Anda di halaman 1dari 20

‫س تَ ْغفِ ُر ْه‬

‫س ت َِع ْينُهُ َونَ ْ‬‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْ‬


‫ت‬ ‫س يِّئَا ِ‬ ‫س نَا َو ِمنْ َ‬ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنفُ ِ‬
‫وذ ِباهللِ ِمنْ ُ‬ ‫َونَ ُع ُ‬
‫ض َّل لَ هُ َو َمنْ‬ ‫أَ ْع َمالِنَ ا‪َ ،‬منْ يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَ هَ إِالَّ هللا‬
‫ي لَ هُ‪ .‬أَ ْ‬
‫ضلِ ْل فَالَ َها ِد َ‬
‫يُ ْ‬
‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْولُهُ‪.‬‬ ‫َوأَ ْ‬

‫س لِّ ْم َوبَ ا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬


‫ص ِّل َو َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن ا ْهتَ َدى ِب ُه َداهُ إِلَى يَ ْو ِم‬ ‫آلِ ِه َو َ‬
‫ا ْلقِيَا َم ِة‪ .‬أَ َّمابَ ْعدُ؛‬

‫يَا أَ ُّيها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬


‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ‬
‫تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْ‬
‫سلِ ُم ْو َن‪.‬‬

‫‪1‬‬
ً‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُ وا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
‫ص لِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْي ًدا‬ َ
ُ ‫ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللاَ َو َر‬
‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا‬
.‫َع ِظ ْي ًما‬

Dari mimbar ini, khatib wasiatkan kepada diri


khatib sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk
bersungguh – sungguh dalam ketaqwaan, taqwa
yang sebenar – sebenarnya. Imtisal al-awaamir
Wajtinabu al-Nawahi (melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah, dan menjauhi segala
larangan-Nya). Hal paling sederhana dari Taqwa
adalah bersiap diri dan berhati – hati dalam
menjalani hidup didunia ini, seakan - akan kita
sedang dalam sebuah perjalanan, yang di jalan itu
penuh dengan duri. Dalam pengertian ini, taqwa
2
maknanya berhati – hati, salah satunya hati – hati
dalam waktu hidup kita,

....

Fudhail bin Iyadh bertanya pada seorang


laki – laki, “berapa umur mu sekarang?”
Lelaki itu menjawab “Sudah 60 Tahun” lalu
Fudhail berkata lagi : “Agak panjang umur
mu, engkau ini dalam perjalan untuk
menjumpai Robb mu dan sudah hampir
tiba waktunya”
Fudhail berkata lagi “ Barang siapa yang
arif (mengetahui) bahwa dia adalah hamba
Allah dan akan ditanya oleh Allah, maka dia
hendaknya menyediakan jawaban –
jawaban tersebut”
Lelaki tadi bertanya “Apa yang harus kita
lakukan?”
3
Fudhail Menjawab “Engkau berusaha
memperbaiki sisa umurmu dan bertaubat
pada jalan Allah, niscaya engkau akan
diberi pengampunan. Tetapi jika engkau
ingkar kepada Allah, maka engkau akan
disiksa atas segala kesalahanmu yang telah
lalu dan akan datang. Amalan itu perlu
dijaga waktunya. Janganlah waktu
diabaikan dengan sia – sia dan Hendak lah
dipenuhi dengan kerja – kerja berguna”

Dari tanya jawab Fudhail dan orang tua itu


kita sebagai manusia yang siap terbuka
mata dan hati dan telinganya tentu
mendapat pelajaran pertama tentang waktu
hidup kita yang tersisa, Fudhail
mengingatkan kita akan tidak berlama –
lama dengan masa lalu dan mengakhirnya
jika tidak baik, lalu meraih ampunan Allah
4
dengan taubat lalu berbuat kebajikan. Bagi
Fudhail dalam nasehatnya itu tidak ada
waktu yang sia – sia, semua harus tampil
dalam kerja – kerja yang berguna, agar
ketika Allah meminta pertanggung jawaban
atas nikmat waktu yang Dia berikan, kita
mampu menjawabnya dengan amalan –
amalan nyata kita, bukan Cuma dengan
bualan semata. Allah maha mengetahui.

