Bab I-Iv
Bab I-Iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar atau Negara maju, pada umumnya tidak bermasalah, hal ini karenakan
pelayanan dan fasilitasnya yang sangat baik. Namun tidak semua rumah
sakit memberikan pelayanan yang baik. Stafford adalah salah satu nama dari
Rumah sakit yang ada di Inggris. pelayanan buruk, dimana tingkat kepuasan
1
komunikasi terapeutik merupakan proses dimana perawat menggunakan
kecemasan Pasien Pre Operatif sangat besar untuk itu diperlukan pelayanan
aspek non fisik seperti pemenuhan kebutuhan psikologis sosial dan spritual
Sartika (2013), jumlah pasien dengan tindakan operasi dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Tahun 2012 terdapat 148 juta jiwa pasien diseluruh
sebanyak 1,2 juta jiwa. Pada tahun 2015 diperkiraan 11% dari beban
2
menyatakan bahwa kasus bedah adalah masalah kesehatan bagi masyarakat
masalah dan membantu pasien dalam keadaan sehat dan sakit pasca opersai
ini memerlukan komunikasi terapeutik yang baik agar pasien lebih cepat
dalam proses kesembuhan, oleh karna itu perawat diharapkan harus mampu
mengerti tentang perasaan diri, tindakan dan reaksi, juga dapat menerangkan
3
Kecemasan tidak hanya dialami oleh pasien, tetapi juga dirasakan oleh
keluarga pasien yang akan menjalani operasi. Apabila keluarga tidak dapat
berlangsung kondusif. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petugas
Dari hasil survei data tiga bulan terakhir yang di dapat dari RSUD
2018 sampai dengan Maret 2018 berjumlah 34 pasien yang masuk dalam
cemas ketika melakukan oprasi dan 3 pasien yang mengatakan cemas karena
operatif.
Dengan Kecemasan Pasien Pre Operatif diruang Klabat Rumah Sakit Umum
4
B. Rumusan Masalah
Maramis?
C. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
Walanda Maramis.
Walanda Maramis.
D. Manfaat Penelitian
a. Institusi Pendidikan
5
b. Bagi Rumah Sakit
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik
1. Pengertian komunikasi
7
pasien/klien yang ditunjukan untuk meningkatkan kesejahteraan klien. Klien
(Damayanti 2008).
8
ungkapan-ungkapan atau isyarat tertentu dan bertujuan untuk kesembuhan
pasien.
secara verbal dan non verbal. Dalam komunikasi terapeutik ada tujuan
oleh perawat yang bertujuan untuk kesembuhan pasien. (Zen, 2013). Jadi
aspek verbal dan nonverbal oleh perawat. Hasil penelitian Soesanto (2011)
9
3. Tahap dalam hubungan terapeutik
1) Tahap perinteraksi
klien.
2) Tahap orientasi/perkenalan
pasien.
komunikasi terbuka.
10
pasien dan pengalaman hidup pasien serta area konflik yang ada,
3) Tahap kerja
4) Tahap terminasi
11
a. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan secara
c. Melakukan kontrak
Fase Orientasi
2. Memperkenalkan diri
Fase Kerja
9.
Melakukan untuk mengatasi kecemasan
12
Fase Terminasi
c. Strategi Komunikasi.
2. Fase Orientasi
13
sikap siap membantu dan tidak memaksa pasien untuk bercerita
3. Fase Kerja
lain.
4. Fase Terminasi
1) Mendengar aktif
disampaikan.
14
b. Pertahankan kontak mata untuk menunjukan kesedihan
mendengar
2) Penerimaan
penerimaan:
15
Perawat diharapkan berhati-hati dalam menanyakan pasien dimana
4) Paraphrasing
5) Klarifikasi
6) Focusing
dan dimegerti.
7) Observasi
8) Menawarkan informasi
9) Diam
16
Diam dilakukan untuk mengorganisir pikiran, memproses informasi,
pasien khawatir.
10) Asertive
a. Berbicara jelas
hatinya
11) Menyimpulkan
17
a. Kesejatian
sikap dan perasaan yang dimiliki terhadap keadaan pasien. Perawat yang
b. Empati
lain dan bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain
tersebut dan apa yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita larut
tanpa syarat.
d. Konkret
18
tentang masalah dan mendorong pasien memikirkan masalah yang
tiga hal yang mendasar dan memberi ciri-ciri dari komunikasi terapeutik
1. Keikhlasan
2. Empati (Empathy)
karena didasari dengan yang dialami oleh orang lain. Empati lebih
3. Kehangatan (Warmth)
19
Ada hubungan saling membantu (helping relationship)
secara pasti pada apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien
20
3. Respek atau hormat, menunjukkan kepedulian atau
penerimaan.
lebih baik mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga
akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah
komunikasi terapeutik :
21
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
a. Reaisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri
b. Identitas diri yang jelas dan rasa intergritas diri yang tinggi.
komunikasi terapeutik.
a. Resistensi
22
terpengaruh sangat bergantung dan transference serta
countertransference.
