Sama seperti manusia, kucing memiliki berbagai bentuk dan pemicu agresi. Menangani agresi kucing,
bahkan menyelesaikannya, adalah hal yang mungkin dilakukan. Kebanyakan situasi yang melibatkan
agresi kucing bisa dikelola dan biasanya berasal dari rasa takut, kecemasan, kurangnya sosialisasi,
atau pengalaman hidup yang traumatis. Kucing memerlukan kesabaran dan pengertian untuk bisa
meningkatkan perilakunya. Akan tetapi, jika ia terus menerus bersikap agresif Anda perlu
mempertimbangkan pindah ke peternakan agar perilakunya bisa dialihkan ke kegiatan berburu.
Untuk keamanan diri dan orang lain yang melakukan kontak dengan kucing Anda, pahami dan kelola
perilakunya.
Postur-postur ofensif
- Posisi tubuh yang tegang dengan kaki yang tegak
- Kaki belakang yang tegang, dengan bokong yang dinaikkan serta punggung yang
membungkuk
- Ekor yang kaku, diturunkan, atau ditempelkan ke lantai
- Pandangan langsung
- Telinga yang tegak, dengan punggung yang sedikit berputar ke depan
- Piloereksi (bulu-bulu yang berdiri), termasuk pada ekor
- Pupil yang menyempit
- Menghadap lawan secara langsung, kemungkinan juga mendekatinya
- Mungkin menggeram, melolong, atau menangis
Agresi berlebih
- Mengayunkan atau menyerang dengan telapak kakinya
- Menggigit
- Berkelahi
- Menggeram dan bersuara tinggi
- Mencakar
- Bersiap menyerang besar-besaran dengan berguling ke sisi tubuh atau punggung
dan memamerkan gigi serta cakar-cakarnya. [2]
Sediakan lingkungan rendah stres, minimalkan jumlah pengunjung, dan hindari menangani
induk atau anak-anaknya bila Anda menemui agresi maternal.
Sumber: https://id.wikihow.com/Menangani-Kucing-yang-Agresif-dengan-Benar