Anda di halaman 1dari 15

Jaringan tumbuhan dibedakan atas jaringan muda dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem
Jika diperhatikan, tumbuhan dewasa tidak langsung menjadi besar dengan
tiba-tiba. Pertumbuhannya dimulai dari kecil, kemudian seiring bertambahnya waktu,
maka dia akan bertambah besar. Mengapa bisa terjadi seperti itu?
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda
dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak
ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem
berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing
selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel.
Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain
berdasarkan letaknya dan terjadinya. Untuk selanjutnya akan dibahas pada uraian di
bawahini.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem Ujung (Apikal)
Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel
initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya
meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang. Meristem ini dapat
Anda lihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1
Meristem ujung (apikal)
b. Meristem Samping (Lateral)
Meristem lateral merupakan jaringan muda
yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak
antara bagian alat-alat tumbuhan (antara
jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas
meristem ini tumbuhan akan mengalami
penambahan besar ke samping. Coba Anda
sebutkan tumbuhan apa saja di sekitar Anda
yang dapat mengalami pertumbuhan membesar
pada batangnya. Agar lebih jelas, perhatikan
Gambar 2.2
Gambar 2.2 Meristem lateral
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem Primer
Meristem primer merupakan jaringan muda yang berasal dari sel-sel initial yang
disebut promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt,
promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan
berdeferensiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan
berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan.
Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
1. dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;
2. periblem yang akan berkembang menjadi korteks;
3. pleron yang akan berkembang menjadi stele.

Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.


1) Korpus
Bagian ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang
luas dan sel-selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara
tak beraturan.
2) Tunika
Bagian ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu
atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan
ke samping (ke arah lateral).

b. Meristem Sekunder
Meristem ini berasal dari jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi
meristematis. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian
tengahnya terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium
dijumpai di dalam batang dan akar dari tumbuhan golongan dikotil dan
Gymnospermae, serta beberapa tumbuhan dari golongan monokotil (Agave, Aloe,
Jucca, dan Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan
dapat membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.
1.   Jaringan Dewasa
Jaringan ini berkembang dari jaringan muda yang telah mengalami spesialisasi
dan deferensiasi. Menurut fungsinya jaringan dewasa ini dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu :
1. Jaringan Dasar / Parenkim
Disebut jaringan dasar karena terbentuk dari Meristem dasar dan hampir semua
bagian tumbuhan terdapat jaringan ini dengan cirri-ciri  banyak mempunyai
ruang atar sel, bentuk selnya membulat dan berdinding tipis.
Menurut bentuk selnya parenkim dapat dibagi menjadi :
 Parenkim Palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada
biji berbentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas. misal :
pada mesofil daun
 Parenkim Spons (bunga karang), juga merupakan parenkim penyusun
mesofil daun. Bentuk dan ukuran parenkim ini tak teratur dengan ruang
antarsel yang lebih besar  missal : pada mesofil daun
 Parenkim Bintang (aktinenkim), berbentuk seperti bintang bersambungan
ujungnya misalnya: pada tangkai daun cemara pada tangkai daun Canna sp.
 Parenkim Lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas. Misalnya pada mesofil daun pinus dan padi.
Sedangkan menurut fungsinya, parenkim dibedakan atas :
1. Parenkim Asimilasi (Klorenkim) banyak mengandung klorofil sehingga dapat
bermanfaat untuk proses fotosintesis. misal : pada mesofil daun karena 
berklorofil
2. Parenkim Penimbun (Parenkim Makanan ) berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan. Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang. Makanan cadangan
tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, misalnya tepung, protein, lemak, dan
tetestetes minyak misal : pada empulur batang atau umbi menimbun karena
karbohidrat.
3. Parenkim Air, berfungsi untuk menyimpan air. Parenkim ini dijumpai pada
tumbuhan xerofit dan epifit. Contohnya, parenkim yang terdapat pada tumbuh-
tumbuhan Agave dan Aloe vera (lidah buaya)
4. Parenkim Udara (Aerenkim) terdapat ruang antarsel, fungsinya adalah untuk
aerasi atau pertukaran gas pada tanaman air, yaitu untuk mengapung pada
permukaan air. misal : pada tanaman enceng gondok (Eichornia crasipes )
5. Jaringan parenkim pengangkut  berguna sebagai alat pengangkut yang
menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam yang disebut dengan
parenkim jari-jari empulur misal : pada batang

2. Jaringan Pelindung
Jaringan ini berfungsi melindungi tubuh tanaman dari pengaruh luar yang merugikan.
Jaringan pelindung bias berupa epidermis dan jaringan gabus.
 Epidermis, merupakan jaringan terluar dari tumbuhan dengan ciri-ciri :
- Biasanya terdiri satu lapis saja
- Letak selnya rapat, tak ada ruang antar sel
- Sel-selnya masih hidup
- Memiliki vakuola yang besar.