b. Transference
c. Countertransference
konflik, masalah, dan pandangan dunia yang tidak disadari perawat. Hal
d. Pelanggaran batas
7. Hasil terapeutik
a. Untuk pasien
b. Untuk masyarakat
pada masalah
23
c. Untuk perawat
B. Kecemasan Pasien
1. Defenisi kecemasan
1. Manifestasi Kecemasan
meskipun tidak gerah, tubuh panas atau dingin, sakit kepala, otot
24
tegang atau kaku, sakit perut atau sembelit, terengah-engah atau sesak
nafas.
terjadi.
c. Respon pikiran seperti mengira hal paling buruk akan terjadi dan
2. Etiologi kecemasan
1) Faktor predisposisi
a. Psikoanalitik
b. Interpersonal
25
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya
berat.
c. Perilaku ansietas
kehidupannya.
d. Kajian keluarga
yang bisa ditemui dalam satu keluarga. Ada tumpan tindi antara
e. Kajian biologis
(GABA).
26
2) Faktor presipitasi
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
pekerjaan.
27
d. Pengalaman
yang sama.
4) Tingkat kecemasan
1. Kecemasan ringan
2. Kecemasan sedang
3. Kecemasan berat
28
4. Panik
diberi penilaian angka (skor) antara 0-4, yang artinya adalah tidak
ada gejala yang diberi skor 0, gejala ringan diberi skor 1, gejala
sedang diberi skor 2, gejala berat diberi skor 3, gejala berat sekali
29
diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu tidak ada kecemasan
(Hawari, 2013)
dan anastesi.
1. Penilaian
pembedahan.
1) Riwayat
dengan itu.
2) Pemerisaan fisik
30
Pemerikasaan secara menyeluruh harus mutlak dilakukan misanya
3) Tes laboratorium
5) Pemeriksaan lainya
2. Persiapan
pembedahan dsetujui
31
a. Pemahaman tentang prosedur operasi, pra operasi dan pasca
operasi
3. Penatalaksanaan keperawatan
a) Mengurangi komplikasi
b) Mempercepat penyembuhan
sebelum operasi
fungsi pelayanan. Kategori pasien yang rawat inap adalah pasien yang
Menurut Wijono (2012) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat
diagnosisnya
32
3. Tahap trement, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam
33
BAB III
A. Kerangka konsep
Tingkat kecemasan
- Preinteraksi
- Orientasi
- Kerja
- Terminasi
34
B. Hipotesis Penelitian
Maramis
Walanda Maramis
C. Defenisi Oprasional
Defenisi Skala
Nonp NO Variabel Oprasional Alat ukur Ukur Hasil Ukur
35
2. Kecemasan Keadaan pasien Kuesioner Ordinal Tidak ada
pasien pre secara lembar kecemasan
operatif psikologis untuk Hamilton =<14
mempersiapkan Kecemasan
Rating
diri ketika akan Ringan =14-
menjalani Scale for 20
tindakan Axienty Kecemasan
pembedahan (HARS) sedang =21-
28
Kecemasan
berat =28-41
Kecemasan
berat sekali
=>42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
36
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif di Ruang Klabat
1. Waktu penelitian
2. Tempat Penelitian
- Kerikterian inklusi
37
-Kerikterian Ekslusi
kuesioner
2012).
angka minimal, angka yang saya tentukan yaitu angka maksimal =26
hasilnya adalah 19,5 angka 19,5 itu adalah nilai mendian. Jadi, jika
38
nilai mendian >19,5 maka komunikasi baik jika nilai mendian ≤ 19,5
E. Pengumpulan Data
2. Data sekunder
seperti data administratif rumah sakit, data dari Dinas kesehatan dan
F. Pengolahan Data
1. Editing
2. Koding
jawaban.
39
3. Tabulasi data
lebih mudah dianalisi. Tabel berikut dapat berupa tabel sederhana atau
tabel silang.
G. Analisa data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
ditolak. Apakah nilai yang didapat lebih besar dari pada nilai
alternatif ditetrima. Tapi apabila nilai yang didapat lebih kecil dari
40
pada singnifikasi p<α, maka hipotesia diterima dan hipotesia nol
ditolak.
H. Etika Penelitian
ilmu keperawatan dan ijin pimpinan di atau direktur Utama RSUD Maria
Walanda Maramis
Selain itu, responden juga harus diberi penjelasan bahwa responden bebes
subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
yang diisi oleh subjek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
41
3. Kerahasiaan (Confidentially)
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar, 2012. Kaji teori Kesehatan Pre dan Pasca operasi pasien Bedah, jakarta
42
Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2016.
Mulyani, S., Paramastri, L., Priyanto, M.A. (2008). Komunikasi dan Hubungan
Terapeutik Perawat-Klien Terhadap kecemasan Pra Bedah Mayor. Berita
Kedoteran Masyarakat. 24, 151-155.
43
Setiadi (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2.
Yogyakarta, Graha Ilmu
Stuart, dan Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Wijono, Djoko. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan
Aplikasi. Surabaya: Airlangga Universitas Press.
44