Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MANDIRI

MODUL J

PEMBERIAN BANTUAN PERKEMBANGAN ANAK

1.LK.1 HAL 35

1. BERIKAN CONTOH PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN DALAM PEMBERIAN


BANTUAN PESERTA DIDIK
2. BERIKAN CONTOH PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DI TK

1. Informasi Hasil Penilaian


Penilaian adalah prosedur sistimatis yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang kinerja dan tentang kemajuan berbagai aspek perkembangan yang dapat dicapai
oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembiasaan dalam kurun waktu tertentu.
a. Tujuan Penilaian
1. Untuk merencanakan pembelajaran individual dan kelompok
2. Menidentifikasi anak yang memerlukan bantuan atau layanan khusus
3. Mengevaluasi tujuan pendidikan sudah tercapai atau belum
4. Mengetahui dan menindak lanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang telah di
capai anak.
b. Manfaat penilaian di Tk
1. Manfaat bagi anak
a. Memelihara pertumbuhan anak lebih sehat dan konsisten
b. Perkembangan anak menjadi lebih optimal
c. Anak mendapatkan stimulasi sesuai dengan minat dan perkembanganny
2. Manfaat bagi orang tua
a. Orang tua memperoleh informasi tentang pertumbuhan, perkembangan dan
minat anak di sekolah
b. Memudahkan orang tua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan
berkelanjutan di rumah
c. Membuat keputusan bersama antara orang tua dengan pihak sekolah dalam
memberikan dukungan dan memenuhi kebutuhan anak.
3. Manfaat bagi guru
a. Mengetahui perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak
b. Mendapatkan informasi awal tentang hambatan atau gangguan dalam
tumbuh-kembang anak
c. Mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan kebutuhan
perkembangan anak.
d. Dapat memberikan dukungan yang tepat kepada anak.
e. Memiliki data dan informasi tentang perkembangan anak untuk pembuatan
rencana pembelajaran selanjutnya.

1.1. Hasil Penilaian Perkembangan Anak

Penilaian perkembangan anak dilakukan untuk memperoleh informasi tentang


capaian perkembangan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dasar pelaksanaan dan
mekanisme penilaian mengacu pada Standar PAUD yakni Permendikbud nomor 137/
2014 pasal 18 dan Permendikbud nomor 146/2014. Dalam Standar PAUD dinyatakan
bahwa Standar Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil
pembelajaran anak dalam rangka pemenuhan standar tingkat pencapaian perkembangan
sesuai tingkat usianya. Sejalan dengan itu Pedoman Penilaian lampiran Permendikbud
nomor 146 tahun 2014 menetapkan bahwa Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar
PAUD adalah suatu proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara
sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu. Penilaian
perkembangan anak mengukur kompetensi dasar di setiap lingkup perkembangan dengan
menggunakan tolok ukur indikator perkembangan per kelompok usia. Program
Pengembangan terdiri dari: (1) nilai agama dan moral, (2) fisik motorik, (3) kognitif, (4)
sosial emosional, (5) bahasa, dan (6) seni.

1. Adapun contoh pemanfaatan hasil penilaian dalam pemberian bantuan peserta didik
adalah sebagai berikut

PERKEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL

Perkembangan nilai agama dan moral Mona berkembang sesuai harapan adapun
perkembangan agama yang di capai antara lain mempercayai adanya tuhan melalui ciptaannya
hal ini terlihat ketika Mona dapat mengenal agama yang di anut, seperti ia tahu kalau agama
kita adalah islam. Selain itu Mona juga dapat melafazkan surat AL-Fatihah, AL Iikhlas, AN-Nas,
AL-kausar dan juga Mona mampu memimpin doa ketika berdoa dipagi hari sebelum kegiatan
dimuali.
Mona adalah anak yang memiliki moral yang baik, ia selalu membantu ketika ada teman
yang membutuhkan bantuannya dan selalu berbuat baik dengan semua teman tanpa memilih –
milih teman.

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK

Perkembangan fisik motorik Mona berkembang sesuai harapan, ia mampu


menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus seperti melakukan
berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol dalam berjalan diatas papan titian, berlari dan
melompat dari ketinggian tanpa jatuh dengan seimbang dan lincah dan Mona mampu
menggunting sesuai dengan pola, seperti menggunting diatas garis lurus bentuk persegi
panjang, tampak jari tangan Mona dengan lentur memegang gunting sehingga hasil
guntingannya bagus dan sempurna, Mona juga mampu mengetahui cara hidup sehat seeperti
selalu mencuci tangan sebelum makan.

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Perkembangan kognitif Mona berkembang sesuai harapan beberapa perkembangan


yang tercapai antara lain Mona mampu menyelesaikan tugas meskipun mengalami kesulitan,
terlihat ketika Mona di beri tugas oleh guru ia mampu menyelesaikannya dengan baik, bahkan
iya mampu menyelesaikannya lebih cepat dibanding temannya yang lain, mengenal benda
dengan menghubungkan benda satu dengan yang lain, dan mampu mengenal konsep sains
dalam kehidupan sehari-hari seperti mengamati pertumbuhan kecambah kacang hijau menjadi
toge.

