Makalah Farmakognosi New
Makalah Farmakognosi New
“ ALKALOID “
Dosen Pengampu
Apt.Yuniariana Pertiwi, MM.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya kami
dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “ALKALOID”. Walaupun beberapa
hambatan yang kami alami selama proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
Dan tidak luput kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing, yang telah
ikut serta membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah. Kami
ucapkan terimakasih juga terhadap teman-teman yang sudah ikut memberi kontribusi baik
secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses karya ilmiah ini.
Suatu hal yang ingin kami berikan kepada mahasiswa atas hasil dari karya ilmiah ini.
Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini memberikan dampak baik dan berguna
bagi kita semua.
Kami pun menyadari didalam penulisan karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif untuk
mencapai sempurnanya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang terdiri dari beribu-ribu
pulau yang kaya sumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang sangat beraneka ragam.
Beberapa jenis tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat yang penggunaanya didasarkan
secara turun-temurun, maka para peneliti kimia telah melakukan penyelidikan terhadap
kandungan kimia berbagai tanaman.
Salah satu senyawa organik yang paling banyak ditemukan di alam ialah alkaloid, yaitu
senyawa organik yang bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena
adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar
heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis
pada manusia dan hewan.
Sejarah alkaloid hampir setua peradan manusia. Manusia telah menggunakan obat-
obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman. Obat-obat yang pertama ditemukan
secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah
digunakan sebagai obat-obatan dan sifatnya sebagai analgetik dan narkotik sudah
diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan
diberi nama narkotin. Selain itu, pada tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan
Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian dibidang kimia alkaloid
dan dalam waktu singkat diperoleh Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin,
Sinkhonin dan Kolkhisin.
Alkaloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari
campuran senyawa. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas
dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan
pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa
alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Berdasarkan hal tersebut
bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan memberikan
efek fisiologis tertentu pada mahluk hidup maka dibuatlah makalah ini untuk membahas
hal-hal penting mengenai alkaloid agar ketersediaanya yang cukup melimpah di alam
dapat dimanfaatkan dengan baik.
A. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa Alkaloid?
2. Penamaan dan sifat-sifat fisika serta kimia ?
3. Bagaimana struktur dan klasifikasi senyawa alkaloid?
4. Bagaimana biosintesis dari senyawa alkaloid?
5. Bagaimana cara penentuan struktur senyawa alkaloid?
6. Apa saja kegunaan dari senyawa alkaloid?
BAB II
PEMBAHASAN
1) Struktur inti
2) Sifat kimia
belum
D. Pengolongan
belum
E. Jenis simplisia, tanaman asal, dan khasiat
belum
belum
B. Penggolongan
A. Definisi
1) Struktur inti
2) Sifat kimia
1. Bentuknya berupa serpihan Kristal tanpa warna atau berwarna kuning pucat
2. Mempunyai bau seperti bau amin
3. Mempunyai pKa = 7,0 ( mengandung banyak atom hydrogen, menyebabkan
sifat basa kuat ) dan pKa = 14,9 ( mengandung lebih sedikit atom hydrogen,
sifat asam lemah )
4. Bersifat amfoter
5. Bersifat polar
6. Kelarutan dalam air ; 663g/L pada suhu 20℃
7. Titik leleh ; 88,3 – 89, 8 ℃
8. Titik didih : 267, 8℃.