(Individu)
i
PERNYATAAN
menyatakan bahwa lapporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan pengungkapa nnya
memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan penjiplakan dan
penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan dan HAKI (hak atas keayaan intelektual).
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam laporan saya ini, atau
ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat sehat, kekuatan dan ketabahan hati kepada Praktikan dalam
meyelesaikan penulisan laporan program pengalaman lapangan (PPL) pendidikan profesi
guru (PPG) pasca SM3T. Praktikan menyadari penulisan laporan program pengalama n
lapangan ini tidaklah mudah, banyak rintangan dan hambatan yang silih berganti sehingga
Praktikan menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak yang perlu
diperbaiki.
Laporan program pengalaman lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL PPG)
pasca SM3T yang akan diselenggarakan oleh pihak UPI, dalam hal itu jurusan pendidikan
Kimia UPI dan UPT PPL PPG Universitas Pendidikan Indonesia.
Laporan ini merupakan hasil pengamatan, orientasi, dan adaptasi selama pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL PPG) di SMA Negeri 2
Bandung. Laporan ini berisi tentang berbagai kegiatan yang dilakukan dan berbagai
permasalahan yang dialamipraktikan selama mengikuti PPL PPG, faktor penyebab
permasalahan dan upaya pennggulangan permsalahan tersebut.
Praktikan mendapatkan banyak pengalaman dalam pelaksanaan PPL PPG yang berupa
nasehat, bimbingan, ide, dan ilmu yanga bermanfaat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, praktikan ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Paed Sjaeful Anwar selaku ketua program studi Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada
Praktikan untuk melaksanakan PPL PPG.
2. Bapak Momo Rosbiono, selaku koordinator PPG pasca SM3T jurusan Pendidikan
Kimia yang telah memberikan bekal dalam berbagai kegiatan baik itu di kampus, di
asrama, maupun di lokasi PPL PPG.
3. Staf UPT PPL PPG Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang telah memberika n
pengarahan dan bekal kepada praktikan berupa pedoman administrasi mengajar di
SMA Negeri 2 Bandung.
iv
4. Bapak Yayan Supriatna, R.S., S.Pd., selaku kepala SMA Negeri 2 Bandung yang
telah memberikan kesempatan kepada praktikan untuk melaksanakan PPL PPG.
5. Ibu Hj. Tita Puspita, S.Pd. selaku wakil kepala bidang kurikulum SMA Negeri2
Bandung yang telah banyak membantu dan memberikan kemudahan dalam
melakukan PPL PPG.
6. Ibu Dr. Sri Mulyani, M.Si. selaku dosen pembimbing PPL PPG Pendidikan Kimia
yang telah membimbing praktikan selama melaksanakan kegiatan PPL di SMA
Negeri 2 Bandung.
7. Ibu Dra. Hj. Iis Saomah selaku guru pamong Pendidikan Geografi yang telah
membimbing, mengarahkan, mengevaluasi, serta memberikan saran, dan juga
memberikan petunjuk yang membangun dari berbagai pengalaman yang dimilik i
sebagai acuan dan pengalaman praktikan selama melaksanakan PPL PPG.
8. Teman–teman PPL PPG Kimia SMA Negeri 2 Bandung, Hanif dan Tata yang selalu
memberikan bantuan barupa pemikiran dan argumen kepada praktikan untuk lebih
baik lagi serta saling membantu dalam melaksanakan tugas-tugas.
9. Teman-teman PPL PPG SMA Negeri 2 Bandung yang selalu memberi dukungan dan
semangat.
10. Siswa siswi SMA Negeri 2 Bandung terkhusus untuk siswa siswi kels X MIPA 1 dan
XI MIPA 9 atas kerjasama dan dukungannya sehingga kegiatan pembelajaran dikelas
dapat terlaksana dengan baik.
11. Keluarga dirumah Bapa Nifu, Mama Fin, Alm. Mama Martha, Ka Jemsi, Ka Ein, Ka
Risal, K Iwan, Adik Ono, Adik Elin dan juga Vander yang selalu memberika n
support dan semangat serta do’a yang tiada hentinya demi kesuksesanku.
v
DAFTAR ISI
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
akademik yang kokoh. Sedangkan pendidikan profesi bertujuan untuk
membentuk kompetensi profesionali berupa penguasaan kiat-kiat dan
mempertajam penerapan kompetensi akademik yang telah dikuasai dalam
situasi otentik dan riset di lapangan, dipadukan dengan penguasaan kompetensi
sosial dan personal.
Setiap kelas tentu memilki karakteristik yang berbeda-beda dalam KBM. Hal
ini berdampak pada proses penampilan mengajar di kelas/lapangan. Terdapat
berbagai permasalahan yang dialami oleh praktikan karena dalam proses ini
praktikan langsung berinteraksi dengan peserta didik yang memiliki banyak
sekali keunikan dan perbedaan.
Salah satu tujuan PPL Kependidikan adalah menimba ilmu dan mendapatkan
pengalaman kependidikan sebanyak-banyaknya di lapangan secara faktual,
sebagai cara terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Ilmu dan
pengalaman yang ingin didapat tidak hanya dari pengalaman mengajar saja
tetapi juga kegiatan lain diluar mengajar. Proses latihan non mengajar
dilakukan untuk membantu sosialisasi peserta PPL dengan guru maupun
dengan staf sekolah. Sehingga dalam hal ini praktikan turut dalam beberapa
kegiatan yang dilaksakan sekolah, antara lain:
1. Upacara Bendera
Setiap hari Senin pada minggu ganjil setiap bulannya dan juga pada hari
besar SMA Negeri 2 Bandung mengadakan upacara bendera. Upacara
bendera atau apel pagi dilaksanakan pada pukul 06.45 WIB sampai
dengan pukul 07.30 WIB. Apabila dilaksanakan upacara bendera di
SMA Negeri 2 Bandung, setiap guru, staf dan jajarannya serta praktikan
PPL-PPG wajib hadir. Selain jadwal tersebut, praktikan yang harus
melasanakan bimbingan tidak wajib hadir karena disekolah hanya
diadakan pembinaan wali kelas pada jam 6.45 sampai jam 7.30. Secara
umum tidak ada masalah yang berarti selama pelaksanaan upacara
bendera.
2. Piket KBM
Piket KBM merupakan kegiatan di luar mengajar yang wajib dilakukan
oleh seluruh praktikan PPL PPG di SMA Negeri 2 Bandung. Kegiatan
piket ini dilaksanakan secara bergilir dengan peserta PPL PPG lainnya
dan bersifat tetap seminggu sekali yang disesuaikan dengan jadwal
mengajar yang kosong. Dalam melaksanakan kegiatan piket setiap
minggunya bergantian dalam melaksanakan kegiatan piketnya di piket
tata tertib, piket perpustakaan, dan piket Bimbingan Konseling. Ketika
pertama kali bertugas sebagai pendidik piket, praktikan masih belum
mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Akan tetapi setelah mulai
terbiasa praktikan mulai mengerti dengan mengamati dan mendapat
penjelasan dari rekan praktikan yang sudah melaksanakan piket pada
hari sebelumnya dan penjelasan pendidik tetap SMA Negeri 2 Bandung
yang juga melaksanakan piket pada hari tersebut. Dalam kegiatan piket
ini, secara keseluruhan tidak mengalami hambatan yang berarti.
3. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan di SMA Negeri 2 Bandung
sangat beragam baik dibidang seni, olahraga, musik, bahkan
keagamaan. Sehingga kegiatan ekstrakulikuler ini dapat menjadi wadah
peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakatnya selain
dibidang akademik. Kegiatan ekstrakulikuler banyak dilaksanakan di
hari sabtu, yang menyulitkan bagi peserta PPL PPG mengikutinya
karena berbentrokan dengan kegiatan yang dilaksanakan diasrama.
Oleh karena itu atas kebijakan dari sekolah, praktikan PPL PPG tidak
diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan Ekstrakurikuler agar tidak
terjadi kesulitan dalam membagi jadwal.
5. Proses Bimbingan
Kegiatan PPL PPG ini merupakan hal yang baru dilakukan oleh praktikan
sehingga kegiatan bimbingan ini merupakan hal yang sangat penting
dilakukan para praktikan dalam rangka mengetahui sejauh mana kegiatan
PPL PPG terlaksana. Dalam proses pelaksanaan PPL PPG membutuhkan
banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak khususnya oleh
guru pamong dan dosen pembimbing. Adapun tujuan dari adanya
bimbingan selama kegiatan PPL PPG ini adalah untuk mencari penyelesaian
dari segala macam kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh praktikan.
1. Bimbingan dengan Guru Pamong (Supervisor Lapangan)
Guru pamong memiliki peran penting bagi praktikan, mulai dari
sebelum melaksanakan proses pembelajaran sampai refleksi setelah
melakukan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan bimbingan
dilakukan baik secara formal maupun non formal. Guru pamong
selalu memberikan pengarahan kepada praktikan sebelum mengajar
dan ikut masuk kedalam kelas.
Dalam perjalanannya kegiatan PPL PPG ini tidak terlepas dari permasalahan yang
terjadi baik dalam proses mengajar, non mengajar maupun dalam kegiatan
bimbingan. Beberapa permasalahan yang muncul dan harus dihadapi oleh praktikan
seperti dibawah ini.
b) Penampilan
Kemampuan membuka pelajaran
Kesulitan dalam mengkondisikan kelas setelah pergantian jam
pelajaran sebelumnya untuk mengembalikan peserta didik fokus
untuk belajar.
Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan kesulitan mengatasi peserta didik yang tidak
memperhatikan proses pembelajaran (memainkan hp) walaupun
sudah seringkali ditegur.
Implementasi langkah-langkah pembelajaran (scenario)
Masih sering terjadi ketidaksesuaian antara Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) dengan yang terjadi didalam kelas. Dan
seringkali kesulitan dalam pembagian waktu, sehingga masih banyak
ketidaksesuaian dengan rencana yang telah dibuat.
Penggunaan media pembelajaran
Media yang digunakan seringkali kurang meningkatkan motivasi dan
ketertarikan peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan.
Evaluasi Praktikan masih belum dapat membagi waktu dengan baik.
Sehingga, seringkali tidak terlaksana dan jika terlaksana, banyak
peserta didik yang mengeluh dilakukan kegiatan evaluasi tersebut
karena waktu yang tersedia sedikit lagi.
Kemampuan menutup pembelajaran
Sebelum jam pelajaran selesai, dan guru belum menyampaikan
refleksi dan informasi materi selanjutnya, sudah banyak peserta didik
yang tidak kondusif. Sehingga informasi tidak tersampaikan dengan
baik.
3. Proses Bimbingan
Proses bimbingan dengan guru pamong tidak terdapat kendala, karena
praktikan saat masuk kelas selalu ditemani dengan guru pamong.
Permasalahan yang muncul adalah kesulitan bimbingan dengan dosen
pembimbingan yang terbatas karena waktu antara praktikan dengan jadwal
mengajar dosen pembimbing.
b) Penampilan
Kemampuan membuka pelajaran
Faktor penyebab permasalahan kondisi kelas saat membuka pelajaran
adalah kurang tegas dan menguasai kelas dengan baik
Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan masih belum tegas dalam mengkondisikan peserta didik, masih
belum tegasnya praktikan membuat peserta didik menjadi santai dan
kurang sopan.
Implementasi langkah-langkah pembelajaran (scenario)
Faktor penyebab seringkali pembelajaran tidak sesuai dengan skenario
dalam RPP karena kurangnya manajemen waktu yang baik dr praktikan
dan kondisi kelas yang berbeda dengan yang diharapkan
Penggunaan media pembelajaran Praktikan kurang menggali dan
memanfaatkan media yang ada dan dapat memotivasi peserta didik dalam
setiap materinya.
Evaluasi Praktikan masih sangat kurang dalam melakukan manajemen
waktu untuk dapat melaksanakan kegiatan evaluasi.
Kemampuan menutup pembelajaran
Faktor penyebab dari permasalahan saat menutup pembelajaran adalah
menarik perhatian peserta didik agar tetap focus pada saat penyampain
infomasi sehingga dapat tersampaikan.
2. Proses Kegiatan Non mengajar
Tugas praktikan bukan hanya sebatas mengajar tetapi juga terdapat
kegiatan non mengajar yang harus dilaksanakan. Beberapa faktor
penyebab masalah yang muncul dalam kegiatan non mengajar, antara lain:
Upacara Bendera Faktor yang menyebabkan rendahnya kehadiran
praktikan dalam upaca bendera adalah kurangnya kesadaran dan tanggung
jawab dalam melakukan kegiatan non mengajar.
Piket Kurangnya kesadaran praktikan dalam melaksanakan tanggung
jawab piket. Serta hambatan kurang pahaman praktikan dalam
jobdesk piket guru, perpustakaan, dan BK.
3. Proses Bimbingan.
Permasalahan proses bimbingan kepada dosen pembimbing terhambat
karena jadwal praktikan dan dosen pembimbing yang berbenturan.
Sehingga seringkali tidak dapat bertemu untuk berkonsultasi mengenai
proses PPL praktikan di sekolah.
b) Penampilan
Kemampuan membuka pelajaran
Praktikan untuk dapat membuat kondusif diawal pembelajaran
dengan menayangkan video motivasi atau gambar-gambar
motivasi. Sehingga peserta didik dengan sigap ingin melihat
ataupun menonton video tersebut. Sehingga pembelajaran dapat
segera dilakukan
Sikap praktikan dalam proses pembelajaran
Praktikan mencoba dalam pelaksanaan pembelajaran tegas dengan
peraturan yang telah dibuat sebelumnya melalui kesepakatan kelas.
Sehingga mengantisipasi permasalah sebelumnya terulang
kembali.
Implementasi langkah-langkah (scenario) pembelajaran
Praktikan sangat berusaha agar pembelajaran disesuaikan dengan
rancangan RPP yang sebelumnya sudah di diskusikan dengan guru
pamong dengan membagi waktu dengan baik dan sesuai scenario
pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran
Praktikan memanfaatkan media yang ada, baik bersifat IT maupun
dengan contoh langsung yang biasa dilihat peserta didik.
Evaluasi Praktikan berusaha dalam pembagian waktu untuk tetap
melaksanakan kegiatan evaluasi di akhir pembelajaran
Kemampuan menutup pembelajaran
Menarik perhatian peserta didik dengan tambahan suara yang lebih
lantang agar peserta didik tetap memperhatikan informasi yang
akan disampaikan, sehingga tidak adanya miss komunikasi pada
saat pertemuan berikutnya.
3. Proses Bimbingan
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong dapat dilaksanakan
kapan saja karena guru pamong senantiasa selalu mendampingi
praktikan, sedangkan dengan dosen pembimbing praktikan pada saat
tidak mengajar datang untuk bimbingan.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.
C. Materi Pembelajaran
Indikator Fakta Konseptual
3.2.1 Menjelaskan Bagaimana wujud dan Teori Atom Dalton :
model atom bentuk dari kapur tulis yang 1. Materi tersusun dari partikel –
Dalton ada di ruang kelasmu? partikel terkecil yang disebut atom
Apakah yang terjadi jika 2. Unsur adalah materi yang tersusun
kapur tulis dipotong terus- dari atom-atom sejenis dengan
menerus? massa dan sifat yang sama
Kapur tulis merupakan salah 3. Unsur yang berbeda mempunyai
satu contoh materi yang ada massa dan sifat yang berbeda
di kehidupan sekitar kita. 4. Senyawa adalah materi yang
tersusun dari setidaknya 2 jenis
Materi ada yang berwujud
atom dari unsur-unsur berbeda,
padat, cair, dan gas. dengan perbandingan tetap dan
tertentu. Dalam senyawa, atom-
atom tersebut berikatan melalui
ikatan antar atom
5. Atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnakan. Reaksi kimia
hanyalah penataan ulang atom-
atom yang bereaksi
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Siswa
Sudarmono, U. (2013). Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru
Siswa dan guru berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Siswa diperiksa kehadirannya
Siswa diberi apersepsi 5 menit
- Siswa diingatkan kembali mengenai materi SMP tentang materi dan
partikel penyusunnya.
- Siswa melihat tayangan slide yang menampilkan berbagai macam
campuran dan zat murni yang ada terdapat dalam kehidupan sehar-
hari
- Siswa ditanya tentang bagian terkecil dari senyawa air dan
diharapkan siswa bias menjawab bagian terkecilnya adalah molekul
H2 dan O2
- Siswa ditanya kembali tentang bagian terkecil dari unsur emas.
Siswa diberi motivasi 5 menit
- Siswa ditanya mengenai materi dan penyusunya yang ada di sekitar
mereka
- Siswa melihat tayangan slide sambil mendengar penjelasan guru
mengenai materi dan unsur penyusunnya berdasarkan pandangan
para filsuf pada zaman dahulu. Pada zaman dahulu kala para filsuf
menganggap bahwa unsur yang ada di alam adalah air, api, tanah
dan udara.
- Siswa mencoba menjawab pertanyaan (motivasi)yang diberikan
mengenai kemungkinan yang terjadi ketika kertas dipotong menjadi
dua bagian, lalu potongan tersebut dipotong lagi secara terus-
menerus. “Bagaimana bentuk dari kertas yang tak bisa lagi
dipotong/dibagi tersebut?”
Kegiatan Inti
1. Stimulus 5 menit
Siswa dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 4 orang
Setiap kelompok diberi LKS dan arahan untuk mengerjakannya
Siswa membaca mengenai sejarah atom yang ada di dalam LKS
2. Identifikasi Masalah
Setelah membaca sejarah atom diharapkan siswa dapat bertanya tentang
apa itu atom. Apakah atom itu bagian terkecil dari unsur.? 5 menit
3. Mengumpulkan dan Memproses Data
Di bagian awal siswa membaca cerita tentang Dalton dan fenomena-
fenomena yang diamati Dalton hingga dia dapat mengemukakan 45 menit
model Atomnya.
Siswa diminta untuk mengungkapkan model atom Dalton
berdasarkan pengamatan yang diamati Dalton
Setelah itu siswa mengamati video tentang percobaan tabung sinar
katoda yang dilakukan oleh Thomson
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan Thomson
Siswa mengamati percobaan tetes minyak Milikan
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan percobaan
tetes minyak Milikan
Siswa menjawab soal berkaitan dengan sifat elektron dan kelemahan
model atom Dalton
Siswa menjelaskan model atom Thomson
Siswa mengamati percobaan penghamburan sinar alfa
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan penghamburan sinar alfa
Siswa menjelaskan kelemahan model atom Thomson berdasarkan
percobaan yang dilakukan oleh Rutherford
Siswa menjelaskan model atom Rutherford
4. Memverfikasi Data
Ada perwakilan dari tiga kelompok yang menggambarkan model
atom Dalton, Thomson dan Rutherford untuk melihat perbedaan 10 menit
ketiganya
5. Generalisasi
Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Dalton
Ada satu siswa yang menjelaskan kelemahan model atom Dalton 10 menit
Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Thomson
Ada satu siswa yangt menjelaskan kelemahan model atom Thomson
Ada satu siswa yang menjelaskan model atom Rutherford
Kegiatan Penutup 5 menit
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan bahwa atom itu sangat
kecil. Apalagi inti atom. Kalau diibaratkan atom itu sebesar gereja, maka
inti atom itu hanya sekecil debu.
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan bahwa pada pertemuan
selanjutnya masih akan terkait dengan model atom.
Siswa ditugaskan untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
Siswa dan guru berdoa bersama
Siswa menjawab salam guru
I. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian
Lampiran 2 : bahan ajar
Lampiran 3 : media pembelajaran
Lampiran 4 : lembar kerja peserta didik
Lampiran 1: PENILAIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN
PENILAIAN PENGETAHUAN
Level
Indikator Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
3.2.1 Menjelaskan C3 Democritus adalah seorang filsuf Yunani yang pertama kali a. Bagian terkecil dari suatu 5
model atom mengemukakan bahwa bagian terkecil dari suatu materi unsur disebut
Dalton disebut atom. Hingga tahun 1803 Dalton mengamati b. Sifat atom dalam suatu unsur 15
fenomena ketika suatu unsur di potong terus-menerus, suatu itu sama. Sifat atom dari
saat akan ditemuakan suatu bagian yang tidak dapat dibagi unsur berbeda akan berbeda
lagi. Selain itu, Dalton juga mengamati bahwa sifat unsur juga
satu dengan unsur lainnya itu berbeda. Dia juga
menghubungkannnya dengan bagian terkecil penyusunnya.
Berdasarkan hal tersebut jelaskan model atom menurut
Dalton!
3.2.2 Menganalisis C4 Pada awal tahun 1900an, Thomson melakukan percobaan a. Elektron bermuatan 5
kelemahan dengan menggunakan tabung sinar katoda. Ketika suatu negatif 20
model atom listrik bervoltase tinggi diberikan pada katoda logam b. Menurut Dalton atom
Dalton (bermuatan negatif), logam tersebut memancarkan sinar merupakan bagian
yang disebut sinar katoda. Sinar tersebut akan berbelok terkecil dari suatu unsur,
mendekati medan magnet positif dan menjauhi medan namun ternayta Thomson
magnet negative. Sinar itu merupakan elektron.Berdasarkan menemukan bahwa di
hal tersebut, dalam atom masih ada
a. Sebutkan sifat-sifat elektron! bagian lainnya yaitu
b. Menurut Thomson, elektron merupakan bagian dari elektron
atom. Berdasarkan hal itu, jelaskan kelemahan
model atom Dalton!
3.2.3 Menjelaskan C3 Berdasarkan percobaan tabung sinar katoda, Thomson Menurut Thomson, atom adalah 15
model atom menemukan elektron sebagai bagian dari atom. Jelaskan bola positif dengan elektron
Thomson model atom menurut Thomson tersebar di setiap bagiannya seperti
roti kismis atau buah semangka
3.2.4 Menganalisis C4 Perhatikan gambar berikut. Menurut Thomson di dalam 10
kelemahan atom terdapat elektron
model atom bermuatan negatif yang
Thomson menyebar merata di dalamnya.
10
Namun berdasarkan penelitian
Rutherford sebagian besar
volume atom adalah ruang
kosong (sebagian besar sinar alfa
diteruskan). 10
Pedoman Penilaian
Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan kelemahan model
atom Rutherford!
3.2.6 Menjelaskan C3 Berdasarkan hasil percobaan penghamburan sinar alfa yang Menurut model atom 15
model atom dilakukan Rutherford, dia mengemukakan model atom. Rutherford, atom terdiri dari
Rutherford Jelaskan model atom berdasarkan Rutherford! elektron yang berukuran sangat
kecil dan inti atom yang kecil
terletak ditengah atom yang
bersifat kuat dan positif.
5
Sebagian volume atom adalah
ruang atom.
Pedoman Penilaian
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Nilai = × 100
120
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu
1. 19
2. 20
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17
18
Nilai
Pedomaan penskoran : A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
B (Baik) 2,01 - 3,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 C (Cukup) 1,01 - 2,00
16
D (Kurang) < 1,00
RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT DISKUSI
No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎
Lampiran 2 : BAHAN AJAR
PENEMUAN ELEKTRON
Pada tahun 1834 Michael Faraday menemukan ketika listrik dialikan ke larutan dapat menyebabkan reaksi
kimia. Hal ini merupakan tanda pertama bahwa materi meengandung listrik secara alami. Pada pertengahan
abad 18 M saintis mulai melakukan percobaan dengan menggunakan tabung gas bertekanan rendah hampa
udara yang dialiri listrik. Tabung tersebut memiliki dua elektroda yang terbuat dari logam. Ketika listrik
bervoltase tinggi dialirkan melalui elektroda, dihasilkan radiasi di antara kedua kedua elektroda. Radiasi
yang dihasilkan disebut sinar katoda karena sinar yang dihasilkan berasal dari katoda yang mengalir ke
anoda. Walaupun sinar tidak dapat terlihat, namun sinar dapat diamati dengan meletakkan material
berfluorosens atau mematikan lampu.
MODEL ATOM
(DALTON, THOMSON, RUTHERFORD)
Gambar 1. Contoh materi: Keju, Jeruk nipis, Krayon dan Kapur tulis
Apakah yang akan terjadi bila kalian memotong benda-benda pada Gambar 1 menjadi dua
bagian? Lalu satu bagian yang sudah terpotong dipotong lagi terus menerus?
Akankah suatu saat kalian akan mendapatkan bahwa benda-benda tersebut tersebut tidak dapat
dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil?
A. Stimulasi
Seorang filsuf, Democritus (460-370 SM) mengamati ketika suatu materi dipotong secara terus
menerus hingga menemukan suatu bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Democritus
menamainya atom atau dalam Bahasa Yunani atomos yang artinya “tak terlihat” dan “tak dapat
di bagi”. Namun pendapat tersebut ditolak olah para filsuf lainnya seperti Plato dan Aristoteles
yang beranggapan bahwa suatu materi akan selalu bisa dipotong tanpa adanya bagian terkecil.
Pendapat Plato dan Aristoteles ini diterima oleh masyarakat pada saat itu karena Democritus
tidak dapat membuktinya secara ilmiah, selain itu Plato dan Aristoteles merupakan filsuf yang
terkenal di zamannya sehingga pendapatnya lebih diterima. Konsep tentang atom masih terus
berkembang
B. Identifikasi Masalah
1. Setelah membaca teks di atas, tuliskan pertanyaan yang mucul di benak kalian!
Jawab
Lampiran 4
Pada tahun 1803-1807 John Dalton yang merupakan seorang guru dan
saintis melihat beberapa fenomena dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi
untuk menyimpulkan teorinya tentang atom. Berikut ini merupakan
beberapa fenomena yang diamati oleh John Dalton.
1. Perhatikan gambar berikut
1. Jelaskan perbedaan arah sinar katoda ketika ada medan magnet dan ketika tidak ada
medan magnet!
Jawab
Karakteristik sinar yang dihasilkan tidak bergantung pada bahan elektroda dan gas
yang ada di dalam tabung. Sinar yang dihasilkan diberi nama elektron (e) oleh
Stoney. Elektron merupakan bagian dari atom.
Thomson juga berhasil menentukan rasio muatan elektron (e) per massanya (m),
yaitu 1.75882 x 108 coulomb (C) /g.
Pada tahun 1906-1914 R.A Milikan melakukan percobaan untuk menentukan massa
elektron. Percobaan tersebut dikenal dengan nama percobaan tetes minyak.
Simaklah video yang memperlihatkan percobaan tetes minyak Milikan!
3. Dari data hasil percobaan dia menghitung muatan negatif pada tetes. Karena muatan
setiap tetes selalu merupakan kelipatan integral 1.602 x 10 -19 C, hitunglah massa elektron
berdasarkan hasil percobaan Milikan?
Jawab
Pada tahun 1909 Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar alfa merupakan partikel
bermuatan positif. Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan
penghamburan sinar alfa.
2. Jelaskan kelemahan model atom menurut Thomson jika dihubungkan dengan percobaan
penghamburan sinar alfa oleh Rutherford?
Jawab
D. Memverifikasi Data
D. Menyimpulkan Data
1. Jelaskan model atom menurut Dalton dengan menggunakan kalimat kalian sendiri!
Jawab
5. Jelaskan model atom menurut Rutherford dengan menggunakan kalimat kalian sendiri!
Jawab
MODEL ATOM
DALTON – THOMSON - RUTHERFORD
Campuran
Campuran Campuran
Homogen Heterogen
MATERI
Zat Murni
Unsur
Senyawa
Pernahkah kita berpikir
jika benda-benda
tersebut dipotong
terus menerus sampai
tidak dapat dipotong
lagi maka apa yang kita
dapatkan?
Partikel
Penyusun
Materi
Air dapat dipisahkan
menjadi gas H2 dan O2
melalui elektrolisis
Partikel
Penyusun
Materi
?
Sekitar 2500 tahun
lalu para filsuf
Yunani
menganggap
bahwa materi
tersusun atas empat
elemen dasar. Yaitu,
api, udara, air dan
Materi Pada tanah.
Zaman Dulu
Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Goldstein melakukan sebuah percobaan dengan tabung sinar katode.
Hasil percobaannya menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif.
Penemuan Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan pencobaan penembakan atom berilium
dengan sinar alfa. Percobaan ini menghasilkan penemuan partikel tidak bermuatan yang
disebut neutron.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.
C. Materi Pembelajaran
A. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
Model atom Dalton
Model atom Thomson
Model atom Rutherford
2. Materi Inti
Indicator Fakta Konseptual
3.2.7 Menentukan Nomor Atom
jumlah partikel- Jumlah proton pada inti atom suatu unsur
partikel disebut nomor atom (Z). Pada atom netral,
penyusun atom jumlah proton sama dengan jumlah
(elektron, proton, elektron, sehingga nomor atom juga
menyatakan jumlah elektron pada atom.
dan neutron)
Nomor Massa
berdasarkan
Nomor massa (A) adalah jumlah total
nomor atom dan proton dan neutron yang ada dalam inti
nomor massa. atom (nukleon) suatu unsur. Kecuali untuk
Hidrogen yang memiliki nomor atom 1 dan
nomor massa 1, Hidrogen hanya
mempunyai 1 proton dan tidak mempunyai
neutron.
3.2.8 Mengelompok- Isotop
kan atom-atom Isotop adalah atom-atom dari unsur yang
suatu unsur ke sama tetapi memiliki nomor massa (A)
dalam isotop, yang berbeda. Atom-atom tersebut
isobar dan isoton. mempunyai jumlah proton yang sama
tetapi jumlah neutronnya berbeda.
Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang
berbeda, tetapi memiliki nomor massa
yang sama.
Isoton
Isoton adalah atom yang berbeda (nomor
atom dan nomor massa berbeda) akan
tetapi mempunyai jumlah neutron yang
sama.
3.2.9 Menjelaskan o Teori kuantum Max Planck. “Menurut
model atom Bohr Planck, radiasi elektromagnetik tidak
bersifat kontinu, melainkan diskontinu.
Suatu benda hanya dapat memancarkan atau
menyerap radiasi elektromagnetik dalam
ukuran atau paket-paket kecil dengan nilai
tertentu yang ia sebuat sebagai kuantum”.
o Spektrum emisi atom hidrogen. “Spektrum
garis yang dihasilkan oleh atom hidrogen
menunjukkan bahwa elektron hanya boleh
mengalami eksitasi ke orbit-orbit atau
lintasan dengan tingkat energi tertentu.
Energi yang dipancarkan elektron dari tiap
orbit yang berbeda akan menghasilkan
spektrum yang berbeda pula. Spektrum garis
yang dihasilkan menunjukkan tingkat-
tingkat energi pada orbit dalam atom.”
o Model atom Bohr, dinyatakan dalam bentuk
postulat-postulat sebagai berikut.
a. Dalam mengelilingi inti atom, elektron
berada pada orbit tertentu yang sering
disebut sebagai kulit. Kulit ini merupakan
lintasan tetap dari elektron dalam
mengelilingi inti atom dengan jarak tertentu.
b. Selama elektron berada pada lintasan
tertentu, energi elektron tetap sehingga tidak
ada energi yang diemisikan atau diserap.
c. Energi dilepas atau diserap oleh elektron
hanya ketika elektron berpindah dari satu
tingkat energi ke tingkat energi yang lain.
F. Sumber Belajar
1. Pegangan peserta didik:
Sudarmo, U. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Surakarta: Penerbit Erlangga.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
2.
dst. 10 menit
Skor Total
No Nama Siswa Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor
1.
2.
3.
1
4.
5.
6.
7
8
9
2
10
11
12
13
14
15
3
16
17
18
19
20
21
4
22
23
24
25
26
27
5
28
29
30
31
32
33
6
34
35
36
Lampiran 1
PENILAIAN PENGETAHUAN (TES TULIS)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Bandung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu
KD 3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang.
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
1. Menentukan C3 1. Seorang siswa sedang mengamati unsur dengan Jawab : 1
jumlah partikel- identitas 197
79 𝐴𝑢 diketahui Au adalah lambang
197
79 𝐴𝑢
partikel penyusun unsur emas. Berdasarkan data tersebut, Nomor atom = Jml proton
atom (elektron, pertanyaan yang benar berkaitan dengan jumlah = 79
proton, dan partikel-partikel penyusun atom emas adalah ... Karena atom netral, maka
neutron) A. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah Nomor atom = Jml elektron
berdasarkan neutron 197. = 79
nomor atom dan B. Jumlah proton 79, jumlah elektron 118,
nomor massa. jumlah neutron 118. Nomor massa = Jml Proton + Jml
C. Jumlah proton 79, jumlah elektron 118, Neutron
jumlah neutron 179. Jml Neutron = 197-79 = 118
D. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah
neutron 118. D. Jumlah proton 79, jumlah elektron
E. Jumlah proton 79, jumlah elektron 79, jumlah 79, jumlah neutron 118.
neutron 79.
Level
No IPK Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kognitif
1. Menentukan C2 2. Sebuah atom X memiliki jumlah proton sebanyak Jawab: 1
jumlah partikel- 26, elektron 26, dan neutron 29. Berdasarkan data e = 26
partikel penyusun tersebut, penulisan identitas atom X yang benar p = 26
atom (elektron, adalah ... n = 29
proton, dan A. 26
29𝑋 Nomor atom = jumlah proton
neutron) 29 = 26
berdasarkan B. 26𝑋 Nomor massa
nomor atom dan C. 55
26𝑋
= jml proton + jml neutron
nomor massa. = 26 + 29 = 55
D. 55
29𝑋 C. 55
26𝑋
E. 52
26𝑋
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒂𝒏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu
1. 19
2. 20
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17
18
Nilai
Pedomaan penskoran : A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
B (Baik) 2,01 - 3,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 C (Cukup) 1,01 - 2,00
16
D (Kurang) < 1,00
RUBRIK PENILAIAN SIKAP PADA SAAT DISKUSI
No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
Lampiran 2 : BAHAN AJAR
Sumber :
Whitten, et.all.(2014). Chemistry 10th edition.
Dalam suatu atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektron, sehingga nomor atom juga menandakan jumlah elektron
yang ada dalam atom.
Oleh karena itu, massa suatu atom dapat dianggap sama dengan total massa proton dan massa
neutronnya.
Nomor massa (A) adalah jumlah total proton dan neutron yang ada dalam inti atom
(nukleon) suatu unsur. Kecuali untuk Hidrogen yang memiliki nomor atom 1 dan nomor massa
1, Hidrogen hanya mempunyai 1 proton dan tidak mempunyai neutron.
Nomor atom dan nomor massa adalah karakteristik untuk setiap atom unsur. Jika X adalah
lambang kimia unsur, maka nomor atom (Z) dan nomor massa (A) dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan
X = tanda atom unsur
Z = nomor atom
A = nomor massa
Isotop, Isobar,
dan Isoton
Atom-atom dari unsur yang sama selalu mempunyai nomor atom (Z) yang sama. Akan tetapi,
ada beberapa kasus dimana terdapat atom-atom dengan nomor atom yang sama mempunyai
nomor massa (A) yang berbeda. Hal tersebut dapat diamati dengan alat spektrofotomeri massa.
Berdasarkan hasil percobaan spektrofotometri massa, diketahui bahwa satu macam unsur
terdiri dari beberapa atom dengan massa berbeda.
Oleh karena itu diperlukan suatu istilah untuk menyatakan hubungan nomor atom dan nomor
massa atom-atom. Istilah yang digunakan yaitu:
Isotop
Isotop merupakan atom-atom dari unsur yang sama (Nomor atom sama) tetapi memiliki nomor
massa (A) yang berbeda.
Contoh
Unsur karbon terdiri atas atom-atom dengan massa: 12, 13, 14. Ketiga bilangan ini dinamakan
nomor massa dari atom karbon (nomor atomnya sama, yaitu 6). Atom karbon memiliki nomor
massa berbeda, sedangkan nomor atomnya sama.
12 13 14
Isotop karbon dapat ditulis sebagai 6𝐶 , 6𝐶 , 6𝐶 .
Isobar
Isobar merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi memiliki nomor massa yang
berbeda. Jadi, isobar merupakan kebalikan dari isotop.
Contoh:
14
C dan 14N kedua atom tersebut memiliki nomor massa sama yakni 14, tetapi nomor atomnya
berbeda. unsur C memiliki nomor atom 6, sedangkan unsur N memiliki nomor atom 7.
Isoton
Isoton merupakan atom-atom dari unsur yang berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang
sama. Isoton suatu atom memiliki sifat fisika dan kimia berbeda.
Contoh:
13
C dan 14N kedua atom tersebut memiliki jumlah neutron sama, yakni 7 buah neutron, tetapi
jumlah protonnya berbeda. Masing-masing C = 6 dan N = 7.
REFERENSI
Brown, T. et.al.2012.Twelfth edition chemistry the central science. United States: Pearson.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Glencoe Science. 2005. Science level Red. United States:The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kurniawati, D. dan A. Haris W. 2014. Kimia SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
Whitten, et.all. 2014. Chemistry 10th edition. USA: Brooks/Cole.
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK
Kelompok : ............................................................
Anggota : 1. .......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
Kelas : ...........................................................
Hari/Tanggal : ...........................................................
Petunjuk Belajar
1. Bacalah LKS ini dengan baik dan jawablah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Tanyakan pada Guru jika tidak ada hal-hal yang dimengerti.
Informasi
Nomor atom dan nomor massa menyatakan identitas suatu atom untuk membedakan dengan
atom-atom lain. Setiap unsur memiliki identitas sebagai berikut:
Keterangan:
X = Lambang atom unsur
Z = nomor atom
A = nomor massa
Nomor massa = 12
- Jumlah neutron = Nomor massa – jumlah proton
= 12 – 6
= 6
Coba lengkapi tabel berikut!
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
TABEL PENGISIAN NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA UNSUR
37 Klorida 17 17 17 37 20
2. 17𝐶𝑙
32 Belerang 16 16 16 32 16
3. 16𝑆
33 Belerang 16 16 16 33 17
4. 16𝑆
16 Oksigen 8 8 8 16 8
5. 8𝑂
17 Oksigen 8 8 8 17 9
6. 8𝑂
14 Nitrogen 7 7 7 14 7
7. 7𝑁
15 Nitrogen 7 7 7 15 8
8. 7𝑁
3 Hidrogen 1 1 1 3 2
9. 1𝐻
2 Hidrogen 1 1 1 2 1
10. 1𝐻
3 Helium 2 2 2 3 1
11. 2𝐻𝑒
12. 55 Mangan 25 25 25 55 30
25𝑀𝑛
13. 55 Besi 26 26 26 55 29
26𝐹𝑒
14. 56 Besi 26 26 26 56 30
26𝐹𝑒
15. 59 Nikel 28 28 28 59 31
28𝑁𝑖
16. 58 Nikel 28 28 28 58 30
28𝑁𝑖
40 Argon 18 18 18 40 22
17. 18𝐴𝑟
42 Kalsium 20 20 20 42 22
18. 20𝐶𝑎
59 Kobalt 27 27 27 59 32
19. 27𝐶𝑜
39 Kalium 19 19 19 39 20
20. 19𝐾
Nomor atom, Nomor massa
Isotop, Isobar, dan Isoton
Masih ingatkah
kalian apa saja
partikel penyusun
Atom?
Apersepsi
Proton
Inti Atom
Atom
Neutron
Elektron
Motivasi
Tujuan Pembelajaran
Keterangan
• X = Lambang unsur
• Z = Nomor atom
• A = Nomor massa
Nomor Atom &
Nomor Massa
Muatan
Partikel Massa (g) Satuan
Coulomb
muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1
Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0
Chang, R. (2005). Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi 1 jilid 3 : 36
Perhatikan gambar berikut!
Carilah informasi
mengenai Isotop,
Isobar & Isoton
Isotop, Isobar, dan Isoton
DISKUSI
KELOMPOK
GAMES
PRESENTASI
KELOMPOK
KESIMPULAN
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat Menganalisis perkembangan model atom dari model Dalton, Thomson,
Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi prasyarat
Teori atom Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr
2. Materi Inti
1 Faktual -
Teori kuantum Max Planck
Suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap
radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket-paket
kecil dengan nilai tertentu yang ia sebuat sebagai
kuantum.
Hipotesis de Broglie
Elektron dapat memiliki dualisme sifat yaitu sebagai
partikel dan sebagai gelombang
Asas Ketidakpastian Heisenberg
Tidak mungkin menentukan posisi dan kecepatan elektron
di saat yang bersamaan
Model atom mekanika gelombang menyatakan bahwa
elektron tidak dapat ditentukan secara pasti lintasan/
orbitnya, tetapi yang dapat ditentukan hanya daerah yang
memiliki kerapatan elektron, yaitu daerah dengan
kebolehjadian yang besar untuk menemukan elektron di
dalam atom yang disebut sebagai orbital.
Penyelesaian dari fungsi gelombang Schrodinger
2 Konsep menghasilkan 3 bilangan kuantum yaitu:
Bilangan kuantum utama (n), menyatakan ukuran
orbital. Nilai bilangan kuantum utama (n) adalah
bilangan bulat dari satu sampai tak terhingga (n = 1,
2, 3…)
Bilangan kuantum azimuth (l), menyatakan bentuk
orbital. Nilai l adalah dari 0 sampai dengan (n – 1)
untuk setiap n.
Bilangan kuantum magnetik (m l), menyatakan
orientasi orbital. Untuk nilai l tertentu, nilai m adalah
– l sampai + l.
Bilangan kuantum s menyatakan arah rotasi elektron
terhadap sumbunya. Nilai untuk bilangan kuantum spin
1
adalah + 2 (kemungkinan berputar searah jarum jam) dan
1
- (kemungkinan berputar berlawanan dengan arah jarum
2
jam)
Orbital s memiliki bentuk seperti bola,sedangkan orbital
p mempunyai bentuk seperti bola terpilin.
3 Prosedural -
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Cooperatif Learning Tipe TGT
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi
peserta didik
Fase 2: Menyajikan materi pembelajaran.
Fase 3: Pembentukan kelompok
Fase 4: Game turnamen
Fase 5: Penghargaan
2. Pendekatan pembelajaran : Konsep
3. Metode pembelajaran : Diskusi
G. SUMBER BELAJAR
Pegangan Sudarmo, U. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Peserta Didik Erlangga.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
(menit)
Pendahuluan a. Peserta didik menjawab salam.
b. Peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran
c. Peserta didik dicek kehadirannya.
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
d. Pendidik memberikan apersepsi dengan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya, yaitu teori atom Bohr dan bertanya
4
mengenai kedudukan elektron dalam atom menurut teori
atom Bohr melalui video yang ditampilkan.
P : minggu lalu kita telah mempelajari teori-teori atom dari
beberapa ahli.masih ingatkah kalian bagaimana kedudukan
elektron dalam atom menurut teori atom Bohr?
PD : Menurut teori atom Bohr, elektron mengelilingi inti dalam
orbit tertentu yang disebut kulit .(jawaban yang diharapkan)
P : dalam teori Bohr, elektron terus bergerak pada suatu orbit
tertentu. Apakah kalian bisa menyatakan posisi pasti dari
sebuah elektron didalam atom?
PD :Tidak pak !
e. Peserta didik diberi motivasi dengan mengamati deret angka
berikut pada power point.
7°47'59.1"S 110°21'09.0"E
P : Apakah makna dari deretan angka dan huruf tersebut?
PD : Angka tersebut adalah sebuah koordinat untuk
menyatakan lokasi”.
Jika peserta didik belum bisa menjawab dengan benar,
pendidik memasukkan angka tersebut pada kolom search
Google Maps sehingga muncul gambar berikut.
P : Letak suatu tempat dapat dinyatakan dalam angka-angka
tersebut. Lalu apakah letak suatu elektron juga dapat
dinyatakan dengan deratan angka dan huruf seperti
gambar tersebut?
P : baik, untuk menjawab hal tersebut mari kita belajar materi
pada hari ini dengan sungguh-sungguh.
f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada point C.
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
b. 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d7, orbital yang terisi
elektron ada 15 orbital dan elektron yang tidak
berpasangan ada 3 elektron.
Pelaksanaan tournament
– Melakukan pengundian untuk menentukan pembaca pertama
(pembaca pertama adalah yang memperoleh nomor terbesar
dari nomor undian)
H. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian
Lampiran 2 : bahan ajar
Lampiran 3 : media pembelajaran
Lampiran 4 : lembar kerja peserta didik
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(DISKUSI KELOMPOK & PRESENTASI)
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Skor Nilai Keterampilan: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏00
PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBERVASI)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Satu
1. 19.
2. 20.
3. 21
4. 22
5. 23
6. 24
7. 25
8. 26
9. 27
10. 28
11 29
12 30
13 31
14 32
15 33
16 34
17 35
18 36
Pedomaan penskoran :
Nilai
A (Sangat Baik) 3,01 - 4,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 4 B (Baik) 2,01 - 3,00
16
C (Cukup) 1,01 - 2,00
D (Kurang) < 1,00
No Aspek yang
Kriteria
dinilai
4 : Memenuhi tiga kriteria : bekerja sama menyelesaikan
tugas kelompok; menjaga kekompakan kelompok;
menghargai pendapat orang lain
1 Kerja sama
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
4 : Memenuhi tiga kriteria : Berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, bisa presentasi di depan
kelas
2 Percaya diri
3 : Hanya memenuhi dua kriteria
2 : Hanya memenuhi satu kriteria
1 : Tidak memenuhi semua kriteria
BILANGAN KUANTUM DAN BENTUK ORBITAL
A. Bilangan Kuantum
Postulat tentang bilangan kuantum pertama kali di kemukakan oleh bohr melalui percobaan
tentang spektrum atom hidrogen.
Bohr mengemukakan bahwa setiap garis spektrum diasosiasikan dengan transisi elektron
dari tingkat energi satu ke tingkat energi yang lain yang masing-masing dinyatakan dengan harga
n (yang kemudian disebut bilangan kuantum). Dengan menggunakan alat spektrofotometer yang
lebih canggih terlihat bahwa spectrum garis yang semula teramati oleh Bohr sebagai garis
tunggal, ternyata terdiri atas beberapa garis majemuk yang sangat dekat dengan satu sama lain.
Gambar 2 Ilustrasi beberapa garis majemuk yang berasal dari garis tunggal
Hal ini kemudian diasosiasikan bahwa setiap garis spectrum yang sangat halus tersebut
akibat transisi elektron antar tingkat energi yang jauh lebih kecil dibandingkan tingkat energi
utama. Munculnya garis halus tambahan pada spektrum garis tersebut tidak dapat dijelaskan
oleh bohr, kemudian dijelaskan oleh sommerfeld melalui asumsi bahwa orbit elektron tidak
selalu berbentuk lingkaran seperti asumsi bohr melainkan berbentuk elips juga dapat memnuhi
rumusan momentum sudut elektron. berdasarkan rumusan sommerfeld diperoleh harga untuk
bilangan kuantum l adalah 0, 1, 2, 3,…(n-1) yang sering dikaitkan dengan energy sub-kulit
elektron.
Pada tahun 1926 Postulat tentang bilangan kuantum utama oleh bohr, dan bilangan kuantum
azimuth telah berhasil dibuktikan secara meyakinkan oleh persamaan Schrondinger. Persamaan
tersebut mampu menjelaskan sifat dan energi yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh Bohr
yang kemudian menghasilkan tiga bilangan kuantum sebagai konsekwensi dari persamaan
tersebut. Bilangann kuantum tersebut yaitu bilangan kuantum utama n, bilangan kuantum
azimuth l, dan bilangan kuantum magnetic m.
Bilangan kuantum utama (n) dapat bernilai bilangan bulat 1, 2, 3 dan seterusnya. Dalam atom
hidrogen, nilai n menentukan energy orbital. Orbital adalah sebuah ruang/ dimana kemungkinan
terbesar elektron untuk ditemukan. Bilangan kuantum utama juga berhubungan dengan jarak
rata-rata elektron dari inti dalam orbital tertentu. Semakin besar n, semakin besar jarak rata-rata
elektron dalam orbital tersebut dari inti, dan oleh karena itu, semakin besar pula orbitalnya.
l 0 1 2 3 4 5
Nama orbital s p d f g h
Jadi bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s; bila l = 1kita mempunyai orbital p; dan
seterusnya. Sekumpulan orbital-orbital dengan nilai n yang sama seringkali disebut kulit. Satu
atu lebih orbital dengan nilai n dan l yang sama dirujuk selalu subkulit. Misalnya kulit n = 2
terdiri atas 2 subkulit, l = 0 dan 1(nilai l yang dizinkan untuk n = 2). Subkulit-subkulit ini disebut
subkulit 2s dan subkulit 2p di mana 2 melambangkan nilai n, dan s dan p melambangkan nilai l.
