Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padahal kita perlu menyadari bahwa proses dari memecahkan masalah yaitu
bagaimana kita memecahkan masalah jauh lebih penting dan mendasar. Ketika
jawaban akhir diutamakan, anak mungkin hanya belajar menyelesaikan satu masalah
khusus, namun ketika proses ditekankan, anak tampaknya akan belajar lebih
bagaimana menyelesaikan masalah-masalah lainnya.
1
kemampuan menyangkut berbagai teknik dan strategi pemecahan-
masalah.Pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman, merupakan elemenelemen
penting dalam belajar matematika.Dan dalam pemecahan-masalah, siswa dituntut
memiliki kemampuan untuk mensintesis elemen-elemen tersebut sehingga ahirnya
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah “Strategi Pemecahan
Masalah Matematis” adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pemecahan masalah matematis.
2. Untuk mengetahui pentingnya strategi pemecahan masalah matematis.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis strategi pemecahan masalah matematis.
4. Untuk mengetahui indikator strategi pemecahan masalah matematis.
5. Untuk mengetahui rubrik penilaian strategi pemecahan masalah matematis.
6. Untuk mengetahui instrumen strategi pemecahan masalah matematis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Dewey belajar memecahkan masalah adalah interaksi antara stimulus
dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan.Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan
menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa
dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
4
B. Pentingnya Strategi Pemecahan Masalah Matematis
Masalah matematika bagi siswa adalah soal matematika. Menurut Polya yang
dikutip oleh Suherman, 2001: 253), “Soal matematika tidak akan menjadi masalah
bagi seorang siswa, jika siswa (1) mempunyai kemampuan dalam menyelesaikannya,
ditinjau dari segi kematangan mental dan ilmunya; (2) berkeinginan untuk
menyelesaikannya”. Menurut Gagne (yang dikutip oleh Ruseffendi, 1991: 335)
menyatakan bahwa, “Pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling
tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya”. Pentingnya
kemampuan pemecahan masalah pada siswa, khususnya dalam matematika, terlihat
dalam pernyataan Branca (dalam Adhar Effendi, 2012: 9) yang menyatakan bahwa
(1) kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan umum dari pembelajaran
matematika; (2) pemecahan masalah meliputi metode, prosedur dan strategi yang
merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika; (3) pemecahan
masalah merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika.
5
masalah, memiliki nilai lebih tinggi dalam tes pemecahan masalah dibandingkan anak
yang latihannya lebih sedikit. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Aktivitas mental yang dapat dijangkau
dalam pemecahan masalah antara lain adalah mengingat, mengenal, menjelaskan,
membedakan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Indikator pemecahan masalah yang termuat dalam Standar Isi (SI) pada
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, antara lain: memiliki kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Tidak jauh berbeda dengan itu, Utari (2010 : 40) menyatakan
bahwa tujuannya adalah siswa mampu mengidentifikasi unsur yang diketahui,
ditanyakan, dan kecukupan unsur; membuat model matematika; menerapkan strategi
menyelesaikan masalah dalam/ di luar matematika, menjelaskan/ menginterpretasikan
hasil; menyelesaikan model matematika dan masalah; serta menggunakan matematika
secara bermakna. Kemampuan atau indikator-indikator tersebut sejalan dengan empat
langkah pemecahan masalah dari Polya.
6
C. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Pemecahan Matematis
7
bab/topik bahasan di dalam buku teks matematika. Disebut masalah
dengan konteks yang jelas, karena masalah tersebut hanya dalam konteks
materi pada topik bahasan tersebut. Pemecahan masalah jenis ini hanya
menggunakan konsep, operasi, atau pun prinsip yangterdapat pada topik
bahasan tersebut.
