Anda di halaman 1dari 97

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PERILAKU

CARING PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT


JIWA PROF. Dr. V.L RATUMBUYSANG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan
Pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Pembangunan Indonesia Manado

OLEH:
MEILANDA BEBA
NIM. 1514201963

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Meilanda Beba

NIM : 1514201963

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring Pada

Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L

Ratumbuysang.

Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan di Universitas Pembangunan Indonesia Manado.

Dewan Penguji

1. Penguji I : Ns. Samuel Kumajas, S.Kep., M.Kep (.....................)

2. Penguji II : Ns. Cicilia Lariwu, S.Kep., M.Kes (.....................)

3. Penguji III : Ns. Verra Karame, S.Kep., M.Kes (.....................)

4. Penguji IV : Ns. Ferdinand Wowiling, S.Kep., M.Kes (.....................)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Keperawatan

Ns. Verra Karame, S.Kep., M.Kes


NIDK : 8831950017

ii
Meilanda Beba 2019, “Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring
Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang”,
(Dibimbing oleh Verra Karame sebagai Pembimbing I dan Ferdinand
Wowiling sebagai Pembimbing II).

ABSTRAK

Perilaku caring penting dalam keperawatan, tetapi ada beberapa perawat


belum melakukan caring dengan baik. Maka dari itu, perilaku caring perawat
dapat mempengaruhi pelayanan yang berkualitas kepada pasien. karakteristik
merupakan perbedaan seseorang terhadap motivasi, inisiatif, dan kemampuan
yang tetap tegar dalam memecahkan masalah. Tujuan penelitian ini mengetahui
hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang.
Jenis penelitian observasional analtik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian yaitu perawat dengan jumlah 41 sampel menggunakan
total population. Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik chi-square
dengan tingkat kemaknaan 95% (α) : 0,05.
Hasil uji statistik hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring
pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang
dari analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square, diperoleh hasil adanya
hubungan antara usia (=0,047), tingkat pendidikan (=0,004), dan lama kerja
(=0,004) dengan perilaku caring perawat. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Usia
paling banyak 14 (34,1%) berusia 26-35 tahun, tingkat pendidikan paling banyak
24 (58,5%) pendidikan tinggi: D3,S1, lama kerja paling banyak 24 (58,5%) lama
kerja >5 tahun, perilaku caring paling banyak 24(58,5%) perilaku caring baik.
Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara karakteristik perawat
dengan perilaku caring pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V.L. Ratumbuysang. Diharapkan pihak rumah sakit melakukan pendidikan
kesehatan seperti seminar dan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan
perilaku caring perawat terhadap penderita gangguan jiwa.

Kata kunci : Usia, Tingkat Pendidikan, Lama Kerja, Perilaku Caring Perawat

iii
Meilanda Beba 2019, "Correlation Between Nurse Characteristic And Nurses
Caring Behavior In Patient Mental Disorder At Psychiatric Hospital Prof. Dr.
V.L. Ratumbuysang” Under Grided By Verra Karame And Ferdinand Wowiling.

ABSTRACT

Caring behavior is important in nursing, but there are some nurses who
have not done caring well. Therefore, nurse caring behavior can affect quality
service to patients. characteristics are a person's differences in motivation,
initiative, and ability to remain strong in solving problems. The purpose of this
study was to determine the relationship between nurse characteristics and caring
behavior in mental patients at Prof. Mental Hospital. Dr. V.L Ratumbuysang.
This type of observational analytic research with cross sectional approach.
The population in this study were nurses with a total sample of 41 using the total
population. Data were analyzed using the chi-square statistical test with a
significance level of 95% (α): 0.05.
The results of statistical tests on the relationship between nurse
characteristics and caring behavior in mental patients at Prof. Mental Hospital.
Dr. V.L. Ratumbuysang from the bivariate analysis using the Chi-Square test
showed that there was a relationship between age (= 0.047), education level (=
0.004), and length of work (= 0.004) with the caring behavior of nurses. So Ha
accepted and Ho was rejected. Age at most 14 (34.1%) aged 26-35 years,
education level at most 24 (58.5%) higher education: D3, S1, length of work at
most 24 (58.5%) length of work> 5 years , caring behavior at most 24 (58.5%)
good caring behavior.
The conclusion of this study is that there is a relationship between the
characteristics of nurses and caring behavior in mental patients at Prof. Mental
Hospital. Dr. V.L. Ratumbuysang. It is hoped that the hospital will carry out
health education such as seminars and trainings that can improve the caring
behavior of nurses for people with mental disorders.

Keywords: Age, Education Level, Length of Work, Nurse Caring Behavior

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Meilanda Beba

NIM : 1514201963

Tempat / Tanggal Lahir : Dapalan, 29 Mei 1997

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Bahu ling III, Kecamatan Malalayang.

Riwayat Pendidikan :

1. Lulusan Tahun Ajaran 2008 – 2009 SD Negeri Riung

2. Lulusan Tahun Ajaran 2011 – 2012 SMP Negeri 4 Rainis

3. Lulusan Tahun Ajaran 2014 – 2015 SMA Negeri 6 Manado

4. Terdaftar pada tahun 2015 sebagai mahasiswa di Universitas Pembangunan

Indonesia Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan.

v
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Meilanda Beba

NIM : 1514201963

TTL : Dapalan, 29 Mei 1997

Alamat : Bahu ling III, Kecamatan Malalayang.

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi saya adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana di universitas manapun di perguruan tinggi lainnya.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain kecuali arahan dari dosen pembimbing.
3. Dalam skripsi ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain; kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan kekeliruan dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Manado, September 2019


Yang Membuat Pernyataan

Meilanda Beba

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas berkat dan rahmat yang diberikannya, juga kemampuan yang Dia
berikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan
Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring Pada Pasien Gangguan Jiwa Di
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang”, sebagai salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado.

Penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan,


namun hal ini dapat dilalui berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat serta
terimakasih kepada:

1. Drs. Frans H. Rende selaku Pembina Yayasan Generasi Pembangunan


Indonesia yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada penulis
untuk menempuh pendidikan di Universitas Pembangunan Indonesia
Manado.
2. Dra. Debby Christin Rende, MSi selaku Rektor Universitas Pembangunan
Indonesia yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan pada Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan
Indonesia Manado.
3. Ns. Verra Karame, S.Kep., M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Pembanguna Indonesia Manado dan Pembimbing I, yang telah
mengarahkan, membimbing dan menuntun penulis dalam penulisan skripsi
ini.
4. Ns. Ferdinand Wowiling, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah
membantu, mengarahkan, membimbing penulis dalam melaksanakan
penulisan skripsi ini.

vii
5. Ns. Samuel Kumajas, S.Kep., M.Kep selaku penguji I yang juga telah
membantu, menguji dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Ns. Cicilia Lariwu, S.Kep., M.Kes selaku penguji II yang telah membantu,
menguji serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado yang
telah membantu penulis dalam pengumpulan data awal.
8. Staf dosen dan administrasi Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan
Indonesia Manado yang telah membantu penulis dalam menuntun dan
memberikan ilmu serta membantu dalam pengurusan administrasi.
9. Papa, Mama, Kakak, Adik dan Ka Djhondri Pelumbu yang selalu mendoakan
memberikan dukungan, semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi terima kasih atas cinta dan pengorbanannya selama ini.
10. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kerdianti Marinu, Melitya Seng,
Yulit Tilong, Arlismianto Tulutano, Wirno Tjao, Nova Tuwongkesong, Silva
Tatibas, Lidya Patasaka, Nofri Mansa, dan teman-teman seangkatan lainnya
atas doa dukungan dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
11. Penulis sampaikan terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian
dan penyusunan penulisan ini, karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan
untuk penyempurnaannya. Terimakasih.

Manado, September 2019


Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ………………………………………………………….…… i

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………………… iii

ABSTRACT ……………………………………………..……………………….. iv

RIWAYAT HIDUP ………………………………...……………………….…… v

LEMBAR PERNYATAAN ……….……………………………………………. vi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...….. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….… ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….… xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...… xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..……. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………….…………….. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………….……….…… 3
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….…………….. 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Karakteristik Perawat …………………………………………… 6


B. Konsep Perilaku Caring …………………………..……………………. 14
C. Konsep Gangguan Jiwa ……………………………..………………….. 18

ix
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep ………………………………….…………………… 32


B. Hipotesis ………………………………………….…………………….. 32
C. Definisi Operasional ……………………………….…………………… 34

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………….……………...……. 35


B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………….……………………. 35
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………… 35
D. Instrumen Penelitian …………………………………….……………… 36
E. Pengumpulan Data ……………………………………………………... 37
F. Pengolahan Data ………………………………………………………... 37
G. Analisa Data ………………………………………………………...….. 38
H. Etika Penelitian ………...………………………………………………. 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……………………………………………...…………. 41


B. Pembahasan ……………………………………………………….……. 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …….………………………………………………………. 55
B. Saran ………………………………………………………………….… 56

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………..……………..……... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………... 60

x
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1. Tabel 3.1 Definisi Operasional …...……………………………………….… 34

2. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia……...……...... 43

3. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..…... 44

4. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..44

5. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja …...….. 45

6. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat ………………...…. 45

7. Tabel 5.5 Distribusi Uji Statistik Hipotesis Usia Dengan Perilaku Caring Di

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang .……………….………….. 46

8. Tabel 5.6 Distribusi Uji Statistik Hipotesis Tingkat Pedidikan Dengan

Perilaku CaringDi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang ...…….. 47

9. Tabel 5.7 Distribusi Uji Statistik Hipotesis Lama Kerja Dengan Perilaku

Caring Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang .………...…….. 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

1. Gambar 3.1 Kerangka Konsep ………………………...…...……………….. 32

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Pengantar Responden ……………………………...……...…… 60

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ……...… 61

3. Lembar Kuesioner …………………………………...…………………. 62

4. Master Tabel Penelitian ………………………………......…………….. 66

5. Hasil Analisa Data ……………………………………..……………….. 73

6. Dokumentasi Penelitian ……………………...…………………...……. 81

7. Permohonan Permintaan Data Awal …………..……………………….. 82

8. Permohonan Izin Penelitian …………………...……………………….. 83

9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .....……………………... 84

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perilaku caring penting dalam keperawatan, tetapi ada beberapa perawat

belum melakukan caring dengan baik. Maka dari itu, perilaku caring perawat

dapat mempengaruhi pelayanan yang berkualitas kepada pasien. (Ptompahakul,

Nilmanat, &Kongsuwan, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata, Andi Irawan (2010) didapat

dari 36 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan 58,3% responden

memiliki perilaku caring yang cukup, dan 41,7% responden memiliki perilaku

caring baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan

jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.

Hasil penelitian Abdul (2016) yang menyatakan bahwa usia >31 tahun

memiliki perilaku caring baik sebanyak 75 (65,8%) responden dan usia 25-31

tahun berperilaku caring kurang baik 39 (34,2%) responden.