Contoh:
l = 1 (orbital p), harga m = –1, 0, +1, berarti mempunyai 3 tingkat energi setingkat atau 3
orbital yaitu: px, py,dan pz.
l = 2 (orbital d), harga m = –2, –1, 0, +1, +2 berarti mempunyai 5 tingkat energi yang
setingkat atau 5 orbital yaitu: dx – y, dy – z, dx – z, d x2-y2, d z2
l = 3 (orbital f), harga m = –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 berarti, dan setrerusnya.
Terlepas dari persamaan Schrondinger , bilangann kuantum spin muncul karena teramatinya
beberapa percobaan. Bilangan kuantum spin s memberikan gambaran tentang arah perputaran
elektron pada sumbunya sendiri. Percobaan terhadap spectrum pancar atom hydrogen dan
natrium menunjukkan bahwa garis-garis dalam spectrum pancar dapat dipecah dengan
memberikan medan magnetik luar.
Gambar 3 Ilustrasi percobaan penembakan berkas uap atom perak melaui medan magnet
B. Bentuk Orbital
Setiap orbital memiliki bentuk yang berbeda, tergantung pada bilangan kuantum azimut l. orbital
dengan bilangan kuantum azimut yang sama, memiliki bentuk yang sama. Meskipun demikian, ukuran
dan arah orientasi bias berbeda tergantung dari harga bilangan kuantum utama dan magnetik.
1. Orbital s
Orbital s memiliki kerapatan elektron yang sama pada setiap jarak tertentu dari inti. Oleh
karenanya orbital s digambarkan berbentuk bola. Ukuran orbital s semakin besar dengan bertambahnya
harga bilangan kuantum utama n.
3. Orbital d
Terdapat lima jenis orbital d yang berbeda orientasinya sesuai dengan lima harga m , yaitu dxy,
dyz, dxz, dx2-y2, dz2.
Brown, T. et.al.2012.Twelfth edition chemistry the central science. United States: Pearson.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Glencoe Science. 2005. Science level Red. United States:The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kurniawati, D. dan A. Haris W. 2014. Kimia SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
KIMIA SMA
HARI/TANGGAL :…………………………………...
KELAS :…………………………………...
KELOMPOK :…………………………………...
NAMA ANGGOTA :
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
X
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………..
Konfigurasi elektron
Indikator : Menuliskan konfigurasi elektron suatu unsur menggunakan prinsip Aufbau, azas
larangan Pauli dan prinsip Hund.
Ayo
Membaca
KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu atom.. Aturan-aturan
penulisan konfigurasi elektron:
a. Prinspi aufbau
Pengisian elektron selalu dimulai dari subkulit dengan tingkat energi yang lebih rendah
kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi subkulit atau
urutan pengisian subkulit adalah sebagai berikut.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d, …. dan seterusnya.
Contoh : atom Li (Z=3) dengan konfigurasi 1s2 2s1 memiliki 3e dengan masing-masing elektron
mempunyai 1 set bilangan kuantum:
Elektron 1 : n = 1; l = 0; m = 0; s = +½
Elektron 2 : n = 1; l = 0; m = 0; s = -½
Elektron 3 : n = 2; l = 0; m = 0; s = +½
c. Aturan Hund
Prinsip Hund menyatakan bahwa susunan electron yang paling stabil dalam subkulit adalah
susunan dengan jumlaah spin paralel terbanyak.
↑↓ ↑↓ ↑ ↑
Lebih stabil
↑↓ ↑↓ ↑↓
Kurang stabil
Diskusikanlah
Petunjuk: Bacalah dengan teliti, Anda dapat mencari dari berbagai sumber untuk
menjawab pertanyaan berikut.
2. Buatlah konfigurasi elektron dari atom-atom berikut, kemudian tentukan berapa orbital yang
terisi elektron dan berapa elektron yang tidak berpasangan!
a. 19K :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b. 27Co :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Buatlah diagram orbital dari unsur Cr (Z = 24) dan tentukan bilangan kuantum n,l,m, s dari
elektron terakhir unsur tersebut!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Kerjakan
dengan teliti
Ayo kita bermain sambil belajar!
Nilai Mengetahui
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
1. a. 7N (skor 1)
b. 7N : 1s2 2s2 2p3 (skor 2)
c. Sesuai, karena dalam pengisian elektron dalam orbital s dan p tersebut mempunyai
bilangan kuantum yang berbeda. Pada orbital 1s satu elektron akan mempunyai
bilangan kuantum (1, 0, 0, +1/2); dan satu lagi mempunyai bilangan kuantum (1, 0, 0,
-1/2), orbital 2s satu electron akan mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, +1/2); dan
satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 0, 0, -1/2), dan orbital 2p satu electron
akan mempunyai bilangan kuantum (2, 1, -1, +1/2); satu elektron mempunyai
bilangan kuantum (2, 1, -1, -1/2), dan satu lagi mempunyai bilangan kuantum (2, 1, 0,
+1/2). Jadi dalam pengisian electron dalam orbital tersebut sesuai prinsip larangan
Pauli yang berbunyi “tidak ada electron-elektron dalam satu atom yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama”. (skor 10)
d. dalam pengisian elektron pada subkulit 2p tidak sesuai prinsip Hund karena masih
ada orbital yang kosong sedangkan menurut prinsip Hund elektron-elektron pada
orbital yang memiliki tingkat energi yang sama akan mengisi orbital secara paralel
(satu persatu) baru kemudian berpasangan.” Jadi seharusnya yang benar adalah
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
(skor 5)
2. a. 19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1, orbital yang terisi elektron ada 10 orbital dan elektron
yang tidak berpasangan ada 1 elektron. (skor 4)
b. 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d7, orbital yang terisi elektron ada 15 orbital dan elektron
yang tidak berpasangan ada 3 elektron. (skor 4)
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
4s 3d
Team A Team B
Team C
Team D
Aturan Game Tournamen
“ChemCard”
Perangkat tournamen:
Pelaksanaan tournament
– Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor yang terambil
– Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai jawaban yang berbeda, kalau
tidak menantang boleh melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena
mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan ke dalam kotak (jika ada)
apabila jawaban mereka salah.
– Jika semua penantang telah lewat, penantang kedua mengecek jawaban dan
membacanya dengan keras. Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban yang
benar dapat menyimpan kartunya.
Detektif Conan ditugasi untuk mencari alamat elektron pada suatu atom. Entah
“kesalahan” apa yang elektron ini lakukan, namun kamu harus membantunya
untuk menemukan alamat elektron. Pepatah mengatakan malu bertanya, sesat di
jalan, agar tidak tersesat di jalan, maka Conan banyak bertanya. Kamu bisa
membantu Conan untuk mencari tahu ciri-ciri atau sifat elektron dan menanyakan
kepada beberapa saksi mata dimana elektron tersebut berada.
Tidak lama kemudian, tahun 1925 muncul berita di negara Prancis bahwa elektron
dapat bersifat partikel dan gelombang. Hal tersebut diungkapkan oleh Louis de Broglie
dari Universitas Paris. Pada tahun yang sama, di Universitas Leipzig Jerman, ternyata
Heisenberg memberikan pernyataan lain yaitu elektron sulit ditemukan secara pasti,
namun tempat nongkrongnya bisa ditemukan.
Karakteristik Elektron :
“Bermuatan negatif, beredar mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu, dapat berpindah dari satu lintasan ke
lintasan yang lain ketika menyerap / melepas energi, bersifat partikel-gelombang, dan sulit ditemukan secara pasti
posisinya dalam atom”
Sebelum meninggal, detektif Conan berpesan bahwa “siapa pun yang dapat menemukan keberadaan
posisi elektron pada suatu atom, maka dia dapat mengubah dunia”. Setelah kabar tersebut
beredar, Schrodinger termotivasi untuk mengidentifikasi sifat elektron tersebut. Schrodinger akan
membantumu untuk menemukan alamat elektron dengan bantuan persamaan gelombangnya
untuk menentukan posisi elektron. Hasil dari persamaan gelombang tersebut muncullah bilangan,
yang disebut bilangan kuantum. Akan tetapi, Schrodinger tidak memberikan informasi secara
langsung tentang bilangan kuantum tersebut.
Sumber:
Kumacheva, Eugenia. 2010. Nelson Chemistry 12. Singapura: Prectic Hall. Hal: (178-179).
BILANGAN KUANTUM
Untuk menyatakan kedudukan elektron dalam suatu atom digunakan 4
bilangan kuantum
Nilai n 1 2 3 4 5 dst.
Lambang K L M N O dst.
Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Nilai l 0 1 2 3 dst.
Lambang s p d f dst.
Bilangan kuantum magnetik (ml)
Jumlah
Nilai n Nilai l Nilai m Orbital
Orbital
1 0 0 1s 1
2 0 0 2s 4
1 -1, 0, +1 2px, 2py, 2pz
3 0 0 3s 9
1 -1, 0, +1 3px, 3py, 3pz
2 -2, -1, 0, +1, 3dxy, 3dxz, 3dyz, 3𝑑𝑥 2 −𝑦2 ,
+2 3𝑑𝑧 2
Bilangan Kuantum Spin (s)
Peserta didik dapat menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar
untuk setiap golongan dalam tabel periodik melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Sudarmo, U. (2013). Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Etika Pembuka: 10 menit
Pendahuluan - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Peserta didik berdoa.
Apersepsi:
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi pertemuan
hari ini.
P:“pada pembelajaran sebelumnya kalian telah mengenal
beberapa unsur. Coba sebutkan unsur yang telah kalian
ketahui ! untuk unsur oksigen, berapakah nomor atom dan
nomor massanya? dan berapakah jumlah proton,
electron, neutron dan electron valensinya ?”
Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
Motivasi
- Peserta didik diberikan motivasi dengan menyampaikan
tentang penemuan unsur hingga saat ini
P: “Pada awal masa pencatatan sejarah, hanya baru dikenal
10 unsur. Ilmu pengetahuan berkembang, hingga tahun
2018 ini telah dikenal 118 unsur. Apakah ke semua unsur
tersebut memiliki sifat yang sama?”
ASPEK PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRESENTASI
Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
2.
namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak singkat
dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik
Hari/Tgl :
Kelas :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
2. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
3. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Mendeleev melalui
diskusi berbantuan LKS dengan benar.
4. Siswa mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley melalui diskusi
berbantuan LKS dengan benar.
5. Siswa mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur pada Tabel Periodik Modern
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
6. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Döbereiner melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
7. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Newlands melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
8. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Mendeleev melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
9. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan unsur
menurut Moseley melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
10. Siswa mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur dalam tabel periodik modern
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
Litium : digunakan pada pembuatan baterai. Logam lunak, sangat mudah bereaksi dengan air.
Iodin : digunakan pada disinfektan. Dapat bereaksi dengan logam untuk menghasilkan
garam.
Natrium : unsur penyusun garam dapur. Logam lunak, sangat mudah bereaksi dengan air
Tembaga : digunakan pada pembuatan uang koin. Dapat menghantarkan arus listrik dan panas,
tidak bereaksi dengan air.
Klor : digunakan pada disinfektan. Dapat bereaksi dengan logam untuk menghasilkan
garam.
Perak : digunakan pada pembuatan perhiasan. Dapat menghantarkan arus listrik dan panas,
tidak bereaksi dengan air.
Identifikasi Masalah
Secara individu, tuliskanlah hal-hal yang kalian ketahui mengenai gambar tabel
pengelompokkan unsur di atas!
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Masihkah kalian ingat mengenai model atom? Mengapa bisa muncul banyak model atom hingga
...............................................................................................................................
yang digunakan sekarang ini yaitu model mekanika gelombang?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Menurut kalian, apakah pengelompokkan unsur sesuai yang terdapat pada gambar 1 tersebut
.......................................................................................................................................................
langsung ada begitu saja? Menurut kalian, apakah ada yang mendahului pengolompokkan unsur
.......................................................................................................................................................
tersebut? Jelaskan alasan kalian (tinjaulah dari sejarah penemuan unsur yang kalian ketahui)!
.......................................................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawab:...........................................................................................................................................
berkembang
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Bersama dengan kelompokmu, tuliskanlah rumusan masalah terkait dengan pengelompokkan
unsur pada gambar 1 jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran!
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
.
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Bacalah bahan ajar yang diberikan dengan seksama kemudian diskusikanlah hal-hal berikut ini
bersama kelompokmu!
1.
A Pengelompokkan Unsur menurut Döbereiner
1. Rangsangan)
Pengumpulan Data
Döbereiner mengelompokkan unsur dalam tiga unsur yang berurutan.
Menurut Döbereiner terdapat hubungan matematis antara massa atom relatif (Ar) ketiga
unsur yang dikelompokkannya. Dengan melihat kedua data pengelompokkan unsur di atas,
coba temukanlah bersama dengan kelompokmu mengenai hubungan tersebut!
Pengolahan Data
Apakah kalian menemukan kemiripan sifat antara unsur-unsur dalam pengelompokkan
Döbereiner?
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Döbereiner?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Jawab:.....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Döbereiner, menurut kalian
.................................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
2. Pengelompokkan Unsur menurut Newlands
2. Rangsangan)
Pengumpulan Data
Lengkapilah tabel berikut sesuai dengan yang terdapat pada tabel pengelompokkan unsur
menurut Newlands!
Pengolahan Data
Pada tabel pengelompokkan unsur menurut Newlands, unsur-unsur hanya disusun hingga 7
baris saja. Mengapa demikian?
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada baris yang sama?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
.................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands?
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah
................
aturan yang menjadi dasar pengelompokkan tersebut berlaku untuk setiap unsur dalam
.................................................................................................................................................
tabel pengelompokkan oleh Newlands? Berikan alasannya!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Newlands?
Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kekurangan pengelompokkan unsur menurut Newlands?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Jawab:.....................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.........
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Newlands, menurut kalian
................................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
........................
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
.................................................................................................................................................
3. Rangsangan)
.................................................................................................................................................
Pengumpulan Data
.................................................................................................................................................
Lengkapilah Tabel Periodik oleh Mendeleev berikut sesuai dengan bahan ajar yang telah
.................................................................................................................................................
kalian baca!
................
Jawab:.................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................
Pengolahan Data
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley?
Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi kelebihan pengelompokkan unsur menurut Moseley?
..................................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.........
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kekurangan pengelompokkan unsur menurut Moseley? Jelaskanlah!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab:....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..................................................
...............................................................................................................................................
Dengan adanya kekurangan pengelompokkan unsur menurut Moseley, menurut kalian
...............................................................................................................................................
perlukah adanya perkembangan pengelompokkan unsur selanjutnya?
...............................................................................................................................................
Jawab:......................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. Tabel Periodik Modern
.................................................................................................................................................
5. Rangsangan)
.................................................................................................................................................
Amatilah tabel periodik modern kemudian temukanlah hal-hal berikut!
.................................................................................................................................................
Apakah kalian mengetahui istilah kolom dan baris pada tabel?
................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah yang dimaksud dengan kolom pada tabel?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah yang dimaksud dengan baris pada tabel?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Apakah terdapat istilah berbeda yang kalian temukan untuk “kolom” dalam tabel periodik
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
modern? Tuliskanlah mengenai istilah tersebut!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “kolom” tersebut, berapakah jumlah kolom yang
terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan kalian
tersebut!
Jawab:.......................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada “kolom” yang sama?
..................................................................................................................................................
Apakah
..................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
........
...................................................................................................................................................
Apakah terdapat istilah berbeda yang kalian temukan untuk “baris” dalam tabel periodik
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
modern? Tuliskanlah mengenai istilah tersebut!
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “baris” tersebut, berapakah jumlah baris yang
..................................................................................................................................................
terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan kalian
..................................................................................................................................................
tersebut!
..................................................................................................................................................
........
Jawab:......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Apakah terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur yang terletak pada “baris” yang sama?
.................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Pengolahan Data
...................................................................................................................................................
Apakah yang menjadi dasar pengelompokkan unsur pada tabel periodik modern?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “kolom” dalam tabel periodik, berapakah jumlah
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
kolom yang terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan
..................................................................................................................................................
kalian tersebut!
..................................................................................................................................................
Jawab:........................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
........
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Berdasarkan hasil pengamatan kalian pada “baris” dalam tabel periodik, berapakah jumlah
baris yang terdapat pada tabel periodik? Jelaskanlah secara rinci mengenai hasil pengamatan
kalian tersebut!
Jawab:........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Verifikasi
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah kalian lakukan, diskusikanlah
hal-hal berikut.
Tabel pengelompokkan unsur manakah yang kita gunakan sekarang?
Jawab:.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Mengapa sampai muncul dasar pengelompokkan unsur menurut beberapa ilmuan? Tidak bisakah
........................................................................................................................................................
hanya dengan satu dasar pengelompokkan saja? Jelaskan!
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Jawab:............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Apakah pentingnya kita mempelajari pengelompokkan unsur-unsur oleh para ilmuan ini?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................
Jawab:...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Dengan bahasa kalian sendiri, buatlah kesimpulan sementara mengenai perkembangan tabel
..............................................................................................................................
periodik!
Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Presentasikanlah hasil
diskusi kelompok
kalian!
1
PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK
Sejak awal tercatatnya sejarah, manusia telah mengenal 10 unsur yaitu karbon (C),
tembaga (Cu), besi (Fe), timbal (Pb), merkuri (Hg), perak (Ag), antimony (Sb), timbal (Pb),
dan timah (Sn). Pada pertengahan tahun 1700, kurang lebih 20 unsur telah dikenal. Pada masa
Revolusi Amerika tahun 1776 hanya ada 24 unsur yang baru dikenal. Semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan menyebabkan semakin banyaknya unsur yang ditemukan oleh ilmuan di
seluruh dunia. Kimiawan jaman dahulu meyakini bahwa terdapat hubungan diantara kesemua
unsur yang telah ditemukan pada jamannya masing-masing. Berbekal keingintahuan dan
keinginan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mereka melakukan percobaan dan
mengumpulkan data dengan tak henti-hentinya untuk mencari keterkaitan antara ke-semua
unsur tersebut. Mereka mulai pengelompokkan terhadap unsur-unsur yang telah ditemukan
pada masa-nya masing-masing. Adapun beberapa pengelompokkan unsur oleh kimiawan
dijelaskan sesuai urutan sejarah sebagai berikut.
Pada tahun 1789, Antoine Laurent Lavoisier seorang
kimiawan Perancis menerbitkan hasil kerjanya yang berjudul
“Traite Elementaire de Chimie”. Tulisan ini memuat beberapa hal
yang salah satunya merupakan tabel zat-zat sederhana. Lavoisier
mengelompokan 33 unsur kimia berdasarkan sifat kimianya.
Unsur-unsur dibagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah,
Antoine Laurent Lavoisier
logam dan non logam. Sumber: google image
1
Pengelompokkan unsur yang dilakukan oleh Lavoisier memiliki kekurangan dan kelebihan
sebagai berikut.
Li Ca P S Cl
Na Sr As Se Br
K Ba Sb Te I
Pengelompokkan unsur yang dilakukan oleh Dobereiner ini memiliki kekurangan dan
kelebihan, diantaranya sebagai berikut.
Kelebihan: adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip, dimana massa atom (Ar)
unsur yang kedua (tengah) merupakan rata-rata massa atom unsur pertama dan ketiga.
Kekurangan:
1) pengelompokkan unsur kurang efisien dengan adanya beberapa unsur lain yang tidak
termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok
triad tersebut.
2) Dobereiner hanya berhasil menerapkan prinsip triad untuk beberapa kelompok tiga
unsur.
2
2. Pengelompokkan Unsur menurut Newlands
Pada tahun 1865, John Alexander Reina Newlands seorang
kimiawan Inggris, mempublikasikan hasil pikirannya tentang
pengelompokkan unsur-unsur yang disebut dengan Hukum Oktaf.
Newlands menemukan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atomnya maka ditemukan kemiripan sifat unsur yang
berulang setiap delapan unsur, misalnya kemiripan sifat antara unsur John A.R Newlands
Sumber: google image
pertama dengan unsur kedelapan, unsur kedua dengan unsur kesembilan
dan seterusnya. Newlands membandingkan hasil temuannya dengan notes piano yang dibagi ke
dalam periode atau delapan oktaf oleh sebab itu Newlands menamakan temuannya dengan
Hukum Oktaf. Adapun tabel pengelompokkan unsur menurut Newlands adalah sebagai berikut.
Pengelompokkan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands ini memiliki kekurangan dan
kelebihan sebagai berikut.
Kelebihan : Newlands merupakan pelopor penempatan unsur-unsur dengan sifat yang
mirip dalam kolom (periode).
Kekurangan :
1) Dalam kenyataannya masih ditemukan beberapa oktaf yang berisi lebih dari tujuh unsur.
2) Hukum Oktaf Newlands hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Hukum Oktaf
Newlands tidak dapat digunakan untuk unsur-unsur setelah kalsium (Ca).
3) Jika pengelompokkan diteruskan dengan menggunakan hukum Oktaf ternyata
kemiripan sifatnya terlalu dipaksakan. Misalnya, Cr mempunyai sifat yang cukup
berbeda dengan Al maupun B.
3
3. Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleev seorang kimiawan Rusia,
mempublikasikan hasil kerjanya selama bertahun-tahun mengenai pengelompokkan unsur.
Tabel Pengelompokkan
Unsur pertama oleh
Mendeleev (1869)
sumber: http://www.meta-
synthesis.com
4
Pada awalnya tabel pengelompokkan Mendeleev tidak diterima dengan baik oleh para
ilmuan pada jaman tersebut namun hal ini cepat berubah dengan penemuan Germanium. Pada
tabel yang dikeluarkan tahun 1871 Mendeleev meramalkan adanya 3 unsur yang pada waktu
itu belum ditemukan beserta dengan massa atom serta sifat-sifatnya. Ketiga unsur ini, oleh
Mendeleev diberi nama “Eka-Boron, Eka-Aluminium, dan Eka-Silica”. Pada tahun 1875 Paul
Emile Lecoq berhasil menemukan unsur yang diberi nama Gallium. Unsur ini memiliki massa
atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Aluminium yang diprediksi oleh Mendeleev. Pada
tahun 1879, Lars Fredrick Nilson berhasil mengisolasi unsur yang diberi nama Scandium.
Unsur ini memiliki massa atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Boron yang diprediksi
oleh Mendeleev. Pada tahun 1886, Lars Fredrick Nilson berhasil mengisolasi unsur yang diberi
nama Germanium. Unsur ini memiliki massa atom dan sifat yang mirip dengan unsur Eka-Silica
yang diprediksi oleh Mendeleev.
Pada tahun 1892, William Ramsay seorang kimiawan Jerman berhasil menemukan 2
unsur sangat tidak reaktif yang diberi nama Argon dan Helium. Setelahnya Ramsay
menemukan 3 unsur lagi yang memiliki kemiripan sifat dengan kedua unsur yang telah
ditemukan sebelumnya. Dengan penemuan ini, maka harus dilakukan perubahan pada tabel
yang telah dibuat oleh Mendeleev. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya sifat unsur-unsur yang
telah ditemukan ini dengan sifat unsur pada Gruppe yang telah dikemukakan oleh Mendeleev.
Tabel berikut merupakan penggambaran tabel yang dibuat oleh Mendeleev pada tahun 1905,
tabel terakhir sebelum ia meninggal dunia pada tahun 1906.
Henry G. J. Moseley
Sumber: google image
Pada tahun 1913, Henry Gwynn Jeffreys Moseley seorang fisikawan Inggris berhasil
menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari
penembakan unsur oleh elektron berkekuatan tinggi. Dengan beberapa pengecualian Moseley
menemukan bahwa urutan kenaikan massa atom sama dengan urutan kenaikan nomor atom,
contohnya kalsium (Ca) adalah unsur ke-20 pada urutan kenaikan massa a tom dan mempunyai
nomor atom 20. Dengan penemuan konsep nomor atom ini, ketidaksesuaian yang mengganggu
pikiran para ilmuan pada susunan Tabel periodik Mendeelev menjadi masuk akal dan dapat
diterima. Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom menghasilkan pola-pola
sifat periodik yang jelas. Dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley inilah yang nantinya
digunakan dalam mengembangkan Tabel Periodik Modern hingga yang kita kenal saat ini.
6
PERKEMBANGAN
TA B E L P E R I O D I K
1. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Döbereiner
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
2. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Newlands
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
3. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Mendeleev
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
4. Peserta didik mampu menuliskan dasar pengelompokkan unsur menurut Moseley
melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
5. Peserta didik mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur pada Tabel
Periodik Modern melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
6. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Döbereiner melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
7. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Newlands melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
8. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Mendeleev melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
9. Peserta didik mampu menjelaskan kelebihan dan/atau kekurangan pengelompokkan
unsur menurut Moseley melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
10. Peserta didik mampu menjelaskan dasar pengelompokkan unsur dalam tabel
periodik modern melalui diskusi berbantuan LKS dengan benar.
Bagaimanakah
perkembangan
tabel periodik?
1829
Mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifatnya
Li Ca P S Cl
Na Sr As Se Br
K Ba Sb Te I
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Döbereiner
Li Ca P S Cl
Na Sr As Se Br
K Ba Sb Te I
1871
Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom
dan kemiripan sifatnya
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
1869
1869-
1905
Mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa
atom dan kemiripan sifatnya
Tabel Pengelompokkan Unsur menurut Mendeleev
1905
Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom
dan kemiripan sifatnya
Kelebihan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev adalah sebagai
berikut.
1) Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan memiliki sifat kimia
dan sifat fisik yang mirip dan berulang secara teratur.
2) Mendeelev lebih mengutamakan pengelompokkan berdasarkan
kemiripan sifat unsur dibandingkan kenaikan massa atom (dengan
asumsi terdapat ketidakakuratan pada data massa atom yang telah
diketahui).
Dmitri Ivanovich Mendeleev
3) Mendeleev mampu meramalkan sifat-sifat unsur yang belum
Mengelompokkan unsur- ditemukan, sehingga dalam tabel Mendeleev terdapat beberapa
unsur berdasarkan
kenaikan massa atom tempat kosong.
dan kemiripan sifatnya 4) Mendeleev mengoreksi beberapa nilai massa atom seperti berilium,
dari 13 menjadi 9 dan uranium, dari 120 menjadi 240.
5) Unsur-unsur gas mulia yang ditemukan kemudian dapat diletakan
dalam tabel susunan mendeleev tanpa mengubah susunan yang sudah
ada.
Kekurangan pengelompokkan unsur menurut Mendeleev sebagai
berikut:
1) Panjang baris tidak sama dan tidak dapat menjelaskan
mengapa demikian.
2) Ada unsur yang tidak disusun berdasarkan kenaikan massa
Dmitri Ivanovich Mendeleev atom. Contohnya Te (massa atom 128) diletakkan sebelum I
(massa atom 127).
Mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan 3) Tidak dapat menjelaskan anomali (penyimpangan) unsur
kenaikan massa atom hidrogen dibandingkan dengan unsur lainnya.
dan kemiripan sifatnya
1913
Menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi
sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur oleh elektron
berkekuatan tinggi.
Peserta didik dapat menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar
untuk setiap golongan dalam tabel periodik melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap kerjasama dan terampil dalam berdiskusi kelompok.
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
a. Materi prasayarat untuk pembelajaran perkembangan tabel periodik adalah
1) Hakikat ilmu kimia
2) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
b. Materi prasyarat untuk pembelajaran penentuan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi adalah
1) Nomor atom, nomor massa, lambang unsur
2) Pengertian golongan dan periode dalam tabel periodik modern
3) Konfigurasi elektron dan konfigurasi elektron valensi
4) Pengertian elektron valensi dan kulit valensi
2. Materi Inti
Penentuan Letak Suatu Unsur dalam Tabel Periodik berdasarkan Konfigurasi
Elektron Valensi
Fakta : Letak suatu unsur dalam tabel periodik (golongan dan periode).
Konsep :1) Letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan dengan
menentukan konfigurasi elektron valensi unsur tersebut. Jumlah
elektron valensi menggambarkan golongan letak unsur tersebut,
sedangkan nilai bilangan kuantum utama (n) terbesar/kulit valensi
menggambarkan periode letak unsur tersebut.
2) Setiap golongan memiliki pola konfigurasi elektron valensi yang khas.
Unsur yang terletak pada golongan utama memiliki pola konfigurasi
elektron valensi ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6, sedangkan unsur yang terletak
pada golongan transisi memiliki pola konfigurasi elektron valensi ns 1s/d2
(n-1)d1s/d6.
Prosedur: Penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan konfigurasi elektron dari unsur yang akan ditentukan
letaknya.
2) Menentukan konfigurasi elektron valensi.
3) Menentukan golongan dan periode dengan melihat pola konfigurasi
elektron valensi unsur tersebut.
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Sudarmo, U. (2013). Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga
Apersepsi:
- Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi pertemuan
hari ini.
P: “Apakah masih ada yang ingat mengenai cara
menentukan konfigurasi elektron? Informasi apakah yang
kita perlukan untuk menentukan konfigurasi elektron suatu
unsur? Apa manfaat kita mengetahui konfigurasi elektron
suatu unsur?”
Motivasi
- Peserta didik diberikan motivasi dengan menampilkan tabel
periodik modern.
P: “Bagaimanakah dasar pengelompokkan unsur pada tabel
periodik modern? Masihkah kalian ingat mengenai yang
dimaksud dengan golongan dan periode pada tabel periodik
modern? Bagaimanakah cara menentukan golongan dan
periode suatu unsur pada tabel periodik?”
Alokasi
Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Waktu
- Peserta didik menjawab pertanyaan arahan dari pendidik
mengenai hubungan antara letak unsur dengan konfigurasi
elektron valensi.
P: “Apakah yang dimaksud dengan elektron valensi? Apakah
unsur-unsur yang terletak pada golongan yang berbeda
memiliki pola konfigurasi elektron valensi yang sama?
Apakah terdapat kemiripan antara konfigurasi elektron
valensi unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan dan
satu periode?”
- Peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkaitan pola
konfigurasi elektron setiap golongan dalam tabel periodik
dan penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi.
- Peserta didik menuliskan hipotesis (jawaban sementara)
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah dituliskan.
Data collection (pengumpulan data)
- Peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menentukan konfigurasi elektron, konfigurasi elektron
valensi serta menentukan golongan dan periode unsur-unsur
yang diminta sesuai dengan letaknya pada tabel periodik.
- Peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk
menyelesaikan tiruan tabel periodik modern
- Peserta didik mengamati tabel periodik tiruan yang telah
dilengkapi untuk menganalisis hubungan antara letak unsur
dalam tabel periodik dengan konfigurasi elektron valensinya.
Data processing (pengolahan data)
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan
kemiripan dan perbedaan antara konfigurasi elektron valensi
dari unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan.
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan
kemiripan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-
unsur yang terletak dalam satu periode.
- Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan
pola konfigurasi elektron valensi dari setiap golongan dalam
tabel periodik.
Verification (pembuktian)
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk
menentukan letak unsur-unsur yang diberikan dalam tabel
periodik dengan menggunakan pola konfigurasi elektron
yang telah mereka rumuskan sebelumnya.
- Peserta didik membuat kesimpulan mengenai pola
konfigurasi elektron untuk setiap golongan dalam tabel
periodik dan cara menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi elektron valensi.
Tahapan Alokasi
Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Waktu
- Peserta didik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Peserta didik mengikuti diskusi kelas (memberikan
tanggapan terhadap presentasi yang telah dilakukan).
- Peserta didik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep
yang dilakukan oleh pendidik.
P: “Setiap golongan dalam tabel periodik mempunyai pola
konfigurasi elektron yang berbeda. Unsur yang terletak pada
golongan utama memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6, sedangkan unsur yang terletak pada
golongan transisi memiliki pola konfigurasi elektron valensi
ns1s/d2 (n-1)d1s/d6”
P: “Letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan
dengan menggunakan konfigurasi elektron valensi. Jumlah
elektron valensi menggambarkan golongan letak unsur
sedangkan nilai bilangan kuantum utama terbesar (n)/kulit
terluar menggambarkan periode letak suatu tersebut.”
- Peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan
Generalization (menyimpulkan)
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan
konsep-konsep yang telah dipelajari.
- Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk
mengungkapkan manfaat pembelajaran mengenai penentuan
letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi
elektron valensi.
Penutup - Peserta didik mengkuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan 5 menit
pendidik berupa pemberian tugas atau latihan individu terkait
materi penentuan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron valensi.
- Peserta didik diinformasikan mengenai materi pada
pembelajaran selanjutnya yaitu sifat keperiodikan unsur.
Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam
c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
KISI-KISI SOAL FORMATIF
Level
Indikator No Soal Jawaban Indikator Soal Skor
Kognitif
3.3.5 Menjelaskan pola 4 Jelaskanlah mengenai C2 Setiap golongan dalam tabel Pola konfigurasi 15 poin
konfigurasi pola konfigurasi elektron periodik mempunyai pola elektron valensi
elektron valensi valensi untuk setiap konfigurasi elektron yang berbeda golongan utama 5 poin
untuk setiap golongan pada tabel bergantung pada sub-kulit Pola konfigurasi
golongan dalam periodik! elektron valensinya. Unsur yang elektron valensi
tabel periodik terletak pada golongan utama golongan transisi 5 poin
memiliki pola konfigurasi Golongan 5 poin
elektron valensi ns , ns2 atau ns2
1
Periode
np1s/d6, sedangkan unsur yang
terletak pada golongan transisi
memiliki pola konfigurasi
1s/d2
Skor
elektron valensi ns (n-1)d1s/d6. total =
Jumlah elektron valensi 30
menunjukkan golongan letak
unsur sedangkan nilai bilangan
kuantum utama (n) terbesar/kulit
terluar menunjukkan periode letak
unsur.
4.3.1 Menentukan 5 Tentukanlah letak unsur- C3 a. 16S : [Ne] 3s2 3p4 Skor
golongan dan unsur berikut ini pada Konfigurasi Elektron Valensi: untuk 1
periode suatu tabel periodik! 3s2 3p4 soal:
unsur dalam tabel a. 16S Golongan : VIA Konfigurasi Elektron 5 poin
periodik b. 20Ca Periode : 3 Konfigurasi Elektron
berdasarkan c. 27Co Valensi 1 poin
konfigurasi d. 31Ga b.20Ca : [Ar] 4s2 Golongan
e. 47Ag Periode 2 poin
elektron Konfigurasi Elektron Valensi: 2 poin
valensinya 4s2 Total:
Golongan : IIA 10 poin
Periode : 4
ASPEK PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRESENTASI
Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan jelas,
2.
namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak singkat
dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik
Mengingat
KONFIGURASI ELEKTRON
Penentuannya dengan menggunakan nomor atom
Pada atom netral
nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
KONFIGURASI ELEKTRON
Penentuannya dengan menggunakan nomor atom
Pada atom netral
nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
Tentukanlah
1s2 2s1 1s2 2s2 2p1
Konfigurasi
Elektron dari [He] 2s1 [He] 2s2 2p1
Unsur-Unsur
berikut! 1s2 2s2 2p6 3s1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
[Ne] 3s1 [Ne] 3s2 3p1
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1
[Kr] 5s2 4d1
Stimulasi [He] 2s1 [Ne] 3s1 [He] 2s2 2p1 [Ne] 3s2 3p1
Perhatikanlah
letak unsur-
unsur tersebut
pada tabel
periodik!
Apa sajakah
yang kalian
dapat amati
mengenai letak
unsur-unsur
tersebut?
Apakah yang
dimaksud
dengan
elektron
valensi?
Buatlah
pertanyaan!
Buatlah
hipotesis
(jawaban
sementara)!
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Verifikasi
19K:[Ar] 4s1
Konfigurasi elektron valensi: 4s1
Golongan IA, Periode 4
Tabel periodik modern terdiri atas 7 periode (periode 1-7) dan 18 golongan (golongan 1-
18). Urutan nomor periode dimulai dari baris yang paling atas dan urutan nomor golongan
dimulai dari kolom yang paling kiri. Penomoran golongan lain yang dikenal adalah dengan
menggunakan angka romawi dan huruf. Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama,
sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan transisi dimulai dari golongan IA
hingga VIIIA. Sedangkan golongan transisi dimulai dari golongan IB hingga VIIIB atau pada
golongan 3 sampai golongan 12.
Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi
dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Semua unsur-unsur transisi dalam termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB dan unsur-unsur aktinida
pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik
adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.
Sistem periodik modern dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan kenaikan nomor atom
(periode) dan berdasarkan kemiripan sifat (golongan) berikut penjelasannya:
A. Golongan
Golongan ditempatkan pada lajur vertikal dalam sistem periodik modern. Penentuan
golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu
golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Beberapa golongan diberi nama khusus, yaitu :
1) Golongan IA ( kecuali H ) disebut golongan alkali;
2) Golongan IIA disebut golongan alkali tanah;
3) Golongan VIIA disebut golongan halogen;
4) Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia;
5) Golongan IIIA, IV, VA, dan VIA disebut sesuai dengan unsur yang terdapat dalam
golongan tersebut, yaitu :
Golongan IIIA disebut golongan boron aluminium;
Golongan IVA disebut golongan karbon-silikon;
Golongan VA disebut golongan nitrogen-fosforus;
Golongan VIA disebut golongan oksigen-belerang;
6) Golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan golongan transisi
B. Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode
suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan
konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran elektron dalam kulit-kulit
atomnya. Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
periode ke-1 : terdiri atas 2 unsur;
periode ke-2 : terdiri atas 8 unsur;
periode ke-3 : terdiri atas 8 unsur;
periode ke-4 : terdiri atas 18 unsur;
periode ke-5 : terdiri atas 18 unsur;
periode ke-6 : terdiri atas 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau
periode 5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida; dan
periode ke-7 : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini
terdapat deret aktinida.
Penentuan letak suatu unsur dalam tabel periodik dapat dilakukan dengan menggunakan
konfigurasi elektron valensi unsur tersebut. Jumlah elektron valensi menggambarkan golongan
letak unsur sedangkan nilai bilangan kuantum utama (n) terbesar/kulit terluar menggambarkan
periode letak unsur. Setiap golongan dalam tabel periodik memiliki pola konfigurasi elektron
valensi yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat sub-kulit elektron valensi dari
unsur-unsur yang terdapat dalam satu golongan. Pola konfigurasi elektron valensi unsur-unsur
dalam satu golongan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Unsur-unsur yang terletak pada golongan utama (A) memiliki konfigurasi elektron
valensi ns1, ns2 atau ns2 np1s/d6.
2. Unsur-unsur yang terletak pada golongan transisi (B) memiliki konfigurasi elektron
terakhir ns1s/d2 (n-1)d1s/d10.
Secara lebih rinci, pola konfigurasi elektron valensi pada tabel periodik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Pola Konfigurasi Elektron Valensi
Konfigurasi
Golongan Periode Contoh
Elektron Valensi
ns1 IA n 3Li : [He] 2s1
ns2 IIA n 4Be : [He] 2s
2
ns2 np3 VA n 2
15P : [Ne] 3s 3p
3
ns2 (n-1)d3 VB n 2
23V : [Ar] 4s 3d
3
ns1 (n-1)d10 IB n 1
47Ag : [Kr] 5s 4d
10
Amatilah konfigurasi elektron valensi unsur-unsur di atas kemudian amatilah letak unsur-
unsur tersebut dalam tabel periodik!
Identifikasi Masalah
Secara individu, tuliskanlah hal-hal yang kalian dapatkan dari pengamatan letak unsur-unsur
tersebut dalam tabel periodik! Terletak di golongan dan periode manakah unsur-unsur
tersebut?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….………………………………………………………………………………………….
….
1.
Pengumpulan Data
Bersama dengan kelompokmu, tentukanlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut,
kemudian amatilah tabel periodik untuk menentukan letak unsur tersebut pada tabel
periodik!
Konfigurasi
Nama Lambang Nomor Konfigurasi
Elektron Golongan Periode
Unsur Unsur Atom Elektron
Valensi
Litium Li 3
Berilium Be 4
Boron B 5
Karbon C 6
Nitrogen N 7
Oksigen O 8 [He] 2s2 2p4
Flor F 9
Neon Ne 10 [He] 2s2 2p6
Natrium Na 11
Magnesium Mg 12 [Ne] 3s2
Aluminium Al 13
Silikon Si 14
Fosfor P 15 [Ne] 3s2 3p3
Belerang S 16
Klor Cl 17
Argon Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Konfigurasi
Nama Lambang Nomor Konfigurasi
Elektron Golongan Periode
Unsur Unsur Atom Elektron
Valensi
Skandium Sc 21
Titanium Ti 22 [Ar] 4s2 3d2
Vanadium V 23
Krom Cr 24
Mangan Mn 25 [Ar] 4s2 3d5
Besi Fe 26
Kobalt Co 27 [Ar] 4s2 3d7
Nikel Ni 28
Tembaga Cu 29 [Ar] 4s1 3d10
Seng Zn 30
Yttrium Y 39
Zirkonium Zr 40
Niobium Nb 41 [Kr] 5s2 4d3
Molibdenum Mo 42
Technetium Tc 43
Ruthenium Ru 44 [Kr] 5s2 4d6
Rhodium Rh 45
Paladium Pd 46 [Kr] 5s2 4d8
Perak Ag 47
Kadmium Cd 48 [Kr] 5s2 4d10
Amatilah tabel periodik unsur kemudian lengkapilah tiruan tabel periodik di bawah ini dengan nomor golongan, nomor periode, serta konfigurasi
elektron valensi dari masing-masing unsur yang telah kalian tentukan pada langkah sebelumnya!
Golongan
IA IIA IIB IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
4 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2
3d1 3d2 3d3 3d5 3d5 3d6 3d7 3d8 3d10 3d10
5 5s2 5s2 5s2 5s1 5s2 5s2 5s2 5s2 5s1 5s2
4d1 4d2 4d3 4d5 4d5 4d6 4d7 4d8 4d10 4d10
Pengolahan Data
Amatilah tiruan tabel periodik yang kalian telah lengkapi kemudian diskusikanlah hal-hal
berikut!
Apakah kalian menemukan kesamaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
yang terletak dalam satu golongan? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
disertai dengan contoh unsur-unsur beserta nomor golongannya!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Apakah kalian menemukan perbedaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
………………………………………………………………………………………….….
yang terletak dalam satu golongan? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….…
……………………………………………………………………………………….….……
…………………………………………………………………………………….….………
Apakah kalian menemukan kesamaan antara konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur
………………………………………………………………………………….….…………
yang terletak pada satu periode? Jika ya, coba jelaskanlah mengenai kemiripan tersebut
……………………………………………………………………………….….……………
disertai dengan contoh unsur-unsur beserta nomor periodenya!
…………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Unsur dalam golongan dan periode memiliki pola yang khas.
………………………………………………………………………………………….….
Perhatikan kembali konfigurasi elektron valensi dari unsur-unsur yang telah kalian tuliskan
pada tahap pengumpulan data! Coba tentukanlah pola konfigurasi elektron valensi untuk
masing-masing golongan dalam tabel periodik!
Jawaban yang diharapkan dari siswa:
Letak Unsur dalam Letak Unsur dalam
Pola Konfigurasi Pola Konfigurasi
Tabel Periodik Tabel Periodik
Elektron Valensi Elektron Valensi
Golongan Periode Golongan Periode
IA IIIB
IIA IVB
IIIA VB
IVA VIB
VA VIIB
VIA
VIIA VIIIB
VIIIA
IB
IIB
Verifikasi (Pembuktian)
Dengan menggunakan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron yang telah kalian
tuliskan pada tabel di tahap pengolahan data, tentukanlah golongan dan periode dari unsur-
unsur berikut!
a.
Jawab:……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
……….….………………………………………………………………………………
b. ………….….……………………………………………………………………………
Jawab:……………………………………………………………………………………
…………….….
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
……….….………………………………………………………………………………
c.
………….….……………………………………………………………………………
Jawab:……………………………………………………………………………………
…………….….
……………………………………………………………………………………………
.….………………………………………………………………………………………
….….……………………………………………………………………………………
…….….…………………………………………………………………………………
Amatilah letak unsur-unsur di atas pada tabel periodik!
……….….………………………………………………………………………………
………….….……………………………………………………………………………
Apakah…………….….
letak unsur (golongan dan periode) yang kalian peroleh dengan menggunakan pola
konfigurasi elektron sama dengan letak unsur tersebut pada tabel periodik?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan periode jika dikaitkan
………………………………………………………………………………………….….
dengan konfigurasi elektron!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan golongan jika
………………………………………………………………………………………….….
dikaitkan dengan konfigurasi elektron!
………………………………………………………………………………………….….
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
………………………………………………………………………………………….….
Dengan bahasa kalian sendiri, buatlah kesimpulan mengenai hubungan antara konfigurasi
elektron valensi dengan letak unsur dalam tabel periodik dan pola konfigurasi elektron untuk
setiap golongan dalam tabel periodik!
Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...….
….…………………………………………………………………………………...…
……….….……………………………………………………………………………..
…………….….……………………………………………………………………..…
………………….….………………………………………………………………..…
……………………….….…………………………………………………………..…
…………………………….………………………………………………………...…
…..
Presentasikanlah
hasil diskusi
kelompok kalian!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat.melalui diskusi berbantuan LKS untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan proses sains.
C. Materi Pembelajaran
a. Materi prasyarat :
Konfigurasi elektron
b. Materi pokok
Fakta :
Gas mulia tidak adalah unsur yang stabil di alam serta tidak bereaksi dengan
unsur lain. Gas mulia banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya helium (He) yang dimanfaatkan sebagai pengisi balon udara, neon
(Ne) digunakan sebagai lampu neon, dan sebagainya.
Atom-atom unsur selain gas mulia sulit ditemukan dalam keadaan unsur
bebasnya, lebih banyak ditemukan dalam keadaan senyawanya. Contoh: logam
natrium (Na) bersifat reaktif dan tidak stabil sehingga penyimpanannya harus di
dalam minyak tanah.
Lelehan dan larutan suatu senyawa ion dapat menghantarkan listrik
Konsep :
Kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan
Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai konfigurasi elektron
yang stabil (sama seperti konfigurasi elektron gas mulia). Hal tersebut dapat
dilakukan dengan berikatan dengan unsur lain. Pada saat berikatan, suatu atom
dapat melepaskan elektron, menerima elektron atau pemakaian bersama
pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom sehingga mencapai
konfigurasi yang sama dengan gas mulia. Unsur-unsur yang terdapat dalam satu
golongan memiliki elektron valensi yang sama, sehingga unsur-unsur tersebut
memiliki cara yang sama untuk mencapai kestabilan.
Adapun konfigurasi elektron gas mulia adalah sebagai berikut:
2He : 2 elektron valensi 2
10Ne : 2 8 elektron valensi 8
18Ar : 2 8 8 elektron valensi 8
36Kr : 2 8 18 8 elektron valensi 8
54Xe : 2 8 18 18 8 elektron valensi 8
86Rn : 2 8 18 32 18 8 elektron valensi 8
Dari konfigurasi elektron gas mulia di atas dapat kita lihat bahwa keistimewaan
unsur gas mulia adalah mempunyai delapan elektron valensi (oktet), kecuali
Helium mempunyai 2 elektron valensi (duplet). Hal itu telah diteliti pada tahun
1916 oleh Walter Kossel dan Gilbert N. Lewis yang menghasilkan konsep ikatan
kimia. Menurut Lewis dan Kossel, unsur-unsur gas mulia sangat sulit
membentuk senyawa kimia karena konfigurasi elektronnya merupakan
konfigurasi elektron yang stabil. Sebaliknya, unsur-unsur yang memiliki
konfigurasi elektron yang tidak stabil, relatif mudah membentuk senyawa kimia.
Hal tersebut disebabkan oleh konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut belum
mencapai oktet atau duplet sehingga cenderung berinteraksi dengan unsur lain
melalui serah terima atau pemakaian bersama pasangan elektron untuk
membentuk konfigurasi elektron yang stabil.