Pada beberapa organ tumbuhan dinding sel epidermis bagian luar dilapisi
semacam zat lemak yang disebut kutikula.
Beberapa sel epidermis dapat berubah bentuk dengan fungsi yang lain, misal :
1. Stomata (mulut daun)
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada
semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling
banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah,
sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik
yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat
terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari
permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis
(menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila
dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus
dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat
masing-masing di samping sebuah sel penutup.
2. Trikomata
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang
menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan epidermis atau di
bawah epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele
disebut spina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut:
- Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi  untuk mengurangi penguapan.
- Menyerap air serta garam-garam mineral.
- Mengurangi gangguan hewan.
Rambut
Bulu Akar
Bulliform
dll

Gambar 2.3. Jaringan epidermis


2. Jaringan Gabus
Jaringan gabus mempunyai 3 bagian yaitu :
1. Felem, yaitu lapisan gabus sebagai produk dari kambium gabus ke arah luar.
2. Felogen (kambium gabus) merupakan satu lapisan sel meristematis
3. Feloderm : jaringan hidup dibentuk oleh felogen ke arah dalam.

Gambar 2.4 Jaringan Gabus


C. Jaringan Penyokong
1. Jaringan Kolenkim
Terdiri atas sel kolenkim yang biasanya memanjang dengan penebalan dinding sel
dari zat selulosa, pectin dan hemiselulosa. Berdasarkan letak dan bentuk penebalan
kolenkim dibedakan menjadi 3 :
a. Kolenkim anguler (penebalan pada dinding tangensial)
b. Kolenkim lamellar (penebalan pada dinding permukaan ruang antar sel)
c. Kolenkim lacunate ( penebalan pada dinding ruang antar sel)

Gambar 2.5. Jaringan Kolenkim


2. Jaringan Skelerinkim
Berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan yang sudah dewasa tidak
mengalami pertumbuhan lagi. Jaringan skelerenkim terdiri dari sel-sel yang mati,
dindingnya tebal dan kuat dari zat  lignin (zat kayu). Ada 2 macam bentuk sel
sklerenkim yaitu :
a. Serabut Sklerernkim dengan bentuk seperti benang panjang (serabut)
b. Sklereid (sel batu)

Gambar 2.6. Jaringan Sklerinkim


 d. Jaringan Pengangkut
 Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem.
Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu
sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah
atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-
bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan
berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan
pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada
tumbuhan tingkat rendah pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup berlangsung
dari sel ke sel. Jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut zat-zat yang diperlukan oleh sel. Jaringan ini
terdiri atas 2 (dua) macam yaitu :
1. Xylem (pembuluh kayu)
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari
akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut
yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata
ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-
sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya yang tebal dan
mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
a. Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-
penebalan pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika dibandingkan dengan
yang telah terjadi pada trakea. Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan
sekunder, lumen selnya tidak mengandung protoplas lagi. Dinding sel sering
bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur penopang dan
penghantar air.

b. Trakea (Komponen Pembuluh)


Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya
saling bersatu membentuk sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut
pembuluh. Dindingnya berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel
ke sel lain sehingga berbentuk suatu tabung yang strukturnya mirip sebuah talang.
Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya lebih besar daripada sel-sel trakeid
dan membentuk untaian sel-sel longitudinal yang panjang, penebalan-penebalannya
terdiri atas zat lignin yang tipis dibandingkan trakeid.
c. Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dapat
dijumpai pada xilem primer dan sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam
parenkim, yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari empulur. Parenkim kayu sel-
selya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami
penebalan sekunder pada dindingnya. Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel
yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni yang bersumbu panjang ke
arah radial dan sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal. Sel-sel parenkim xilem
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat tepung biasanya
tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan
dengan kegiatan kambium.
2. Phloem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagian-bagian lain yang ada di bawahnya. Floem
mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam
bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang
telah mati.
Sel yang menyusun floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu,
dan sel parenkim kulit kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
Tahukah Anda mengapa demikian? Hal ini dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada
bagian tersebut sehingga dapat terbentuk akar-akar pada media cangkoknya. Struktur floem
dapat Anda lihat
Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
a) Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan
intinya hilang dari protoplas. Daerah tapis merupakan daerah noktah yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-
pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang
berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di
bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung
daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk
deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b) Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan sel muda yang bersifat meristematis. Sel-sel
pengantar di duga mempunyai peran dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui
pembuluh tapis.
c) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman Conifer, yang merupakan sel-sel empulur
dan parenkim floem, mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan
sel-sel tapis. Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.
d) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan
zat-zat tepung, lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi
beberapa zat seperti zat tannin dan resin.
e) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu. Di dalam
berkas pengangkut, unsur-unsur xilem dan floem selalu terdapat berdampingan atau
salah satu di antaranya terletak mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan bahwa floem selalu terdapat berpasangan
dengan xilem untuk membentuk berkas pengangkut pada tumbuhan. Dalam
pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan mudah dibedakan
dengan jaringan parenkim di sekitarnya karena relatif kecil dan tanpa ruang antarsel.
Hanya trakea yang sel-selnya lebih besar dibanding-kan sel-sel di sekitarnya.