Penelitian yang dilakukan Abdul (2016) yang menyatakan bahwa paling

banyak responden dengan pendidikan D-III memiliki perilaku caring baik

sebanyak 91 (79,8) reponden, dan responden pendidikan S1 dengan perilaku

caring kurang baik sebanyak 23 (20,2%) responden.

Hasil penelitian yang dilakukan Abdul (2016) yang menyatakan bahwa

paling banyak responden dengan kategori lama kerja >3 tahun memiliki

perilaku caring baik sebanyak 68 (59,6%) responden, dan kategori lama kerja

<3 tahun perilaku caring kurang baik berjumlah 46 (40,4%) responden.

xiv
Data dari WHO tahun 2016, terdapat 35 juta orang memiliki depresi, 60

juta memiliki bipolar, 21 juta memiliki skizofrenia, dan 47,5 juta memiliki

dimensia. Keseluruhan penderita gangguan jiwa yang berada di Indonesia

sebanyak 236 juta orang, memiliki kategori 6% gangguan jiwa ringan, 0,17%

gangguan jiwa berat, 14,3% dipasung. Penduduk yang mengalamin gangguan

jiwa berjumlah 6% berusia 15-24 tahun. Dari 34 provinsi di Indonesia, yang

mendapat peringkat ke 9 gangguan jiwa berjumlah 50.608 jiwa dan urutan ke 2

masalah skizofrenia berjumlah 1,9 jiwa adalah Sumatera Barat.

Data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementrian Republik

Indonesia menyimpulkan gangguan mental emosional yang di tunjukkan

dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas

sebanyak 14 (6%) juta orang dari jumlah penduduk Indonesia, dan jumlah

gangguan jiwa berat (skisofrenia) sebanyak r 400.000 ribu orang atau sebanyak

1,7 per 1.000 penduduk. Provinsi-provinsi yang terdapat gangguan jiwa

terbanyak yang pertama Daerah Istimewa Yogyakarta (0,27%), kedua Aceh

(0,27%), urutan ketiga sulawesi selatan (0,26%), Bali menempati posisi

keempat (0,23%), dan Jawa Tengah menempati urutan kelima (0,23%) dari

seluruh provinsi di Indonesia (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Dari hasil survei data dua bulan terakhir yang di dapat dari Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang, dari bulan Februari 2019 sampai dengan

Maret 2019 berjumlah 89 pasien yang masuk di Ruang Rawat Waraney,

Katrili, Cakalele. Dan jumlah perawat yang ada di Ruang Rawat Waraney,

Katrili, Cakalele berjumlah 41 orang. Masih didapati perawat yang kurang

xv
peduli terhadap pasien baik dalam pelayanan keperawatan salah satunya yakni

ditemukan perilaku perawat yang kurang peduli dalam memberikan makanan

kepada pasien yang di perlakukan seperti kurang pantas. Kesan seperti ini

secara tidak langsung juga dapat menimbulkan persepsi buruk dari pasien

tentang pelayanan keperawatan yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas dan juga masalah-masalah yang penulis

temui di lapangan membuat penulis ingin melakukan penelitian tentang

“Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring Pada Pasien

Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui usia perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

b. Diketahui tingkat pendidikan perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

c. Diketahui lama kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

xvi
d. Diketahui perilaku caring perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. V.L.

Ratumbuysang.

e. Teranalisis hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

f. Teranalisis hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku caring

pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

g. Teranalisis hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga bermanfaat dalam memberikan masukan dan sebagai referensi

ilmiah bagi mahasiswa dan dosen untuk penelitian yang lebih lanjut.

2. Bagi Rumah Sakit

Informasi yang akan diperoleh dapat menambah masukan dan

menambah wawasan bagi pengelolah rumah sakit dalam menyikapi Masalah

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring Pada Pasien

Gangguan Jiwa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah wawasan tentang karya ilmiah dan meningkatkan

ilmu pengetahuan Peneliti dan sebagai sarana dalam menerapkan teori yang

xvii
telah diperoleh selama mengikuti kuliah dan mengaplikasikannya di

lapangan dalam bentuk penelitian.

xviii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Karakteristik Perawat

1. Karakteristik Perawat

a. Usia

Menurut Prima (2010), semakin lama usia seseorang maka

pemahaman dan pegetahuan dalam menghadapi permasalahan lebih

meningkat. Dalam hal lain, usia mempengaruhi produktivitas dalam

bekerja. Tingkat kematangan seseorang dalam bekerja sering memiliki

hubungan dengan penambahan usia, disisi lain pertambahan usia

seseorang akan mempengaruhi kondisi fisik sesorang.

Kategori umur menurut Depkes RI (2009):

1) Masa Balita = 0 sampai 5 Tahun

2) Masa Kanak-Kanak = 5 sampai 11 Tahun

3) Masa Remaja Awal = 12 sampai 16 Tahun

4) Masa Remaja Akhir = 17 sampai 25 Tahun

5) Masa Dewasa Awal = 26 sampai 35 Tahun

6) Masa Dewasa Akhir = 36 sampai 45 Tahun

7) Masa Lansia Awal = 46 sampai 55 Tahun

8) Masa Lansia Akhir = 56 sampai 65 Tahun

9) Masa Manula = 65 Sampai Atas

xix
b. Jenis Kelamin

Menurut Muadi (2009) menyatakan bahwa secara konsisten tidak

ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan dalam kemampuan

memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetisi,

motivasi, dan kemampuan belajar.

c. Tingkat Pendidikan

Menurut PPNI (2016) penjenjangan perawat klinik yaitu Perawat

Klinik I (PK I) Pendidikan D-III Keperawatan yang memiliki

pengalaman bekerja selama ≤ 2 tahun dan sarjana keperawatan (Ners)

yang memiliki pengalaman bekerja 0 tahun. Perawat Klinik II (PK II)

Pendidikan D-III yang memiliki pengalaman dalam bekerja sebanyak 5

tahun dan sarjana keperawatan (Ners) yang memiliki masa bekerja

selama 3 tahun. Perawat klinik III (PK III) D-III yang memiliki

pengalaman bekerja selama 8 tahun di tambah dengan sertifikasi yang

memiliki pengalaman dalam bekerja selama 6 tahun, dan spesialis

keperawatan dengan memilik masa bekerja selama 0 tahun. Perawat

klinik IV (PK IV) yang memiliki pendidikan sarjana keperawatan (Ners)

dengan pengalaman bekerja selama 9 tahun dan pendidikan magister

keperawatan (spesialis) yang memiliki pengalaman bekerja selama 2

tahun, dan yang tidak memiliki pengalaman dalam berkerja adalah

pendidikan doktoral (sub spesialis). Perawat klinik V (PK V) yang

memiliki pendidikan sarjana keperawatan (Ners) yang memiliki

pengalaman kerja selama 12 tahun, dan pengalaman bekerja selama 4

xx
tahun dengan pendidikan magister keperawatan (spesialis) pengalaman

kerja 1 tahun dengan pendidikan doktoral keperawatan (sub spesialis).

d. Lama Kerja

Lamanya masa bekerja mempunyai keterkaitan dengan awal pertama

bekerja dimana banyaknya pengalaman yang kita dapat selama bekerja

akan menentukan kinerja seseorang. Maka kecakapan akan bertambah

karena telah menyesuaikan diri dengan perkerjaan dan lingkungannya.

Masa bekerja yang lama dapat membentuk pola pikir efektif, karena

beberapa masalah yang timbul dapat selesai berdasarkan pengalaman.

Sehingga perawat yang berpengalaman akan mempunyai pengetahuan

yang semakin banyak dalam menyelesaikan tugas dengan baik

(Nitisemito, 2009).

Masa bekerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya.

Perawat yang telah lama bekerja pada instansi kesehatan tertentu telah

mempunyai berbagai pengalaman dan pengetahuan yang berkaitan

dengan bidangnya, dalam melaksanakan kerja sehari-hari perawat

menerima berbagai input mengenai pelaksanaan kerja dan berusaha

untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul, sehingga dalam

segala hal kehidupan perawat menerima informasi (Ilyas, 2012).

2. Pengertian Perawat

International Council Of Nurses (1965) dalam Fahmi (2010) perawat

adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

keperawatan, yang akan memberikan pelayanan dan bertanggung jawab

xxi
untuk meningkatkan kesehatan, serta melakukan pencegahan penyakit

terhadap pasien.

3. Peran Dan Fungsi Perawat

Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat

memiliki peran dan fungsi perawat sebagai berikut:

a. Pemberian perawatan (Care Giver)

Peran perawat yang pertama yaitu memberi pelayanan keperawatan,

karena sebagai perawat yang memberikan pelayanan keperawatan dapat

memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh. Contohnya tindakan yang

membantu pasien secara fisik ataupun psikologis dan tetap menjaga

martabat pasien. Tindakan keperawatan yaitu asuhan total, asuhan parsial

terhadap klien dan ketergantungan sebagian dan perawatan suportif-

edukatif dalam membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan

maupun kesejahteraan yang baik (Berman, 2010). Perencanaan

keperawatan yang efektif pada pasien harus sesuai dengan identifikasi

kebutuhan klien dan keluarga.

b. Sebagai advocat keluarga

Selain melakukan tugas yang pertama dalam pelayanan keperawatan,

perawat harus mampu menjadi advocate keluarga yaitu sebagai pembela

`yang bisa menentukan haknya sebagai pasien. Dalam peran ini, perawat

harus mewakili untuk memenuhi kebutuhan serta harapan pasien

terhadap kesehatan professional lain, dan mengutarakan keinginan pasien

tentang informasi penyakit yang diketahui oleh dokter. Perawat juga

xxii
dapat membantu pasien untuk mendapatkan haknya serta menyampaikan

keinginan pasien (Berman, 2010).

c. Pencegahan penyakit

Usaha pencegahan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang akan

melakukan asuhan keperawatan agar tetap mengutamakan tindakan

pencegahan yang dapat menimbulkan masalah yang baru sebagai

penyebab dari penyakit atau masalah yang dialami. Contohnya yaitu

keamanan, karena kelompok usia beresiko dalam mengalami cedera,

untuk itu perlu dilakukan penyuluhan yang membantu mencegah orang

yang mengalami banyak cedera, sehingga secara tidak langsung dapat

menurunkan tingkat kecacatan permanen dan mortalitas akibat cidera

pada klien (Wong, 2009).

d. Pendidik

Untuk memberikan perawatan pada klien, perawat harus menjadi seorang

pendidik, karena itu adalah cara yang ampuh untuk melakukan perubahan

perilaku terhadap pasien yaitu dengan pendidikan kesehatan khususnya

dalam keperawatan. Dalam hal ini pasien diusahakan tidak akan

mengalami gangguan yang sama serta mengubah perilaku kesehatan

yang kurang sehat. Contoh perawat sebagai pendidik adalah keseluruhan

dari tujuan atau maksud penyuluhan terhadap pasien dan keluaraga untuk

mengatasi stres pada pasien dan keluarga, dan mengajarkan kepada

mereka tentang terapi dan asuhan keperawatan di rumah sakit, serta dapat

xxiii
memastikan keluarga untuk memberikan asuhan keperawata yang tepat

di rumah saat pasien sudah pulang (Kyle & Carman, 2015).

