LAPORAN LENGKAP
ABDUL ROHIM
LAPORAN LENGKAP
ABDUL ROHIM
E 281 19 188
ii
Judul : Analisis Perhitungan Tingkat Kesuburan Tanah Pada
Lahan Akademik Fakultas Pertanian Untad
Nama : Abdul Rohim
Kelompok : 5 (Lima)
Mengetahui,
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab
Praktikum
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
ii
i
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
laporan ini dengan judul Laporan Lengkap Praktikum Mata Kuliah Kesuburan
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Moh.
Lengkap ini, namun sebagai manusia yang hakekatnya ciptaan Allah SWT. Yang
tidak luput dari kesalahan dan dosa. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan
hati penyusun sangat menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
v
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
RINGKASAN........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesuburan Tanah................................................... 7
2.2 pH ............................................................................................ 8
2.3 C-Organik dan Bahan Organik ............................................... 11
2.4 N-Total Tanah ......................................................................... 11
2.5 P2O5 dan K2O Tanah ................................................................ 12
2.6 Kapasitas Tukar Kation (KTK) ............................................... 12
2.7Analisis Tekstur Tanah ............................................................. 13
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 15
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 15
3.3 Cara Kerja .............................................................................. 16
3.3.1 Pengambilan Sampel ..................................................... 16
3.3.2 Penetapan Reaksi Tanah (pH) ....................................... 16
3.3.3 Penetapan C-Organik dan Bahan Organik Tanah ......... 17
3.3.4 Penetapan N-Total Tanah .............................................. 17
3.3.5 Penetapan P2O5 dan K2O Ekstrak HCL 25%................. 18
3.3.6 Penetapan Kapasitas Tukar Kation (KTK) .................... 19
vi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ....................................................................................... 21
4.2 Pembahasan ............................................................................ 22
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Saran ............................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
4. PERHITUNGAN ........................................................................ . 29
5. DOKUMENTSI ..................................................................... …. . 33
6. BIODATA PENULIS ................................................................. . 34
vi
i
vi
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Kesuburan tanah adalah kondisi atau keadaan dan kemampuan tanah untuk
dan produktivitas tanaman. Kesuburan tanah adalah hubungan sifat tanah (sifat
fisika, kimia dan biologi) yang di gunakan tanaman untuk bertumbuh dan
berkembang. Kesuburan tanah juga dapat di nilai secara langsung pada keadaan
lapisan tanah, topografi, tekstur, struktur, solum dan juga aktifitas mikroorganisme
dalam tanah. Kesuburan tanah ini mempunyai arti yang sangat penting sebab
tanah subur adalah tanah yang mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk dapat
menyediakan unsur hara bagi tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat
menghasilkan produksi yang optimal. Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi
dua yaitu kesuburan tanah aktual dan juga kesuburan tanah potensial. Tanah
aktual adalah tanah yang kesuburanya masih alami, belum ada proses ampur
tangan manusia, sedangkan tanah Potensial adalah tanah yang kesuburannya dapat
diperoleh dengan campur tangan teknologi yang tepat guna. Pengambilan contoh
tanah biasa atau terganggu (disturbed soil) dilakukan di atas permukaan tanah atau
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH.Elektrode gelas
Khelasi P-organik dapat dilakukan oleh Ca/Mg yang berasal dari dolomit,
et al. 2016).
tanaman disebabkan adanya serapan hara oleh akar tanaman (Chang et al. 2010).
Penyerapan hara P dari tanah oleh akar tanaman dipengaruhi oleh proses
kation dan anion yang dipengaruhi oleh pH tanah (Moreira et al. 2011).
2
Bahan organik berpengaruh terhadap sifat tanah dengan daya penahan air
yang akan mempengaruhi struktur tanah. Bahan organik ini merupakan sumber
langsung dari unsur hara tanaman, dimana pelepasannya tergantung dari aktivitas
dan N total tanah dapat meningkat jika terjadi mineralisasi nitrogen dan
menurunnya emisi CO2. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan bahan organik
tanah dan mikrob perombak. Pemberian pupuk organik baik berupa kompos
maupun pupuk hayati dapat meningkatkan C-org dan N-tot tanah, namun tidak
Hal ini diduga pemberian kompos dan pupuk hayati sebaiknya dilakukan
bersamaan, karena pupuk hayati kaya akan mikrob dapat membantu perombakan
bahan organik dari kompos. Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan perubahan
senyawa organik menjadi bentuk ion yang dapat tersedia dan terserap oleh
tujuan memperbaiki kualitas dan kesehatan tanah. Aplikasi pupuk organik dapat
telah banyak dilakukan dalam budi daya sayuran. Penggunaan pupuk organik
dapat dijadikan pilihan yang baik mengingat harga pupuk kimia semakin mahal
Jumlah bahan organik dapat dihitung dari kadar karbon organik. Untuk
menentukan bahan organik, yang terikat dengan erat di dalam tanah dan berada
3
dalam kesetimbangan di dalam lingkungan tanah, membutuhkan teknik yang
khusus. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan kadar bahan
organik tanah adalah metode Walkley and Black dengan prinsip bahwa karbon (C)
dikromat dan asam sulfat pekat pada contoh tanah, dengan kata lain karbon
sebagai senyawa organik akan mereduksi Cr6+ yang berwarna jingga menjadi
Cr3+ yang berwarna hijau dalam suasana asam. Intensitas warna hijau yang
Nitrogen dalam sampel tanah dihidrolisis dengan asam sulfat .NH4 yang
dibubuhi indicator Conway, kemudian dititrasi dengan larutan baku asam sulfat
(H2SO4) atau asam klorida (HCl). C-organik dan N total tanah dapat meningkat
jika terjadi mineralisasi nitrogen dan menurunnya emisi CO2. Hal ini
Pemberian pupuk organik baik berupa kompos maupun pupuk hayati dapat
meningkatkan C-org dan N-tot tanah, namun tidak signifikan perbedaannya jika
dibandingkan pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk). Hal ini diduga pemberian
kompos dan pupuk hayati sebaiknya dilakukan bersamaan, karena pupuk hayati
kaya akan mikrob dapat membantu perombakan bahan organik dari kompos. Hal
ion yang dapat tersedia dan terserap oleh tanaman, seiring dengan adanya
4
tersedia) yang dapat membentuk Ca dan Mg fosfat. Ketersediaan unsur hara Ca
Mg yang tinggi pula (Castan et al. 2016). Posfor dalam bentuk candangan
K-total. Ion fosfat dalam ekstrak akan bereaksi dengan ammonium molibdat
larutan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm,
timbul karena adanya interaksi antar unsur penyusun yang membentuk senyawa
dan mineral. Umumnya, mineral yang dijumpai di tanah adalah mineral lempung.
KTK dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekstur tanah, jenis mineral yang
terkandung di tanah dan kandungan bahan organik dalam tanah (Zaqyah, 2016)
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tehnik
tanah, penetapan N-total tanah, penetapan P2O5 dan K2O tanah, dan penetapan
kapasitas tukar kation, serta analisis Perhitungan tingkat kesuburan tanah pada
tehnik analisis perhitungan tingkat kesuburan tanah pada praktikum yang telah
Universitas Tadulako.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kesuburan tanah adalah kondisi atau keadaan dan kemampuan tanah untuk
Kesuburan tanah memegang peran yang penting dalam meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman. Kesuburan tanah adalah hubungan sifat tanah (sifat fisika,
kimia dan biologi) yang di gunakan tanaman untuk bertumbuh dan berkembang.
Kesuburan tanah juga dapat di nilai secara langsung pada keadaan tanaman yang
tanah dan dapat diungkapan tanggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang
bahan organik yang terkandung di dalam setiap lapisan tanah, topografi, tekstur,
struktur, solum dan juga aktifitas mikroorganisme dalam tanah. Kesuburan tanah
ini mempunyai arti yang sangat penting sebab tanah subur adalah tanah yang
mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk dapat menyediakan unsur hara bagi
tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal.
Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu kesuburan tanah
aktual dan juga kesuburan tanah potensial. Tanah aktual adalah tanah yang
kesuburanya masih alami, belum ada proses ampur tangan manusia, sedangkan
tanah Potensial adalah tanah yang kesuburannya dapat diperoleh dengan campur
tangan teknologi yang tepat guna. Pengambilan contoh tanah biasa atau terganggu
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
tanah tersebut. Reaksi tanah (pH) perlu diketahui karena tiap tanaman memerlukan
lingkungan pH tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap perubahan pH, tetapi
ada pula tanaman yang tidak toleran terhadap perubahan pH. Disamping
kelarutan beberapa unsur menurun dan adanya keracunan Al dan Fe. pH tanah
Hanafiah, K.,a.2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah Sistem tanah yang dirajai oleh
Al3+ yang berada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah,
konsentrasi ion H+dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk. Bahwa
air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan
organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah
akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan
ion H+sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah
yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang
faktor eksternal seperti jenis tanah, curah hujan, suhu, masukan bahan organik dari
10
biomasa di atas tanah, proses antropogenik, kegiatan pengelolaan tanah, dan
bahan organik tanah dilaporkan memiliki keterkaitan dengan sifatsifat tanah seperti
tekstur (Augustin dan Cihacek 2016), pH, kation logam dalam tanah, KTK
(kapasitas tukar kation) (Solly et al. 2019), dan kandungan nitrogen (Gärdenäs et
al. 2011).
komposisi C dan N dalam tanah (Powlson et al. 2015; Wisdom et al. 2017). Hasil
nyata terhadap peningkatan kadar N pada jenis tanah Inceptisol, dan tidak
Penyerapan hara P dari tanah oleh akar tanaman dipengaruhi oleh proses
kation dan anion yang dipengaruhi oleh pH tanah (Moreira et al. 2011).
11
Pemupukan berlebih yang berlangsung lama dapat secara langsung
diimobilisasi oleh tanah (Yan et al., 2017). Pemupukan berlebihan juga dapat
serta memicu proses eutrofikasi (Rowe et al., 2016; Rodrigues et al., 2016; Chen et
al., 2017
timbul karena adanya interaksi antar unsur penyusun yang membentuk senyawa
dan mineral. Umumnya, mineral yang dijumpai di tanah adalah mineral lempung.
KTK dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekstur tanah, jenis mineral yang
terkandung di tanah dan kandungan bahan organik dalam tanah (Zaqyah, 2016)
dipengaruhi oleh C-organik dan jumlah kation. Tanah dengan KTK yang tinggi
mempunyai daya menyimpan unsur hara yang tinggi, tetapi pada tanah masam,
KTK liat yang tinggi mungkin juga disebabkan oleh Al dd yang tinggi (Tan,
1991). Nilai KTK tanah sangat dipengaruhi oleh (1) reaksi tanah, (2) tekstur atau
jumlah liat, (3) jenis mineral liat, (4) bahan organik, dan (5) pengapuran dan
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu
partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi
dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif
dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam menetapkan
menjaga tanah terutama dari kerusakan yang mungkin terjadi apabila lahan
tersebut digunakan, beberapa diantaranya yaitu tekstur, warna, kadar air dan
strukrur tanah. Sifat fisik tanah berbeda dari suatu tempat ke tempat lain.
iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu. Pada tanah dengan kondisi
iklim, bahan induk dan organisme yang sama, sifat-sifat tanah akan dipengaruhi
oleh topografi, karena waktu merupakan faktor yang pasif, maka selain bahan
induk, sifat-sifat tanah akan lebih dominan dipengaruhi oleh topografi (Rusdiana,
2012).
13
14
BAB III. METODE PRAKTIKUM
kesuburan tanah dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2021 pukul 14.30 sampai
17.00 WITA dan Selasa, 20 April 2021 pukul 07:30 sampai 17:30 WITA di
Alat yang digunakan yaitu Sekop Kecil, Kantong plastic, Label, Alat-tulis
Menulis, Neraca analitik, Botol kocok, pipet ukur/volume, gelas kimia, Mesin
pengocok, Labu semprot dan pH meter, magnetik stirrer, Buret, pengaduk magnit,
Labu ukur, gelas ukur, Erlemeyer, alat destilasi dan alat destruksi, Beaker glass,
tabung digestion, Ayakan, Sendok, Roll Film, Pipet Mikro, Tabung Reaksi, Kertas
Adapun bahan yang digunakan yaitu, H2O, KCl, Kalium dikromat, Asam
Ferro sulfat ( (FeSO4).7 H2O), Asam Fospat (H3PO4), Natrium florida (NaF),
etanol/alcohol.
3.3 Cara Kerja
dibersihkan dahulu dari rerumputan atau gulma, tanah kemudian diambil dengan
dimasukkan ke dalam kantong plastic sebanyak ± 1,0 kg, selajutnya contoh tanah
diberi label di bagian luar dan dalam dari kantong plastik tersebut, terakhir kering
anginkan sampel tanah tersebut di atas ketas yang sudah di lipat persegi panjang
kocok A dan B, ditambah 12,5 ml air bebas ion (pH H2O) kedalam botol A dan
12,5 ml KCl (pH KCl) kedalam botol B (Volume air dan KCl bisa berubah sesuai
rasio pengukuran yang digunakan), lalu kocok dengan mesin pengocok selama 30
yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0, kemudian ukur pH
Adapun cara kerja penetapan C-organik dan bahan organik tanah yaitu,
Pertama menimbang 0,5 gr contoh tanah yang lolos ayakan 0,5 mm (0,05 – 0,1 gr
Ferro ammonium sulfat 0,5 N atau Ferro sulfat 1 N. Pada tahap awal ion krom
berwarna hitam, keungu-unguan dan titik akhir penitaran adalah hijau terang.
Lakukan cara yang sama dan waktu yang sama untuk blanko.
% 𝐶 − 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Adapun cara kerja yaitu, timbang teliti 1,000 g sampel tanah kedalam
destilat dalam asam borat sebanyak 25 ml. Destilasi diakhiri apabila volume
destilat dalam penampung sudah mencapai 50-75 ml. Destilat di titrasi dengan
larutan asam baku, yaitu H2SO40,050 N atau HCl 1 N hingga titik akhir yaitu
Perhitungan :
Adapun cara kerjanya yaitu, timbang teliti 2 gr sampel tanah yang telah
dihaluskan (lolos ayakan 2 mm) dan masukkan kedalam botol kocok (rol
larutan/filtratnya.
pembanding.
Perhitungan:
dengan batang pengaduk dan diamkan selama satu malam, lalu saring dengan
18
kertas saring pada corong dan tamping filtratnya dengan wadah lain, pindahkan
semua tanah pada botol kertas saring dengan cara membilas sisa-sisatanah tersebut
dengan larutan NH4OAc dengan menggunakan botol semprot plastic atau pipet
ukur, cuci tanah pada kertas saring dengan 20 – 30 ml larutan NH4OAc dan
cuci tanah pada kertas saring dengan 25 – 30 ml etanol/alcohol untuk setiap kali
sebanyak 2 – 3 kali, pindahkan tanah dan kertas saring kedalam labu Kjedahl 800
erlemeyer 250 ml, asang labukjedahl yang berisi contoh tanah dan erlemeyer
berisi H3BO3 pada alat destilasi dan mulai destilasi sampai destilat yang
titrasinya dengan larutan HCl 0,1 N hingga warna hijau berubah menjadi merah
Perhitungan :
Ket :
t = volume HCl untuk titar contoh (ml) N = normalitas HCl b =
volume HCl untuk titar blanko (ml) W = berat contoh tanah.
19
20
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
SR = Sangat Rendah
R = Rendah
S = Sedang
T = Tinggi
ST = SangatTinggi
4.2 Pembahasan
nilai pH untuk KCL , pada sampel A diperoleh hasil 7,02 dan pada sampel B
yaitu 7,04 yang keduanya termasuk dalam kriteria Netral. Sedangkan pada H2O,
pada sampel A diperoleh hasil 7,31 dan sampel B yaiu 7,51 yang masing-masing
tidak terjadi reaksi hidrolisis Al3+, dimana dari reaksi hidrolisis Al3+ dihasilkan 3
2,22 dan sampel B diperoleh 2,22. Keduanya termasuk dalam kriteria Asam.
Kriteria pada tanah didasarkan pada kadar C-organik tiap sampel, bukan dari
bahan organik tanah, karena penentuan bahan organik ditentukan oleh nilai
Corganik
Dari tabel diatas pada N-Total diperoleh, pada sampel A yaitu 0,08%
dengan kriteria sangat rendah dan pada sampel B yaitu 0,21% juga, dengan
kriteria sangat rendah. Nitrogen (N) merupakan unsur esensial bagi tumbuhan. N
Dari hasil P yang dipatkan, pada sampel A yaitu 0,0094 dan sampel B
yaitu 0,0091 dengan kriteria sangat rendah. Sedangkan pada hasil K pada sampel
A yaitu 289,70 dengan kriteria sangat tinggi dan sampel B yaitu 300,35 dengan
kriteria sangat tinggi pula. Posfor dalam bentuk candangan ditetatapkan dengan
senyawa fosfat dalam kalium mendekati kadar P dan K-total. Ion fosfat dalam
menghasilkan larutan biru molibdat. Intensitas warna larutan dapat diukur dengan
22
spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm, sedangkan kalium diukur
berasal dari desintregasi mineral yang mengandung P seperti mineral apatit, dan
Dari hasil KTK yang didapatkan pada sampel A yaitu 17,83 dengan
Sedang dan sampel B 17,88 dengan kriteria sangat Sedang. Nilai KTK tanah
sangat dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat,
bahan organik, dan pengapuran dan pemupukan. Kapasitas tukar kation (KTK)
berbanding lurus dengan pH, kehalusan tekstur dan jumlah bahan organic
Dari hasil analisis tekstur tanah, pada kedua sampel A dan B tersebut
diperoleh hasil yang sama yaitu Pasir 68,5 %, Debu 17,5 %, Liat 17,0 % dan
meningkatkan pH tanah, unsur N dan hara makro lainnya yang dibutuhkan bagi
Yulipriyanto (2010) bahwa tanah pasir pada umumnya lebih sedikit mengandung
23
bahan organik dan nitrogen karena tanah bertekstur pasir mempunyai kelengasan
rendah, mudah terjadi oksidasi, secara alami penambahan sisa tanaman sedikit.
Dari hasil Analisis kimia tanah yang telah kami lakukan terdapat
kesetimbangan hara, bukan karena suatu unsur lebih banyak jika dibandingkan
dengan yang lain. Pelarutan unsur hara dalam tanah mengikuti hukum faktor
pembatas, yaitu unsur itu terlarut dengan baik jika terjadi kekurangan konsentrasi
unsur tersebut dalam tanah. Kesetimbangan hara yang harmonis dalam tanah
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Praktikum yang telah kami amati adalah bahwa nilai
Tadulako dapat dikatakan cukup rendah, hal ini bisa disebabkan karena beberapa
faktor seperti tanah kekurangan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg),
kemudian kandungan unsur tembaga (Cu), alumunium (Al) dan besi (Fe) yang
kalsium (Ca) dari dalam tanah, serta erosi yang disebabkan oleh hujan yang
24
berlebihan, aktifitas manusia, dan pengaruh kemiringan tanah, serta penggunaan
5.2 Saran
bersama di setiap awal dan akhir praktikum, demi kelancaran sebuah praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Audette Y, O'Halloran IP, Evans LJ, Martin RC, Voroney RP. 2016. Kinetics of
phosphorus forms applied as inorganic and organic amendments to a
calcareous soil II: effects of plant growth on plant available and uptake
phosphorus. Geoderma. 279: 70–76.
Chang KH, Wu RY, Chuang KC, Hsieh TF, Chung RS. 2010. Effects of chemical
and organic fertilizers on the growth, flower quality and nutrient uptake
of Anthurium andreanum, cultivated for cut flower production. Scientia
Horticulturae. 125(3): 434–441.
Farrasati, 2015. C-organik Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Sumatera Utara:
Status dan Hubungan dengan Beberapa Sifat Kimia Tanah Soil Organic
Carbon in North Sumatra Oil Palm Plantation: Status and Relation to
Some Soil Chemical Properties. Peneliti Ilmu Tanah dan Agronomi Pusat
Penelitian Kelapa Sawit Medan, Sumatera Utara. Jurnal Tanah dan Iklim
Vol. 43 No. 2, Hal.157-165
Hanafiah AS, T Sabrina dan H Guchi. 2010. Biologi dan Ekologi Tanah.
Kusmiyarti, T. Budi,DKK. 2015. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Pada Lahan
Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan.
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. ISSN: 2301-6515. Vol. 4, No. 4, Hal :282292
Lim AH, Vimala P. 2012. Growth and Yield Responses of Four Leafy Vegetables
to Organic Fertilizer. Journal of Tropical Agriculture and Food Science.
40(1): 1–11.
Meimaroglou, Nikiforos dan Charalampos Mouzakis. 2019. Cation Exchange
Capacity (CEC), texture, concistency and organic matter in soil
assessment for earth construction: The case of earth mortars.
Construction and Building Materials 221, 27-39.
Matos-Moreira M, Lopez-Mosquera ME, Cunha M, Oses MJS, Rodríguez T,
Carra EV. 2011. Effects of Organic Fertilizers on Soil Physicochemistry
and on the Yield and Botanical Composition of Forage over 3 Years.
Journal of the Air & Waste Management Association. 61(7): 778–785
Mukhlis, Sariffudin dan H Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU
Press, Medan.
Nuro Fiqolbi, Dody Priadi, dan Enung Sri Mulyaningsih. 2016. EFEK PUPUK
ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI
KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.) (Effects of Organic
Fertilizer on the Soil Chemistry Properties and Yield of Kangkong
26
(Ipomoea reptans Poir.). Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Cibinong Science Center. Jurnal Ilmu Tanah. Hal
: 29–39.
Pincus L, Margenot A, Six J, Scow K. 2016. On-farm trial assessing combined
organic and mineral fertilizer amendments on vegetable yields in central
Uganda. Agriculture, Ecosystems and Environment. 225: 62–71.
Prabowo, R.Renan, Subantoro.2021. ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR
TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA
SEMARANG. Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid
Hasyim Semarang.Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta. Hal 59-64.
Powlson DS, Hirsch PR, Brookes PC. 2001. The role of soil microorganisms in
soil organic matter conservation in the tropics. Nutrient Cycling in
Agroecosystems. 61, Hal.41-51.
Prasetyo BH, Suharta N. 2004. Properties of low activity clay soils from South
Kalimantan. Jurnal Tanah Dan Iklim. Vol.22, Hal.: 26-39.
Rusdiana, O., dan R.S. Lubis. 2012. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik
Tanah Terhadap Cadangan (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder. J.
Silvikultur Tropika 3:1:14-21.
Rodrigues, M., P.S. Pavinto, P.J.A. Withers, A.P.B. Teles, W.F.B. Herrera. 2016.
Legacy phosphorus and no tillage agriculture in tropical oxisols of the
Brazilian savanna. Sci. Total Environ. 542: 1050-1061.
Silwasty, K. 2015. ATUS UNSUR HARA DAN pH TANAH DI DESA SEA,
KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA
STATUS NUTRIENTS AND pH LAND IN THE VILLAGE SEA,
PINELENG
DISTRICT MINAHASA. Jurnal Ilmu Tanah. Vol.(2), Hal. 87-122.
Yulipriyanto M. 2010. Biologi Tanah dan Penerapannya. Graha Ilmu, Jakarta.
Zaqyah, Irene. 2016. Morfologi dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Lahan
Pertanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Kebun Campuran
di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar,Kabupaten Lampung
Tengah. Digital Repository UNILA.
Zulkarnain. 2014. Status Sifat Kimia Tanah Pada Lahan Bekas Tambang Batu
Bara Yang Telah Di Reklamasi. Jurnal Media Sains.7(1):96-99
27
LAMPIRAN Perhitungan Analisis
Kimia Tanah
1. Penetapan C-Organik
Sampel 1 = 5,5025
Sampel 2 = 5,5086
Perhitungan :
% C - Organik =
= 5,85 x 1 x 0,38
= 2,22
Sampel 1 = 0,86
Sampel 2 = 1,67
Perhitungan :
Sampel
28
Sampel 2 =
3. Penetapan P
Sampel B = 23,742
Ml Ekstrak = 10 ml
Perhitungan :
% 𝑃2𝑂5 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Sampel 1=
= 0,0094
Sampel 2=
=0,0091
29
4. Penetapan K
S2 = 25,1 ppm
Ml Ekstrak = 10 ml
Perhitungan :
Sampel 1
= 289,70
Sampel 2
= 300,35
Dik: t1 = 2,38 ml
T2 = 1,32 ml
B = 0,56
NHCl = 0,1 N
W1 = 1,0092
W2 = 1,0065
Rumus :
KTK (me/100 g tanah) = ( t – b) x N HCl
30
KTK (me/100 g tanah) = (2,38 – 0,56) x 0,l
W1 = 1.82 x 0,1 x
= 0,18 x 99,08
= 17,83
W2 = 1.82 x 0,1 x
= 0,18 x 99,35
= 17,88
31
DOKUMENTASI
32
Penulis bernama lengkap Abdul Rohim, lahir di
tamat tahun 2013. Kemudian ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
pada tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 01 Wita Ponda dan lulus
pada tahun 2016. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan pada tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Tojo Barat dan tamat pada tahun 2019.
33