Berdasarkan letak xilem dan floemnya, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga
tipe dasar, kita akan bahas pada posting  berikut. Xylem dan Phloem merupakan jaringan
kompleks karena terdiri atas beberapa macam tipe sel.
Berikut perbedaan penyusun xylem dan ploem
Unsur-unsur penyusun Xylem Unsur-unsur penyusun Phloem

Trakeid dan trakeaSerabut Buluh tapis dan sel tapisSel pengiringParenkim


XylemParenkim Xylem PhloemSerabut Phloem

Jika Xylem dan Phloem ini menjadi satu akan membentuk ikatan yang disebut berkas
pengangkut atau fasis. Dalam berkas pengangkut letak xylem dan floem mempunyai pola
tertentu sehingga dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu :
1. Type Radial
Xylem dan floem tidak membentuk berkas yang sesungguhnya, karena meskipun
xylem dan floem berdampingan tetapi dipisahkan oleh jaringan dasar sehingga terlihat
tersusun radial. Susunan seperti ini hanya terdapat pada akar sewaktu xylem dan
floem berada dalam keadaan primer
2. Type Kolateral
Floem dan xylem letaknya berdampingan, umumnya xylem berada sebelah luar
xylem.
Ada 2 type yaitu :
Kolateral tertutup, bila xylem dan floem berdampingan langsung dan berkas
itu dikelilingi serabut, misalnya  pada batang Gramineae
Kolateral Terbuka, bila antara xylem dan floem terdapat kambium.
Kambium ini kearah dalam membentuk xylem sekunder dan kearah luar membentuk
floem sekunder pada proses pertumbuhan menebal terdapat pada batang
Dicotyledomeae.
3. Type Bikolateral
Pada dasarnya serupa kolateral terbuka (xylem dan floem berdampingan)
tetapi di sisi dalam xylem terdapat lagi floem, jadi urutannya : floem dalam xylem,
kambium dan floem luar. Terdapat pada batang beberapa keluarga tumbuhan
Dycotyledoneae, misalnya Cucurbitaceae dan Solanaceae.
4. Type Konsentris
Xylem mengelilingi / membungkus floem atau sebaliknya. Bentuk ini juga
dibagi 2 tipe yaitu :
Konsentris Amfrikibal, bila floem mengelilingi xylem.
a). amfikribal : letak xylem di tengah dan di kelilingi phloem
b). amfivasial  : bila xylem mengelilingi floem, terdapat pada batang tumbuhan
monocotyledoeae yang berkambium misalnya : Agave, Aloe

ORGAN TUMBUHAN
Organ pokok tumbuhan berupa akar (radix), batang (caulis) dan daun (follum)
1. Akar (radix) Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir
sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang
fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
a. Fungsi Akar
1). Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
2). Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
3). Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
b. Struktur Akar
Akar berkembang dari Meristem apical yang melindungi tudung akar. Pembelahan meristem
apical membentuk daerah pemajangan,diikuti zona deferensiasi dan zona pendewasaan. Akar
tumbuhan tersusun dari berbagai jaringan yaitu eoidermis, korteks, endodermis dan stele atau
silinder pusat.
1). Epidermis : Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
2). Korteks : letaknya di sebelah dalam epidermis, tersusun dari berbagai lapis sel tidak
teratur dan dijumpai ruang antar sel yang bermanfaat dalam pertukaran. Jaringan penyusun
korteks antara lain : parenkin, kolenkin.
3). Endodermis : merupakan rangkaian sel yang sejajar dengan Epidermis, letaknya di
sebelah dalam korteks, lapis tersusun rapat sebagai pemisah dengan stele. Dinding
endodermis mengalami penebalan zat gabus (suberin) membentuk rangkaian pita yang
dinamakan pita “kaspari”. Pada sel endodermis yang letaknya berhadapan dengan xylem
tidak mengalami penebalan sebagai jalannya air dan zat makanan dari korteks ke lilinder
pusat yang dinamakan “sel penerus/peresap.”
4). Stele / silinder pusat : Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
a). Persikel/Perikambium  merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
b). Berkas Pembuluh Angkut/Vasis terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
c). Empulur  letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari
jaringan parenkim.