e. Konseling

Konseling adalah usaha perawat untuk melaksanakan peran dalam

memberikan ruang kepada pasien dan keluarga untuk berkonsultasi

tentang masalah yang dialami, berbagai masalah tersebut semoga dapat

di selesaikan dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi kesenjangan

terhadap perawat, keluarga maupun pasien. Konseling ini dilakukan

untuk memberikan dukungan emosi, intelektual dan psikologis. Dalam

hal ini perawat memberikan konsultasi terutama kepada individu sehat

dengan kesulitan penyesuaian diri yang normal dan fokus dalam

membuat individu tersebut untuk mengembangkan sikap, perasaan dan

perilaku baru dengan cara mendorong klien untuk mencari perilaku

alternatif, mengenai pilihan-pilihan yang tersedia dan mengembangkan

rasa pengendalian diri (Berman, 2010).

f. Kolaborasi

Kolaborasi adalah kerja kelompok atau tim, yang tidak bisa

dilakukan secara mandiri tetapi melakukan kerja sama dengan anggota

kesehatan lainnya. Yaitu seperti dokter, ahli gizi, psikolog serta anggota

tim kesehatan yang lain, manusia adalah pribadi yang kompleks sehinnga

membutuhkan perhatian dalam perkembangan yang lebih (Hidayat,

2012).

xxiv
g. Pengambilan keputusan etik

Untuk pengambilan keputusan, perawat berperan penting karena

waktu yang di miliki perawat untuk selalu berada di samping pasien serta

sering berhubungan dengan pasien selama 1x24 jam, sehingga

pengambilan keputusan etik dilakukan oleh perawat. Contohnya dalam

melakukan pelayanan keperawatan terhadap pasien (Wong, 2009).

h. Peneliti

Peran perawat sebagai peneliti sangat berpengaruh penting terhadap

semua perawat pasien. Sebagai seorang peneliti perawat dapat

melakukan pengkajian-pengkajian keperawatan kepada pasien, untuk

dikembangkan melalui teknologi keperawatan. Perawat sebagai peneliti

diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien

(Hidayat, 2012).

Menurut Puspita (2014) perawat memiliki peran dalam memberikan

asuhan keperawatan dan upaya dalam memberi kenyamanan dan

kepuasan terhadap pasien, seperti:

1) Caring, yaitu bersikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain,

seperti mengetahui apa saja yang disukai oleh orang tersebut dan

memberikan perhatian serta bagaimana seseorang berpikir dan bertindak

puas.

2) Sharing yaitu perawat harus berbagi pengalaman apa saja yang di lalui

serta ilmu-ilmu yang di miliki oleh perawat agar menjadi bahan untuk

berdiskusi dengan pasien.

xxv
3) Laughing, yaitu perawat harus memberikan senyuman sebagai modal

agar dapat meningkatkan rasa nyaman kepada pasien.

4) Crying yaitu respon emosional yang diterima oleh perawat baik dari

pasien maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat suka

maupun duka.

5) Touching yaitu komunikasi simpatis yang memiliki makna serta sentuhan

yang bersifat fisik maupun psikologis.

6) Helping yaitu perawat bersedia melakukan asuhan keperawatannya.

7) Believing in others yaitu perawat memiliki keyakinan bahwa orang lain

juga mempunyai hasrat dan kemampuan dalam meningkatkan derajat

kesehatannya.

8) Learning yaitu perawat akan tetap selalu belajar serta mengembangkan

diri dan keterampilan.

9) Respecting yaitu menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap

orang lain dan menjaga rahasia pasien kepada orang lain kcuali keluarga

pasirn.

10) Listening yaitu bersedia mendengarkan keluhan pasiennya.

11) Feeling yaitu perawat bersedia menerima, merasakan, memahami

perasaan duka, senang, frustasi serta rasa puas pasien.

B. Konsep Perilaku Caring

1. Pengertian Caring Perawat

Caring merupakan cara manusia berpikir, merasa, dan memiliki

hubungan dengan sesama. Watson mengemukakan bahwa caring adalah

xxvi
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan

dengan waspada, memiliki rasa empati pada orang lain serta perasaan cinta

atau menyayangi (Potter dan Perry, 2009).

Menurut Morrison dan Burnard (2009) caring merupakan suatu proses

yang dapa memberikan kesempatan pada seseorang (baik pemberi asuhan

(carrer) maupun penerima asuhan) dengan pertumbuhan pribadi, didukung

oleh aspek pengetahuan, penggantian irama, kesabaran, kejujuran, rasa

percaya diri, memiliki kerendahan hati, harapan dan keberanian.

2. Perilaku Caring

Perilaku caring adalah sebuah tindakan yang didasari oleh kepedulian,

kasih sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab, dan dukungan.

Perilaku seperti ini berguna dalam meningkatkan kondisi serta cara hidup

manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan

individu serta kelompok berdasarkan budaya (Watson,2009).

Perilaku caring merupakan proses orientasi dengan tujuan membantu

orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri, dengan sifat-sifat caring

seperti sabar, jujur dan rendah hati (Nursalam, 2011).

3. Indikator Caring

Untuk membangunkan pribadi caring perawat dapat melalui

pengembangan indikator 10 caratif caring (Watson dalam Kaltara 2009)

sebagai berikut:

xxvii
a. Sistem nilai humanistik-altruistik

Humanistik-altruistik didapat dari pengalaman, belajar dan berupaya

mengembangkan sikap humanis. Dalam tumbuh kembang manusia akan

mempengaruhi dalam mengembangkan jiwa altruistic serta humanis.

dalam proses tersebut adalah hasil dari saling mempengaruhi baik dari

lingkungan sosial maupun orang tua. Pengembangan faktor ini dapat

dimulai sejak dalam masa pendidikan.

b. Kepercayaan- harapan

Perawat melakukan dukungan pada pasien untuk tetap yakin akan

mendapat kesembuhan. Dalam hal ini perawat meyakinkan diri sendiri

terlebih dahulu bahwa dalam perawatanya pasien akang sembuh. Dengan

pengalaman terhadap pelayanan memberi kekuatan bahwa peran perawat

adalah variabel penting dalam pemberi kepuasan dan kesembuhan.

c. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain

Muncul karena perasaan diri, merasakan emosi, meningkatkan

sensitivitas dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan ini perawat

dituntut agar mengembangkan sensitivitas terhadap pasien.

d. Pertolongan-Hubungan saling percaya

Agar dapat membangun hubungan saling percaya dengan pasien,

perawat harus mempunyai kemampuan komunikasi terapeutik yang baik

serta dapat membedakan komukasi dan komunikasi terapeutik.

xxviii
e. Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan

negative

Ekspresi benar atau tidak sesuai dengan menunjukkan bahwa

seseorang berada dalam tingkat kesadaran tertentu.

f. Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan

keputusan

Didapat dari riset yang berkepanjangan, memberikan arti terhadap

ilmu dan peningkatan pengetahuan.

g. Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal

Berfokus pada proses belajar mengajar dalam meningkatkan

pemahaman dalam memperoleh informasi dan alternative dalam

melakukan pemecahan masalah. Secara individu perawat tetap siap untuk

menerima pengetahuan (ilmu) baru dalam keperawatan dengan cara

meningkatkan pendidikan formal dan non formal.

h. Supportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan

spiritual

Variabel luar (eksternal) ialah fisik, keamanan, keselamatan dan

lingkungan. Sedangkan Variabel dalam (internal) yaitu mental, spiritual

dan aktivitas cultural. Perawat dapat memberikan support, proteksi dan

koreksi terhadap variabel tersebut.

i. Kebutuhan dasar manusia menurut Watson yaitu:

1) Survival veeds (biophisycal needs)

2) Fungsional needs (psychophysical needs)

xxix
3) Integrative needs (psychososial needs)

4) Growth-seeking needs (intrapersonal-interpersonal needs)

j. Dikembangkan faktor eksternal phenomenological

Merupakan studi keberadaan manusia dengan menggunakan analisis

phenomenological. Bagi seorang perawat ini membantu, menerima, serta

memepengaruhi ketidaksesuaian pandangan seseorang secara holistic

ketika saat yang bersamaan ditugaskan memenuhi kebutuhan secara

hirarkikal. Kesimpulan pada faktor tersebut bahwa ilmu keperawatan

dapat membantu perawat memahami seseorang dalam mendapatkan

hidupnya.

C. Konsep Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang

yang ekstrim dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

dan dapat menyakiti diri sendiri, tidak menunjukan empati terhadap orang

lain dan bisa merugikan orang lain, orang yang terkena gangguan jiwa tidak

bisa menyadari tingkah laku yang menyimpang, kemampuan pengendalian

diri yang kurang, jika kemampuan pengendalian diri menyolok maka akan

dikatakan sebagai pasien gangguan jiwa.( Sipayung, A, 2010 ).

Menurut Yosep (2011) gangguan jiwa merupakan kumpulan gejala

yang berasal dari unsur jiwa. Meskipun begitu maka bukan berarti bahwa

unsur yang lain tidak mengalami gangguan sebab sesunggunya yang sakit

xxx
dan menderita ialah manusia secara utuh bukan hanya badan, jiwa atau

lingkungannya.

2. Jenis Gangguan Jiwa

Adanya gangguan jiwa dalam diri seseorang bisa juga ditunjukan dari

kebiasaan melakukan hal yang bisa merugikan orang lain, yang sering kali

tidak disadari tingkah laku yang menyimpang (Sipayung, A, 2010).

Menurut Kamal, (2010) gangguan jiwa dapat berupa:

a. Stress

Stress adalah kondisi dan keadaan tubuh yang terganggu oleh tekanan

psikologis. Hal-hal yang dapat menyebabkan stres antara lain rasa

khawatir, perasaan kesal, frustasi, tertekan, kesedihan, pekerjaan yang

menumpuk, terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita

dan juga rasa takut.

b. Psikosis

Psikosis adalah gangguan tilikan karena ketidakmampuan pasien

menilai realita dengan fantasi dirinya. Psikosis masih bersifat sempit dan

yang biasa disebut waham dan halusinasi. Dan ada juga gejala lain

seperti berbicara dengan tingkah laku yang kacau, dan juga memiliki

gangguan nilai realitas berat. Maka dari itu psikosis juga adalah sebagai

kumpulan gejala seperti gangguan fungsi, nilai realita, serta komunikasi

pasien dengan lingkungan sekitarnya.

xxxi
c. Psikopat

Psikopat secara garis besar yaitu sakit jiwa. seseorang yang memiliki

penyakit ini biasanya disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang

antisosial serta melukai orang terdekatnya. Psikopat berbeda dengan

orang gila, karena mereka sadar sepenuhnya dengan apa yang mereka

lakukan. Gejala psikopat ialah psikopati, dan biasanya disebut juga orang

gila tanpa gangguan mental. Orang yang mengalami psikopat sangat sulit

untuk disembuhkan.

d. Skizofrenia

Skizofrenia adalah penyakit otak akibat ketidakseimbangan pada

dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia ialah

gangguan jiwa psikotik, dengan ciri-ciri hilangnya respons emosional

serta menarik diri dari hubungan antar pribadi yang normal. Serta sering

kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi

tanpa ada rangsang panca indra).

3. Penyebab Gangguan Jiwa

Menurut Yosep (2014) penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang secara terus menerus saling terkait dan saling

mempengaruhi, yaitu:

a. Faktor organobiologis

1) Genetika/keturunan

Menurut Yosep (2014) gangguan persepsi sensori dan gangguan

jiwa psikotik lainnya kuat sekali penyebabnya adalah faktor genetic

xxxii
pertama saudara kembar, kedua individu yang mempunyai anggota

keluarga dengan gangguan jiwa kecenderungan lebih berdampak

dibangdingkan orang yang tidak memiliki faktor herediter. Orang

yang mempunyai hubungan sebagai ayah, ibu, saudara atau anak dari

pasien yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan 10%

sedangkan keponakan atau cucu kejadian 2-4%.

Pasien yang memiliki hubungan kembar identik dengan klien

yang mempunyai gangguan jiwa akan kecenderungan memiliki 46-

48%, dan kembar dizygot memiliki kecenderungan 14-17%. Faktor

genetik tersebut ditunjang oleh pola asuh yang telah diwariskan sesuai

pengalaman yang dimiliki oleh anggota keluarga klien yang

mengalami gangguan jiwa.

2) Cacat kongenital

Cacat kongenital atau cacat sejak lahir dapat berpengaruh pada

perkembangan jiwa anak, seperti retardasi mental yang berat. Tetapi

pengaruh cacat ini timbul tergantung pada individu itu sendiri,

bagaimana cara menilai dan menempatkan diri pada keadaan hidupnya

yang cacat. Maka orang tua akant mempersulit penyesuaian ini dengan

proteksi berlebihan. Penolakan atau tuntutan yang sudah diluar

kemampuan anak.

3) Deprivasi

Deprivasi merupakan keadaan psikologis dimana seorang

merasakan ketidakpuasan atau kesenjangan atau kekurangan yang

xxxiii
subjektif karena dirinya dan kelompoknya dibandingkan dengan

kelompok lain. Sehingga deprivasi dapat menimbulkan persepsi

ketidakadilan yang muncul karena deprivasi akan mendorong adanya

ketidakpuasan (Achmanto, 2010).

4) Tempramen/Proses-proses emosi yang berlebihan

Orang yang terlalu peka/sensitive biasanya mempunyai masalah

kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami

gangguan jiwa. Proses emosi terus-menerus dengan koping yang tidak

efektif dapat mendukung timbulnya gejala psikotik (Yosep,2014).

5) Penyalagunaan obat-obatan

Penyalagunaan pemakaian zat yang terus-menerus atau jarang

tetapi berlebihan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan terapi

medis. Zat yang dimaksut ialah zat psikoaktif berpengaruh pada

sistem saraf pusat dan dapat mempengaruhi kedasaran, pikiran dan

perasaan (Muttaqin& Sihombing,2012).

6) Penyakit dan cedera tubuh

Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker, dan

sebagaimana, mungkin menyebabkan marasa murung dan sedih.

Demikian pula cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah

diri (Yosep, 2014).

xxxiv
b. Faktor psikologis

1) Interaksi ibu dan anak

Tahap psikologis pertama adalah masa bayi. Psikologis yang akan

terjadi pada masa ini ialah kepercayaan versus ketidakpercayaan serta

kekuatan dasar yaitu harapan.

Hubungan interpersonal bayi yang paling cenderung adalah

pengasuh utama bayi yaitu ibu. jika pola menerima sesuatu cocok

dengan cara kulturnya maka bayi belajar rasa percaya diri dasar.

Sebaliknya bayi belajar ketidak percayaan bila menemui

ketidakcocokan antara kebutuhan sensori oral dari lingkungannya

(Feist,2014).

Ibu berperan penting dalam perkembangan seorang anak karena

ibu mengelola tugas keluarga. Sehingga ibu bersifat mengarahkan

pada anak dan lebih positif dalam berinteraksi terhadap anak

(Brooks,2012).

2) Hubungan sosial

Gangguan hubungan sosial adalah gangguan hubungan

interpersonal terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel

dan menimbulkan perilaku mengganggu fungsi seseorang dalam

hubungan sosial. setiap individu memiliki potensi agar terlibat dalam

hubungan sosial tingkat hubungan yaitu hubungan intim biasa sampai

hubungan saling ketergangtungan. Individu tidak mampu memenuhi

kebutuhan tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Oleh

xxxv
karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal (Sujono &

Teguh, 2009).

3) Hubungan keluarga yang patogenik

Anak tidak bisa mendapatkan kasih sayang, tidak dapat menghayati

disiplin, tidak ada panutan, pertengkaran yang menimbulkan rasa

cemas serta rasa tidak aman. Sehingga hal tersebut merupakan dasar

yang kuat timbulnya tuntunan tingkah laku dengan gangguan

kepribadian pada anak dikemudian hari (Yosep,2014).

4) Kehilangan

Kehilangan merupakan pengalaman yang dialami bagi setiap

individu selama hidup, sejak lahir individu telah mengalami

kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun

dalam bentuk yang berbeda (Yosep,2014).

c. Faktor sosiokultural

Kebudayaan secara teknis merupakan tingkah laku yang dilihat

maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan penyebab langsung

timbulnya gangguan jiwa. Biasanya terbatas menentukan “warna”

dengan gejalanya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

kepribdian seseorang (Yosep,2014).

xxxvi
4. Tanda Dan Gejala Gangguan Jiwa

Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2014) seperti:

a. Gangguan kognisi pada persepsi

Gangguan kognisi pada persepsi penderita gangguan jiwa merasa

mendengarkan bisikan yang menyuruhnya untuk membunuh,

melempar ,naikgenting ,membakar rumah. padahal lorang di sekitarnya

tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya

muncul dari dalam individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat

dirasakan. Maka hal itu disebut halusinasi, pasien bisa dengar sesuatu,

melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada

menurut orang lain.

b. Gangguan perhatian

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi energi pada proses

kognitif yang timbul dari suatu rangsangan dari luar. Agar perhatian

dapat memperoleh hasil, 3 syarat memenuhinya yaitu: Inhibisi,

rangsangan yang tidak termasuk objek harus disingkirkan : Apersepsi,

hanya hal yang berkaitan dengan objek perhatian: Adaptasi, alat-alat

yang berfungsi dengan baik karena diperlukan untuk penyesuaian

terhadap objek pekerjaan.

c. Gangguan ingatan

Ingatan atau memori kenangan merupakan kemampuan untuk

menyimpan isi dan tanda-tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri dari 3

unsur yaitu: pencatatan, penyimpanan, pemanggilan kembali. Gangguan

xxxvii
ingatan akan terjadi jika terdapat gangguan pada satu atau lebih dari 3

unsur tersebut, faktor yang mempengaruh iialah keadaan jasmaniah dan

umur.

d. Gangguan pikiran

Proses berpikir yang normal mengandung ide-ide yang terarah pada

tujuan yang dapat menghantar pada suatu penyelesaian yang berorientasi

pada kenyataan. Faktor yang berpengaruh pada proses berpikir, seperti:

faktor somatic, faktor psikologik, faktor sosial.

e. Gangguan kemauan

Seorang yang mengalami gangguan jiwa mempunyai kemauan yang

lemah atau susah memberi keputusan, susah bangun pagi, mandi,

merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.

f. Gangguan emosi

Gangguan emosi dimana pasien merasa senang, atau gembira yang

berlebihan (Waham Kebesaran). Pasien menganggap dirinya sebagai

orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan bung karno

tetapi di lain waktu bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya

(depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.

g. Gangguan psikomotor

Gangguan psikomotor seperti hiperaktivitas, pasien melakukan

gerakan yang berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju

mundur, meloncat-locat, melakukan berbagai hal yang tidak di suruh

xxxviii
atau menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau

melakukan gerakan aneh.

5. Penanganan Gangguan Jiwa

a. Penanganan Pasca Perawatan Rumah Sakit

Penanganan gangguan jiwa dilakukan dengan cara psikoterapi dan

somatoterapi bisa juga disebut biologis. Penanganan psikoterapi ialah

interaksi antara pasien dengan psikolog tujuannya untuk mengidentifikasi

pikiran disfungsional yang melatarbelakangi awal munculnya pasien

mengalami gangguan jiwa, psikoterapi juga dapat membantu perubahan

perilaku, pikiran dan perasaan pasien yang abnormal, memecahkan

masalah dalam kehidupan individu, artinya menangani orang-orang yang

mempunyai masalah seperti gangguan jiwa ringan maupun berat.

Somatoterapi merupakan penanganan terhadap masalah dan tingkah laku

menggunakan teknik biologi meliputi: terapi obat, psikobedah serta terapi

elektrokonvulsif. Penanganan ini biasanya dilakukan oleh psikiater

(Yosep, 2014).

Bentuk-bentuk psikoterapi menurut sujono & Teguh (2009):

1) Terapi psikodinamik

Terapi psikodinamik merupakan terapi yang membantu seseorang

dalam mengatasi masalah dialam bawah sadar yang dipercaya ialah

perilaku abnormal. Dengan mengatasi konflik bawah sadar,

xxxix
kebutuhan untuk mempertahankan tingkah laku defensive seperti

fobia, histeria. Tujuannya mengubah tingkah laku yang maladaftif

menjadi tingkah laku yang adaptif.

2) Terapi humanistik-eksistensial

Terapi ini memusatkan pada pengalaman-pengalaman sadar,

dimana lebih memusatkan perhatian yang dialami oleh pasien, yang

membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya

dengan baik. Tujuan terapi ini menekankan hubungan komunikasi

agar lebih terbuka dan jujur ketika komunikasi terhambat.

3) Terapi kognitif

Terapi ini mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku dan

emosin yang berlebihan disebabkan karena proses pikiran dan

kepercayaan yang salah, perubahan akan tingkah laku yang salah ialah

pemahaman terhadap hal yang tidak realistik dimana seseorang

menafsirkan dirinya sendiri sebagai tingkah laku yang maladaftif.

Terapi kognitif dapat membantu pasien memperbaiki keyakinan yang

maladaftif.

4) Terapi tingkah laku

Berfokus pada perubahan perilaku yang menggunakan hubungan

teraupetik yang hangat kepada pasien. Metode terapi ini ialah progam

teraupetik dimana pasien untuk yang pertama diperlihatkan

menggunakan imajinasi dan kedua dengan cara masuk pada tahap

yang menakutkan, setelah pasien di suruh untuk membayangkan dan

xl
makin menimbulkan kecemasan maka terapi memfokuskan kembali

untuk rileks. Proses ini di ulang sampai pasien tidak merasa cemas.

5) Terapi kelompok

Terapi kelompok merupakan terapi yang memberi kesempatan

kepada pasien sehingga bisa bersosialisasi dengan orang lain. Terapi

kelompok dapat berupa menjadi psikodrama. Psikodrama merupaka

bentuk yang di kembangkan oleh J.L Moreno,1892, metode ini

bertujuan untuk pasien agar bisa memainkan peran di alam khayal,

dengan demikian pasien merasa bebas mengungkapkan sikap yang

terpendam dan motivasi yang kuat sehingga pasien dapat merasa

sedikit lega dan dapat mengembangkan pemahaman (insight) yang

memberi kesanggupan untuk mengubah perannya dalam kehidupan

nyata.

6) Terapi keluarga

Dalam terapi keluarga, yang menjadi unit perawatan keluarga

bertujuan untuk membantu pasien mengatasi konflik dan masalah,

membantu anggota keluarganya berfungsi dengan baik sebagai suatu

unit, tetapi juga membantu setiap dalam penanganan secara lebih

efektif. Komunikasi-komunikasi keluarga sangat penting bagi

kesembuhan pasien gangguan jiwa. Peran keluarga sangat penting

bagi kesembuhan pasien gangguan jiwa karena dapat memberikan

dukungan kepada pasien gangguan jiwa, membantu mengurangi angka

kejadian relaps (kambuh) untuk itu pasien dapat berperan di

xli
masyarakat. Yang membantu kembalinya fungsi secara maksimal

pada pasien gangguan jiwa (Herdaetha, 2014).

Terapi lain dapat dengan cara elektrokonvulsif merupakan terapi

kejutan listrik yang dilakukan oleh psikitri agar membuat pasien

menjadi tidak sadar, serta membuat pasien menjadi kejang-kejang

biasanya terapi elektrokonvulsif sebagai pilihan penanganan terakhir

terhadap pasien gangguan jiwa (Sujono & Teguh, 2009)

b. Penanganan Gangguan Jiwa Lingkup Keluarga

Penanganan gangguan jiwa lingkup keluarga merupakan problem

psikososial yang terjadi di keluarga maupun di masyarakat, pada

umumnya masyarakat menganggap penderita gangguan jiwa tidak akan

mempunyai masa depan. Sehingga cenderung menghasilkan tindakan

yang kurang baik terhadap penderita (Simanjuntak, 2012).

Penanganan yang biasanya dilakukan keluarga adalah dengan cara

memasung penderita, cara pemasungan yang dilakukan oleh keluarga

penderita gangguan jiwa karena keluarga menganggap bahwa penderita

selalu mengamuk di rumah maupun di lingkungan masyarakat sehingga

penanganannya dilakukan dengan cara dipasung, perlakuan seperti ini

berperngaruh pada kondisi pasien dan akan memperburuk kondisi

penderita, masalah lainnya yaitu keliru terhadap penderita gangguan

jiwa, dimana penderita dianggap sebagai kutukan dari Tuhan atau guna-

guna, sehingga keluarga mencari pengobatan gangguan jiwa yang

dilakukan dengan terapi eksorsis (pengusiran terhadap roh jahat)

xlii
sehingga biasanya keluarga membawa penderita gangguan jiwa pergi ke

dukun dan penanganan dilakukan oleh dukun (Simanjuntak, 2012).

xliii
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik :

1. Usia

2. Tingkat Pendidikan

3. Lama Kerja

Perilaku Caring
Perawat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku


Caring Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V.L. Ratumbuysang.

B. Hipotesis Penelitian

1. Ho :

a. Tidak ada hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang.

xliv
b. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku caring

pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

c. Tidak ada hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

2. Ha :

a. Ada hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

b. Ada hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

c. Ada hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

xlv
C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Karakteristik Perawat Dengan


Perilaku Caring Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur


. Operasional Ukur
Independen
1. : Lama hidup Kuesioner Ordinal 1. 17 sampai
Usia perawat yang yang 25 tahun.
terhitung sejak 2. 26 sampai
meliputi:
dilahirkan hingga 35 tahun.
sekarang. karakteristik
3. 36 sampai
Responden. 45 tahun
4. 46 sampai
55 tahun.

2. Jenjang Karakteristi Nominal 1.Tinggi:


Tingkat pendidikan
k D3, S1, S2
pendidikan formal terakhir
yang ditempuh Responden 2. Rendah:
oleh perawat. SPK.

3. Lamanya Nominal 1. Dikatakan


Lama Kerja bertugas menjadi Karakteristi lama jika ≥
perawat k 5 tahun
pelaksana diruang
Responden 2. Dikatakan
rawat Waraney,
Katrili, Cakalele baru jika < 5
Rumah Sakit tahun.
Jiwa Prof. Dr.

xlvi
V.L
Ratumbuysang.
Nominal Baik jika >
Dependen: Perilaku caring
89
Perilaku merupakan suatu
Caring tindakan yang Kuesioner Kurang
didasari oleh Baik jika ≤
kepedulian, kasih 89.
sayang,
keterampilan,
empati, tanggung
jawab, sensitive,
dan dukungan.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian observasional analtik dengan pendekatan cross

sectional yaitu jenis penelitian dengan waktu pengukuran atau observasi

data dalam satu kali pada satu waktu yang bersamaan. Pendekatan ini

digunakan untuk melihat Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku

Caring Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L

Ratumbuysang (Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai agustus 2019

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di ruang rawat inap Waraney,

Katrili, Cakalele Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

xlvii
C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan dari objek yang akan diteliti

(Sunyoto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat

yang ada di ruang rawat Waraney 14 orang, Katrili 14 orang, Cakalele

13 orang Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang yaitu 41

orang.

2. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki

oleh populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi (Sugiyono, 2011).

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan

menggunakan total populasi dengan jumlah 41 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan alat bantu yang digunakan dalam

pengambilan data yang terdiri dari pertanyaan secara tertulis kepada

sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan atau jawaban

(Notoatmodjo, 2012). Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner

yang dikutip dari milik Rika tahun 2012 mahasiswa Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang meneliti tentang Hubungan Perilaku

Caring Perawat Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien di

Ruang Rawat Inap, maka tidak dilakukan lagi uji validitas dan reliabilitas.

xlviii
Kuesioner dalam penelitian ini mengenai :

1. Karakteristik Perawat

Kuesioner karakteristik terdiri dari identitas responden item 1 sampai 5

yang terdiri dari nama inisial responden, usia responden, jenis kelamin

responden, tingkat pendidikan responden, dan lama kerja responden.

2. Kuesioner Perilaku Caring

Kuesioner penelitian ini memiliki 36 pertanyaan menggunakan Skala

Likert, dalam bentuk pertanyaan dengan jawaban Tidak Pernah (TP):

diberi nilai 1, Kadang-Kadang (KK): diberi nilai 2, sering (SR): diberi

nilai 3, Selalu (SL): diberi nilai 4.

E. Pengumpulan Data

1. Data primer

Merupakan data yang didapatkan dengan cara melakukan

pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan observasi langsung

kepada respon penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapatkan melalui instansi terkait,

seperti data administratif rumah sakit, data dari Dinas kesehatan dan soft

data dari internet .

F. Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

xlix
1. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan

dengan memeriksa kesinambungan data, dan memeriksa keseragaman

data.

2. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam data, semua jawaban atau data

perlu disederhanakan perlu simbol-simbol tertentu, untuk setiap jawaban.

3. Tabulasi data

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data suatu tabel

menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, tabel

lebih mudah dianalisa. Tabel berikut dapat berupa tabel sederhana atau

tabel silang.

G. Analisa data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan suatu proses pengolahan data dengan

mengambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau

grafik (Setiadi, 2013). Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan

karakteristik perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan jiwa

di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

2. Analisa Bivariat

l
Untuk membunktikan ada atau tidaknya hubungan karakteristik

perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan jiwa untuk

dianalisa dengan uji chi-square. dari hasil perbandingan kedua

variabel terikat bebas tersebut akan ditentukan apakah hipotesis

diterima atau ditolak. Apakah nilai yang didapat lebih besar dari pada

nilai singnifikan nilai p> α, (α=0,05), maka hipotesis 0 ditolak dan

hipotesis alternatif

ditetrima. Tapi apabila nilai yang didapat lebih kecil dari pada

singnifikasi p<α, maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak.

H. Etika Penelitian

Penelitian ini harus mendapatkan rekomendasi dari pimpinan

Universitas Pembangunan Indonesia Manado dan pimpinan Program studi

ilmu keperawatan dan ijin pimpinan atau direktur utama Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

Dilokasi tempat penelitian setelah mendapat persetujuan dari institusi

tempat penelitian maka peneliti berhak untuk melakukan penelitian dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Selain itu, responden juga harus diberi penjelasan bahwa responden

bebes dari eksploitasi dan informasi yang didapatkan tidak digunakan

untuk hal-hal yang merugikan responden dalam bentu apapun. Jika

li
subjek bersedia diteliti maka harus menanda tangani lembar persetujuan,

jika subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantum nama subjek pada lembar pengumpulan data atau kuesioner

yang diisi oleh subjek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin kerahasiaannya

karena peneliti hanya menggunakan data sesuai kebutuhan dalam

penelitian

lii
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang berlokasi di jalan

Bethesda Nomor 77, termasuk dalam wilayah kelurahan Kleak, Kecamatan

Sario, Kota Manado, dengan luas areah tanah ± 3,88 Ha. Rumah Sakit Prof.

Dr. V.L. Ratumbuysang memiliki Visi “Terwujudnya Rumah Sakit

Terakreditasi Dan Mandiri”. Sedangkan Misi dari Rumah Sakit yaitu :

1. Menjadikan Rumah Sakit Unggulan dalam Pelayanan Kesehatan dan

Sebagai Pusat Rujukan di Bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa dengan

menata manajemen rumah sakit lebih efektif, efisien, dan berdayaguna.

2. Melaksanankan pelayanan professional dan berkualitas di bidang

kesehatan SDM yang terampil, produktif, dan kompoten.

liii
3. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman, damai, dan

sehat serta mutu pelayanan yang baik dilengkapi dengan peralatan

canggih dan akurat.

Sumber Daya Manusia/ Ketenagaan

Untuk mendukung terselenggaranya kegiatan Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.

Ratumbuysang Manado di dukung dengan keberadaan tenaga :

a. Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian

PNS : 296 orang

CPNS : 21 orang

Jumlah : 317 orang

b. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin

Laki-laki : 97 orang

Perempuan : 220 orang

Jumlah : 317 orang

c. Jumlah pegawai berdasarkan kualifikasi pendidikan

Dokter Spesialis : 19 orang

Strata II (S2) : 7 orang

Strata I (S1) : 79 orang

Diploma III (D3) : 85 orang

SLTA/Sederajat : 125 orang

Lainnya : 3 orang

Jumlah : 317 orang

liv
Status dan Daftar Hukum

Dalam peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 4 Tahun 2008, telah

ditetapkan pembentukan Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A Provinsi

Sulawesi Utara merupakan Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur penunjang

Pemerintah Provinsi, dipimpin oleh seorang Direktur dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekertaris Daerah Provinsi Sebelum menjadi milik

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, lembaga ini merupakan pelayanan teknis

milik Departemen Kesehatan RI dengan nama resmi Rumah Sakit Jiwa Pusat

Manado. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 dan Perda

No. 4 Tahun 2008, maka Badan Pengelola Rumah Sakit Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang Manado berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A

dengan tingkat Eselon II B sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan Pada

tahun 2013 berubah menjadi Rumah Sakit Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang

Manado. Sejak tahun 2003, untuk menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat

atas pelayanan kesehatan, maka rumah sakit ini telah berupaya untuk

mengembangkan pelayanan menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan

kesehatan jiwa dan Napza dan pelayanan kesehatan umum.

2. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia

Usia (Tahun n Presentase (%)

lv
17-25 1 2,4

26-35 14 34,1

36-45 13 31,7

46-55 13 31,7

Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden

berusia 26-35 tahun berjumlah 14 responden dengan presentase 34,1%

sedangkan sisanya berusia 17-25 tahun berjumlah 1 responden dengan

presentase 2,4%, dan responden berusia 36-45 tahun berjumlah 13 responden

dengan presentase 31,7%

dan responden berusia 46-55 tahun berjumlah 13 responden dengan

presentase 31,7%.

b. Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarka


Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N Presentase (%)
Laki-laki 17 41,5

Perempuan 24 58,5

Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang paling

banyak adalah perempuan berjumlah 24 responden dengan presentase 58,5%,dan

jenis kelamin laki-laki berjumlah 17 responden dengan presentase 41,5%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

lvi
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Bersarkan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan n Presentase

(%)
Tinggi: D3, S1, S2. 24 58,5

Rendah: SPK. 17 41,5

Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden

yang paling banyak adalah pendidikan tinggi berjumlah 24 dengan presentase

58,5%, dan pendidikan rendah berjumlah 17 responden dengan presentase 41,5%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Lama Kerja
Lama Kerja n Presentase (%)
≥ 5 Tahun 24 58,5

< 5 Tahun 17 41,5

Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa paling banyak responden

dengan kategori lama kerja ≥5 tahun berjumlah 24 responden dengan presentase

58,5% sedangkan responden dengan kategori lama kerja <5 tahun berjumlah 17

responden dengan presentase 41,5%.

e. Perilaku Caring perawat

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat

Perilaku Caring n Presentase (%)

lvii
Baik 24 58,5

Kurang Baik 17 41,5

Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa paling banyak responden yang

memiliki perilaku caring baik berjumlah 24 responden dengan presentase 58,5%

sedangkan responden yang memiliki perilaku caring kurang baik berjumlah 17

responden dengan presentase 41,5%.

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (usia, tingkat pendidikan, lama kerja) dengan variabel dependen

(perilaku caring perawat) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang

dengan menggunakan uji Chi-square. Selengkapnya hasil analisis bivariat

disajikan dalam tabel sebagai berikut :

a. Usia

Tabel 5.5 Distribusi Usia Perawat Dengan Perilaku Caring Pada Pasien
Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

Usia Perilaku Caring P Value

Perawat Total
Baik Kurang Baik

1 0
17-25 Tahun 2,4% 0.0% 1
12 2 2,4%
26-35 Tahun 29,3% 4,9% 14
6 7 34,1%
36-45 Tahun 14,6% 17,1% 13 ,047
5 8 31,7%

lviii
46-55 Tahun 19,5% 13
12,2% 31,7%
17
24 41,5% 41
Total 58,5% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa responden yang berusia

17-25 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 1 (2,4%) responden dan 0

(0,0%) responden memiliki perilaku caring kurang baik, dan responden yang

berusia 26-35 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 12 (29,3%)

responden dan 2 (4,9%) responden memiliki perilaku caring kurang baik, dan

responden yang berusia 36-45 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 6

(14,6%) respoden dan 7 (17,1%) responden memiliki perilaku caring kurang baik

dan responden yang berusia 46-55 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak

5 (12,2%) responden dan 8 (19,5%) responden memiliki perilaku caring kurang

baik. Berdasarkan hasil uji Chi-Square antara hubungan usia perawat dengan

perilaku caring diperoleh nilai p=0,047 < ɑ=0,05 yang artinya ada hubungan

bermakna antara hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

b. Tingkat pendidikan

Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Perilaku Caring


Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.
Ratumbuysang.
Tingkat Pendidikan Perilaku Caring P Value Odds

Perawat Total Ratio


Baik Kurang Baik

Tinggi: D3, S1, S2 19 5 24


46,3% 12,2% 58,5%

lix
Rendah: SPK 5 12 17 ,004 9.120
12,2% 29,3% 41,5%

24 17 41
Total 58,5% 41,5% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa responden yang

berpendidikan tinggi memiliki perilaku caring baik sebanyak 19 (46,3%)

responden dan 5 (12,2%) responden memiliki perilaku caring kurang baik

sedangkan responden yang berpendidikan rendah memiliki perilaku caring baik

sebanyak 5 (12,2%) responden dan 12 (29,3%) responden memiliki perilaku

caring kurang baik. Berdasarkan hasil uji Chi-Square antara hubungan tingkat

pendidikan perawat dengan perilaku caring diperoleh nilai p=0,004 < ɑ=0,05

yang artinya ada hubungan bermakna antara hubungan tingkat pendidikan perawat

dengan perilaku caring pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

V.L. Ratumbuysang dengan odss ratio= 9.120 artinya responden memiliki

pendidikan tinggi:D3,S1,S2 berpeluang 9 kali memiliki perilaku caring baik

dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan rendah:SPK.

c. Lama Kerja

Tabel 5.7 Distribusi Lama Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring


Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.
Ratumbuysang.

Lama Kerja Perilaku Caring P Value Odds

Perawat Total Ratio


Baik Kurang Baik

Lama >5 Tahun 19 5 24


46,3% 12,2% 58,5%
Baru <5 Tahun 5 12 17 ,004 9.120
12,2% 29,3% 41,5%

lx
24 17 41
Total 58,5% 41,5% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa responden dengan lama

kerja >5 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 19 (46,3%) responden dan

5 (12,2%) responden memiliki perilaku caring kurang baik sedangkan responden

dengan lama kerja <5 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 5 (12,2%)

responden dan 12 (29,3%) responden memiliki perilaku caring kurang baik.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square antara hubungan lama kerja perawat dengan

perilaku caring diperoleh nilai p=0,004 < ɑ=0,05 yang artinya ada hubungan

bermakna antara hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang dengan

odss ratio= 9.120 artinya responden memiliki lama kerja ≥5 tahun berpeluang 9

kali memiliki perilaku caring baik dibandingkan dengan responden yang memiliki

lama kerja <5 tahun.

B. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Usia

Berdasarkan hasil uji frekuensi dapat diketahui bahwa lebih banyak

responden berusia 26-35 tahun berjumlah 14 responden dengan

presentase 34,1% sedangkan sisanya berusia 17-25 tahun berjumlah 1

responden dengan presentase 2,4%, dan responden berusia 36-45 tahun

lxi
berjumlah 13 responden dengan presentase 31,7% dan responden berusia

46-55 tahun berjumlah 13 responden dengan presentase 31,7%.

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil uji frekuensi dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden yang paling banyak adalah pendidikan tinggi berjumlah 24

dengan presentase 58,5%, dan pendidikan rendah berjumlah 17

responden dengan presentase 41,5%.

c. Lama Kerja

Berdasarkan hasil uji frekuensi dapat diketahui bahwa paling banyak

responden dengan kategori lama kerja ≥5 tahun berjumlah 24 responden

dengan presentase 58,5% sedangkan responden dengan kategori lama

kerja <5 tahun berjumlah 17 responden dengan presentase 41,5%.

d. Perilaku Caring perawat

Berdasarkan hasil uji frekuensi dapat diketahui bahwa paling banyak

responden yang memiliki perilaku caring baik berjumlah 24 responden

dengan presentase 58,5% sedangkan responden yang memiliki perilaku

caring kurang baik berjumlah 17 responden dengan presentase 41,5%.

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan

jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

lxii
Usia sangat berpengaruh terhadap kinerja untuk berperilaku caring,

dimana semakin tua usia perawat maka dalam menerima sebuah

pekerjaan akan semakin bertanggungjawab dan berpengalaman. Hal ini

akan berdampak pada kinerja perawat untuk berperilaku caring pada

pasien semakin baik pula (Siagian, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41

responden yang memiliki perilaku caring baik sebanyak 24 (58,5%)

responden dan respoden yang memiliki perilaku caring kurang baik

sebanyak 17 (41,5%) responden. Hasil uji statistik dengan menggunakan

uji chi-square diperoleh nilai pvalue=0,047 (ρ=α< 0,05) maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan antara usia perawat

dengan perilaku caring pada pasien gangguan di Rumah Sakit Jiwa Prof.

Dr. V.L Ratumbuysang.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Abdul (2016)

yang menyatakan bahwa usia >31 tahun memiliki perilaku caring baik

sebanyak 75 (65,8%) responden dan usia 25-31 tahun memiliki perilaku

caring kurang baik sebanyak 39 (34,2%) responden.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Istioningsih (2018) yang mengatakan bahwa ada hubungan positif antara

usia perawat dengan perilaku caring perawat dengan uji spearman rho

diperoleh nilai pvalue=0,000 (ρvalue< 0,05), dan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,303.

lxiii
b. Hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku caring pada

pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat

kemampuannya. Kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan tingkat

pendidikan adalah kemampuan intelektual, dengan adanya kemampuan

intelektual yang meningkat pada seseorang maka diharapkan dapat

mengambil keputusan yang tepat termasuk keputusan untuk bersikap atau

berperilaku. Tingkat pendidikan yang tinggi menyebabkan seseorang

lebih mampu dan menerima tanggung jawab. Sehingga diharapkan

dengan semakin tingginya tingkat pendidikan perawat semakin besar

pula rasa tanggung jawabnya dan semakin baik juga sikapnya terhadap

pasien (Gibson, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden

yang berpendidikan tinggi D3/S1 memiliki perilaku caring baik sebanyak

24 (58,5%) responden, dan responden yang berpendidikan rendah SPK

memiliki perilaku caring kurang baik sebanyak 17 (41,5%) responden.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai

pvalue=0.004 (p=α <0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya

terdapat hubungan antara tingkat pendidikan perawat dengan perilaku

caring pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang.

lxiv
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Abdul

(2016) yang menyatakan bahwa paling banyak responden dengan

pendidikan D-III memiliki perilaku caring baik sebanyak 91 (79,8)

reponden, dan responden dengan pendidikan S1 memiliki perilaku caring

kurang baik sebanyak 23 (20,2%) responden.

c. Hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

Semakin lama masa kerja perawat maka semakin baik perilaku

caring perawat, dibandingkan dengan perawat yang masa kerjanya masih

baru. Semakin lama seseorang bekerja, maka keterampilan dan

pengalamannya juga semakin meningkat (Robbins & Judge, 2010).