PERKEMBANGAN BAHASA

Perkembangan bahasa Mona berkembang sesuai harapan, Mona mampu menjawab


pertanyaan yang lebih kompleks, dapat berkomunikasi secara lisan memiliki peerbendaharaan
kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca menulis dan berhitung
perkembangan bahasa lainnya antara lain Mona dapat mengenal keaksaraan awal melalui
bermain seperti menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenalnya, contohnya dalam tulisan
kata “apel”

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

Perkembangan sosial emosional Mona berkembang sesuai dengan harapan Mona


memiliki prilaku yang mencerminkan sikap percaya diri hal ini terlihat ketika Mona berani
mengemukakan keinginan atau pendapat dan juga Mona memilik iprilaku yang mencerminkan
kemandirian seperti mengambil keputusan dan melakukan pekerjaan secara mandiri hal ini
terlihat ketika Mona diberi tugas ia mampu melakukan dan menyelasaikan dengan baik.

PERKEMBANGAN SENI

Perkembangan seni Mona pada semester ini berkembang sesuai harapan Mona mampu
menunjukan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media, hal ini terlihat
ketika Mona mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai seperti
mewarnai gambar orang yang sedang menyiram tanaman, Mona mewarnainya dengan rapi
sehingga hasilnya terlihat indah. Dan Mona juga mampu bernyanyi sendiri menyanyikan lagu-
lagu kesukaannya dengan baik seperti menyanyikan lagu kasih ibu.

2. Layanan Bimbingan Konseling di TK.

Bimbingan dan konseling adalah suatu program yang diselenggarakan di sekolah dirancang
untuk membantu mengembangkan asfek pribadi, sosial, serta akademik peserta didik. Bimbingan dan
konseling di tk bertujuan untuk membantu anak untuk merasa nyaman di lingkungan sekolah dan
rumahnya, pada dasarnya BK bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling di TK

Menurut Syaodih (2005) ada beberapa prinsip pelayanan bimbingan di TK diantaranya

1. Bimbingan bagian penting dari proses pendidikan,


2. Bimbingan diberikan kepada semua anak didik dan bukan hanya untuk anak yang
menghadapi masalah,
3. Bimbingan merupakan proses yang menyatu (integratif) dalam semua kegiatan
pendidikan,
4. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing,
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang
meliputi kemampuan fisik-motorik, kecerdasan, sosial, maupun emosional,
6. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan anak,
7. Bimbingan harus luwes (fleksibel) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan anak,
8. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya diciptakan
situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan komunikasi yang wajar
dan terhindar dari kesalahpahaman,
9. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan agar
mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di
rumah,
10. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
guru sebagai pelaksana bimbingan dan bilamana perlu dikonsultasikan kepada kepala
sekolah dan tenaga ahli, dan
11. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.

Berikut adalah contoh Bimbingan dan Konseling di TK

contoh studi kasus (BK)

STUDI KASUS

Nama Anak : Hamda

Kelas          : TK A

Umur           : 4 Tahun

Nama OT     : Joni

Pekerjaan    : Wiraswasta

Keterangan: Ketika masuk sekolah pertama Hamda termasuk anak yang pendiam cenderung
pemurung dan pemalu (tidak mau bergaul dengan teman).

Kesan Umum : Hamda anak yang pemalu, kalau ditanya sama orang yang belum dikenal dengan baik
tidak merespon dan membuang muka (cuek) . Suka memainkan baju atau kadang mengenyot jempol 
(ibu jari) , tetapi kadang – kadang dia juga bisa bereaksi dengan luar biasa bila mendapatkan sesuatu
yang cocok (menjerit keras dan melompat)

Keadaan fisik : Kondisi fisik Hamda normal dengan catatan berat tubuh dan tinngi badan amat ideal
untuk ukuran anak TK. Kelima inderanya berfungsi dengan baik , hanya yang menghambat adalah
perbendaharaan kata – kata yang dia punya sangat minim, dan sedikit cadel sehingga dalam
berkomunikasi sering tidak jelas
Kecakapan : Kecakapan Hamda biasa – biasa saja (tidak ada yang menonjol) , cenderung lemah
untuk kecakapan berbahasa dan kemampuan fisik motorik (karena Hamda sering cepat lelah apabila
ikut Olah raga)

Penyesuaian Sosial : Hamda cenderung menunjukkan keterlambatan dalam perasaan dan


perkembangan sosial. Hamda tidak mudah bisa bergaul dengan teman sebaya dia lebih suka
menyendiri , kalaupun berteman dia lebih nyaman bermain dengan adik kelas (anak yang dibawah
umurnya). Keinginan dan minatnya normal. Hubungan dalam keluarga baik Ayah, Ibu maupun
kakaknya normal, bahkan Hamda menjadi anak yang istimewa didalam keluarganya..

Interprestasi : Hamda adalah anak yang sebenarnya normal dalam hal kecerdasan/ kecakapannya.
Kemundurannya dalam prestasi belajar / sekolah lebih disebabkan karena kurang bisa menyampaikan
dan menerima bahasa (ini disebabkan anaknya yang terlalu pendiam, minimnya perbendaharaan
bahasa anak dan cadelnya sehingga anak malu untuk berkomunikasi dengan teman, Hamda takut jadi
bahan tertawaan teman ).

