Anda di halaman 1dari 13

Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

EVALUASI KADAR PRODUKSI NIKEL LATERIT


DI PT. ANTAM TBK

Abjan Hi. Masuara


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengumpulkan lebih banyak data-data sekunder dari kegiatan
eksplorasi awal sampai detil yang telah dilakukan disertai hasil-hasil studi di daerah
penelitian. Data-data eksplorasi meliputi data-data assay kadar Ni beserta posisi
sampelnya dilengkapi dengan metode pengambilan contoh, serta prosedur dari kegiatan
eksplorasi yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan analisis yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar perbedaan kadar Ni yang terjadi antara data eksplorasi
dengan realisasi penambangan, dan melakukan analisis terhadap beberapa kemungkinan
yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan kadar tersebut. Penelitian diawali dengan
pengamatan di lapangan untuk mempelajari faktor-faktor yang secara khas berperan
dalam genesa endapan nikel laterit di daerah penelitian yang kemungkinan faktor-faktor
ini tidak diperhitungkan dalam genesa endapan nikel laterit secara general, tetapi
memiliki peranan yang penting dan bersifat unik yang hanya terjadi di daerah penelitian
yang berperan dalam distribusi kadar nikel, misalnya kondisi hidrogeologi, morfologi,
aktivitas longsoran, dan lain-lain. Dari hasil analisis diketahui selisih kadar antara
eksplorasi dengan realisasi penambangan spebesar 0,06% dengan persentase
penurunan kadar sebesar 2,60%.

Kata kunci : Nikel laterit, kadar, produksi, evaluasi

1. PENDAHULUAN senantiasa melakukan pengawasan


terhadap mutu bijih nikel, baik itu
1.1. Latar Belakang pengawasan terhadap kadar air, kadar
PT. Aneka Tambang Tbk melakukan basicity maupun terhadap kadar bijih nikel
penambangan bijih nikel laterit di beberapa itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
lokasi di Kabupaten Halmahera Timur memenuhi persyaratan standar eksport
Provinsi Maluku Utara, termasuk di bijih nikel sebagaimana ditetapkan oleh
Tanjung Buli Kecamatan Buli dengan PT. negara konsumen. Namun untuk
Yudistira Bumi Bhakti sebagai kontraktor memenuhi standar eksport tersebut, pihak
penambangan. Penambangan yang manajemen perusahan diperhadapkan pada
dilakukan dengan menggunakan sistem suatu kenyataan dimana hasil analisis
tambang terbuka (open cut) yaitu menunjukan bahwa, kadar bijih nikel
menambang dari punggung bukit kebawah setelah ditambang (kadar produksi)
dengan membuat Bench (jenjang) sehingga berbeda dengan kadar hasil eksplorasi.
terbentuk bukaan-bukaan. Dalam kegiatan
produksinya PT. Aneka Tambang

33
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

1.2. Permasalahan misalnya kondisi hidrogeologi, morfologi,


Apakah terjadi perbedaan kadar bijih nikel aktivitas longsoran, dan lain-lain.
hasil perhitungan eksplorasi Selama pengamatan di lapangan ini
juga, dikumpulkan data-data sekunder
dengan kadar bijih nikel tersebut mengenai model distribusi kadar Ni hasil
setelah ditambang, serta berapa besar kegiatan eksplorasi dan distribusi kadar
perbedaan tersebut. hasil analisis quality control, yang disertai
1.3. Tujuan standar prosedur yang mendeskripsikan
Penelitian ini bermaksud untuk bagaimana keluaran (output) tersebut
mengumpulkan lebih banyak data-data diperoleh. Standar prosedur dalam
sekunder dari kegiatan eksplorasi awal kegiatan eksplorasi antara lain meliputi
sampai detil yang telah dilakukan disertai teknik pengambilan dan penangan sampel,
hasil-hasil studi di daerah penelitian. Data- spasi dan pola pengambilan sampel,
data eksplorasi meliputi data-data assay metode analisis sampel, dan metode
kadar Ni beserta posisi sampelnya pengolahan data.
dilengkapi dengan metode pengambilan Standar prosedur dalam kegiatan
contoh, serta prosedur dari kegiatan penambangan yang perlu diperhatikan
eksplorasi yang telah dilakukan. Dari hasil- adalah tahapan-tahapan penambangan,
hasil studi dapat disintesis faktor-faktor alat-alat penambangan yang dipakai, dan
yang berpengaruh terhadap distribusi kadar prosedur analisis dari quality control.
Ni di daerah penelitian, faktor-faktor ini
antara lain morfologi, hidrogeologi, iklim, 2. LOKASI KESAMPAIAN DAERAH
laju pelapukan, dan jenis batuan induk. Daerah Tanjung Buli secara
Kemudian dilakukan analisis yang administratif terletak di daerah Kec. Maba
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Selatan Kab. Halmahera Timur Prov.
perbedaan kadar Ni yang terjadi antara Maluku Utara, yang terletak antara 128º
data eksplorasi dengan realisasi 15’ – 128º 21’ Bujur Timur sampai
penambangan, dan melakukan analisis dengan 00o 45’ – 01o 00’ Lintang Selatan.
terhadap beberapa kemungkinan yang Untuk mencapai lokasi (desa Buli)
menjadi penyebab terjadinya perbedaan dari Ternate dapat ditempuh dengan
kadar tersebut. menggunakan pesawat udara dengan waktu
1.3. Metodologi tempuh + 25 menit, selanjutnya dari desa
Penelitian diawali dengan Buli ke Tanjung Buli dengan
pengamatan di lapangan untuk menggunakan kendaraan roda empat
mempelajari faktor-faktor yang secara khas dengan waktu tempuh + 30 menit.
berperan dalam genesa endapan nikel
laterit di daerah penelitian yang 3. TINJAUAN PUSTAKA
kemungkinan faktor-faktor ini tidak 3.1. Proses Penentuan Kadar
diperhitungkan dalam genesa endapan Suatu endapan bahan galian dapat
nikel laterit secara general, tetapi memiliki diketahui kandungan kadarnya, setelah
peranan yang penting dan bersifat unik dilakukan proses pengambilan conto, baik
yang hanya terjadi di daerah penelitian conto eksplorasi maupun conto produksi.
yang berperan dalam distribusi kadar nikel, Proses pengambilan conto adalah