Pengalaman merupakan salah satu cara kepemilikan pengetahuan yang

dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Pikiran dan

perasaan bukan penyebab tindakan tapi oleh penyebab masa lalu.

Pengalaman yang dialami seseorang akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap (Azwar, 2012). Sehingga

pengalaman yang lebih banyak akan meningkatkan perilaku caring

perawat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41

responden dengan kategori lama kerja ≥5 tahun memiliki perilaku

caring baik sebanyak 24 (58,5%) responden, dan responden dengan

kategori lama kerja <5 tahun memiliki perilaku caring kurang baik

lxv
sebanyak 17 (41,5%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai pvalue=0,004 (ρ=α< 0,05) maka Ha diterima dan

Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan antara lama kerja perawat dengan

perilaku caring pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof.

Dr. V.L Ratumbuysang.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya

Wahyudi (2017) yang menyatakan bahwa paling banyak responden

dengan kategori lama kerja >5 tahun memiliki perilaku caring baik

sebanyak 45 (66,2%) responden, dan kategori lama kerja <5 tahun

memiliki perilaku caring kurang baik sebanyak 23 (33,8%) responden.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Abdul (2016)

yang menyatakan bahwa paling banyak responden dengan kategori lama

kerja >3 tahun memiliki perilaku caring baik sebanyak 68 (59,6%)

responden, dan kategori lama kerja <3 tahun memiliki perilaku caring

kurang baik sebanyak 46 (40,4%) responden.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Istioningsih (2018) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara

masa kerja perawat dengan perilaku caring perawat yang didukung

dengan uji spearman rho diperoleh nilai pvalue=0,001 (ρvalue< 0,05),

dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,289.

Dari hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa perilaku caring

perawat sangat berpengaruh bagi pasien. Perawat harus lebih

meningkatkan kepeduliannya terhadap pasien memberikan semangat,

lxvi
motivasi dan dukungan sehingga mereka tidak merasa putus asa dan

merasa sendiri.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di tarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Usia perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang sebagian

besar memiliki usia 26-35 tahun dengan jumlah 14 (34,1%).

2. Tingkat pendidikan perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan tinggi D3, S1,

S2 dengan jumlah 24(58,5%).

lxvii
3. Lama kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang

sebagian besar memiliki lama kerja ≥5 tahun dengan jumlah 24 (58,5%).

4. Perilaku caring perawat di Rumah Sakit jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang

sebagian besar memiliki perilaku caring baik dengan jumlah 24 (58,5%).

5. Hubungan usia perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan jiwa

di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. V.L. Ratumbuysang dengan p-value =0.047.

6. Hubungan tingkat pedidikan perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang dengan

p-value =0.004.

7. Hubungan lama kerja perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan

jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang dengan p-value

=0.004.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar dapat menjadi sarana pembelajaran dan referensi bagi

kalangan yang akan melakukan penelitian.

2. Bagi rumah sakit

lxviii
Diharapkan pihak rumah sakit melakukan pendidikan kesehatan seperti

seminar dan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan perilaku caring

perawat terhadap penderita gangguan jiwa.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan

hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring pada pasien

gangguan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wakhid (2016). Hubungan Karakteristik Individu Dengan Perilaku Caring

Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. Soerojo Magelang

Ainullah, Nurla Isna. 2011. Pendidikan Karakter. Jogyakarta: Laksana.

Arif Iman Setiadi. (2016). Psikologi Positif : Pendekatan Saintifak Menuju

Kebahagiaan. Jakarta: PT. Gramedia.

lxix
Danang, Sunyoto. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT. Refika

Aditama Anggota Ikapi.

Davison, C. G., Naele, M. J., & Kring, M. A. (2016). Psikologi Abnormal. Ed, 9.

Jakarta: Rajawi Pers.

Herdeatha, A. 2014. Hidup Bersama Penderita Skizofrenia. Sukarta: Binajiwa

(Majalah Catur Wulan RSJD Surakarta Edisi 16).

Istioningsih (2018). Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring

RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.

Ilyas, Yaslis. 2012. Kinerja, Teori, Penilaian Dan Penelitian. Jakarta: Pusat

Kajian.

Kaltara, (2009). Membangun Pribadi Caring Perawat.

Keliat, B.A dan Akemat 2012. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta: EGC.

Mendatu, Achmanto. 2010. Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma

Untuk Diri Sendri, Anak, Dan Orang Lain Disekitar Anda. Yogyakarta:

Jalasutra.

Muttaqin H, Sihombing. 2012. Buku Ajar Psikiater Klinis 2nd ed. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam.(2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan

praktek.Jakarta : Salemba Medika.

lxx
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba

Medika

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.

Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC

PPNI. (2016). Perubahan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Perawat Indonesia, Dewan Pengurus Pusat.

Prayitno, Belferik Manullang. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan

Bangsa. Jakarta: PT. Grasindo.

Riyadi, Sujono dan Teguh Purwonto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Garaha Ilmu.

Simanjuntak, J. 2012. Konseling Gangguan Jiwa Dan Okultisme (Membedakan

Gangguan Jiwa Dan Kerasukan Setan). Jakarta: Pt Gramedia Pustaka

Utama.

Sipayung, A. 2010. Hati-Hati Mengatakan Anda Tidak Sakit Jiwa. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Karisinus.

Setiadi (2013). Konsep Dasar Praktek Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta

lxxi
wahyudi (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Caring

Perawat Di Ruang Perawatan Interna RSUD Sinjai.

Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta

World Health Organization. Definisi Sehat WHO: WHO; 1947 [cited 2016 20

February]. Available from: www.who.int.

Yosep, I (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance

Mental Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,

lxxii
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado, saya akan melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku
Caring Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L.
Ratumbuysang”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik perawat di
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang, mengetahui perilaku caring
perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang, menganalisa
hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring pada pasien gangguan
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan kerendahan hati saya mohon


partisipasi dan kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk menjadi responden dalam
penelitian ini semua data maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Jika bersedia
menjadi responden, mohon untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden yang telah disediakan dan mohon menjawab pertanyaan dalam
kuesioner dengan sejujurnya.

Kesediaan dan perhatian bapak/ibu/saudara/i sangat saya harapkan dan atas


partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Manado, Juli 2019


Peneliti
( Meilanda Beba)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia

untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

lxxiii
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado,

dengan judul “Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Perilaku Caring Pada

Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang”.

Saya memahami dan menyadari bahwa informasi yang saya berikan ini

sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang

keperawatan dan tidak mengakibatkan hal yang merugikan bagi saya. Oleh karena

itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Responden Peneliti

( ) ( Meilanda Beba)

LAMPIRAN 3

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PERILAKU


CARING PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA
PROF. Dr. V. L. RATUMBUYSANG

lxxiv
Kepada Responden yang Terhormat :
Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak, ibu, saudara/i untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada, partisipasinya sangat diharapkan dalam
pengisian kuesioner ini. Saya harap informasi yang diberikan adalah sesuai
dengan keyakinan bapak, ibu, saudara/i. Semua keterangan dan jawaban yang
diperoleh di jamin kerahasiaannya, setiap jawaban yang bapak, ibu, saudara/i
berikan merupakan bantuan yang tidak ternilai besarnya bagi peneliti.
Terima kasih atas bantuan dan kesediaan bapak, ibu, saudara/i yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Tanggal Penelitian :
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang anda
maksud.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :

S1/Ners

D-III

SPK

Lama Kerja : Tahun


I. KUESIONER PERILAKU CARING PERAWAT
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman

bapak/ibu/saudara/i dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien yaitu:

Tidak Pernah (TP), Kadang-Kadang (KK), Sering (SR), Selalu (SL).

NO. PERNYATAAN TP KK SR SL

lxxv
1. Tidak pilih kasih antara pasien satu dengan pasien
yang lain.
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
atau keluarga,
3. Bicara dengan sopan dan suara lembut.
4. Merasa puas jika dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan baik.
5. Menanamkan kepercayaan dan harapan akan
keberhasilan pengobatan kepada pasien.
6. Memberikan semangat kepada pasien dan
meyakinkan bahwa pasien dapat sembuh.
7. Memberikan semangat kepada pasien saat mereka
merasa putus asa.
8. Memfasilitasi pasien atau keluarga untuk alternatif
pengobatan yang paling tepat.
9. Menghargai perasaan pasien atau keluarga.
10. Merasakan apa yang dirasakan pasien atau
keluarga.
11. Mendorong pasien atau keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya.
12. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
kepada pasien atau keluarga.
13. Memberikan perhatian kepada pasien ketika mereka
sedang berbicara.
14. Memberikan respon secara verbal terhadap
panggilan atau keluhan pasien atau keluarga.
15. Tidak menyembunyikan kesalahan saat melakukan
perawatan pada pasien.
16. Menjawab pertanyaan yang ditanyakan pasien
dengan baik dan jujur.
17. Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
pasien atau keluarga.
18. Memberikan waktu dan mendengarkan keluhan
pasien.
19. Menyusun jadwal kegiatan untuk pasien sesuai
dengan kemampuannya.
20. Mendiskusikan masalah yang menjadi kekhawatiran

lxxvi
pasien.
21. Memberikan solusi akan keluhan maupun perasaan
yang di utarakan oleh pasien.
22. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien.
23. Menetapkan masalah berdasarkan identifikasi yang
ditemukan.
24. Menetapkan rencana tindak lanjut dari penyelesaian
masalah.
25. Memberikan informasi yang jelas mengenai
perawatan pada pasien atau keluarga.
26. Membantu pasien untuk menyelesaikan masalah.
27. Membantu pasien untuk melakukan suatu tindakan
dengan mempraktekannya.
28. Memberikan penjelasan atau mengajaran untuk
memampukan pasien dalam memenuhi
kebutuhannya.
29. Memfasilitasi pasien agar dapat melakukan hal-hal
29. Memfasilitasi pasien agar dapat melakukan hal-hal
yang dapat dikerjakan.
30. Memfasilitasi pasien untuk bersosialisasi dengan
lingkungan.
31. Memberikan tindakan yang memberi rasa nyaman
secara fisik dan privasi.
32. Menjaga lingkungan agar selalu bersih dan tetap
tenang.
33. Mengenali kebutuhan pasien.
34. Membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari misalnya makan, minum, personal
hygine pada pasien yang tidak mampu
melakukannya.
35. Memberikan kebebasan pada pasien untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
36. Memberikan pelajaran rohani kepada pasien sesuai
dengan kepercayaannya dan mensyukuri apa yang
dimilikinya.

lxxvii
Karakteristik Responden
No.
Responden Inisial Nama Usia (Tahun) Jenis Kelamin Kode Tingkat Pendidikan Kode Lama Kerja Kode
Kode
1 S.R 42 3 Perempuan 2 SPK 2 21 Tahun 1
2 H.W 31 2 Perempuan 2 S1 1 10 Tahun 1
3 M.K 31 2 Laki-Laki 1 SPK 2 11 Tahun 1
4 J.P 23 1 Laki-Laki 1 S1 1 10 Tahun 1
5 J.S 31 2 Perempuan 2 S1 1 9 Tahun 2
6 N.L 50 4 Laki-Laki 1 SPK 2 9 Tahun 2
7 L.P 27 2 Perempuan 2 SPK 2 2 Tahun 2
8 L.S 35 2 Perempuan 2 SPK 2 11 Tahun 1
9 H.M 31 2 Laki-Laki 1 D3 1 10 Tahun 1
10 S.R 34 2 Perempuan 2 S1 1 4 Tahun 2
11 J.K 45 3 Laki-Laki 1 SPK 2 14 Tahun 1
12 A.S 38 3 Laki-Laki 1 D3 1 7 Tahun 2
13 R.M 40 3 Perempuan 2 SPK 2 5 Tahun 2
14 A.M 33 2 Perempuan 2 S1 1 10 Tahun 1
15 J.S 28 2 Perempuan 2 S1 1 10 Tahun 1
16 S.K 33 2 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
17 H.K 41 3 Laki-Laki 1 S1 1 12 Tahun 1
18 D.K 40 3 Laki-Laki 1 S1 1 18 Tahun 1
19 D.J.N 44 3 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
MASTER TABEL

66
O 50 4 Laki-Laki 1 S1 1 27 Tahun 1
20
21 C.NG 52 4 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
22 M.P 51 4 Perempuan 2 S1 1 24 Tahun 1
23 L.M 48 4 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
24 A.W 34 2 Perempuan 2 S1 1 15 Tahun 1
25 G.H 32 2 Perempuan 2 SPK 2 8 Tahun 2
26 H.S 40 3 Laki-Laki 1 S1 1 23 Tahun 1
27 S.R 40 3 Perempuan 2 S1 1 9 Tahun 2
28 D.S 58 4 Perempuan 2 SPK 2 33 Tahun 1
29 S.W.P 31 2 Laki-Laki 1 D3 1 10 Tahun 1
30 W.L 40 3 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
31 I.T 37 3 Perempuan 2 S1 1 14 Tahun 1
32 H.T 42 3 Laki-Laki 1 SPK 2 9 Tahun 2
33 S.P 36 3 Laki-Laki 1 D3 1 15 Tahun 1
34 T.P 46 4 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
35 P.T 48 4 Laki-Laki 1 D3 1 20 Tahun 1
36 M.K 50 4 Laki-Laki 1 S1 1 29 Tahun 1
37 G 52 4 Perempuan 2 SPK 2 9 Tahun 2
38 R.K 47 4 Laki-Laki 1 D3 1 28 Tahun 1
39 V.Y 50 4 Perempuan 2 S1 1 29 Tahun 1
40 M.D 50 4 Laki-Laki 1 S1 1 9 Tahun 2
41 A.M 34 2 Perempuan 2 S1 1 12 Tahun 1
Aspek Pertanyaan Kuesioner Perilaku Caring Juml
No ah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 122

67
2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140
3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 131
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 141
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 134
6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 114
7 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 130
8 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 131
9 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141
10 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 139
11 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 115
12 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 120
13 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 113
14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 140
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 135
16 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 123
17 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 120
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
19 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 131
20 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 131
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
22 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 137
23 4 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 105
24 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 128
25 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 126

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 141

68
27 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 131
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 128
29 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 128
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108
31 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 137
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108
33 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 128
34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 126
35 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 128
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 135
37 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 117
38 1 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 119
39 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 2 4 3 2 3 1 2 4 4 4 4 2 104
40 3 4 3 2 3 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 102
41 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 137

Kategori
Skor Akhir
Perilaku Caring
85 2
97 1
91 1
98 1
93 1
79 2
90 1

69
91 1
98 1
97 1
80 2
84 2
78 2
97 1
94 1
85 2
83 2
99 1
91 1
91 1
25 2
95 1
73 2
89 1
88 2
98 1
91 1
89 1
89 1
75 2
95 1
75 2
89 1
88 2

70
89 1
94 1
81 2
83 2
72 2
71 2
95 1

Keterangan:
- Inisial Nama
- Usia
1. Remaja Akhir 17-25 Tahun
2. Dewasa Awal 26-35 Tahun
3. Dewasa Akhir 36-45 Tahun
4. Lansia Awal 46-55 Tahun
- Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
- Pendidikan Terakhir
1. Pendidikan Tinggi : D3,S1,S2
2. Pendidikan Rendah : SPK
- Lama Kerja
1. Dikatakan Lama jika >5 Tahun
2. Dikatakan Baru Jika <5 Tahun
- Perilaku Caring Perawat
1. Tidak Pernah (TP) : 1

71
2. Kadang - Kadang (KK) : 2
3. Sering (SR) : 3
4. Selalu (SL) : 4

72
LAMPIRAN 5

HASIL ANALISA DATA

Frekuensi Karakteristik Responden

Statistics

Jenis Tingkat Lama Perilaku Kategori Perilaku


Usia Kelamin Pendidikan Kerja Caring Caring

N Valid 41 41 41 41 41 41

Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.9268 1.5854 1.4146 1.4146 86.4634 1.4146
Std. Error of Mean .13700 .07790 .07790 .07790 1.96310 .07790
Median 3.0000 2.0000 1.0000 1.0000 89.0000 1.0000
a
Mode 2.00 2.00 1.00 1.00 89.00 1.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 25.00 1.00
Maximum 4.00 2.00 2.00 2.00 99.00 2.00
Sum 120.00 65.00 58.00 58.00 3545.00 58.00
Percentiles 25 2.0000 1.0000 1.0000 1.0000 82.0000 1.0000

50 3.0000 2.0000 1.0000 1.0000 89.0000 1.0000

75 4.0000 2.0000 2.0000 2.0000 94.5000 2.0000

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel Frekuensi
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-25 Tahun 1 2.4 2.4 2.4

26-35 Tahun 14 34.1 34.1 36.6

36-45 Tahun 13 31.7 31.7 68.3

46-55 Tahun 13 31.7 31.7 100.0

Total 41 100.0 100.0

66
Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 17 41.5 41.5 41.5

Perempuan 24 58.5 58.5 100.0

Total 41 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi: D3, S1, S2 24 58.5 58.5 58.5

Rendah: SPK 17 41.5 41.5 100.0

Total 41 100.0 100.0

Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lebih dari 5 tahun 24 58.5 58.5 58.5

Kurang dari 5 tahun 17 41.5 41.5 100.0

Total 41 100.0 100.0

67
Perilaku Caring

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 25.00 1 2.4 2.4 2.4

71.00 1 2.4 2.4 4.9

72.00 1 2.4 2.4 7.3

73.00 1 2.4 2.4 9.8

75.00 2 4.9 4.9 14.6

78.00 1 2.4 2.4 17.1

79.00 1 2.4 2.4 19.5

80.00 1 2.4 2.4 22.0

81.00 1 2.4 2.4 24.4

83.00 2 4.9 4.9 29.3

84.00 1 2.4 2.4 31.7

85.00 2 4.9 4.9 36.6

88.00 2 4.9 4.9 41.5

89.00 5 12.2 12.2 53.7

90.00 1 2.4 2.4 56.1

91.00 5 12.2 12.2 68.3

93.00 1 2.4 2.4 70.7

94.00 2 4.9 4.9 75.6

95.00 3 7.3 7.3 82.9

97.00 3 7.3 7.3 90.2

98.00 3 7.3 7.3 97.6

99.00 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Kategori Perilaku Caring

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 24 58.5 58.5 58.5

Kurang Baik 17 41.5 41.5 100.0

Total 41 100.0 100.0

68
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Kategori Perilaku


41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Caring

Usia * Kategori Perilaku Caring Crosstabulation

Kategori Perilaku Caring

Baik Kurang Baik Total

Usia 17-25 Tahun Count 1 0 1

% of Total 2.4% 0.0% 2.4%

26-35 Tahun Count 12 2 14

% of Total 29.3% 4.9% 34.1%

36-45 Tahun Count 6 7 13

% of Total 14.6% 17.1% 31.7%

46-55 Tahun Count 5 8 13

% of Total 12.2% 19.5% 31.7%


Total Count 24 17 41

% of Total 58.5% 41.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 7.949a 3 .047


Likelihood Ratio 8.886 3 .031
Linear-by-Linear Association 6.853 1 .009
N of Valid Cases 41

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .41.

69
Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .403 .047


Ordinal by Ordinal Gamma .623 .168 3.092 .002
N of Valid Cases 41

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Usia (17-25 a

Tahun / 26-35 Tahun)

a. Risk Estimate statistics cannot be


computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Pendidikan *
41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Kategori Perilaku Caring

Tingkat Pendidikan * Kategori Perilaku Caring Crosstabulation

Kategori Perilaku Caring

Baik Kurang Baik Total

Tingkat Pendidikan Tinggi: D3, S1, S2 Count 19 5 24

% of Total 46.3% 12.2% 58.5%

Rendah: SPK Count 5 12 17

% of Total 12.2% 29.3% 41.5%


Total Count 24 17 41

% of Total 58.5% 41.5% 100.0%

70
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10.150a 1 .001


Continuity Correctionb 8.203 1 .004
Likelihood Ratio 10.476 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.902 1 .002
N of Valid Cases 41

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.05.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .445 .001


Ordinal by Ordinal Gamma .802 .130 3.535 .000
N of Valid Cases 41

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Tingkat


Pendidikan (Tinggi: D3, S1, 9.120 2.172 38.296
S2 / Rendah: SPK)
For cohort Kategori Perilaku
2.692 1.253 5.781
Caring = Baik
For cohort Kategori Perilaku
.295 .128 .682
Caring = Kurang Baik
N of Valid Cases 41

71
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Lama Kerja * Kategori


41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Perilaku Caring

Lama Kerja * Kategori Perilaku Caring Crosstabulation

Kategori Perilaku Caring

Baik Kurang Baik Total

Lama Kerja Lebih dari 5 tahun Count 19 5 24

% of Total 46.3% 12.2% 58.5%

Kurang dari 5 tahun Count 5 12 17

% of Total 12.2% 29.3% 41.5%


Total Count 24 17 41

% of Total 58.5% 41.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10.150a 1 .001


b
Continuity Correction 8.203 1 .004
Likelihood Ratio 10.476 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.902 1 .002
N of Valid Cases 41

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.05.
b. Computed only for a 2x2 table

72
Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .445 .001


Ordinal by Ordinal Gamma .802 .130 3.535 .000
N of Valid Cases 41

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Lama Kerja


(Lebih dari 5 tahun / Kurang 9.120 2.172 38.296
dari 5 tahun)
For cohort Kategori Perilaku
2.692 1.253 5.781
Caring = Baik
For cohort Kategori Perilaku
.295 .128 .682
Caring = Kurang Baik
N of Valid Cases 41

73
LAMPIRAN 6

DOKUMENTASI PENELITIAN

74
75
LAMPIRAN 7

PERMOHONAN PERMINTAAN DATA AWAL

76
LAMPIRAN 8

PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

77
LAMPIRAN 9

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

78

Anda mungkin juga menyukai