

Untuk alkena dan alkuna yang lebih kompleks dipakai aturan sebagai
berikut.
1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap dua untuk alkena) /tiga (untuk alkuna) dan paling
banyak mengandung cabang.
2. Pemberian nomor dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap dua (untuk alkena) /tiga (untuk alkuna) dan cabang.
3. Nama substituen diurutkan secara alfabetis.

6
4. Nama diawali dengan nomor cabang, isi dengan garis penghub ung
(-) diikuti dengan nomor dimana ikatan rangkap dua itu terikat dan
diakhiri dengan nama induk.

No. cabang – nama cabang – nomor ikatan rangkap – nama rantai utama

Contoh :

3-metil-1-butene 4-metil-2-pentene

1-butuna 2-butuna
3-metil-1-butuna

7
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2011). General Chemistry: The Essential Concepts, Sixth


Edition (hlm. 364-370). New York : McGraw-Hill.

Lewis, R dan Evans, W. (2006). Chemistry Third edition (hlm. 307-


314). New York : Palgrave Macmillan.

Mulyanti, S, Nurkhozin, M. (2017). Seri Ilmu Pintar Kimia (hlm. 6-


12). Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Suja, I. W. (2014). Buku Ajar Kimia Organik 1 (hlm. 54-56). Singaraja


: Jurusan Pendidikan Kimia UNDIKSHA.

Watoni, A. H. dan Kurniawati, D. (2017). Kimia untuk siswa SMA/MA


Kelas XI (hlm.9-29). Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Whitten, K. W. et al. (2014). Chemistry 10th Edition (hlm. 890-905).


United States of America : Brooks/Cole.

8
BAHAN
AJAR
ISOMER DAN REAKSI SENYAWA
HIDROKARBON

SMA/MA Kelas XI

1
ISOMER SENYAWA HIDROKARBON

Di antara senyawa-senyawa organik yang telah diketahui di alam ini, ternyata banyak
ditemukan senyawa-senyawa berbeda yang mempunyai rumus molekul sama. Sebagai contoh
senyawa n-butana (CH3CH2CH2CH3) dan 2-metilpropana (CH3CH(CH3)CH3), kedua senyawa
berbeda tersebut memiliki rumus molekul yang sama, yaitu C4H10. Butana merupakan
komponen utama elpiji, bahan bakar kendaraan roda dua, dan bahan baku pembuatan karet
sintetis. Pada umumnya pematik api gas diisi dengan n-butana dan 2-metil-propana. Butana
memiliki titik didih 0,5oC sedangkan 2-metilpropana memiliki titik didih -10,2oC. Butana
adalah isomer dari 2-metilpropana, dengan kata lain butana dan 2-metilpropana adalah
senyawa-senyawa yang berisomer.

Pengertian Isomer

Isomer adalah gejala atau peristiwa terdapatnya beberapa senyawa berbeda yang
mempunyai rumus molekul sama. Senyawa-senyawa yang berisomer dikatakan merupakan
isomer satu sama lain. Fenomena terdapatnya senyawa yang berbeda tetapi memiliki rumus
molekul yang sama yaitu n-butana dan 2-metil-propana merupakan gejala isomer.

Isomer adalah suatu senyawa dari beberapa senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi mempunyai sifat berbeda akibat perbedaan susunan atom-atomnya. Dengan kata
lain, isomer adalah suatu senyawa dari beberapa senyawa berbeda yang mempunyai
rumus molekul sama. Kata isomer berasal dari kata Latin isomeres yang berarti mempunyai
bagian yang sama. Isomeres sendiri merupakan gabungan dari kata iso yang artinya sama, dan
meros yang artinya adalah bagian.
Perhatikan dua senyawa berikut:

1
Kedua senyawa tersebut jelas merupakan senyawa yang berbeda, hal tersebut diketahui
dari struktur dan sifat kedua senyawa yang berbeda. Senyawa 1-butena merupakan senyawa
dengan rantai karbon terbuka dan mempunyai gugus fungsi berupa ikatan rangkap dua,
sedangkan siklobutana merupakan senyawa dengan rantai karbon tertutup atau siklis dan tidak
mempunyai ikatan rangkap dua. Senyawa 1-butena berwujud gas pada suhu kamar, karena
mempunyai titik didih- 5oC, sedangkan siklobutana berwujud gas, atau dapat berupa cairan
pada daerah bersuhu rendah (yaitu yang mempunyai suhu kamar kurang dari 13 oC). Senyawa
1-butena mempunyai rumus molekul C4H8, dan siklobutana juga mempunyai rumus molekul
sama, C4H8. Karena kedua senyawa merupakan senyawa berbeda tetapi mempunyai rumus
molekul sama, maka 1-butena dan siklobutana berisomer.
Struktur 2-butena adalah CH3CH=CHCH3. Senyawa ini berbeda dengan 1-butena
karena letak ikatan rangkap duanya berbeda, dan berbeda dengan siklobutana karena rantai
karbonnya terbuka, sedangkan siklobutana tertutup. Akan tetapi, 2-butena mempunyai rumus
molekul yang sama dengan 1-butena atau siklobutana, yaitu C4H8. Dengan demikian 2-butena
adalah isomer dari 1- butena dan siklobutana.
Bila diperhatikan lebih lanjut, ternyata terdapat dua jenis 2-butena, yaitu :

Cis-2-butena dan trans-2-butena berbeda dalam susunan gugus atau atom yang terikat
pada karbon ikatan rangkap, pada cis-2-butena gugus-gugus metil terikat pada sisi ikatan
rangkap yang sama, sedangkan pada trans-2-butena gugus-gugus metil terikat pada sisi ikatan
rangkap yang bersebrangan. Perbedaan struktur keduanya menyebabkan sifat keduanya juga
berbeda, salah satunya dapat ditunjukkan dari titik didih cis-2-butena dan trans-2-butena yang
berbeda. Dengan demikian, cis-2- butena dan trans 2-butena merupakan isomer satu sama lain.
Jenis-Jenis Isomer

Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktur dan stereoisomer. Isomer struktur
terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun berbeda ikatan
antar atom-atomnya., sedangkan stereoisomer adalah isomer dengan perbedaan terletak pada
cara penataan atom-atom dalam ruang, tetapi urutan penggabungan atom-atomnya tidak
berbeda.
Terdapat tiga jenis isomer struktur, yaitu isomer rantai, fungsional dan posisi.
1) Isomer rantai adalah gejala terdapatnya beberapa senyawa yang berumus molekul sama,
tetapi mempunyai rantai karbon berbeda.
2) Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun berbeda letak atau posisi gugus fungsi atau substituennya.
3) Isomer gugus fungsional adalah senyawa dengan rumus molekul sama, namun
berbeda gugus fungsinya.
Isomer ruang dibedakan menjadi dua, yaitu isomer geometri (dalam konteks bidang dua-
dimensi) dan isomer optik (dalam konteks ruang tiga-dimensi).

1) Isomer Geometri (cis-trans)


Isomer geometri didefinisikan sebagai peristiwa terdapatnya beberapa senyawa berbeda
yang mempunyai rumus molekul sama, dan perbedaan di antara senyawa-senyawa tersebut
terletak pada cara penataan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Isomer geometri
diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul, yang dijumpai dalam dua golongan
senyawa, yaitu: alkena dan senyawa siklik. atom atau gugus atom yang terikat dengan
ikatan rangkap tidak dapat berputar bebas, sehingga alkena menampakkan gejala
isomer geometri. Contohnya adalah cis-1-butena dan trans

cis-2-butena trans-2-butena
2) Isomer Optik
Isomer optik adalah gejala isomer yang terjadi akibat perbedaan arah bidang putar
cahaya terpolarisasi.
Khiralitas
Suatu objek yang tidak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan kiral

Objek kiral tidak dapat diimpitkan dengan bayangan cerminnya


Atom karbon kiral
Ciri struktur yang lazim menyebabkan terjadinya kiralitas molekul adalah adanya atom
karbon kiral (asimetrik), yaitu atom karbon sp3 yang mengikat empat gugus berlainan.
Pertukaran antara dua gugus yang terikat pada atom karbon kiral tersebut akan
menghasilkan enantiomer.
Senyawa yang berisomer optic memiliki dua konfigurasi yang berbeda, yaitu
konfigurasi R dan S. Istilah R dan S mengacu pada arah perputaran 4 gugus yang terikat
pada atom C asimetris, dari prioritas gugus terendah ke prioritas gugus tertinggi
(R=rectus=putar arah kanan; S=sinister= putar arah kiri). Urutan prioritas gugus
mengacu pada urutan berat atom/molekul dari yang terendah.

R-3-metilheksana S-3-metilheksana
REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

ALKANA

Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan
senyawa organik lain yang memiliki gugus fungsional. Oleh karena kurang reaktif, alkana
sering disebut parafin (berasal dari bahasa Latin: parum affinis, yang artinya "afinitas kecil
sekali"). Atas dasar itu, alkana umumnya bereaksi pada suhu tinggi.
1. Reaksi Substitusi
Pada reaksi subsitusi terjadi pergantian atau pertukaran suatu atom/gugus atom oleh atom
atau gugus lain. Reaksi substitusi pada alkana umumnya subtitusi oleh halogen yang dikenal
dengan istilah halogenasi. Alkana dapat bereaksi dengan halogen melalui reaksi substitusi
radikal bebas, dengan katalis sinar ultraviolet atau dipanaskan. Reaktivitas halogen untuk
menggantikan atom H dalam alkana adalah: F > Cl > Br > I.

Reaksi di atas terus berlangsung sampai semua atom H digantikan oleh Cl. Pada
kenyataannya, campuran produk CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4 dapat diperoleh
tergantung pada rasio awal klor dan metana.

2. Reaksi pembakaran
Pembakaran merupakan reaksi oksidasi suatu zat dengan oksigen yang berlangsung cepat
disertai dengan pembebasan kalor dan cahaya. Pembakaran sempurna alkana menghasilkan
karbon dioksida dan uap air. Jika persediaan oksigen terbatas, maka pembakaran tidak
berlangsung sempurna, sehingga dihasilkan karbon monoksida, atau kadang-kadang arang
atau jelaga. Contoh pembaran n-propana:

(a) Pembakaran sempurna


2CH3CH2CH3 + 10 O2  6CO2 + 8H2O
(b)Pembakaran tidak sempurna
2CH3CH2CH3 + 7O2  6CO + 8H2O

CH3CH2CH3 + 2O2  3C + 4H2O


3. Reaksi Pirolisis
Penguraian suatu senyawa oleh panas dinamakan pirolisis (untuk alkana dikenal sebagai
proses cracking). Jika dipanaskan pada suhu tinggi tanpa adanya udara, maka akan terjadi
penguraian karena panas. Molekul alkana yang besar akan dipecah menjadi campuran
alkana yang lebih kecil dengan massa molekul lebih rendah, alkena, dan hidrogen. Pirolisis
biasanya berlangsung pada suhu 500 – 800oC menggunakan katalis silika-alumina, sehingga
disebut pemecahan katalitik.

ALKENA DAN ALKUNA

Pada reaksi adisi terjadi penambahan molekul lain terhadap senyawa karbon tanpa
menggantikan atom atau gugus atom dari senyawa karbon. Reaksi adisi terjadi pada senyawa
karbon yang mempunyai ikatan rangkap.

1) Reaksi hidrogenasi

Alkena atau alkuna diadisi oleh hidrogen dengan adanya katalis logam (Pt, Pd, atau Ni)
menghasilkan alkana dengan jumlah atom karbon tetap.
2) Reaksi Halogenasi dan Hidrohalogenasi

3) Reaksi Adisi dengan Air (Hidrasi)


Air mengadisi alkena lebih reaktif dengan adanya katalis asam (H3PO4/SiO2)
membentuk alkohol. Karena air bersifat polar maka reaksi adisi berlangsung mengikuti
aturan Markovnikov. Hidrasi terhadap alkena umumnya digunakan untuk membuat
alkohol primer atau tersier.
Nama :________________________ KANAN
Kelas :________________________

ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Hidrokarbon
Kelas/Program : XI/MIPA
Waktu : 60 menit
1. Saat selesai melakukan praktikum terdapat bintik-bintik cairan pada dinding tabung reaksi. Praktikan
kemudian menempelkan kertas kobalt pada dinding tabung reaksi, ternyata kertas kobalt berubah warna
dari biru menjadi merah jambu.berdasarkan ilustrasi tersebut fungsi kertas kobalt adalah ….
A. Menguji kandungan gas karbondioksida pada hasil praktikum.
B. Menguji kandungan gas hidrogen pada hasil praktikum
C. Menguji kandungan uap air pada hasil praktikum.
D. Menguji kandungan unsur karbon pada hasil praktikum
E. Menguji kandungan hidrokarbon pada hasil praktikum.
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat
2) Dapat berikatan dengan atom-atom sejenis membentuk rantai panjang
3) Bentuk ruang ikatan pada atom karbon adalah tetrahedron
4) Berupa zat padat yang sangat stabil pada suhu kamar
Pernyataan yang merupakan ciri khas atom karbon ditunjukkan oleh nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
3. Berdasarkan rumus bangun senyawa hidrokarbon berikut.

Jumlah atom C primer dan atom C tersier berturut-turut adalah….


A. 5 dan 3
B. 6 dan 2
C. 6 dan 3
D. 7 dan 2
E. 7 dan 3
4. Salah satu anggota alkuna adalah heksuna. Rumus molekulnya adalah….
A. C6H10
B. C6H12
C. C6H14
D. C7H12
E. C7H14
5. Urutan yang paling tepat untuk deret senyawa alkena adalah….
A. C2H2, C5H8, C7H12
B. C2H4, C5H10, C7H14
C. C2H6, C5H10, C7H12
D. C3H6, C6H12, C7H16
E. C4H8, C5H14, C7H18
KANAN
6. Nama IUPAC untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….

A. 1,3,3-trimetil butana
B. 2,2,4-trimetil butana
C. 2,2-dietil pentana
D. 2,2-dimetil pentana
E. 4,4-dimetil pentana
7. Nama IUPAC untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….
H2C CH3 H2C CH3
H2 H2 H2
H3C C C C C C CH3
H H

A. 2,5-dietil heptana
B. 3-metil-6-etil oktana
C. 6-etil-3-metil oktana
D. 3-etil-6-metil oktana
E. 6-metil-3-etil oktana
8. Nama untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….

A. 4-sekbutil-3,6-dimetil-1-heptuna
B. 4-sekbutil-3,6-dimetil-2-heptena
C. 4-sekbutil-3,6-dimetil-2-heptuna
D. 3,6-dimetil-4-sekbutil-1-heptena
E. 3,6-dimetil-4-sekbutil-2-heptena
9. Nama yang tepat untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….

A. 4-etil-4,6,6-trimetil-1-heksena
B. 3-etil-1,1,3-trimetil-5-heksena
C. 4-etil-4,6-dimetil-1-heptena
D. 4-etil-4,6-dimetil-2-heptena
E. 4,6-dimetil-4-etil-1-heptena
KANAN
10. Dari nama-nama senyawa berikut,
(1) 2-butuna (3) 3-metil-2-pentuna
(2) 3-etil-1-propuna (4) 2-etil-1-butuna
Penamaan yang benar ditunjukkan pada nomor….
A. (1), (2), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (1) saja
E. (4) saja
11. Senyawa yang memiliki rumus struktur di bawah ini merupakan salah satu bentuk isomer dari
senyawa hidrokarbon tidak jenuh berantai 6.

Nama yang tepat untuk senyawa di atas adalah….


A. Trans-1-heksena
B. Cis-2-heksena
C. Trans-2-heksena
D. Cis-3-heksena
E. Trans-3-heksena
12. Nama IUPAC untuk senyawa yang memiliki struktur berikut adalah….

A. 1,3-dimetil butana
B. 1,3-dimetil pentana
C. 1,3-dietil siklopentana
D. 1,3-dimetil siklopentana
E. 1,4-dimetil siklopentana
13. Struktur di bawah ini yang bukan merupakan pasangan isomer adalah….
CH3
H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3

A. H3C dan CH3


CH3
H3C C CH3

B. H3C CH2 CH2 CH2 CH3 dan CH3

C. H3C CH2 CH2 CH CH2 dan H3C CH2 CH2 CH2 CH3
H3C CH2 C CH2

D. CH3 dan H3C CH2 CH2 CH CH2

H3C C C CH3
H H
E. dan
14. 2-pentena dan 3-metil-2-butena merupakan isomer….
A. rangka
B. posisi
C. geometri
D. rangka dan posisi
E. geometri dan posisi
KANAN
15. Jumlah isomer dari n-pentana adalah….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
16. Pasangan struktur di bawah ini yang merupakan isomer geometri adalah….
H5C2 H H H
C C C C
H H H C2 H5
A. dan
H3C H H3C CH3
C C C C
H CH3 H H
B. dan
H3C H H CH3
C C C C
CH3 CH3
C. H dan H
H H H CH3
C C C C
H C2 H5 H CH3
D. dan
H3C H H5C2 H
C C C C
CH3 H
E. H dan H
17. Dari senyawa berikut, yang memiliki titik didih tertinggi adalah….
A. n-propana
B. n-butana
C. 2-metil-propana
D. 2,2-dimetil pentana
E. n-pentana
18. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi titik didih suatu senyawa hidrokarbon, kecuali….
A. Polaribilitas
B. Bentuk molekul
C. Massa molekul relatif (Mr)
D. Kelarutan
E. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan gaya antar molekul
19. Reaksi antara propena dan brom dalam karbon tetraklorida menghasilkan…..
A. 1-bromo propana
B. 2-bromo propana
C. siklopropana
D. 1,2-dibromopropana
E. 1,1,2,2-tetrabromopropana
20. Perhatikan reaksi berikut.
C2H6(g) + Br2(g)  C2H5Br(g) + HBr(g)
Reaksi di atas termasuk reaksi….
A. Pembakaran
B. Substitusi
C. Adisi
D. Eliminasi
E. Polimerisasi

Percayalah pada Kemampuanmu Sendiri! 


Nama :________________________
Kelas :________________________

REMEDIAL ULANGAN HARIAN


Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Hidrokarbon
Kelas/Program : XI/MIPA

1. Dari nama-nama senyawa berikut,


(1) 2,5-dietilheptana
(2) 2-etil-3-metilpentana
(3) 2-etilpropana
(4) 2,2-dimetilpropana
Penamaan yang benar ditunjukkan pada nomor….
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
2. Berikut ini adalah 4 struktur senyawa alkena dengan rumus molekul C 6H12
H3C CH3 H3C C2H5 C2H5 H C2H5 CH3
C C C C C C C C
H C2H5 H CH3 H3C CH3 H CH3

1 2 3 4
Dari senyawa-senyawa di atas, yang memiliki isomer geometri adalah….
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
3. Dari senyawa berikut.
(1) Butana
(2) 2-metil propana
(3) 2,2-dimetil pentana
(4) Pentana
(5) Propana
Urutan titik didih dari yang terendah hingga ke yang tertinggi adalah….
A. (1) > (2) > (4) > (5) > (3)
B. (3) > (4) > (2) > (1) > (5)
C. (4) > (3) > (5) > (1) > (2)
D. (4) > (3) > (1) > (5) > (2)
E. (5) > (1) > (2) > (4) > (3)
4. Terdapat dua persamaan reaksi senyawa hidrokarbon:
(1) Reaksi antara 1 propena dengan asam klorida menghasilkan 2-kloropropana
(2) Reaksi antara gas butana dengan gas bromin menghaslkan gas bromobutana dan gas hidrogen
bromida
Kedua jenis reaksi tersebut secara berturut-turut disebut reaksi….
A. Adisi dan pembakaran
B. Adisi dan eliminasi
C. Adisi dan substitusi
D. Substitusi dan adisi
E. Substitusi dan eliminasi

Percayalah pada Kemampuanmu Sendiri! 


Alkana dalam kehidupan sehari-
hari

Komposisi utama LPG adalah


campuran gas propana (C3H8)
dan butana (C4H10) dengan
perbandingan tertentu.
Umumnya 95% propana dan
5% butana.

LPG : Liquid Petroleum Gas


Coba gambarkan
struktur rangka
dari propana dan
n-butana pengisi
LPG.
CH3–CH2–CH3

propana n-butana
Mari kita diskusi mengenai titik didih senyawa
alkana
Mengamati
Merumuskan Masalah

1. Mengapa titik didih semakin bertambah dengan bertambahnya


massa molekul relatif?
2. Mengapa titik didih berbeda-beda untuk senyawa dengan rumus
molekul yang sama.?
Menyusun Hipotesis
1. Semakin banyak jumlah atom C, berat molekul semakin besar,
gaya antar molekulnya semakin kuat, maka titik didihnya semakin
tinggi.
2. Dengan rumus molekul yang sama, nama dari senyawa tersebut
berbeda-beda, sehingga struktur dari senyawa tersebut akan
berbeda pula.
Mengumpulkan Data
2. Massa molekul relatif
Nama IUPAC Rumus Molekul
(Mr)
Metana CH4 16
Etana C 2H6 30
Propana C 3H8 44
Butana C4H10 58
Pentana C5H12 72
Heksana C6H14 86
Heptana C7H16 100
Oktana C8H18 114
Nonana C9H20 128
Dekana C10H22 142
Mengumpulkan Data
6. Nama IUPAC Rumus Struktur
n-pentana atau
2-metil butana atau

2,2-dimetil propana
atau

n-hexana atau

2-metil pentana
atau

2,2-dimetil butana
atau
Bandingkan..
n-pentana n-heksana

2-metilbutana 2-metilpentana

2,2-dimetilpropana 2,2-dimetilbutana
KESIMPULAN
Titik didih dipengaruhi oleh dua hal, yaitu massa molekul relatif dan struktur rangka

senyawa.

Semakin besar massa molekul suatu senyawa, gaya antar molekul akan semakin kuat

sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut semakin besar. Hal ini

menyebabkan titik didih akan semakin tinggi.

Semakin banyak cabang dalam struktur rangka suatu senyawa, gaya antar molekul akan

semakin lemah, sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut semakin

kecil. Hal ini menyebabkan titik didih akan semakin rendah.


Gambar 1. Pemanfaatan gas metana dalam biogas Gambar 2. Gas metil klorida dulu
digunakan untuk pendingin pada kulkas
sebagai bahan bakar alternatif

Gambar 4. Gas asetilena atau etuna


Gambar 3. Butana merupakan salah satu fraksi digunakan untuk bahan bakar las
minyak bumi yang mengalami destilasi
ALKENA DAN
ALKANA
ALKUNA

Pembakaran Pembakaran

Substitusi Adisi

Pirolisis Polimerisasi

Cracking
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Tujuan
Peserta didik dapat me njelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik
pemisahan serta kegunaannya dalam bentuk karya melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan mengkomunikasikan hasil diskusi.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
3.2 Menjelaskan proses 3.2.1. Menjelaskan proses pembentukan Menunjukkan sikap aktif
pembentukan fraksi- minyak bumi ketika pembelajaran
fraksi minyak bumi, 3.2.2. Menjelaskan teknik eksplorasi mengenai proses
teknik pemisahan minyak bumi pembentukan fraksi-
serta kegunaannya. 3.2.3. Menjelaskan komponen utama fraksi minyak bumi,
minyak bumi teknik pemisahan serta

4.2 Menyajikan karya 4.2.1. Menyajikan proses pembentukan


tentang proses dan eksplorasi minyak bumi dalam
pembentukan dan bentuk diagram alir
teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak
bumi beserta
kegunaannya
C. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran
Indikator Aspek
Pengetahuan
Faktual Konseptual Prosedural
3.2.1. Menjelaskan proses Pertambangan minyak bumi  Survey Seismik merupakan teknik eksplorasi minyak Tahapan memperoleh
pembentukan minyak bertujuan untuk bumi dengan gelombang elektromagnetik untuk minyak minyak mentah
bumi mengeksplorasi dan menentukan lapisan tanah yang mengandung minyak yang diawali dengan
3.2.2. Menjelaskan teknik mengeskploitasi minyak bumi survei seismik dan
eksplorasi minyak bumi bumi dalam bentuk minyak  Pengeboran merupakan teknik eksploitasi minyak bumi dilanjutkan dengan
3.2.3. Menjelaskan komponen mentah (crude oil) yang dengan cara mengebor lapisan tanah hingga mencapai pengeboran
utama minyak bumi terbentuk dari fosil hewan lapisan perangkap yang mengandung minyak mentah
yang mengendap dan
terperangkap di lapisan
perangkap (trap)
D. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Pendekatan : Scientifik
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : Diskusi, Tanya jawab
E. Media Pembelajaran
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 Kegiatan Pembelajaran 1 : Minyak Bumi
 Video
 Kegiatan Pembelajaran 1 : Berita Semburan Minyak Mentah
 PPT
 Kegiatan Pembelajaran 1 : Pembentukan, Eksplorasi dan Komponen Utama Minyak
Bumi
F. Sumber Belajar
Pedoman Peserta Didik :
 Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga
 Kusnawati, Tine Maria. 2015. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
PT Bumi Aksara

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran 1 (Pembentukan, Eksplorasi dan Komposisi Minyak Bumi)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
 Motivasi :
- Peserta didik mendapatkan motivasi tentang negara – negara di Timur Tengah yang
menjadi makmur dan kaya akibat memiliki usaha disektor pertambangan minyak bumi
dan Indonesia yang memiliki sumber minyak bumi yang banyak namun belum terlalu
dimanfaatkan untuk pembangunan disektor ekonomi
 Peserta didik mendengarkan materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu Minyak Bumi
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
Merumuskan Kesimpulan
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
G. Langkah-langkah Pembelajaran

No Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi


Model Kegiatan Peserta Didik Indikator
Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 15 menit
- Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Peserta didik berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Apersepsi:
Peserta didik diingatkan tentang materi pembelajaran sebelumnya
yaitu Hidorkarbon dan peserta didik secara verbal bertanya jawab
dengan guru tentang materi Hidrokarbon

Motivasi
Peserta didik mendapatkan motivasi tentang negara – negara di
Timur Tengah yang menjadi makmur dan kaya akibat memiliki
usaha disektor pertambangan minyak bumi dan Indonesia yang
memiliki sumber minyak bumi yang banyak namun belum terlalu
dimanfaatkan untuk pembangunan disektor ekonomi!”
2. Inti Mengamati Peserta didik diarahkan untuk mengamati video yang berisi berita 5 menit
tentang sumur air yang menyemburkan minyak dan diambil waga
sekitar dan gambar – gambar pertambangan yang disajikan guru
dalam PPT
Merumuskan - Peserta didik diarahkan untuk merumuskan masalah (secara 2 menit
Masalah verbal) yang berkaitan dengan materi pembelajaran berdasarkan
pengamatan video dan gambar – gambar
- Rumusan masalah yang diharapkan dari peserta didik :
1. Dari mana asal minyak bumi ?
2. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi ?
3. Bagaimana cara mengeksplorasi minyak bumi?
4. Apa saja komponen kimia penyusun minyak bumi ?

Meruskan Hipotesis Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis atau jawaban 3 menit
sementara (secara verbal) dari rumusan masalah yang telah dibuat
Mengumpulkan dan - Peserta didik membentuk kelompok secara heterogen yang 40 menit
Mengolah Data berisikan 5 orang berdasarkan pembagian guru
- Peserta didik mendiskusikan LKPD yang dibagikan guru
bersama kelompoknya dengan menjawab setiap pertanyaan
penuntun yang ada di dalam LKPD
- Peserta didik diarahkan untuk memperhatikan proses
pembentukan, eksplorasi dan komponen utama minyak bumi
dari slide presentasi yang ditampilkan guru dan melakukan
studi literatur tentang proses pembentukan, eksplorasi dan
komponen utama minyak bumi
- Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) melengkapi
diagram alir proses pembentukan, eksplorasi dan komponen
utama minyak bumi yang telah disiapkan guru (sesuai LKPD)
- Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang telah disiapkan guru di LKPD
tentang proses pembentukan, eksplorasi dan komponen utama
minyak bumi
Merumuskan - Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) merumuskan 3.2.1 10 menit
Kesimpulan 3.2.2
kesimpulan LKPD yang menjawab rumusan masalah dan
3.2.3
membuktikan hipotesis (sesuai LKPD)
(ketercapaian Indikator 3.2.1., 3.2.2 dan 3.2.3)
- Peserta didik (salah satu dari setiap kelompok) menyajikan 4.2.1
hasil diskusi berupa diagram alir dan kesimpulan LKPD
(ketercapaian Indikator 4.2.1.)
- Peserta didik dari kelompok lain dipersilahkan untuk bertanya
kepada kelompok yang sedang menyajikan dan saling
menanggapi antar kelompok dengan arahan dari guru
- Peserta didik bersama – sama dengan guru meluruskan dan
menyempurnakan hasil diskusi yang telah disajikan oleh
peserta didik (dengan tanya jawab)
3. Penutup - Peserta didik bersama – sama dengan guru menyimpulkan hasil 15 menit
kegiatan pembelajaran dan menerima penguatan tentang materi
yang telah diajarkan
- Peserta didik menerima informasi tentang materi yang harus
pelajari peserta didik untuk pertemuan selanjutnya.
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam dari guru.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Aspek
Sikap Non Tes Observasi  Jurnal Pembelajaran (Lampiran 1)
 Lembar Penilaian Sikap Aktif (Lampiran 2)
Pengetahuan Tes Tes Formatif Instrumen Penilaian Pengetahuan (Lampiran 3)
Keterampilan Non Tes Observasi  Lembar Penilaian Keterampilan Mengkomunikasikan
Hasil Diskusi (Lampiran 3)
 Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Brosur
(Penugasan) (Lampiran 4)
Lampiran 1. Jurnal Pembelajaran
Kejadian / perilaku yang Positif/Negatif
No Tanggal Nama Aspek sikap
mencolok
1

dst

Lampiran 2. Lembar Penilaian Sikap Aktif


Kategori Penilaian

No. Nama Peserta Didik Aktif mencari Aktif berdiskusi di Aktif mengemukakan Skor

jawaban kelompok pendapat di kelas

1.

2.

dst

Keterangan:
A: Memenuhi tiga kategori
B: Memenuhi dua kategori
C: Memenuhi satu kategori
D: Tidak memenuhi kategori
Lampiran 3. Lembar Penilaian Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi
Aspek yang dinilai
No. Nama a b c Jumlah
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5

dst

Keterangan:
Kode a : Bertanya
Kode b : Menjawab / Argumentasi
Kode c : Memberi Masukan

Kode 1 : Bahasa Mudah dimengerti


Kode 2 : Bahasa Singkat dan Padat
Kode 3 : Bahasa Sesuai EYD

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 = 𝒙 𝟏𝟎
𝟗
Lampiran 4. Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Brosur (Penugasan)
Aspek yang dinilai
No. Kelompok a b c d Jumlah
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5

dst

Keterangan:
Kode a : Isi / Konten (45)
Kode b : Gambar (20)
Kode c : Kreatifitas (15)
Kode d : Ketepatan Waktu Pengumpulan (10)

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒂 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒃 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒄 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒅


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑻𝒖𝒈𝒂𝒔 = {( 𝒙 𝟒𝟓) + ( 𝒙 𝟐𝟎) + ( 𝒙 𝟏𝟓) + ( 𝒙𝟏𝟎)}
𝟑 𝟑 𝟑 𝟑
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Keterampilan Membuat Brosur (Penugasan)

Kode Aspek Kriteria Skor

a Isi / Konten Sangat lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 3
ditugaskan
Cukup lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 2
ditugaskan
Kurang lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 1
ditugaskan

b Gambar Sangat sesuai dengan dengan materi / konsep yang ditugaskan 3

Cukup sesuai dengan dengan materi / konsep yang ditugaskan 2


Kurang sesuai dengan dengan materi / konsep yang ditugaskan 1

c Kreatifitas Sangat kreatif 3


Cukup Kreatif 2

Kurang Kreatif 1

d Ketepatan Saat waktu yang ditetapkan 3


Waktu
Pengumpulan 1 – 3 hari setelah waktu yang ditetapkan 2
4 – 6 hari setelah waktu yang ditetapkan 1
Lampiran 6
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Kimia
Program / jurusan : IPA
Materi Pokok : Minyak bumi
Kompetensi Dasar : 3.2. Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik pemisahan serta kegunaannya.

No Indikator Pencapaian Kompetensi Soal Ranah Jawaban

1 Menjelaskan proses pembentukan Faktor yang menyebabkan endapan lumpur yang mengandung minyak bumi dan C2 B
minyak bumi gas alam berubah menjadi batuan induk (Source Rock) adalah ....

a. Panas matahari
b. Tekanan dan panas bumi
c. Letusan gunung berapi
d. Gempa Tektonik
e. Tsunami
2 Menjelaskan teknik eksplorasi Secara berturut – turut tahapan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi untuk C2 A
minyak bumi menghasilkan minyak mentah adalah ....

a. Survei seismik dan Pengeboran


b. Pengeboran dan Survei Seismik
c. Survei seismik dan Desalting
d. Desalting dan Survei Sismik
e. Desalting dan Pengeboran
Lapisan yang mengandung minyak bumi dan gas alam yang dicari peneliti C2 C
untuk dieksplorasi dan dieksploitasi adalah lapisan ....

a. Crude Oil
b. Endapan Lumpur
c. Oil Trap
d. Source Rock
e. Hidrokarbon

3 Menjelaskan komponen utama Unsur yang merupakan komponen utama kedua dalam minyak bumi adalah .... C2 A
minyak bumi
a. Hidrogen
b. Karbon
c. Oksigen
d. Alkana
e. Sikloalkana
Selain senyawa hidrokarbon terdapat juga senyawa lain yang terkandung dalam C2 D
minyak bumi. Yang tidak termasuk senyawa lain tersebut adalah ....

a. Senyawa Nitrogen
b. Senyawa Belerang
c. Senyawa Oksigen
d. Senyawa Natrium
e. Senyawa Organologam
Bahan ajar

Sumber hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak bumi sangat
luas, terutama sebagai bahan bakar. Bagaimana sebenarnya proses pembentukan minyak bumi dan
gas alam serta pengolahannya sampai menjadi produk yang berguna? Di bab ini akan dibahas :
Pembentukan minyak bumi; Pengolahan minyak bumi; Kegunaan minyak bumi; dan kita
akan mempelajari salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan dalam kehidupan kita yaitu
bensin.

Diagram Alir Pembentukan Eksplorasi, Komponen Utama Minyak Bumi


PEMBENTUKAN DAN EKSPLORASI MINYAK BUMI
Pada zaman purba, di darat dan di laut, hidup beraneka ragam hewan dan tumbuhan. Jasad
hewan dan tumbuhan yang mati akan mengendap dan tertimbun di bawah Endapan Lumpur yang
kemudian terendapkan di dalam tanah ataupun dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan bersama
bahan organik lainnya. Akibat pengaruh waktu, temperatur yang tinggi, tekanan dan beban
lapisan batuan di atasnya, endapan lumpur tersebut berubah menjadi batuan sedimen. Batuan
sedimen yang bersifat lunak yang berasal dari lumpur yang menga ndung bintik – bintik minyak
dikenal sebagai Batuan Induk atau source rock dan akibat pengaruh yang sama, minyak bumi dan
gas alam yang terkandung dalam batuan induk atau source rock ini akan bermigrasi menuju
tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi ditempat yang disebut lapisan
perangkap (trap).
Letak lapisan perangkap yang mengandung gas dan minyak bumi ini terkubur jauh di bawah
permukaan tanah. Sehingga di perlukan beberapa tahapan dalam rangka mengeksplorasi minyak
bumi. Proses pertama adalah tahap eksplorasi yaitu Survei Seismik untuk menentukan lokasi
lapisan perangkap yang mengandung gas dan minyak bumi di antara lapisan – lapisan bumi lainnya.
Prinsip dasar dari survei seismik adalah menggunakan gelombang elektromagnetik. Caranya dengan
membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah dengan memasang peledak untuk
mengirimkan gelombang getaran. Gelombang - gelombang getaran dari ledakan ini masuk ke dalam
tanah dan memantul kembali ke permukaan bumi sehingga getaran yang dipantulkan direkam dan
lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan secara ilmiah.

Survei Seismik

Setelah di peroleh hasil survei seismik, selanjutnya akan dilakukan tahap eksploitasi yaitu
pengeboran untuk memperoleh minyak bumi dalam bentuk Minyak Mentah (Crude Oil).
Pengeboran merupakan teknik eksploitasi minyak bumi dengan cara mengebor lapisan tanah hingga
mencapai lapisan perangkap yang mengandung minyak mentah dan menggunakan pompa untuk
menaikan minyak mentah hingga ke permukaan tanah

Pengeboran Minyak Mentah


KOMPOSISI MINYAK BUMI
Minyak bumi yang diperolah dari hasil pengeboran merupakan minyak mentah, yang
berupa lumpur dan berwarna hitam pekat. Minyak mentah ini belum dapat digunakan tetapi harus
melalui proses pemisahan lagi untuk dapat menghasilkan fraksi- fraksi dari minyak bumi yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Adapun komposisi unsur dari minyak bumi dalam bentuk
minyak mentah sebagai berikut :
Unsur Persentase (%)

Karbon 84

Hidrogen 14

Nitrogen 1-3

Oksigen <1

Belerang <1

Logam (Ni,Cu, As, Fe, V) <1

Unsur karbon merupakan unsur yang paling banyak pada minyak bumi dan membentuk senyawa
hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi sebagai berikut:

1. Golongan Alkana
Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n–oktana, sedang alkana bercabang
terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana). Dalam minyak bumi senyawa yang paling
banyak ditemukan adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus.

2. Sikloalkana
Sikloalkana (membentuk cincin, jenuh) yang ditemukan dalam minyak bumi contohnya
siklopentana dan sikloheksana dengan rumus struktur sebagai berikut.
3. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik (membentuk cincin, tidak jenuh) yang terdapat dalam minyak bumi
adalah benzena, misalnya etil benzena.

4. Senyawa lain dalam jumlah kecil, yaitu :


a. Senyawa belerang, antara lain alkanatiol R-S-H
b. Senyawa nitrogen, antara lain pirol (C 4 H5 N)
c. Senyawa oksigen, berupa asam karboksilat
d. Senyawa organo logam, berupa senyawa vanadium dan nikel dalam jumlah sedikit

Tabel Komposnen Minyak Bumi


Jenis senyawa Prosentase Kandungan senyawa

Hidrokarbon 90 – 99 % Alkana, sikloalkana, dan alkana aromatis

Senyawa belerang 0.7 – 7 % Tio alkana, alkanatiol

Senyawa nitrogen 0.01 – 0.9 % Pirol (C4 H5 N)

Senyawa oksigen 0.01 – 0.4 % Asam karboksilat

Organo logam Sangat kecil Senyawa logam nikel

PENGOLAHAN MINYAK BUMI


Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk cairan kental hitam
dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga mengandung mineral- mineral
yang larut dalam air. Minyak ini belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan
lainnya, tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini mengandung sekitar
500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50.

Teknik pengolahan minyak bumi melalui tahap – tahap berikut :


1. Tahap I
Pengolahan tahap pertama adalah proses desalting. Minyak mentah, sela in mengandung
kotoran juga mengandung zat-zat mineral yang larut dalam air. Proses penghilangan kotoran disebut
desalting atau penghilangan garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur minyak mentah
dengan air sehingga mineral- mineral akan larut dalam air. Untuk menghilangkan senyawa-senyawa
non hidrokarbon, ke dalam minyak mentah ditambah dengan asam dan basa.
Proses desalting juga dilakukan untuk mencegah korosi pipa-pipa minyak dan mencegah
tersumbatnya lubang- lubang di menara destilasi fraksionasi. Setelah minyak mentah mengalami
proses desalting, selanjutnya minyak mentah dialirkan ke tangki pemanas untuk menguapkan
minyak mentah dan kemudian uap minyak mentah dialirkan dalam menara destilasi fraksionasi.
2. Tahap II
Pengolahan tahap kedua ini berlangsung melalui proses destilasi fraksionasi (destilasi
bertingkat), yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi- fraksinya berdasarkan titik didih masing-
masing fraksi. Karena isomer- isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Fraksi-
fraksi tersebut berupa campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu. Destilasi
fraksionasi dilakukan dalam kolom atau menara destilasi. Dalam menara destilasi fraksionasi
terdapat pelat-pelat dengan jarak tertentu yang mempunyai sejumlah sungkup gelembung udara
(bubble caps).
Proses dalam menara destilasi dimulai dengan memompakkan minyak mentah yang telah
dipanaskan sampai suhu >375o C ke dalam menara destilasi. Di dalam menara sebagian minyak
akan menguap dan bergerak melalui sungkup-sungkup (bubble caps), sebagian uap akan mencair
dan mengalir melalui pelat sehingga terpisah dari fraksi lain (Senyawa karbon yang mempunyai
rantai karbon panjang akan mencair pada kolom fraksi di bagian bawah, sedangkan senyawa karbon
yang rantai karbonnya lebih pendek akan terus ke atas). Uap yang tidak mencair akan terus naik dan
lama-kelamaan akan mencair sedikit demi sedikit sesuai dengan titik didihnya pada pelat-pelat yang
ada di atasnya. Selanjutnya akan diperoleh fraksi- fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya.
Jadi uap minyak yang titik didihnya lebih tinggi akan mengembun pada pelat pengembunan yang
lebih rendah, sedangkan fraksi minyak bumi yang titik didihnya lebih rendah akan mengembun
pada pelat pengembunan bagian atas.
Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.
1) Fraksi I
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan
titik didih di bawah 30o C, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang
tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu
pengeboran. Kandungan atom karbon yang dihasilkan dari fraksi I berkirsar C 1 – C4 .
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung
komponen utama metana (CH4 ) dan etana (C2 H6 ), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
mengandung propana (C3 H8 ) dan butana (C4 H10 ).
2) Fraksi II
Kandungan atom karbon yang dihasilkan dari fraksi II berkirsar C 5 – C7 . Pada fraksi ini
dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90o C, masih berupa uap,
dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 o C – 90o C. Pada trayek ini, petroleum eter
(bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter.
3) Fraksi III
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
175 C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 o C – 175oC.
o

Kandungan atom karbon yang dihasilkan dari fraksi III berkirsar C 7 – C12 . Pada trayek ini, bensin
akan mencair dan keluar ke penampungan bensin.
4) Fraksi IV
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 o C,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 o C - 275oC. Pada trayek
ini, kerosin akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Kerosin merupakan campura n
alkana dengan kandungan atom karbon berkisar C 12 – C15 .
5) Fraksi V
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
375 C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 o C - 375o C. Pada
o

trayek ini minyak gas (solar) akan mencair dan keluar ke penampungannya. Minyak gas (solar)
merupakan campuran alkana dengan kandungan atom karbon berkisar C 15 – C16 .
6) Fraksi VI
Pada fraksi ini dihasilkan uap residu dan residu. Uap residu berasal dari minyak bumi yang
menguap dan masuk ke kolom pendingin dengan suhu >375 o C yang mengandung atom karbo n
dengan kisaran C 16 – C24 , seperti, minyak pelumas dan parafin. Sedangkan residu merupaka n
minyak bumi yang tidak menguap pada suhu maksimum destilasi fraksionasi dan mengandung
atom karbon berkisar >C 36 , seperti aspal.
3. Tahap III
Pengolahan tahap III merupakan pengolahan lanjutan dari fraksi – fraksi hasil pengolahan
tahap II. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai
produk yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.

Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini :


1) Cracking
merupakan penguraian / pemecahan molekul - molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul - molekul senyawa hidrokarbon yang kecil atau pendek. Misalnya pengolahan
fraksi minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
n-C30H62 C8H8 + C6H12 + C14H28
atau
n-C30H62 C7H16 + C9H18 + C10H20
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO 2 atau Al2 O 3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
perengkahan ion karbonium. Mula- mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke
molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :
R-CH2CH2CH=CH2 + H+ R-CH2CH2C + HCH3
atau
R-CH2CH2CH2CH3 H- + R-CH2CH2C + HCH3
c. Hidrocracking, merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk
menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
2) Blending
Blending adalah penambahan bahan - bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Contohnya penambahan zat aditif
anti ketukan untuk meningkatkan kualitas bensin.
3) Treating
adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Teknik – teknik treating yaitu :
 Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
 Dewaxing yaitu proses penghilangan wax atau parafin dengan berat molekul tinggi dari
fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah.
 Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas
 Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

4) Polimerisasi
Merupakan suatu proses penggabungan molekul- molekul sederhana menjadi molekul- molekul
yang lebih kompleks dan lebih besar dalam fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan lebih
meningkat. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5) Alkilasi
Merupakan tahap penambahan jumlah atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang
lebih panjang dan bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat seperti
HCl, H2 SO 4 , atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).
6) Reforming
Merupakan suatu proses peningkatan mutu bensin dengan merubah bentuk struktur dari rantai
karbon lurus (fraksi yang mutunya buruk) menjadi bercabang (fraksi yang mutunya lebih baik)
yang dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan. Karena dilakukan untuk
merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut sebagai proses isomerisasi. Conto h
reforming:

KEGUNAAN FRAKSI – FRAKSI MINYAK BUMI


Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang
sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas,
dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan,
perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini
adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
1. Fraksi I
Pada fraksi ini dihasilkan gas dan terdapat 2 jenis gas dalam bentuk cair untuk bahan bakar yaitu:
 Liquifed Natural Gas (LNG), gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etana
 Liqufied Petroleum Gas (LPG), dikenal dengan gas elpiji dengan komponen utama propana
(C3 H8 ) dan butana (C 4 H10 ): digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri, selain itu
juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik dan zat adiktif bensin.
2. Fraksi II
Fraksi ini menghasilkan petroleum eter, digunakan sebagai pelarut dalam industri
3. Fraksi III
Fraksi ini menghasilkan Gasolin atau bensin yang kemudian diolah menjadi Premium, Pertalite,
Pertamax dan Pertamax Plus yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
4. Fraksi IV
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin, yang kemudian diolah menjadi beberapa produk yaitu :
 Minyak tanah, digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga
 Avtur, digunakan sebagai bahan bakar pesawat
5. Fraksi V
Fraksi ini menghasilkan solar, yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin
diesel untuk pada kendaraan bermotor contohnya bus, truk, kereta api dan traktor dan untuk
bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel.
6. Fraksi VI
Fraksi ini menghasilkan uap residu dan residu. Uap residu yang dihasilkan diolah menjadi
oli / pelumas yang digunakan sebagai pelumas mesin dan juga parafin yang digunakan
dalam pe mbuatan obat – obatan, kos metik dan lilin. Sedangkan residu yang dihasilkan
diolah menjadi aspal yang digunakan sebagai bahan pengeras jalan dan diolah juga
menjadi bahan dasar di industri petrokimia.

MUTU BENSIN
Bensin (gasoline) merupakan fraksi minyak bumi yang sangat komersial dan banyak
diproduksi karena dibutuhkan oleh banyak manusia. Bensin adalah campuran senyawa-senyawa
hidrokarbon yang terdiri dari n-heptana dan isooktana. Sebagai bahan bakar minyak untuk
kendaraan bermotor, produksi bensin meningkat. Mesin kendaraan bermotor dapat bekerja (hidup)
karena adanya energi hasil pembakaran bensin dengan gas oksigen dari udara. Hidrokarbon
penyusun bensin akan menentukan ketepatan waktu pembakaran. Semakin panjang dan lurus rantai
karbon pada senyawa hidrokarbon penyusun bensin, pembakaran akan berlangsung semakin cepat
dan akan mengurangi efisiensi energi yang dihasilkan.
Bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator
sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran
bensin diubah menjadi gerak. Tahapan pengubahan bensin menjadi energi gerak adalah sebagai
berikut :
1. Bensin dari tangki kendaraan masuk ke dalam karburator dan bercampur dengan udara
2. Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar atau silinder mesin
3. Selanjutnya, campuran antara bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh
piston hingga mencapai volume yang sangat kecil di dalam ruang bakar
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. Hasil pembakaran inilah yang
menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan
Pembakaran pada mesin tidak sepenuhnya mulus, dan kejadian ini disebut juga knocking
atau ketukan dalam mesin. Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaitu
pembakaran terjadi terlalu dini dan cepat sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
ditimbulkan oleh komponen rantai karbon yang lurus. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang
baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang seperti isooktana dibandingkan
dengan alkana rantai lurus seperti n-heptana. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan
atau RON (Research Octane Number).

“Semakin tinggi bilangan oktannya, semakin baik kualitas bensin dan semakin sedikit knocking
atau ketukan di dalam mesin”

Penentuan bilangan oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan pengujian di laboratorium,
yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin standar. Alkohol yang
mempunyai angka oktan 112, bukan berarti bahwa alkohol tersebut mengandung 112% isooktana.
Tetapi, alkohol tersebut mempunyai efisiensi pembakaran 12% di atas bensin standar yang berkadar
100% isooktana.
Untuk menentukan bilangan oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah dua di antara banyak macam senyawa yang
terdapat dalam bensin.

n-heptana isooktana

Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan tidak mudah terbakar diberi nilai oktan
100; sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling banyak dan mudah terbakar, diberi nilai
oktan 0. Misalnya suatu bensin mengandung campuran 20% n-heptana dan 80% isooktana.
Bilangan oktan bensin tersebut adalah (20/100 x 0) + (80/100 x 100) = 80.
Secara umum, alkana rantai bercabang mempunyai nilai oktan lebih tinggi daripada isomer
rantai lurusnya. Sebagai contoh, n-heksana mempunyai bilangan oktan 25, sedangkan 2,2-
dimetilbutana mempunyai bilangan oktan 92.
CH3

H2 H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 H3C C C CH3

n- heksana CH3
2,2-dimetilbutana
Di Indonesia, ada beberapa jenis bensin yang sudah beredar di SPBU yaitu premium,
pertalite, pertamax dan pertamax plus. Kualitas dari beberapa jenis bensin ini berbeda, bergantung
pada bilangan oktannya. Bilangan oktan dari beberapa jenis bensin ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel Bilangan Oktan dari Beberapa Jenis Bensin

Jenis bensin Bilangan oktan Kualitas bensin

Premium 88
Pertalite 90 pertamax plus > pertamax >
Pertamax 92 pertalite > premium
Pertamax Plus 95

Gasolin/bensin yang dihasilkan dari distilasi fraksionasi pada Fraksi III pada umumnya
memiliki bilangan oktan <70. Oleh karena itu perlu dinaikkan bilangan oktannya agar diperoleh
bensin yang berkualitas baik sesuai permintaan pasar (konsumen). Bilangan oktan pada bensin
dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu :

1. Penambahan Zat Aditif Anti Ketukan


Menambahkan zat aditif anti ketukan ke dalam bensin berfungsi untuk memperlambat
pembakaran bensin. Zat aditif anti ketukan yang ditambahkan antara lain :
 TEL (tetra etyl lead)
TEL (tetra etyl lead) dengan rumus kimia Pb(C 2 H5 )4 . Cara ini efektif, tetapi timbal hasil
pembakarannya dapat mengendap di mesin. oleh karena itu perlu ditambahkan senyawa 1,2-
dibromoetana (C 2 H4 Br2 ), yang akan mengikat timbal menjadi PbBr2 yang mudah menguap.
Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat menimbulka n
pencemaran. Selain itu, timbal yang terlepas ke udarajuga berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena
itu, saat ini penggunaan timbal untuk meningkatkan bilangan oktan sudah ditinggalkan.
 MTBE (metyl tertiery buthyl ether)
Dengan bilangan oktan 118, senyawa MTBE dapat meningkatkan kualitas bensin. Rumus
kimia dari MTBE adalah:

MTBE relatif lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung timbal, namun tetap saja
MTBE ini memiliki potensi mencemari lingkungan karena mikroorganisme sulit menguraikannya.
 Etanol
Zat aditif lainnya yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin dengan bilangan
oktan 112. Etanol ini memiliki keunggulan dibanding TEL dan MTBE, tidak mengandung timbal
dan bisa diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari udara/lingkungan. Di samping
itu, etanol bisa didapat dari hasil fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga ketersediaannya cukup
melimpah dan juga dapat dibudidayakan.
2. Cracking Termal
Merupakan suatu proses penguraian atau pemecahan hidrokarbon yang memiliki rantai
karbon panjang menjadi hidrokarbon dengan rantai karbon lebih pendek pada suhu tinggi da n
tekanan rendah.
3. Reforming
Metode reforming juga dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu bensin. Caranya dengan
mengubah bentuk struktur senyawa hidrokarbon dari rantai lurus menjadi rantai bercabang. Prose s
ini dilakukan pada suhu tinggi dengan bantuan katalis.
Contoh:
CH3

H2 H2 H2
H3C C C C CH3
H3C C CH3

CH3

n- pentana 2,2-dimetilpropana

4. Polimerisasi
Merupakan proses dengan menggunakan sistem reaksi yang menggabungkan hidrokarbon
rantai pendek agar menjadi hidrokarbon dengan rantai lebih panjang.
Contoh: reaksi isobutana dengan isobutena menghasilkan isooktana
CH3
H H2
H H3C C CH2 H3C C C C CH3
H3C C CH3 +
CH3 CH3 CH3
CH3
isobutana isobutena
isooktana
TUJUAN :
3.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.2. Peserta didik dapat menjelaskan teknik eksplorasi minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.3. Peserta didik dapat menjelaskan komponen utama minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.4. Peserta didik dapat menyajikan diagram alir pembentukan dan
eksplorasi minyak bumi dalam diskusi kelompok
Amatilah Video (yang ditayangkan) dan Gambar berikut ini !

