Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan akhir dari proses akuntansi yaitu untuk menghasilkan laporan

keuangan. Laporan keuangan memiliki fungsi penting bagi pihak internal maupun

eksternal yang merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang berguna bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan (pihak internal dan eksternal) dalam pembuatan

keputusan ekonomi (PSAK 1, 2015). Sochib (2018) menyatakan bahwa informasi

ekonomis yang dihasilkan oleh proses akuntansi sangat diperlukan bagi pihak

internal entitas (manajemen) maupun pihak eksternal perusahaan. Bagi pihak luar

perusahaan, informasi akuntansi dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk

pengambilan keputusan terhadap entitas tersebut. Sedangkan pihak manajemen yakni

bagi pimpinan entitas, informasi akuntansi digunakan untuk menyusun perencanaan

dan pengawasan terhadap operasional entitas, mengevaluasi pencapaian dalam upaya

untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Untuk mencapai karakteristik kualitatif sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tahun 2015, laporan keuangan harus dapat

dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan dapat diperbandingkan. Untuk itu

perusahaan membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) atau biasa dikenal

1
2
dengan auditor eksternal sebagai jaminan karakeristik laporan keuangan tersebut

serta dapat meningkatkan tingkat keyakinan pengguna laporan keuangan yang

dituju (SA Seksi 200 no. 3)

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah

mendapatkan izin dari Menteri Keuangan melalui PMK nomor 154/PMK.01/2017

& 154/PMK.01/2017 sebagai wadah bagi akuntan publik yang bersifat

independen dan obyektif dalam memberikan jasanya kepada masyarakat umum

khususnya dibidang audit atas laporan keuangan. Oleh karena itu, kewajaran

laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP, lebih dapat dipercaya jika

dibandingkan dengan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit oleh KAP.

Dengan tingginya kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap jasa

yang diberikan akuntan publik ini, sehingga mengharuskan akuntan publik untuk

memperhatikan kualitas auditnya. Akan tetapi, terdapat kasus-kasus yang

melibatkan Kantor Akuntan Publik baik didalam negeri maupun diluar negeri

seperti penemuan pelanggaran terhadap pelaksanaan audit laporan keuangan pada

PT Garuda Indonesia tahun 2018 oleh Kasner Sirumapea yang merupakan

akuntan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &

Rekan. Dasar pelanggarannya adalah transaksi kerjasama antara Garuda Indonesia

dengan PT Mahata Aero Teknologi yang masih bersifat piutang namun diakui

sebagai pendapatan yang akhirnya membuat keuangan Garuda Indonesia bagus.

Dari pelanggaran tersebut, akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan

tersebut mendapat sanksi pembekuan izin selama 12 bulan atau setahun, dan

peringatan tertulis serta kewajiban perbaikan sistem pengendalian mutu kepada

3
KAP Tanubrata melalui surat peringatan S20/MK.1.PPPK/2019 tanggal 26 Juni

2019. (Sugianto, finance.detik.com).

Kasus PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) yang diaudit oleh KAP

Satrio, Bing, Eny dan Rekan (Delloite Indonesia) dilaporkan oleh PT Bank

Mandiri Tbk. KAP Satrio dinilai tidak mengaudit laporan keuangan PT SNP pada

tahun 2018 dengan sebenarnya, sehingga menyebabkan kerugian banyak pihak.

Menteri Keuangan menilai telah terjadi pelanggaran berat oleh kedua AP dari

KAP tersebut sehingga diberikan sanksi dengan pertimbangan antara lain: kedua

AP dari KAP tersebut telah memberikan opini yang tidak mencerminkan kondisi

perusahaan yang sebenarnya, besarnya kerugian yang diterima industri jasa

keuangan dan masyarakat yang berasal dari opini kedua akuntan publik tersebut

terhadap LKTA PT SNP, dan juga menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap

sektor jasa keuangan akibat dari kualitas penyajian LKTA oleh akuntan publik.

(Laucereno, finance.detik.com).

Kasus-kasus yang melibatkan kantor-kantor akuntan publik ini

menyebabkan kualitas audit dari auditor diragukan oleh pihak-pihak pengguna

laporan keuangan, baik itu auditee maupun masyarakat umum. Padahal KAP

merupakan pihak ketiga yang sifatnya independen karena memberikan jaminan

atas relevansi dan keandalan suatu laporan keuangan.

Junaidi (2016) dalam bukunya menyatakan para pengguna laporan

keuangan berekspektasi bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor

independen dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dua konsep

penting dalam mewujudkan kualitas auditor, yaitu kompetensi dan independensi.

4
Kompetensi menunjukan kemampuan profesionalisme seorang auditor, artinya

auditor harus memiliki kemampuan yang cukup dalam bidangnya. Sedangkan

independensi merupakan sikap mental yang harus dimiliki auditor dalam

menjalankan profesinya.

Pada kasus Garuda Indonesia, akuntan publik yang melakukan kegiatan

audit pada kasus tersebut telah memiliki 19 tahun pengalaman bekerja pada salah

satu Big Four KAP menurut website bdo.co.id. Hal ini berkaitan dengan

kompetensi auditor, dimana pengalaman dan pengetahuan menjadi variabel yang

terlihat berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Berbeda dengan hasil

penelitian Irwanti dan Andi (2016) yang mengungkapkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari hasil penelitian tersebut terlihat

tidak adanya konsistensi antara hasil penelitian dan kasus pada Garuda Indonesia.

Judul penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Irwanti & Andi

(2016). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada objek tempat, dimana Irwanti

& Andi melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Semarang,

sedangkan objek penelitian ini adalah kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik

di Jakarta.

Berdasarkan uraian latar belakang serta masalah-masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit

Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

5
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kompetensi yang ditinjau dari pengetahuan dan pengalaman

berpengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah independensi yang ditinjau dari tekanan klien, lama hubungan

dengan klien (audit tenure), telaah dari rekan auditor (peer review) dan

jasa non audit berpengaruh terhadap kualitas audit?

Anda mungkin juga menyukai