Waktu memegang peranan penting dalam


cara hidup seorang muslim, Salatnya
memerlukan waktu, puasanya, hajinya dan
bahkan amalan – amalan sunnah pun ada
waktu afdhal nya pula. Selain itu, dalam
i’tiqad pun kita diajarkan sebagaimana
perkataan Fudhail sebelumnya, bahwa
hidup ini menuju Rabb, maka persiapan itu
harus sehebat – hebatnya, sebaik – baiknya,
5
dengan memanfaatkan seluruh waktu kita
dalam sehari semalam, bahkan tidurnya
seorang muslim bisa menjadi pahala,
apabila melakukan adab yang diniatkan
mengikut sunnah Rasulullah SAW.
Waktu dalam pandangan mukmin bukan
lagi dipandang secara global, tapi
dipandang secara personal dan detail.
Hingga Umar Bin Khatab merasa perlu
untuk berdoa
“Wahai Rabb ku peliharalah aku dengan
Islam sewaktu aku berdiri, Peliharalah aku
dengan Islam sewaktu aku duduk,
peliharalah aku dengan Islam waktu aku
tidur. Janganlah Engkau biarkan trhadap
diriku musuh dan orang – orang yang
dengki terhadap diriku”
Islam dalam pandangan Umar, adalah Islam
yang syumul, baik ketika berdiri, duduk,
6
berbaring maupun tidur, dalam doa itu
tergambar i’tikad Umar bin Khatab akan
Islam. Umar arif akan kemuliaan Islam,
maka dia meminta perlindungan kepada
Allah dengannya, dengan Islam orang
menjadi mulia, dengan Islam orang menjadi
tercerahkan hidupnya.
Umar meyakini hal tersebut dengan
keyakinan sekuat – kuat keyakinan, Umar
betul – betul meyakini bahwa didalam Islam
segala amal ada manfaatnya, ada
balasannya, sekarang lah saatnya, bukan
nanti.
Ali Bin Abi Thalib berkata “sesungguhnya
dunia ini telah berangkat pergi dan akhirat
itu berangkat datang. Bagi tiap – tiap orang
adalah putera masing – masing. Maka
jadikanlah dirimu putera akhirat dan
bukannya putera dunia.
7
Hari ini hari amal dan tiada perhitungan,
dan diakhirat harinya perhitungan yang
tidak ada lagi kesempatan beramal”
Hidup itu ibarat menjalani sebuah
penyeberangan, makin kini makin dekat
dengan seberang berikutnya, waktu itu Al
Asr, yang menjelang petang, karena
demikian lah hakikatnya, maka jumlah
tahunnya mungkin saja bertambah tapi
umur kita atau urusan kita didunia ini
tidak ikut bertambah malah akan
berkurang.
Karena itu, sudah sepantasnya bagi orang
yang akan ditanya tentang waktu, kemana
kita menghabiskannya, untuk benar –
benar bersiap dengan persiapan yang
sehebat – hebatnya dan sebaik – baiknya.

...
8
Sebagai umat Rasulullah, kita diberikan
keringanan dalam menambah amal, bahkan
dalam satu menit kita bisa menambah
banyak cadangan persiapan kita untuk hari
perhitungan, tentu saja amalan – amalan
ringan ini tidak akan ada gunanya jika
amalan utama tidak dilaksanakan, percuma
orang berpuasa namun tidak solat, karena
yang ditanya pertama itu salat, jika
salatnya lulus baru ditanya yang lain.
Demikian pula urut – urutan beramal
dalam keseharian kita.

Lalu apa yang bisa kita lakukan dalam satu


menit?