Na + Cl Na + Cl -
Persamaan rekasi:
Na (s) Na+ + 1e
Cl (g) + 1e Cl-
Na (s) + Cl (g) NaCl (s)
Ion positif
Ion positif terbentuk ketika suatu atom melepaskan elektron. Atom yang
cenderung mudah melepaskan elektron adalah atom-atom yang terletak pada
golongan IA (kecuali H) dan golongan IIA.
Contoh:
23
11𝑁𝑎 , mempunyai konfigurasi elektron adalah: 2 8 1, sedangkan elektron
valensinya adalah 1. Jadi, Na melepaskan 1 elektron valensi.
23
11𝑁𝑎 → 23 +
11𝑁𝑎 + e : dengan jumlah proton 11, neutron 12, dan
jumlah elektron 10.
Ion negatif
Ion negatif terbentuk ketika suatu atom menerima elektron. Atom-atom yang
mudah menerima elektron terletak pada golongan VIIA dengan VIA karena
atom-atom golongan VIIA dan VIA mempunyai afinitas elektron besar.
Contoh:
35
17𝐶𝑙 , mempunyai konfigurasi elektron adalah: 2 8 7, sedangkan elektron
valensinya adalah 7. Jadi Cl menerima 1 elektron valensi.
35
17𝐶𝑙 + e → 35
17𝐶𝑙
-
: dengan jumlah proton 17, neutron 18 dan jumlah
elektron 18.
Sifat-Sifat Senyawa Ion
1. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
2. Kristalnya keras tapi rapuh
3. Mudah larut dalam air
4. Dalam larutan atau lelehanya dapat menghantarkan arus listrik
Prosedural :
Langkah-langkah penentuan simbol Lewis suatu atom:
1. Merumuskan konfigurasi elektron dari nomor atom yang diketahui.
2. Menentukan elektron valensi.
3. Menggambarkan simbol Lewis atom dari elektron valensinya.
Langkah-langkah proses proses pembentukan dan meramalkan senyawa ion:
1. Merumuskan konfigurasi elektron dari nomor atom yang diketahui.
2. Menentukan elektron valensi.
3. Menggambarkan simbol Lewis atom dari elektron valensinya.
4. Menentukan atom yang melepaskan elektron membentuk ion positif dan atom
yang menerima elektron membentuk ion negatif.
5. Meramalkan rumus senyawa ion yang terbentuk.
D. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
b. Pendekatan : Scientific
c. Metode : Diskusi dan presentasi
Mengumpulkan Siswa mengumpulkan data konfigurasi elektron atom-atom gas mulia 3.5.1 10 menit
data Siswa menentukan elektron valensi gas mulia
Siswa menggambarkan simbol Lewis atom-atom gas mulia
Siswa menentukan kestabilan atom-atom unsur gas mulia berdasarkan simbol Lewisnya 3.5.2
dengan mengisi data-data dalam tabel pada LKS
Siswa mengumpulkan data konfigurasi elektron unsur Na dan Cl
Siswa menentukan elektron valensi unsur Na dan Cl
Siswa menggambarkan simbol Lewis atom Na dan Cl dengan mengisi data-data dalam
table pada LKS.
Mengolah data Siswa menganalisis pola konfigurasi unsur gas mulia terhadap kestabilan gas mulia 3.5.3 70 menit
berdasarkan aturan octet dan duplet
Siswa menganalisis pola konfigurasi elektron unsur gas mulia dengan simbol Lewisnya
Siswa menganalisis pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl
Siswa membandingkan pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl dengan pola konfigurasi
elektron unsur gas mulia
Siswa menganalisis kecenderungan unsur Na dan Cl untuk mencapai kestabilan seperti
unsur gas mulia dengan cara melepaskan elektron (membentuk kation) dan menangkap
elektron (membentuk anion).
Siswa menuliskan konfigurasi ion Na+ dan Cl-
Siswa menentukan kestabilan ion Na+ dan Cl- dengan cara membandingkan konfigurasi dan 3.5.4
elektron valensi ion-ion dengan unsur gas mulia
Siswa menggambarkan proses pembentukan ikatan ion Na+ dan Cl- menghasilkan senyawa
NaCl menggunakan simbol Lewis
Na + Cl Na + Cl -
Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
Siswa menggambarkan proses pembentukan ikatan ion Na+ dan Cl- dan meramalkan rumus 3.5.5
senyawa ion yang terbentuk menggunakan persamaan reaksi dengan menentukan atom- 4.5.2
atom yang melepaskan dan menerima elektron
Na Na+ + e-
Cl + e Cl-
-
Langkah Ketercapaian
Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Waktu
Inkuiri Pembelajaran
Menyimpulkan Siswa meramalkan rumus senyawa yang terbentuk dari 20Ca dengan 17Cl berdasarkan 3.5.4 15 menit
proses ikatan antara kation dan anion untuk membentuk senyawa ion CaCl 2
Salah satu perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
membandingkan dengan hasil diskusi kelompok lain. 4.5.4
Siswa dari kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi dan bertanya pada kelompok 4.5.5
penyaji
Siswa membuat kesimpulan terkait dengan materi ikatan ion
Siswa membuat kesimpulan terkait dengan sifat-sifat senyawa ion.
Konsep yang telah dipelajari oleh siswa dipertegas kembali oleh guru dan memberikan
informasi yang benar serta terus memberikan motivasi agar siswa dapat memahami konsep
dengan baik
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang menyebabkan gas mulia stabil. Hal ini
bisa dijawab oleh Lewis. Lewis mengemukakan bahwa pada dasarnya sifat unsur
ditentukan oleh susunan elektron dalam atom. Gas mulia memiliki konfigurasi elektron
yang memenuhi aturan oktet dan duplet Lewis, yaitu memiliki elektron valensi 8 dan 2.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah Bagaimanakah cara atom-atom dari unsur
selain gas mulia mencapai kestabilannya? Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas
mulia dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron
bersama.
A. Kecenderungan Unsur untuk Mencapai Kestabilan
Kossel dan Lewis mengemukakan bahwa atom-atom unsur bereaksi dengan
atom unsur lain untuk mencapai kestabilan elektron seperti gas mulia (memenuhi
aturan oktet atau duplet). Untuk mencapai kestabilan atom mungkin akan
membentuk ikatan dengan atom dari unsur lain. Pembentukan ikatan kimia dapat
terjadi karena adanya perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Atom yang
melepas elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron
membentuk ion negatif. Ikatan antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion.
Pembentukan ikatan kimia juga dapat terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron. Ikatan kimia yang terjadi disebut ikatan kovalen.
Untuk mencapai kestabilan atom mungkin akan menggabungkan, melepas
atau berbagi elektron, proses ini secara umum digambarkan dengan simbol Lewis.
Atom dari suatu unsur dituliskan dengan lambang unsurnya kemudian elektron-
elektron di kulit terluar digambarkan dengan titik di sekeliling atom tersebut.
Contoh :
Gol Gol Gol
Gol IA Gol IIA Gol VA Gol VIIA Gol VIIIA
IIIA IVA VIA
Periode
2
Li Be B C N O F Ne
Periode
3
Na Mg Al Si P S Cl Ar
B. Ikatan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepaskan atau mengikat elektron.
Hal ini dipengaruhi oleh energi ionisasi dan afinitas dari atom tersebut. Energi
ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat
paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas. Semakin besar energi
ionisasi maka semakin sukar elektron lepas dari atom. Sebaliknya, semakin kecil
energi ionisasi maka semakin mudah elektron terlepas dari atom. Tidak semua atom
unsur mudah melepaskan elektron tetapi ada sebagian atom-atom unsur yang
cenderung lebih mudah menarik elektron. Afinitas elektron adalah besarnya energi
yang dihasilkan atau dilepaskan apabila satu atom menarik sebuah elektron. Afinitas
elektron dapat digunakan sebagai ukuran kemudahan suatu atom menangkap
elektron. Semakin besar energi yang dilepaskan (semakin negatif) maka semakin
besar kecenderungan atom tersebut menarik elektron dan menjadi ion negatif.
Atom-atom yang energi ionisasinya rendah akan melepaskan elektron
sedangkan atom-atom yang afinitas elektronnya tinggi akan mengikat elektron.
Atom-atom yang memiliki energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur
golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan
untuk melepaskan elektronnya. Hal ini disebabkan karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluarnya tidak terlalu kuat sehingga untuk melepaskan elektron
terluarnya memerlukan energi yang kecil (energi ionisasi kecil).
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion
positif dengan ion negatif. Contoh pembentukan ikatan ion pada senyawa NaCl:
Atom natrium mempunyai nomor atom 11 dengan konfigurasi elektron:
11Na :281
Atom klorin mempunyai nomor atom 17 dengan konfigurasi elektron:
17Cl :287
Untuk mencapai kestabilan, atom natrium melepaskan sebuah elektron, sehingga
mempunyai konfigurasi elektron gas mulia Ne.
Na(g) Na+(g) + e-
(2 8 1) (2 8)
Atom Cl akan mengikat sebuah elektron yang dilepaskan oleh atom Na, sehingga
akan mempunyai konfigurasi elektron sesuai dengan gas mulia Ar.
Cl(g) + 1e- Cl-(g)
(2 8 7) (2 8 8)
Terjadi tarik-menarik antara sebuah ion Na+ dengan sebuah ion Cl- membentuk
membentuk gabungan ion NaCl.
Na+(g) + Cl-(g) NaCl(s)
Na + Cl Na + Cl -
IKATAN ION
Hari/Tanggal :
Kelas : ___
Kelompok :
Nama Anggota :
1. _________________________________
2. _________________________________
3. _________________________________
4. _________________________________
5. _________________________________
6. _________________________________
A. Stimulasi (menampilkan video pembentukan NaCl)
Berbeda dengan unsur gas mulia. Unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe dan
Rn) adalah unsur yang stabil di alam sehingga unsur gas mulia cenderung tidak
bereaksi dengan unsur lain.
B. Mengidentifikasi
Masalah
Buatlah rumusan masalah yang ingin kalian ketahui berdasarkan tampilan fenomena pada
video dan stimulasi yang diberikan!
C. Mengumpulkan
Data
2He
10Ne
18Ar
36Kr
54Xe
86Rn
He : Kr :
Ne: Xe:
Ar : Rn :
11Na
17Cl
Na : Cl :
D. Pengolahan
Data
1. Gunakanlah data pada tabel nomor 1(pengumpulan data) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut!
a. Bagaimanakah pola Konfigurasi elektron yang dimiliki oleh unsur-unsur gas
mulia? Apakah ada perbedaan atau persamaan?
Apabila susunan elektron yang dimiliki unsur-unsur gas mulia adalah susunan
elektron atom stabil karena telah memenuhi aturan oktet (elektron valensi 8) dan
duplet (elektron valensi 2), simpulkan bagaimana ciri-ciri susunan elektron atom
stabil!
Atom yang stabil dengan aturan duplet hanya atom Hidrogen dan Helium
b. Apakah ada kesamaan pola konfigurasi elektron gas mulia dan simbol Lewis?
2. Gunakanlah data pada tabel nomor 2 (pengumpulan data) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut!
a. Bagaimana pola konfigurasi elektron unsur Na dan Cl? Apakah kedua unsur
tersebut memiliki elektron valensi yang sama dengan gas mulia?
b. Bagaimanakah kecenderungan atom Na untuk mencapai kestabilannya (memiliki
konfigurasi yang sama dengan atom gas mulia), manakah yang lebih mudah bagi
Na, apakah melepas atau menerima elektron?
Berapakah jumlah elektron yang harus dilepas atau diterima untuk mencapai
kestabilan?
Berapakah jumlah elektron yang harus dilepas atau diterima untuk mencapai
stabil?
-
17Cl
3. Gambarkanlah proses pembentukan ikatan ion antara Na+ dan Cl- dengan simbol
Lewisnya, serta tuliskan persamaan reaksinya dengan menentukan atom-atom yang
melepaskan dan menerima elektron!
Persamaan reaksi:
5. Tersusun atas ion apa sajakah senyawa NaCl? Mengapa senyawa NaCl tidak lagi
bereaksi lagi ketika dilarutkan dalam air?
6. Lengkapilah tabel dibawah ini untuk berdasarkan kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilan!
Melepas /
Elektron Konfigurasi Lambang
Atom Susunan Elektron menerima
valensi elektron baru ion
elektron
11Na 1s2 2s2 2p6 3s1 1 Melepas 1 e 1s2 2s2 2p6 Na+
12Mg Mg2+
13Al Al3+
15P N3-
16S O2-
17Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 7 Menerima 1 e 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Cl-
1. Simaklah tayangan video tentang sifat daya hantar listrik senyawa NaCl dan jawablah
pertanyaan berikut.
b. Mengapa larutan dan lelehan NaCl dapat menghantarkan arus listrik sedangkan
padatannya tidak?
2. Perhatikan video yang ditampilkan ketika suatu kristal senyawa ion dilarutkan dalam
air
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, mengapa NaCl dapat larut dalam air?
4. Berikut hasil pengamatan pada percobaan titik didih dan titik lebur Garam dapur (a) dan
gula (b)
-.
F. Menyimpulkan
Suatu atom unsur akan mencapai kestabilan seperti gas mulia jika
memenuhi aturan dan
Untuk mencapai kestabilan atom unsur yang tidak stabil membentuk ikatan
dengan atom unsur lainnya, salah satunya adalah ikatan ion. Berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa ikatan ion adalah…
.
IKATAN ION
APERSEPI
1. Bagaimana konfigurasi elektron
unsur 10Ne?
REAKSI Na DENGAN Cl
Garam Natrium
klorida (NaCl)
MERUMUSKAN PERTANYAAN
A. Tujuan Pembelajaran
Pesertadidik dapat menganalisis hubungan struktur dan sifat senyawa hidrokarbon
(sifat fisika, sifat kimia, dan isomer) berdasarkan kekhasan atom karbon dan
penggolongan senyawanya (alkana, alkena, dan alkuna) melalui diskusi berbantuan LKP
untuk mengembangkan sikap aktif dan ingin tahu dan keterampilan merancang,
melakukan, dan menyimpulkan suatu percobaan, keterampilan berkomunikasi, serta
keterampilan menggambar.
1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
3.1.11 Menganalisis hubungan
struktur dan sifat senyawa
alkena dan alkuna.
3.1.12 Menganalisis reaksi-reaksi
yang terjadi pada alkana,
alkena, dan alkuna.
4.1 Membuat model visual 4.1.1 Terampil merancang,
berbagai struktur molekul melakukan, dan
hidrokarbon yang memiliki mengkomunikasikan hasil
rumus molekul yang sama. percobaan identifikasi unsur
C dan H dalam senyawa
hidrokarbon.
4.1.2 Terampil
mengkomunikasikan hasil
diskusi mengenai tata nama
dan sifat senyawa
hidrokarbon alkana, alkena,
dan alkuna.
4.1.3 Terampil menggambar isomer
suatu senyawa hidrokarbon
(alkana, alkena, alkuna).
2
C. Materi Pembelajaran
Pertemuan 2 (Tata Nama Senyawa Alkana, Alkena, Alkuna)
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Kekhasan atom karbon
b. Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner
2. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.4 Menentukan Senyawa hidrokarbon merupakan Aturan tata nama senyawa - Langkah-langkah
nama senyawa senyawa yang hanya mengandung alkana, alkena, dan alkuna menentukan nama
alkana. unsur C dan H. Di dunia ini banyak menurut IUPAC senyawa alkana,
3.1.5 Menentukan sekali senyawa hidrokarbon, salah Rumus umum senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
nama senyawa satunya adalah minyak bumi. alkena, dan alkuna.
alkena. Minyak bumi jika di destilasi akan
3.1.6 Menentukan menghasilkan fraksi-fraksi minyak
nama senyawa bumi, dari mulai C1 sampai C>70.
alkuna. setiap fraksi memiliki nama
tersendiri.
3
Pertemuan 3 (Isomer Hidrokarbon – Alkana, Alkena, Alkuna)
3. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adala
a. Ikatan Kimia
b. Kekhasan atom karbon
c. Tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna)
4. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.7 Membedakan Terdapat senyawa yang Isomer adalah a. Isomer rantai terjadi Langkah-Langkah
isomer rangka, memiliki rumus molekul senyawa-senyawa pada senyawa-senyawa Membuat Isomer
isomer posisi, dan sama tetapi rumus struktur berbeda yang yang memiliki rumus
isomer fungsional. berbeda contohnya adalah memiliki rumus molekul sama, namun
3.1.8 Menentukan n-butana dan 2-metil- molekul sama. berbeda bentuk rantai
isomer optik suatu propana yang memiliki Jenis-jenis isomer: karbonnya lurus atau
senyawa rumus molekul C4H10. 1. Isomer Struktur bercabang
hidrokarbon. 2. Isomeri ruang b. Isomer posisi terjadi
3.1.9 Membedakan pada senyawa-senyawa
isomer geometri cis yang memiliki rumus
dan trans. molekul sama, namun
berbeda letak atau
posisi gugus fungsi atau
substituennya.
c. Isomer gugus
fungsional terjadi pada
senyawa dengan rumus
molekul sama, namun
4
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
berbeda gugus
fungsinya.
d. Isomeri geometri
(dalam konteks bidang
dua-dimensi)
e. Isomeri optik (dalam
konteks ruang tiga-
dimensi).
5
Pertemuan 4 (Sifat Senyawa Hidrokarbon – Alkana, Alkena, Alkuna)
5. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adala
a. Ikatan Kimia
b. Gaya Antar Molekul
c. Kekhasan atom karbon
d. Tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna)
6. Materi Inti
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.10 Menerapkan Alkana merupakan senyawa Titik didih suatu senyawa Titik didih senyawa alkana -
struktur senyawa kovalen yang mempunyai menggambarkan besarnya dipengaruhi oleh dua faktor,
alkana dalam beberapa sifat fisik. Seperti energi yang dibutuhkan untuk yaitu massa molekul relatif
kecenderungan yang telah kita ketahui, sifat mengatasi gaya tarik menarik (Mr) dan struktur rangka
titik didihnya. fisik merupakan sifat yang antar molekul. Semakin besar dari suatu senyawa.
3.1.11 Menganalisis data dapat diukur dan diamati tanpa gaya tarik menarik tersebut,
kecenderungan mengubah komposisi suatu zat. maka semakin besar energi
titik didih Adapun sifat fisik alkana yang yang diperlukan. Dengan
senyawa alkana. akan dibahas yaitu titik didih. demikian, titik didihnya
semakin tinggi.
3.1.12 Menganalisis Senyawa alkana, alkena, dan 1. Reaksi Alkana : Reaksi substitusi
hubungan alkuna dapat mengalami reaksi Subtitusi (halogenasi) merupakan reaksi
struktur dan sifat kimia. Pembakaran penggantian.
senyawa alkena Pirolisis Reaksi pembakaran
dan alkuna. 2. Reaksi Alkena/Alkuna : alkana dengan bantuan
gas oksigen, jika
6
Indikator Aspek Materi Pembelajaran
Pengetahuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.1.13 Menganalisis Reaksi adisi (halogenasi, sempurna akan
reaksi-reaksi hidrogenasi, menghasilkan gas karbon
yang terjadi pada hidrohalogenasi, dioksida dan uap air.
alkana, alkena, hidrasi). Reaksi adisi merupakan
dan alkuna reaksi
pengurangan/penjenuhan
yang hanya terjadi pada
alkena dan alkuna.
7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
Model : Discovery learning
dengan sintaks
Stimulus
Identifikasi Masalah
Hipotesis
Mengumpulkan Data
Memproses Data
Verifikasi
Simpulan
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi
Pertemuan 3 dan 4
Model : inquiry terbimbing
dengan syntax (langkah-langkah):
mengamati
merumuskan masalah
menyusun hipotesis
mengumpulkan data
menyimpulkan
Pendekatan : saintifik
Metode : tanya jawab dan diskusi
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Pesertadidik
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Watoni, A. H., Kurniawati, D., & Juniastri, M. (2017). Kimia untuk Siswa SMA/MA Kelas
XI. Bandung: Yrama Widya.
8
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.
Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai materi tata
nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
P: Anak-anak, masih ingat mengenai senyawa hidrokarbon?Ada
berapa unsur pembentuk hidrokarbon?
PD: Masih Bu.. ada 2, unsur C dan unsur H.
Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi dengan menampilkan gambar contoh
kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari.
- Pesertadidik diberi informasi mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai tata nama senyawa
alkana, alkena, dan alkuna.
2. Inti - Pesertadidik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 70 menit
dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6 orang.
- Pesertadidik diberikan LKP untuk selanjutnya didiskusikan bersama
dengan kelompoknya.
Stimulus - Peserta didik mengamati beberapa struktur rangka senyawa alkana,
alkena, dan alkuna beserta nama-namanya.
9
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Identifikasi - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur
masalah alkana, alkena, alkuna yang telah dilihatnya.
Diharapkan peserta didik bertanya:
1. Bagaimana menentukan nama alkana?
2. Bagaimana menentukan nama alkena?
3. Bagaimana menentukan nama alkuna?
Mengumpulkan - Peserta didik diarahkan untuk mempelajari kartu informasi tentang tata
nama senyawa yang telah dilampirkan dalam LKPD.
data
P : “Baiklah, setelah kita mengetahui hipotesisnya, mari kita
mengumpulkan data dengan mempelajari kartu informasi
tentang tata nama senyawa yang telah dilampirkan dalam LKPD
lembar terakhir sehingga kita memperoleh suatu
kesimpulannya”.
Memproses data - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk 3.1.4
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai
tata nama alkana. 3.1.5
- Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai 3.1.6
tata nama alkena.
- Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP mengenai
tata nama alkuna.
10
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Verifikasi - Peserta didik memverifikasi pengetahuan yang telah dimilikinya
mengenai penamaan alkana, alkana dan alkuna dengan memberikan
nama senyawa dari suatu struktur molekul alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik membuat model visual struktur molekul berdasarkan
nama senyawa yang telah diberikan di dalam LKP bagian nomor 2 pada
LKPD dengan mengunakan molymod.
- Peserta didik mengomunikasikan model visual yang telah dibuatnya
kepada teman sekelasnya.
Menyimpulkan - Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan dengan menjawab
pertanyaan yang telah dituliskan pada awal pembelajaran dalam LKP
dan didukung oleh data-data yang ditemukan pada saat mengumpulkan
data.
3. Penutup Konfirmasi
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep mengenai tata
nama alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan manfaat dari
pembelajaran mengenai tata nama alkana, alkena, dan alkuna.
Evaluasi
- Pesertadidik diberikan pertanyaan mengenai tata nama alkana, alkena,
15 menit
dan alkuna oleh pendidik.
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan pendidik
berupa pemberian tugas mengenai tata nama alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Isomer.
Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam
11
Pertemuan 2 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.
Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai
materi pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai alkana,
alkena, dan alkuna.
Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi oleh pendidik dengan menanyakan
pertanyaan mengenai struktur senyawa hidrokarbon.
P: “Apakah kalian tau cairan apa yang terdapat dalam pematik
api gas? Pada umumnya pematik api berisi gas n-butana
dan 2-metil-propana yang diberikan tekanan hingga
berbentuk cair. Jika dilihat dari strukturnya apakah n-
butana dan 2-metil-propana itu senyawa yang sama?”
12
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
2. Inti - Pesertadidik dibagi ke dalam kelompok-kelompok secara 70 menit
heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-6
orang.
- Pesertadidik diberikan LKP untuk selanjutnya didiskusikan
bersama dengan kelompoknya.
Mengamati - Peserta didik membaca artikel yang telah diberikan dalam LKP.
- Peserta didik mengamati 2 struktur senyawa alkana yaitu n-
butana dan 2-metilpropana kemudian membaca keterangan yang
tertera dalam LKP.
Merumusakan - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah keisomeran alkana, alkena, dan alkuna.
Diharapkan peserta didik bertanya:
- Mengapa n-butana dan 2-metilpropana disebut sebagai isomer
struktur (rangka)?
- Bagaimana menentukan isomer rangka, posisi, dan geometri
dari senyawa hidrokarbon (alkana,alkena, dan alkuna)?
13
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Pesertadidik secara aktif bekerja sama dalam kelompoknya untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
isomer pada alkuna (isomer struktur-isomer rangka dan isomer
posisi) yang terdapat dalam LKP.
Menyimpulkan - Pesertadidik membuat kesimpulan mengenai pembelajan yang
telah dilakukan.
- Pesertadidik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Pesertadidik mengikuti diskusi kelas (memberikan tanggapan
terhadap presentasi yang telah dilakukan).
3. Penutup Konfirmasi 15 menit
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep
mengenai keisomeran pada alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan
manfaat dari pembelajaran keisomeran pada alkana, alkena, dan
alkuna.
Evaluasi
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan
pendidik berupa pemberian tugas atau latihan individu mengenai
keisomeran.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai sifat senyawa alkana,
alkena, dan alkuna.
Etika Penutup
Peserta didik berdoa dan menjawab salam
14
Pertemuan 3 (2 JP)
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
1. Pendahuluan Etika Pembuka: 5 menit
- Pesertadidik menjawab salam dari pendidik.
- Pesertadidik menunjukkan kehadirannya.
- Pesertadidik berdoa sebelum memulai pembelajaran.
Apersepsi:
- Pesertadidik menjawab pertanyaan dari pendidik mengenai materi pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai alkana, alkena, dan alkuna.
P: “Anak-anak, apakah masih ada yang ingat, apakah yang dimaksud
dengan isomer? Siapa yang bisa menggambarkan bentuk isomer
dari 2-butena?
Motivasi
- Pesertadidik diberi motivasi oleh pendidik dengan menampilkan
gambar kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan
dalam slide PPT.
15
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
P: “Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sering dimanfaatkan
adalah minyak tanah. Nyala api pada minyak tanah berwarna merah,
sedangkan pada gas elpiji berwarna biru. Jika dibandingkan proses
memasak dengan menggunakan minyak tanah dan gas elpiji, wajan yang
digunakan memasak dengan minyak tanah bagian bawahnya terlihat
hitam, sedangkan dengan menggunakan gas elpiji tidak terlihat hitam.
Apakah yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?
Merumusakan - Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sifat
masalah senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
Diharapkan peserta didik bertanya:
1. Mengapa titik didih semakin bertambah dengan bertambahnya
massa molekul relatif?
2. Mengapa titik didih berbeda-beda untuk senyawa dengan rumus
molekul yang sama?
3. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa
alkana?
4. Bagaimanakah reaksi-rekasi yang dapat terjadi pada senyawa
alkena?
5. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa
alkuna?
Menyusun hipotesis - Pesertadidik bersama dengan kelompoknya berdiskusi untuk membuat
jawaban sementara dari pertanyaan yang telah diajukan di bagian
menanya (tanpa melihat sumber belajar).
Mengumpulkan data - Peserta didik diarahkan untuk menguji hipotesis dengan cara
mengumpulkan data yang dibantu dengan LKP.
- Peserta didik diingatkan kembali mengenai gaya antar molekul yang
dapat mempengaruhi sifat fisik suatu senyawa dengan cara tanya jawab
bersama pendidik dan mengerjakan LKP bagian mengumpulkan data
no.1.
16
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
- Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LKP
(bagian mengumpulkan data no. 2) dengan berdiskusi bersama teman
sekelompok dan dibimbing oleh pendidik.
- Peserta didik menganalisis data titik didih yang ada pada tabel bagian
mengamati untuk mengetahui hubungan titik didih dengan massa
molekul relatif dan menjawab LKP bagian mengumpulkan data no. 3-5.
- Peserta didik diminta untuk menggambarkan beberapa struktur dari
senyawa alkana yang ada pada tabel dalam LKP bagian mengamati
dengan cara menjawab LKP bagian mengumpulkan data no. 6.
- Peserta didik membandingkan beberapa senyawa alkana yang telah
digambar strukturnya pada LKP dihubungkan dengan gaya antar
molekul dan data titik didihnya dengan cara menjawab LKP bagian
mengumpulkan data no. 7-9.
- Pesertadidik bekerjasama dalam kelompok untuk mencari informasi
yang relevan dan membaca literatur tentang reaksi-reaksi yang terjadi
pada alkana, alkena, dan alkuna untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKP.
Menyimpulkan - Pesertadidik membuat kesimpulan mengenai pembelajan yang telah
dilakukan.
- Pesertadidik dari masing-masing kelompok (perwakilan)
menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
- Pesertadidik mengikuti diskusi kelas (memberikan tanggapan terhadap
presentasi yang telah dilakukan).
3. Penutup Konfirmasi 15 menit
- Pesertadidik menyimak penjelasan dan pelurusan konsep mengenai
sifat alkana, alkena, dan alkuna.
- Pesertadidik dibimbing oleh pendidik untuk menemukan manfaat dari
pembelajaran mengenai sifat alkana, alkena, dan alkuna.
17
Tahapan Langkah-Langkah Kategori Alokasi
No Kegiatan Pesertadidik
Kegiatan Model Indikator Waktu
Evaluasi
- Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilakukan pendidik
berupa pemberian tugas atau latihan individu mengenai sifat senyawa
alkana, alkena, dan alkuna.
- Peserta didik diberi infomasi mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai pembentukan minyak bumi.
Etika Penutup
Peserta didik berdoa dan menjawab salam
18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Soal Uraian dan
Pengetahuan Tes Tes Tertulis
Soal Objektif
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan Non Tes Observasi
Berkomunikasi
19
LAMPIRAN 1
PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
KISI-KISI POST TES
Pertemuan 2
Indikatorn Level
Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kompetensi Kognitif
3.4 Menentukan C3 Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 2,3-dimetilheptana 10
nama alkana b. 2,4-dimetil-5-propildekana 10
c. 2,5,5-trimetil-4-isopropilheptana 10
a.
b.
c.
3.5 Menentukan C3 Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 3-etil-2,6,6-trimetil -3-oktena 10
nama alkena b. 4-etil-2-heptena 10
c. 4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena 10
a.
b.
20
Indikatorn Level
Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Kompetensi Kognitif
c.
3.6 Menentukan Tentukan nama dari senyawa-senyawa berikut ini. a. 4-etil-2-heptuna 10
nama alkuna b. 2,2-dimetil-3-heptuna 10
c. 3-etil-4-metil-1-pentuna 10
a.
b.
c.
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟+10
NA = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
21
Pertemuan 3
Level
Indikator Kompetensi Soal Jawaban Skor
Kognitif
3.1.7 Membedakan isomer C3 1. Struktur di bawah ini yang bukan merupakan pasangan isomer adalah…. D 1
rantai dan isomer CH3
posisi. H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3
CH3
H3C C CH3
CH3
H3C C CH3
22
C3 H3C CH CH CH2 A 1
3. H3C dan H3C CH2 CH2 CH CH2
Senyawa di atas memiliki isomer….
A. Isomer rantai
B. Isomer posisi
C. Isomer geometri
D. Isomer gugus fungsi
E. Isomer ruang
C3 4. Senyawa yang bukan merupakan isomer gugus fungsi dari 1-heptuna E 1
adalah….
A. 2,4-heptadiena
B. Sikloheptena
C. 3-heptuna
D. 3-metil-1-sikloheksena
E. 3-metil-2-sikloheptana
C3 5. Struktur di bawah ini yang merupakan pasangan isomer dari C5H12 adalah…. A 1
CH3
H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3
23
CH3
H3C C CH3
H3C H H CH3
C C C C
CH3 CH3
C. H dan H
H H H CH3
C C C C
H C2 H5 CH3
D. dan H
H3C H H5C2 H
C C C C
H CH3 H H
E. dan
24
3.1.11 Menganalisis reaksi- C3 9. Gas-gas CH4, C2H2, C2H4, dan C2H6 dialirkan ke dalam air brom secara B 1
reaksi yang terjadi terpisah. Pasangan gas yang dapat menghilangkan warna air brom adalah….
pada alkana. A. CH4 dan C2H2
3.1.12 Menganalisis reaksi- B. C2H2 dan C2H4
reaksi yang terjadi C. C2H4 dan C2H6
pada alkana, alkena, D. C2H6 dan C2H4
dan alkuna. E. C2H2 dan C2H6
C3 10. Pernyataan yang tepat untuk kedua alkena berikut ini: D 1
CH3—CH2—CH=CH2 dan
CH3—CH2=CH—CH2 adalah….
A. Keduanya mempunyai isomer geometri.
B. Keduanya dapat berpolimerisasi.
C. Keduanya bereaksi dengan brom untuk membentuk 1,4-dibromobutana.
D. keduanya bereaksi dengan hydrogen membentuk butana.
E. Keduanya bereaksi dengan KMnO4 dalam suasana alkali membentuk diol.
Pertemuan 4
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
3.1.9 Menerapkan C3 Tentukan kecenderungan 1. Menggambarkan struktur a. CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2- 5
struktur titik didih untuk keempat dengan tepat. Menuliskan CH2-CH3
senyawa alkana senyawa berikut: kecenderungan titik didih b. CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2- 5
dalam a. n-oktana CH2-CH2-CH3
kecenderungan b. n-nonana 2. Menentukan kecenderungan titik
titik didihnya. c. 2,3-dimetil heksana didih 5
d. 2,3-dimetil heptana c.
3. Menjelaskan pengaruh Massa 5
molekul relatif (Mr) terhadap d.
gaya antar molekul dan titik 10
didih
25
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
26
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
molekulnya menjadi lemah.
Sedangkan untuk alkana rantai
lurus, interaksi antar molekulnya
semakin rapat sehingga gaya antar
molekulnya semakin kuat. Jadi
dapat dikatakan bahwa, untuk
senyawa-senyawa alkana dengan
nilai Mr yang sama, senyawa
dengan rantai bercabang memiliki
titik didih yang lebih rendah
dibandingkan senyawa dengan
rantai lurus .
3.1.10 Menganalisis C4 Diketahui Massa molekul 1. Menjelaskan pengaruh Massa Semakin besar jumlah massa 20
data relatif (Mr) dan titik didih molekul relatif (Mr) terhadap molekul relatif, maka akan
kecenderunga dari molekul alkana gaya antar molekul dan titik semakin tinggi titik didihnya. Hal
n titik didih sebagai berikut. didih ini disebabkan karena dengan
senyawa Mr C4H10 = 58, Td = -0,5 bertambahnya ukuran maka
o
alkana. C bertambah pula jumlah awan
Mr C5H12 = 72, Td = 36 oC elektron sehingga gaya antar
o
Mr C6H14 = 86, Td = 69 C molekul tersebut akan semakin
Berdasarkan data kuat dan mengakibatkan semakin
tersebut, mengapa titik besar energi yang dibutuhkan untuk
didih butana (C4H10) lebih mengatasi gaya tersebut. Dengan
rendah daripada titik demikian, titik didih semakin tinggi.
didih pentana (C5H12) dan
heksana (C6H14)?
27
Level
Indikator Kompetensi Butir Soal Rubrik Kunci Skor
Kognitif
3.1.9 Menerapkan Diketahui data titik didih 1. Menggambarkan struktur n- n-heptana 15
struktur untuk beberapa senyawa heptana dan 3-metil heksana CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
senyawa alkana sebagai berikut: 3-metil heksana
alkana dalam Td n- heptana = 98,42 oC
kecenderungan Td 3-metil heksana = 92 2. Menjelaskan pengaruh struktur
o
titik didihnya. C terhadap gaya antar molekul dan
Mengapa titik didih n- titik didih 15
heptana lebih besar Walaupun keduanya memiliki Mr
dibandingkan dengan titik yang sama, n-heptana memiliki
didih 3-metil heksana? struktur rangka rantai lurus
sedangkan 3-metil heksana rantai
bercabang, sehingga titik didih n-
heptana lebih besar dibandingkan
dengan 3-metil heksana. Hal ini
dikarenakan alkana rantai bercabang
tersusun lebih renggang
dibandingkan alkana rantai lurus.
Akibatnya, interaksi antar
molekul alkana rantai bercabang
akan berkurang atau gaya antar
molekulnya menjadi lemah.
Sedangkan untuk alkana rantai
lurus, interaksi antar molekulnya
semakin rapat sehingga gaya
antar molekulnya semakin kuat.
Teknik penskoran
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
NA = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
28
LAMPIRAN 2
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Hidrokarbon
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN
Skor Kriteria
ASPEK PENILAIAN
Skor Kriteria
30
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN
Skor Kriteria
31
LAMPIRAN 2
JURNAL
No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
32
LAMPIRAN 3
33
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V VI
Kelancaran presentasi dan menarik perhatian peserta
4 = lancar dan menarik
1. 3 = lancar namun kurang menarik
2 = tidak lancar
1 = tidak mau tampil
Penggunaan bahasa
4 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan
jelas, serta mudah dimengerti
3 = menggunakan bahasa yang baik, singkat dan
2.
jelas, namun kurang mudah dimengerti
2 = menggunakan bahasa yang baik namun tidak
singkat dan jelas dan kurang mudah dimengerti
1 = kurang menggunakan bahasa yang baik
34
LEMBAR KERJA Peserta didik
ISOMER SENYAWA HIDROKARON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA)
Mari Mengamati
n-butana 2-metilpropana
1
Untuk menguji kebenaran jawaban sementara yang telah kamu tuliskan,
jawablah pertanyaan dibawah ini dan cari informasi tambahan dari kajian
literatur (bahan ajar dan buku paket).
Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur n-butana dan 2-metilpropana dibawah!
n-butana
2-metilpropana
3. n-butana dan 2-metilpropana termasuk isomer struktur (rangka). Jelaskan dengan menggunakan
kalimatmu sendiri apa yang dimaksud dengan isomer struktur (rangka)!
Isomer rangka adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi susanan atom
C yang terikat dalam molekulnya berbeda.
2
B. Isomer pada Alkena
I. Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur senyawa golongan alkena dibawah ini!
3. Berdasarkan persamaa dan perbedaan dari senyawa a dan b, kedua senyawa tersebut termasuk
isomer rangka
5. Berdasarkan persamaan dan berbedaan senyawa a dan c, kedua senyawa tersebut merupakan
isomer struktur (posisi). Jelaskan dengan kalimatmu sendiri apa yang dimaksud dengan isomer
struktur (posisi)!
Isomer posisi merupakan senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi ikatan (gugus
fungsi) dalam molekulnya berbeda.
II. Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar geometri 2-butena dibawah ini!
Cis-2-butena trans-2-butena
3
Berdasarkan hasil pengamatan geometri molekul di atas,
2. Bagaimana urutan penggabungan atom-atom dalam molekul (rumus struktur) dari cis-2-butena
dan trans-2-butena? Apakah sama atau berbeda? Jelaskan!
Urutan penggabungan atom-atom dalam molekul cis-2-butena dan trans-2-butena sama
rumus struk
3. Pada cis-2-butena dan trans-2-butena, atom karbon yang berikatan rangkap mengikat dua gugus
yang berbeda yaitu gugus metil (-CH3) dan gugus hidrogen (-H)
4. Bagaimana penataan atom-atom yang terikat pada atom karbon yang berikatan rangkap dalam
ruangnya?
Penataan atom-atom yang terikat pada atom karbon yang berikatan rangkap dalam ruangnya
berbeda.
6. Isomer geometri (cis-trans) terjadi pada senyawa hidrokarbon golongan alkena yang memiliki
atom karbon yang berikatan rangkap dan mengikat dua gugus yang berbeda
Identifikasi hal-hal yang dapat kalian amati dari gambar struktur senyawa golongan alkuna dibawah ini!
a. b. c.CH C CH CH3
CH3
Nama: 1-pentuna Nama: 2-pentuna
Nama: 3-metil-1-butuna
1. Dari ketiga senyawa golongan alkuna diatas, manakah yang termasuk isomer struktur (rangka)?
1-pentuna dan 3-metil-1-butuna
2. Dari ketiga senyawa golongan alkuna diatas, manakah yang termasuk isomer struktur (posisi)?
1-pentuna dan 2-pentuna
4
Berdasarkan analisis data diatas, kesimpulan yang diperoleh yaitu
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama. Isomer yang terjadi
pada alkana adalah isomer rangka. Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer rangka,
isomer posisi, dan isomer geometri. sedangkan pada alkuna terjadi isomer rangka dan
posisi.
Isomer rangka adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi urutan
Isomer posisi yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus
fungsinya berbeda.
Isomer geometri yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul dan urutan penataan
atom-atom dalam molekulnya sama tetpai penataan atom-atom dalam ruangnya berbeda.
5
Lembar Kerja Sifat Alkana
Tabel 1.1 Titik didih senyawa alkana rantai lurus Tabel 1.2 Titik didih senyawa alkana rantai
cabang
Buatlah rumusan masalah (dalam bentuk pertanyaan) yang ingin kalian ketahui berdasarkan tabel 1.1
yang telah di amati.
1
Lembar Kerja Sifat Alkana
Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah kalian buat.
Mari kita kumpulkan data untuk membuktikan hipotesis yang telah di buat!
Titik didih menggambarkan besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya antar
molekul. Semakin besar gaya tarik menarik tersebut, maka semakin besar energi yang
diperlukan. Dengan demikian, titik didihnya semakin tinggi.
2. Tentukan massa molekul relatif (Mr) untuk senyawa-senyawa berikut ini jika diketahui massa
atom relatif H = 1 dan C = 12.
2
Lembar Kerja Sifat Alkana
4. Bagaimana hubungan Massa Molekul relatif (Mr) dengan gaya antar molekul?
Semakin besar massa molekul relatif, maka gaya antar molekul yang terjadi semakin kuat.
5. Bagaimana hubungan energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya antar molekul serta
pengaruhnya terhadap titik didih.
Semakin kuat gaya antar molekul, maka energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut
semakin besar, sehingga titik didihnya semakin tinggi.
n-pentana 36,1
2,2-dimetil 9,5
propana
n-hexana 68,7
7. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
pentana dengan n-heksana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap titik didih.
Struktur rangka senyawa n-pentana dan n-heksana adalah lurus, sehingga gaya antar molekul
nya kuat, namun jumlah C pada pentana lebih sedikit dibandingkan pada heksana.
Bertambahnya jumlah C sejalan dengan bertambahnya Mr juga bertambah pula jumlah
elektron yang dimiliki senyawa, sehingga menyebabkan senyawa tersebut semakin mudah
membentuk dipol sesaat dan dipol terinduksi. Akibatnya, gaya gaya antar molekul yang
terbentuk semakin kuat dan titik didihnya akan semakin tinggi.
3
Lembar Kerja Sifat Alkana
8. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
pentana, 2-metil butana, dan 2,2-dimetil propana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap
titik didih.
Molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami dipol sesaat atau lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan dengan
struktur bercabang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai
bidang yang lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur bercabang.
Semakin luas bidang awan elektron, artinya semakin sedikit cabang maka gaya antar molekul
akan semakin kuat sehingga titik didih n-pentana>2-metil butana>2,2-dimetil propana
9. Berdasarkan gambar struktur yang telah dibuat, bandingkan gaya antar molekul pada senyawa n-
heksana, 2-metil pentana, dan 2,2-dimetil butana dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap
titik didih.
Molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami dipol sesaat atau lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan dengan
struktur bercabang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur lurus dan panjang mempunyai
bidang yang lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur bercabang.
Semakin luas permukaan bidang awan elektron, artinya semakin sedikit cabang maka gaya antar
molekul akan semakin kuat sehingga titik didih n-heksana>2-metil pentana>2,2-dimetil butana
Titik didih dipengaruhi oleh dua hal, yaitu massa molekul relatif dan struktur
rangka senyawa.
Semakin tinggi massa molekul suatu senyawa, gaya antar molekul akan
semakin kuat sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut
semakin besar. Hal ini menyebabkan titik didih akan semakin tinggi.
Semakin banyak cabang dalam struktur rangka suatu senyawa, gaya antar
molekul akan semakin lemah, sehingga energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya tersebut semakin kecil. Hal ini menyebabkan titik didih akan
semakin rendah.
4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
1
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
REAKSI-REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
1-butena 1,2-diklorobutana H2C CH CH2 CH3 +Cl 2 1 molekul Cl2 Adisi dengan halogen
Cl (halogenasi)
H2C HC CH2 CH3
Cl
2
1-butena 2-bromobutana H2C CH CH2 CH3 + HBr 1 molekul Br2 Adisi dengan asam
Br halida
H2C HC CH2 CH3 (hidrohalogenasi)
H
1-butena (dalam 2-butanol H+
1 molekul Air Adisi dengan air
suasana asam) H2C CH CH2 CH3 + H2O (Hidrasi)
OH
H2C HC CH2 CH3
H
Alkuna
1-butuna dan n-butana HC C CH2 CH3 + 2 H2 2 molekul H2 Adisi dengan hidrogen
katalis Pt H3C CH2 CH2 CH3 (hidrogenasi)
OH
3
Berdasarkan data yang dikumpulkan di atas, jawablah pertanyaan berikut!
Jika alkana bereaksi dengan oksigen berlebih, reaksi yang terjadi adalah
pembakaran sempurna, produk yang dihasilkan adalah CO2 dan H2O.
3. Reaksi apakah yang terjadi jika alkana, alkena, dan alkuna direaksikan dengan halogen?
Reaksi substitusi
4. Apakah yang dimaksud dengan reaksi substitusi?
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian suatu gugus atom atau molekul
dengan gugus atom atau molekul yang lain.
5. Alkana dapat disintesis dari alkena dan alkuna, reaksi apakah yang dapat dilakukan?
Reaksi hidrogenasi, reaksi adisi dengan hidrogen.
6. Untuk mengubah ikatan rangkap pada alkena dan alkuna dapat dilakukan dengan reaksi
adisi. Berdasarkan data di atas pereaksi-pereaksi apakah yang dapat digunakan?
Hidrogen, halogen, asam halida, air
Kesimpulan
7. Secara umum reaksi yang terjadi pada alkana adalah Reaksi Pembakaran dan Reaksi
Substitusi
8. Secara umum reaksi yang terjadi pada alkena dan alkuna adalah Reaksi Adisi oleh air,
halogen, asam halida.
4
BAHAN AJAR
TATA NAMA
ALKANA, ALKENA, DAN
ALKUNA
ALKANA
Alkana pertama kali dikenal dengan nama latinnya yaitu paraffin. Hal ini
disebabkan karena alkana terpisah dari reaksi pembakaran dan tidak reaktif.
Alkana ditemukan pada minyak mentah dan gas alam yang digunakan
secara luas sebagai bahan bakar. Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon
alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal
sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom
hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada.
Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n=1) adalah metana (CH4),
yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-
tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dari
rawa, metana dikenal juga sebagai gas rawa. Empat anggota pertama dari
alkana, yang semuanya adalah gas pada suhu 25°C, ditunjukkan pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Empat Anggota Pertama Alkana
No Nama Rumus Molekul Rumus Struktur
1 Metana CH4
2 Etana C2H6
3 Propana C3H8
4 Butana C4H10
1
Nama alkana yang lain diturunkan dari nama Latin yang menunjukkan
jumlah atom karbon penyusun senyawa tersebut, dan diberikan akhiran –
ana. Dengan demikian, nama senyawa-senyawa golongan alkana, mulai
dari jumlah atom C lima secara berturut-turut adalah pentana, heksana,
heptana, oktana, nonana, dekana, undekana, dan seterusnya. Nama dan
struktur senyawa alkana dapat dilihat pada Tabel 1.2.
2
TATA NAMA SENYAWA ALKANA
3
Propana (CH3- CH3-CH2-CH2- propil
CH2-CH2-H) isopropil
CH3-CH2-CH2-CH2- butil
sekunder butil
isobutil
Butana (CH3-
CH2-CH2-CH2-
H)
tersier butil
Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, atom C yang
mengikat alkil yang sama diberi nomor berulang dan jumlah alkil
yang sama ditunjukkan dengan awalan Yunani berupa di, tri, tetra
dan seterusnya.
d. Untuk penomoran rantai karbon yang mengandung banyak
cabang:
Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai maka atom C
dengan jumlah cabang terbanyak harus mendapatkan nomor
terkecil.
4
e. Tuliskan namanya sebagai satu kata. Gunakan tanda hubung (-)
untuk memisahkan nomor dan huruf serta koma (,) untuk
memisahkan nomor.
