Anda di halaman 1dari 9

PARADIGMA DAN ETIKA LINGKUNGAN

Nama; Kartika Amalia


NIM: 1401420250

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Etika lingkungan dapat diartikan sebagai sebuah disiplin filsafat membahas
mengenai hubungan moral antara manusia dengan lingkungan dan mengatur
bagaimana seharusnya manusia berperilaku dengan lingkungannya (Ichsan, 2009).
Etika lingkungan merupakan suatu bagian untuk mengisi kekurangan sisi spiritual dari
pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi saat ini dari tingkatan lokal,
nasional, bahkan internasional sebagian besar bersumber dari perilaku manusia.
Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfer, air dsb.
Bersumber dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan
hanya mementingkan diri sendiri (dalam jangka pendek). Krisis lingkungan hidup
yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan
lingkungan hidup yang “nir-etik”.Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-
sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau
krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau
mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan
kepentingannya sendiri. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa
bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam
seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan
kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai
masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana perilaku masyarakat dilingkungan saya bertempat tinggal terkait 9
prinsip etika lingkungan?
b. Jelaskan peran etika lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan
c. Jelaskan terkait etika yang menyebabkan munculnya masalah lingkungan
d. Jelaskan paradigma yang tepat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang
saya amati?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaimana perilaku masyarakat dilingkungan saya bertempat
tinggal terkait 9 prinsip etika lingkungan
b. Untuk mengetahui peran etika lingkungan dalam mengatasi permasalahan
lingkungan
c. Untuk mengetahui etika yang menyebabkan munculnya masalah lingkungan
d. Untuk mengetahui paradigma yang tepat untuk mengatasi permasalahan
lingkungan yang saya amati
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Analisis penerapan prinsip-prinsip etika lingkungan dalam pengelolaan


sungai Kali Merah di Desa Kedokansayang
Keberadaan sungai merupakan salah satu infrastruktur penting dalam
perkembangan desa. Bentuk keterkaitan dari desa dan sungai semakin terlihat saat
desa mulai berkembang semakin besar. Industrialisasi dan perdagangan
mengeksploitasi sungai secara besar-besaran untuk pembuangan limbah dan
sayangnya semakin merusak nilai ekosistem tersebut (Lerner dan Holt, 2012).
Sungai seolah-olah menjadi infrastruktur yang hanya berperan sebagai saluran
buangan limbah bercampur dengan saluran buangan air hujan menuju laut semata
dan mengabaikan nilai dan fungsi ekologis dari sungai tersebut. Terlepas dari
peranan sungai yang semakin tergradasi ekosistemnya tersebut, sungai memiliki
peranan yang lebih kompleks.Sungai tidak hanya bermanfaat dalam menunjang
produktifitas masyarakat saja.Sungai memiliki peranan dalam aspek estetika dan
nilai sosial masyarakat. Keterkaitan sungai dengan desa juga terlihat pada
pendekatan nilai interaksi budaya manusia di dalamnya. Sungai dapat berperan
sebagai ruang publik dan lansekap desa. Oleh sebab itu, kualitas lingkungan dari
sungai tidak bisa diabaikan begitu saja.

