Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian pada klien Tn.W maka diperoleh

hasil pengkajian pada tinjauan kasus sama dengan tinjauan teori.

Adapun pengkajian menurut teori yaitu rasa batuk dengan dahak, rasa

sesak dan nyeri yang dikarenakan batuk berulang-ulang, kurang nafsu makan,

rasa mual dan muntah, rasa lemah dan cepat lelah serta penurunan berat

badan. Sedangkan data yang didapatkan pada kasus yaitu sesak napas, batuk

berdahak, klien nampak bingung dengan kondisi penyakitnya, penurunan berat

badan, kurang nafsu makan, dan lemah, mual, dan muntah.

Jadi, dari hasil pengkajian yang dilakukan tidak berbeda jauh seperti

yang terdapat pada tinjauan teoritis.

B. Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosa pada tinjauan teoritis menurut NANDA NIC NOC,

ada lima diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi

sekret yang berlebihan pada bronkus

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang/anoreksia.

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

kapiler alveoli.

78
4. Resiko penyebaran infeksi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi

tentang penyakit.

Sedangkan perumusan diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus pada

klien Tn.W, didapatkan ada 3 (tiga) diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi

sekret yang berlebihan pada bronkus.

Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk

mempertahankan bersihan jalan napas. Penulis menegakkan diagnosa

keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif karena berdasarkan teori

bahwa batasan karakteristik bersihan jalan napas tidak efektif adalah

pernyataan tentang sekret yang kental, atau sekret darah, kelemahan,

upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal. Kemungkinan dibuktikan oleh

frekuensi pernapasan, irama, kedalaman tak normal, bunyi nafas tak

normal (rongi, mengi), stridor,dispnea. Hal ini sesuai dengan keluhan yang

dirasakan pasien yaitu batuk berdahak, sekret yang kental, bunyi nafas

ronchi dan sesak napas.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi indekuat/anoreksia.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah

asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Penulis menegakkan diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi

79
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan, anoreksia,

dan sering batuk/produksi sputum, dispnea. Kemungkinan dibuktikan

dengan berat badan di bawah 10%-20% ideal untuk bentuk tubuh dan

berat, melaporkan kurang tertarik pada makanan, gangguan sensasi kecap,

dan tonus otot buruk. Hal ini sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien

yaitu anoreksia, tampak lemah dan porsi makan tidak dihabiskan.

3. Risiko penyebaran infeksi

Risiko penyebaran infeksi adalah keadaan yang dapat menyebabkan

penularan suatu kuman penyakit tertentu kepada orang lain di

sekitarnya.penulis menegakkan diagnose keperawatan ini karena

berdasarkan teori bahwa pasien dengan tuberculosis paru aktif dan sputum

BTA positif akanmudah menularkan penyakitnya kepada orang lain. Hal

ini sesuai dengan yang terjadi pada pasien bahwa hasil pemeriksaan

thoraks menunjukkan pasien mengalami tuberculosis paru aktif serta

sputum BTA positif.

C. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan dibuat untuk mengetahui apakah tujuan yang

ditetapkan tercapai. Dengan adanya intervensi tersebut asuhan keperawatan

yang dilakukan lebih terfokus dan memudahkan penulis dalam melaksanakan

rencana untuk mengatasi masalah - masalah kesehatan dan keperawatan yang

muncul pada klien, meskipun dalam pelaksanaannya tidak semua rencana

80
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dikarenakan keterbatasan,

kesempatan dan kemampuan.

Dalam merumuskan rencana asuhan keperawatan klien tidak

mendapatkan hambatan yang berarti, karena penyusunannya dibantu dengan

berbagai sumber referensi buku serta bimbingan perawat ruangan.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang tercantum pada

rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan

dalam kasus dan mencantumkan waktu pelaksanaan implementasi sesuai

dengan respon dan kondisi klien.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari suatu proses

keperawatan yang bertujuan untuk menilai kemajuan atau kemunduran kondisi

kesehatan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan.

Dalammelakukan evaluasi keperawatan pada klien Tn.W, penulis

tidak menemukan komplikasi yang timbul dari gejala. Kondisi kesehatan klien

berangsur-angsur membaik selama 3 x 24 jam.

