TINJAUAN TEORI
a. B. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke
organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar
dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan
resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors.
Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang
lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth
Retardation.
C. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir ( Rustam Moctar,
1998 ).
E. TANDA-TANDA INPARTU
1. Rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan
kecil pada servik
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada
F. KALA PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala :
1. Kala I ( kala pembukaan )
Inpartu (partus mulai ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
karena servik mulai membuka dan mendatar
Kala pembukaan ini dibagi atas 2 fase :
a. Fase Laten : Pembukaan servik berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
b. Fase Aktif : Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase
yaitu :
1. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm
2. Periode dilatasi maksimal : Selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
3. Periode deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukan menjadi 10 cm atau lengkap
2. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal
distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian
SM ( jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur,
diukur 2 kali dengan interval 6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada
skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya
kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. MASALAH KEPERAWATAN
1. KALA I
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan
darah )
b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
2. KALA II
a. Resiko terjadi injury pada ibu dan bayi berhubungan dengan dampak
dari tindakan ekstraksi dengan forceps
3. KALA III
a. Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
4. KALA IV
a. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan luka episiotomy
b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy.
C. PERENCANAAN
KALA I
Diagnosa keperawatan 1
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
- Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
- Tanda-tanda vital :
TD : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C
Nadi : 60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal,
jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan 2 :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
- DJJ ( + ) : 12-12-12
- Hasil NST :
- Hasil USG ;
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi
sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat
hipoxia bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan 3 :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti penyebab nyerinya
- Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap
nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan 4
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Ibu tampak tenang
- Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
- Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
3. Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
5. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif
6. Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang
secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
KALA II
Diagnosa keperawatan 1
Resiko terjadi injury pada ibu dan bayi berhubungan dengan dampak dari tindakan
ekstraksi dengan forceps
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi injury pada ibu dan janin
Kriteria Hasil :
- APGAR SCORE diatas 7
- Tidak terjadi ruptur perineum
- Tidak terjadi ruptur uteri
Intervensi ;
1. Pastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
R/. Jika pembukaan belum lengkap bibir serviks bisa terjepit antara kepala
anak dan sendok sehingga terjadi robekan pada serviks
2. Pastikan bahwa ketuban sudah pecah
R/. Bila ketuban belum pecah maka selaput janin akan ikut tertarik oleh
forceps
3. Anjurkan ibu untuk tidak mengedan
R/. mengedan membutuhkan tenaga yang akhirnya dapat meningkatkan
tekanan darah sebagai kompensasi tubuh, bila tekanan darah semakin
meningkat akan memicu timbulnya kejang dan terjadi injury pada ibu maupun
janin
4. Bantu dokter dalam melakukan tindakan ekstraksi dengan forceps sesuai
standarisasi
R/. Tindakan forceps yang dilakukan dengan benar/ sesuai standart serta skill
yang memadai tanpa adanya penyulit akan terhindar dari terjadinya
komplikasi pada ibu maupun janin
KALA III
Diagnosa keperawatan :
Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
Tujuan ;
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi deficit cairan
Kriteria Hasil :
- Keadaan umum baik
- Mukosa mulut basah
- Turgor kulit baik
- Tanda vital ;
TD : 100-120/70-80 mmHg Nadi : 60-80 x/mnt
RR : 16-20 x/mnt Suhu : 36-37 C
- Perdarahan dalam batas normal : < 500 cc
Intervensi ;
1. Kaji kontraksi uterus
R/. kontraksi uterus dapat membantu pelepasan plasenta
2. Cegah terjadinya perdarahan dengan mengobservasi pelepasan plasenta dan
mengeluarkan plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali serta bekerja
dengan hati-hati
R/.untuk mencegah terjadinya rest plasenta sehingga tidak terjadi perdarahan
3. Kaji banyaknya darah yang keluar
R/. dengan mengetahui jumlah darah yang hilang akan dapat menentukan
jumlah darah /intake cairan yang diberikan agar terjaga keseimbangan
5. Beri minum peroral
R/. dapat menggantikan cairan yang hilang
6. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/. untuk memantau tanda –tanda gangguan keseimbangan cairan
KALA IV
Diagnosa keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan luka episiotomy
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
- ibu mengatakan nyerinya berkurang atau hilang
- keadaan luka baik
- tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
1. Beri penjelasan pada ibu penyebab nyerinya
R/. dengan mengerti penyebab nyerinya diharapkan ibu dapat kooperatif dan
menerima rasa nyerinya secara wajar
2. Anjurkan pada ibu untuk menghindari pergerakan yang berlebihan terutama
yang berkaitan dengan daerah sekitar luka episiotomy
R/. Pergerakan yang bisa membuat peregangan daerah luka akan menambah
rasa nyeri
3. Lakukan perawatan luka episiotomy secara aseptik dan anti septic
R/. Perawatan luka secara aseptic dan anti septic dapat mempercepat proses
penyembuhan luka sehingga nyeri bisa berkurang/hilang
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
R/. analgetik dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
Diagnosa keperawatan 2
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- luka episiotomy tampak kering dan bersih
- luka tidak ada tanda-tanda infeksi
- tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah luka episiotomy
R/. Kebersihan yang kurang terjaga bisa menimbulkan infeksi pada luka
karena masuknya kuman
2. Lakukan perawatan luka episiotomy secara aseptik dan anti septic
R/. Perawatan luka secara aseptic dan anti septic dapat mempercepat proses
penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi
3. Ajari ibu cara merawat luka
R/. ibu dapat mengerti cara merawat luka yang benar sehingga bisa mencegah
timbulnya infeksi
4. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian antibiotik
R/. anti biotic dapat membunuh kuman
D. IMPLEMENTASI
b. Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan
E. EVALUASI
1) Evaluasi disesuaikan dengan criteria hasil yang telah ditentukan
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC :
Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.