34
Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

pengambilan yang dilakukan sebagian endapan secara horizontal dapat diketahui


kecil dari suatu massa yang besar yang dengan menghubungkan data antar titik
cukup representatif untuk mewakili bor.
keseluruhan massa yang ada Conto eksplorasi diambil berdasarkan
kedalaman setiap meter dari kegiatan
pemboran, conto kemudian dimasukkan
kedalam kantong-kantong conto yang telah
disediakan dan diberi label sesuai dengan
nama bukit, daerah pemboran, nomor titik
bor (TB) dan tanggal pengambilan .
kemudian conto tersebut dikirim kebagian
preparasi conto unutk direduksi ukurannya,
selanjutnya dianalisa dilaboratorium kimia.
3.1.2. Pengambilan Conto Produksi
Pengambilan conto produksi atau
hasil penambangan dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama, yaitu pengambilan
conto untuk produksi ETO, pengambilan
dilakukan pada saat dump truck akan
menumpahkan muatannya pada stockyard
Gambar 1. Lokasi daerah penelitian
atau grizzly. Sedangkan cara yang kedua
yaitu untuk produksi EFO, pengambilan
3.1.1. Pengambilan Conto Eksplorasi
conto pada tumpukan (stock pile), hal ini
Eksplorasi yaitu suatu kegiatan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
untuk mencari, menemukan dan
kadar rata-rata setisp hari sebelum
mendapatkan suatu endapan bahan
diekspor. Cara pengambilan conto
tambang (bahan galian) yang kemudian
berpedoman pada JIS (Japanese Industrial
secara ekonomi dapat dikembangkan untuk
Standart).
diusahakan. Dalam lingkup industri
Beberapa kesalahan yang mungkin
pertambangan, eksplorasi dinyatakan
terjadi dalam proses pengambilan sample
sebagai suatu usaha atau kegiatan yang
karena faktor resiko, dilakukan ecara diantaranya :
1. Salting yaitu peningkatan kadar pada
bertahap dan sistematik untuk
conto yang diambil sebagai akibat
mendapatkan suatu areal yang
masuknya material lain dengan kadar
representative untuk dapat dikembangkan
tinggi.
lebih lanjut sebagai areal penambangan.
2. Dilution, yaitu pengurangan bijih nikel
Untuk mendapatkan conto
akibat masuknya waste kedalam conto.
eksplorasi, maka terlebih dahulu harus
3. Erratic high assay, yaitu kesalahan
melakukan kegiatan pemboran, kegiatan
akibat kekeliruan dalam penentuan
pemboran ini akan memberikan gambaran
posisi (lokasi) sampling karena tidak
langsung mengenai kondisi endapan bahan
memperhatikan kondisi geologi.
galian secara teliti, sehingga dapat
4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat
diketahui penyebaran endapan tersebut
conto yang diambil kurang representatif.
secara vertikal. Sedangkan penyebaran