3. Problems without a clear context (masalah tanpa konteks yang jelas). Masalah
seperti ini bisa muncul dari berbagai situasi, terutama dalam kehidupan sehari-
hari. Pemecahan masalah seperti ini tidak jelas, dalam arti tidak tertentu
algoritma yang harus digunakan dan juga tidak kepada konteks
matematika yang harus digunakan. Untuk memecahkan masalah seperti
ini, seseorang harus memiliki kemampuan tertentu untuk melihat konsep
matematika yang perlu dan cocok digunakan. Masalah tanpa konteks
yang jelas banyak dipergunakan sebagai suatu alat bantu untuk penemuan
maupun pengembangan konsep matematika baru. Penggolongan masalah
seperti yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa masalah dalam
matematika cukup beragam, jenis maupun tingkat kompleksitasnya.
Masalah yang berkaitan dengan penerapan matematika ke bidang lain
bisa muncul dalam ketiga tingkatan masalah tersebut. Masalah penerapan
dengan konteks yang jelas banyak terdapat dalam buku teks matematika
pada akhir setiap topik bahasan. Sebaliknya untuk masalah tanpa konteks
yang jelas, banyak muncul dari berbagai bidang atau situasi.
8
aplikasi prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang sudah dipelajari
di kelas.
1. Memahamimasalah
2. Membuatrancangan pemecahan masalah
3. Melaksanakan rancangan pemecahan masalah
4. Memeriksa hasil kembali.
9
hipotesis,menyusun dan mengekspresikan gagasannya, dan menarik kesimpulan
dari suatu permasalahan.
10
E. Rubrik Penilaian Strategi Pemecahan Masalah Matematis
Arens menyatakan bahwa “Rubrik merupakan deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang
akan digunakan untuk menilai “(2008: 244).
Tabel Panduan Pemberian Skor Pemecahan Masalah Menurut Polya (Aryan, 2002)
11
Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan mengarahkan
pada solusi yang benar (menyajikan urutan langkah
4
penyelesaian yang benar tetapi mengarah pada jawaban yang
benar ).
0 Tidak melakukan perhitungan.
Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin
Melakukan rencana/ perhitungan 1
menghasilkan jawaban benar tetapi salah perhitungan.
Melakukan proses yang benar dan mendapakan hasil yang
2
benar.
0 Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan lain
1 Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas.
Memeriksa Kembali
2 Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses.
12
F. Instrumen Strategi Pemecahan Masalah Matematis
13
bahasa matematika secara O = siswa suka olahraga
bermakna
X = siswa suka matematika dan olahraga
M = 10 – x
O = 15 – x
Maka,
35 = 10 – x + x + 15 – x + 12
35 = 37 – x
x = 37 -35
x=2
14
dan olahraga adalah 2 orang.
Alif memiliki Akuarium dengan Diketahui: 10
panjang 4 cm lebihnya dari lebar.
Akuarium berbentuk persegi panjang
Jika keliling akuarium 24 cm.
p=4+l
tentukanlah luas akuarium Alif !
Keliling akuarium = 24 cm
Jawaban :
Misalkan :
Lebar akuarium = a
Maka, p = 4 + a
Keliling akuarium = 24
2p + 2l = 24
2 (4 + a) +2a = 24
8 + 2a + 2a = 24
4a + 8 = 24
4a = 24 - 8
4a = 16
a=4
Maka, diperoleh
15
panjang akuarium = 4 + 4 = 8 cm
lebar akuarium = 4 cm
Sehingga,
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memahami masalah
2. Membuat rencana penyelesaian
3. Penyelesaian masalah
4. Pemeriksaan kembali jawaban yang ditemukan
17
diklasifikasi dalam dua jenis (Pusat Kurikulum,2002 a, b, dan c), yaitu: Penemuan
(Problem to find) dan Pembuktian (Problem to prove).
18
3. Sebutkan pembagian masalah menurut Polya! Jelaskan! (Agatha Friendsi
Manalu)
Jawab:
Menurut Polya (1973) masalah terbagi menjadi dua:
1) Masalah untuk menemukan, dapat teoretis atau praktis, abstrak
atau konkret, termasuk teka-teki. Bagian utama dari masalah
adalah apakah yang dicari, bagaimana data yang diketahui dan
bagaimana syaratnya. Ketiga bagian utama tersebut sebagai landasan
untuk dapat menyelesaikan masalah jenis ini.
2) Masalah membuktikan adalah untuk menunjukkan pernyataan itu
benar atau salah, tidak keduanya. Hal ini dilakukan dengan cara
menjawab pertanyaan: apakah pernyataan itu benar atau salah,
Bagian utama dari masalah ini adalah hipotesis dan konklusi suatu
teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.
4. Sebutkan indikator pemecahan masalah menurut BNSP! (Anjela Putriani
Simatupang)
Jawab:
Indikator dalam pemecahan masalah matematika menurut
BadanStandar Nasional Pendidikan (BNSP) adalah sebagai berikut:
1) Menunjukkan pemahaman masalah.
2) Mengorganisasi data dan menulis informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah.
3) Menyajikan masalah secaramatematika dalam berbagai bentuk.
4) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
5) Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6) Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
7) Menyelesaikan masalah matematika yang tidak rutin.
19
5. Jelaskan pembagian masalah menurut Hudgson dan Sullivan! (Devi Irawaty
Nadeak)
Jawab:
Hudgson dan Sullivan dalam Nurman (2008) membagi
masalah matematika berdasarkan jenjang kesulitan, sebagai berikut:
1) Very easy problem-exercise (masalah sederhana-latihan). Soal yang
tergolong dalam masalah seperti ini adalah semua jenis soal yang
penyelesaiannya menggunakan algoritma yang sudah jelas dan sudah
dipelajari. Jadi suatu soal dapat diklasifikasikan sebagai latihan,
tergantung kepada pengalaman si pemecah masalah (siswa).
Dengan demikian suatu soal bisa menjadi masalah bagi
seseorang, tetapi bagi orang lain mungkin hanya sebagai
latihan, atau mungkin suatu soal adalah masalah untuk hari ini,
tetapi besok mungkin tidak jadi masalah lagi.
2) Problem witha clear context (masalah dengan konteks yang jelas).
Masalah dengan konteks yang jelas memerlukan kemampuan
untuk melihat algoritma yang sesuai untuk menyelesaikannya. Pada
umumnya masalah dengan konteks yang jelas banyak ditemui pada
bagian akhir setiap bab/topik bahasan di dalam buku teks matematika.
Disebut masalah dengan konteks yang jelas, karena masalah
tersebut hanya dalam konteks materi pada topik bahasan tersebut.
Pemecahan masalah jenis ini hanya menggunakan konsep, operasi,
atau pun prinsip yangterdapat pada topik bahasan tersebut.
3) Problems without a clear context (masalah tanpa konteks yang jelas).
Masalah seperti ini bisa muncul dari berbagai situasi, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah seperti ini tidak jelas,
dalam arti tidak tertentu algoritma yang harus digunakan dan juga
tidak kepada konteks matematika yang harus digunakan. Untuk
memecahkan masalah seperti ini, seseorang harus memiliki
20
kemampuan tertentu untuk melihat konsep matematika yang perlu
dan cocok digunakan. Masalah tanpa konteks yang jelas
banyak dipergunakan sebagai suatu alat bantu untuk penemuan
maupun pengembangan konsep matematika baru. Penggolongan
masalah seperti yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa
masalah dalam matematika cukup beragam, jenis maupun tingkat
kompleksitasnya. Masalah yang berkaitan dengan penerapan
matematika ke bidang lain bisa muncul dalam ketiga tingkatan
masalah tersebut. Masalah penerapan dengan konteks yang jelas
banyak terdapat dalam buku teks matematika pada akhir setiap
topik bahasan. Sebaliknya untuk masalah tanpa konteks yang
jelas, banyak muncul dari berbagai bidang atau situasi.
B. Saran
Semoga makalah yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnyakami sebagai penyusun. Dan diharapkan pembaca dapat menganalisis lebih
jelas lagi mengenai pemecahan masalah Matematika dengan cara mencari literatur-
literatur lain yang dapatmenambah wawasan pembaca dalam menganalisis materi
tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
23
24
Anjela Putriani Simatupang
25
26
Agatha Friendsi Manalu
27
28
Amanda Handya Putri
29
30
Devi Irawaty Nadeak
31
32
33