Analisis Perilaku Masyarakat Desa Kedokansayang Terkait penerapan


prinsip etika lingkungan di kali merah
a. Pengelolaan Sampah
sebenarnya telah ada sistem pengelolaan sampah yang baik yaitu dengan
pengangkutan rutin. Namun, terdapat beberapa aktivitas nonformal yang
sangat berpotensi menghasilkan timbulan sampah di sungai seperti mencuci,
lapak PKL, dan peletakan bak sampah tepat dipinggir kali. Aktivitas tersebut
rentan mendorong masyarakat baik sengaja atau tidak sengaja membuang
sedikit sampah ke sungai karena alasan praktis. Padahal telah ada saringan
sampah. Tetapi genangan sampah di lokasi tetap tinggi yang mengindikasikan
sampah berasal dari masyarakat yang beraktivitas di lokasi studi. Kerja bakti
juga jarang dilakukan.
b. Kondisi Sempadan Sungai
Maraknya aktivitas non-formal yang dilakukan tepat di area sempadan sungai
menjadikannya kondisi sempadan sungai masih buruk.Berkurangnya lebar
ruang terbuka sempadan akan mengganggu daerah alir air. Seharusnya sesuai
dengan instruksi pengelolaan sungai, di area sempadan sungai tidak boleh
diadakan ativitas yang dapat menutupi area pengawasan sungai.
c. Kondisi Pengendalian Drainase Air
Sistem drainase atau selokan di desa yang masih berfungsi campuran serta
masih banyaknya sampah yang menyumbat aliran drainase mengindikasikan
sistem drainase di desa masih kurang baik. Masyarakat harus rutin
membersihkan selokan di depan rumahnya karena apabila tidak dilakukan
akan menyebabkan aliran drainase tidak lancar.
d. Kondisi Partisipasi Masyarakat
Masyarakat di desa sudah pernah memiliki bentuk komunitas yang mengajak
masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan sungai.Namun, lemahnya
operasional dan komitmen baik dari pemerintah maupun masyarakat sendiri
menjadikannya program tersebut tidak berjalan lagi. masyarakat di desa
kedokansayang menunjukkan bahwa masih banyaknya kemiskinan dan
kurangnya edukasi tentang pengelolaan sungai menjadi pembentuk intensi
masyarakat untuk bertindak kurang pro-lingkungan. Kondisi ruang juga tidak
mencerminkan keselarasan ekologi dilihat seperti dari banyaknya sampah di
sungai dan kurangnya penghijauan pada sempadan. Aktivitas di sekitar Kali
Merah juga masih menunjukan ketidakselarasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Kedokansayang dalam
pengelolaan sungai belum menerapkan prinsip-prinsip etika lingkungan. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
a. Belum terlaksananya beberapa program-program pengelolaan dan tidak
adanya Peraturan Daerah yang khusus mengatur pengelolaan sampah di desa
Kedokansayang sehingga masih banyak warga desa yang sering membuang
sampah ke sungai.
b. Kurangnya rasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral pemerintah
maupun masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai sehingga lingkungan
sungai belum dapat terbebas dari masalah.
c. Kurangnya partisipasi masyarakat desa Kedokansayang dalam pelaksanaan
program pengelolaan sungai sehingga permasalahan sungai masih belum dapat
terselesaikan dengan baik.
d. Ketidakmerataan penyediaan fasilitas pengelolaan sungai yang diberikan oleh
pemerintah setempat kepada masyarakat serta penyediaan fasilitas tersebut
masih dianggap kurang dan belum dapat menyelesaikan permasalahan sungai
di desa kedokansayang
e. Kurangnya kepedulian pejabat pemerintah setempat untuk mengutamakan
kepentingan public terutama dalam hal mengatasi permasalahan sungai.
2. Peran etika lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan
Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika
lingkungan
sebagai berikut:
 Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehingga
perlu
 menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
 Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
menjaga
 terhadap pelestarian keseimbangan dan keindahan alam.
 Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energi.
 Lingkungan di sediakan bukan hanya untuk manusia saja, melainkan juga
untuk makhluk hidup yang lain
Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya
dibedakan dan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal.
Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika
pemeliharaan.
Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian
alam untuk kepentingan manusia. Sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan
untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkunga untuk kepentingan semua
makhluk.
Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan
Ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup yaitu :
a. Prinsip sikap hormat kepada alam (respect to nature)
Manusia berkewajiban menghargai hak semua makhluk hidup untuk berada,
hidup tumbuh dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan
penciptaannya. Untuk itu manusia perlu merawat, menjaga, melindungi dan
melestarikan alam beserta seluruh isinya serta tidak diperbolehkan merusak
alam tanpa alasan yang dibenarkan secara moral.
b. Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)
Alam adalah milik bersama sehingga alam perlu dihargai seperti menghargai
dirinya sendiri maka rasa tanggung jawab akan muncul dengan sendirinya.
c. Prinsip solidaritas kosmik (cosmic solidarity)
Solidaritas kosmik merupakan sikap solidaritas manusia dengan alam.
Solidaritas kosmik berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-
batas keseimbangan kosmis, serta mendorong manusia untuk mengambil
kebijakan yang pro alam dan tidak akan setuju dengan pengrusakan alam.
d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam(caring for nature)
Prinsip ini didasari atas kepedulian manusia terhadap alam. Prinsip ini bukan
untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan alam.
e. Prinsip tidak merugikan (no harm)
Prinsip ini merupakan prinsip yang tidak merugikan alam. Minimal yang
dilakukan adalah tidak merusak alam. Memanfaatkan alam dapat dilakukan
tanpa merugikan alam.
f. Prinsip sederhana dan selaras dengan alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan,
sarana, standar material. Bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta dan
memiliki sebanyak banyaknya, mengeksploitasi alam, tetapi yang harus
diterima oleh semua pihak sebagai prinsip pola hidup yang baru agar kita
dapat menyelamatkan lingkungan hidup.
g. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan lebih ditekankan kepada manusia untuk berperilaku adil
terhadap alam semesta sehingga akan berdampak positif terhadap lingkungan
hidup. Prinsip-Prinsip keadilan akan membahas mengenai peluang dan akses
yang sama bagi semua anggota masyarakat dalam menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam dan pemanfaatannya.
h. Prinsip demokrasi
Prinsip demokrasi dapat terwujud jika manusia memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi perbedaan dan keragaman. Sehingga manusia yang peduli
terhadap lingkungan biasanya memiliki karakter yang lebih demokratis.
i. Prinsip integrasi moral
Prinsip ini lebih ditujukan kepada para pejabat, pengambil keputusan dalam
pemerintahan. Orang yang memiliki integritas tinggi diharapkan mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik tanpa merusak lingkungan hidup fisik dan
non fisik atau manusia.
Hubungan-Hubungan Etika Lingkungan
Eko Ariwidodo memaparkan bahwa terdapat hubungan-hubungan yang berkaitan
dengan etika lingkungan seperti berikut dibawah ini:
a. Hubungan antara pengetahuan tentang lingkungan dengan partisipasi dalam
pelestarian lingkungan
b. Hubungan antara etika lingkungan dengan partisipasi dalam pelestarian
lingkungan
c. Hubungan antara pengetahuan dan etika lingkungan secara bersama-sama dengan
partisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Penerapan Etika lingkungan
Sikap ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi suatu kebiasaan yang
dilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupan baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang dapat
membudidayakan sikap tersebut antara lain :
a. Lingkungan keluarga
 Menanam pohon dan memelihara bunga dipekarangan rumah.
 Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
 Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk menyapu rumah
dan pekarangan rumah secara rutin.
b. Lingkungan sekolah
 Pembahasan atau diskusi mengenai lingkungan hidup
 Pengelolaan sampah
 Penanaman pohon
 Penyuluhan kepada siawa
 Kegiatan piket dan jumsih (Jumat bersih)
c. Lingkungan masyarakat
 Membuang sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
 Melakukan kegiatan gotong royong atau kerja bakti secara berkala di
lingkungan tempat tinggal
 Menggunakan kembali dan mendaur ulang barang-barang yang masih di
perbarui
3. Etika yang menyebabkan munculnya masalah lingkungan
Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan
bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat
antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat
rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian
diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan
ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
a. Manusia terpisah dari alam.
b. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung
jawab manusia.
c. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
d. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
e. Norma utama adalah untung rugi.
f. Mengutamakan rencana jangka pendek.
g. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya
dinegara miskin.
h. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
4. Paradigma yang tepat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang saya
amati
Paradigma Biosentrisme
Paradigma Biosentrisme berpendapat bahwa tidak benar apabila hanya
manusia yang mempunyai nilai, akan tetapi alam juga mempunyai nilai pada
dirinya sendiri yang terlepas dari kepentingan manusia. Setiap kehidupan dan
makluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri, sehingga semua
makluk pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu
diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia bernilai bagi manusia atau
tidak.
Paradigma ini mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan, baik pada
manusia maupun pada makluk hidup lainnya. Setiap kehidupan yang ada di muka
bumi ini memiliki nilai moral yang sama, sehingga harus dilindungi dan
diselamatkan. Manusia mempunyai nilai moral dan berharga justru karena
kehidupan dalam diri manusia bernilai pada dirinya sendiri. Hal ini juga berlaku
bagi setiap kehidupan lain di alam semesta. Artinya prinsip yang sama berlaku
bagi segala sesuatu yang hidup dan yang memberi serta menjamin kehidupan bagi
makluk hidup.
Alam semesta bernilai moral dan harus diperlakukan secara moral, karena
telah memberi begitu banyak kehidupan. Seluruh kehidupan di alam semesta
sesungguhnya telah membentuk komunitas moral. Oleh karena itu, setiap
kehidupan makluk apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap
keputusan dan tindakan moral, terlepas dari perhitungan untung rugi bagi
kepentingan manusia.
Pendukung paradigm biosentrisme, Paul Taylor. Ia berpendapat bahwa
Biosentrisme didasarkan pada empat hal, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di bumi
dalam arti yang sama dan dalam kerangka yang sama dimana makluk hidup
yang lain juga anggota dari komunitas yang sama.
b. Keyakinan bahwa spesies manusia bersama sama dengan semua spesies
lainnya, adalah bagian dari system yang saling tergantung sedemikian rupa
sehingga kelangsungan hidup dari makluk hidup manapun, serta peluangnya
untuk berkembang biak atau sebaliknya, tidak ditentukan oleh kondisi fisik
lingkungan melainkan oleh relasinya satu sama lain.
c. Keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai
tujuan sendiri. Setiap oraganisme adalah unik dalam mengejar kepentingan
sendiri sesuai dengan caranya sendiri.
d. Keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari makluk
hidup lain.
cara penganggulangan dari pencemaran air:
1. Pembuatan kolam stabliisasi
Di kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami. Ini dilakukan untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai.
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan air limbah dengan IPAL ini menggunakan alat-alat khusus dan
menggunakan tiga tahapan, yakni primary treatment (pengolahan
pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment
(pengolahan lanjutan)
3. Pengelolaan Excrexta (Human Excreta). Pengelolaan ini dapat ditemukan
dalam septic tank yangbisa diolah dengan cara anaerobik menjadi biogas.
Setelah itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
Etika lingkungan berasal dari dua kata yaitu etika dan lingkungan. Etika berasal
dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sedangkan
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara
langsung maupun tidak langsung. Jadi Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan
moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan
agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat
sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Manusia adalah bagian dari
lingkungan yang tidak bisa dipisahkan, maka diperlukan menjaga, menyanyangi, dan
melestarikan lingkungan. Karena lingkungan ini diciptakan tidak hanya untuk
manusia saja, tetapi seluruh komponen alam di dunia ini.Etika lingkungan disebut
juga etika ekologi.
Etika ekologi dibedakan menjadi dua diantaranya yaitu etika ekologi dangkal dan
etika ekologi dalam.ketika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan
yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami
lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan
2. Daftar Pustaka
ALFIA, N. A. (1-6). PERAN ETIKA LINGKUNGAN DALAM PELESTARIAN
ALAM.
Heryansyah, T. R. (2018). Penyebab, Dampak, dan Cara Penanggulangan Pencemaran
Air | Biologi Kelas 7. Retrieved from https://www.ruangguru.com/blog/penyebab-
dampak-dan-cara-penanggulangan-pencemaran-air
keraf, s. (2016). Retrieved from MAKALAH ETIKA LINGKUNGAN:
https://biotifulogy.blogspot.com/2016/10/makalah-etika-lingkungan.html
Kusharsanto, Z. S. (2013). KAJIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM
KAITANNYA DENGAN FUNGSI. Jurnal Teknik PWK, 649-660.
Putri, S. F. (2013). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA
LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI
KOTA DEPOK (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUKMAJAYA). 1-10.
sutoyo. (n.d.). ARADIGMA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP . 1-15.

Anda mungkin juga menyukai