Tugas Mandiri Modul J & A (Masniar)
Tugas Mandiri Modul J & A (Masniar)
MODUL J
1.LK.1 HAL 35
1. Adapun contoh pemanfaatan hasil penilaian dalam pemberian bantuan peserta didik
adalah sebagai berikut
Perkembangan nilai agama dan moral Mona berkembang sesuai harapan adapun
perkembangan agama yang di capai antara lain mempercayai adanya tuhan melalui ciptaannya
hal ini terlihat ketika Mona dapat mengenal agama yang di anut, seperti ia tahu kalau agama
kita adalah islam. Selain itu Mona juga dapat melafazkan surat AL-Fatihah, AL Iikhlas, AN-Nas,
AL-kausar dan juga Mona mampu memimpin doa ketika berdoa dipagi hari sebelum kegiatan
dimuali.
Mona adalah anak yang memiliki moral yang baik, ia selalu membantu ketika ada teman
yang membutuhkan bantuannya dan selalu berbuat baik dengan semua teman tanpa memilih –
milih teman.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
PERKEMBANGAN BAHASA
PERKEMBANGAN SENI
Perkembangan seni Mona pada semester ini berkembang sesuai harapan Mona mampu
menunjukan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media, hal ini terlihat
ketika Mona mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai seperti
mewarnai gambar orang yang sedang menyiram tanaman, Mona mewarnainya dengan rapi
sehingga hasilnya terlihat indah. Dan Mona juga mampu bernyanyi sendiri menyanyikan lagu-
lagu kesukaannya dengan baik seperti menyanyikan lagu kasih ibu.
Bimbingan dan konseling adalah suatu program yang diselenggarakan di sekolah dirancang
untuk membantu mengembangkan asfek pribadi, sosial, serta akademik peserta didik. Bimbingan dan
konseling di tk bertujuan untuk membantu anak untuk merasa nyaman di lingkungan sekolah dan
rumahnya, pada dasarnya BK bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.
STUDI KASUS
Kelas : TK A
Umur : 4 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Keterangan: Ketika masuk sekolah pertama Hamda termasuk anak yang pendiam cenderung
pemurung dan pemalu (tidak mau bergaul dengan teman).
Kesan Umum : Hamda anak yang pemalu, kalau ditanya sama orang yang belum dikenal dengan baik
tidak merespon dan membuang muka (cuek) . Suka memainkan baju atau kadang mengenyot jempol
(ibu jari) , tetapi kadang – kadang dia juga bisa bereaksi dengan luar biasa bila mendapatkan sesuatu
yang cocok (menjerit keras dan melompat)
Keadaan fisik : Kondisi fisik Hamda normal dengan catatan berat tubuh dan tinngi badan amat ideal
untuk ukuran anak TK. Kelima inderanya berfungsi dengan baik , hanya yang menghambat adalah
perbendaharaan kata – kata yang dia punya sangat minim, dan sedikit cadel sehingga dalam
berkomunikasi sering tidak jelas
Kecakapan : Kecakapan Hamda biasa – biasa saja (tidak ada yang menonjol) , cenderung lemah
untuk kecakapan berbahasa dan kemampuan fisik motorik (karena Hamda sering cepat lelah apabila
ikut Olah raga)
Interprestasi : Hamda adalah anak yang sebenarnya normal dalam hal kecerdasan/ kecakapannya.
Kemundurannya dalam prestasi belajar / sekolah lebih disebabkan karena kurang bisa menyampaikan
dan menerima bahasa (ini disebabkan anaknya yang terlalu pendiam, minimnya perbendaharaan
bahasa anak dan cadelnya sehingga anak malu untuk berkomunikasi dengan teman, Hamda takut jadi
bahan tertawaan teman ).
Rekomendasi Kemunduran dalam prestasi sekolah akan dapat diatasi dengan memberikan bimbingan
yang baik dalam penguasaan bahasa dan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada anak Untuk
Orang Tua :
2. Memberi kepercayaan pada Hamda untuk dapat tampil sebagai pribadi yang dihargai (disuruh
mengantar sesuatu ke tetangga/ menerima telepon dan lain – lain ) melatih komunikasi dua arah
3. Memperlakukan Hamda sama dengan kakaknya ( tidak memberi keistimewaan dalam perlakuan
apapun)
4. Mengusahakan agar Hamda sering bermain / bergaul dengan teman sebaya di rumahnya ( atau
Hamda bisa dimasukkan dalam club tertentu yang sesuai dengan bakat /minatnya)
5. Menanamkan rasa tanggung jawab dengan memberikan kepercayaan pada anak ( misalnya :
menyuruh anak membayarkan uang spp ke gurunya).
6. Biarkan anak sekolah sendiri, cukup diantar sampai pintu gerbang, melatih keberanian anak.
7. Bekerjasama dengan tenaga medis untuk kesehatan Hamda terutama untuk kondisi fisiknya yang
cepat mengalami kelelahan apabila beraktivitas.
2.LK 2 hal. 60
1. Apa yang anda ketahui tentang teknik presentasi?
2. Apa perbedaan antara presentasi dan mengajar?
Jawaban :
SOAL
JAWABAN.
Lisa, S.Pd adalah Guru Taman Kanak-kanak dengan jabatan Guru Pertama pangkat dan
golongan ruang Penata Muda III/a TMT 1 April 2012. Lisa, S.Pd yang mengajar 24 jam
tatap muka dan telah mengikuti PK Guru pada Desember 2012 mendapat nilai 48. Maka
untuk menghitung angka kredit yang diperoleh oleh Lisa, S.Pd dalam tahun tersebut
digunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
(1) Konversi hasil PK Guru ke skala nilai 0 – 100 sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 dengan menggunakan formula matematika berikut:
Nilai PKG ( Skala 100) = Nilai Pkg X 100
Nilai PKg tertinggi
= 48 X 100 = 85,7
56
Keterangan:
Nilai PKG skala 100 adalah nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau Bimbingan dan
Konseling/Konselor dalam skala 0 - 100 menurut Permeneg PAN RB Nomor 16 Tahun
2009
Nilai PKG adalah nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau Bimbingan dan
Konseling/Konselor yang diperoleh dalam proses PK Guru sebelum diubah ke dalam
skala 0 – 100 menurut Permeneg PAN RB Nomor 16 Tahun 2009
Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PK Guru yang dapat dicapai, yaitu 56 (=14 x 4)
bagi PK Guru Kelas/Mata Pelajaran (14 kompetensi), dan 68 (=17 x 4) bagi PK Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor (17 kompetensi)
Nilai PK Guru tertinggi untuk pembelajaran adalah 56, maka dengan formula
matematika tersebut diperoleh Nilai PKG skala 100 = 50/56 x 100 = 89.
(2) Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009, nilai 85,7 berada dalam rentang 76 – 90,
sehingga Lisa, S.Pd memperoleh nilai “Baik” (100%)
(3) Bila Lisa, S.Pd mengajar 24 jam per minggu maka berdasarkan rumus tersebut
angka kredit yang diperoleh Lisa, S.Pd untuk sub unsur pembelajaran pada tahun 2012
(dalam periode 1 tahun) adalah:
(4) Angka kredit yang diperoleh Lisa, S.Pd selama tahun 2012 adalah 10.5 per tahun.
(5) Apabila Memperoleh nilai kinerja tetap “Baik”, selama 4 tahun, maka angka kredit
untuk unsur pembelajaran yang dikumpulkan adalah 10.5 x 4 = 42
Farida, S.Pd jabatan Guru Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a TMT 1 April
2014 sebagai Guru kelas, beliau diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan
memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai Guru adalah 48 dan sebagai kepala sekolah
mendapat jumlah skor rata-rata 21 pada Desember 2014.
Langkah-langkah perhitungan angka kreditnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan angka kredit sub unsur pembelajaran:
Hasil penilaian kinerja tugas pembelajaran Farida, S.Pd adalah
Angka kredit per tahun sub unsur pembelajaran yang diperoleh Farida, S.Pd adalah:
( AKK − AKPKB− AKP ) X ( JM /JWM ) X NPK
Angka kredit satu tahun =
4
= (150-(4+12)-15x6/6x100% = 29,75
4
= 21 X 100 = 87,5
24
Hasil penilaian kinerja Farida, S.Pd dalam melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala
sekolah adalah 87,5
Nilai kinerja Guru untuk sub unsur tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah, ke dalam
rentang 79-90 di katagorikanBaik (100%) diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Nilai PK
Guru tugas tambahan Farida, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah = 87,5
Angka kredit per tahun unsur tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah yang diperoleh
Farida, S.Pd adalah:
Angka Kredit Satu tahun = ( AKK- AKPKB – AKP ) X NPK
4
= ( 150 – (4+12)-15) X 100 % = 29,75
4
Total angka kredit yang diperoleh Farida, S.Pd untuk tahun 2014 sebagai Guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah adalah:
25% (29.75) + 75% (29.75) = 7.44 + 22.31 = 29.75
Jika selama 4 (empat) tahun terus menerus Farida, S.Pd mempunyai nilai kinerja yang
sama, maka nilai yang diperoleh Sri Rahmiati sebagai Guru dengan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah selama 4 tahun adalah
4 x 29.75 = 119
Apabila Farida, S.Pd. melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dan memperoleh 4 angka kredit dari kegiatan pengembangan diri, 12 angka kredit dari
publikasi ilmiah, dan 15 angka kredit dari kegiatan penunjang, maka Sri Rahmiati, S.Pd.
memperoleh angka kredit kumulatif sebesar 119 + 4 + 12 + 15 = 150 Jadi yang
bersangkutan dapat naik pangkat dari golongan ruang IV/a ke golongan ruang IV/b
dengan jabatan Guru Madya dalam waktu 4 tahun, karena sudah mencapai persyaratan
angka kredit yang diperlukan untuk naik pangkat dan jabatan fungsionalnya sebesar
150 .