Contoh :
3-etil-4,7-dimetil-nonana
Alkena dan alkuna secara fisik memiliki sifat hampir sama dengan alkana
yang memiliki jumlah atom karbon sama, namun sifat kimianya jauh
berbeda. Perbedaan sifat tersebut disebabkan oleh adanya ikatan C=C pada
alkena dan ikatan CC pada alkuna. Alkena sering disebut olefin karena
ditemukan pada minyak-minyak nabati. Ikatan rangkap dua dan tiga
masing-masing merupakan gugus fungsional pada alkena dan alkuna,
sehingga menentukan sifat kimia senyawanya. Rumus umum senyawa
tersebut adalah CnH2n untuk alkena, dan CnH2n-2 untuk alkuna. Anggota
pertama kedua golongan senyawa tersebut terdiri dari dua atom karbon,
masing-masing dikenal sebagai gas etena (etilena) dan gas etuna (asetilena).
Gas asetilena dalam kehidupan sehari-hari dikenal pula sebagai gas karbit.
Alkena dan alkuna bersifat reaktif karena memiliki gugus fungsional.
Rumus struktur kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut.
5
TATA NAMA SENYAWA ALKENA DAN ALKUNA
Contoh:
H2C=CH2 etena
CH3CH=CH2 propena
HCCH etuna
HCCCH3 propuna
Untuk alkena dan alkuna yang lebih kompleks dipakai aturan sebagai
berikut.
1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap dua untuk alkena) /tiga (untuk alkuna) dan paling
banyak mengandung cabang.
2. Pemberian nomor dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap dua (untuk alkena) /tiga (untuk alkuna) dan cabang.
3. Nama substituen diurutkan secara alfabetis.
6
4. Nama diawali dengan nomor cabang, isi dengan garis penghub ung
(-) diikuti dengan nomor dimana ikatan rangkap dua itu terikat dan
diakhiri dengan nama induk.
No. cabang – nama cabang – nomor ikatan rangkap – nama rantai utama
Contoh :
3-metil-1-butene 4-metil-2-pentene
1-butuna 2-butuna
3-metil-1-butuna
7
DAFTAR PUSTAKA
8
BAHAN
AJAR
ISOMER DAN REAKSI SENYAWA
HIDROKARBON
SMA/MA Kelas XI
1
ISOMER SENYAWA HIDROKARBON
Di antara senyawa-senyawa organik yang telah diketahui di alam ini, ternyata banyak
ditemukan senyawa-senyawa berbeda yang mempunyai rumus molekul sama. Sebagai contoh
senyawa n-butana (CH3CH2CH2CH3) dan 2-metilpropana (CH3CH(CH3)CH3), kedua senyawa
berbeda tersebut memiliki rumus molekul yang sama, yaitu C4H10. Butana merupakan
komponen utama elpiji, bahan bakar kendaraan roda dua, dan bahan baku pembuatan karet
sintetis. Pada umumnya pematik api gas diisi dengan n-butana dan 2-metil-propana. Butana
memiliki titik didih 0,5oC sedangkan 2-metilpropana memiliki titik didih -10,2oC. Butana
adalah isomer dari 2-metilpropana, dengan kata lain butana dan 2-metilpropana adalah
senyawa-senyawa yang berisomer.
Pengertian Isomer
Isomer adalah gejala atau peristiwa terdapatnya beberapa senyawa berbeda yang
mempunyai rumus molekul sama. Senyawa-senyawa yang berisomer dikatakan merupakan
isomer satu sama lain. Fenomena terdapatnya senyawa yang berbeda tetapi memiliki rumus
molekul yang sama yaitu n-butana dan 2-metil-propana merupakan gejala isomer.
Isomer adalah suatu senyawa dari beberapa senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi mempunyai sifat berbeda akibat perbedaan susunan atom-atomnya. Dengan kata
lain, isomer adalah suatu senyawa dari beberapa senyawa berbeda yang mempunyai
rumus molekul sama. Kata isomer berasal dari kata Latin isomeres yang berarti mempunyai
bagian yang sama. Isomeres sendiri merupakan gabungan dari kata iso yang artinya sama, dan
meros yang artinya adalah bagian.
Perhatikan dua senyawa berikut:
1
Kedua senyawa tersebut jelas merupakan senyawa yang berbeda, hal tersebut diketahui
dari struktur dan sifat kedua senyawa yang berbeda. Senyawa 1-butena merupakan senyawa
dengan rantai karbon terbuka dan mempunyai gugus fungsi berupa ikatan rangkap dua,
sedangkan siklobutana merupakan senyawa dengan rantai karbon tertutup atau siklis dan tidak
mempunyai ikatan rangkap dua. Senyawa 1-butena berwujud gas pada suhu kamar, karena
mempunyai titik didih- 5oC, sedangkan siklobutana berwujud gas, atau dapat berupa cairan
pada daerah bersuhu rendah (yaitu yang mempunyai suhu kamar kurang dari 13 oC). Senyawa
1-butena mempunyai rumus molekul C4H8, dan siklobutana juga mempunyai rumus molekul
sama, C4H8. Karena kedua senyawa merupakan senyawa berbeda tetapi mempunyai rumus
molekul sama, maka 1-butena dan siklobutana berisomer.
Struktur 2-butena adalah CH3CH=CHCH3. Senyawa ini berbeda dengan 1-butena
karena letak ikatan rangkap duanya berbeda, dan berbeda dengan siklobutana karena rantai
karbonnya terbuka, sedangkan siklobutana tertutup. Akan tetapi, 2-butena mempunyai rumus
molekul yang sama dengan 1-butena atau siklobutana, yaitu C4H8. Dengan demikian 2-butena
adalah isomer dari 1- butena dan siklobutana.
Bila diperhatikan lebih lanjut, ternyata terdapat dua jenis 2-butena, yaitu :
Cis-2-butena dan trans-2-butena berbeda dalam susunan gugus atau atom yang terikat
pada karbon ikatan rangkap, pada cis-2-butena gugus-gugus metil terikat pada sisi ikatan
rangkap yang sama, sedangkan pada trans-2-butena gugus-gugus metil terikat pada sisi ikatan
rangkap yang bersebrangan. Perbedaan struktur keduanya menyebabkan sifat keduanya juga
berbeda, salah satunya dapat ditunjukkan dari titik didih cis-2-butena dan trans-2-butena yang
berbeda. Dengan demikian, cis-2- butena dan trans 2-butena merupakan isomer satu sama lain.
Jenis-Jenis Isomer
Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktur dan stereoisomer. Isomer struktur
terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun berbeda ikatan
antar atom-atomnya., sedangkan stereoisomer adalah isomer dengan perbedaan terletak pada
cara penataan atom-atom dalam ruang, tetapi urutan penggabungan atom-atomnya tidak
berbeda.
Terdapat tiga jenis isomer struktur, yaitu isomer rantai, fungsional dan posisi.
1) Isomer rantai adalah gejala terdapatnya beberapa senyawa yang berumus molekul sama,
tetapi mempunyai rantai karbon berbeda.
2) Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun berbeda letak atau posisi gugus fungsi atau substituennya.
3) Isomer gugus fungsional adalah senyawa dengan rumus molekul sama, namun
berbeda gugus fungsinya.
Isomer ruang dibedakan menjadi dua, yaitu isomer geometri (dalam konteks bidang dua-
dimensi) dan isomer optik (dalam konteks ruang tiga-dimensi).
cis-2-butena trans-2-butena
2) Isomer Optik
Isomer optik adalah gejala isomer yang terjadi akibat perbedaan arah bidang putar
cahaya terpolarisasi.
Khiralitas
Suatu objek yang tidak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan kiral
R-3-metilheksana S-3-metilheksana
REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
ALKANA
Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan
senyawa organik lain yang memiliki gugus fungsional. Oleh karena kurang reaktif, alkana
sering disebut parafin (berasal dari bahasa Latin: parum affinis, yang artinya "afinitas kecil
sekali"). Atas dasar itu, alkana umumnya bereaksi pada suhu tinggi.
1. Reaksi Substitusi
Pada reaksi subsitusi terjadi pergantian atau pertukaran suatu atom/gugus atom oleh atom
atau gugus lain. Reaksi substitusi pada alkana umumnya subtitusi oleh halogen yang dikenal
dengan istilah halogenasi. Alkana dapat bereaksi dengan halogen melalui reaksi substitusi
radikal bebas, dengan katalis sinar ultraviolet atau dipanaskan. Reaktivitas halogen untuk
menggantikan atom H dalam alkana adalah: F > Cl > Br > I.
Reaksi di atas terus berlangsung sampai semua atom H digantikan oleh Cl. Pada
kenyataannya, campuran produk CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4 dapat diperoleh
tergantung pada rasio awal klor dan metana.
2. Reaksi pembakaran
Pembakaran merupakan reaksi oksidasi suatu zat dengan oksigen yang berlangsung cepat
disertai dengan pembebasan kalor dan cahaya. Pembakaran sempurna alkana menghasilkan
karbon dioksida dan uap air. Jika persediaan oksigen terbatas, maka pembakaran tidak
berlangsung sempurna, sehingga dihasilkan karbon monoksida, atau kadang-kadang arang
atau jelaga. Contoh pembaran n-propana:
Pada reaksi adisi terjadi penambahan molekul lain terhadap senyawa karbon tanpa
menggantikan atom atau gugus atom dari senyawa karbon. Reaksi adisi terjadi pada senyawa
karbon yang mempunyai ikatan rangkap.
1) Reaksi hidrogenasi
Alkena atau alkuna diadisi oleh hidrogen dengan adanya katalis logam (Pt, Pd, atau Ni)
menghasilkan alkana dengan jumlah atom karbon tetap.
2) Reaksi Halogenasi dan Hidrohalogenasi
ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Hidrokarbon
Kelas/Program : XI/MIPA
Waktu : 60 menit
1. Saat selesai melakukan praktikum terdapat bintik-bintik cairan pada dinding tabung reaksi. Praktikan
kemudian menempelkan kertas kobalt pada dinding tabung reaksi, ternyata kertas kobalt berubah warna
dari biru menjadi merah jambu.berdasarkan ilustrasi tersebut fungsi kertas kobalt adalah ….
A. Menguji kandungan gas karbondioksida pada hasil praktikum.
B. Menguji kandungan gas hidrogen pada hasil praktikum
C. Menguji kandungan uap air pada hasil praktikum.
D. Menguji kandungan unsur karbon pada hasil praktikum
E. Menguji kandungan hidrokarbon pada hasil praktikum.
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat
2) Dapat berikatan dengan atom-atom sejenis membentuk rantai panjang
3) Bentuk ruang ikatan pada atom karbon adalah tetrahedron
4) Berupa zat padat yang sangat stabil pada suhu kamar
Pernyataan yang merupakan ciri khas atom karbon ditunjukkan oleh nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
3. Berdasarkan rumus bangun senyawa hidrokarbon berikut.
A. 1,3,3-trimetil butana
B. 2,2,4-trimetil butana
C. 2,2-dietil pentana
D. 2,2-dimetil pentana
E. 4,4-dimetil pentana
7. Nama IUPAC untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….
H2C CH3 H2C CH3
H2 H2 H2
H3C C C C C C CH3
H H
A. 2,5-dietil heptana
B. 3-metil-6-etil oktana
C. 6-etil-3-metil oktana
D. 3-etil-6-metil oktana
E. 6-metil-3-etil oktana
8. Nama untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….
A. 4-sekbutil-3,6-dimetil-1-heptuna
B. 4-sekbutil-3,6-dimetil-2-heptena
C. 4-sekbutil-3,6-dimetil-2-heptuna
D. 3,6-dimetil-4-sekbutil-1-heptena
E. 3,6-dimetil-4-sekbutil-2-heptena
9. Nama yang tepat untuk senyawa yang mempunyai struktur berikut adalah….
A. 4-etil-4,6,6-trimetil-1-heksena
B. 3-etil-1,1,3-trimetil-5-heksena
C. 4-etil-4,6-dimetil-1-heptena
D. 4-etil-4,6-dimetil-2-heptena
E. 4,6-dimetil-4-etil-1-heptena
KANAN
10. Dari nama-nama senyawa berikut,
(1) 2-butuna (3) 3-metil-2-pentuna
(2) 3-etil-1-propuna (4) 2-etil-1-butuna
Penamaan yang benar ditunjukkan pada nomor….
A. (1), (2), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (1) saja
E. (4) saja
11. Senyawa yang memiliki rumus struktur di bawah ini merupakan salah satu bentuk isomer dari
senyawa hidrokarbon tidak jenuh berantai 6.
A. 1,3-dimetil butana
B. 1,3-dimetil pentana
C. 1,3-dietil siklopentana
D. 1,3-dimetil siklopentana
E. 1,4-dimetil siklopentana
13. Struktur di bawah ini yang bukan merupakan pasangan isomer adalah….
CH3
H3C CH CH2 CH3 H3C C CH3
C. H3C CH2 CH2 CH CH2 dan H3C CH2 CH2 CH2 CH3
H3C CH2 C CH2
H3C C C CH3
H H
E. dan
14. 2-pentena dan 3-metil-2-butena merupakan isomer….
A. rangka
B. posisi
C. geometri
D. rangka dan posisi
E. geometri dan posisi
KANAN
15. Jumlah isomer dari n-pentana adalah….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
16. Pasangan struktur di bawah ini yang merupakan isomer geometri adalah….
H5C2 H H H
C C C C
H H H C2 H5
A. dan
H3C H H3C CH3
C C C C
H CH3 H H
B. dan
H3C H H CH3
C C C C
CH3 CH3
C. H dan H
H H H CH3
C C C C
H C2 H5 H CH3
D. dan
H3C H H5C2 H
C C C C
CH3 H
E. H dan H
17. Dari senyawa berikut, yang memiliki titik didih tertinggi adalah….
A. n-propana
B. n-butana
C. 2-metil-propana
D. 2,2-dimetil pentana
E. n-pentana
18. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi titik didih suatu senyawa hidrokarbon, kecuali….
A. Polaribilitas
B. Bentuk molekul
C. Massa molekul relatif (Mr)
D. Kelarutan
E. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan gaya antar molekul
19. Reaksi antara propena dan brom dalam karbon tetraklorida menghasilkan…..
A. 1-bromo propana
B. 2-bromo propana
C. siklopropana
D. 1,2-dibromopropana
E. 1,1,2,2-tetrabromopropana
20. Perhatikan reaksi berikut.
C2H6(g) + Br2(g) C2H5Br(g) + HBr(g)
Reaksi di atas termasuk reaksi….
A. Pembakaran
B. Substitusi
C. Adisi
D. Eliminasi
E. Polimerisasi
1 2 3 4
Dari senyawa-senyawa di atas, yang memiliki isomer geometri adalah….
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
3. Dari senyawa berikut.
(1) Butana
(2) 2-metil propana
(3) 2,2-dimetil pentana
(4) Pentana
(5) Propana
Urutan titik didih dari yang terendah hingga ke yang tertinggi adalah….
A. (1) > (2) > (4) > (5) > (3)
B. (3) > (4) > (2) > (1) > (5)
C. (4) > (3) > (5) > (1) > (2)
D. (4) > (3) > (1) > (5) > (2)
E. (5) > (1) > (2) > (4) > (3)
4. Terdapat dua persamaan reaksi senyawa hidrokarbon:
(1) Reaksi antara 1 propena dengan asam klorida menghasilkan 2-kloropropana
(2) Reaksi antara gas butana dengan gas bromin menghaslkan gas bromobutana dan gas hidrogen
bromida
Kedua jenis reaksi tersebut secara berturut-turut disebut reaksi….
A. Adisi dan pembakaran
B. Adisi dan eliminasi
C. Adisi dan substitusi
D. Substitusi dan adisi
E. Substitusi dan eliminasi
propana n-butana
Mari kita diskusi mengenai titik didih senyawa
alkana
Mengamati
Merumuskan Masalah
2,2-dimetil propana
atau
n-hexana atau
2-metil pentana
atau
2,2-dimetil butana
atau
Bandingkan..
n-pentana n-heksana
2-metilbutana 2-metilpentana
2,2-dimetilpropana 2,2-dimetilbutana
KESIMPULAN
Titik didih dipengaruhi oleh dua hal, yaitu massa molekul relatif dan struktur rangka
senyawa.
Semakin besar massa molekul suatu senyawa, gaya antar molekul akan semakin kuat
sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut semakin besar. Hal ini
Semakin banyak cabang dalam struktur rangka suatu senyawa, gaya antar molekul akan
semakin lemah, sehingga energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut semakin
Pembakaran Pembakaran
Substitusi Adisi
Pirolisis Polimerisasi
Cracking
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Peserta didik dapat me njelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik
pemisahan serta kegunaannya dalam bentuk karya melalui diskusi kelompok untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan mengkomunikasikan hasil diskusi.
Materi Pembelajaran
Indikator Aspek
Pengetahuan
Faktual Konseptual Prosedural
3.2.1. Menjelaskan proses Pertambangan minyak bumi Survey Seismik merupakan teknik eksplorasi minyak Tahapan memperoleh
pembentukan minyak bertujuan untuk bumi dengan gelombang elektromagnetik untuk minyak minyak mentah
bumi mengeksplorasi dan menentukan lapisan tanah yang mengandung minyak yang diawali dengan
3.2.2. Menjelaskan teknik mengeskploitasi minyak bumi survei seismik dan
eksplorasi minyak bumi bumi dalam bentuk minyak Pengeboran merupakan teknik eksploitasi minyak bumi dilanjutkan dengan
3.2.3. Menjelaskan komponen mentah (crude oil) yang dengan cara mengebor lapisan tanah hingga mencapai pengeboran
utama minyak bumi terbentuk dari fosil hewan lapisan perangkap yang mengandung minyak mentah
yang mengendap dan
terperangkap di lapisan
perangkap (trap)
D. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Pendekatan : Scientifik
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : Diskusi, Tanya jawab
E. Media Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Kegiatan Pembelajaran 1 : Minyak Bumi
Video
Kegiatan Pembelajaran 1 : Berita Semburan Minyak Mentah
PPT
Kegiatan Pembelajaran 1 : Pembentukan, Eksplorasi dan Komponen Utama Minyak
Bumi
F. Sumber Belajar
Pedoman Peserta Didik :
Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga
Kusnawati, Tine Maria. 2015. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Apersepsi:
Peserta didik diingatkan tentang materi pembelajaran sebelumnya
yaitu Hidorkarbon dan peserta didik secara verbal bertanya jawab
dengan guru tentang materi Hidrokarbon
Motivasi
Peserta didik mendapatkan motivasi tentang negara – negara di
Timur Tengah yang menjadi makmur dan kaya akibat memiliki
usaha disektor pertambangan minyak bumi dan Indonesia yang
memiliki sumber minyak bumi yang banyak namun belum terlalu
dimanfaatkan untuk pembangunan disektor ekonomi!”
2. Inti Mengamati Peserta didik diarahkan untuk mengamati video yang berisi berita 5 menit
tentang sumur air yang menyemburkan minyak dan diambil waga
sekitar dan gambar – gambar pertambangan yang disajikan guru
dalam PPT
Merumuskan - Peserta didik diarahkan untuk merumuskan masalah (secara 2 menit
Masalah verbal) yang berkaitan dengan materi pembelajaran berdasarkan
pengamatan video dan gambar – gambar
- Rumusan masalah yang diharapkan dari peserta didik :
1. Dari mana asal minyak bumi ?
2. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi ?
3. Bagaimana cara mengeksplorasi minyak bumi?
4. Apa saja komponen kimia penyusun minyak bumi ?
Meruskan Hipotesis Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis atau jawaban 3 menit
sementara (secara verbal) dari rumusan masalah yang telah dibuat
Mengumpulkan dan - Peserta didik membentuk kelompok secara heterogen yang 40 menit
Mengolah Data berisikan 5 orang berdasarkan pembagian guru
- Peserta didik mendiskusikan LKPD yang dibagikan guru
bersama kelompoknya dengan menjawab setiap pertanyaan
penuntun yang ada di dalam LKPD
- Peserta didik diarahkan untuk memperhatikan proses
pembentukan, eksplorasi dan komponen utama minyak bumi
dari slide presentasi yang ditampilkan guru dan melakukan
studi literatur tentang proses pembentukan, eksplorasi dan
komponen utama minyak bumi
- Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) melengkapi
diagram alir proses pembentukan, eksplorasi dan komponen
utama minyak bumi yang telah disiapkan guru (sesuai LKPD)
- Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang telah disiapkan guru di LKPD
tentang proses pembentukan, eksplorasi dan komponen utama
minyak bumi
Merumuskan - Peserta didik (bekerja sama dalam kelompok) merumuskan 3.2.1 10 menit
Kesimpulan 3.2.2
kesimpulan LKPD yang menjawab rumusan masalah dan
3.2.3
membuktikan hipotesis (sesuai LKPD)
(ketercapaian Indikator 3.2.1., 3.2.2 dan 3.2.3)
- Peserta didik (salah satu dari setiap kelompok) menyajikan 4.2.1
hasil diskusi berupa diagram alir dan kesimpulan LKPD
(ketercapaian Indikator 4.2.1.)
- Peserta didik dari kelompok lain dipersilahkan untuk bertanya
kepada kelompok yang sedang menyajikan dan saling
menanggapi antar kelompok dengan arahan dari guru
- Peserta didik bersama – sama dengan guru meluruskan dan
menyempurnakan hasil diskusi yang telah disajikan oleh
peserta didik (dengan tanya jawab)
3. Penutup - Peserta didik bersama – sama dengan guru menyimpulkan hasil 15 menit
kegiatan pembelajaran dan menerima penguatan tentang materi
yang telah diajarkan
- Peserta didik menerima informasi tentang materi yang harus
pelajari peserta didik untuk pertemuan selanjutnya.
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam dari guru.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Aspek
Sikap Non Tes Observasi Jurnal Pembelajaran (Lampiran 1)
Lembar Penilaian Sikap Aktif (Lampiran 2)
Pengetahuan Tes Tes Formatif Instrumen Penilaian Pengetahuan (Lampiran 3)
Keterampilan Non Tes Observasi Lembar Penilaian Keterampilan Mengkomunikasikan
Hasil Diskusi (Lampiran 3)
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Brosur
(Penugasan) (Lampiran 4)
Lampiran 1. Jurnal Pembelajaran
Kejadian / perilaku yang Positif/Negatif
No Tanggal Nama Aspek sikap
mencolok
1
dst
No. Nama Peserta Didik Aktif mencari Aktif berdiskusi di Aktif mengemukakan Skor
1.
2.
dst
Keterangan:
A: Memenuhi tiga kategori
B: Memenuhi dua kategori
C: Memenuhi satu kategori
D: Tidak memenuhi kategori
Lampiran 3. Lembar Penilaian Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi
Aspek yang dinilai
No. Nama a b c Jumlah
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5
dst
Keterangan:
Kode a : Bertanya
Kode b : Menjawab / Argumentasi
Kode c : Memberi Masukan
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒎𝒑𝒊𝒍𝒂𝒏 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 = 𝒙 𝟏𝟎
𝟗
Lampiran 4. Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Brosur (Penugasan)
Aspek yang dinilai
No. Kelompok a b c d Jumlah
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5
dst
Keterangan:
Kode a : Isi / Konten (45)
Kode b : Gambar (20)
Kode c : Kreatifitas (15)
Kode d : Ketepatan Waktu Pengumpulan (10)
a Isi / Konten Sangat lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 3
ditugaskan
Cukup lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 2
ditugaskan
Kurang lengkap sesuai dengan dengan materi / konsep yang 1
ditugaskan
Kurang Kreatif 1
1 Menjelaskan proses pembentukan Faktor yang menyebabkan endapan lumpur yang mengandung minyak bumi dan C2 B
minyak bumi gas alam berubah menjadi batuan induk (Source Rock) adalah ....
a. Panas matahari
b. Tekanan dan panas bumi
c. Letusan gunung berapi
d. Gempa Tektonik
e. Tsunami
2 Menjelaskan teknik eksplorasi Secara berturut – turut tahapan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi untuk C2 A
minyak bumi menghasilkan minyak mentah adalah ....
a. Crude Oil
b. Endapan Lumpur
c. Oil Trap
d. Source Rock
e. Hidrokarbon
3 Menjelaskan komponen utama Unsur yang merupakan komponen utama kedua dalam minyak bumi adalah .... C2 A
minyak bumi
a. Hidrogen
b. Karbon
c. Oksigen
d. Alkana
e. Sikloalkana
Selain senyawa hidrokarbon terdapat juga senyawa lain yang terkandung dalam C2 D
minyak bumi. Yang tidak termasuk senyawa lain tersebut adalah ....
a. Senyawa Nitrogen
b. Senyawa Belerang
c. Senyawa Oksigen
d. Senyawa Natrium
e. Senyawa Organologam
Bahan ajar
Sumber hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak bumi sangat
luas, terutama sebagai bahan bakar. Bagaimana sebenarnya proses pembentukan minyak bumi dan
gas alam serta pengolahannya sampai menjadi produk yang berguna? Di bab ini akan dibahas :
Pembentukan minyak bumi; Pengolahan minyak bumi; Kegunaan minyak bumi; dan kita
akan mempelajari salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan dalam kehidupan kita yaitu
bensin.
Survei Seismik
Setelah di peroleh hasil survei seismik, selanjutnya akan dilakukan tahap eksploitasi yaitu
pengeboran untuk memperoleh minyak bumi dalam bentuk Minyak Mentah (Crude Oil).
Pengeboran merupakan teknik eksploitasi minyak bumi dengan cara mengebor lapisan tanah hingga
mencapai lapisan perangkap yang mengandung minyak mentah dan menggunakan pompa untuk
menaikan minyak mentah hingga ke permukaan tanah
Karbon 84
Hidrogen 14
Nitrogen 1-3
Oksigen <1
Belerang <1
Unsur karbon merupakan unsur yang paling banyak pada minyak bumi dan membentuk senyawa
hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi sebagai berikut:
1. Golongan Alkana
Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n–oktana, sedang alkana bercabang
terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana). Dalam minyak bumi senyawa yang paling
banyak ditemukan adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus.
2. Sikloalkana
Sikloalkana (membentuk cincin, jenuh) yang ditemukan dalam minyak bumi contohnya
siklopentana dan sikloheksana dengan rumus struktur sebagai berikut.
3. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik (membentuk cincin, tidak jenuh) yang terdapat dalam minyak bumi
adalah benzena, misalnya etil benzena.
Kandungan atom karbon yang dihasilkan dari fraksi III berkirsar C 7 – C12 . Pada trayek ini, bensin
akan mencair dan keluar ke penampungan bensin.
4) Fraksi IV
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 o C,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 o C - 275oC. Pada trayek
ini, kerosin akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Kerosin merupakan campura n
alkana dengan kandungan atom karbon berkisar C 12 – C15 .
5) Fraksi V
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
375 C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 o C - 375o C. Pada
o
trayek ini minyak gas (solar) akan mencair dan keluar ke penampungannya. Minyak gas (solar)
merupakan campuran alkana dengan kandungan atom karbon berkisar C 15 – C16 .
6) Fraksi VI
Pada fraksi ini dihasilkan uap residu dan residu. Uap residu berasal dari minyak bumi yang
menguap dan masuk ke kolom pendingin dengan suhu >375 o C yang mengandung atom karbo n
dengan kisaran C 16 – C24 , seperti, minyak pelumas dan parafin. Sedangkan residu merupaka n
minyak bumi yang tidak menguap pada suhu maksimum destilasi fraksionasi dan mengandung
atom karbon berkisar >C 36 , seperti aspal.
3. Tahap III
Pengolahan tahap III merupakan pengolahan lanjutan dari fraksi – fraksi hasil pengolahan
tahap II. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai
produk yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
4) Polimerisasi
Merupakan suatu proses penggabungan molekul- molekul sederhana menjadi molekul- molekul
yang lebih kompleks dan lebih besar dalam fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan lebih
meningkat. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5) Alkilasi
Merupakan tahap penambahan jumlah atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang
lebih panjang dan bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat seperti
HCl, H2 SO 4 , atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).
6) Reforming
Merupakan suatu proses peningkatan mutu bensin dengan merubah bentuk struktur dari rantai
karbon lurus (fraksi yang mutunya buruk) menjadi bercabang (fraksi yang mutunya lebih baik)
yang dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan. Karena dilakukan untuk
merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut sebagai proses isomerisasi. Conto h
reforming:
MUTU BENSIN
Bensin (gasoline) merupakan fraksi minyak bumi yang sangat komersial dan banyak
diproduksi karena dibutuhkan oleh banyak manusia. Bensin adalah campuran senyawa-senyawa
hidrokarbon yang terdiri dari n-heptana dan isooktana. Sebagai bahan bakar minyak untuk
kendaraan bermotor, produksi bensin meningkat. Mesin kendaraan bermotor dapat bekerja (hidup)
karena adanya energi hasil pembakaran bensin dengan gas oksigen dari udara. Hidrokarbon
penyusun bensin akan menentukan ketepatan waktu pembakaran. Semakin panjang dan lurus rantai
karbon pada senyawa hidrokarbon penyusun bensin, pembakaran akan berlangsung semakin cepat
dan akan mengurangi efisiensi energi yang dihasilkan.
Bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator
sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran
bensin diubah menjadi gerak. Tahapan pengubahan bensin menjadi energi gerak adalah sebagai
berikut :
1. Bensin dari tangki kendaraan masuk ke dalam karburator dan bercampur dengan udara
2. Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar atau silinder mesin
3. Selanjutnya, campuran antara bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh
piston hingga mencapai volume yang sangat kecil di dalam ruang bakar
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. Hasil pembakaran inilah yang
menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan
Pembakaran pada mesin tidak sepenuhnya mulus, dan kejadian ini disebut juga knocking
atau ketukan dalam mesin. Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaitu
pembakaran terjadi terlalu dini dan cepat sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
ditimbulkan oleh komponen rantai karbon yang lurus. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang
baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang seperti isooktana dibandingkan
dengan alkana rantai lurus seperti n-heptana. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan
atau RON (Research Octane Number).
“Semakin tinggi bilangan oktannya, semakin baik kualitas bensin dan semakin sedikit knocking
atau ketukan di dalam mesin”
Penentuan bilangan oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan pengujian di laboratorium,
yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin standar. Alkohol yang
mempunyai angka oktan 112, bukan berarti bahwa alkohol tersebut mengandung 112% isooktana.
Tetapi, alkohol tersebut mempunyai efisiensi pembakaran 12% di atas bensin standar yang berkadar
100% isooktana.
Untuk menentukan bilangan oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah dua di antara banyak macam senyawa yang
terdapat dalam bensin.
n-heptana isooktana
Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan tidak mudah terbakar diberi nilai oktan
100; sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling banyak dan mudah terbakar, diberi nilai
oktan 0. Misalnya suatu bensin mengandung campuran 20% n-heptana dan 80% isooktana.
Bilangan oktan bensin tersebut adalah (20/100 x 0) + (80/100 x 100) = 80.
Secara umum, alkana rantai bercabang mempunyai nilai oktan lebih tinggi daripada isomer
rantai lurusnya. Sebagai contoh, n-heksana mempunyai bilangan oktan 25, sedangkan 2,2-
dimetilbutana mempunyai bilangan oktan 92.
CH3
H2 H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 H3C C C CH3
n- heksana CH3
2,2-dimetilbutana
Di Indonesia, ada beberapa jenis bensin yang sudah beredar di SPBU yaitu premium,
pertalite, pertamax dan pertamax plus. Kualitas dari beberapa jenis bensin ini berbeda, bergantung
pada bilangan oktannya. Bilangan oktan dari beberapa jenis bensin ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel Bilangan Oktan dari Beberapa Jenis Bensin
Premium 88
Pertalite 90 pertamax plus > pertamax >
Pertamax 92 pertalite > premium
Pertamax Plus 95
Gasolin/bensin yang dihasilkan dari distilasi fraksionasi pada Fraksi III pada umumnya
memiliki bilangan oktan <70. Oleh karena itu perlu dinaikkan bilangan oktannya agar diperoleh
bensin yang berkualitas baik sesuai permintaan pasar (konsumen). Bilangan oktan pada bensin
dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu :
MTBE relatif lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung timbal, namun tetap saja
MTBE ini memiliki potensi mencemari lingkungan karena mikroorganisme sulit menguraikannya.
Etanol
Zat aditif lainnya yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin dengan bilangan
oktan 112. Etanol ini memiliki keunggulan dibanding TEL dan MTBE, tidak mengandung timbal
dan bisa diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari udara/lingkungan. Di samping
itu, etanol bisa didapat dari hasil fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga ketersediaannya cukup
melimpah dan juga dapat dibudidayakan.
2. Cracking Termal
Merupakan suatu proses penguraian atau pemecahan hidrokarbon yang memiliki rantai
karbon panjang menjadi hidrokarbon dengan rantai karbon lebih pendek pada suhu tinggi da n
tekanan rendah.
3. Reforming
Metode reforming juga dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu bensin. Caranya dengan
mengubah bentuk struktur senyawa hidrokarbon dari rantai lurus menjadi rantai bercabang. Prose s
ini dilakukan pada suhu tinggi dengan bantuan katalis.
Contoh:
CH3
H2 H2 H2
H3C C C C CH3
H3C C CH3
CH3
n- pentana 2,2-dimetilpropana
4. Polimerisasi
Merupakan proses dengan menggunakan sistem reaksi yang menggabungkan hidrokarbon
rantai pendek agar menjadi hidrokarbon dengan rantai lebih panjang.
Contoh: reaksi isobutana dengan isobutena menghasilkan isooktana
CH3
H H2
H H3C C CH2 H3C C C C CH3
H3C C CH3 +
CH3 CH3 CH3
CH3
isobutana isobutena
isooktana
TUJUAN :
3.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.2. Peserta didik dapat menjelaskan teknik eksplorasi minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.3. Peserta didik dapat menjelaskan komponen utama minyak bumi
dalam diskusi kelompok
3.2.4. Peserta didik dapat menyajikan diagram alir pembentukan dan
eksplorasi minyak bumi dalam diskusi kelompok
Amatilah Video (yang ditayangkan) dan Gambar berikut ini !
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
Buatlah jawaban sementara (Hipotesis) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
Berdasarkan video pembentukan, pengolahan dan komposisi minyak bumi (dalam PPT) serta
Studi Literatur yang telah dilakukan, Lengkapi Diagram Alir dan Jawablah Pertanyaan –
pertanyaan berikut ini !
a Apa yang dimaksud dengan Batuan Induk (Source Rock) ? Jelaskan !
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
d
Bagaimana cara / teknik untuk memperoleh Minyak Mentah
(Crude Oil) ? Jelaskan !
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
e Apa saja Kandungan Kimia dari Minyak Mentah ?
Tuliskan contoh senyawanya !
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................... .............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................... .............
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data
yang menjawab rumusan masalah.
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
........................................................................................................ ............
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menjelaskan reaksi dan sifat zat hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
serta cara menangani dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan melalui diskusi kelompok
berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan berkomunikasi.
C. MATERI PEMBELAJARAN:
D. STRATEGI PEMBELAJARAN:
Metode : Diskusi
E. MEDIA PEMBELAJARAN:
Alat/Bahan : ATK, LCD dan Proyektor, Laptop
F. SUMBER BELAJAR:
Buku Pegangan Peserta Didik:
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Hal. 36.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.
2.
Keterangan:
Kategori Penilaian
No. Nama Peserta Didik Skor
Bahasa Mudah Bahasa Singkat Bahasa
dimengerti dan Padat Sesuai EYD
1.
2.
Keterangan:
Level Indikator
No Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif Soal
Persamaan
reaksi
Dampak 2
6
Dampak 2
Total 100
BAHAN AJAR
KIMIA
PEMBAKARAN HIDROKARBON
Kelas : XI
Reaksi pembakaran adalah reaksi oksidasi-reduksi yang memerlukan gas oksigen dan biasanya
disertai dengan nyala api. Reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon biasanya disertai dengan
pelepasan energi yang besar Reaksi pembakaran terhadap senyawa hidrokarbon dapat dibagi
menjadi dua jenis berdasarkan banyaknya oksigen yang ikut bereaksi, yaitu:
1. Reaksi Pembakaran Sempurna
Reaksi pembakaran dikatakan sempurna bila senyawa hidrokarbon dan gas oksigen
dapat terbakar seluruhnya pada satu waktu tertentu. Reaksi ini dapat terjadi ketika
terdapat konsentrasi gas oksigen yang berlimpah. Pembakaran yang berlangsung
sempurna akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
Contoh: Reaksi pembakaran sempurna dari bensin (oktana)
2C8 H18 (g) + 25O 2 (g) → 16CO2 (g) + 18H2 O (g)
KIMIA
Kelas : XI
Kelompok :
2. ................................................... 5. ....................................................
3. ...................................................
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan reaksi dan sifat zat hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
serta cara menangani dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan melalui diskusi
kelompok berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampila n
berkomunikasi.
Fase 1 : Orientasi pada Masalah
Diskusikan bersama kelompokmu masalah apa yang kamu temukan dari artikel di atas yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran!
Masalah yang diharapkan:
Penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor dan industri secara berlebihan dapat
mengakibatkan polusi udara yang akan membahayakan kesehatan.
Fase 2 : Mengorganisasikan
Buatlah daftar mengenai hal-hal apa saja yang sudah kamu ketahui, dan hal-hal yang
perlu kamu ketahui untuk menyelesaikan permasalahan di atas!
Sudah diketahui Perlu diketahui
Asap buangan pabrik merupakan hasil Bagaimana sifat zat hasil reaksi
dari pembakaran bahan bakar. pembakaran senyawa hidrokarbon?
Bahan bakar biasanya mengand ung Apa saja dampak yang mungk in
senyawa hidrokarbon. ditimbulkan oleh zat hasil
Pembakaran senyawa hidrokarbon pembakaran hidrokarbon?
dapat berlangsung sempurna dan tidak Mengapa asap hasil pembakaran
sempurna serta menghasilkan gas hidrokarbon dapat menyebabkan
karbon dioksida, karbon monoksida gangguan pernapasan?
dan partikulat karbon. Bagaimana cara menangani dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran
senyawa hidrokarbon?
Fase 3 : Penyelidikan Kelompok
Untuk mencari solusi dari masalah di atas, temukanlah apa saja hal-hal yang kamu perlu
ketahui dengan mencari di berbagai sumber yang relevan!
Pertanyaan:
Bagaimana sifat zat hasil reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon?
Pertanyaan:
Apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan oleh zat hasil pembakaran hidrokarbon?
Pertanyaan:
Bagaimana cara menangani dan mengurangi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon?
Pada pembakaran hidrokarbon selain dapat dihasilkan gas CO 2 dan uap air, dapat juga
menghasilkan gas CO dan partikulat karbon.
Pada kondisi pembakaran yang seperti apa zat-zat tersebut dapat terbentuk?
Pada keadaan oksigen berlebih, pembakaran senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO 2
dan uap air.
Pada keadaan oksigen yang terbatas, pembakaran senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas
CO dan uap air.
Sedangkan pada keadaan oksigen yang sangat terbatas, pembakaran senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan partikulat karbon dan uap air.
Jika kamu sudah menemukan apa-apa saja yang perlu kamu ketahui di atas, sekarang
coba usulkan satu gagasan untuk memecahkan masalah yang sudah kita rumuskan!
Berdasarkan pengetahuan yang kalian miliki, tentukanlah hasil reaksi, serta setarakanlah
persamaan untuk reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon di bawah ini!
Jelaskan jenis-jenis reaksi pembakaran hidrokarbon, zat yang dihasilkan, beserta keadaan yang
menyebabkan reaksi tersebut dapat terjadi!
1) Reaksi pembakaran sempurna, menghasilkan gas karbon dioksida, terjadi pada keadaan
oksigen yang berlebihan.
2) Reaksi pembakaran yang tidak sempurna, dapat menghasilkan gas karbon monoksida
dalam keadaan oksigen yang terbatas, serta menghasilkan partikulat karbon dalam keadaan
oksigen yang sangat terbatas.
Presentasikan gagasan yang telah kalian buat! Perhatikan gagasan yang dipresentas ika n
kelompok temanmu! Bandingkan gagasan yang mereka berikan dengan gagasanmu!
Diskusikan bagaimana solusi yang paling tepat untuk masalah tersebut!
Semangat Belajar !!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia melalui praktikum untuk membedakan sistem dan lingkungan serta reaksi
endoterm dan eksoterm untuk mengembangkan sikap aktif
D. METODE PEMBELAJARAN
Model Model Pembelajaran : Discovery learning
Pendekatan pembelajaran : Saintifik
Metode pembelajaran : Eksperimen
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Video reaksi eksoterm :
Fenomena pencampuran batu kapur dengan air sebelum digunakan untuk
keperluan bangunan.
2. Video reaksi endoterm:
Fenomena pembekuan lapisan air pada balok kayu sehingga kayu menempel
pada dasar labu sebagi akibat dari reaksi Barium hidroksida oktahidrat dengan
ammonium tiosianat yang sangat endotermis.
3. LKPD Perpindahan Energi
4. PPT Perpindahan energi
F. SUMBER BELAJAR
Watoni, A, H. 2014. Kimia Untuk SMA/ MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. (halama n
67-77)
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
b. Motivasi
Pendidik memberikan motivasi untuk memusatkan perhatian siswa
dengan menampilkan gambar berikut!
P : Energi apa yang terlibat ketika api menyala seperti gambar diatas?
Siswa diharapkan menjawab “energi panas”
4. Pengolahan Data
h. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dan mengisi pertanyaan
yang terdapat pada LKPD berdasarkan data yang telah didapatkan.
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik.
1. Mengapa sebelum reaksi dilangsungkan perlu dilakukan
pengukuruan suhu awal dan suhu akhir larutan yang akan
direaksikan ?
Jawaban : Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan energi
selama proses reaksi berlangsung yang diamati berdasarkan
perubahan suhu.
2. Apakah terjadi perubahan panas (suhu) setelah zat direaksikan
pada masing- masing langkah percobaan diatas?jelaskan !
Jawaban : iya, pada percobaan 1 dan 2 terjadi perpindahan
energi dari lingkungan ke sistem (penyerapan energi oleh
sistem) yang ditandai dengan suhu larutan yang menurun
setelah terjadi reaksi. Sedangkan pada reaksi 3 dana 4 terjadi
perpindahan energi dari sistem ke lingkungan (pelepasan
energi oleh sistem) yang ditunjukkan dengan meningkatnya
suhu larutan setelah terjadi reaksi.
Ba(OH)2 .8H2 O(s) + 2NH4 SCN(s) Ba(SCN)2 (aq) + 2NH3 (g) + H2 O(l)
Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm?Mengapa?
Jawaban : endoterm karena sterjadi penurunan suhu setelah
terjadi reaksi.
6. Larutan cuka yang ditambahkan soda kue mengalami reaksi
sesuai persamaan:
CH3 COOH(aq) + NaHCO3(s) CH3 COONa(aq) + CO2 (g) + H2 O(l)
Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm atau reaksi
eksoterm? Mengapa?
Jawaban : endoterm karena suhu larutan menurun yang
menunjukkan terjadi penyerapan energi dalam bentuk panas
oleh sistem dari lingkungan.
7. Larutan asam klorida yang ditambahkan larutan natrium
hidroksida mengalami reaksi sesuai persamaan:
Rubrik Penilaian
Skor Keterangan
3 Jika ketiga aspek muncul
2 Jika hanya dua aspek muncul
1 Jika hanya satu aspek muncul
0 Jika tidak ada aspek yang muncul
Perubahan energi dapat terjadi karena adanya perpindahan energi dari sistem ke lingkunga n
atau sebaliknya. Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajar i
perubahan energi. Sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan
dapat memengaruhi sistem. Berdasarkan perpindahan materi dan energy yang mungkin terjadi
antara sistem dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi tiga, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup,
dan sistem terisolasi ketiga sistem memiliki karakteristik sebagai berikut
1. Antara sistem terbuka dengan lingkungan, baik materi maupun energy dapat keluar
masuk.
2. Antara sistem tertutup dengan lingkungan hanya dapat terjadi perpindahan energi.
3. Antara sistem terisolasi dengan lingkungan, baik materi maupun energi tidak dapat
keluar masuk.
Proses fisis dan reaksi kimia yang terjadi di alam maupun eksperimen di laboratorium lebih
banyak dilakukan pada tekanan tetap, sehingga kalor yang dihasilkannya dinyatakan dalam bentuk
perubahan entalpi (H).
Perubahan entalpi (∆H) merupakan selisih entalpi akhir dengan
entalpi awal, yang secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut
Perubahan entalpi (∆H) merupakan selisih entalpi (H) akhir dengan entalpi (∆H) awal. Pada suatu
reaksi kimia, Hakhir merupakan H dari produk sedangkan Hawal adalah H dari
reaktan sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan perpindahan kalor yang menyebabkan perubahan entalpi maka reaksi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
1. Reaksi Eksoterm
Eksoterm berasal dari kata exotherm, eks berarti keluar dan therm panas. Reaksi eksoterm
ialah reaksi yang melepaskan kalor. Karena melepaskan kalor maka entalpi standar hasil reaksi
(Hakhir) lebih kecil daripada entalpi standar pereaksi (Hawal), sehingga perubahan entalpi (∆H)
memiliki nilai negatif.
Hakhir < Hawal
Hakhir – Hawal < 0
∆H < 0
Sebagai contoh adalah reaksi: 2H2 (g) + O2 (g) 2H2 O(l)
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini, sistem
menyerap kalor dari lingkungan. Karena menyerap kalor dari lingkungan, maka entalpi standar
hasil reaksi bertambah besar, sehingga sehingga perubahan entalpi (∆H) memiliki nilai positif.
Hakhir > Hawal
Hakhir – Hawal > 0
∆H > 0
Sebagai contoh perhatikan reaksi dekomposisi raksa (II) oksida (HgO) pada suhu tinggi:
energi + 2HgO (s) 2Hg (l) + O2 (g)
Reaksi ini adalah proses endotermik, di mana panas harus diberikan ke sistem (yaitu, untuk
HgO) oleh lingkungan (gambar 3).
Reaksi endoterm dapat diamati dengan turunnya suhu sistem, atau diperlukannya
energi selama reaksi berlangsung (agar reaksi berlangsung zat harus dipanaskan terus sampai
seluruh reaktan berubah menjadi zat hasil).
Kelompok : ………………………………………………………………………………..
Anggota : 1.…………………………………………………………………………….
2.…………………………………………………………………………….
3.…………………………………………………………………………….
4.…………………………………………………………………………….
Kelas …………………………………………………………………………………
Hari/ Tanggal : …………………………………………………………………………………
A. Stimulasi
B. Identifikasi Masalah
Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah kalian amati, tuliskan pada
kolom berikut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan pertanyaan yang telah kalian susun, rumuskanlah hipotesis yang sesuai!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
C. Mengumpulkan Data
Carilah informasi dari berbagai literatur tentang sistem dan lingkungan, entalpi
dan perubahan eltalpi serta perbedaan reaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm
Cara Kerja
Langkah kerja percobaan 1.
3. Masukkan barium hidroksida (Ba(OH) 2) ke dalam labu erlenmayer
100 mL sebanyak 10 spatula, asumsikan bahwa suhu Ba(OH)2 sama
dengan suhu ruangan.
4. Tambahkan 10 spatula ammonium tiosianat (NH4SCN), lalu aduk
campuran menggunakan batang pengaduk. Ukur suhu larutan dan
catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
Langkah kerja percobaan 2
5. Tuangkan 20 mL larutan cuka (CH3COOH) 25 % kedalam labu erlenmayer 100
mL, ukur suhu awalnya menggunakan termometer.
6. Tambahkan 3 sendok kecil natrium bikarbonat (NaHCO 3) ke dalam larutan
(CH3COOH), lalu aduk campuran menggunakan batang pengaduk.
7. Ukurlah suhu larutan asam asetat yang telah ditambahkan soda kue
menggunakan termometer.
8. Catat hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
kamu butuhkan.
hasil percobaan.
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
D. Mengolah Data
Berdasarkan hasil percobaan dan study literatur yang telah kalian lakukan,
14. Larutan cuka yang ditambahkan baking soda mengalami reaksi sesuai
persamaan:
Jawaban :
endoterm karena suhu larutan menurun yang menunjukkan terjadi penyerapan energi
dalam bentuk panas oleh sistem dari lingkungan.