Buatlah rumusan masalah (dalam bentuk pertanyaan) berdasarkan kegiatan pengamatan

........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................

Buatlah jawaban sementara (Hipotesis) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat

........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
Berdasarkan video pembentukan, pengolahan dan komposisi minyak bumi (dalam PPT) serta
Studi Literatur yang telah dilakukan, Lengkapi Diagram Alir dan Jawablah Pertanyaan –
pertanyaan berikut ini !
a Apa yang dimaksud dengan Batuan Induk (Source Rock) ? Jelaskan !

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

b Apa yang dimaksud dengan Lapisan Perangkap (trap) ? Jelaskan !

........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................

c Bagaimana cara / teknik untuk mengetahui letak Lapisan Perangkap


(trap) ? Jelaskan !

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

d
Bagaimana cara / teknik untuk memperoleh Minyak Mentah
(Crude Oil) ? Jelaskan !

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
e Apa saja Kandungan Kimia dari Minyak Mentah ?
Tuliskan contoh senyawanya !

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................... .............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................... .............
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data
yang menjawab rumusan masalah.

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI / 1
Sub Materi Pokok : Pembakaran Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (2 JP)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan reaksi dan sifat zat hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
serta cara menangani dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan melalui diskusi kelompok
berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan berkomunikasi.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Indikator Sikap


Kompetensi

3.3 Mengidentifikasi reaksi 3.3.1 Mengidentifikasi reaksi Menunjukkan sikap


pembakaran hidrokarbon pembakaran hidrokarbon aktif ketika berdiskusi
yang sempurna dan tidak yang sempurna dan tidak mengenai pembakaran
sempurna serta sifat zat sempurna senyawa karbon dan
hasil pembakaran (CO2 , dampak yang
3.3.2 Menjelaskan sifat zat
CO, partikulat karbon). ditimbulkannya.
hasil reaksi pembakaran
hidrokarbon yang
sempurna dan tidak
sempurna

3.3.3 Menjelaskan dampak


pembakaran hidrokarbon
terhadap lingkungan dan
kesehatan
4.2 Menyusun gagasan cara 4.3.1 Mengkomunikasikan
mengatasi dampak gagasan cara mengatasi

pembakaran senyawa dampak pembakaran


karbon terhadap lingkungan senyawa hidrokarbon
dan kesehatan. terhadap lingkungan dan
kesehatan

C. MATERI PEMBELAJARAN:

Materi Prasyarat : Pembakaran Hidrokarbon yang Sempurna dan Tidak Sempurna


Materi Inti : Dampak Pembakaran Hidrokarbon

Indikator Aspek Materi Pembelajaran


Pengetahuan
Fakta Konsep Prosedur

3.3.1  Senyawa hidrokarbon  Reaksi pembakaran -


Mengidentifikasi banyak dimanfaatkan sempurna
reaksi sebagai bahan bakar berlangsung dalam
pembakaran  Senyawa hidrokarbon keadaan oksigen
hidrokarbon yang terbakar dengan yang berlimpah
yang sempurna oksigen berlebih  Reaksi pembakaran
dan tidak menghasilkan gas karbon tidak sempurna
sempurna dioksida berlangsung dalam
 Senyawa hidrokarbon keadaan kekurangan
yang terbakar dengan oksigen
oksigen yang kurang
dapat menghasilkan
partikulat karbon (jelaga)
dan gas karbon
monoksida
3.3.2  Gas karbon dioksida - -
Menjelaskan adalah gas yang tidak
sifat zat hasil berwarna dan tidak
reaksi berbau
 Gas karbon monoksida
pembakaran
adalah gas beracun yang
hidrokarbon tidak berwarna, tidak
yang sempurna berbau serta mudah
dan tidak terbakar
sempurna  Partikulat karbon adalah
hasil samping
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan
Fakta Konsep Prosedur

pembakaran yang berupa


butiran-butiran arang
yang halus, lunak dan
berwarna hitam
3.3.3  Gas karbon dioksida  Gas karbon dioksida -
Menjelaskan adalah salah satu memiliki efek rumah
dampak penyebab pemanasan kaca, yaitu efek yang
pembakaran global menunjukkan bahwa
 Gas karbon monoksida CO2 memerangkap
hidrokarbon
adalah gas yang beracun panas di atmosfer
terhadap dan dapat mengakibatkan bumi.
lingkungan dan kematian
kesehatan  Partikulat karbon bila
terhirup dapat
membahayakan sistem
pernapasan

D. STRATEGI PEMBELAJARAN:

Model : Problem Based Learning


Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi

E. MEDIA PEMBELAJARAN:
Alat/Bahan : ATK, LCD dan Proyektor, Laptop

Media : PPT Reaksi Pembakaran Hidrokarbon & Dampak Pembakaran


Hidrokarbon, LKPD Reaksi Pembakaran Hidrokarbon & Dampak
Pembakaran Hidrokarbon

F. SUMBER BELAJAR:
Buku Pegangan Peserta Didik:

Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Hal. 36.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Ketercapaian Alokasi


No Sintaks Model Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Indikator Waktu

1. Pendahuluan  Etika pembuka


Peserta didik menjawab salam, berdoa, menunjukkan kehadiran
dan mengamati judul.
 Apersepsi
Peserta didik menjawab pertanyaan tentang materi prasyarat
yaitu minyak bumi yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan
bakar. Senyawa hidrokarbon dapat mengalami berbagai reaksi 10 menit
kimia, diantaranya adalah reaksi pembakaran. Senyawa
hidrokarbon sering ditemukan dalam bentuk minyak bumi.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dimanfaatkan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan energi..
 Peserta didik disampaikan tujuan pembelajaran.
 Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2. Kegiatan Inti Orientasi peserta didik  Peserta didik mengamati video yang diberikan pendidik 3.3.1
pasa masalah mengenai asap buang kendaraan dan polusi udara di daerah
perkotaan
 Peserta didik mengamati artikel berita mengenai polusi asap 3.3.2 10 menit
pabrik.
 Peserta didik menemukan masalah yang ada dalam artikel yang
disajikan guru.
Masalah yang diharapkan:
Tahap Ketercapaian Alokasi
No Sintaks Model Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Indikator Waktu

Penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor dan


industri secara berlebihan dapat mengakibatkan polusi udara
yang akan membahayakan kesehatan.

Mengorganisasikan  Peserta didik menyampaikan pertanyaan mengenai video yang 3.3.1


ditampilkan pendidik.
 Peserta didik dituntun untuk merumuskan hipotesis sebagai
jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan tersebut.
 Peserta didik mendaftar hal-hal apa saja yang sudah ia ketahui 3.3.2
berkaitan dengan masalah tersebut.
Jawaban yang diharapkan: 3.3.3
Asap buangan pabrik merupakan hasil dari pembakaran bahan
bakar.
Bahan bakar biasanya mengandung senyawa hidrokarbon. 15 menit
Pembakaran senyawa hidrokarbon dapat berlangsung
sempurna dan tidak sempurna serta menghasilkan gas karbon
dioksida, karbon monoksida dan partikulat karbon.
 Peserta didik mendaftar pertanyaan mengenai hal-hal apa
saja yang perlu ia ketahui untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Pertanyaan yang diharapkan:
Bagaimana sifat zat hasil reaksi pembakaran senyawa
hidrokarbon?
Apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan oleh zat hasil
pembakaran hidrokarbon?
Tahap Ketercapaian Alokasi
No Sintaks Model Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Indikator Waktu

Mengapa asap hasil pembakaran hidrokarbon dapat


menyebabkan gangguan pernapasan?
Bagaimana cara menangani dampak yang ditimbulkan dari
pembakaran senyawa hidrokarbon?

Penyelidikan Kelompok  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai 3.3.1


reaksi kimia yang terjadi pada pembakaran hidrokarbon.
 Peserta didik mengumpulkan informasi- informasi yang dia
perlukan untuk menyelesaikan masalah melalui kaji literatur. 15 menit
3.3.2
 Peserta didik berbagi informasi, serta mendiskusika nnya
dengan kelompok masing- masing. 3.3.3
 Peserta didik menuliskan informasi- informasi yang telah
didapatkan di Lembar Kerja Peserta Didik
Mengembangkan dan  Peserta didik menuliskan hasil reaksi dari suatu pembakaran
menyajikan hasil karya dengan beberapa kondisi jumlah oksigen yang berbeda,
kemudian menyetarakan koefisien reaksinya.
 Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya dan membuat
gagasan mengenai pemecahan masalah yang telah dirumuskan. 4.3.1 20 menit
 Peserta didik menuliskan gagasannya di Lembar Kerja Peserta
Didik
 Peserta didik menyusun hasil penyelidikannya dalam bentuk
laporan.
Mengevaluasi  Peserta didik menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon
4.3.1 15 menit
pemecahan masalah  Peserta didik mempresentasikan gagasan kelompoknya di depan
kelas.
Tahap Ketercapaian Alokasi
No Sintaks Model Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Indikator Waktu

 Peserta didik mendiskusikan bagaimana solusi yang paling tepat


untuk masalah yang telah dirumuskan.
3. Penutup  Evaluasi
Peserta didik mendapatkan tugas untuk mengerjakan soal –
soal. 5 menit
 Etika penutup
Peserta didik berdoa dan memberi salam kepada guru.
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN:

Penilaian Aspek Jenis Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan Tes Tes Tertulis  Uraian


 LKPD
Keterampilan Non Tes Observasi  Rubrik Penilaian Kinerja
Sikap Non Tes Observasi  Rubrik Penilaian Sikap
Lampiran 1. Lembar Penilaian Sikap Aktif
Kategori Penilaian
Nama Peserta
No. Aktif Aktif Skor
Didik Aktif berdiskusi
mencari mengemukakan
di kelompok
jawaban pendapat di kelas

1.

2.

Keterangan:

A: Memenuhi tiga kategori

B: Memenuhi dua kategori

C: Memenuhi satu kategori

D: Tidak memenuhi kategori

Lampiran 2. Lembar Penilaian Keterampilan Berkomunikasi Lisan

Kategori Penilaian
No. Nama Peserta Didik Skor
Bahasa Mudah Bahasa Singkat Bahasa
dimengerti dan Padat Sesuai EYD

1.

2.

Keterangan:

A: Memenuhi tiga kategori

B: Memenuhi dua kategori

C: Memenuhi satu kategori

D: Tidak memenuhi kategori


Lampiran 3. Rubrik Penilaian LKPD

No. Kriteria Jawaban LKPD Skor

1. Jawaban LKPD lengkap dan benar, terperinci, sesuai dengan langkah 80


pembelajaran.

4. Jawaban LKPD lengkap dan benar, tetapi tidak terperinci. 70

5. Jawaban LKPD tidak lengkap. 60


Lampiran 3. Soal Uraian

Level Indikator
No Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif Soal

1. Mengidentifi- Gas metana Jenis Reaksi yang 4


kasi reaksi terbakar di udara reaksi terjadi adalah
pembakaran dengan oksigen reaksi
hidrokarbon yang berlebih. pembakaran
yang Reaksi kimia sempurna.
sempurna dan apakah yang
tidak terjadi? Tuliskan C2 Persamaan
reaksinya adalah
sempurna persamaan
Persamaan CH4 (g) + 2O 2 (g)
reaksinya!
reaksi  CO 2 (g) +
2H2 O(g)

2. Gas propana Jenis Reaksi yang 4


dalam LPG reaksi terjadi adalah
terbakar di ruang reaksi
tertutup dengan pembakaran
oksigen yang tidak sempurna.
terbatas. Reaksi
C2 Persamaan
kimia apakah
reaksinya adalah
yang terjadi?
Tuliskan 2C3 H8 (g) +
persamaan 7O2 (g) 
reaksinya! 6CO(g) +
Persamaan 8H2 O(g)
reaksi 6

3. Senyawa oktana Jenis Reaksi yang 4


(C8 H18 ) yang reaksi terjadi adalah
terdapat dalam reaksi
bensin, terbakar pembakaran
pada keadaan tidak sempurna.
oksigen yang
sangat terbatas. C2 Persamaan
reaksinya adalah
Reaksi kimia
2C8 H18 (g) +
apakah yang
9O2 (g) 
terjadi? Tuliskan
16C(s) +
persamaan
18H2 O(g)
reaksinya!
6
Level Indikator
No Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif Soal

Persamaan
reaksi

4. Menjelaskan Suatu senyawa Zat Hasil Gas CO 2 dan 4


sifat zat hasil hidrokarbon H2 O.
reaksi terbakar dengan
H2 O adalah uap
pembakaran oksigen berlebih.
air. Gas CO 2
hidrokarbon Zat apa yang
Sifat zat merupakan gas 6
yang dihasilkan dari
C2 tidak berwarna,
sempurna dan pembakaran
tidak tersebut? Jelaskan densitasnya
lebih besar
sempurna sifat zat tersebut?
daripada udara
kering. Secara
langsung tidak
membahayakan.

5. Sebuah kendaraan Zat hasil Partikulat 4


bermotor, karbon.
knalpotnya
Merupakan hasil
mengeluarkan
pembakaran
asap yang
tidak sempurna.
berwarna hitam.
Sebutkan zat apa Berupa partikel
C2 Sifat butiran-butiran 6
yang terdapat
halus berwarna
pada asap knalpot
hitam. Dapat
tersebut? Jelaskan
terdispersi di
sifat zat tersebut!
udara
membentuk
asap.

6. Sebuah genset Zat hasil Gas CO. 4


digunakan untuk
Merupakan hasil
menyalakan
listrik di dalam pembakaran
tidak sempurna.
ruangan. Setelah
C2 Tidak berwarna,
beberapa saat,
tidak berbau dan
ternyata orang
tidak berasa,
yang berada di
serta mudah
dalam ruangan Sifat 6
tersebut terbakar.
Beracun bagi
mengalami gejala
Level Indikator
No Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif Soal

mual, pusing, semua hewan


hingga sesak yang memiliki
napas. Zat apakah hemoglobin
yang dihasilkan dalam darahnya,
menyebabkan termasuk
timbulnya gejala manusia.
itu? Jelaskan sifat
zat tersebut!

7. Menjelaskan Jelaskan dampak Zat Gas CO 2 yang 8


dampak pembakaran penyebab dihasilkan dari
pembakaran senyawa pembakaran
hidrokarbon hidrokarbon bagi hidrokarbon jika
terhadap lingkungan! berlebihan di
lingkungan udara akan
dan kesehatan meningkatkan
C2 pemanasan
global karena
Dampak 1 gas CO 2
memiliki efek 6
rumah kaca.

Dampak 2
6

8. Jelaskan dampak Zat Gas CO dan 8


pembakaran penyebab partikulat
senyawa karbon yang
hidrokarbon bagi dihasilkan dari
kesehatan pembakaran
tidak sempurna
senyawa
C2 hidrokarbon
dapat
menyebabkan
gangguan pada
kesehatan. Gas
CO bersifat
beracun dan
sangat
berbahaya bila
Level Indikator
No Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif Soal

Dampak 1 terhirup dalam


jumlah yang
6
banyak.
Partikulat
karbon jika
masuk ke sistem
pernapasan
dapat
menyebabkan
gangguan
seperti
influenza, asma,
hingga kanker
paru-paru.

Dampak 2

Total 100
BAHAN AJAR

KIMIA

PEMBAKARAN HIDROKARBON

Kelas : XI

Reaksi Pembakaran Hidrokarbon

Reaksi pembakaran adalah reaksi oksidasi-reduksi yang memerlukan gas oksigen dan biasanya
disertai dengan nyala api. Reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon biasanya disertai dengan
pelepasan energi yang besar Reaksi pembakaran terhadap senyawa hidrokarbon dapat dibagi
menjadi dua jenis berdasarkan banyaknya oksigen yang ikut bereaksi, yaitu:
1. Reaksi Pembakaran Sempurna
Reaksi pembakaran dikatakan sempurna bila senyawa hidrokarbon dan gas oksigen
dapat terbakar seluruhnya pada satu waktu tertentu. Reaksi ini dapat terjadi ketika
terdapat konsentrasi gas oksigen yang berlimpah. Pembakaran yang berlangsung
sempurna akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
Contoh: Reaksi pembakaran sempurna dari bensin (oktana)
2C8 H18 (g) + 25O 2 (g) → 16CO2 (g) + 18H2 O (g)

2. Reaksi Pembakaran Tidak Sempurna


Reaksi pembakaran dapat berlangsung tidak sempurna bila dalam proses
pembakarannya tidak mendapatkan cukup suplai oksigen. Reaksi ini biasanya
berlangsung jika pembakaran terjadi di ruangan tertutup dengan kandungan oksigen
yang terbatas. Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon
monoksida dan uap air, serta partikulat karbon (jelaga) jika keadaan oksigennya sangat
kurang.
Contoh: Reaksi pembakaran tidak sempurna dari bensin (oktana)
2C8 H18 (g) + 17O 2 (g) → 16CO (g) + 18H2 O (g) (jumlah oksigen terbatas)
2C8 H18 (g) + 9O 2 (g) → 16CO (g) + 18H2 O (g) (sumlah oksigen sangat terbatas)

Sifat Zat Hasil Pembakaran Hidrokarbon


1. Karbon dioksida
Karbon dioksida berwujud gas pada suhu ruang. Merupakan gas yang tidak berwarna
dengan densitas sekitar 60% lebih besar daripada udara kering. Secara alami gas ini
terdapat dalam atmosfir bumi dengan konsentrasi yang sangat rendah. Pada kondisi
normalnya di atmosfir gas ini tidak membahayakan. Bahkan dibutuhkan oleh tumbuha n
untuk proses fotosintesis.
2. Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta
mudah terbakar. Kerapatannya sedikit lebih rendah daripada udara. Gas ini beracun
bagi semua hewan yang memiliki hemoglobin dalam darahnya, termasuk manusia.
3. Partikulat karbon
Partikulat karbon merupakan butiran-butiran arang halus hasil samping pembakaran
bahan bakar, terutama bahan bakar dengan nilai oktan rendah. Partikulat ini biasanya
terdispersi di udara dan menyebabkan pembakaran bisa menghasilkan asap yang
berwarna hitam.

Dampak Pembakaran Hidrokarbon


1. Dampak terhadap lingkungan
Karbon dioksida dalam kadar yang berlebihan di atmosfer dapat mengakiba tka n
pemanasan global. Hal ini karena karbon dioksida memiliki sifat yang disebut efek
rumah kaca yang mana ia akan menyerap energi panas yang dipantulkan oleh
permukaan bumi kemudian menahan panas itu tetap berada dalam atmosfir. Adanya
efek ini mengakibatkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
2. Dampak terhadap kesehatan
Karbon monoksida memiliki sifat beracun. Jika terhirup dalam kadar yang rendah dapat
menyebabkan seseorang mengalami sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih
tinggi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran (pingsan) hingga kematian.
Partikulat karbon yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa
hidrokarbon dapat menjadi penyebab utama polusi udara khususnya di kawasan
perkotaan yang padat dengan kendaraan bermotor, maupun di kawasan industri. Jika
udara yang tercemar partikulat karbon itu terhirup, maka dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada sistem pernapasan seperti influenza, asthma, hingga kanker paru-paru.
Terpapar udara yang mengandung partikulat karbon dalam jangka waktu yang lama
bahkan dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, hingga menyebabkan
penyakit jantung.

Cara Menangani dan Mengurangi Dampak Pembakaran Hidrokarbon


Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengangani atau mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari pembakaran senyawa karbon antara lain:
- Melakukan penghijauan dengan penanaman hutan kembali, agar gas CO 2 hasil
pembakaran dapat dikurangi melalui proses fotosintesis pada tumbuhan.
- Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dengan bersepeda atau berjalan kaki
untuk bepergian yang jaraknya tidak terlalu jauh. Atau dengan memanfaa tka n
transportasi umum.
- Melakukan pemeliharaan terhadap mesin-mesin yang memerlukan bahan bakar, agar
pembakaran berlangsung sempurna dan tidak menghasilkan hasil samping yang
berbahaya.
- Menggunakan bahan bakar dengan sumber energi lain yang lebih ramah lingkunga n
seperti listrik tenaga air, listrik tenaga surya, dan lain-lain.
- Jika kita berada di kawasan dengan tingkat polusi udara yang cukup tinggi, hendaknya
menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan kita dari terpapar zat-zat
hasil pembakaran yang berbahaya bagi kesehatan,
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

KIMIA

DAMPAK PEMBAKARAN HIDROKARBON

Kelas : XI

Kelompok :

Nama : 1. ................................................... 4. ....................................................

2. ................................................... 5. ....................................................

3. ...................................................

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menjelaskan reaksi dan sifat zat hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
serta cara menangani dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan melalui diskusi
kelompok berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampila n
berkomunikasi.
Fase 1 : Orientasi pada Masalah

Perhatikan video berikut!

Bacalah artikel berikut!

Warga Bogor Klaim Derita Gangguan Pernapasan Akibat Terkontaminasi Polusi


Pabrik Bekasi
Selasa, 9 Januari 2018

Sebanyak 12 warga Kecamatan Gunung Lima warga Kecamatan Gunung Putri,


Putri, Kabupaten Bogor mendatangi pabrik Kabupaten Bogor menderita gangguan
PT Millenium di Kecamatan Bantargebang, pernapasan akibat terkontaminasi polusi
Kota Bekasi, Selasa (9/1) pagi. Kedatangan dari pabrik PT Millenium.
warga yang dikawal Dinas Lingkungan
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa
Hidup Kota Bekasi dan Polsek Bantargebang
pencucian bahan jeans di Kecamatan
ini meminta perusahaan tersebut untuk
Bantargebang, Kota Bekasi ini langsung
menghentikan produksi karena
menghentikan produksinya pada Selasa
mencemarkan lingkungan.
(9/1).
"Penyakit asma anak saya, Muhammad Atar termasuk anak saya yang mengalami
Tirtana (15) lebih sering kambuh akibat gangguan pernapasan," kata Tirtana.
polusi udara yang dihasilkan oleh pabrik
Menurut dia, kejadian ini sudah dirasakan
ini," ujar Tirtana pada Selasa (9/1).
warga sejak empat tahun terakhir.
Tirtana mengatakan, asap buangan yang
Warga sudah melapor ke pemerintah
dihasilkan perusahaan itu keluar dari
daerah setempat untuk mengeceknya.
corong cerobong pabrik hasil pengeringan
bahan jeans. Alhasil, pabrik ini disegel pemerintah pada
2017 lalu.
Asap itu dihasilkan sebagai hasil samping
dari pembakaran bahan bakar untuk "Meski disegel, mereka tetap beroperasi.
pengeringan bahan jeans. Ini sebetulnya menyalahi aturan," ujarnya.
(faf)
"Asap itu keluar dan mengarah ke
permukiman warga. Ada lima orang Sumber: www.wartakota.tribunnews.com

Diskusikan bersama kelompokmu masalah apa yang kamu temukan dari artikel di atas yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran!
Masalah yang diharapkan:
Penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor dan industri secara berlebihan dapat
mengakibatkan polusi udara yang akan membahayakan kesehatan.

Fase 2 : Mengorganisasikan
 Buatlah daftar mengenai hal-hal apa saja yang sudah kamu ketahui, dan hal-hal yang
perlu kamu ketahui untuk menyelesaikan permasalahan di atas!
Sudah diketahui Perlu diketahui

Jawaban yang diharapkan Pertanyaan yang diharapkan

 Asap buangan pabrik merupakan hasil  Bagaimana sifat zat hasil reaksi
dari pembakaran bahan bakar. pembakaran senyawa hidrokarbon?
 Bahan bakar biasanya mengand ung  Apa saja dampak yang mungk in
senyawa hidrokarbon. ditimbulkan oleh zat hasil
 Pembakaran senyawa hidrokarbon pembakaran hidrokarbon?
dapat berlangsung sempurna dan tidak  Mengapa asap hasil pembakaran
sempurna serta menghasilkan gas hidrokarbon dapat menyebabkan
karbon dioksida, karbon monoksida gangguan pernapasan?
dan partikulat karbon.  Bagaimana cara menangani dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran
senyawa hidrokarbon?
Fase 3 : Penyelidikan Kelompok
Untuk mencari solusi dari masalah di atas, temukanlah apa saja hal-hal yang kamu perlu
ketahui dengan mencari di berbagai sumber yang relevan!
 Pertanyaan:
Bagaimana sifat zat hasil reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon?

 Jawaban: (jawaban yang diharapkan)


 Karbon dioksida berwujud gas pada suhu ruang. Merupakan gas yang tidak berwarna
dengan densitas sekitar 60% lebih besar daripada udara kering. Secara alami gas ini
terdapat dalam atmosfir bumi dengan konsentrasi yang sangat rendah. Pada kondisi
normalnya di atmosfir gas ini tidak membahayakan. Bahkan dibutuhkan oleh tumbuha n
untuk proses fotosintesis.
 Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, serta mudah terbakar.
Kerapatannya sedikit lebih rendah daripada udara. Gas ini beracun bagi semua hewan
yang memiliki hemoglobin dalam darahnya, termasuk manusia.
 Partikulat karbon merupakan butiran-butiran arang halus hasil samping pembakaran
bahan bakar. Partikulat ini biasanya terdispersi di udara dan menyebabkan pembakaran
bisa menghasilkan asap yang berwarna hitam.

 Pertanyaan:
Apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan oleh zat hasil pembakaran hidrokarbon?

 Jawaban: (jawaban yang diharapkan)


 Karbon dioksida dalam kadar yang berlebihan di atmosfer dapat mengakiba tka n
pemanasan global. Hal ini karena karbon dioksida memiliki sifat yang disebut efek
rumah kaca yang mana ia akan menyerap energi panas yang dipantulkan oleh
permukaan bumi kemudian menahan panas itu tetap berada dalam atmosfir. Adanya
efek ini mengakibatkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
 Karbon monoksida memiliki sifat beracun. Jika terhirup dalam kadar yang rendah dapat
menyebabkan seseorang mengalami sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih
tinggi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran (pingsan) hingga kematian.
 Partikulat karbon yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa
hidrokarbon dapat menjadi penyebab utama polusi udara khususnya di kawasan
perkotaan yang padat dengan kendaraan bermotor, maupun di kawasan industri. Jika
udara yang tercemar partikulat karbon itu terhirup, maka dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada sistem pernapasan seperti influenza, asthma, hingga kanker paru-paru.
Terpapar udara yang mengandung partikulat karbon dalam jangka waktu yang lama
bahkan dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, hingga menyebabkan
penyakit jantung.
 Pertanyaan:
Mengapa asap hasil pembakaran hidrokarbon dapat menyebabkan gangguan pernapasan?

 Jawaban: (jawaban yang diharapkan)


Pembakaran senyawa hidrokarbon dapat mengakibatkan sistem pernapasan menjadi
terganggu. Hasil pembakaran senyawa hidrokarbon yang dapat mengakibatkan ganggua n
pada sistem pernapasan adalah gas CO dan partikulat karbon. Gas CO yang memiliki sifat
beracun, jika terhirup akan masuk ke darah dan terikat ke hemoglobin lebih kuat
dibandingkan oksigen. Hal ini akan menyebabkan tubuh kita kekurangan oksigen.
Kurangnya oksigen ini mula-mula menimbulkan gejala sesak napas dan pucat. Pada kadar
yang lebih tinggi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran (pingsan) hingga kematian.
Partikulat karbon memiliki ukuran yang sangat kecil, sekitar 2,5 pm. Jauh lebih kecil
dibanding butiran pasir (90 pm), ataupun butiran debu (10 pm). Hal ini karena partikula t
ini ukurannya sangat kecil dan sangat memungkinkan untuk terhirup masuk ke dalam paru-
paru. Jika sudah terhirup masuk ke paru-paru, maka ia dapat masuk ke bagian yang sangat
dalam di paru paru. Jika sudah masuk ke paru-paru maka akan dapat menyebabkan
gangguan yang serius. Inilah yang akan mengakibatkan berbagai penyakit seperti asthma,
dan gangguan pernapasan yang lainnya.

 Pertanyaan:
Bagaimana cara menangani dan mengurangi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon?

 Jawaban: (jawaban yang diharapkan)


Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengangani atau mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari pembakaran senyawa karbon antara lain:
- Melakukan penghijauan dengan penanaman hutan kembali, agar gas CO 2 hasil
pembakaran dapat dikurangi melalui proses fotosintesis pada tumbuhan.
- Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dengan bersepeda atau berjalan kaki
untuk bepergian yang jaraknya tidak terlalu jauh. Atau dengan memanfaa tka n
transportasi umum.
- Melakukan pemeliharaan terhadap mesin-mesin yang memerlukan bahan bakar, agar
pembakaran berlangsung sempurna dan tidak menghasilkan hasil samping yang
berbahaya.
- Menggunakan bahan bakar dengan sumber energi lain yang lebih ramah lingkunga n
seperti listrik tenaga air, listrik tenaga surya, dan lain-lain.
- Jika kita berada di kawasan dengan tingkat polusi udara yang cukup tinggi, hendaknya
menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan kita dari terpapar zat-zat
hasil pembakaran yang berbahaya bagi kesehatan,
Jawablah juga pertanyaan di bawah ini!

Zat apa saja yang mungkin dihasilkan pada pembakaran hidrokarbon?

Pada pembakaran hidrokarbon selain dapat dihasilkan gas CO 2 dan uap air, dapat juga
menghasilkan gas CO dan partikulat karbon.

Pada kondisi pembakaran yang seperti apa zat-zat tersebut dapat terbentuk?

Pada keadaan oksigen berlebih, pembakaran senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO 2
dan uap air.

Pada keadaan oksigen yang terbatas, pembakaran senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas
CO dan uap air.

Sedangkan pada keadaan oksigen yang sangat terbatas, pembakaran senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan partikulat karbon dan uap air.

Fase 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Jika kamu sudah menemukan apa-apa saja yang perlu kamu ketahui di atas, sekarang
coba usulkan satu gagasan untuk memecahkan masalah yang sudah kita rumuskan!

Gagasan yang diharapkan:


 Bagi pihak perusahaan hendaknya melakukan perawatan terhadap alat-alat yang
menggunakan bahan bakar, meminimalisir penggunaan bahan bakar, dan mengga nti
penggunaan bahan bakar dengan yang lebih ramah lingkungan, serta melakukan
pengolahan terlebih dahulu untuk meminimalisir dampak negatif dari pembuanga n
limbahnya ke lingkungan.
 Pemerintah pun perlu menerapkan peraturan yang tegas terkait pembatasan penggunaa n
kendaraan bermotor, serta terkait perijinan operasional suatu perusahaan.
 Pihak masyarakat pun harus turut menjaga kebersihan dan kesehatan lingkunga n.
Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Jika polusi sudah terjadi,
sebaiknya melakukan pencegahan dengan memakai masker yang sesuai untuk
melindungi pernapasan dari terpapar polusi udara.

Sajikanlah hasil penyelidikan kelompok anda dalam bentuk laporan tertulis!

Berdasarkan pengetahuan yang kalian miliki, tentukanlah hasil reaksi, serta setarakanlah
persamaan untuk reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon di bawah ini!

2 C8 H18 (g) + 25 O 2 (g) → 16 CO 2 (g) + 18 H2 O(g) (oksigen berlebih)

2 C8 H18 (g) + 17 O 2 (g) → 16 CO(g) + 18 H2 O(g) (oksigen berlebih)

2 C8 H18 (g) + 9 O 2 (g) → 16 C(s) + 18 H2 O(g) (oksigen sangat kurang)


Fase 5 : Mengevaluasi Pemecahan Masalah

Jelaskan jenis-jenis reaksi pembakaran hidrokarbon, zat yang dihasilkan, beserta keadaan yang
menyebabkan reaksi tersebut dapat terjadi!

Reaksi pembakaran hidrokarbon terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Reaksi pembakaran sempurna, menghasilkan gas karbon dioksida, terjadi pada keadaan
oksigen yang berlebihan.

2) Reaksi pembakaran yang tidak sempurna, dapat menghasilkan gas karbon monoksida
dalam keadaan oksigen yang terbatas, serta menghasilkan partikulat karbon dalam keadaan
oksigen yang sangat terbatas.

Presentasikan gagasan yang telah kalian buat! Perhatikan gagasan yang dipresentas ika n
kelompok temanmu! Bandingkan gagasan yang mereka berikan dengan gagasanmu!
Diskusikan bagaimana solusi yang paling tepat untuk masalah tersebut!

Semangat Belajar !! 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Termokimia
Sub Materi Pokok : Perpindahan energi
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia melalui praktikum untuk membedakan sistem dan lingkungan serta reaksi
endoterm dan eksoterm untuk mengembangkan sikap aktif

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
3.4 Menjelaskan konsep 3.4.1 Menjelaskan perbedaan sistem Menunjukkan sikap aktif ketika
perubahan entalpi reaksi dan Lingkungan melalui pembelajaran mengenai konsep
pada tekanan tetap dalam percobaan. energi ikatan.
persamaan termokimia. 3.4.2 Menyebutkkan pengertian
entalpi dan perubahan entalpi
reaksi pada tekanan tetap
3.4.3 Membedakan reaksi endoterm
dan eksoterm melalui percobaan
4.4 Menyimpulkan hasil analisis 4.4.1 Terampil
data percobaan termokima mengkomunikasikan hasil
pada tekanan tetap. diskusi mengenai konsep
perubahan entalpi reaksi
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Inti
No Pengetahuan Materi Pembelajaran
1 Faktual  Kalor dapat berpindah dari satu objek ke objek lain
 Reaksi kimia bersifat eksotermis dan endotermis
 Panas api dari pembakaran gas LPG dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan rumah tangga
 Tumbuhan hijau memanfaatkan sinar matahari untuk
melangsungkan proses fotosintesis.
 Reaksi karbit dengan air menghasilkan panas dan gas
asetilena digunakan untuk bermain meriam bambu dan
mempercepat pemasakan buah.
 Reaksi pelarutan urea bersifat endotermis.
2 Konsep  Sistem adalah bagian khusus dari alam yang menjadi pusat
pengamatan.
 Secara fisik Sistem terbagi menjadi tiga bagian
 Sistem terbuka : Materi dan energi dapat berpindah
 Sistem tertutup : Materi tidak dapat berpindah
namun energi masih mungkin untuk berpindah.
 Sistem terisolasi : materi dan energi tidak dapat
berpindah
 Lingkungan adalah bagian dari alam yang berada diluar
sistem.
 Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan
pelepasan energi ke lingkungan
 Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan
penyerapan energi dari lingkungan.
3 Prosedural a. Melakukan percobaan untuk membedakan reaksi eksoterm
dan endoterm

D. METODE PEMBELAJARAN
Model Model Pembelajaran : Discovery learning
Pendekatan pembelajaran : Saintifik
Metode pembelajaran : Eksperimen
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Video reaksi eksoterm :
 Fenomena pencampuran batu kapur dengan air sebelum digunakan untuk
keperluan bangunan.
2. Video reaksi endoterm:
 Fenomena pembekuan lapisan air pada balok kayu sehingga kayu menempel
pada dasar labu sebagi akibat dari reaksi Barium hidroksida oktahidrat dengan
ammonium tiosianat yang sangat endotermis.
3. LKPD Perpindahan Energi
4. PPT Perpindahan energi

F. SUMBER BELAJAR

Pegangan Peserta Didik

Watoni, A, H. 2014. Kimia Untuk SMA/ MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. (halama n
67-77)
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sintaks Deskripsi Kegiatan Ketercapaian Alokasi waktu


Indikator (menit)
Pendahuluan a. Apersepsi 10
Peserta didik menjawab pertanyaan tentang materi prasyarat:
Sebutkan Bentuk-bentuk energi yang kalian ketahui!
Energi listrik, energi kimia, energi panas, energi bunyi, energi nuklir.

b. Motivasi
Pendidik memberikan motivasi untuk memusatkan perhatian siswa
dengan menampilkan gambar berikut!

P : Energi apa yang terlibat ketika api menyala seperti gambar diatas?
Siswa diharapkan menjawab “energi panas”

P: Mengapa kita bisa merasakan panasnya api walaupun tidak


menyentuh api secara langsung? Diharapkan siswa menjawab “ karena
terjadi perpindahan energi ke lingkungan”. Untuk menjawab
pertanyaan–pertanyaan tersebut, mari kita simak pembelajaran hari ini.

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada poin A.


d. Peserta didik mendapatkan Lembar Kerja Peserta Didik
e. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
3 sampai 4 orang.
Inti 1. Stimulasi 60
a. Peserta didik mengamati video pencampuran batu kapur dengan
air (sangat eksotermis) dan reaksi pencampuran Barium
hidroksida oktahidrat dengan Ammonium tiosianat yang
bersifat sangat endotermis
2. Identifikasi Masalah
b. Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan
permasalahan yang diamati pada kegiatan 1.
Rumusan masalah yang diharapkan
1. Mengapa batu kapur dicampur dengan air bisa mendidih?
2. Mengapa balok kayu bisa menempel erat pada dasar
erlenmayer yang berisi campuran Barium hidroksida
oktahidrat dengan Ammonium tiosianat ?
PD : “Kita akan menelusuri jawaban yang benar untuk kedua
pertanyaan tadi. Sebelum kita mengetahui jawaban yang sebenarnya,
mari kita coba untuk berhipotesis. Kira-kira apa jawaban yang tepat
untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut? Tuliskan jawaban
sementaramu pada bagian HIPOTESIS di LKPD.
c. Peserta didik menuliskan (hipotesis) jawaban sementara dari pertanyaan
yang sudah dirumuskan.
Jawaban yang diharapkan
1. Karena panas yang dihasilkan dari pencampuran merambat ke
dinding drum.
2. Karena campuran Barium hidroksida okta hidrat dengan
Ammonium tiosianat dapat membekukan tetesan air pada
balok kayu sehingga dasar labu dapat menempel kuat pada
balok kayu.
3. Mengumpulkan Data
d. Peserta didik melakukan studi pustaka dan diskusi bersama teman
kelompoknya mengenai sistem dan lingkungan, pengertian entalphi dan
perubahan entalphi, serta reaksi eksoterm dan endoterm.
e. Peserta didik melakukan percobaan berikut:
Cara Kerja
Langkah kerja percobaan 1.
1. Masukkan barium hidroksida (Ba(OH)2 ) ke dalam labu
erlenmayer 100 mL sebanyak 10 spatula, asumsikan bahwa suhu
Ba(OH)2 sama dengan suhu ruangan.
2. Tambahkan 10 spatula ammonium tiosianat (NH4 SCN), lalu
aduk campuran menggunakan batang pengaduk. Ukur suhu
larutan dan catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
Langkah kerja percobaan 2
1. Tuangkan 20 mL larutan cuka (CH3 COOH) 25 % kedalam labu
erlenmayer 100 mL, ukur suhu awalnya menggunaka n
termometer.
2. Tambahkan 3 sendok kecil natrium bikarbonat (NaHCO 3 ) ke
dalam larutan (CH3 COOH), lalu aduk campuran menggunaka n
batang pengaduk.
3. Ukurlah suhu larutan asam asetat yang telah ditambahkan soda
kue menggunakan termometer.
4. Catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.

Langkah kerja percobaan 3


1. Masukkan 30 mL larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam labu
erlenmayer 100 mL, ukur suhu awalnya menggunaka n
termometer
2. Tambahkan 30 mL larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M ke
dalam labu erlenmayer 100 mL yang berisi larutan HCl, lalu
aduk rata campuran menggunakan batang pengaduk.
3. Ukurlah suhu larutan HCl yang telah ditambahkan larutan
NaOH menggunakan termometer.
4. Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.

Langkah kerja percobaan 4


1. Masukkan 100 mL Aquades (H2 O) ke dalam gelas kimia. Ukur
suhu air tersebut menggunakan termometer. Catat Suhu yang
diperoleh.
2. Tuangkan Akuades tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi
100 gram kalsium karbida (CaC2 ) , ukur suhu campuran tersebut
setelah 1 menit terjadinya reaksi.
3. Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
f. Peserta didik menuliskan alat dan bahan yang dibutuhkan pada
tabel berikut.

Alat Jumlah Bahan Jumlah

g. Peserta didik menuliskan hasil percobaan dalam bentuk tabel.

4. Pengolahan Data
h. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dan mengisi pertanyaan
yang terdapat pada LKPD berdasarkan data yang telah didapatkan.
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik.
1. Mengapa sebelum reaksi dilangsungkan perlu dilakukan
pengukuruan suhu awal dan suhu akhir larutan yang akan
direaksikan ?
Jawaban : Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan energi
selama proses reaksi berlangsung yang diamati berdasarkan
perubahan suhu.
2. Apakah terjadi perubahan panas (suhu) setelah zat direaksikan
pada masing- masing langkah percobaan diatas?jelaskan !
Jawaban : iya, pada percobaan 1 dan 2 terjadi perpindahan
energi dari lingkungan ke sistem (penyerapan energi oleh
sistem) yang ditandai dengan suhu larutan yang menurun
setelah terjadi reaksi. Sedangkan pada reaksi 3 dana 4 terjadi
perpindahan energi dari sistem ke lingkungan (pelepasan
energi oleh sistem) yang ditunjukkan dengan meningkatnya
suhu larutan setelah terjadi reaksi.

3. Berdasarkan arah perpindahan suhu yang kalian amati,


tentukan komponen zat yang berperan sebagai sistem dan
lingkungan !
Jawaban :
Percobaan 1
Sistem : Reaksi Ba(OH)2 .8H2 O(s) + NH4 SCN(s)
Percobaan 2
Sistem : Reakasi CH3COOH(aq) + NaHCO3 (s)
Percobaan 3
Sistem :Reaksi HCl(aq) + NaOH(aq)
Percobaan 4
Sistem : Reaski CaC 2 (s) + H2 O(l)
Lingkungan : selain yang disebutkan pada sistem masing-
masing percobaan.
4. Perhatikan tayangan video berikut. Manakah diantara ketiga
wadah tersebut yang disebut sebagai sistem terbuka, sistem
tertutup, dan sistem terisolasi? Jelaskan !
Jawaban :
a. Wadah 1 disebut sebagai sistem terbuka karena materi dan
energi dapat berpindah ke lingkungan. Dalam video terlihat
uap air keluar dari gelas dan gelas terasa panas saat
dipegang.
b. Wadah 2 disebut sebagai sitem tertutup karena materi tidak
dapat berpindah ke lingkungan, (tidak terlihat uap air yang
keluar dari gelas) tetapi energi masih dapat berpindah dari
sistem ke lingkungan (dinding gelas masih terasa panas).
c. Wadah 3 disebut sebagai sistem terisolasi karena tidak ada
materi dan energi yang dipindahkan dari sistem ke
lingkungan. Dalam video tidak terlihat uap air dan dinding
termos tidak terasa panas.
5. Barium hidroksida oktahidrat yang ditambahkan dengan
Ammonium tiosianat mengalami reaksi sesuai persamaan:

Ba(OH)2 .8H2 O(s) + 2NH4 SCN(s)  Ba(SCN)2 (aq) + 2NH3 (g) + H2 O(l)
Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm?Mengapa?
Jawaban : endoterm karena sterjadi penurunan suhu setelah
terjadi reaksi.
6. Larutan cuka yang ditambahkan soda kue mengalami reaksi
sesuai persamaan:
CH3 COOH(aq) + NaHCO3(s)  CH3 COONa(aq) + CO2 (g) + H2 O(l)
Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm? Mengapa?
Jawaban : endoterm karena suhu larutan menurun yang
menunjukkan terjadi penyerapan energi dalam bentuk panas
oleh sistem dari lingkungan.
7. Larutan asam klorida yang ditambahkan larutan natrium
hidroksida mengalami reaksi sesuai persamaan:

HCl (aq) + NaOH (aq)  NaCl (aq) + H2 O (l)


Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm? Mengapa?
Jawaban : eksoterm karena suhu rata-rata larutan meningkat
yang menunjukkan terjadi pelepasan energi dalam bentuk
panas oleh sistem ke lingkungan.
8. Kalsium karbida yang ditambahkan aquades mengalami reaksi
sesuai persamaan:

CaC2 (s) + 2H2 O(l) → C2 H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)


Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm? Mengapa?
Jawaban : eksoterm karena suhu larutan meningkat yang
menunjukkan terjadi pelepasan energi dalam bentuk panas
oleh sistem ke lingkungan.
5. Menguji Hipotesis
i. Peserta didik diminta untuk membandingkan hipotesis dengan
materi yang telah mereka pelajari. Apakah hipotesis yang peserta
didik sesuai dengan hasil yang didapatkan dari pembelajaran hari
ini?
 Jika sesuai, pembelajaran dilanjutkan.
 Jika tidak sesuai, manakah jawaban yang benar?
6. Membuat Kesimpulan
i. Peserta didik dibimbing untuk menyampaikan kesimpulan berkaitan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini.
Diharapkan peserta didik menyampaikan kesimpulan berikut
1. Reaksi batu kapur dengan air bersifat eksoterm. Panas yang
dihasilkan dari reaksi ditransfer ke lingkungan yang
menyebabkan dinding drum menjadi terasa panas ketika
disentuh.
2. Labu erlenmayer dapat menempel pada balok basah karena
reaksi yang terjadi di dalam labu tersebut bersifat endotermis.
Reaksi tersebut menyerap kalor dari lingkungan sehingga air
yang terdapat pada balok membeku dan menyebabkan balok
dan labu menempel.
3. Secara fisik sistem dibedakan menjadi 3 , yaitu sistem terbuka
(materi dan energi dapat berpindah ke lingkungan), sistem
tertutup (hanya energi yang yang dapat dipindahkan ke
lingkungan), dan sistem terisolasi (materi dan energi tidak
dapat dipindahkan ke lingkungan).
4. Setiap reaksi kimia mengalami perubahan entalpi yang dapat
diamati melalui perubahan suhu sebelum dan sesudah terjadi
reaksi.
5. Entalphi adalah panas reaksi pada tekanan tetap.
6. Berdasarkan perubahan entalpi, reaksi kimia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi eksoterm.
7. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan pelepasan
energi oleh sistem ke lingkungan.
8. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan
penyerapan energi oleh sistem dari lingkungan.

Kegiatan a. Peserta didik menyelesaikan soal untuk mengeta hui 20


Akhir ketercapaian pembelajaran.
b. Peserta didik mendengarkan informasi tentang materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
c. Peserta didik berdoa dan mengucapkan salam.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis LKPD
Soal Uraian
Sikap Non Tes Observasi Check List
I. Lampiran-lampiran
1. Lampiran 1. Lembar penilaian pengetahuan
2. Lampiran 2. Lembar penilaian sikap
3. Lampiran 3. Bahan Ajar
4. Lampiran 4. Lembar kerja peserta didik (LKPD)
KISI- KISI DAN BUTIR SOAL
Kelas/ semester : XI/ Ganjil
Materi : Termokimia
Sub-materi : Perpindahan Energi
Kompetensi Dasar : 3.4 Menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam persamaan termokimia.

Penilaian Aspek Pengetahuan


Jenis : Tes
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk : Soal Uraian

Indikator Indikator soal Nilai Soal Jawaban Ranah


Kognitif
3.4.1  Menuliskan 33.3 1. Jelaskan perbedaan sistem dan a. Sistem adalah bagian khusus dari C2
Menjelaskan pengertian lingkungan. Berikan satu contoh alam yang menjadi pusat
sistem keadaan yang menggamba rka n pengamatan, misalnya reaksi kimia.
perbedaan sebuah sistem dan lingkungan. b. Lingkungan adalah bagian dari alam
sistem dan  Menuliskan yang berada diluar sistem.
Lingkungan pengertian 33.3 Contoh :
Lingkungan Sistem : reaksi air dengan karbit
melalui Lingkungan : semua hal selain yang
percobaan. 
Menuliskan disebutkan pada sistem.
satu contoh 33.3
sistem dan
lingkungan
3.4.2  Menuliskan 50 2. Tuliskan defenisi dan persamaan a. Perubahan entalpi adalah C2
Menyebutkan pengertian perubahan entalpi yang menyerta i jumlah panas yang
pengertian
perubahan perubahan kimia maupun dipindahkan ke dalam atau ke
entalphi. perubahan fisika! luar sistem yang mengalami
entalphi dan perubahan kimia atau fisika
pada tekanan tetap.
perubahan  Menuliskan 50 b. Persamaan perubahan
entalpi reaks i persamaan entalphi:
pada tekanan perubahan
eltalphi ∆H = Hakhir - HAwal
tetap

3.4.3.  Menuliskan 3. Jelaskan pengertian proses a. Proses eksotermis adalah proses C2


Membedak pengertian 25 eksotermis dan endotermis! yang disertai dengan pelepasan
an reaksi eksotermis. energi.
 Menuliskan 25 b. Proses endotermis adalah proses
eksoterm
proses yang disertai dengan penyerapan
dan reaksi
endotermis energi
endoterm
melalui
percobaan.

 Menuliskan 12,5 4. Perhatikan persamaan reaksi a. Reaksi eksoterm


1
C2
persamaan berikut ! CO(g) + O2 (g) → CO2 (g) + Panas
2
1
reaksi CO(g) + O2 (g) → CO2 (g) + Panas Karena pada produk dihasilkan panas.
2
eksoterm CO2 (g) + 2H2 O (l) + panas → CH4 (g) + b. Reaksi endoterm
2O2 (g) CO2 (g) + 2H2 O (l) + panas → CH4 (g) + 2 O2 (g)
 Menuliskan Berdasarkan reaksi diatas, Karena pada reaksi tersebut memerlukan panas
alasan manakah yang termasuk reaksi untuk menghasilkan produk.
mengapa eksoterm dan endoterm? Berikan
disebut alasannya!
sebagai 12,5
reaksi
eksoterm
 Menuliskan 12,5
persamaan
reaksi
endoterm
 Menuliskan 12,5
alasan
mengapa
disebut
sebagai
reaksi
endoterm

Skor yang diperoleh siswa


Nilai yang diperoleh siswa 
3
1. Penilaian Aspek Sikap
Jenis : Nontes
Teknik : Observasi
Bentuk : Check list
Indikator : Siswa dapat menunjukkan sikap aktif dalam membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm melalui
percobaan.
No. Nama Siswa Aspek Sikap yang dinilai Skor
Aktif bertanya Aktif memberikan pendapat Aktif berdiskusi dalam kelompok
1.
2.
3.

Rubrik Penilaian
Skor Keterangan
3 Jika ketiga aspek muncul
2 Jika hanya dua aspek muncul
1 Jika hanya satu aspek muncul
0 Jika tidak ada aspek yang muncul

Skor yang diperoleh siswa


Nilai yang diperoleh siswa  x100
3
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
Termokimia merupakan cabang dari ilmu termodinamika, yang mempelajari tentang kalor
yang menyertai reaksi kimia. Dalam sebagian besar reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan
energi yang berwujud perubahan kalor, baik kalor yang dilepaskan maupun diserap. Kalor
merupakan salah satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889) merumuskan Asas
Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain”.

Perubahan energi dapat terjadi karena adanya perpindahan energi dari sistem ke lingkunga n
atau sebaliknya. Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajar i
perubahan energi. Sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan
dapat memengaruhi sistem. Berdasarkan perpindahan materi dan energy yang mungkin terjadi
antara sistem dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi tiga, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup,
dan sistem terisolasi ketiga sistem memiliki karakteristik sebagai berikut

1. Antara sistem terbuka dengan lingkungan, baik materi maupun energy dapat keluar
masuk.
2. Antara sistem tertutup dengan lingkungan hanya dapat terjadi perpindahan energi.
3. Antara sistem terisolasi dengan lingkungan, baik materi maupun energi tidak dapat
keluar masuk.

Proses fisis dan reaksi kimia yang terjadi di alam maupun eksperimen di laboratorium lebih
banyak dilakukan pada tekanan tetap, sehingga kalor yang dihasilkannya dinyatakan dalam bentuk
perubahan entalpi (H).
Perubahan entalpi (∆H) merupakan selisih entalpi akhir dengan
entalpi awal, yang secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut

Perubahan entalpi (∆H) merupakan selisih entalpi (H) akhir dengan entalpi (∆H) awal. Pada suatu
reaksi kimia, Hakhir merupakan H dari produk sedangkan Hawal adalah H dari
reaktan sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan perpindahan kalor yang menyebabkan perubahan entalpi maka reaksi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

1. Reaksi Eksoterm
Eksoterm berasal dari kata exotherm, eks berarti keluar dan therm panas. Reaksi eksoterm
ialah reaksi yang melepaskan kalor. Karena melepaskan kalor maka entalpi standar hasil reaksi
(Hakhir) lebih kecil daripada entalpi standar pereaksi (Hawal), sehingga perubahan entalpi (∆H)
memiliki nilai negatif.
Hakhir < Hawal
Hakhir – Hawal < 0
∆H < 0
Sebagai contoh adalah reaksi: 2H2 (g) + O2 (g)  2H2 O(l)

Eksoterm : Kalor diberikan dari


sistem ke lingkungan
Energi

Gambar 1. Reaksi eksoterm


Sumber: Chang, 2011:232
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa reaksi ini merupakan reaksi eksotermik, energi total produk
lebih kecil dari total energi dari reaktan.

2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini, sistem
menyerap kalor dari lingkungan. Karena menyerap kalor dari lingkungan, maka entalpi standar
hasil reaksi bertambah besar, sehingga sehingga perubahan entalpi (∆H) memiliki nilai positif.
Hakhir > Hawal
Hakhir – Hawal > 0
∆H > 0
Sebagai contoh perhatikan reaksi dekomposisi raksa (II) oksida (HgO) pada suhu tinggi:
energi + 2HgO (s)  2Hg (l) + O2 (g)
Reaksi ini adalah proses endotermik, di mana panas harus diberikan ke sistem (yaitu, untuk
HgO) oleh lingkungan (gambar 3).

Endoterm : kalor diserap oleh


sistem dari lingkungan

Gambar 3. Reaksi endoterm


Sumber: Chang, 2011:232

Reaksi endoterm dapat diamati dengan turunnya suhu sistem, atau diperlukannya
energi selama reaksi berlangsung (agar reaksi berlangsung zat harus dipanaskan terus sampai
seluruh reaktan berubah menjadi zat hasil).
Kelompok : ………………………………………………………………………………..
Anggota : 1.…………………………………………………………………………….
2.…………………………………………………………………………….
3.…………………………………………………………………………….
4.…………………………………………………………………………….

Kelas …………………………………………………………………………………
Hari/ Tanggal : …………………………………………………………………………………
A. Stimulasi

Perhatikan tayangan video berikut!

B. Identifikasi Masalah

Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah kalian amati, tuliskan pada

kolom berikut!

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

Berdasarkan pertanyaan yang telah kalian susun, rumuskanlah hipotesis yang sesuai!

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………
C. Mengumpulkan Data

Carilah informasi dari berbagai literatur tentang sistem dan lingkungan, entalpi

dan perubahan eltalpi serta perbedaan reaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm

pada internet, kemudian lakukan percobaan berikut!

Cara Kerja
Langkah kerja percobaan 1.
3. Masukkan barium hidroksida (Ba(OH) 2) ke dalam labu erlenmayer
100 mL sebanyak 10 spatula, asumsikan bahwa suhu Ba(OH)2 sama
dengan suhu ruangan.
4. Tambahkan 10 spatula ammonium tiosianat (NH4SCN), lalu aduk
campuran menggunakan batang pengaduk. Ukur suhu larutan dan
catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
Langkah kerja percobaan 2
5. Tuangkan 20 mL larutan cuka (CH3COOH) 25 % kedalam labu erlenmayer 100
mL, ukur suhu awalnya menggunakan termometer.
6. Tambahkan 3 sendok kecil natrium bikarbonat (NaHCO 3) ke dalam larutan
(CH3COOH), lalu aduk campuran menggunakan batang pengaduk.
7. Ukurlah suhu larutan asam asetat yang telah ditambahkan soda kue
menggunakan termometer.
8. Catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.

Langkah kerja percobaan 3


5. Masukkan 30 mL larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam labu erlenmayer 100
mL, ukur suhu awalnya menggunakan termometer
6. Tambahkan 30 mL larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M ke dalam labu
erlenmayer 100 mL yang berisi larutan HCl, lalu aduk rata campuran
menggunakan batang pengaduk.
7. Ukurlah suhu larutan HCl yang telah ditambahkan larutan NaOH menggunakan
termometer.
8. Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
Langkah kerja percobaan 4
7. Masukkan 100 mL Aquades (H2O) ke dalam gelas kimia. Ukur suhu air tersebut
menggunakan termometer. Catat Suhu yang diperoleh.
8. Tuangkan Akuades tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi 100 gram kalsium
karbida (CaC2) , ukur suhu campuran tersebut setelah 1 menit terjadinya
reaksi.
9. Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
Berdasarkan langkah kerja percobaan, tuliskanlah alat dan bahan apa saja yang

kamu butuhkan.

Alat Jumlah Bahan Jumlah

1. Buatlah tabel hasil percobaan berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkan dari

hasil percobaan.

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………
D. Mengolah Data

Berdasarkan hasil percobaan dan study literatur yang telah kalian lakukan,

diskusikan pertanyakan berikut bersama dengan teman satu kelompok kalian!

9. Mengapa sebelum reaksi dilangsungkan perlu dilakukan pengukuruan suhu awal

dan suhu akhir zat yang akan direaksikan ?


Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan energi selama proses reaksi berlangsung
yang diamati berdasarkan perubahan suhu.
10. Apakah terjadi perubahan suhu setelah zat direaksikan pada masing-masing

langkah percobaan diatas?jelaskan !


iya, pada percobaan 1 dan 2 terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem
(penyerapan energi oleh sistem) yang ditandai dengan suhu larutan yang menurun setelah
terjadi reaksi. Sedangkan pada reaksi 3 dana 4 terjadi perpindahan energi dari sistem ke
lingkungan (pelepasan energi oleh sistem) yang ditunjukkan dengan meningkatnya suhu
larutan setelah terjadi reaksi.
11. Berdasarkan arah perpindahan suhu yang kalian amati, tentukan komponen zat

yang berperan sebagai sistem dan lingkungan !


Percobaan 1
Sistem : Reaksi Ba(OH)2 .8H2 O(s) + NH4 SCN(s)
Percobaan 2
Sistem : Reakasi CH3 COOH(aq) + NaHCO3 (s)
Percobaan 3
Sistem :Reaksi HCl(aq) + NaOH(aq)
Percobaan 4
Sistem : Reaski CaC 2 (s) + H2 O(l)
Lingkungan : selain yang disebutkan pada sistem masing- masing percobaan.
12. Perhatikan tayangan video berikut. Manakah diantara ketiga wadah tersebut
yang disebut sebagai sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi?
Jelaskan !
Jawaban :
d. Wadah 1 disebut sebagai sistem terbuka karena materi dan energi dapat berpindah ke
lingkungan. Dalam video terlihat uap air keluar dari gelas dan gelas terasa panas saat
dipegang.
e. Wadah 2 disebut sebagai sitem tertutup karena materi tidak dapat berpindah ke
lingkungan, (tidak terlihat uap air yang keluar dari gelas) tetapi energi masih dapat
berpindah dari sistem ke lingkungan (dinding gelas masih terasa panas).
f. Wadah 3 disebut sebagai sistem terisolasi karena tidak ada materi dan energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan. Dalam video tidak terlihat uap air dan dinding
termos tidak terasa panas.
13. Barium hidroksida oktaahidrat yang ditambahkan Amonium tiosianat mengalami
reaksi sesuai persamaan berikut.

Ba(OH)2.8H2O(s) + 2NH4SCN(s)  Ba(SCN)2(aq) + 2NH3(g) + H2O(l)

Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi


eksoterm?Mengapa?

Jawaban : endoterm karena sterjadi penurunan suhu setelah terjadi reaksi.

14. Larutan cuka yang ditambahkan baking soda mengalami reaksi sesuai
persamaan:

CH3COOH(aq) + NaHCO3(s)  CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi eksoterm?


Mengapa?

Jawaban :
endoterm karena suhu larutan menurun yang menunjukkan terjadi penyerapan energi
dalam bentuk panas oleh sistem dari lingkungan.
15. Larutan asam klorida yang ditambahkan natrium hidroksida mengalami reaksi
sesuai persamaan:

HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)

Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi eksoterm?


Mengapa?
Jawaban : eksoterm karena suhu rata-rata larutan meningkat yang menunjukkan terjadi
pelepasan energi dalam bentuk panas oleh sistem ke lingkungan.

16. Kalsium karbida yang ditambahkan aquades mengalami reaksi sesuai


persamaan:

CaC2(s) + 2 H2O(l) → C2H2(g) + Ca(OH)2(aq)

Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi eksoterm?


Mengapa?

Jawaban : eksoterm karena suhu larutan meningkat yang menunjukkan terjadi


pelepasan energi dalam bentuk panas oleh sistem ke lingkungan.

E. Menguji Hipotesis
Setalah melakukan studi literatur dan percobaan diatas, apakah hipotesis yang kamu
kemukakan pada poin “HIPOTESIS” sesuai dengan jawaban yang kamu kemukakan untuk
menjawab masing- masing pertanyaan pada poin “MEMPROSES DATA” ?

Hipotesis 1 : Sesuai/Tidak Sesuai

Jika tidak sesuai, manakah jawaban yang benar? Tuliskan jawaban yang benar untuk
pertanyaan 1 di poin B!
Jawaban yang tepat untuk Hipotesis 1:
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............

Hipotesis 2 : Sesuai/Tidak Sesuai

Jika tidak sesuai, manakah jawaban yang benar? Tuliskan jawaban yang benar untuk
pertanyaan 2 di poin B!
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
F. Merumuskan Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi yang telah kalian lakukan, tulislah kesimpulan yang kalian

peroleh pada kolom dibawah ini !

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/I
Materi Pokok : Termokimia
Sub Materi Pokok : Penentuan ∆H Reaksi dengan Kalorimeter
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia melalui percobaan dan diskusi penentuan kalor reaksi menggunakan
kalorimeter untuk mengembangkan sikap aktif dan kemampuan melakukan dan
menyimpulkan percobaan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Sikap
3.4 Menjelaskan 3.4.1 Menjelaskan perbedaan sistem dan Menunjukkan sikap
konsep perubahan lingkungan. aktif ketika
entalpi reaksi pada 3.4.2 Menjelaskan konsep perubahan pembelajaran
tekanan tetap entalpi reaksi pada tekanan. mengenai penentuan
dalam persamaan 3.4.3 Membedakan reaksi endoterm dan ∆H reaksi dengan
termokimia eksoterm melalui percobaan. kalorimeter.
3.4.4 Menjelaskan prinsip kerja
kalorimeter sederhana sebagai
sistem yang bekerja pada tekanan
tetap.
3.4.5 Menghitung kalor reaksi
netralisasi dengan menggunakan
kalorimeter sederhana.
3.4.6 Menentukan perubahan entalpi
reaksi dari kalor reaksi.
3.4.7 Menghitung kalor reaksi
pelarutan.
3.4.8 Menghitung kalor jenis suatu zat
3.4.9 Menghitung perubahan entalpi
reaksi pembakaran.

1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Sikap
4.4 Menyimpulkan 4.4.1 Melakukan percobaan
hasil analisis data kalorimeter sederhana
percobaan 4.4.2 Mengkomunikasikan kesimpulan
termokima pada hasil analisis data percobaan
tekanan tetap kalorimeter sederhana

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
a. Hukum kekekalan energi
b. Sistem dan Lingkungan
c. Reaksi eksoterm dan endoterm

2. Materi Inti
Fakta Konsep Prinsip Prosedural
 Kalorimeter  Kalorimeter  Kalorimeter  Langkah
sederhana dapat sederhana dapat menggunakan Penentuan kalor
dibuat dari cup digunakan untuk prinsip kerja reaksi netralisasi,
styrefoam bekas menentukan kalor pada tekanan kalor reaksi
dengan asumsi reaksi berdasarkan yang tetap. pelarutan dan kalor
sistem terisolasi. perubahan suhu yang jenis dapat
terjadi sebelum dan dilakukan dengan
sesudah reaksi menggunakan
kalorimeter
sederhana.
Larutan yang
digunakan adalah
larutan HCl 1 M
dan larutan NaOH
1 M.
 Kalorimeter  Asas Black  Kalorimeter
bomb dapat
digunakan untuk
 qlepas  qterima  bomb bekerja
pada volume
menghitung kalor digunakan untuk tetap
reaksi menghitung kalor
pembakaran dan reaksi hasil
mengukur nilai pengukuran dengan
kalori dari suatu kalorimeter
makamam sederhana.

2
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Model : Inkuiri terbimbing
dengan sintaks:
1) Fenomena
2) Merumuskan masalah
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
6) Kesimpulan
Metode : percobaan dan diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : ATK, papan tulis, alat dan bahan percobaan.
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang Percobaan Kalorimeter.

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Peserta didik Kimia Berbasis Eksperimen
untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Nama Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Ketercapaian Alokasi
Kegiatan IPK Waktu
Kegiatan Etika 1 menit
Pendahuluan a. Peserta didik menjawab salam dari pendidik
b. Peserta didik dan pendidik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik diperiksa kehadirannya
3 menit
Apersepsi
- Peserta didik diingatkan kembali mengenai
materi pada pertemuan sebelumnya yaitu
tentang sistem dan lingkungan.

3
- Peserta didik juga diingatkan kembali tentang
reaksi eksoterm dan endoterm.

Motivasi
- Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik 3 menit
terkait alasan air panas yang disimpan di gelas
akan cepat dingin dibandingkan dengan air
panas yang disimpan di dalam termos.
- Peserta didik juga ditanya mengenai
penyimpanan ikan di dalam kotak Styrofoam
yang biasanya digunakan oleh nelayan.
-
Kegiatan Inti 1. Mengamati Fenomena 2 menit
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4
orang
- Peserta didik mengamati fenomena yang
ada di LKS berkaitan dengan reaksi
fotosintesis yang memerlukan kalor dan
reaksi pembakaran yang menghasilkan
kalor. Salah satu reaksi yang melibatkan
perpindahan kalor adalah reaksi netralisasi
antara asam dengan basa.

2. Merumuskan Masalah
- Peserta didik membuat rumusan masalah 1 menit
berdasarkan fenomena yang mereka amati.

3. Merumuskan Hipotesis
- Peserta didik merumuskan jawaban 1 menit
sementara dari pertanyaan yang mereka
ajukan berdasarkan sumber yang relevan.

4. Mengumpulkan Data
- Peserta didik membuat rancangan 4.4.1 13
percobaan untuk membuktikan hipotesis menit
yang mereka buat. Rancangan yang
dimaksud terkait memilih alat dan bahan
serta membuat prosedur percobaan
- Peserta didik melakukan percobaan
berdasarkan rancangan yang mereka buat
- Peserta didik mengisi tabel pengamatan
selama percobaan berlangsung
- Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan

4
- Peserta didik menghitung kalor reaksi 3.4.5
netralisasi hasil percobaan dengan
kalorimeter menggunakan massa total
larutan, kalor jenis air dan perubahan suhu
yang terjadi sebelum dan sesudah reaksi. 3.4.6
- Peserta didik mencari kalor reaksi dalam 1
mol lalu menghubungkan kalor reaksi
dengan perubahan entalpi memperhatikan
jenis reaksinya.
- Peserta didik mehitung kalor reaksi hasil 3.4.7
pelarutan NaOH dalam air yang
menggunakan kalorimeter sederhana.
- Peserta didik menghitung kalor jenis 3.4.8
logam menggunakan kalorimeter
sederhana.
- Peserta didik menghitung kalor 3.4.9
pembakaran zat yang terjadi di dalam
kalorimeter.

5. Menguji Hipotesis
- Peserta didik membandingkan hipotesis 3.4.1 1 menit
yang mereka buat dengan hasil
mengumpulkan data
- Peserta didik menganalisis perbedaan atau
persamaan hipotesis dengan hasil
mengumpulkan data

6. Kesimpulan
- Peserta didik membuat kesimpulan 4.4.2 2 menit
berdasarkan hasil tahap-tahap
pembelajaran lainnya.
Kesimpulan yang diinginkan berkaitan
dengan prinsip kerja kalorimeter, kalor
reaksi netralisasi hasil percobaan, dan
perubahan entalpi dari reaksi tersebut.
- Beberapa peserta didik maju ke depan
untuk menghitung kalor pelarutan, kalor
jenis dan kalor pembakaran suatu zat
- Perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mengkomunikasikan kesimpulan diskusi
kelompoknya

Kegiatan 1. Konfirmasi 1 menit


Penutup - Salah satu peserta didik ditunjuk untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran .

5
- Peserta didik memperhatikan pendidik
memperjelas kesimpulan pembelajaran
hari ini.

2. Evaluasi 1 menit
- Peserta didik diberi soal sebagai pekerjaan
rumah yang dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Peserta didik diberi tugas untuk membuat
laporan percobaan yang telah mereka
lakukan.

3. Etika Penutup
- Peserta didik memperhatikan penjelasan
pendidik mengenai materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya 1 menit
yaitu tentang jenis-jenis perubahan entalpi
standar.
- Peserta didik dan pendidik berdoa
bersama.
- Peserta didik menjawab salam pendidik.

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Uraian
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
1) Rubrik Penilaian Keterampilan
Melakukan Percobaan
Keterampilan Non Tes Observasi 2) Rubrik Penilaian Keterampilan
Berkomunikasi
3) Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

6
b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Bandung, Oktober 2018


Guru Pamong, Mahasiswa Praktikan,

Dra. Hj. Iis Saomah Hanifah Jawas


NIP. 19600703 198303 2 007 NIM. 1708895

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing

Yanyan Supriatna R.S., S.Pd. Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP. 19640215 198903 1 008 NIP. 19611115 198601 2
001

7
RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI TES

Indikator Pencapaian
Jenjang Butir Soal Jawaban Skor
Kompetensi
3.4.4 Menjelaskan C2 Perhatikan gambar berikut Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap. 30
prinsip kerja Perpindahan kalor terlihat dari adanya perubahan suhu. Kalor
kalorimeter reaksi yang dihasilkan atau dilepas oleh sistem dapat diukur
sederhana sebagai dengan menggunakan prinsip asas Black.
sistem yang
bekerja pada
tekanan tetap

Jelaskan prinsip kerja kalorimeter di


atas!
3.4.5 Menghitung kalor C2 Ketika 10 mL larutan AgNO3 1 M  Mencari massa AgNO3 dan NaCl 15
reaksi dengan ditambahkan ke dalam 10 mL g
menggunakan larutan NaCl 1 M pada suhu 25 ᵒC di m AgNO3  V    10 mL  1 L  10 g
kalorimeter dalam kalorimeter, hingga terbentuk g
sederhana endapan dan suhu di kalorimeter m NaCl  V    10 mL 1 L  10 g
berubah menjadi 32,6 ᵒC. Jika kalor m AgNO  m NaCl  10 g  10 g  20 g
3
jenis larutan sama dengan kalor jenis
air yaitu 4,18 J/g. ᵒC dan massa jenis  Mencari T 5
larutan adalah 1 g/mL, maka kalor T  Takhir  Tawal  32,6 C  25C  7,6C
yang dilepaskan pada reaksi tersebut
adalah..

8
 Mencari kalor reaksi 25
qlepas  qterima
qreaksi  qair
qreaksi  m  c  T
qreaksi  20 g  4,18 J / g C  7, 6C
qreaksi  635,36 J
3.4.6 Menentukan C3 50 mL AgNO3 0,1 M dan 50 mL 0,1  Mencari T 5
perubahan entalpi HCl dicampur dalam kalorimeter T  Takhir  Tawal  23,11C  22,30C  0,81C
reaksi dari kalor sederhana, terjadi kenaikan suhu
reaksi dari 22,30 ᵒC hingga 23,11 ᵒC.  Mencari kalor reaksi 25
tentukan H dalam kJ/mol jika qlepas  qterima
massa larutan diasumsikan 100 g qreaksi  qair
dengan kalor jenis air 4,18 J/g ᵒC.
qreaksi  m  c  T
qreaksi  100 g  4,18 J / g C  0,81C
qreaksi  338,58 J 40
 Mencari kalor reaksi per satu mol
n  M  V  50 mL 1 M  50 mmol  0, 05 mol
n  M  V  50 mL 1 M  50 mmol  0, 05 mol
AgNO3  HCl  AgCl  HNO3
awal 0, 05 mol 0, 05 mol
reaksi 0, 05 mol 0, 05 mol 0, 05 mol 0, 05 mol
sisa 0 0 0, 05 mol 0, 05 mol
1 mol
 338,58 J  6771, 6 J / mol  6, 771 kJ / mol
0, 05 mol
Karena reaksi eksoterm, maka H  6, 771 kJ / mol

9
3.4.7 Menghitung kalor C2 3,52 gram sampel ammonium nitrat massa total  massa NH 4 NO3  massa air 5
reaksi pelarutan (NH4NO3) ditambahkan ke dalam
80 mL air pada tekanan konstan  3,52 gram  80 gram
dalam kalorimeter. Hasilnya, suhu  83,52 gram
larutan mengalami penurunan dari T  Takhir  Tawal  18,1C  21, 6C  3,5C 5
21.6°C hingga 18.1°C. hitunglah 15
kalor pelarutan dari ammonium qreaksi  mtotal  cair  T
nitrat tersebut! qreaksi  83,52 g  4,18 J / g.C  3,5 C  1221 J
Reaksi berjalan endoterm karena suhu mengalami penurunan
3.4.8 Menghitung kalor C2 Ketika kamu mengeringkan rambut qlepas  qterima 45
jenis zat dengan hair drier dan menggunakan qanting  qair
anting-anting pada saat yang
bersamaan, anting-antingmu terasa manting  canting  Tanting  Tcamp   mair  cair  Tcamp  Tair 
hangat. Ketika satu set anting-anting 5 g  clog am  (85, 4C  25, 67C )  25 g  4,18 J / C  (25, 67C  25C )
bermassa 5 g dengan suhu 85,4 ᵒC 298, 65  clog am  70, 015
dimasukkan ke dalam kalorimeter
clog am  0, 234 J / C
sederhana yang berisi 25 g air
dengan suhu 25 ᵒC, terjadi kenaikan
suhu hingga 25,67 ᵒC. hitunglah
kalor jenis anting-anting tersebut!
3.4.10 Menghitung C2 Sebuah sampel chocochip yang qlepas  qterima 40
perubahan memiliki massa 7,25 g dibakar qreaksi  qkalorimeter
entalpi reaksi dalam kalorimeter bomb yang
qreaksi  Ckalorimeter  T
pembakaran memiliki kapasitas kalor 59,97
kJ/ᵒC. Selama reaksi pembakaran qreaksi  59,97 kJ / C  3,9 C  233,883 kJ
berlangsung, suhu air dalam 233,83 kJ
kalorimeter mengalami kenaikan qreaksi   55,89 kkal
4,184 kkal
sebanyak 3,9 ᵒC. hitunglah kalori
1
yang di miliki sampel tersebut per untuk setiap gram chocochip   55,89 kkal  7, 7 kkal / gram
gramnya! (1 kkal = 4,184 kJ) 7, 25

Pedoman Penilaian

Nilai 
 Skor yang didapat 100
260

10
11
LEMBAR KERJA
SISWA

KELAS XI/1

Nama :
Kelas :
Sekolah :
Kelompok :
A. FENOMENA

Kalor adalah perubahan energi dalam


bentuk panas (mengalir dari satu materi ke materi
lain). Beberapa reaksi kimia melibatkan
perpindahan kalor. Ada reaksi yang melibatkan
pelepasan kalor seperti reaksi pembakaran dan
ada reaksi yang melibatkan penyerapan kalor
seperti reaksi fotosintesis. Setiap reaksi yang
melibatkan pelepasan dan penyerapan kalor
memiliki nilai kalor tertentu. Contohnya dalam
reaksi pembakaran gas metana dilepaskan kalor
sebesar 951,8 joule/mol.
Fotosintesis Pembakaran
Selain reaksi-reaksi yang disebutkan di atas,
salah satu reaksi lainnya adalah reaksi netralisasi.
Netralisasi adalah reaksi yang terjadi antara asam
dengan basa. Dalam reaksi netralisasi juga terjadi
perpindahan kalor. Perpindahan kalor tersebut
dapat diukur dengan kalorimeter sederhana.

B. MERUMUSKAN MASALAH
Pertanyaan apa yang muncul di benak kalian setelah membaca kalimat tersebut?
Tuliskan pertanyaan tersebut!
1. Jenis reaksi apa yang terjadi dalam reaksi netralisiasi?
2. Bagaimana prinsip kerja kalorimeter sederhana?
3. Berapa nilai dari kalor reaksi netralisasi?

C. MERUMUSKAN HIPOTESIS

Buatlah jawaban sementara berdasarkan pertanyaan yang kalian ajukan! (gunakan


sumber yang relevan)
1. Jenis reaksi yang terjadi pada reaksi netralisasi adalah reaksi eksoterm
2. Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap. Perpindahan kalor terlihat dari adanya
perubahan suhu. Kalor reaksi yang dihasilkan atau dilepas oleh sistem dapat diukur dengan
menggunakan prinsip asas Black.
3. Nilai kalor netralisasi adalah 56 kJ/mol
D. MENGUMPULKAN DATA

Desain Percobaan
Untuk menguji hipotesis yang telah kalian buat, buatlah rancangan percobaan
dengan cara mengikuti langkah langkah berikut.

1. Memilih Bahan dan Bahan


Berikut ini ada beberapa alat dan bahan yang disediakan
Alat Bahan
Gelas ukur 50 mL 2 buah Larutan NaOH 1 M 25 mL
Cup sterofoam 1 set Larutan HCl 1 M 25 mL
Tabung reaksi 2 buah Larutan NaCl 1 M 100 mL
Statif dan klem 1 set
Termometer 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Pipet tetes 2 buah

Pilihlah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam percobaan!

Alat Bahan
Gelas ukur 100 mL 2 buah Larutan HCl 1 M 25 mL
Cup sterofoam 1 set Larutan NaOH 1 M 25 mL
Statif dan klem 1 buah
Termometer 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Pipet tetes 2 buah

2. Merancang Percobaan

Perpindahan kalor dapat terlihat dari perubahan suhu.

Dengan menggunakan alat dan bahan yang telah kalian pilih sebelumnya,
rancanglah prosedur percobaan untuk menguji hipotesis yang telah kalian buat!

1. Masukkan larutan NaOH 1 M ke dalam labu ukur 100 mL


2. Ukur suhu larutan NaOH, lalu catat pada table pengamatan
3. Masukkan larutan HCl 1 M ke dalam labu ukur 100 mL
4. Ukur suhu larutan HCl, lalu catat pada table pengamatan
5. Set kalorimeter dengan menumpuk 2 cup sterofoam dan tutup dengan tutup yang
diberi lubang untuk termometer dan batang pengaduk
6. Gantungkan termometer pada statif dan klem
7. Masukkan larutan satu persatu lalu segera tutup
8. Catat perubahan suhu setiap 30 detik sekali
9. Catat suhu konstan sebagai suhu akhir larutan
3. Melakukan Percobaan
Lakukanlah percobaan sesuai dengan prosedur yang telah kalian rancang!

Tabel Pengamatan
Lengkapi tabel berikut berdasarkan hasil percobaan!
Larutan Volume (mL) Suhu (ᵒC)

Analisis Data

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian dapatkan, jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut!

1. Tentukan sistem dan lingkungan dalam reaksi yang terjadi di kalorimeter!

Sistem : Larutan yang ada di dalam kalorimeter


Lingkungan : segala sesuatu selain sistem
2. Bagaimana jenis sistem yang terdapat dalam reaksi di kalorimeter?

Jenis sistem adalah sistem terisolasi


3. Bagaimana perubahan suhu sebelum dan sesudah reaksi?

Suhu mengalami kenaikan


4. Bagaimana jenis reaksi yang terjadi dalam kalorimeter?

Jenis reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm

5. Kebanyakan reaksi kimia terjadi pada tekanan yang hampir sama dengan tekanan
ruang. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana prinsip kerja kalorimeter sederhana?

Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap

6. Jika massa jenis larutan 1 gram/liter, tentukan massa masing-masing larutan!


Massa NaOH : 100 gram
Massa HCl : 100 gram

7. Coba, ingat kembali tentang asas Black yang telah kalian pelajari di SMP,
bagaimana isi dari asas Black?
qlepas  qterima
8. Hubungkan asas Black dengan sistem dan lingkungan yang terdapat dalam
kalorimeter!

qreaksi = qair

9. Perhatikan data kalor jenis berikut!


Zat Kalor jenis (J/ g ᵒC)
H2O(l) 4,18
H2O(s) 2,03
Al(s) 0,89

Tentukan kalor reaksi yang terjadi dalam reaksi netralisasi tersebut!

q  mcT
q  200  4,18  5,5  4593 J .

10. Tentukan kalor reaksi netralisasi dalam satu mol!

Mol NaOH dan mol HCl


n  M  V  100 mL 1 M  100 mmol  0,1 mol
n  M  V  100 mL 1 M  100 mmol  0,1 mol
HCl  NaOH  NaCl  H 2O
awal 0,1 mol 0,1 mol
reaksi 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
sisa 0 0 0,1 mol 0,1 mol
1 mol
 4593J  45930 J / mol  45,93 kJ / mol
0,1 mol

11. Perubahan entalpi setara dengan kalor reaksi pada tekanan tetap. Berdasarkan hal
tersebut, berapa nilai perubahan entalpi dari reaksi tersebut?
q  H
H  45,93 kJ (karena reaksi eksoterm) (

Kalorimeter sederhana bukan hanya dapat menentukan kalor reaksi netralisasi. Namun
dapat pula digunakan untuk mengukur kalor pelarutan suatu zat.

12. Ketika 6,5 gram padatan NaOH dilarutkan dalam 100 gram air dalam
kalorimeter sederhana, suhu naik dari 26,6 ᵒC menjadi 37,8 ᵒC. Berapa kalor yang
dihasilkan dari pelarutan tersebut?

massa total  massa NaOH  massa air


 6,5 gram  100 gram
 106,5 gram
T  Takhir  Tawal  37,8 C  26,6 C  11, 2 C
qreaksi  mtotal  cair  T  106,5 gram  4,18 J / g.C 11, 2 C  4985,9 J
13. Kalorimeter sederhana digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu logam.
Kalorimeter tersebut diisi dengan iar sebanyak 50 mL dengan suhu 25 ᵒC. Massa jenis
air sebesar 1 g/mL. 36,5 gram logam diangkat dari air yang mendidih pada suhu 100
ᵒC dan ditempatkan dalam kalorimeter. Suhu kesetimbangan air dan logam adalah
32,5 ᵒC. kapasitas kalorimeter 1,87 J/ᵒC. hitunglah kalor jenis logam tersebut!

qlepas  qterima
qlog am  qair
mlog am  clog am  Tlog am  Tcamp   Cair  Tcamp  Tair 
36,5 g  clog am  (100C  32,5C )  1,87 J / C  (32,5C  25C )
2463, 75  clog am  14, 025
clog am  0, 0057 J / C

E.14.MENGUJI HIPOTESIS
Apakah jawaban sementara yang kalian buat sesuai dengan hasil percobaan? Jika
sama jelaskan! Jika berbeda, jelaskan alasannya!

Kalor reaksi netralisasi antara sumber yang relevan dengan hasil percoban berbeda. Hal
tersebut dapat disebabkan karena ada kalor yang keluar dari sistem.

F. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kalian buat dan analisis
datanya!

 Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap. Perpindahan kalor terlihat dari
adanya perubahan suhu. Kalor reaksi yang dihasilkan atau dilepas oleh sistem dapat
diukur dengan menggunakan prinsip asas Black.
 Kalor reaksi kurang dari 56 kJ/mol karena adanya kalor yang keluar dari sistem.
 Kalor reaksi memiliki nilai yang sama dengan perubahan entalpi
 Kalor netralisasi natrium hidroksida sebesar 4985,9 J
 Kalor jenis suatu logam sebesar 0,0057 J/ᵒC
 Kalor reaksi pembakaran suatu sampel adalah 25,42 kJ/g
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
DENGAN PERCOBAAN KALORIMETER

Fotosintesis

1
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor yang diserap atau dilepas selama
perubahan fisik atau perubahan kimia.

Kalorimeter Sederhana
Kalorimeter sederhana umumnya dapat dibuat dari cup styrofoam. Styrofoam adalah
insulator yang baik, sehingga tidak ada kalor yang keluar masuk dari kalorimeter. Cup dan isinya
dianggap sebagai sistem sehingga, sistem tersebut bersifat sistem terisolasi.

Gambar 1. Kalorimeter Sederhana


(Sumber: Whitten dkk, General Chemistry 10th Edition)
Kalorimeter umumnya digunakan untuk mengukur kalor yang ditransfer pada tekanan
tetap. Penentuan kalor reaksi dilakukan dengan memperhatikan perubahan suhu yang terjadi
sebelum dan sesudah reaksi. Kenaikan suhu menunjukkan reaksi berlangsung eksoterm sedangkan
apabila terjadi penurunan suhu berarti terjadi reaksi endoterm.
Dalam menghitung kalor reaksi, digunakan rumus asas Black. Secara umum rumus asas Black
adalah
qlepas  qterima
Dalam hal ini, qlepas merupakan kalor reaksi yang dihasilkan atau dilepaskan oleh reaksi.
Sedangkan qterima merupakan kalor yang diterima atau dilepaskan oleh larutan. qterima merupakan
kalor yang diukur.
Biasanya jika reaksi yang terjadi dalam fasa larutan, qterima merupakan qair
qreaksi  qair
qreaksi  mlaru tan  cair  T

1
Keterangan
qreaksi = kalor reaksi (Joule atau kilo joule)
mlaru tan = massa larutan (gram)
cair = kalor jenis air (J/g. ᵒC atau J/g. K)
T = perubahan suhu (ᵒC atau K)

Karena reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan energi yang terjadi menunjukkan
perubahan entalpi reaksi  H 
Kalorimeter sederhana biasanya digunakan untuk mengukur berbagai macam perubahan
kimia seperti reaksi netralisasi dan perubahan fisika seperti pelarutan. Selain itu, kalorimeter
sederhana juga bisa digunakan untuk menentukan kalor jenis dari suatu zat.

Kalorimeter Bomb

Kalorimeter bomb umumnya digunakan untuk mengukur kalor yang dilepaskan dalam reaksi
pembakaran. Sampel yang akan digunakan ditempatkan dalam cup kecil dengan wadah tersisolasi
yang disebut bomb. Bomb didesain agar dapat bertahan dalam tekanan tinggi dan dilengkapi
dengan klep masuk untuk menambahkan oksigen dan listrik untuk menginisiasi reaksi.

Gambar 2. Kalorimeter Bomb


Reaksi pembakaran diinisiasi dengan diberikannya arus listrik, ketika sampel sudah panas, sampel
akan terbakar. Kalor yang dihasilkan dari pembakaran akan diserap oleh air dan komponen-
komponen dalam kalorimeter yang menyebabkan suhu air meningkat. Ketika reaksi pembakaran
terjadi, energi kimia diubah menjadi energi panas yang menyebabkan perubahan suhu di dalam
sistem mengalami kenaikan.
qreaksi  qkalorimeter (qbomb  qair ....)

qkalorimeter  Ckalorimeter  T

2
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRAKTIKUM
Judul praktikum : Penentuan ∆H reaksi Penetralan NaOH dan HCl
Kelas : XI IPA 4

NO INDIKATOR PENGAMATAN 1 2 3 4 5 6
1. Keamanan
4 = Menggunakan jas lab dan penempatan alat tepat/benar
3 = Menggunakan jas lab tetapi penempatan alat kurang tepat/benar
2 = Tidak menggunakan jas lab dan penempatan alat kurang tepat/benar
1 = Tidak menggunakan jas lab atau ceroboh bekerja (alat pecah)
2. Menggunakan Alat Ukur Volume
4 = Jenis sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan ukuran
sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
3 = Jenis sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan ukuran
kurang sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
2 = Jenis kurang sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan
ukuran kurang sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
1 = Jenis tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan
ukuran tidak sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
3. Pembacaan Skala Alat Ukur
4 = pembacaan sejajar dengan mata.
1 = pembacaan tidak sejajar dengan mata.
4. Mengambil Cairan Dengan Pipet
4 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung pipet cukup jauh
dari batas cairan, memipet perlahan, pipet miring 90-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
3 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung pipet cukup jauh
dari batas cairan, memipet perlahan, pipet miring 30-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
2 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, memipet dengan cepat atau
hasil mengandung fase lain.
1 = Mengeluarkan udara pipet di dalam cairan atau ujung pipet dekat dari
batas cairan.
5. Menambahkan atau Menuangkan Cairan
4 = Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan melalui dinding dengan
kemiringan 90- 450 atau dengan menggunakan batang pengaduk
3 = Cairan dituangkan dengan cepat melalui dinding
2 = Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan tidak melalui dinding
1 = Cairan dituangkan dengan cepat tanpa melalui dinding
6. Penggunaan Alat yang Sebelumnya Telah Digunakan
4 = Alat dicuci terlebih dahulu dengan air
1 = Alat tidak dicuci (langsung digunakan)

7. Kebersihan
4 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang limbah di
tempat limbah
3 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di
tempat limbah.
2 = Meja bersih, ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di tempat
limbah
1 = Meja tidak bersih, ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di
tempat limbah
I. JUDUL : Penentuan H Reaksi Penetralan
II. TUJUAN : Menentukan kalor reaksi penetralan larutan NaOH dan larutan
HCl.

III. LANDASAN TEORI

Termokimia membahas hubungan antara proses-proses yang berhubungan dengan


reaksi kimia. Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang menyertakan
perubahan entalpinya (ΔH). Perubahan entalpi adalah perubahan energi yang menyertai
peristiwa perubahan kimia pada tekanan tetap. Entalpi penetralan adalah perubahan entalpi
(ΔH) yang dihasilkan pada reaksi penetralan asam (H+) oleh basa (OH–) membentuk 1 mol
air.
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi
bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat diukur
hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan entalpi, entalpi tidak dapat
diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan entalpi (ΔH). Perubahan energi dalam reaksi
kimia umumnya dalam bentuk kalor, sehingga perubahan energi ini dinamakan kalor
reaksi.

∆H = qreaksi

Untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia kita menggunakan suatu alat
yang dinamakan kalorimeter. Proses pengukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Sebuah
kalorimeter sederhana terdiri dari bejana terisolasi, alat pengaduk dan termometer. Karena
bejana kalorimeter dibalut dengan menggunakan bahan isolator, maka dianggap tidak ada
kalor yang diserap dan dilepaskan oleh sistem dari dan ke lingkungan, sehingga kalor
sistem sama dengan nol.

qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = 0


qreaksi = - (qkalorimeter + qlarutan)
Pada reaksi ini, jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat
diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan
diserap oleh larutan di dalam kalorimeter. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm,
maka kalor itu diserap dari larutan di dalam kalorimeter. Jadi, kalor reaksi sama dengan
jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam kalorimeter, sehingga:

1
qreaksi = –qlarutan
dimana
qlarutan = m · c · ΔT
dengan:
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
ΔT = kenaikan suhu (K)

IV. ALAT DAN BAHAN


4.1 Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Kalorimeter 1 set
2 Gelas Ukur 50 mL 2 buah
3 Termometer skala 1000 C 1 buah

4.2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah Sifat dan Ciri Bahan
1 NaOH 1 M 100 mL

2 HCl 1M 100 mL

2
V. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan

1. Alat disusun sesuai gambar disamping. Alat disusun seperti berikut.

2. Sebanyak 50 mL HCl 1M dimasukkan


ke dalam gelas ukur dan 50 mL NaOH
1M dimasukkan ke dalam gelas ukur
yang lainnya.
3. Ukur suhu masing-masing larutan
(larutan NaOH dan larutan HCl)
dengan menggunakan termometer.
Suhu kedua larutan tersebut dicatat
sebagai suhu awal.
4. Kedua larutan tersebut dicampurkan
ke dalam kalorimeter, kemudian
dikocok.
5. Suhu campuran dicatat setiap 30 detik t-ke (/30 detik) T( )
sampai suhu konstan.
1
2
3
4
5
6
6. Suhu tertinggi yang terbaca pada
termometer di catat sebagai suhu
akhir.

3
TABEL PENGAMATAN

Suhu larutan HCl 1M


Suhu larutan NaOH 1M
Suhu awal rata-rata
Suhu tertinggi (akhir)
Perubahan suhu ( )

VI. PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN


1. Hitunglah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 100 mL larutan
(dapat di anggap 100 g air) dari suhu awal menjadi suhu akhir.
2. Tentukanlah berapa harga perubahan entalpi reaksi (dalam satuan kJ mol-1) NaOH
dan HCl yang bereaksi. (Kalor jenis larutan dianggap 4,2 J g-1 K-1

4
Nama:
Kelas :

1. Pada percobaan penentuan perubahan entalpi reaksi dicampurkan 50 mL larutan HCl 1M dengan 50 mL
larutan NaOH 1 M ke dalam kalorimeter. Setelah dilakukan pengocokkan dan pengamatan suhu ternyata
didapatkan adanya kenaikan suhu dari 300C menjadi 36,50C.
Berdasarkan data tersebut
a. Tuliskanlah sistem pada reaksi tersebut!
b. Tuliskanlah lingkungan pada reaksi tersebut!
c. Apakah fungsi dilakukan pengocokan pada percobaan tersebut?
d. Apakah reaksi tersebut termasuk reaksi endoterm atau eksoterm? Jelaskan!
e. Jika larutan yang terbentuk dianggap sama dengan air,
kalor jenis air 4,2 J/g0C,
massa jenis air 1g/mL,
serta kapasitas kalor kalorimeter adalah 40 J/0C,
maka tentukanlah ∆H reaksinya!

Nama:
Kelas :

1. Pada percobaan penentuan perubahan entalpi reaksi dicampurkan 50 mL larutan HCl 1M dengan 50 mL
larutan NaOH 1 M ke dalam kalorimeter. Setelah dilakukan pengocokkan dan pengamatan suhu ternyata
didapatkan adanya kenaikan suhu dari 30 0C menjadi 36,50C.
Berdasarkan data tersebut
a. Tuliskanlah sistem pada reaksi tersebut!
b. Tuliskanlah lingkungan pada reaksi tersebut!
c. Apakah fungsi dilakukan pengocokan pada percobaan tersebut?
d. Apakah reaksi tersebut termasuk reaksi endoterm atau eksoterm? Jelaskan!
e. Jika larutan yang terbentuk dianggap sama dengan air,
kalor jenis air 4,2 J/g0C,
massa jenis air 1g/mL,
serta kapasitas kalor kalorimeter adalah 40 J/0C,
maka tentukanlah ∆H reaksinya!
TERMOKIMIA

Hanifah Jawas, S.Pd.


ENERGI

Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja
Sebutkan macam-macam bentuk energi yang kalian ketahui !

Energi Kinetik Energi


Energi Potensial Kimia

Energi
Cahaya

Energi
Listrik Energi Kalor
Reaksi Kimia

Perubahan
Energi

Mengapa kita dapat memasak


menggunakan LPG?
Tujuan Pembelajaran

1 Hukum I Termodinamika

2 Sistem dan Lingkungan

3 Kalor, Kerja, Energi Dalam, dan Entalpi

4 Reaksi Endoterm dan Eksoterm

5 Persamaan Reaksi Termokimia

6 Jenis-Jenis Entalpi Reaksi

7 Secara Langsung –
Penentuan Entalpi Reaksi
Percobaan Kalorimeter
Secara Tidak Langsung – Perhitungan
(Hukum Hess, Data ∆𝐻𝑓° , Data Energi Ikatan)
“Energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi
energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain”.
SISTEM DAN LINGKUNGAN

Sistem adalah segala


sesuatu yang menjadi
obyek pengamatan
(penelitian).

Lingkungan : segala
sesuatu selain sistem, LINGKUNGAN
SISTEM
yang membatasi sistem
dan dapat
mempengaruhi sistem.

Sistem + Lingkungan
= Alam Semesta

Kekurangan?
terbuka tertutup terisolasi

Perpindahan: materi dan energi energi tidak ada


Contoh Soal:
1 Sepotong logam seng direaksikan dengan asam klorida
encer di dalam gelas kimia menyebabkan kenaikan suhu.

2 Serbuk NH4Cl dimasukkan ke dalam krus bertutup yang berisi


serbuk Ca(OH)2. Reaksi ditandai dengan timbulnya gas berbau tak
sedap.
KALOR DAN KERJA
Transfer atau pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat
berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita
sebut kerja (w).

lingkungan

jika sistem menerima kalor, q bertanda positif (+)


+w -w
jika sistem melepaskan kalor, q bertanda negatif (-)
sistem
jika sistem melakukan kerja, w bertanda negatif (-)
+q -q jika sistem menerima kerja, w bertanda positif (+)

Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau


sebaliknya dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu sistem
dapat ditentukan melalui percobaan.
Secara umum energi yang dimiliki
Energi oleh suatu zat dikategorikan atas 2
jenis.

Energi Kinetik (EK) energi yang berkaitan dengan gerakan


molekul-molekul sistem

bentuk energi lain yang tidak


Energi Potensial (EP) berhubungan dengan gerak

Energi ikatan kimia antar atom, energi


dari gaya tarik antarmolekul, energi dari
Energi Dalam gerakan translasi (berpindah tempat),
rotasi (berputar), dan/ vibrasi (bergetar)
(U)
Harga mutlak dari energi dalam
tidak dapat ditentukan, tetapi ΔU = q + w
perubahan energi dalam (ΔU)
dapat ditentukan dengan
menggunakan Hk. Termodinamika 10I ΔU = EP-ER
Contoh Soal:
1
Sepotong logam magnesium direaksikan dengan asam klorida
encer pada sistem terbuka dengan reaksi:
Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
Pada reaksi tersebut, sistem melepas kalor sebesar 200 kJ
dan menghasilkan gas yang akan menyebabkan terjadinya
perubahan volume. Sistem juga melakukan kerja sebesar 50
kJ. Perubahan energi dalam untuk proses tersebut adalah….

2
Suatu sistem menyerap kalor 35 kJ dan kerja 20 kJ.
Tentukanlah perubahan energi dalamnya!
Pada dasarnya, dalam suatu zat
terkandung sejumlah energi yang dapat
berubah dalam suatu reaksi kimia.
Entalpi
Ukuran sifat termodinamika suatu sistem yang sama dengan jumlah
energi dalam sistem tersebut dengan hasil kali tekanan dan volumenya.

H = U + PV
Energi Dalam tidak dapat diukur jumlah entalpi tidak
(U) secara langsung dapat ditentukan

setiap reaksi kimia selalu


Perubahan Energi Perubahan entalpi (ΔH) disertai dengan perubahan
Dalam (ΔU) entalpi (ΔH)
ΔH = ΔU + ΔPV
Jika suatu zat A (reaktan) bereaksi menjadi zat B (produk)

ΔH = Hproduk – Hreaktan
ΔH =12HB – HA
Entalpi
Ukuran sifat termodinamika suatu sistem yang sama dengan jumlah
energi dalam sistem tersebut dengan hasil kali tekanan dan volumenya.

Jika reaksi dilakukan pada tekanan yang tetap, maka perubahan


entalpi reaksinya sama dengan kalor yang diserap atau dilepaskan
oleh sistem pada reaksi tersebut.

ΔH = qP
dimana, qP merupakan kalor reaksi pada tekanan tetap.
REAKSI EKSOTERM H produk < H reaktan
ΔH < 0 (bernilai negatif)

Pada reaksi ini temperatur sistem akan lebih tinggi daripada


lingkungan sehingga akan terjadi aliran kalor dari sistem ke
lingkungan atau sistem melepaskan kalor ke lingkungan.

Diagram Energi
Reaksi Eksoterm
Contoh Reaksi Eksoterm

a) Reaksi pembakaran
b) Reaksi antara magnesium dengan asam klorida
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
b) Reaksi kalsium karbida dengan aquades
CaC2(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)

Bagaimanakah
Diagram Energinya?
REAKSI ENDOTERM H produk > H reaktan
ΔH > 0 (bernilai positif)

Pada reaksi ini temperatur sistem akan lebih rendah


daripada lingkungan sehingga akan terjadi aliran kalor dari
lingkungan ke sistem atau sistem menerima/menyerap
kalor dari lingkungan.

Diagram Energi
Reaksi Endoterm
Contoh Reaksi Endoterm

a) Reaksi antara barium hidroksida oktahidrat dengan


ammonium klorida.
Ba(OH)2.8H2O(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 10H2O(l)
b) Reaksi cuka dengan soda kue
CH3COOH(aq) + NaHCO3(s) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Bagaimanakah
Diagram Energinya?
Kesimpulan

1. Secara fisik sistem dibedakan menjadi 3, yaitu sistem


terbuka sistem tertutup dan sistem terisolasi.

2. Setiap reaksi kimia mengalami perubahan entalpi yang


dapat diamati melalui perubahan suhu sebelum dan
sesudah terjadi reaksi pada tekanan tetap.

