Anda di halaman 1dari 19

Akhlak terhadap sesama

                 Melakukan tatakrama terhadap teman sebaya


                 Saling menyapa saat bertemu
                 Tidak boleh mengolok – ngolok atau melampau batas
                 Tidak berprasangka buruk
                 Tidak boleh berburuk sangka
                 Tidak boleh menyinggung perasaan orang lain
                 Tidak boleh memfitnah orang lain
                 Selalu menjaga mnama baik teman
                 Menolong orang jika mendapat kesulitan
                 Bergaul tanpa memandang asal – usul suku bangsa seseorang.

              Akhlak terhadap yang lebih muda


Dengan melindungi, menjaga dan membimbingnya ke jalan yang benar.

              Akhlak terhadap masyarakat


Dalam masyarakat terdapat keanekaragaman budaya. Berakhlak dalam masyarakat
dapat dilakukan dengan cara menjalin hubungan kehidupan bersama yang lebih harmonis dan
saling menghormati perbedaan – perbedan yang ada.

              Akhlak terhadap Negara


Indonesia adalah Negara kesatuan yang berdaulat, merdeka terdiri dari beberapa pulau.
Rakyat Indonesia harus berprilaku sebagai bangsa Indonesia yang mencintai dan taat kepada
peraturan-peraturan yang berlaku. Pamcasila merupakan akhlak dari terhadap Negara.
Disiplin Diri

Disiplin diri adalah sikab dan prilaku yang mencerminkan taat pada aturan yang
berlaku.Disiblin diri bisa didefenisikan juga penolakan akanpemuasan secara instant untuk
mengingini sesuatu yang lebih baik. Tujuan dari disiplin diri sebenarnya bukanlah hidup
dengan gaya hidup membatasi atau penuh aturan. Tapi disiplin akan melimpahkan kekuatan
batiniah untuk memfokuskan seluruh energi pada satu tujuan dan bertahan hingga terlaksana.
Kekuatan ini dibutuhkan untuk tindakan-tindakan dan keputusan sehari-hari dan juga
membuat keputusan utama dan meraih keputusan keputusan utama.selain itu disiblin diri juga
bertujuan dari disiplin ini adalahmelempahkan kekutan batiniahunruk memfouskan seluruh
energi pada suatu tujuan dan bertahan hingga terlaksana.

Disiplin diri ini meliputi sikap:


 Menghargai waktu dan memamfaatkan nya untuk kegiatan fositif
 Bekerara secara tuntas dan bertanggung jawab
 Mematuhi ketentuan dan tata tertip yang berlaku dilingkunagan sekitar
 Menghindari siakap yang menggabaikan aturan dan norma

Faktor faktor yang mempenggaruhi disiblin

         Faktor eksternal(belasar dari luar)


Karena adanya dorongan dariluar seperti pujian atau pemberian sanksi jika tidak disiblin
         Faktor internal.(berasal dari dalam)
Adanya kesadaran dari diri sendiri untuk orang tersebut melaksanakan disiblin

Kiat melaksanakan disiplin


ᄫ     Mulailah dari hal-hal kecil.
Bersihkan kamar dan meja kerja Anda. Lalu latihlah untuk selalu meletakkan
barang-barang selalu pada tempat semestinya. Setelah itu, perluaskan wilayah kedisiplinan itu
menjadi rumah atau kantor Anda. Kerapian ini akan melatih Anda berdisiplin karena
memaksa Anda mengatur diri sendiri mulai dari hal-hal yang remeh.
ᄫ     Organisaikan diri anda.
Buatlah jadwal kegiatan yang akan anda lakukan dan patuhi,serta gunakan buku
agenda harian.

ᄫ     Gunakan waktu luang secara produktif.


Dalam waktu luang anda bisa melakukan berbagai kegiatan yang bisa menghibur
sekaligus hiburan yang bisa menantang dan memicu anda untuk lebih kreatif, seperti
membaca buku, mendengar musik, berjalan-jalan atau mengobrol sama teman anda.

ᄫ     Tepat waktu dan tepat janji.


Jika dalam melakukan sesuatu yang telah anda rencanakan atau anda ada janji
dengan orang lain maka usahakan supaya anda bisa tepat waktu, karena orang yang bila
selalu tepat waktu apabila berjanji dengan orang lain maka itu juga pertanda dia selalu
menghargai orang lain.

ᄫ     Terimalah nasehat.


Anda harus menerima setiap nasihat yang diberikan kepada anda karena nasihat dapat
membentuk kedisiplinan dengan menunjukkan apa saja yang baik dan apa yang buruk
ᄫ     Bertanggung jawab
Anda harus berani untuk menawarkan diri anda untuk mengerjakan sesuatu,
dengan begitu anda juga dapat mengelola waktu, tentunya anda juga harus bertanggung
jawab terhadap apa yang d tugaskan kepada anda.

           II.          Kejujuran

Jujur adalah sikap dan prilaku untuk bertindak apa adanya.Jujur bisa juga didefenisikan
dengan mengakui,berkata sebenarnya atau memberikan informasi yang sesuai dengan
kenyataan dan kebenaran, tidak berbohong , tidak dibuat – buat , tidak ditambah , tidak
dikurangi dan tidak menyembunyikan informasi.
Pada saat sekarang ini kejujuran sangatlah sulit ,namun jika kita telah membiasa itu
akan terasa mudah.Namun banyak pula yang menganggap kejujuran itu tidak bernilai,karena
jika jujur mereka akan mendapat masalah.
Awal dari ketidak jujuran adalah kepura-puraan,kepura-puraan inilah nantinya yang
akan menyeret kita dalam kebohongan terus menerus.Kejujuran dapat diintegrasikan pada
saat melakukan percobaan ( berhitung , bermain dll )

HORMAT PADA DIRI SENDIRI


A.    Arti Hormat Pada Diri Sendiri

Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hormat sebagai kata sifat memiliki arti
sebagai menghargai (takzim, khidmat, sopan). Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa rasa
hormat memiliki pengertian sebagai suatu sikap untuk menghargai atau sikap sopan. Secara
umum rasa hormat mempunyai arti yaitu merupakan suatu sikap saling meghormati satu sama
lain yang muda, hormat kepada yang tua yang tua, menyayangi yang muda. Rasa hormat
tidak akan lepas dari rasa menyayangi satu sama lain karena tanpa adanya rasa hormat,
takkan tumbuh rasa saling menyayangi yang ada hanyalah selalu menganggap kecil atau
remeh orang lain. Tetapi untuk saat ini untuk kalangan masyarakatIndonesia dua hal tersebut
sudah langka terjadi karena tidak ada kesadaran di diri masing – masing untuk saling hormat
antara sesama. Saling menghormati satu sama lain tentu saja memberikan manfaat yang
sangat positif bagi diri maupun kenyamanan dalam menjalani hidup. Seperti misalnya dapat
saling membutuhkan, saling mengisi, saling menguntungkan, dan saling menguatkan satu
sama lain.
Hal di atas hamper sama dengan arti hormat pada diri sendiri. Apabila dapat
menghormati diri sendiri maka akan menimbulkan efek positif khususnya bagi diri sendiri
dan lingkungan pada umumnya. Hormat pada diri sendiri mempunyai arti yaitu memilih dan
menentukan perbuatan yang tidak menyakiti, mencelakai, mengotori, menodai, dan merusak
diri sendiri (jasmani dan rohani). Dalam hormat pada diri sendiri membuat penilaian yang
tepat terhadap semua perbuatan berdasarkan norma-norma kehidupan yang berlaku itu
sangatlah penting karena hal tersebut akan menimbulkan pencritaan yang baik pada diri kita.

B.     Pemberian Rasa Hormat

Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk Tuhan, makhluk sosial dan juga
mkhluk pribadi harus berlaku hormat yaitu meliputi:
1.      Sikap hormat terhadap Tuhan
Merupakan sikap hormat kita yang ditujukan terhadap Tuhan sebagai pencipta kita. Hal
ini dapat kita lakukan dengan mejalankan apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita dan
menjauhi segala sesuatu yang menjadi larangan yang telah ditentukan oleh-Nya.
2.      Sikap hormat terhadap diri sendiri
Sikap ini merupakan sikap-sikap hormat kita dalam menghargai diri kita sendiri yang
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hal fisik maupun dalam hal batin yang
mampu mencerminkan karakter kita di hadapan orang lain.
3.      Sikap hormat terhadap orang lain.
Merupakan sikap hormat kita terhadap orang lain pada saat kita berinteraksi terhadap
orang lain dalam kehidupan sosial kita.
4.      Sikap hormat terhadap lingkungan.
Sikap yang kita tunjukkan sebagai manusia terhadap makhluk Tuhan lain yaitu yang
berkaitan dengan interaksi ita sebgai manusia dengan lingkungan alam sekitar kita.

Bentuk-bentuk Penghormatan Pada Diri Sendiri

Telah dijelaskan di atas jikalau rasa hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap
hormat kita dalam menghargai diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mampu mencerminkan karakter kita sebagai manusia. Oleh karena itu dilakukan
pengkategorian rasa hormat terhadap diri sendiri, yaitu meliputi:
1. Memelihara kesucian lahir (fisik)

Seorang manusia harus melakukan upaya-upaya untuk menjaga dirinya tetap


terpelihara secara lahir (tampak) baik di hadapan orang lain maupun hadapan Tuhan. Hal-hal
yang harus dilakukan meliputi:

       Rajin berolahraga sesuai dengan kondisi fisik dan keseimbangnnya, usia dan lingkungan
sosialnya, serta dalam waktu-waktu tertentu yang tidak menganggu waktu yang lebih
berguna. Hal ini dilakukan agar kita selalu dalam kondisi yang sehat dan berpenampilan
menarik.

       Dalam kondisi yang sehat maka seseorang harus melaksanakan kewajibannya dengan baik,
misal murid harus belajar di sekolah dengan serius, guru harus mengajar dengan baik.

       Kita juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan fisik sesuai dengan tuntunan kesehatan
modern, seperti menggunakan sarana pembersih baik untuk badannya (sabun mandi), untuk
rambut (sampo), untuk gigi dan mulut (pasta gigi). Hal ini dilakukan agar kita terhindar dari
kotoran sehingga kita merasa bersih dan orang lain tidak merasa risih ketika berinteraksi
dengan kita.

       Setelah menjaga dengan baik, maka kita harus menjga penampilan kita dengan baik yaitu
menghiasi fisik dengan pakaian yang bersih dan rapi. Pakaian yang baik adalah pakaian yang
sesuai dengan norma yang berlaku karena Indonesia menganut budaya timur maka
selayaknya jikalau kita juga memakai pakaian yang pantas pakai bukan pakaian budaya barat
yang cenderung terlalu terbuka (Marzuki, 2009: 118-119).

2. Memelihara kesucian batin (jiwa)

Tidak cukup hanya dengan memelihara kesucian fisik, maka kita juga harus
memelihara kesucian batin yakni dengan menuntut berbagai ilmu (agama, ilmu untuk
kehidupan dunia) yang mendukung untuk dapat melakukan berbagai aktivitas dalam hidup
dan kehidupan sehari-hari. Pembekalan akal atau menuntut ilmu dapat diupayakan misalnya
melalui pendidikan formal, pendidikan informal, dan pengalaman sehari-hari (Marzuki,
2009: 120).

Setelah penampilan fisiknya baik dan pembekalan akal dengan berbagai ilmu
pengetahuan maka yang harus diperhatikan berikutnya adalah bagaimana menghiasi jiwa
dengan berbagai tingkah laku yang baik. Tingkah laku yang sesuai dengan norma yang
ditetapkan oleh Tuhan dan juga norma yang berlaku di dalam masyarakat dimana kita tinggal
(Marzuki, 2009: 121).

Setiap apa yang kita lakukan pastilah akan dinilai oleh masyarkat dan Tuhan,
sehingga kita dianjurkan untuk selalu berhati-hati dalam setiap apa yang kita lakukan karena
itu merupakan cerminan atau pembentukan citra dari masyarakat terhadap diri kita tentang
bagaimana karakter yang kita miliki. Rasa hormat terhadap diri sendiri ini memiliki urgensi
yang tinggi karena rasa hormat kita terhadap diri kita sendiri akan menjadi pondasi atau
landasan bagi kita untuk dapat menghormati orang lain. Selain itu, urgensi lain adalah rasa
hormat terhadap diri sendiri akan mampu mengangkat derajat atau martabat kita sebagi
manusia di hadapan manusia lain atau masyarakat lain. Kita akan dihargai sebagai manusia 
atau tidak itu tergantung pada apa yang telah kita lakukan dan bagaimana citra diri kita.

D.    Cara-Cara untuk Menjaga Jasmani dan Rohani

Salah satu bentuk dari menghormati diri sendiri adalah dengan menjaga kesehatan
tubuh dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini merupakan wujud dari
syukur kita terhadap anugrah yang diberikan oleh Tuhan. Beberapa cara untuk menjaga
kesehatan jasmani adalah meliputi:
1.      Istirahat / Tidur
Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau
sepertiga hari. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi di dalam
tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan penyakit yang
merugikan.
2.      Makanan
Mengkonsumsi makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang
untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh sangat diperlukan untuk kesehatan jasmani.
Kandungan gizi harus sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan atau kekurangan suatu zat
tidak baik untuk kesehatan.
3.      Olah raga
Penelitian menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan mengobati
depresi daripada obat-obatan. Dengan olah raga tubuh menjadi sehat dan pikiran pun menjadi
fresh.

4.      Kondisi Psikis / Psikologi.


Beban psikis dan pikiran dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya dapat
mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Luangkan waktu anda untuk sesuatu yang menyenangkan bagi diri anda sendiri dan jangan
sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.
5.      Sosial
Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat menguntungkan
bagi anda, karena mereka dapat menolong anda sewaktu-waktu anda membutuhkannya.
Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat rileks dan dapat mengurangi resiko
terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang berat (Fildzahani, 2010).

Selain kesehatan jasmani maka diperlukan pula upaya untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan rohani, yaitu misalnya dengan cara beribadah. Melaksanakan ibadah dan berdoa
secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita, yang merupakan komponen vital dalam
kesejahteraan jiwa. Mengabaikan kebutuhan spiritual membuat jiwa kita gelisah dan tidak
tenang. Berdoa merupakan sarana yang efektif dalam mencegah dan memerangi masalah-
masalah kesehatan mental. Selain dengan ibadah maka kita sebagai manusia yang diberi akal
juga diwajibkan untuk menuntut ilmu guna dimanfaatkan dalam menjalani kehidupan.

Selain doa upaya untuk menjaga kesehatan rohani dapat dilakukan dengan cara seperti
dibawah ini:

1.      Bakti Sosial


Berbakti kepada lingkungan sekitar kita atau lingkungan lain yang perlu untuk
diperhatikan ternyata mampu mendalami makna kasih dan lebih mengenal orang kecil.
Faktanya bakti sosial adalah wujud pekerjaan yang seorang baktikan kepada daerah,
lingkungan sosial yang kurang layak. Dalam prakteknya dalam menjalani bakti sosial
dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa dan totalitas untuk membantu orang lain yang
lebih membutuhkan.

2.      Bersedekah
Memberi dan membagi-bagikan rejeki kepada orang yang membutuhkan ternyata
mampu menjadi pupuk rohani dan hati. Saat banyak orang lain berlomba-lomba untuk
mendapatkan uang serta kekayaan materi lainnya maka kita bisa memulai dengan
membagikan rejeki yang kita punya untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Dengan
cara ini diyakini mampu memberikan cermin dan ketukan hati seseorang agar mau
melihat dan menerima keadaan orang lain yang ternyata masih jauh dari yang namanya
sejahtera.
3.      Simbolisasi
Adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada ketenangan batin, biasanya
simbolisasi rohani dapat berupa tasbih, pakaian keagamaan atau pun simbol–simbol
lainnya berbentuk modern seperti sticker ataupun wallpaper.

Unsur spiritual dan rohani ternyata mampu berpengaruh besar untuk membentuk
suatu karakter dan watak pribadi melalui apa yang mereka lakukan untuk diri sendiri
bahkan untuk orang lain.

E.     Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam


menggapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai
individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Serasi adalah kesesuaian
/ kesamaan antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh.
Seimbang adalah jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban. Selaras adalah suatu
hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin  (Anonym: 2009).

Untuk menjadi pribadi yang baik maka kita harus mampu untuk mengendalikan diri
dalam bertingkah polah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena setiap apa
yang tercermin dalam diri kita merupakan perwujudan hormat kita terhadap diri sendiri dan
juga sangat mempengaruhi orang lain dalam menilai diri kita. Seperti telah dijelaskan di atas
bahwa martabat kita tergantung dari apa yang tercermin dari diri kita sendiri. Berikut akan
dijelaskan beberapa sikap sebagai bentuk dari pengendalian diri.

1.      Sabar

Secara etimologis, kata sabar berasal dari kata shabr yang berarti menahan, tabah hati,
mencegah, atau menanggung. Menurut istilah, sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu
yang tidak disukai karena mengharap ridho dari Tuhan (Marzuki, 2009: 121). Dengan sikap
sabar maka akan membentuk pribadi seseorang menjadi lebih tenang dalam menghadapi
masalah hidup sehingga akan mampu berpikir matang dalam mencari solusi sehingga pada
akhirnya akan tercapai penyelesaian masalah secara tepat.

2.      Percaya Diri

Percaya diri berarti yakin benar akan kemampuan atau kelebihan dirinya. Orang yang
percaya diri berarti orang yang memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuan atau
kelebihannya, sehingga ia dapat memilah dan memilih perbuatan apa yang pas untuk
dilakukan. Sikap ini sangat penting untuk mendasari semua aktivitas yang akan
dilakukannya. Perbuatan yang dilakukan tanpa didasari percaya diri tidak akan memberikan
optimisme yang pasti (Marzuki, 2009: 211).

3.      Teguh Pendirian (Istiqamah)

Teguh pendirian memiliki arti untuk bersikap teguh dan konsekuen dengan prinsip
dan keputusan yang telah diambil walaupun harus menghadapi berbagai macam tantangan
dan cobaan. Melalui sikap ini maka akan dibentuk karakter orang yang tegas dan tidak mudah
goyah serta orang yang tidak mudah putus asa dalam menghadapi kehidupan walau
mengalami kekecewaan hidup (Marzuki, 2009: 153).

4.      Jujur

Jujur merupakan sikap yang menunjukkan keterusterangan dan sinkronisasi antara apa
yang ada di dalam hati nurani dengan tingkah laku dan tutur kata di penampilan luar. Sikap
jujur sangat penting ditanamkan dalam diri seseorang agar orang tersebut tidak terbiasa
bersikap bohong. Dengan sikap jujur maka kita akan dipercaya oleh orang lain dalam tutur
kata maupun dalam menjalankan amanah (tugas/mandat).
5.      Bekerja Keras

Orang yang bekerja keras adalah orang yang orang yang dapat memanfaatkan
waktunya dengan baik. Manusia merupakan makhluk paling sempurna karena manusia
dibekali kal pikiran oleh Tuhan. Dengan akal tersebut maka manusia dapat melakukan
manajemen waktu sehingga mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan pada
akhirnya waktu yang ada tidak terbuang sia-sia (Marzuki, 2009: 194).

6.      Disiplin

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin berarti ketaatan (kepatuhan)


terhadap peraturan. Dalam isiplin perlu ditekankan untuk meraih keberhasilan dari setiap
usaha yang dilakukan. Orang yang ingin sukses dalam usahanya harus disiplin menepati
waktu atau jadwal pekerjaan, disiplin mengikuti semua langkah yang sudah digariskan, dan
disiplin mengikuti semua atura yang terkait dengan pekerjaan (Marzuki, 2009: 213). Sikap
disiplin ini dapat membentuk karakter yang taat terhadap norma-norma atau peraturan yang
ada.

F.     Manfaat Hormat Pada Diri Sendiri

1.      Orang lain dapat menilai dari apa yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri, misalnya kita
berperilaku sopan maka orang lain akan melakukan hal yang sama atau sopan terhadp kita.
2.      Kita mampu mengetahui kelemahan maupun kelebihan terhadap diri kita dengan kata lain
kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa harus menjadi orang lain.
3.      Membangun image yang baik di masyarakat. Image kita menjadi baik dimata orang lain,
karena kita menjaga diri kita, misalnya kita menjaga kehormatan kita.
4.      Hidup menjadi tenang dan damai, terhindar dari berbagai penyakit.
5.      Tidak mudah untuk melakukan hal-hal yang tidaj terpuji misalnya, memakai narkotika,
mabuk-mabukan dan lain-lain.
6.      Dapat mengoptimalisasikan kemampuan atau bakat yang ada pada diri sendiri.

JUJUR DALAM KEGIATAN AKADEMIK

akan suatu cita cita menjadi tindakan yang direalisasikan pada kelompok masyarakat
akademik, diperlukan perilaku aktif berupa integritas akademik. Suatu iklim untuk
mempertahankan integritas berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh
institusi, dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur dengan dukungan
pengajar dan mahasiswa, yang juga akan berdampak membyat suatu budaya masyarakat yang
memiliki integritas 1.

Dalam suatu survei penelitian yang dilakukan oleh Profesor Donald L. Mc.Cabe di Graduate
School of Management Rutgers University (1995); Ketidakjujuran akademik meresap dengan
melakukan kecurangan pada karya tulis (Plagiarisme) (58%), dengan melakukan pemalsuan
kepustakaan,  memalsukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain atau dengan sengaja
tidak melakukan catatankaki atau mencatat kutipan dari sumber. Tingginya tingkat
kecurangan juga ditemukan oleh kelompok Who’s Who Among American High School
Students (1996),yang mendapatkan padasurvei bahwa didapat tingkat kecurangan hampir
mencapai 90 persen, dengan pernyataan siswa bahwa kecurangan adalah “umum di sekolah”
(76%)2.  Dalam tulisannya, Zelna dan Carrie Lynn (2002) menunjukkan bahwa mahasiswa
menggunakan internet untuk memperoleh keuntungan dalam melakukan prilaku kecurangan,
dengan menggunakan berbagai fitur; fungsi pencarian, penerjemah bahasa asing, mengirim
program dan lainnya. Alasan dominan karena mahasiswa menganggap kecurangan dalam
internet sebagai alternatif yang dapat diterima untuk melakukan pekerjaan atau tugas tugas
mereka 3.

