Dosen Pengampu:
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB 1 :
Enam jumlah siswa dan sekolah yang disebutkan mencakup semua tingkatan
pendidikan (mulai dari anak usia dini/ECD hingga perguruan tinggi), publik dan
swasta. Jumlah guru adalah dari ECD sampai dengan Senior Secondary, termasuk
pendidikan termasuk pegawai negeri sipil dan pegawai non-sipil, guru tetap dan
kontrak (MoEC, 2010 dan NUPTK, 2011). 7 Kementerian Keuangan, pertanian,
industri, energi dan sumber daya mineral, transportasi, Kesehatan, kehutanan,
Kelautan dan Perikanan, pariwisata dan ekonomi kreatif, pemuda dan olahraga,
pertahanan, dan tenaga kerja dan Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, Badan
Meteorologi-Klimatologi dan Geofisika, badan energi nuklir nasional, Departemen
Ofpemuda dan olahraga, Departemen Pertahanan, Kementerian Tenaga kerja dan
Transmigrasi, Perpustakaan Nasional, dan Departemen Koperasi dan kecil &
menengah Perusahaan.
Baik pemerintah pusat dan daerah bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
mengelola tenaga kependidikan. Program sertifikasi guru saat ini, misalnya, dipimpin
oleh Kemendikbud dalam koordinasi dengan pemerintah kabupaten. Skema yang
sedang berlangsung untuk mendistribusikan kembali guru-guru PNS memberikan
contoh lain: peraturan dan pedoman teknis diperkenalkan oleh Kemendikbud,
sementara analisis kebutuhan guru dan redistribusi dipimpin oleh kabupaten (untuk
redistribusi di dalam kabupaten) dan oleh pemerintah provinsi (untuk redistribusi
lintas kabupaten). Pemerintah pusat juga menetapkan kuota untuk sertifikasi
profesional.
Instansi pemerintah pusat lainnya tetap bertugas menetapkan tarif gaji untuk pegawai
negeri dan mentransfer anggaran pemerintah kabupaten. MenPAN, Kemenkeu dan
Badan Layanan Sipil Nasional (BKN) memainkan peran penting dalam merekrut
guru pegawai negeri dan menentukan kuota pegawai negeri, sementara pemilihan,
penempatan, dan pengelolaan guru pegawai negeri ditangani oleh pemerintah
kabupaten.
Sekolah memiliki otonomi yang besar atas keputusan operasional, anggaran, dan
programatis. Sejak 2003, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) telah diterapkan pada
semua tahap pendidikan formal. Dengan demikian, tingkat kekuatan pengambilan
keputusan dan manajemen telah beralih ke tingkat sekolah, dengan
mempertimbangkan norma-norma setempat dan mendorong keterlibatan masyarakat.
Bukti MBS terlihat dalam peran bersama yang dimainkan oleh kepala sekolah, guru
dan komite sekolah dalam alokasi dana BOS, dan dalam pengembangan anggaran
sekolah dan rencana kerja sekolah.
Mengelola sistem yang begitu besar dan rumit jelas merupakan suatu tantangan.
Sistem desentralisasi berarti pemerintah pusat memiliki pengaruh terbatas terhadap
keputusan kabupaten. Dalam konteks ini, peraturan mungkin terbukti sulit untuk
ditegakkan. Insentif, di sisi lain, dapat memiliki pengaruh besar terhadap keputusan
kabupaten, sebagaimana dibuktikan dalam laporan ini oleh masalah pengangkatan
guru. Maka dengan insentif yang tepat, mekanisme transfer dapat menjadi alat yang
ampuh untuk memandu belanja daerah. Namun, ini mungkin tidak cukup. Dukungan
tambahan dari pemerintah pusat mungkin diperlukan untuk kabupaten atau sekolah
berkapasitas rendah. Seperti yang akan kita lihat dalam laporan ini, baik insentif
yang tepat maupun dukungan tambahan saat ini tidak ada, jadi mengingat
peningkatan besar dalam sumber daya setelah implementasi "aturan 20 persen,"
mendefinisikan peran dan memberikan insentif yang tepat untuk setiap aktor sangat
penting. untuk memastikan bahwa sumber daya dihabiskan secara efektif. Ini akan
menjadi subjek utama dari laporan ini.
INTI SARI
Baik pemerintah pusat dan daerah bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
mengelola tenaga kependidikan.
Instansi pemerintah pusat lainnya tetap bertugas menetapkan tarif gaji untuk
pegawai negeri dan mentransfer anggaran pemerintah kabupaten. Sekolah memiliki
otonomi yang besar atas keputusan operasional, anggaran, dan programatis.
Mengelola sistem yang begitu besar dan rumit jelas merupakan suatu tantangan.
ULASAN
Sesuai dengan buku ke-6 pada bagian 1.1. Peran Daerah dalam melakukan
Investasi di Bidang Pendidikan ialah Sejak tahun 2001, pemerintah daerah
bertanggung jawab terhadap penyediaan layanan pendidikan. Pada tahun 2006,
sekitar 56 persen dari anggaran pendidikan Pemerintah Indonesia dilaksanakan di
tingkat daerah. sementara pemerintah provinsi membelanjakan sekitar 5 persen
sisanya.
C. Siapa yang membayar untuk apa dalam sistem pendidikan Indonesia?
Selain dari kegiatan pemantauan rutin, daerah juga melakukan pemantauan acak
terhadap kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh APBD. Pemantauan cenderung tidak
sistematis dan dilakukan secara acak tanpa metodologi sampling yang kuat. Selain
dari kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh DAK yang telah memiliki pedoman yang
cukup jelas tentang siapa dan apa yang harus dipantau, pemantauan terhadap
kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh APBD biasanya terbatas pada pelaporan rutin
dari sekolahsekolah tentang penggunaan dana