35
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

3.2. Preparasi Conto laboratorium kimia. Kemudian hasil


Preparasi conto adalah pekerjaan analisa kadar tersebut dirata-ratakan mulai
mempersiapkan conto sebelum dikirim ke dari kadar dibawah sampai diatas COG.
laboratorium untuk dianalisa kadarnya. 3.3.2. Penentuan Kadar Produksi
Conto yang akan dianalisa kadarnya Penentuan kadar produksi
dimasukkan ke preparasi conto terlebih produksi bijih nikel dilakukan melalui dua
dahulu untuk direduksi baik jumlah tahap, yaitu tahap pertama penentuan kadar
maupun ukuran butir dari conto itu, produksi ETO, hal ini dilakukan sebagai
sehingga didapat conto setelah dianggap koreksi dari hasil penentuan kadar
homogen. eksplorasi. Apakah titik bor yang
ditambang dilanjutkan penambangan atau
3.3. Penentuan Kadar Bijih Nikel tidak. Tahap yang kedua adalah penetuan
3.3.1. Penentuan Kadar Eksplorasi kadar hasil produksi EFO, hal ini
Pada tahap eksplorasi, penentuan kadar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
cadangan bijih nikel merupakan bagian kadar rata-rata setiap harian pada stockpile
yang terpenting untuk menentukan sebelum dieksport.
jumlah cadangan yang telah ada. 3.4. Perhitungan Cadangan Eksplorasi
Penentuan kadar bijih nikel yang perlu Untuk mengetahui cadangan bijih
diketahui terlebih dahulu adalah “Cut nikel, maka dihitung dengan memakai
OF Grade “ yang telah ditetapkan metode Area Of Influence. Metode Area Of
sehingga dari data kadar rata-rata tiap Influence dihitung berdasarkan daerah
meter kedalaman lubang bor dapat pengaruh untuk tiap blok yang hanya
ditentukan kadar dari titik bor tersebut. dipengaruhi oleh satu titik bor. Luas
Cut OF Grade (COG) menurut daerah pengaruh untuk satu titik bor
defenisi memiliki dua pengertian, yaitu dihitund dari setengah jarak antara dua titik
sebagai berikut : bor yang berdekatan disamping kiri dan
1. Kadar terendah dari suatu endapan bijih kanan, muka dan belakang sehingga
nikel yang masih dapat memberikan membentuk suatu pola segi empat bujur
keuntungan apabila ditambang. sangkar. Penampang segiempat ini disebut
2. Kadar rata-rata terendah dari endapan blok yang terpakai apabila kadar yang ada
bijih nikel yang masih menguntungkan dalam blok tersebut, sesuai dengan Cut Of
apabila ditambang sesuai dengan Grade (COG) yang ditentukan.
teknologi dan nilai ekonomis saat ini. Dengan demikian untuk menghitung
Di PT. Yudistira Bumi Bhakti luas daerah pengaruh pada metode Area Of
ditetapkan kadar bijih Nikel antara lain: Influence adalah diketahui berdasarkan
1. Saprolite Ore (SO) Ni ≥2,0 Fe ≤25. luas penampang segiempat yang terbentuk.
2. Low Grade Saprolite Ore (LGSO) Ni Apabila dihitung volume cadangan maka
≥1,7.≤2,0 Fe ≤25 didapat dengan mengalikan antara luas
3. Limonite Ni≥ 1,4 ≤ 1,7 Fe ≥ 25. blok dengan ketebalan yang emngadung
4. Waste/OB/BR diluar ketentuan tersebut. bijih pada titik bor tersebut, sehingga
Penentuan kadar cadangan suatu tonase cadangan dapat diperoleh dari hasil
daerah yaitu dari hasil pemboran pada kali volume blok dengan density insitu.
kegiatan eksplorasi yang dianalisa di

36
Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

Data bor yang dijadikan acuan susunan data menurut kelas-kelas interval
perhitungan cadangan adalah data bor tertentu atau menurut kategori tertentu
spasi 25 meter × 25 meter, sedangkan data dalam sebuah daftar
bor spasi 12,5 meter × 12,5 meter tidak Rumus distribusi frekuensi (Sudjana
dimasukan sebagai dasar perhitungan 1989) yang digunakan untuk mendapatkan
cadangan, namun digunakan sebagai harga rata-rata dari kadar eksplorasi dan
petunjuk membuat perencanaan realisasi produksi ETO adalah:
penambangan.
R =A–B
K = 1 + (3,3) Log n
P = R/K
( Fi x Xi)
= Batas X =
Blok  Xi
Dimana :
R = Rentang
= Daerah A = Nilai data terbesar
B = Nilai data Terkecil
Gambar 3.1 K = Banyaknya kelas interval
Luas Daerah Pengaruh Pada Setiap Blok N = Jumlah data
Lubang Bor P = Panjang kelas interval
X = Nilai rata – rata
3.5. Evaluasi Kadar Produksi Fi = Nilai tengah
Kadar produksi dievaluasi dengan Xi = Data pengamatan
melakukan perhitungan persentase
perbedaan kadar antara hasil eksplorasi 4. PEMBAHASAN
dengan realisasi penambangan dengan 4.1. Proses Penentuan Kadar Bijih Nikel
menggunakan rumus : Kadar bijih nikel ditentukan
q1  q 2 berdasarkan pada beberapa prosedur, yaitu:
Q = x 100 % , Proses Penentuan Kadar Eksplorasi
q1 Untuk mengetahui kadar eksplorasi
Dimana : maka di lakukan pemboran inti (coring).
Q = Persentase perbedaan kadar Cor recovery (CR) atau perolehan inti
q1 = Kadar eksplorasi sangat penting, biasanya di nyatakan dalam
q2= Kadar realisasi penambangan persen volume. Jika CR kurang dari 85 %
3.6. Perhitungan Harga Rata-rata maka inti bor tersebut masih diragukan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian nilainya, hal ini berarti terjadi loss selama
masih berupa data mentah atau masih acak, pemboran dan inti bor tersebut tidak
sehingga dibuat menjadi data yang menunjukan conto yang sebenarnya.
berkelompok, yaitu data yang telah disusun Proses penentuan kadar eksplorasi adalah :
kedalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang 1. Di lakukan pemboran inti (coring), core
memuat data berkelompok tersebut, recovery diharapkan 100 %
disebut distribusi frekuensi atau tabel 2. Inti bor yang diperoleh disimpan dalam
frekuensi. Distribusi frekuensi adalah boks kayu atau plastik yang dapat