4.LK.4 Hal 115
Jawab:
1. Pengembangan Diri
Macam kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk
diklat yang lain
1. Mengikuti lokakarya atau kegiatan kelompok/ musyawarah kerja guru atau inhouse
training untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/ kegiatan pembelajaran
berbasis TIK, penilaian, pengembangan, media pembelajaran, dan kegiatan lainnya
untuk kegiatan pengembangan keprofesian guru.
2. Mengikuti baik sebagai pembahasan maupun sebagai peserta, pada seminar,
koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan lainnya
3. Mengikuti kegiatan kolektif yang sesuai dengan tugasdan kewajiban guru terkait
dengan pengembangan keprofesiannya.
2. Publikasi ilmiah pada kegiatan PKB
Kegiatan PKB yang berupa karya inovatif, terdiri dari 4 kelompok, yakni:
Kelompok : A
Kelompok B
Jawaban:
Jawaban
a. Kasus 1
Langkah- langkah untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak;
Guru mengamati anak tersebut, kemudian menganalisa dan mendapat kesimpulan
bahwa anak tersebut mengalami permasalahan perkembangan mental emosional.
Guru memanggil orang tua mengkonsultasikan masalah anak tersebut
Guru menyarankan orang tua anak untuk melaksanakan deteksi perkembangan
emosional anak.
Instrumen yang digunakan dalam kuisioner masalah mental emosional (KMME)
Mengajak orang tua untuk melakukan tes kuisioner (KMME), dan apabila
jawabannya “ya” hanya satu maka guru meminta orang tua untuk melakukan pola asuh
dengan baik. Namun apabila jawaban “ya” lebih banyak ditemukan rujuk ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa dan tumbuh kembang anak. Rujukan hanya disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
b. Kasus 2
Langkah-langkah untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak;
Dalam menghadapi kasus anak tersebut guru bersikap tenang, lemah lembut dan tidak
terpancing untuk ikut marah;
Guru mengamati atau mengobservasi deteksi tumbuh kembang anak bahwa anak
tersebut memiliki permasalahan tempertantrum;
Guru mengkonsultasikan kondisi anak dengan orang tuanya;
Penanganan atau intervensi yang harus dilakukan ;
Lebih tanggap pada keinginan artinya member reaksi yang cepat dan tepat untuk
langkah antipasif yang baik agar tidak terjadi tempretantrum
Jangan turuti keinginan anak ketika anak sedang marah;
tersebut?
Jawab:
yang umum dan sering terjadi pada anak adalah permasalahan yang
Agresivitas
Kecemasan
Ketakutan
Pemalu
Temper tantrum
Disleksia
Disgrafia
Afasia
Diskalkulia
- Kecerdasan
2. Faktor Eksternal
perkembangan anak
5.LK 4.2 Hal 152
Jelaskan dengan cermat jenis-jenis gangguan atau permasalahan perkembangan fisik motorik,
bahasa dan psiko sosial. Bagaimana penanganan terhadap gangguan atau permasalahan
tersebut ?
c. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk memperkuat dan
menormalisir proses yang berkaitan dengan proses dasar bahasa yaitu proses
penerimaan bahasa dan proses mengekpesikan bahasa.
c. Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan permasalah sosial
berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi dengan lingkungannya,
terutama dengan teman sebayanya.
Jenis-jenis permasalahan psiko-sosial pada anak usia dini
1. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan-perasaan
marah, permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekrasan
seara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
mengancam atau merendahkan.
2. Temper Tantrum
Temper tantrum merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol.
3. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) adalah suatu kondisi medis
yang ditandai oleh ketidak mampuan memusatkan perhatian, hiperaktif atau impulsive
yang terdapat lebih sering dan lebih berat dibandingkan dengan anak-anak yang
sebayanya.
4. Sulit kosentrasi / gangguan pemusatan perhatian (GPP)
Sulit kosentrasi / gangguan pemusatan perhatian (GPP) adalah suatu gangguan pada
otak yang mengakibatkan kesulitan kosentrasi dan pemusatan perhatian.