Gambar 2.8. akar monokotil dan akar


dikotil
Gambar 2.9.aantomi  akar
2. Batang (caulis)
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
a. Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1). Epidermis  terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
2).  Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat
dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas
jaringan parenkim.
3). EndodermisEndodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan
Gymnospermae.
4). Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele
disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang
artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah
luar.
REPORT THIS AD
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia
cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
b. Pada batang Monokotil,
epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada
stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan
lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang
dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada
pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Gambar 2.10  Anatomi Batang  monokotil


dan akar dikotil
Pada tanaman berkambium terdapat pertumbuhan menebal sekunder. Hal ini terjadi karena
adanya aktifitas kambium fasis dan kambium interfasis. Pertumbuhan ini menimbulkan
adanya lingkaran tahun. Akibatnya adanya pertumbuhan sekunder, jaringan di luar kambium
menjadi rusak. Oleh sebab itu di bawah epidermis terdapat kambium gabus (felogen) yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung. Felogen (kambium gabus) ini membelah ke dalam
membentuk lapisan sel yang hidup disebut feloderm sedang ke luar menghasilkan jaringan
gabus atau felem. Untuk pertukaran gas dibentuk lentisel. Jaringan penyusun titik tumbuh
batang mempunyai susunan yang khas, sehingga muncul 2 teori yaitu :
Teori Histogen oleh Hanstein
Teori Tunika Korpus oleh Schmidt.
Jaringan penyusun komponen kayu terdiri atas : pembuluh kayu, parenkim kayu dan serabut
kayu. Jaringan penyusun kulit kayu terdiri atas pembuluh tapis (floem), jaringan penunjang
dan perenkim kulit kayu.
1. 1.   Daun (folium)
Primodial daun tumbuh pada bagian sisi meristem apikal yang terletak pada ujung batang dan
akan tumbuh menjadi daun. Ada tiga bagian utama penyususn daun yaitu :
1. helai daun atau lamina
2. tangkai daun atau petiola
3. pelepah daun atau vagina
Jika tanaman memiliki ketiganya disebut daun sempurna (lengkap). Secara anatomis daun
disusun oleh jaringan epidermis, parenkim dan pembuluh angkut. Epidermis daun disusun
oleh sel-sel berbentuk pipih, tidak berklorofil dan letaknya rapat pada sisi luarnya kadang-
kadang dilapisi lilin atau kutikula. Pada epidermis ini terdapat stomata yang mempunyai sifat
berbeda dengan sel epidermis lainnya. Letak epidermis ini untuk tanaman darat lebih banyak
di permukaan bawah sedang tanaman terapung banyak di permukaan atas.
Pada bagian mesofil daun disusun oleh jaringan parenkim palisade dan spons yang keduanya
banyak mengandung klorofil sehingga disebut juga klorencim. Warna permukaan daun
bagian atas dan bawah pada umumnya tidak sama disebut daun bifasial dan apabila sama
disebut ekuifasial. Pada lapisan mesofil di bagian spons parenkim terdapat berkas pengangkut
yang membentuk pertulangan daun dengan type :
1). Menyirip (penninerve)
2). Menjari (palminerve)
3). Melengkung (arvinerve)
4). Sejajar (rectinerve)
REPORT THIS AD

Gambar 2.11   Penampang lintang Daun Dikotil

Gambar 2.12  Penampang lintang


Daun Monokotil
 
4. Bunga dan Buah
Bunga dan buah sering dikatakan sebagai organ tambahan karena terbentuk dari modifikasi
organ lain yaitu tunas (batang dan daun), sehingga jaringan penyusun kedua organ itu juga
tidak berbeda dengan organ asal
a. Bunga memiliki bagian-bagian :
1). Ibu tangkai bunga (pedunculus)
2). Tangkai bunga (pedicelus)
3). Dasar bunga (receptacle)
4). Daun pelindung { brachtea }
6). Kelopak bunga (Calyx),
6). Mahkota bunga (Corolla}
7). Benangsari (Stamen),
8). Putik(Pistilium}
2.13  Penampang lintang Bunga
b. Buah
Setelah terjadi penyerbukan dan diikuti pembuahan bakal buah akan tumbuh menjadi buah
dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Buah sejati bila buah terbentuk dari bakal buah, bila buah
terbentuk selain dari bakal buah  tetapi bagian dari penyusun bunga yang lain disebut buah
semu, misal : buah ambu monyet berkembang dari tangkai bunga

2.14  Penampang lintang Biji


Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel – sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar,
menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem
sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar
sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan
melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air
secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai
pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan
stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel – sel
bulu akar menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu
(xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai
kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting
dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel
trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi
karena sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul
tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan
molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga
menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi
membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan.
Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g
herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun,
yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah
banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan
energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi
stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion – ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk
dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem.
Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar
juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada
malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang
bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh
tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa.
Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda
dengan pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun,
pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula
(tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu
arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah
yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung
pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai