p-ISSN: 2723-1615
ELLITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa
Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan citra perempuan dalam novel Little Women's karya Louisa May Alcott. Dalam novel Image of Women ini
tidak lepas dari isu-isu seputar perempuan yang mengalami kehidupan yang rumit, dimana dalam novel ini salah satu tokohnya
digambarkan sebagai pekerja keras dan melakukan hal yang luar biasa dengan mempertahankan haknya sebagai perempuan dengan
mendapatkan hak atas pendidikan yang lebih tinggi. .
Latar belakang novel ini diangkat dari cerita pada masa perang saudara di Amerika dimana sebuah keluarga beranggotakan empat orang
putri mengalami perubahan hidup yang drastis karena ayah mereka ikut berperang sehingga anak dan istri mereka harus meninggalkan
kota dan bekerja untuk melanjutkan. kehidupan mereka. Sehingga salah satu putrinya memiliki anggapan untuk tidak mau menikah
karena cinta tidak penting bagi seorang wanita dan keluarga adalah yang terpenting. Dalam menganalisis novel, Metode yang penulis
gunakan adalah deskriptif kualitatif dimana data yang peneliti dapatkan dari novel Louisa May Alcott's Little Women dengan 543 halaman
dan diterbitkan dalam dua jilid, 1868 & 1869 dan dari kutipan novel yang mengarah pada citra perempuan melalui (Showalter , 1997) teori
dan dengan menggunakan pendekatan feminis. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan feminis merupakan
pendekatan untuk menilai perbedaan gender dan menganalisis permasalahan sosial dan politik yang meliputi pencitraan perempuan
dalam novel yang merupakan peran utama. Sehingga bagus untuk dijadikan studi penelitian feminis. kutipan yang mengarah pada citra
perempuan melalui teori (Showalter, 1997) dan dengan menggunakan pendekatan feminis. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa pendekatan feminis merupakan pendekatan untuk menilai perbedaan gender dan menganalisis permasalahan sosial dan politik
yang meliputi pencitraan perempuan dalam novel yang merupakan peran utama. Sehingga bagus untuk dijadikan studi penelitian feminis.
kutipan yang mengarah pada citra perempuan melalui teori (Showalter, 1997) dan dengan menggunakan pendekatan feminis. Dari
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan feminis merupakan pendekatan untuk menilai perbedaan gender dan
menganalisis permasalahan sosial dan politik yang meliputi pencitraan perempuan dalam novel yang merupakan peran utama. Sehingga
bagus untuk dijadikan studi penelitian feminis.
1 PENGANTAR
Sastra adalah bahasa lain dari karya sastra, di mana karya sastra itu sendiri adalah seni
yang diekspresikan dalam bentuk novel, puisi, dan drama yang didalamnya terdapat
ungkapan dan pemikiran dari seseorang yang peduli terhadap kehidupan. Pada zaman
kuno, karya sastra sangat populer. Di era Victoria, karya sastra diciptakan sebagai sarana
untuk menghibur bahkan memberi penghormatan kepada ratu yang dikomunikasikan
dan memiliki makna dari penulis atau pencipta karya sastra tersebut dan memiliki tujuan
tertentu untuk kepekaan suatu seni. Karya sastra saat ini berkembang sangat pesat. Untuk
mengkritisi suatu karya sastra diperlukan kajian sastra, dan ilmu ini sudah ada sejak
zaman dahulu kala. Untuk memperjelas pernyataan di atas, ditemukan banyak novel
klasik yang memiliki genre yang beragam, seperti novel wanita cilik dan salah satu drama
romantis seperti Romeo & Juliet dan drama bergenre lainnya.
29
Hakikat sastra dalam masyarakat tidak hanya meniru kehidupan masyarakat tetapi juga mempengaruhi
jiwa pembacanya.
Dalam karya sastra terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengkaji sastra
diantaranya adalah pendekatan sosiologis yang dikemukakan oleh (Damono, 1984) dimana pendekatan
ini merupakan cerminan dari realitas kehidupan sosial dalam masyarakat. Pendekatan psikologi sastra
merupakan pendekatan yang mempelajari pola perilaku manusia yang berkaitan dengan mentalitasnya
(Wellek & Werren, 1990). Dan dengan mengkaji pendekatan ini, kita dapat menghadirkan konflik-konflik
dalam karya sastra dan dilihat dari unsur-unsur penulis sastranya.
Dalam penelitian ini peneliti sangat antusias untuk menganalisis novel Little Women karya
Louisa May Alcott yang dalam karya sastra ini menggunakan pendekatan feminis oleh (Showalter,
1997) yang menggunakan teori citra perempuan. Dalam pendapat tersebut disebutkan bahwa terdapat
uraian dari novel Jane Austen hingga George Eliot Berbicara tentang penampilan perempuan dalam
kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai perempuan dalam sebuah keluarga. Dari sudut pandang tersebut
terlihat bahwa citra perempuan berpengaruh terhadap kehidupan. Menurut (Sakinah, 2014) menyatakan
bahwa citra perempuan dituangkan ke dalam karya sastra melalui tokoh-tokoh yang sering muncul
dalam karya sastra. Sementara itu (Djajanegara, 2002, hlm. 19-20) berpendapat bahwa citra perempuan
didasarkan pada genre sastra dimana perasaan berperan penting dalam menentukan citra tersebut.
Berdasarkan argumentasi para ahli, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa citra perempuan tidak
hanya dilihat dari penampilannya saja, sehingga perempuan harus melakukan hal-hal yang bersifat
feminin saja. Saat ini, wanita berusaha untuk setara dengan pria dengan bekerja keras. Bahkan perasaan
pun tidak terlalu penting, sehingga tidak jarang ditemukan seorang wanita yang melakukan hal-hal yang
diluar kebiasaannya sebagai seorang wanita.
2 TINJAUAN LITERATUR
2. 1 STUDI PUSTAKA
Sastra merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa sanscrit yang artinya teks yang
mengandung makna. Secara umum karya sastra merupakan karya tulis yang memiliki nilai seni
yang mengungkapkan pengarangnya. Istilah sastra sangat populer di bidang linguistik. Sastra
berkembang pesat sehingga sastra digunakan sebagai sarana pembelajaran tetapi dapat
mencerminkan kehidupan nyata bahkan karya sastra dapat menjadi saksi dan penafsir kehidupan
(Saryono, 2009, hlm. 18). Setelah menemukan sumber referensi lain dari pembahasan studi feminis,
seperti analisis nilai-nilai feminis dalam artikel (Santi, Rahmi, Islam, & Imam, nd) di mana artikel
tentang perjuangan keras Jo untuk mempertahankan hak-haknya sebagai perempuan.
Berdasarkan artikel di atas, ditemukan bahwa novel Little Women memuat nilai-nilai
seperti kesetaraan, perbedaan, pilihan, kepedulian. Penelitian lain sebelumnya yang
membahas tentang kajian feminis bersumber dari artikel (Sumita, 2014) yang berjudul
Media image of women: femist wacana. Hasil dari penelitian ini adalah kata wanita dari
tampilan fisiknya yang menyerupai tubuh dan dapat digunakan sebagai bahan untuk
merubah suatu produk dengan standar yang telah ditentukan. Jadi artikel ini berfokus
pada dinamika sosial tubuh perempuan. Berbeda dengan analisis di atas, penelitian penulis
berfokus pada citra perempuan dalam novel melalui kajian feminis.
Dimana hasil penelitian yang penulis dapatkan adalah tentang citra perempuan yang
digambarkan melalui tindakan dan sikap para tokoh dalam novel. Dalam menganalisis suatu
karya sastra diperlukan pendekatan psikologis, pendekatan sosiologis, pendekatan moral,
dan pendekatan feminis agar lebih mudah dalam melakukan penelitian. Dimana
Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang berhubungan dengan masyarakat dalam masyarakat. Pendekatan
moral merupakan pendekatan yang membahas tentang sikap seseorang dalam bertindak. Sedangkan pendekatan
feminis adalah pendekatan yang membahas tentang hak-hak perempuan. Dalam penelitian ini penulis fokus dalam
menganalisis feminisme, khususnya dalam novel Little Women.
2. 2 Pendekatan feminisme
Feminisme adalah gerakan sosial dan ideologi yang bertujuan untuk menyeimbangkan kesetaraan
sosial dan gender. Perkembangan kemajuan teknologi memunculkan ide atau pemikiran baru tentang
hak- hak perempuan sehingga feminis menjadi kritis. Dimana kekritisan feminis merupakan kontradiksi
pada perempuan karena hak gender. Menurut (Wolf, 1994, hlm. 27-28), pendekatan feminisme terbagi
menjadi feminisme korban (feminisme fiksi) dan feminisme yang memiliki kekuatan (power feminism).
Feminisme yang menjadi korban terlihat dari tindakan kekerasan yang terjadi pada perempuan tersebut.
Sedangkan feminisme yang berkuasa adalah perempuan yang memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan feminis terhadap teori (Showalter, 1997) salah
satu pendiri kritik sastra dan ia mengembangkan konsep dan praktik ginokritik atau perempuan sebagai
penulis. Dalam hal ini kenyataan bahwa perempuan dilihat dari tulisan dan image perempuannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita sebagai pembaca lebih memahami karya sastra khususnya
untuk mengetahui apa itu feminisme. Kemudian untuk mengetahui tentang perempuan dalam novel ini
penulis menggunakan pendekatan tersebut dan menjelaskan tentang citra perempuan dalam novel ini.
2. 3 Citra perempuan
Citra perempuan merupakan ciri khas perempuan, dalam novel citra perempuan adalah sosok
perempuan yang sering muncul dalam cerita dan menjadi tokoh penting dalam jalan cerita. Menurut ahli
sastra citra perempuan adalah gambaran perempuan yang dijelaskan secara rinci oleh seorang penulis
sastra. Citra perempuan merupakan sesuatu yang tidak dapat diambil karena berkaitan dengan
penggambaran atau penjelasan tindakan, pemikiran yang dilakukan oleh objek tersebut. Menurut
(Ferguson, 1977, hlm. 16) citra adalah gambaran seorang perempuan yang hanya bertindak sebagai ibu
yang melakukan semua kegiatan rumah tangga. Sedangkan (Kathy, 1997: 27) mengemukakan bahwa citra
seorang perempuan yaitu tubuh adalah seni, dan setiap perempuan pasti akan memperhatikan gaya
hidup dan tubuhnya. (Dittmar H, 2004) mengemukakan bahwa citra perempuan secara umum, setiap
wanita atau anak dewasa akan selalu memperhatikan bentuk tubuh yang ideal. Dalam menganalisis
novel ini penulis menggunakan teori (Showalter, 1997) dimana citra seorang perempuan digambarkan
sebagai perempuan pekerja keras, dan melakukan hal-hal yang luar biasa.
3 METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena data yang penulis peroleh dari
membaca novel dan mengidentifikasikan fenomena dari kutipan tersebut. Dimana menurut
(Sugiyono, 2013: 81) mengatakan bahwa penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana
menganalisis komunikasi tertulis maupun tersirat. Riset kualitatif ini memudahkan kita dalam
menganalisis sebuah karya sastra. Penelitian ini juga membuat kita harus membaca karya
sastra tersebut berulang kali.
Dalam penelitian ini, data diambil dalam bentuk pendekatan feminis dari (Showalter,
1997) teori yaitu citra perempuan. Data yang penulis ambil berdasarkan sumber dari
novel Little Women Louisa May Alcott dengan 543 halaman dan diterbitkan dalam
dua jilid, 1868 dan 1869.
Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah studi dokumen karena dengan
teknik ini lebih memudahkan peneliti untuk mereview dokumen yang berhubungan langsung
dengan topik yang penulis teliti. Metode dalam penelitian ini adalah langkah awal untuk mencari
referensi atau sumber rujukan tentang feminisme dalam karya sastra, setelah itu dengan menonton
film Little Women, kemudian membaca novel Little Women lebih dari satu kali secara detail dan
dengan itu peneliti menemukan gambar perempuan dalam novel dan menaruhnya dalam tulisan
atau membuat catatan tentang cerita.
4 TEMUAN
Berdasarkan uraian di atas, penulis mendapatkan temuan dalam mengkaji citra
perempuan berdasarkan teori (Showalter, 1997) yaitu berkaitan dengan citra
perempuan yang pekerja keras dan melakukan hal-hal yang luar biasa. Berikut
beberapa data yang penulis temukan
・ Kerja keras
Dari novel tersebut penulis menemukan sikap pekerja keras dari meg march yang merupakan anak
tertua dalam keluarga meg march, dimana dia mengerjakan pekerjaan rumah dan membantu keluarganya
secara finansial dengan membesarkan anak dalam sebuah keluarga raja dengan gaji yang kecil, dan meg march
juga mengajarkan bahwa wanita dapat melakukan itu meskipun dia dulu hidup dengan baik sebelum
keluarganya kehilangan hartanya. Sebagai kalimat pendukung penulis lampirkan:
Data 1
“Saya tahu saya mengajar anak-anak yang melelahkan itu hampir sepanjang hari, ketika
saya ingin bersenang-senang di rumah, 'mulai Meg, dengan nada mengeluh lagi' '(hlm. 8).
(Dari kutipan ini kita bisa melihat bahwa Meg sudah bosan dengan pekerjaannya, tapi dia tetap
santai dan sabar untuk kebutuhan keluarganya).
Kemudian penulis juga menemukan sifat pekerja keras Josephine yang lebih akrab
dipanggil Jo march, dia adalah anak kedua dari keluarga march dan berbeda dengan saudara
perempuannya. Dimana Jo memiliki sifat tomboy, dan dia juga bekerja sebagai asisten di rumah
Bibi March, dia tidak menyukai Bibi March karena dia selalu membandingkan dengan adiknya. Tetapi
dia harus melakukannya karena dia membutuhkan uang untuk keluarganya. Kutipan untuk
mendukung peneliti l memungkinkan:
Data 2
"Kamu tidak mengalami setengah kesulitan seperti aku," kata Jo. 'Bagaimana Anda ingin diam
berjam- jam dengan wanita tua yang gugup dan cerewet, yang membuat Anda terus berlari, tidak pernah
puas, dan membuat Anda khawatir sampai Anda siap untuk terbang keluar jendela atau menangis? "
(hal.8).
(Berdasarkan kutipan ini disimpulkan bahwa Jo juga tidak menyukai pekerjaannya, tetapi dia
harus melakukannya untuk keuangan keluarga dan untuk membuat marmee bahagia).
Jo sangat suka menulis cerita dan setiap selesai bekerja dan memiliki waktu luang dia
melanjutkan dan dia tahu bahwa meskipun saat ini kondisi keluarganya tidak
kondusif untuk menerbitkan tulisannya, dia terus berusaha agar suatu saat tulisannya
bisa diterbitkan dan dia percaya bahwa dia akan menjadi seorang penulis terkenal.
Dokumentasi kalimat pendukung penulis:
Data 3
"Setelah menceritakan bagaimana dia membuang ceritanya, Jo menambahkan, 'Dan ketika saya pergi
untuk mendapatkan jawaban saya, pria itu mengatakan dia menyukai mereka berdua, tetapi tidak membayar
pemula, hanya membiarkan mereka mencetak di korannya, dan memperhatikan ceritanya . Itu adalah latihan
yang bagus, katanya, dan ketika para pemula meningkat, siapa pun akan membayar. Jadi saya biarkan dia
memiliki dua cerita, dan hari ini ini dikirimkan kepada saya, dan Laurie menangkap saya dengan itu dan
bersikeras untuk melihatnya, jadi saya biarkan dia. Dan dia berkata itu bagus, dan saya akan menulis lebih
banyak, dan dia akan mendapatkan bayaran berikutnya, dan saya sangat bahagia, karena pada saatnya nanti
saya dapat menghidupi diri sendiri dan membantu para gadis. '' (H. 150 -
151)
(Berdasarkan kutipan di atas merupakan kalimat yang menunjukkan pekerja keras dan
Sifat pantang menyerah dari Josephine March dan dia percaya bahwa suatu saat dia akan berhasil dan
membuat keluarganya bahagia).
Kutipan lain bekerja keras dalam novel, Jo memiliki ambisi untuk menjadi sukses orang
dan dia berambisi tinggi untuk menjadi penulis sukses dan terkenal dan melakukan sesuatu yang
luar biasa dalam hidupnya. Untuk mendukung pendapat penulis berikut kutipannya:
Data 4
“Saya ingin melakukan sesuatu yang luar biasa sebelum pergi ke istana saya, sesuatu yang
heroik atau hebat yang tidak akan terlupakan setelah saya mati. Saya tidak tahu apa, tapi saya
mengharapkannya, dan bermaksud untuk mengejutkan Anda suatu hari nanti. Saya kira saya akan
menulis buku dan menjadi kaya dan terkenal, itu cocok untuk saya, jadi itulah impian favorit saya. - Jo
(halaman 270)
(Berdasarkan kutipan ini Jo memiliki ambisi yang tinggi dan karena Jo harus bekerja
keras dan membuat hal-hal baru menjadi terkenal).
Data 5
'' Saya akan mencoba dan menjadi apa yang dia suka untuk memanggil saya, "seorang wanita kecil,"
dan tidak menjadi kasar dan liar; tetapi melakukan tugas saya di sini daripada ingin berada di tempat lain ''
Nelson (2007)
.
(Dari kutipan teks di atas kita tahu kalau Jo sifatnya tomboy dan dia
punya ambisi untuk membantu ayahnya dalam perang saudara dan dia tidak ingin tinggal di
rumah seperti wanita lain).
Di adegan lain, Jo sedang berbicara dengan ibunya. Dia menolak bahwa cinta tidak cocok
untuk wanita. Kita bisa lihat di kutipannya:
Data 6
"Aku muak dengan orang yang menganggap hanya cinta yang cocok untuk seorang wanita."
(Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Jo sangat membenci cinta yang dimilikinya
pendapat ini dan berbeda dari wanita pada umumnya).
Dalam kutipan dari novel pernyataan serius Jo, ketika Laurie mengaku mencintai Jo dan
Jo menolaknya, kita bisa melihatnya di kutipan:
Data 7
“Saya tidak percaya saya akan menikah. Saya bahagia apa adanya, dan sangat mencintai
kebebasan saya sehingga tidak terburu-buru untuk melepaskannya ”.
Data 8
'' Saya lebih suka menjadi perawan tua dan mendayung kano saya sendiri. Saya akan. Saya tidak
percaya masa kecil sudah berakhir ”.
'' Sayangku, dari mana kamu mendapatkannya? Dua puluh lima dolar! Jo, kuharap kau tidak
melakukan sesuatu yang gegabah? ' 'Tidak, sejujurnya ini milikku. Saya tidak mengemis, meminjam, atau
mencurinya. Saya mendapatkannya, dan saya tidak berpikir Anda akan menyalahkan saya, karena saya
hanya menjual apa yang saya miliki. ' Saat dia berbicara, Jo melepaskan topi, dan protes umum muncul,
karena semua rambutnya yang lebat dipotong pendek. 'Rambut Anda! Rambut indahmu! ' 'Oh, Jo,
bagaimana bisa kamu? Satu-satunya kecantikanmu. ' "Gadisku sayang, ini tidak perlu." 'Dia tidak terlihat
seperti Jo-ku lagi, tapi aku sangat mencintainya! " (hlm.
155-156)
(Dari kutipan ini kita dapat melihat bahwa pada umumnya wanita jarang ingin memotong
dan menjual rambut indah yang merupakan mahkota bagi wanita untuk membantu keuangan
keluarganya, dan di sini Jo melakukannya karena ingin membantu ibunya agar dia bisa. pergi
menemui orang yang serius).
5 DISKUSI
Berdasarkan temuan dan data di atas dapat disimpulkan bahwa karakter Jo dalam novel
tersebut memiliki karakter tomboy dan pekerja keras. Dia memiliki hobi menulis dan bercita-cita
menjadi penulis terkenal. Bahkan, ia sempat berpikir untuk tidak menikah karena bagi
perempuan cintanya bukanlah hal yang utama dan ia hanya fokus pada keluarga dan kariernya.
Ia juga rela melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh kebanyakan perempuan, seperti
menjual rambutnya (yang merupakan mahkota perempuan) untuk membantu keadaan ekonomi
keluarganya. Penelitian ini memberikan gambaran dan manfaat bagi pembaca, khususnya bagi
wanita yang beranggapan tidak ingin menikah.
Dari pernyataan di atas, penulis menggunakan kajian feminis dalam menganalisis tokoh-
tokoh dalam novel LittleWomen Louisa May Alcott. dimana pendekatan feminis sendiri
memiliki teori sosial dan politik yang meliputi citra perempuan, penindasan perempuan,
dominan laki- laki (patriarki), dan teori register. Namun disini penulis hanya fokus membahas
teori Elaine
yaitu citra perempuan. Dimana penulis mengetahui bahwa citra perempuan itu sendiri
merupakan karakter perempuan yang sering ditunjukkan dengan memiliki karakter
pekerja keras, berjiwa kepemimpinan, melakukan hal-hal yang diluar norma sebagai
perempuan. Dalam hal ini, Jo adalah tokoh utama dan dia berbeda dengan tokoh lainnya,
sehingga bisa dijadikan sebagai pembanding.
Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana karakter Jo tidak menunjukkan kewanitaannya dan
sejauh mana karakter tersebut menyimpang dari perempuan kontemporer di jamannya. Dalam hal ini, Jo
menyimpang dari kodratnya sebagai seorang wanita yang digambarkan melalui perilakunya dimana ia
menjadi seorang wanita pekerja keras, memiliki ambisi yang tinggi untuk menjadi seorang penulis
terkenal bahkan ia melakukan hal-hal yang di luar norma wanita seolah-olah bukan dirinya. tertarik pada
cinta bahkan dia tidak percaya untuk menikah.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang ditemukan peneliti mengidentifikasi dan menganalisis data
Dari novel tersebut, penulis memberikan beberapa kesimpulan. Dari analisis data, seorang
peneliti menemukan bahwa ada beberapa hal yang menarik dari citra perempuan dalam novel
Little Women's. Citra perempuan dalam novel digambarkan melalui tokoh dalam novel yang
berkarya
keras untuk keluarganya dan melakukan hal-hal luar biasa. Penggambaran karakter dalam novel ini merupakan
cerminan dari kehidupan nyata Louisa May Alcott dimana dia bekerja keras untuk mencapai karirnya dan dia
tidak percaya pada pernikahan. Jadi dalam penelitian ini fokusnya adalah pada wanita.
Cara yang peneliti lakukan untuk mendapatkan hasil penelitian adalah dengan menggunakan teknik
studi dokumen dimana peneliti harus membaca novel secara keseluruhan dan mencari sumber lain tentang
feminisme yang berkaitan dengan pencitraan perempuan. Untuk melakukan penelitian selanjutnya, penulis
mengkaji beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempersingkat waktu penelitian dan mendapatkan hasil
yang maksimal yaitu dengan melihat sumber-sumber yang akurat dan telah menyelesaikan penelitian di
bidang kajian feminis. Agar menjadi penelitian yang sempurna dan dapat menjadi sumber yang akurat untuk
digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
7. SARAN
Pada kesempatan kali ini pembaca dan penulis selanjutnya akan mendapatkan saran
dari peneliti, diantaranya:
1. Membaca makalah dari awal sampai akhir agar pembaca memahami tujuan dari
topik penelitian ini.
2. Tolong jangan terlalu memikirkan hal-hal yang berada di luar pikiran kita sebagai seorang wanita
3. Penulis selanjutnya yang meneliti gambar wanita dapat menggunakan makalah ini sebagai
referensi.
REFERENSI
Santi, NY, Rahmi, A., Islam, U., & Imam, N. (nd). Nilai-nilai feminisme di Louisa May
Alcott 'S.
Desmawati, E. (2018). Analisis feminisme dalam novel perempuan kecil karya Louisa May
Alcott. Jurnal dari Bahasa dan Literatur, 6 (2), 91–96.
https://doi.org/10.35760/jll.2018.v6i2.2487
Guerin, WL (2005). sangat penting untuk sastra.
Indrapuri, BS (2019). Emansipasi perempuan dalam ranah domestik pada novel Little
Wanita karya Louisa mungkin alcott. Medan Makna: Jurnal Ilmu Kebahasaan Dan
Kesastraan, 17 (1), 27. https://doi.org/10.26499/mm.v17i1.1288
Nelson, R. (2007). Wanita kecil. Jurnal keperawatan Amerika (Vol. 107).
https://doi.org/10.1097/01.NAJ.0000301009.03630.f7
Sakinah, RMN (2014). Citra Perempuan dalam Novel The HolyWoman: Suatu Kajian
Feminis. Metasastra: Jurnal Penelitian Sastra, 7 (1), 73–84.
https://doi.org/10.26610/metasastra.2014.v7i1.73-84
Santi, NY, Rahmi, A., Islam, U., & Imam, N. (nd). Nilai-nilai feminisme di Louisa May
Alcott 'S.
Showalter, E. (1997). ElAINE SHOWALTER: “MENUJU SITUS feminis,”
216–217.
Sugiono (2017: 81). (2013).済 無 Tanpa Judul Tanpa Judul. Jurnal Informasi Kimia dan
Pemodelan, 53 (9), 1689–1699.
Sumita, S. (2014). Media dan citra perempuan: Sebuah wacana feminis.Jurnal Media dan
Ilmu Komunikasi, 6 (3), 48–58. https://doi.org/10.5897/jmcs2014.0384