ΔH = qP
3. Reaksi eksoterm dan endoterm dapat diamati berdasarkan
perubahan suhu yang terjadi sebelum dan sesudah terjadi
reaksi.
Eksoterm : H produk < H reaktan ΔH < 0 (-) Sistem melepaskan kalor
Endoterm : H produk > H reaktan ΔH > 0 (+) Sistem menerima kalor
Jenis-jenis Perubahan
Entalpi Standar (∆H )
o
Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar

1. Perubahan Entalpi Pembakaran


standar (ΔHcᵒ)
2. Perubahan Entalpi Pembentukan
standar (ΔHfᵒ)
3. Perubahan Entalpi Penguraian
standar (ΔHdᵒ)
4. Perubahan Entalpi Penetralan
standar (ΔHnᵒ)
Perubahan Entalpi
°
Pembentukan Standar (∆𝐻𝑓 )

• Perubahan entalpi pada reaksi


pembentukan satu mol zat dari unsur-
unsurnya yang diukur pada keadaan
standar (P= 1 atm dan T = 25ºC).
• f melambangkan formation =
pembentukan.
Persamaan Termokimia untuk
Reaksi Pembentukan

1
1. Na (s) + 2Cl2 (g) → NaCl(s) ΔHfᵒ = -410,9 kJ/mol
1
2. 2N2 (g) + O2 (g) → NO2(g) ΔHfᵒ = +33,84 kJ/mol
1 3
3. N (g) + H (g) → NH3(g) ΔHfᵒ = -46,19 kJ/mol
2 2 2 2
Perubahan Entalpi
°
Penguraian Standar (∆𝐻𝑑 )
• Perubahan entalpi pada reaksi
penguraian satu mol zat menjadi
unsur-unsurnya yang diukur pada
keadaan standar (P= 1 atm dan
T=25ºC).
• d melambangkan dissosiation =
penguraian.
Persamaan Termokimia untuk
Reaksi Penguraian

1
1. NaCl(s) → Na (s) + Cl (g)
2 2
∆𝐻𝑑° = +410,9 kJ/mol
1
2. NO2 g → N (g) + O2 (g) ∆𝐻𝑑° = -33,84 kJ/mol
2 2
1 3
3. NH3(g) → N (g) + H2 (g) ∆𝐻𝑑° = +46,19 kJ/mol
2 2 2
Perubahan Entalpi
°
Pembakaran Standar (∆𝐻𝑐 )

• Kalor yang dilepaskan jika satu mol zat


dibakar sempurna (direaksikan dengan
oksigen) pada keadaan standar (P= 1 atm
dan T=25ºC).
• c melambangkan combustion =
pembakaran.
Persamaan Termokimia untuk
Reaksi Pembakaran

1. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + HO2(g) ∆𝐻𝑐° = -802,3 kJ/mol

2. C (grafit) + O2 (g) → CO2(g) ∆𝐻𝑐° = -393,5 kJ/mol


3. C6H12O6 (s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6HO2(g) ∆𝐻𝑐° = -2.803 kJ/mol
Catatan:
1. Jika jumlah mol dalam persamaan reaksi dikalikan
dengan bilangan x, perubahan entalpi untuk
reaksi tersebut juga dikalikan x.
Contoh:
H2(g) + 1/2O2(g)  H2O(l) ∆𝐻𝑓° = -286 kJ
2H2(g) + O2(g)  H2O(l) ΔH = -572 kJ

2. Jika persamaan reaksinya dibalik, perubahan


entalpinya diberi tanda berlawanan.
Contoh:
H2(g) + 1/2O2(g)  H2O(l) ∆𝐻𝑓° = -286 kJ
H2O(l)  H2(g) + 1/2O2(g) ∆𝐻𝑑° = +286 kJ
Catatan:

3. Menurut perjanjian, perubahan entalpi


pembentukan (∆ 𝐻𝑓° ) suatu unsur bebas pada
keadaan standar = 0
Contoh:
∆𝐻𝑓° Na(s) = 0, ∆𝐻𝑓° Fe(s) = 0, ∆𝐻𝑓° H2(g) = 0
∆𝐻𝑓° Cl2(g) = 0, ∆𝐻𝑓° O2(g) = 0

4. Satuan kalor yang digunakan adalah joule (J),


kilojoule (kJ), kalori (kal), atau kilokalori (kkal)
1 kalori = 4,18 joule
Penentuan Perubahan
Entalpi Standar (∆H )
o
KALORIMETER

Kalorimeter Sederhana

Kalorimeter Bom

qreaksi = -(qlarutan + qkalorimeter)

qlarutan = m . c . ΔT qkalorimeter = C. ΔT

dimana
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (g)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1 atau J g–1 oC–1 )
C = kapasitas panas kalorimeter (J K–1 atau J oC–1 )
ΔT = perubahan suhu (K atau oC)
KALORIMETER

Dari perhitungan nilai q, kita dapat menentukan nilai


∆H, dimana
𝒒
∆H = - 𝒏

dimana
∆H = perubahan entalpi reaksi (J/mol atau kJ/mol)
q = jumlah kalor (J atau kJ)
n = jumlah mol (mol)
Pengukuran entalpi reaksi dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter. Namun terdapat beberapa
reaksi yang tidak bisa diukur entalpi reaksinya
dengan menggunakan kalorimeter.
Contohnya seperti reaksi pembakaran karbon (C).
Kalorimeter sederhana tidak bisa mengukur entalpi
reaksi tersebut karena berlangsung pada suhu yang
sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan
menghasilkan gas CO2 namun juga dapat
menghasilkan gas CO, sehingga sulit untuk diukur
dengan kalorimeter sederhana.
Pengukuran entalpi reaksi dapat dilakukan tanpa
menggunakan percobaan yaitu melalui perhitungan.
HUKUM HESS

Germain Hess

Perubahan entalpi reaksi hanya


tergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir, tidak bergantung
pada jalannya (tahapan) reaksi.
Contoh Soal:
Diketahui reaksi:
C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH1 = –94 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ΔH2 = –136 kJ
3C(s) + 4H2(g) → C3H8(g) ΔH3 = –24 kJ
Tentukan ΔH pada reaksi
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) !
Pembahasan:
PENENTUAN ∆H REAKSI DENGAN
°
MENGGUNAKAN DATA ∆𝑯𝒇

∆Hreaksi = ∑∆𝑯°𝒇 produk - ∑∆𝑯°𝒇 reaktan

Contoh Soal:
Diketahui:
∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝐻4 𝑔 = −75 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝑂2 𝑔 = −393,5 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 𝑂 𝑔 = −242 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Tentukanlah nilai ∆H reaksi pembakaran metana pada
keadaan standar.
𝐶𝐻4 𝑔 + 𝑂2 𝑔 → 𝐶𝑂2 𝑔 + 𝐻2 𝑂(𝑔)
Pembahasan:
Langkah 1 Selalu pastikan bahwa persamaan reaksi telah setara

𝐶𝐻4 𝑔 + 2𝑂2 𝑔 → 𝐶𝑂2 𝑔 + 2𝐻2 𝑂(𝑔)

Langkah 2 Gunakan persamaan matematis untuk menentukan


∆Hreaksi

∆Hreaksi = ∑∆𝑯°𝒇 produk - ∑∆𝑯°𝒇 reaktan


= (1 x ∆𝑯°𝒇 𝐶𝑂2 + 2 x ∆𝑯°𝒇 𝐻2 𝑂) – (1 x ∆𝑯°𝒇 𝐶𝐻4 + 1 x ∆𝑯°𝒇 𝑂2 )
= (1x -393,5 + 2 x -242)kJ/mol – (1 x -75 + 1 x 0) kJ/mol
= 902,5 kJ/mol

∆𝑯°𝒇 unsur bebas = 0


Lihat kembali slide 28
PENENTUAN ∆H REAKSI
DENGAN MENGGUNAKAN
DATA ENERGI IKATAN
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)

diperlukan dilepaskan
energi energi

ENERGI
Reaksi kimia merupakan penyusunan IKATAN
ulang atom-atom melalui pemutusan
dan pembentukan ikatan

Energi disosiasi ikatan merupakan
sejumlah energi yang diperlukan
untuk memutuskan satu mol ikatan
molekul gas menjadi atom-atom
dalam keadaan gas pada temperatur
dan tekanan tetap.

Energi ikatan rata-rata merupakan
energi rata-rata yang diperlukan
untuk memutuskan sebuah ikatan
dari seluruh ikatan suatu molekul
gas menjadi atom-atom gas.
Pada Molekul Diatomik

energi ikatan dapat disamakan
dengan energi ikatan
Pada Molekul Poliatomik
energi ikatan lebih tepat dinyatakan
sebagai energi ikatan rata-rata
Penentuan ΔH reaksi

Energi yang diperlukan pada pemutusan ikatan = energi ikatan


Energi yang dilepaskan pada pada pembentukan ikatan = - (energi ikatan)

∆Hreaksi = Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan ikatan

Karena pemutusan ikatan terjadi pada reaktan, sedangkan


pembentukan ikatan terjadi pada produk maka persamaannya juga
dapat dituliskan sebagai berikut.

∆Hreaksi = Σ energi ikatan pada reaktan – Σ energi ikatan pada produk


∆Hreaksi = Σ EIreaktan – Σ EIproduk
Contoh Soal:


N2(g) + H2(g)  NH3(g)
Reaksi setara: N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

ΔHr = Σ EIreaktan – Σ EIproduk


= [(1x EiN≡N) + (3x EiH−H)] – [(6x EiN-H)]
= [(1x941,4) + (3x436,4)] – [(6x393] kJ/mol
= (2250,6-2358) kJ/mol
= -107,4 kJ/mol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Termokimia
Sub-Materi Pokok : Hukum Hess
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar Hukum Hess dan menentukan
perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan Hukum Hess melalui diskusi
berbantuan LKPD untuk menumbuhkan sikap aktif dan keterampilan berkomunikasi.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
3.5 Menjelaskan jenis 3.5.1 Menjelaskan jenis-jenis perubahan Menunjukkan
entalpi reaksi, entalpi standar ( ∆𝐻° sikap aktif ketika
hukum Hess dan pembentukan, penguraian, dan pembelajaran
konsep energi pembakaran). mengenai
ikatan. 3.5.2 Menuliskan persamaan penentuan ∆H
termokimia untuk reaksi-reaksi dengan Hukum
dalam keadaan standar. Hess.
3.5.3 Menjelaskan Prinsip dasar
Hukum Hess.
3.5.4 Menentukan harga perubahan
entalpi berdasarkan diagram
perubahan entalpi.
3.5.5 Menentukan harga perubahan
entalpi berdasarkan siklus
perubahan entalpi.
3.5.6 Menentukan harga perubahan
entalpi reaksi berdasarkan ∆H
pembentukan standar.
3.5.7 Menjelaskan konsep energi ikatan.
3.5.8 Menentukan H reaksi
berdasarkan data energi ikatan.

1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
4.5 Membandingkan 4.5.1. Membandingkan harga perubahan
perubahan entalpi entalpi pada jumlah mol yang
beberapa reaksi berbeda pada beberapa reaksi
berdasarkan data berdasarkan data hasil percobaan.
hasil percobaan. 4.5.2. Membandingkan penentuan
harga perubahan entalpi pada
beberapa reaksi dengan
menggunakan hukum Hess
melalui cara yang berbeda
(diagram, siklus dan ∆H
pembentukan).

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
Adapun materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a. Persamaan termokimia
b. Reaksi endoterm dan eksoterm
c. Diagram tingkat energi reaksi endoterm dan eksoterm

2. Materi Inti
Pengetahuan Materi
Faktual  Tidak semua entalpi reaksi dapat ditentukan melalui percobaan
dengan menggunakan kalorimeter.
 Penentuan perubahan entalpi suatu reaksi yang melibatkan satu
tahap reaksi atau beberapa tahap reaksi menghasilkan hasil yang
sama.

Konseptual  Menurut Hukum Hess: perubahan entalpi suatu reaksi hanya


bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir dari suatu reaksi
dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
 Jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih
maka kalor reaksi totalnya sama dengan aljabar kalor tahap-tahap
reaksinya.

2
 Diagram pada Hukum Hess

A + 2B

∆H1 = x
∆H3 = x+y

AB + B

∆H2 = y

AB2

 Harga perubahan entalpi reaksi dapat dicari dengan menggunakan


persaman:
∆H = ∑∆Hof produk - ∑∆Hof reaktan
Prinsip  Penentuan entalpi reaksi dapat dihitung menggunakan data
sekunder, yang melibatkan satu tahap reaksi atau beberapa tahap
reaksi.

D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : Inkuiri Terbimbing
dengan sintaks:
 Mengamati
 Merumuskan masalah
 Menyusun hipotesis
 Mengumpulkan data
 Menyimpulkan
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi, tanya jawab

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Alat : Laptop, proyektor, alat tulis
2. Media : LKPD hukum Hess (lampiran 2), Power point tentang Hukum Hess

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk Kelas
XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 96-106.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
105-112.

3
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
1 Kegiatan Etika Pembuka: 10 menit
Pendahuluan  Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
 Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
 Peserta didik berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Apersepsi:
 Peserta didik diberikan apersepsi
“Apakah masih ada yang ingat bagaimana menuliskan
persamaan reaksi termokimia?”

Motivasi
 Peserta didik deberikan motivasi
“Kalian sudah bisa menentukan perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan kalorimeter kan? Bagaimana
caranya? Bisakah jika kita menentukan perubahan entalpi
tanpa menggunakan kalorimeter?”

 Peserta didik diberikan informasi mengenai tujuan


pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari
ini yaitu mengenai penentuan perubahan entalpi (ΔH)
reaksi dengan menggunakan Hukum Hess.
2 Kegiatan inti  Peserta didik dibagi dalam kelompok, dimana per 5 menit
kelompok terdiri dari 4 orang.
 Peserta didik dibagikan LKPD oleh guru

4
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
Mengajukan pertanyaan  Peserta didik membaca fenomena yang terdapat di LKPD
atau masalah Fenomena pada LKPD :
Pengukuran entalpi reaksi dapat diukur dengan
menggunakan kalorimeter. Namun terdapat beberapa reaksi
yang tidak bisa diukur entalpi reaksinya dengan
menggunakan kalorimeter. Contohnya seperti reaksi
pembakaran karbon (C). Kalorimeter sederhana tidak bisa
mengukur entalpi reaksi tersebut karena berlangsung pada
suhu yang sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan
menghasilkan gas CO2 namun juga dapat menghasilkan gas
CO, sehingga sulit untuk diukur dengan kalorimeter
sederhana.
 Peserta didik berdiskusi dan mengajukan pertanyaan dari 10 menit
fenomena yang telah dibaca.
 Peserta didik menuliskan pertanyaan hasil diskusi di
Mengajukan pertanyaan
kolom yang ada di LKPD.
atau masalah
Pertanyaan yang diharapkan dari siswa:
Bagaimana cara menentukan perubahan entalpi reaksi
selain dengan menggunakan kalorimeter sederhana?
 Peserta didik berdiskusi dan membuat jawaban sementara 10 menit
(hipotesis) dari pertanyaan yang telah ditulis sebelumya
 Peserta didik menuliskan hipotesis hasil diskusi di kolom
Membuat Hipotesis LKPD
Hipotesis yang diharapkan dari siswa:
Terdapat cara lain untuk menentukan entalpi reaksi selain
dengan menggunakan kalorimeter sederhana
 Peserta didik mengkaji literatur dari buku pegangan dan 10 menit
Melakukan percobaan
menjawab pertanyaan pengumpulan data di LKPD

5
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
 Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya 3.5.2 ; 3.5.3 ; 20 menit
Mengumpulkan dan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di 3.5.4
menganalisis data
LKPD
 Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya 3.5.1 ; 4.5.1 10 menit
untuk membuat kesimpulan pembelajaran dari informasi
yang telah didapat
Kesimpulan yang diharapkan dari siswa:
Membuat kesimpulan Terdapat cara lain untuk menentukan perubahan entalpi
sauatu reaksi, yaitu dengan melihat data reaksi yang telah
ada sebelumnya. Perubahan entalpi reaksi ditentukan
dengan menjumlahkan data reaksi yang ada, diagram, dan
siklus.
 Peserta didik dalam setiap kelompok menyampaikan 10 menit
kesimpulan yang diperolehnya pada pembelajaran hari ini

3 Kegiatan Konfirmasi 15 menit


Penutup  Peserta didik mendapatkan konfirmasi dari pendidik
mengenai penentuan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess.
Hukum Hess memiliki prinsip sebagai berikut:
Perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir, tidak berlangsung pada jalannya
reaksi.
Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan berdasarkan
siklus, diagram dan entalpi pembentukan.
 Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan
manfaat dari pembelajaran.

6
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
Evaluasi
 Peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dijawab.
 Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang
dilakukan pendidik berupa pemberian tugas atau latihan
individu terkait materi penentuan perubahan entalpi
(ΔH) reaksi menggunakan Hukum Hess.
 Peserta didik diinformasikan mengenai materi pada
pembelajaran selanjutnya yaitu mengenai penentuan
perubahan entalpi (ΔH) reaksi menggunakan Data
Energi Ikatan.

Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Pilihan Ganda
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan Non Tes Observasi
Berkomunikasi

7
b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Bandung, Agustus 2018


Guru Pamong, Mahasiswa Praktikan,

Dra. Hj. Iis Saomah Hanifah Jawas


NIP. 19600703 198303 2 007 NIM. 1708895

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing

Yanyan Supriatna R.S., S.Pd. Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP. 19640215 198903 1 008 NIP. 19611115 198601 2

8
RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN

Indikator Pencapaian Ranah


No Indikator Butir Soal Soal Jawaban
Kompetensi Kognitif
1 Menjelaskan Prinsip dasar Disajikan siklus perubahan Terdapat siklus perubahan energi sebagai berikut
Hukum Hess harga entalpi, siswa dapat
menjelaskan prinsip dasar A ∆H4 = z kJ D
hukum Hess

∆H1 = w kJ ∆H2 = x kJ
D C ∆H3 = y kJ
C3 B
Apabila kita ingin mencari harga y, dapat
dilakukan dengan . . .
a. w + x + z
b. z – w – x
c. w – z + x
d. z + w – x
e. w – x + z
2 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Apabila terdapat reaksi
Hukum Hess perubahan entalpi suatu CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + H2O(g) ∆H = -a
reaksi, siswa dapat kJ/mol
menentukan harga entalpi H2O(l)  H2O(g) ∆H = +b kJ/mol
suatu reaksi Tentukan harga perubahan entalpi untuk reaksi
CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + H2O(l)
C3 D
a. a – b kJ/mol
b. a + b kJ/mol
c. –a + b kJ/mol
d. –a - b kJ/mol
e. –a – (-b) kJ/mol

9
3 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Tentukanlah harga perubahan entalpi dari reaksi
Hukum Hess perubahan entalpi suatu NO(g) + O2(g)  NO2(g)
reaksi, siswa dapat Jika diketahui
menentukan harga entalpi NO(g) + O3(g)  NO2(g) + O2(g) ∆H = -199 kJ
suatu reaksi O3(g) O(g) + O2(g) ∆H = +34 kJ
C3 E
a. +233 kJ
b. +165 kJ
c. +65,5 kJ
d. -165 kJ
e. -233 kJ
4 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Terdapat data sebagai berikut
Hukum Hess perubahan entalpi suatu
reaksi, siswa dapat
menentukan harga entalpi
suatu reaksi

Tentukanlah ∆H dari reaksi


C3 B

a. +1636
b. +1268
c. -1082
d. -1268
e. -1636

10
5 Menentukan harga Diberikan diagram tingkat Berdasarkan diagram berikut, harga ∆H3
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa adalah . . .
Mg
berdasarkan diagram dapat menentukan harga ∆H2
perubahan entalpi perubahan entalpi MgO
∆H1 ∆H3
Mg(OH)2
∆H4 C3 D

a. ∆H1 + ∆H2 - ∆H4


b. ∆H2 + ∆H4 - ∆H1
c. ∆H1 - ∆H2 + ∆H4
d. ∆H1 - ∆H2 - ∆H4
e. ∆H1 + ∆H4 + ∆H2
6 Menentukan harga Diberikan diagram tingkat Diberikan diagram tingkat energi sebagai
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa berikut.
berdasarkan diagram dapat menentukan harga H (kJ)
2H2(g) + O2(g)
perubahan entalpi perubahan entalpi suatu reaksi 0
2H2(g) + O2(g)
-484
2H2(g) + O2(g)
-571
C3 C
Pada penguapan 1 mol air dari sistem akan
menyebabkan . . . .
a. Sistem kehilangan energi sebanyak 285,5 kJ
b. Sistem kehilangan energi sebanyak 87 kJ
c. Sistem mendapat energi sebanyak 87 kJ
d. Sistem kehilangan energi sebanyak 43,5 kJ
e. Sistem mendapat energi sebanyak 43,5 kJ

11
7 Menentukan harga Diberikan siklus tingkat Terdapat siklus perubahan energi sebagai berikut
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa A ∆H4 = 318,4 kJ D
berdasarkan siklus dapat menentukan harga
perubahan entalpi perubahan entalpi suatu reaksi
∆H1 = -81,1 kJ ∆H2 = x kJ
D C ∆H3 = 180,7 kJ

C3 C

Berapakah harga dari ∆H2?


a. +580,2 kJ
b. +418 kJ
c. +56,6 kJ
d. -56,6 kJ
e. -580,2 kJ
8 Menentukan harga Diberikan siklus tingkat Perhatikan siklus energi berikut ini!
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa
berdasarkan siklus dapat menentukan harga 2S(s) + O2(g) ∆H = x kJ 2SO3(g)
perubahan entalpi perubahan entalpi suatu reaksi

∆H = -593 kJ ∆H = -197 kJ
2SO2(g) + O2(g)
Harga perubahan entalpi pembentukan 1 mol gas
C3 D
SO3 adalah . . . .
a. +790
b. +395
c. -395
d. -396
e. -790

12
9 Menentukan harga Diberikan data perubahan Diketahui:
perubahan entalpi reaksi entalpi pembentukan, siswa ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝐻4 (𝑔) = −75 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
berdasarkan ∆H dapat menetukan harga ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝑂2 (𝑔) = −393,5 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
pembentukan standar perubahan entalpi reaksi ∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 𝑂(𝑔) = −242 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Reaksi pembakaran metana adalah sebagai
berikut
𝐶𝐻4 (𝑔) + 2𝑂2 (𝑔) → 𝐶𝑂2 (𝑔) + 2𝐻2 𝑂(𝑔) C2 A
Besar ∆H reaksi pembakaran 1 mol gas metana
adalah . . .
a. -802,5 kJ
b. -710,5 kJ
c. -560,5 kJ
d. +560,5 kJ
e. +802,5 kJ
10 Menentukan harga Diberikan data perubahan Menggunakan data berikut
perubahan entalpi reaksi entalpi pembentukan, siswa ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶4 𝐻4 = −2341 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
berdasarkan ∆H dapat menetukan harga ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶4 𝐻8 = −2755 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
pembentukan standar perubahan entalpi reaksi ∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 = −286 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Hitunglah ∆H dari reaksi
𝐶4 𝐻4 (𝑔) + 𝐻2 (𝑔) → 𝐶4 𝐻8 (𝑔) C3 C
a. -5364 kJ
b. -628 kJ
c. -128 kJ
d. +628 kJ
e. +5364 kJ

13
14
MENGACU PADA KURIKULUM 2013 revisi 2016

NAMA KELOMPOK :

1. ························································································
2. ························································································
3. ························································································
4. ························································································
Peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar hukum Hess dan menentukan
perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan Hukum Hess melalui diskusi untuk
menumbuhkan sikap aktif

Cermatilah artikel dibawah ini

Pengukuran entalpi reaksi dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter.


Namun terdapat beberapa reaksi yang tidak bisa diukur entalpi reaksinya
dengan menggunakan kalorimeter. Contohnya seperti reaksi pembakaran
karbon (C). Kalorimeter sederhana tidak bisa mengukur entalpi reaksi tersebut
karena berlangsung pada suhu yang sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan
menghasilkan gas CO2 namun juga dapat menghasilkan gas CO, sehingga sulit
untuk diukur dengan kalorimeter sederhana.

Berdasarkan artikel yang telah kamu baca, buat dan tulis rumusan masalah yang
kamu pikirkan di bawah ini

····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
Diskusikan jawaban sementara, hipotesis dari pertanyaan yang telah kalian buat
dengan teman sekelompokmu, lalu tulislah hasil diskusi kalian di bawah

····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································

Tuliskan persamaan kimia dari reaksi


1. Perubahan entalpi pembakaran gas karbon monoksida (CO) dari padatan karbon
(C) dan gas oksigen (O2) adalah -110,5 kJ
(1)
2. Entalpi pembakaran gas karbon monoksida (CO) dengan gas oksigen (O 2)
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) adalah -283,0 kJ

(2)
3. Perubahan entalpi pembentukan gas karbon dioksida (CO2) dari padatan karbon
(C) dan gas oksigen (O2) adalah -393,5 kJ

(3)

Coba tuliskan persamaan yang telah kamu dapatkan di bawah


(1)
(2)
(3)
4. Isilah diagram di bawah ini dengan data yang telah kamu peroleh

....................

∆H1 = -110,5 kJ
∆H3 = -393,5 kJ

.....................

∆H2 = -280,0 kJ

......................

5. Coba jumlahkan entalpi reaksi dari persamaan (1) dan (2), apakah hasil
penjumlahan entalpi reaksinya sama dengan persamaan nomor (3)?

6. Jadi secara matematis hubungan antara perubahan entalpi reaksi 1, 2, dan 3


dapat dituliskan sebagai:

Tulislah kesimpulan yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini

····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
BAHAN AJAR
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
DENGAN HUKUM HESS

1
PENENTUAN ∆H DENGAN HUKUM HESS

Pengukuran entalpi reaksi


dapat diukur dengan menggunakan
kalorimeter. Namun terdapat
beberapa reaksi yang tidak bisa
diukur entalpi reaksinya dengan
menggunakan kalorimeter.
Gambar 1. Ilustrasi kalorimeter
Contohnya seperti reaksi pemba
karan karbon (C). Kalorimeter sederhana tidak bisa mengukur entalpi reaksi tersebut karena
berlangsung pada suhu yang sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan menghasilkan gas CO 2
namun juga dapat menghasilkan gas CO, sehingga sulit untuk diukur dengan kalorimeter
sederhana.

Pada tahun 1840, Germain Henri Hess, seorang ilmuan dari


Jerman, menyatakan sebagai berikut.

Perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal


dan keadaan akhir, tidak berlangsung pada jalannya reaksi.

Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Hess. Kegunaan hukum


Hess adalah untuk menghitung harga ∆H yang sukar diperoleh melalui Gambar 2. Germain
Henry Hess
percobaan.

Contoh:
Terdapat dua cara untuk memperoleh gas CO2
Cara 1 :
C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = -393,5 kJ
Cara 2:
C(s) + 1/2 O2(g)  CO(g) ∆H = -110,5 kJ

CO(g) + ½ O2(g)CO2(g) ∆H = -283,0 kJ +

C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = -393,5 kJ

1
Reaksi diatas dapat digambarkan seperti gambar 3 di bawah ini

C(s) + O2(g) ∆H3 = -393,5 kJ CO2(g


)

∆H1 = -110,5 kJ ∆H2 = 283,0 kJ


CO(g) + ½
O2(g)

Gambar 3. Siklus pembentukan gas CO2

Dari pembahasan dan siklus pada gambar 3, dapar ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut.

Jika suatu reaksi berlangsung menurut dua tahap atau lebih, maka kalor reaksi
totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahap-tahap reaksinya

Oleh karena itu, Hukum Hess dapat disebut juga hukum penjumlahan kalor. Proses diatas dapat
digambarkan sebagai berikut

C(s) + O2(g)

∆H1 = -110,5
∆H3 = -393,5 kJ
kJ
CO(g) + ½
O2(g)
∆H2 = -280,0
CO (g) kJ
2

Gambar 4. Diagram pembentukan gas CO2


Dapat dirumusk

∆H3 = ∆H1 + ∆H2

2
3
Lampiran 1. Latihan Soal

1. Pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya dapat dilakukan dalam satu tahap atau dua tahap
reaksi. Jika diketahui:
½ N2(g) + ½ O2(g) → NO(g) ΔH = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g) ΔH = +33,8 kJ
Berapakah ΔH pembentukan gas NO2?
2. Diketahui reaksi:
C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH1 = –94 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ΔH2 = –136 kJ
3C(s) + 4H2(g) → C3H8(g) ΔH3 = –24 kJ
Tentukan ΔH pada reaksi C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) !

Penyelesaian:
1. Reaksi pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya:
½ N2(g) + O2(g) → NO2(g) ΔH° = ? kJ
Menurut hukum Hess, ΔH hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi. Dengan
demikian, ΔH pembentukan gas NO2 dapat ditentukan dari dua tahap reaksi tesebut.
½N2(g) + ½ O2(g) → NO(g) ΔH1 = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g) ΔH2 = +33,8 kJ
½ N2(g) + O2(g) → NO2(g) ΔH = ΔH1 + ΔH2
= +90,4 kJ + 33,8 kJ = +124,2 kJ
2. Menyesuaikan masing-masing reaksi (1), (2), dan (3) dengan pertanyaan.
• Reaksi (1) dikalikan 3 (agar CO2 menjadi 3 CO2)
• Reaksi (2) dikalikan 2 (agar 2H2O menjadi 4H2O)
• Reaksi (3) dibalik, maka tanda H menjadi + (agar C3H8 menjadi di sebelah kiri)
Jadi, 3C(s) + 3 O2(g) →3CO2(g) ΔH1 = –282 kJ
4 H2(g) + 2 O2(g) → 4H2O(g) ΔH2 = –272 kJ
C3H8(g) → 3 C(s) + 4 H2(g) ΔH3 = 24 kJ
C3H8(g) + 5 O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g) ΔH = – 530 kJ
Lampiran 2. Post tes

1. Diketahui (1) S(s) + O2(g) SO2(g) ΔH1 = -297 kJ


(2) 2S(s) + 3O2(g) 2SO3 (g) ΔH2 = -781 kJ
a. Tentukan entalpi reaksi :
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) ΔH = ?
b. Gambarkanlah diagram siklus dari reaksi-reaksi pembentukan SO3 di atas!
c. Gambarkanlah diagram entalpi dari reaksi-reaksi pembentukan SO3 di atas!
Penyelesaian:
a. Kita harus menyusun persamaan 1, 2 sehingga penjumlahan keduanya menjadi sama dengan
reaksi yang akan ditentukan entalpinya.
reaksi 1 : dikalikan 2 dan dibalik
reaksi 2 : tetap
2SO2(g) 2S(s) + 2O2(g) ΔH1 = +594 kJ Skor = 5
2S(s) + 3O2(g) 2SO3 (g) ΔH2 = -781 kJ Skor = 5
+
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) ΔH = -187 kJ Skor = 5
b. Diagram siklus untuk reaksi di atas adalah

ΔH
2SO2(g) + 2O2(g) 2SO3(g)

ΔH1 ΔH2

2S(s) + 3O2(g) Skor = 10

c. Diagram entalpi untuk reaksi di atas adalah sebagai berikut.

2S(s) + 3O2(g)

ΔH1 = -781 kJ ΔH1 = +594 kJ

2SO2(g) + 2O2(g) Skor = 10

ΔH2 = -187 kJ

2SO3(g)
Lampiran 1. Latihan Soal
1. Diketahui:
∆Hfo CH4O(l) = –238,6 kJ/mol
∆Hfo CO2(g) = –393,5 kJ/mol
∆Hfo H2O(l) = –286 kJ/mol
Tentukanlah ΔH reaksi pembakaran CH4O!
2. Diketahui:
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ∆H = -1110 kJ
CO2 → C + O2 ∆H = +393,5 kJ
SO2 → S + O2 ∆H = +297 kJ
Tentukanlah kalor pembentukan CS2!

Penyelesaian:
1. Reaksi pembakaran CH4O adalah sebagai berikut.
CH4O(l) + 3/2 O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo H2O) – (∆Hfo CH4O + 3/2 ∆Hfo O2)
∆Hreaksi = (–393,5 + 2 × (–286))kJ/mol – (–238,6 + 3/2 × 0)kJ/mol
= –726,9 kJ/mol
2. ∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo SO2) – (∆Hfo CS2 + 3 ∆Hfo O2)
∆Hfo CS2 = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo SO2) – ∆Hreaksi
= (-393,5 + 2 × (–297)) kJ – (-1110 kJ)
= -987,5 kJ + 1110 kJ
= 122,5 kJ
Lampiran 2. Post tes

Diketahui kalor pembentukan CO2, CO, dan PbO berturut-turut adalah sebesar -393,5 kJ/mol, -
110,5 kJ/mol, dan -217,3 kJ/mol. Tentukanlah perubahan entalpi dari reaksi antara PbO (s) dan
CO(g) menghasilkan Pb(s) dan CO2(g)!

Penyelesaian:
PbO(s) + CO(g) → Pb(s) + CO2(g) Skor = 3
∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan Skor = 1
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + ∆Hfo Pb) – (∆Hfo PbO + ∆Hfo CO) Skor = 2
∆Hreaksi = (-393,5 kJ/mol + 0 kJ/mol) – (-217,3 kJ/mol – 110,5 kJ/mol) Skor = 2
= -393,5 kJ/mol + 327,8 kJ/mol
= -65,7 kJ/mol Skor = 2
Lampiran 1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI/1
Materi Pokok : Laju Reaksi
Sub-Materi Pokok : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 8 JP (8 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukan melalui percobaan dan diskusi berbantuan LKPD untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan merancang, melakukan, menyimpulkan,
dan menyajikan percobaan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
3.6 Menjelaskan faktor- 3.6.1 Menjelaskan pengaruh Menunjukkan sikap
faktor yang memengaruhi konsentrasi terhadap laju aktif ketika
laju reaksi menggunakan reaksi menggunakan teori pembelajaran
teori tumbukan. tumbukan. mengenai faktor-
3.6.2 Menjelaskan pengaruh faktor yang
luas permukaan bidang memengaruhi laju
sentuh terhadap laju reaksi reaksi.
menggunakan teori
tumbukan.
3.6.3 Menjelaskan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi
menggunakan teori
tumbukan.
3.6.4 Menjelaskan pengaruh
katalis terhadap laju reaksi
menggunakan teori
tumbukan.

4.7 Merancang, melakukan, 4.7.1 Merancang percobaan


dan menyimpulkan serta faktor-faktor yang
menyajikan hasil memengaruhi laju reaksi.
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju
reaksi dan orde reaksi.

1
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
4.7.2 Melakukan percobaan
faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi.
4.7.3 Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju
reaksi.
4.7.4 Menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju
reaksi secara lisan dan
dalam bentuk laporan
tertulis.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Molaritas
Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam 1 Liter larutan. Molaritas sama dengan jumlah mol dalam zat terlarut dalam
1 Liter larutan.
b. Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jumlah berkurangnya
jumlah zat-zat pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap
satuan waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia biasanya
dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai
ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil
reaksi tiap satuan waktu.
c. Teori Tumbukan
Gagasan utama dari teori tumbukan tentang laju reaksi adalah bahwa agar terjadi
reaksi partikel-partikel reaktan harus bertumbukan. Namun, tidak semua tumbukan
menghasilkan reaksi. Tidak semua tumbukan adalah tumbukan efektif. Untuk
tumbukan yang efektif, spesi reaktan harus (1) prosesnya paling sedikit mengandung
energi minimum yang dibutuhkan untuk mengatur elektron terluar pada pemutusan
ikatan dan pembentukan ikatan dan (2) mempunyai orientasi yang tepat terhadap
satu dengan yang lainnya pada tumbukan tersebut. Tumbukan harus terjadi dalam
reaksi kimia, tetapi tidak menjamin reaksi tersebut akan berlangsung.

2
2. Materi Inti
Indikator Fakta Konsep Prosedur
3.6.1 Menjelaskan - Besi yang diletakkan di tempat yang Semakin tinggi konsentrasi zat-zat reaktan Percobaan pengaruh konsentrasi
pengaruh lembab akan lebih cepat berkarat daripada maka laju reaksinya akan semakin cepat. terhadap laju reaksi dilakukan
konsentrasi di tempat yang kering. Peristiwa Semakin tinggi konsentrasi zat-zat dengan mereaksikan padatan Mg
terhadap laju pengkaratan (korosi) akan terjadi apabila reaktan, maka semakin banyak jumlah dengan larutan HCl. Logam Mg
reaksi besi (logam) bereaksi dengan oksigen dan partikelnya, sehingga peluang terjadinya yang digunakan memiliki panjang
menggunakan air. Pada tempat yang lembab kadar uap tumbukan efektif antar partikel akan yang sama yakni 2 cm sedangkan
teori tumbukan. airnya akan lebih tinggi jika dibandingkan semakin besar dan mengakibatkan laju konsentrasi larutan HCl divariasikan
dengan pada tempat yang kering sehingga reaksinya akan semakin cepat. yaitu 0,5 M; 1 M; dan 2 M.
besi yang diletakkan pada tempat lembab Reaksi antara logam Mg dan larutan
akan lebih cepat berkarat. HCl menghasilkan gas H2 yang
- Pada saat membakar, apabila ada angin ditandai dengan terbentuknya
yang bertiup maka api akan membesar. Hal gelembung-gelembung gas. Laju
ini disebabkan pada udara terdapat reaksi tersebut dilihat dari waktu
oksigen. Oksigen diperlukan pada proses yang diperlukan dari awal
pembakaran sehingga saat melakukan terbentuknya gas H2 hingga seluruh
pembakaran apabila jumlah oksigen logam Mg habis bereaksi.
bertambah disebabkan adanya angin yang
bertiup maka api akan semakin besar.
3.6.2 Menjelaskan - Untuk jenis kayu yang sama, kayu bakar Pada reaksi heterogen (reaksi yang fase Percobaan pengaruh luas permukaan
pengaruh luas yang dipotong-potong akan lebih cepat reaktannya tidak sama), luas permukaan terhadap laju reaksi dilakukan
permukaan terbakar jika dibandingkan dengan kayu bidang sentuh pereaksi yang berwujud dengan mereaksikan padatan CaCO3
bidang sentuh yang tidak dipotong. padat berpengaruh terhadap laju reaksi. berbentuk serbuk dan bongkahan
terhadap laju - Saat memasak sayuran ataupun daging Untuk massa zat yang sama makin besar (massa sama) dengan larutan HCl 2
reaksi biasanya dipotong-potong terlebih dahulu. luas permukaan bidang sentuhnya maka M. Reaksi antara padatan CaCO3
menggunakan Hal ini bertujuan selain mempercantik laju reaksinya akan semakin cepat. dengan larutan HCl menghasilkan
teori tumbukan. penyajian juga agar bahan makanan tersebut gas CO2 yang ditandai dengan
cepat matang dan matangnya merata. munculnya gelembung-gelembung
gas.

3
Indikator Fakta Konsep Prosedur
Hal ini dikarenakan semakin besar luas Laju reaksi tersebut dilihat dari
permukaan bidang sentuhnya maka waktu yang diperlukan dari awal
jumlah partikel yang dapat bersentuhan terbentuknya gas CO2 hingga seluruh
dengan partikel pereaksi lain bertambah. padatan CaCO3 habis bereaksi.
Peluang terjadinya tumbukan efektif antar
partikel akan semakin besar. Dengan
demikian, laju reaksi juga makin cepat.

Gambar1. Bila kubus 1 cm3 dipecah menjadi


dua, maka luas permukaan sentuh meningkat
dua kalinya, dan permukaan sentuh tadi
bereaksi dengan cairan atau gas. Hal ini
merupakan contoh bagaimana penurunan
ukuran partikel dapat memperluas
permukaan sentuh zat.
3.6.3 Menjelaskan - Proses memasak dilakukan dengan Semakin tinggi suhu suatu sistem, laju Percobaan dilakukan dengan
pengaruh suhu membesarkan nyala api agar makanan lebih reaksi semakin cepat. mereaksikan larutan Natrium
terhadap laju cepat masak. Peningkatan nyala api akan Semakin tinggi suhu, maka pergerakan tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M dengan
reaksi mengakibatkankan peningkatan suhu. partikel akan semakin cepat, energi larutan HCl 2 M. Reaksi antara
menggunakan - Makanan disimpan dalam lemari pendingin kinetiknya semakin besar. Hal ini Na2S2O3 dan HCl akan
teori tumbukan untuk memperlambat proses pembusukan. mengakibatkan peluang terjadinya menghasilkan belerang (S) berwarna
tumbukan efektif akan semakin besar kuning keruh yang dapat
sehingga laju reaksinya akan semakin mengaburkan penglihatan terhadap
cepat. tanda silang di bawah gelas kimia.

4
Indikator Fakta Konsep Prosedur
Percobaan ini dilakukan sebanyak 3
kali. Masing-masing percobaan
dilakukan pada suhu ruangan, 10oC di
bawah suhu ruangan, dan 10oC di atas
suhu ruangan. Laju reaksi tersebut
dilihat dari waktu awal larutan HCl
dituangkan hingga tanda silang pada
kertas sudah tak terlihat lagi.
3.6.4 Menjelaskan - Pepsin merupakan salah satu enzim. Enzim Katalis merupakan zat yang dapat Percobaan pengaruh katalis terhadap
pengaruh katalis pepsin dihasilkan di lambung dan berfungsi memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami laju reaksi dilakukan dengan reaksi
terhadap laju untuk memecah protein menjadi peptida perubahan apapun. Penambahan katalis dekomposisi H2O2 dengan dan tanpa
reaksi yang lebih kecil. Enzim merupakan salah dalam suatu reaksi akan menyebabkan penambahan MnO2. Reaksi ini
menggunakan satu contoh katalis. reaksi tersebut berlangsung dengan cara menghasilkan gas O2 yang ditandai
teori tumbukan. - Penambahan ragi pada proses pembuatan yang berbeda. Pada reaksi dengan dengan munculnya gelembung-
tape singkong dapat mempercepat waktu penambahan katalis, reaktan akan gelembung gas. Laju reaksi tersebut
pembuatan tape singkong. Ragi merupakan bereaksi dengan zat yang menjadi katalis dilihat dari waktu yang diperlukan
sumber penting penyedia enzim (biokatalis) namun zat katalis ini akan dihasilkan lagi dari awal terbentuknya gas O2 hingga
yang dapat membantu mempercepat proses di akhir reaksi. Reaksi yang berlangsung tidak terlihat lagi adanya gas O2.
fermentasi pada pembuatan tape singkong. dengan penambahan katalis akan memiliki
energi aktivasi yang lebih rendah
dibandingkan reaksi yang dilakukan tanpa
katalis. Hal ini menyebabkan laju reaksi
dengan penambahan katalis akan lebih
cepat jika dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis dikarenakan
jumlah partikel yang memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi (mencapai energi
aktivasi) jumlahnya semakin banyak
sehingga tumbukan efektif akan semakin
banyak pula.

5
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Predict, Observe, Explain (POE)
dengan syntax (langkah-langkah):
 Predict (memprediksi)
 Observe (mengobservasi)
 Explain (menjelaskan)
Pendekatan : saintifik
Metode : eksperimen dan diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : ATK, papan tulis, alat dan bahan percobaan
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Laju Reaksi.

F. Sumber Belajar
 Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk
Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 96-106.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
105-112.

6
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Siklus I - Pertemuan 1 : Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Apersepsi: 3 menit
- Pendidik memberikan - Peserta didik diharapkan
pertanyaan mengenai materi menjawab pertanyaan yang
sebelumnya yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan materi pertemuan hari berdasarkan pengetahuan awal
ini. yang telah dimiliki.
P:“Pada pertemuan sebelumnya (Peserta didik diharapkan
kalian telah mempelajari menjawab: “Laju reaksi
mengenai laju reaksi. dinyatakan sebagai perubahan
Apakah yang dimaksud konsentrasi per satuan waktu.”
dengan laju reaksi? Agar “Tidak semua tumbukan dapat
suatu reaksi dapat menghasilkan reaksi.
berlangsung, maka partikel- Tumbukan yang dapat
partikel reaktan harus menghasilkan reaksi kimia
bertumbukan. Apakah dikenal dengan istilah
semua tumbukan dapat tumbukan efektif. Tumbukan
menghadilkan reaksi? efektif harus memiliki 2 hal
Tumbukan yang yakni energi yang cukup dan
bagaimanakah yang dapat arah tumbukan yang tepat.)
menghasilkan reaksi?

7
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Motivasi 4 menit
- Pendidik memberi motivasi - Peserta didik mencermati
dengan memberikan gambar gambar yang diberikan oleh
nyala merah dari serpihan baja pendidik.
yang terbakar di dalam labu
erlenmeyer yang berisi oksigen
murni.
- Pendidik mengarahkan hal yang - Peserta didik diharapkan dapat
telah diamati oleh peserta didik menjawab bahwa pembakaran
dengan kebakaran yang terjadi di membutuhkan oksigen. Dalam
alam. udara terkandung oksigen.
“Mengapa saat kita membakar Bertambahnya jumlah oksigen
sesuatu kemudian ada angin, menyebabkan api menjadi
apinya menjadi membesar?” lebih besar (pembakaran lebih
dahsyat).

Acuan
- Pendidik menginformasikan Peserta didik menyimak 1 menit
mengenai tujuan pembelajaran pemberian informasi dari
yang akan dicapai pada pendidik.
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti - Pendidik membagi peserta didik - Peserta didik bergabung 5 menit
ke dalam 7 kelompok secara dengan kelompoknya masing-
heterogen, dimana masing- masing.
masing kelompok terdiri atas 5
orang.

8
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik membagikan 2 LKPD Masing-masing kelompok
kepada masing-masing menerima LKPD yang dibagikan
kelompok. oleh pendidik.
Predict Pendidik membimbing peserta Peserta didik secara aktif bekerja Memprediksi 3.6.1 8 menit
didik untuk memprediksi sama dalam kelompoknya untuk
mengenai laju reaksi antara logam memprediksi dan memberikan
Mg dengan larutan HCl yang alasan terhadap hasil prediksi
memiliki konsentrasi berbeda- mereka tentang laju reaksi antara
beda. logam Mg dengan larutan HCl
yang memiliki konsentrasi
berbeda-beda.
Observe Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif 3.6.1 40 menit
kelompok untuk merencanakan bekerja sama dalam 4.6.1
kegiatan penyelidikan/percobaan kelompoknya untuk
diantaranya: merencanakan kegiatan
penyelidikan/ percobaan
diantaranya:
a. Menentukan variabel-variabel a. Variabel-variabel percobaan Mengidentifikasi
yang digunakan pada terlampir dalam LKPD. variabel
percobaan. b. Alat dan bahan percobaan
b. Menentukan alat dan bahan terlampir dalam LKPD. Menggunakan alat
beserta kegunaan alat dan ciri- c. Desain percobaan dan Merancang
ciri bahan yang akan digunakan prosedur percobaan penelitian
pada percobaan. terlampir dalam LKPD.
c. Merancang desain percobaan
dan prosedur percobaan.

9
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif Melakukan 4.6.2
kelompok untuk melakukan bekerja sama dalam percobaan
kegiatan penyelidikan/ kelompoknya untuk
percobaan. melakukan percobaan yang
telah dirancang.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik mencatat hasil
kelompok untuk mencatat hasil yang didapatkan dari
yang didapatkan dari percobaan. percobaan.

Explain - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik secara aktif Menganalisis data 3.6.1 25 menit
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan a. Mg(s) + HCl(aq) →
reaksi logam Mg dengan MgCl2(aq) + H2(g)
larutan HCl. b. Reaksi Mg dengan larutan
b. Menuliskan hasil laju reaksi HCl yang berkonsentrasi
yang lebih cepat diantara paling tinggi memiliki laju
larutan-larutan yang diuji. reaksi yang paling cepat.
c. Menuliskan perbandingan c. Larutan yang memiliki
jumlah partikel zat pada konsentrasi lebih tinggi
konsentrasi tinggi dan memiliki jumlah partikel
konsentrasi rendah. yang lebih banyak.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi yang berlangsung
jumlah tumbukan efektif pada konsentrasi tinggi
pada reaksi yang berlangsung memiliki jumlah tumbukan
dengan konsentrasi tinggi efektif yang lebih banyak.
dan konsentrasi rendah.

10
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
e. Menuliskan pengaruh e. Semakin tinggi
konsentrasi terhadap laju konsentrasinya maka laju
reaksi berdasarkan teori reaksinya akan semakin
tumbukan. cepat. Hal ini dikarenakan
pada konsentrasi tinggi
jumlah partikelnya semakin
banyak sehingga peluang
terjadinya tumbukan efektif
semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin
cepat.

f. Menuliskan kesimpulan f. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3


mengenai pengaruh kelompoknya menuliskan kesimpulan
konsentrasi terhadap laju kesimpulan:
reaksi. “Reaksi logam Mg dengan
larutan HCl dengan konsentrasi
2M memiliki laju reaksi paling
cepat jika dibandingkan dengan
laju reaksi dengan larutan HCl
1M dan 0,5M. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi
konsentrasi maka jumlah
partikelnya semakin banyak
sehingga peluang terjadinya
tumbukan efektif akan semakin
besar dan laju reaksinya
semakin cepat.”

11
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan - Pendidik menginformasikan - Peserta didik menyimak 1 menit
Penutup mengenai pembelajaran pada informasi dari pendidik.
pertemuan selanjutnya yaitu
melanjutkan kegiatan diskusi dan
pembahasan hasil percobaan
pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi.
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.

Siklus I - Pertemuan 2 : Tes Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi (2 JP)


Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Acuan
Pendidik menyampaikan kegiatan Peserta didik menyimak 1 menit
pembelajaran yang akan dilakukan informasi dari pendidik.
pada hari ini yaitu diskusi dan
pembahasan hasil percobaan yang
telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.

12
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
2. Kegiatan Inti Explain Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik bergabung dengan 2 menit
didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya.
- Pendidik memfasilitasi peserta - Salah satu kelompok Meng- 4.6.4 30 menit
didik untuk melakukan kegiatan menyajikan hasil diskusi komunikasikan
diskusi kelas untuk kelompoknya.
menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya masing-masing.
- Pendidik mendorong - Kelompok lainnya menyimak
keterbukaan dan proses-proses dan bila terdapat hal yang
demokrasi dengan cara belum jelas dapat mengajukan
memberikan kesempatan kepada pertanyaan atau saran.
peserta didik untuk bertanya dan
memberikan saran
- Pendidik melakukan klarifikasi Peserta didik menyimak
dan penekanan terhadap konsep- klarifikasi dan mencatat konsep-
konsep pengaruh konsentrasi konsep yang ditekankan oleh
terhadap laju reaksi. pendidik.
Pendidik membimbing peserta Peserta didik diharapkan mampu Membuat 4.6.3 5 menit
didik untuk menyimpulkan hasil menyimpulkan pengaruh Kesimpulan
pembelajaran yang telah konsentrasi terhadap laju reaksi:
dilakukan. “Semakin tinggi konsentrasi zat-zat
reaktan maka laju reaksinya akan
semakin cepat. Hal ini dikarenakan
pada konsentrasi tinggi jumlah
partikelnya semakin banyak sehingga
peluang terjadinya tumbukan efektif
akan semakin besar dan laju
reaksinya semakin cepat.”

13
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan Penutup - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik mengumpulkan 2 menit
didik untuk mengumpulkan LKPD.
LKPD yang telah dijawab.
- Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik kembali ke 2 menit
didik untuk kembali ke tempat tempat duduknya masing-
duduknya masing-masing. masing.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik mengikuti 45
tindak lanjut berupa tes. kegiatan tes. menit
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.

14
Siklus II - Pertemuan 3: Pengaruh Luas Permukaan, Suhu, dan Katalis terhadap Laju Reaksi (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Apersepsi:
- Pendidik memberikan - Peserta didik diharapkan 2 menit
pertanyaan mengenai materi menjawab pertanyaan yang
sebelumnya yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan materi pertemuan hari berdasarkan pengetahuan awal
ini. yang telah dimiliki.
P:“Pada pertemuan sebelumnya (Peserta didik diharapkan
kalian telah mempelajari menjawab:
bahwa konsentrasi dapat “Semakin tinggi konsentrasi
memengaruhi laju reaksi. zat-zat reaktan maka laju
Bagaimanakah pengaruh reaksinya akan semakin cepat.
konsentrasi terhadap laju Hal ini dikarenakan pada
reaksi?” konsentrasi tinggi jumlah
partikelnya semakin banyak
sehingga peluang terjadinya
tumbukan efektif akan semakin
besar dan laju reaksinya
semakin cepat.”)

15
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Motivasi
- Pendidik memberi motivasi - Peserta didik diharapkan dapat 2 menit
dengan pertanyaan: menjawab bahwa kayu yang
1. Pengaruh luas permukaan dipotong kecil-kecil akan lebih
“Mengapa kayu bakar biasanya cepat terbakar jika
dipotong-potong terlebih dibandingkan dengan kayu
dahulu? Manakah yang lebih yang tidak dipotong.
cepat terbakar kayu yang
dipotong atau kayu besar yang
tidak dipotong?”
2. Pengaruh suhu
“Mengapa jika kita memasak - Peserta didik diharapkan dapat
menjawab bahwa Proses 2 menit
biasanya menggunakan nyala
memasak dilakukan dengan
api yang besar?”
membesarkan nyala api agar
makanan lebih cepat masak.
Peningkatan nyala api akan
mengakibatkankan
peningkatan suhu.

3. Pengaruh katalis - Peserta didik diharapkan dapat 2 menit


“Apakah itu enzim? Apa menjawab bahwa enzim
contoh enzim yang kalian berfungsi membantu suatu
ketahui? Apakah kegunaan proses dalam tubuh.
enzim dalam tubuh?”

16
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Acuan 1 menit
Pendidik menginformasikan
Peserta didik menyimak
mengenai tujuan pembelajaran
pemberian informasi dari
yang akan dicapai pada
pendidik.
pembelajaran hari ini.

2. Kegiatan Inti - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik bergabung 2 menit


didik untuk duduk sesuai dengan dengan kelompoknya masing-
kelompoknya (sama seperti masing.
kelompok pada percobaan
sebelumnya).
- Pendidik membagikan 2 LKPD - Masing-masing kelompok
kepada masing-masing menerima LKPD yang
kelompok. dibagikan oleh pendidik.
Kelompok 4,5 faktor luas
permukaan.
Kelompok 1,3,7 faktor suhu.
Kelompok 2, 6 faktor katalis.

Predict Faktor luas permukaan Memprediksi 3.6.2 5 menit


Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif bekerja
didik untuk memprediksi sama dalam kelompoknya untuk
mengenai laju reaksi antara memprediksi dan memberikan
padatan CaCO3 (serbuk dan alasan terhadap hasil prediksi
bongkahan) dengan larutan HCl 2 mereka tentang laju reaksi antara
M. padatan CaCO3 (serbuk dan
bongkahan) dengan larutan HCl
2 M.

17
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Faktor suhu Memprediksi 3.6.3
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif bekerja
didik untuk memprediksi sama dalam kelompoknya untuk
mengenai laju reaksi antara larutan memprediksi dan memberikan
Na2S2O3 dan larutan HCl dengan alasan terhadap hasil prediksi
suhu yang berbeda-beda. mereka tentang laju reaksi antara
larutan Na2S2O3 dan larutan HCl
dengan suhu yang berbeda-beda.

Faktor katalis Peserta didik secara aktif bekerja Memprediksi 3.6.4


Pendidik mengarahkan peserta sama dalam kelompoknya untuk
didik untuk memprediksi memprediksi dan memberikan
mengenai laju reaksi penguraian alasan terhadap hasil prediksi
H2O2 dengan dan tanpa mereka tentang laju reaksi
menggunakan katalis MnO2. penguraian H2O2 dengan dan
tanpa menggunakan katalis
MnO2.

Observe Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif 3.6.2 40 menit
kelompok untuk merencanakan bekerja sama dalam 3.6.3
kegiatan penyelidikan/percobaan kelompoknya untuk 3.6.4
diantaranya: merencanakan kegiatan 4.6.1
penyelidikan/ percobaan
diantaranya:
a. Menentukan variabel-variabel a. Variabel-variabel percobaan Mengidentifikasi
yang digunakan pada terlampir dalam LKPD. variabel
percobaan.

18
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
b. Menentukan alat dan bahan b. Alat dan bahan percobaan Menggunakan alat 4.6.1
beserta kegunaan alat dan ciri- terlampir dalam LKPD.
ciri bahan yang akan digunakan c. Desain percobaan dan Merancang
pada percobaan. prosedur percobaan terlampir penelitian
c. Merancang desain percobaan dalam LKPD.
dan prosedur percobaan.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif Melakukan 4.6.2
kelompok untuk melakukan bekerja sama dalam percobaan
kegiatan penyelidikan/ kelompoknya untuk
percobaan. melakukan percobaan yang
telah dirancang.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik mencatat hasil
kelompok untuk mencatat hasil yang didapatkan dari
yang didapatkan dari percobaan. percobaan.
Explain Faktor luas permukaan Menganalisis data 3.6.1 30 menit
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan a. CaCO3(s) + HCl(aq) →
reaksi padatan CaCO3 CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
dengan larutan HCl.
b. Menuliskan hasil laju reaksi b. Reaksi CaCO3 serbuk dengan
yang lebih cepat diantara larutan HCl memiliki laju
percobaan yang dilakukan. reaksi lebih cepat jika
dibandingkan dengan reaksi
CaCO3 bongkahan dengan
larutan HCl.

19
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
c. Menuliskan perbandingan c. Serbuk CaCO3 memiliki luas
luas permukaan bidang sentuh permukaan bidang sentuh
antara serbuk CaCO3 dan yang lebih besar jika
bongkahan CaCO3. dibandingkan bongkahan
CaCO3.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi dengan luas
jumlah tumbukan efektif pada permukaan bidang sentuh
reaksi yang berlangsung besar memiki jumlah
dengan luas permukaan tumbukan efektif yang lebih
bidang sentuh kecil dan luas besar jika dibandingkan
permukaan bidang sentuh dengan reaksi dengan luas
besar. permukaan bidang sentuh
kecil.
e. Menuliskan pengaruh luas e. Semakin besar luas
permukaan bidang sentuh permukaan bidang sentuhnya
terhadap laju reaksi maka laju reaksinya akan
berdasarkan teori tumbukan. semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin luas
permukaan bidang sentuhnya
maka peluang terjadinya
tumbukan efektif akan
semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin
cepat.

20
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
f. Menuliskan kesimpulan f. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh luas kelompoknya menuliskan Kesimpulan
permukaan bidang sentuh kesimpulan:
terhadap laju reaksi. “Reaksi antara larutan HCl
dengan serbuk CaCO3 memiliki
laju reaksi yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan reaksi
antara larutan HCl dengan
bongkahan CaCO3. Hal ini
dikarenakan serbuk CaCO3
memiliki luas permukaan
bidang sentuh yang lebih besar
jika dibandingkan dengan
bongkahan CaCO3. Semakin
besar luas permukaan bidang
sentuhnya maka semakin besar
peluang terjadinya tumbukan.
Peluang terjadinya tumbukan
efektif juga semakin besar
sehingga laju reaksinya
semakin cepat.”
Explain Faktor luas suhu Menganalisis data 3.6.3
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan reaksi a. Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) →
larutan Na2S2O3 dengan larutan 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) +
HCl. H2O(l)

21
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
b. Menuliskan hasil laju reaksi b. Larutan Na2S2O3 dengan 3.6.3
yang lebih cepat diantara larutan HCl yang dilakukan
percobaan yang dilakukan. pada suhu 80oC memiliki laju
reaksi yang paling cepat.
c. Menuliskan perbandingan c. Zat-zat reaktan yang bersuhu
energi kinetik kinetik pada tinggi memiliki energi
partikel zat reaktan yang kinetik yang lebih tinggi jika
berlangsung pada suhu tinggi dibandingkan dengan zat
dan yang berlangsung dengan reaktan bersuhu lebih rendah.
suhu lebih rendah.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi dengan suhu tinggi
jumlah tumbukan efektif pada memiki jumlah tumbukan
reaksi yang berlangsung efektif yang lebih besar jika
dengan suhu tinggi dan suhu dibandingkan dengan reaksi
lebih rendah. dengan reaksi dengan suhu
lebih rendah.
e. Menuliskan pengaruh suhu e. Semakin tinggi suhu zat-zat
terhadap laju reaksi reaktan maka laju reaksinya
berdasarkan teori tumbukan. akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi
suhunya maka energi kinetik
partikel-partikel reaktan akan
semakin besar sehingga
peluang terjadinya tumbukan
efektif akan semakin besar
pula dan laju reaksinya
semakin cepat.

22
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
f. Menuliskan kesimpulan f. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh suhu kelompoknya menuliskan Kesimpulan
terhadap laju reaksi. kesimpulan:
“Reaksi antara larutan Na2S2O3
dan larutan HCl yang dilakukan
pada suhu yang lebih tinggi
memiliki laju reaksi yang lebih
cepat. Semakin tinggi suhunya
maka semakin cepat laju
reaksinya. Hal ini dikarenakan
pada suhu yang tinggi, gerak
partikel-partikel semakin cepat,
energi kinetiknya semakin besar
sehingga peluang terjadinya
tumbukan semakin besar.
Peluang terjadinya tumbukan
efektif juga semakin besar.”
Explain Faktor katalis Menganalisis data 3.6.4
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan hasil laju reaksi a. Laju reaksi peruraian H2O2
yang lebih cepat diantara yang lebih cepat terjadi pada
percobaan yang dilakukan. reaksi yang ditambahkan
serbuk MnO2.
b. Menuliskan fungsi MnO2 b. MnO2 berfungsi sebagai
dalam reaksi peruraian H2O2. katalis.

23
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
c. Menuliskan keadaan MnO2 c. MnO2 di awal reaksi 3.6.4
sebelum dan sesudah reaksi. berwarna hitam, di akhir
reaksi didapatkan larutan
berwarna kehitaman yang
menandakan adanya MnO2
jadi MnO2 tetap ada di awal
reaksi dan dihasilkan kembali
di akhir reaksi.
d. Menuliskan persamaan reaksi d. Tanpa katalis:
penguraian H2O2 dengan dan H2O2(l) → H2O(l) + O2(g)
tanpa menggunakan katalis Dengan katalis:
MnO2 H2O2(l) ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑀𝑛𝑂2 H2O(l) + O2(g)
e. Menuliskan pengertian katalis. e. Katalis merupakan zat yang
dapat memengaruhi laju
reaksi tanpa mengalami
perubahan apapun.
f. Menuliskan pengertian energi f. Energi aktivasi adalah energi
aktivasi. minimal yang diperlukan
agar suatu reaksi dapat
terjadi.
g. Melengkapi grafik reaksi tanpa g. (terlampir dalam LKPD)
dan dengan menggunakan
katalis.
h. Menuliskan perbandingan yang h. Energi aktivasi pada reaksi
didapat dari grafik reaksi tanpa tanpa katalis lebih tinggi jika
dan dengan menggunakan dibandingkan dengan reaksi
katalis. dengan katalis.

24
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
i. Menuliskan cara kerja katalis i. Reaksi yang berlangsung 3.6.4
dalam mempercepat laju reaksi. dengan penambahan katalis
akan memiliki energi aktivasi
yang lebih rendah dibandingkan
reaksi yang dilakukan tanpa
katalis. Hal ini menyebabkan
laju reaksi dengan penambahan
katalis akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis
dikarenakan jumlah partikel
yang memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi (mencapai
energi aktivasi) jumlahnya
semakin banyak sehingga
tumbukan efektif akan semakin
banyak pula.
j. Menuliskan kesimpulan j. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh katalis kelompoknya menuliskan kesimpulan
terhadap laju reaksi. kesimpulan:
“Reaksi penguraian H2O2 dengan
penambahan katalis MnO2
memiliki laju reaksi yang lebih
cepat jika dibandingkan dengan
yang tanpa katalis. Hal ini
dikarenakan katalis merupakan
zat yang dapat mempercepat
suatu reaksi kimia. Katalis
mempercepat reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi.

25
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Pendidik memberikan kesempatan Perwakilan dari kelompok faktor
kepada masing-masing perwakilan luas permukaan menyampaikan
kelompok untuk bertukar data hasil percobaannya kepada
mengenai hasil percobaannya. kelompok faktor suhu dan
katalis. Begitupun sebaliknya.
3. Kegiatan - Pendidik menginformasikan - Peserta didik menyimak 1 menit
Penutup mengenai pembelajaran pada informasi dari pendidik.
pertemuan selanjutnya yaitu
melanjutkan kegiatan diskusi dan
pembahasan hasil percobaan
pengaruh luas permukaan, suhu,
dan katalis terhadap laju reaksi.

1 menit
Etika Penutup
Peserta didik menjawab salam
Pendidik memberi salam
dari pendidik.

26
Siklus II-Pertemuan 2 (Presentasi Hasil dan Tes Siklus II)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Acuan
Pendidik menyampaikan kegiatan Peserta didik menyimak 1 menit
pembelajaran yang akan dilakukan informasi dari pendidik.
pada hari ini yaitu diskusi dan
pembahasan hasil percobaan yang
telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Kegiatan Inti Explain Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik bergabung dengan 1 menit
didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya.
- Pendidik memfasilitasi peserta - Salah satu kelompok dari Meng- 4.6.4 30 menit
didik untuk melakukan kegiatan masing-masing topik faktor komunikasikan
diskusi kelas untuk luas permukaan/suhu/katalis
menyampaikan hasil diskusi menyajikan hasil diskusi
kelompoknya masing-masing. kelompoknya.
- Pendidik mendorong - Kelompok lainnya menyimak
keterbukaan dan proses-proses dan bila terdapat hal yang
demokrasi dengan cara belum jelas dapat mengajukan
memberikan kesempatan kepada pertanyaan atau saran.
peserta didik untuk bertanya dan -
memberikan saran

27
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik melakukan klarifikasi - Peserta didik menyimak
dan penekanan terhadap klarifikasi dan mencatat
konsep-konsep pengaruh luas konsep-konsep yang
permukaan, suhu, dan katalis ditekankan oleh pendidik.
terhadap laju reaksi dan
hubungannya dengan teori
tumbukan.

Pendidik membimbing peserta Peserta didik diharapkan mampu Membuat 3.6.2 5 menit
didik untuk menyimpulkan hasil menyimpulkan pengaruh luas Kesimpulan 4.6.3
pembelajaran yang telah mereka permukaan terhadap laju reaksi:
lakukan. ”Untuk massa zat yang sama makin
besar luas permukaan bidang
sentuhnya maka laju reaksinya
akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin besar luas
permukaan bidang sentuhnya maka
jumlah partikel yang dapat
bersentuhan dengan partikel
pereaksi lain bertambah. Peluang
terjadinya tumbukan efektif antar
partikel akan semakin besar.
Dengan demikian, laju reaksi juga
makin cepat.”

28
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Peserta didik diharapkan mampu 3.6.3
menyimpulkan pengaruh suhu 4.6.3
terhadap laju reaksi:
”Semakin tinggi suhu suatu sistem,
laju reaksi semakin cepat.
Semakin tinggi suhu, maka
pergerakan partikel akan semakin
cepat, energi kinetiknya semakin
besar. Hal ini mengakibatkan
peluang terjadinya tumbukan efektif
akan semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin cepat.”

Peserta didik diharapkan mampu 3.6.4


menyimpulkan pengaruh katalis 4.6.3
terhadap laju reaksi:
”Reaksi yang berlangsung dengan
penambahan katalis akan memiliki
energi aktivasi yang lebih rendah
dibandingkan reaksi yang dilakukan
tanpa katalis. Hal ini menyebabkan
laju reaksi dengan penambahan
katalis akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis
dikarenakan jumlah partikel yang
memiliki energi yang cukup untuk
bereaksi (mencapai energi aktivasi)
jumlahnya semakin banyak sehingga
tumbukan efektif akan semakin
banyak pula.”

29
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik mengumpulkan 1 menit
Penutup didik untuk mengumpulkan LKPD.
LKPD yang telah dijawab.
- Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik kembali ke 1 menit
didik untuk kembali ke tempat tempat duduknya masing-
duduknya masing-masing. masing.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik menyimak
tindak lanjut berupa pemberian informasi tentang tugas 4.6.4 2 menit
tugas laporan praktikum faktor- laporan praktikum dari
faktor yang mempengaruhi laju pendidik.
reaksi.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik mengikuti 45 menit
tindak lanjut berupa tes. kegiatan tes.
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.

30
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Tes Tes Tertulis Soal Objektif
Pengetahuan
Non Tes LKPD
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan Non Tes Observasi
Melakukan Percobaan

Bandung, Oktober 2018


Guru Pamong, Mahasiswa Praktikan,

Dra. Hj. Iis Saomah Hanifah Jawas


NIP. 19600703 198303 2 007 NIM. 1708895

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing

Yanyan Supriatna R.S., S.Pd. Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP. 19640215 198903 1 008 NIP. 19611115 198601 2 001

31
Lampiran 2a.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang


memengaruhi laju reaksi melalui percobaan dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap
aktif dan keterampilan merancang, melakukan,
menyimpulkan, dan menyajikan percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju reaksi.

PETUNJUK BELAJAR

1. LKPD ini merupakan penunjang kegiatan pembelajaran.


2. Diskusikanlah hal-hal yang terdapat dalam LKPD ini
bersama dengan kelompokmu!
3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, bertanyalah kepada
guru!

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 1


Perhatikan gambar berikut!

Gambar 1. Nyala merah dari serpihan baja yang terbakar di dalam oksigen murni

Kandungan oksigen di udara terbuka sekitar 21%. Coba anda pikirkan, apabila kandungan
oksigen di udara terbuka bukan 21% tetapi 30%, apakah yang akan terjadi? Jika Anda telusuri
secara mendalam, jawaban yang anda peroleh mungkin pohon-pohon kayu yang terdapat di hutan
akan mudah terbakar dan akan sangat sulit untuk memadamkan kebakaran hutan tersebut. Seperti
pada gambar, bahkan ketika baja dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi oksigen murni,
baja tersebut terbakar sangat hebat menghasilkan nyala merah. Dalam hal ini, apakah yang
memengaruhi laju pembakaran tersebut?

A. Predict

Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi, dimana akan direaksikan pita Mg dengan larutan asam klorida (HCl). Pada reaksi ini
konsentrasi larutan HCl divariasikan mulai dari yang konsentrasi rendah hingga tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki laju reaksi paling cepat? Jelaskanlah mengenai
prediksi kalian tersebut (hubungkan dengan teori tumbukan)!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi antara pita Mg dengan larutan HCl yang memiliki laju reaksi paling cepat adalah reaksi
antara pita Mg dengan larutan HCl yang memiliki konsentrasi paling tinggi. Hal ini
dikarenakan pada larutan yang memiliki konsentrasi tinggi jumlah partikel-partikelnya akan
lebih banyak sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel akan semakin besar.
Peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel juga akan semakin besar sehingga laju
reaksinya semakin cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 2


B. Observe

Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!

1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Konsentrasi larutan HCl
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Volume larutan HCl,
suhu larutan HCl,
massa logam magnesium.

2. Alat dan bahan


Lengkapilah tabel alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan hubungan pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dari reaksi antara logam Mg dan larutan HCl di bawah ini!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
1 Tabung reaksi Sebagai tempat larutan HCl - 3 buah
Rak Tabung
2 Tempat tabung reaksi - 1 buah
Reaksi
Untuk mengukur larutan dengan volume
3 Gelas ukur 10 mL 1 buah
tertentu
Untuk mengambil larutan dengan volume
4 Pipet tetes - 1 buah
sedikit
Untuk menuangkan larutan dari botol
5 Corong Kaca - 1 buah
reagen ke dalam wadah
6 Stopwatch Untuk mengukur waktu reaksi - 1 buah

No Nama Bahan Keterangan Ciri-Ciri Fisik Jumlah


1 Larutan HCl 0,5 M; 1M; 2M Larutan bening tak berwarna @10 mL
2 Logam 3 cm Padatan berwarna abu-abu
3 buah
magnesium metalik

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 3


3. Desain percobaan
Gambarkanlah desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda tentukan!

HCl 0,5 M HCl 1 M HCl 2 M

a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberikan label 1, 2, 3 untuk masing-masing tabung
reaksi.
2. Memasukkan 10 mL larutan HCl 0,5 M; 1 M; dan 2 M masing-masing ke dalam tabung reaksi 1,
2, dan 3.
3. Memasukkan pita Mg berukuran 3 cm ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi tersebut.
4. Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari logam Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl
sampai logam Mg habis bereaksi.

b. Hasil pengamatan dan Pengolahan data


Hasil Pengamatan
No [HCl] (M) Laju reaksi (s-1)
Waktu (s) Hasil Reaksi
1 0,5 Terbentuk gelembung gas, larutan bening

2 1 Terbentuk gelembung gas, larutan bening

3 2 Terbentuk gelembung gas, larutan bening

Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 4


C. Explain

a. Tentukan persamaan reaksi antara logam Mg dan larutan HCl!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

b. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, bagaimanakah hasil yang anda peroleh
mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi dengan larutan HCl paling tinggi (2 M) memiliki laju reaksi yang paling tinggi. Jadi,
semakin tinggi konsentrasi larutan maka laju reaksinya semakin cepat.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan
dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan pada konsentrasi
tinggi dan konsentrasi rendah. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat reaktan pada
konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah pada kolom yang disediakan di bawah ini!

Keterangan:

Gambar 1. Partikel zat reaktan Gambar 2. Partikel zat reaktan


dengan konsentrasi rendah dengan konsentrasi tinggi

Berdasarkan yang kalian gambarkan di atas, diskusikanlah hal-hal berikut!

c. Bagaimanakah perbandingan jumlah partikel zat reaktan pada konsentrasi tinggi dan
konsentrasi rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Jumlah partikel zat reaktan dengan konsetrasi tinggi lebih banyak jika dibandingkan
dengan konsentrasi rendah.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 5


d. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan antar partikel pada reaksi yang berlangsung
dengan konsentrasi tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Peluang terjadinya tumbukan antar partikel pada reaksi dengan konsentrasi tinggi lebih
besar jika dibandingkan dengan konsentrasi rendah.

e. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi yang
berlangsung dengan konsentrasi tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi
rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi dengan konsentrasi tinggi
lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi rendah.

f. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Semakin tinggi konsentrasinya maka laju reaksinya akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan pada konsentrasi tinggi jumlah partikel-partikelnya lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah partikel pada konsentrasi rendah. Jumlah partikel yang
lebih banyak menyebabkan peluang terjadinya tumbukan akan semakin besar. Peluang
terjadinya tumbukan efektif juga akan semakin besar sehingga laju reaksinya akan
semakin cepat.

Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang


telah kalian lakukan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi Semakin luas Mg
antara logam permukaan zat permukaan
dan larutan HCl dengansuatu zat maka
konsentrasi lajumenghasilkan
tinggi reaksi semakin cepat.
laju reaksi
yang cepat. Semakin tinggi konsentrasinya semakin cepat laju reaksinya. Hal ini dikarenakan
pada konsentrasi yang tinggi jumlah partikelnya lebih banyak jika dibandingkan dengan pada
konsentrasi rendah. Hal ini menyebabkan peluang terjadinya tumbukan semakin besar.
Peluang terjadinya tumbukan efektif juga semakin besar sehingga laju reaksinya semakin
cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Konsentrasi 6


Lampiran 2b.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang


memengaruhi laju reaksi melalui percobaan dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap
aktif dan keterampilan merancang, melakukan,
menyimpulkan, dan menyajikan percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju reaksi.

PETUNJUK BELAJAR

1. LKPD ini merupakan penunjang kegiatan pembelajaran.


2. Diskusikanlah hal-hal yang terdapat dalam LKPD ini
bersama dengan kelompokmu!
3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, bertanyalah kepada
guru!

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 1


Perhatikanlah gambar berikut!

Gambar 1. Kayu bakar yang dipotong Gambar 2. Kayu bakar tidak dipotong

Saat membakar kayu, kayu yang dipotong-potong akan lebih cepat terbakar jika dibandingkan
dengan kayu yang tidak dipotong. Mengapa demikian? Apakah yang memengaruhi proses
tersebut?

A. Predict

Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh luas permukaan terhadap
laju reaksi dimana akan direaksikan padatan CaCO3 dengan larutan HCl 2 M. Padatan CaCO3 yang
digunakan berbentuk serbuk dan bongkahan. Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki
laju reaksi lebih cepat? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (kaitkanlah dengan teori
tumbukan)!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi larutan HCl dengan menggunakan padatan CaCO3 berbentuk serbuk akan memiliki laju
reaksi yang lebih cepat jika dibandingkan menggunakan CaCO3 berbentuk bongkahan..
Hal ini dikarenakan CaCO3 berbentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan CaCO3 berbentuk bongkahan. Sehingga peluang terjadinya tumbukan
antar partikel-partikelnya akan semakin besar, peluang terjadinya tumbukan efektif antar
partikel juga semakin besar yang menyebabkan laju reaksinya semakin cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 2


B. Observe

Untuk menguji prediksi yang telah Anda rumuskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!

1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Bentuk CaCO3 (serbuk CaCO3 dan bongkahan CaCO3)
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Massa CaCO3,
Konsentrasi dan volume larutan HCl
Suhu larutan HCl

2. Alat dan bahan


Lengkapilah tabel alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan hubungan pengaruh luas
permukaan terhadap laju reaksi dari reaksi antara padatan CaCO3 dengan larutan HCl 2 M di
bawah ini!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
Sebagai tempat mereaksikan CaCO3 dan
1 Tabung Reaksi - 2 buah
larutan HCl
2 Rak tabung reaksi Sebagai tempat tabung reaksi - 1 buah
Untuk mengambil larutan HCl dengan
3 Pipet tetes - 1 buah
jumlah sedikit
4 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan HCl 10 mL 2 buah
5 Kaca arloji Sebagai wadah padatan CaCO3 - 2 buah
6 Spatula Untuk mengambil padatan CaCO3 - 1 buah
7 Corong Kaca Untuk menuangkan larutan - 1 buah
8 Stopwatch Untuk mengukur waktu reaksi - 1 buah

No Nama Bahan Ciri-Ciri Fisik Jumlah


1 Larutan HCl 2 M Larutan bening tak berwarna 20 mL
2 Bongkahan CaCO3 Padatan berwarna biru 0,5 gram
3 Serbuk CaCO3 Padatan berwarna putih 0,5 gram

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 3


3. Desain percobaan
Gambarkanlah desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda tentukan!

a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan memberikan label 1 dan 2 untuk masing-masing tabung
reaksi.
2. Memasukkan 10 mL larutan HCl 2 M ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Menimbang lempengan CaCO3 dan serbuk CaCO3 masing-masing sebanyak 0,5 gram.
4. Memasukkan lempengan CaCO3 ke dalam tabung reaksi 1 dan serbuk lempengan CaCO3 ke
dalam tabung reaksi 2 secara bersamaan.
5. Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari saat CaCO3 dimasukkan ke dalam larutan
tabung reaksi sampai CaCO3 habis bereaksi.

b. Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data


Bentuk Hasil Pengamatan
No Laju reaksi (s-1)
CaCO3 Waktu (s) Hasil Reaksi
1 Serbuk CaCO3

Bongkahan
2
CaCO3

Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 4


C. Explain

a. Tentukan persamaan reaksi antara padatan CaCO3 dan larutan HCl!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

b. Berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan, reaksi manakah yang memiliki laju
reaksi lebih cepat?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


CaCO3 yang berbentuk serbuk memiliki laju reaksi yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan CaCO3 yang berbentuk lempengan. Hal ini berarti reaktan yang memiliki luas
permukaan bidang sentuh yang lebih besar akan menghasilkan laju reaksi yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan luas permukaan yang lebih kecil.

Di bawah ini kita misalkan CaCO3 yang berbentuk kubus dengan massa yang sama.
 Gambar 1. disamping dimisalkan
CaCO3 yang berbentuk kubus besar
dan memiliki panjang rusuk masing-
masing 10 cm.
 Luas sisi kubus CaCO3 disamping
adalah 600 cm2

Gambar 1. Potongan CaCO3 yang Berbentuk Kubus Besar


 Gambar 2 disamping merupakan
CaCO3 pada gambar 1 yang dipecah
menjadi kubus yang lebih kecil
menjadi 8 bagian dengan panjang
rusuk masing-masing 5 cm.
 Luas keseluruhan kubus CaCO3
Gambar2. Potongan CaCO3 yang Berbentuk Kubus Kecil
disamping adalah 1200 cm2
 Gambar 3 disamping merupakan
CaCO3 berbentuk kubus kecil pada
gambar 2 yang dipecah lagi menjadi
bagian yang lebih kecil dan
diperoleh kubus CaCO3 sebanyak 64
bagian dengan panjang rusuk
masing-masing kubus gula adalah
2,5 cm.
 Luas keseluruhan kubus CaCO3
disamping adalah 2400 cm2

Gambar 3. Potongan CaCO3 yang Berbentuk Kubus yang Lebih Kecil

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 5


c. Dari ketiga ukuran CaCO3 di atas, tentukan manakah yang memiliki luas permukaan
bidang sentuh yang lebih besar?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Kubus CaCO3 pada gambar 3 memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih
besar jika dibandingkan dengan kubus pada gambar 1 dan 2.

d. Bagaimanakah hubungan antara ukuran partikel zat reaktan dengan luas permukaan bidang
sentuh zat padat untuk massa yang sama?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Untuk massa yang sama, semakin besar ukuran partikel zat reaktan maka semakin kecil
luas permukaan bidang sentuhnya.

Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan
dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan dengan luas
permukaan bidang sentuh besar dan kecil. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat
reaktan dengan luas permukaan bidang sentuh besar dan kecil dalam kolom yang disediakan
di bawah ini!

Keterangan:

Gambar 1. Partikel zat reaktan Gambar 2. Partikel zat reaktan


dengan luas permukaan bidang dengan luas permukaan bidang
sentuh kecil sentuh besar

Berdasarkan yang kalian cermati pada gambar, diskusikanlah hal-hal berikut!


e. Bagaimanakah perbandingan antara jumlah tumbukan efektif pada reaksi yang berlangsung
dengan luas permukaan bidang sentuh kecil dan reaksi yang berlangsung dengan luas
permukaan bidang sentuh besar?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Jumlah tumbukan efektif pada reaksi yang berlangsung dengan luas permukaan besar
lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah tumbukan efektif pada reaksi yang
berlangsung dengan luas permukaan kecil.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 6


f. Jelaskan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaktan dengan luas permukaan bidang sentuh lebih besar akan memiliki laju reaksi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan reaktan dengan luas permukaan bidang
sentuk kecil. Hal ini dikarenakan semakin besar luas permukaan bidang sentuhnya maka
peluang terjadinya tumbukan akan semakin besar. Peluang terjadinya tumbukan efektif
juga akan semakin besar sehingga laju reaksinya akan semakin cepat.

Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi antara larutan HCl dengan serbuk CaCO3 memiliki laju reaksi yang lebih cepat jika
dibandingkan
Semakindengan reaksi antara
luas permukaan larutan HCl
zat permukaan suatu dengan
zat makabongkahan CaCO3. cepat.
laju reaksi semakin Hal ini
dikarenakan serbuk CaCO3 memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar jika
dibandingkan dengan lempengan CaCO3. Semakin besar luas permukaan bidang sentuhnya
maka semakin besar peluang terjadinya tumbukan. Peluang terjadinya tumbukan efektif juga
semakin besar sehingga laju reaksinya akan semakin cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi: Luas Permukaan 7


Lampiran 2c.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang


memengaruhi laju reaksi melalui percobaan dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap
aktif dan keterampilan merancang, melakukan,
menyimpulkan, dan menyajikan percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju reaksi.

PETUNJUK BELAJAR

1. LKPD ini merupakan penunjang kegiatan pembelajaran.


2. Diskusikanlah hal-hal yang terdapat dalam LKPD ini
bersama dengan kelompokmu!
3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, bertanyalah kepada
guru!

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 1


Hal-hal sederhana yang sering Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu
dari banyak contoh aplikasi dari konsep-konsep yang Anda pelajari.

Misalkan saja ketika anda memasak menggunakan kompor dimana nyala apinya diperbesar!
Apakah fungsi memperbesar nyala api tersebut?

A. Predict

Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dimana akan direaksikan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl)
di dalam gelas kimia. Pada reaksi ini, suhu larutan HCl dibuat berbeda-beda mulai dari suhu yang
tinggi hingga lebih rendah. Reaksi antara Na2S2O3 dengan larutan HCl akan menghasilkan
belerang berwarna kekuningan yang akan menutupi tanda silang pada dasar gelas kimia.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki laju reaksi lebih cepat (paling cepat menutupi
tanda silang pada dasar gelas kimia)? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (hubungkan
dengan teori tumbukan) !

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Laju reaksi yang lebih cepat adalah reaksi Na 2S2O3 dan HCl yang dilakukan pada suhu yang
lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada suhu yang lebih tinggi gerakan partikel-partikel zat
reaktannya akan lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah, sehingga peluang terjadinya
tumbukan akan semakin besar. Peluang terjadinya tumbukan efektif juga akan semakin besar
sehingga laju reaksinya akan semakin cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 2


B. Observe

Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Suhu larutan Na2S2O3
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Konsentrasi dan volume larutan HCl
Konsentrasi dan volume larutan Na2S2O3
Suhu larutan HCl

2. Alat dan bahan


Lengkapilah tabel alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan hubungan pengaruh suhu
terhadap laju reaksi dari reaksi antara larutan Na 2S2O3 dan larutan HCl di bawah ini!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
1 Gelas Ukur Mengukur volume larutan - 2 buah
Untuk mengambil larutan dengan volume
2 Pipet tetes - 2 buah
sedikit
3 Pembakar spiritus Untuk memanaskan larutan - 1 buah

4 Stopwatch Untuk mengukur waktu reaksi - 1 buah

5 Thermometer Untuk mengukur suhu larutan 100oC 2 buah

6 Penangas es Untuk menurunkan suhu larutan - 1 set

7 Corong Kaca Untuk menuangkan larutan - 1 buah

8 Gelas Kimia Tempat mereaksikan larutan HCl dan Na2S2O3 25 mL 1 buah

No Nama Bahan Ciri-Ciri Fisik Jumlah

1 Larutan HCl 2 M Larutan bening tak berwarna 40 mL

Larutan Na2S2O3 0,2


2 Larutan bening tak berwarna 40 mL
M

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 3


3. Desain percobaan
Gambarkanlah desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda tentukan!

a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Memberikan tanda silang pada kertas berwarna putih.
2. Menyiapkan 4 buah gelas kimia yang masing-masing berisi 20 mL larutan Na2S2O3 0,2 M serta tandai
masing-masing gelas kimia dengan angka 1, 2, 3, dan 4.
3. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 mL larutan HCl 2 M.
4. Mengukur suhu larutan dalam gelas kimia 1 dan mencatatnya sebagai suhu ruangan.
5. Meletakkan gelas kimia 1 di atas kertas yang telah diberi tanda silang.
6. Memasukkan 10 mL larutan HCl 2 M ke dalam gelas kimia 1.
7. Mengukur waktu yang diperlukan sampai tanda silang pada kertas tidak terlihat lagi dari gelas kimia
1.
8. Mengulangi langkah 5, 6, dan 7 untuk gelas kimia 2 dengan suhu larutan 10oC di atas suhu ruangan
dan gelas kimia 3 dengan suhu 20oC di atas suhu ruangan.

b. Hasil pengamatan dan Pengolahan data


Suhu Hasil Pengamatan
No o Laju reaksi (s-1)
( C) Waktu (s) Hasil Reaksi
1
2
3

Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan pada
tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 4


C. Explain
a. Tentukan persamaan reaksi antara larutan Na2S2O3 dan larutan HCl!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)

b. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, bagaimanakah pengaruh suhu terhadap
laju reaksi?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Semakin tinggi suhu maka laju reaksinya semakin cepat

Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan dengan
mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan pada suhu tinggi dan suhu
rendah. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat reaktan pada suhu tinggi dan suhu
rendah pada kolom yang disediakan di bawah ini!

Keterangan:

Gambar 1. Partikel zat reaktan Gambar 2. Partikel zat reaktan


dengan suhu rendah dengan suhu tinggi

Berdasarkan yang kalian gambarkan di atas, diskusikanlah hal-hal berikut!

c. Bagaimanakah perbandingan energi kinetik partikel zat reaktan pada reaksi yang
berlangsung dengan suhu tinggi dan yang berlangsung dengan suhu rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Partikel-partikel reaktan dari reaksi yang bersuhu tinggi memiliki energi kinetik yang
lebih besar jika dibandingkan dengan partikel-partikel reaktan dari reaksi yang bersuhu
rendah.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 5


d. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan antar partikel pada reaksi yang berlangsung
dengan suhu tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan suhu rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Peluang terjadinya tumbukan antar partikel pada reaksi dengan suhu tinggi lebih besar
jika dibandingkan dengan suhu rendah.

e. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi yang
berlangsung dengan suhu tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan suhu rendah?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi dengan suhu tinggi lebih
besar jika dibandingkan dengan suhu rendah.

f. Jelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Pada suhu tinggi laju reaksinya akan lebih cepat. Hal ini dikarenakan partikel-partikelnya
memiliki energi kinetik yang lebih besar sehingga peluang terjadinya tumbukan akan
semakin besar. Peluang terjadinya tumbukan efektif juga akan semakin besar sehingga
laju reaksinya akan semakin cepat.

Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi antara larutan Na2S2O3 dan larutan HCl yang dilakukan pada suhu yang lebih tinggi
Semakin luas permukaan zat permukaan suatu zat maka laju reaksi semakin cepat.
memiliki laju reaksi yang lebih cepat. Semakin tinggi suhunya maka semakin cepat laju
reaksinya. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi, gerak partikel-partikel semakin cepat,
energi kinetiknya semakin besar sehingga peluang terjadinya tumbukan semakin besar.
Peluang terjadinya tumbukan efektif juga semakin besar sehingga laju reaksinya akan
semakin cepat.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Suhu 6


Lampiran 2d.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang


memengaruhi laju reaksi melalui percobaan dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap
aktif dan keterampilan merancang, melakukan,
menyimpulkan, dan menyajikan percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju reaksi.

PETUNJUK BELAJAR

1. LKPD ini merupakan penunjang kegiatan pembelajaran.


2. Diskusikanlah hal-hal yang terdapat dalam LKPD ini
bersama dengan kelompokmu!
3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, bertanyalah kepada
guru!

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 1


Dalam tubuh makhluk hidup terdapat enzim. Salah satu enzim yang ada dalam tubuh manusia
yaitu enzim pepsin. Enzim pepsin dihasilkan di lambung dan berfungsi untuk memecah protein
menjadi peptida yang lebih kecil.

Apakah fungsi enzim dalam tubuh? Bagaimanakah reaksi metabolisme dalam tubuh tanpa
adanya enzim?

A. Predict

Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh katalis terhadap laju reaksi
dimana reaksinya adalah reaksi dekomposisi atau peruraian larutan hidrogen peroksida (H 2O2)
dengan dan tanpa penambahan larutan besi (III) klorida (FeCl3). Reaksi ini menghasilkan gas O2
yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Berdasarkan hal tersebut, manakah
yang memiliki laju reaksi lebih cepat? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (kaitkanlah
dengan teori tumbukan) !

Diharapkan peserta didik menjawab:


Reaksi penguraian H2O2 dengan penambahan katalis FeCl3 akan memiliki laju reaksi yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan yang tanpa katalis. Hal ini dikarenakan katalis
merupakan zat yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 2


B. Observe

Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Penggunaan FeCl3 (dengan dan tanpa FeCl3)
Variabel Terikat waktu reaksi
Variabel Kontrol Volume H2O2, konsentrasi H2O2, massa FeCl3, volume
larutan sabun
2. Alat dan bahan
Lengkapilah tabel alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan hubungan pengaruh
katalis terhadap laju reaksi dari reaksi peruraian larutan H2O2 di bawah ini!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
1 Tabung Reaksi Sebagai tempat mereaksikan larutan - 2 buah
Rak tabung
2 Sebagai tempat tabung reaksi - 1 buah
reaksi
3 Kaca arloji Sebagai wadah FeCl3 - 1 buah
Untuk mengambil larutan dengan volume
4 Gelas ukur 25 mL 1 buah
tertentu
5 Stopwatch Untuk mengukur waktu terjadinya reaksi - 1 buah

6 Spatula Untuk mengambil serbuk FeCl3 - 1 buah


Untuk mengambil larutan dengan jumlah
7 Pipet tetes - 1 buah
sedikit
8 Corong Kaca Untuk menuangkan larutan - 1 buah

No Nama Bahan Ciri-Ciri Fisik Jumlah


1 Larutan H2O2 5% Larutan bening tak berwarna, oksidator kuat 40 mL

2 FeCl3 Padatan coklat kehitaman 1 gram

3 Larutan sabun Putih, berbusa 2 mL

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 3


3. Desain percobaan
Gambarkanlah desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda tentukan!

a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkanlah 2 buah gelas kimia kemudian beri label I dan II!
2. Memasukkan 20 mL larutan H2O2 5% dan 1 mL larutan sabun ke dalam masing-masing gelas
kimia tersebut.
3. Menambahkan 1 gram serbuk FeCl3 ke dalam gelas kimia I sedangkan pada gelas kimia II tidak
ditambahkan FeCl3 sebagai pembanding.
4. Mencatat kecepatan timbulnya gelembung gas dan tinggi gelembung gas pada kedua tabung
reaksi tersebut.

b. Hasil pengamatan dan Pengolahan Data


Hasil Pengamatan
No Larutan Laju reaksi (s-1)
Waktu (s) Hasil Reaksi
1 H2O2 3% + Larutan Waktu lebih Gelembung gas lebih tinggi
sabun + FeCl3 cepat
2 H2O2 3% + Larutan
sabun

Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 4


C. Explain

a. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, manakah reaksi yang memiliki laju reaksi
lebih cepat?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Reaksi yang lebih cepat adalah reaksi peruraian H2O2 dengan menggunakan FeCl3.

b. Apakah fungsi penambahan FeCl3 pada reaksi yang kalian lakukan?


Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
FeCl3 berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi peruraian H2O2.

c. Apakah terjadi perubahan dengan FeCl3 sebelum dan setelah terjadi reaksi?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Tidak terjadi perubahan, FeCl3 sebelum reaksi berwarna jingga. Setelah reaksi dihasilkan
larutan berwarna jingga yang menandakan adanya FeCl3 dalam larutan.

d. Tuliskan persamaan reaksi penguraian H2O2 dengan dan tanpa penambahan FeCl3!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Tanpa katalis:
2H2O2(l) → 2H2O(l) + O2(g)
Dengan katalis:
2H2O2(l) 𝐹𝑒𝐶𝑙
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗3 2H2O(l) + O2(g)

e. Berdasarkan jawaban-jawaban yang kalian tuliskan di atas, coba tuliskanlah apa yang
dimaksud dengan katalis!
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Katalis merupakan zat yang dapat memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami perubahan
apapun.

Pengaruh katalis terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan. Hal
tersebut berkaitan dengan kecepatan pergerakan molekul-molekul H2O2. yang dipengaruhi
oleh temperatur. Setiap molekul H2O2 yang bergerak tentu memiliki energi kinetik. Agar
terjadi suatu reaksi, maka molekul-molekul H2O2 yang bertumbukan harus memiliki energi
kinetik yang cukup besar untuk melampaui energi aktivasi.
f. Berdasarkan informasi di atas coba tuliskanlah apa yang dimaksud dengan energi aktivasi!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Energi aktivasi adalah energi minimal yang diperlukan agar suatu reaksi dapat terjadi.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 5


g. Lengkapilah grafik reaksi dengan katalis dan tanpa katalis di bawah ini!

Energi
potensial Ea Ea
H2 O 2

∆H

H2 O + O 2

Koordinat reaksi
Keterangan :
(garis bersambung) merupakan reaksi tanpa menggunakan katalis
(garis putus-putus) merupakan reaksi dengan menggunakan katalis
>> grafik A merupakan reaksi dengan energi aktivasi tinggi (tanpa katalis)
>> grafik B merupakan reaksi dengan energi aktivasi rendah (dengan katalis)

h. Bagaimanakah perbandingan grafik reaksi dengan dan tanpa katalis?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Berdasarkan grafik, reaksi dengan katalis memiliki energi aktivasi yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan reaksi yang tanpa katalis.
i. Bagaimanakah cara kerja katalis dalam mempercepat laju reaksi?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi yang berlangsung dengan penambahan katalis akan memiliki energi aktivasi yang
lebih rendah dibandingkan reaksi yang dilakukan tanpa katalis. Jumlah partikel yang
memiliki energi yang cukup untuk bereaksi (mencapai energi aktivasi) jumlahnya semakin
banyak sehingga tumbukan efektif akan semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan laju
reaksi dengan penambahan katalis akan lebih cepat jika dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis.

Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Reaksi penguraian H2O2 dengan penambahan katalis FeCl3 memiliki laju reaksi yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan yang tanpa katalis. Hal ini dikarenakan katalis merupakan zat yang
dapat mempercepat suatu reaksi kimia. Katalis mempercepat reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi. Jumlah partikel yang memiliki energi yang cukup untuk bereaksi (mencapai energi
aktivasi) jumlahnya semakin banyak sehingga tumbukan efektif akan semakin banyak pula.

Lembar Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi : Katalis 6


Lampiran 3.

BAHAN AJAR
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI LAJU REAKSI

1
1. Konsentrasi

Perhatikanlah gambar di bawah!

Gambar 1. Baja yang dibakar dengan Oksigen Murni

Pembakaran baja dengan oksigen murni menghasilkan nyala yang sangat


hebat. Berapakah kadar oksigen di udara? Kadar oksigen di udara adalah sekitar
20%. Jika kadar oksigen di udara bukan 20% namun lebih dari 30% maka
kebakaran hutan tentunya akan terjadi dengan nyala yang lebih besar dan lebih
susah untuk dipadamkan. Hal ini berkaitan dengan pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi.
Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Namun,
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi khas untuk setiap reaksi. Berdasarkan
pengaruh konsentrasi, bertambahnya konsentrasi zat pereaksi maka peluang zat- zat
yang akan bereaksi semakin banyak dan laju reaksinya akan berlangsung lebih
cepat yang ditandai dengan waktu reaksi yang diperlukan untuk berlangsungnya
reaksi lebih kecil. Begitu pula sebaliknya jika konsentrasi zat- zat pereaksi yang
digunakan berkurang maka peluang zat- zat yang akan beraksi semakin sedikit dan
laju reaksinya akan berlangsung lebih lambat yang ditandai dengan waktu reaksi
yang lebih lama. Variabel-variabel yang harus dibuat tetap untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ialah suhu, dan luas permukaannya harus
sama. Contohnya pada reaksi Logam magnesium dengan asam klorida dengan
persamaan berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

1
Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 1. Data hasil percobaan reaksi logam magnesium dengan asam klorida
Tabung
Logam Mg (cm) 10 ml HCl [M] Waktu reaksi
reaksi
1 5 0,5 4 menit 21 detik
2 5 1 2 menit 19 detik
3 5 1,5 1 menit 56 detik
4 5 2 1 menit 7 detik

Dari data hasil percobaan maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi
HCl, semakin cepat logam Mg habis bereaksi dan waktu yang diperlukan untuk
berlangsungnya reaksi semakin singkat.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikel yang
lebih rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah
merupakan larutan encer. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat
dijelaskan dengan model teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasi berarti
semakin banyak partikel-partikel dalam setiap satuan luas ruangan, dengan
demikian tumbukan antar partikel semakin sering terjadi, semakin banyak
tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif
semakin besar, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

Konsentrasi rendah Konsentrasi tinggi


Gambar 2. Ilustrasi tumbukan antar partikel

Semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak partikel-partikel yang saling


bertumbukan. Dengan demikian kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan
efektif semakin besar, sehingga laju reaksi semakin cepat.

2
2. Luas Permukaan

Apakah di sekolah, kalian mengikuti Pramuka? Salah satu kegiatan


Pramuka adalah perkemahan. Pada malam hari sering diadakan api unggun untuk
menghangatkan badan. Untuk menyalakan api unggun tersebut, yang dibakar
adalah ranting-ranting kayu atau kayu yang telah dipotong-potong bukan
menggunakan balok kayu yang besar.

Gambar 3. Api Unggun


Banyak reaksi yang melibatkan zat padat. Adakah pengaruh ukuran (luas
permukaan bidang sentuh) zat padat terhadap laju reaksi? Pertanyaan ini dapat
dijawab degan mengamati reaksi antara batu pualam (CaCO3) 0,3 gram dan larutan
HCl 3 M. Reaksi antara CaCO3 dengan larutan HCl dilakukan sebanyak dua kali,
masing-masing dengan ukuran CaCO3 yang berbeda-beda, yaitu satu berbentuk
serbuk dan satu lagi bongkahan. Sedangkan volume larutan HCl, konsentasi larutan
HCl, suhu, dan massa CaCO3 dibuat tetap. Reaksi tantara CaCO3 dal larutan HCl
menghasilkan gas CO2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung
gas. Adapun reaksinya sebagai berikut:
2HCl(aq) + CaCO3(s)  CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l).
Perbedaan laju dapat diamati dari kecepatan pembentukan gelembung-
gelembung gas CO2, yakni waktu yang diperlukan sampai sejumlah volume tertentu
gas CO2 terbentuk (Gambar 4). Berikut di bawah ini disajikan data waktu
terbentuknya gas CO2.

3
Tabel 2. Waktu terbentuknya gas CO2

Banyak
Laju
Bentuk Gelembung Waktu
No Reaksi (s-
CaCO3 Gas yg (s) 1
)
Muncul
1 Serbuk banyak 35 2,85 x 10-2
2 Bongkahan sedikit 60 1,66 x 10-2

Gambar 4. Pengaruh Luas


Permukaan terhadap Laju
Reaksi

Dari Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa yang mempunyai laju reaksi lebih
besar adalah percobaan 1, yakni dengan menggunakan CaCO3 dalam bentuk serbuk.
CaCO3 berbentuk serbuk memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan CaCO3
berbentuk bongkahan, sehingga luas permukaan (bidang sentuh reaksi) dari CaCO3
berbentuk serbuk akan lebih besar dibandingkan bentuk bongkahannya. Ketika
padatan CaCO3 dan larutan HCl tersebut bercampur dan bersentuhan satu sama lain,
reaksi hanya terjadi pada permukaan CaCO3. Berdasarkan data pada tabel di atas,
dapat dilihat bahwa jumlah gelembung yang muncul pada CaCO3 berbentuk serbuk
lebih banyak dibandingkan pada bentuk bongkahannya. Jumlah gelembung yang
muncul berkaitan dengan kecepatan reaksi yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa reaksi CaCO3 berbentuk serbuk (luas permukaan lebih besar) berlangsung
lebih cepat dibandingkan bentuk bongkahannya (luas permukaan lebih kecil).
Percobaan di atas, menunjukkan bahwa suatu reaksi yang sama dapat berlangsung
dengan laju yang berbeda-beda, bergantung pada keadaan zat pereaksi, yang mana
hal tersebut mepererat kaitan antara luas permukaan bidang sentuh suatu zat dengan
laju reaksinya.
Untuk mempermudah pemahaman, di bawah ini dianalogikan sebagai gula
yang berbentuk kubus dengan massa yang sama. Secara sederhana fakta di atas,
dapat kita jelaskan dengan fenomena berikut.