Jakarta.
Pengalaman Menyusui : Ya
Berapa lama : Asi ekslusif 6 Bulan
Kepala – Leher
Kepala : Simetris, rambut hitam lurus, kebersihan cukup rambut tidak berketombe dan sedikit
rontok, ibu terkadang merasa kepalanya nyeri dan di kepala tidak ada benjolan
maupun kelaian lainnya
Mata : Simetris, Penglihatan sering berkunang-kunang atau rabun, Konjungtiva sedikit
pucat, Sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan Cuping hidung dan tidak ada polip
Mulut : Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat caries pada gigi,
fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga : Simetris tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga, fungsi
pendengaran baik
Leher : Tida ada pembesaran kelenjar tiroid dan adanya bendungan vena jugularis
Masalah Khusus : Nyeri pada kepala dan fungsi penglihatan yang terganggu yaitu kunang – kunang dan
rabun
Dada
Jantung : Bunyi jantung normal dan tidak terdengar murmur
Paru : Gerakan saat inspirasi dan ekspirasi seirama, Bunyi paru normal, tidak terdengar
wheezing atau ronchi, suara nafas baik
Payudara :
Bentuk :Simetris dan tidak ada benjolan
Mamae : - Putting susu menonjol keluar
- Areola terdapat hyperpigmentasi
- Colesterum belum keluar
- Konsistensi agak kenyal
- Pelebaran pembuluh darah vena terlihat
Pengeluaran ASI : ASI belum keluar
Masalah Khusus : -
Abdomen
Uterus :
TFU : 31 cm. Kontraksi : Ya
Leopold I : Teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian
kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III :Teraba masa keras, terfiksir dan sudah adanya
penurunan kepala
Leopold IV : Bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
PAP : 3/5
DJJ : Frekuensi : 143 x/m dan teratur
Pigmentasi :
Linea Nigra : Ada
Striae : Ada
Fungsi Pencernaan : Tidak Terganggu
Masalah khusus :-
Perinium dan Genital :
Vagina : Tidak bervarises
Kebersihan : Cukup Bersih
Keputihan :-
Jenis/warna : Lendir/putih
Konsistensi : cair
Bau : amis
Hemoroid : tidak derajat : - Lokasi : -
Lamanya : 2x/ 10 menit lama 10 detik, Nyeri : Ya
Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema : ya
Inspeksi : fungsi baik
Palpasi : tidak ada varises
Ekstremitas bawah: inspeksi : ada edema, fungsi baik
Palpasi : adanya varises
Reflek patela : +
Masalah khusus : Adanya edema di ekstremitas atas dan bawah
Eliminasi
Urin : 4-5x sehari
BAB : 1x sehari
Masalah Khusus :-
Istirahat dan kenyamanan
Sebelum masuk RS : Ibu tidur 7-8 jam sehari
Sesudah masuk RS : Ibu tidur 6-8 jam sehari.
Berpakaian x
Keterangan:
0 : mandiri
1 : dengan alat Bantu
2 : bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan peralatan
4 : tergantung total
√
√
rencana tempat melahirkan
√
perlengkapan kebutuhan ibu dan bayi
√
kesiapan mental ibu dan keluarga
pengetahuan tentang tanda – tanda melahirkan cara menangani nyeri, proses
persalinan
√
perawatan payudara
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
5 05
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Dx Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro. Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No No.Dp Hari/tanggal Implementasi paraf
.
1 01 08-08-2012 1. mengawasi TTV pasien
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 37OC RR : 20x/m
2. Memonitor perubahan tiba – tiba pada
pasien
R/ pasien masih sadar
3. mengobservasi adanya pucat, sianosis,
kulit dingin/lembab dan catat kekuatan
nadi perifer
R/ masih dalam batas normal
4. Memantau pernafasan
R/ RR : 20 x/m
5. mendorong latihan kaki aktif / pasif
R/ pasien merasa nyaman
6. Berkolaborasi dengan SpOG
R/ drip MgSO4 di RL gtt 20 x/m
02 08-08-2012 1. Mengkaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/ his tiap 2x/10 menit, lama 10 detik,
skala nyeri 8
2. Mengobservasi TTV
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 37OC RR : 20x/m
3. Menjelaskan penyebab nyeri pada
pasien
R/ ibu mengerti penyebab nyerinya dari
pembukaan jalan lahir
4. Menganjurkan teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri
R/ Ibu menarik napas dalam dan
mengeluarkan secara perlahan dari
mulut
5. membantu keluarga untuk mengusap
pada bagian yang nyeri
R/ keluarga mengikuti saran yang
diberikan
6. Memberikan terapi sesuai program
R/ teknik relaksasi dijalankan dengan
baik
1. Mengkaji tingkat kecemasan ibu
03 08-08-2012 R/ setelah diberikan support cemas
sedikit berkurang
2. Menjelaskan mekanisme proses
Persalinan
R/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
3. Menggali dan tingkatkan mekanisme
koping ibu yang efektif
R/ ibu mnegikuti saran yang ada
4. Memberi support pada ibu
R/ Cemas ibu berkurang
02 O1 09-08-2012 1. mengawasi TTV pasien
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 36,2OC RR : 19x/m
2. Memonitor perubahan tiba – tiba pada
pasien
R/ pasien masih sadar
3. mengobservasi adanya pucat, sianosis,
kulit dingin/lembab dan catat kekuatan
nadi perifer
R/ masih dalam batas normal
4. Memantau pernafasan
R/ RR : 19 x/m
5. mendorong latihan kaki aktif / pasif
R/ pasien merasa nyaman
6. Berkolaborasi dengan SpOG
R/ drip MgSO4 di RL gtt 20 x/m