Rekomendasi Kemunduran dalam prestasi sekolah akan dapat diatasi dengan memberikan bimbingan
yang baik dalam penguasaan bahasa dan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada anak Untuk
Orang Tua :

1. Sering mengajak Hamda untuk bertukar pendapat

2. Memberi kepercayaan pada Hamda untuk dapat tampil sebagai pribadi yang dihargai (disuruh
mengantar sesuatu ke tetangga/ menerima telepon dan lain – lain ) melatih komunikasi dua arah

3. Memperlakukan Hamda sama dengan kakaknya ( tidak memberi keistimewaan dalam perlakuan
apapun)

4. Mengusahakan agar Hamda sering bermain / bergaul dengan teman sebaya di rumahnya ( atau
Hamda bisa dimasukkan dalam club tertentu yang sesuai dengan bakat /minatnya)

5. Menanamkan rasa tanggung jawab dengan memberikan kepercayaan pada anak ( misalnya :
menyuruh anak membayarkan uang spp ke gurunya).
6. Biarkan anak sekolah sendiri, cukup diantar sampai pintu gerbang, melatih keberanian anak.

7. Bekerjasama dengan tenaga medis untuk kesehatan Hamda terutama untuk kondisi fisiknya yang
cepat mengalami kelelahan apabila beraktivitas.
2.LK 2 hal. 60
1. Apa yang anda ketahui tentang teknik presentasi?
2. Apa perbedaan antara presentasi dan mengajar?

Jawaban :

1. Teknik presentasi adalah Keterampilan seorang penyaji dalam menyelenggarakan seluruh


rangkaian presentasi, mulai dari persiapan, pembukaan, inti dan penutup. Dalam hal ini
penguasaan materi, ketepatan waktu, cara memasuki ruangan, cara berpakaian, perhatian kepada
peserta, nada bicara, eye contact¸postur dan gesture sangat menunjang dalam keberhasilan suatu
presentasi.

2. Perbedaan antara presentasi dan mengajar :

ASPEK PRESENTASI MENGAJAR


PENYAJI DAN KOLEGA-KOLEGA GURU/DOSEN
PENDENGAR NARASUMBER AWAM SISWA/MAHASISWA
TINGKAT BISA SELEVEL UMUMNYA PENYAJI LEBIH
PENGETAHUAN/ MENGUASAI
PENDIDIKAN
TUJUAN CENDERUNG MENYAMPAIKAN MATERI BARU
PENYAJIAN MENYAMPAIKAN HAL BARU
ATAU SPESIFIK
CAKUPAN TERBATAS/SPESIFIK (HASIL LUAS DAN MENDALAM SESUAI
STUDI DLL) KURIKULUM (TEXT BOOK).
WAKTU SINGKAT ± 2 JAM PER TOPIK SATU PERIODE (SEMESTER,
CATURWULAN,DLL)
3.LK.3 hal 99

SOAL

1. Buat lah masing–masing sebuah kasus dan solusi pemecahaan terkait


dengan kenaikan pangkat seorang guru yang bertugas sebagai guru kelas
maupun dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

JAWABAN.

KASUS 1 SEBAGAI GURU KELAS

Lisa, S.Pd adalah Guru Taman Kanak-kanak dengan jabatan Guru Pertama pangkat dan
golongan ruang Penata Muda III/a TMT 1 April 2012. Lisa, S.Pd yang mengajar 24 jam
tatap muka dan telah mengikuti PK Guru pada Desember 2012 mendapat nilai 48. Maka
untuk menghitung angka kredit yang diperoleh oleh Lisa, S.Pd dalam tahun tersebut
digunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
(1) Konversi hasil PK Guru ke skala nilai 0 – 100 sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 dengan menggunakan formula matematika berikut:
Nilai PKG ( Skala 100) = Nilai Pkg X 100
Nilai PKg tertinggi

= 48 X 100 = 85,7
56
Keterangan:
Nilai PKG skala 100 adalah nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau Bimbingan dan
Konseling/Konselor dalam skala 0 - 100 menurut Permeneg PAN RB Nomor 16 Tahun
2009

Nilai PKG adalah nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau Bimbingan dan
Konseling/Konselor yang diperoleh dalam proses PK Guru sebelum diubah ke dalam
skala 0 – 100 menurut Permeneg PAN RB Nomor 16 Tahun 2009

Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PK Guru yang dapat dicapai, yaitu 56 (=14 x 4)
bagi PK Guru Kelas/Mata Pelajaran (14 kompetensi), dan 68 (=17 x 4) bagi PK Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor (17 kompetensi)
Nilai PK Guru tertinggi untuk pembelajaran adalah 56, maka dengan formula
matematika tersebut diperoleh Nilai PKG skala 100 = 50/56 x 100 = 89.
(2) Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009, nilai 85,7 berada dalam rentang 76 – 90,
sehingga Lisa, S.Pd memperoleh nilai “Baik” (100%)

(3) Bila Lisa, S.Pd mengajar 24 jam per minggu maka berdasarkan rumus tersebut
angka kredit yang diperoleh Lisa, S.Pd untuk sub unsur pembelajaran pada tahun 2012
(dalam periode 1 tahun) adalah:

( AKK − AKPKB− AKP ) X ( JM /JWM ) X NPK


Angka kredit satu tahun =
4
= (50 – 3 – 5 )X 24/24 X 100% = 10,5
4

(4) Angka kredit yang diperoleh Lisa, S.Pd selama tahun 2012 adalah 10.5 per tahun.

(5) Apabila Memperoleh nilai kinerja tetap “Baik”, selama 4 tahun, maka angka kredit
untuk unsur pembelajaran yang dikumpulkan adalah 10.5 x 4 = 42

(6) Apabila Lisa, S.Pd melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan dan memperoleh 3 angka kredit dari pengembangan diri, dan 5 angka
kredit dari kegiatan penunjang, maka Lisa, S.Pd memperoleh angka kredit kumulatif
sebesar : 42 + 3 + 5 = 50. Karena angka kredit yang dipersyaratkan untuk naik
pangkat/jabatan dari Guru Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a ke Guru
Muda pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b adalah 50, maka Lisa, S.Pd
dapat naik pangkat/jabatan tepat dalam 4 tahun.
KASUS 2 DENGAN TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Farida, S.Pd jabatan Guru Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a TMT 1 April
2014 sebagai Guru kelas, beliau diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan
memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai Guru adalah 48 dan sebagai kepala sekolah
mendapat jumlah skor rata-rata 21 pada Desember 2014.
Langkah-langkah perhitungan angka kreditnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan angka kredit sub unsur pembelajaran:
Hasil penilaian kinerja tugas pembelajaran Farida, S.Pd adalah

Nilai PKG = 48 X 100 = 85,7


56
Nilai kinerja Guru untuk sub unsur pembelajaran/pembimbingan, kemudian
dikategorikan ke dalam Amat Baik (125%), Baik (100%), Cukup (75%), Sedang (50%),
atau Kurang (25%) sebagaimana diatur dalam Permeneg PAN RB No. 16 Tahun 2009.
Nilai PK Guru sub unsur pembelajaran Farida, S.Pd. yang mendapat tugas Pembelajaran
= 85,7 masuk dalam rentang 76 – 90 dengan kategori “Baik” (100%).

Angka kredit per tahun sub unsur pembelajaran yang diperoleh Farida, S.Pd adalah:
( AKK − AKPKB− AKP ) X ( JM /JWM ) X NPK
Angka kredit satu tahun =
4
= (150-(4+12)-15x6/6x100% = 29,75
4

Perhitungan angka kredit tugas tambahan sebagai kepala sekolah:


Nilai instrument Kepala sekolah = NIPKKS X 100
NIPKKS max

= 21 X 100 = 87,5
24
Hasil penilaian kinerja Farida, S.Pd dalam melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala
sekolah adalah 87,5

Nilai kinerja Guru untuk sub unsur tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah, ke dalam
rentang 79-90 di katagorikanBaik (100%) diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Nilai PK
Guru tugas tambahan Farida, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah = 87,5
Angka kredit per tahun unsur tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah yang diperoleh
Farida, S.Pd adalah:
Angka Kredit Satu tahun = ( AKK- AKPKB – AKP ) X NPK
4
= ( 150 – (4+12)-15) X 100 % = 29,75
4

Total angka kredit yang diperoleh Farida, S.Pd untuk tahun 2014 sebagai Guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah adalah:
25% (29.75) + 75% (29.75) = 7.44 + 22.31 = 29.75
Jika selama 4 (empat) tahun terus menerus Farida, S.Pd mempunyai nilai kinerja yang
sama, maka nilai yang diperoleh Sri Rahmiati sebagai Guru dengan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah selama 4 tahun adalah

4 x 29.75 = 119
Apabila Farida, S.Pd. melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dan memperoleh 4 angka kredit dari kegiatan pengembangan diri, 12 angka kredit dari
publikasi ilmiah, dan 15 angka kredit dari kegiatan penunjang, maka Sri Rahmiati, S.Pd.
memperoleh angka kredit kumulatif sebesar 119 + 4 + 12 + 15 = 150 Jadi yang
bersangkutan dapat naik pangkat dari golongan ruang IV/a ke golongan ruang IV/b
dengan jabatan Guru Madya dalam waktu 4 tahun, karena sudah mencapai persyaratan
angka kredit yang diperlukan untuk naik pangkat dan jabatan fungsionalnya sebesar
150 .
4.LK.4 Hal 115

1. Sebutkan 3 macam kegiatan PKB beserta kegiatan yang termasuk di dalamnya

Jawab:

Macam Pengembangan keprofesian Berkelanjutan (PKB)

1. Pengembangan Diri

A .Mengikuti diklat fungsional

Macam kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk
diklat yang lain

B .Mengikuti kegiatan kolektif guru

1. Mengikuti lokakarya atau kegiatan kelompok/ musyawarah kerja guru atau inhouse
training untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/ kegiatan pembelajaran
berbasis TIK, penilaian, pengembangan, media pembelajaran, dan kegiatan lainnya
untuk kegiatan pengembangan keprofesian guru.
2. Mengikuti baik sebagai pembahasan maupun sebagai peserta, pada seminar,
koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan lainnya
3. Mengikuti kegiatan kolektif yang sesuai dengan tugasdan kewajiban guru terkait
dengan pengembangan keprofesiannya.
2. Publikasi ilmiah pada kegiatan PKB

Publikasi ilmiah terdiri dari tiga kelompok kegiatan, yaitu:

1. Presentasi pada forum ilmiah


2. Publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal
3. Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan atau pedoman guru

3. Karya inovatif kegiatan PKB

Kegiatan PKB yang berupa karya inovatif, terdiri dari 4 kelompok, yakni:

1. Menemukan teknologi tepat guna


2. Menemukan/ menciptakan karya seni
3. Membuat/ memodifikasi alat pelajaran / peraga/ praktikum
4. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya
TUGAS MANDIRI
MODUL A

1. LK 2.1 = Tugas Perkembangan Anak TK hal. 72


Tuliskan perilaku perkembangan anak di TK yang menjadi tanggung
jawab anda minimal 5 anak

Kelompok : A

No. Nama Peserta Didik Deskripsi Perkembangan


1. Candra Nilai Agama dan Moral : Mengucapkan doa sebelum belajar
Fisik Motorik : Melakukan gerakan melompat; melompat
seperti kelinci
Bahasa : Mengulang kalimat sederhana
Sosial Emosional : Bangga terhadap hasil karya sendiri
Kognitif : Mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin
tahu
Seni : Memainkan alat musik seperti rebana
2. Deno Nilai agama dan Moral : Membiasakan diri berprilaku baik
Bahasa : Menyimak perkataan orang lain
Kognitif : Mengenal konsep banyak sedikit
Sosial Emosional : Mengendalikan perasaan
Seni : Bernyanyi sendiri
Fisik Motorik : : Melempar bola ke dalam keranjang
3. Naura Nilai Agama dan Moral : Mengetahui agama yang dianutnya
Fisik Motorik : Menirukan gerakan pohon tertiup angin.
Kognitif : Mengenal benda berdasarkan fungsi, misalnya
pisau untuk memotong
Bahasa : Mengerti 2 perintah yang diberikan bersamaan
Sosial Emosional : Menunjukkan rasa percaya diri
Seni : Mengkombinasikan berbagai warna ketika
menggambar atau mewarnai
4. Farhan Nilai Agama dan Moral : Mengenal perilaku baik/ buruk
FIsik Motorik : Membuat garis vertical dan horizontal.
Bahasa : Memahami cerita yang dibacakan
Kognitif : Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran
atau warna
Sosial Emosional : Bangga terhadap hasil karya diri sendiri
Seni : Mengekspresikan gerakan dengan irama yang
bervariasi
5. Febi NIlai Agama dan Moral : Mengucapkan salam dan membalas
salam
Fisik Motorik : Menendang bola ke depan
Bahasa : Meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf A-Z
Kognitif : Mengamati benda dan gejala rasa ingin tahu
Sosial Emosional : Menunjukkan rasa empati
Seni : Menggambar objek di sekitarnya

Kelompok B

No. Nama Peserta Didik Deskripsi Perkembangan


1. Daffa Nilai Agama dan Moral : Mengenal agama yang dianut
Kognitif : Menyebutkan lambang bilangan 1-10
Bahasa : Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
Sosial Emosional : Mentaati aturan kelas
Fisik Motorik : Menggambar sesuai gagasannya
Seni : Membuat karya seperti bentuk sesungguhnya dengan
berbagai bahan (kertas, plastisin, balok dll)
2. Kiki NIlai Agama dan Moral : Mengerjakan ibadah
Kognitif : Mengenal pola ABCD-ABCD
Bahasa : Membaca nama sendiri
Sosial Emosional : Bermain dengan teman sebaya
Fisik Motorik : Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
Seni : Melukis dengan berbagai cara dan objek
3. Nabil NIlai Agama dan Moral : Berperilaku jujur, penolong, sopan,
hormat, sportif, dsb
Kognitif: Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial.
Bahasa : Menulis nama sendiri
Sosial Emosional : Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan
kondisi yang ada (senang-sedih-antusias, dsb)
Fisik Motorik : Melakukan gerakan tubuh secara koordinasi
untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
Seni : Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam.
4. Neta Nilai Agama dan Moral : Mengetahui hari besar agama
Kognitif : Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
bentuk, dan ukuran ( 3 variasi)
Bahasa : Berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk
persiapan membaca, menulis dan berhitung.
Sosial Emosional : Menghargai hak/pendapat/karya orang
lain
Fisik Motorik : Menggunting sesuai dengan pola
Seni : Bermain drama sederhana
5. Nabil Nilai Agama dan Moral : Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
Kognitif : Mengenal berbagai macam lambang huruf vocal
dan konsonan.
Bahasa : Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
yang ada disekitarnya.
Sosial Emosional : Berbagi dengan orang lain
Fisik Motorik : Menempel gambar dengan tepat.
Seni : Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar.
2. LK 3.1 = Teknik Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak hal. 108
a. Apa yang dimaksud teknik deteksi dini tumbuh kembang anak?
b. Teknik apa saja yang digunakan dalam deteksi dini tumbuh kembang anak?
c. Bagaimana cara menggunakan teknik deteksi dini tumbuh kembang anak
menggunakan :
- Kuesener pra skrining perkembangan (KPSP)
- Kuesener perilaku anak prasekolah (KPAP)
d. Siapa pelaksana dan alat apa yang digunakan untuk deteksi dini tumbuh
kembang anak di TK ?

Jawaban:

a. Upaya penjaringan yang dilaksanakan secara menyeluruh untuk menemukan


penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengena faktor resiko
pada balita, yang disebut juga anak usia dini.
b. 1. Teknik deteksi yang dilakukan untuk mengetahui kelainan pertumbuhan
anak seperti, perawakan yang pendek (short stature), perawakan tinggi
( tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis,
malnutrisi dan obesitas, adalah dengan pengukuran antropometri, yang
meliputi, berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
2. Teknik deteksi yang dilakukan untuk mengetahui kelainan perkembangan
anak dapat menggunakan perangkat seperti, Kuesioner, Pra Skrinning
perkembangan (KPSP), Kuesioner perilaku anak pra sekolah (KPAP), tes
daya lihat (TDL) dan tes daya dengar (TDD).
c. Kuesener pra skrining perkembangan (KPSP)
 Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
 Setelah menentukan umur anak, pilih-pilih KPSP yang sesuai umur anak.
 Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab oleh
karena itu tanya kan pertanyaan tersebut secara berurutan satu
persatu.setiap pertanyaan satu jawaban ya atau tidak. Catat jawaban
tersebut pada formulir.
 Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu / pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Kuesener perilaku anak prasekolah (KPAP)


 Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakana pada anak:
“ Tunjukkan segi empat merah”
“ Tunjukkan segi empat kuning”
“ Tunjukkan segi empat biru”
“ Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
 Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia melompat 2-3
kali dengan satu kaki?
 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
 Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan
padanya: “Buatlah gambar orang”. Jangan member perintah lebih dari itu.
Jangan bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang belum
tergambar. Dalam member nilai, hitunglah beberapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga,
lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak
menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
 Pada gambar ornag yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
 Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai
ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan :
“ Jika kuda besar maka tikus
“Jika api panas maka es
“Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil,es dingin, ayah seorang
pria)?
 Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti
hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut
dinilai).
 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih?
 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.
Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti
contoh itu?
 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
“ Sendok dibuat dari apa?”
“ Sepatu dibuat dari apa?”
“ Pintu dibuat dari apa?”
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar?
Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
d. Pelaksana deteksi dini tumbuh kembang anak di TK dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK, petugas PAUD terlatih. Alat yang digunakan berupa
pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5
cm – 1 cm.
3. LK 3.2 hal 111

Menentukan strategi pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak

a. Buatlah langkah-langkah untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak


terkait kasus 1 dan kasus 2 ( hal 112).
b. Bagaimana penanganan atau intervensi yang harus dilakukan dalam menghadapi
kasus 1 dan kasus 2 tersebut.

Jawaban
a. Kasus 1
Langkah- langkah untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak;
 Guru mengamati anak tersebut, kemudian menganalisa dan mendapat kesimpulan
bahwa anak tersebut mengalami permasalahan perkembangan mental emosional.
 Guru memanggil orang tua mengkonsultasikan masalah anak tersebut
 Guru menyarankan orang tua anak untuk melaksanakan deteksi perkembangan
emosional anak.
 Instrumen yang digunakan dalam kuisioner masalah mental emosional (KMME)

Penanganan atau intervensi yang harus dilakukan ;

Mengajak orang tua untuk melakukan tes kuisioner (KMME), dan apabila
jawabannya “ya” hanya satu maka guru meminta orang tua untuk melakukan pola asuh
dengan baik. Namun apabila jawaban “ya” lebih banyak ditemukan rujuk ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa dan tumbuh kembang anak. Rujukan hanya disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.

b. Kasus 2
Langkah-langkah untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak;
 Dalam menghadapi kasus anak tersebut guru bersikap tenang, lemah lembut dan tidak
terpancing untuk ikut marah;
 Guru mengamati atau mengobservasi deteksi tumbuh kembang anak bahwa anak
tersebut memiliki permasalahan tempertantrum;
 Guru mengkonsultasikan kondisi anak dengan orang tuanya;
Penanganan atau intervensi yang harus dilakukan ;

 Lebih tanggap pada keinginan artinya member reaksi yang cepat dan tepat untuk
langkah antipasif yang baik agar tidak terjadi tempretantrum
 Jangan turuti keinginan anak ketika anak sedang marah;

 Tenangkan anak dengan selain yang di inginkannya;

 Penuhi keinginan anak setelah kondisi anak tenang.


4. LK 4.1 HAL 152

Berpikir Reflektif Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini

a. Jelaskan dengan cermat apa yang dimaksud dengan permasalahan

perkembangan anak usia dini?

b. Jelaskan dengan sungguh-sungguh permasalahan perkembangan anak apa saja

yang sering terjadi di lingkungan sekolah anda

c. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan perkembangan

tersebut?

Jawab:

a. Permasalahan perkembangan anak usia dini dapat diartikan sebagai

gangguan pada anak yang timbul karena berbagai faktor. Perkembangan

yang umum dan sering terjadi pada anak adalah permasalahan yang

berkaitan dengan perkembangannya.

b. Permasalahan perkembangan yang sering terjadi pada anak usia dini :

1. Permasalahan perkembangan fisik

 Gangguan perkembangan fisik

 Gangguan perkembangan motorik kasar dan motorik halus

 Gangguan perkembangan bahasa

 Gangguan perkembangan penglihatan

 Gangguan perkembangan pendengaran

2. Permasalahan perkembangan psiko-sosial :

 Agresivitas
 Kecemasan

 Ketakutan

 Pemalu

 Temper tantrum

 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)

3. Permasalahan kesulitan belajar :

 Disleksia

 Disgrafia

 Afasia

 Diskalkulia

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permasalahan pada Anak

Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi permasalahan pada


anak yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu atau anak, sedangkam
faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar seperti lingkungan tempat
anak berada.
1. Faktor Internal

Beberapa faktor internal secara umum yang mempengaruhi


perkembangan anak antara lain :
- Kesehatan menurun yang memiliki resiko terhadap perkembangan

fisik motorik anak

- Kelainan pada sistem otak, genetik, dan saraf

- Kecerdasan

2. Faktor Eksternal

- Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak karena

keluarga adalah pijakan dasar anak untuk tumbuh sehingga

mempunyai andil besar dalam perkembangan anak, selain itu pola


asuh orang tua dan keadaan sosial ekonomi keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan anak.

- Lingkungan sekolah meliputi cara mengajar guru dan proses

belajar mengajar yang diterapkan disekolah

- Masyarakat meliputi teman sepermainan atau teman sebaya yang

dapat mempengaruhi perkembangan anak, karena lingkungan

berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seorang anak

- Media sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak,

terlebih lagi media televisi yang menyajikan berbagai acara dan

hiburan yang tentunya membawa dampak positif dan negatif bagi

perkembangan anak
5.LK 4.2 Hal 152

Jelaskan dengan cermat jenis-jenis gangguan atau permasalahan perkembangan fisik motorik,
bahasa dan psiko sosial. Bagaimana penanganan terhadap gangguan atau permasalahan
tersebut ?

 Jenis-jenis Permasalahan pada Anak


Jenis-jenis permasalahan pada anak digolongkan menjadi tiga yaitu masalah fisik, psiko
sosial dan masalah belajar. (Saomah:2004)
a. Permasalan Fisik
Permasalah fisik pada anak berkaitan dengan sistem koordinasi dan panca indra anak.
Beberapa permasalahan fisik pada anak antara lain masalah motorik, baik motorik kasar
maupun motorik halus.
1. Gangguan dalam Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati (1994) dalam perkembangannya mungkin
ditemukan beberapa gangguan fisik pada anak diantaranya adalah :
a) Gangguan Fungsi Panca Indra
Gangguan fungsi pada panca indra yang banyak menimbulkan masalah pada anak
adalah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh umumnya terdapat pada tangan, kaki atau wajah.
c) Kegemukan
Kegemukan dapat membahayakan kesehatan yang dapat berakibat penyakit
jantung, diabetes (kencing manis), dan tekanan darah tinggi.
d) Gangguan gerakan peniruan (stereotipik)
Gejala yang tampak dari gangguan stereotipik adalah gerakan motorik kasar (gross
motor movement) yang tidak wajar. Gerakan yang disebabkan karena kebiasaan
tetapi mempunyai akibat yang tidak baik.
e) Malnutrisi (kurang gizi)
2. Gangguan dalam Perkembangan Motorik Anak
a) Gangguan dalam Motorik Kasar
1. Ketidak mampuan mengatur keseimbangan.
2. Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik.
b) Gangguan dalam Motorik Halus
1. Belum bisa menggambar bentuk bermakna.
2. Belum bisa mewarnai dengan rapi.
 Penanganan Ganguan Fisik Motorik pada Anak
a. Deteksi dini terhadap gangguan perkembangan dan pertumbuhan anak
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
b. Stimulus yang diberikan pada anak untuk perkembangan fisik motorik
 Stimulasi Motorik Kasar
Agar motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan
stimulasi yang terarah dan terpadu. Berikut stimulasi yang dapat diberikan :
1. Berjalan
2. Lari
3. Lompat
4. Lempar
 Stimulasi Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Berikut
stimulasi yang dapat diberikan :
1. Diajarkan untuk menggambar sesuatu
2. Diarahkan untuk membuka kaning baju sendiri
3. Bemain menyusun puzzle sederhana
4. Mencuci tangan sendiri
5. Bermain membentuk sesuatu dari plastisin
6. Belajar membaca dan menulis
b. Gangguan Berbahasa
Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan,
tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomime atau seni.
Berbahasa dapat diaplikasikan dalam dua hal yaitu :
1. Bahasa ekspresif mengacu pada kemampuan individu di dalam menghasilkan suatu
bahasa.
2. Bahasa reseptif mengacu pada kemampuan individu memahami suatu bahasa.

 Jenis-jenis gangguan yang menghambat perkembangan bahasa anak


a. Disfasia
Disfasia adalah salah satu bentuk gangguan bahasa yang ditandai dengan kegagalan
anak dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan perkembangan bahasa
anak normal seusianya. Gangguan disfasia mengalami keterlambatan dalam berbicara
ekspesif (menyampaikan suatu maksud).
b. Afasia
Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada
pusat-pusat bahasa di cortex celebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi :
1. Afasia Sensoria
kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam memberikan makna rangsangan yang
diterimanya.
2. Afasia Motoris
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau menyusun
pikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan dimengerti
oleh orang lain.
3. Afasia Konduktif
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi
bahasa.
4. Afasia Amnestik
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan symbol-
simbol yang tepat.
c. Gagap
Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam keakapan atau irama
bicara.

 Penanganan atau pendekatan untuk anak gangguan perkembangan bahasa


a. Pendekatan Task Analysis Approach
Merupakan suatu pendekatan yang diterapkan dalam upaya penanggulangan kesulitan
bahasa.
b. Pendekatan Perilaku
Untuk mengatasi masalah bahasa yang dialami anak yang berkesulitan bahasa dengan
jalan melakukan perubahan perilaku berbahasa dan berkomunikasi yang diperlihatkan
anak atau behavior modification.

c. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk memperkuat dan
menormalisir proses yang berkaitan dengan proses dasar bahasa yaitu proses
penerimaan bahasa dan proses mengekpesikan bahasa.

c. Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan permasalah sosial
berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi dengan lingkungannya,
terutama dengan teman sebayanya.
 Jenis-jenis permasalahan psiko-sosial pada anak usia dini
1. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan-perasaan
marah, permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekrasan
seara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
mengancam atau merendahkan.
2. Temper Tantrum
Temper tantrum merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol.
3. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) adalah suatu kondisi medis
yang ditandai oleh ketidak mampuan memusatkan perhatian, hiperaktif atau impulsive
yang terdapat lebih sering dan lebih berat dibandingkan dengan anak-anak yang
sebayanya.
4. Sulit kosentrasi / gangguan pemusatan perhatian (GPP)
Sulit kosentrasi / gangguan pemusatan perhatian (GPP) adalah suatu gangguan pada
otak yang mengakibatkan kesulitan kosentrasi dan pemusatan perhatian.

 Penanganan atau pendekatan untuk anak yang mengalami permasalahan Psiko-


sosial
1. Penanganan atau pendekatan anak yang agresivitas
a. Mengajarkan pada semua anak tentang keterampilan sosial untuk menghubungkan
dengan orang lain.
b. Menciptakan lingkungan sekolah yang menekan tingkat frustasi atau tekanan pada
anak, pemaksaan, situasi dimana anak harus menunggu dian atau ribut lebih dari 2
menit.
c. Menggunakan program kegiatan belajar dengan motede mendongeng, roleplay dan
sosio drama yang menggunakan boneka untuk mengajari tentang pemecahan
masalah tanpa kekerasan fisik atau emosional.
d. Memberikan kesempatan yang banyak bagi anak-anak untuk mengekspresikan
keinginan dan kekuatannya dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan
memberikan pilihan-pilihan kegiatan yang dapat mengurangi frustasi yang dapat
mendorong agresivitas anak.
e. Bagi anak-anak yang terus memukul atau agresif tekankan bahwa hal tersebut
sangat menggangu atau dapat menyakiti orang lain.
f. Bila prilaku agresif anak berkurang segara beri umpan balik berupa pujian atau
dengan kata-kata yang mendorong agar anak mengurangi perbuatan agresifnya.
g. Bagi anak yang cenderung menjadi korban dari anak-anak yang agresif, maka
ajarkanlah keterampilan yang dibutuhkan untuk membela diri.
2. Penanganan atau pendekatan anak yang temper tantrum
a. Mengenali kebiasaan-kebiasaan anak, mengetahui secara pasti pada kondisi-
kondisi seperti apa munculnya tantrum serta mengatur pola asuh dan pola didik
yang baik bagi orang tua dan pendidik.
b. Ketika tantrum terjadi maka hendaknya memastikan segalanya nyaman, orang tua
atau pendidik harus tetap tenang dan harus menjaga emosinya sendiri agar tetap
tenang, tidak mengacuhkan tantrum, jika perilaku tantrum dari menit kemenit
semakin bertambah buruk dan tidak selesai maka peluk anak dengan rasa cinta
c. Ketika tantrum telah berlalu maka jangan diikuti dengan hukuman, nasehat-nasehat
atau teguran maupun sindiran-sindiran, jangan memberikan hadiah apapun,
berikanlah rasa cinta dan aman pada anak, orang tua bekerjasama dengan pendidik
perlu mengevaluasi.
3. Penanganan atau pendekatan anak yang Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
(GPPH)
a. Hiperaktivitas sebagian besar disebabkan oleh gangguan fisik, maka dalam sekolah
diharuskan punya kelas khusus karena memerlukan penanganan yang
multidisipliner yaitu pendidik, orang tua dan ahli seperti dokter atau psikolog anak.
b. Bila ada anak yang mengalami hiperaktivitas, pihak sekolah menyediakan
neurology, psikolog anak, dokter anak pembimbing khusus bagia anak yang
hiperaktif.
c. Pada saat pelaksanaan proses belajar, pendidik hendaknya menggunakan teknik
penguatan yaitu menghargai setiap usaha dan keberhasilan yang diapai oleh anak.
5. Penanganan atau pendekatan anak yang Gangguan Sulit kosentrasi / gangguan
pemusatan perhatian (GPP)
a. Menermati aktivitas atau kegiatan yang disukainya.
b. Mengajarkan dan menguatkan perhatian yang terpokus dan menditail, misalnya
dengan memeprhatikan stimulus yang berupa gambar-gambar untuk menari
persamaan dan perbedaan.
c. Memberikan pujian atau ganjaran kepada anak, bila anak dapat berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai