Anda di halaman 1dari 9

Laporan Penentuan Kadar Fe/Besi Metode

Spektrofotometri

 JUDUL PRAKTIKUM
Penentuan Konsentrasi Fe/Besi Sebagai Ferro (Fe2+) Metode Spektrofotometri

 TUJUAN PERCOBAAN 
1. Dapat menentukan [Fe2+] dalam sampel dengan metode spektrofotometri.
2. Dapat mengoprasikan alat spektronic-20 dengan baik dan benar.
3. Dapat membuat kurva kalibrasi dan [Fe2+] dengan benar.

 PRINSIP PERCOBAAN 
Sejumlah tertentu larutan Fe2+ yang akan ditetapkan konsentrasinya, dengan
pereaksi 1,10 – fenantrolin membentuk kompleks berwarna jingga. Kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang maksimum. Berdasarkan hukum Lambert–
Beer, A= ε x b x c  maka serapan akan sebanding dengan konsentrasinya.
Konsentrasi Fe2+ didapat dengan membuat grafik hubungan antara absorbans
versus konsentrasi larutan.

 DASAR TEORI
Spektrofotometri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan
sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan menggunakan
instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah
penyerapan sinar tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state)
ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet
atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron
bonding, akibatnya  panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis
ikatan yang ada didalam molekul (Sumar Hendayana, 1994 : 155).

Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna


antara besi (II) dengan orto-fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara
maksimal pada panjang gelombang tertentu. Banyak sinar yang diserap akan
berkorelasi dengan kuantitas analit yang terkandung di dalamnya sesuai dengan
Hukum Lambert-Beer (Wiji, dkk. 2010)
Penentuan kadar besi dapat dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis dengan reaksi
pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan warna spesifik
sesuai dengan reagen yang digunakan. Senyawa pengompleks yang dapat digunakan
diantaranya molibdenum, selenit, difenilkarbazon, dan fenantrolin. Pada percobaan
ini pengompleks yang digunakan adalah 1,10-fenantrolin. Besi(II) bereaksi
membentuk kompleks merah jingga. Warna ini tahan lama dan stabil pada range pH
2-9. Metode tersebut sangat sensitif untuk penentuan besi (Vogel, 1985).
Pengukuran menggunakan metode fenantrolin dengan pereduksi hidroksilamin
hidroklorida dapat diganggu oleh beberapa ion logam, misalnya bismut, tembaga,
nikel, dan kobalt.

Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-
phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi
dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat
bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam.
Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:

Fe2+  +  3 phen H+  ⇌  Fe(phen)32+  +  3H+

Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.5×10-6 pada 25oC. Besi(II)


terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan
untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat.
Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi
berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+.

Hukum Lambert-Beer

Untuk tiap panjang gelombang sinar yang melewati spektrometer, intensitas sinar
yang melewati sel pembanding dihitung. Biasanya disebut sebagai Io – dengan I
adalah intensitas. Intensitas sinar yang melewati sel sampel juga dihitung untuk
panjang gelombang yang sama – disimbolkan I.

Jika I lebih kecil dari Io, berarti sampel menyerap sejumlah sinar. Selanjutnya
perhitungan sederhana dilakukan oleh komputer untuk mengubahnya menjadi apa
yang disebut dengan absorbansi  – dengan I adalah intensitas. Intensitas sinar yang
melewati selsampel juga dihitung untuk panjang gelombang yang sama –
disimbolkan dengan A.
  
Umumnya absorbansi berkisar dari 0 hingga 1, tetapi dapat pula lebih tinggi dari itu.
Absorbansi 0 pada suatu panjang gelombang artinya tidak ada sinar dengan panjang
gelombang tertentu yang diserap. Intensitas berkas sampel dan pembanding sama,
jadi perbandingan Io/I adalah 1.Log10 dari satu adalah nol. Absorbansi 1 terjadi
ketika 90% sinar pada suatu panjang gelombang diserap - 10% lainnya tidak diserap.

 ALAT & BAHAN


Alat :
1. Labu ukur 25, 50 ml
2. Botol Timbang
3. Kaca arloji
4. Corong pendek
5. Batang pengaduk
6. Pipet ukur 10 mL
7. Buret mikro
8. Gelas kimia 100 mL
9. Spektrofotometer visible
10. Kuvet
11. Neraca analitik

Bahan :
1. (NH4)2SO4.FeSO4.6H2O
2. CH3COONa 0,2 M
3. 1,10 – fenantrolin
4. NH2OH.HCl 10%
5. Bromphenol Biru
6. Larutan sampel Fe2+

 SINGKATAN PROSEDUR
1. Persiapan Larutan Standar
ᴥDibuat larutan standar induk Fe2+ 1.000 ppm dari garam mohr.
ᴥDipipet 10 ml larutan standar induk Fe2+ 1.000 ppm, masukan ke dalam labu ukur
100 ml, encerkan hingga tanda batas.
ᴥDiukur dengan menggunakan buret 1,2,3,4 dan 5 ml larutan standar Fe2+ 100 ppm,
dan masukkan masing – masing ke dalam labu ukur 100 ml, Encerkan hingga tanda
batas.
ᴥDiambil 1 ml larutan standar Fe2+ tambahkan 2 tetes indikator Bromphenol Biru
dan tambahkan tetes demi tetes Na-asetat sampai warna biru ( tetesan dihitung ).
ᴥDitambahkan Na-asetat sebnyak 4 poin 4 kedalam masing – masing labu.
ᴥDitambahkan 5 ml larutan hidroksil aminhidroklorid dan 5 ml lar. 1,10 –
fenantrolin ke masing – masing labu, tanda bataskan.

2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


ᴥDinyalakan spektrofotometer, diamkan selama 15 menit.
ᴥDiatur alat spektro pada %T, pada panjang gelombang 450 nm.
ᴥDinolkan %T masukkan blanko, 100% kan T.
ᴥDimbil standar yang mewakili, baca %T.
ᴥDiulang langkah 2 – 4, pada panjang gelombang antara 450 nm hingga 550 nm.
ᴥDibuat grafik hubungan absorbans versus panjang gelombang.
ᴥDitentukan panjang gelombang maksimum.

3. Penentuan konsentrasi
ᴥDiatur panjang gelombang pada λ maksimum.
ᴥDinol kan %T masukkan blanko 100% kan %T.
ᴥDilakukan pembacaan %T untuk standar 1-5.
ᴥDilakukan pula pembacaan %T pada sampel.
ᴥDibuat grafik absorbans versus konsentrasi larutan.
ᴥDitentukan konsentrasi Fe2+ berdasarkan grafik.
ᴥDihitung konsentrasi Fe2+ dalam sampel.
 DATA PENGAMATAN
 PEMBAHASAN
1. Nyalakan alat spectronic-20, bila aliran sudah dihubungkan dengan arus AC 220 v
maka lampu indikator akan berwarna merah menandakan adanya arus yang
mengalir. Biarkan kurang lebih 15 menit untuk memanaskan alat agar stabil.

2. Atur panjang gelombang hingga berada di kisaran 450 nm. Karena cahaya tampak
yang dapat diserap oleh sampel Fe2+ berada pada kisaran 450-550 nm.

3. Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah spektrofotometri cahaya


tampak, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari 400 nm,
sehingga jika menggunakan spektrofotometri UV, logam besi tidak akan terdeteksi.

4. Sebelum kuvet dimasukan/ditempatkan pada sample compartement, kuvet harus


dilap terlebih dahulu oleh tissue, tujuannya agar kuvet kering sehingga hasil
absorbans tepat karena bila kuvet basah bisa mempengaruhi hasil pengamatan.

5. Saat kuvet ditempatkan pada sample compartement, garis putih pada kuvet harus
disejajarkan dengan garis pada sample compartement.

6. Bagian bawah kuvet tidak boleh dipegang, karena jika itu terjadi dikhawatirkan
kuvet terkena lemak/kotoran, yang akan mempengaruhi hasil absorbans karena alat
tidak dapat menyerap cahaya tampak akibat adanya kotoran tersebut sehingga %
transmitan berkurang karena cahaya dibelokan.

7. Fungsi dari NH2OH.HCl 10% untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam
keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan besi Fe3+.

8. Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambahkan
larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks larutan berwarna.

9. Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan


berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan harus dijaga
tetap dengan cara menambahkan garam natrium asetat.

10. Fungsi penambahan Bromphenol biru adalah untuk mengetahui berapa tetes
CH3COONa yang perlu ditambahkan.

11. Dalam penentuan kadar Fe dalam sampel menggunakan spektrofotometri cahaya


tampak ini sebelumnya dibuat deret larutan standar terlebih dulu. Tujuannya adalah
untuk membuat kurva kalibrasi yang  akan digunakan untuk menghitung kadar besi
dalam sampel.

12. Fungsi dari blanko sendiri adalah mengukur serapan pereaksi yang digunakan
untuk analisis kadar Fe sehingga jumlah serapan Fe sendiri adalah nilai absorbansi
larutan standar atau sampel (mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi serapan
pereaksinya. Sehingga absorbansi yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan
untuk Fe dalam sampel, fungsi kalibrasi juga untuk menghilangkan efek refleksi
akibat pancaran sinar radiasi menuju larutan.
13. Semakin panjang gelombang yang diberikan mendekati lamda max semakin
besar pula absorbansinya dan pada saat di lamda max absorban paling besar, namun
nilai absorbansi menurun jika sudah melewati lamda max.

 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum penetapan [Fe2+] yang telah dilakukan menggunakan
spectronic-20 diperoleh panjang gelombang maks 482 nm dengan nilai absorbans
sampel 0,5560 dan dengan [Fe2+] dalam sampel sebesar 245 ppm (berdasarkan cara
grafik yang telah dibuat) dan 249,69 ppm (berdasarkan cara regresi linier).

 DAFTAR PUSTAKA
ᴥMuthohhary, Muhammad. Penentuan Kadar Besi. Tersedia:
https://www.scribd.com/document /86551288/PENENTUAN-KADAR-BESI [24
Maret 2012].
ᴥSetiawan, Dana. Penentuan Kadar Besi Dalam Air. Tersedia:
http://www.academia.edu/535021 /PENENTUAN_KADAR_BESI_DALAM_AIR.
ᴥPolban, Himka. Laporan Penentuan Kadar Besi Spektronic 20. Tersedia:
https://himka1polban. wordpress.com/laporan/spektrofotometri/laporan-
penentuan-kadar-besi-spektronic-20/.

Anda mungkin juga menyukai