4
 Gambar A disamping dimisalkan
gula batu yang berbentuk kubus
besar dan memiliki panjang rusuk
masing-masing 10 cm.
 Luas sisi kubus gula disamping
adalah 600 cm2
Gambar A. Potongan Gula yang Berbentuk
Kubus Besar
 Gambar B disamping merupakan
gula batu pada gambar 1 yang
dipecah menjadi kubus yang lebih
kecil menjadi 8 bagian dengan
panjang rusuk masing-masing 5
cm
 Luas keseluruhan kubus gula
disamping adalah 1.200 cm2
Gambar B. Potongan Gula yang Berbentuk
Kubus Kecil
 Gambar C disamping merupakan
gula berbentuk kubus kecil pada
gambar 2 yang dipecah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil
dan diperoleh kubus gula
sebanyak 64 bagian dengan
panjang rusuk masing-masing
kubus gula adalah 2,5 cm.
 Luas keseluruhan kubus gula
disamping adalah 2.400 cm2

Gambar C. Potongan Gula yang Berbentuk


Kubus yang Lebih Kecil

Dari ketiga bentuk dan ukuran gula di atas, dapat dilihat bahwa yang
mempunyai luas permukaan bidang sentuh paling besar yaitu Gambar C yang

5
berupa kubus gula yang paling kecil. Perbedaan penting yang dapat diamati dari
ketiga gambar (massa tetap) di atas adalah ukuran gula yang semakin kecil
mengakibatkan luas permukaan (bidang sentuh) gula yang semakin besar. Jadi
untuk massa zat padat yang sama, semakin kecil ukuran partikel zat reaktan, maka
luas permukaan bidang sentuh zat tersebut semakin besar. Hal inilah yang
mengakibatkan kubus gula yang paling kecil melarut lebih cepat dibandingkan
kubus gula yang lebih besar. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa laju reaksi akan
semakin besar seiring bertambahnya luas permukaan bidang sentuh. Dengan kata
lain, semakin besar luas permukaan bidang sentuh zat padat yang bereaksi maka
laju reaksi semakin cepat.

Semakin luas permukaan bidang sentuh, maka frekuensi tumbukan lebih


sering terjadi. Dengan demikian kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan
efektif semakin besar, sehingga laju reaksi semakin cepat.

3. Suhu

Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah bahan makanan yang kaya antioksidan,


serat, dan vitamin yang sangat baik untuk kesehatan kita. Mengkonsumsinya setiap
hari adalah salah satu cara untuk menjaga kondisi tubuh kita agar tetap prima. Oleh
karena itu, stok sayur-sayuran dan buah-buahan harus selalu tersedia di rumah. Di
rumah, sayur-sayuran dan buah-buahan sering disimpan di dalam lemari es agar
lebih awet dibandingkan membiarkannya di ruang terbuka dengan suhu kamar.

Gambar 5. Lemari es
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, setiap ibu belanja sayur-sayuran atau buah-buahan, ibu pasti
meminta untuk memasukkan sayur-sayuran atau buah-buahan tersebut ke dalam

6
lemari es. Karena apabila tidak dimasukkan ke dalam lemari es, sayur tersebut akan
lebih cepat busuk. Proses pembusukan itu adalah peningkatan pertumbuhan bakteri
atau dapat disebut juga reaksi biokimia karena melibatkan organisme. Jadi bila
kamu memasukkan sayur-sayuran atau buah-buahan ke dalam lemari pendingin,
suhu yang dingin di dalam lemari es akan menurunkan laju pertumbuhan bakteri.
Laju reaksi dapat dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Setiap
partikel selalu bergerak. Pada suhu tertentu, tidak semua molekul bergerak dengan
energi kinetik yang sama. Sebagian kecil molekul bergerak dengan sangat lambat
(energi kinetik rendah), sedangkan sebagian lainnya bergerak dengan sangat cepat
(energi kinetik tinggi). Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi
kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.

Gambar 6. Ilustrasi tumbukan antar partikel pada suhu tinggi dan suhu rendah

Semakin besar suhu, maka energi kinetik partikel akan meningkat, sehingga
frekuensi tumbukan semakin besar. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin
besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif semakin besar, sehingga
laju reaksi semakin cepat.

4. Katalis

Di awal Anda telah memperoleh informasi bahwa suatu reaksi yang sama dapat
berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
reaksi yang sama dapat berlangsung dengan laju yang berbeda-beda, bergantung
pada keadaan zat pereaksi. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan Anda dapat
mengendalikan laju reaksi, Anda dapat memperlambat maupun mempercepat suatu
reaksi sesuai dengan kebutuhan penyelidikan yang Anda lakukan. Untuk

7
mempercepat laju reaksi dapat dilakukan dengan
Selain zat yang
mempercepat reaksi
menambahkan zat lain yang ikut bereaksi namun
reaksi, ada juga zat dihasilkan kembali di akhir reaksi serta tidak
yang memperlambat
mengalami pengurangan massa ketika reaksi telah
reaksi. Zat seperti itu
disebut katalis negatif selelsai. Sebagai ketika memasak daging, untuk
atau inhibitor mempercepat melembeknya suatu daging, para ibu
rumah tangga menggunakan ekstrak nanas. Dalam
hal ini ekstrak nanas hanya mempercepat proses terjadinya pelembekan daging.
Ekstrak nanas dalam proses pelembekan daging tersebut dianggap sebagai katalis.
Fenomena tersebut dapat anda merupakan suatu aplikasi dari konsep
penambahan katalis. Anda juga dapat melakukan hal yang sama melalui suatu
percobaan, yakni reaksi dekomposisi atau penguraian H2O2. Reaksi ini
menghasilkan gas O2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas.
Kecepatan terbentuknya gelembung-gelembung gas menunjukkan laju dari reaksi
tersebut. Adapun reaksinya sebagai berikut:
2H2O2(l)  2H2O(l) + O2(g)
Berikut di bawah ini disajikan data pengamatan terbentuknya gas CO2.
Tabel 1. Cepat lambatnya gelembung gas O2 yang terbentuk
No Larutan Pengamatan Keterangan
1 H2O2 + MnO2 banyak gelembung (cepat) dengan penambahan MnO2
2 H2O2 sedikit gelembung (lambat) tanpa penambahan MnO2

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah gelembung gas (O 2) yang
muncul pada dekomposisi H2O2 dengan penambahan MnO2 (larutan 1) lebih banyak
dibandingkan dekomposisi H2O2 tanpa penambahan MnO2 (larutan 2). Jumlah
gelembung gas yang muncul berkaitan dengan kecepatan reaksi yang terjadi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dekomposisi H2O2 dengan penambahan MnO2
berlangsung lebih cepat dibandingkan dekomposisi H2O2 tanpa penambahan MnO2.
Dalam larutan 1, MnO2 mempercepat laju reaksi tanpa mengalami perubahan
pengurangan massa ketika reaksi selesai. Dengan demikian, penambahan MnO2
dalam reaksi penguraian H2O2 berfungsi sebagai katalis yang mempercepat laju

8
Peranan katalis dalam menurunkan energi pengaktifan dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:

Gambar 8. Grafik tingkat energi reaksi dengan katalis

Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi
yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari jalur
reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Jadi dapat dikatakan bahwa katalis berperan
dalam menurunkan energi aktivasi sehingga mempercepat jalannya reaksi.

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara
Berdasarkan wujudnya, terdapat dua jenis katalis dalam mempercepat reaksi yaitu
menurunkan/memperkecil energi aktivasi.
katalis homogen dan katalis heterogen.

9
Pendalaman Materi Laju Reaksi Rata-rata dan Sesaat

Penerapan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju dalam Kehidupan

Semua proses kimia yang terjadi di alam maupun yang dikembangkan di


industri memiliki laju reaksi yang berbeda-beda. Laju yang berbeda-beda
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti, pengaruh
luas permukaan bidang sentuh, temperaut, konsentrasi dan katalis. Pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dapat membantu manusia
untuk mengendalikan laju reaksi, yaitu meningkatkan laju reaksi yang
menguntungkan. Contoh, kayu bakar dipotong kecil-kecil sehingga mudah
terbakar, proses pematangan buah dapat dipercepat dengan menambahkan karbit
(CaC2) yang menghasilkan gas asetilena yang dapat mematangkan buah, dan proses
memasak akan lebih cepat jika api dibesarkan sebaliknya, reaksi-reaksi yang
merugikan diupayakan untuk diperlambat. Contoh, reaksi perkaratan dan
pembusukan makanan, reaksi perkaratan dapat dihambat dengan cara pengecatan.
Sementara itu, reaksi pembusukan makanan dapat diperlambat dengan menyimpan
makanan dalam keadaan dingin.
Beberapa contoh penerapan di atas dipengaruhi oleh faktor luas permukaan,
temperatur, dan katalis. Contoh penerapan lainnya juga ada dipengaruhi
konsentrasi.
1. Penerapan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
dalam kehidupan sehari-hari
a. Dalam sistem pencernaan, makanan lebih dulu dikunyah dengan tujuan
untuk menghancurkannya secara fisik sehingga sari makanan lebih
mudah diuraikan secara kimia. Setelah makanan dikunyah menjadi
bentuk yang lebih kecil, maka luas permukaan makanan tersebut akan
bertambah besar sehingga reaksi penguraian sari makanan akan semakin
cepat.
b. Dalam kegiatan kepramukaan, api unggun dibuat dari katu yang telah
dipotong-potong agar lebih mudah terbakar dibandingkan menggunakan
kayu yang lebih besar.

10
2. Penerapan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi dalam kehidupan
sehari-hari
a. Sayuran atau buah-buahan yang disimpan dalam lemari pendingin lebih
tahan lama daripada dibiarkan di tempat terbuka. Lemari pendingin
memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan tempat
terbuka yang cenderung memiliki temperatur lebih panas (besar). Pada
lemari pendingin, laju reaksi pembusukan sayur atau buah berlangsung
lebih lambat karena adanya temperatur yang rendah menyebabkan
reaksi pembusukan oleh bakteri berlangsung lembat. Lain halnya
daripada tempat terbuka yang cenderung memiliki temperatur yang
lebih besar menyebabkan pembusukan daging oleh bakteri berlangsung
lebih cepat.
b. Proses memasak dilakukan dengan membesarkan nyala api agar
makanan lebih cepat masak. Peningkatan nyala api akan
mengakibatkankan peningkatan suhu. Pada suhu yang tinggi, energi
kentik partikel makanan yang dimasak semakin tinggi sehingga
frekuensi tumbukan semakin besar. Jadi, dengan peningkatan suhu,
maka akan mempercepat laju memasak makanan.
3. Penerapan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Paku besi yang didiamkan di tempat yang lembab akan lebih cepat
berkarat daripada di tempat yang kering. Peristiwa pengkaratan ini
(korosi) akan terjadi apabila besi (logam) bereaksi dengan oksigen. Pada
tempat yang lembab (berair), terdapat oksigen dan uap air yang lebih
banyak dibandingkan pada tempat kering. Ketika paku besi didiamkan
di tempat yang lembab, maka permukaan paku besi akan mengalami
kontak langsung dan bereaksi dengan oksigen yang berasal dari air di
sekelilingnya, sehingga proses perkaratan pada permukaan besi terjadi
lebih cepat. Lain halnya jika paku besi didiamkan pada tempat yang
kering, maka permukaan paku besi hanya mengalami kontak dan
bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udara dengan kadar oksigen

11
yang rendah, sehingga proses perkaratan pada permukaan besi
cenderung lebih lambat.
b. Tukang sate menggunakan kipas angin ketika memanggang sate
sehingga mempercepat proses pembakaran. Hal ini dikarenakan ketika
kipas angina berputar, konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk
pembakaran bertambah sehingga laju reaksi pembakaran sate lebi cepat
4. Penerapan pengaruh katalis terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari dan industri
a. Katalis berperan dalam proses pencernaan, misalnya enzim amylase
yang terdapat di dalam air ludah (air liur). Enzim ini berperan memecah
amilosa dalam pati menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana
(oligosakarida). Dengan bantuan enzim amilase pada ludah, karbohidrat
yang ada pada makanan dapat dicerna dengan lebih cepat.
b. Penambahan ragi pada proses pembuatan tape singkong. Ragi
merupakan sumber penting penyedia enzim (biokatalis) yang dapat
membantu mempercepat proses fermentasi pada pembuatan tape
singkong.
c. Penambahan karbit (CaC2) pada proses pemasakan buah. Karbit (CaC2)
mampu menghasilkan gas asetilena yang dapat mematangkan buah lebih
cepat.
Logam platina berperan sebagai katalis heterogen yang
dimanfaatkan untuk mengubah gas buangan kendaraan bermotor yang
berbahaya, yaitu NO dan CO menjadi N2, O2, dan CO2 yang tidak
berbahaya bagi lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran
udara. Pada suhu tinggi di dalam mesin kendaraan bermotor yang
sedang berjalan, gas nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk nitrat
oksida:
N2(g) + O2(g)  2NO(g)
Ketika lepas ke atmosfer, NO segera bergabung membentuk NO2.
Nitrogen dioksida dan gas lain yang diemisikan oleh kendaraan
bermotor, seperti karbon monoksida (CO) dan berbagai hidrokarbon
yang tidak terbakar menjadikan kendaraan bermotor sebagai sumber
utama pencemar udara. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dalam
kendaraan bermotor dipasang katalis oksida logam transisi atau logam
mulia, seperti platina pada saluran pembuangan mesin (knalpot) yang
akan dilewati oleh gas buang. Katalis ini dimanfaatkan untuk mengubah

12
gas buangan kendaraan bermotor yang berbahaya, yaitu CO, NO, dan
NO2 menjadi CO2 serta N2 dan O2 yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.

d. Industri pembuatan amoniak


Amoniak disintesis dari gas N2 dan H2 dengan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Pada suhu kamar, reaksi berjalan lambat. Untuk mempercepat laju
reaksi, ke dalam zat pereaksi ditambahkan katalis. Katalis yang
digunakan adalah logam besi yang merupakan katalis heterogen. Katalis
dapat dicampur dengan aluminium oksida dan kalium oksida.

Ayo Temukan !

1. Berikan dua reaksi yang berlangsung sangat lambat (selesai dalam waktu
berhari-hari atau lebih) dan dua reaksi yang berlangsung sangat cepat (selesai
dalam waktu beberapa menit atau detik) dan jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi tersebut!
2. Untuk setiap pasangan kondisi berikut, nyatakan mana laju pembentukan gas
hidrogennya paling cepat dan berikan alasan.
a. Reaksi penguraian hidrogen peroksida dengan NaCl atau reaksi penguraian
hidrogen peroksida dengan FeCl3
b. Batang magnesium dengan HCl 1M atau serbuk magnesium dengan HCl 1
M
c. Magnesium dengan HCl 0,1 M atau magnesium dengan HCl 1 M
3. Terdapat lima buah reaksi logam seng dengan HCl pada kondisi yang
berbeda-beda:
Reaksi 1: Serbuk Zn + 0,2 M HCl pada suhu 30oC
Reaksi 2: Keping Zn + 0,2 M HCl pada suhu 30oC
Reaksi 3: Serbuk Zn + 0,5 M HCl pada suhu 50oC
Reaksi 4: Keping Zn + 0,5 M HCl pada suhu 50oC
Reaksi 5: Serbuk Zn + 0,5 M HCl pada suhu 30oCReaksi nomor berapakah
yang diharapkan berlangsung paling cepat? Jelaskan alasnnya!

13
Pengembangan
Pada tahun 1912 Fritz Haber, seorang kimiawan Jerma, mengembangkan
sebuah metode yang sekarang dinamakan sesuai dengan namanya, untuk
mensintesis amonia langsung dari nitrogen dan hidrogen.
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Proses ini disebut juga dengan proses Haber-Bosch, untuk memberi
penghargaan juga kepada karl Bosch seorang insinyur yang telah
mengembangkan produksi amonia secara industri, yang prosesnya dilakukan
pada suhu 500oC dan pada tekanan 500 atm. Keberhasilan Haber ini didasarkan
pada pengetahuannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan gas dan pemilihan katalis yang tepat (besi dan oksida-oksida
aluminium dan kalium).
Berdasarkan uraian di atas, dapat Anda temukan bahwa pada reaksi
tersebut terdapat pengaruh tekanan yang besarnya mencapai 500 atm. Ketika
tekanan diperbesar faktor apakah yang dipengaruhi? Bagaimana Anda dapat
menjelaskan hal ini berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
Hal ini dapt dijawab dengan mencari hubungan tekanan dengan volume.
Peningkatan tekanan mencapai 500 atm sama artinya dengan memperkecil
volume. Memperkecil volume memiliki konsekuensi memperbesar volume,
dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.

Gambar 1. Hubungan antara konsentrasi dengan tekanan

Selain itu, proses ini juga dilakukan pada suhu tinggi dan dengan penambahan
katalis. Hal ini juga membantu dalam memperbesar laju produksi ammonia
dalam skala industri.

14
SUMBER RUJUKAN

Brown, T. L. et al. (2012). Chemistry: the central science 12th Edition. United
States of America: Pearson. Hal: 556-609
Chang, R. (2010). Chemistry 10th Edition. New York: Mc Graw Hill. Hal: 29-
64
Kuswati, T.W. (2015). Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal: 93-132
Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. New York: Mc Graw
Hill. Hal : 507-551
Whitten, K. W. et al. (2014). Chemistry, 10th Edition. United States of America:
Brooks/Cole. Hal : 646-706

15
Lampiran 4.
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Laju Reaksi
Kelas : XI MIPA 4
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.1 Antusiasme/partisipasi Peserta didik


dalam proses pembelajaran
Skor Kriteria
4 Peserta didik memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung dan spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
3 Peserta didik memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung tetapi kurang
spontan melaksanakan tugas yang
diberikan.
2 Peserta didik tidak memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung tetapi spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
1 Peserta didik tidak memperhatikan
pelajaran dengan seksama selama
PBM berlangsung dan tidak spontan
melaksanakan tugas yang diberikan.
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.2 Penilaian Keaktifan peserta didik


dalam diskusi kelompok
Skor Kriteria
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, berani mengemukan
4 pendapat, tidak mengganggu
jalannya diskusi dan bertanggung
jawab terhadap hasil diskusinya.
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, berani mengemukan
3 pendapat, bertanggung jawab
terhadap hasil diskusi tetapi
mengganggu jalannya diskusi .
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, berani mengemukan
2 pendapat, namun kurang
bertanggung jawab dan
mengganggu jalannya diskusi.
Peserta didik melakukan diskusi
dengan aktif, namun tidak berani
1 mengemukan pendapat, kurang
betanggung jawab dan mengganggu
jalannya diskusi.
NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN

A.3 Antusiasme/partisipasi peserta didik


dalam menjawab pertanyaan
Skor Kriteria
4 Peserta didik menaikkan tangan
sebelum imbauan pendidik, jawaban
benar.
3 Peserta didik menaikkan tangan
setelah imbauan pendidik, jawaban
benar.
2 Peserta didik menaikkan tangan
sebelum imbauan pendidik, jawaban
salah.
1 Peserta didik menaikkan tangan
setelah imbauan gurur, jawaban
salah.
JURNAL
Mata Pelajaran : Kimia
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas : XI MIPA 4

No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI

Mata Pelajaran : Kimia


Materi : Laju Reaksi
Kelas : XI MIPA 4
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2018/2019

Aspek Skor dan Indikator Skor Kelompok


No.
Penilaian I II III IV V VI VII
1. Kelancaran 4 lancar dan menarik
presentasi dan
3 lancar namun kurang
menarik perhatian
menarik
peserta
2 tidak lancar
1 tidak mau tampil
2. Penggunaan 4 menggunakan bahasa
bahasa yang baik, singkat dan
jelas, serta mudah
dimengerti.
3 menggunakan bahasa
yang baik, singkat dan
jelas, namun kurang
mudah dimengerti.
2 menggunakan bahasa
yang baik namun tidak
singkat dan jelas dan
kurang mudah
dimengerti.
1 kurang menggunakan
bahasa yang baik.
RUBRIK PENILAIAN
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL
I. TUJUAN PERCOBAAN (Skor 5)
II. DASAR TEORITIS (Skor 15)
III. ALAT DAN BAHAN (Skor 5)
(Disertai keterangan fungsi masing-masing alat dan sifat bahan yang digunakan)
IV. PROSEDUR KERJA (dalam kalimat pasif) (Skor 10)
Lengkapi dengan gambar
V. HASIL PENGAMATAN (Skor 10)
VI. PEMBAHASAN (skor 35)
VII. JAWABAN PERTANYAAN (Skor 5)
VIII. SIMPULAN (Skor 10)
DAFTAR PUSTAKA (Skor 5)
(menyangkut pustaka yang digunakan baik dalam penyusunan dasar teori, pembahasan
maupun jawaban pertanyaan)
LAMPIRAN : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi

Ketentuan Tambahan:
Laporan dibuat dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Laporan diketik rapi dengan ketentuan:
1. Batas atas, kanan, bawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm
2. Ukuran kertas : A4
3. Font : Times New Roman 12
4. Spasi : 1,5
5. Rata Kanan Kiri
6. Sertakan nomor halaman
Lampiran 4b.
LEMBAR OBSERVASI YANG DILENGKAPI DENGAN
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN

Tanggal dan Waktu Penampilan : ____________________________________________


Nama Observer : ____________________________________________
Jabatan : ____________________________________________
Judul praktikum : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
(Pengaruh Konsentrasi)
Kelas : XI MIPA 4
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1. ____________________________
2. ____________________________
3. ____________________________
4. ____________________________
5. ____________________________

Isilah kolom Skor Peserta Didik dengan angka, sesuai kriteria yang terdapat pada kolom
Indikator Pengamatan berdasarkan hasil pengamatan Anda selama percobaan!

Skor Peserta Didik


No Aspek Indikator Pengamatan
1 2 3 4 5
1. Keamanan
4 Menggunakan jas lab dan penempatan alat
tepat/benar .
3 Menggunakan jas lab tetapi penempatan alat kurang
tepat/benar.
2 Tidak menggunakan jas lab dan penempatan alat
kurang tepat/benar.
1 Tidak menggunakan jas lab atau ceroboh bekerja
(alat pecah).

2. Menggunakan Alat Ukur Volume


4 Menggunakan gelas ukur untuk mengambil larutan
1 Tidak menggunakan gelas ukur untuk mengambil
larutan
3. Pembacaan Skala Alat Ukur
4 pembacaan sejajar dengan mata.
1 pembacaan tidak sejajar dengan mata.
4. Mengambil Cairan Dengan Pipet
4 Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung
pipet cukup jauh dari batas cairan, memipet
Menggunakan
Alat perlahan, pipet miring 90-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
3 Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung
pipet cukup jauh dari batas cairan, memipet
perlahan, pipet miring 30-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
2 Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, memipet
dengan cepat atau hasil mengandung fase lain.
1 Mengeluarkan udara pipet di dalam cairan atau ujung
pipet dekat dari batas cairan.
Skor Peserta Didik
No Aspek Indikator Pengamatan
1 2 3 4 5
5. Menambahkan atau Menuangkan Cairan
4 Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan melalui
dinding dengan kemiringan 90- 450 atau dengan
menggunakan corong
3 Cairan dituangkan dengan cepat melalui dinding
2 Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan tidak
melalui dinding
1 Cairan dituangkan dengan cepat tanpa melalui
dinding
6. Penggunaan Alat yang Sebelumnya Telah Digunakan
4 Alat dicuci terlebih dahulu dengan air
1 Alat tidak dicuci (langsung digunakan)
7. Observasi Mengamati waktu reaksi
4 Memulai pengukuran waktu mulai dari reaktan
direaksikan sampai sampai logam Mg habis bereaksi
dan menghentikan pengukuran waktu tepat ketika
logam Mg habis bereaksi.
3 Memulai pengukuran waktu beberapa saat (>5 detik)
setelah dari reaktan direaksikan sampai sampai logam
Mg habis bereaksi dan menghentikan pengukuran
waktu tepat ketika logam Mg habis bereaksi.
2 Memulai pengukuran waktu beberapa saat (>5 detik)
setelah dari reaktan direaksikan sampai sampai logam
Mg habis bereaksi dan menghentikan pengukuran
waktu beberapa saat (>10 detik) setelah ketika logam
Mg habis bereaksi.
1 Memulai pengukuran waktu beberapa saat (>10 detik)
setelah dari reaktan direaksikan sampai sampai logam
Mg habis bereaksi dan menghentikan pengukuran
waktu beberapa saat (>15 detik) setelah ketika logam
Mg habis bereaksi.
8. Mengamati hasil reaksi
4 Mengamati perubahan yang terjadi (terbentuknya gas,
warna larutan) selama reaksi.
1 Tidak mengamati perubahan yang terjadi (terbentuknya
gas, warna larutan) selama reaksi.
9. Kebersihan
4 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang
limbah di tempat limbah
3 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang
limbah tidak di tempat limbah.
2 = Meja bersih, ada tumpahan zat, dan membuang limbah
tidak di tempat limbah
1 = Meja tidak bersih, ada tumpahan zat, dan membuang
limbah tidak di tempat limbah

Bandung, Oktober 2018


Observer,

Observer,

(______________________)
Lampiran 4c.

Kesesuaian Alat Evaluasi Keterampilan Proses Sains Dengan Indikator Keterampilan Proses Sains
Waktu
Indikator Asesmen
Pelaksanaan
Kompetensi Dasar
Indikator Keterampilan
Keterampilan Bentuk Instrumen
Proses Sains
4.6.1 Merancang Memprediksi: Tes: PG 1. Abi ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia Akhir proses
percobaan Memprediksi pengaruh membuat desain percobaan seperti yang tertera pada gambar di bawah
mengenai faktor-faktor laju reaksi ini.
faktor-faktor terhadap laju suatu reaksi.
yang
mempengaruhi
laju reaksi.
Apabila volume larutan HCl dan volume larutan Na2S2O3 yang
digunakan sama untuk kelima percobaan tersebut, maka reaksi yang
mempunyai laju reaksi tercepat adalah reaksi antara larutan HCl
dengan larutan Na2S2O3 yang ditunjukkan oleh nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
2. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Pengaruh laju reaksi dan volume gas karbon dioksida jika keping
CaCO3 diganti dengan serbuk CaCO3 adalah….
Laju Reaksi Volume gas CO2
A. Bertambah bertambah
B. Bertambah tidak berubah
C. Bertambah berkurang
D. Bertambah tidak berubah
E. Berkurang berkurang

1
Merencanakan Tes: PG 3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat Akhir proses
percobaan/penyelidikan percobaan:
- Mengidentifikasi variabel 1) Suhu larutan HCl
yang terdapat dalam 2) Konsentrasi larutan HCl
percobaan faktor-faktor 3) Bentuk padatan CaCO3
yang mempengaruhi laju 4) Volume larutan HCl
reaksi. 5) Massa padatan CaCO3
Apabila seorang siswa ingin mengetahui pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi, maka faktor yang harus dibuat sama untuk setiap
percobaan adalah….
A. 1), 2), 3)
B. 1), 2), 5)
C. 1), 3), 4)
D. 2), 3), 4)
E. 2), 3), 5)
4. Pada percobaan yang mereaksikan lartuan HCl dan larutan Na 2S2O3
didapatkan data sebagai berikut.
Konsentrasi Volume Waktu
Percobaan Suhu
Larutan (M) Larutan (mL) Reaksi
ke- ( oC)
HCl Na2S2O3 HCl Na2S2O3 (s)
1 2 0,2 10 20 28 30
2 2 0,2 10 20 38oC 17

Apabila yang ingin diketahui dari data di atas adalah pengaruh suhu
terhadap laju reaksi, maka variabel yang harus divariasikan (variabel
bebas) adalah….
A. Konsentrasi HCl
B. Volume HCl
C. Konsentrasi Na2S2O3
D. Volume Na2S2O3
E. Suhu

2
Merencanakan Tes: PG 5. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam suatu percobaan. Akhir Proses
percobaan/penyelidikan 1) Memasukkan 1 mL larutan sabun ke dalam masing-masing
Menyusun prosedur tabung tersebut!
percobaan faktor-faktor 2) Memasukkan 2 mL larutan H2O2 3% ke dalam masing-masing
yang mempengaruhi laju tabung reaksi!
reaksi secara sistematis. 3) Menambahkan 1 mL larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi II
sedangkan pada tabung reaksi I tidak ditambahkan larutan FeCl3!
4) Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan memberi label I dan II!
5) Mencatat kecepatan timbulnya gelembung gas dan tinggi
gelembung gas pada kedua tabung reaksi tersebut!
Urutan langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi adalah…
A. 4)-1)-2)-3)-5)
B. 4)-1)-3)-2)-5)
C. 4)-2)-1)-3)-5)
D. 4)-3)-2)-1)-5)
E. 4)-3)-1)-2)-5)
Menggunakan Tes: PG 6. Dina ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara Akhir proses
alat/bahan/sumber larutan Na2S2O3 dan larutan HCl. Alat-alat yang tersedia di
- Mengetahui alasan laboratorium kimia sekolah Dina adalah:
penggunaan alat dan 1) Kaca arloji 6) Termometer
bahan pada percobaan 2) Kaki tiga 7) Labu ukur
faktor-faktor yang 3) Spatula 8) Gelas ukur
mempengaruhi laju 4) Kawat kasa 9) Pembakar spiritus
reaksi. 5) Gelas Kimia
- Menggunakan alat sesuai Apabila pada percobaan ini bahan yang diperlukan sudah tersedia
dimana Dina menggunakan 10 mL larutan HCl 2 M dan 20 mL
dengan fungsi dan tingkat
Na2S2O3 0,2 M, maka alat yang harus dipilih Dina untuk melakukan
ketelitiannya.
percobaan tersebut ditunjukkan oleh nomor….
A. 1), 2), 3), 5), 6), 9) D. 2), 4), 5), 6), 8), 9)
B. 1), 2), 5), 6), 7), 9) E. 2), 4), 5), 7), 8), 9)
C. 2), 3), 5), 6), 7), 9)

3
Keterampilan Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
proses
4.6.2 Melakukan Melakukan percobaan:
percobaan Melakukan percobaan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
mengenai penentuan faktor-faktor Kinerja proses
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang reaksi.
mempengaruhi Mengamati/observasi
laju reaksi. - Mengamati perubahan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
yang terjadi pada zat Kinerja proses
sebelum dan sesudah
reaksi.
- Mengamati waktu
terjadinya reaksi.
4.6.3 Menyimpulkan Menafsirkan/interpretasi: Tes: PG 7. Data sebuah percobaan disajikan dalam tabel berikut. Akhir proses
data hasil Menganalisis data hasil Konsentrasi
Percobaan Massa/Bentuk Suhu Waktu
percobaan percobaan faktor-faktor Larutan
ke- Mg (0C) (s)
mengenai yang mempengaruhi laju HCl (M)
faktor-faktor reaksi. 1 2 gram serbuk 2,0 27 10
laju reaksi. 2 2 gram pita 2,0 27 20
3 2 gram serbuk 4,0 27 4
4 2 gram serbuk 2,0 37 4
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, percobaan yang hanya
menyatakan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4

4
Tes: PG 8. Data percobaan reaksi padatan CaCO3 dan larutan HCl diperoleh Akhir proses
sebagai berikut.
Percobaan Massa/Bentuk Konsentrasi Suhu Waktu
ke- CaCO3 Larutan HCl (0C) (s)
1 1 gram, serbuk 1M 50 48
2 1 gram, serbuk 2M 50 10
3 1 gram, serbuk 2M 40 14
4 1 gram, 2M 40 18
bongkahan
5 1 gram, 1M 30 50
bongkahan
Berdasarkan data di atas, laju reaksi yang paling cepat akan dimiliki
oleh reaksi pada percobaan ke….
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
Tes: PG 9. Reaksi peruraian hidrogen peroksida adalah sebagai berikut. Akhir proses
2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)
Kurva X (lihat gambar di atas)
menunjukkan volume gas oksigen hasil
reaksi peruraian 50 mL larutan H2O2 3%
yang berlangsung pada suhu 25℃.
Manakah diantara reaksi berikut.
I. Digunakan 25 mL H2O2 3%
II. Digunakan 50 mL H2O2 5%
III. Reaksi dilangsungkan pada suhu 30℃
IV. Ditambahkan larutan FeCl3
Yang akan menghasilkan kurva Y adalah….
A. I, II, III, dan IV D. II, III, dan IV
B. I, II, dan III E. I dan II
C. I, III, dan IV

5
Menyimpulkan Tes: PG 10. Fitri melakukan percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi Akhir proses
Menyimpulkan faktor- terhadap laju reaksi pembentukan belerang (S) dari reaksi Na-
faktor yang mempengaruhi 2S2O3(aq) + HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(aq) + S(aq).
laju reaksi berdasarkan data Percobaan dilakukan beberapa kali dengan memvariasikan suhu
hasil percobaan. larutan Na2S2O3. Pernyataan berikut yang benar tentang pengaruh
suhu terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan adalah…
A. Peningkatan suhu menyebabkan energi potensial reaktan
menurun sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin banyak.
B. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik partikel
reaktan bertambah sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
C. Peningkatan suhu menyebabkan jarak antar partikel reaktan
semakin renggang sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
D. Peningkatan suhu menyebabkan jumlah partikel reaktan
semakin banyak sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin
banyak.
E. Peningkatan suhu menyebabkan energi aktivasi reaksi menurun
sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin banyak.

11. Peruraian hidrogen peroksida akan lebih cepat berlangsung dengan Akhir proses
penambahan larutan besi (III) klorida (FeCl3). Penambahan larutan
FeCl3 akan…
A. Mempercepat laju reaksi karena jumlah tumbukan efektifnya
semakin banyak.
B. Mempercepat laju reaksi karena energi kinetik H2O2 akan
meningkat.
C. Mempercepat laju reaksi karena luas permukaan H2O2 semakin
besar.
D. Mempercepat laju reaksi karena suhu larutan H2O2 meningkat.
E. Mempercepat laju reaksi karena energi aktivasinya menjadi
lebih kecil.

6
Tes: PG 12. Andi menguji pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju Akhir proses
reaksi pembentukan gas H2 dari reaksi Mg(s) + 2HCl(aq) 
MgCl2(aq) + H2(g). Percobaan tersebut dilakukan beberapa kali
percobaan dengan variasi bentuk logam Mg, yaitu salah satunya
berbentuk serbuk dan lainnya berbentuk pita. Dari percobaan
tersebut diperoleh hasil bahwa laju terbentuknya gas H2 dan
kecepatan logam Mg habis bereaksi yang lebih lambat adalah pada
reaksi antara larutan HCl dengan logam Mg berbentuk pita. Dari
uraian tersebut pernyataan yang benar terhadap hubungan laju
reaksi terhadap luas permukaan bidang sentuh berdasarkan teori
tumbukan adalah…
A. Semakin kecil ukuran partikel zat reaktan maka semakin
besar luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan
frekuensi tumbukan efektif semakin besar sehingga laju
reaksi semakin cepat.
B. Semakin kecil ukuran partikel zat reaktan maka semakin besar
luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan semakin
banyak terjadi tumbukan antarpartikel reaktan dengan orientasi
tumbukan yang sembarang.
C. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan maka luas permukaan
bidang sentuhnya semakin kecil yang menyebabkan jarak antar
partikel zat reaktan semakin rapat sehingga frekuensi tumbukan
efektif semakin banyak dan laju reaksi semakin cepat.
D. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan maka maka semakin
besar luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan
frekuensi tumbukan efektif semakin besar sehingga laju reaksi
semakin cepat.
E. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan energi kinetik partikel
reaktan bertambah menyebabkan frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak sehingga laju reaksi semakin cepat.

7
4.6.4 Menyajikan Melakukan komunikasi
data hasil - Mempresentasikan hasil Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
percobaan percobaan dan diskusi Kinerja proses
mengenai mengenai faktor-faktor
faktor laju yang mempengaruhi laju
reaksi secara reaksi.
lisan dan dalam - Menyusun laporan Rubrik Penilaian Laporan Percobaan
bentuk laporan percobaan secara Akhir Proses
tertulis. sistematis

8
Kesesuaian Alat Evaluasi Keterampilan Proses Sains Dengan Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator Asesmen
Waktu
Kompetensi Dasar Indikator Keterampilan
Bentuk Instrumen Pelaksanaan
Keterampilan Proses Sains
4.6.1 Merancang Memprediksi: Tes: PG 1. Abi ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Ia Akhir proses
percobaan Memprediksi pengaruh membuat desain percobaan seperti yang tertera pada gambar di
mengenai faktor-faktor laju reaksi bawah ini.
faktor-faktor terhadap laju suatu reaksi. Logam Zn
yang
mempengaruhi
laju reaksi.

H2SO4 0,1 M H2SO4 0,2 M H2SO4 0,3 M H2SO4 0,4 M H2SO4 0,5 M

Apabila massa logam Zn dan volume larutan H2SO4 yang


digunakan sama untuk kelima percobaan tersebut, maka reaksi
yang mempunyai laju reaksi tercepat adalah reaksi antara logam Zn
dengan larutan H2SO4 berkonsentrasi….
A. 0,1 M
B. 0,2 M
C. 0,3 M
D. 0,4 M
E. 0,5 M

9
2. Seorang siswa melakukan percobaan faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi. Reaksi yang dilakukan siswa tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
Pada awalnya siswa tersebut menggunakan larutan Na2S2O3 0,1 M
dan larutan HCl 1 M. Apabila siswa tersebut ingin melakukan
percobaan kembali dengan larutan HCl 0,5 M, sedangkan hal-hal
lain dalam reaksi dibuat tetap maka laju reaksi dan jumlah belerang
(S) yang terbentuk akan….
Laju reaksi Jumlah belerang (S)
A. Semakin cepat bertambah
B. Semakin lambat tidak berubah
C. Semakin cepat berkurang
D. Semakin cepat tidak berubah
E. Semakin lambat berkurang

Merencanakan Tes: PG 3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat Akhir proses
percobaan/penyelidikan percobaan:
- Mengidentifikasi variabel 1) Suhu larutan HCl
yang terdapat dalam 2) Konsentrasi larutan HCl
percobaan faktor-faktor 3) Massa padatan CaCO3
yang mempengaruhi laju 4) Volume larutan HCl
reaksi. 5) Bentuk padatan CaCO3
Apabila seorang siswa ingin mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, maka faktor yang harus dibuat sama untuk
setiap percobaan adalah….
A. 1), 2), 3)
B. 1), 2), 5)
C. 1), 3), 4)
D. 2), 3), 4)
E. 2), 3), 5)

10
4. Pada percobaan yang mereaksikan padatan CaCO3 dan larutan asam
cuka didapatkan data sebagai berikut.
Percobaan Bentuk Massa Konsentrasi Waktu
Suhu
ke- CaCO3 CaCO3 Asam Cuka Reaksi
1 serbuk 1,5 g 1M 25oC 52
detik
2 serbuk 1,5 g 2M 25oC 20
detik
Apabila yang ingin diketahui dari data di atas adalah pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi, maka variabel yang harus
divariasikan (variabel bebas) adalah….
A. Bentuk CaCO3 D. Suhu
B. Massa CaCO3 E. Waktu reaksi
C. Konsentrasi asam cuka
Merencanakan Tes: PG 5. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam suatu percobaan. Akhir Proses
percobaan/penyelidikan 1) Memasukkan serbuk Zn ke dalam masing-masing 3 tabung
Menyusun prosedur reaksi yang telah diisi dengan larutan H2SO4.
percobaan faktor-faktor 2) Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari serbuk Zn
yang mempengaruhi laju dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan H2SO4
reaksi secara sistematis. sampai serbuk Zn habis bereaksi.
3) Memasukkan 10 mL larutan H2SO4 0,5 M; 1 M; dan 1,5 M
masing-masing ke dalam tabung reaksi 1, 2, dan 3.
4) Menimbang serbuk Zn sebanyak 0,5 gram untuk 3 kali
percobaan.
5) Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberikan label 1, 2, 3
untuk masing-masing tabung reaksi.
Urutan langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah…
A. 4)-5)-3)-2)-1) D. 5)-3)-1)-4)-2)
B. 4)-5)-1)-3)-2) E. 5)-3)-4)-1)-2)
C. 5)-4)-3)-2)-1)

11
Menggunakan Tes: PG 6. Adi ingin mengetahui laju reaksi pembentukan gas CO2 dari reaksi Akhir proses
alat/bahan/sumber antara serbuk CaCO3 dan larutan HCl. Alat-alat yang tersedia di
- Mengetahui alasan laboratorium kimia sekolah Dina adalah:
penggunaan alat dan 1) Kaca arloji
bahan pada percobaan 2) Labu ukur
faktor-faktor yang 3) Spatula
mempengaruhi laju 4) Batang pengaduk
reaksi. 5) Tabung reaksi
- Menggunakan alat sesuai 6) Neraca Ohauss
dengan fungsi dan tingkat 7) Gelas ukur
ketelitiannya. 8) Pembakar spiritus
Apabila pada percobaan ini Adi menggunakan 0,1 gram serbuk
CaCO3 dan 3 variasi konsentrasi larutan HCl yang masing-masing
bervolume 10 mL, maka alat yang harus dipilih Dina untuk
melakukan percobaan tersebut ditunjukkan oleh nomor….
A. 1), 2), 3), 5), 8) D. 1), 3), 4), 6), 7)
B. 1), 2), 5), 6), 7) E. 1), 3), 5), 6), 7)
C. 1), 3), 4), 5), 8)
Keterampilan Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
proses
4.6.5 Melakukan Melakukan percobaan:
percobaan Melakukan percobaan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
mengenai penentuan faktor-faktor Kinerja proses
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang reaksi.
mempengaruhi Mengamati/observasi
laju reaksi. - Mengamati perubahan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
yang terjadi pada zat Kinerja proses
sebelum dan sesudah
reaksi.
- Mengamati waktu
terjadinya reaksi.

12
4.6.6 Menyimpulkan Menafsirkan/interpretasi: Tes: PG 7. Fitri melakukan percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi Akhir proses
data hasil Menganalisis data hasil terhadap laju reaksi pembentukan belerang (S) dari reaksi Na-
percobaan percobaan faktor-faktor 2S2O3(aq) + HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(aq) + S(aq).
mengenai yang mempengaruhi laju Percobaan dilakukan beberapa kali dengan memvariasikan
faktor-faktor reaksi. konsentrasi larutan HCl. Dari percobaan tersebut diperoleh grafik
laju reaksi. hubungan laju terbentuknya belerang (S) (s-1) terhadap variasi
konsentrasi sebagai berikut.
0.50000

Laju reaksi (s-1)


0.44400
0.40000
0.36600
0.30000 0.28500
0.20000 0.18700
0.10000 0.09290
0.00000
0.00.10.20.30.40.50.60.70.80.91.01.11.21.31.41.51.6
Konsentrasi HCl (M)

Pernyataan berikut yang benar tentang pengaruh konsentrasi


terhadap laju reaksi ditinjau dari dari teori tumbukan adalah…
A. Peningkatan konsentrasi menyebabkan energi potensial
reaktan menurun sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
B. Peningkatan konsentrasi menyebabkan energi kinetik partikel
reaktan bertambah sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
C. Peningkatan konsentrasi menyebabkan jarak antar partikel
reaktan semakin renggang sehingga frekuensi tumbukan
efektif semakin banyak.
D. Peningkatan konsentrasi menyebabkan jumlah partikel
reaktan semakin banyak sehingga frekuensi tumbukan
efektif semakin banyak.
E. Peningkatan konsentrasi menyebabkan energi aktivasi reaksi
menurun sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin
banyak.

13
8. Dina melakukan suatu percobaan penentuan laju reaksi antara
logam Mg dan larutan asam klorida (HCl). Dari percobaan tersebut
diperoleh data sebagai berikut.
Pereaksi
Percobaan Zat Bentuk Konsentrasi Suhu Waktu
ke- logam Mg HCl (mol (oC) (detik)
-1
L )
1 2 gram 2,0 27 10
serbuk
2 2 gram 2,0 27 20
bongkahan
3 2 gram 4,0 27 4
serbuk
4 2 gram 2,0 37 4
serbuk
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, percobaan yang hanya
menyatakan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
Menyimpulkan Tes: PG 9. Tanpa kita sadari, banyak penerapan ilmu kimia dalam kehidupan Akhir proses
Menyimpulkan faktor- sehari-hari. Misalnya saja ketika membeli sate sering kita amati
faktor yang mempengaruhi penjual sate mengipas bara api. Saat bara api tersebut dikipas.
laju reaksi berdasarkan data ternyata nyala api menjadi lebih besar. Pernyataan yang tepat
hasil percobaan. mengenai hal ini adalah….
A. Fenomena ini termasuk pengaruh suhu terhadap laju reaksi
karena bara api yang dikipas nyalanya menjadi lebih besar.
B. Fenomena ini termasuk pengaruh suhu terhadap laju reaksi
karena karena bara api yang dikipas suhunya turun.

14
C. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena pengipasan meningkatkan jumlah bara api.
D. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena pengipasan meningkatkan jumlah oksigen
untuk pembakaran bara api.
E. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena bara api yang dikipas memiliki massa yang lebih
besar dibandingkan bara api yang tidak dikipas.

10. Suatu percobaan dari reaksi: Na2S2O3(aq) + HCl(aq)  2NaCl(aq)


+ H2O(l) + SO2(aq) + S(aq), dilakukan oleh Andi pada suhu reaktan
tetap dengan empat variasi konsentrasi larutan HCl. Dari
percobaan tersebut, diperoleh data sebagai berikut.
[Na2S2O3] [HCl] Waktu Laju reaksi
No
M M (s) (s-1)
1 1 0,5 28,76 3,48 x 10-2
2 1 1 15,44 6,48 x 10-2
3 1 1,5 8,41 11,89 x 10-2
4 1 2 4,75 21,05 x 10-2
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa…
A. Semakin tinggi konsentrasi reaktan, laju reaksi semakin
cepat.
B. Semakin tinggi konsentrasi reaktan, laju reaksi semakin
lambat.
C. Semakin tinggi konsentrasi reaktan, laju reaksinya tidak
berubah
D. Laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaktan.
E. Laju reaksi berbanding terbalik dengan peningkatan
konsentrasi reaktan.

15
4.6.7 Menyajikan Melakukan komunikasi
data hasil - Mempresentasikan hasil Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
percobaan percobaan dan diskusi Kinerja proses
mengenai mengenai faktor-faktor
faktor laju yang mempengaruhi laju
reaksi secara reaksi.
lisan dan dalam - Menyusun laporan Rubrik Penilaian Laporan Percobaan
bentuk laporan percobaan secara Akhir Proses
tertulis. sistematis

16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Tetapan Kesetimbangan
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan, menuliskan persamaan tetapan
kesetimbangan reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan persamaan reaksi
kesetimbangan yang diketahui serta menghitung harga tetapan kesetimbangan berdasarkan data
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi melalui diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangk a n
sikap aktif.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap

3.8. Menjelaskan reaksi 3.8.1 Menyebutkan pengertian tetapan Menunjukkan sikap


kesetimbangan di dalam kesetimbangan (Kc) aktif dalam
hubungan antara 3.8.2 Menuliskan persamaan pembelajaran mengena i
pereaksi dengan hasil kesetimbangan (Kc) dari reaksi
tetapan kesetimbanga n
reaksi kesetimbangan homogen dan
heterogen berdasarkan (Kc)
persamaan reaksi kesetimbanga n
yang diketahui
3.8.3 Menghitung harga tetapan
kesetimbangan (Kc) berdasarkan
data konsentrasi pereaksi dan
hasil reaksi dalam reaksi
kesetimbangan.
4.8. Menyajikan hasil 4.8.1. Mengkomunikasikan hasil
pengolahan data untuk pengolahan data untuk
menentukan harga menentukan harga ketetapan
ketetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan
kesetimbangan. data konsentrasi pereaksi dan
hasil reaksi dalam reaksi
kesetimbangan

1
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat : Kesetimbangan kimia, Konsep Molaritas
2. Materi Inti :
Indikator Aspek Pengetahuan Materi Pembelajaran

3.8.1 Menyebutkan Fakta :


pengertian tetapan
kesetimbangan (Kc) Contoh reaksi kesetimbangan:

3.8.2 Menuliskan persamaan N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)


kesetimbangan (Kc)
dari reaksi [NH3 ]2
Kc =
kesetimbangan [N2 ][H2 ]3
homogen dan heterogen
berdasarkan persamaan Pada percobaan sistem kesetimbangan, reaksi antara nitrogen dan hidrogen membentuk amonia yang
reaksi kesetimbanga n berlangsung dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu tetap, diperoleh data sebagai berikut.
yang diketahui
Tabel 1. Data Percobaan Reaksi : N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
Konsentrasi Mula- Konsentrasi Spesi-Spesi pada
Percobaan
Mula Spesi-Spesi Saat Kesetimbangan Kc
ke-
N2 H2 NH3 N2 H2 NH3
1 1,000 1,000 0 0.921 0.763 0.157 0.0603
2 0 0 1,000 0.399 1.197 0.203 0.0602
3 2,000 1,000 3,000 2.590 2.770 1.820 0.0602

Tabel di atas menunjukkan bahwa harga tetapan kesetimbangan relatif tetap meskipun
konsentrasi N 2 , H2 , dan NH3 untuk setiap percobaan berbeda-beda pada saat kesetimbangan.

2
Konsep :

 Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan
koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya.
Secara matematis tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
aA (g) + bB (g) ⇄ cC (g) + dD (g)
[𝐶] 𝑐 [𝐷] 𝑑
𝐾𝑐 =
[𝐴] 𝑎 [𝐵] 𝑏

Prinsip :

 Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada
suhu tertentu.
 Rumusan K c tergantung pada wujud zat dalam kesetimbangan reaksi.
 Untuk reaksi kesetimbangan heterogen, dimana zat-zat yang terlibat mempunyai wujud (fasa) yang
tidak sama, maka zat-zat yang konsentrasinya tetap (berwujud padat dan cair) dapat disatukan dalam
nilai Kc sehingga secara sederhana tampak bahwa hanya konsentrasi zat-zat yang berwujud gas dan
larutan yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan.
Prosedur :

Menentukan tetapan kesetimbangan suatu reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen.


- Menentukan persamaan reaksi kimia setara
- Menentukan fase zat yang terlibat di dalam penentuan tetapan kesetimbangan. Reaksi homogen
hanya melibatkan zat berfasa gas atau larutan sedangkan reaksi heterogen melibatkan zat berfasa
gas dan larutan. Untuk zat berfasa padat dan cair tidak dilibatkan dalam persamaan tetapan
kesetimbangan.
- Menuliskan lambang konsentrasi reaktan dan produk yang dipangkatkan masing- masing
koefisiennya
- Menuliskan perbandingan konsentrasi produk dan reaktan sesuai konsep tetapan kesetimbangan

3
3.8.3 Menghitung harga Fakta :
tetapan kesetimbangan
(Kc) berdasarkan data Konsep :
konsentrasi pereaksi  Dari data percobaan, nilai tetapan kesetimbangan dihitung berdasarkan nilai molaritas dari
dan hasil reaksi dalam produk dan reaktan saat setimbang
reaksi kesetimbangan. Prosedur :

Dalam perhitungan harga tetapan kesetimbangan (Kc) bila diketahui data konsentrasi pereaksi dan
produk dalam reaksi kesetimbangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)
 Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
 Masukkan nilai konsentrasi masing- masing spesi pada keadaan setimbang ke dalam persamaan
tetapan kesetimbangan (Kc), untuk menghitung harga Kc.

Contoh:
Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:
N2 O4 (g) 2NO 2 (g)

Jika pada keadaan setimbang terdapat N2 O4  = 9,24 x 10-4 M dan NO2  = 9,82 x 10-2 M tentukan tetapan
kesetimbangannya (KC)!

Penyelesaian:
Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)
[𝑁𝑂2 ]2
Kc= [𝑁
2 𝑂4 ]

Langkah 2 : Tentukan konsentrasi N2 O4 dan N2 O4 dalam keadaan setimbang

N2 O4  = 9,24 x 10-4 M NO2  = 9,82 x 10-2 M

4
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi N 2 O4 dan N2 O4 dalam keadaan setimbang ke dalam
persamaan
KC = (9,82 x 10-2 )2 = 10,4
9,24 x 10-4

Jadi, harga Kc adalah 10,4

Untuk menghitung konsentrasi salah satu spesi dalam keadaan setimbang jika diketahui harga ketetapan
kesetimbangan (Kc) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)


2. Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
3. Masukkan harga konsentrasi masing- masing spesi dan harga Kc ke dalam persamaan Kc untuk
mencari konsentrasi spesi yang belum diketahui.

Contoh :
Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:
N2 O4 (g) 2NO 2 (g)
Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO 2 = 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam
keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K)
Penyelesaian:
Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)
[𝑁𝑂2 ]2
Kc= [𝑁
2 𝑂4 ]

Langkah 2 : Tentukan konsentrasi NO2 dalam keadaan setimbang


NO2  = 0,146 M

5
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi NO2 dalam keadaan setimbang dan harga Kc ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O4 

N2 O4  = 0,146 2 = 0,00205 M


10,4

Jadi, konsentrasi NO2 adalah 0,00205 M

3. Materi pengayaan : manfaat mengetahui tetapan kesetimbangan suatu reaksi


Manfaat tetapan keseimbangan

1. Memberi informasi tentang ketuntasan reaksi

Seperti diketahui, K c adalah perbandingan konsentrasi pada keadaan setimbang, zat disebelah kanan (produk) menjadi pembilang
sedangkan zat disebelah kiri (pereaksi) menjadi penyebut. Jadi, harga K c yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi kekanan
berlangsung sempurna atau hampir sempurna. Sebaliknya, harga K c yang sangat kecil menunjukkan bahwa reaksi kekanan tidak
berlangsung besar-besaran.

Contoh:

2H2(g) + O2(g) ↔ 2H2 O(g) Kc = 3 x 1081 pada 25℃

Reaksi ini dapat dianggap berlangsung tuntas ke kanan.

½N2(g) + ½O2(g) ↔ NO(g) kc = 1 x 10-15 pada 25℃

Reaksi ini hanya dapat membentuk sedikit sekali NO.

6
2. Memperkirakan komposisi keseimbangan

Manfaat lain dari tetapan keseimbangan adalah untuk menentukan komposisi kesetimbangan. Apabila zat-zat pereaksi dicampurka n
pada suhu dan volume ruangan yang tertentu, maka komposisi kesetimbangan dapat diperkirakan berdasarkan nilai tetapan
kesetimbangannya.

7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Inquiry terbimbing
Tahapan Model:
1) Orientation (stimulasi/pemberian rangsangan)
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
3) Data Collection (pengumpulan data)
4) Data Processing (pengolahan data)
5) Generalization (penarikan kesimpulan)
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : ATK, papan tulis, alat dan bahan percobaan
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Tetapan Kesetimbangan.

F. Sumber Belajar
Rahardjo, Sentot Budi. KIMIA Berbasis Eksperimen Untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri. 2018. Hal: 159-180.

Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal: 105-112.

8
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Alokasi Waktu

1 Pendahuluan Etika Pembuka 3 menit


- Peserta didik menjawab salam dari Guru.
- Peserta didik bersama Guru berdoa sebelum memulai pembelajaran.
- Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Peserta didik bersiap untuk menerima pelajaran.

Apersepsi
- Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang
berkaitan dengan materi pertemuan hari ini.
Guru : “Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai
kesetimbangan kimia. Ada yang masih ingat, apa itu
kesetimbangan kimia?”
Peserta didik: “Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana reaksi
pembentukan produk dan reaksi penguraian produk berlangsung
secara bersamaan dengan laju yang sama sehingga konsentrasi
produk dan pereaksi tetap”.
Motivasi
- Peserta didik mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh Guru
Guru:
contoh penggunanaan reaksi kesetimbangan dalam bidang industri.
Reaksi kesetimbangan yang terjadi pada pembuatan amonia adalah:

N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 (g)

9
0,25 mol gas N 2 direaksikan dengan 0,75 mol gas H2 . Melalui
eksperimen dapat diketahui konsentrasi gas N 2 dan gas H2 yang
bereaksi. Tapi, apakah hanya dengan eksperimen kita dapat
mengetahui konsentrasi gas N 2 , gas H2 yang bereaksi dan NH3 yang
terbentuk saat kesetimbangan? Adakah cara lain yang dapat
digunakan? Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan tetapan kesetimbangan yang akan kita pelajari hari
ini.”

2 Kegiatan Inti - Peserta didik dibagi ke dalam 7 kelompok dimana masing- mas ing 2 menit
kelompok terdiri atas 5 orang.
- Masing-masing kelompok peserta didik mendapatkan LKPD
- Peserta didik mengisi identitas pada LKPD-nya

Mengamati - Peserta didik diarahkan untuk mengamati Tabel 1 pada LKPD mengena i 2 menit
data hasil percobaan antara gas nitrogen dan hidrogen menghasilkan gas
amonia.

10
Merumuskan - Peserta didik diharapkan menemukan masalah dengan bertanya 3 menit
Pertanyaan - Peserta didik menuliskan permasalahan yang ditemukan dalam bentuk
pertanyaan ke dalam LPKPD
Pertanyaan yang diharapkan:
“Apa yang dimaksud dengan tetapan kesetimbangan dan bagaimana 3.8.1
memperoleh nilai tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
pada reaksi kesetimbangan?”
Mengumpulkan Data - Peserta didik menganalisis data percobaan pada Tabel 1 dengan 10 menit
melengkapi Tabel 2 mengenai perhitungan pada LKPD.
Guru:
”Carilah persamaan yang dapat menghasilkan nilai tetapan
kesetimbangan seperti pada Tabel 1 yang relatif tetap dengan cara
menempatkan produk sebagai pembilang dan pereaksi sebagai
penyebut, kemudian libatkan bilangan koefisien (dikalikan atau
dipangkatkan) dalam persamaan tersebut”.

Ket: Warna merah adalah jawaban yang diharapkan dari peserta didik

- Guru meminta salah satu Peserta didik untuk menyampaikan jawaban


LKS Tabel 2 di depan kelas.
11
Guru : “Jika ada yang ingin menanggapi silahkan tanggapi jawaban
dari teman kalian ini, yang mungkin saja berbeda dengan kalian.”
- Guru menanggapi jawaban jika terdapat jawaban yang berbeda.

Menganalisis Data - Peserta didik difasilitasi oleh Guru untuk berdiskusi dengan 50 menit
menafsirkan, menghubungkan data, dan menarik kesimpulan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD, yaitu:
a. Menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan dan menentuka n 3.8.1
persamaan tetapan kesetimbangan yang menunjukan nilai relatif
tetap berdasarkan Tabel 2
Guru: Berdasarkan tabel yang diisi, persamaan manakah yang
menghasilkan nilai relatif tetap atau tidak berubah?
[𝐍𝐇 𝟑 ] 𝟐
Peserta didik :
[𝐍𝟐 ][𝐇 𝟐 ] 𝟑

Guru: N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)


Berdasarkan persamaan reaksi diatas, ke arah mana
(kanan/kiri) reaksi pembentukan amonia berlangsung?
Peserta didik: Ke arah kanan

Guru: Manakah yang berperan sebagai reaktan dan manakah yang


berperan sebagai produk? Spesi manakah yang bertindak
sebagai pembilang dan penyebut dalam perbandingan ?
Peserta didik: N2 dan H2 sebagai reaktan dan berperan penyebut,
NH3 sebagai produk dan berperan sebagai pembilang
Guru: Bagaimana peran koefisien pada persamaan yang
menghasilkan nilai tetap?
Peserta didik: koefisiennya dipangkatkan
Guru: Persamaan yang menghasilkan nilai tetap inilah yang disebut
sebagai Tetapan Kesetimbangan (K). Karena

12
persamaannya didapatkan dari perbandingan kosentrasi
spesi pada saat setimbangan, maka dinamakan Kc. Nah
sekarang, coba rumuskan pengertian dari tetapan
kesetimbangan (Kc) berdasarkan persamaan matematis
yang telah kalian analisis tadi.
Peserta didik: tetapan kesetimbangan (Kc) yaitu hasil kali 3.8.1
konsentrasi produk saat setimbang dipangkatkan hasil kali
konsentrasi reaktan saat setimbang masing-masing
dipangkatkan koefisien

- Guru meminta salah satu perwakilan kelompok menuliska n


3.8.2
persamaan matematis tetapan kesetimbangan, jika diberikan reaksi
kesetimbangan
aA (g) + bB (g) ⇌ cC (g) + dD (g)
Peserta didik:
[𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
Kc = [𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏

- Guru memberi penguatan konsep tentang pengertian dan persamaan


tetapan kesetimbangan

b. Menentukan jenis kesetimbangan homogen dan menuliska n 3.8.2


persamaan tetapan kesetimbangan homogen berdasarkan
persamaan reaksi kesetimbangan:
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 (g) ………… reaksi 1
CH3 COOH(aq) ⇌ CH3 COO–(aq) + H+(aq) ……….... reaksi 2

Guru:Perhatikan fasa reaktan dan produk dari kedua masing-masing


reaksi di atas. Apakah reaktan dan produk berada pada fasa
yang sama?Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan

13
homogen? Tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
reaksi 1 dan 2

c. Menentukan jenis kesetimbangan heterogen dan menuliska n


3.8.2
persamaan tetapan kesetimbangan untuk reaksi heterogen
berdasarkan persamaan reaksi kesetimbangan:
2NaHCO3 (s) ⇌ Na2 CO3 (s) + H2 O(g) + CO2 (g) ………… reaksi 3
Ba(OH)2 (aq) + 2HCl(aq) ⇌ BaCl2(aq) + 2H2 O(l) ………… reaksi 4

Guru: Perhatikan fasa reaktan dan produk dari kedua masing-masing


reaksi di atas. Apakah reaktan dan produk berada pada fasa
yang sama? Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan
heterogen?

- Guru meminta salah satu Peserta didik untuk menuliskan persamaan


tetapan kesetimbangan homogen
- Guru menuntun Peserta didik untuk menganalisis mengapa fasa padat
dan cair tidak dituliskan pada persamaan tetapan kesetimbangan untuk
reaksi kesetimbangan heterogen berdasarkan fakta.
Guru: Perhatikan gambar berikut ini

14
Berdasarkan gambar di atas, Bagaimana harga konsentrasi
Kristal NaHCO3 jika jumlah molnya bertambah? Apakah memiliki
nilai yang tetap atau berubah? Mengapa demikian?
Berdasarkan informasi yang diberikan dan analisis kalian,,
tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi-reaksi
kesetimbangan heterogen! (reaksi 3 dan reaksi 4)

- Guru meminta salah satu Peserta didik menuliskan persamaan tetapan


3.8.2
kesetimbangan heterogen
- Guru memberi penguatan konsep tentang tetapan kesetimbangan reaksi
homogen dan heterogen

- Guru menuntun Peserta didik berdiskusi untuk menghitung harga 3.8.3


tetapan kesetimbangan berdasarkan data yang diberikan pada LKPD
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mencari harga
konsentrasi spesi pada saat kesetimbangan yang belum diketahui jika
tetapan kesetimbangan dan molaritas spesi pada awal telah diketahui.
- Peserta didik mempresentasikan hasil perhitungan harga tetapan
kesetimbangan dan konsentrasi di depan kelas.
- Guru mengkonfirmasi jawaban Peserta didik untuk menguatkan konsep.

Menyimpulkan - Peserta didik memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini, diharapkan 10 menit
Peserta didik dapat menyimpulkan:

a. Tetapan kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi produk


dipangkatkan koefisien dibagi hasil kali konsentrasi reaktan
masing-masing dipangkatkan koefisien.

15
b. Kesetimbangan homogen hanya melibatkan satu fasa zat
sedangkan kesetimbangan heterogen melibatkan lebih dari satu
fasa zat.
c. Zat berfasa solid dan liquid tidak dilibatkan dalam rumus tetapan
kesetimbangan
d. Kc dapat ditentukan dengan menggunakan konsentrasi zat pada
keadaan setimbang, dan sebaliknya.”
Kegiatan Penutup Konfirmasi 10 menit
- Peserta didik menyimak konfirmasi yang diberikan oleh guru

Evaluasi
- Peserta didik mengerjakan beberapa soal untuk menguji ketercapaian
Indikator
Guru: Baik anak-anak, ibu punya beberapa soal yang akan ibu
berikan. Kelompok yang menjawab dengan tepat dan cepat
akan ibu berikan hadiah.
- Setiap kelompok berlomba untuk mengerjakan soal latihan yang
diberikan
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab
dengan cepat dan tepat
- Peserta didik mendengarkan informasi tentang kegiatan pembelajaran
selanjutnya

Etika Penutup
- Salah satu peserta didik menghapus papan tulis
- Salah satu peserta didik memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran
- Peserta didik memberi salam penutup

16
17
18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Uraian

Sikap Non Tes Observasi 1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif


2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampila n
Keterampilan Non Tes Observasi
Berkomunikasi

I. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian pengetahuan
Lampiran 2 : lembar penilaian sikap
Lampiran 3 : lembar penilaian keterampilan
Lampiran 4 : bahan ajar
Lampiran 5 : media pembelajaran
Lampiran 6 : lembar kerja peserta didik

17
LAMPIRAN 1

Penilaian Pengetahuan

Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
1 Menyebutkan pengertian C1 Dalam suatu percobaan reaksi yang terjadi Tetapan kesetimbangan adalah hasil perkalian
tetapan Kesetimbangan (Kc) adalah konsentrasi zat hasil reaksi dipangkatkan dengan
H2 + I2 ⇌ 2HI koefisien reaksinya dibagi dengan hasil perkalian
Telah diketahui bahwa tetapan kesetimbanga n konsentrasi pereaksi dipangkatkan koefisie n
[𝐻𝐼]2 reaksinya. (2)
dari reaksi tersebut adalah Kc = [𝐻 .
2] [𝐼2 ]

Berdasarkan pernyataan tersebut apa itu


tetapan kesetimbangan?
2 Menuliskan persamaan C3 Tuliskan persamaan K c untuk reaksi di bawah
[N O ]2
kesetimbangan (Kc) dari ini: 𝑎. K c = [ 2]4 5 (1)
NO2 [O2 ]
reaksi kesetimbanga n a. 2N2 O5 (g) ⇌ 4NO 2 (g) + O 2 (g)
homogen dan heterogen b. 2Cu2+ (aq) + Sn2+ (aq) ⇌ 2 Cu+ (aq) + Sn4+
berdasarkan persamaan reaksi (aq)
[Cu+]2 [Sn4+ ]
kesetimbangan yang c. BaSO4 (s) ⇌Ba2+(aq) + SO4 2– (aq) 𝑏. K c = [ 2+]2 [ 2+] (1)
Cu Sn
diketahui d. PbI2 (s) ⇌Pb2+(aq) + 2I– (aq)

𝑐. K c = [Ba2+ ][SO4 2+ ] (1)

d. K c = [Pb2+ ] [I −]2 (1)

18
No Indikator Pembelajaran Jenjang Soal Jawaban
Kognitif
3 Menghitung harga tetapan C3 Dalam wadah bervolume 1 liter terdapat 1 - Menentukan persamaan Kc
kesetimbangan (Kc) [𝑁𝑂 ]4 [𝐻2 𝑂 ]6
molar NH3 , 2 molar O 2 , 2 molar NO dan 2 Kc = [𝑁𝐻3 ]4 [𝑂2 ]5
(1)
berdasarkan data konsentrasi
pereaksi dan hasil reaksi molar uap air dalam keadaan setimbang
dalam reaksi kesetimbangan. menurut persamaan reaksi

4 Menghitung konsentrasi zat C3 Dalam wadah 1 L terjadi reaksi: - Menuliskan persamaan tetapan
kesetimbangan reaksinya:
dalam keadaan setimbang N2 O4(g) ⇌ 2NO2(g) [𝑁𝑂2 ]2
Kc = (1)
berdasarkan harga tetapan [𝑁2 𝑂4]
Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO2 =
kesetimbangan konsentrasi 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam - Masukkan harga konsentrasi dan tetapan
(Kc) keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K) kesetimbangan yang diketahui ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O4 
N2 O4  = 0,146 2 = 0,00205 M
10,4
Jadi, konsentrasi NO2 adalah 0,00205 M (2)

C3 Tetapan kesetimbangan konsentrasi (K c) - Menuliskan persamaan tetapan


untuk reaksi antara H2 dengan I2 adalah 57,0 kesetimbangan reaksinya:
pada suhu 427 C0 [𝐻𝐼] 2
𝐾𝑐 = (1)
H2 (g) + I2 (g)  2 HI(g) [𝐻2 ][𝐼2 ]

Jika 1,0 mol H2 direaksikan dengan 1,0 mol I2


dalam bejana 10 L, berapa konsentrasi H2 , I2,
dan HI pada kesetimbangan?

19
Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
- Menentukan konsentrasi masing-masing spesi
dalam keadaan awal

n 1,0 mol
[H2 ] = V = 10 L
= 0,1 M (1)
n 1,0 mol
[I2 ] = V = 10 L
= 0,1 M (1)

- Membuat tabel zat dan keadaan (awal,


bereaksi, dan setimbang)

Keadaan H2 I2 HI
Mula-mula 0,1 M 0,1 M - (2)
Bereaksi x x 2x
Setimbang (0,1 – x) (0,1 – x) 2x

- Substitusi konsentrasi dalam keadaan


setimbang ke dalam persamaan matematis
reaksi kesetimbangan. dan mencari nilai x

[HI]2 (2x) 2 (2x) 2


Kc = =( = (1)
[H2 ]{I2 ] 0,1−x) (0,1−x) (0,1−x) 2

(2x) 2
√ 57 = √(0,1−x)2
2x
7,55 = (0,1−x)
7,55 (0,1-x) = 2x

20
Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
0,755 = 2x + 7,55x
0,755 = 9,55x
0,755
x= 9,55
= 0,0791 M (2)

- Substitusikan nilai x ke dalam persamaan


matematis untuk mencari nilai masing spesi
pada saat setimbang
[H2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M

[I2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M (3)

[HI] = 2 x
= 2 (0,0791) = 0,1582 M

21
LAMPIRAN 2
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF

NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

A.1 Antusiasme/partisipasi Peserta didik dal am


proses pembelajaran
Skor Kriteria

4 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan


seksama selama PBM berlangsung dan spontan
melaksanakan tugas yang diberikan

3 Peserta didik memperhatikan pelajaran dengan


seksama selama PBM berlangsung tetapi kurang
spontan melaksanakan tugas yang diberikan

2 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran


dengan seksama selama PBM berlangsung tetapi
spontan melaksanakan tugas yang diberikan

22
NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

1 Peserta didik tidak memperhatikan pelajaran


dengan seksama selama PBM berlangsung dan
tidak spontan melaksanakan tugas yang diberikan

A.2 Penilaian Perorangan dalam diskusi kelompok

Skor Kriteria

Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,


berani mengemukan pendapat, tidak
4
mengganggu jalannya diskusi dan bertanggung
jawab terhadap hasil diskusinya.

Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,


berani mengemukan pendapat, bertanggung
3
jawab terhadap hasil diskusi tetapi mengganggu
jalannya diskusi

Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,


berani mengemukan pendapat, namun kurang
2
bertanggung jawab dan mengganggu jalannya
diskusi

23
NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN

Peserta didik melakukan diskusi dengan aktif,


namun tidak berani mengemukan pendapat,
1
kurang betanggung jawab dan mengganggu
jalannya diskusi.

0 Peserta didik tidak berpartisipasi dalam diskusi

Keterangan :

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕


Nilai Keterampilan = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝟖

24
JURNAL

No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut

25
LAMPIRAN 3

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI

Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V VI VII

Kelancaran presentasi dan menarik perhatian


peserta

4 = lancar dan menarik


1.
3 = lancar namun kurang menarik

2 = tidak lancar

1 = tidak mau tampil

Penggunaan bahasa

4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat


dan jelas, serta mudah dimengerti

3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat


dan jelas, namun kurang mudah
2.
dimengerti

2 = menggunakan bahasa yang baik namun


tidak singkat dan jelas dan kurang mudah
dimengerti

1 = kurang menggunakan bahasa yang baik

17
KOMPETENSI DASAR:
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan kuantitatif antara pereaksi
dengan hasil reaksi

Indikator:
3.8.1. Menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan (Kc)
3.8.2. Menuliskan persamaan kesetimbangan (Kc) dari reaksi kesetimbanga n
homogen dan heterogen berdasarkan persamaan reaksi kesetimbangan yang
diketahui
3.8.3. Menghitung harga tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan data konsentrasi
pereaksi dan hasil reaksi dalam reaksi kesetimbangan.

27
Tetapan Kesetimbangan (Kc)

Contoh reaksi kesetimbangan:


N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)

Pada percobaan sistem kesetimbangan, reaksi antara nitrogen dan hidrogen membentuk amonia
yang berlangsung dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu tetap, menghasilkan data sebagai
berikut.

Tabel 1. Data Percobaan Reaksi : N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)


Konsentrasi Mula- Konsentrasi Spesi-Spesi pada
Percobaan Mula Spesi-Spesi Saat Kesetimbangan [𝑵𝑯𝟑 ]𝟐
ke- [𝑵𝟐 ][𝑯𝟐]𝟑
N2 H2 NH3 N2 H2 NH3

1 1,000 1,000 0 0.921 0.763 0.157 0.0603

2 0 0 1,000 0.399 1.197 0.203 0.0602

3 2,000 1,000 3,000 2.590 2.770 1.820 0.0602

Tabel di atas menunjukkan bahwa harga tetapan kesetimbangan relatif tetap meskipun
konsentrasi N 2 , H2 , dan NH3 untuk setiap percobaan berbeda-beda pada saat kesetimbangan.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
ternyata diperoleh nilai perbandingan yang tetap pada hasil perhitungan dengan rumus:

[𝑵𝑯𝟑 ]𝟐
[𝑵𝟐 ][𝑯𝟐 ]𝟑
Tetapan kesetimbangan (K c) adalah hasil kali konsentrasi produk yang dipangkatkan dengan
koefisien dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien.
Secara matematis tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :

aA (g) + bB (g) ⇄ cC (g) + dD (g)

[𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
𝐾𝑐 = [𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏

Kesetimbangan
KonsepHomogen dan Heterogen
Energi Ikatan

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dimana semua komponen dalam


sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama.

Contoh:

1. N2 (g) + 3 H2 (g) ⇌ 2NH3 (g)


[𝑁𝐻3 ]2
Persamaan tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai Kc =
[𝑁2 ][𝐻2]3
2. CH3COOH(aq) ⇌ CH3 COO–(aq)+ H+(aq)
− +
17 dituliskan sebagai Kc = [𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 ][𝐻 ]
Persamaan tetapan kesetimbangannya dapat [𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐻] 3
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dimana komponen-kompo ne n
dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda (terdiri atas lebih dari satu fase).
Untuk reaksi kesetimbangan heterogen, zat-zat yang konsentrasinya tetap (berwujud padat dan
cair) dapat disatukan dalam nilai Kc sehingga secara sederhana tampak bahwa hanya
konsentrasi zat-zat yang berwujud gas dan larutan yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan.

Contoh:

3. 3Fe(s) + 4H2 O(g) ⇌ Fe3 O4 (s) + 4H2 (g)


[𝐻 ]4
Persamaan tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai Kc = [𝐻 2𝑂]4
2
4. Ba(OH)2 (aq) + 2HCl(aq) ⇌ BaCl2 (aq) + 2H2 O(l)
[𝐵𝑎𝐶𝑙2]
Persamaan tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai Kc =
[𝐵𝑎(𝑂𝐻) 2][𝐻𝐶𝑙]2
5. 5CO(g) + I2 O5 (s) ⇌ I2 (g) + 5CO 2 (g)
[𝐼2 ][𝐶𝑂2]5
Persamaan tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai Kc = [𝐶𝑂]5

Secara umum kita dapat membagi perhitungan kesetimbangan dalam 2 kategori:

1. Menghitung konstanta kesetimbangan baik Kc menggunakan data konsentrasi dalam


keadaan setimbang
2. Menghitung salah satu atau semua konsentrasi pada keadaan setimbang mengunakan harga
Kc

Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Kimia

Perhitungan Harga Kc Berdasarkan Konsentrasi Zat


1

Dalam perhitungan harga tetapan kesetimbangan (Kc) bila diketahui data konsentrasi pereaksi
dan produk dalam reaksi kesetimbangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)
2. Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
3. Masukkan nilai konsentrasi masing- masing spesi pada keadaan setimbang ke dalam
persamaan tetapan kesetimbangan (Kc), untuk menghitung harga Kc.

Untuk menghitung Kc dibutuhkan konsentrasi zat dalam keadaan setimbang, tapi jika belum
diketahui konsentrasi zat dalam keadaan setimbang terlebih dahulu dihitung menggunaka n
tabel mula-mula, bereaksi, setimbang.

18
Pada baris mula-mula berisi konsentrasi awal dari reaktan dan produk suatu reaksi.

Baris bereaksi merupakan perubahan konsentrasi yang diperlukan untuk mencapai


kesetimbangan. Gunakan perhitungan stoikiometri (perbandingan koefisien reaksi yang setara
sama dengan perbandingan konsentrasinya) untuk menghitung konsentrasi yang bereaksi untuk
semua spesi dalam persamaan tetapan kesetimbangan.

Pada baris setimbang menyatakan konsentrasi zat dalam keadaan setimbang. Zat ruas kiri
berlaku hubungan : konsentrasi zat pada saat setimbang = konsentrasi zat mula-mula –
konsentrasi zat yang terurai. Zat ruas kanan berlaku hubungan : konsentrasi zat pada saat
setimbang = konsentrasi zat yang terbentuk dari konsentrasi zat ruas kiri yang terurai (ingat
perbandingan koefisien).

Contoh 1:

Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:

N 2 O 4(g) 2NO 2(g)

Jika pada keadaan setimbang terdapat N2 O 4  = 9,24 x 10-4 M dan NO 2  = 9,82 x 10-2 M
tentukan tetapan kesetimbangannya (KC)!

Penyelesaian:

Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)

KC = NO 2 2

N 2 O4 

Langkah 2 : Tentukan konsentrasi N2 O4 dan N2 O4 dalam keadaan setimbang

N2 O4  = 9,24 x 10-4 M NO 2  = 9,82 x 10-2 M

Langkah 3 : Masukkan konsentrasi N 2 O4 dan N2 O4 dalam keadaan setimbang ke dalam


persamaan
KC = (9,82 x 10-2 )2 = 10,4
9,24 x 10-4

Jadi, harga Kc adalah 10,4

19
Perhitungan Konsentrasi Zat Berdasarkan Harga Kc
2

Untuk menghitung konsentrasi salah satu spesi dalam keadaan setimbang jika diketahui harga
ketetapan kesetimbangan (Kc) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

4. Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)


5. Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
6. Masukkan harga konsentrasi masing- masing spesi dan harga Kc ke dalam persamaan
Kc untuk mencari konsentrasi spesi yang belum diketahui.

Jika diketahui tetapan kesetimbangan dan hanya salah satu konsentrasi pada keadaan setimbang
dari produk atau reaktannya yang tidak diketahui, maka konsentrasi pada keaadaan setimbang
yang tidak diketahui tersebut dapat dihitung secara langsung dari persamaan kesetimbangan.

Contoh 2:

Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:

N 2 O 4(g) 2NO 2(g)

Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO 2 = 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam
keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K)

Penyelesaian:

Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)

KC = NO 2 2

N 2 O4 

Langkah 2 : Tentukan konsentrasi NO 2 dalam keadaan setimbang

NO2  = 0,146 M

20
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi NO 2 dalam keadaan setimbang dan harga Kc ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O 4 

N2 O4  = 0,146 2 = 0,00205 M


10,4

Jadi, konsentrasi NO2 adalah 0,00205 M

Contoh 3:

Tetapan kesetimbangan konsentrasi (K c) untuk reaksi antara H2 dengan I2 adalah 57,0 pada
suhu 4270 C
H2 (g) + I2 (g)  2 HI(g)

Jika 1,0 mol H2 direaksikan dengan 1,0 mol I2 dalam bejana 10 L, berapa konsentrasi H2 , I2 ,
dan HI pada kesetimbangan?

Penyelesaian:

Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)

[𝐻𝐼] 2
𝐾𝑐 =
[𝐻2 ][𝐼2 ]

Langkah 2 : Menentukan kosentrasi masing-masing spesi dalam keadaan setimbangan

a. Menghitung kosentrasi gas H2 dan I2 pada keadaan awal dengan


𝑛
menggunakan rumus Molaritas (M= )
𝑉
n 1,0 mol
[H2 ] = V = 10 L
= 0,1 M

n 1,0 mol
[I2 ] = = = 0,1 M
V 10 L

b. Membuat tabel keadaan reaksi mula-mula, bereaksi dan setimbang.


Kosentrasi pada saat bereaksi dimisalkan dengan x dan dikalikan
dengan koefisien reaksi. Konsentrasi produk setimbang = konsentrasi
produk yang berbentuk, sedangkan konsentrasi reaktan setimbang =
konsentrasi reaktan awal – konsentrasi reaktan bereaksi).

21
Keadaan H2 I2 HI

Mula-mula 0,1 M 0,1 M -

Bereaksi x x 2x

Setimbang (0,1 – x) (0,1 – x) 2x

Masukkan harga konsentrasi masing- masing spesi dan harga Kc ke dalam


persamaan Kc untuk mencari konsentrasi spesi yang belum diketahui.

a. Substitusi konsentrasi dalam keadaan setimbang ke dalam persamaan


matematis reaksi kesetimbangan dan mencari nilai x
[HI]2 (2x) 2 (2x) 2
Langlah 3 Kc = =( =
[H2 ]{I2 ] 0,1−x) (0,1−x) (0,1−x) 2

(2x) 2
√ 57 = √(0,1−x)2
2x
7,55 = (0,1−x)

7,55 (0,1-x) = 2x

0,755 = 2x + 7,55x
0,755 = 9,55x
0,755
x= = 0,0791 M
9,55

b. Substitusikan nilai x ke dalam persamaan matematis untuk mencari


nilai masing spesi pada saat setimbang
[H2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M

[I2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M

[HI] = 2 x
= 2 (0,0791) = 0,1582 M

22
DAFTAR PUSTAKA

McMurry, J. and Robert C. F. (2004). Chemistry 4th Edition. United States of


America:Pearson. (Hal. 530-546)
Silberberg, Martin S. 2007. Principel of general chemistry. New York: McGraw-Hill. (Hal.
541-598)

Whitten, K.W., Davis, R. E., Peck, M, Larry., Stanley, George G. 2014. Chemistry, 10th
edition. United States of America: Brooks/Cole. (Hal. 667-699)

23
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK

Hari/Tanggal :
Kelas : ___
Kelompok :
Nama Anggota :
1. _________________________________
2. _________________________________
3. _________________________________
4. _________________________________
5. _________________________________

24
STIMULASI

Amati data percobaan di bawah ini!

Berikut ini merupakan data percobaan reaksi kesetimbangan pembuatan amonia dari gas nitrogen
dan gas hidrogen.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
Reaksi antara nitrogen dan hidrogen berlangsung dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu
tetap 731 K menghasilkan data sebagai berikut.
Tabel 1. Data Percobaan Reaksi : N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)

Konsentrasi Mula-Mula Konsentrasi Spesi-Spesi pada Saat


Percobaan Tetapan
Spesi-Spesi Kesetimbangan
ke-
Kesetimbangan
N2 H2 NH3 N2 H2 NH3

1 1,000 1,000 0 0.921 0.763 0.157 0.0603

2 0 0 1,000 0.399 1.197 0.203 0.0602

3 2,000 1,000 3,000 2.590 2.770 1.820 0.0602

MERUMUSKAN MASALAH
Setelah mengamati tabel di atas, pertanyaan apakah yang muncul dalam benakmu? Tuliskanlah
pertanyaan tersebut pada kolom di bawah ini.

1. Apa itu Tetapan Kesetimbangan?

2. Bagaimana cara menentukan tetapan kesetimbangan?

MENGUMPULKAN DATA
Carilah persamaan yang dapat menghasilkan nilai tetapan kesetimbangan seperti pada Tabel 1 yang
relatif tetap dengan cara menempatkan produk sebagai pembilang dan pereaksi sebagai penyebut,
kemudian libatkan bilangan koefisien (dikalikan atau dipangkatkan) dalam persamaan tersebut.

Tabel 2. Data Percobaan Reaksi : N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)

Konsentrasi Spesi-Spesi
Pada Saat Tetapan Kesetimbangan
Percobaan Kesetimbangan
Ke- [𝐍𝐇𝟑] 𝟐 × [𝐍𝐇𝟑 ] [𝐍𝐇𝟑 ]𝟐
N2 H2 NH3 [𝐍𝟐 ]𝐱 𝟑 × [𝐇𝟐] [𝐍𝟐 ][𝐇𝟐]𝟑
[𝐍𝟐 ] [𝐇𝟐 ]

1 0,921 0,763 0,157 0,2234 0,1489 0,0603

2 0,399 1,197 0,203 0,4250 0,2834 0,0602

3 2,590 2,770 1,820 0,2537 0,1691 0,0602

25
MENGANALISIS DATA
A. Penentuan Tetapan Kesetimbangan

1. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2, tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan yang


menghasilkan nilai yang relatif tetap (tidak berubah)!
[𝐍𝐇 𝟑 ]𝟐
[𝐍𝟐 ][𝐇 𝟐 ] 𝟑

2. Perhatikan kembali reaksi pembentukan amonia :


N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
a. Berdasarkan persamaan reaksi diatas, ke arah mana (kanan/kiri) reaksi pembentukan amonia
berlangsung ?
Kanan

b. spesi manakah yang berperan sebagai pereaksi dan spesi manakah yang berperan sebagai
prduk dalam pembentukan ammonia.

Pereaksi: ……… N2 dan H2

Produk : …………. : NH3

c. Berdasarkan jawaban nomor 1, konsentrasi spesi apa yang menjadi pembilang dan penyebut
pada persamaan tersebut ?

Pembilang: ……… NH3

Penyebut : …………. : N2 dan H2

d. Apakah nilai tetapan yang diperoleh melibatkan bilangan koefisien reaksinya? Apa peran
bilangan koefisien ?

Ya, koefisien bertindak sebagai pangkat

Persamaan yang menghasilkan nilai relatif tetap inilah yang disebut dengan tetapan
kesetimbangan (K). Tetapan kesetimbangan di atas dihitung berdasarkan konsentrasi pereaksi dan
produk, maka disebut tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc).

26
3. Berdasarkan persamaan perbandingan konsentrasi antara pereaksi dan produk saat kesetimbangan
serta informasi dalam tabel di atas, tuliskanlah pengertian tetapan kesetimbangan (K c) dengan
bahasamu sendiri!

Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah perbandingan konsentrasi produk dipangkatkan


koefisiennya dibagi dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai
nilai yang tetap selama suhunya tidak berubah.

4. Berdasarkan pengertian yang telah kalian tuliskan di atas. Apabila ada reaksi:
aA (g) + bB (g) ⇌ cC (g) + dD (g)
Tuliskanlah persamaan tetapan kesetimbangannya!

[𝐶]𝑐[𝐷]𝑑
Kc =
[𝐴]𝑎[𝐵]𝑏

B. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen


Kesetimbangan dibagi menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.

Berikut ini adalah contoh-contoh reaksi kesetimbangan homogen:


N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 (g) ………… reaksi 1
CH3 COOH(aq) ⇌ CH3 COO– (aq) + H+(aq) ……….... reaksi 2
1. Perhatikan fasa reaktan dan produk dari kedua masing-masing reaksi di atas. Apakah reaktan dan
produk berada pada fasa yang sama?

Ya, pada kedua reaksi tersebut reaktan dan produk semuanya memiliki fase yang sama.

2. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan homogen?

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dimana semua komponen dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase yang sama.

3. Tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi-reaksi di atas!

[𝑁𝐻3 ]2
untuk reaksi 1, K c =
[𝑁2 ][𝐻2]3
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂−][𝐻+]
untuk reaksi 2, K c =
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]

27
Berikut ini adalah contoh-contoh reaksi kesetimbangan heterogen:
2NaHCO3 (s) ⇌ Na2 CO3 (s) + H2 O(g) + CO2 (g) ………… reaksi 3

Ba(OH)2 (aq) + 2HCl(aq) ⇌ BaCl2 (aq) + 2H2 O(l) ………… reaksi 4


4. Perhatikan fasa reaktan dan produk dari kedua masing-masing reaksi di atas. Apakah reaktan dan
produk berada pada fasa yang sama?

Tidak, pada kedua reaksi tersebut reaktan dan produk memiliki fase yang berbeda.

5. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan heterogen?

Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dimana komponen-komponen dalam


sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda (terdiri atas lebih dari satu fase).

6. Perhatikan kembali reaksi 3.


a. Tuliskanlah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi 3

[𝑁𝑎2𝐶𝑂3][𝐻2𝑂][𝐶𝑂2 ]
untuk reaksi 3, Kc =
[𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3]2

b. Perhatikan data molaritas Kristal NaHCO 3. (NaHCO3(s))

Bagaimana harga konsentrasi Kristal NaHCO 3 jika jumlah molnya bertambah? Apakah
memiliki nilai yang tetap atau berubah? Mengapa demikian?

Harga konsentrasinya tetap sama walaupun jumlah molnya bertambah. Karena jika jumlah
molnya bertambah, maka volumenya juga bertambah sehingga nilai perbandingan antara
jumlah mol dan volumenya memiliki yang sama.

28
Apakah perbandingan kosentrasi (NaHCO 3(s)) akan mempengaruhi kesetimbangan?
Mengapa demikian?

Tidak mempengaruhi kesetimbangan karena kosentrasinya selalu tetap


c. Spesi manakah yang memiliki fase yang sama dengan NaHCO 3?

Na2CO3

Informasi:
Zat-zat dengan fase cair (l) memiliki konsentrasi yang tetap/tidak berubah seperti pada fase
padat (s).

7. Berdasarkan informasi dan analisis di atas, tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
reaksi-reaksi kesetimbangan heterogen! (reaksi 3 dan reaksi 4)

untuk reaksi 3, Kc = [𝐻2 𝑂][𝐶𝑂2 ]


[𝐵𝑎𝐶𝑙2]
untuk reaksi 4, Kc =
[𝐵𝑎(𝑂𝐻) 2][𝐻𝐶𝑙]2

C. Menghitung Harga Tetapan Kesetimbangan (K c)

1. Di dalam ruangan tertutup yang volumenya 10 liter terdapat masing-masing 0,3 mol gas
nitrogen; 0,4 mol gas oksigen; dan 0,2 mol gas dinitrogen oksida yang berada dalam keadaan
setimbang sesuai dengan reaksi:
2N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2N2 O(g)
Hitunglah harga tetapan kesetimbangannya!

Penyelesaian:

a. Langkah 1: Tuliskan rumus Kc untuk reaksi 2N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2N2 O(g)

[𝑁2 𝑂]2
Kc=
[𝑁2 ]2 [𝑂2]

b. Langkah 2: Hitunglah kosentrasi masing-masing spesi menggunakan rumus molaritas!

0,3 𝑚𝑜𝑙
[N2] = = 0,03.M
10 .𝐿

0,4 𝑚𝑜𝑙
[O2] = = 0,04.M
10 .𝐿

0,2 𝑚𝑜𝑙
[N2O] = = 0,02.M
10 .𝐿
29
c. Langkah 3: Masukan harga konsentrasi ke dalam rumus tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
mencari nilai Kc!

[𝑁2 𝑂]2
Kc= Kc= 1,11
[𝑁2 ]2 [𝑂2]
[0,02]2
Kc=
[0,03]2 [0,04]

0,0004
Kc=
0,0009 𝑋 0,04

2. Pada suhu tertentu, nilai tetapan kesetimbangan untuk reaksi :


CO(g) + H2O(g) ⇄ CO2 (g) + H2 (g) adalah 8
Pada volume 1 liter, reaksi 6 mol H2O dengan gas CO menghasilkan 4 mol gas H2 pada keadaan
setimbang. Berapakah konsentrasi gas CO pada keadaan setimbang?

Penyelesaian:

a. Langkah 1 : Tuliskan rumus Kc untuk reaksi CO(g) + H2 O(g) ⇄ CO2 (g) + H2 (g)

[ 𝐶𝑂2 ] [𝐻2 ]
Kc=
[ 𝐶𝑂] [𝐻2 𝑂]

b. Langkah 2 : Carilah konsentrasi setimbang dengan mencari konsentrasi yang bereaksi,


kemudian konsentrasi yang lain dapat dicari dengan membandingkan koefisien reaksi:

Persamaan Reaksi : CO(g) + H2O(g) CO2 (g) + H2 (g)


Awal : x 6 molL-1 - -
Bereaksi : 4 molL-1 4 molL-1 4molL-1 4molL-1
Setimbang : x-4 molL-1 2molL-1 4molL-1 4molL-1

c. Langkah 3: substitusikan konsentrasi masing-masing zat dalam keadaan setimbang ke dalam


persamaan Kc untuk mengetahui jumlah gas CO (x) yang direaksikan dalam reaksi tersebut
[ 4] [ 4]
𝐾𝑐 =
[ 𝑥 − 4][ 2]
[ 4 𝑀] [ 4 𝑀] (1)
8=
[ 𝑥 − 4 𝑀][ 2 𝑀]
(16) (1)
8=
(2𝑥 − 8 )
16 x – 64 = 16
16x.= 80

x = 5 molL -1

30
d. Langkah 4 : Menghitung konsentrasi CO yang terbentuk dalam keadaan setimbang, dengan
substitusi nilai x pada reaksi setimbang gas CO
[CO] dalam keadaan setimbang =
x – 4 = .5– 4 mol L-1 = 1 mol L-1

MENYIMPULKAN

Berikanlah kesimpulan berdasarkan data yang telah kalian peroleh dari pembelajaran hari ini dan
tuliskan pada kolom di bawah ini!

1. Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah hasil kali konsentrasi produk saat setimbang dipangkatkan
hasil kali konsentrasi reaktan saat setimbang masing-masing dipangkatkan koefisien pada suhu
tetap
2. Tetapan kesetimbangan homogen dan heterogen hanya melibatkan fasa aques dan gas tidak
melibatkan fasa solid dan liquid

3. “Kc dapat ditentukan dengan menggunakan konsentrasi zat pada keadaan setimbang, dan
sebaliknya.”

*Ket: Warma merah menunjukkan jawaban yang diharapkan dari siswa

31
32
33
Perangkat UKIN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI/1
Materi Pokok : Kesetimbangan
Sub-Materi Pokok : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergeseran
Kesetimbangan
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dan penerapannya dalam industri melalui eksperimen dan diskusi
berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan merancang,
melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan percobaan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
3.9 Menganalisis faktor- 3.9.1 Menganalisis pengaruh Menunjukkan sikap
faktor yang konsentrasi terhadap aktif ketika
mempengaruhi pergeseran arah pergeseran pembelajaran
arah kesetimbangan dan kesetimbangan. mengenai faktor-
penerapannya dalam 3.9.2 Menganalisis pengaruh faktor yang
industri. suhu terhadap arah memengaruhi laju
pergeseran reaksi.
kesetimbangan.
3.9.3 Menganalisis pengaruh
volume dan tekanan
terhadap arah pergeseran
kesetimbangan.
3.9.4 Menjelaskan kondisi
optimum yang digunakan
dalam industri pembuatan
ammonia berdasarkan
faktor-faktor yang
memengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan kimia.

1
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
4.9 Merancang, melakukan, 4.9.1 Merancang percobaan
dan menyimpulkan serta faktor-faktor yang
menyajikan hasil memengaruhi pergeseran
percobaan faktor-faktor arah kesetimbangan.
yang mempengaruhi 4.9.2 Melakukan percobaan
pergeseran arah faktor-faktor yang
kesetimbangan memengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan.
4.9.3 Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi
pergeseran arah
kesetimbangan.
4.9.4 Menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi faktor-
faktor yang memengaruhi
pergeseran arah
kesetimbangan secara lisan
dan tertulis.

C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Kesetimbangan kimia terjadi ketika reaksi maju (membentuk produk) dan reaksi
balik (dari produk membentuk reaktan kembali) terjadi secara serentak dengan laju
reaksi yang sama. Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi
ke kiri pada persamaan reaksi yang dimaksud.
b. Kesetimbangan kimia disebut dinamis artinya molekul-molekul secara terus
menerus bereaksi, meskipun komposisi keseluruhan dari campuran reaksi tidak
berubah selama suhunya tidak berubah.
c. Tetapan kesetimbangan (Kc) menyatakan bahwa pada keadaan setimbang, hasil kali
konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi
produk dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai nilai yang tetap selama
suhunya tidak berubah.

2
d. Quotient reaksi (Q) dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu reaksi dalam
keadaan setimbang dan menentukan arah reaksi untuk mencapai kesetimbangan.
Caranya adalah dengan membandingkan antara harga Q dengan harga K. Ada 3
kemungkinanan yang terjadi, yakni:
1) Apabila Q = K, maka reaksi berada dalam kesetimbangan.
2) Apabila Q > K, maka reaksi akan bergerak ke arah pembentukan reaktan. Hal
ini disebabkan konsentrasi produk lebih banyak dibandingkan konsentrasi
reaktan sehingga produk akan diuraikan menjadi reaktannya untuk mencapai
keadaan setimbang.
3) Apabila Q < K, maka reaksi akan bergerak ke arah pembentukan produk. Hal
ini disebabkan konsentrasi reaktan lebih banyak dibandingkan konsentrasi
produk sehingga produk akan terus dibentuk dari reaktan-reaktannya untuk
mencapai keadaan setimbang.

3
2. Materi Inti
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.9.1 Menganalisis 1) Email gigi 1) Jika konsentrasi suatu zat Asas Le Chatelier Reaksi antara larutan FeCl3
pengaruh Email gigi mengandung dalam sistem ditambahkan, Apabila ke dalam suatu dan larutan KSCN.
konsentrasi senyawa kalsium maka sistem tidak akan sistem kesetimbangan Langkah-langkah
terhadap arah berada pada kesetimbangan diberikan gangguan percobaannya adalah
hidroksiapatit Ca5(PO4)3OH,
pergeseran lagi. Akibatnya, sistem akan maka sistem akan sebagai berikut.
kesetimbangan. garam yang sedikit larut. Di berusahan mengembalikan berusaha
dalam mulut senyawa ini kesetimbangan dengan mengembalikan 1) Memasukkan 20 mL
berkesetimbangan sesuai mengurangi penambahan kesetimbangan dengan aquadest ke dalam gelas
dengan reaksi: konsentrasi tersebut dengan mengurangi gangguan kimia, kemudian
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5Ca2+(aq) + cara bereaksi membentuk zat tersebut. menambahkan 10 tetes
3- –
3PO4 (aq) + OH (aq) pada arah berlawanan dengan larutan FeCl3 0,1 M dan
zat yang ditambahkan. sepuluh tetes larutan
Apabila kita makan makanan
Akibatnya kesetimbangan KSCN 0,1 M.
yang manis/ mengandung
akan bergeser berlawanan 2) Memasukkan campuran
asam (banyak menghasilkan
dengan arah zat tersebut. tersebut masing-masing 3
ion H+), maka ion H+ akan 2) Jika konsentrasi suatu zat
mL ke dalam empat buah
bereaksi dengan ion PO43- dan dalam sistem dikurangi, tabung reaksi yang
OH– sehingga jumlah ion maka sistem tidak akan diletakkan di dalam rak
PO43- dan OH– akan berada pada kesetimbangan tabung reaksi.
berkurang. Reaksi lagi. Akibatnya, sistem akan
kesetimbangan akan bergerak berusahan mengembalikan
kesetimbangan dengan
untuk mempertahankan
menambahkan zat yang
konsentrasi ion PO43- dan OH– dikurangi tersebut dengan
yaitu dengan menguraikan cara bereaksi. Akibatnya
Ca5(PO4)3OH. kesetimbangan akan bergeser
berlawanan dengan arah
pembentukan zat tersebut.

4
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
Hal ini mengakibatkan 3) Menyimpan tabung
Ca5(PO4)3OH lebih mudah reaksi pertama dan
larut sehingga jumlah dijadikan sebagai
Ca5(PO4)3OH menjadi pembanding. Pada
berkurang dan lapisan email tabung reaksi yang kedua
menjadi keropos. tambahkan satu tetes
larutan KSCN 1M, pada
2) Reaksi Kesetimbangan FeCl3 tabung reaksi yang
dan KSCN ketiga tambahkan satu
FeCl3 merupakan larutan tetes larutan FeCl3 1M,
berwarna kuning sedangkan pada tabung reaksi yang
kalium sianida (KSCN) keempat tambahkan satu
merupakan larutan tidak tetes larutan NaOH 1M.
berwarna. Reaksi ini akan 4) Mengamati perubahan
menghasilkan ion [FeSCN]2+ warna larutan yang
yang memberikan warna terjadi pada ketiga
merah pada larutan. Sistem tabung reaksi,
berada pada kesetimbangan membandingkan warna
dimana reaksinya dituliskan larutan tersebut dengan
sebagai berikut. larutan yang ada pada
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
tabung reaksi kesatu.
5) Mencatat hasil yang
didapatkan pada tabel
pengamatan.

5
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.9.2 Menganalisis 1) Pembentukan gas NO di alam 1) Jika suhu sistem dinaikkan, 1) Asas Le Chatelier Reaksi antara larutan FeCl3
pengaruh suhu Gas nitrogen monoksida maka sistem akan berusaha 2) Harga K bergantung dan larutan KSCN.
terhadap arah terbentuk dari pembakaran mengurangi suhu yang pada suhu. Apabila Langkah-langkah
pergeseran gas oksigen dan nitrogen pada diberikan dengan cara suhunya berubah percobaannya adalah
kesetimbangan. suhu yang tinggi atau secara menggeser arah maka harga K juga sebagai berikut.
alami terbentuk pada saat ada kesetimbangan ke reaksi yang berubah. 1) Memasukkan campuran
petir. Selain ditandai dengan memerlukan panas larutan FeCl3 dan KSCN
kilatan cahaya, bunyi (endoterm). (dari langkah pertama
mengelegar, petir juga 2) Jika suhu sistem diturunkan, percobaan pengaruh
melepaskan energi panas. maka sistem akan berusaha konsentrasi) masing-
Energi panas ini untuk mengembalikan masing 3 mL ke dalam
memungkinkan gas oksigen keadaan ke suhu semula dua buah tabung reaksi
dan nitrogen di atmosfer dengan cara menggeser arah yang diletakkan di dalam
bereaksi membentuk gas kesetimbangan ke reaksi yang rak tabung reaksi.
nitrogen monoksida menurut melepaskan panas (eksoterm). 2) Memasukkan tabung
reaksi kesetimbangan : reaksi pertama ke dalam
3) Pada reaksi endoterm,
gelas kimia berisi air
N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO(g) peningkatan suhu
yang telah dipanaskan,
Reaksi kesetimbangan di atas mengakibatkan peningkatan
dan tabung reaksi
yang bergerak ke kanan harga K. Sedangkan
keenam ke dalam gelas
sehingga konsentrasi gas NO penurunan suhu
kimia berisi air es.
di atmosfer bumi meningkat. mengakibatkan penurunan
3) Mengamati perubahan
Gas NO yang terbentuk harga K.
warna larutan yang
kemudian larut dalam air 4) Pada reaksi eksoterm, terjadi pada kedua tabung
hujan dan diserap oleh tanah. peningkatan suhu reaksi dam
Tanaman menyerap senyawa mengakibatkan penurunan membandingkan warna
nitrogen terlarut yang harga K. Sedangkan larutan tersebut dengan
dibutuhkan untuk penurunan suhu larutan yang ada pada
pertumbuhan. mengakibatkan peningkatan tabung reaksi
harga K. pembanding.

6
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
2) Reaksi Kesetimbangan FeCl3 4) Mencatat hasil yang
dan KSCN didapatkan pada tabel
FeCl3 merupakan larutan pengamatan.
berwarna kuning sedangkan
kalium sianida (KSCN)
merupakan larutan tidak
berwarna. Reaksi ini akan
menghasilkan ion [FeSCN]2+
yang memberikan warna
merah pada larutan. Sistem
berada pada kesetimbangan
dimana reaksinya dituliskan
sebagai berikut.
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)

7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Predict, Observe, Explain (POE)
dengan sintaks (langkah-langkah):
 Predict (memprediksi)
 Observe (mengobservasi)
 Explain (menjelaskan)
Pendekatan : saintifik
Metode : eksperimen dan diskusi

E. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Alat pembelajaran : ATK, papan tulis, alat dan bahan percobaan (terlampir dalam
LKPD).
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Pergeseran Arah Kesetimbangan (terlampir)

F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk
Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 135-139.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
155-160.

8
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
1. Kegiatan Etika Pembuka: Etika Pembuka: 3 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Pendidik bersama dengan peserta didik berdoa - Peserta didik bersama pendidik berdoa sebelum
sebelum memulai pembelajaran. memulai pembelajaran.
- Pendidik mengecek kehadiran peserta didik. - Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Pendidik mengecek kesiapan peserta didik - Peserta didik bersiap untuk menerima pelajaran.
dalam melakukan pembelajaran.
P: “Apakah kalian sudah siap mengikuti
pembelajaran hari ini? Jika sudah mari kita
mulai”

Apersepsi: Apersepsi: 1 menit


- Pendidik memberikan pertanyaan mengenai - Peserta didik diharapkan menjawab pertanyaan
materi sebelumnya yang berkaitan dengan yang diberikan oleh pendidik berdasarkan
materi pertemuan hari ini. pengetahuan awal yang telah dimiliki.
P:“Pada pertemuan sebelumnya kalian telah (Peserta didik diharapkan menjawab: Untuk
mempelajari mengenai kesetimbangan. mengetahui keadaan sistem dengan konsentrasi
Jika kita memiliki sistem dengan tertentu kita dapat membandingkan harg Q dan K.
konsentrasi tertentu, bagaimanakah kita Apabila harga Q > K maka konsentasi produk
mengetahui bahwa sistem tersebut berada lebih banyak dibandingkan reaktan, sistem tidak
pada keadaan kesetimbangan?” berada pada kesetimbangan. Apabila harga Q <
K maka jumlah produk lebih sedikit dibandingkan
reaktan, sistem tidak berada pada kesetimbangan.
Apabila harga Q = K maka sistem berada pada
kesetimbangan.

9
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Motivasi: Motivasi:
- Pendidik memberi motivasi dengan - Peserta didik mendengarkan motivasi yang 3 menit
mengajukan pertanyaan. disampaikan oleh pendidik.
1. Pengaruh konsentrasi - Peserta didik menunjukkan keterlibatan aktif
P: “Tahukah kalian mengapa gigi kita akan dalam menjawab pertanyaan pendidik berkaitan
lebih cepat keropos jika kita banyak memakan dengan fenomena motivasi yang diberikan.
makanan yang manis/asam?”
“Di dalam email gigi terdapat senyawa
kalsium hidroksiapatit Ca5(PO4)3OH. Di
dalam mulut senyawa ini berkesetimbangan
sesuai dengan reaksi:
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5Ca2+(aq) + 3PO43-(aq) + OH–(aq)
Apabila kita makan makanan yang banyak
mengandung asam (menghasilkan ion H+)
maka akan terjadi sesuatu dengan reaksi
kesetimbangan dalam mulut.”
2. Pengaruh suhu
P: “Apakah kalian tahu mengenai fakta bahwa
apabila terjadi petir maka jumlah gas NO di
alam akan meningkat?”
“Gas NO terbentuk dari reaksi pembakaran
gas O2 dan N2 pada suhu yang sangat tinggi,
biasanya dari pembakaran bahan bakar atau
dapat terbentuk secara alami saat terjadinya
petir. Energi panas dari petir memungkinkan
gas oksigen dan nitrogen di atmosfer bereaksi
membentuk gas nitrogen monoksida menurut
reaksi kesetimbangan :
N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO(g)

10
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Acuan Acuan 1 menit
- Pendidik menginformasikan mengenai acuan Peserta didik menyimak pemberian informasi dari
materi pembelajaran pendidik.
P: “Pembelajaran hari ini berkaitan dengan
pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap
pergeseran kesetimbangan. Setelah mempelajari
materi hari ini kalian dapat menjelaskan
mengenai fenomena pada gigi yang lebih mudah
keropos jika memakan makanan manis/asam dan
juga mengenai bertambahnya jumlah gas NO di
alam saat terjadinya petir.”
- Pendidik menginformasikan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik bergabung dengan kelompoknya 2 menit
duduk sesuai dengan kelompoknya (4-5 orang masing-masing.
per kelompok).
- Pendidik membagikan 2 LKPD kepada - Masing-masing kelompok menerima LKPD yang
masing-masing kelompok. dibagikan oleh pendidik.
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik mengisi identitas pada LKPD.
mengisi identitas pada LKPD.
Predict
(memprediksi) Pendidik mengarahkan peserta didik untuk Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 3.9.1 8 menit
memprediksi dan memberikan alasan mengenai kelompoknya untuk memprediksi dan memberikan
pergeseran arah kesetimbangan yang terjadi alasan terhadap hasil prediksi mereka mengenai arah
pada reaksi antara larutan FeCl3 dan KSCN pergeseran kesetimbangan pada reaksi FeCl 3 dan
apabila terjadi perubahan konsentrasi dan KSCN apabila terjadi perubahan konsentrasi dan
perubahan suhu. perubahan suhu.

11
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Predict Faktor konsentrasi Peserta didik diharapkan dapat menjawab di dalam 3.9.1
(memprediksi) P: “Silakan kalian baca LKPD pada bagian LKPDnya:
predict! Apabila kalian akan melakukan a. Apabila konsentrasi zat reaktan ditambahkan
percobaan mengenai pengaruh konsentrasi dan maka nilai Q tidak akan sama dengan nilai K,
suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan yang berarti sistem tidak lagi berada pada
dimana sistem yang digunakan adalah reaksi keadaan setimbang. Nilai Q < K sehingga
antara larutan FeCl3 dan larutan KSCN. Hasil kesetimbangan akan bergerak ke arah
reaksi dan persamaan reaksi dapat kalian lihat pembentukan FeSCN2+ (kanan). Warna merah
pada LKPD. Coba kalian prediksi apakah yang larutan akan semakin pekat.
akan terjadi jika dilakukan penambahan atau b. Apabila konsentrasi zat reaktan dikurangi maka
pengurangan konsentrasi? Bagaimana warna nilai Q tidak akan sama dengan nilai K, yang
larutannya? Kemanakah reaksi akan bergerak? berarti sistem tidak lagi berada pada keadaan
Berikan alasannya!”
setimbang. Nilai Q > K sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke arah pembentukan FeCl 3 dan
KSCN (kiri). Warna merah larutan akan semakin
pudar.
Faktor suhu Peserta didik diharapkan dapat menjawab di dalam 3.9.2
P: “Jika kalian perhatikan, apakah reaksi tersebut LKPDnya:
endoterm atau eksoterm? Apakah artinya jika a. Apabila suhu sistem diubah maka harga K juga
reaksinya eksoterm? Apa yang akan terjadi jika akan berubah. Apabila suhu sistem dinaikkan
pada sistem kesetimbangan jika suhunya diubah? maka untuk mencapai kesetimbangan baru
Coba kalian prediksi apakah yang akan terjadi sistem akan mengurangi panas yang diberikan
jika suhu sistem dinaikkan atau diturunkan? dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi
Bagaimana warna larutannya? Kemanakah yang membutuhkan panas (reaksi endoterm).
reaksi akan bergerak? Berikan alasannya!” b. Apabila suhu sistem diturunkan maka untuk
mencapai kesetimbangan baru sistem akan
menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang
melepaskan panas (reaksi eksoterm).

12
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Observe - Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 4.9.1 15
(mengobservasi) merencanakan kegiatan percobaan. kelompoknya untuk merencanakan kegiatan menit
P: “Silakan kalian buka LKPD pada bagian percobaan yaitu:
observe! Untuk membuktikan hasil prediksi a. Membuat desain percobaan dan prosedur
kalian, sekarang kita akan melakukan percobaan (jawaban terlampir dalam LKPD).
percobaan mengenai pengaruh konsentrasi dan b. Menentukan variabel-variabel percobaan
suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan. (jawaban terlampir dalam LKPD).
Sebelum melakukan percobaan, silakan kalian c. Menentukan alat dan bahan percobaan
rancang percobaan yang akan kalian lakukan! (jawaban terlampir dalam LKPD).
a. Merancang desain percobaan dan prosedur
percobaan.
P: “Jika kita akan melakukan percobaan
pengaruh suhu dan konsentrasi pada
sistem reaksi kesetimbangan
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
Reaksinya adalah reaksi antara larutan
FeCl3 dan larutan KSCN. Coba kalian
diskusikan bersama kelompok kalian desain
percobaannya dan kira-kira bagaimana
langkah kerjanya!”
b. Menentukan variabel-variabel yang
digunakan pada percobaan.
P: “Silakan kalian tentukan variabel-
variabel untuk masing-masing percobaan!”
c. Menentukan alat dan bahan beserta
kegunaan alat dan ciri-ciri bahan yang akan
digunakan pada percobaan.
P: “Silakan kalian tentukan alat dan bahan
yang akan digunakan!”

13
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
- Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 4.9.2 15
melakukan kegiatan percobaan. kelompoknya untuk melakukan percobaan yang menit
P: “Jika sudah selesai, silakan 2 orang telah dirancang.
perwakilan dari masing-masing kelompok
secara bergantian untuk mengambil alat dan
bahan yang dibutuhkan di meja belakang!
Kemudian kalian bisa memulai percobaannya.”

- Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik mencatat hasil yang didapatkan dari
mencatat hasil yang didapatkan dari percobaan.
percobaan.
P: “Jangan lupa untuk mencatat hasil yang
kalian dapatkan dalam tabel pengamatan!.”

Explain - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik secara aktif menganalisis data yang 15
(menjelaskan) menganalisis data yang diperoleh dari diperoleh dari percobaan. menit
percobaan. Adapun jawaban yang diharapkan dari peserta
P: “Setelah melakukan percobaan, silakan didik adalah sebagai berikut.
kalian jawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat di dalam LKPD.”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu:

1) Pengaruh konsentrasi 1) Pengaruh konsentrasi 3.9.1


a. Warna larutan setelah ditambahkan larutan a. Warna larutan menjadi semakin pekat
FeCl3.

14
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
b. Arti terjadinya perubahan warna larutan b. Penambahan FeCl3 akan meningkatkan jumlah ion
tersebut Fe3+ dalam sistem kesetimbangan, nilai Q < K,
akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan mengurangi ion Fe3+ yang
ditambahkan dengan cara membentuk [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pekat karena ion [FeSCN]2+ bertambah.
c. Warna larutan setelah ditambahkan larutan c. Warna larutan menjadi semakin pekat
KSCN.
d. Arti terjadinya perubahan warna larutan d. Penambahan KSCN akan meningkatkan jumlah ion
tersebut. SCN- dalam sistem kesetimbangan, nilai Q < K,
akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan berusaha
mempertahankan kesetimbangan dengan mengurangi
ion SCN- dengan cara membentuk [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pekat karena ion [FeSCN]2+ bertambah.
e. Warna larutan setelah ditambahkan larutan e. Warna larutan menjadi semakin pudar
NaOH.
f. Arti terjadinya perubahan warna larutan f. Penambahan NaOH akan meningkatkan jumlah ion
tersebut. OH- dalam sistem kesetimbangan. Ion OH- akan
bereaksi dengan Fe3+ dalam larutan sehingga ion Fe3+
dalam kesetimbangan akan berkurang, nilai Q > K.
Akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan berusaha
mempertahankan kesetimbangan dengan membentuk
kembali ion Fe3+ dengan cara menguraikan [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pudar karena ion [FeSCN]2+ berkurang.

15
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
2) Pengaruh suhu 2) Pengaruh suhu 3.9.2
a. Persamaan reaksi eksoterm dan a. Reaksi [FeSCN]2+ → Fe3+ + SCN- memerlukan
endoterm dari reaksi kesetimbangan panas (eksoterm), sedangkan Reaksi Fe3+ + SCN-
yang diketahui. → [FeSCN]2+ melepaskan panas (endoterm).
b. Perlakuan yang diberikan untuk b. Memberikan panas ke dalam sistem dengan cara
memasukkannya ke dalam wadah yang berisi air
menaikkan suhu sistem.
panas.
c. Warna larutan setelah suhunya c. Warna larutan menjadi semakin pudar.
dinaikkan.
d. Hal yang terjadi jika suhu sistem d. Peningkatan suhu sistem menyebabkan
dinaikkan (dikaitkan dengan jawaban kesetimbangan bergeser ke arah kiri
poin a dan b). (pembentukan Fe3+ dan SCN-). Kesetimbangan
bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas
(endoterm).
e. Mengurangi panas dalam sistem dengan cara
e. Perlakuan yang diberikan untuk memasukkannya ke dalam wadah yang berisi es.
menurunkan suhu sistem. f. Warna larutan menjadi semakin pekat.
f. Warna larutan setelah suhunya
diturunkan. g. Penurunan suhu sistem menyebabkan
g. Hal yang terjadi jika suhu sistem kesetimbangan bergeser ke arah kanan
diturunkan (dikaitkan dengan jawaban (pembentukan [FeSCN]2+). Kesetimbangan
poin a dan e). bergeser ke arah reaksi yang melepaskan panas
(eksoterm).

h. Perubahan kesetimbangan jika h. Ya, kesetimbangan sistem berubah dikarenakan


nilai K-nya berubah. Apabila suhu berubah maka
suhunya diubah.
harga K-nya juga berubah.

16
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
i. Harga K saat suhu dinaikkan i. Saat suhu dinaikkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah kiri (reaktan) sehingga jumlah
ion Fe3+ dan SCN- akan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah ion
[FeSCN]2+ akan berkurang. Hal ini menyebabkan
harga K nya akan lebih kecil jika dibandingkan
dengan harga K awal.
j. Harga K saat suhu diturunkan. j. Saat suhu diturunkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah kanan (produk) sehingga jumlah
ion [FeSCN]2+ akan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah ion
Fe3+ dan SCN- akan berkurang. Hal ini
menyebabkan harga K nya akan lebih besar jika
dibandingkan dengan harga K awal.

- Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk - Salah satu kelompok menyajikan hasil diskusi 4.9.4 10
melakukan kegiatan diskusi kelas untuk kelompoknya. menit
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
masing-masing.
P: “Sekarang masing-masing kelompok secara
bergantian akan menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya. Kita mulai dari bagian predict
(memprediksi). Silakan kelompok 1
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya!”
- Pendidik mendorong keterbukaan dan proses- - Kelompok lainnya menyimak dan bila terdapat
proses demokrasi dengan cara memberikan hal yang belum jelas dapat mengajukan
kesempatan kepada peserta didik untuk pertanyaan atau saran.
bertanya dan memberikan saran.

17
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
- Pendidik melakukan klarifikasi dan - Peserta didik menyimak klarifikasi dan 10
penekanan terhadap konsep-konsep pengaruh mencatat konsep-konsep yang ditekankan oleh menit
konsentrasi dan suhu terhadap arah pergeseran pendidik.
kesetimbangan.
- Pendidik membimbing peserta didik untuk - Peserta didik diharapkan mampu 4.9.3
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah menyimpulkan pengaruh konsentrasi dan suhu
dilakukan. terhadap arah pergeseran kesetimbangan.
P: ”Adakah yang bisa menyimpulkan hasil yang
telah kalian pelajari hari ini?”
3. Kegiatan - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik diharapkan dapat mengaitkan reaksi 1 menit
Penutup mengaitkan pengetahuan yang didapatkan kesetimbangan kalsium hidroksiapatit
tentang pengaruh konsentrasi dan suhu Ca 5 (PO )
4 3OH dalam mulut.
terhadap pergeseran arah kesetimbangan Ca5(PO4)3OH ⇌ 5Ca2+(aq) + 3PO43-(aq) + OH–(aq).
dengan fenomena yang ditemukan pada “Apabila kita makan makanan yang mengandung
bagian motivasi. asam (banyak mengeluarkan ion H+), maka ion H+
P: “Setelah mempelajari materi hari ini, kalian akan bereaksi dengan ion PO43- dan OH– sehingga
telah bisa mengetahui mengapa jika kita makan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang
makanan yang mengandung asam (banyak menyebabkan jumlah Ca5(PO4)3OH berkurang.”
mengeluarkan ion H+) akan menyebabkan gigi
kita lebih mudah keropos.”
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik mengumpulkan LKPD. 3.6.1 5 menit
mengumpulkan LKPD yang telah dijawab. 3.6.2
- Pendidik memberikan kegiatan tindak lanjut - Peserta didik mengikuti kegiatan tes dan 4.9.4
berupa tes dan pemberian tugas berupa menyimak pemberian informasi mengenai tugas
laporan praktikum. yang diberikan oleh pendidik.
Etika Penutup 1 menit
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik bersama dengan pendidik berdoa.
berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.
- Pendidik memberi salam - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.

18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Uraian
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
1) Rubrik Penilaian
Keterampilan Melakukan
Percobaan
Keterampilan Non Tes Observasi 2) Rubrik Penilaian
Keterampilan Berkomunikasi
3) Rubrik Penilaian Laporan
Praktikum

b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas (belum mencapai KKM).
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan (telah mencapai KKM)
diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

19
Lampiran-Lampiran RPP:
1. Lembar Penilaian
a. Pengetahuan (Lampiran 1)
b. Sikap (Lampiran 2 dan 3)
c. Keterampilan (Lampiran 4, 5, dan 6)
2. LKPD + Jawaban (Lampiran 7)
3. Bahan Ajar (Lampiran 8)
- Modul Pengayaan

Bandung, November 2018


Guru Pamong, Mahasiswa Praktikan,

Dra. Hj. Iis Saomah Hanifah Jawas


NIP. 19600703 198303 2 007 NIM. 1708895

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing

Yanyan Supriatna R.S., S.Pd. Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP. 19640215 198903 1 008 NIP. 19611115 198601 2 001

20
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERGESERAN
KESETIMBANGAN
Kelas XI

Kelompok : ...................................
Kelas : ...................................
Nama Anggota :
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. ………………………………………
6. ………………………………………
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri melalui eksperimen dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan
merancang, melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan percobaan.

Keterangan:
Warna biru pada tulisan menunjukkan jawaban yang diharapkan dari peserta didik.

A. Predict
Apabila kalian akan melakukan percobaan yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi dan
suhu terhadap arah pergeseran kesetimbangan dimana reaksi antara larutan besi (III) klorida
(FeCl3) yang berwarna kuning dengan larutan kalium sianida (KSCN) yang tidak berwarna
akan menghasilkan ion [FeSCN]2+ yang memberikan warna merah pada larutan. Sistem berada
pada kesetimbangan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq) ∆H = − …. kJ (eksoterm)
Pada percobaan pengaruh konsentrasi, konsentrasi zat-zat reaktan akan ditambahkan dan
dikurangi. Sedangkan pada percobaan pengaruh suhu, suhu sistem akan dinaikkan dan
diturunkan. Berdasarkan hal tersebut
1. Prediksikanlah apa yang akan terjadi jika:
a. konsentrasi reaktan dinaikkan (dilakukan penambahan reaktan)
b. konsentrasi reaktan diturunkan (dikurangi)
2. Prediksikanlah apa yang akan terjadi jika:
a. suhu sistem dinaikkan
b. suhu sistem diturunkan

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


1. a. Apabila konsentrasi zat reaktan ditambahkan maka nilai Q tidak akan sama dengan nilai
K, yang berarti sistem tidak lagi berada pada keadaan setimbang. Nilai Q < K sehingga
kesetimbangan akan bergerak ke arah pembentukan FeSCN 2+ (kanan). Warna merah
larutan akan semakin pekat.
b. Apabila konsentrasi zat reaktan dikurangi maka nilai Q tidak akan sama dengan nilai K,
yang berarti sistem tidak lagi berada pada keadaan setimbang. Nilai Q > K sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan FeCl3 dan KSCN (kiri). Warna merah
larutan akan semakin pudar.
2. a. Apabila suhu sistem diubah maka harga K juga akan berubah. Apabila suhu sistem dinaikkan
maka untuk mencapai kesetimbangan baru sistem akan mengurangi panas yang diberikan
dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang membutuhkan panas (reaksi
endoterm).
b. Apabila suhu sistem diturunkan maka untuk mencapai kesetimbangan baru sistem akan
menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang melepaskan panas (reaksi eksoterm).

1
Kesetimbangan Kimia
B. Observe

Untuk menguji prediksi yang telah Anda rumuskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur penyelidikan!

1. Desain percobaan
Buatlah gambar desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda
tentukan!

Pengaruh Konsentrasi Pengaruh Suhu

2. Prosedur penyelidikan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah langkah kerja percobaan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan!
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
1. Memasukkan 20 mL aquadest ke dalam gelas kimia, kemudian menambahkan sepuluh tetes
larutan FeCl3 0,1 M dan sepuluh tetes larutan KSCN 0,1 M.
2. Memasukkan campuran tersebut masing-masing 3 mL ke dalam enam buah tabung reaksi
yang diletakkan di dalam rak tabung reaksi.
3. Menyimpan tabung reaksi pertama dan dijadikan sebagai pembanding. Pada tabung reaksi
yang kedua ditambahkan satu tetes larutan KSCN 1M, pada tabung reaksi yang ketiga
ditambahkan satu tetes larutan FeCl3 1M, pada tabung reaksi yang keempat ditambahkan satu
tetes larutan NaOH 1M, tabung reaksi kelima dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
yang telah dipanaskan, dan tabung reaksi keenam dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
es.
4. Mengamati perubahan warna larutan yang terjadi pada kelima tabung reaksi, bandingkan
warna larutan tersebut dengan larutan yang ada pada tabung reaksi kesatu.
5. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.

2
Kesetimbangan Kimia
3. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
a. Pengaruh Konsentrasi
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Konsentrasi (Penambahan dan Pengurangan zat reaktan)
Variabel Terikat Warna larutan
Variabel Kontrol Volume larutan FeCl3+KSCN
Suhu Larutan FeCl3+KSCN
Konsentrasi FeCl3 dan KSCN yang digunakan
b. Pengaruh Suhu
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Suhu (dinaikkan dan diturunkan)
Variabel Terikat Warna larutan
Variabel Kontrol Volume larutan FeCl3+KSCN
Konsentrasi FeCl3 dan KSCN yang digunakan

4. Alat dan bahan


Tuliskanlah alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan pengaruh konsentrasi dan
suhu terhadap arah pergeseran kesetimbangan. Lengkapilah kegunaan alat dan ciri-ciri
bahan!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
1 Tabung Reaksi Tempat mereaksikan larutan - 6 buah
2 Rak Tabung Reaksi Tempat tabung reaksi - 1 buah
Untuk mengambil larutan dengan
3 Gelas Ukur 10 mL 1 buah
volume tertentu
4 Gelas Kimia Tempat mereaksikan larutan 25 mL 3 buah
Untuk mengambil larutan dengan
5 Pipet Tetes - 2 buah
volume sedikit.
6 Corong Kaca Untuk menuangkan larutan - 1 buah
Untuk menahan beaker atau labu ketika
7 Kawat Kasa - 1 buah
proses pemanasan
Sebagai penyangga ketika proses
8 Kaki Tiga - 1 buah
pemanasan
9 Pembakar Spiritus Untuk memanaskan larutan - 1 buah
10 Termometer Untuk mengukur suhu - 1 buah

3
Kesetimbangan Kimia
No Nama Bahan Keterangan Ciri-Ciri Fisik Jumlah
Larutan berwarna
1 Larutan FeCl3 1 M dan 0,1 M
kuning, korosif
2 Larutan KSCN 1 M dan 0,1 M Larutan tak berwarna
3 Larutan NaOH 1M Larutan tak berwarna
4 Air - Cairan tak berwarna
5 Es Batu - - Secukupnya

5. Hasil pengamatan dan Pengolahan data


1) Pengaruh Konsentrasi
Hasil Pengamatan
No Perlakuan Sebelum diberi
Setelah diberi perlakuan
perlakuan
Warna larutan menjadi
1 Ditambahkan larutan FeCl3 Larutan berwarna merah
lebih pekat
Warna larutan menjadi
2 Ditambahkan larutan KSCN Larutan berwarna merah
lebih pekat
Warna larutan menjadi
3 Ditambahkan larutan NaOH Larutan berwarna merah
lebih pudar

2) Pengaruh Suhu
Hasil Pengamatan
No Perlakuan Sebelum diberi
Setelah diberi perlakuan
perlakuan
Larutan berwarna Warna larutan menjadi
1 Suhu dinaikkan
merah lebih pudar
Larutan berwarna Warna larutan menjadi
2 Suhu diturunkan
merah lebih pekat

Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan

pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)

C. Explain

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kalian lakukan, diskusikanlah hal-hal berikut!
1. Pengaruh konsentrasi
a. Bagaimanakah warna larutan setelah ditambahkan larutan FeCl3?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Warna larutan menjadi semakin pekat

4
Kesetimbangan Kimia
b. Apakah arti dari terjadinya perubahan warna larutan tersebut?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Penambahan FeCl3 akan meningkatkan jumlah ion Fe3+ dalam sistem kesetimbangan, nilai
Q < K, akibatnya sistem tidak lagi berada pada kesetimbangan. Sistem akan mengurangi ion
Fe3+ yang ditambahkan dengan cara membentuk [FeSCN]2+. Kesetimbangan akan bergeser
ke kanan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi semakin pekat karena ion
[FeSCN]2+ bertambah.

c. Bagaimanakah warna larutan setelah ditambahkan larutan KSCN?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Warna larutan menjadi semakin pekat

d. Apakah arti dari terjadinya perubahan warna larutan tersebut?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Penambahan KSCN akan meningkatkan jumlah ion SCN- dalam sistem kesetimbangan,
nilai Q < K, akibatnya sistem tidak lagi berada pada kesetimbangan. Sistem akan berusaha
mempertahankan kesetimbangan dengan mengurangi ion SCN - dengan cara membentuk
[FeSCN]2+. Kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi semakin pekat karena ion [FeSCN]2+ bertambah.

e. Bagaimanakah warna larutan setelah ditambahkan larutan NaOH?


Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Warna larutan menjadi semakin pudar

f. Apakah arti dari terjadinya perubahan warna larutan tersebut?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Penambahan NaOH akan meningkatkan jumlah ion OH- dalam sistem kesetimbangan. Ion
OH- akan bereaksi dengan Fe3+ dalam larutan sehingga ion Fe3+ dalam kesetimbangan akan
berkurang, nilai Q > K. Akibatnya sistem tidak lagi berada pada kesetimbangan. Sistem
akan berusaha mempertahankan kesetimbangan dengan membentuk kembali ion Fe 3+
dengan cara menguraikan [FeSCN]2+. Kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin pudar karena ion [FeSCN] 2+ berkurang.

2. Pengaruh suhu
Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi bolak-balik. Apabila reaksi
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq) merupakan reaksi eksoterm.
Diskusikanlah hal-hal berikut!
a. Berdasarkan informasi di atas, reaksi manakah yang memerlukan panas dan yang
melepaskan panas?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Reaksi [FeSCN]2+ → Fe3+ + SCN- memerlukan panas (eksoterm), sedangkan
Reaksi Fe3+ + SCN- → [FeSCN]2+ melepaskan panas (endoterm)

5
Kesetimbangan Kimia
b. Apakah yang kalian lakukan untuk meningkatkan suhu sistem?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Memberikan panas ke dalam sistem dengan cara memasukkannya ke dalam wadah yang
berisi air panas.

c. Bagaimanakah warna larutan apabila suhu sistem dinaikkan?


Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Warna larutan menjadi semakin pudar

d. Apakah yang terjadi apabila suhu sistem dinaikkan? (Kaitkan dengan jawaban pada poin a
dan b!)

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Peningkatan suhu sistem menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kiri (pembentukan
Fe3+ dan SCN-). Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas (endoterm).

e. Apakah yang kalian lakukan untuk menurunkan suhu sistem?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Mengurangi panas dalam sistem dengan cara memasukkannya ke dalam wadah yang berisi
es.

f. Bagaimanakah warna larutan apabila suhu sistem diturunkan?


Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Warna larutan menjadi semakin pekat

g. Apakah yang terjadi apabila suhu sistem diturunkan? (Kaitkan dengan jawaban pada poin a
dan e!)

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Penurunan suhu sistem menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan (pembentukan
[FeSCN]2+). Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang melepaskan panas (eksoterm).

h. Apakah kesetimbangan sistem berubah dengan peningkatan dan penurunan suhu? Jelaskan!

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Ya, kesetimbangan sistem berubah dikarenakan nilai K-nya berubah. Apabila suhu berubah
maka harga K-nya juga berubah.

i. Pada reaksi yang kalian lakukan, bagaimanakah harga K saat suhunya dinaikkan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Saat suhu dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri (reaktan) sehingga jumlah
ion Fe3+ dan SCN- akan lebih banyak jika dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah ion
[FeSCN]2+ akan berkurang. Hal ini menyebabkan harga K nya akan lebih kecil jika
dibandingkan dengan harga K awal.

6
Kesetimbangan Kimia
j. Pada reaksi yang kalian lakukan, bagaimanakah harga K saat suhunya diturunkan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


Saat suhu diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan (produk) sehingga
jumlah ion [FeSCN]2+ akan lebih banyak jika dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah
ion Fe3+ dan SCN- akan berkurang. Hal ini menyebabkan harga K nya akan lebih besar jika
dibandingkan dengan harga K awal.

Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?

Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:


1. Setelah ditambahkan larutan FeCl3, warna larutan menjadi lebih pekat yang berarti jumlah
ion [FeSCN]2+ bertambah/berkurang*. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi/tidak
terjadi* reaksi. Dengan demikian jumlah ion SCN- berkurang, jumlah ion Fe3+ berkurang.
2. Setelah ditambahkan larutan KSCN, warna larutan menjadi lebih pekat yang berarti jumlah
ion [FeSCN]2+ bertambah/berkurang*. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi/tidak
terjadi* reaksi. Dengan demikian jumlah ion SCN- berkurang, jumlah ion Fe3+ berkurang.
3. Setelah ditambahkan larutan NaOH, warna larutan menjadi lebih pudar, yang berarti jumlah
ion [FeSCN]2+ bertambah/berkurang*. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi/tidak
terjadi* reaksi. Dengan demikian jumlah ion SCN- bertambah dan jumlah ion Fe3+
bertambah.
4. Setelah dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas, yang berarti suhu sistem
dinaikkan/diturunkan*, warna larutan menjadi lebih pudar. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi/tidak terjadi* perubahan tetapan kesetimbangan. Kesetimbangan sistem bergeser ke
arah reaksi endoterm/eksoterm*. Dengan demikian harga K sistem akan lebih besar/kecil jika
dibandingkan dengan harga K awal.
5. Setelah dimasukkan ke dalam wadah berisi air es, yang berarti suhu sistem
dinaikkan/diturunkan*, warna larutan menjadi lebih pekat. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi/tidak terjadi* perubahan tetapan kesetimbangan. Kesetimbangan sistem bergeser ke
arah reaksi endoterm/eksoterm*. Dengan demikian harga K sistem akan lebih besar/kecil jika
dibandingkan dengan harga K awal.

7
Kesetimbangan Kimia
FENOMENA 1

Pernahkah Anda mengalami gigi keropos?


Mengapa gigi kita bisa keropos?
Gigi manusia kuat karena dilapisi oleh email, yaitu lapisan tipis keras
yang mengandung kalsium yang menutupi dan melindungi mahkota
gigi. Email gigi tersusun atas senyawa kalsium hidroksiapatit fosfat,
Ca5(PO4)3OH. Jika email pada gigi terkikis, gigi akan rapuh dan
berlubang. Kerusakan gigi pada dasarnya disebabkan oleh adanya
reaksi kesetimbangan dalam mulut, yaitu reaksi ionisasi
Ca5(PO4)3OH berikut.
Ca5(PO4)3OH (s) ⇌ 5Ca2+ (aq) + 3PO3− -
4 (aq) + OH (aq)
Mengapa banyak memakan makanan yang asam dikatakan
dapat merusak gigi?

FENOMENA 2

Gas nitrogen monoksida terbentuk dari pembakaran gas oksigen dan


nitrogen pada suhu yang tinggi atau secara alami terbentuk pada saat
ada petir.
Tahukah Anda, apa yang terjadi di atmosfer saat ada petir?
Selain ditandai dengan kilatan cahaya, bunyi mengelegar, petir juga
melepaskan energi panas. Energi panas ini memungkinkan gas oksigen
dan nitrogen di atmosfer bereaksi membentuk gas nitrogen monoksida
menurut reaksi kesetimbangan:
N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO (g)
Bagaimanakah jumlah gas NO di atmosfer setelah adanya petir?
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

1
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Pernahkah Anda mengalami gigi keropos?


Mengapa gigi kita bisa keropos?
Gigi manusia kuat karena dilapisi oleh email, yaitu lapisan tipis keras yang
mengandung kalsium yang menutupi dan melindungi mahkota gigi. Email gigi
tersusun atas senyawa kalsium hidroksiapatit fosfat, Ca5(PO4)3OH. Jika email pada
gigi terkikis, gigi akan rapuh dan berlubang. Kerusakan gigi pada dasarnya disebabkan
oleh adanya reaksi kesetimbangan dalam mulut, yaitu reaksi ionisasi Ca5(PO4)3OH
berikut.
Ca5(PO4)3OH (s) ⇌ 5Ca2+ (aq) + 3PO3− -
4 (aq) + OH (aq)
+
Banyaknya ion H di dalam mulut, berasal dari makanan yang bersifat asam (jeruk,
permen, minuman sari dan lain – lain), menyebabkan ion – ion H+ bereaksi dengan ion
PO3− 3−
4 dan ion OH , sehingga konsentrasi PO4 dan ion OH pada email gigi
+ -

berkurang. Sebagai akibatnya sistem akan berusaha mengembalikan jumlah ion PO3− 4
dan ion OH- dengan cara menguraikan Ca5(PO4)3OH.

Dari wacana di atas, kita melihat


adanya pergeseran
kesetimbangan.

Asas Le Chatelier

Perubahan Konsentrasi

Reaksi Reaksi kesetimbangan berikut berlangsung pada suhu tertentu.


Fe3+(aq) + SCN–(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
kuning tak berwarna merah

1
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

(a) (b) (c)

Berikut ini adalah beberapa informasi yang berkaitan dengan gambar di atas.
a. Tabung reaksi di sebelah kiri pada masing-masing gambar menunjukkan larutan dalam
keadaan setimbang (berwarna merah).
b. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (a) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan FeCl3. Setelah ditambahkan FeCl3 bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?
c. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (b) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan KSCN. Setelah ditambahkan KSCN bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?
d. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (b) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan NaOH. Setelah ditambahkan NaOH bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?

Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil pengamatan tersebut?

Berdasarkan gambar (a), (b), (c) dapat kita simpulkan bahwa.

1) Jika ke dalam sistem dilakukan penambahan ion Fe 3+ maka warna merah larutan
menjadi lebih pekat. Hal ini dikarenakan jumlah ion [FeSCN]2+ bertambah. Pada
kesetimbangan ini adanya penambahan ion Fe 3+ menyebabkan sistem mengurangi
konsentrasi ion Fe3+ yang ditambahkan dengan mereaksikan ion Fe3+ dengan ion SCN-
membentuk ion [FeSCN]2+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan ion
[FeSCN]2+ .
2) Jika ke dalam sistem dilakukan penambahan ion SCN - maka warna merah larutan
menjadi lebih pekat. Hal ini dikarenakan jumlah ion [FeSCN]2+ bertambah. Pada
kesetimbangan ini adanya penambahan ion Fe3+ dan ion SCN- menyebabkan sistem
mengurangi konsentrasi ion SCN- dengan mereaksikan ion SCN- dengan ion Fe3+

2
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

membentuk ion [FeSCN]2+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan ion


[FeSCN]2+.
3) Jika ke dalam sistem dilakukan penambahan ion OH- maka warna merah pada larutan
akan memudar. Hal ini dikarenakan jumlah ion [FeSCN]2+ berkurang. Penambahan ion
OH- akan mengikat ion Fe3+, akibatnya jumlah ion Fe3+ dalam sistem kesetimbangan
akan berkurang. Untuk menjaga kesetimbangan, ion [FeSCN]2+ akan terurai lagi
membentuk ion Fe3+ dan SCN– atau kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan ion
Fe3+ dan SCN-.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, apabila ke dalam suatu sistem yang berkesetimbangan
diganggu dengan penambahan atau pengurangan konsentrasi maka sistem tidak akan berada
pada kesetimbangan lagi. Perubahan konsentrasi yang dilakukan pada suhu tetap tidak akan
mengubah harga tetapan kesetimbangan (K) namun harga Q-nya akan berubah sehingga
untuk mencapai kestimbangan, sistem harus menggeser arah kesetimbangan.

Berdasarkan pengamatan pada kesetimbangan yang dipengaruhi oleh keadaan


eksternal, Pada tahun 1884, Henry Louis Le Chatelier (ahli kimia Perancis) mengusulkan
prinsip umum secara kualitatif mengenai pergeseran kesetimbangan. Prinsip yang
dikemukakan dikenal dengan Asas Le Chatelier yang berbunyi sebagai berikut.

Apabila ke dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan gangguan maka


sistem akan berusaha mengembalikan kesetimbangan dengan mengurangi
gangguan tersebut.

Jika mengaju pada prinsip Le Chatelier, dalam suatu persamaan reaksi, jika jumlah suatu
komponen reaksi ditambah, kesetimbangan akan bergeser ke sisi berlawanan dengan letak
komponen tersebut untuk mengurangi jumlah komponen tersebut. Sebaliknya, jika jumlah
suatu komponen reaksi dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang sama dengan
letak komponen tersebut untuk mengganti kekurangannya.

konsentrasi ditambah kesetimbangan bergeser ke kanan konsentrasi dikurangi

PEREAKSI PRODUK REAKSI


kesetimbangan bergeser ke kiri
konsentrasi dikurangi konsentrasi ditambah

3
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Contoh
soal

Pada suhu tertentu terjadi kesetimbangan pada reaksi:


[Co(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq) ⇌ [CoCl4]2+(aq) + 6H2O(l)
Ion [Co(H2O)6]2+ memberikan warna merah muda. sedangkan ion [CoCl 4]2+ memberikan
warna biru.
Apakah yang akan terjadi apabila ke dalam larutan dilakukan:
a. Penambahan larutan HCl pekat
b. Penambahan larutan AgNO3

Penyelesaian :
a. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan jumlah ion Cl - dalam sistem semakin
bertambah sehingga harga Q tidak sama lagi dengan K (Q<K). Sistem tidak lagi berada
pada kesetimbangan. Untuk mempertahankan kesetimbangannya maka sistem akan
berusaha mengurangi ion Cl- yang ditambahkan dengan cara bereaksi dan menggeser
kesetimbangan ke arah kanan (pembentukan [CoCl4]2+ dan 6H2O) yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi biru.
b. Penambahan larutan AgNO3 akan menyebabkan adanya ion Ag+ dalam sistem. Ion Ag+
akan bereaksi dengan ion Cl- sehingga jumlah ion Cl-dalam larutan berkurang. Harga Q
tidak sama lagi dengan K (Q>K). Sistem tidak lagi berada pada kesetimbangan. Untuk
mempertahankan kesetimbangannya maka sistem akan berusaha mengembalikan ion Cl -
yang berkurang dengan cara bereaksi dan menggeser kesetimbangan ke arah kiri
(pembentukan [Co(H2O)6]2+ dan Cl-) yang ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi merah muda.

4
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Perubahan Suhu

Reaksi Reaksi kesetimbangan berikut berlangsung pada suhu tertentu.


Fe3+(aq) + SCN–(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
kuning tak berwarna merah

(a) (b) (c)


Berikut ini adalah beberapa informasi yang berkaitan dengan gambar di atas.
a. Tabung reaksi pada gambar (b) menunjukkan larutan dalam keadaan setimbang
(berwarna merah).
b. Tabung reaksi pada gambar (a) menunjukkan keadaan larutan setelah dimasukkan ke
dalam wadah berisi air panas. Bagaimanakah keadaan warna larutan baru jika
dibandingkan dengan larutan di tabung pada gambar (b)?
c. Tabung reaksi pada gambar (c) menunjukkan keadaan larutan setelah dimasukkan ke
dalam wadah berisi air dingin. Bagaimanakah keadaan warna larutan baru jika
dibandingkan dengan larutan di tabung pada gambar (b)?

Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil pengamatan tersebut?

5
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Berdasarkan gambar (a), (b), (c) dapat kita simpulkan bahwa.

1) Jika suhu sistem dinaikkan dengan cara diberikan panas (dimasukkan ke dalam wadah
berisi air panas) maka sistem tidak akan lagi berada pada kesetimbangan, tetapan
kesetimbangan sistem berubah. Sistem akan berusaha mengurangi kalor yang
diberikan dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang memerlukan kalor
(reaksi endoterm). Sebagai contoh reaksi di atas maka sistem akan menggeser
kesetimbangan ke arah pembentukan ion Fe3+ dan SCN- yang ditandai dengan
memudarnya warna merah pada larutan.
2) Jika suhu sistem diturunkan dengan cara dikurangi panasnya (dimasukkan ke dalam
wadah berisi air dingin) maka sistem tidak akan lagi berada pada kesetimbangan,
tetapan kesetimbangan sistem berubah. sistem akan berusaha mengembalikan keadaan
ke keadaan suhu semula dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang
melepaskan kalor (reaksi eksoterm). Sebagai contoh reaksi di atas maka sistem akan
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan ion [FeSCN]2+ yang ditandai dengan
semakin pekatnya warna merah pada larutan.

Karena suhunya berubah maka tetapan kesetimbangannya (K) juga berubah. Untuk lebih
memahami perubahan tersebut, perhatikanlah grafik dari reaksi di bawah ini.

6
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada reaksi kesetimbangan antara gas N2 dan gas H2
membentuk gas NH3 yang memerlukan panas (eksoterm), semakin tinggi suhunya maka
harga K-nya semakin kecil. Atau dapat juga dikatakan bahwa semakin rendah suhunya maka
harga K-nya semakin besar. Hal ini terjadi karena apabila suhu sistem diturunkan maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas (eksoterm)
dalam hal ini adalah reaksi pembentukan gas NH3 dari gas H2 dan gas N2. Hal ini
menyebabkan jumlah gas NH3 di dalam sistem akan lebih banyak jika dibandingkan dengan
jumlah gas H2 dan gas N2 sehingga terbentuk kesetimbangan baru dengan harga K yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan harga K semula.

Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Untuk Reaksi Endoterm

K K
pada suhu yg lebih pada suhu yg lebih
rendah tinggi

Reaksi berlangsung ke kanan pada suhu yang lebih tinggi

T dinaikkan
Kesetimbangan bergeser ke kanan
Pereaksi Produk
Kesetimbangan bergeser ke kiri
T diturunkan

Untuk Reaksi Eksoterm

K K
pada suhu yg lebih pada suhu yg lebih
tinggi rendah

Reaksi berlangsung ke kiri pada suhu yang lebih tinggi

T diturunkan
Kesetimbangan bergeser ke kanan
Pereaksi Produk

Kesetimbangan bergeser ke kiri


T dinaikkan

7
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia

Contoh
soal

Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C. Ramalkan
pengaruh dari setiap perubahan berikut terhadap jumlah N2O4 dalam keadaan setimbang jika
dilakukan: a. peningkatan suhu b. penurunan suhu
2NO2(g) ⇌ N2O4(g) ∆H = -57,20 kJ/mol
coklat tak berwarna

Penyelesaian :
Nilai ∆H negatif menunjukkan bahwa reaksi tersebut eksoterm.
a. Peningkatan suhu menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang membutuhkan kalor
(ke arah kiri) sehingga jumlah N2O4 semakin berkurang dan jumlah NO2 semakin
bertambah yang ditandai dengan perubahan warna gas menjadi lebih coklat
b. Penurunan suhu menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang melepaskan kalor (ke
arah kanan) sehingga jumlah N2O4 akan bertambah yang ditandai dengan perbahan
warna gas menjadi tak berwarna.

8
TES FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESETIMBANGAN

1. Pada suhu tertentu terjadi kesetimbangan pada reaksi:


[Co(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq) ⇌ [CoCl4]2+(aq) + 6H2O(l)
Ion [Co(H2O)6]2+ memberikan warna merah muda. sedangkan ion [CoCl 4]2+ memberikan warna
biru.
Apakah yang akan terjadi apabila ke dalam larutan dilakukan:
a. Penambahan larutan HCl pekat
b. Penambahan larutan AgNO3

2. Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C.
2NO2 (g) ⇌ N2O4 (g) ∆H = -57,20 kJ/mol
Gas NO2 merupakan gas berwarna coklat sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.
Bagaimanakah pengaruh:
a. Peningkatan suhu
b. Penurunan suhu
terhadap kesetimbangan sistem?

TES FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESETIMBANGAN

1. Pada suhu tertentu terjadi kesetimbangan pada reaksi:


[Co(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq) ⇌ [CoCl4]2+(aq) + 6H2O(l)
Ion [Co(H2O)6]2+ memberikan warna merah muda. sedangkan ion [CoCl 4]2+ memberikan warna
biru.
Apakah yang akan terjadi apabila ke dalam larutan dilakukan:
c. Penambahan larutan HCl pekat
d. Penambahan larutan AgNO3

2. Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C.
2NO2 (g) ⇌ N2O4 (g) ∆H = -57,20 kJ/mol
Gas NO2 merupakan gas berwarna coklat sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.
Bagaimanakah pengaruh:
3. Peningkatan suhu
4. Penurunan suhu
terhadap kesetimbangan sistem?
1
PENERAPAN KESETIMBANGAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan Alkalosis?

Alkalosis merupakan setiap kondisi dimana pH darah naik di atas 7,45. Alkalosis
pernapasan dihasilkan dari pernapasan yang berlebihan sehingga pH darah meningkat.
Hiperventilasi menyebabkan karbon dioksida terlarut dalam darah terlalu banyak untuk
dapat dikeluarkan dari darah sehingga konsentrasi asam karbonat dalam menurun. Sebagai
akibatnya pH darah meningkat. Seringkali tubuh akan meresponsnya dengan pingsan untuk
memperlambat pernapasan.

Info Dalam tubuh terdapat sistem kesetimbangan untuk


Chem… mempertahankan kestabilan pH darah. Sistem kesetimbangan
ini terdiri atas larutan asam karbonat (H2CO3) dengan ion
bikarbonat (HCO3-).
H2CO3(aq) HC𝑂3 −(aq) + H +(aq)
\
Dalam kondisi normal, keberadaan ion bikarbonat lebih
Sumber: www.google.com
banyak dibandingkan dengan asam karbonat, dengan
Gambar 3. Sel darah
perbandingan 20 : 1. Hal ini terjadi karena produk metabolisme
merah
tubuh yang lebih banyak bersifar asam, contohnya asam laktat.
Darah manusia berjumlah sekitar
5L pada orang dewasa. Darah Kondisi asam ini kemudian dinetralkan oleh ion bikarbonat
berwarna merah, antara merah dalam darah melalui reaksi:
terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila
HC𝑂3 −(aq) + H+(aq) ) H2CO3(aq)
kekurangan oksigen. Warna Asam karbonat tidak stabil dalam larutan sehingga terurai
merah pada darah disebabkan
menjadi karbon dioksida dan air. Reaksinya adalah sebagai
oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein)
berikut.
yang mengandung besi dalam H2CO3(aq) CO2(aq) + H2O(l)
bentuk heme, yang merupakan
Reaksi yang mengkonversi asam karbonat menjadi karbon
tempat terikatnya molekul-
molekul oksigen.
dioksida terlarut ini dikatalis oleh enzim karbonat anhidrase.
Karbon dioksida terlarut yang berlebih kemudian dikeluarkan
melalui paru-paru.

1
PADA SISTEM PERNAPASAN

Kondisi pH darah akan berakibat langsung untuk mengefektifkan pengangkutan O 2


ke seluruh tubuh. Hemoglobin (Hb) berkesetimbangan dengan H+ dan O2. Kedua zat
bersaing pada Hb, yang dapat dituliskan melalui persamaan kesetimbangan berikut:

HHb + O2 (g) HbO2- + H +


(asam hemoglobin) (oksihemoglobin)

Oksigen memasuki darah melalui paru-paru, yang diangkut oleh sel darah merah dan
berikatan dengan Hb. Ketika darah mencapai jaringan dengan konsentrasi O 2 rendah,
kesetimbangan dalam persamaan di atas bergeser ke kiri dan O 2 dilepaskan.
Dalam proses tersebut, ada tiga faktor untuk menjamin terkirimnya O2 pada jaringan
aktif. Peran dari ketiga faktor tersebut dapat dimengerti dengan menerapkan prinsip Le
Chatelier pada persamaan reaksi tersebut, yaitu:
1. Jika O2 digunakan, menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri, yang berakibat O2
dihasilkan lebih banyak.
2. Jika jumlah O2 banyak akan meningkatkan H+, kesetimbangan akan bergeser kembali jika
O2 dilepaskan.
3. Reaksi bersifat eksotermik mengakibatkan suhu tubuh meningkat, peningkatan suhu akan
menggeser kesetimbangan ke kiri dan melepaskan O2.
Beberapa faktor yang menyebabkan terlepasnya O2 ke jaringan yaitu penurunan pH
memicu peningkatan laju bernafas, yang akan menambah O2 dan mengurangi CO2. O2 dalam
jaringan akan dengan cepat terganti.

Anda mungkin juga menyukai