15. Larutan asam klorida yang ditambahkan natrium hidroksida mengalami reaksi
sesuai persamaan:
E. Menguji Hipotesis
Setalah melakukan studi literatur dan percobaan diatas, apakah hipotesis yang kamu
kemukakan pada poin “HIPOTESIS” sesuai dengan jawaban yang kamu kemukakan untuk
menjawab masing- masing pertanyaan pada poin “MEMPROSES DATA” ?
Jika tidak sesuai, manakah jawaban yang benar? Tuliskan jawaban yang benar untuk
pertanyaan 1 di poin B!
Jawaban yang tepat untuk Hipotesis 1:
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
Jika tidak sesuai, manakah jawaban yang benar? Tuliskan jawaban yang benar untuk
pertanyaan 2 di poin B!
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………………………...............
F. Merumuskan Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah kalian lakukan, tulislah kesimpulan yang kalian
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia melalui percobaan dan diskusi penentuan kalor reaksi menggunakan
kalorimeter untuk mengembangkan sikap aktif dan kemampuan melakukan dan
menyimpulkan percobaan.
1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Sikap
4.4 Menyimpulkan 4.4.1 Melakukan percobaan
hasil analisis data kalorimeter sederhana
percobaan 4.4.2 Mengkomunikasikan kesimpulan
termokima pada hasil analisis data percobaan
tekanan tetap kalorimeter sederhana
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
a. Hukum kekekalan energi
b. Sistem dan Lingkungan
c. Reaksi eksoterm dan endoterm
2. Materi Inti
Fakta Konsep Prinsip Prosedural
Kalorimeter Kalorimeter Kalorimeter Langkah
sederhana dapat sederhana dapat menggunakan Penentuan kalor
dibuat dari cup digunakan untuk prinsip kerja reaksi netralisasi,
styrefoam bekas menentukan kalor pada tekanan kalor reaksi
dengan asumsi reaksi berdasarkan yang tetap. pelarutan dan kalor
sistem terisolasi. perubahan suhu yang jenis dapat
terjadi sebelum dan dilakukan dengan
sesudah reaksi menggunakan
kalorimeter
sederhana.
Larutan yang
digunakan adalah
larutan HCl 1 M
dan larutan NaOH
1 M.
Kalorimeter Asas Black Kalorimeter
bomb dapat
digunakan untuk
qlepas qterima bomb bekerja
pada volume
menghitung kalor digunakan untuk tetap
reaksi menghitung kalor
pembakaran dan reaksi hasil
mengukur nilai pengukuran dengan
kalori dari suatu kalorimeter
makamam sederhana.
2
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Model : Inkuiri terbimbing
dengan sintaks:
1) Fenomena
2) Merumuskan masalah
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
6) Kesimpulan
Metode : percobaan dan diskusi
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Peserta didik Kimia Berbasis Eksperimen
untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Nama Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Ketercapaian Alokasi
Kegiatan IPK Waktu
Kegiatan Etika 1 menit
Pendahuluan a. Peserta didik menjawab salam dari pendidik
b. Peserta didik dan pendidik berdoa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik diperiksa kehadirannya
3 menit
Apersepsi
- Peserta didik diingatkan kembali mengenai
materi pada pertemuan sebelumnya yaitu
tentang sistem dan lingkungan.
3
- Peserta didik juga diingatkan kembali tentang
reaksi eksoterm dan endoterm.
Motivasi
- Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik 3 menit
terkait alasan air panas yang disimpan di gelas
akan cepat dingin dibandingkan dengan air
panas yang disimpan di dalam termos.
- Peserta didik juga ditanya mengenai
penyimpanan ikan di dalam kotak Styrofoam
yang biasanya digunakan oleh nelayan.
-
Kegiatan Inti 1. Mengamati Fenomena 2 menit
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4
orang
- Peserta didik mengamati fenomena yang
ada di LKS berkaitan dengan reaksi
fotosintesis yang memerlukan kalor dan
reaksi pembakaran yang menghasilkan
kalor. Salah satu reaksi yang melibatkan
perpindahan kalor adalah reaksi netralisasi
antara asam dengan basa.
2. Merumuskan Masalah
- Peserta didik membuat rumusan masalah 1 menit
berdasarkan fenomena yang mereka amati.
3. Merumuskan Hipotesis
- Peserta didik merumuskan jawaban 1 menit
sementara dari pertanyaan yang mereka
ajukan berdasarkan sumber yang relevan.
4. Mengumpulkan Data
- Peserta didik membuat rancangan 4.4.1 13
percobaan untuk membuktikan hipotesis menit
yang mereka buat. Rancangan yang
dimaksud terkait memilih alat dan bahan
serta membuat prosedur percobaan
- Peserta didik melakukan percobaan
berdasarkan rancangan yang mereka buat
- Peserta didik mengisi tabel pengamatan
selama percobaan berlangsung
- Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan
4
- Peserta didik menghitung kalor reaksi 3.4.5
netralisasi hasil percobaan dengan
kalorimeter menggunakan massa total
larutan, kalor jenis air dan perubahan suhu
yang terjadi sebelum dan sesudah reaksi. 3.4.6
- Peserta didik mencari kalor reaksi dalam 1
mol lalu menghubungkan kalor reaksi
dengan perubahan entalpi memperhatikan
jenis reaksinya.
- Peserta didik mehitung kalor reaksi hasil 3.4.7
pelarutan NaOH dalam air yang
menggunakan kalorimeter sederhana.
- Peserta didik menghitung kalor jenis 3.4.8
logam menggunakan kalorimeter
sederhana.
- Peserta didik menghitung kalor 3.4.9
pembakaran zat yang terjadi di dalam
kalorimeter.
5. Menguji Hipotesis
- Peserta didik membandingkan hipotesis 3.4.1 1 menit
yang mereka buat dengan hasil
mengumpulkan data
- Peserta didik menganalisis perbedaan atau
persamaan hipotesis dengan hasil
mengumpulkan data
6. Kesimpulan
- Peserta didik membuat kesimpulan 4.4.2 2 menit
berdasarkan hasil tahap-tahap
pembelajaran lainnya.
Kesimpulan yang diinginkan berkaitan
dengan prinsip kerja kalorimeter, kalor
reaksi netralisasi hasil percobaan, dan
perubahan entalpi dari reaksi tersebut.
- Beberapa peserta didik maju ke depan
untuk menghitung kalor pelarutan, kalor
jenis dan kalor pembakaran suatu zat
- Perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mengkomunikasikan kesimpulan diskusi
kelompoknya
5
- Peserta didik memperhatikan pendidik
memperjelas kesimpulan pembelajaran
hari ini.
2. Evaluasi 1 menit
- Peserta didik diberi soal sebagai pekerjaan
rumah yang dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Peserta didik diberi tugas untuk membuat
laporan percobaan yang telah mereka
lakukan.
3. Etika Penutup
- Peserta didik memperhatikan penjelasan
pendidik mengenai materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya 1 menit
yaitu tentang jenis-jenis perubahan entalpi
standar.
- Peserta didik dan pendidik berdoa
bersama.
- Peserta didik menjawab salam pendidik.
6
b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing
7
RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI TES
Indikator Pencapaian
Jenjang Butir Soal Jawaban Skor
Kompetensi
3.4.4 Menjelaskan C2 Perhatikan gambar berikut Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap. 30
prinsip kerja Perpindahan kalor terlihat dari adanya perubahan suhu. Kalor
kalorimeter reaksi yang dihasilkan atau dilepas oleh sistem dapat diukur
sederhana sebagai dengan menggunakan prinsip asas Black.
sistem yang
bekerja pada
tekanan tetap
8
Mencari kalor reaksi 25
qlepas qterima
qreaksi qair
qreaksi m c T
qreaksi 20 g 4,18 J / g C 7, 6C
qreaksi 635,36 J
3.4.6 Menentukan C3 50 mL AgNO3 0,1 M dan 50 mL 0,1 Mencari T 5
perubahan entalpi HCl dicampur dalam kalorimeter T Takhir Tawal 23,11C 22,30C 0,81C
reaksi dari kalor sederhana, terjadi kenaikan suhu
reaksi dari 22,30 ᵒC hingga 23,11 ᵒC. Mencari kalor reaksi 25
tentukan H dalam kJ/mol jika qlepas qterima
massa larutan diasumsikan 100 g qreaksi qair
dengan kalor jenis air 4,18 J/g ᵒC.
qreaksi m c T
qreaksi 100 g 4,18 J / g C 0,81C
qreaksi 338,58 J 40
Mencari kalor reaksi per satu mol
n M V 50 mL 1 M 50 mmol 0, 05 mol
n M V 50 mL 1 M 50 mmol 0, 05 mol
AgNO3 HCl AgCl HNO3
awal 0, 05 mol 0, 05 mol
reaksi 0, 05 mol 0, 05 mol 0, 05 mol 0, 05 mol
sisa 0 0 0, 05 mol 0, 05 mol
1 mol
338,58 J 6771, 6 J / mol 6, 771 kJ / mol
0, 05 mol
Karena reaksi eksoterm, maka H 6, 771 kJ / mol
9
3.4.7 Menghitung kalor C2 3,52 gram sampel ammonium nitrat massa total massa NH 4 NO3 massa air 5
reaksi pelarutan (NH4NO3) ditambahkan ke dalam
80 mL air pada tekanan konstan 3,52 gram 80 gram
dalam kalorimeter. Hasilnya, suhu 83,52 gram
larutan mengalami penurunan dari T Takhir Tawal 18,1C 21, 6C 3,5C 5
21.6°C hingga 18.1°C. hitunglah 15
kalor pelarutan dari ammonium qreaksi mtotal cair T
nitrat tersebut! qreaksi 83,52 g 4,18 J / g.C 3,5 C 1221 J
Reaksi berjalan endoterm karena suhu mengalami penurunan
3.4.8 Menghitung kalor C2 Ketika kamu mengeringkan rambut qlepas qterima 45
jenis zat dengan hair drier dan menggunakan qanting qair
anting-anting pada saat yang
bersamaan, anting-antingmu terasa manting canting Tanting Tcamp mair cair Tcamp Tair
hangat. Ketika satu set anting-anting 5 g clog am (85, 4C 25, 67C ) 25 g 4,18 J / C (25, 67C 25C )
bermassa 5 g dengan suhu 85,4 ᵒC 298, 65 clog am 70, 015
dimasukkan ke dalam kalorimeter
clog am 0, 234 J / C
sederhana yang berisi 25 g air
dengan suhu 25 ᵒC, terjadi kenaikan
suhu hingga 25,67 ᵒC. hitunglah
kalor jenis anting-anting tersebut!
3.4.10 Menghitung C2 Sebuah sampel chocochip yang qlepas qterima 40
perubahan memiliki massa 7,25 g dibakar qreaksi qkalorimeter
entalpi reaksi dalam kalorimeter bomb yang
qreaksi Ckalorimeter T
pembakaran memiliki kapasitas kalor 59,97
kJ/ᵒC. Selama reaksi pembakaran qreaksi 59,97 kJ / C 3,9 C 233,883 kJ
berlangsung, suhu air dalam 233,83 kJ
kalorimeter mengalami kenaikan qreaksi 55,89 kkal
4,184 kkal
sebanyak 3,9 ᵒC. hitunglah kalori
1
yang di miliki sampel tersebut per untuk setiap gram chocochip 55,89 kkal 7, 7 kkal / gram
gramnya! (1 kkal = 4,184 kJ) 7, 25
Pedoman Penilaian
Nilai
Skor yang didapat 100
260
10
11
LEMBAR KERJA
SISWA
KELAS XI/1
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Kelompok :
A. FENOMENA
B. MERUMUSKAN MASALAH
Pertanyaan apa yang muncul di benak kalian setelah membaca kalimat tersebut?
Tuliskan pertanyaan tersebut!
1. Jenis reaksi apa yang terjadi dalam reaksi netralisiasi?
2. Bagaimana prinsip kerja kalorimeter sederhana?
3. Berapa nilai dari kalor reaksi netralisasi?
C. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Desain Percobaan
Untuk menguji hipotesis yang telah kalian buat, buatlah rancangan percobaan
dengan cara mengikuti langkah langkah berikut.
Pilihlah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam percobaan!
Alat Bahan
Gelas ukur 100 mL 2 buah Larutan HCl 1 M 25 mL
Cup sterofoam 1 set Larutan NaOH 1 M 25 mL
Statif dan klem 1 buah
Termometer 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Pipet tetes 2 buah
2. Merancang Percobaan
Dengan menggunakan alat dan bahan yang telah kalian pilih sebelumnya,
rancanglah prosedur percobaan untuk menguji hipotesis yang telah kalian buat!
Tabel Pengamatan
Lengkapi tabel berikut berdasarkan hasil percobaan!
Larutan Volume (mL) Suhu (ᵒC)
Analisis Data
5. Kebanyakan reaksi kimia terjadi pada tekanan yang hampir sama dengan tekanan
ruang. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana prinsip kerja kalorimeter sederhana?
7. Coba, ingat kembali tentang asas Black yang telah kalian pelajari di SMP,
bagaimana isi dari asas Black?
qlepas qterima
8. Hubungkan asas Black dengan sistem dan lingkungan yang terdapat dalam
kalorimeter!
qreaksi = qair
q mcT
q 200 4,18 5,5 4593 J .
11. Perubahan entalpi setara dengan kalor reaksi pada tekanan tetap. Berdasarkan hal
tersebut, berapa nilai perubahan entalpi dari reaksi tersebut?
q H
H 45,93 kJ (karena reaksi eksoterm) (
Kalorimeter sederhana bukan hanya dapat menentukan kalor reaksi netralisasi. Namun
dapat pula digunakan untuk mengukur kalor pelarutan suatu zat.
12. Ketika 6,5 gram padatan NaOH dilarutkan dalam 100 gram air dalam
kalorimeter sederhana, suhu naik dari 26,6 ᵒC menjadi 37,8 ᵒC. Berapa kalor yang
dihasilkan dari pelarutan tersebut?
qlepas qterima
qlog am qair
mlog am clog am Tlog am Tcamp Cair Tcamp Tair
36,5 g clog am (100C 32,5C ) 1,87 J / C (32,5C 25C )
2463, 75 clog am 14, 025
clog am 0, 0057 J / C
E.14.MENGUJI HIPOTESIS
Apakah jawaban sementara yang kalian buat sesuai dengan hasil percobaan? Jika
sama jelaskan! Jika berbeda, jelaskan alasannya!
Kalor reaksi netralisasi antara sumber yang relevan dengan hasil percoban berbeda. Hal
tersebut dapat disebabkan karena ada kalor yang keluar dari sistem.
F. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kalian buat dan analisis
datanya!
Kalorimeter sederhana bekerja pada tekanan tetap. Perpindahan kalor terlihat dari
adanya perubahan suhu. Kalor reaksi yang dihasilkan atau dilepas oleh sistem dapat
diukur dengan menggunakan prinsip asas Black.
Kalor reaksi kurang dari 56 kJ/mol karena adanya kalor yang keluar dari sistem.
Kalor reaksi memiliki nilai yang sama dengan perubahan entalpi
Kalor netralisasi natrium hidroksida sebesar 4985,9 J
Kalor jenis suatu logam sebesar 0,0057 J/ᵒC
Kalor reaksi pembakaran suatu sampel adalah 25,42 kJ/g
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
DENGAN PERCOBAAN KALORIMETER
Fotosintesis
1
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor yang diserap atau dilepas selama
perubahan fisik atau perubahan kimia.
Kalorimeter Sederhana
Kalorimeter sederhana umumnya dapat dibuat dari cup styrofoam. Styrofoam adalah
insulator yang baik, sehingga tidak ada kalor yang keluar masuk dari kalorimeter. Cup dan isinya
dianggap sebagai sistem sehingga, sistem tersebut bersifat sistem terisolasi.
1
Keterangan
qreaksi = kalor reaksi (Joule atau kilo joule)
mlaru tan = massa larutan (gram)
cair = kalor jenis air (J/g. ᵒC atau J/g. K)
T = perubahan suhu (ᵒC atau K)
Karena reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan energi yang terjadi menunjukkan
perubahan entalpi reaksi H
Kalorimeter sederhana biasanya digunakan untuk mengukur berbagai macam perubahan
kimia seperti reaksi netralisasi dan perubahan fisika seperti pelarutan. Selain itu, kalorimeter
sederhana juga bisa digunakan untuk menentukan kalor jenis dari suatu zat.
Kalorimeter Bomb
Kalorimeter bomb umumnya digunakan untuk mengukur kalor yang dilepaskan dalam reaksi
pembakaran. Sampel yang akan digunakan ditempatkan dalam cup kecil dengan wadah tersisolasi
yang disebut bomb. Bomb didesain agar dapat bertahan dalam tekanan tinggi dan dilengkapi
dengan klep masuk untuk menambahkan oksigen dan listrik untuk menginisiasi reaksi.
qkalorimeter Ckalorimeter T
2
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PRAKTIKUM
Judul praktikum : Penentuan ∆H reaksi Penetralan NaOH dan HCl
Kelas : XI IPA 4
NO INDIKATOR PENGAMATAN 1 2 3 4 5 6
1. Keamanan
4 = Menggunakan jas lab dan penempatan alat tepat/benar
3 = Menggunakan jas lab tetapi penempatan alat kurang tepat/benar
2 = Tidak menggunakan jas lab dan penempatan alat kurang tepat/benar
1 = Tidak menggunakan jas lab atau ceroboh bekerja (alat pecah)
2. Menggunakan Alat Ukur Volume
4 = Jenis sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan ukuran
sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
3 = Jenis sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan ukuran
kurang sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
2 = Jenis kurang sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan
ukuran kurang sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
1 = Jenis tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan dan
ukuran tidak sesuai dengan kuantitas volume yang diukur
3. Pembacaan Skala Alat Ukur
4 = pembacaan sejajar dengan mata.
1 = pembacaan tidak sejajar dengan mata.
4. Mengambil Cairan Dengan Pipet
4 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung pipet cukup jauh
dari batas cairan, memipet perlahan, pipet miring 90-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
3 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, ujung pipet cukup jauh
dari batas cairan, memipet perlahan, pipet miring 30-45o pada saat
memindahkan cairan dan hasil bebas fase lain.
2 = Mengeluarkan udara pipet di luar cairan, memipet dengan cepat atau
hasil mengandung fase lain.
1 = Mengeluarkan udara pipet di dalam cairan atau ujung pipet dekat dari
batas cairan.
5. Menambahkan atau Menuangkan Cairan
4 = Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan melalui dinding dengan
kemiringan 90- 450 atau dengan menggunakan batang pengaduk
3 = Cairan dituangkan dengan cepat melalui dinding
2 = Cairan dituangkan dengan perlahan-lahan tidak melalui dinding
1 = Cairan dituangkan dengan cepat tanpa melalui dinding
6. Penggunaan Alat yang Sebelumnya Telah Digunakan
4 = Alat dicuci terlebih dahulu dengan air
1 = Alat tidak dicuci (langsung digunakan)
7. Kebersihan
4 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang limbah di
tempat limbah
3 = Meja bersih, tidak ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di
tempat limbah.
2 = Meja bersih, ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di tempat
limbah
1 = Meja tidak bersih, ada tumpahan zat, dan membuang limbah tidak di
tempat limbah
I. JUDUL : Penentuan H Reaksi Penetralan
II. TUJUAN : Menentukan kalor reaksi penetralan larutan NaOH dan larutan
HCl.
∆H = qreaksi
Untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia kita menggunakan suatu alat
yang dinamakan kalorimeter. Proses pengukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Sebuah
kalorimeter sederhana terdiri dari bejana terisolasi, alat pengaduk dan termometer. Karena
bejana kalorimeter dibalut dengan menggunakan bahan isolator, maka dianggap tidak ada
kalor yang diserap dan dilepaskan oleh sistem dari dan ke lingkungan, sehingga kalor
sistem sama dengan nol.
1
qreaksi = –qlarutan
dimana
qlarutan = m · c · ΔT
dengan:
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
ΔT = kenaikan suhu (K)
4.2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah Sifat dan Ciri Bahan
1 NaOH 1 M 100 mL
2 HCl 1M 100 mL
2
V. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
3
TABEL PENGAMATAN
4
Nama:
Kelas :
1. Pada percobaan penentuan perubahan entalpi reaksi dicampurkan 50 mL larutan HCl 1M dengan 50 mL
larutan NaOH 1 M ke dalam kalorimeter. Setelah dilakukan pengocokkan dan pengamatan suhu ternyata
didapatkan adanya kenaikan suhu dari 300C menjadi 36,50C.
Berdasarkan data tersebut
a. Tuliskanlah sistem pada reaksi tersebut!
b. Tuliskanlah lingkungan pada reaksi tersebut!
c. Apakah fungsi dilakukan pengocokan pada percobaan tersebut?
d. Apakah reaksi tersebut termasuk reaksi endoterm atau eksoterm? Jelaskan!
e. Jika larutan yang terbentuk dianggap sama dengan air,
kalor jenis air 4,2 J/g0C,
massa jenis air 1g/mL,
serta kapasitas kalor kalorimeter adalah 40 J/0C,
maka tentukanlah ∆H reaksinya!
Nama:
Kelas :
1. Pada percobaan penentuan perubahan entalpi reaksi dicampurkan 50 mL larutan HCl 1M dengan 50 mL
larutan NaOH 1 M ke dalam kalorimeter. Setelah dilakukan pengocokkan dan pengamatan suhu ternyata
didapatkan adanya kenaikan suhu dari 30 0C menjadi 36,50C.
Berdasarkan data tersebut
a. Tuliskanlah sistem pada reaksi tersebut!
b. Tuliskanlah lingkungan pada reaksi tersebut!
c. Apakah fungsi dilakukan pengocokan pada percobaan tersebut?
d. Apakah reaksi tersebut termasuk reaksi endoterm atau eksoterm? Jelaskan!
e. Jika larutan yang terbentuk dianggap sama dengan air,
kalor jenis air 4,2 J/g0C,
massa jenis air 1g/mL,
serta kapasitas kalor kalorimeter adalah 40 J/0C,
maka tentukanlah ∆H reaksinya!
TERMOKIMIA
Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja
Sebutkan macam-macam bentuk energi yang kalian ketahui !
Energi
Cahaya
Energi
Listrik Energi Kalor
Reaksi Kimia
Perubahan
Energi
1 Hukum I Termodinamika
7 Secara Langsung –
Penentuan Entalpi Reaksi
Percobaan Kalorimeter
Secara Tidak Langsung – Perhitungan
(Hukum Hess, Data ∆𝐻𝑓° , Data Energi Ikatan)
“Energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi
energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain”.
SISTEM DAN LINGKUNGAN
Lingkungan : segala
sesuatu selain sistem, LINGKUNGAN
SISTEM
yang membatasi sistem
dan dapat
mempengaruhi sistem.
Sistem + Lingkungan
= Alam Semesta
Kekurangan?
terbuka tertutup terisolasi
lingkungan
2
Suatu sistem menyerap kalor 35 kJ dan kerja 20 kJ.
Tentukanlah perubahan energi dalamnya!
Pada dasarnya, dalam suatu zat
terkandung sejumlah energi yang dapat
berubah dalam suatu reaksi kimia.
Entalpi
Ukuran sifat termodinamika suatu sistem yang sama dengan jumlah
energi dalam sistem tersebut dengan hasil kali tekanan dan volumenya.
H = U + PV
Energi Dalam tidak dapat diukur jumlah entalpi tidak
(U) secara langsung dapat ditentukan
ΔH = Hproduk – Hreaktan
ΔH =12HB – HA
Entalpi
Ukuran sifat termodinamika suatu sistem yang sama dengan jumlah
energi dalam sistem tersebut dengan hasil kali tekanan dan volumenya.
ΔH = qP
dimana, qP merupakan kalor reaksi pada tekanan tetap.
REAKSI EKSOTERM H produk < H reaktan
ΔH < 0 (bernilai negatif)
Diagram Energi
Reaksi Eksoterm
Contoh Reaksi Eksoterm
a) Reaksi pembakaran
b) Reaksi antara magnesium dengan asam klorida
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
b) Reaksi kalsium karbida dengan aquades
CaC2(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Bagaimanakah
Diagram Energinya?
REAKSI ENDOTERM H produk > H reaktan
ΔH > 0 (bernilai positif)
Diagram Energi
Reaksi Endoterm
Contoh Reaksi Endoterm
Bagaimanakah
Diagram Energinya?
Kesimpulan
ΔH = qP
3. Reaksi eksoterm dan endoterm dapat diamati berdasarkan
perubahan suhu yang terjadi sebelum dan sesudah terjadi
reaksi.
Eksoterm : H produk < H reaktan ΔH < 0 (-) Sistem melepaskan kalor
Endoterm : H produk > H reaktan ΔH > 0 (+) Sistem menerima kalor
Jenis-jenis Perubahan
Entalpi Standar (∆H )
o
Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar
1
1. Na (s) + 2Cl2 (g) → NaCl(s) ΔHfᵒ = -410,9 kJ/mol
1
2. 2N2 (g) + O2 (g) → NO2(g) ΔHfᵒ = +33,84 kJ/mol
1 3
3. N (g) + H (g) → NH3(g) ΔHfᵒ = -46,19 kJ/mol
2 2 2 2
Perubahan Entalpi
°
Penguraian Standar (∆𝐻𝑑 )
• Perubahan entalpi pada reaksi
penguraian satu mol zat menjadi
unsur-unsurnya yang diukur pada
keadaan standar (P= 1 atm dan
T=25ºC).
• d melambangkan dissosiation =
penguraian.
Persamaan Termokimia untuk
Reaksi Penguraian
1
1. NaCl(s) → Na (s) + Cl (g)
2 2
∆𝐻𝑑° = +410,9 kJ/mol
1
2. NO2 g → N (g) + O2 (g) ∆𝐻𝑑° = -33,84 kJ/mol
2 2
1 3
3. NH3(g) → N (g) + H2 (g) ∆𝐻𝑑° = +46,19 kJ/mol
2 2 2
Perubahan Entalpi
°
Pembakaran Standar (∆𝐻𝑐 )
Kalorimeter Sederhana
Kalorimeter Bom
qlarutan = m . c . ΔT qkalorimeter = C. ΔT
dimana
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (g)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1 atau J g–1 oC–1 )
C = kapasitas panas kalorimeter (J K–1 atau J oC–1 )
ΔT = perubahan suhu (K atau oC)
KALORIMETER
dimana
∆H = perubahan entalpi reaksi (J/mol atau kJ/mol)
q = jumlah kalor (J atau kJ)
n = jumlah mol (mol)
Pengukuran entalpi reaksi dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter. Namun terdapat beberapa
reaksi yang tidak bisa diukur entalpi reaksinya
dengan menggunakan kalorimeter.
Contohnya seperti reaksi pembakaran karbon (C).
Kalorimeter sederhana tidak bisa mengukur entalpi
reaksi tersebut karena berlangsung pada suhu yang
sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan
menghasilkan gas CO2 namun juga dapat
menghasilkan gas CO, sehingga sulit untuk diukur
dengan kalorimeter sederhana.
Pengukuran entalpi reaksi dapat dilakukan tanpa
menggunakan percobaan yaitu melalui perhitungan.
HUKUM HESS
Germain Hess
Contoh Soal:
Diketahui:
∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝐻4 𝑔 = −75 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝑂2 𝑔 = −393,5 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 𝑂 𝑔 = −242 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Tentukanlah nilai ∆H reaksi pembakaran metana pada
keadaan standar.
𝐶𝐻4 𝑔 + 𝑂2 𝑔 → 𝐶𝑂2 𝑔 + 𝐻2 𝑂(𝑔)
Pembahasan:
Langkah 1 Selalu pastikan bahwa persamaan reaksi telah setara
diperlukan dilepaskan
energi energi
ENERGI
Reaksi kimia merupakan penyusunan IKATAN
ulang atom-atom melalui pemutusan
dan pembentukan ikatan
“
Energi disosiasi ikatan merupakan
sejumlah energi yang diperlukan
untuk memutuskan satu mol ikatan
molekul gas menjadi atom-atom
dalam keadaan gas pada temperatur
dan tekanan tetap.
“
Energi ikatan rata-rata merupakan
energi rata-rata yang diperlukan
untuk memutuskan sebuah ikatan
dari seluruh ikatan suatu molekul
gas menjadi atom-atom gas.
Pada Molekul Diatomik
“
energi ikatan dapat disamakan
dengan energi ikatan
Pada Molekul Poliatomik
energi ikatan lebih tepat dinyatakan
sebagai energi ikatan rata-rata
Penentuan ΔH reaksi
“
N2(g) + H2(g) NH3(g)
Reaksi setara: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar Hukum Hess dan menentukan
perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan Hukum Hess melalui diskusi
berbantuan LKPD untuk menumbuhkan sikap aktif dan keterampilan berkomunikasi.
1
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Sikap
4.5 Membandingkan 4.5.1. Membandingkan harga perubahan
perubahan entalpi entalpi pada jumlah mol yang
beberapa reaksi berbeda pada beberapa reaksi
berdasarkan data berdasarkan data hasil percobaan.
hasil percobaan. 4.5.2. Membandingkan penentuan
harga perubahan entalpi pada
beberapa reaksi dengan
menggunakan hukum Hess
melalui cara yang berbeda
(diagram, siklus dan ∆H
pembentukan).
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
Adapun materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a. Persamaan termokimia
b. Reaksi endoterm dan eksoterm
c. Diagram tingkat energi reaksi endoterm dan eksoterm
2. Materi Inti
Pengetahuan Materi
Faktual Tidak semua entalpi reaksi dapat ditentukan melalui percobaan
dengan menggunakan kalorimeter.
Penentuan perubahan entalpi suatu reaksi yang melibatkan satu
tahap reaksi atau beberapa tahap reaksi menghasilkan hasil yang
sama.
2
Diagram pada Hukum Hess
A + 2B
∆H1 = x
∆H3 = x+y
AB + B
∆H2 = y
AB2
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk Kelas
XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 96-106.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
105-112.
3
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
1 Kegiatan Etika Pembuka: 10 menit
Pendahuluan Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
Peserta didik berdoa sebelum memulai pembelajaran.
Apersepsi:
Peserta didik diberikan apersepsi
“Apakah masih ada yang ingat bagaimana menuliskan
persamaan reaksi termokimia?”
Motivasi
Peserta didik deberikan motivasi
“Kalian sudah bisa menentukan perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan kalorimeter kan? Bagaimana
caranya? Bisakah jika kita menentukan perubahan entalpi
tanpa menggunakan kalorimeter?”
4
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
Mengajukan pertanyaan Peserta didik membaca fenomena yang terdapat di LKPD
atau masalah Fenomena pada LKPD :
Pengukuran entalpi reaksi dapat diukur dengan
menggunakan kalorimeter. Namun terdapat beberapa reaksi
yang tidak bisa diukur entalpi reaksinya dengan
menggunakan kalorimeter. Contohnya seperti reaksi
pembakaran karbon (C). Kalorimeter sederhana tidak bisa
mengukur entalpi reaksi tersebut karena berlangsung pada
suhu yang sangat tinggi. Pembakaran karbon (C) akan
menghasilkan gas CO2 namun juga dapat menghasilkan gas
CO, sehingga sulit untuk diukur dengan kalorimeter
sederhana.
Peserta didik berdiskusi dan mengajukan pertanyaan dari 10 menit
fenomena yang telah dibaca.
Peserta didik menuliskan pertanyaan hasil diskusi di
Mengajukan pertanyaan
kolom yang ada di LKPD.
atau masalah
Pertanyaan yang diharapkan dari siswa:
Bagaimana cara menentukan perubahan entalpi reaksi
selain dengan menggunakan kalorimeter sederhana?
Peserta didik berdiskusi dan membuat jawaban sementara 10 menit
(hipotesis) dari pertanyaan yang telah ditulis sebelumya
Peserta didik menuliskan hipotesis hasil diskusi di kolom
Membuat Hipotesis LKPD
Hipotesis yang diharapkan dari siswa:
Terdapat cara lain untuk menentukan entalpi reaksi selain
dengan menggunakan kalorimeter sederhana
Peserta didik mengkaji literatur dari buku pegangan dan 10 menit
Melakukan percobaan
menjawab pertanyaan pengumpulan data di LKPD
5
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya 3.5.2 ; 3.5.3 ; 20 menit
Mengumpulkan dan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di 3.5.4
menganalisis data
LKPD
Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya 3.5.1 ; 4.5.1 10 menit
untuk membuat kesimpulan pembelajaran dari informasi
yang telah didapat
Kesimpulan yang diharapkan dari siswa:
Membuat kesimpulan Terdapat cara lain untuk menentukan perubahan entalpi
sauatu reaksi, yaitu dengan melihat data reaksi yang telah
ada sebelumnya. Perubahan entalpi reaksi ditentukan
dengan menjumlahkan data reaksi yang ada, diagram, dan
siklus.
Peserta didik dalam setiap kelompok menyampaikan 10 menit
kesimpulan yang diperolehnya pada pembelajaran hari ini
6
Langkah-Langkah Ketercapaian Alokasi
No Tahapan Kegiatan Peserta Didik
Sintaks Model Indikator Waktu
Evaluasi
Peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dijawab.
Peserta didik mengikuti kegiatan tindak lanjut yang
dilakukan pendidik berupa pemberian tugas atau latihan
individu terkait materi penentuan perubahan entalpi
(ΔH) reaksi menggunakan Hukum Hess.
Peserta didik diinformasikan mengenai materi pada
pembelajaran selanjutnya yaitu mengenai penentuan
perubahan entalpi (ΔH) reaksi menggunakan Data
Energi Ikatan.
Etika Penutup
- Peserta didik berdoa dan menjawab salam
7
b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing
8
RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN
∆H1 = w kJ ∆H2 = x kJ
D C ∆H3 = y kJ
C3 B
Apabila kita ingin mencari harga y, dapat
dilakukan dengan . . .
a. w + x + z
b. z – w – x
c. w – z + x
d. z + w – x
e. w – x + z
2 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Apabila terdapat reaksi
Hukum Hess perubahan entalpi suatu CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(g) ∆H = -a
reaksi, siswa dapat kJ/mol
menentukan harga entalpi H2O(l) H2O(g) ∆H = +b kJ/mol
suatu reaksi Tentukan harga perubahan entalpi untuk reaksi
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(l)
C3 D
a. a – b kJ/mol
b. a + b kJ/mol
c. –a + b kJ/mol
d. –a - b kJ/mol
e. –a – (-b) kJ/mol
9
3 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Tentukanlah harga perubahan entalpi dari reaksi
Hukum Hess perubahan entalpi suatu NO(g) + O2(g) NO2(g)
reaksi, siswa dapat Jika diketahui
menentukan harga entalpi NO(g) + O3(g) NO2(g) + O2(g) ∆H = -199 kJ
suatu reaksi O3(g) O(g) + O2(g) ∆H = +34 kJ
C3 E
a. +233 kJ
b. +165 kJ
c. +65,5 kJ
d. -165 kJ
e. -233 kJ
4 Menjelaskan Prinsip dasar Diberikan data harga Terdapat data sebagai berikut
Hukum Hess perubahan entalpi suatu
reaksi, siswa dapat
menentukan harga entalpi
suatu reaksi
a. +1636
b. +1268
c. -1082
d. -1268
e. -1636
10
5 Menentukan harga Diberikan diagram tingkat Berdasarkan diagram berikut, harga ∆H3
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa adalah . . .
Mg
berdasarkan diagram dapat menentukan harga ∆H2
perubahan entalpi perubahan entalpi MgO
∆H1 ∆H3
Mg(OH)2
∆H4 C3 D
11
7 Menentukan harga Diberikan siklus tingkat Terdapat siklus perubahan energi sebagai berikut
perubahan entalpi energi suatu reaksi, siswa A ∆H4 = 318,4 kJ D
berdasarkan siklus dapat menentukan harga
perubahan entalpi perubahan entalpi suatu reaksi
∆H1 = -81,1 kJ ∆H2 = x kJ
D C ∆H3 = 180,7 kJ
C3 C
∆H = -593 kJ ∆H = -197 kJ
2SO2(g) + O2(g)
Harga perubahan entalpi pembentukan 1 mol gas
C3 D
SO3 adalah . . . .
a. +790
b. +395
c. -395
d. -396
e. -790
12
9 Menentukan harga Diberikan data perubahan Diketahui:
perubahan entalpi reaksi entalpi pembentukan, siswa ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝐻4 (𝑔) = −75 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
berdasarkan ∆H dapat menetukan harga ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶𝑂2 (𝑔) = −393,5 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
pembentukan standar perubahan entalpi reaksi ∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 𝑂(𝑔) = −242 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Reaksi pembakaran metana adalah sebagai
berikut
𝐶𝐻4 (𝑔) + 2𝑂2 (𝑔) → 𝐶𝑂2 (𝑔) + 2𝐻2 𝑂(𝑔) C2 A
Besar ∆H reaksi pembakaran 1 mol gas metana
adalah . . .
a. -802,5 kJ
b. -710,5 kJ
c. -560,5 kJ
d. +560,5 kJ
e. +802,5 kJ
10 Menentukan harga Diberikan data perubahan Menggunakan data berikut
perubahan entalpi reaksi entalpi pembentukan, siswa ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶4 𝐻4 = −2341 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
berdasarkan ∆H dapat menetukan harga ∆𝐻𝑓𝑜 𝐶4 𝐻8 = −2755 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
pembentukan standar perubahan entalpi reaksi ∆𝐻𝑓𝑜 𝐻2 = −286 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Hitunglah ∆H dari reaksi
𝐶4 𝐻4 (𝑔) + 𝐻2 (𝑔) → 𝐶4 𝐻8 (𝑔) C3 C
a. -5364 kJ
b. -628 kJ
c. -128 kJ
d. +628 kJ
e. +5364 kJ
13
14
MENGACU PADA KURIKULUM 2013 revisi 2016
NAMA KELOMPOK :
1. ························································································
2. ························································································
3. ························································································
4. ························································································
Peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar hukum Hess dan menentukan
perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan Hukum Hess melalui diskusi untuk
menumbuhkan sikap aktif
Berdasarkan artikel yang telah kamu baca, buat dan tulis rumusan masalah yang
kamu pikirkan di bawah ini
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
Diskusikan jawaban sementara, hipotesis dari pertanyaan yang telah kalian buat
dengan teman sekelompokmu, lalu tulislah hasil diskusi kalian di bawah
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
(2)
3. Perubahan entalpi pembentukan gas karbon dioksida (CO2) dari padatan karbon
(C) dan gas oksigen (O2) adalah -393,5 kJ
(3)
....................
∆H1 = -110,5 kJ
∆H3 = -393,5 kJ
.....................
∆H2 = -280,0 kJ
......................
5. Coba jumlahkan entalpi reaksi dari persamaan (1) dan (2), apakah hasil
penjumlahan entalpi reaksinya sama dengan persamaan nomor (3)?
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
····················································································································
BAHAN AJAR
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
DENGAN HUKUM HESS
1
PENENTUAN ∆H DENGAN HUKUM HESS
Contoh:
Terdapat dua cara untuk memperoleh gas CO2
Cara 1 :
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H = -393,5 kJ
Cara 2:
C(s) + 1/2 O2(g) CO(g) ∆H = -110,5 kJ
1
Reaksi diatas dapat digambarkan seperti gambar 3 di bawah ini
Dari pembahasan dan siklus pada gambar 3, dapar ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut.
Jika suatu reaksi berlangsung menurut dua tahap atau lebih, maka kalor reaksi
totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahap-tahap reaksinya
Oleh karena itu, Hukum Hess dapat disebut juga hukum penjumlahan kalor. Proses diatas dapat
digambarkan sebagai berikut
C(s) + O2(g)
∆H1 = -110,5
∆H3 = -393,5 kJ
kJ
CO(g) + ½
O2(g)
∆H2 = -280,0
CO (g) kJ
2
2
3
Lampiran 1. Latihan Soal
1. Pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya dapat dilakukan dalam satu tahap atau dua tahap
reaksi. Jika diketahui:
½ N2(g) + ½ O2(g) → NO(g) ΔH = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g) ΔH = +33,8 kJ
Berapakah ΔH pembentukan gas NO2?
2. Diketahui reaksi:
C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH1 = –94 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ΔH2 = –136 kJ
3C(s) + 4H2(g) → C3H8(g) ΔH3 = –24 kJ
Tentukan ΔH pada reaksi C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) !
Penyelesaian:
1. Reaksi pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya:
½ N2(g) + O2(g) → NO2(g) ΔH° = ? kJ
Menurut hukum Hess, ΔH hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi. Dengan
demikian, ΔH pembentukan gas NO2 dapat ditentukan dari dua tahap reaksi tesebut.
½N2(g) + ½ O2(g) → NO(g) ΔH1 = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g) ΔH2 = +33,8 kJ
½ N2(g) + O2(g) → NO2(g) ΔH = ΔH1 + ΔH2
= +90,4 kJ + 33,8 kJ = +124,2 kJ
2. Menyesuaikan masing-masing reaksi (1), (2), dan (3) dengan pertanyaan.
• Reaksi (1) dikalikan 3 (agar CO2 menjadi 3 CO2)
• Reaksi (2) dikalikan 2 (agar 2H2O menjadi 4H2O)
• Reaksi (3) dibalik, maka tanda H menjadi + (agar C3H8 menjadi di sebelah kiri)
Jadi, 3C(s) + 3 O2(g) →3CO2(g) ΔH1 = –282 kJ
4 H2(g) + 2 O2(g) → 4H2O(g) ΔH2 = –272 kJ
C3H8(g) → 3 C(s) + 4 H2(g) ΔH3 = 24 kJ
C3H8(g) + 5 O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g) ΔH = – 530 kJ
Lampiran 2. Post tes
ΔH
2SO2(g) + 2O2(g) 2SO3(g)
ΔH1 ΔH2
2S(s) + 3O2(g)
ΔH2 = -187 kJ
2SO3(g)
Lampiran 1. Latihan Soal
1. Diketahui:
∆Hfo CH4O(l) = –238,6 kJ/mol
∆Hfo CO2(g) = –393,5 kJ/mol
∆Hfo H2O(l) = –286 kJ/mol
Tentukanlah ΔH reaksi pembakaran CH4O!
2. Diketahui:
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ∆H = -1110 kJ
CO2 → C + O2 ∆H = +393,5 kJ
SO2 → S + O2 ∆H = +297 kJ
Tentukanlah kalor pembentukan CS2!
Penyelesaian:
1. Reaksi pembakaran CH4O adalah sebagai berikut.
CH4O(l) + 3/2 O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo H2O) – (∆Hfo CH4O + 3/2 ∆Hfo O2)
∆Hreaksi = (–393,5 + 2 × (–286))kJ/mol – (–238,6 + 3/2 × 0)kJ/mol
= –726,9 kJ/mol
2. ∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo SO2) – (∆Hfo CS2 + 3 ∆Hfo O2)
∆Hfo CS2 = (∆Hfo CO2 + 2 ∆Hfo SO2) – ∆Hreaksi
= (-393,5 + 2 × (–297)) kJ – (-1110 kJ)
= -987,5 kJ + 1110 kJ
= 122,5 kJ
Lampiran 2. Post tes
Diketahui kalor pembentukan CO2, CO, dan PbO berturut-turut adalah sebesar -393,5 kJ/mol, -
110,5 kJ/mol, dan -217,3 kJ/mol. Tentukanlah perubahan entalpi dari reaksi antara PbO (s) dan
CO(g) menghasilkan Pb(s) dan CO2(g)!
Penyelesaian:
PbO(s) + CO(g) → Pb(s) + CO2(g) Skor = 3
∆Hreaksi = ∆Hfo produk – ∆Hfo reaktan Skor = 1
∆Hreaksi = (∆Hfo CO2 + ∆Hfo Pb) – (∆Hfo PbO + ∆Hfo CO) Skor = 2
∆Hreaksi = (-393,5 kJ/mol + 0 kJ/mol) – (-217,3 kJ/mol – 110,5 kJ/mol) Skor = 2
= -393,5 kJ/mol + 327,8 kJ/mol
= -65,7 kJ/mol Skor = 2
Lampiran 1.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukan melalui percobaan dan diskusi berbantuan LKPD untuk
mengembangkan sikap aktif dan keterampilan merancang, melakukan, menyimpulkan,
dan menyajikan percobaan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi.
1
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
4.7.2 Melakukan percobaan
faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi.
4.7.3 Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju
reaksi.
4.7.4 Menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi laju
reaksi secara lisan dan
dalam bentuk laporan
tertulis.
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Molaritas
Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam 1 Liter larutan. Molaritas sama dengan jumlah mol dalam zat terlarut dalam
1 Liter larutan.
b. Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jumlah berkurangnya
jumlah zat-zat pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap
satuan waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia biasanya
dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai
ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil
reaksi tiap satuan waktu.
c. Teori Tumbukan
Gagasan utama dari teori tumbukan tentang laju reaksi adalah bahwa agar terjadi
reaksi partikel-partikel reaktan harus bertumbukan. Namun, tidak semua tumbukan
menghasilkan reaksi. Tidak semua tumbukan adalah tumbukan efektif. Untuk
tumbukan yang efektif, spesi reaktan harus (1) prosesnya paling sedikit mengandung
energi minimum yang dibutuhkan untuk mengatur elektron terluar pada pemutusan
ikatan dan pembentukan ikatan dan (2) mempunyai orientasi yang tepat terhadap
satu dengan yang lainnya pada tumbukan tersebut. Tumbukan harus terjadi dalam
reaksi kimia, tetapi tidak menjamin reaksi tersebut akan berlangsung.
2
2. Materi Inti
Indikator Fakta Konsep Prosedur
3.6.1 Menjelaskan - Besi yang diletakkan di tempat yang Semakin tinggi konsentrasi zat-zat reaktan Percobaan pengaruh konsentrasi
pengaruh lembab akan lebih cepat berkarat daripada maka laju reaksinya akan semakin cepat. terhadap laju reaksi dilakukan
konsentrasi di tempat yang kering. Peristiwa Semakin tinggi konsentrasi zat-zat dengan mereaksikan padatan Mg
terhadap laju pengkaratan (korosi) akan terjadi apabila reaktan, maka semakin banyak jumlah dengan larutan HCl. Logam Mg
reaksi besi (logam) bereaksi dengan oksigen dan partikelnya, sehingga peluang terjadinya yang digunakan memiliki panjang
menggunakan air. Pada tempat yang lembab kadar uap tumbukan efektif antar partikel akan yang sama yakni 2 cm sedangkan
teori tumbukan. airnya akan lebih tinggi jika dibandingkan semakin besar dan mengakibatkan laju konsentrasi larutan HCl divariasikan
dengan pada tempat yang kering sehingga reaksinya akan semakin cepat. yaitu 0,5 M; 1 M; dan 2 M.
besi yang diletakkan pada tempat lembab Reaksi antara logam Mg dan larutan
akan lebih cepat berkarat. HCl menghasilkan gas H2 yang
- Pada saat membakar, apabila ada angin ditandai dengan terbentuknya
yang bertiup maka api akan membesar. Hal gelembung-gelembung gas. Laju
ini disebabkan pada udara terdapat reaksi tersebut dilihat dari waktu
oksigen. Oksigen diperlukan pada proses yang diperlukan dari awal
pembakaran sehingga saat melakukan terbentuknya gas H2 hingga seluruh
pembakaran apabila jumlah oksigen logam Mg habis bereaksi.
bertambah disebabkan adanya angin yang
bertiup maka api akan semakin besar.
3.6.2 Menjelaskan - Untuk jenis kayu yang sama, kayu bakar Pada reaksi heterogen (reaksi yang fase Percobaan pengaruh luas permukaan
pengaruh luas yang dipotong-potong akan lebih cepat reaktannya tidak sama), luas permukaan terhadap laju reaksi dilakukan
permukaan terbakar jika dibandingkan dengan kayu bidang sentuh pereaksi yang berwujud dengan mereaksikan padatan CaCO3
bidang sentuh yang tidak dipotong. padat berpengaruh terhadap laju reaksi. berbentuk serbuk dan bongkahan
terhadap laju - Saat memasak sayuran ataupun daging Untuk massa zat yang sama makin besar (massa sama) dengan larutan HCl 2
reaksi biasanya dipotong-potong terlebih dahulu. luas permukaan bidang sentuhnya maka M. Reaksi antara padatan CaCO3
menggunakan Hal ini bertujuan selain mempercantik laju reaksinya akan semakin cepat. dengan larutan HCl menghasilkan
teori tumbukan. penyajian juga agar bahan makanan tersebut gas CO2 yang ditandai dengan
cepat matang dan matangnya merata. munculnya gelembung-gelembung
gas.
3
Indikator Fakta Konsep Prosedur
Hal ini dikarenakan semakin besar luas Laju reaksi tersebut dilihat dari
permukaan bidang sentuhnya maka waktu yang diperlukan dari awal
jumlah partikel yang dapat bersentuhan terbentuknya gas CO2 hingga seluruh
dengan partikel pereaksi lain bertambah. padatan CaCO3 habis bereaksi.
Peluang terjadinya tumbukan efektif antar
partikel akan semakin besar. Dengan
demikian, laju reaksi juga makin cepat.
4
Indikator Fakta Konsep Prosedur
Percobaan ini dilakukan sebanyak 3
kali. Masing-masing percobaan
dilakukan pada suhu ruangan, 10oC di
bawah suhu ruangan, dan 10oC di atas
suhu ruangan. Laju reaksi tersebut
dilihat dari waktu awal larutan HCl
dituangkan hingga tanda silang pada
kertas sudah tak terlihat lagi.
3.6.4 Menjelaskan - Pepsin merupakan salah satu enzim. Enzim Katalis merupakan zat yang dapat Percobaan pengaruh katalis terhadap
pengaruh katalis pepsin dihasilkan di lambung dan berfungsi memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami laju reaksi dilakukan dengan reaksi
terhadap laju untuk memecah protein menjadi peptida perubahan apapun. Penambahan katalis dekomposisi H2O2 dengan dan tanpa
reaksi yang lebih kecil. Enzim merupakan salah dalam suatu reaksi akan menyebabkan penambahan MnO2. Reaksi ini
menggunakan satu contoh katalis. reaksi tersebut berlangsung dengan cara menghasilkan gas O2 yang ditandai
teori tumbukan. - Penambahan ragi pada proses pembuatan yang berbeda. Pada reaksi dengan dengan munculnya gelembung-
tape singkong dapat mempercepat waktu penambahan katalis, reaktan akan gelembung gas. Laju reaksi tersebut
pembuatan tape singkong. Ragi merupakan bereaksi dengan zat yang menjadi katalis dilihat dari waktu yang diperlukan
sumber penting penyedia enzim (biokatalis) namun zat katalis ini akan dihasilkan lagi dari awal terbentuknya gas O2 hingga
yang dapat membantu mempercepat proses di akhir reaksi. Reaksi yang berlangsung tidak terlihat lagi adanya gas O2.
fermentasi pada pembuatan tape singkong. dengan penambahan katalis akan memiliki
energi aktivasi yang lebih rendah
dibandingkan reaksi yang dilakukan tanpa
katalis. Hal ini menyebabkan laju reaksi
dengan penambahan katalis akan lebih
cepat jika dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis dikarenakan
jumlah partikel yang memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi (mencapai energi
aktivasi) jumlahnya semakin banyak
sehingga tumbukan efektif akan semakin
banyak pula.
5
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Predict, Observe, Explain (POE)
dengan syntax (langkah-langkah):
Predict (memprediksi)
Observe (mengobservasi)
Explain (menjelaskan)
Pendekatan : saintifik
Metode : eksperimen dan diskusi
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk
Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 96-106.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
105-112.
6
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Siklus I - Pertemuan 1 : Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Apersepsi: 3 menit
- Pendidik memberikan - Peserta didik diharapkan
pertanyaan mengenai materi menjawab pertanyaan yang
sebelumnya yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan materi pertemuan hari berdasarkan pengetahuan awal
ini. yang telah dimiliki.
P:“Pada pertemuan sebelumnya (Peserta didik diharapkan
kalian telah mempelajari menjawab: “Laju reaksi
mengenai laju reaksi. dinyatakan sebagai perubahan
Apakah yang dimaksud konsentrasi per satuan waktu.”
dengan laju reaksi? Agar “Tidak semua tumbukan dapat
suatu reaksi dapat menghasilkan reaksi.
berlangsung, maka partikel- Tumbukan yang dapat
partikel reaktan harus menghasilkan reaksi kimia
bertumbukan. Apakah dikenal dengan istilah
semua tumbukan dapat tumbukan efektif. Tumbukan
menghadilkan reaksi? efektif harus memiliki 2 hal
Tumbukan yang yakni energi yang cukup dan
bagaimanakah yang dapat arah tumbukan yang tepat.)
menghasilkan reaksi?
7
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Motivasi 4 menit
- Pendidik memberi motivasi - Peserta didik mencermati
dengan memberikan gambar gambar yang diberikan oleh
nyala merah dari serpihan baja pendidik.
yang terbakar di dalam labu
erlenmeyer yang berisi oksigen
murni.
- Pendidik mengarahkan hal yang - Peserta didik diharapkan dapat
telah diamati oleh peserta didik menjawab bahwa pembakaran
dengan kebakaran yang terjadi di membutuhkan oksigen. Dalam
alam. udara terkandung oksigen.
“Mengapa saat kita membakar Bertambahnya jumlah oksigen
sesuatu kemudian ada angin, menyebabkan api menjadi
apinya menjadi membesar?” lebih besar (pembakaran lebih
dahsyat).
Acuan
- Pendidik menginformasikan Peserta didik menyimak 1 menit
mengenai tujuan pembelajaran pemberian informasi dari
yang akan dicapai pada pendidik.
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti - Pendidik membagi peserta didik - Peserta didik bergabung 5 menit
ke dalam 7 kelompok secara dengan kelompoknya masing-
heterogen, dimana masing- masing.
masing kelompok terdiri atas 5
orang.
8
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik membagikan 2 LKPD Masing-masing kelompok
kepada masing-masing menerima LKPD yang dibagikan
kelompok. oleh pendidik.
Predict Pendidik membimbing peserta Peserta didik secara aktif bekerja Memprediksi 3.6.1 8 menit
didik untuk memprediksi sama dalam kelompoknya untuk
mengenai laju reaksi antara logam memprediksi dan memberikan
Mg dengan larutan HCl yang alasan terhadap hasil prediksi
memiliki konsentrasi berbeda- mereka tentang laju reaksi antara
beda. logam Mg dengan larutan HCl
yang memiliki konsentrasi
berbeda-beda.
Observe Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif 3.6.1 40 menit
kelompok untuk merencanakan bekerja sama dalam 4.6.1
kegiatan penyelidikan/percobaan kelompoknya untuk
diantaranya: merencanakan kegiatan
penyelidikan/ percobaan
diantaranya:
a. Menentukan variabel-variabel a. Variabel-variabel percobaan Mengidentifikasi
yang digunakan pada terlampir dalam LKPD. variabel
percobaan. b. Alat dan bahan percobaan
b. Menentukan alat dan bahan terlampir dalam LKPD. Menggunakan alat
beserta kegunaan alat dan ciri- c. Desain percobaan dan Merancang
ciri bahan yang akan digunakan prosedur percobaan penelitian
pada percobaan. terlampir dalam LKPD.
c. Merancang desain percobaan
dan prosedur percobaan.
9
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif Melakukan 4.6.2
kelompok untuk melakukan bekerja sama dalam percobaan
kegiatan penyelidikan/ kelompoknya untuk
percobaan. melakukan percobaan yang
telah dirancang.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik mencatat hasil
kelompok untuk mencatat hasil yang didapatkan dari
yang didapatkan dari percobaan. percobaan.
Explain - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik secara aktif Menganalisis data 3.6.1 25 menit
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan a. Mg(s) + HCl(aq) →
reaksi logam Mg dengan MgCl2(aq) + H2(g)
larutan HCl. b. Reaksi Mg dengan larutan
b. Menuliskan hasil laju reaksi HCl yang berkonsentrasi
yang lebih cepat diantara paling tinggi memiliki laju
larutan-larutan yang diuji. reaksi yang paling cepat.
c. Menuliskan perbandingan c. Larutan yang memiliki
jumlah partikel zat pada konsentrasi lebih tinggi
konsentrasi tinggi dan memiliki jumlah partikel
konsentrasi rendah. yang lebih banyak.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi yang berlangsung
jumlah tumbukan efektif pada konsentrasi tinggi
pada reaksi yang berlangsung memiliki jumlah tumbukan
dengan konsentrasi tinggi efektif yang lebih banyak.
dan konsentrasi rendah.
10
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
e. Menuliskan pengaruh e. Semakin tinggi
konsentrasi terhadap laju konsentrasinya maka laju
reaksi berdasarkan teori reaksinya akan semakin
tumbukan. cepat. Hal ini dikarenakan
pada konsentrasi tinggi
jumlah partikelnya semakin
banyak sehingga peluang
terjadinya tumbukan efektif
semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin
cepat.
11
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan - Pendidik menginformasikan - Peserta didik menyimak 1 menit
Penutup mengenai pembelajaran pada informasi dari pendidik.
pertemuan selanjutnya yaitu
melanjutkan kegiatan diskusi dan
pembahasan hasil percobaan
pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi.
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.
12
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
2. Kegiatan Inti Explain Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik bergabung dengan 2 menit
didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya.
- Pendidik memfasilitasi peserta - Salah satu kelompok Meng- 4.6.4 30 menit
didik untuk melakukan kegiatan menyajikan hasil diskusi komunikasikan
diskusi kelas untuk kelompoknya.
menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya masing-masing.
- Pendidik mendorong - Kelompok lainnya menyimak
keterbukaan dan proses-proses dan bila terdapat hal yang
demokrasi dengan cara belum jelas dapat mengajukan
memberikan kesempatan kepada pertanyaan atau saran.
peserta didik untuk bertanya dan
memberikan saran
- Pendidik melakukan klarifikasi Peserta didik menyimak
dan penekanan terhadap konsep- klarifikasi dan mencatat konsep-
konsep pengaruh konsentrasi konsep yang ditekankan oleh
terhadap laju reaksi. pendidik.
Pendidik membimbing peserta Peserta didik diharapkan mampu Membuat 4.6.3 5 menit
didik untuk menyimpulkan hasil menyimpulkan pengaruh Kesimpulan
pembelajaran yang telah konsentrasi terhadap laju reaksi:
dilakukan. “Semakin tinggi konsentrasi zat-zat
reaktan maka laju reaksinya akan
semakin cepat. Hal ini dikarenakan
pada konsentrasi tinggi jumlah
partikelnya semakin banyak sehingga
peluang terjadinya tumbukan efektif
akan semakin besar dan laju
reaksinya semakin cepat.”
13
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan Penutup - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik mengumpulkan 2 menit
didik untuk mengumpulkan LKPD.
LKPD yang telah dijawab.
- Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik kembali ke 2 menit
didik untuk kembali ke tempat tempat duduknya masing-
duduknya masing-masing. masing.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik mengikuti 45
tindak lanjut berupa tes. kegiatan tes. menit
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.
14
Siklus II - Pertemuan 3: Pengaruh Luas Permukaan, Suhu, dan Katalis terhadap Laju Reaksi (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Apersepsi:
- Pendidik memberikan - Peserta didik diharapkan 2 menit
pertanyaan mengenai materi menjawab pertanyaan yang
sebelumnya yang berkaitan diberikan oleh pendidik
dengan materi pertemuan hari berdasarkan pengetahuan awal
ini. yang telah dimiliki.
P:“Pada pertemuan sebelumnya (Peserta didik diharapkan
kalian telah mempelajari menjawab:
bahwa konsentrasi dapat “Semakin tinggi konsentrasi
memengaruhi laju reaksi. zat-zat reaktan maka laju
Bagaimanakah pengaruh reaksinya akan semakin cepat.
konsentrasi terhadap laju Hal ini dikarenakan pada
reaksi?” konsentrasi tinggi jumlah
partikelnya semakin banyak
sehingga peluang terjadinya
tumbukan efektif akan semakin
besar dan laju reaksinya
semakin cepat.”)
15
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Motivasi
- Pendidik memberi motivasi - Peserta didik diharapkan dapat 2 menit
dengan pertanyaan: menjawab bahwa kayu yang
1. Pengaruh luas permukaan dipotong kecil-kecil akan lebih
“Mengapa kayu bakar biasanya cepat terbakar jika
dipotong-potong terlebih dibandingkan dengan kayu
dahulu? Manakah yang lebih yang tidak dipotong.
cepat terbakar kayu yang
dipotong atau kayu besar yang
tidak dipotong?”
2. Pengaruh suhu
“Mengapa jika kita memasak - Peserta didik diharapkan dapat
menjawab bahwa Proses 2 menit
biasanya menggunakan nyala
memasak dilakukan dengan
api yang besar?”
membesarkan nyala api agar
makanan lebih cepat masak.
Peningkatan nyala api akan
mengakibatkankan
peningkatan suhu.
16
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Acuan 1 menit
Pendidik menginformasikan
Peserta didik menyimak
mengenai tujuan pembelajaran
pemberian informasi dari
yang akan dicapai pada
pendidik.
pembelajaran hari ini.
17
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Faktor suhu Memprediksi 3.6.3
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif bekerja
didik untuk memprediksi sama dalam kelompoknya untuk
mengenai laju reaksi antara larutan memprediksi dan memberikan
Na2S2O3 dan larutan HCl dengan alasan terhadap hasil prediksi
suhu yang berbeda-beda. mereka tentang laju reaksi antara
larutan Na2S2O3 dan larutan HCl
dengan suhu yang berbeda-beda.
Observe Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif 3.6.2 40 menit
kelompok untuk merencanakan bekerja sama dalam 3.6.3
kegiatan penyelidikan/percobaan kelompoknya untuk 3.6.4
diantaranya: merencanakan kegiatan 4.6.1
penyelidikan/ percobaan
diantaranya:
a. Menentukan variabel-variabel a. Variabel-variabel percobaan Mengidentifikasi
yang digunakan pada terlampir dalam LKPD. variabel
percobaan.
18
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
b. Menentukan alat dan bahan b. Alat dan bahan percobaan Menggunakan alat 4.6.1
beserta kegunaan alat dan ciri- terlampir dalam LKPD.
ciri bahan yang akan digunakan c. Desain percobaan dan Merancang
pada percobaan. prosedur percobaan terlampir penelitian
c. Merancang desain percobaan dalam LKPD.
dan prosedur percobaan.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik secara aktif Melakukan 4.6.2
kelompok untuk melakukan bekerja sama dalam percobaan
kegiatan penyelidikan/ kelompoknya untuk
percobaan. melakukan percobaan yang
telah dirancang.
- Pendidik membimbing setiap - Peserta didik mencatat hasil
kelompok untuk mencatat hasil yang didapatkan dari
yang didapatkan dari percobaan. percobaan.
Explain Faktor luas permukaan Menganalisis data 3.6.1 30 menit
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan a. CaCO3(s) + HCl(aq) →
reaksi padatan CaCO3 CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
dengan larutan HCl.
b. Menuliskan hasil laju reaksi b. Reaksi CaCO3 serbuk dengan
yang lebih cepat diantara larutan HCl memiliki laju
percobaan yang dilakukan. reaksi lebih cepat jika
dibandingkan dengan reaksi
CaCO3 bongkahan dengan
larutan HCl.
19
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
c. Menuliskan perbandingan c. Serbuk CaCO3 memiliki luas
luas permukaan bidang sentuh permukaan bidang sentuh
antara serbuk CaCO3 dan yang lebih besar jika
bongkahan CaCO3. dibandingkan bongkahan
CaCO3.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi dengan luas
jumlah tumbukan efektif pada permukaan bidang sentuh
reaksi yang berlangsung besar memiki jumlah
dengan luas permukaan tumbukan efektif yang lebih
bidang sentuh kecil dan luas besar jika dibandingkan
permukaan bidang sentuh dengan reaksi dengan luas
besar. permukaan bidang sentuh
kecil.
e. Menuliskan pengaruh luas e. Semakin besar luas
permukaan bidang sentuh permukaan bidang sentuhnya
terhadap laju reaksi maka laju reaksinya akan
berdasarkan teori tumbukan. semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin luas
permukaan bidang sentuhnya
maka peluang terjadinya
tumbukan efektif akan
semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin
cepat.
20
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
f. Menuliskan kesimpulan f. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh luas kelompoknya menuliskan Kesimpulan
permukaan bidang sentuh kesimpulan:
terhadap laju reaksi. “Reaksi antara larutan HCl
dengan serbuk CaCO3 memiliki
laju reaksi yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan reaksi
antara larutan HCl dengan
bongkahan CaCO3. Hal ini
dikarenakan serbuk CaCO3
memiliki luas permukaan
bidang sentuh yang lebih besar
jika dibandingkan dengan
bongkahan CaCO3. Semakin
besar luas permukaan bidang
sentuhnya maka semakin besar
peluang terjadinya tumbukan.
Peluang terjadinya tumbukan
efektif juga semakin besar
sehingga laju reaksinya
semakin cepat.”
Explain Faktor luas suhu Menganalisis data 3.6.3
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan persamaan reaksi a. Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) →
larutan Na2S2O3 dengan larutan 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) +
HCl. H2O(l)
21
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
b. Menuliskan hasil laju reaksi b. Larutan Na2S2O3 dengan 3.6.3
yang lebih cepat diantara larutan HCl yang dilakukan
percobaan yang dilakukan. pada suhu 80oC memiliki laju
reaksi yang paling cepat.
c. Menuliskan perbandingan c. Zat-zat reaktan yang bersuhu
energi kinetik kinetik pada tinggi memiliki energi
partikel zat reaktan yang kinetik yang lebih tinggi jika
berlangsung pada suhu tinggi dibandingkan dengan zat
dan yang berlangsung dengan reaktan bersuhu lebih rendah.
suhu lebih rendah.
d. Menuliskan perbandingan d. Reaksi dengan suhu tinggi
jumlah tumbukan efektif pada memiki jumlah tumbukan
reaksi yang berlangsung efektif yang lebih besar jika
dengan suhu tinggi dan suhu dibandingkan dengan reaksi
lebih rendah. dengan reaksi dengan suhu
lebih rendah.
e. Menuliskan pengaruh suhu e. Semakin tinggi suhu zat-zat
terhadap laju reaksi reaktan maka laju reaksinya
berdasarkan teori tumbukan. akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi
suhunya maka energi kinetik
partikel-partikel reaktan akan
semakin besar sehingga
peluang terjadinya tumbukan
efektif akan semakin besar
pula dan laju reaksinya
semakin cepat.
22
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
f. Menuliskan kesimpulan f. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh suhu kelompoknya menuliskan Kesimpulan
terhadap laju reaksi. kesimpulan:
“Reaksi antara larutan Na2S2O3
dan larutan HCl yang dilakukan
pada suhu yang lebih tinggi
memiliki laju reaksi yang lebih
cepat. Semakin tinggi suhunya
maka semakin cepat laju
reaksinya. Hal ini dikarenakan
pada suhu yang tinggi, gerak
partikel-partikel semakin cepat,
energi kinetiknya semakin besar
sehingga peluang terjadinya
tumbukan semakin besar.
Peluang terjadinya tumbukan
efektif juga semakin besar.”
Explain Faktor katalis Menganalisis data 3.6.4
Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik secara aktif
didik untuk menganalisis data menganalisis data yang
yang diperoleh dari percobaan diperoleh dari percobaan,
diantaranya: diantaranya:
a. Menuliskan hasil laju reaksi a. Laju reaksi peruraian H2O2
yang lebih cepat diantara yang lebih cepat terjadi pada
percobaan yang dilakukan. reaksi yang ditambahkan
serbuk MnO2.
b. Menuliskan fungsi MnO2 b. MnO2 berfungsi sebagai
dalam reaksi peruraian H2O2. katalis.
23
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
c. Menuliskan keadaan MnO2 c. MnO2 di awal reaksi 3.6.4
sebelum dan sesudah reaksi. berwarna hitam, di akhir
reaksi didapatkan larutan
berwarna kehitaman yang
menandakan adanya MnO2
jadi MnO2 tetap ada di awal
reaksi dan dihasilkan kembali
di akhir reaksi.
d. Menuliskan persamaan reaksi d. Tanpa katalis:
penguraian H2O2 dengan dan H2O2(l) → H2O(l) + O2(g)
tanpa menggunakan katalis Dengan katalis:
MnO2 H2O2(l) ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑀𝑛𝑂2 H2O(l) + O2(g)
e. Menuliskan pengertian katalis. e. Katalis merupakan zat yang
dapat memengaruhi laju
reaksi tanpa mengalami
perubahan apapun.
f. Menuliskan pengertian energi f. Energi aktivasi adalah energi
aktivasi. minimal yang diperlukan
agar suatu reaksi dapat
terjadi.
g. Melengkapi grafik reaksi tanpa g. (terlampir dalam LKPD)
dan dengan menggunakan
katalis.
h. Menuliskan perbandingan yang h. Energi aktivasi pada reaksi
didapat dari grafik reaksi tanpa tanpa katalis lebih tinggi jika
dan dengan menggunakan dibandingkan dengan reaksi
katalis. dengan katalis.
24
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
i. Menuliskan cara kerja katalis i. Reaksi yang berlangsung 3.6.4
dalam mempercepat laju reaksi. dengan penambahan katalis
akan memiliki energi aktivasi
yang lebih rendah dibandingkan
reaksi yang dilakukan tanpa
katalis. Hal ini menyebabkan
laju reaksi dengan penambahan
katalis akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan laju reaksi
tanpa penambahan katalis
dikarenakan jumlah partikel
yang memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi (mencapai
energi aktivasi) jumlahnya
semakin banyak sehingga
tumbukan efektif akan semakin
banyak pula.
j. Menuliskan kesimpulan j. Peserta didik bersama dengan Membuat 4.6.3
mengenai pengaruh katalis kelompoknya menuliskan kesimpulan
terhadap laju reaksi. kesimpulan:
“Reaksi penguraian H2O2 dengan
penambahan katalis MnO2
memiliki laju reaksi yang lebih
cepat jika dibandingkan dengan
yang tanpa katalis. Hal ini
dikarenakan katalis merupakan
zat yang dapat mempercepat
suatu reaksi kimia. Katalis
mempercepat reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi.
25
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Pendidik memberikan kesempatan Perwakilan dari kelompok faktor
kepada masing-masing perwakilan luas permukaan menyampaikan
kelompok untuk bertukar data hasil percobaannya kepada
mengenai hasil percobaannya. kelompok faktor suhu dan
katalis. Begitupun sebaliknya.
3. Kegiatan - Pendidik menginformasikan - Peserta didik menyimak 1 menit
Penutup mengenai pembelajaran pada informasi dari pendidik.
pertemuan selanjutnya yaitu
melanjutkan kegiatan diskusi dan
pembahasan hasil percobaan
pengaruh luas permukaan, suhu,
dan katalis terhadap laju reaksi.
1 menit
Etika Penutup
Peserta didik menjawab salam
Pendidik memberi salam
dari pendidik.
26
Siklus II-Pertemuan 2 (Presentasi Hasil dan Tes Siklus II)
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
1. Kegiatan Etika Pembuka: 2 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam
- Pendidik mengecek kehadiran dari pendidik.
peserta didik. - Peserta didik menunjukkan
kehadirannya.
Acuan
Pendidik menyampaikan kegiatan Peserta didik menyimak 1 menit
pembelajaran yang akan dilakukan informasi dari pendidik.
pada hari ini yaitu diskusi dan
pembahasan hasil percobaan yang
telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Kegiatan Inti Explain Pendidik mengarahkan peserta Peserta didik bergabung dengan 1 menit
didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya.
- Pendidik memfasilitasi peserta - Salah satu kelompok dari Meng- 4.6.4 30 menit
didik untuk melakukan kegiatan masing-masing topik faktor komunikasikan
diskusi kelas untuk luas permukaan/suhu/katalis
menyampaikan hasil diskusi menyajikan hasil diskusi
kelompoknya masing-masing. kelompoknya.
- Pendidik mendorong - Kelompok lainnya menyimak
keterbukaan dan proses-proses dan bila terdapat hal yang
demokrasi dengan cara belum jelas dapat mengajukan
memberikan kesempatan kepada pertanyaan atau saran.
peserta didik untuk bertanya dan -
memberikan saran
27
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
- Pendidik melakukan klarifikasi - Peserta didik menyimak
dan penekanan terhadap klarifikasi dan mencatat
konsep-konsep pengaruh luas konsep-konsep yang
permukaan, suhu, dan katalis ditekankan oleh pendidik.
terhadap laju reaksi dan
hubungannya dengan teori
tumbukan.
Pendidik membimbing peserta Peserta didik diharapkan mampu Membuat 3.6.2 5 menit
didik untuk menyimpulkan hasil menyimpulkan pengaruh luas Kesimpulan 4.6.3
pembelajaran yang telah mereka permukaan terhadap laju reaksi:
lakukan. ”Untuk massa zat yang sama makin
besar luas permukaan bidang
sentuhnya maka laju reaksinya
akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin besar luas
permukaan bidang sentuhnya maka
jumlah partikel yang dapat
bersentuhan dengan partikel
pereaksi lain bertambah. Peluang
terjadinya tumbukan efektif antar
partikel akan semakin besar.
Dengan demikian, laju reaksi juga
makin cepat.”
28
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
Peserta didik diharapkan mampu 3.6.3
menyimpulkan pengaruh suhu 4.6.3
terhadap laju reaksi:
”Semakin tinggi suhu suatu sistem,
laju reaksi semakin cepat.
Semakin tinggi suhu, maka
pergerakan partikel akan semakin
cepat, energi kinetiknya semakin
besar. Hal ini mengakibatkan
peluang terjadinya tumbukan efektif
akan semakin besar sehingga laju
reaksinya akan semakin cepat.”
29
Kegiatan Pembelajaran Aspek
Langkah Pembelajaran Alokasi
No Pengalaman Belajar Keterampilan Indikator
(Sintaks) Tindakan Pendidik Waktu
Peserta Didik Proses Sains
3. Kegiatan - Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik mengumpulkan 1 menit
Penutup didik untuk mengumpulkan LKPD.
LKPD yang telah dijawab.
- Pendidik mengarahkan peserta - Peserta didik kembali ke 1 menit
didik untuk kembali ke tempat tempat duduknya masing-
duduknya masing-masing. masing.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik menyimak
tindak lanjut berupa pemberian informasi tentang tugas 4.6.4 2 menit
tugas laporan praktikum faktor- laporan praktikum dari
faktor yang mempengaruhi laju pendidik.
reaksi.
- Pendidik memberikan kegiatan - Peserta didik mengikuti 45 menit
tindak lanjut berupa tes. kegiatan tes.
Etika Penutup 1 menit
Pendidik memberi salam Peserta didik menjawab salam
dari pendidik.
30
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Tes Tes Tertulis Soal Objektif
Pengetahuan
Non Tes LKPD
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan Non Tes Observasi
Melakukan Percobaan
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing
31
Lampiran 2a.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK BELAJAR
Gambar 1. Nyala merah dari serpihan baja yang terbakar di dalam oksigen murni
Kandungan oksigen di udara terbuka sekitar 21%. Coba anda pikirkan, apabila kandungan
oksigen di udara terbuka bukan 21% tetapi 30%, apakah yang akan terjadi? Jika Anda telusuri
secara mendalam, jawaban yang anda peroleh mungkin pohon-pohon kayu yang terdapat di hutan
akan mudah terbakar dan akan sangat sulit untuk memadamkan kebakaran hutan tersebut. Seperti
pada gambar, bahkan ketika baja dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi oksigen murni,
baja tersebut terbakar sangat hebat menghasilkan nyala merah. Dalam hal ini, apakah yang
memengaruhi laju pembakaran tersebut?
A. Predict
Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi, dimana akan direaksikan pita Mg dengan larutan asam klorida (HCl). Pada reaksi ini
konsentrasi larutan HCl divariasikan mulai dari yang konsentrasi rendah hingga tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki laju reaksi paling cepat? Jelaskanlah mengenai
prediksi kalian tersebut (hubungkan dengan teori tumbukan)!
Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Konsentrasi larutan HCl
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Volume larutan HCl,
suhu larutan HCl,
massa logam magnesium.
a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberikan label 1, 2, 3 untuk masing-masing tabung
reaksi.
2. Memasukkan 10 mL larutan HCl 0,5 M; 1 M; dan 2 M masing-masing ke dalam tabung reaksi 1,
2, dan 3.
3. Memasukkan pita Mg berukuran 3 cm ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi tersebut.
4. Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari logam Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl
sampai logam Mg habis bereaksi.
Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)
b. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, bagaimanakah hasil yang anda peroleh
mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan
dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan pada konsentrasi
tinggi dan konsentrasi rendah. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat reaktan pada
konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah pada kolom yang disediakan di bawah ini!
Keterangan:
c. Bagaimanakah perbandingan jumlah partikel zat reaktan pada konsentrasi tinggi dan
konsentrasi rendah?
e. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi yang
berlangsung dengan konsentrasi tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi
rendah?
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK BELAJAR
Gambar 1. Kayu bakar yang dipotong Gambar 2. Kayu bakar tidak dipotong
Saat membakar kayu, kayu yang dipotong-potong akan lebih cepat terbakar jika dibandingkan
dengan kayu yang tidak dipotong. Mengapa demikian? Apakah yang memengaruhi proses
tersebut?
A. Predict
Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh luas permukaan terhadap
laju reaksi dimana akan direaksikan padatan CaCO3 dengan larutan HCl 2 M. Padatan CaCO3 yang
digunakan berbentuk serbuk dan bongkahan. Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki
laju reaksi lebih cepat? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (kaitkanlah dengan teori
tumbukan)!
Untuk menguji prediksi yang telah Anda rumuskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Bentuk CaCO3 (serbuk CaCO3 dan bongkahan CaCO3)
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Massa CaCO3,
Konsentrasi dan volume larutan HCl
Suhu larutan HCl
a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan memberikan label 1 dan 2 untuk masing-masing tabung
reaksi.
2. Memasukkan 10 mL larutan HCl 2 M ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Menimbang lempengan CaCO3 dan serbuk CaCO3 masing-masing sebanyak 0,5 gram.
4. Memasukkan lempengan CaCO3 ke dalam tabung reaksi 1 dan serbuk lempengan CaCO3 ke
dalam tabung reaksi 2 secara bersamaan.
5. Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari saat CaCO3 dimasukkan ke dalam larutan
tabung reaksi sampai CaCO3 habis bereaksi.
Bongkahan
2
CaCO3
Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)
b. Berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan, reaksi manakah yang memiliki laju
reaksi lebih cepat?
Di bawah ini kita misalkan CaCO3 yang berbentuk kubus dengan massa yang sama.
Gambar 1. disamping dimisalkan
CaCO3 yang berbentuk kubus besar
dan memiliki panjang rusuk masing-
masing 10 cm.
Luas sisi kubus CaCO3 disamping
adalah 600 cm2
d. Bagaimanakah hubungan antara ukuran partikel zat reaktan dengan luas permukaan bidang
sentuh zat padat untuk massa yang sama?
Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan
dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan dengan luas
permukaan bidang sentuh besar dan kecil. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat
reaktan dengan luas permukaan bidang sentuh besar dan kecil dalam kolom yang disediakan
di bawah ini!
Keterangan:
Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK BELAJAR
Misalkan saja ketika anda memasak menggunakan kompor dimana nyala apinya diperbesar!
Apakah fungsi memperbesar nyala api tersebut?
A. Predict
Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dimana akan direaksikan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl)
di dalam gelas kimia. Pada reaksi ini, suhu larutan HCl dibuat berbeda-beda mulai dari suhu yang
tinggi hingga lebih rendah. Reaksi antara Na2S2O3 dengan larutan HCl akan menghasilkan
belerang berwarna kekuningan yang akan menutupi tanda silang pada dasar gelas kimia.
Berdasarkan hal tersebut, manakah yang memiliki laju reaksi lebih cepat (paling cepat menutupi
tanda silang pada dasar gelas kimia)? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (hubungkan
dengan teori tumbukan) !
Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Suhu larutan Na2S2O3
Variabel Terikat Waktu reaksi (laju reaksi)
Variabel Kontrol Konsentrasi dan volume larutan HCl
Konsentrasi dan volume larutan Na2S2O3
Suhu larutan HCl
a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Memberikan tanda silang pada kertas berwarna putih.
2. Menyiapkan 4 buah gelas kimia yang masing-masing berisi 20 mL larutan Na2S2O3 0,2 M serta tandai
masing-masing gelas kimia dengan angka 1, 2, 3, dan 4.
3. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 mL larutan HCl 2 M.
4. Mengukur suhu larutan dalam gelas kimia 1 dan mencatatnya sebagai suhu ruangan.
5. Meletakkan gelas kimia 1 di atas kertas yang telah diberi tanda silang.
6. Memasukkan 10 mL larutan HCl 2 M ke dalam gelas kimia 1.
7. Mengukur waktu yang diperlukan sampai tanda silang pada kertas tidak terlihat lagi dari gelas kimia
1.
8. Mengulangi langkah 5, 6, dan 7 untuk gelas kimia 2 dengan suhu larutan 10oC di atas suhu ruangan
dan gelas kimia 3 dengan suhu 20oC di atas suhu ruangan.
Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan pada
tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)
b. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, bagaimanakah pengaruh suhu terhadap
laju reaksi?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Semakin tinggi suhu maka laju reaksinya semakin cepat
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan dengan
mendeskripsikan ilustrasi gambar partikel-partikel zat reaktan pada suhu tinggi dan suhu
rendah. Gambarkanlah keadaan partikel-partikel zat reaktan pada suhu tinggi dan suhu
rendah pada kolom yang disediakan di bawah ini!
Keterangan:
c. Bagaimanakah perbandingan energi kinetik partikel zat reaktan pada reaksi yang
berlangsung dengan suhu tinggi dan yang berlangsung dengan suhu rendah?
e. Bagaimanakah peluang terjadinya tumbukan efektif antar partikel pada reaksi yang
berlangsung dengan suhu tinggi dan reaksi yang berlangsung dengan suhu rendah?
Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK BELAJAR
Apakah fungsi enzim dalam tubuh? Bagaimanakah reaksi metabolisme dalam tubuh tanpa
adanya enzim?
A. Predict
Apabila akan dilakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pengaruh katalis terhadap laju reaksi
dimana reaksinya adalah reaksi dekomposisi atau peruraian larutan hidrogen peroksida (H 2O2)
dengan dan tanpa penambahan larutan besi (III) klorida (FeCl3). Reaksi ini menghasilkan gas O2
yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Berdasarkan hal tersebut, manakah
yang memiliki laju reaksi lebih cepat? Jelaskanlah mengenai prediksi kalian tersebut (kaitkanlah
dengan teori tumbukan) !
Untuk menguji prediksi yang telah Anda tuliskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan!
1. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Penggunaan FeCl3 (dengan dan tanpa FeCl3)
Variabel Terikat waktu reaksi
Variabel Kontrol Volume H2O2, konsentrasi H2O2, massa FeCl3, volume
larutan sabun
2. Alat dan bahan
Lengkapilah tabel alat dan bahan yang diperlukan dalam menemukan hubungan pengaruh
katalis terhadap laju reaksi dari reaksi peruraian larutan H2O2 di bawah ini!
No Nama Alat Kegunaan Alat Ukuran Jumlah
1 Tabung Reaksi Sebagai tempat mereaksikan larutan - 2 buah
Rak tabung
2 Sebagai tempat tabung reaksi - 1 buah
reaksi
3 Kaca arloji Sebagai wadah FeCl3 - 1 buah
Untuk mengambil larutan dengan volume
4 Gelas ukur 25 mL 1 buah
tertentu
5 Stopwatch Untuk mengukur waktu terjadinya reaksi - 1 buah
a. Prosedur percobaan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah rangkaian prosedur penyelidikan Anda
pada kolom yang tersedia di bawah ini!
1. Menyiapkanlah 2 buah gelas kimia kemudian beri label I dan II!
2. Memasukkan 20 mL larutan H2O2 5% dan 1 mL larutan sabun ke dalam masing-masing gelas
kimia tersebut.
3. Menambahkan 1 gram serbuk FeCl3 ke dalam gelas kimia I sedangkan pada gelas kimia II tidak
ditambahkan FeCl3 sebagai pembanding.
4. Mencatat kecepatan timbulnya gelembung gas dan tinggi gelembung gas pada kedua tabung
reaksi tersebut.
Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)
a. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, manakah reaksi yang memiliki laju reaksi
lebih cepat?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Reaksi yang lebih cepat adalah reaksi peruraian H2O2 dengan menggunakan FeCl3.
c. Apakah terjadi perubahan dengan FeCl3 sebelum dan setelah terjadi reaksi?
d. Tuliskan persamaan reaksi penguraian H2O2 dengan dan tanpa penambahan FeCl3!
e. Berdasarkan jawaban-jawaban yang kalian tuliskan di atas, coba tuliskanlah apa yang
dimaksud dengan katalis!
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Katalis merupakan zat yang dapat memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami perubahan
apapun.
Pengaruh katalis terhadap laju reaksi dapat dijelaskan berdasarkan teori tumbukan. Hal
tersebut berkaitan dengan kecepatan pergerakan molekul-molekul H2O2. yang dipengaruhi
oleh temperatur. Setiap molekul H2O2 yang bergerak tentu memiliki energi kinetik. Agar
terjadi suatu reaksi, maka molekul-molekul H2O2 yang bertumbukan harus memiliki energi
kinetik yang cukup besar untuk melampaui energi aktivasi.
f. Berdasarkan informasi di atas coba tuliskanlah apa yang dimaksud dengan energi aktivasi!
Energi
potensial Ea Ea
H2 O 2
∆H
H2 O + O 2
Koordinat reaksi
Keterangan :
(garis bersambung) merupakan reaksi tanpa menggunakan katalis
(garis putus-putus) merupakan reaksi dengan menggunakan katalis
>> grafik A merupakan reaksi dengan energi aktivasi tinggi (tanpa katalis)
>> grafik B merupakan reaksi dengan energi aktivasi rendah (dengan katalis)
Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Reaksi penguraian H2O2 dengan penambahan katalis FeCl3 memiliki laju reaksi yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan yang tanpa katalis. Hal ini dikarenakan katalis merupakan zat yang
dapat mempercepat suatu reaksi kimia. Katalis mempercepat reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi. Jumlah partikel yang memiliki energi yang cukup untuk bereaksi (mencapai energi
aktivasi) jumlahnya semakin banyak sehingga tumbukan efektif akan semakin banyak pula.
BAHAN AJAR
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI LAJU REAKSI
1
1. Konsentrasi
1
Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil percobaan reaksi logam magnesium dengan asam klorida
Tabung
Logam Mg (cm) 10 ml HCl [M] Waktu reaksi
reaksi
1 5 0,5 4 menit 21 detik
2 5 1 2 menit 19 detik
3 5 1,5 1 menit 56 detik
4 5 2 1 menit 7 detik
Dari data hasil percobaan maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi
HCl, semakin cepat logam Mg habis bereaksi dan waktu yang diperlukan untuk
berlangsungnya reaksi semakin singkat.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikel yang
lebih rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah
merupakan larutan encer. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat
dijelaskan dengan model teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasi berarti
semakin banyak partikel-partikel dalam setiap satuan luas ruangan, dengan
demikian tumbukan antar partikel semakin sering terjadi, semakin banyak
tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif
semakin besar, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
2
2. Luas Permukaan
3
Tabel 2. Waktu terbentuknya gas CO2
Banyak
Laju
Bentuk Gelembung Waktu
No Reaksi (s-
CaCO3 Gas yg (s) 1
)
Muncul
1 Serbuk banyak 35 2,85 x 10-2
2 Bongkahan sedikit 60 1,66 x 10-2
Dari Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa yang mempunyai laju reaksi lebih
besar adalah percobaan 1, yakni dengan menggunakan CaCO3 dalam bentuk serbuk.
CaCO3 berbentuk serbuk memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan CaCO3
berbentuk bongkahan, sehingga luas permukaan (bidang sentuh reaksi) dari CaCO3
berbentuk serbuk akan lebih besar dibandingkan bentuk bongkahannya. Ketika
padatan CaCO3 dan larutan HCl tersebut bercampur dan bersentuhan satu sama lain,
reaksi hanya terjadi pada permukaan CaCO3. Berdasarkan data pada tabel di atas,
dapat dilihat bahwa jumlah gelembung yang muncul pada CaCO3 berbentuk serbuk
lebih banyak dibandingkan pada bentuk bongkahannya. Jumlah gelembung yang
muncul berkaitan dengan kecepatan reaksi yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa reaksi CaCO3 berbentuk serbuk (luas permukaan lebih besar) berlangsung
lebih cepat dibandingkan bentuk bongkahannya (luas permukaan lebih kecil).
Percobaan di atas, menunjukkan bahwa suatu reaksi yang sama dapat berlangsung
dengan laju yang berbeda-beda, bergantung pada keadaan zat pereaksi, yang mana
hal tersebut mepererat kaitan antara luas permukaan bidang sentuh suatu zat dengan
laju reaksinya.
Untuk mempermudah pemahaman, di bawah ini dianalogikan sebagai gula
yang berbentuk kubus dengan massa yang sama. Secara sederhana fakta di atas,
dapat kita jelaskan dengan fenomena berikut.
4
Gambar A disamping dimisalkan
gula batu yang berbentuk kubus
besar dan memiliki panjang rusuk
masing-masing 10 cm.
Luas sisi kubus gula disamping
adalah 600 cm2
Gambar A. Potongan Gula yang Berbentuk
Kubus Besar
Gambar B disamping merupakan
gula batu pada gambar 1 yang
dipecah menjadi kubus yang lebih
kecil menjadi 8 bagian dengan
panjang rusuk masing-masing 5
cm
Luas keseluruhan kubus gula
disamping adalah 1.200 cm2
Gambar B. Potongan Gula yang Berbentuk
Kubus Kecil
Gambar C disamping merupakan
gula berbentuk kubus kecil pada
gambar 2 yang dipecah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil
dan diperoleh kubus gula
sebanyak 64 bagian dengan
panjang rusuk masing-masing
kubus gula adalah 2,5 cm.
Luas keseluruhan kubus gula
disamping adalah 2.400 cm2
Dari ketiga bentuk dan ukuran gula di atas, dapat dilihat bahwa yang
mempunyai luas permukaan bidang sentuh paling besar yaitu Gambar C yang
5
berupa kubus gula yang paling kecil. Perbedaan penting yang dapat diamati dari
ketiga gambar (massa tetap) di atas adalah ukuran gula yang semakin kecil
mengakibatkan luas permukaan (bidang sentuh) gula yang semakin besar. Jadi
untuk massa zat padat yang sama, semakin kecil ukuran partikel zat reaktan, maka
luas permukaan bidang sentuh zat tersebut semakin besar. Hal inilah yang
mengakibatkan kubus gula yang paling kecil melarut lebih cepat dibandingkan
kubus gula yang lebih besar. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa laju reaksi akan
semakin besar seiring bertambahnya luas permukaan bidang sentuh. Dengan kata
lain, semakin besar luas permukaan bidang sentuh zat padat yang bereaksi maka
laju reaksi semakin cepat.
3. Suhu
Gambar 5. Lemari es
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, setiap ibu belanja sayur-sayuran atau buah-buahan, ibu pasti
meminta untuk memasukkan sayur-sayuran atau buah-buahan tersebut ke dalam
6
lemari es. Karena apabila tidak dimasukkan ke dalam lemari es, sayur tersebut akan
lebih cepat busuk. Proses pembusukan itu adalah peningkatan pertumbuhan bakteri
atau dapat disebut juga reaksi biokimia karena melibatkan organisme. Jadi bila
kamu memasukkan sayur-sayuran atau buah-buahan ke dalam lemari pendingin,
suhu yang dingin di dalam lemari es akan menurunkan laju pertumbuhan bakteri.
Laju reaksi dapat dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Setiap
partikel selalu bergerak. Pada suhu tertentu, tidak semua molekul bergerak dengan
energi kinetik yang sama. Sebagian kecil molekul bergerak dengan sangat lambat
(energi kinetik rendah), sedangkan sebagian lainnya bergerak dengan sangat cepat
(energi kinetik tinggi). Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi
kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.
Gambar 6. Ilustrasi tumbukan antar partikel pada suhu tinggi dan suhu rendah
Semakin besar suhu, maka energi kinetik partikel akan meningkat, sehingga
frekuensi tumbukan semakin besar. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin
besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif semakin besar, sehingga
laju reaksi semakin cepat.
4. Katalis
Di awal Anda telah memperoleh informasi bahwa suatu reaksi yang sama dapat
berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
reaksi yang sama dapat berlangsung dengan laju yang berbeda-beda, bergantung
pada keadaan zat pereaksi. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan Anda dapat
mengendalikan laju reaksi, Anda dapat memperlambat maupun mempercepat suatu
reaksi sesuai dengan kebutuhan penyelidikan yang Anda lakukan. Untuk
7
mempercepat laju reaksi dapat dilakukan dengan
Selain zat yang
mempercepat reaksi
menambahkan zat lain yang ikut bereaksi namun
reaksi, ada juga zat dihasilkan kembali di akhir reaksi serta tidak
yang memperlambat
mengalami pengurangan massa ketika reaksi telah
reaksi. Zat seperti itu
disebut katalis negatif selelsai. Sebagai ketika memasak daging, untuk
atau inhibitor mempercepat melembeknya suatu daging, para ibu
rumah tangga menggunakan ekstrak nanas. Dalam
hal ini ekstrak nanas hanya mempercepat proses terjadinya pelembekan daging.
Ekstrak nanas dalam proses pelembekan daging tersebut dianggap sebagai katalis.
Fenomena tersebut dapat anda merupakan suatu aplikasi dari konsep
penambahan katalis. Anda juga dapat melakukan hal yang sama melalui suatu
percobaan, yakni reaksi dekomposisi atau penguraian H2O2. Reaksi ini
menghasilkan gas O2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas.
Kecepatan terbentuknya gelembung-gelembung gas menunjukkan laju dari reaksi
tersebut. Adapun reaksinya sebagai berikut:
2H2O2(l) 2H2O(l) + O2(g)
Berikut di bawah ini disajikan data pengamatan terbentuknya gas CO2.
Tabel 1. Cepat lambatnya gelembung gas O2 yang terbentuk
No Larutan Pengamatan Keterangan
1 H2O2 + MnO2 banyak gelembung (cepat) dengan penambahan MnO2
2 H2O2 sedikit gelembung (lambat) tanpa penambahan MnO2
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah gelembung gas (O 2) yang
muncul pada dekomposisi H2O2 dengan penambahan MnO2 (larutan 1) lebih banyak
dibandingkan dekomposisi H2O2 tanpa penambahan MnO2 (larutan 2). Jumlah
gelembung gas yang muncul berkaitan dengan kecepatan reaksi yang terjadi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dekomposisi H2O2 dengan penambahan MnO2
berlangsung lebih cepat dibandingkan dekomposisi H2O2 tanpa penambahan MnO2.
Dalam larutan 1, MnO2 mempercepat laju reaksi tanpa mengalami perubahan
pengurangan massa ketika reaksi selesai. Dengan demikian, penambahan MnO2
dalam reaksi penguraian H2O2 berfungsi sebagai katalis yang mempercepat laju
8
Peranan katalis dalam menurunkan energi pengaktifan dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi
yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari jalur
reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Jadi dapat dikatakan bahwa katalis berperan
dalam menurunkan energi aktivasi sehingga mempercepat jalannya reaksi.
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara
Berdasarkan wujudnya, terdapat dua jenis katalis dalam mempercepat reaksi yaitu
menurunkan/memperkecil energi aktivasi.
katalis homogen dan katalis heterogen.
9
Pendalaman Materi Laju Reaksi Rata-rata dan Sesaat
10
2. Penerapan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi dalam kehidupan
sehari-hari
a. Sayuran atau buah-buahan yang disimpan dalam lemari pendingin lebih
tahan lama daripada dibiarkan di tempat terbuka. Lemari pendingin
memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan tempat
terbuka yang cenderung memiliki temperatur lebih panas (besar). Pada
lemari pendingin, laju reaksi pembusukan sayur atau buah berlangsung
lebih lambat karena adanya temperatur yang rendah menyebabkan
reaksi pembusukan oleh bakteri berlangsung lembat. Lain halnya
daripada tempat terbuka yang cenderung memiliki temperatur yang
lebih besar menyebabkan pembusukan daging oleh bakteri berlangsung
lebih cepat.
b. Proses memasak dilakukan dengan membesarkan nyala api agar
makanan lebih cepat masak. Peningkatan nyala api akan
mengakibatkankan peningkatan suhu. Pada suhu yang tinggi, energi
kentik partikel makanan yang dimasak semakin tinggi sehingga
frekuensi tumbukan semakin besar. Jadi, dengan peningkatan suhu,
maka akan mempercepat laju memasak makanan.
3. Penerapan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Paku besi yang didiamkan di tempat yang lembab akan lebih cepat
berkarat daripada di tempat yang kering. Peristiwa pengkaratan ini
(korosi) akan terjadi apabila besi (logam) bereaksi dengan oksigen. Pada
tempat yang lembab (berair), terdapat oksigen dan uap air yang lebih
banyak dibandingkan pada tempat kering. Ketika paku besi didiamkan
di tempat yang lembab, maka permukaan paku besi akan mengalami
kontak langsung dan bereaksi dengan oksigen yang berasal dari air di
sekelilingnya, sehingga proses perkaratan pada permukaan besi terjadi
lebih cepat. Lain halnya jika paku besi didiamkan pada tempat yang
kering, maka permukaan paku besi hanya mengalami kontak dan
bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udara dengan kadar oksigen
11
yang rendah, sehingga proses perkaratan pada permukaan besi
cenderung lebih lambat.
b. Tukang sate menggunakan kipas angin ketika memanggang sate
sehingga mempercepat proses pembakaran. Hal ini dikarenakan ketika
kipas angina berputar, konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk
pembakaran bertambah sehingga laju reaksi pembakaran sate lebi cepat
4. Penerapan pengaruh katalis terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari dan industri
a. Katalis berperan dalam proses pencernaan, misalnya enzim amylase
yang terdapat di dalam air ludah (air liur). Enzim ini berperan memecah
amilosa dalam pati menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana
(oligosakarida). Dengan bantuan enzim amilase pada ludah, karbohidrat
yang ada pada makanan dapat dicerna dengan lebih cepat.
b. Penambahan ragi pada proses pembuatan tape singkong. Ragi
merupakan sumber penting penyedia enzim (biokatalis) yang dapat
membantu mempercepat proses fermentasi pada pembuatan tape
singkong.
c. Penambahan karbit (CaC2) pada proses pemasakan buah. Karbit (CaC2)
mampu menghasilkan gas asetilena yang dapat mematangkan buah lebih
cepat.
Logam platina berperan sebagai katalis heterogen yang
dimanfaatkan untuk mengubah gas buangan kendaraan bermotor yang
berbahaya, yaitu NO dan CO menjadi N2, O2, dan CO2 yang tidak
berbahaya bagi lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran
udara. Pada suhu tinggi di dalam mesin kendaraan bermotor yang
sedang berjalan, gas nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk nitrat
oksida:
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
Ketika lepas ke atmosfer, NO segera bergabung membentuk NO2.
Nitrogen dioksida dan gas lain yang diemisikan oleh kendaraan
bermotor, seperti karbon monoksida (CO) dan berbagai hidrokarbon
yang tidak terbakar menjadikan kendaraan bermotor sebagai sumber
utama pencemar udara. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dalam
kendaraan bermotor dipasang katalis oksida logam transisi atau logam
mulia, seperti platina pada saluran pembuangan mesin (knalpot) yang
akan dilewati oleh gas buang. Katalis ini dimanfaatkan untuk mengubah
12
gas buangan kendaraan bermotor yang berbahaya, yaitu CO, NO, dan
NO2 menjadi CO2 serta N2 dan O2 yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.
Ayo Temukan !
1. Berikan dua reaksi yang berlangsung sangat lambat (selesai dalam waktu
berhari-hari atau lebih) dan dua reaksi yang berlangsung sangat cepat (selesai
dalam waktu beberapa menit atau detik) dan jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi tersebut!
2. Untuk setiap pasangan kondisi berikut, nyatakan mana laju pembentukan gas
hidrogennya paling cepat dan berikan alasan.
a. Reaksi penguraian hidrogen peroksida dengan NaCl atau reaksi penguraian
hidrogen peroksida dengan FeCl3
b. Batang magnesium dengan HCl 1M atau serbuk magnesium dengan HCl 1
M
c. Magnesium dengan HCl 0,1 M atau magnesium dengan HCl 1 M
3. Terdapat lima buah reaksi logam seng dengan HCl pada kondisi yang
berbeda-beda:
Reaksi 1: Serbuk Zn + 0,2 M HCl pada suhu 30oC
Reaksi 2: Keping Zn + 0,2 M HCl pada suhu 30oC
Reaksi 3: Serbuk Zn + 0,5 M HCl pada suhu 50oC
Reaksi 4: Keping Zn + 0,5 M HCl pada suhu 50oC
Reaksi 5: Serbuk Zn + 0,5 M HCl pada suhu 30oCReaksi nomor berapakah
yang diharapkan berlangsung paling cepat? Jelaskan alasnnya!
13
Pengembangan
Pada tahun 1912 Fritz Haber, seorang kimiawan Jerma, mengembangkan
sebuah metode yang sekarang dinamakan sesuai dengan namanya, untuk
mensintesis amonia langsung dari nitrogen dan hidrogen.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Proses ini disebut juga dengan proses Haber-Bosch, untuk memberi
penghargaan juga kepada karl Bosch seorang insinyur yang telah
mengembangkan produksi amonia secara industri, yang prosesnya dilakukan
pada suhu 500oC dan pada tekanan 500 atm. Keberhasilan Haber ini didasarkan
pada pengetahuannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan gas dan pemilihan katalis yang tepat (besi dan oksida-oksida
aluminium dan kalium).
Berdasarkan uraian di atas, dapat Anda temukan bahwa pada reaksi
tersebut terdapat pengaruh tekanan yang besarnya mencapai 500 atm. Ketika
tekanan diperbesar faktor apakah yang dipengaruhi? Bagaimana Anda dapat
menjelaskan hal ini berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
Hal ini dapt dijawab dengan mencari hubungan tekanan dengan volume.
Peningkatan tekanan mencapai 500 atm sama artinya dengan memperkecil
volume. Memperkecil volume memiliki konsekuensi memperbesar volume,
dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Selain itu, proses ini juga dilakukan pada suhu tinggi dan dengan penambahan
katalis. Hal ini juga membantu dalam memperbesar laju produksi ammonia
dalam skala industri.
14
SUMBER RUJUKAN
Brown, T. L. et al. (2012). Chemistry: the central science 12th Edition. United
States of America: Pearson. Hal: 556-609
Chang, R. (2010). Chemistry 10th Edition. New York: Mc Graw Hill. Hal: 29-
64
Kuswati, T.W. (2015). Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal: 93-132
Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. New York: Mc Graw
Hill. Hal : 507-551
Whitten, K. W. et al. (2014). Chemistry, 10th Edition. United States of America:
Brooks/Cole. Hal : 646-706
15
Lampiran 4.
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Laju Reaksi
Kelas : XI MIPA 4
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
RUBRIK PENILAIAN
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
JUDUL
I. TUJUAN PERCOBAAN (Skor 5)
II. DASAR TEORITIS (Skor 15)
III. ALAT DAN BAHAN (Skor 5)
(Disertai keterangan fungsi masing-masing alat dan sifat bahan yang digunakan)
IV. PROSEDUR KERJA (dalam kalimat pasif) (Skor 10)
Lengkapi dengan gambar
V. HASIL PENGAMATAN (Skor 10)
VI. PEMBAHASAN (skor 35)
VII. JAWABAN PERTANYAAN (Skor 5)
VIII. SIMPULAN (Skor 10)
DAFTAR PUSTAKA (Skor 5)
(menyangkut pustaka yang digunakan baik dalam penyusunan dasar teori, pembahasan
maupun jawaban pertanyaan)
LAMPIRAN : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi
Ketentuan Tambahan:
Laporan dibuat dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Laporan diketik rapi dengan ketentuan:
1. Batas atas, kanan, bawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm
2. Ukuran kertas : A4
3. Font : Times New Roman 12
4. Spasi : 1,5
5. Rata Kanan Kiri
6. Sertakan nomor halaman
Lampiran 4b.
LEMBAR OBSERVASI YANG DILENGKAPI DENGAN
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN
Isilah kolom Skor Peserta Didik dengan angka, sesuai kriteria yang terdapat pada kolom
Indikator Pengamatan berdasarkan hasil pengamatan Anda selama percobaan!
Observer,
(______________________)
Lampiran 4c.
Kesesuaian Alat Evaluasi Keterampilan Proses Sains Dengan Indikator Keterampilan Proses Sains
Waktu
Indikator Asesmen
Pelaksanaan
Kompetensi Dasar
Indikator Keterampilan
Keterampilan Bentuk Instrumen
Proses Sains
4.6.1 Merancang Memprediksi: Tes: PG 1. Abi ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia Akhir proses
percobaan Memprediksi pengaruh membuat desain percobaan seperti yang tertera pada gambar di bawah
mengenai faktor-faktor laju reaksi ini.
faktor-faktor terhadap laju suatu reaksi.
yang
mempengaruhi
laju reaksi.
Apabila volume larutan HCl dan volume larutan Na2S2O3 yang
digunakan sama untuk kelima percobaan tersebut, maka reaksi yang
mempunyai laju reaksi tercepat adalah reaksi antara larutan HCl
dengan larutan Na2S2O3 yang ditunjukkan oleh nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
2. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Pengaruh laju reaksi dan volume gas karbon dioksida jika keping
CaCO3 diganti dengan serbuk CaCO3 adalah….
Laju Reaksi Volume gas CO2
A. Bertambah bertambah
B. Bertambah tidak berubah
C. Bertambah berkurang
D. Bertambah tidak berubah
E. Berkurang berkurang
1
Merencanakan Tes: PG 3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat Akhir proses
percobaan/penyelidikan percobaan:
- Mengidentifikasi variabel 1) Suhu larutan HCl
yang terdapat dalam 2) Konsentrasi larutan HCl
percobaan faktor-faktor 3) Bentuk padatan CaCO3
yang mempengaruhi laju 4) Volume larutan HCl
reaksi. 5) Massa padatan CaCO3
Apabila seorang siswa ingin mengetahui pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi, maka faktor yang harus dibuat sama untuk setiap
percobaan adalah….
A. 1), 2), 3)
B. 1), 2), 5)
C. 1), 3), 4)
D. 2), 3), 4)
E. 2), 3), 5)
4. Pada percobaan yang mereaksikan lartuan HCl dan larutan Na 2S2O3
didapatkan data sebagai berikut.
Konsentrasi Volume Waktu
Percobaan Suhu
Larutan (M) Larutan (mL) Reaksi
ke- ( oC)
HCl Na2S2O3 HCl Na2S2O3 (s)
1 2 0,2 10 20 28 30
2 2 0,2 10 20 38oC 17
Apabila yang ingin diketahui dari data di atas adalah pengaruh suhu
terhadap laju reaksi, maka variabel yang harus divariasikan (variabel
bebas) adalah….
A. Konsentrasi HCl
B. Volume HCl
C. Konsentrasi Na2S2O3
D. Volume Na2S2O3
E. Suhu
2
Merencanakan Tes: PG 5. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam suatu percobaan. Akhir Proses
percobaan/penyelidikan 1) Memasukkan 1 mL larutan sabun ke dalam masing-masing
Menyusun prosedur tabung tersebut!
percobaan faktor-faktor 2) Memasukkan 2 mL larutan H2O2 3% ke dalam masing-masing
yang mempengaruhi laju tabung reaksi!
reaksi secara sistematis. 3) Menambahkan 1 mL larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi II
sedangkan pada tabung reaksi I tidak ditambahkan larutan FeCl3!
4) Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan memberi label I dan II!
5) Mencatat kecepatan timbulnya gelembung gas dan tinggi
gelembung gas pada kedua tabung reaksi tersebut!
Urutan langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi adalah…
A. 4)-1)-2)-3)-5)
B. 4)-1)-3)-2)-5)
C. 4)-2)-1)-3)-5)
D. 4)-3)-2)-1)-5)
E. 4)-3)-1)-2)-5)
Menggunakan Tes: PG 6. Dina ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara Akhir proses
alat/bahan/sumber larutan Na2S2O3 dan larutan HCl. Alat-alat yang tersedia di
- Mengetahui alasan laboratorium kimia sekolah Dina adalah:
penggunaan alat dan 1) Kaca arloji 6) Termometer
bahan pada percobaan 2) Kaki tiga 7) Labu ukur
faktor-faktor yang 3) Spatula 8) Gelas ukur
mempengaruhi laju 4) Kawat kasa 9) Pembakar spiritus
reaksi. 5) Gelas Kimia
- Menggunakan alat sesuai Apabila pada percobaan ini bahan yang diperlukan sudah tersedia
dimana Dina menggunakan 10 mL larutan HCl 2 M dan 20 mL
dengan fungsi dan tingkat
Na2S2O3 0,2 M, maka alat yang harus dipilih Dina untuk melakukan
ketelitiannya.
percobaan tersebut ditunjukkan oleh nomor….
A. 1), 2), 3), 5), 6), 9) D. 2), 4), 5), 6), 8), 9)
B. 1), 2), 5), 6), 7), 9) E. 2), 4), 5), 7), 8), 9)
C. 2), 3), 5), 6), 7), 9)
3
Keterampilan Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
proses
4.6.2 Melakukan Melakukan percobaan:
percobaan Melakukan percobaan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
mengenai penentuan faktor-faktor Kinerja proses
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang reaksi.
mempengaruhi Mengamati/observasi
laju reaksi. - Mengamati perubahan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
yang terjadi pada zat Kinerja proses
sebelum dan sesudah
reaksi.
- Mengamati waktu
terjadinya reaksi.
4.6.3 Menyimpulkan Menafsirkan/interpretasi: Tes: PG 7. Data sebuah percobaan disajikan dalam tabel berikut. Akhir proses
data hasil Menganalisis data hasil Konsentrasi
Percobaan Massa/Bentuk Suhu Waktu
percobaan percobaan faktor-faktor Larutan
ke- Mg (0C) (s)
mengenai yang mempengaruhi laju HCl (M)
faktor-faktor reaksi. 1 2 gram serbuk 2,0 27 10
laju reaksi. 2 2 gram pita 2,0 27 20
3 2 gram serbuk 4,0 27 4
4 2 gram serbuk 2,0 37 4
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, percobaan yang hanya
menyatakan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
4
Tes: PG 8. Data percobaan reaksi padatan CaCO3 dan larutan HCl diperoleh Akhir proses
sebagai berikut.
Percobaan Massa/Bentuk Konsentrasi Suhu Waktu
ke- CaCO3 Larutan HCl (0C) (s)
1 1 gram, serbuk 1M 50 48
2 1 gram, serbuk 2M 50 10
3 1 gram, serbuk 2M 40 14
4 1 gram, 2M 40 18
bongkahan
5 1 gram, 1M 30 50
bongkahan
Berdasarkan data di atas, laju reaksi yang paling cepat akan dimiliki
oleh reaksi pada percobaan ke….
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
Tes: PG 9. Reaksi peruraian hidrogen peroksida adalah sebagai berikut. Akhir proses
2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)
Kurva X (lihat gambar di atas)
menunjukkan volume gas oksigen hasil
reaksi peruraian 50 mL larutan H2O2 3%
yang berlangsung pada suhu 25℃.
Manakah diantara reaksi berikut.
I. Digunakan 25 mL H2O2 3%
II. Digunakan 50 mL H2O2 5%
III. Reaksi dilangsungkan pada suhu 30℃
IV. Ditambahkan larutan FeCl3
Yang akan menghasilkan kurva Y adalah….
A. I, II, III, dan IV D. II, III, dan IV
B. I, II, dan III E. I dan II
C. I, III, dan IV
5
Menyimpulkan Tes: PG 10. Fitri melakukan percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi Akhir proses
Menyimpulkan faktor- terhadap laju reaksi pembentukan belerang (S) dari reaksi Na-
faktor yang mempengaruhi 2S2O3(aq) + HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(aq) + S(aq).
laju reaksi berdasarkan data Percobaan dilakukan beberapa kali dengan memvariasikan suhu
hasil percobaan. larutan Na2S2O3. Pernyataan berikut yang benar tentang pengaruh
suhu terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan adalah…
A. Peningkatan suhu menyebabkan energi potensial reaktan
menurun sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin banyak.
B. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik partikel
reaktan bertambah sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
C. Peningkatan suhu menyebabkan jarak antar partikel reaktan
semakin renggang sehingga frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak.
D. Peningkatan suhu menyebabkan jumlah partikel reaktan
semakin banyak sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin
banyak.
E. Peningkatan suhu menyebabkan energi aktivasi reaksi menurun
sehingga frekuensi tumbukan efektif semakin banyak.
11. Peruraian hidrogen peroksida akan lebih cepat berlangsung dengan Akhir proses
penambahan larutan besi (III) klorida (FeCl3). Penambahan larutan
FeCl3 akan…
A. Mempercepat laju reaksi karena jumlah tumbukan efektifnya
semakin banyak.
B. Mempercepat laju reaksi karena energi kinetik H2O2 akan
meningkat.
C. Mempercepat laju reaksi karena luas permukaan H2O2 semakin
besar.
D. Mempercepat laju reaksi karena suhu larutan H2O2 meningkat.
E. Mempercepat laju reaksi karena energi aktivasinya menjadi
lebih kecil.
6
Tes: PG 12. Andi menguji pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju Akhir proses
reaksi pembentukan gas H2 dari reaksi Mg(s) + 2HCl(aq)
MgCl2(aq) + H2(g). Percobaan tersebut dilakukan beberapa kali
percobaan dengan variasi bentuk logam Mg, yaitu salah satunya
berbentuk serbuk dan lainnya berbentuk pita. Dari percobaan
tersebut diperoleh hasil bahwa laju terbentuknya gas H2 dan
kecepatan logam Mg habis bereaksi yang lebih lambat adalah pada
reaksi antara larutan HCl dengan logam Mg berbentuk pita. Dari
uraian tersebut pernyataan yang benar terhadap hubungan laju
reaksi terhadap luas permukaan bidang sentuh berdasarkan teori
tumbukan adalah…
A. Semakin kecil ukuran partikel zat reaktan maka semakin
besar luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan
frekuensi tumbukan efektif semakin besar sehingga laju
reaksi semakin cepat.
B. Semakin kecil ukuran partikel zat reaktan maka semakin besar
luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan semakin
banyak terjadi tumbukan antarpartikel reaktan dengan orientasi
tumbukan yang sembarang.
C. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan maka luas permukaan
bidang sentuhnya semakin kecil yang menyebabkan jarak antar
partikel zat reaktan semakin rapat sehingga frekuensi tumbukan
efektif semakin banyak dan laju reaksi semakin cepat.
D. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan maka maka semakin
besar luas permukaan bidang sentuh yang menyebabkan
frekuensi tumbukan efektif semakin besar sehingga laju reaksi
semakin cepat.
E. Semakin besar ukuran partikel zat reaktan energi kinetik partikel
reaktan bertambah menyebabkan frekuensi tumbukan efektif
semakin banyak sehingga laju reaksi semakin cepat.
7
4.6.4 Menyajikan Melakukan komunikasi
data hasil - Mempresentasikan hasil Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
percobaan percobaan dan diskusi Kinerja proses
mengenai mengenai faktor-faktor
faktor laju yang mempengaruhi laju
reaksi secara reaksi.
lisan dan dalam - Menyusun laporan Rubrik Penilaian Laporan Percobaan
bentuk laporan percobaan secara Akhir Proses
tertulis. sistematis
8
Kesesuaian Alat Evaluasi Keterampilan Proses Sains Dengan Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator Asesmen
Waktu
Kompetensi Dasar Indikator Keterampilan
Bentuk Instrumen Pelaksanaan
Keterampilan Proses Sains
4.6.1 Merancang Memprediksi: Tes: PG 1. Abi ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Ia Akhir proses
percobaan Memprediksi pengaruh membuat desain percobaan seperti yang tertera pada gambar di
mengenai faktor-faktor laju reaksi bawah ini.
faktor-faktor terhadap laju suatu reaksi. Logam Zn
yang
mempengaruhi
laju reaksi.
H2SO4 0,1 M H2SO4 0,2 M H2SO4 0,3 M H2SO4 0,4 M H2SO4 0,5 M
9
2. Seorang siswa melakukan percobaan faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi. Reaksi yang dilakukan siswa tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
Pada awalnya siswa tersebut menggunakan larutan Na2S2O3 0,1 M
dan larutan HCl 1 M. Apabila siswa tersebut ingin melakukan
percobaan kembali dengan larutan HCl 0,5 M, sedangkan hal-hal
lain dalam reaksi dibuat tetap maka laju reaksi dan jumlah belerang
(S) yang terbentuk akan….
Laju reaksi Jumlah belerang (S)
A. Semakin cepat bertambah
B. Semakin lambat tidak berubah
C. Semakin cepat berkurang
D. Semakin cepat tidak berubah
E. Semakin lambat berkurang
Merencanakan Tes: PG 3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat Akhir proses
percobaan/penyelidikan percobaan:
- Mengidentifikasi variabel 1) Suhu larutan HCl
yang terdapat dalam 2) Konsentrasi larutan HCl
percobaan faktor-faktor 3) Massa padatan CaCO3
yang mempengaruhi laju 4) Volume larutan HCl
reaksi. 5) Bentuk padatan CaCO3
Apabila seorang siswa ingin mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, maka faktor yang harus dibuat sama untuk
setiap percobaan adalah….
A. 1), 2), 3)
B. 1), 2), 5)
C. 1), 3), 4)
D. 2), 3), 4)
E. 2), 3), 5)
10
4. Pada percobaan yang mereaksikan padatan CaCO3 dan larutan asam
cuka didapatkan data sebagai berikut.
Percobaan Bentuk Massa Konsentrasi Waktu
Suhu
ke- CaCO3 CaCO3 Asam Cuka Reaksi
1 serbuk 1,5 g 1M 25oC 52
detik
2 serbuk 1,5 g 2M 25oC 20
detik
Apabila yang ingin diketahui dari data di atas adalah pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi, maka variabel yang harus
divariasikan (variabel bebas) adalah….
A. Bentuk CaCO3 D. Suhu
B. Massa CaCO3 E. Waktu reaksi
C. Konsentrasi asam cuka
Merencanakan Tes: PG 5. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam suatu percobaan. Akhir Proses
percobaan/penyelidikan 1) Memasukkan serbuk Zn ke dalam masing-masing 3 tabung
Menyusun prosedur reaksi yang telah diisi dengan larutan H2SO4.
percobaan faktor-faktor 2) Mengukur waktu berlangsungnya reaksi, mulai dari serbuk Zn
yang mempengaruhi laju dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan H2SO4
reaksi secara sistematis. sampai serbuk Zn habis bereaksi.
3) Memasukkan 10 mL larutan H2SO4 0,5 M; 1 M; dan 1,5 M
masing-masing ke dalam tabung reaksi 1, 2, dan 3.
4) Menimbang serbuk Zn sebanyak 0,5 gram untuk 3 kali
percobaan.
5) Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberikan label 1, 2, 3
untuk masing-masing tabung reaksi.
Urutan langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah…
A. 4)-5)-3)-2)-1) D. 5)-3)-1)-4)-2)
B. 4)-5)-1)-3)-2) E. 5)-3)-4)-1)-2)
C. 5)-4)-3)-2)-1)
11
Menggunakan Tes: PG 6. Adi ingin mengetahui laju reaksi pembentukan gas CO2 dari reaksi Akhir proses
alat/bahan/sumber antara serbuk CaCO3 dan larutan HCl. Alat-alat yang tersedia di
- Mengetahui alasan laboratorium kimia sekolah Dina adalah:
penggunaan alat dan 1) Kaca arloji
bahan pada percobaan 2) Labu ukur
faktor-faktor yang 3) Spatula
mempengaruhi laju 4) Batang pengaduk
reaksi. 5) Tabung reaksi
- Menggunakan alat sesuai 6) Neraca Ohauss
dengan fungsi dan tingkat 7) Gelas ukur
ketelitiannya. 8) Pembakar spiritus
Apabila pada percobaan ini Adi menggunakan 0,1 gram serbuk
CaCO3 dan 3 variasi konsentrasi larutan HCl yang masing-masing
bervolume 10 mL, maka alat yang harus dipilih Dina untuk
melakukan percobaan tersebut ditunjukkan oleh nomor….
A. 1), 2), 3), 5), 8) D. 1), 3), 4), 6), 7)
B. 1), 2), 5), 6), 7) E. 1), 3), 5), 6), 7)
C. 1), 3), 4), 5), 8)
Keterampilan Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
proses
4.6.5 Melakukan Melakukan percobaan:
percobaan Melakukan percobaan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
mengenai penentuan faktor-faktor Kinerja proses
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang reaksi.
mempengaruhi Mengamati/observasi
laju reaksi. - Mengamati perubahan Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
yang terjadi pada zat Kinerja proses
sebelum dan sesudah
reaksi.
- Mengamati waktu
terjadinya reaksi.
12
4.6.6 Menyimpulkan Menafsirkan/interpretasi: Tes: PG 7. Fitri melakukan percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi Akhir proses
data hasil Menganalisis data hasil terhadap laju reaksi pembentukan belerang (S) dari reaksi Na-
percobaan percobaan faktor-faktor 2S2O3(aq) + HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(aq) + S(aq).
mengenai yang mempengaruhi laju Percobaan dilakukan beberapa kali dengan memvariasikan
faktor-faktor reaksi. konsentrasi larutan HCl. Dari percobaan tersebut diperoleh grafik
laju reaksi. hubungan laju terbentuknya belerang (S) (s-1) terhadap variasi
konsentrasi sebagai berikut.
0.50000
13
8. Dina melakukan suatu percobaan penentuan laju reaksi antara
logam Mg dan larutan asam klorida (HCl). Dari percobaan tersebut
diperoleh data sebagai berikut.
Pereaksi
Percobaan Zat Bentuk Konsentrasi Suhu Waktu
ke- logam Mg HCl (mol (oC) (detik)
-1
L )
1 2 gram 2,0 27 10
serbuk
2 2 gram 2,0 27 20
bongkahan
3 2 gram 4,0 27 4
serbuk
4 2 gram 2,0 37 4
serbuk
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, percobaan yang hanya
menyatakan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
Menyimpulkan Tes: PG 9. Tanpa kita sadari, banyak penerapan ilmu kimia dalam kehidupan Akhir proses
Menyimpulkan faktor- sehari-hari. Misalnya saja ketika membeli sate sering kita amati
faktor yang mempengaruhi penjual sate mengipas bara api. Saat bara api tersebut dikipas.
laju reaksi berdasarkan data ternyata nyala api menjadi lebih besar. Pernyataan yang tepat
hasil percobaan. mengenai hal ini adalah….
A. Fenomena ini termasuk pengaruh suhu terhadap laju reaksi
karena bara api yang dikipas nyalanya menjadi lebih besar.
B. Fenomena ini termasuk pengaruh suhu terhadap laju reaksi
karena karena bara api yang dikipas suhunya turun.
14
C. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena pengipasan meningkatkan jumlah bara api.
D. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena pengipasan meningkatkan jumlah oksigen
untuk pembakaran bara api.
E. Fenomena ini termasuk pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi karena bara api yang dikipas memiliki massa yang lebih
besar dibandingkan bara api yang tidak dikipas.
15
4.6.7 Menyajikan Melakukan komunikasi
data hasil - Mempresentasikan hasil Keterampilan: Rubrik Penilaian Keterampilan Selama
percobaan percobaan dan diskusi Kinerja proses
mengenai mengenai faktor-faktor
faktor laju yang mempengaruhi laju
reaksi secara reaksi.
lisan dan dalam - Menyusun laporan Rubrik Penilaian Laporan Percobaan
bentuk laporan percobaan secara Akhir Proses
tertulis. sistematis
16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Tetapan Kesetimbangan
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan, menuliskan persamaan tetapan
kesetimbangan reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan persamaan reaksi
kesetimbangan yang diketahui serta menghitung harga tetapan kesetimbangan berdasarkan data
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi melalui diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangk a n
sikap aktif.
1
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat : Kesetimbangan kimia, Konsep Molaritas
2. Materi Inti :
Indikator Aspek Pengetahuan Materi Pembelajaran
Tabel di atas menunjukkan bahwa harga tetapan kesetimbangan relatif tetap meskipun
konsentrasi N 2 , H2 , dan NH3 untuk setiap percobaan berbeda-beda pada saat kesetimbangan.
2
Konsep :
Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan
koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya.
Secara matematis tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
aA (g) + bB (g) ⇄ cC (g) + dD (g)
[𝐶] 𝑐 [𝐷] 𝑑
𝐾𝑐 =
[𝐴] 𝑎 [𝐵] 𝑏
Prinsip :
Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada
suhu tertentu.
Rumusan K c tergantung pada wujud zat dalam kesetimbangan reaksi.
Untuk reaksi kesetimbangan heterogen, dimana zat-zat yang terlibat mempunyai wujud (fasa) yang
tidak sama, maka zat-zat yang konsentrasinya tetap (berwujud padat dan cair) dapat disatukan dalam
nilai Kc sehingga secara sederhana tampak bahwa hanya konsentrasi zat-zat yang berwujud gas dan
larutan yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan.
Prosedur :
3
3.8.3 Menghitung harga Fakta :
tetapan kesetimbangan
(Kc) berdasarkan data Konsep :
konsentrasi pereaksi Dari data percobaan, nilai tetapan kesetimbangan dihitung berdasarkan nilai molaritas dari
dan hasil reaksi dalam produk dan reaktan saat setimbang
reaksi kesetimbangan. Prosedur :
Dalam perhitungan harga tetapan kesetimbangan (Kc) bila diketahui data konsentrasi pereaksi dan
produk dalam reaksi kesetimbangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)
Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
Masukkan nilai konsentrasi masing- masing spesi pada keadaan setimbang ke dalam persamaan
tetapan kesetimbangan (Kc), untuk menghitung harga Kc.
Contoh:
Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:
N2 O4 (g) 2NO 2 (g)
Jika pada keadaan setimbang terdapat N2 O4 = 9,24 x 10-4 M dan NO2 = 9,82 x 10-2 M tentukan tetapan
kesetimbangannya (KC)!
Penyelesaian:
Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)
[𝑁𝑂2 ]2
Kc= [𝑁
2 𝑂4 ]
4
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi N 2 O4 dan N2 O4 dalam keadaan setimbang ke dalam
persamaan
KC = (9,82 x 10-2 )2 = 10,4
9,24 x 10-4
Untuk menghitung konsentrasi salah satu spesi dalam keadaan setimbang jika diketahui harga ketetapan
kesetimbangan (Kc) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Contoh :
Dalam wadah 1 L terjadi reaksi:
N2 O4 (g) 2NO 2 (g)
Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO 2 = 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam
keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K)
Penyelesaian:
Langkah 1 : Tuliskan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc)
[𝑁𝑂2 ]2
Kc= [𝑁
2 𝑂4 ]
5
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi NO2 dalam keadaan setimbang dan harga Kc ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O4
Seperti diketahui, K c adalah perbandingan konsentrasi pada keadaan setimbang, zat disebelah kanan (produk) menjadi pembilang
sedangkan zat disebelah kiri (pereaksi) menjadi penyebut. Jadi, harga K c yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi kekanan
berlangsung sempurna atau hampir sempurna. Sebaliknya, harga K c yang sangat kecil menunjukkan bahwa reaksi kekanan tidak
berlangsung besar-besaran.
Contoh:
6
2. Memperkirakan komposisi keseimbangan
Manfaat lain dari tetapan keseimbangan adalah untuk menentukan komposisi kesetimbangan. Apabila zat-zat pereaksi dicampurka n
pada suhu dan volume ruangan yang tertentu, maka komposisi kesetimbangan dapat diperkirakan berdasarkan nilai tetapan
kesetimbangannya.
7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Inquiry terbimbing
Tahapan Model:
1) Orientation (stimulasi/pemberian rangsangan)
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
3) Data Collection (pengumpulan data)
4) Data Processing (pengolahan data)
5) Generalization (penarikan kesimpulan)
Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi
F. Sumber Belajar
Rahardjo, Sentot Budi. KIMIA Berbasis Eksperimen Untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri. 2018. Hal: 159-180.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal: 105-112.
8
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Alokasi Waktu
Apersepsi
- Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang
berkaitan dengan materi pertemuan hari ini.
Guru : “Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai
kesetimbangan kimia. Ada yang masih ingat, apa itu
kesetimbangan kimia?”
Peserta didik: “Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana reaksi
pembentukan produk dan reaksi penguraian produk berlangsung
secara bersamaan dengan laju yang sama sehingga konsentrasi
produk dan pereaksi tetap”.
Motivasi
- Peserta didik mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh Guru
Guru:
contoh penggunanaan reaksi kesetimbangan dalam bidang industri.
Reaksi kesetimbangan yang terjadi pada pembuatan amonia adalah:
9
0,25 mol gas N 2 direaksikan dengan 0,75 mol gas H2 . Melalui
eksperimen dapat diketahui konsentrasi gas N 2 dan gas H2 yang
bereaksi. Tapi, apakah hanya dengan eksperimen kita dapat
mengetahui konsentrasi gas N 2 , gas H2 yang bereaksi dan NH3 yang
terbentuk saat kesetimbangan? Adakah cara lain yang dapat
digunakan? Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan tetapan kesetimbangan yang akan kita pelajari hari
ini.”
2 Kegiatan Inti - Peserta didik dibagi ke dalam 7 kelompok dimana masing- mas ing 2 menit
kelompok terdiri atas 5 orang.
- Masing-masing kelompok peserta didik mendapatkan LKPD
- Peserta didik mengisi identitas pada LKPD-nya
Mengamati - Peserta didik diarahkan untuk mengamati Tabel 1 pada LKPD mengena i 2 menit
data hasil percobaan antara gas nitrogen dan hidrogen menghasilkan gas
amonia.
10
Merumuskan - Peserta didik diharapkan menemukan masalah dengan bertanya 3 menit
Pertanyaan - Peserta didik menuliskan permasalahan yang ditemukan dalam bentuk
pertanyaan ke dalam LPKPD
Pertanyaan yang diharapkan:
“Apa yang dimaksud dengan tetapan kesetimbangan dan bagaimana 3.8.1
memperoleh nilai tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
pada reaksi kesetimbangan?”
Mengumpulkan Data - Peserta didik menganalisis data percobaan pada Tabel 1 dengan 10 menit
melengkapi Tabel 2 mengenai perhitungan pada LKPD.
Guru:
”Carilah persamaan yang dapat menghasilkan nilai tetapan
kesetimbangan seperti pada Tabel 1 yang relatif tetap dengan cara
menempatkan produk sebagai pembilang dan pereaksi sebagai
penyebut, kemudian libatkan bilangan koefisien (dikalikan atau
dipangkatkan) dalam persamaan tersebut”.
Ket: Warna merah adalah jawaban yang diharapkan dari peserta didik
Menganalisis Data - Peserta didik difasilitasi oleh Guru untuk berdiskusi dengan 50 menit
menafsirkan, menghubungkan data, dan menarik kesimpulan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD, yaitu:
a. Menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan dan menentuka n 3.8.1
persamaan tetapan kesetimbangan yang menunjukan nilai relatif
tetap berdasarkan Tabel 2
Guru: Berdasarkan tabel yang diisi, persamaan manakah yang
menghasilkan nilai relatif tetap atau tidak berubah?
[𝐍𝐇 𝟑 ] 𝟐
Peserta didik :
[𝐍𝟐 ][𝐇 𝟐 ] 𝟑
12
persamaannya didapatkan dari perbandingan kosentrasi
spesi pada saat setimbangan, maka dinamakan Kc. Nah
sekarang, coba rumuskan pengertian dari tetapan
kesetimbangan (Kc) berdasarkan persamaan matematis
yang telah kalian analisis tadi.
Peserta didik: tetapan kesetimbangan (Kc) yaitu hasil kali 3.8.1
konsentrasi produk saat setimbang dipangkatkan hasil kali
konsentrasi reaktan saat setimbang masing-masing
dipangkatkan koefisien
13
homogen? Tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
reaksi 1 dan 2
14
Berdasarkan gambar di atas, Bagaimana harga konsentrasi
Kristal NaHCO3 jika jumlah molnya bertambah? Apakah memiliki
nilai yang tetap atau berubah? Mengapa demikian?
Berdasarkan informasi yang diberikan dan analisis kalian,,
tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi-reaksi
kesetimbangan heterogen! (reaksi 3 dan reaksi 4)
Menyimpulkan - Peserta didik memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini, diharapkan 10 menit
Peserta didik dapat menyimpulkan:
15
b. Kesetimbangan homogen hanya melibatkan satu fasa zat
sedangkan kesetimbangan heterogen melibatkan lebih dari satu
fasa zat.
c. Zat berfasa solid dan liquid tidak dilibatkan dalam rumus tetapan
kesetimbangan
d. Kc dapat ditentukan dengan menggunakan konsentrasi zat pada
keadaan setimbang, dan sebaliknya.”
Kegiatan Penutup Konfirmasi 10 menit
- Peserta didik menyimak konfirmasi yang diberikan oleh guru
Evaluasi
- Peserta didik mengerjakan beberapa soal untuk menguji ketercapaian
Indikator
Guru: Baik anak-anak, ibu punya beberapa soal yang akan ibu
berikan. Kelompok yang menjawab dengan tepat dan cepat
akan ibu berikan hadiah.
- Setiap kelompok berlomba untuk mengerjakan soal latihan yang
diberikan
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab
dengan cepat dan tepat
- Peserta didik mendengarkan informasi tentang kegiatan pembelajaran
selanjutnya
Etika Penutup
- Salah satu peserta didik menghapus papan tulis
- Salah satu peserta didik memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran
- Peserta didik memberi salam penutup
16
17
18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
I. Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : lembar penilaian pengetahuan
Lampiran 2 : lembar penilaian sikap
Lampiran 3 : lembar penilaian keterampilan
Lampiran 4 : bahan ajar
Lampiran 5 : media pembelajaran
Lampiran 6 : lembar kerja peserta didik
17
LAMPIRAN 1
Penilaian Pengetahuan
Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
1 Menyebutkan pengertian C1 Dalam suatu percobaan reaksi yang terjadi Tetapan kesetimbangan adalah hasil perkalian
tetapan Kesetimbangan (Kc) adalah konsentrasi zat hasil reaksi dipangkatkan dengan
H2 + I2 ⇌ 2HI koefisien reaksinya dibagi dengan hasil perkalian
Telah diketahui bahwa tetapan kesetimbanga n konsentrasi pereaksi dipangkatkan koefisie n
[𝐻𝐼]2 reaksinya. (2)
dari reaksi tersebut adalah Kc = [𝐻 .
2] [𝐼2 ]
18
No Indikator Pembelajaran Jenjang Soal Jawaban
Kognitif
3 Menghitung harga tetapan C3 Dalam wadah bervolume 1 liter terdapat 1 - Menentukan persamaan Kc
kesetimbangan (Kc) [𝑁𝑂 ]4 [𝐻2 𝑂 ]6
molar NH3 , 2 molar O 2 , 2 molar NO dan 2 Kc = [𝑁𝐻3 ]4 [𝑂2 ]5
(1)
berdasarkan data konsentrasi
pereaksi dan hasil reaksi molar uap air dalam keadaan setimbang
dalam reaksi kesetimbangan. menurut persamaan reaksi
4 Menghitung konsentrasi zat C3 Dalam wadah 1 L terjadi reaksi: - Menuliskan persamaan tetapan
kesetimbangan reaksinya:
dalam keadaan setimbang N2 O4(g) ⇌ 2NO2(g) [𝑁𝑂2 ]2
Kc = (1)
berdasarkan harga tetapan [𝑁2 𝑂4]
Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO2 =
kesetimbangan konsentrasi 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam - Masukkan harga konsentrasi dan tetapan
(Kc) keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K) kesetimbangan yang diketahui ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O4
N2 O4 = 0,146 2 = 0,00205 M
10,4
Jadi, konsentrasi NO2 adalah 0,00205 M (2)
19
Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
- Menentukan konsentrasi masing-masing spesi
dalam keadaan awal
n 1,0 mol
[H2 ] = V = 10 L
= 0,1 M (1)
n 1,0 mol
[I2 ] = V = 10 L
= 0,1 M (1)
Keadaan H2 I2 HI
Mula-mula 0,1 M 0,1 M - (2)
Bereaksi x x 2x
Setimbang (0,1 – x) (0,1 – x) 2x
(2x) 2
√ 57 = √(0,1−x)2
2x
7,55 = (0,1−x)
7,55 (0,1-x) = 2x
20
Jenjang Jawaban
No Indikator Pembelajaran Soal
Kognitif
0,755 = 2x + 7,55x
0,755 = 9,55x
0,755
x= 9,55
= 0,0791 M (2)
[I2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M (3)
[HI] = 2 x
= 2 (0,0791) = 0,1582 M
21
LAMPIRAN 2
RUBRIK PENILAIAN ASPEK SIKAP AKTIF
ASPEK PENILAIAN
22
NAMA PESERTA DIDIK
ASPEK PENILAIAN
Skor Kriteria
23
NAMA PESERTA DIDIK
ASPEK PENILAIAN
Keterangan :
24
JURNAL
No Waktu Nama Peserta Didik Kejadian/Perilaku Aspek Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
25
LAMPIRAN 3
Kelompok
No. Keterampilan yang Diamati
I II III IV V VI VII
2 = tidak lancar
Penggunaan bahasa
17
KOMPETENSI DASAR:
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan kuantitatif antara pereaksi
dengan hasil reaksi
Indikator:
3.8.1. Menyebutkan pengertian tetapan kesetimbangan (Kc)
3.8.2. Menuliskan persamaan kesetimbangan (Kc) dari reaksi kesetimbanga n
homogen dan heterogen berdasarkan persamaan reaksi kesetimbangan yang
diketahui
3.8.3. Menghitung harga tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan data konsentrasi
pereaksi dan hasil reaksi dalam reaksi kesetimbangan.
27
Tetapan Kesetimbangan (Kc)
Pada percobaan sistem kesetimbangan, reaksi antara nitrogen dan hidrogen membentuk amonia
yang berlangsung dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu tetap, menghasilkan data sebagai
berikut.
Tabel di atas menunjukkan bahwa harga tetapan kesetimbangan relatif tetap meskipun
konsentrasi N 2 , H2 , dan NH3 untuk setiap percobaan berbeda-beda pada saat kesetimbangan.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
ternyata diperoleh nilai perbandingan yang tetap pada hasil perhitungan dengan rumus:
[𝑵𝑯𝟑 ]𝟐
[𝑵𝟐 ][𝑯𝟐 ]𝟑
Tetapan kesetimbangan (K c) adalah hasil kali konsentrasi produk yang dipangkatkan dengan
koefisien dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien.
Secara matematis tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
[𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
𝐾𝑐 = [𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏
Kesetimbangan
KonsepHomogen dan Heterogen
Energi Ikatan
Contoh:
Contoh:
Dalam perhitungan harga tetapan kesetimbangan (Kc) bila diketahui data konsentrasi pereaksi
dan produk dalam reaksi kesetimbangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menuliskan rumus konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)
2. Menentukan konsentrasi masing- masing spesi dalam keadaan setimbang
3. Masukkan nilai konsentrasi masing- masing spesi pada keadaan setimbang ke dalam
persamaan tetapan kesetimbangan (Kc), untuk menghitung harga Kc.
Untuk menghitung Kc dibutuhkan konsentrasi zat dalam keadaan setimbang, tapi jika belum
diketahui konsentrasi zat dalam keadaan setimbang terlebih dahulu dihitung menggunaka n
tabel mula-mula, bereaksi, setimbang.
18
Pada baris mula-mula berisi konsentrasi awal dari reaktan dan produk suatu reaksi.
Pada baris setimbang menyatakan konsentrasi zat dalam keadaan setimbang. Zat ruas kiri
berlaku hubungan : konsentrasi zat pada saat setimbang = konsentrasi zat mula-mula –
konsentrasi zat yang terurai. Zat ruas kanan berlaku hubungan : konsentrasi zat pada saat
setimbang = konsentrasi zat yang terbentuk dari konsentrasi zat ruas kiri yang terurai (ingat
perbandingan koefisien).
Contoh 1:
Jika pada keadaan setimbang terdapat N2 O 4 = 9,24 x 10-4 M dan NO 2 = 9,82 x 10-2 M
tentukan tetapan kesetimbangannya (KC)!
Penyelesaian:
KC = NO 2 2
N 2 O4
19
Perhitungan Konsentrasi Zat Berdasarkan Harga Kc
2
Untuk menghitung konsentrasi salah satu spesi dalam keadaan setimbang jika diketahui harga
ketetapan kesetimbangan (Kc) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Jika diketahui tetapan kesetimbangan dan hanya salah satu konsentrasi pada keadaan setimbang
dari produk atau reaktannya yang tidak diketahui, maka konsentrasi pada keaadaan setimbang
yang tidak diketahui tersebut dapat dihitung secara langsung dari persamaan kesetimbangan.
Contoh 2:
Dalam keadaan setimbang terdapat gas NO 2 = 0,146 M, tentukan konsentrasi gas N 2 O4 dalam
keadaan setimbang! (K C = 10,4; T = 473 K)
Penyelesaian:
KC = NO 2 2
N 2 O4
NO2 = 0,146 M
20
Langkah 3 : Masukkan konsentrasi NO 2 dalam keadaan setimbang dan harga Kc ke dalam
persamaan Kc
10,4 = 0,146 2
N2 O 4
Contoh 3:
Tetapan kesetimbangan konsentrasi (K c) untuk reaksi antara H2 dengan I2 adalah 57,0 pada
suhu 4270 C
H2 (g) + I2 (g) 2 HI(g)
Jika 1,0 mol H2 direaksikan dengan 1,0 mol I2 dalam bejana 10 L, berapa konsentrasi H2 , I2 ,
dan HI pada kesetimbangan?
Penyelesaian:
[𝐻𝐼] 2
𝐾𝑐 =
[𝐻2 ][𝐼2 ]
n 1,0 mol
[I2 ] = = = 0,1 M
V 10 L
21
Keadaan H2 I2 HI
Bereaksi x x 2x
(2x) 2
√ 57 = √(0,1−x)2
2x
7,55 = (0,1−x)
7,55 (0,1-x) = 2x
0,755 = 2x + 7,55x
0,755 = 9,55x
0,755
x= = 0,0791 M
9,55
[I2 ] = 0,1 – x
= 0,1 – 0,0791= 0,029 M
[HI] = 2 x
= 2 (0,0791) = 0,1582 M
22
DAFTAR PUSTAKA
Whitten, K.W., Davis, R. E., Peck, M, Larry., Stanley, George G. 2014. Chemistry, 10th
edition. United States of America: Brooks/Cole. (Hal. 667-699)
23
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK
Hari/Tanggal :
Kelas : ___
Kelompok :
Nama Anggota :
1. _________________________________
2. _________________________________
3. _________________________________
4. _________________________________
5. _________________________________
24
STIMULASI
Berikut ini merupakan data percobaan reaksi kesetimbangan pembuatan amonia dari gas nitrogen
dan gas hidrogen.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
Reaksi antara nitrogen dan hidrogen berlangsung dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu
tetap 731 K menghasilkan data sebagai berikut.
Tabel 1. Data Percobaan Reaksi : N2 (g) + 3H2 (g) ⇌2NH3 (g)
MERUMUSKAN MASALAH
Setelah mengamati tabel di atas, pertanyaan apakah yang muncul dalam benakmu? Tuliskanlah
pertanyaan tersebut pada kolom di bawah ini.
MENGUMPULKAN DATA
Carilah persamaan yang dapat menghasilkan nilai tetapan kesetimbangan seperti pada Tabel 1 yang
relatif tetap dengan cara menempatkan produk sebagai pembilang dan pereaksi sebagai penyebut,
kemudian libatkan bilangan koefisien (dikalikan atau dipangkatkan) dalam persamaan tersebut.
Konsentrasi Spesi-Spesi
Pada Saat Tetapan Kesetimbangan
Percobaan Kesetimbangan
Ke- [𝐍𝐇𝟑] 𝟐 × [𝐍𝐇𝟑 ] [𝐍𝐇𝟑 ]𝟐
N2 H2 NH3 [𝐍𝟐 ]𝐱 𝟑 × [𝐇𝟐] [𝐍𝟐 ][𝐇𝟐]𝟑
[𝐍𝟐 ] [𝐇𝟐 ]
25
MENGANALISIS DATA
A. Penentuan Tetapan Kesetimbangan
b. spesi manakah yang berperan sebagai pereaksi dan spesi manakah yang berperan sebagai
prduk dalam pembentukan ammonia.
c. Berdasarkan jawaban nomor 1, konsentrasi spesi apa yang menjadi pembilang dan penyebut
pada persamaan tersebut ?
d. Apakah nilai tetapan yang diperoleh melibatkan bilangan koefisien reaksinya? Apa peran
bilangan koefisien ?
Persamaan yang menghasilkan nilai relatif tetap inilah yang disebut dengan tetapan
kesetimbangan (K). Tetapan kesetimbangan di atas dihitung berdasarkan konsentrasi pereaksi dan
produk, maka disebut tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc).
26
3. Berdasarkan persamaan perbandingan konsentrasi antara pereaksi dan produk saat kesetimbangan
serta informasi dalam tabel di atas, tuliskanlah pengertian tetapan kesetimbangan (K c) dengan
bahasamu sendiri!
4. Berdasarkan pengertian yang telah kalian tuliskan di atas. Apabila ada reaksi:
aA (g) + bB (g) ⇌ cC (g) + dD (g)
Tuliskanlah persamaan tetapan kesetimbangannya!
[𝐶]𝑐[𝐷]𝑑
Kc =
[𝐴]𝑎[𝐵]𝑏
Ya, pada kedua reaksi tersebut reaktan dan produk semuanya memiliki fase yang sama.
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dimana semua komponen dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase yang sama.
[𝑁𝐻3 ]2
untuk reaksi 1, K c =
[𝑁2 ][𝐻2]3
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂−][𝐻+]
untuk reaksi 2, K c =
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]
27
Berikut ini adalah contoh-contoh reaksi kesetimbangan heterogen:
2NaHCO3 (s) ⇌ Na2 CO3 (s) + H2 O(g) + CO2 (g) ………… reaksi 3
Tidak, pada kedua reaksi tersebut reaktan dan produk memiliki fase yang berbeda.
[𝑁𝑎2𝐶𝑂3][𝐻2𝑂][𝐶𝑂2 ]
untuk reaksi 3, Kc =
[𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3]2
Bagaimana harga konsentrasi Kristal NaHCO 3 jika jumlah molnya bertambah? Apakah
memiliki nilai yang tetap atau berubah? Mengapa demikian?
Harga konsentrasinya tetap sama walaupun jumlah molnya bertambah. Karena jika jumlah
molnya bertambah, maka volumenya juga bertambah sehingga nilai perbandingan antara
jumlah mol dan volumenya memiliki yang sama.
28
Apakah perbandingan kosentrasi (NaHCO 3(s)) akan mempengaruhi kesetimbangan?
Mengapa demikian?
Na2CO3
Informasi:
Zat-zat dengan fase cair (l) memiliki konsentrasi yang tetap/tidak berubah seperti pada fase
padat (s).
7. Berdasarkan informasi dan analisis di atas, tuliskanlah tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
reaksi-reaksi kesetimbangan heterogen! (reaksi 3 dan reaksi 4)
1. Di dalam ruangan tertutup yang volumenya 10 liter terdapat masing-masing 0,3 mol gas
nitrogen; 0,4 mol gas oksigen; dan 0,2 mol gas dinitrogen oksida yang berada dalam keadaan
setimbang sesuai dengan reaksi:
2N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2N2 O(g)
Hitunglah harga tetapan kesetimbangannya!
Penyelesaian:
a. Langkah 1: Tuliskan rumus Kc untuk reaksi 2N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2N2 O(g)
[𝑁2 𝑂]2
Kc=
[𝑁2 ]2 [𝑂2]
0,3 𝑚𝑜𝑙
[N2] = = 0,03.M
10 .𝐿
0,4 𝑚𝑜𝑙
[O2] = = 0,04.M
10 .𝐿
0,2 𝑚𝑜𝑙
[N2O] = = 0,02.M
10 .𝐿
29
c. Langkah 3: Masukan harga konsentrasi ke dalam rumus tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
mencari nilai Kc!
[𝑁2 𝑂]2
Kc= Kc= 1,11
[𝑁2 ]2 [𝑂2]
[0,02]2
Kc=
[0,03]2 [0,04]
0,0004
Kc=
0,0009 𝑋 0,04
Penyelesaian:
a. Langkah 1 : Tuliskan rumus Kc untuk reaksi CO(g) + H2 O(g) ⇄ CO2 (g) + H2 (g)
[ 𝐶𝑂2 ] [𝐻2 ]
Kc=
[ 𝐶𝑂] [𝐻2 𝑂]
x = 5 molL -1
30
d. Langkah 4 : Menghitung konsentrasi CO yang terbentuk dalam keadaan setimbang, dengan
substitusi nilai x pada reaksi setimbang gas CO
[CO] dalam keadaan setimbang =
x – 4 = .5– 4 mol L-1 = 1 mol L-1
MENYIMPULKAN
Berikanlah kesimpulan berdasarkan data yang telah kalian peroleh dari pembelajaran hari ini dan
tuliskan pada kolom di bawah ini!
1. Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah hasil kali konsentrasi produk saat setimbang dipangkatkan
hasil kali konsentrasi reaktan saat setimbang masing-masing dipangkatkan koefisien pada suhu
tetap
2. Tetapan kesetimbangan homogen dan heterogen hanya melibatkan fasa aques dan gas tidak
melibatkan fasa solid dan liquid
3. “Kc dapat ditentukan dengan menggunakan konsentrasi zat pada keadaan setimbang, dan
sebaliknya.”
31
32
33
Perangkat UKIN
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dan penerapannya dalam industri melalui eksperimen dan diskusi
berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan merancang,
melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan percobaan.
1
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Sikap
Kompetensi
4.9 Merancang, melakukan, 4.9.1 Merancang percobaan
dan menyimpulkan serta faktor-faktor yang
menyajikan hasil memengaruhi pergeseran
percobaan faktor-faktor arah kesetimbangan.
yang mempengaruhi 4.9.2 Melakukan percobaan
pergeseran arah faktor-faktor yang
kesetimbangan memengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan.
4.9.3 Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi
pergeseran arah
kesetimbangan.
4.9.4 Menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor
yang memengaruhi faktor-
faktor yang memengaruhi
pergeseran arah
kesetimbangan secara lisan
dan tertulis.
C. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasayarat
Materi-materi prasyarat untuk pembelajaran ini adalah
a. Kesetimbangan kimia terjadi ketika reaksi maju (membentuk produk) dan reaksi
balik (dari produk membentuk reaktan kembali) terjadi secara serentak dengan laju
reaksi yang sama. Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi
ke kiri pada persamaan reaksi yang dimaksud.
b. Kesetimbangan kimia disebut dinamis artinya molekul-molekul secara terus
menerus bereaksi, meskipun komposisi keseluruhan dari campuran reaksi tidak
berubah selama suhunya tidak berubah.
c. Tetapan kesetimbangan (Kc) menyatakan bahwa pada keadaan setimbang, hasil kali
konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi
produk dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai nilai yang tetap selama
suhunya tidak berubah.
2
d. Quotient reaksi (Q) dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu reaksi dalam
keadaan setimbang dan menentukan arah reaksi untuk mencapai kesetimbangan.
Caranya adalah dengan membandingkan antara harga Q dengan harga K. Ada 3
kemungkinanan yang terjadi, yakni:
1) Apabila Q = K, maka reaksi berada dalam kesetimbangan.
2) Apabila Q > K, maka reaksi akan bergerak ke arah pembentukan reaktan. Hal
ini disebabkan konsentrasi produk lebih banyak dibandingkan konsentrasi
reaktan sehingga produk akan diuraikan menjadi reaktannya untuk mencapai
keadaan setimbang.
3) Apabila Q < K, maka reaksi akan bergerak ke arah pembentukan produk. Hal
ini disebabkan konsentrasi reaktan lebih banyak dibandingkan konsentrasi
produk sehingga produk akan terus dibentuk dari reaktan-reaktannya untuk
mencapai keadaan setimbang.
3
2. Materi Inti
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.9.1 Menganalisis 1) Email gigi 1) Jika konsentrasi suatu zat Asas Le Chatelier Reaksi antara larutan FeCl3
pengaruh Email gigi mengandung dalam sistem ditambahkan, Apabila ke dalam suatu dan larutan KSCN.
konsentrasi senyawa kalsium maka sistem tidak akan sistem kesetimbangan Langkah-langkah
terhadap arah berada pada kesetimbangan diberikan gangguan percobaannya adalah
hidroksiapatit Ca5(PO4)3OH,
pergeseran lagi. Akibatnya, sistem akan maka sistem akan sebagai berikut.
kesetimbangan. garam yang sedikit larut. Di berusahan mengembalikan berusaha
dalam mulut senyawa ini kesetimbangan dengan mengembalikan 1) Memasukkan 20 mL
berkesetimbangan sesuai mengurangi penambahan kesetimbangan dengan aquadest ke dalam gelas
dengan reaksi: konsentrasi tersebut dengan mengurangi gangguan kimia, kemudian
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5Ca2+(aq) + cara bereaksi membentuk zat tersebut. menambahkan 10 tetes
3- –
3PO4 (aq) + OH (aq) pada arah berlawanan dengan larutan FeCl3 0,1 M dan
zat yang ditambahkan. sepuluh tetes larutan
Apabila kita makan makanan
Akibatnya kesetimbangan KSCN 0,1 M.
yang manis/ mengandung
akan bergeser berlawanan 2) Memasukkan campuran
asam (banyak menghasilkan
dengan arah zat tersebut. tersebut masing-masing 3
ion H+), maka ion H+ akan 2) Jika konsentrasi suatu zat
mL ke dalam empat buah
bereaksi dengan ion PO43- dan dalam sistem dikurangi, tabung reaksi yang
OH– sehingga jumlah ion maka sistem tidak akan diletakkan di dalam rak
PO43- dan OH– akan berada pada kesetimbangan tabung reaksi.
berkurang. Reaksi lagi. Akibatnya, sistem akan
kesetimbangan akan bergerak berusahan mengembalikan
kesetimbangan dengan
untuk mempertahankan
menambahkan zat yang
konsentrasi ion PO43- dan OH– dikurangi tersebut dengan
yaitu dengan menguraikan cara bereaksi. Akibatnya
Ca5(PO4)3OH. kesetimbangan akan bergeser
berlawanan dengan arah
pembentukan zat tersebut.
4
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
Hal ini mengakibatkan 3) Menyimpan tabung
Ca5(PO4)3OH lebih mudah reaksi pertama dan
larut sehingga jumlah dijadikan sebagai
Ca5(PO4)3OH menjadi pembanding. Pada
berkurang dan lapisan email tabung reaksi yang kedua
menjadi keropos. tambahkan satu tetes
larutan KSCN 1M, pada
2) Reaksi Kesetimbangan FeCl3 tabung reaksi yang
dan KSCN ketiga tambahkan satu
FeCl3 merupakan larutan tetes larutan FeCl3 1M,
berwarna kuning sedangkan pada tabung reaksi yang
kalium sianida (KSCN) keempat tambahkan satu
merupakan larutan tidak tetes larutan NaOH 1M.
berwarna. Reaksi ini akan 4) Mengamati perubahan
menghasilkan ion [FeSCN]2+ warna larutan yang
yang memberikan warna terjadi pada ketiga
merah pada larutan. Sistem tabung reaksi,
berada pada kesetimbangan membandingkan warna
dimana reaksinya dituliskan larutan tersebut dengan
sebagai berikut. larutan yang ada pada
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
tabung reaksi kesatu.
5) Mencatat hasil yang
didapatkan pada tabel
pengamatan.
5
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
3.9.2 Menganalisis 1) Pembentukan gas NO di alam 1) Jika suhu sistem dinaikkan, 1) Asas Le Chatelier Reaksi antara larutan FeCl3
pengaruh suhu Gas nitrogen monoksida maka sistem akan berusaha 2) Harga K bergantung dan larutan KSCN.
terhadap arah terbentuk dari pembakaran mengurangi suhu yang pada suhu. Apabila Langkah-langkah
pergeseran gas oksigen dan nitrogen pada diberikan dengan cara suhunya berubah percobaannya adalah
kesetimbangan. suhu yang tinggi atau secara menggeser arah maka harga K juga sebagai berikut.
alami terbentuk pada saat ada kesetimbangan ke reaksi yang berubah. 1) Memasukkan campuran
petir. Selain ditandai dengan memerlukan panas larutan FeCl3 dan KSCN
kilatan cahaya, bunyi (endoterm). (dari langkah pertama
mengelegar, petir juga 2) Jika suhu sistem diturunkan, percobaan pengaruh
melepaskan energi panas. maka sistem akan berusaha konsentrasi) masing-
Energi panas ini untuk mengembalikan masing 3 mL ke dalam
memungkinkan gas oksigen keadaan ke suhu semula dua buah tabung reaksi
dan nitrogen di atmosfer dengan cara menggeser arah yang diletakkan di dalam
bereaksi membentuk gas kesetimbangan ke reaksi yang rak tabung reaksi.
nitrogen monoksida menurut melepaskan panas (eksoterm). 2) Memasukkan tabung
reaksi kesetimbangan : reaksi pertama ke dalam
3) Pada reaksi endoterm,
gelas kimia berisi air
N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO(g) peningkatan suhu
yang telah dipanaskan,
Reaksi kesetimbangan di atas mengakibatkan peningkatan
dan tabung reaksi
yang bergerak ke kanan harga K. Sedangkan
keenam ke dalam gelas
sehingga konsentrasi gas NO penurunan suhu
kimia berisi air es.
di atmosfer bumi meningkat. mengakibatkan penurunan
3) Mengamati perubahan
Gas NO yang terbentuk harga K.
warna larutan yang
kemudian larut dalam air 4) Pada reaksi eksoterm, terjadi pada kedua tabung
hujan dan diserap oleh tanah. peningkatan suhu reaksi dam
Tanaman menyerap senyawa mengakibatkan penurunan membandingkan warna
nitrogen terlarut yang harga K. Sedangkan larutan tersebut dengan
dibutuhkan untuk penurunan suhu larutan yang ada pada
pertumbuhan. mengakibatkan peningkatan tabung reaksi
harga K. pembanding.
6
Indikator Fakta Konsep Prinsip Prosedur
2) Reaksi Kesetimbangan FeCl3 4) Mencatat hasil yang
dan KSCN didapatkan pada tabel
FeCl3 merupakan larutan pengamatan.
berwarna kuning sedangkan
kalium sianida (KSCN)
merupakan larutan tidak
berwarna. Reaksi ini akan
menghasilkan ion [FeSCN]2+
yang memberikan warna
merah pada larutan. Sistem
berada pada kesetimbangan
dimana reaksinya dituliskan
sebagai berikut.
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
7
D. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Predict, Observe, Explain (POE)
dengan sintaks (langkah-langkah):
Predict (memprediksi)
Observe (mengobservasi)
Explain (menjelaskan)
Pendekatan : saintifik
Metode : eksperimen dan diskusi
F. Sumber Belajar
Buku Pegangan Peserta Didik
Rahardjo, S. B., & Ispriyanto. (2016). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk
Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 135-139.
Sudarmo, U. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal:
155-160.
8
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
1. Kegiatan Etika Pembuka: Etika Pembuka: 3 menit
Pendahuluan - Pendidik memberi salam. - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
- Pendidik bersama dengan peserta didik berdoa - Peserta didik bersama pendidik berdoa sebelum
sebelum memulai pembelajaran. memulai pembelajaran.
- Pendidik mengecek kehadiran peserta didik. - Peserta didik menunjukkan kehadirannya.
- Pendidik mengecek kesiapan peserta didik - Peserta didik bersiap untuk menerima pelajaran.
dalam melakukan pembelajaran.
P: “Apakah kalian sudah siap mengikuti
pembelajaran hari ini? Jika sudah mari kita
mulai”
9
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Motivasi: Motivasi:
- Pendidik memberi motivasi dengan - Peserta didik mendengarkan motivasi yang 3 menit
mengajukan pertanyaan. disampaikan oleh pendidik.
1. Pengaruh konsentrasi - Peserta didik menunjukkan keterlibatan aktif
P: “Tahukah kalian mengapa gigi kita akan dalam menjawab pertanyaan pendidik berkaitan
lebih cepat keropos jika kita banyak memakan dengan fenomena motivasi yang diberikan.
makanan yang manis/asam?”
“Di dalam email gigi terdapat senyawa
kalsium hidroksiapatit Ca5(PO4)3OH. Di
dalam mulut senyawa ini berkesetimbangan
sesuai dengan reaksi:
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5Ca2+(aq) + 3PO43-(aq) + OH–(aq)
Apabila kita makan makanan yang banyak
mengandung asam (menghasilkan ion H+)
maka akan terjadi sesuatu dengan reaksi
kesetimbangan dalam mulut.”
2. Pengaruh suhu
P: “Apakah kalian tahu mengenai fakta bahwa
apabila terjadi petir maka jumlah gas NO di
alam akan meningkat?”
“Gas NO terbentuk dari reaksi pembakaran
gas O2 dan N2 pada suhu yang sangat tinggi,
biasanya dari pembakaran bahan bakar atau
dapat terbentuk secara alami saat terjadinya
petir. Energi panas dari petir memungkinkan
gas oksigen dan nitrogen di atmosfer bereaksi
membentuk gas nitrogen monoksida menurut
reaksi kesetimbangan :
N2 (g) + O2 (g) ⇌ 2NO(g)
10
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Acuan Acuan 1 menit
- Pendidik menginformasikan mengenai acuan Peserta didik menyimak pemberian informasi dari
materi pembelajaran pendidik.
P: “Pembelajaran hari ini berkaitan dengan
pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap
pergeseran kesetimbangan. Setelah mempelajari
materi hari ini kalian dapat menjelaskan
mengenai fenomena pada gigi yang lebih mudah
keropos jika memakan makanan manis/asam dan
juga mengenai bertambahnya jumlah gas NO di
alam saat terjadinya petir.”
- Pendidik menginformasikan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik bergabung dengan kelompoknya 2 menit
duduk sesuai dengan kelompoknya (4-5 orang masing-masing.
per kelompok).
- Pendidik membagikan 2 LKPD kepada - Masing-masing kelompok menerima LKPD yang
masing-masing kelompok. dibagikan oleh pendidik.
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik mengisi identitas pada LKPD.
mengisi identitas pada LKPD.
Predict
(memprediksi) Pendidik mengarahkan peserta didik untuk Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 3.9.1 8 menit
memprediksi dan memberikan alasan mengenai kelompoknya untuk memprediksi dan memberikan
pergeseran arah kesetimbangan yang terjadi alasan terhadap hasil prediksi mereka mengenai arah
pada reaksi antara larutan FeCl3 dan KSCN pergeseran kesetimbangan pada reaksi FeCl 3 dan
apabila terjadi perubahan konsentrasi dan KSCN apabila terjadi perubahan konsentrasi dan
perubahan suhu. perubahan suhu.
11
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Predict Faktor konsentrasi Peserta didik diharapkan dapat menjawab di dalam 3.9.1
(memprediksi) P: “Silakan kalian baca LKPD pada bagian LKPDnya:
predict! Apabila kalian akan melakukan a. Apabila konsentrasi zat reaktan ditambahkan
percobaan mengenai pengaruh konsentrasi dan maka nilai Q tidak akan sama dengan nilai K,
suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan yang berarti sistem tidak lagi berada pada
dimana sistem yang digunakan adalah reaksi keadaan setimbang. Nilai Q < K sehingga
antara larutan FeCl3 dan larutan KSCN. Hasil kesetimbangan akan bergerak ke arah
reaksi dan persamaan reaksi dapat kalian lihat pembentukan FeSCN2+ (kanan). Warna merah
pada LKPD. Coba kalian prediksi apakah yang larutan akan semakin pekat.
akan terjadi jika dilakukan penambahan atau b. Apabila konsentrasi zat reaktan dikurangi maka
pengurangan konsentrasi? Bagaimana warna nilai Q tidak akan sama dengan nilai K, yang
larutannya? Kemanakah reaksi akan bergerak? berarti sistem tidak lagi berada pada keadaan
Berikan alasannya!”
setimbang. Nilai Q > K sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke arah pembentukan FeCl 3 dan
KSCN (kiri). Warna merah larutan akan semakin
pudar.
Faktor suhu Peserta didik diharapkan dapat menjawab di dalam 3.9.2
P: “Jika kalian perhatikan, apakah reaksi tersebut LKPDnya:
endoterm atau eksoterm? Apakah artinya jika a. Apabila suhu sistem diubah maka harga K juga
reaksinya eksoterm? Apa yang akan terjadi jika akan berubah. Apabila suhu sistem dinaikkan
pada sistem kesetimbangan jika suhunya diubah? maka untuk mencapai kesetimbangan baru
Coba kalian prediksi apakah yang akan terjadi sistem akan mengurangi panas yang diberikan
jika suhu sistem dinaikkan atau diturunkan? dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi
Bagaimana warna larutannya? Kemanakah yang membutuhkan panas (reaksi endoterm).
reaksi akan bergerak? Berikan alasannya!” b. Apabila suhu sistem diturunkan maka untuk
mencapai kesetimbangan baru sistem akan
menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang
melepaskan panas (reaksi eksoterm).
12
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
Observe - Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 4.9.1 15
(mengobservasi) merencanakan kegiatan percobaan. kelompoknya untuk merencanakan kegiatan menit
P: “Silakan kalian buka LKPD pada bagian percobaan yaitu:
observe! Untuk membuktikan hasil prediksi a. Membuat desain percobaan dan prosedur
kalian, sekarang kita akan melakukan percobaan (jawaban terlampir dalam LKPD).
percobaan mengenai pengaruh konsentrasi dan b. Menentukan variabel-variabel percobaan
suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan. (jawaban terlampir dalam LKPD).
Sebelum melakukan percobaan, silakan kalian c. Menentukan alat dan bahan percobaan
rancang percobaan yang akan kalian lakukan! (jawaban terlampir dalam LKPD).
a. Merancang desain percobaan dan prosedur
percobaan.
P: “Jika kita akan melakukan percobaan
pengaruh suhu dan konsentrasi pada
sistem reaksi kesetimbangan
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq)
Reaksinya adalah reaksi antara larutan
FeCl3 dan larutan KSCN. Coba kalian
diskusikan bersama kelompok kalian desain
percobaannya dan kira-kira bagaimana
langkah kerjanya!”
b. Menentukan variabel-variabel yang
digunakan pada percobaan.
P: “Silakan kalian tentukan variabel-
variabel untuk masing-masing percobaan!”
c. Menentukan alat dan bahan beserta
kegunaan alat dan ciri-ciri bahan yang akan
digunakan pada percobaan.
P: “Silakan kalian tentukan alat dan bahan
yang akan digunakan!”
13
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
- Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam 4.9.2 15
melakukan kegiatan percobaan. kelompoknya untuk melakukan percobaan yang menit
P: “Jika sudah selesai, silakan 2 orang telah dirancang.
perwakilan dari masing-masing kelompok
secara bergantian untuk mengambil alat dan
bahan yang dibutuhkan di meja belakang!
Kemudian kalian bisa memulai percobaannya.”
- Pendidik membimbing setiap kelompok untuk - Peserta didik mencatat hasil yang didapatkan dari
mencatat hasil yang didapatkan dari percobaan.
percobaan.
P: “Jangan lupa untuk mencatat hasil yang
kalian dapatkan dalam tabel pengamatan!.”
Explain - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik secara aktif menganalisis data yang 15
(menjelaskan) menganalisis data yang diperoleh dari diperoleh dari percobaan. menit
percobaan. Adapun jawaban yang diharapkan dari peserta
P: “Setelah melakukan percobaan, silakan didik adalah sebagai berikut.
kalian jawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat di dalam LKPD.”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu:
14
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
b. Arti terjadinya perubahan warna larutan b. Penambahan FeCl3 akan meningkatkan jumlah ion
tersebut Fe3+ dalam sistem kesetimbangan, nilai Q < K,
akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan mengurangi ion Fe3+ yang
ditambahkan dengan cara membentuk [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pekat karena ion [FeSCN]2+ bertambah.
c. Warna larutan setelah ditambahkan larutan c. Warna larutan menjadi semakin pekat
KSCN.
d. Arti terjadinya perubahan warna larutan d. Penambahan KSCN akan meningkatkan jumlah ion
tersebut. SCN- dalam sistem kesetimbangan, nilai Q < K,
akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan berusaha
mempertahankan kesetimbangan dengan mengurangi
ion SCN- dengan cara membentuk [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pekat karena ion [FeSCN]2+ bertambah.
e. Warna larutan setelah ditambahkan larutan e. Warna larutan menjadi semakin pudar
NaOH.
f. Arti terjadinya perubahan warna larutan f. Penambahan NaOH akan meningkatkan jumlah ion
tersebut. OH- dalam sistem kesetimbangan. Ion OH- akan
bereaksi dengan Fe3+ dalam larutan sehingga ion Fe3+
dalam kesetimbangan akan berkurang, nilai Q > K.
Akibatnya sistem tidak lagi berada pada
kesetimbangan. Sistem akan berusaha
mempertahankan kesetimbangan dengan membentuk
kembali ion Fe3+ dengan cara menguraikan [FeSCN]2+.
Kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi semakin
pudar karena ion [FeSCN]2+ berkurang.
15
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
2) Pengaruh suhu 2) Pengaruh suhu 3.9.2
a. Persamaan reaksi eksoterm dan a. Reaksi [FeSCN]2+ → Fe3+ + SCN- memerlukan
endoterm dari reaksi kesetimbangan panas (eksoterm), sedangkan Reaksi Fe3+ + SCN-
yang diketahui. → [FeSCN]2+ melepaskan panas (endoterm).
b. Perlakuan yang diberikan untuk b. Memberikan panas ke dalam sistem dengan cara
memasukkannya ke dalam wadah yang berisi air
menaikkan suhu sistem.
panas.
c. Warna larutan setelah suhunya c. Warna larutan menjadi semakin pudar.
dinaikkan.
d. Hal yang terjadi jika suhu sistem d. Peningkatan suhu sistem menyebabkan
dinaikkan (dikaitkan dengan jawaban kesetimbangan bergeser ke arah kiri
poin a dan b). (pembentukan Fe3+ dan SCN-). Kesetimbangan
bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas
(endoterm).
e. Mengurangi panas dalam sistem dengan cara
e. Perlakuan yang diberikan untuk memasukkannya ke dalam wadah yang berisi es.
menurunkan suhu sistem. f. Warna larutan menjadi semakin pekat.
f. Warna larutan setelah suhunya
diturunkan. g. Penurunan suhu sistem menyebabkan
g. Hal yang terjadi jika suhu sistem kesetimbangan bergeser ke arah kanan
diturunkan (dikaitkan dengan jawaban (pembentukan [FeSCN]2+). Kesetimbangan
poin a dan e). bergeser ke arah reaksi yang melepaskan panas
(eksoterm).
16
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
i. Harga K saat suhu dinaikkan i. Saat suhu dinaikkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah kiri (reaktan) sehingga jumlah
ion Fe3+ dan SCN- akan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah ion
[FeSCN]2+ akan berkurang. Hal ini menyebabkan
harga K nya akan lebih kecil jika dibandingkan
dengan harga K awal.
j. Harga K saat suhu diturunkan. j. Saat suhu diturunkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah kanan (produk) sehingga jumlah
ion [FeSCN]2+ akan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah awal sedangkan jumlah ion
Fe3+ dan SCN- akan berkurang. Hal ini
menyebabkan harga K nya akan lebih besar jika
dibandingkan dengan harga K awal.
- Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk - Salah satu kelompok menyajikan hasil diskusi 4.9.4 10
melakukan kegiatan diskusi kelas untuk kelompoknya. menit
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
masing-masing.
P: “Sekarang masing-masing kelompok secara
bergantian akan menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya. Kita mulai dari bagian predict
(memprediksi). Silakan kelompok 1
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya!”
- Pendidik mendorong keterbukaan dan proses- - Kelompok lainnya menyimak dan bila terdapat
proses demokrasi dengan cara memberikan hal yang belum jelas dapat mengajukan
kesempatan kepada peserta didik untuk pertanyaan atau saran.
bertanya dan memberikan saran.
17
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
No Pembelajaran Indikator
Tindakan Pendidik Pengalaman Belajar Peserta Didik Waktu
(Sintaks)
- Pendidik melakukan klarifikasi dan - Peserta didik menyimak klarifikasi dan 10
penekanan terhadap konsep-konsep pengaruh mencatat konsep-konsep yang ditekankan oleh menit
konsentrasi dan suhu terhadap arah pergeseran pendidik.
kesetimbangan.
- Pendidik membimbing peserta didik untuk - Peserta didik diharapkan mampu 4.9.3
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah menyimpulkan pengaruh konsentrasi dan suhu
dilakukan. terhadap arah pergeseran kesetimbangan.
P: ”Adakah yang bisa menyimpulkan hasil yang
telah kalian pelajari hari ini?”
3. Kegiatan - Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik diharapkan dapat mengaitkan reaksi 1 menit
Penutup mengaitkan pengetahuan yang didapatkan kesetimbangan kalsium hidroksiapatit
tentang pengaruh konsentrasi dan suhu Ca 5 (PO )
4 3OH dalam mulut.
terhadap pergeseran arah kesetimbangan Ca5(PO4)3OH ⇌ 5Ca2+(aq) + 3PO43-(aq) + OH–(aq).
dengan fenomena yang ditemukan pada “Apabila kita makan makanan yang mengandung
bagian motivasi. asam (banyak mengeluarkan ion H+), maka ion H+
P: “Setelah mempelajari materi hari ini, kalian akan bereaksi dengan ion PO43- dan OH– sehingga
telah bisa mengetahui mengapa jika kita makan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan yang
makanan yang mengandung asam (banyak menyebabkan jumlah Ca5(PO4)3OH berkurang.”
mengeluarkan ion H+) akan menyebabkan gigi
kita lebih mudah keropos.”
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik mengumpulkan LKPD. 3.6.1 5 menit
mengumpulkan LKPD yang telah dijawab. 3.6.2
- Pendidik memberikan kegiatan tindak lanjut - Peserta didik mengikuti kegiatan tes dan 4.9.4
berupa tes dan pemberian tugas berupa menyimak pemberian informasi mengenai tugas
laporan praktikum. yang diberikan oleh pendidik.
Etika Penutup 1 menit
- Pendidik mengarahkan peserta didik untuk - Peserta didik bersama dengan pendidik berdoa.
berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.
- Pendidik memberi salam - Peserta didik menjawab salam dari pendidik.
18
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a. Aspek, Jenis, Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Jenis Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal Uraian
1) Rubrik Penilaian Sikap Aktif
Sikap Non Tes Observasi
2) Jurnal
1) Rubrik Penilaian
Keterampilan Melakukan
Percobaan
Keterampilan Non Tes Observasi 2) Rubrik Penilaian
Keterampilan Berkomunikasi
3) Rubrik Penilaian Laporan
Praktikum
b. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tuntas (belum mencapai KKM).
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan (telah mencapai KKM)
diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
19
Lampiran-Lampiran RPP:
1. Lembar Penilaian
a. Pengetahuan (Lampiran 1)
b. Sikap (Lampiran 2 dan 3)
c. Keterampilan (Lampiran 4, 5, dan 6)
2. LKPD + Jawaban (Lampiran 7)
3. Bahan Ajar (Lampiran 8)
- Modul Pengayaan
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Bandung Dosen Pembimbing
20
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERGESERAN
KESETIMBANGAN
Kelas XI
Kelompok : ...................................
Kelas : ...................................
Nama Anggota :
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. ………………………………………
6. ………………………………………
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri melalui eksperimen dan
diskusi berbantuan LKPD untuk mengembangkan sikap aktif dan keterampilan
merancang, melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan percobaan.
Keterangan:
Warna biru pada tulisan menunjukkan jawaban yang diharapkan dari peserta didik.
A. Predict
Apabila kalian akan melakukan percobaan yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi dan
suhu terhadap arah pergeseran kesetimbangan dimana reaksi antara larutan besi (III) klorida
(FeCl3) yang berwarna kuning dengan larutan kalium sianida (KSCN) yang tidak berwarna
akan menghasilkan ion [FeSCN]2+ yang memberikan warna merah pada larutan. Sistem berada
pada kesetimbangan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq) ∆H = − …. kJ (eksoterm)
Pada percobaan pengaruh konsentrasi, konsentrasi zat-zat reaktan akan ditambahkan dan
dikurangi. Sedangkan pada percobaan pengaruh suhu, suhu sistem akan dinaikkan dan
diturunkan. Berdasarkan hal tersebut
1. Prediksikanlah apa yang akan terjadi jika:
a. konsentrasi reaktan dinaikkan (dilakukan penambahan reaktan)
b. konsentrasi reaktan diturunkan (dikurangi)
2. Prediksikanlah apa yang akan terjadi jika:
a. suhu sistem dinaikkan
b. suhu sistem diturunkan
1
Kesetimbangan Kimia
B. Observe
Untuk menguji prediksi yang telah Anda rumuskan, rancanglah penyelidikan/percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, alat dan bahan, serta prosedur penyelidikan!
1. Desain percobaan
Buatlah gambar desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda
tentukan!
2. Prosedur penyelidikan
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, rancanglah langkah kerja percobaan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan!
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
1. Memasukkan 20 mL aquadest ke dalam gelas kimia, kemudian menambahkan sepuluh tetes
larutan FeCl3 0,1 M dan sepuluh tetes larutan KSCN 0,1 M.
2. Memasukkan campuran tersebut masing-masing 3 mL ke dalam enam buah tabung reaksi
yang diletakkan di dalam rak tabung reaksi.
3. Menyimpan tabung reaksi pertama dan dijadikan sebagai pembanding. Pada tabung reaksi
yang kedua ditambahkan satu tetes larutan KSCN 1M, pada tabung reaksi yang ketiga
ditambahkan satu tetes larutan FeCl3 1M, pada tabung reaksi yang keempat ditambahkan satu
tetes larutan NaOH 1M, tabung reaksi kelima dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
yang telah dipanaskan, dan tabung reaksi keenam dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
es.
4. Mengamati perubahan warna larutan yang terjadi pada kelima tabung reaksi, bandingkan
warna larutan tersebut dengan larutan yang ada pada tabung reaksi kesatu.
5. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.
2
Kesetimbangan Kimia
3. Variabel Percobaan
Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja
diubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan
variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).
a. Pengaruh Konsentrasi
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Konsentrasi (Penambahan dan Pengurangan zat reaktan)
Variabel Terikat Warna larutan
Variabel Kontrol Volume larutan FeCl3+KSCN
Suhu Larutan FeCl3+KSCN
Konsentrasi FeCl3 dan KSCN yang digunakan
b. Pengaruh Suhu
Jenis Variabel Variabel
Variabel Bebas Suhu (dinaikkan dan diturunkan)
Variabel Terikat Warna larutan
Variabel Kontrol Volume larutan FeCl3+KSCN
Konsentrasi FeCl3 dan KSCN yang digunakan
3
Kesetimbangan Kimia
No Nama Bahan Keterangan Ciri-Ciri Fisik Jumlah
Larutan berwarna
1 Larutan FeCl3 1 M dan 0,1 M
kuning, korosif
2 Larutan KSCN 1 M dan 0,1 M Larutan tak berwarna
3 Larutan NaOH 1M Larutan tak berwarna
4 Air - Cairan tak berwarna
5 Es Batu - - Secukupnya
2) Pengaruh Suhu
Hasil Pengamatan
No Perlakuan Sebelum diberi
Setelah diberi perlakuan
perlakuan
Larutan berwarna Warna larutan menjadi
1 Suhu dinaikkan
merah lebih pudar
Larutan berwarna Warna larutan menjadi
2 Suhu diturunkan
merah lebih pekat
Apakah hasil yang kalian peroleh sama dengan yang kalian prediksikan
pada tahap predict?
Ya/Tidak (lingkari salah satu)
C. Explain
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kalian lakukan, diskusikanlah hal-hal berikut!
1. Pengaruh konsentrasi
a. Bagaimanakah warna larutan setelah ditambahkan larutan FeCl3?
Jawaban yang diharapkan dari peserta didik:
Warna larutan menjadi semakin pekat
4
Kesetimbangan Kimia
b. Apakah arti dari terjadinya perubahan warna larutan tersebut?
2. Pengaruh suhu
Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi bolak-balik. Apabila reaksi
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇌ [FeSCN]2+(aq) merupakan reaksi eksoterm.
Diskusikanlah hal-hal berikut!
a. Berdasarkan informasi di atas, reaksi manakah yang memerlukan panas dan yang
melepaskan panas?
5
Kesetimbangan Kimia
b. Apakah yang kalian lakukan untuk meningkatkan suhu sistem?
d. Apakah yang terjadi apabila suhu sistem dinaikkan? (Kaitkan dengan jawaban pada poin a
dan b!)
g. Apakah yang terjadi apabila suhu sistem diturunkan? (Kaitkan dengan jawaban pada poin a
dan e!)
h. Apakah kesetimbangan sistem berubah dengan peningkatan dan penurunan suhu? Jelaskan!
i. Pada reaksi yang kalian lakukan, bagaimanakah harga K saat suhunya dinaikkan?
6
Kesetimbangan Kimia
j. Pada reaksi yang kalian lakukan, bagaimanakah harga K saat suhunya diturunkan?
Simpulan apa yang dapat kalian peroleh dari pembelajaran yang telah kalian lakukan?
7
Kesetimbangan Kimia
FENOMENA 1
FENOMENA 2
1
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
berkurang. Sebagai akibatnya sistem akan berusaha mengembalikan jumlah ion PO3− 4
dan ion OH- dengan cara menguraikan Ca5(PO4)3OH.
Asas Le Chatelier
Perubahan Konsentrasi
1
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Berikut ini adalah beberapa informasi yang berkaitan dengan gambar di atas.
a. Tabung reaksi di sebelah kiri pada masing-masing gambar menunjukkan larutan dalam
keadaan setimbang (berwarna merah).
b. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (a) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan FeCl3. Setelah ditambahkan FeCl3 bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?
c. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (b) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan KSCN. Setelah ditambahkan KSCN bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?
d. Tabung reaksi di sebelah kanan pada gambar (b) menunjukkan keadaan larutan setelah
ditambahkan larutan NaOH. Setelah ditambahkan NaOH bagaimanakah keadaan warna
larutan baru jika dibandingkan dengan larutan di tabung sebelah kiri?
1) Jika ke dalam sistem dilakukan penambahan ion Fe 3+ maka warna merah larutan
menjadi lebih pekat. Hal ini dikarenakan jumlah ion [FeSCN]2+ bertambah. Pada
kesetimbangan ini adanya penambahan ion Fe 3+ menyebabkan sistem mengurangi
konsentrasi ion Fe3+ yang ditambahkan dengan mereaksikan ion Fe3+ dengan ion SCN-
membentuk ion [FeSCN]2+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan ion
[FeSCN]2+ .
2) Jika ke dalam sistem dilakukan penambahan ion SCN - maka warna merah larutan
menjadi lebih pekat. Hal ini dikarenakan jumlah ion [FeSCN]2+ bertambah. Pada
kesetimbangan ini adanya penambahan ion Fe3+ dan ion SCN- menyebabkan sistem
mengurangi konsentrasi ion SCN- dengan mereaksikan ion SCN- dengan ion Fe3+
2
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Jadi dapat disimpulkan bahwa, apabila ke dalam suatu sistem yang berkesetimbangan
diganggu dengan penambahan atau pengurangan konsentrasi maka sistem tidak akan berada
pada kesetimbangan lagi. Perubahan konsentrasi yang dilakukan pada suhu tetap tidak akan
mengubah harga tetapan kesetimbangan (K) namun harga Q-nya akan berubah sehingga
untuk mencapai kestimbangan, sistem harus menggeser arah kesetimbangan.
Jika mengaju pada prinsip Le Chatelier, dalam suatu persamaan reaksi, jika jumlah suatu
komponen reaksi ditambah, kesetimbangan akan bergeser ke sisi berlawanan dengan letak
komponen tersebut untuk mengurangi jumlah komponen tersebut. Sebaliknya, jika jumlah
suatu komponen reaksi dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang sama dengan
letak komponen tersebut untuk mengganti kekurangannya.
3
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Contoh
soal
Penyelesaian :
a. Penambahan larutan HCl akan menyebabkan jumlah ion Cl - dalam sistem semakin
bertambah sehingga harga Q tidak sama lagi dengan K (Q<K). Sistem tidak lagi berada
pada kesetimbangan. Untuk mempertahankan kesetimbangannya maka sistem akan
berusaha mengurangi ion Cl- yang ditambahkan dengan cara bereaksi dan menggeser
kesetimbangan ke arah kanan (pembentukan [CoCl4]2+ dan 6H2O) yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi biru.
b. Penambahan larutan AgNO3 akan menyebabkan adanya ion Ag+ dalam sistem. Ion Ag+
akan bereaksi dengan ion Cl- sehingga jumlah ion Cl-dalam larutan berkurang. Harga Q
tidak sama lagi dengan K (Q>K). Sistem tidak lagi berada pada kesetimbangan. Untuk
mempertahankan kesetimbangannya maka sistem akan berusaha mengembalikan ion Cl -
yang berkurang dengan cara bereaksi dan menggeser kesetimbangan ke arah kiri
(pembentukan [Co(H2O)6]2+ dan Cl-) yang ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi merah muda.
4
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Perubahan Suhu
5
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
1) Jika suhu sistem dinaikkan dengan cara diberikan panas (dimasukkan ke dalam wadah
berisi air panas) maka sistem tidak akan lagi berada pada kesetimbangan, tetapan
kesetimbangan sistem berubah. Sistem akan berusaha mengurangi kalor yang
diberikan dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang memerlukan kalor
(reaksi endoterm). Sebagai contoh reaksi di atas maka sistem akan menggeser
kesetimbangan ke arah pembentukan ion Fe3+ dan SCN- yang ditandai dengan
memudarnya warna merah pada larutan.
2) Jika suhu sistem diturunkan dengan cara dikurangi panasnya (dimasukkan ke dalam
wadah berisi air dingin) maka sistem tidak akan lagi berada pada kesetimbangan,
tetapan kesetimbangan sistem berubah. sistem akan berusaha mengembalikan keadaan
ke keadaan suhu semula dengan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang
melepaskan kalor (reaksi eksoterm). Sebagai contoh reaksi di atas maka sistem akan
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan ion [FeSCN]2+ yang ditandai dengan
semakin pekatnya warna merah pada larutan.
Karena suhunya berubah maka tetapan kesetimbangannya (K) juga berubah. Untuk lebih
memahami perubahan tersebut, perhatikanlah grafik dari reaksi di bawah ini.
6
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada reaksi kesetimbangan antara gas N2 dan gas H2
membentuk gas NH3 yang memerlukan panas (eksoterm), semakin tinggi suhunya maka
harga K-nya semakin kecil. Atau dapat juga dikatakan bahwa semakin rendah suhunya maka
harga K-nya semakin besar. Hal ini terjadi karena apabila suhu sistem diturunkan maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas (eksoterm)
dalam hal ini adalah reaksi pembentukan gas NH3 dari gas H2 dan gas N2. Hal ini
menyebabkan jumlah gas NH3 di dalam sistem akan lebih banyak jika dibandingkan dengan
jumlah gas H2 dan gas N2 sehingga terbentuk kesetimbangan baru dengan harga K yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan harga K semula.
K K
pada suhu yg lebih pada suhu yg lebih
rendah tinggi
T dinaikkan
Kesetimbangan bergeser ke kanan
Pereaksi Produk
Kesetimbangan bergeser ke kiri
T diturunkan
K K
pada suhu yg lebih pada suhu yg lebih
tinggi rendah
T diturunkan
Kesetimbangan bergeser ke kanan
Pereaksi Produk
7
Bahan Ajar Kesetimbangan Kimia
Contoh
soal
Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C. Ramalkan
pengaruh dari setiap perubahan berikut terhadap jumlah N2O4 dalam keadaan setimbang jika
dilakukan: a. peningkatan suhu b. penurunan suhu
2NO2(g) ⇌ N2O4(g) ∆H = -57,20 kJ/mol
coklat tak berwarna
Penyelesaian :
Nilai ∆H negatif menunjukkan bahwa reaksi tersebut eksoterm.
a. Peningkatan suhu menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang membutuhkan kalor
(ke arah kiri) sehingga jumlah N2O4 semakin berkurang dan jumlah NO2 semakin
bertambah yang ditandai dengan perubahan warna gas menjadi lebih coklat
b. Penurunan suhu menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang melepaskan kalor (ke
arah kanan) sehingga jumlah N2O4 akan bertambah yang ditandai dengan perbahan
warna gas menjadi tak berwarna.
8
TES FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESETIMBANGAN
2. Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C.
2NO2 (g) ⇌ N2O4 (g) ∆H = -57,20 kJ/mol
Gas NO2 merupakan gas berwarna coklat sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.
Bagaimanakah pengaruh:
a. Peningkatan suhu
b. Penurunan suhu
terhadap kesetimbangan sistem?
2. Reaksi kesetimbangan berikut terjadi dalam ruang tertutup pada suhu 500˚C.
2NO2 (g) ⇌ N2O4 (g) ∆H = -57,20 kJ/mol
Gas NO2 merupakan gas berwarna coklat sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.
Bagaimanakah pengaruh:
3. Peningkatan suhu
4. Penurunan suhu
terhadap kesetimbangan sistem?
1
PENERAPAN KESETIMBANGAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan Alkalosis?
Alkalosis merupakan setiap kondisi dimana pH darah naik di atas 7,45. Alkalosis
pernapasan dihasilkan dari pernapasan yang berlebihan sehingga pH darah meningkat.
Hiperventilasi menyebabkan karbon dioksida terlarut dalam darah terlalu banyak untuk
dapat dikeluarkan dari darah sehingga konsentrasi asam karbonat dalam menurun. Sebagai
akibatnya pH darah meningkat. Seringkali tubuh akan meresponsnya dengan pingsan untuk
memperlambat pernapasan.
1
PADA SISTEM PERNAPASAN
Oksigen memasuki darah melalui paru-paru, yang diangkut oleh sel darah merah dan
berikatan dengan Hb. Ketika darah mencapai jaringan dengan konsentrasi O 2 rendah,
kesetimbangan dalam persamaan di atas bergeser ke kiri dan O 2 dilepaskan.
Dalam proses tersebut, ada tiga faktor untuk menjamin terkirimnya O2 pada jaringan
aktif. Peran dari ketiga faktor tersebut dapat dimengerti dengan menerapkan prinsip Le
Chatelier pada persamaan reaksi tersebut, yaitu:
1. Jika O2 digunakan, menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri, yang berakibat O2
dihasilkan lebih banyak.
2. Jika jumlah O2 banyak akan meningkatkan H+, kesetimbangan akan bergeser kembali jika
O2 dilepaskan.
3. Reaksi bersifat eksotermik mengakibatkan suhu tubuh meningkat, peningkatan suhu akan
menggeser kesetimbangan ke kiri dan melepaskan O2.
Beberapa faktor yang menyebabkan terlepasnya O2 ke jaringan yaitu penurunan pH
memicu peningkatan laju bernafas, yang akan menambah O2 dan mengurangi CO2. O2 dalam
jaringan akan dengan cepat terganti.