Dalam satu menit kita bisa bersalawat


kepada Rasulullah SAW sebanyak 10x atau
9
bahkan 100x dalam bacaan yang cepat,
bersalawat kepada beliau mengundang
beliau mendoakan kita didunia dan
memberi syafaat kita diakhirat nanti,
sebagaimana Sabda beliau dalam riwayat
Thabrani:

“barang siapa yang bersalawat kepadaku


ketika pagi 10 x dan sore 10x maka dia
akan mendapat syafaatku di hari kiamat”

Dalam satu menit kita bisa membaca


Subhanallah wa bihamdih 100x ketika pagi
dan sore, akan mendapat keutamaan di
akhirat sebagaimana dalam riwayat Muslim
Dalam satu menit kita juga bisa membaca
“Laailaha ila Allah, wahdahullah syarikalah.
Lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala
kulli syaiin qadiir” sebanyak 10 x atau 100x
10
dalam bacaan yang cepat. Maka pahala
yang didapatnya seperti membebaskan 10
budak, ditulis untuknya 100 kebaikan,
dihapus 100 kesalahan, dan mendapat
perlindungan dari syaithan, sebagaimana
disebut dalam riwayat imam Bukhari.

Amal – amal sedernhana dan ringkas


sebagaimana yang disebutkan diatas masih
terus bertambah seiring kita
mengerjakannya dan menggali lebih dalam
lagi. Jika sudah melihat amat tinggi nilai
dari waktu yang demikian singkat, maka
sadarlah kita bahwa tiap detik dalam hidup
seorang muslim amat berharga, maka
sangat sayang apabila dihabiskan dalam
senda dan gurau belaka. Belum lagi teringat
kita bahwa di tiap detik dan helaan nafas

11
kita, ada janji Allah yang siap menunggu,
janji itu bernama kematian.

...
Kematian datang, saban hari, saban waktu,
setiap saat, yang kemarin masih duduk
disebelah kita dalam salat berjamaah,
mungkin hari ini sudah berkalang tanah?
Yang jumaat lalu masih sama – sama
mendengarkan khutbah, mungkin hari ini
sudah akan menginjak 7 harinya? Kematian
datang menjemput orang – orang disekitar
kita, tidak dalam bentuk yang bisa kita
duga, dan waktu yang bisa kita ramal. Ada
yang hari ini sehat tiba – tiba yang
terdengar Cuma berita kematiannya di
corong masjid, ada remaja yang masih
tertawa – tawa pagi hari, petangnya
tabrakan dan pulang tinggal mayat, ada
12
saja cara Allah menyudahi urusan kita
didunia ini.
Sesungguhnya hanya Allah yang
mengetahui, kapan dan dimana kita akan
bertemu sang maut. Beragam caranya,
beragam waktunya, tidak masalah
bagaimana kematian, yang menjadi
masalah adalah masa setelah kita mati. Ada
yang mati sebagai orang beriman, maka
kuburnya menjadi raudhah min riyadhatil
jinan, adapula yang mati dalam keadaan
masih bermaksiat pikir, zikir dan
pekerjaannya, maka kuburnya menjadi
lobang dari lobang 2 neraka.
Kita mungkin tidak bisa mempersiapkan
kapan kita mati, mensudahi urusan hidup
kita didunia ini, tapi kita bisa saja
mempersiapkan urusan kita nanti setelah
kematian dijalani. Mari kita
13
mempersiapkan cara hidup kita setelah
mati, bukan bersiap mati, tapi bersiap
untuk kehidupan panjang yang tak lagi
mengenal mati, tak mengenal kesudahan,
tak mengenal pemberhentian, bila siksa
maka tidak ada yang menjamin akan tuntas
siksanya, jika surga sudah dijamin surga
seterusnya.

Allah, rabbussama watiwal ard


   
    
   
   
    
     
Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada
cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka

14
daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

‫س تَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي‬ ْ َ‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي َه َذا َوأ‬


.‫ إِنَّهُ ُه َو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ستَ ْغفِ ُر ْوه‬
ْ ‫ َوا‬.‫َولَ ُك ْم‬

15
‫‪Khutbah kedua‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬


‫ْح ْم ُد للَّه الَّذ ْي أ ََم َرنَا بِاْ ِالتِّ َحاد َواْ ِال ْعت َ‬
‫ص ِام بِ َح ْب ِل‬ ‫اَل َ‬