Evaluasi Hari pertama sampai Hari Ke tiga Pada Tanggal 31 Agustus

sampai 02 september 2019 dengan Diagnosa :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi

sekret yang berlebihan pada bronkus dengan indikator : Ekspesi wajah

tenang, Rasa batuk dapat berkurang atau hilang. Pada diagnosa ini pada

81
hari pertama, ke dua, dan ke tiga masalah tidak teratasi ditandai dengan

hingga evaluasi hari ke tiga klien masih batuk bedahak, dan bunyi napas

masih abnormal (ronchi).

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi indekuat/anoreksia dengan indikator : klien

memiliki nafsu makan,porsi makan dihabiskan,klien tidak lemas dan

Berat Badan meningkat. Pada Dignosa ini Evaluasi pada hari Pertama

masalah belum teratasi, klien Mengeluh Lemas, klien belum ada nafsu

makan,porsi makan tidak dihabiskan dan tidak ada peningkatan Berat

Badan. Pada Evaluasi hari ke Dua masalah juga belum teratasi namun

kondisi klien semakin membaik, klien sudah mulai memiliki nafsu

makan, namun porsi makan masih belum dihabiskan dan belum ada

peningkatan berat badan. Pada evaluasi hari ke Tiga masalah masih

belum teratasi, Tetapi kondisi Klien Semakin membaik, Klien Sudah ada

nafsu makan, Porsi makan dihabiskan,tetapi belum ada Peningkatan berat

Berat Badan pada klien (BB 50 Kg).

3. Risiko penyebaran infeksi dengan indikstor : klien dapat mengientifikasi

tindakan untuk mencegah penyebaran infeksi. Pada diagnosa ini pada

evaluasi hari pertama masalahbelum teratasi klien masih sangat

berpotensi untuk menyebarkan kuman tuberculosis. Evaluasi hari kedua

dan ke tiga masalah belum teratasi karena klien masih sangat berpotensi

untuk menyebarkan kuman tuberculosis.

82
Adapun evaluasi dari asuhan keperawatan yang di lakukan pada

pasien Tn.W, yang di rawat selama tiga hari dengan diagnosa

keperawatan yang di temukan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan

napas berhubungan dengan akumulasi secret yang berlebihan pada

bronkus, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi indekuat/anoreksia dan resiko

penyebaran infeksi. Dari 3 (tiga) diagnosa keperawatan tersebut

semuanya tujuan belum tercapai. Hal ini di karenakan pelaksanaan

tindakan keperawatan pada pasien dan untuk proses kesembuhan

sangat terbatas yakni hanya 3 (tiga) hari.

83
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang proses asuhan keperawatan pada

klien Tn.W dengan gangguan sistem pernapasan : tuberkulosis paru (BTA +),

maka penulis berkesimpulan bahwa :

1. Pengkajian keperawatan, data yang ditemukan dalam kasus tidak jauh

berbeda dengan data yang dikemukakan oleh teori yaitu : sesak napas,

batuk berdahak, penurunan berat badan.

2. Diagnosa keperawatan, tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori

dengan tinjauan kasus karena semua diagnosa keperawatan pada tinjauan

kasus merupakan bagian dari diagnosa tinjauan teori.

3. Intervensi keperawatan pada klien dibuat berdasarkan diagnosa

keperawatan yang ditemukan dan bertujuan untuk mengatasi masalah.

4. Implementasi keperawatan mengacu pada masalah keperawatan yang

muncul dengan berpedoman pada teori dan tetap memperhatikan kondisi

dan respon klien.

5. Evaluasi keperawatan yang di lakukan pada klien adalah 3 (tiga) diagnosa

keperawatan yang di temukan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan akumulasi secret yang berlebihan pada bronkus,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

84
dengan intake nutrisi indekuat/anoreksia dan resiko penyebaran infeksi.

Dari 3 (tiga) diagnose keperawatan tersebut semuanya belum tercapai.

B. Saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya agar

dapat meningkatkan hasilnya kea rah yang lebihbaik, guna perkembangan

ilmupengetahuan dibidangkeperawatan.

2. Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan mutu pengetahuan

kepada para mahasiswa keperawatan agar dapat menghasilkan tenaga-

tenaga keperawatan yang professional.

3. Bagi rumah sakit penerapan standar perawatan klien sudah sesuai dengan

sarana prasarana yang ada di rumah sakit. Agar dapat memberikan

pelayanan yang lebih optimal dan efisien. Perlu meningkatkan sumber

daya dan sarana prasarana rumah sakit sehingga dalam pelayanan

pemberian asuhan keperawatan lebih optimal lagi khususnya tuberculosis

paru (TB PARU).

85

Anda mungkin juga menyukai