37
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

memudahkan orang untuk 4.1.3. Preparasi Conto


memindahkannya. Preparasi conto adalah pekerjaan
3. Conto yang dikirim kebagian preparasi mempersiapkan conto sebelum dikirim ke
conto PT. Aneka Tambang Tbk Unit laboratorium untuk dianalisa kadarnya.
Geomin disertai dengan label conto Conto yang akan dianalisa kadarnya
yang tertulis. dimasukkan ke preparasi conto terlebih
4. Conto yang dianalisa hanya sebagian dahulu untuk direduksi baik jumlah
kecil, maka dilakukan preparasi conto maupun ukuran butir dari conto itu,
agar bagian conto yang dianalisa masih sehingga didapat conto setelah dianggap
representatif terhadap kondisi yang homogen.
sebenarnya. Alat-alat yang diperlukan dalam
5. Conto yang telah siap dikirim ke pekerjaan preparasi conto realisasi
laboratorium untuk dianalisa kadarnya. penambangan adalah :
Penentuan kadar untuk data 1. Alat pengering conto terdiri dari tiga
eksplorasi di PT. Yudistira Bumi Bhakti macam :
dikerjakan oleh PT. Aneka Tambang Tbk a. Talang penjemuran yang terdiri dari
Unit Geomin. seng yang dibatasi papan berbentuk
Proses Penentuan Produksi segiempat.
Pengambilan conto produksi dengan b. Water bath yaitu alat pengering yang
maksud untuk mengetahui kadar rata-rata merupakan suatu oven yang terbuka,
produksi harian tiap kemajuan tambang memanasinya dengan mendidihkan air
pada daerah yang sedang ditambang. pada temperatur 100º C.
Pengambilan conto jika ditinjau c. Oven listrik yaitu suatu oven pengering
secara umum dimaksudkan untuk yang menggunakan listrik.
mengambil sebagian dari massa tersebut 2. Jaw Crusher
yang cukup representatif untuk mewakili Yaitu alat penghancur batuan. Apabila
keseluruhan yang besar. Pengambilan batuan yang keras digunakan Primary
conto realisasi di PT. Yudistira Bumi crusher, sedangkan batuan yang lunak
Bhakti berpedoman pada Japanesse digunakan Hard crusher.
Industrial Standart (JIS) dan dapat 3. Sieve (ayakan)
dilakukan dengan cara mengambil satu Adalah ayakan yang terdiri dari
increment untuk dua ritasi dengan beberapa macam ukuran, seperti : -
menggunakan sekop standar nomor 150 D 20mm, - 10mm dan -3 mm.
dengan kapasitas 25 kg, dan diambil 1/3 4. Mixer (alat mengaduk conto) terdiri
diatas landasan. dari :
Conto yang telah diambil dimasukan a. Sekop conto (dicampur dengan tangan)
ke dalam kantong dan diberi kode serta b. Automatic V-Type Mixer (digunakan
diikat dengan tali yang mempunyai warna secara otomatis)
tertentu, untuk membedakan setiap conto c. Matriks, bingkai kayu yang berbentuk
pada titik bor yang sama dengan warna segiempat dengan ukuran-ukuran
yang sama pula. Kemudian kantong- tertentu.
kantong tersebut dikirim ke preparasi. Conto yang dipreparasi mengikuti tahapan-
tahapan sebagai berikut :

38
Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

1. Sampel dari lapangan yang terdiri dari dengan proses matriks 5x4 dengan
kantong-kantong conto tersebut yang sekop 20 D.
diambil pada tumpukan dan titik bor 5. Keseluruhan conto yang lolos -10 mm
yang sama langsung dipisahkan antara dimasukkan ke dalam super crunch
material yang berukuran +20 lalu untuk dihaluskan dan dapat lolos pada
dimasukkan kedalam jaw crusher ayakan -3 mm. Selanjutnya dicampur
untuk mendapatkan -20 mm lalu lagi 3 kali, setelah itu diadakan proses
dimixing 3 kali sehingga conto tersebut matriks 5x4 dengan sekop 10 D.
dianggap homogen. 6. Hasil tersebut dimasukkan ke dalam
2. Sampel diratakan diatas lantai dengan oven listrik selama 15 menit untuk
ketinggian ±10 cm untuk dimatriks 5x4 memudahkan pada proses pul verizer
untuk proses matriksnya adalah : yang mana diharapkan setelah proses
tersebut ukuran butir yang dihasilkan
Tabel 4.1 adalah -100 mesh. Apabila diayak
Petunjuk Proses Matriks masih ada yang +100 mesh, maka
dimasukkan kembali pada pul verizer.
Sekop 325
gram/cell
Tebal lapisan 7. Material yang dihasilkan -100 mesh,
Jumlah Kantong 4,4 cm/cell
(Jumlah
yang diambil kemudian diadakan proses matriks 5x4
pengambilan)
dengan menggunakan sekop 5 D.
1 2 1 ×1
2 4 2 ×2 8. Conto dari hasil matriks pada no. 7
3 6 2 ×3 dimasukkan ke dalam pul verizer untuk
4 9 3 ×3
5 9 3 ×3
mendapatkan -200 mesh, lalu diayak
6 12 3 ×4 dengan ayakan -200 mesh dan conto
7 16 4 ×4 yang masih +200 mesh dimasukkan
8 16 4 ×4
9 20 4 ×5 kembali pada pul verizer agar
10 20 4 ×5 keseluruhan conto dapat lolos pada
ayakan -200 mesh, lalu diadakan proses
matriks 5x4 dengan sekop 3 D.
3. Conto yang diperoleh kemudian 9. Conto yang dihasilkan -200 mesh,
dicampur, hasil campuran tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat
dimasukkan ke oven listrik selama 6-7 Automatic Mixer Type-V untuk
jam dengan suhu 1050 -1100 C untuk dimixing secara otomatis selama 15
dikeringkan agar dapat mengurangi menit. Setelah itu dikeluarkan dari
kandungan air dalam bijih sehingga mixer dan dimatriks 5x4 dengan sekop
mudah mengerjakan lebih lanjut. 1 D, dan dimasukkan ke dalam kantong
4. Conto yang telah kering tadi, sampel (A,B,). Sampel C untuk arsip di
dimasukkan ke top grinding untuk preparasi sedangkan sampel A untuk
mendapatkan hasil -10 mm lalu diayak analisa X-Ray dan sampel B untuk
dan conto yang masih +10 mm analisa Wet.
dihancurkan dengan menggunakan
super crunch seluruh material dapat 4.2 Hasil Penelitian
lolos -10 mm. Setelah pengayakan 4.2.1 Data Kadar Eksplorasi
dicampur lagi 3 kali dan dilanjutkan Berdasarkan data pemboran yang
telah dilakukan pada 30 titik bor dengan

39
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

kedalaman 2 meter, yang menjadi objek dengan metode distribusi frekuensi didapat
penelitian diketahui bahwa bijih nikel yang kadar rata-rata sebagai berikut :
terkandung tidak semuanya berupa Kadar rata-rata bijih nikel saprolit yang
saprolite. Dari data tersebut diketahui pula tertambang pada tiga puluh titik bor
bahwa kedalaman bijih nikel saprolite adalah:
bervariasi. a. Kadar rata-rata eksplorasi = 2,31%
Hasil analisa laboratorium diperoleh b. Kadar rata-rata realisasi produksi =
kadar nikel rata–rata per titik bor adalah : 2,25%
2,45%, 2,19%, 2,29%, 2,34%, 2,56%, Dari data tersebut diatas, maka dapat
2,22%, 2,51%, 2,23%, diketahui selisih kadar antara eksplorasi
2,44%,2,16%,2,14%, 2,20%, 2,48%, dengan realisasi penambangan sebesar
2,54%, 2,29%, 2,34%, 2,27%,2,32%, 0,06% dengan persentase penurunan kadar
2,63%, 2,21%, 2,22%, 2,38%, 2,07%, sebesar 2,60%.
2,27%, 2,48%, 2,21%, 2,27%, 2,33%,
2,27%, 2,09%, dengan kadar rata-rata hasil 4.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
eksplorasi adalah 2,31 Perbedaan Kadar
4.4.1. Penyebaran Bijih Yang Tidak
4.2.2. Data Realisasi Penambangan Homogen
Data realisasi penambangan hasil Dalam menentukan nilai suatu titik
analisa laboratorium diperoleh kadar nikel bor maka dasar perhitungan yang dipakai
rata–rata per titik bor adalah : 2,45%, adalah hasil rata-rata permeter kedalaman
1,99%, 1,80%, 2,42%, 2,34%, 2,28%, titik bor dengan kadar yang memenuhi Cog,
1,61%, 1,90%, 2,32%, 2,05%, 2,80%, dgn demikian nilai cadangan bijih akan
2,19%, 2,27%, 2,01%, 2,29%, 2,06%, dipengaruhi oleh lokasi dari titik bor
2,31%, 2,51%, 2,25%, 2,30%, 2,38%, tersebut
2,47%, 2,12%, 2,54%, 2,14%, 2,28%, Dengan metode “Area Of Influence”
2,40%, 2,23%, 2,22%, 2,65%, dengan kadar cadangan yang dihitung adalah luas
kadar rata-rata produksi adalah 2,25% daerah pengaruh titik bor yang terpakai,
(Lihat Lampiran 3 Tabel L.3.2). akan tetapi dalam kenyataannya sering
4.3. Perbandingan Perbedaan Kadar dijumpai daerah yang dilalui titik bor
Evaluasi kadar produksi dilakukan mempunyai kadar yang cukup tinggi untuk
dengan membandingkan kadar dari hasil ditambang, namun pada daerah titik bor
pemboran eksplorasi dengan kadar tersebut ditemukan kantong-kantong bijih
realisasi penambangan (kadar produksi). nikel yang berkadar rendah menyusup di
Untuk itu perlu dilihat pada titik bor tengah-tengah bijih yang berkadar tinggi.
berapa yang tertambang agar dapat Hal ini ada karena dipengaruhi oleh
dicocokkan pada data eksplorasi dan data topografi daerah tanjung Buli khususnya
realisasi (Lihat Lampiran 4). Selanjutnya front Olien, dimana penyebaran bijih
berdasarkan data tersebut dicari bahan saprolitnya yang tidak menentu.
perbandingan.
Kadar rata-rata dihitung dengan 4.4.2. Topografi
menggunakan metode distribusi frekuensi Proses pembentukan endapan bijih
(Lihat Lampiran 5). Dari perhitungan nikel disuatu daerah sangat tergantung

40
Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

pada keadaan topografi daerah tersebut, b. Medan kerja


sehingga kelompok blok juga dipengaruhi Medan kerja berpengaruh pada
oleh topografi. Dalam pelaksanaan kemampuan kerja alat. Pada daerah yang
penambangan, topografi suatu daerah akan datar alat akan lebih baik bekerja,
mempengaruhi dalam kelancaran produksi. sedangkan pada daerah yang
Jika terdapat suatu kelompok blok bergelombang/berbukit alat akan sukar
cadangan dengan keadaan topografi yang menempati yang baik dalam melakukan
curam, maka dalam pembuatan jalan penggalian, sehingga bijih yang
produksi untuk pengangkutan bijih dari kualitasnya baik tidak bisa ditambang.
front penambangan ke tempat penimbunan c. Ketrampilan operator
(stockyard) atau ke grizzly mungkin akan Operator alat harus mempunyai
membuang sebagian dari blok cadangan kemampuan memilih bijih yang berkadar
yang mengakibatkan tonase dan kadar tinggi dengan yang tidak walaupun dengan
cadangan pun akan berkurang. penilaian secara visual. Sehingga target
Di samping itu topografi suatu untuk memperoleh bijih yang berkadar
daerah juga berpengaruh dalam tinggi dapat dicapai. Namun tetap di
pengupasan lapisan tanah penutup. Pada bawah kontrol dari grade control.
daerah yang yang berlekuk-lekuk ada
kemungkinan bijih ikut terbuang atau 4.4.4. Cara Penambangan
masih ada sebagian tanah penutup yang Untuk dapat meminimalkan
tertinggal sehingga mengakibatkan tonage perbedaan kadar antara eksplorasi dengan
dan kadar cadangan akan bertambah realisasi penambangan, maka cara
ataupun berkurang. penambangan juga perlu diperhatikan.
Metode penambangan dengan penggalian
4.4.3. Pengotoran Bijih (Dilution) langsung oleh alat gali seperti selective
Pengotoran bijih akan mining maupun back filling dengan alat
mempengaruhi kadar yang didapat. gali, dorong dan muat akan berpengaruh
Pengotoran disebabkan karena adanya terhadap kadar, karena metode
material yang sedikit mengandung nikel penambangan tersebut rawan terhadap
ikut tercampur dalam bijih. Ada beberapa pengotoran/dilusi.
hal yang mempengaruhi pengotoran bijih
adalah : 4.4.5. Ketelitian Dalam Pengambilan
a. Posisi waste, bijih dan cuaca Conto
Daerah penggalian bijih yang lebih a. Conto pemboran
rendah dari lokasi pengupasan tanah Dalam tahap eksplorasi pengambilan
penutup akan lebih rawan terhadap conto pemboran sangat menentukan dalam
pengotoran, sebab jika ada aliran air atau analisa kadar eksplorasi. Dalam
hujan dari atas ke bawah, maka daerah pengambilan conto pemboran pada setiap
penggalian bijih akan mengalami dilusi meter kedalaman titik bor haruslah betul-
dari material yang terbawah bersama air. betul mewakili kedalaman tersebut, yaitu
Selain itu banyak dijumpai material waste core yang didapat harus seluruhnya satu
yang berada diantara badan bijih yang meter atau mencapai 100 %.
berbentuk massive/tidak beraturan.

41
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

Jika core recovery kurang dari 85 – lapisan yang berkadar nikel tinggi,
90 %, maka inti bor tersebut masih maka hasil analisanya tinggi.
diragukan nilainya, hal ini berarti terjadi b. Jika dilakukan pada material yang di
mining loss selama pemboran dan inti bor aduk terlebih dahulu, maka nilai kadar
tersebut tidak menunjukan conto yang nikel yang di analisa adalah kadar rata-
sebenarnya. rata. Karena telah terjadi pencampuran
b. Conto realisasi penambangan antara bijih nikel berkadar rendah
Satu hal yang harus diperhatikan dengan bijih yang berkadar tinggi.
dalam penentuan kadar cadangan bijih PT. Yudistira Bumi Bhakti
nikel hasil penambangan adalah cara menggunakan standar JIS. Untuk
pengambilan conto pada saat trenching mendapatkan conto yang sesuai dengan
maupun di stockyard. Standarisasi standarisasi yg ada maka perlu
pengambilan conto yang telah ditetapkan memperhatikan beberapa hal, yaitu:
haruslah menjadi perhatian bagi pengawas - Mempersiapkan saran pendataan dan
dan tenaga lapangan yang mengambil pengambilan sample; skop increment,
conto. Kelalaian terhadap cara-cara kantong, label dll.
pengambilan conto yang ditetapkan, - Tidak dibenarkan memilih-milih
misalnya dalam setiap satu ritasi alat dump sample yang harus dimasukkan ke
truck harus di lakukan pengambilan conto skop.
namun yang dilakukan adalah pengambilan - Pada interval yang telah ditentukan.
conto pada setiap selang beberapa kali - Sampel yang diambil berada pada
ritasi alat angkut dump truck, maka posisi 2/3 dari atas tumpukan dan 1/3
tentunya mengurangi ketelitian dalam dari dasar tumpukan.
penentuan kadar dari setiap hasil - Besarnya/beratnya increment harus
penambangan. sesuai dengan ukuran skop increment
Sedangkan cara sampling yang berdasarkan JIS.
berbeda mengakibatkan perbedaan kondisi -
sampel yang diambil berbeda, meskipun 4.4.6. Perhitungan Dengan Merata-
dari sumber atau dari daerah yang berbeda. Ratakan Kadar Bijih
Perbedaan kadar yang terjadi karena ada Pada penggalian bijih disetiap titik
material sudah mengalami pengadukan dan bor yang sering habis/selesai ditambang
ada yg belum mengalami pengadukan karena berbagai pertimbangan, kemudian
sebelum di ambil sampelnya. Kondisi yang memilih front lain yang sesuai untuk
terjadi adalah: ditambang, sering membuat kadar realisasi
a. Jika tidak terjadi pengadukan, yaitu penambangan berubah.
pengambilan sampel saat pengerukan. Perhitungan kadar pada setiap bor
Nilai kadar sangat tergantung pada biasanya dilakukan berdasarkan nilai rata-
bagian mana lapisan material yang di rata setiap satu titik bor. Diantara kadar-
keruk saat sampling. Jika material yang kadar yang memenuhi COG ada pula
di keruk pada lapisan yang berkadar terdapat bijih yang berkadar rendah, karena
nikel rendah, maka hasil analisanya perhitungan dengan jalan merata-ratakan
rendah dan material yang di keruk pada hasil analisa tersebut, sehingga bijih yang
berkadar rendah tadi dapat mencapai COG