‫اهلل ال َْمتِْي ِن‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك‬ ‫ِ‬

‫لَهُ‪ ،‬إِيَّاهُ َن ْعبُ ُد َوإِيَّاُه نَ ْستَ ِع ْي ُن‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬


‫َن ُم َح َّم ًدا‬

‫ث َر ْح َمةً لِل َْعالَ ِم ْي َن‬


‫‪َ .‬ع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ ،‬اَل َْم ْبعُ ْو ُ‬
‫‪16‬‬
‫َص َحابِ ِه‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َوأ ْ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬
‫استَطَ ْعتُ ْم َو َسا ِرعُ ْوا‬ ‫َج َم ِع ْي َن‪ .‬عبَ َ‬
‫اد اهلل‪ ،‬اَّت ُقوا اهللَ َما ْ‬ ‫أْ‬

‫ِ‬ ‫إِلَى َمغْ ِف َر ِة َر ِّ‬


‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‪ .‬إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّ ْو َن‬

‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬ ‫ِ‬


‫َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاأَيُّهاَ الَّذيْ َن َء َام ُن ْوا َ‬

‫‪.‬تَ ْسلِ ْي ًما‬

‫‪17‬‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬
‫اَللَّ ُه َّم َ‬

‫َج َم ِع ْي َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫وأَصحابِ ِه و َقرابتِ ِه وأَ ْزو ِ ِ‬


‫اجه َوذُ ِّريَّاتِه أ ْ‬ ‫َ َْ َ ََ َ َ‬

‫ِ‬ ‫اَللَّه َّم أ ِ‬


‫َصل ْح َج ِم ْي َع ُوالَةَ ال ُْم ْسل ِم ْي َن‪َ ،‬وانْ ُ‬
‫ص ِر‬ ‫ُ ْ‬

‫اْ ِإل ْسالَم والْمسلِ ِم ْين‪ ،‬وأ َْهلِ ِ‬


‫ك الْ َك َف َرةَ َوال ُْم ْش ِركِ ْي َن‬ ‫ََ ُْ َ َ‬

‫ك إِلَى َي ْوِم الدِّيْ ِن‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬


‫َوأَ ْع ِل َكلِ َمتَ َ‬

‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمنَ ِ‬


‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫لِل ِ ِ‬
‫ْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َم َ ُ َ َ ُ‬
‫ُ‬

‫ب‬ ‫ك قَ ِريْ ِ‬ ‫َحي ِاء ِم ْن ُهم واْأل َْمو ِ‬


‫ات‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ب ُمج ْي ُ‬
‫ٌ‬ ‫َْ َ‬ ‫اْأل ْ َ‬
‫‪18‬‬
‫اضي الْحاج ِ‬
‫ات‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح َب ْيَننَا‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫الد َع َوات َويَا قَ َ َ َ‬

‫ت َخ ْي ُر الْ َفاتِ ِح ْي َن‪َ .‬ر َّبنَا آتِنَا‬ ‫ِ‬


‫َو َب ْي َن َق ْومنَّا بِال َ‬
‫ْح ِّق َواَنْ َ‬

‫اب‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِي ُّ‬


‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫سنَةً َوفي اآلخ َرة َح َ‬
‫الد ْنيَا َح َ‬

‫‪.‬النَّا ِر‬

‫اهلل‪ ،‬إِ َّن اهلل يأْمر ُكم بِالْع ْد ِل واْ ِإل ْحس ِ‬
‫ان‬ ‫اد ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ َ َ‬ ‫عبَ َ‬

‫شِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر‬ ‫َوإِيتَآ ِئ ِذي الْ ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َ‬

‫ِ‬
‫َوالَْب ْغ ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ‬
‫‪19‬‬
‫الْع ِظ ْيم ي ْذ ُكر ُكم وا ْدعُوهُ يستَ ِجب لَ ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل‬ ‫َ ََ ْ ْ َ ْ َْ ْ ْ َ ُ‬

‫‪.‬أَ ْكَب ُر‬

‫‪20‬‬

Anda mungkin juga menyukai