Mereka semua berhenti bekerja dan menunggu orang pertama yang akan
memasuki pintu Shafa tersebut. Tidak lama setelah itu, tampaklah Nabi Muhammad
SAW muncul dari sana. Melihat sosok Nabi Muhammad saw, mereka semua
kemudian berseru, “ Itu dia al-Amin, orang yang terpercaya. Kami rela menerima
semua keputusannya.” merekapun menceritakan perselisihan yang tengah mereka
hadapi. Setelah mengerti duduk perkaranya, Nabi Muhammad SAW lalu
membentangkan sorbannya di atas tanah, dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-
tengah, lalu meminta semua kepala suku memegang tepi sorban itu dan
mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah Hajar Aswad telah sampai pada
ketinggian yang diharapkan, Nabi Muhammad SAW kemudian meletakkan batu itu
pada tempatnya semula. Dengan demikian selesailah perselisihan di antara suku-
suku tsb dan mereka pun puas dengan cara penyelesaian yang sangat bijak itu.
Begitulah akhlak yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri
tauladan yang baik. Sebuah akhlak yang merupakan realisasi dari kitab suci Al Quran.
Maka sudah sepatutnya bagi kita selaku umat muslim untuk menjadikan beliau
sebagai contoh yang baik dalam kehidupan kita.