42
Abjan Masuara Dintek Vol 11 Nomor 2 September 2018

yang ditentukan, sementara dalam diatas dump truck maupun ditumpukan


penambangan hanya sebagian yang hasil dumping dump truck, kemudian
terambil dari bijih yang ada di titik bor itu. dianalisa dengan menggunakan analisa
Sehingga apabila didalam pengambilannya dry (X’ray). Hasil analisa untuk
tepat yang berkadar tinggi, maka kadar menentukan apakah bijih dapat diproses
realisasi akan naik, begitu pula sebaliknya lebih lanjut sebagai umpan grizzly
atau juga yang terambil sebagian dari bijih (penyaringan) untuk pengaturan
pada titik yang hasilnya dihitung rata-rata, menjadi bijih kadar tinggi atau sebagai
maka analisa kadar yang ada pada data pencampur limonit atau tidak proses
eksplorasi dapat berubah setelah bijih lebih lanjut dan sebagai waste.
tersebut ditambang. 3. Pemeriksaan kualitas produksi bijih
untuk menurunkan ladar MC dengan
4.4.7. Preparasi Conto cara memindahkan dan membalik
Pekerjaan preparasi conto secara tumpukan bijih sedikit demi sedikit
manual, kemungkinan ketelitian dengan menggunakan excavator.
pekerjaanya terutama dalam mereduksi Diharapkan dengan proses ini terjadi
conto dengan menggunakan matriks dan penguapan air.
proses mixing conto sehingga conto 4. Pemeriksaan kualitas produksi bijih,
tersebut dianggap homogen. Lain halnya hasil penyaringan undersize dan
apabila pekerjaan preparasi conto oversize. Pengambilan sample
dikerjakan secara mekanis sehingga (tumpukan atau bucket) undersize
ketelitian pengerjaan conto terjamin dan dilakukan dengan tujuan untuk
merata, maka dengan demikian akan penempatan tumpukan bijih. Hasil
mempengaruhi kadar bijih nikel yang akan oversize untuk menentukan apakah
dianalisa di laboratorium. bijih diproses untuk pemberaian atau
dibuang sebagai waste kadar Ni <
4.4.8. Pengontrol Kadar (Grade Control) 1,50%. Pengambilan sample dilakukan
Untuk mendapatkan hasil produksi pada tumpukan dan analisa yang
bijih yang maksimal dengan tetap menjaga digunakan adalah metode dry (X’ray).
kualitas sesuai dengan kebutuhan 5. Pemeriksaan kualitas hasil pemberaian
pelanggan. Pemeriksaan kualitas bijih oversize, minimal kadar Ni untuk
dilakukan (pengambilan sample) pada dicampur pada tumpukan high grade
beberapa tempat, yaitu : (saprolite) adalah 2,25%, sedangkan Ni
1. Pemuka kerja tambang, berupa bench antara 1,50% - 2,25% dapat dicampur
sampling untuk menentukan arah dalam produksi low grade (limonite).
penambangan. Pekerjaan ini dilakukan Pengambilan sample seperti point 3
setiap kemajuan tambang 3 meter dan dianalisa dengan metode dry
dengan jarak alur setiap 3 meter, (X’ray).
sample kemudian dipersiapkan untuk 6. Pemeriksaan kualitas pada saat
ananlisa dry (X’ ray). pengapalan yang merupakan hasil akhir
2. Pemeriksaan kualitas produksi bijih, sesuai permintaan pelanggan.
dilakukan setiap 20 ton per increment. Pengambilan sample biasanya
Pengambilan sample dapat dilakukan dilakukan di atas bucket whell loader .

43
JURNAL DINTEK . VOL 11 . Nomor 2 September 2018. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-8891

analisa yang digunakan pada aktifitas 6. Perhitungan dengan merata-ratakan


ini adalah metode wet. kadar
7. Preparasi conto
5. KESIMPULAN
1. Pengambilan conto tahap eksplorasi 6. SARAN
dilakukan dengan cara pemboran inti, 1. Diusahakan agar blok cadangan yang
sedangkan pengambilan conto realisasi akan ditambang dapat dipersiapkan
penambangan dilakukan setiap ritasi dengan baik dan bersih dari tanah
alat angkut dump truck. penutup sebelum dilakukan
2. Data-data dari hasil penelitian, penambangan.
kemudian dilakukan perhitungan 2. Pengambilan conto harus dilakukan
dengan metode frekuensi distribusi berdasarkan standarisasi JIS, dimana
maupun presentase penyimpangan conto yang diambil dianggap
kadar, maka diperoleh hasil representatif mewakili bijih yang ada.
perhitungan kadar rata-rata bijih nikel 3. Perlu dilakukan pemboran sampel
saprolit antara kadar pemboran diantara dua titik bor (infill drilling)
eksplorasi dan realisasi penambangan sebelum dilakukan penambangan.
sebagai berikut : 4. Lebih ditingkatkan pengawasan
a. Kadar rata-rata eksplorasi = 2,31% terhadap setiap kemajuan tambang
b. Kadar rata-rata realisasi produksi = 2,25% dengan cara mengintensifkan
Dari data tersebut diatas, maka dapat pengawasan dan pengamatan terhadap
diketahui selisih kadar antara eksplorasi penambangan diluar blok dan
dengan realisasi penambangan sebesar perubahan karakteristis dari bijih yang
0,06% dengan persentase penurunan digali.
kadar sebesar 2,60%. 5. Untuk jangka panjang dan pada lokasi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi yang lain perlu dievaluasi spasi
terjadinya perbedaan kadar : pengambilan sampel pemboran. Hal ini
1. Penyebaran bijih yang tidak dimaksudkan untuk mendapatkan spasi
homogen sampling yang ideal guna
2. Topografi meminimalisir terjadinya deviasi kadar
3. Pengotoran bijih (Dilution) pada saat penambangan
4. Cara penambangan
5. Ketelitian dalam pengambilan conto

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rauf, ; Perhitungan Cadangan Endapan Mineral Jurusan Teknik


Pertambangan UPN Yogyakarta. 1998
Asmar Arifin,S; Studi Perbedaan Bijih Nikel Hasil Eksplorasi dengan Realisasi
Penambangan pada PT. Antam Tbk. Unit Bisnis Pertambangan
Nikel Gebe. Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan UVRI” 2001.
Doddy Setia Graha, Batuan Dan Mineral, Penerbit Nova Bandung.

44
Sudarto Notosiswoyo. 2000; Teknik Eksplorasi. Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung
Sudjana. 1992; Metode Statistik. Tarsito, Bandung.
PT. Antam Unit Geomin; Laporan Eksplorasi Tanjung Buli
PT. Yudistira Tanjung Buli; Laporan – laporan, Brosur,
Arsip perusahan yang diperbolehkan untuk dibaca.

45

Anda mungkin juga menyukai