Tinjauan Pustaka

Integritas Akademik

Suatu budaya pada lingkup masyarakat akademik penting untuk memiliki integritas pencarian
kebenaran dan pengetahuan dengan mengaruskan para intelektual memiliki pribadi yang jujur
dalam pelajaran, pengajaran, penelitian dan pelayanan. Integritas akademik memiliki lima
nilai dasar yang terdiri dari kejujuran, kepercayaan, kewajaran, respect, dan tanggung
jawab.Lima Hal yang merupakan pilar dalam kejujuran akademik adalah 1:

1. 1.       Honesty

Kegiatan dalam lingkungan akademik yang terdiri dari pengajaran, pembelajaran, penelitian,
yang merupakan realisasi dari rasa hormat, dan tanggungjawab. Kebijakan institusi
pendidikan diharapkan memiliki aturan yang seragam tentang tindakan berbohong
(akademik), penipuan, pencurian, dan lainnya. Dengan melakukan kejujuran, nilai
kesejahteraan masyarakat akan distabilkan, dan begitu juga dengan derajat akademis.
Kejujuran harus melingkupi mahasiswa, staf pengajar, dan dimulai dari diri sendiri.

1. 2.       TRUST

Suatu iklim saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi potensi orang-
orang yang ada di dalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan bebas. Hanya
dengan kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan
berbagai individu, dan berbagi informasi.

1. 3.       FAIRNESS

Diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota universitas. Bagi mahasiswa
komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas dan konsisten,
dan adanya respon dari ketidakjujuran. Anggota fakultas juga memiliki hak untuk mendapat
perlakuan yang adil, begitu juga untuk rekan administrasi.
1. RESPECT

Sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang lain dalam
proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka juga harus
menghormati diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk memperluas pengetahuan, menguji
keterampilan baru, dan mengembangkan keberhasilan yang telah diraih, serta belajar dari
kegagalan.

1. RESPONSIBILITY

Tanggung jawab dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul bersama, dan


mendistribusikan kekuatan untuk mempengaruhi perubahan, membantu mengatasi sikap
apatis, dan merangsang investasi pribadi dalam menegakkan standar integritas akademik.
Individu diharapkan bertanggung jawab atas kejujuran mereka sendiri dan harus mencegah
dan berusaha untuk mencegah pelanggaran oleh orang lain.

Plagiarisme

Hal yang paling sering dilakukan yang merupakan pelanggaran atas kejujuran akademik
adalah Plagiarisme. Menurut  Cambers English Dictionary, Plagiarisme adalah penggunaan
kata-kata lain, karya, pikiran, atau ide tanpa memberikan atribusi yang tepat untuk penulis
asli; Atau mencuri pikiran atau tulisan orang lain 4. Menurut Kamus Besar Bagasa Indonesia
(KBBI) Plagiator adalah orang yang mengambil karangan (pendapat an sebagainya), milik
orang lain dan disiarkan sebagai karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri. Menurut 
sejarah, asal kata Plagiarisme berasal dari Plagium (Romawi), yang artinya adalah penculikan
anak atau budak, dengan pemikiran bahwa hasil ciptaan dinilai sebagai anak kandung dari
penciptanya, yang menggambarkan adanya hubungan hukum yang sifatnya pribadi 5.

Menurut Black’s Law Dictionary yang merupakan referensi konseptual Hukum di Amerika,
definisi Plagiarisme tindakan imoral dan ilegal. Plagiasi merupakan pelanggaran Undang
Undang Hak Cipta bila yang diplagiasi merupakan “Original Creative Expression”. Selain
itu juga dinyatakan dalam  The World Intellectual Property Organization/ WIPO dalam
glossary 1980; Apabila sebuah karya dilindungi oleh UU hak cipta, maka bila terjadi plagiat
hal tersebut merupakan pelanggaran hak cipta; Sebaliknya, bila suat karya merupakan Public
Domain, maka hal ini bukan merupakan tindakan pelanggaran. Yang membedakan kedua
refrensi di atas adalah melihat manfaat keuntungan materi plagiarism bagi pelaku dan ia
diancam sanksi membayar ganti rugi secara perdata 5.  Sedang di Indonesia tindakan
Plagiarisme diatur dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi 6.

Tipe Plagiarisme yang disarikan dari tulisan Iyer dan  Singh adalah sebagai berikut 5:

1. Plagiarisme Ide (Plagiarism of Ideas)

Hal ini adalah bila dua orang memikili ide yang mirip, atau bahkan sama. Hal ini banyak
terjadi di kehidupan berseni dan kegiatan kebudayaan, termasuk tafsir, sejauh bila tidak
dinyatakan sumbernya.

1. Plagiarisme kata demi kata (Word for Word Plagiarism)


Mengutip kata demi kata dari karya orang lain, tanpa disebutkan sumbernya.

1. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source)

Terjadi karena tidak menyebutkan secara selengkap lengkapnya referensi yang dirujuk dalam
kutipan.

1. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)

Hal ini terjadi bila seseorang mengakui hasil karya yang disusul orang lain, atas dasar
kesadaran dan motif kesengajaan membohngi publik.

Hal lain yang sering tidak disadari adalah Self Plagiarism 5, seperti yang dikutip Belinda dari
Irving Hexam, Universitas Calgary, Albertha, Kanada. Tindakan yang dibahas pada jenis
plagiarisme ini dalah melakukan publikasi artikel lebih dari satu jurnal, atau daur ulang pada
teks.

Menurut  Kaidah Dasar Moral yang ditulis oleh Felicia Utorodewo, berdasarkan kutipan dari
buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. menggolongkan hal-hal berikut
sebagai tindakan plagiarisme 7:

1. Mengakui tulisan orang lain sebagai hasil karya sendiri


2. Mengakui gagasan pemikiran orang lain sebagai pemikiran sendiri
3. Mengakui penemuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
4. Mengakui karya yang dihasilkan kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri
5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan
asal-usulnya
6. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan
sumbernya
7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian
kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Gambar 1.

Hubungan antara buruknya mental yang terbentuk dari kurangnya integritas akademik,
tekanan yang membentuk sebuah individu memiliki ekspektasi  tidak wajar, dan ketidak
mampuan akan mengakibatkan suatu nilai yang tidak proporsional. Dibutuhkan suatu ukuran
sistem inovasi yang dapat terstandarisasi seperti ketentuan jaminan mutu, dan adanya rule
model sebagai teladan dalam berprestasi digambarkan oleh Iwan Yahya dalam  Makalah yang
disajikan pada Sarasehan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran
Yogyakarta tanggal 21 Desember 2011  sebagai “Simpul Pemicu Tindakan Plagiarisme”
(Gambar 1)8.

KESIMPULAN

 Budaya menulis, atau berkarya, terutama dalam pendidikan tinggi harus dibangun
diatas dasar integritas akademik yang kokoh.
 Integritas akademik memiliki lima nilai dasar yang terdiri dari kejujuran,
kepercayaan, kewajaran, respect, dan tanggung jawab
 Pencurian kekayaan intelektual sebagian besar dilakukan dengan sengaja, tetapi
sisanya adaah karena ketidak tahuan akan plagiarisme dan hukum.
 Aturan dan kebijakan wajib disahkan dan disosialisasikan kepada seluruh civitas
akademik sejak awal, dan dilakukan evaluasi secara berkala.
 Kejujuran adalah kosakata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk diaplikasikan.
Begitulah ungkapan yang pas untuk menanggapi semua pemasalahan yang mendera
masyarakat baik dalam lingkungan yang sempit maupun dalam lingkup yang besar.
 Sebetulnya masih banyak orang mulai dari muris/siswa, mahasiswa, guru, dosen,
kepala desa, perangkat desa anggota DPR DPRD sampai mentri dan pengusaha yang
melakukan tindakan tidak jujur . Mulai dari pembuatan makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan artikel-artikel ilmiah. Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi
pendidikan yang melakukan perbuatan curang dalam UNAS demi mengangkat nama
baik sekolah.
 Contohnya guru membantu dalam mengerjakan yang jawabanya disebarkan kepada
siswa-siswanya, supaya nilai dari anak-anaknya baik, sehingga sekolah mendapat
predikat sekolah dengan lulus semua. Namun masih sedikit perbuatan itu terkuak oleh
media dan tertutup rapat di balik tembok tebal kebohongan. Ya... semoga kita bukan
termasuk seperti mereka.
 Setelah melihat hal tersebut, sempat saya berfikir mau dibawah kemana negara kita
ini nantinya? Khususnya generasi penerus bangsa. Sebab kebohongan ternyata tak
hanya terkenal di dunia politik saja, tetapi juga di alam akademik, sungguh
disayangkan. Kejujuran di ibaratkan sebagai barang mewah yang mahal. Praktis, tak
semua orang, termasuk kaum intelektual, sanggup menjalankan. Gejala apakah itu?
Yang jelas bukan kabar gembira, melainkan tanda kemerosotan moral bangsa kita
makin nyata dan saya rasa sudah lengkap kebohongan yang melanda bangsa ini.
 Lantas, sudah hilangkah bibit kejujuran bangsa ini? Dan bisakah kalian memperbaiki
moral negara kita ini? Tentu pertanyaan itu tak mudah dijawab. Tetapi sebagai
seorang warga negara, kita harus berani menantang untuk menjawab bahwa kita bisa.
Sedikit cerita diatas untuk menggugah hati kita, supaya kita selalu peduli untuk
bangsa khusunya bidang akademik. Kali ini kita akan membahas tentang “Peran
Guru Dalam Membangun Kejujuran Akademik di Negara Kita Ini.”
 Kejujuran akademik adalah perilaku benar dalam berkata dan melakukan segala
pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan akademisi. Ada tiga kejujuran akademik,
yaitu:
 1.    aspirasi moral dan agama,
 2.   menuntut kepuasan dan kenyamanan hati nurani,
 3.   memelihara sistem kehidupan manusia dan alam semesta.
  Ketiga landasan ini lah yang menjadi pondasi seseorang untuk berperilaku jujur,
khususnya di dalam bidang akademik.
 Sedangkan Masalah kejujuran akademik adalah masalah kesadaran moral. Oleh
karena itu, sanksi utama pelanggaran kejujuran akademik adalah hukuman moral.
Namun, akibat pelanggaran kejujuran akademik tersebut telah menyentuh hukum
pidana, maka suatu komunitas pendidikan perlu merumuskan suatu indikator
pelanggaran kejujuran akademik dan sanksi-sanksinya di dalam sebuah peraturan
yang tertulis jelas.
 Menurut saya membangun kejujuran akademik tidak dapat dilakukan dengan
memberikan nasehat saja, melainkan dengan pembiasaan dan latihan-latihan.
Contohnya kecilnya dengan mengadakan kantin kejujuran dan tempat penampungan
barang temuan. Seperti yang kita tau kantin kejujuran menjadi sngat efektif karena di
sana disajikan makanan dan kotak untuk membayar dan mengambil uang kembali
sendiri. Siswa langsung bisa mengambil makanan tanpa ada yang melayani dan
membayar serta mengambil uang kembali sendiri tanpa ada yang menghitungkan.
Deri situ petugas bisa mengecek tingkat kejujuran siswa, apakah uang yang ada sudah
sesuai dengan baarang yang tersisa atau belum?. 

 Ø Perlu diketahui ketidakjujuran akademik dapat dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya adalah:
 1) Berfikir sempit
 Dalam pandangan filosofis, ketika pikiran menjadi sempit, maka pandangan
pikirannya akan tertutup untuk mengetahui bahaya yang mungkin diakibatkan
perbuatannya sendiri. Sehingga, orang yang memiliki pikiran sempit akan berbuat
sesuatu dengan tanpa pertimbangan apapun, kecuali aspek kepentingannya.
  
 2) Budaya cinta dunia yang berlebihan
 Budaya cinta dunia berlebihan sebagai faktor yang telah dinyatakan Allah SWT.
Aplikasinya tidak jarang kita saksikan bahwa faktor material dan kepentingan
personal atau kelompok telah menutup pintu kesadaran seseorang dari berbuat jujur.
Dan semoga kita tidak menjadi salah satu dalam kategori ini.
 3) Kebiasaan buruk
 Kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang dapat mengikis kejujuran
akademik, antara lain kebiasaan meremehkan waktu, suka menunda pekerjaan, tidak
memiliki rencana atau target kehidupan yang jelas, kebiasaan pesimis terhadap diri
sendiri, tidak menerima atau sulit menerima perbedaan, suka mengeluh, konsumtif,
suka meminta dan tidak biasa berfikir kreatif, mau gampangnya saja dan kurang bisa
mempelajari kesalahan. Kebiasaan-kebiasaan buruk ini seharusnya menjadi perhatian
para pemegang kebijakan pendidikan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ke
dalam kurikulum pendidikan nasional dan lingkungan masing-masing sekolah.
 4) Stres menghadapi beban studi yang over loud (terlalu banyak)
 Stress akibat dari muatan beban studi yang melebihi kemampuan peserta didik. Itu
memang sering bahkan selalu dialami para pelajar. Dalam teori psikologi belajar,
stress yang menimpa peserta didik akan berdampak pada penurunan daya serap otak,
dan ketika kondisi otak sudah lelah karena memenuhi tuntutan tugas studi yang terlalu
berat maka peserta didik pun tidak bisa berpikir kreatif, sehingga ia pun tergoda untuk
mencari alternatif yang lebih mudah, yaitu melalui praktik plagiasi (plagiat)
alias jibplak,  ngerpek dan sebagainya. Disamping itu, materi yang over loud juga
dapat mengubah fungsi materi pelajaran dari fungsi penuntun perkembangan menjadi
fungsi penuntut peserta didik untuk menghafal dan mengerjakan berbagai hal yang
telah di program (sebagaimana layaknya sebuah robot). Nah.... Untuk mengatasi
masalah ini antara lain dapat kita lakukan dengan mengidentifikasi minat dan bakat
kecerdasan peserta didik dan menyusun materi pelajaran sesuai dengan keinginan
peserta didik. Content kurikulum tersebut dapat kita tiru dari kurikulum pendidikan di
luar negeri dan itu sudah ada di negara kita, salah satunya di SEKOLAH KREATIF
SD Muhammadiyah 16 Surabaya dengan menerapkan pembelajaran Fun
Learning,  yaitu pembelajaran yang selalu menyesuaikan minat, bakat, situasi dan
kondisi peserta didik dan selalu menggunakan strategi pembelajaran yang
menyenangkan, langsung pada lapangan/ nara sumber, mengintergrasikan pendidikan
karaktek dan selalu kreatif. Dengan hadirnya masalah ini saya ingin perbaikan yang
berarti di dunia pendidikan Indonesia.
 Saya sendiri sebagai seorang pelajar kadang merasa lelah dengan semua  tugas yang
diberikan belum lagi semua tuntutan yang semua guru menuntut hal yang sama,
memang mereka bertujuan baik dan memiliki tujuan yang sama. Tapi kadang kita
berfikir bahwa otak kita mempunyai kapasitas yang bisa penuh dan kadang-kadang
bisa eror dan terkena virus. Ajdi kalau kita sedikit nakal mohon di maklumi... J
 5) Salah menentukan tauladan yang baik
 Kegagalan seseorang dalam menentukan tauladan yang baik. Dewasa ini, sudah kita
merasakan krisis teladan baik bagi bangsa kita ini. Salah satu contoh krisis ini adalah
bahwa orang tua, dan pendidik sudah tidak mampu memberikan suri tauladan yang
baik bagi anak-anaknya ataupun peserta didiknya. Akibatnya, peserta didik pun
mengambil teladan dari public figure yang menarik perhatiannya, sedangkan yang
diidolakannya itu belum tentu berperilaku baik.

 Ø Setelah memaparkan beberapa faktor penyebab pelanggaran kejujuran akademik di
atas, maka penulis mencoba memberikan usulan usaha membangun kejujuran
akademik yang lebih pasnya strategi membangun kejujuran akademi, yaitu:
 1) Pemahaman makna dari kejujuran
 Proses pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman makna kejujuran
setidaknya mengandung :
a) penyampaian indikator kejujuran dengan jelas,
 b) mengajak peserta didik untuk menghayati makna kejujuran dan        memikirkan
mengapa ia harus berperilaku jujur,
 c) melakukan evaluasi dan refleksi kejujuran akademik.
 Melalui pembelajaran semacam ini diharapkan peseta didik akan menjadi orang yang
selalu berpikir setiap melakukan. Cara kasarnya siswa bukan hanya mendapatkan
teori saja, melainkan aplikasinya.
 2) Menciptakan situasi yang baik terhadap tumbuhnya sikap jujur
 Teknik untuk menciptakan situasi yang baik adalah dengan menyediakan sarana
pendukung tumbuhnya sikap jujur, seperti; kantin kejujuran, tempat penampung
barang temuan, dan memberikan reward kepada setiap orang yang telah beperilaku
jujur dalam pengabdiannya.
 3) Keteladanan baik
 Tahu tidak anak mengerti sifat jujur dan berbohong adalah hasil peniruan dari apa
yang dia lihat dan ia mengerti. Oleh karena itu, suatu komunitas pengelola pendidikan
perlu memberikan pelayanan yang bebas dari kebohongan dan menjunjung tinggi azas
kejujuran. Percuma jika kita mengajarkan anak tenteng kejujuran sedangkan perilaku
kita sendiri tidak jujur dan di jadikan teladan oleh anak itu karena bagaimana pun
anak akuan meniru sikap orang tua atau orang yang dekat dengan dia. Jadi sangat
perlu sekali orang tua dan seorang pendidik mendampingi dan memberi pengertian
yang dalam bagi anak atau peserta didik, sehingga pada dewasa nanti anak menjadi
anak yang benar-benar tahu makna dari kejujuran.
 4) Membangun sikap terbuka
 Suatu komunitas pendidikan semestinya membangun budaya keterbukaan di lembaga
pendidikannya. Baik ia dalam hal laporan pertanggung jawaban anggaran kegiatan,
teknik pelayanan sekolah, peraturan-peraturan sekolah, serta jalinan komunikasi
antara pendidik, peserta didik, dan tenaga pendidik. Dengan membangun sikap
keterbukaan ini diharapkan peserta didik merasa bahwa ia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri karena keberadaannya telah diikat oleh berbagai peraturan-
peraturan tertentu.
 5)  Memberikan sanksi sampai efek jerah
 Sanksi atau hukuman pelanggaran kejujuran akademik harus dicantumkan dengan
jelas dan rinci di dalam sebuah peraturan instasi. Belum lama ini, pelaku pelanggaran
mendapatkan sanksi atau hukuman yang berlebihan, tetapi tidak memberikan
pengaruh besar bagi pelaku pelanggaran kejujuran alias “tidak kapok”. Oleh karena
itu, suatu instasi pendidikan harus pandai menciptakan aturan bagi pelaku
pelanggaran sampai efek jerah dan lebih penting menjadi lebih tahu makna dari
kejujuran. Hal ini dapat dilakukan dengan contoh-contoh, penegasan, pemahaman,
pembelajaran yang bermakna.
 6) Selalu berusaha untuk ingat pada Allah
 Tidak ada kata bahwa seseorang akan melakukan tindak kriminal jika dia ingat sang
kholiq, melainkan orang akan melakukan tindakan kriminal karena dia jauh dari sang
kholiq. Itu yang paling terpenting dari hidup untuk menjadi perisai menghindari sifat-
sifat tercela salah satunya adalah kebohongan.

 Kejujuran non Akademik
 Kejujuran non akademik
 merupakan perilaku benar dalam
 berkata dan berbuat hal-hal yang
 dilakukan di luar hal yang tidak
 bersangkutan dengan akademik
 walapun masih dalam lingkup
 akademika. Kejujuran non akademik
 dapat dijumpai dalam kegiatan
 keseharian dalam sekolah. Dalam
 penelitian Nurani (2012) diuraikan
 lebih lanjut maka yang termasuk
 dalam perbuatan atau perkataan
 sesuai dengan kenyataan di sekolah
 adalah menyampaikan kebenaran,
 membayar sesuatu sesuai harga
 barang, tidak mencuri,
 mengembalikan sesuatu yang bukan
 haknya dan tidak melarikan uang
 SPP.
 Sejauh ini, yang termasuk
 perilaku ketidakjujuran non
 akademik ialah perilaku
 menyelewengkan uang. Perilaku
 menyelewengkan uang orangtua dan
 menggelembungkan jumlah uang
 yang dilakukan oleh siswa juga
 diikuti dengan tindakan berbohong
 dalam perkataan. Siswa melakukan
 tindakan tersebut karena merasa
 bahwa kebutuhan yang ingin
 dipenuhi lebih besar daripada uang
 yang diberikan oleh orang tua dan
 adanya perasaan enggan untuk
 meminta secara jujur. Hasil tersebut
 sejalan dengan penelitian Myint
 (2000) bahwa alasan utama
 terjadinya penyelewengan finansial
 adalah kebutuhan hidup yang tinggi
 dan kurangnya kemampuan ekonomi
 untuk mewujudkan kebutuhan yang
 diinginkan sehingga memunculkan
 keputusan untuk berbuat korupsi atau
 bentuk penyelewengan uang yang
 lain.

Ketidakjujuran non akademik


yang terjadi di sekolah sesuai dengan
penelitian Fuadah (2011) bahwa
kenakalan siswa yang termasuk
dalam non akademik seperti
terlambat masuk sekolah, tidak
masuk sekolah kurang dari tiga hari
tanpa alasan (kecuali sakit), seragam
tidak sesuai dengan peraturan, tidak
melakukan tugas kebersihan.
Tindakan tersebut masuk dalam
ketidakjujuran akademik apabila
siswa berbohong dan membuat
alasan. Persentase siswa yang
dominan melakukan kenakalan
bentuk ini yaitu 23.40%. Hal itu
yang kemungkinan membuat
tingginya frekuensi siswa yang
terlambat masuk sekolah dan tidak

Anda mungkin juga menyukai